fisiologi

30
BAB I GAMBARAN UMUM KLIEN 1. Identitas Klien Nama : Sdr. K Umur : 17 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Pelajar Pendidikan : SMA Agama : Islam Alamat : Jolosutro Srimulyo Piyungan Bantul Tanggal diambil kasus : 13 April 2014 Jenis kasus : Mencapai prestasi 2. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi Jumlah anggota keluarga: 4 orang Suku : Jawa Jumlah jam aktifitas : ± 15 jam Jumlah jam tidur sehari : ± 9 jam Jenis olahraga : Sepak bola, lari, fitness Frekuensi olahraga : Sepak bola, lari 3 x/minggu Fitness 1x/minggu Alergi makanan : Telur Masalah gastrointestinal : Mag Penyakit kronik : Tidak ada penyakit kronik 1

Upload: nutya-febriana

Post on 17-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Fisiologi olahraga pada atlet sepakbola

TRANSCRIPT

Page 1: fisiologi

BAB I

GAMBARAN UMUM KLIEN

1. Identitas Klien

Nama : Sdr. K

Umur : 17 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pelajar

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Alamat : Jolosutro Srimulyo Piyungan Bantul

Tanggal diambil kasus : 13 April 2014

Jenis kasus : Mencapai prestasi

2. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi

Jumlah anggota keluarga : 4 orang

Suku : Jawa

Jumlah jam aktifitas : ± 15 jam

Jumlah jam tidur sehari : ± 9 jam

Jenis olahraga : Sepak bola, lari, fitness

Frekuensi olahraga : Sepak bola, lari 3 x/minggu

Fitness 1x/minggu

Alergi makanan : Telur

Masalah gastrointestinal : Mag

Penyakit kronik : Tidak ada penyakit kronik

1

Page 2: fisiologi

Riwayat pola makan :

- Makanan pokok = Nasi 3x/hari @ 200 g

- Lauk hewani = Daging kambing 4x/minggu @ 50 g

Ikan laut 3x/minggu@ 50 g

Ikan air tawar 4x/minggu @50 g

- Lauk nabati = Tempe 2x/hari @ 50 g

Tahu 1x/hari @75

- Sayur = wortel 1x/hari @25 g

Kangkung 1x/hari @50 g

Kol 1x/hari @50 g

- Buah = Jeruk 4x/minggu @ 50 g

Jambu 1x/hari @50 g

Pisang 1x/hari @75 g

- Selingan = -

- Minum = susu 2x/hari @ 200 g

Air putih 5x/hari @1 gelas

- Suplemen = -

2

Page 3: fisiologi

BAB II

NUTRITION CARE PROCESS (NCP)

A. NUTRITION ASSESSMENT

1. ANTROPOMETRI

a. Indeks Massa Tubuh

BB = 50 kg

TB = 158 cm

Menurut Depkes 1994

IMT = BB = 50 = 50 = 20,08 kg/m2

(TB2) (1,582) 2,49

IMT/U = Z score = nilai individu – nilai median

Median – (-1SD)

= 20,08 – 21,1

21,1 -18,8

= -1,02 = - 0,44 (normal)

2,3

b. Berat Badan Ideal

BBI = (TB-100)-10 % (TB-100)

= (158-100) – 10% (158-100)

= 58- 5,8

=52,2 kg

c. Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul

Lingkar pinggang = 67 cm

Lingkar pinggul = 79 cm

RLPP = Lingkar Pinggang = 0,85 cm

Lingkar Pinggul

Status gizi klien berdasarkan RLPP adalah baik.

2. BIOKIMIA

Dalam kasus ini, tidak dilakukan assesmen biokimia.

3. DATA FISIK KLINIS

a. Kesan umum = Kondisi umum klien baik

3

Page 4: fisiologi

b. Vital Sign = Nadi sebelum latihan = 66 x/menit

Nadi setelah latihan =123 x/menit

c. Denyut Nadi Maksimal =220 - usia

= 220 - 17

= 203 x/menit

Takaran intensitas : 80-90% (sedang)

1. Nadi batas atas : 80% x 203 = 162 x/menit

2. Nadi batas bawah : 90% x 203 = 183 x/menit

4. DIETARY HISTORY (RIWAYAT MAKAN)

Tabel 1. Recall 24 jam tanggal 13 April 2014

Implementasi Energi

(kcal)

Protein

(g)

Lemak

(g)

Karbohidrat

(g)

Asupan oral 1574.0 49.0 36.6 258.2

Suplemen - - - -

AKG 2366,07 55,36 78,57 312,5

% Asupan 66,52 % 88,5 % 46,58 % 82,6 %

Ket Kurang Baik Kurang Baik

Klasifikasi asupan menurut WHO 2005

< 80 % = Kurang

80 – 110 % = Baik

>110 % = Lebih

Berdasarkan hasil recall makanan 24 jam, diketahui bahwa asupan makanan

Sdr K yaitu: asupan energi 66,52 % (Kurang), protein 88,5 % (Baik), lemak

46,58 % (Kurang), karbohidrat 82,6 % (Baik).

B. NUTRITION DIAGNOSIS

Diagnosis Gizi :

N.I- 5.3 Intake energi, lemak dan karbohidrat inadekuat berkaitan dengan

kurangnya pengetahuan tentang makanan dan nutrisi dibuktikan dengan

asupan energi 66,52 %, protein 88,5 %, lemak 46,58 %, karbohidrat 82,6 %.

4

Page 5: fisiologi

C. NUTRITION INTERVENTION (INTERVENSI GIZI)

1. Perencanaan (Planning)

a. Terapi Diet

1) Terapi diet : Gizi Seimbang

2) Bentuk makanan : Biasa

3) Cara pemberian : Per oral

b. Tujuan Diet

1) Memenuhi kebutuhan zat gizi klien

2) Mempertahankan status gizi klien agar tetap normal

3) Mencegah terjadinya penurunan atau kenaikan berat badan secara

berlebih.

c. Prinsip Diet

Prinsip diet ini adalah pemberian zat gizi secara seimbang

d. Syarat Diet

1) Energi sesuai dengan kebutuhan.

2) Protein 1,5 gram/kg BB.

3) Lemak 25 % dari total energi.

4) Karbohidrat sisa dari total energi.

5) Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan

6) Serat cukup ( 25 g/hari)

7) Cairan cukup yakni 8 – 10 gls/hari

e. Perhitungan Kebutuhan gizi olahraga

BMR = 66,5 + 13,5(BB) + 5(TB) – 6,78(U)

= 66,5 + 13,5(50) + 5(158) – 6,78(17)

= 1416,24

SDA = 10 % x 1416,24 = 141,624

BMR + SDA = 1416,24 + 141,624 = 1557,86

Aktifitas fisik = Ringan – sedang

Aktifitas fisik = 1,7 x 1557,86 = 2648,36 kcal

Aktifitas OR

Latihan Lari = 3x20x10 = 600 kcal/mgg

Latihan Fitness = 1x120x7 = 840 kcal/mgg

Latihan Sepak bola = 3x60x7 = +

5

Page 6: fisiologi

= kcal/mgg

= 385,7 kcal

Kebutuhan energi = 2648,36 + 385,7 = 3034,07 kcal

Pertumbuhan = 0,5 kalori/kg BB

= 0,5 x 50 = 25

Total kebutuhan energi = 3034,07 + 25 = 3059,07 kcal/hari

Kebutuhan protein = 1,5 x 50 = 75 g x 4 = 300 kcal

Kebutuhan lemak = 25 % x 3034,07 =

= 84,27 g

Kebutuhan karbohidrat = = 3059,07 – (300+758,5)

4

= 3059,07 – 1058,5

4

= 500,14 g

f. Perencanaan Menu

Tabel 2. Perencanaan menu

Waktu Menu Bahan Makanan URT Berat

Makan pagi Nasi Beras giling 3/4 gls 100

 Ikan bumbu tomat

Ikan mas 1 ekr 40

Tomat 1 sdm 10Minyak kelapa sawit 1 sdt 5

 Tempe bacem

Tempe kedele murni 1 ptg kcl 25

Kecap 1 sdt 5  Sup Kol putih 5 sdm 50    Wortel 3 sdm 30    Labu siam 5 sdm 50    minyak kelapa sawit 1/2 sdt 2.5  Pepaya Pepaya 1 bh 75  Susu susu kental manis 1 gls 40

Sanck pagiTempe goreng Tempe kedele murni 1 ptg kcl 40

    Minyak kelapa sawit 1 sdm 10    Tepung terigu 2,5 sdm 15

6

Page 7: fisiologi

Makan Siang Nasi Beras giling 1 gls 125  soto ayam Ayam 1 ptg kcl 30    Kol putih 5 sdm 50    Mie kering 4 sdm 40    minyak kelapa sawit 1 sdm 10  Jeruk hangat Jeruk nipis 1/4 bh 25    Gula pasir 2,5 sdm 40Snack Sore Jus jambu Jambu biji 1 bh kcl 50    Gula pasir 3 sdm 40Makan malam Nasi Beras giling 1 gls 120  Semur ayam Ayam 1 ptg kcl 50

Kecap 1 sdt 5

 Pergedel tahu

Tahu 1 ptg bsr 75

   Telur ayam bag. Putih 3 sdm 30

    minyak kelapa sawit 1 sdm 10  Capcay Sawi 2,5 sdm 25    Kol putih 2,5 sdm 25    minyak kelapa sawit 1,5 sdt 10  Buah Pisang ambon 1 bh 75  Susu susu kental manis 1 gls 40

Kandungan gizi pada perencanaan menu sehari sdr.K dapat dilihat pada

lampiran 1.

g. Rencana monitoring dan evaluasi

Rencana monitoring dan evaluasi klien dapat dilihat pada tabel 3, sebagai

berikut:

Tabel 3. Rencana monitoring dan evaluasi

Anamnesis Yang diukur Periode

pengukuran

Target

Antropometri BB 1 kali dalam

seminggu

Normal

Biokimia - - -

Fisik / Klinis Denyut nadi 1 kali dalam

seminggu

Kondisi umum

baik dan bugar

Asupan Asupan Energi,

Protein, Lemak,

dan Karbohidrat

Ketika dilakukan

monitoring

Asupan baik

80-110%

h. Rencana Konsultasi Gizi

Masalah gizi : Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat

7

Page 8: fisiologi

inadekuat

Tujuan : 1) Memberikan edukasi tentang gizi seimbang

2) Memotivasi klien agar menjalankan diet dengan

baik

3) Mengajak klien untuk memperbaiki kebiasaan

makan

Sasaran : Sdr.K

Waktu : Sore (15 menit)

Tempat : Lapangan SSB Persopi Piyungan

Alat peraga : Leaflet

Metode : Konsultasi

Isi materi :

1) Mengenai penerapan diet gizi seimbang.

2) Memotivasikan klien untuk mengikuti pola diet yang diberikan.

3) Mempertahankan aktivitas olahraga agar tetap teratur.

Konseling gizi :

1) Mengenai penerapan gizi seimbang tujuan, prinsip, kebutuhan

energi dan zat gizi, serta makanan yang diperbolehkan dan yang tidak

diperbolehkan.

2) Memotivasi klien untuk mengikuti pola diet yang diberikan,

memperbaiki kualitas dan kuantitas makanannya, serta untuk

mempertahankan aktivitas olahraganya agar tetap teratur.

2. Implementasi

Konsultasi yang diberikan

a) Menganjurkan kepada klien untuk mengatur pola makannya.

b) Memberikan pemahaman kepada klien tentang diet gizi seimbang.

c) Memberikan contoh bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.

d) Memberikan motivasi kepada klien untuk mengikuti pola diet yang sudah

disarankan, untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas makanannya, serta

mempertahankan aktivitas olahraganya agar tetap teratur.

8

Page 9: fisiologi

D. MONITORING dan EVALUASI

Tabel 4. Monitoring dan evaluasi

Tanggal Antropometri Biokimia Fisik klinis Dietary Rekomendasi

13 April

2014

BB = 50 kg - - Nadi sebelum Latihan = 66 x/menit- Nadi setelah

Latihan = 123

x/menit

setelah Latihan

Nadi 15 menit

setelah Latihan

76 x/me

E = 66,52 %

P = 88,5 %

L = 46,58 %

KH = 82,6

%

Diet Gizi

Seimbang

17 April

2014

BB = 50 kg - - E= 87,16%

P= 97,46%

L= 94,57%

KH=

81,81%

Diet

diteruskan

24 April

2014

BB=51 kg - - E= 54,99%

P= 81,6 %

L= 41,65%

KH=

56,38%

Diet diteruskan

28 April

2014

BB= 51 kg - - E= 53,29%

P= 64,5%

L= 62,65%

KH=

48,12%

Diet diteruskan

Tabel 5. Perbandingan hasil recall 24 jam Sdr. K dengan asupan

Implementasi Energi (Kcal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)

Asupan I 2666.3 73.1 79.7 409.2

II 1682.2 61.2 35.1 282.0

9

Page 10: fisiologi

III 1630.3 48.4 52.8 240.7

Rata-rata I,II,III 1992,9 60,9 55,86 310,6

Kebutuhan 3059,07 75 84,27 500,14

% Asupan 65,15% 81,2% 66,28% 62,1%

Keterangan Kurang Baik Kurang Kurang

Berdasarkan hasil recall makanan 24 jam setelah dilakukan asessmen dan

konsultasi, diketahui asupan makan Sdr. K yaitu Energi 65,15% (kurang),

Protein 81,2% (baik), Lemak 66,28% (kurang) dan KH 62,1% (kurang).

10

Page 11: fisiologi

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Olahraga

Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana

untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan

kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Seseorang dikatakan

mempunyai derajat kebugaran (fitness) yang baik apabila memiliki

kemampuan untuk dapat melakukan pekerjaan sehari-hari secara efisien tanpa

kelelahan yang berlebih dan dapat menikmati waktu luangnya (Irianto, 2007).

Ilmu gizi olahraga (Sport Nutrition) mempelajari hubungan antara

pengelolaan makanan dengan kinerja fisik yang bermanfaat untuk kesehatan

dan kebugaran. Ilmu gizi olahraga merupakan salah satu bidang keilmuan

yang perlu dipahami oleh mereka yang berkecimpung dalam bidang olahraga,

baik untuk tujuan kesehatan, kebugaran, rekreasi, pendidikan maupun untuk

prestasi. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk

variable tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator

baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari. Status gizi yang baik

diperlukan untuk mempertahankan derajat kesehatan dan kebugaran,

membantu pertumbuhan bagi anak serta menunjang pembinaan prestasi

olahragawan (Irianto, 2007).

IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi

orang dewasa khususnya berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat

badan mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat

mencapai usia harapan hidup lebih panjang.

Pemberian makanan yang sebaik-baiknya harus memperhatikan

kemampuan tubuh seseorang untuk mencerna makanan, umur, jenis kelamin,

jenis aktivitas, dan kondisi tertentu seperti sakit, hamil, menyusui. Untuk

hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5

kelompok zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral) dalam

11

Page 12: fisiologi

jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Di samping

itu, manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses

faali dalam tubuh. Apabila kelompok zat gizi tersebut diuraiakan lebih rinci,

maka terdapat lebih dari 45 jenis zat gizi. Secara alami, komposisi zat gizi

setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan kelembahan tertentu.

Bebarapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang vitamin dan

mineral. Sedangkan bebarapa makanan lain kaya vitamin C tetapi kurang

vitamin A. Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam,

maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi

yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengkonsumsi

makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis

makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis

makanan lain sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang. Jadi,

untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi

hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka

ragam bahan makanan.

Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi

kesehatan. Makanan yang beranekaragam yaitu makanan yang mengandung

unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun

kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makana yaitu

makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur.

Kekurangan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan

dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makan yang lain. Jadi mengkonsumsi

makanan yang beranekaragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan

sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

B. Atlet Sepakbola

Sepak bola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang

masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut ke-

sebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukkan bola

sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

gawangnya sendiri agar tidak kemasukan. Didalam usaha-usaha untuk mema-

sukkan atau mencetak gol dan mempertahankan untuk tidak kemasukan bola

serta ada peraturan-peraturan permainan yang setiap pemain harus mentaati

(Sarumpaet, 1991).

12

Page 13: fisiologi

Untuk menunjang prestasinya, olahragawan memerlukan nutrisi/zat

gizi yang cukup, baik kualitas maupun kuantitas. Pada dasarnya nutrisi

dikelompokan menjadi dua golongan, yakni makronutrisi dan mikronutrisi.

Makronutrisi adalah zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah banyak

(makronutrisi) meliputi karbohidrat, lemak yang berperan sebagai pemberi

energi dan protein yang berfungsi memelihara pertumbuhan dan memperbaiki

jaringan tubuh seperi kulit, otot dan rambut. Sementara itu, mikronutrisi

adalah zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit (mikronutrisi)

meliputi vitamin dan mineral yang berperan memperlancar berbagai proses

didalam tubuh (Irianto, 2007).

C. Pengertian Diet

Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau or-

ganisme tertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal indi-

vidu atau keyakinan yang dianut masyarakat tertentu.

Pengkajian status gizi selama masa remaja perlu dilakukan. Pada

periode ini, kecenderungan risiko terjadinya gangguan gizi sangat tinggi,

contohnya obesitas dan anoreksia nervosa. Salah satu sederhana yang dapat

digunakan untuk menentukan status gizi pada remaja adalah dengan

mengukur Indeks Masa Tubuh (IMT).(Ratna A,2010:11). Diet adalah pilihan

makanan yang lazim kita makan.

Diet seimbang adalah diet yang memberikan semua nutrien dalam

jumlah yang memadai, tidak terlampau banyak dan juga tidak terlalu sedikit

(Almatsier, 2003). Diet gizi seimbang adalah konsumsi makanan untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi bagi remaja yang terdiri dari menu yang

beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proprosi yang sesuai .Gizi

seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung unsur-

unsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya), maupun

kuantitas (jumlahnya). (http//Wariyono. com.2010).

Penataan makanan yang baik merupakan bagian dari gaya dan

perilaku hidup sehat untuk memperoleh derajat sehat dan bugar, yang perlu

selalu dikondisikan pada semua lapisan masyarakat sehingga akan diperoleh

bangsa yang sehat dan negara yang kuat (Irianto,2007). Klasifikasi asupan

makanan menurut WHO 2005 yaitu:

Tabel 7. Klasifikasi asupan makanan

<80% Kurang

13

Page 14: fisiologi

80-110% Baik

>110% Lebih

D. Penilaian Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh individu ataupun masyarakat yang

dapat mencerminkan hasil dari makanan yang dikonsumsi, kemudian dicerna,

diserap, didistribusikan, dimetabolisme dan selanjutnya disimpan dalam

tubuh ataupun dikeluarkan (Jellifie & Jellifie 1989).

Berat badan adalah salah satu parameter yang menberikan gambaran

massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang

mendadak. Berat badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi

yang memungkinkan intervensi gizi yang preventif sedini mungkin guna

mengatasi kecenderungan penurunan atau penabahan berat badan yang

meliputi gaya hidup maupun status berat berat badan yang terakhir

(Anggraeni, 2012).

Tinggi/panjang badan merupakan salah satu parameter yang dapat

melihat keadaan status gizi sekarang dan keadaan yang telah lalu.

Pertumbuhan tinggi/panjang badan tidak seperti berat badan , relatif kurang

sensitif pada masalah kekurangan gizi pada waktu singkat (Anggraeni, 2012).

IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi

orang dewasa khususnya berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat

badan mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat

mencapai usia harapan hidup lebih panjang. IMT/U adalah indikator yang

terutama bermanfaat untuk penapisan kelebihan berat badan dan kegemukan

(Anggraeni, 2012). Pada anak dan remaja usia 5-19 tahun nilai IMT-nya

harus dibandingkan dengan referensi WHO/NCHS 2007 (WHO, 2007). Pada

saat ini, yang paling sering dilakukan untuk menyatakan indeks tersebut

adalah dengan Z-skor. Z-skor adalah deviasi nilai seseorang dari nilai median

populasi referensi dibagi dengan simpangan baku populasi referensi. Secara

teoritis, Z-skor dapat dihitung dengan cara berikut :

Nilai IMT yang diukur – Median Nilai IMT (referensi)

Z-Skor = -------------------------------------------------------------

14

Page 15: fisiologi

Standar Deviasi dari standar/referensi

Klasifikasi IMT/U menurut Kemenkes RI (2010) untuk anak usia 5-18

tahun adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Klasifikasi IMT menurut Umur

Nilai Z-skor Klasifikasi

z-skor ≥ +2 Obesitas

+1 < z-skor < +2 Gemuk

-2 < z-skor < +1 Normal

-3 < z-skor < -2 Kurus

z-skor < -3 Sangat kurus

Rasio lingkar pinggang dan pinggul adalah cara penilaian obesitas

terbaik untuk mengukur resiko serangan jantung. Rasio lingkar pinggang dan

pinggul dikalkulasikan dengan membagi ukuran lingkar pinggang dengan

lingkar perut (Anggraeni, 2012).

Berat badan merupakan ekspresi atau deskripsi dari keadaan

keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau merupakan indikator dari

baik buruknya penyediaan atau pemenuhan dari zat gizi yang diserap oleh

tubuh. Pola dan menu makan yang tidak teratur tanpa memikirkan seberapa

besar kalori dan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh akan dapat berdampak

pada seseorang yaitu kekurangan gizi sehingga tubuhnya akan kurus, lemah,

daya tahan atau kebugaran jasmaninya berangsur-angsur akan turun (rendah).

Demikian juga sebaliknya apabila seseorang mengalami kelebihan gizi maka

berat tubuhnya akan meningkat yang kemudian menjadi gemuk (obesitas)

sehingga akan mengurangi atau membatasi kemampuan dan ketrampilan

gerak anggota tubuhnya.

Berat badan sering digunakan sebagai cara untuk mengevaluasi

keseimbangan antara asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan

energi yang digunakan atau dikeluarkan untuk beraktivitas. Porsi makan yang

banyak dan peningkatan gizi secara global dan semakin jarang beraktivitas

dapat menyebabkan tubuh manusia akan menjadi semakin cepat gemuk.

15

Page 16: fisiologi

BAB IV

PEMBAHASAN

Praktik lapangan fisiologi olahraga dilaksanakan di SSB Persopi

Piyungan. Di tempat didapatkan klien pria berusia 17 tahun. Melakukan

kegiatan latihan sepak bola ditempat tersebut bertujuan untuk mencapai

prestasi. Klien adalah seorang pelajar di salah satu sekolah menengah atas di

piyungan, untuk dapat mengetahui status gizi dan pola makannya dilakukan

pengukuran antropometri yakni tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang

dan lingkar pinggul. Selain itu dilakukan recall 24 jam, food frequency dan

pola aktifitas sehari-hari.

Setelah dilakukan pengukuran kemudian dilakukan perhitungan, untuk

mengetahui status gizi klien menggunakan IMT/U, yakni perbandingan

antara berat badan dan tinggi badan (m2)/ umur didapatkan hasil - 0,44 SD

yang menurut Kemenkes RI 2010 termasuk dalam golongan normal, untuk

data selanjutnya mengetahui rasio lingkar pinggang dan pinggul didapatkan

hasil 0,85 cm (Rendah-pear) hal ini nampak dari postur tubuh klien yang

tinggi tanpa ada lipatan lemak yang menonjol baik di bagian pinggang atau

pinggul.

Dari wawancara dengan klien diketahui riwayat pola makan klien

yakni klien dalam mengkonsumsi nasi 3 kali dalam sehari, termasuk orang

yang pemilih dalam menu makanan, lauk hewani yang dipilih biasanya ikan

dan daging kambing yang disate atau dibakar. Mengkonsumsi lauk nabati

seperti tempe 2 kali dalam sehari dan tahu 1 kali dalam sehari, tidak terlalu

suka konsumsi sayuran. klien sering mengkonsumsi susu dipagi dan malam

hari serta tidak mengkonsumsi suplemen jenis tertentu. Klien juga mengakui

bahwa klien sangat menjaga pola makannya tidak makan sebelum waktunya

dan jika bukan menu yang diinginkan. Klien tidak memiliki masalah

16

Page 17: fisiologi

gastrointestinal ataupun penyakit kronik tertentu. Namun klien memiliki

alergi makanan yakni telur.

Untuk data fisik klinis dilakukan pengukuran denyut nadi sebelum

latihan dan setelah latihan sepak bola, denyut nadi maksimal untuk klien

adalah 203 kali/menit, namun setelah dilakukan pengukuran denyut nadi

klien tidak mencapai denyut nadi maksimal hal ini menandakan bahwa klien

kebugaran tubuhnya tidak optimal.

Dari riwayat makan klien diketahui sebagian besar asupan zat gizi

klien mengalami kekurangan yakni kurang dari 80 % yakni energi, lemak

dan karbohidrat sedangkan protein baik. Berdasarkan data yang sudah

dikumpulkan dan diketahui interpretasinya terapi diet yang diberikan kepada

klien adalah diet gizi seimbang, terapi diet menyesuaikan dengan statu gizi

klien dan pola makan klien.

Diet gizi seimbang adalah diet yang memberikan semua nutrien dalam

jumlah yang memadai, tidak terlampau banyak dan juga tidak terlalu sedikit,

hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi klien dari energi,

protein, lemak maupun karbohidrat. Diberikannya diet ini kepada klien

dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi klien, mempertahankan

status gizi dan mencegah terjadinya penurunan atau kenaikan berat badan

secara berlebihan. Untuk menunjang prestasinya, olahragawan memerlukan

nutrisi/zat gizi yang cukup, baik kualitas maupun kuantitas. Pada dasarnya

nutrisi dikelompokan menjadi 2 golongan, yakni mkaronutrisi dan

mikronutrisi. Zat gizi ini harus diberikan secara seimbang (Irianto,2007).

Bentuk makanan yang diberikan adalah biasa dan diberikan melalui

oral karena klien tidak mengalami gangguan kesehatan mulut seperti

kesulitan dalam mengunyah atau menelan makanan. Diet gizi seimbang ini

diberikan karena dilihat dari dietary asupannya tidak seimbang namun klien

tidak mengetahui hal tersebut. Komposisi diet adalah energi sesuai dengan

kebutuhan klien, protein 1,5 gr/kg BB menyesuaikan dengan aktifitas klien

yang termasuk dalam golongan ringan hingga sedang lemaknya 25 % dari

total energi, kemudian karbohidrat merupakan sisa dari kebutuhan total.

Dari hasil perhitungan untuk kebutuhan didapatkan hasil yakni energi

3059,07 kcal, protein 75 g, lemak 84,27 g dan karbohidrat 500,14 g yang

merupakan sisa dari kebutuhan total klien. Dengan mengetahui kebutuhan

zat gizi klien didapatkan menu yang bisa dijadikan rekomendasi klien dalam

17

Page 18: fisiologi

memilih menu di kesehariannya. Menu yang diberikan adalah menu lengkap

yang terdiri dari sumber karbohidrat, protein dan lemak namun dalam proses

pemasakan tidak banyak menggunakan minyak goreng secara berlebihan,

dan dapat memilih bahan makan yang mengandung zat yang bergizi.

Perhitungan tersebut merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

sehari.

Dalam pemberian porsi makanan bisa menyesuaikan dengan daya

terima klien, bisa dimulai sedikit demi sedikit yang kemudian dilanjutkan

secara teratur. Namun yang pasti klien tetap menerapkan diet yang sudah

dianjurkan.

Setelah diberikan menu dilakukan monitoring dan evaluasi yang

merupakan pemantauan terhadap keadaan klien setelah diberikan terapi diet

gizi seimbang, monitoring dan evaluasi ini dilakukan sebanyak 3 kali. Saat

monitoring dan evaluasi dilakukan pengukuran terhadap data antropometri

yakni berupa berat badan, serta recall selama 24 jam. Dari 3 monitoring dan

evaluasi belum ada perubahan yang berarti baik dari berat badan yang

diharapkan yaitu berat badan idealnya dan asupan makanan yang diharapkan

sesuai dengan kebutuhan. Hal ini terjadi karena waktu yang cepat dalam

pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Sehingga dalam pengamatannya

belum terlihat terjadinya perubahan.

Konsultasi yang diberikan pada klien diharapkan agar klien dapat

memahami mengenai status gizinya saat ini, serta diet yang seharusnya

diterapkan. Diet gizi seimbang disampaikan kepada klien baik dari

pengertian, tujuan, prinsip dan menu yang seharusnya dipilih oleh klien.

Dalam konsultasi juga diberikan pemahaman mengenai pola makan yang

baik selain itu leaflet yang berisikan diet gizi seimbang, contoh bahan

makanan yang dihindari dan bahan makanan yang dianjurkan untuk

memudahkan klien untuk menjaga dietnya. Klien disarankan untuk

mengukur tinggi badan dan berat badan dan diberikan perhitungan status

gizi dengan IMT/U hal tersebut dilakukan agar klien dapat mengetahui

status gizinya, dan dilakukan minimal dalam waktu 1 bulan. Dan bisa

meminta bantuan dari ahli gizi jika ada hal yang ingin ditanyakan.

18

Page 19: fisiologi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Klien berusia 17 tahun dengan status gizi normal

2. Tujuan klien melakukan latihan sepak bola untuk mencapai prestasi.

3. Dari hasil recall klien memiliki asupan makan yang kurang atau tidak

seimbang dari kebutuhan.

4. Terapi diet yang dianjurkan adalah diet tinggi energi tinggi protein.

5. Memberikan konsultasi dan motivasi kepada klien untuk menerapkan

diet yang sudah dianjurkan.

6. Asupan makan rata-rata klien adalah Energi 65,15% , Protein 81,2%,

Lemak 66,28% dan KH 62,1% sehingga dapat diketahui bahwa asu-

pan masih kurang karena <80%.

B. Saran

Setelah dilakukan pengkajian gizi pada proses asuhan gizi terhadap klien,

maka disarankan kepada klien untuk:

1. Memantau berat badan agar dapat mempertahankan status gizinya

dengan cara menimbang berat badan setiap satu kali dalam seminggu.

2. Mengkonsumsi makanan beraneka ragam dan seimbang terutama

makanan sumber karbohidrat, sepert roti, nasi, macaroni, dan hasil

olahan tepung lainnya (cake, pastry, puding dll) dan karbohidrat

sederhana seperti gula pasir.

3. Pada saat latihan berlangsung, disarankan kepada klien untuk tetap

mengkonsumsi cairan tanpa menunggu rasa haus.

19

Page 20: fisiologi

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier,S.2010.Penuntun Diet.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier,S.2003.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka

Utama.

Anggraeni,A.C.2012.Asuhan Gizi Nutrition Care Process. Yogyakarta :

Graha Ilmu.

BEMJ. GIZI.2011. Nutrition Diagnosis and Intervention : Kementerian

Kesehatan.Republik Indonesia Politeknik Kesehatan

Yogyakarta Jurusan Gizi.

Depkes,RI.2000.Pedoman Pelatihan Gizi Olahraga Untuk Prestasi.

Jakarta.Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.

Giriwijoyo,S.2012.Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung :

Remaja Pusdakarya.

Irianto,D.P.2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga Dan Olahragawan.

Yogyakarta: CV Andi Offset.

Kemenkes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

N0.1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri

Penilaian Status Gizi Anak.

Supariasa, Bakri dan Fajar Ibnu. .2001.Penilaian Status Gizi. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Waspadji, Suyono, Sukardji dan Kresnawan. 2010. Pengkajian Status Gizi

Studi Epidemiologi dan Penelitian di Rumah Sakit. Jakarta : FK-

UI.

20