fisiologi
DESCRIPTION
Fisiologi olahraga pada atlet sepakbolaTRANSCRIPT
BAB I
GAMBARAN UMUM KLIEN
1. Identitas Klien
Nama : Sdr. K
Umur : 17 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Jolosutro Srimulyo Piyungan Bantul
Tanggal diambil kasus : 13 April 2014
Jenis kasus : Mencapai prestasi
2. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi
Jumlah anggota keluarga : 4 orang
Suku : Jawa
Jumlah jam aktifitas : ± 15 jam
Jumlah jam tidur sehari : ± 9 jam
Jenis olahraga : Sepak bola, lari, fitness
Frekuensi olahraga : Sepak bola, lari 3 x/minggu
Fitness 1x/minggu
Alergi makanan : Telur
Masalah gastrointestinal : Mag
Penyakit kronik : Tidak ada penyakit kronik
1
Riwayat pola makan :
- Makanan pokok = Nasi 3x/hari @ 200 g
- Lauk hewani = Daging kambing 4x/minggu @ 50 g
Ikan laut 3x/minggu@ 50 g
Ikan air tawar 4x/minggu @50 g
- Lauk nabati = Tempe 2x/hari @ 50 g
Tahu 1x/hari @75
- Sayur = wortel 1x/hari @25 g
Kangkung 1x/hari @50 g
Kol 1x/hari @50 g
- Buah = Jeruk 4x/minggu @ 50 g
Jambu 1x/hari @50 g
Pisang 1x/hari @75 g
- Selingan = -
- Minum = susu 2x/hari @ 200 g
Air putih 5x/hari @1 gelas
- Suplemen = -
2
BAB II
NUTRITION CARE PROCESS (NCP)
A. NUTRITION ASSESSMENT
1. ANTROPOMETRI
a. Indeks Massa Tubuh
BB = 50 kg
TB = 158 cm
Menurut Depkes 1994
IMT = BB = 50 = 50 = 20,08 kg/m2
(TB2) (1,582) 2,49
IMT/U = Z score = nilai individu – nilai median
Median – (-1SD)
= 20,08 – 21,1
21,1 -18,8
= -1,02 = - 0,44 (normal)
2,3
b. Berat Badan Ideal
BBI = (TB-100)-10 % (TB-100)
= (158-100) – 10% (158-100)
= 58- 5,8
=52,2 kg
c. Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul
Lingkar pinggang = 67 cm
Lingkar pinggul = 79 cm
RLPP = Lingkar Pinggang = 0,85 cm
Lingkar Pinggul
Status gizi klien berdasarkan RLPP adalah baik.
2. BIOKIMIA
Dalam kasus ini, tidak dilakukan assesmen biokimia.
3. DATA FISIK KLINIS
a. Kesan umum = Kondisi umum klien baik
3
b. Vital Sign = Nadi sebelum latihan = 66 x/menit
Nadi setelah latihan =123 x/menit
c. Denyut Nadi Maksimal =220 - usia
= 220 - 17
= 203 x/menit
Takaran intensitas : 80-90% (sedang)
1. Nadi batas atas : 80% x 203 = 162 x/menit
2. Nadi batas bawah : 90% x 203 = 183 x/menit
4. DIETARY HISTORY (RIWAYAT MAKAN)
Tabel 1. Recall 24 jam tanggal 13 April 2014
Implementasi Energi
(kcal)
Protein
(g)
Lemak
(g)
Karbohidrat
(g)
Asupan oral 1574.0 49.0 36.6 258.2
Suplemen - - - -
AKG 2366,07 55,36 78,57 312,5
% Asupan 66,52 % 88,5 % 46,58 % 82,6 %
Ket Kurang Baik Kurang Baik
Klasifikasi asupan menurut WHO 2005
< 80 % = Kurang
80 – 110 % = Baik
>110 % = Lebih
Berdasarkan hasil recall makanan 24 jam, diketahui bahwa asupan makanan
Sdr K yaitu: asupan energi 66,52 % (Kurang), protein 88,5 % (Baik), lemak
46,58 % (Kurang), karbohidrat 82,6 % (Baik).
B. NUTRITION DIAGNOSIS
Diagnosis Gizi :
N.I- 5.3 Intake energi, lemak dan karbohidrat inadekuat berkaitan dengan
kurangnya pengetahuan tentang makanan dan nutrisi dibuktikan dengan
asupan energi 66,52 %, protein 88,5 %, lemak 46,58 %, karbohidrat 82,6 %.
4
C. NUTRITION INTERVENTION (INTERVENSI GIZI)
1. Perencanaan (Planning)
a. Terapi Diet
1) Terapi diet : Gizi Seimbang
2) Bentuk makanan : Biasa
3) Cara pemberian : Per oral
b. Tujuan Diet
1) Memenuhi kebutuhan zat gizi klien
2) Mempertahankan status gizi klien agar tetap normal
3) Mencegah terjadinya penurunan atau kenaikan berat badan secara
berlebih.
c. Prinsip Diet
Prinsip diet ini adalah pemberian zat gizi secara seimbang
d. Syarat Diet
1) Energi sesuai dengan kebutuhan.
2) Protein 1,5 gram/kg BB.
3) Lemak 25 % dari total energi.
4) Karbohidrat sisa dari total energi.
5) Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan
6) Serat cukup ( 25 g/hari)
7) Cairan cukup yakni 8 – 10 gls/hari
e. Perhitungan Kebutuhan gizi olahraga
BMR = 66,5 + 13,5(BB) + 5(TB) – 6,78(U)
= 66,5 + 13,5(50) + 5(158) – 6,78(17)
= 1416,24
SDA = 10 % x 1416,24 = 141,624
BMR + SDA = 1416,24 + 141,624 = 1557,86
Aktifitas fisik = Ringan – sedang
Aktifitas fisik = 1,7 x 1557,86 = 2648,36 kcal
Aktifitas OR
Latihan Lari = 3x20x10 = 600 kcal/mgg
Latihan Fitness = 1x120x7 = 840 kcal/mgg
Latihan Sepak bola = 3x60x7 = +
5
= kcal/mgg
= 385,7 kcal
Kebutuhan energi = 2648,36 + 385,7 = 3034,07 kcal
Pertumbuhan = 0,5 kalori/kg BB
= 0,5 x 50 = 25
Total kebutuhan energi = 3034,07 + 25 = 3059,07 kcal/hari
Kebutuhan protein = 1,5 x 50 = 75 g x 4 = 300 kcal
Kebutuhan lemak = 25 % x 3034,07 =
= 84,27 g
Kebutuhan karbohidrat = = 3059,07 – (300+758,5)
4
= 3059,07 – 1058,5
4
= 500,14 g
f. Perencanaan Menu
Tabel 2. Perencanaan menu
Waktu Menu Bahan Makanan URT Berat
Makan pagi Nasi Beras giling 3/4 gls 100
Ikan bumbu tomat
Ikan mas 1 ekr 40
Tomat 1 sdm 10Minyak kelapa sawit 1 sdt 5
Tempe bacem
Tempe kedele murni 1 ptg kcl 25
Kecap 1 sdt 5 Sup Kol putih 5 sdm 50 Wortel 3 sdm 30 Labu siam 5 sdm 50 minyak kelapa sawit 1/2 sdt 2.5 Pepaya Pepaya 1 bh 75 Susu susu kental manis 1 gls 40
Sanck pagiTempe goreng Tempe kedele murni 1 ptg kcl 40
Minyak kelapa sawit 1 sdm 10 Tepung terigu 2,5 sdm 15
6
Makan Siang Nasi Beras giling 1 gls 125 soto ayam Ayam 1 ptg kcl 30 Kol putih 5 sdm 50 Mie kering 4 sdm 40 minyak kelapa sawit 1 sdm 10 Jeruk hangat Jeruk nipis 1/4 bh 25 Gula pasir 2,5 sdm 40Snack Sore Jus jambu Jambu biji 1 bh kcl 50 Gula pasir 3 sdm 40Makan malam Nasi Beras giling 1 gls 120 Semur ayam Ayam 1 ptg kcl 50
Kecap 1 sdt 5
Pergedel tahu
Tahu 1 ptg bsr 75
Telur ayam bag. Putih 3 sdm 30
minyak kelapa sawit 1 sdm 10 Capcay Sawi 2,5 sdm 25 Kol putih 2,5 sdm 25 minyak kelapa sawit 1,5 sdt 10 Buah Pisang ambon 1 bh 75 Susu susu kental manis 1 gls 40
Kandungan gizi pada perencanaan menu sehari sdr.K dapat dilihat pada
lampiran 1.
g. Rencana monitoring dan evaluasi
Rencana monitoring dan evaluasi klien dapat dilihat pada tabel 3, sebagai
berikut:
Tabel 3. Rencana monitoring dan evaluasi
Anamnesis Yang diukur Periode
pengukuran
Target
Antropometri BB 1 kali dalam
seminggu
Normal
Biokimia - - -
Fisik / Klinis Denyut nadi 1 kali dalam
seminggu
Kondisi umum
baik dan bugar
Asupan Asupan Energi,
Protein, Lemak,
dan Karbohidrat
Ketika dilakukan
monitoring
Asupan baik
80-110%
h. Rencana Konsultasi Gizi
Masalah gizi : Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat
7
inadekuat
Tujuan : 1) Memberikan edukasi tentang gizi seimbang
2) Memotivasi klien agar menjalankan diet dengan
baik
3) Mengajak klien untuk memperbaiki kebiasaan
makan
Sasaran : Sdr.K
Waktu : Sore (15 menit)
Tempat : Lapangan SSB Persopi Piyungan
Alat peraga : Leaflet
Metode : Konsultasi
Isi materi :
1) Mengenai penerapan diet gizi seimbang.
2) Memotivasikan klien untuk mengikuti pola diet yang diberikan.
3) Mempertahankan aktivitas olahraga agar tetap teratur.
Konseling gizi :
1) Mengenai penerapan gizi seimbang tujuan, prinsip, kebutuhan
energi dan zat gizi, serta makanan yang diperbolehkan dan yang tidak
diperbolehkan.
2) Memotivasi klien untuk mengikuti pola diet yang diberikan,
memperbaiki kualitas dan kuantitas makanannya, serta untuk
mempertahankan aktivitas olahraganya agar tetap teratur.
2. Implementasi
Konsultasi yang diberikan
a) Menganjurkan kepada klien untuk mengatur pola makannya.
b) Memberikan pemahaman kepada klien tentang diet gizi seimbang.
c) Memberikan contoh bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
d) Memberikan motivasi kepada klien untuk mengikuti pola diet yang sudah
disarankan, untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas makanannya, serta
mempertahankan aktivitas olahraganya agar tetap teratur.
8
D. MONITORING dan EVALUASI
Tabel 4. Monitoring dan evaluasi
Tanggal Antropometri Biokimia Fisik klinis Dietary Rekomendasi
13 April
2014
BB = 50 kg - - Nadi sebelum Latihan = 66 x/menit- Nadi setelah
Latihan = 123
x/menit
setelah Latihan
Nadi 15 menit
setelah Latihan
76 x/me
E = 66,52 %
P = 88,5 %
L = 46,58 %
KH = 82,6
%
Diet Gizi
Seimbang
17 April
2014
BB = 50 kg - - E= 87,16%
P= 97,46%
L= 94,57%
KH=
81,81%
Diet
diteruskan
24 April
2014
BB=51 kg - - E= 54,99%
P= 81,6 %
L= 41,65%
KH=
56,38%
Diet diteruskan
28 April
2014
BB= 51 kg - - E= 53,29%
P= 64,5%
L= 62,65%
KH=
48,12%
Diet diteruskan
Tabel 5. Perbandingan hasil recall 24 jam Sdr. K dengan asupan
Implementasi Energi (Kcal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Asupan I 2666.3 73.1 79.7 409.2
II 1682.2 61.2 35.1 282.0
9
III 1630.3 48.4 52.8 240.7
Rata-rata I,II,III 1992,9 60,9 55,86 310,6
Kebutuhan 3059,07 75 84,27 500,14
% Asupan 65,15% 81,2% 66,28% 62,1%
Keterangan Kurang Baik Kurang Kurang
Berdasarkan hasil recall makanan 24 jam setelah dilakukan asessmen dan
konsultasi, diketahui asupan makan Sdr. K yaitu Energi 65,15% (kurang),
Protein 81,2% (baik), Lemak 66,28% (kurang) dan KH 62,1% (kurang).
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Olahraga
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana
untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan
kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Seseorang dikatakan
mempunyai derajat kebugaran (fitness) yang baik apabila memiliki
kemampuan untuk dapat melakukan pekerjaan sehari-hari secara efisien tanpa
kelelahan yang berlebih dan dapat menikmati waktu luangnya (Irianto, 2007).
Ilmu gizi olahraga (Sport Nutrition) mempelajari hubungan antara
pengelolaan makanan dengan kinerja fisik yang bermanfaat untuk kesehatan
dan kebugaran. Ilmu gizi olahraga merupakan salah satu bidang keilmuan
yang perlu dipahami oleh mereka yang berkecimpung dalam bidang olahraga,
baik untuk tujuan kesehatan, kebugaran, rekreasi, pendidikan maupun untuk
prestasi. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variable tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator
baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari. Status gizi yang baik
diperlukan untuk mempertahankan derajat kesehatan dan kebugaran,
membantu pertumbuhan bagi anak serta menunjang pembinaan prestasi
olahragawan (Irianto, 2007).
IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa khususnya berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat
mencapai usia harapan hidup lebih panjang.
Pemberian makanan yang sebaik-baiknya harus memperhatikan
kemampuan tubuh seseorang untuk mencerna makanan, umur, jenis kelamin,
jenis aktivitas, dan kondisi tertentu seperti sakit, hamil, menyusui. Untuk
hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5
kelompok zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral) dalam
11
jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Di samping
itu, manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses
faali dalam tubuh. Apabila kelompok zat gizi tersebut diuraiakan lebih rinci,
maka terdapat lebih dari 45 jenis zat gizi. Secara alami, komposisi zat gizi
setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan kelembahan tertentu.
Bebarapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang vitamin dan
mineral. Sedangkan bebarapa makanan lain kaya vitamin C tetapi kurang
vitamin A. Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam,
maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi
yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengkonsumsi
makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis
makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis
makanan lain sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang. Jadi,
untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi
hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka
ragam bahan makanan.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi
kesehatan. Makanan yang beranekaragam yaitu makanan yang mengandung
unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun
kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makana yaitu
makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur.
Kekurangan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan
dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makan yang lain. Jadi mengkonsumsi
makanan yang beranekaragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan
sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
B. Atlet Sepakbola
Sepak bola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang
masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut ke-
sebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukkan bola
sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan
gawangnya sendiri agar tidak kemasukan. Didalam usaha-usaha untuk mema-
sukkan atau mencetak gol dan mempertahankan untuk tidak kemasukan bola
serta ada peraturan-peraturan permainan yang setiap pemain harus mentaati
(Sarumpaet, 1991).
12
Untuk menunjang prestasinya, olahragawan memerlukan nutrisi/zat
gizi yang cukup, baik kualitas maupun kuantitas. Pada dasarnya nutrisi
dikelompokan menjadi dua golongan, yakni makronutrisi dan mikronutrisi.
Makronutrisi adalah zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah banyak
(makronutrisi) meliputi karbohidrat, lemak yang berperan sebagai pemberi
energi dan protein yang berfungsi memelihara pertumbuhan dan memperbaiki
jaringan tubuh seperi kulit, otot dan rambut. Sementara itu, mikronutrisi
adalah zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit (mikronutrisi)
meliputi vitamin dan mineral yang berperan memperlancar berbagai proses
didalam tubuh (Irianto, 2007).
C. Pengertian Diet
Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau or-
ganisme tertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal indi-
vidu atau keyakinan yang dianut masyarakat tertentu.
Pengkajian status gizi selama masa remaja perlu dilakukan. Pada
periode ini, kecenderungan risiko terjadinya gangguan gizi sangat tinggi,
contohnya obesitas dan anoreksia nervosa. Salah satu sederhana yang dapat
digunakan untuk menentukan status gizi pada remaja adalah dengan
mengukur Indeks Masa Tubuh (IMT).(Ratna A,2010:11). Diet adalah pilihan
makanan yang lazim kita makan.
Diet seimbang adalah diet yang memberikan semua nutrien dalam
jumlah yang memadai, tidak terlampau banyak dan juga tidak terlalu sedikit
(Almatsier, 2003). Diet gizi seimbang adalah konsumsi makanan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi bagi remaja yang terdiri dari menu yang
beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proprosi yang sesuai .Gizi
seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung unsur-
unsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya), maupun
kuantitas (jumlahnya). (http//Wariyono. com.2010).
Penataan makanan yang baik merupakan bagian dari gaya dan
perilaku hidup sehat untuk memperoleh derajat sehat dan bugar, yang perlu
selalu dikondisikan pada semua lapisan masyarakat sehingga akan diperoleh
bangsa yang sehat dan negara yang kuat (Irianto,2007). Klasifikasi asupan
makanan menurut WHO 2005 yaitu:
Tabel 7. Klasifikasi asupan makanan
<80% Kurang
13
80-110% Baik
>110% Lebih
D. Penilaian Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh individu ataupun masyarakat yang
dapat mencerminkan hasil dari makanan yang dikonsumsi, kemudian dicerna,
diserap, didistribusikan, dimetabolisme dan selanjutnya disimpan dalam
tubuh ataupun dikeluarkan (Jellifie & Jellifie 1989).
Berat badan adalah salah satu parameter yang menberikan gambaran
massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang
mendadak. Berat badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi
yang memungkinkan intervensi gizi yang preventif sedini mungkin guna
mengatasi kecenderungan penurunan atau penabahan berat badan yang
meliputi gaya hidup maupun status berat berat badan yang terakhir
(Anggraeni, 2012).
Tinggi/panjang badan merupakan salah satu parameter yang dapat
melihat keadaan status gizi sekarang dan keadaan yang telah lalu.
Pertumbuhan tinggi/panjang badan tidak seperti berat badan , relatif kurang
sensitif pada masalah kekurangan gizi pada waktu singkat (Anggraeni, 2012).
IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa khususnya berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat
mencapai usia harapan hidup lebih panjang. IMT/U adalah indikator yang
terutama bermanfaat untuk penapisan kelebihan berat badan dan kegemukan
(Anggraeni, 2012). Pada anak dan remaja usia 5-19 tahun nilai IMT-nya
harus dibandingkan dengan referensi WHO/NCHS 2007 (WHO, 2007). Pada
saat ini, yang paling sering dilakukan untuk menyatakan indeks tersebut
adalah dengan Z-skor. Z-skor adalah deviasi nilai seseorang dari nilai median
populasi referensi dibagi dengan simpangan baku populasi referensi. Secara
teoritis, Z-skor dapat dihitung dengan cara berikut :
Nilai IMT yang diukur – Median Nilai IMT (referensi)
Z-Skor = -------------------------------------------------------------
14
Standar Deviasi dari standar/referensi
Klasifikasi IMT/U menurut Kemenkes RI (2010) untuk anak usia 5-18
tahun adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Klasifikasi IMT menurut Umur
Nilai Z-skor Klasifikasi
z-skor ≥ +2 Obesitas
+1 < z-skor < +2 Gemuk
-2 < z-skor < +1 Normal
-3 < z-skor < -2 Kurus
z-skor < -3 Sangat kurus
Rasio lingkar pinggang dan pinggul adalah cara penilaian obesitas
terbaik untuk mengukur resiko serangan jantung. Rasio lingkar pinggang dan
pinggul dikalkulasikan dengan membagi ukuran lingkar pinggang dengan
lingkar perut (Anggraeni, 2012).
Berat badan merupakan ekspresi atau deskripsi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau merupakan indikator dari
baik buruknya penyediaan atau pemenuhan dari zat gizi yang diserap oleh
tubuh. Pola dan menu makan yang tidak teratur tanpa memikirkan seberapa
besar kalori dan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh akan dapat berdampak
pada seseorang yaitu kekurangan gizi sehingga tubuhnya akan kurus, lemah,
daya tahan atau kebugaran jasmaninya berangsur-angsur akan turun (rendah).
Demikian juga sebaliknya apabila seseorang mengalami kelebihan gizi maka
berat tubuhnya akan meningkat yang kemudian menjadi gemuk (obesitas)
sehingga akan mengurangi atau membatasi kemampuan dan ketrampilan
gerak anggota tubuhnya.
Berat badan sering digunakan sebagai cara untuk mengevaluasi
keseimbangan antara asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan
energi yang digunakan atau dikeluarkan untuk beraktivitas. Porsi makan yang
banyak dan peningkatan gizi secara global dan semakin jarang beraktivitas
dapat menyebabkan tubuh manusia akan menjadi semakin cepat gemuk.
15
BAB IV
PEMBAHASAN
Praktik lapangan fisiologi olahraga dilaksanakan di SSB Persopi
Piyungan. Di tempat didapatkan klien pria berusia 17 tahun. Melakukan
kegiatan latihan sepak bola ditempat tersebut bertujuan untuk mencapai
prestasi. Klien adalah seorang pelajar di salah satu sekolah menengah atas di
piyungan, untuk dapat mengetahui status gizi dan pola makannya dilakukan
pengukuran antropometri yakni tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang
dan lingkar pinggul. Selain itu dilakukan recall 24 jam, food frequency dan
pola aktifitas sehari-hari.
Setelah dilakukan pengukuran kemudian dilakukan perhitungan, untuk
mengetahui status gizi klien menggunakan IMT/U, yakni perbandingan
antara berat badan dan tinggi badan (m2)/ umur didapatkan hasil - 0,44 SD
yang menurut Kemenkes RI 2010 termasuk dalam golongan normal, untuk
data selanjutnya mengetahui rasio lingkar pinggang dan pinggul didapatkan
hasil 0,85 cm (Rendah-pear) hal ini nampak dari postur tubuh klien yang
tinggi tanpa ada lipatan lemak yang menonjol baik di bagian pinggang atau
pinggul.
Dari wawancara dengan klien diketahui riwayat pola makan klien
yakni klien dalam mengkonsumsi nasi 3 kali dalam sehari, termasuk orang
yang pemilih dalam menu makanan, lauk hewani yang dipilih biasanya ikan
dan daging kambing yang disate atau dibakar. Mengkonsumsi lauk nabati
seperti tempe 2 kali dalam sehari dan tahu 1 kali dalam sehari, tidak terlalu
suka konsumsi sayuran. klien sering mengkonsumsi susu dipagi dan malam
hari serta tidak mengkonsumsi suplemen jenis tertentu. Klien juga mengakui
bahwa klien sangat menjaga pola makannya tidak makan sebelum waktunya
dan jika bukan menu yang diinginkan. Klien tidak memiliki masalah
16
gastrointestinal ataupun penyakit kronik tertentu. Namun klien memiliki
alergi makanan yakni telur.
Untuk data fisik klinis dilakukan pengukuran denyut nadi sebelum
latihan dan setelah latihan sepak bola, denyut nadi maksimal untuk klien
adalah 203 kali/menit, namun setelah dilakukan pengukuran denyut nadi
klien tidak mencapai denyut nadi maksimal hal ini menandakan bahwa klien
kebugaran tubuhnya tidak optimal.
Dari riwayat makan klien diketahui sebagian besar asupan zat gizi
klien mengalami kekurangan yakni kurang dari 80 % yakni energi, lemak
dan karbohidrat sedangkan protein baik. Berdasarkan data yang sudah
dikumpulkan dan diketahui interpretasinya terapi diet yang diberikan kepada
klien adalah diet gizi seimbang, terapi diet menyesuaikan dengan statu gizi
klien dan pola makan klien.
Diet gizi seimbang adalah diet yang memberikan semua nutrien dalam
jumlah yang memadai, tidak terlampau banyak dan juga tidak terlalu sedikit,
hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi klien dari energi,
protein, lemak maupun karbohidrat. Diberikannya diet ini kepada klien
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi klien, mempertahankan
status gizi dan mencegah terjadinya penurunan atau kenaikan berat badan
secara berlebihan. Untuk menunjang prestasinya, olahragawan memerlukan
nutrisi/zat gizi yang cukup, baik kualitas maupun kuantitas. Pada dasarnya
nutrisi dikelompokan menjadi 2 golongan, yakni mkaronutrisi dan
mikronutrisi. Zat gizi ini harus diberikan secara seimbang (Irianto,2007).
Bentuk makanan yang diberikan adalah biasa dan diberikan melalui
oral karena klien tidak mengalami gangguan kesehatan mulut seperti
kesulitan dalam mengunyah atau menelan makanan. Diet gizi seimbang ini
diberikan karena dilihat dari dietary asupannya tidak seimbang namun klien
tidak mengetahui hal tersebut. Komposisi diet adalah energi sesuai dengan
kebutuhan klien, protein 1,5 gr/kg BB menyesuaikan dengan aktifitas klien
yang termasuk dalam golongan ringan hingga sedang lemaknya 25 % dari
total energi, kemudian karbohidrat merupakan sisa dari kebutuhan total.
Dari hasil perhitungan untuk kebutuhan didapatkan hasil yakni energi
3059,07 kcal, protein 75 g, lemak 84,27 g dan karbohidrat 500,14 g yang
merupakan sisa dari kebutuhan total klien. Dengan mengetahui kebutuhan
zat gizi klien didapatkan menu yang bisa dijadikan rekomendasi klien dalam
17
memilih menu di kesehariannya. Menu yang diberikan adalah menu lengkap
yang terdiri dari sumber karbohidrat, protein dan lemak namun dalam proses
pemasakan tidak banyak menggunakan minyak goreng secara berlebihan,
dan dapat memilih bahan makan yang mengandung zat yang bergizi.
Perhitungan tersebut merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam
sehari.
Dalam pemberian porsi makanan bisa menyesuaikan dengan daya
terima klien, bisa dimulai sedikit demi sedikit yang kemudian dilanjutkan
secara teratur. Namun yang pasti klien tetap menerapkan diet yang sudah
dianjurkan.
Setelah diberikan menu dilakukan monitoring dan evaluasi yang
merupakan pemantauan terhadap keadaan klien setelah diberikan terapi diet
gizi seimbang, monitoring dan evaluasi ini dilakukan sebanyak 3 kali. Saat
monitoring dan evaluasi dilakukan pengukuran terhadap data antropometri
yakni berupa berat badan, serta recall selama 24 jam. Dari 3 monitoring dan
evaluasi belum ada perubahan yang berarti baik dari berat badan yang
diharapkan yaitu berat badan idealnya dan asupan makanan yang diharapkan
sesuai dengan kebutuhan. Hal ini terjadi karena waktu yang cepat dalam
pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Sehingga dalam pengamatannya
belum terlihat terjadinya perubahan.
Konsultasi yang diberikan pada klien diharapkan agar klien dapat
memahami mengenai status gizinya saat ini, serta diet yang seharusnya
diterapkan. Diet gizi seimbang disampaikan kepada klien baik dari
pengertian, tujuan, prinsip dan menu yang seharusnya dipilih oleh klien.
Dalam konsultasi juga diberikan pemahaman mengenai pola makan yang
baik selain itu leaflet yang berisikan diet gizi seimbang, contoh bahan
makanan yang dihindari dan bahan makanan yang dianjurkan untuk
memudahkan klien untuk menjaga dietnya. Klien disarankan untuk
mengukur tinggi badan dan berat badan dan diberikan perhitungan status
gizi dengan IMT/U hal tersebut dilakukan agar klien dapat mengetahui
status gizinya, dan dilakukan minimal dalam waktu 1 bulan. Dan bisa
meminta bantuan dari ahli gizi jika ada hal yang ingin ditanyakan.
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Klien berusia 17 tahun dengan status gizi normal
2. Tujuan klien melakukan latihan sepak bola untuk mencapai prestasi.
3. Dari hasil recall klien memiliki asupan makan yang kurang atau tidak
seimbang dari kebutuhan.
4. Terapi diet yang dianjurkan adalah diet tinggi energi tinggi protein.
5. Memberikan konsultasi dan motivasi kepada klien untuk menerapkan
diet yang sudah dianjurkan.
6. Asupan makan rata-rata klien adalah Energi 65,15% , Protein 81,2%,
Lemak 66,28% dan KH 62,1% sehingga dapat diketahui bahwa asu-
pan masih kurang karena <80%.
B. Saran
Setelah dilakukan pengkajian gizi pada proses asuhan gizi terhadap klien,
maka disarankan kepada klien untuk:
1. Memantau berat badan agar dapat mempertahankan status gizinya
dengan cara menimbang berat badan setiap satu kali dalam seminggu.
2. Mengkonsumsi makanan beraneka ragam dan seimbang terutama
makanan sumber karbohidrat, sepert roti, nasi, macaroni, dan hasil
olahan tepung lainnya (cake, pastry, puding dll) dan karbohidrat
sederhana seperti gula pasir.
3. Pada saat latihan berlangsung, disarankan kepada klien untuk tetap
mengkonsumsi cairan tanpa menunggu rasa haus.
19
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,S.2010.Penuntun Diet.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama.
Almatsier,S.2003.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka
Utama.
Anggraeni,A.C.2012.Asuhan Gizi Nutrition Care Process. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
BEMJ. GIZI.2011. Nutrition Diagnosis and Intervention : Kementerian
Kesehatan.Republik Indonesia Politeknik Kesehatan
Yogyakarta Jurusan Gizi.
Depkes,RI.2000.Pedoman Pelatihan Gizi Olahraga Untuk Prestasi.
Jakarta.Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.
Giriwijoyo,S.2012.Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung :
Remaja Pusdakarya.
Irianto,D.P.2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga Dan Olahragawan.
Yogyakarta: CV Andi Offset.
Kemenkes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
N0.1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak.
Supariasa, Bakri dan Fajar Ibnu. .2001.Penilaian Status Gizi. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Waspadji, Suyono, Sukardji dan Kresnawan. 2010. Pengkajian Status Gizi
Studi Epidemiologi dan Penelitian di Rumah Sakit. Jakarta : FK-
UI.
20