gambaran kualitas pelayanan antenatal pada ibu...

170
GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2017 Skripsi Oleh: Achmad Fauzan Maulana 1113101000025 PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017

Upload: ledat

Post on 02-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

i

GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU HAMIL DI

PUSKESMAS PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2017

Skripsi

Oleh:

Achmad Fauzan Maulana

1113101000025

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/2017

Page 2: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Page 3: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

iii

Page 4: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Page 5: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

v

Gambaran Kualitas Pelayanan Antenatal Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Pagedangan

Kabupaten Tangerang Tahun 2017

Achmad Fauzan Maulana

Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Abstrak Latar Belakang : Standar pelayanan antenatal sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan

antenatal. Pelayanan antenatal yang berkualitas harus memenuhi standar minimal 10T dengan jenis

pelayanan mulai dari anamnesa, pemeriksaan, penanganan dan tindak lanjut kasus, pencatatan serta KIE

efektif. Cakupan K4 di Puskesmas Pagedangan merupakan cakupan terendah se-Kabupaten Tangerang

dengan jumlah ibu hamil dengan risiko tinggi yaitu 20% dari jumlah ibu hamil di Pagedangan.

Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualitas pelayanan antenatal

di Puskesmas Pagedangan Kabupaten Tangerang.

Metode : Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan

pendekatan studi kasus. Teknik yang dilakukan dalam pengambilan data yaitu wawancara mendalam,

observasi dan telaah dokumen. Informan penelitian berjumlah 7 informan yaitu 5 bidan, 1 dokter dan 1

ahli kesehatan masyarakat yang terdiri dari 4 orang bidan, 1 orang penanggungjawab KIA, 1 orang

Kepala Puskesmas dan 1 orang Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah bidan, kompetensi dan sumber dana yang

digunakan untuk pelayanan antenatal sudah mencukupi dan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh

Peraturan Menteri Kesehatan RI. Masih terdapat kekurangan dalam alat-alat dalam pelayanan antenatal.

SOP pelayanan antenatal masih dalam proses pembuatan. Pelaksanaan pelayanan antenatal (anamnesa,

pemeriksaan, intervensi dan implementasi, konseling KIE) belum dilaksanakan sesuai standar

Kementerian Kesehatan sehingga tingkat kepatuhan bidan hanya 70,3% dan cakupan deteksi risiko

kehamilan masih dibawah target.

Kesimpulan : Terdapat alat yang tidak tersedia untuk pelayanan antenatal dan beberapa bidan tidak

melaksanakan pelayanan antenatal sesuai dengan standar sehingga kualitas pelayanan antenatal masih

rendah di Puskesmas Pagedangan.

Kata kunci : kualitas, pelayanan antenatal, standar, tenaga bidan

Page 6: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

vi

Quality of Antenatal Care Services on Pregnancy Women in Primary Health Care of

Pagedangan 2017

Achmad Fauzan Maulana

Public Health Undergraduate Student, Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstract

Background: ANC standard is essential in improving quality of ANC services. The quality of ANC

has to meet minimum standard of ANC services (10T), including anamneses, pregnancy check-up,

recording the result, and effective counseling. Coverage of 4th antenatal visit in Primary Health Care of

Pagedangan is the lowest in Tangerang regency with number of high risk pregnant women is 20% of

total pregnant woman in Tangerang regency.

Objectives: The objectives of this study was to know the quality of antenatal care in Primary Health

Care of Pagedangan in Tangerang regency.

Methods: Qualitative research with a case study were conducted. The data was collected by performing

in depth interview with 7 informants, involving 5 midwives; 1 doctor and; 1 public health specialist,

consist of 4 midwives; 1 head of mother and child health department; 1 head of Pagedangan Primary

Health Care and; 1 head of Family health sections Tangerang Public Health Office, the data was also

collected by observation and reviewing document.

Results: The study revealed that the number and competency of midwives in Primary Health Care of

Pagedangan was adequate for delivering antenatal care according to the standard of ANC services.

There were still unavailability of ANC tools. ANC has not been implemented according to ANC

services standard so that the midwives obedience score is 70,30% and coverage of high risk on pregnant

women is still below the target.

Conclution: The unavailability of ANC tools and the fact that still some midwives did not implement

antenatal care according to standard has made the quality of antenatal care services considered as low

quality.

Keywords: antenatal care, midwives, quality, standard

Page 7: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

vii

RIWAYAT PENULIS

Nama : Achmad Fauzan Maulana

NIM : 1113101000025

Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 22 April 1996

Alamat : Jalan Margonda Raya No.79 Rt.013/009, Depok, Jawa Barat

Telepon : +62812-8039-8098

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2013-2017 (expected) : Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2010-2013 : MAN 13 Jakarta

2007-2010 : SMPN 242 Jakarta

2001-2007 : MIN 8 Jakarta

Pengalaman Organisasi dan Pencapaian

2014 - sekarang : Kepala Departemen Kajian dan Program Global Cigarettes Movement

2013 – 2015 : Anggota Koperasi Mahasiswa UIN Jakarta

2014 – 2015 : Anggota Kemahasiswaan HMPS Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta

2015 – 2016 : Ketua HMPS Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta

2017 : Delegasi sebagai Egypt Ambassador di Malaysia World Health

Assembly Simulation 2017 di Malaysia

2017 : Lolos seleksi presentasi abstrak poster di acara Forum Ilmiah Tahunan

3 IAKMI di Manado

2017 : Lolos seleksi abstrak presentasi oral di 2nd International Symposium on

Public Health di Surabaya

Page 8: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji, syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunianya penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN

ANTENATAL DI PUSKESMAS PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG TAHUN

2017”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan strata

satu (S1) pada program studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat wal afiat, nikmat rezeki, kelancaran

dan kemsudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini

dengan baik.

2. Kedua orang tua saya, Mama dan Papa, adik – adik tercinta. Terima kasih atas semua

doa, kasih saying, dorongan, dukungan moril maupun materil serta kesabaran yang

tiada henti dalam penyusunan skripsi penulis.

3. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Fajar Ariyanti, M.Kes, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Yuli Prapanca Satar, MARS sebagai pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, motivasi, dan meluangkan waktu sehingga proposal skripsi ini dapat

disusun dengan baik dan tepat waktu.

6. Riastuti Kusuma W., MKM, Baequni, M.Kes, Ph.D, Fajar Ariyanti, Ph.D, Narila

Mutia Natsir, Ph.D, Susanti Tungka, MARS selaku penguji skripsi mulai dari sidang

proposal, sidang hasil sampai sidang skripsi yang telah memberikan saran dan kritik

yang membangun bagi penulis.

7. Bu Purnawati, Bu Asnawati, Bu Renny, Bu Fitra, dr. Indri, Bu Retno, Bu Tuti, Om

Said yang telah meluangkan waktunya bagi penulis dan membantu penulis agar dapat

mengetahui banyak informasi terkait penelitian penulis sehingga penelitian dapat

terlaksana dengan lancar.

8. Sofiyulloh dan Wihdaturrahmah yang ikut mendukung dan menyemangati penulis

agar menyelesaikan studi ini dengan semangat. Semoga banyak tempat lagi yang

akan kita jelajahi kedepannya.

9. Agung, anril, piyul, dara, sarah, dinda, nanda, desty, mia, faza, wiwid, septi, arinda,

tami, amyk, finni selaku rekan-rekan MPK 2013 yang selalu menyemangati dan

memberi dukungan bagi penulis.

10. Rati, mira, anya, nindy, Nabila, narita, ridho, aini, abidah, lintang, selvi, saras, annisa

dwi, wardatul, septi, indah, jilan, ariya, viqha, riska, maul, ajeng, ina, filah, widya,

syifa r, memes, Julius,wulan, marwa, qeis, pipit, dayyu, lutfi, Ignace, zasmi, husnia,

hasnah, lathifah, esma, mutia, dewi, thoriq, syiput, lifa, dea, unuy, della, fathiya,

Page 9: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

ix

capcin, FM, zaujah, amel, ayyun, syifaul selaku keluarga HMPS Kesehatan

Masyarakat 2016 yang telah memberi banyak pelajaran dan pengalaman yang sangat

berharga bagi penulis.

11. Mira, Mia, Dinda, Dini, Ware, Lulu, Aji, dan Aqil selalu grup Basis Belakang yang

membawa kegembiraan jika berkumpul. Semoga kita bisa terus menjalani

silaturahim sampai tua nanti.

12. Azzam, yudis, abay, satya, ryan, adi, kiki, bagus, ipul, irpan selaku sahabat semasa

MAN sampai sekarang yang telah memberikan banyak hiburan dan pelajaran bagi

penulis.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar meskipun dengan berbagai

keterbatasan yang dimiliki. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi

kesempurnaan proposal skripsi ini. Atas perhatian dan dukungannya, penulis menyampaikan

terima kasih.

Jakarta, September 2017

Page 10: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

x

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................................... iv

Abstrak ....................................................................................................................................... v

RIWAYAT PENULIS ............................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. xvi

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5

1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 6

1.4.1. Tujuan Umum ...................................................................................................... 6

1.4.2. Tujuan Khusus ..................................................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 6

1.5.1. Bagi Peneliti ......................................................................................................... 6

1.5.2. Bagi Puskesmas terkait dan Dinkes Kabupaten Tangerang ................................. 6

1.5.3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat ........................................................ 6

1.6. Ruang Lingkup Penelitian............................................................................................... 7

BAB II ........................................................................................................................................ 8

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 8

Page 11: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

xi

2.1. Mutu Pelayanan Kesehatan ............................................................................................. 8

2.2. Kualitas Pelayanan Antenatal.................................................................................... 12

2.3. Konsep Puskesmas .................................................................................................... 25

2.4. Puskesmas Mampu PONED...................................................................................... 28

2.4.1. Pelayanan yang Diberikan Puskesmas Mampu PONED ................................... 28

2.4.2. Persyaratan Komponen Bangunan dan Material Puskesmas ............................. 29

2.4.3. Persyaratan Prasarana Puskesmas ...................................................................... 30

2.4.4. Persyaratan Peralatan Pelayanan Kesehatan Ibu ................................................ 31

2.4.5. Sumber Daya Manusia Puskesmas .................................................................... 35

2.4.6. Fasilitas dan Sarana Prasarana ........................................................................... 35

2.4.7. Penganggaran ..................................................................................................... 36

2.4.8. Pedoman ............................................................................................................. 37

2.4.9. Kepatuhan Bidan ................................................................................................ 37

2.5. Kerangka Teori .......................................................................................................... 38

BAB III .................................................................................................................................... 39

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH ............................................................... 39

3.1 Kerangka Konsep ...................................................................................................... 39

3.2 Definisi Istilah ........................................................................................................... 41

BAB IV .................................................................................................................................... 45

METODOLOGI PENELITIAN............................................................................................... 45

4.1 Desain Penelitian ....................................................................................................... 45

Page 12: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

xii

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................................... 45

4.3 Informan Penelitian ................................................................................................... 45

4.4 Sumber Data Penelitian ............................................................................................. 45

4.5 Metode Pengumpulan Data ....................................................................................... 46

4.6 Validasi Data ............................................................................................................. 49

4.7 Pengolahan Data ........................................................................................................ 51

4.8 Analisis Data ............................................................................................................. 52

BAB V ..................................................................................................................................... 53

HASIL PENELITIAN ............................................................................................................. 53

5.1 Gambaran Umum Puskesmas Pagedangan ............................................................... 53

5.1.1 Letak Geografis Puskesmas Pagedangan ........................................................... 53

5.2 Karakteristik Informan .............................................................................................. 53

5.2.1. Karakteristik Informan Utama ........................................................................... 53

5.2.2. Karakteristik Informan Pendukung .................................................................... 54

5.3 Gambaran Struktur Pelayanan Antenatal Puskesmas Pagedangan ........................... 55

5.3.1. Gambaran SDM Pelayanan Antenatal ............................................................... 55

5.3.2. Gambaran Penganggaran Pelayanan Antenatal di Puskesmas Pagedangan

Kabupaten Tangerang ....................................................................................................... 59

5.3.3. Gambaran Fasilitas dan Sarana Pelayanan Antenatal di Puskesmas Pagedangan

Kabupaten Tangerang ....................................................................................................... 60

5.3.4. Gambaran Pedoman Pelayanan Antenatal di Puskesmas Pagedangan Kabupaten

Tangerang ......................................................................................................................... 65

Page 13: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

xiii

5.4 Gambaran Proses Pelayanan Antenatal Puskesmas Pagedangan .............................. 67

5.4.1. Pelayanan anamnesa .......................................................................................... 67

5.4.2. Pemeriksaan, Intervensi dan Implementasi Pelayanan Antenatal ...................... 69

5.4.3. Pencatatan hasil pemeriksaan antenatal ............................................................. 76

5.4.4. Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) ....................................................... 79

5.5 Gambaran Output Pelayanan Antenatal Puskesmas Pagedangan ............................. 85

5.5.1. Kepatuhan Bidan ................................................................................................ 85

5.5.2. Status Kesehatan ................................................................................................ 86

BAB VI .................................................................................................................................... 88

PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 88

6.1. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................. 88

6.2. Struktur Pelayanan Antenatal di Puskesmas Pagedangan ......................................... 88

6.2.1. Sumber Daya Manusia di Puskesmas Pagedangan ............................................ 88

6.2.2. Penganggaran Program Pelayanan Antenatal .................................................... 90

6.2.3. Fasilitas dan Sarana Pelayanan Antenatal.......................................................... 92

6.2.4. Pedoman Pelayanan Antenatal ........................................................................... 94

6.3. Proses Pelayanan Antenatal di Puskesmas Pagedangan ........................................... 95

6.3.1. Pelayanan Anamnesa ......................................................................................... 95

6.3.2. Pemeriksaan, Intervensi, dan Implementasi Pelayanan Antenatal ..................... 96

6.3.3. Pencatatan Pemeriksaan ................................................................................... 100

6.3.4. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) ..................................................... 101

Page 14: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

xiv

6.4. Output Pelayanan Antenatal di Puskesmas Pagedangan ......................................... 102

6.4.1. Kepatuhan Bidan .............................................................................................. 102

6.4.2. Status Kesehatan .............................................................................................. 104

BAB VII ................................................................................................................................. 107

KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................................. 107

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 109

LAMPIRAN ........................................................................................................................... 114

Page 15: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu ......................................................................... 19

Tabel 2. 2 Anamnesa Pemeriksaan Tindak Lanjut Kasus ..................................................................... 21

Tabel 2. 3 Materi KIE efektif dalam Pelayanan Antenatal Terpadu ..................................................... 22

Tabel 2. 4 Persyaratan Peralatan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas ........................................... 31

Tabel 3. 1 Definisi Istilah ...................................................................................................................... 41

Tabel 5. 1 Karakteristik Informan Utama ............................................................................................. 54

Tabel 5. 2 Karakteristik Informan Pendukung ...................................................................................... 54

Tabel 5. 3 Pendidikan Terakhir dan Surat Izin Kerja Bidan Puskesmas Tangerang ............................ 57

Tabel 5. 4 Alat - Alat Penunjang Pelayanan Antenatal ......................................................................... 61

Tabel 5. 5 Fasilitas dan Sarana dalam Pelayanan Antenatal ................................................................. 64

Tabel 5. 6 Pelayanan Anamnesa pada Trimester Pertama .................................................................... 67

Tabel 5. 7 Pelayanan Anamnesa pada Trimester Kedua ....................................................................... 68

Tabel 5. 8 Pelayanan Anamnesa pada Trimester Ketiga ....................................................................... 69

Tabel 5. 9 Pemeriksaan, Intervensi dan Implementasi Pelayanan Antenatal pada Trimester Pertama . 72

Tabel 5. 10 Pemeriksaan, Intervensi dan Implementasi Pelayanan Antenatal pada Trimester Kedua . 73

Tabel 5. 11 Pemeriksaan, Intervensi dan Implementasi Pelayanan Antenatal pada Trimester Ketiga . 75

Tabel 5. 12 Pencatatan Hasil Pemeriksaan Pelayanan Antenatal pada Trimester Pertama .................. 77

Tabel 5. 13 Pencatatan Hasil Pemeriksaan Pelayanan Antenatal pada Trimester Kedua ..................... 78

Tabel 5. 14 Pencatatan Hasil Pemeriksaan Pelayanan Antenatal pada Trimester Ketiga ..................... 78

Tabel 5. 15 Komunikasi, Informasi dan Edukasi Pelayanan Antenatal pada Trimester Pertama ......... 81

Tabel 5. 16 Komunikasi, Informasi dan Edukasi Pelayanan Antenatal pada Trimester Kedua ............ 82

Tabel 5. 17 Komunikasi, Informasi dan Edukasi Pelayanan Antenatal pada Trimester Ketiga ........... 84

Tabel 5. 18 Kepatuhan Bidan Dalam Melaksanakan Pelayanan Antenatal .......................................... 85

Page 16: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep (Donabedian) ...................................................................................... 40

Page 17: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sustainable Development Goals (SDG’s) merupakan paradigma pembangunan

global yang salah satunya berfokus di kesehatan well being dan salah satu tujuannya

adalah menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian anak. Angka Kematian

Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat

kesehatan di suatu Negara dan menjadi salah satu tolak ukur kesejahteraan suatu bangsa.

Sampai tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebanyak 359 per 100.000

kelahiran hidup, jauh dari yang ditargetkan oleh Unicef dalam MDG’s yaitu pada tahun

2012 sebanyak 110 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2030 diharapkan

Indonesia dapat menurunkan angka kematian ibu menjadi 70 per 100.000 kelahiran

hidup (UNDP, 2016). Berdasarkan data SDKI, Untuk Angka Kematian Bayi (AKB)

pada tahun 2012 sebanyak 19 per 1.000 kelahiran hidup dan target pada tahun 2020

yaitu sebanyak 12 per 1.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan RI, 2014a).

Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi Angka

Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu yang masih tinggi. Pada tahun 2011, angka

kematian bayi sebanyak 29.5 per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Ibu

sebanyak 168.5 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan dari

tahun sebelumnya yaitu 191 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi

Banten, 2011). Di Kabupaten Tangerang sendiri, jumlah kematian ibu yaitu sebanyak

52 kasus kematian pada tahun 2016 dan mengalami peningkatan kasus dari tahun

sebelumnya dengan kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera

setelah persalinan serta keterlambatan dalam mendapatkan pertolongan atau dirujuk

selama masa kehamilan. Sedangkan, jumlah kematian bayi mengalami peningkatan

Page 18: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

2

dari tahun sebelumnya yaitu 334 kasus kematian dan penyebab terbanyak kematian bayi

adalah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Hal ini juga tidak lepas karena ibu hamil

dengan anemia dan Kekurangan Energi Kronik (KEK) (Dinas Kesehatan Kab.

Tangerang, 2016).

Salah satu upaya yang dilakukan Depkes RI dalam mempercepat penurunan

Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan masalah risiko pada

ibu hamil tersebut adalah dengan melaksanakan pelayanan antenatal. Pelayanan

antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan sekaligus

upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun bayi (Depkes, 2007).

Pelayanan antenatal merupakan program terencana berupa observasi, edukasi, dan

penanganan medik pada ibu hamil, dengan tujuan menjaga agar ibu sehat selama

kehamilan; persalinan, dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat; proses

kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan; memantau kemungkinan adanya

risiko-risiko kehamilan; merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap

kehamilan risiko tinggi; dan menurunkan morbilitas dan mortalitas ibu dan janin

perinatal (Mufdilah, 2009).

Indikator yang menunjukkan akses ibu hamil terhadap pelayanan antenatal yaitu

cakupan K1 (kunjungan pertama) yaitu kontak pertama kali ibu hamil dengan tenaga

kesehatan dan K4 yaitu kontak 4 kali ibu hamil atau lebih dengan tenaga kesehatan

yang terampil sesuai standar serta PK (penanganan komplikasi) yaitu penanganan

komplikasi kebidanan, penyakit menular maupun tidak menular serta masalah gizi yang

terjadi pada masa kehamilan. Pada K1 harus dilakukan sedini mungkin pada trimester

pertama sebelum minggu ke-8. Sedangkan pada K4 dilakukan minimal satu kali pada

trimester pertama (0-12 minggu), minimal satu kali pada trimester kedua (>12 – 24

minggu), dan minimal dua kali pada trimester ketiga (>24 minggu sampai dengan

Page 19: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

3

kelahiran) dengan kunjungan antenatal bisa lebih dari empat kali sesuai kebutuhan dan

jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan. Cakupan K1 dan K4 di Indonesia

cenderung stagnan dari tahun ke tahun. Kenaikan cakupan K1 dari tahun ke tahun relatif

lebih stabil. Hal itu sedikit berbeda dengan cakupan K4 yang tidak selalu mengalami

kenaikan dan hanya stagnan pada angka 86 persen dalam kurun waktu dua tahun

terakhir di Indonesia (Kementerian Kesehatan RI, 2014a).

Berdasarkan data laporan Antenatal Care Dinas Kesehatan Kabupaten

Tangerang didapatkan cakupan indikator pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

pada tahun 2016 diketahui bahwa Puskesmas Pagedangan merupakan satu dari 44

Puskesmas dengan capaian cakupan K4 terendah se-Kabupaten Tangerang dengan

cakupan sebesar 85.6%. Pencapaian di Puskesmas Pagedangan tersebut masih dibawah

standar minimal yaitu 95% untuk cakupan K4. Cakupan K4 yang rendah juga dapat

mempengaruhi cakupan deteksi risiko tinggi pada ibu hamil.

Sebanyak 20% ibu hamil di Pagedangan yaitu ibu hamil dengan risiko tinggi

dengan total ibu hamil sebanyak 2.754 ibu hamil pada tahun 2017. Kelompok ibu hamil

dengan risiko tinggi tersebut sangat rentan mendapatkan masalah – masalah selama

kehamilan maupun kelahiran. Adapun risiko tinggi pada ibu hamil meliputi anemia,

tekanan darah tinggi, edema nyata, eklampsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah

dini, letak lintang dan sungsang, infeksi berat/sepsis, dan persalinan prematur

(Kementerian Kesehatan RI, 2013). Masalah risiko tersebut dapat dicegah dan

ditanggulangi dengan meningkatkan kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas sebagai

ujung tombak kesehatan masyarakat. Pelayanan antenatal yang berkualitas dapat

mendeteksi secara dini dan akurat risiko - risiko yang kemungkinan di derita oleh ibu

hamil. Deteksi risiko yang ditemukan secara dini sangat penting bagi ibu hamil agar

risiko kehamilan yang ada dapat ditangani secepat mungkin sehingga risiko kematian

Page 20: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

4

ibu dapat diminimalisir. Hal tersebut dapat dilakukan apabila tenaga kesehatan

khususnya tenaga bidan dapat melaksanakan pelayanan antenatal sesuai standar

pelayanan antenatal terpadu. Oleh karena itu, Kabupaten Tangerang khususnya

Puskesmas Pagedangan memfokuskan pelayanan antenatal terhadap pemeriksaan

pelayanan antenatal dengan standar pelayanan minimal 10T. Dalam pelayanan tersebut,

tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar

pelayanan antenatal terpadu. Standar tersebut dapat dilakukan di Puskesmas sebagai

tombak pelayanan masyarakat. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan

kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Dalam

hal ini, prinsip paradigma sehat yang dimiliki puskesmas berperan penting dalam

mewujudkan pembangunan kesehatan, salah satunya untuk menurunkan AKI dan AKB

di wilayah kerjanya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Marniyati et al., 2016) di

Puskesmas Kota Palembang menyatakan bahwa masih ada bidan yang belum

melaksanakan kegiatan antenatal secara optimal dikarenakan kendala membutuhkan

waktu yang cukup lama. Menurut (Crosby, 1980) menyatakan bahwa kualitas adalah

kepatuhan terhadap standar yang ditetapkan dan merupakan kesesuaian terhadap

kebutuhan. Studi yang dilakukan oleh (Fitrayeni et al., 2015) menyatakan bahwa peran

bidan sangat berhubungan dalam kelengkapan kunjungan pelayanan antenatal pada ibu

hamil. Selain itu, masih ada sarana dan prasarana yang belum memadai untuk

melakukan pelayanan antenatal sesuai standar. Studi yang dilakukan (Solang et al.,

2012) menyatakan bahwa kurangnya fasilitas yang tersedia di Puskesmas dapat

mempengaruhi motivasi ibu hamil untuk datang berkunjung memeriksa kehamilannya.

Studi yang dilakukan oleh (Naariyong et al., 2012) menunjukkan bahwa lemahnya

hubungan antara pemanfaatan pelayanan antenatal terhadap kesehatan ibu disebabkan

Page 21: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

5

karena pelayanan kesehatan kurang memperhatikan konten dan kualitas dari pelayanan

antenatal.

1.2. Rumusan Masalah

Cakupan indikator pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan merupakan

cakupan terendah pada tahun 2014 dan 2016 masing - masing adalah 63.4 % dan 85.6%.

cakupan tersebut masih dibawah standar minimal yaitu 95% pada cakupan K4. Selain

itu, 20% ibu hamil dengan risiko tinggi sangat membutuhkan pelayanan antenatal yang

berkualitas. Ketersediaan SOP pelayanan antenatal di Puskesmas sangat penting

sebagai bahan acuan yang digunakan oleh bidan dalam melaksanakan pelayanan

antenatal, namun SOP Puskesmas Pagedangan belum terdokumentasikan dan masih

dalam proses pembuatan. Berdasarkan penelitian sebelumnya menyatakan bahwa peran

bidan sangat penting dalam melaksanakan pelayanan antenatal yang berkualitas secara

optimal. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti gambaran kualitas pelayanan

antenatal di Puskesmas Pagedangan.

1.3. Pertanyaan penelitian

1. Bagaimana gambaran kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan

tahun 2017?

2. Bagaimana gambaran kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan

tahun 2017 berdasarkan komponen masukan (structure)?

3. Bagaimana gambaran kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan

tahun 2017 berdasarkan komponen proses pelayanan antenatal?

4. Bagaimana hasil pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan tahun 2017?

Page 22: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

6

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan

Kabupaten Tangerang Tahun 2017

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya stuktur kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas

Pagedangan Kabupaten Tangerang tahun 2017

2. Diketahuinya proses pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan

Kabupaten Tangerang tahun 2017

3. Diketahuinya output pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan

Kabupaten Tangerang tahun 2017

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di peroleh selama masa

perkuliahan terkait manajemen pelayanan kesehatan terkhusus di bidang mutu

pelayanan kesehatan

1.5.2. Bagi Puskesmas terkait dan Dinkes Kabupaten Tangerang

Hasil penelitian dapat menjadi rekomendasi dan masukan kepada

puskesmas dan Dinas Kesehatan dalam menjaga atau meningkatkan kualitas

pelayanan antenatal pada ibu hamil guna mencapai target cakupan.

1.5.3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Terbinanya suatu jaringan kerjasama yang berkelanjutan dan menambah

koleksi penelitian

Page 23: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

7

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang berjudul “Gambaran Kualitas Pelayanan Antenatal di

Puskesmas Pagedangan Kabupaten Tangerang Tahun 2017” dilakukan oleh mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta semester VIII. Peneliti ingin mengetahui masukan, proses

pelaksanaan, serta keluaran pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan. Penelitian

ini bersifat kualitatif dengan pengambilan data primer dan sekunder. Pengambilan data

primer dilakukan dengan teknik observasi terhadap fasilitas dan sarana, pedoman, serta

proses pelayanan antenatal dan wawancara mendalam kepada Seksi Kesehatan

Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Kepala Puskesmas Puskesmas

Pagedangan, pemegang program KIA serta bidan Puskesmas Pagedangan.

Pengambilan data sekunder dilakukan dengan telaah dokumen yang didapatkan dari

Puskesmas Pagedangan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan

Agustus 2017.

Page 24: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mutu Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang

diperlukan setiap orang. Era globalisasi, yang sudah semakin maju adalah sudah

seharusnya bahwa pendekatan mutu yang paripurna yang berorientasi kepada pasien

atau pelanggan diterapkan bagi organisasi pelayanan kesehatan di Indonesia. Hal ini

dilakukan agar organisasi pelayanan kesehatan mampu bersaing, tidak hanya dengan

sesama pelayanan kesehatan dalam negeri, namun juga mampu bersaing dengan negara

lain. Semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kesehatan

untuk mempertahankan kualitas hidup, maka pelanggan akan semakin kritis dalam

menerima produk jasa pelayanan keperawatan maupun kebidanan sesuai harapan

pelanggan (“Naskah Pelatihan Manajerial SPMK,” 2003). Oleh karena itu pelayanan

kesehatan sebagai pelayan masyarakat perlu memiliki mutu pelayanan prima yang

sesuai dengan harapan pasien, selain diharapkan memberikan pelayanan medis yang

bermutu.

1. Pengertian mutu

Mutu menurut ISO 8402 adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh

dari barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam

memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat (Wijono, 2000).

Mutu adalah fitur – fitur produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan

dengan memberikan kepuasan pelanggan. Mutu berarti kebebasan dari

kekurangan, yaitu kebebasan dari kesalahan yang mengharuskan pengerjaan

ulang secara terus-menerus atau yang mengakibatkan kegagalan kerja,

ketidakpuasan pelanggan, klaim pelanggan, dan sebagainya. Dalam hal ini

Page 25: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

9

pengertian mutu diorientasikan kepada biaya dan mutu yang lebih baik

biasanya membutuhkan biaya yang rendah (Juran and Godfrey, 1998).

Pelayanan prima sangat baik bila diterapkan karena dapat menmbentuk

pelanggan yang loyal, yaitu pelanggan yang dengan bangga memilih

organisasi pelayanan kesehatan yang telah dirasakan setelah menerima

pelayanan, pelanggan akan memilih untuk menerima pelayanan di tempat

yang sama dan memasarkan ke orang lain dengan suka rela (Zeithaml et al.,

1990).

2. Dimensi Mutu Pelayanan

Menurut (Zeithaml et al., 1990) mengelompokkan mutu menjadi 10 dimensi

yaitu:

a. Tangibles, yaitu sesuatu yang terlihat seperti fasilitas, alat, karyawan

dan alat-alat komunikasi.

b. Reliability, yaitu kemampuan untuk melaksanakan pelayanan sesuai

dan akurat.

c. Responsiveness, yaitu kemauan untuk menolong pelanggan dan

menyediakan jasa pelayanan secara cepat dan tepat.

d. Competence, yaitu memiliki kemampuan dan pengetahuan yang

dibutuhkan untuk melakukan pelayanan.

e. Courtesy, yaitu sopan, menghormati, mempertimbangkan, dan

ramah terhadap berkomunikasi dengan karyawan atau pelanggan.

f. Credibility, yaitu kepercayaan, kejujuran dari provider pelayanan.

g. Security, yaitu kebebasan dari resiko, bahaya, atau keraguan.

h. Access, yaitu kedekatan dan kemsudahan kontak.

Page 26: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

10

i. Communication, yaitu menjaga agar pelanggan diberikan informasi

dengan Bahasa yang bisa di dengar dan di mengerti oleh mereka.

j. Understanding the Costumer, yaitu berusaha mengetahui pelanggan

dan kebutuhan pelanggan.

Dalam dimensi yang dikelompokkan terdapat dimensi yang tidak

diperlukan berdiri sendiri terhadap yang lainnya. Seperti dimensi

credibility dengan security dapat menyebabkan tumpang tindih.

Selanjutnya oleh A. Parasuraman dalam (Zeithaml et al., 1988)

memfokuskan menjadi 5 dimensi mutu jasa/ pelayanan, yaitu terdiri

dari:

a. Tangibles, yaitu sesuatu yang terlihat seperti fasilitas, alat,

karyawan dan alat-alat komunikasi.

b. Reliability, yaitu kemampuan untuk melaksanakan pelayanan

sesuai dan akurat.

c. Responsiveness, yaitu kemauan untuk menolong pelanggan dan

menyediakan jasa pelayanan secara cepat dan tepat.

d. Assurance, yaitu penggabungan antara dimensi competence,

courtesy, credibility dan security mencakup pengetahuan dan

keramahan karyawan dan kemampuan mereka untuk

menciptakan kepercayaan dan keyakinan pelanggan, sopan dan

dapat dipercaya, serta bebas dari bahaya, resiko, dan keraguan.

e. Empathy, yaitu mencakup pemahaman pemberian perhatian,

kemsudahan dalam melakukan komunikasi yang baik dan

mengetahui kebutuhan pelanggan.

Page 27: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

11

3. Pendekatan dalam Pengukuran Mutu

Informasi dimana kesimpulan dapat ditarik tentang mutu suatu

pelayanan kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu

“structure,” “process,” dan “outcome.” (Donabedian, 1980). Pendekatan

dalam pengukuran mutu dijelaskan sebagai berikut (Graham, 1995):

a. Structure

Struktur menunjukkan perlengkapan atau peralatan dari keadaan

dimana pelayanan terjadi. Perlengkapan tersebut ini termasuk

diantaranya material sumber (fasilitas, alat-alat, dan uang), material

sumber daya manusia (jumlah dan kualifikasi karyawan) dan

masukan organisasi (staf medis, metode tinjau rekan kerja, dan

metode pembayaran pengganti).

b. Process

Pendekatan proses menunjukkan apa yang telah dilakukan dalam

pemberian dan penerimaan pelayanan. Hal ini mencakup aktifitas

pasien dalam mencari pengobatan dan mengeksekusikannya juga

mencakup aktifitas praktisi kesehatan dalam mendiagnosis dan

merekomendasikan atau mengimplementasikan pengobatan atau

pelayanan.

c. Outcome

Pendekatan outcome atau keluaran menunjukkan dampak dari

pelayanan kesehatan pada status kesehatan pasien ataupun populasi.

Peningkatan pengetahuan dan perubahan yang bermanfaat dalam

perilaku pasien serta termasuk kepuasan pasien. Pendekatan

Page 28: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

12

keluaran akan menunjukkan apakah layanan kesehatan berhasil atau

tidak.

Dalam hal ini peneliti memilih teori pengukuran mutu menurut

Donabedian karena dalam pengukuran ini lebih menekankan ke pemberi

pelayanan jasa secara lebih jelas dan terstruktur melalui komponen structure,

process serta output dalam pemberian pelayanan.

2.2. Kualitas Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan kesehatan antenatal

komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil selama masa

kehamilan sesuai dengan standar. Pelayanan antenatal yang mencakup anamnesis,

pemeriksaan fisik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi

tertentu serta indikasi dasar dan khusus (Imbalo, 2006). Selain itu, jenis pelayanan yang

diberikan adalah pencatatan hasil pemeriksaan serta komunikasi, informasi dan edukasi

(KIE) yang efektif. Pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas dapat mendeteksi

terjadinya resiko pada kehamilan semenjak dini yaitu dengan mendapatkan akses

perawatan maupun informasi terkait kehamilan secara berkualitas, memperoleh

kesempatan dalam deteksi dini terhadap komplikasi atau gangguan atau penyakit yang

mungkin timbul sehingga kematian pada ibu maupun bayi dapat dicegah (Mufdilah,

2009)

Tujuan pelayanan antenatal terpadu adalah untuk memenuhi hak setiap ibu

hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani

kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat

(Kemenkes RI, 2013b).

Menurut (Manuaba, 1998) tujuan pelayanan antenatal yaitu memantau

kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi,

Page 29: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

13

meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi,

mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin selama

kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,

mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,ibu maupun

bayinya dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas

berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga

dalam menerimakelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal serta

optimalisasi kembalinya kesehatan reproduksi ibu secara wajar. Keuntungan layanan

antenatal sangat besar karena dapat mengetahui resiko dan komplikasi sehingga ibu

hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit. Layanan antenatal

dilakukan sehingga dapat dilakukan pengawasan yang lebih intensif, pengobatan agar

resiko dapat dikendalikan, serta melakukan rujukan untuk mendapat tindakan yang

adekuat.

Menurut (Yulaikhah, 2006), tujuan pengawasan antenatal adalah mengenal dan

menangani penyulit yang dapat terjadi saat kehamilan, persalinan, dan nifas; mengenal

dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan dan kala nifas; memberi

nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi,

dan aspek keluarga berencana; serta menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan

perinatal.

2.2.1 Standar Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas secara keseluruhan

meliputi hal-hal sebagai berikut (Kemenkes RI, 2013b):

a. Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar

kehamilan berlangsung sehat;

Page 30: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

14

b. Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi

kehamilan;

c. Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman;

d. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan

rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi.

e. Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat

waktu bila diperlukan.

f. Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga

kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan

bila terjadi penyulit/komplikasi.

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan

pelayanan yang berkualitas sesuai standar dikenal dengan standar minimal (10T) terdiri

dari:

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

2. Ukur (Tekanan) darah

3. Nilai status Gizi (Ukur lingkar lengan atas/LiLA)

4. Ukur (Tinggi) fundus uteri

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6. Skrining status imuninasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

bila diperlukan

7. Beri tablet tambah darah (tablet besi)

8. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)

9. Tatalaksana/penanganan kasus

10. Temu wicara (konseling)

Page 31: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

15

2.2.2. Jenis Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang

kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih sesuai dengan ketentuan

yang berlaku. Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari (Kemenkes RI,

2013b):

a. Anamnesa

Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, ada beberapa ha

yang perlu diperhatikan ketika melakukan anamnesa, yaitu:

1. Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat

ini.

2. Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah

kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:

- Muntah berlebihan

Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda

terutama pada pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang

setelah kehamilan berumur 3 bulan. Keadaan ini tidak perlu

dikhawatirkan, kecuali kalau memang cukup berat, hingga

tidak dapat makan dan berat badan menurun terus.

- Pusing

Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing

sampai mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu

diwaspadai.

- Sakit kepala

Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin

dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.

Page 32: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

16

- Perdarahan

Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah

merupakan tanda bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.

- Sakit perut hebat

Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu

dan janinnya.

- Demam

Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan

berlebihan dari liang rahim dan kadang-kadang berbau

merupakan salah satu tanda bahaya pada kehamilan.

- Batuk lama

Batuk lama Lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan

lanjut. Dapat dicurigai ibu menderita TBC.

- Berdebar-debar

Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu

masalah pada kehamilan yang harus diwaspadai.

- Cepat Lelah

Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya

timbul rasa lelah, mengantuk yang berlebihan dan pusing,

yang biasanya terjadi pada sore hari. Kemungkinan ibu

menderita kurang darah.

- Sesak nafas atau sukar bernafas

Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit

sesak bila bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu.

Page 33: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

17

Namun apabila hal ini terjadi berlebihan maka perlu

diwaspadai.

- Keputihan yang berbau

Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya

pada ibu hamil.

- Gerakan janin

Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir

bulan ke empat. Apabila gerakan janin belum muncul pada

usia kehamilan ini, gerakan yang semakin berkurang atau

tidak ada gerakan maka ibu hamil harus waspada.

- Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah,

menarik diri, bicara sendiri, tidak mandi, dsb. Selama

kehamilan, ibu bisa mengalami perubahan perilaku. Hal ini

disebabkan karena perubahan hormonal. Pada kondisi yang

mengganggu kesehatan ibu dan janinnya maka akan

dikonsulkan ke psikiater.

- Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama

kehamilan Informasi mengenai kekerasan terhadap

perempuan terutama ibu hamil seringkali sulit untuk digali.

Korban kekerasan tidak selalu mau berterus terang pada

kunjungan pertama, yang mungkin disebabkan oleh rasa

takut atau belum mampu mengemukakan masalahnya

kepada orang lain, termasuk petugas kesehatan. Dalam

keadaan ini, petugas kesehatan diharapkan dapat mengenali

korban dan memberikan dukungan agar mau membuka diri.

Page 34: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

18

3. Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat

kehamilan yang sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan

sebelumnya dan riwayat penyakit yang diderita ibu.

4. Menanyakan status imunisasi Tetanus Toksoid.

5. Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi.

6. Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti: antihipertensi,

diuretika, anti vomitus, antipiretika, antibiotika, obat TB, dan

sebagainya.

7. Di daerah endemis Malaria, tanyakan gejala Malaria dan riwayat

pemakaian obat Malaria.

8. Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat

penyakit pada pasangannya. Informasi ini penting untuk

langkahlangkah penanggulangan penyakit menular seksual.

9. Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah,

frekuensi dan kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan

gizinya.

10. Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi

kemungkinan terjadinya komplikasi dalam kehamilan

b. Pemeriksaan

Pemeriksaan dalam pelayanan antenatal terpadu, meliputi berbagai

jenis pemeriksaan termasuk menilai keadaan umum (fisik) dan

psikologis (kejiwaan) ibu hamil.

Page 35: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

19

Tabel 2. 1 Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu

No Jenis Pemeriksaan Trimester

I II III

1 Keadaan Umum √ √ √

2 Suhu Tubuh √ √ √

3 Tekanan darah √ √ √

4 Berat badan √ √ √

5 LiLA √

6 Tinggi Fundus Uteri √ √

7 Presentasi Janin √ √

8 Denyut Jantung Janin √ √

9 Pemeriksaan Hb √ √

10 Golongan darah √

11 Protein urin * *

12 Gula darah/reduksi * * *

13 Darah Malaria √* * *

14 BTA * * *

15 IMS/Sifilis * * *

16 Serologi HIV √** * *

17 USG * * *

Sumber: Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu

Keterangan:

√ : rutin (dilakukan pemeriksaan rutin)

* : khusus (dilakukan pemeriksaan atas indikasi

√* : pada daerah endemis akan menjadi pemeriksaan rutin

√** : pada daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil

dengan IMS dan TB akan menjadi pemeriksaan rutin

Page 36: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

20

c. Penanganan dan Tindak Lanjut Kasus

Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

laboratorium/penunjang lainnya, dokter menetidakkan diagnose

kerja atau diagnosa banding, sedangkan perawat/bidan dapat

mengenali keadaan normal dan keadaan bermasalah pada ibu hamil.

Berikut adalah penanganan dan tindak lanjut kasus pada pelayanan

antenatal terpadu.

Page 37: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

21

Tabel 2. 2 Anamnesa Pemeriksaan Tindak Lanjut Kasus

Page 38: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

22

d. Pencatatan Hasil Pemeriksaan Antenatal Terpadu

Pencatatan hasil pemeriksaan merupakan bagian dari standar

pelayanan antenatal terpadu yang berkualitas. Setiap kali

pemeriksaan, tenaga kesehatan wajib mencatat hasilnya pada rekam

medis, Kartu Ibu dan Buku KIA. Pada saat ini pencatatan hasil

pemeriksaan antenatal masih sangat lemah, sehingga data-datanya

tidak dapat dianalisa untuk peningkatan kualitas pelayanan antenatal.

Dengan menerapkan pencatatan sebagai bagian dari standar

pelayanan, maka kualitas pelayanan antenatal dapat ditingkatkan.

e. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang efektif

KIE yang efektif termasuk konseling merupakan bagian dari

pelayanan antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak pertama

untuk membantu ibu hamil dalam mengatasi masalahnya. Berikut

materi KIE efektif dalam pelayanan antenatal:

Tabel 2. 3 Materi KIE efektif dalam Pelayanan Antenatal

Terpadu

No Materi KIE Isi Pesan

1 Persiapan persalinan dan

kesiagaan menghadapi

komplikasi

• Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan,

persalinan dan nifas

• Tabulin

• Tempat persalinan

• Transportasi rujukan

• Penolong persalinan

• Calon donor darah

• Pendamping persalinan

• Suami SIAGA (siap antar jaga)

2 Inisiasi menyusu dini dan

ASI eksklusif • Skin to skin contact untuk IMD

• Kolostrum

Page 39: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

23

• Rawat gabung

• ASI saja 6 bulan

• Tidak diberi susu formula

• Keinginan untuk menyusui

• Penjelasan pentingnya ASI

• Perawatan putting susu

3 KB paska persalinan Metode yang sesuai dalam masa nifas

4 Masalah gizi • Suplementasi tablet gizi

• Mengkonsumsi garam beryodium

• Mengkonsummsi makanan padat kalauri

dan kaya zat besi

• Pemberian makanan tambahan

5 Imunisasi TT pada ibu

hamil

Pentingnya imunisasi TT pada ibu hamil

sebagai upaya pencegahan dan perlindungan

ibu dan bayi terhadap tetanus

6 Masalah penyakit kronis

dan penyakit menular • Upaya pencegahan

• Mengenali gejala penyakit

• Menerapkan PHBS

• Kepatuhan minum obat

7 Kelas ibu • Setiap ibu hamil menggunakan buku KIA

• Bertukar pengalaman diantara ibu hamil

• Senam hamil

8 Brain booster • Berkomunikasi dengan janin

• Musik untuk menstimulasi janin

• Nutrisi gizi seimbang bagi ibu hamil

9 Informasi HIV/AIDS dan

IMS • Definisi HIV, AIDS dan IMS

• Penularan HIV dan IMS

• Pentingnya tes HIV

10 Informasi KtP • Pengertian kekerasan terhadap

perempuan

• Bentuk – bentuk KtP

• Akibat KtP

• Pencegahan dan penanganan KtP

Sumber: Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu

Page 40: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

24

2.2.3. Indikator Pelayanan Antenatal

Berdasarkan pedoman pelayanan antenatal terpadu terdapat tiga

indikator yang dapat digunakan untuk melihat pelayanan antenatal terpadu yaitu

kunjungan pertama (K1), kunjungan keempat (K4), dan penanganan komplikasi

(PK).

1. Kunjungan Pertama (K1)

K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang

mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan

komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini

mungkin pada trimester pertama dan sebaiknya sebelum minggu ke-8.

2. Kunjungan Keempat (K4)

K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga

kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan

antenatal terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kunjungan antenatal

dapat dilakukan lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan/indikasi dan jika ada

keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan. Kontak empat kali dilakukan

sebagai berikut:

a. Trimester I (0 - 12 minggu): minimal satu kali

b. Trimester II (>12 – 24 minggu): minimal satu kali

c. Trimester III (>24 minggu – kelahiran): minimal dua kali

3. Penanganan Komplikasi (PK)

Penanganan komplikasi adalah komplikasi kebidanan, penyakit menular

maupun tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada masa kehamilan,

bersalin dan nifas.

Page 41: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

25

2.3. Konsep Puskesmas

1. Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatu wilayah kerja.

a. Unit Pelaksana Teknis

Sebagai unit pelaksana teknis (UPTD) Dinas Kesehatan Kabupaten/

Kota, Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis

operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit

pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di

Indonesia.

b. Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh

bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

yang optimal.

c. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan

Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya

pembangunan kesehatan di wilayah Kabupaten/Kota adalah Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan Puskesmas bertanggung jawab

hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan kemampuannya.

d. Wilayah Kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu

kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu

Page 42: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

26

puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas,

dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).

Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab

langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

2. Tujuan dan Fungsi Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas

adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar terwujud derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat

2010.

Adapun fungsi puskesmas, yaitu :

a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat

dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta

mendukung pembangunan kesehatan. disamping itu Puskesmas aktif

memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan

setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk

pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan Puskesmas adalah

mengutamakan tujuh pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit

tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Page 43: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

27

b. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka

masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki

kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan

masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan

kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut

menetapkan,menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program

kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini

diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya

sosial budaya masyarakat setempat.

c. Pusat penyelenggaraan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan

kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi

tanggung jawab puskesmas meliputi :

i. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang

bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama

menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,

tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan

penyakit. Pelayanan peorangan tersebut adalah rawat jalan dan

untuk Puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

ii. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang

bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara

Page 44: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

28

dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa

mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah

promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan

lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,

keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai

program kesehatan masyarakat lainnya.

2.4. Puskesmas Mampu PONED

Puskemas mampu PONED adalah Puskesmas rawat inap yang mampu

menyelenggarakan pelayanan obstetric dan neonatal emergensi atau komplikasi tingkat

dasar dalam 24 jam sehari dan 7 hari seminggu (Kemenkes RI, 2013a).

2.4.1. Pelayanan yang Diberikan Puskesmas Mampu PONED

Dalam penanganan kasus kesehatan dibutuhkan kepatuhan dalam

penggunaan Standard Operating Procedure (SOP). Pada dasarnya SOP adalah

pedoman yang berisi prosedur operasional standar yang digunakan untuk

memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan serta penggunaan fasilitas

proses yang dilakukan berjalan efektif dan efisien. Terdapat batasan

kewenangan dalam kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang dapat

ditangani oleh Puskesmas mampu PONED, yaitu (Kemenkes RI, 2013a):

1. Maternal

a. Perdarahan pada kehamilan muda

b. Perdarahan post Partum

c. Hipertensi dalam Kehamilan

d. Persalinan macet

e. Ketuban pecah sebelum waktunya dan sepsis

Page 45: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

29

f. Infeksi Nifas

2. Neonatal

a. Asfiksia pada neonatal

b. Gangguan nafas pada bayi baru lahir

c. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

d. Hipotermi pada bayi baru lahir

e. Hipoglikemi dari ibu dengan diabetes millitus

f. Ikterus

g. Kejang pada Neonatus

h. Infeksi Neonatus

2.4.2. Persyaratan Komponen Bangunan dan Material Puskesmas

a. Atap

Atap harus kuat terhadap kemungkinan bencana (angina putting beliung,

gempa, dan lain-lain), tidak bocor, tahan lama dan tidak menjadi tempat

perindukan vektor. Selain itu, atap bangunan harus anti korosif dan tidak

msudah terbakar.

b. Langit – langit

Langit-langit bangunan harus kuat, berwarna terang dan msudah

dibersihkan, tanpa profil dan terlihat tanpa sambungan (seamless).

Ketinggian langit-langit dari lantai minimal 2,8 meter.

c. Dinding

Material dinding harus keras, rata, tidak berpori, tidak menyebabkan silau,

kedap air, msudah dibersihkan, dan tidak ada sambungan agar msudah

dibersihkan. Material dapat disesuaikan dengan kondisi di daerah setempat.

Selain itu dinding untuk kamar mandi/WC harus kedap air dan dilapisi

Page 46: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

30

dengan keramik setinggi 150 cm. Dinding laboratorium juga harus tahan

bahan kimia, msudah dibersihkan serta tidak berpori.

d. Lantai

Material lantai harus kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna

terang, msudah dibersihkan, dan dengan sambungan seminimal mungkin.

2.4.3. Persyaratan Prasarana Puskesmas

a. Sistem penghawaan (Ventilasi)

Ventilasi merupakan proses untuk mensuplai udara segar ke dalam

bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan, bertujuan

menghilangkan gas-gas yang tidak menyenangkan, meghilangkan uap air

yang berlebih dan membantu mendapatkan kenyamanan termal. Ventilasi

pada bangunan puskesmas dapat berupa ventilasi alami dan/ atau ventilasi

mekanis. Jumlah bukaan ventilasi alami tidak kurang dari 15% terhadap luas

lantai ruangan yang membutuhkan ventilasi. Sedangkan ventilasi mekanis

diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi syarat tidak memadai.

Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruangan

di Puskesmas yaitu minimal 12x pertukaran udara per jam. Ventilasi dalam

ruang perlu memperhatikan tiga elemen dasar, yaitu:

- Jumlah udara luar berkualitas baik yang masuk dalam ruang pada

waktu tertentu.

- Arah umum aliran udara dalam gedung yang seharusnya dari area

bersih ke area terkontaminasi serta distribusi udara luar ke setiap bagian

dari ruangan dengan cara yang efisien dan kontaminan airborne yang

ada dalam ruangan dialirkan ke luar dengan cara yang efektif.

Page 47: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

31

- Setiap ruang diupayakan proses udara di dalam ruangan bergerak dan

terjadi pertukaran antara udara di dalam ruang dengan udara dari luar.

b. Sistem Pencahayaan

Puskesmas harus mempunyai pencahayaan alami dan/ atau pencahayaan

buatan. Pencahayaan harus terdistribusikan rata dalam ruangan. Dalam

penggunaan pencahayaan dengan lampu-lampu, Puskesmas diusahakan

menggunakan lampu dari jenis hemat energi. Terdapat standar tingkat

pencahayaan di Puskesmas yang direkomendasikan. Menurut Permenkes

Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas untuk ruangan KIA dan KB

tingkat pencahayaan yang direkomendasikan yaitu sebesar 200 lux, untuk

laboratorium yaitu sebesar 300 lux dan ruang tunggu sebesar 100 lux.

2.4.4. Persyaratan Peralatan Pelayanan Kesehatan Ibu

Dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas, peralatan

yang digunakan harus lengkap dan berfungsi dengan baik. Standar persyaratan

peralatan dalam mendukung pelayanan kesehatan ibu sudah ditentukan menurut

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas

(Kementerian Kesehatan RI, 2014b). Berikut adalah persyaratan minimal

peralatan yang harus tersedia dalam pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas

dapat dilihat di tabel 2.4:

Tabel 2. 4 Persyaratan Peralatan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas

No Jenis Peralatan

Jumlah Minimum Peralatan

Puskesmas Non

Rawat Inap

Puskesmas

Rawat Inap

Set Pemeriksaan Kesehatan Ibu

Page 48: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

32

1 ½ klem korcher 1 buah 1 buah

2 Anuskop 3 buah 3 buah

3 Bak instrument dengan tutup 1 buah 1 buah

4 Baki logam tempat alat steril

bertutup 1 buah 1 buah

5 Doppler 1 buah 1 buah

6 Gunting benang 1 buah 1 buah

7 Gunting verband 1 buah 1 buah

8 Korcher tang 1 buah 1 buah

9 Mangkok larutan 1 buah 1 buah

10 Meja periksa ginekologi dan

kursi periksa 1 buah 1 buah

11 Palu reflex 1 buah 1 buah

12 Pen lancet 1 buah 1 buah

13 Pinset anatomi panjang 1 buah 1 buah

14 Pinset anatomi pendek 1 buah 1 buah

15 Pinset bedah 1 buah 1 buah

16 Silinder korentang steril 1 buah 1 buah

17 Sonde mulut 1 buah 1 buah

18 Speculum vagina besar 3 buah 3 buah

19 Speculum vagina kecil 2 buah 2 buah

20 Speculum vagina sedang 5 buah 5 buah

21 Sphygmomanometer dewasa 1 buah 1 buah

Page 49: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

33

22 Stetoskop dewasa 1 buah 1 buah

23 Stetoskop janin / fetoskope 1 buah 1 buah

24 Stand lamp untuk tindakan 1 buah 1 buah

25 Tempat tidur periksa 1 buah 1 buah

26 Thermometer dewasa 1 buah 1 buah

27 Timbangan dewasa 1 buah 1 buah

Set imunisasi

1 Vaccine carrier 1 buah 1 buah

2 Vaccine refrigator 1 buah 1 buah

Bahan Habis Pakai

1 Alcohol Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan

2 Disposable Syringe, 1 cc Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan

3 Disposable Syringe, 2,5-3 cc Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan

4 Disposable Syringe, 5 cc Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan

5 Kain steril Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan

6 Kapas Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan

7 Kasa steril dan non steril Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan

8 Masker Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan

9 Antiseptic Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan

10 Sarung tangan Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan

Perlengkapan

1 Bantal 1 buah 1 buah

Page 50: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

34

2 Kasur 1 buah 1 buah

3 Kotak penyimpanan jarum

bekas 1 buah 1 buah

4 Lemari alat 1 buah 1 buah

5 Lemari obat 1 buah 1 buah

6 Meteran (untuk mengukur

tinggi fundus) 1 buah 1 buah

7 Pita pengukur LiLa 1 buah 1 buah

8 Tirai 1 buah 1 buah

Pencatatan & Pelaporan

1 Buku KIA

Sejumlah ibu

hamil yang

dilayani

Sejumlah ibu

hamil yang

dilayani

2 Buku kohort ibu 1 buah 1 buah

3 Buku register ibu 1 buah 1 buah

4

Formulir dan surat

keterangan lain sesuai

kebutuhan pelayanan yang

diberikan

Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan

5 Formulir informed consent Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan

6 Formulir laporan Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan

7 Formulir rujukan Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan

Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014

Page 51: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

35

2.4.5. Sumber Daya Manusia Puskesmas

Pembangunan dan Kesuksesan pelayanan antenatal tergantung kepada

kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada di Puskesmas. Adam Smith (1776)

dalam (Konradus, 2012) mengatakan keterampilan masyarakat sebagai unsur modal

yang tetap. Robert Owen memandang SDM sebagai mesin vital, sehingga investasi

terbaik adalah investasi pada SDM. Dalam hal ini Sumber Daya Manusia yang

dimaksud adalah tenaga bidan.

Dalam menyelenggarakan sebuah pelayanan, tenaga bidan di Puskesmas

harus berjumlah sesuai dengan standar dan memiliki kompetensi dan kewenangan

sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan guna meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2014c). Menurut Spencer dan

Spencer (1993) dalam (Borkowski, 2011) mendeskripsikan kompetensi sebagai apa

yang pelaku menakjubkanlakukan dengan lebih sering, dalam situasi lebih banyak,

dengan hasil lebih baik, dibandingkan pelaku rata-rata. Kompetensi meliputi

keterampilan, kemampuan dan kinerja tenaga bidan dalam memberikan pelayanan

kesehatan sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang telah disepakati.

2.4.6. Fasilitas dan Sarana Prasarana

Fasilitas adalah sarana atau peralatan yang digunakan dalam melaksanakan

pelayanan. Dalam meningkatkan mutu pelayanan, fasilitas yang ada harus sesuai

baik dari segi jumlah maupun kualitas. Fasilitas merupakan salah satu faktor yang

mendukung untuk melaksanakan suatu tindakan atau kegiatan pelayanan. Fasilitas

meliputi ruangan pemeriksaan ibu hamil yang memenuhi kriteria standar yang telah

ditetapkan yaitu memenuhi syarat fisik, kimia dan bakteriologi komponen dan

material bangunan, pencahayaan yang cukup, ventilasi yang cukup serta terjamin

keamanannya (Kementerian Kesehatan RI, 2002).

Page 52: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

36

2.4.7. Penganggaran

Penganggaran merupakan besarnya dana yang disediakan untuk

menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan. Dalam hal ini

dapat ditinjau dari sudut penyedia pelayanan kesehatan (Azwar, 2010). Sumber

pendanaan yang bisa didapatkan oleh Puskesmas yaitu bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan dan Belanja

Nasional (APBN) serta sumber – sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Terdapat lima pendekatan yang luas untuk pengumpulan dana menurut

(Green, 2007), yaitu:

a) User fees mengumpulkan pembayaran dari pasien pada saat pelayanan

diberikan. Perbedaan mekanisme user fees dapat terjadi, diantaranya melalui

jenis utama kasus yang dilayani; durasi (contohnya per hari-kamar); dan per

jenis pelayanan (contohnya per konsultasi).

b) Private insurance, yaitu pelengkap user fees dan menyediakan mekanisme

pengumpulan risiko diantara sebuah kelompok.

c) Social insurance yaitu sistem asuransi publik dengan pengumpulan risiko sama

seperti ansuransi swasta. Perbedaan yang ada diantara keduanya yaitu

pembayaran premi bergantung kepada pemasukan pekerja.

d) Taxation, yaitu mengumpulkan pendapatan melalui sistem perpajakan

pemerintah. Kelebihan dari pendekatan ini adalah pembayaran pajak

merupakan suatu hal yang wajib dan biasanya bukan menjadi tanggung jawab

sektor kesehatan untuk mengurus administrasi dan pengambilan pajak.

e) Community-based financing lebih disukai dan sistem yang digunakan

merupakan kombinasi diantara pendekatan lainnya, namun diimplementasikan

pada tingkat komunitas.

Page 53: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

37

2.4.8. Pedoman

Pedoman adalah suatu standar atau acuan yang digunakan guna

menunjukkan bagaimana tata cara dalam melakukan suatu pekerjaan atau

pelayanan. Menurut Utari, et al standar adalah pernyataan yang dapat diterima dan

disepakati tentang sesuatu berupa produk, proses, kegiatan, barang yang digunakan

untuk mengukur atau menilai efektifitas suatu sistem pelayanan (A. et al., 1999).

Sedangkan standar menurut Donabedian adalah rentang variasi yang dapat diterima

dari norma atau kriteria (Manuaba, 1998).

Standar menurut PP Nomor 102 Tahun 2000 yaitu spesifikasi teknis atau

sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan

konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat – syarat

keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa

yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar – besarnya.

Dilihat dari teori – teori yang ada, pengertian standar menurut PP Nomor

102 Tahun 2000 sangat cocok sebagai pedoman atau bahan acuan yang digunakan

Puskesmas dalam memberikan pelayanan.

2.4.9. Kepatuhan Bidan

Kepatuhan adalah sikap untuk mau mentaati dan mengikuti suatu standar

atau aturan yang ditetapkan dengan jelas oleh suatu organisasi (Azwar, 1996).

Menurut (Azwar, 1996) seseorang dikatakan patuh jika ia dapat memahami,

menyadari dan menjalankan peraturan yang telah ditetapkan tanpa paksaan dari

siapapun.

Page 54: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

38

2.5. Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pendekatan

untuk mengukur mutu oleh (Donabedian, 1980) yang mengukur structure, process,

dan outcome. Berikut adalah kerangka teori Donabedian.

STRUCTURE

Material

• Fasilitas

• Peralatan

• Dana/anggaran

Sumber Daya

Manusia

• Jumlah

• Kualifikasi

Metode

• Pedoman

pelaksanaan

• Sistem

informasi

PROCESS

Proses pelayanan

antenatal

OUTPUT

Kepatuhan bidan

Kepuasan pasien

Status kesehatan

Sumber: (Donabedian, 1980)

Page 55: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

39

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

3.1 Kerangka Konsep

Dalam mempermsudah pemahaman dalam mengambarkan pelayanan antenatal

di Puskesmas Pagedangan maka disusunlah sebuah kerangka konsep berdasarkan teori

Donabedian. Berdasarkan kerangka teori Donabedian, terdapat tiga komponen yaitu

structure, proses, serta output, peneliti menggunakan metode pengukuran mutu

berdasarkan standar Pelayanan antenatal untuk mengetahui gambaran kualitas

pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan.

Pada komponen structure (masukan), peneliti melihat sumber daya manusia,

pendanaan yang digunakan untuk pelayanan antenatal, sarana dan fasilitas yang

digunakan dalam melakukan pelayanan antenatal, sumber dana yang digunakan dalam

melaksanakan pelayanan antenatal dan pedoman pelaksanaan. Dalam melihat

komponen proses, peneliti melihat proses pelayanan yang dilakukan oleh Puskesmas,

mulai dari anamnesa pasien ibu hamil tiap trimester, pemeriksaan kehamilan pada ibu

hamil tiap trimester, intervensi dan implementasi, pemberian konseling komunikasi,

informasi dan edukasi pelayanan antenatal serta pencatatan hasil pemeriksaan yang

dilakukan oleh bidan. Sedangkan dalam komponen output (keluaran), peneliti akan

melihat bagaimana kepatuhan bidan terhadap pelaksanaan proses sesuai standar

pelayanan antenatal dan status kesehatan meliputi bagaimana deteksi risiko kehamilan

yang ada di Puskesmas Pagedangan dalam pelayanan antenatal.

Berikut adalah gambar kerangka konsep yang peneliti kembangkan:

Page 56: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

40

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep (Donabedian, 1980))

Structure:

Sumber daya

manusia

Penganggaran

Sarana dan

fasilitas

Pedoman

pelaksanaan

Proses:

Proses pelayanan

antenatal

Ouput:

Kepatuhan bidan

Status kesehatan

Page 57: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

41

3.2 Definisi Istilah

Tabel 3. 1 Definisi Istilah

No. Istilah Definisi Cara Ukur Alat Ukur

Sumber

Informasi

1. Structure

(masukan)

Sediaan berupa sumber daya,

metode, dan material yang

digunakan Puskesmas untuk

melakukan pelayanan antenatal

Wawancara

mendalam,

telaah

dokumen,

observasi

Pedoman

wawancara,

daftar

dokumen,

dan

pedoman

observasi

Kepala

seksi Kesga

Dinas

Kesehatan

Kab.

Tangerang;

Pemegang

Program

Antenatal

Puskesmas;

Kepala

Puskesmas

Pagedangan

2. Sumber Daya

Manusia

Tenaga kerja bidan dari segi

jumlah dan kompetensi bidan

dalam melaksanakan pelayanan

antenatal di Puskesmas

Pagedangan sesuai dengan

Permenkes No.75 Tahun 2014

dalam segi jumlah dan

Wawancara

mendalam

dan telaah

dokumen

Pedoman

wawancara

dan daftar

dokumen

Kesga

Dinas

Kesehatan

Kab.

Tangerang;

PJ Bikoor;

Kepala

Page 58: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

42

Permenkes No.97 Tahun 2014

tentang Pelayanan Kesehatan

Kehamilan dari segi

kompetensi bidan.

Puskesmas;

Profil

Puskesmas

3. Penganggaran Sumber daya keuangan berupa

adanya penyusunan dan

dukungan serta penggunaan

anggaran tingkat pusat

(APBN), provinsi dan

kabupaten (APBD) dan dana

penunjang lainnya (JKN) untuk

penyelenggaraan pelayanan

antenatal di Puskesmas

Pagedangan yang sesuai dengan

Permenkes No. 97 Tahun 2014

Wawancara

mendalam

dan telaah

dokumen

Pedoman

wawancara

Kepala

Puskesmas

dan

Pemegang

Program

KIA

Puskesmas

4. Sarana dan

Fasilitas

Fasilitas yang mendukung

untuk melaksanakan pelayanan

antenatal. Sarana berupa

ruangan pemeriksaan ibu hamil

yang memenuhi standar

kesehatan, alat-alat untuk

mendukung melaksanakan

pelayanan antenatal di

Puskesmas Pagedangan sesuai

Wawancara

mendalam,

telaah

dokumen,

observasi

Pedoman

wawancara,

daftar

dokumen,

dan

pedoman

observasi

Kesga

Dinas

Kesehatan

Kab.

Tangerang;

Kepala

Puskesmas;

Pemegang

Program

Page 59: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

43

dengan Permenkes No.75

Tahun 2014 tentang Puskesmas

KIA

Puskesmas;

profil

Puskesmas

5. Pedoman

Pelaksanaan

Merupakan standar atau acuan

yang dibuat Puskesmas dan

dilaksanakan oleh Puskesmas

untuk menjalankan program

pelayanan antenatal, dalam hal

ini dapat berupa kebijakan

tertulis, undang-undang.

Wawancara

mendalam

dan

Observasi

Pedoman

wawancara

dan

pedoman

observasi

Bidan

Koordinator

di

Puskesmas,

Kepala

Puskesmas

6. Proses

Pelayanan

Antenatal

Kegiatan pelayanan antenatal

yang dilakukan oleh bidan

kepada ibu hamil sesuai dengan

standar pelayanan antenatal

menurut Permenkes No. 97

tahun 2014 mulai dari

anamnesa pada trimester

pertama, kedua dan ketiga,

pemeriksaan, intervensi dan

implementasi kehamilan pada

trimester I, II dan III,

pencatatan hasil pemeriksaan di

register ibu, kohort ibu, kartu

Wawancara

mendalam,

observasi

Pedoman

wawancara

dan

pedoman

observasi

Kepala

Puskesmas,

Pemegang

Program

KIA (Bidan

koordinator)

Puskesmas,

bidan

Puskesmas

Page 60: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

44

ibu dan buku KIA, serta temu

wicara (konseling) yang

dilakukan oleh bidan di tiap

trimester

7. Kepatuhan

bidan

Merupakan hasil dari penilaian

pemeriksaan yang dilakukan

oleh bidan dalam proses

pelayanan antenatal

Observasi

8. Status

kesehatan

Merupakan cakupan deteksi

risiko ibu hamil yang

ditemukan dalam

melaksanakan pelayanan

antenatal dan cakupan

komplikasi maternal yang

ditangani atau dirujuk oleh

Puskesmas serta faktor – faktor

risiko yang dialami oleh ibu

hamil di Puskesmas

Pagedangan

Telaah

dokumen,

wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara,

daftar

telaah

dokumen

Form ANC

Puskesmas

Pagedangan

Page 61: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

45

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif kualitatif dengan pendekatan

studi kasus. Penggunaan pendekatan studi kasus dikarenakan penelitian ini

mengeksplorasi gambaran kualitas program pelayanan antenatal di Puskesmas

Pagedangan

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di Puskesmas Pagedangan di Kabupaten

Tangerang pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2017.

4.3 Informan Penelitian

Informan penelitian terdiri dari dua jenis informan. Informan utama terdiri dari

Pemegang Program pelayanan antenatal (Bidan Koordinator) di Puskesmas, serta

bidan Puskesmas Pagedangan sedangkan informan pendukung adalah Kepala

Puskesmas Pagedangan dan Kepala seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan

Kabupaten Tangerang. Adapun informan ditentukan dengan teknik purposive

sampling, yaitu pengambilan sampel sumber data dengan perimbangan tertentu

(Sugiyono, 2011).

4.4 Sumber Data Penelitian

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara

mendalam dengan informan yang telah ditentukan maupun yang muncul saat

melakukan pengambilan data, juga diperoleh dari hasil observasi yang

dilakukan. Wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh informasi

Page 62: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

46

terkait komponen masukan (structure) yang terdiri dari SDM, pendanaan,

pedoman serta sarana dan fasilitas yang berkaitan dengan pelayanan antenatal

di Puskesmas Pagedangan, komponen proses (process) pelayanan antenatal.

Wawancara mendalam akan dilakukan kepada Pemegang Program KIA di

Puskesmas Pagedangan, bidan Puskesmas Pagedangan, Seksi Kesehatan

Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, serta Kepala Puskesmas

Pagedangan.

Adapun kegiatan observasi yang dilakukan yaitu untuk memastikan

fasilitas dan sarana, pedoman sebagai komponen masukan (structure) tersedia

dan dilaksanakan sesuai standar, juga untuk memastikan pelaksanaan pelayanan

antenatal dilaksanakan sesuai standar.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen-dokumen yang akan

ditelaah, yaitu:

- Profil Puskesmas Pagedangan

- Surat Izin Kerja Bidan

- Form ANC terpadu Puskesmas Pagedangan

4.5 Metode Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpul Data

a. Alat Pengumpul data dalam Teknik wawancara

Alat pengumpul data yang digunakan oleh peneliti adalah pedoman

wawancara yang digunakan sebagai acuan yang akan ditanyakan kepada

informan. Adapun pedoman wawancara terdiri dari pertanyaan terstruktur

yang diberikan kepada informan untuk mendapatkan informasi gambaran

kualitas program pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan dan

Page 63: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

47

dipergunakan untuk membantu pengumpulan data dengan teknik wawancara

mendalam (indepth interview). Pada umumnya wawancara dengan

menggunakan pedoman dimaksudkan untuk kepentingan wawancara yang

lebih mendalam dengan lebih memfokuskan pada persoalan-persoalan yang

menjadi pokok dari minat penelitian (Pawito, 2007). Selain itu peneliti juga

menggunakan tape recorder untuk merekam hasil wawancara dan alat tulis

serta buku catatan untuk mencatat hal penting selama proses wawancara.

b. Alat Pengumpul data dalam Teknik observasi

Dalam melakukan observasi peneliti menggunakan lembar observasi

fasilitas dan sarana penunjang pelayanan antenatal serta lembar observasi

proses pelayanan antenatal agar memsudahkan peneliti dalam melakukan

pengamatan, alat tulis yang akan digunakan untuk mencatat hasil observasi,

serta kamera untuk memotret pengamatan peneliti.

c. Alat Pengumpulan data dalam Teknik telaah dokumen

Peneliti menggunakan data Profil Puskesmas Pagedangan untuk

mengetahui gambaran umum Puskesmas Pagedangan, Surat Izin Kerja Bidan

(SIKB) untuk mengetahui izin bidan dan kompetensi bidan dalam

melaksanakan pelayanan antenatal dan data biografi bidan di Puskesmas

Pagedangan.

Page 64: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

48

2. Cara Pengumpulan Data

a. Wawancara

Terdapat tiga macam wawancara yang dilakukan dalam penelitian

kualitatif, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak struktur.

Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah tenaga

bidan dan kompetensinya dalam melaksanakan pelayanan antenatal,

bagaimana fasilitas dan sarana yang ada, anggaran yang dikeluarkan untuk

pelayanan antenatal, pelaksanaan SOP pelayanan antenatal, dan proses

pelayanan antenatal meliputi anamnesis serta pemeriksaan yang sesuai standar

10T. Proses wawancara dilakukan kepada kepala puskesmas, pemegang

program KIA (bidan koordinator), bidan pelaksana dan kepala seksi kesehatan

keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang.

b. Observasi

Sanafiah Faisal (1990) dalam (Sugiyono, 2011) mengklasifikasikan

observasi menjadi tiga macam, yaitu observasi berpartisipasi, obsevasi yang

secara terang-terangan dan tersamar, dan observasi yang tak berstruktur.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu observasi yang tak

berstruktur. Cara pengumpulan data dengan teknik observasi digunakan untuk

memastikan fasilitas dan sarana penunjang pelayanan antenatal tersedia dan

berfungsi dengan baik, pedoman pelayanan antenatal tersedia dan

dilaksanakan, serta proses pelayanan antenatal dilaksanakan sesuai standar

atau tidak.

c. Telaah dokumen

Telaah dokumen yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mengetahui

data sekunder yang berhubungan dengan penelitian. Data yang dikumpulkan

Page 65: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

49

melalui telaah dokumen adalah data biografi bidan mencakup nama, usia,

Pendidikan terakhir, serta lama kerja informan puskesmas. Selain itu juga

mengumpulkan data dari form ANC terpadu terkait deteksi risiko kehamilan

di Puskesmas Pagedangan.

4.6 Validasi Data

Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Triangulasi sumber yaitu upaya menemukan sumber yang lebih bervariasi untuk

membandingkan informasi yang diperoleh dari antar sumber sehingga

memungkinkan data yang diperoleh konsisten, tidak konsisten, atau berlawanan

(Pawito, 2007).

Triangulasi akan dilakukan dengan cara melakukan pengecekan ulang terhadap

data yang ada dari sumber lainnya. Selanjutnya mencari informan lain yang masih

dalam kriteria yang sama. Adapun triangulasi sumber dilakukan kepada Kepala

Puskesmas dan Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten

Tangerang.

Triangulasi metode juga dilakukan untuk konfirmasi kebenaran informasi yang

didapatkan. Triangulasi metode dilakukan pada komponen input meliputi fasilitas

dan sarana serta pedoman pelayanan antenatal, komponen proses pelayanan

antenatal serta komponen output dalam penelitian ini meliputi kepatuhan bidan dan

status kesehatan (deteksi risiko, komplikasi yang ditangani).

Page 66: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

50

Triangulasi Data

Triangulasi Metode Triangulasi Sumber

Wawancara

mendalam Observasi

Telaah

dokumen Informan utama Informan pendukung

Sumber Daya Manusia √ - √ √ √

Fasilitas dan Sarana √ √ - √ √

Penganggaran √ - - √ √

Pedoman √ √ - √ √

Proses anamnesa √ √ - √ √

Proses pemeriksaan, intervensi dan implementasi √ √ - √ √

Proses KIE √ √ - √ √

Proses pencatatan √ √ - √ √

Kepatuhan bidan √ √ - √ -

Deteksi risiko √ - √ √ -

Page 67: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

51

4.7 Pengolahan Data

Miles dan Huberman (1994) menawarkan suatu teknik analisis yang biasa

disebut dengan interactive model. Punch (1998) menjelaskan bahwa teknik analisis

ini pada dasarnya terdiri dari tiga komponen: reduksi data (data reduction),

penyajian data (data display), dan penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing

and verifying conclusions) (Pawito, 2007). Adapun penjelasannya menurut Miles

dan Huberman (Lisa et al., 2010) yaitu:

1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemlihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, transkip, dan transformasi dan

pengklasifikasian data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di

lapangan.

2. Penyajian data yang dimaksudkan adalah sebagai sekumpulan informasi

tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian, kita dapat memahami apa

yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan serta mengambil tindakan

berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian tersebut. Penyajian

yang dimaksud dapat berupa matriks, grafik, dan bagan.

3. Menarik dan menguji kesimpulan. Kesimpulan penelitian ditarik dan ditinjau

ulang. Hal tersebut dilakukan sebagai uji kebenaran, kekokohan, dan

kecocokannya agar hasil terukur secara valid.

Page 68: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

52

4.8 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu content analysis, yaitu

menguraikan materi peristiwa sosial secara rinci guna memsudahkan interpretasi dalam

pembahasan (Iskandar, 2009).

1. Wawancara

Dalam pengumpulan data pada analisis data kualitatif dibagi menjadi 4 tahapan

menurut Lacey dan Luff, yaitu (Patilima, 2007):

1. Transkripsi

Hasil wawancara dan diskusi serta catatan-catatan peneliti ditransfer ke dalam

bentuk lain.

2. Pengorganisasian data

3. Pengenalan, dan

4. Koding

2. Observasi

Dalam daftar tilik ini peneliti harus memberikan tanda centang “√” pada kolom

jika kegiatan atau pada item pengamatan jika dikerjakan atau tersedia, memberikan

tanda (-) jika kegiatan atau item pengamatan tidak dilakukan maupun tidak ada.

Dalam mengukur tingkat kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal

dilakukan perhitungan. Adapun perhitungannya sebagai berikut:

Skor = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑌𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ (𝑌𝑎+𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘) x 100%

Page 69: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

53

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Puskesmas Pagedangan

5.1.1 Letak Geografis Puskesmas Pagedangan

Puskesmas Pagedangan terletak di Desa Pagedangan Kecamatan

Pagedangan yang terletak di bagian Timur Kabupaten Tangerang dengan luas

wilayah 4.802,16 km2. Puskesmas Pagedangan memiliki 11 wilayah kerja,

yaitu: Desa Pagedangan, Desa Lengkong Kulon, Desa Cihuni, Desa Medang,

Desa Cijantra, Desa Cicalengka, Desa Situ Gadung, Desa Kadu Sirung, Desa

Jatake, Desa Malang Nengah dan Desa Karang Tengah. Sebelah utara

berbatasan dengan Desa Pakulonan Barat Kecamatan Curug, sebelah timur

berbatasan dengan Desa Sampora Kecamatan Cisauk, sebelah selatan

berbatasan dengan Desa Bojong Nangka Kecamatan Legok dan sebelah barat

berbatasan dengan Desa Cisauk Kecamatan Cisauk.

5.2 Karakteristik Informan

5.2.1. Karakteristik Informan Utama

Informan utama dalam penelitian ini berjumlah lima orang yang terdiri

dari satu orang bidan koordinator, dan empat orang bidan pelaksana pelayanan

antenatal di Puskesmas Pagedangan. Wawancara dan pengamatan dilakukan

untuk mendapatkan data dan informasi terkait penelitian ini. Karakteristik

Informan Utama dapat dilihat dalam tabel 5.1 sebagai berikut:

Page 70: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

54

Tabel 5. 1 Karakteristik Informan Utama

No Informan Umur

(tahun)

Pendidikan

Terakhir Jabatan

Masa

Kerja

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 U-1 46 D3 Bidan

Koordinator

2 tahun

2 U-2 39 D3 Bidan Pelaksana 3 tahun

3 U-3 43 D3 Bidan Pelaksana 3 tahun

4 U-4 31 D3 Bidan Pelaksana 3 tahun

5 U-5 34 D3 Bidan Pelaksana 6 tahun

5.2.2. Karakteristik Informan Pendukung

Informan pendukung penelitian berjumlah dua orang meliputi satu orang

dokter dan satu orang ahli kesehatan masyarakat yang terdiri dari Kepala

Puskesmas Pagedangan, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan

Kabupaten Tangerang. Karakteristik informan pendukung dapat dilihat dalam

tabel 5.2 sebagai berikut:

Tabel 5. 2 Karakteristik Informan Pendukung

No Informan Umur

(tahun)

Pendidikan

Terakhir Jabatan

Masa

Kerja

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 P-1 53 S2 Kepala Puskesmas 7 bulan

2 P-2 42 S1 Kepala Seksi Kesga

Dinkes Kab Tangerang

4 tahun

Page 71: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

55

5.3 Gambaran Struktur Pelayanan Antenatal Puskesmas Pagedangan

5.3.1. Gambaran SDM Pelayanan Antenatal

A. Jumlah Tenaga Bidan Puskesmas Pagedangan

Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan jumlah tenaga bidan

yang bekerja di poli KIA dan KB Puskesmas Pagedangan berjumlah 23

bidan yang terdiri dari 10 bidan PNS, 11 bidan desa, dan 2 bidan

penguatan PONED. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari informan

utama sebagai berikut:

“Kalau kami sekarang di Puskesmas Pagedangan, bidan

sudah banyak, kita mempunyai 23 bidan. Ada bidan desa

berjumlah 11 bidan, bidan PNS berjumlah ada 10 bidan

ditambah 2 bidan penguatan PONED, tapi untuk bidan PNS

yang aktif hanya 8, karena yang satu sakit, yang satu lagi sudah

masuk masa purna karena bidannya akan pensiun. Ada

penambahan dari yang dulu, kalau dulu bidan desanya ada

sembilan.…” (U-1)

“…kalau jumlah sudah cukup, kalau bidan di Puskesmas

banyak, sudah diatas standar minimalnya yang di puskesmas.

Kita banyak bidannya karena memang banyak desanya. Jadi

kalau bidan sendiri yang tidak pegang desa ada 12 bidan,

selebihnya bidan desa ada 11.” (U-3)

Berdasarkan wawancara didapatkan bahwa jumlah bidan yang

ada di Puskesmas Pagedangan sudah cukup, tetapi akan menjadi kurang

ketika ada jadwal tidak terduga sehingga petugas yang melakukan

pelayanan di poli KIA terbatas hanya satu bidan untuk melakukan

pelayanan antenatal sekaligus pelayanan KB. Hal ini sesuai dengan

pernyataan dari informan U-2 dan U-5:

“…kalau jumlah sudah cukup, sudah sesuai standar,

kalau menurut standar akreditasi sudah melebihi” (U-2)

Page 72: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

56

“Kalau untuk SDM sebenarnya mencukupi, tapi

terkadang kita ada jadwal diluar dugaan, seperti imunisasi MR

sekarang, MR itu program nasional, jadi kadang kita susah

untuk mencari yang jaga di ruangan, terkadang hanya satu

bidan saja yang tugas, dia melayani ibu hamil sekaligus pasien

KB. Jika yang tugas jaga di ANC sedikit, kita yang di PONED

bantu kalau tidak ada pasien. Saling membantu saja.” (U-5)

B. Kompetensi Tenaga Bidan Puskesmas Pagedangan

Kompetensi berupa pendidikan dan pelatihan yang dilakukan

oleh bidan merupakan hal yang harus dimiliki seorang bidan dalam

melakukan pelayanan antenatal. Berdasarkan hasil wawancara

didapatkan hasil sebagai berikut:

“Bidan-bidan kompetensinya baik, sudah ikut banyak

pelatihan. Seperti kemarin pelatihan PONED, terus sekarang

ada bidan saya lagi pelatihan KB. Jadi dalam satu tahun itu bisa

4 kali atau 5 kali. Kalau untuk antenatal itu sendiri sudah 2 kali

pelatihan, terakhir bulan Mei kemarin oleh Dinas.” (U-1)

“kalau kompeten, sudah kompeten semua bidan di

Puskesmas, sudah punya STR” (U-2)

“…Menurut saya bidan disini sudah bagus. Kalau

kompetensi in sya allah sudah bagus…” (U-3)

“Kalau menurut saya hampir rata-rata sudah mulai

kompeten, mungkin ada beberapa saja bidan yang belum

kompeten karena memang mungkin bidan baru. Untuk saat ini

hampir semua bidan bisa melakukan pelayanan sesuai standar.

Kalau saya sendiri terakhir pelatihan sudah lama, terakhir

sekitar tahun 2012.” (U-4)

Hal tersebut juga didukung oleh Kepala Seksi Kesehatan

Keluarga Dinas Kabupaten Tangerang. Berikut hasil wawancara dengan

P-2:

“satu, untuk kompetensi melaksanakan antenatal care

sesuai standar seorang bidan pada saat dia lulus seharusnya

sudah kompeten. Kemudian sekarang setelah menjadi staff di

Puskesmas, Dinas Kesehatan berkali-kali sudah sosialisasi

Page 73: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

57

terkait apa itu antenatal care yang sesuai standar, bagaimana

melakukan antenatal care yang sesuai standar, antenatal care

yang berkualitas...” (P-2)

Kompetensi tenaga bidan sendiri dapat dilihat dengan melihat

Surat Izin Kerja Bidan dan Pendidikan terakhir bidan. Berdasarkan

telaah dokumen daftar kepegawaian Puskesmas Pagedangan diketahui

bahwa semua bidan berpendidikan minimal DIII kebidanan. SIKB

beberapa tenaga bidan puskesmas Pagedangan dapat dilihat dalam tabel

5.3 sebagai berikut:

Tabel 5. 3 Pendidikan Terakhir dan Surat Izin Kerja Bidan

Puskesmas Tangerang

No Nama Pendidikan

Terakhir

Nomor SIKB

1 Purnawati DIII 446.4/0079/BD/5204-Dinkes/2015

2 Fitrawati DIII 446.4/0094/BD/5613-Dinkes/2015

3 Tuti Herawati DIII 446.4/0082/bd/5200-Dinkes/2015

4 Renny DIII 446.4/0120/BD/6810-Dinkes/2015

5 Asnawati DIII -

Sumber: Data Pendidikan bidan Puskesmas Pagedangan

Dalam penelitian ini, semua bidan memiliki Pendidikan terakhir

yaitu DIII dan memiliki SIKB yang masih berlaku pada tahun 2017.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kompetensi bidan adalah dengan melakukan pelatihan kepada bidan.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa semua bidan telah

mengikuti pelatihan pelayanan antenatal yang diselenggarakan oleh

Page 74: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

58

Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang seperti yang diungkapkan oleh

informan U-1 :

“… Jadi dalam satu tahun, kita bisa melakukan 4 kali

atau 5 kali ikut pelatihan. Kalau untuk antenatal itu sendiri

sudah 2 kali mengikuti pelatihan, terakhir bulan Mei oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Tangerang”. (U-1)

Hal ini didukung oleh Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas

Kesehatan Kabupaten Tangerang, dapat dilihat dari wawancara sebagai

berikut:

“…satu tahun sekali kita ada pelatihan namanya bimtek,

bimbingan tekhnis. Kita sosialisasikan terkait ANC, kemudian

buku, buku terkait pelaksanaan antenatal care sudah kita

berikan semua puskesmas. Jadi kalau dari sisi kompetensi

seharusnya sudah berkompeten.” (P-2)

Tetapi, pelatihan kepada bidan tidak selalu didapatkan tenaga

bidan Puskesmas Pagedangan setiap tahun-nya. Hal ini disebabkan

karena pelatihan tergantung pada ketersediaan anggaran di Dinas

Kesehatan Kabupaten Tangerang. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh

Kepala Puskesmas Pagedangan:

“…kalau untuk pelatihan bidan itu setiap tahun ada

tetapi belum tentu kita mendapatkan jatah pelatihan karena di

Kabupaten Tangerang ada 44 puskesmas, jadi belum tentu kita

yang dipilih untuk mengikuti pelatihannya, semua tergantung

anggaran di Dinas, sanggup apa tidak untuk mengadakan

pelatihan untuk 44 puskesmas”. (P-1)

Page 75: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

59

5.3.2. Gambaran Penganggaran Pelayanan Antenatal di Puskesmas Pagedangan

Kabupaten Tangerang

Puskesmas Pagedangan memiliki berbagai sumber dana untuk

pelaksanaan pelayanan antenatal yaitu Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

serta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), serta Anggaran Pengeluaran Belanja

Daerah (APBD).

Dana untuk pelayanan antenatal yang berasal dari APBD yaitu

pengadaan rapid test HIV, HBSAg, pengadaan buku KIA, pengadaan tablet Fe,

serta leaflet bahaya kehamilan. Dana Jaminan Kesehatan Nasional digunakan

untuk pembelian bahan habis pakai seperti reagent Hb, golongan darah dan

protein urin. Sedangkan dana BOK digunakan untuk kegiatan penjaringan ibu

hamil, kegiatan posyandu dan juga pembelian bahan habis pakai. Berikut adalah

kutipan wawancara dari informan utama dan pendukung:

“Sumber dana berasal dari JKN seperti kita tadi penjaringan

ibu hamil, kita cek golongan darah, periksa Hb, tes air kencing. Kalau

dari provinsi,mereka memberikan rapid test untuk HIV/AIDS, HBSAg,

terus Fe. Terus kalau ANC itu kan seperti leaflet leaflet bahaya

kehamilan, seperti buku-buku ANC dari mereka. Bukunya dari provinsi

turun ke Dinas terus turun ke kita. JKN itu untuk biaya sendiri di

Puskesmas, pembelian-pembelian bahan habis pakai. Kalau Dinkes

memberikan seperti buku KIA, poster-poster, rapid-rapid.” (U-1)

“Kita antenatal berasal dari BOK, ada promotif dan preventif.

Dananya dipakai untuk transport bidan desa, kalau mereka posyandu

atau penjaringan penyuluhan, serta untuk pembelian logistik seperti stik

protein urin. Kalau untuk pemeriksaan HIV/AIDS sama HBSAg itu

anggarannya dari dinas. Dana yang ada kurang sedikit, tapi bisa

ketutup kalau dinas memberikan.” (P-1)

Hal tersebut juga didukung oleh Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas

Kesehatan Kabupaten Tangerang. Berikut kutipan wawancara dengan Informan.

“Kalau Dinas sendiri kita memberikan, di laboratorium dan

tablet Fe. Puskesmas banyak menganggarkan sendiri menggunakan

Page 76: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

60

dana JKN. Untuk proteinuria, tahun kemarin ada, saat ini saya tidak

tahu ketersediaannya, tapi tahun ini tidak ada lagi penganggaran,

dikembalikan ke puskesmas, membeli sendiri dari dana APBD, tetapi

kebanyakan dari dana JKN, itu untuk proteinurin. Golongan darah

juga sama. Puskesmas mengadakan sendiri, baru nanti di tahun 2018

saya sudah mengajukan untuk kebutuhan. Sebenarnya setiap tahun

mengajukan kebutuhan untuk ANC, tetapi kan tidak selalu diakomodir,

dilihat ketersediaan anggarannya dan urgensitasnya serta dipilah juga

oleh farmasi kalau puskesmasnya bisa mengadakan sendiri, dinkes

tidak menganggarkan, begitu”. (P-2)

5.3.3. Gambaran Fasilitas dan Sarana Pelayanan Antenatal di Puskesmas

Pagedangan Kabupaten Tangerang

Berdasarkan hasil wawancara dengan lima informan utama terkait

dengan fasilitas dan sarana menyatakan tidak mengalami kekurangan dalam

sarana penunjang dalam melakukan pelayanan antenatal. Berikut hasil

wawancara kepada informan tentang fasilitas dan sarana yang mendukung

pelayanan antenatal.

“Sudah mencukupi untuk sarana, kalau tahun-tahun kemarin

kita masih punya kendala di prasarananya. Tapi kalau tahun ini,

semuanya sudah terpenuhi, seperti sterilisator kita sudah punya. Kalau

sekarang karena kita sudah punya dana JKN di Puskesmas ini jadi

sudah terpenuhi sih. Kalau untuk saat ini cukup ya fasilitas, kalau kita

disini ruangannya gabung KIA sama KB. Karena memang yang

membangun Pemda jadi sesuai rancangan mereka, bukan rancangan

kita. Itu saja kendalanya.” (U-1)

“Kalau kata saya, karena ini digabung dengan pelayanan KB,

kadang-kadang kita kekurangan tempat tidur, kalau ruangannya sendiri

sebenernya sudah cukup, sarana dan prasarananya sudah bagus, tapi

kalau saat pelayanan KB, kadang ada yang pasang implant, spiral,

kalau ada yang periksa hamil juga, kadang-kadang kita kekurangan

tempat tidur. Kalau dilihat, saya mau ruangannya terpisah antara KIA

sama KB, tapi kita sudah tidak ada ruangannya lagi. Ini gedungnya

baru 2015 dibuatnya oleh pemerintah, jadi kita tidak bisa bangun sesuai

kemauan kita.” (U-3)

“Kalau ruangan di pagedangan ini masih menyatu dengan poli

KB. Seperti ruangan ini, digabung berdasarkan tirai saja, kalau

seharusnya terpisah, KB sendiri, KIA sendiri tapi tidak menjadi

Page 77: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

61

masalah banget karena memang ruangannya juga besar, kalau untuk

sekarang ini tidak masalah ya…” (U-5)

Alat-alat yang dibutuhkan dalam menunjang pelayanan antenatal sudah

cukup walaupun terdapat satu alat kurang baik kondisinya, seperti hal yang

disampaikan oleh informan U-2, U-3, U-4 dan U-5

“baik kondisinya, kalau menurut Permenkes nomor 75 masih

ada yang kurang, tapi kalau standar di Puskesmas sudah” (U-2)

“Kalau untuk alat-alat sudah bagus, sudah cukup kita. Kalau

untuk ANC, kita punya doppler, sebenernya doppler itu kita baru, tapi

saya kurang tahu apakah alatnya yang rusak atau memang kita tidak

tahu cara pemakaiannya, kita sebelumnya tidak ada pelatihan cara

penggunaannya, jadi itu tidak terlalu canggih, alatnya gresek-gresek,

sebenernya itu baru. Entah alatnya yang bermasalah, entah kitanya

yang belum mengerti pemakaiannya” (U-3)

“… kalau menurut saya semua alat sudah ada, pengukur tinggi

badan sudah ada, pengukur LiLA sudah ada, doppler sudah ada,

apalagi tes lab kita sudah lengkap. Sifilis, HIV sudah ada semua, karena

memang starter kita memang yang 10T ya ...” (U-4)

“… kalau kondisi alat-alatnya sudah memadai semua, kalau

menurut saya semua alat sudah ada, pengukur tinggi badan sudah ada,

pengukur LiLA sudah ada, doppler sudah ada, tapi dopplernya memang

sedikit gresek-gresek suaranya kalau kita pakai. (U-5)

Setelah dilakukan wawancara kepada bidan, peneliti melakukan

pengamatan terhadap sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas Pagedangan

agar informasi yang didapatkan lebih valid. Komponen item dan kecukupan alat

dalam ruangan KIA dan KB mengacu pada Permenkes Nomor 75 Tahun 2014.

Berikut adalah hasil pengamatan gambaran alat penunjang pelayanan antenatal

di Puskesmas Pagedangan tahun 2017:

Tabel 5. 4 Alat - Alat Penunjang Pelayanan Antenatal

Alat – Alat Ketersediaan Kecukupan

Register kohort ibu √ √

Page 78: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

62

Peralatan

dasar

Buku KIA √ √

Formulir rujukan √ √

Sphygmomanometer (tensimeter) √ √

Termometer - -

Fetoskop - -

Stetoskop √ √

Reflek hammer √ √

Timbangan dewasa √ √

Hb meter √ √

Stetoskop janin (doppler) √ √

Metline √ √

Sabun/ antiseptic √ √

Handuk/tissue √ √

Gestogram √ √

Sarung tangan √ √

Suntikan √ √

Jumlah (%) 88.2 88.2

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa alat-alat yang ada di

Puskesmas Pagedangan sudah 88.2% terpenuhi dan mencukupi. Dari hasil

pengamatan, diketahui jumlah register kohort ibu sebanyak 1 buah, buku KIA

sejumlah sasaran ibu hamil, 2 buah sphygmomanometer, 3 buah stetoskop, 1

buah reflek hammer, 2 buah timbangan dewasa, 2 buah doppler, 2 buah metline,

1 buah gestogram, satu set alat cuci tangan, 1 pak sarung tangan, dan beberapa

suntikan. Masih terdapat kekurangan alat di poli KIA yaitu thermometer dan

fetoskop janin.

Page 79: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

63

Ruangan yang digunakan dalam melakukan pelayanan antenatal yaitu

ruangan KIA dan KB menjadi satu ruangan. Berikut adalah kutipan wawancara

dengan informan utama.

“… kalau untuk saat ini cukup dari segi fasilitas, kalau kemaren

kita ke Balaraja mereka mempunyai ruangan KIA tersendiri, ruangan

KB tersendiri, kalau kita gabung ruangan KIA sama KB nya. Karena

memang yang bangun Pemda jadi sesuai rancangan mereka, bukan

rancangan kita. Maunya puskesmas itu PONEDnya tersendiri, Nifasnya

tersendiri, KIA nya tersendiri.” (U-1)

“Kalau kata saya karena pelayanan KIA dibarengi dengan

pelayanan KB, kadang-kadang kita kekurangan tempat tidur, kalau

ruangannya sendiri sebenernya sudah cukup, sarana dan prasarananya

sudah bagus, tapi kalau saat pelayanan KB, kadang ada yang pasang

implant, spiral, dan ada yang periksa hamil juga, kadang-kadang kita

kekurangan tempat tidur. Kalau dilihat untuk ruangan saya inginnya

ruangannya terpisah antara KIA sama KB, tapi kita sudah tidak ada

ruangannya lagi…” (U-3)

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan dapat diketahui bahwa

masih terdapat kekurangan kesediaan alat – alat dalam menunjang pelayanan

antenatal menurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014. Ruangan yang digunakan

dalam melaksanakan pelayanan antenatal masih bersatu dengan ruangan dalam

pelayanan KB.

Hasil observasi fasilitas dan sarana yang ada di Puskesmas Pagedangan

dalam melakukan pelayanan antenatal dapat dilihat pada tabel 5.5 Terkait

gambaran fasilitas dan sarana pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan.

Berikut hasil observasi terkait fasilitas dan sarana pelayanan antenatal

di puskesmas Pagedangan:

Page 80: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

64

Tabel 5. 5 Fasilitas dan Sarana dalam Pelayanan Antenatal

Fasilitas dan Sarana Ketersediaan Kelayakan

Tempat

praktik

d. Dinding terbuat dari tembok √ √

e. Lantai dari ubin/plester √ √

f. Atap melindungi √ √

g. Pencahayaan √

h. Ventilasi √ √

Area tempat

tunggu

a. Kursi √ √

b. Ventilasi √ √

c. Fasilitas cuci tangan

i. Air √ √

ii. Sabun √ √

iii. Tissue √ √

Kamar

mandi

a. Air mengalir √ √

b. Handuk kecil/tissue √ √

c. Jamban (WC) √ √

d. Tempat sampah √ √

e. Ventilasi √ √

Tempat obat

a. Bersih √ √

b. Kering √ √

c. Ventilasi √ √

a. Meja √ √

Page 81: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

65

Ruang

konseling

b. Tempat duduk pasien √ √

c. Tempat duduk Pengantar √ √

d. Tempat duduk bidan √ √

Ruang

pemeriksaan

a. Meja √ √

b. Tempat duduk √ √

c. Tempat tidur pasien √ √

SKOR 100 100

Kriteria pengamatan meliputi tempat praktik, area tempat tunggu, kamar

mandi, tempat obat, ruang konseling dan ruang pemeriksaan dengam mengacu

kepada Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang puskesmas. Berdasarkan

tabel 5.5 diketahui bahwa fasilitas dan sarana ruangan dalam menunjang

pelayanan antenatal sudah 100% tersedia dan layak untuk digunakan.

5.3.4. Gambaran Pedoman Pelayanan Antenatal di Puskesmas Pagedangan

Kabupaten Tangerang

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemegang program KIA diketahui

bahwa pedoman pelayanan antenatal di Puskesmas belum terdokumentasikan dan

masih dalam tahap pembuatan, berikut adalah kutipan wawancara dengan

pemegang program KIA:

“Kalau untuk SOP ANC kita sedang proses pembuatan, lagi akreditasi.

Kalau selama ini kita menggunakan SOP puskesmas. Puskesmas membuat

SOP sendiri tanpa bantuan Dinkes. Sekarang kita mengerjakan semua SOP

yang dibutuhkan, setelah nanti selesai baru diimplementasikan semua.

Mbak Prima lagi diajari cara membuat SOP seperti apa di Puskesmas Jalan

Emas.” (U-1)

Page 82: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

66

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama juga sesuai dengan

hasil wawancara informan triangulasi dari kepala puskesmas bahwa standar

operasional pelayanan antenatal masih dalam proses pembuatan, berikut adalah

kutipan wawancara dengan informan pendukung:

“Kita kan sedang menyusun SOP SOP akreditasi, salah satunya SOP ANC,

sepertinya sudah ada, tapi saya belum tanda tangan, SOP itu nanti di SK-

kan akhirnya nanti SOP itu. Sampai saat ini belum ada yang konsultasi ke

saya, jadi masih dalam proses pembuatan.” (P-1)

Namun pada pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas

Pagedangan, bidan mengacu kepada pedoman pelayanan antenatal terpadu

milik Kementerian Kesehatan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Tangerang. Berikut hasil wawancara dengan informan U-1:

“…iya kami disini menggunakan buku pedoman

antenatal terpadu, yang warnanya ungu, buku pedoman ini

dikasih sama Dinas” (U-1)

Hal tersebut juga sesuai dengan informan pendukung 2 (P-2) yang

menyatakan bahwa semua Puskesmas sudah diberikan buku pelayanan

antenatal yang dijadikan SOP. Berikut hasil wawancara:

“sudah ada di buku, sudah kita berikan. Jadi SOP yang

dilakukan anak-anak kami di lapangan berdasarkan buku yang

diberikan. Itu sudah ada di pedomannya.” (P-2)

Kesimpulan dari hasil wawancara dengan informan utama dan informan

pendukung adalah Puskesmas Pagedangan mengacu kepada pedoman

pelayanan antenatal terpadu dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

tahun 2013 dalam pelaksanaan antenatal oleh bidan.

Page 83: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

67

5.4 Gambaran Proses Pelayanan Antenatal Puskesmas Pagedangan

5.4.1. Pelayanan anamnesa

5.4.1.1. Pelayanan Trimester Pertama

Anamnesa yang dilakukan oleh bidan meliputi menanyakan keluhan ibu

hamil, menanyakan tanda-tanda penting terkait dengan masalah kehamilan,

status imunisasi TT, riwayat kehamilan, menanyakan jumlah tablet Fe dan obat

yang dikonsumsi, pola makan serta menanyakan kesiapan menghadapi

persalinan. Berikut gambaran anamnesa pelayanan antenatal pada ibu hamil

trimester pertama.

Tabel 5. 6 Pelayanan Anamnesa pada Trimester Pertama

Anamnesa

Hasil Pengamatan

U-2 U-3 U-4 U-5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Keluhan ibu hamil √ √ √ √ √ √ √

Menanyakan

tanda penting

kehamilan

√ √ √ √ √ √ √

Riwayat

kehamilan √ √ √ √ √ √ √

Status imunisasi

TT √ - - √ √ √ √

Menanyakan

jumlah tablet Fe

dan obat yang

dikonsumsi

√ √ √ √ √ √ √

Pola makan ibu √ √ √ √ √ √ √

Skor (%) 100 83.3 83.3 100 100 100 100

Rata – rata 95.2

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa skor terendar yang didapatkan

oleh bidan sebesar 83.3% dan skor tertinggi sebesar 100% dengan rata – rata skor

Page 84: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

68

95.2%. terdapat beberapa bidan yang tidak menanyakan status imunisasi TT

kepada ibu hamil.

5.4.1.2. Pelayanan Trimester Kedua

Anamnesa yang dilakukan oleh bidan meliputi melihat pencatatan

sebelumnya di buku KIA dan menanyakan keluhan yang dirasakan oleh ibu

hamil. Berikut gambaran anamnesa pelayanan antenatal pada trimester kedua :

Tabel 5. 7 Pelayanan Anamnesa pada Trimester Kedua

Anamnesa

Hasil Pengamatan

U-2 U-3 U-4 U-5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Melihat pencatatan

sebelumnya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Menanyakan

keluhan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Skor (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Rata – rata 100

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa semua kegiatan anamnesa

dilakukan oleh bidan saat pelayanan antenatal kepada ibu hamil. Skor pada item

anamnesa trimester kedua yaitu 100% lengkap.

5.4.1.3. Pelayanan Trimester Ketiga

Anamnesa yang dilakukan oleh bidan pada trimester ketiga sama seperti

trimester kedua yaitu meliputi melihat pencatatan sebelumnya di buku KIA dan

menanyakan keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil. Berikut gambaran

anamnesa pelayanan antenatal pada trimester kedua:

Page 85: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

69

Tabel 5. 8 Pelayanan Anamnesa pada Trimester Ketiga

Anamnesa

Hasil Pengamatan

U-2 U-3 U-4 U-5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Melihat pencatatan

sebelumnya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Menanyakan

keluhan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Skor (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Rata – rata 100

Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa skor semua bidan dalam

melakukan anamnesa yaitu 100%. Semua item anamnesa meliputi melihat

catatan sebelumnya dan menanyakan keluhan pada pasien ibu hamil dilakukan

oleh bidan saat melaksanakan pelayanan antenatal pada trimester ketiga.

5.4.2. Pemeriksaan, Intervensi dan Implementasi Pelayanan Antenatal

Berdasarkan wawancara dengan bidan terdapat perbedaan hasil

wawancara yang menyebutkan bahwa semua bidan sudah melaksanakan

pelayanan sesuai dengan 10T. Berikut hasil wawancara dengan bidan

puskesmas pagedangan:

“Kalau bidan sebenarnya sudah melaksanakan sesuai standar.

Setiap ibu hamil datang ditimbang berat badan, kalau tinggi badan

sekali saja karena dia pemeriksaan pertama, pemeriksaan awal, kalau

berat badan iya, tensi iya, terus untuk lab nya juga iya, kan dilihat oleh

bidannya apa saja yang belum diperiksa, lalu konseling juga

dilaksanakan, jadi memang dilakukan. Oleh karena itu, kalau di KIA

memeriksa pasien 1 dengan di BP umum beda, lebih lama kita karena

kita masih ada konseling.” (U-1)

“Ya bidan melaksanakan sudah sesuai 10T, kalau disini, kalau

datang selalu ditimbang, ukur tinggi badan, ukur tensi, setelah itu

periksa laboratorium dan wawancara, skrining imunisasi juga” (U-2)

Page 86: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

70

“..iya selalu ditimbang, tensi, tinggi badan pas di ANC, tidak

mungkin tinggi badan tiap bulan nambah, lalu juga berat badan, tinggi

fundus uteri kita ukur di umur 24 minggu ke atas dengan pengukur.

Kalau skrining sama imunisasi juga dilakukan karena pelayanan itu

selalu masuk standar 10T, jadi sekalian kita wawancara, kita

anamneses, kita tanya status skriningnya, itu pasti, kalau misalnya

pelaksanaannya tidak dilaksanakan itu berarti 10T-nya hilang, nanti

jadi 9T. kalau suhu badan kita tidak setiap periksa, kecuali dalam

keadaan kalau pasien merasa panas, dingin, kalau dalam keadaan

khusus saja karena juga pengukur suhu tidak dalam 10T, kita yang

penting 10T dilaksanakan. Kalau konseling dilihat dulu, dia datang di

usia hamil ke berapa, kita sampaikan sekilas, nanti kita suruh ibunya

baca di buku KIA.” (U-4)

Terdapat perbedaan hasil wawancara yang dilakukan oleh salah satu

bidan yang menyatakan bahwa terdapat beberapa bidan yang masih belum

memenuhi standar dalam melaksanakan pelayanan antenatal di Puskesmas.

Berikut hasil wawancara dengan informan bidan:

“Kalau pelayanan, kadang-kadang ada saja yang kelewat satu

atau dua kalau lagi ramai. Seperti tadi, imunisasi tidak ada atau lab nya

tutup atau analisnya tidak masuk, jadi tidak bisa lengkap 10T,

seharusnya diperiksa karena sudah trimester akhir, paling tidak

trimester pertama diperiksa Hbnya dengan trimester ketiga. Trimester

kedua periksa protein, kalau trimester ketiga kalau ada bengkak, ada

keluhan pusing kita cek protein kita cek Hb juga. Tapi kalau suhu badan

tidak masuk 10T, jadi kita tidak periksa, di ANC kita ada, tapi kita tidak

semua melaksanakan, tergantung kondisi. Kalau pasiennya ada keluhan

demam, atau kita pegang badannya panas, baru kita periksa suhunya.

Jadi suhu mah bukan wajib.” (U-3)

“iya, selalu ditimbang berat badannya, ukur tekanan darah,

kalau untuk LiLA kita ukur, kalau misal sudah beberapa kali kesini

sudah tidak diukur, kalau fundus uteri juga diukur, kalau skrining

imunisasi TT sebenarnya di skrining, tapi tidak diimunisasi, soalnya

untuk imunisasi dilakukan hari selasa, kalau sekarang tadi cek Hb tidak

karena bagian lab-nya tutup. Kita kalau untuk penyuluhan selalu

diarahkan, misal mendekati lahiran kita arahkan kelahiran bagaimana

persiapannya. Kita tidak penyuluhan semua, kita melihat usia

kehamilannya, kalau trimester 3 otomatis persiapan persalinan, KB,

IMD, ASI eksklusif.” (U-5)

Page 87: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

71

Selain melakukan wawancara kepada bidan, peneliti juga melakukan

observasi kepada bidan saat melaksanakan pelayanan antenatal terhadap semua

ibu hamil yang diperiksa. Setiap bidan dilakukan observasi dengan kisaran

kasus 9 ibu hamil. Item yang dinilai pada observasi meliputi anamnesis,

pemeriksaan kehamilan, serta kegiatan konseling komunikasi, informasi dan

edukasi. Berikut gambaran observasi yang dilakukan:

5.4.2.1. Pelayanan Trimester Pertama

Pemeriksaan umum dan kehamilan pada trimester pertama meliputi

pemeriksaan keadaan umum, suhu tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi

badan, LiLA, pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan Hb, golongan darah,

serta HIV), skrining imunisasi TT dan pemberian imunisasi TT, pemberian

suplemen gizi (tablet Fe, asam folat, dan kalsium). Pemeriksaan yang

dilakukan pada trimester pertama hanya melibatkan 7 pasien ibu hamil yang

diperiksa oleh bidan. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan ibu hamil yang

jarang datang ke Puskesmas jika masih dalam usia kehamilan muda. Berikut

hasil wawancara dengan informan bidan:

“..biasanya kalau masih satu atau dua bulan belum periksa, nanti

kalau sudah ada perasaan gerak – gerak baru periksa kesini. Tapi kalau

yang sudah mengerti biasanya langsung periksa”. (U-1)

“… disini mah jarang ibu hamil TM1 karena biasanya periksanya

ke posyandu, atau klinik deket rumah. Kalau ada, memang ada, tapi

memang sedikit, biasanya kalau sudah perutnya besar baru periksa

kesini” (U-3)

Berikut gambaran hasil observasi pemeriksaan, intervensi dan

implementasi yang dilaksanakan oleh bidan terhadap ibu hamil di

Puskesmas Pagedangan:

Page 88: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

72

Tabel 5. 9 Pemeriksaan, Intervensi dan Implementasi Pelayanan

Antenatal pada Trimester Pertama

No Item yang diamati

Hasil Pengamatan

U-2 U-3 U-4 U-5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Timbang berat badan √ √ √ √ √ √ √

2 Ukur tinggi badan √ √ - √ √ - √

3 Ukur tekanan darah √ √ √ √ √ √ √

4 Nilai LiLA √ √ - √ √ - √

5 Suhu tubuh - - - - - - -

6 Skrining imunisasi dan

berikan imunisasi TT - - - √ √ - -

7 Beri suplemen gizi (Fe

dan asam folat) √ √ √ √ √ √ √

8 Pemeriksaan lab (rutin

dan khusus) √ √ √ - √ √ √

Skor (%) 75 75 50 75 87.5 62.5 75

Rata – rata 71.4

Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa skor terendah yang didapat oleh

bidan yaitu 50% dan skor tertinggi sebesar 87.5% dengan rata – rata 71.4%.

Semua bidan tidak melakukan pengukuran suhu tubuh kepada ibu hamil,

beberapa bidan juga tidak melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan

dan LiLA kepada beberapa ibu hamil. Selain itu beberapa bidan juga tidak

melakukan skrining imunisasi TT dan memberikan imunisasi TT kepada

beberapa ibu hamil dan juga ada satu orang bidan yang tidak melakukan

pemeriksaan laboratorium rutin kepada satu orang ibu hamil.

5.4.2.2. Pelayanan Trimester Kedua

Pemeriksaan umum dan kehamilan serta intervensi dan implementasi

pada trimester kedua meliputi timbang berat badan, suhu tubuh, tekanan

Page 89: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

73

darah, tinggi fundus uteri, presentasi janin, denyut jantung janin, skrining

imunisasi TT, pemberian suplemen gizi (tablet Fe, asam folat, dan kalsium),

dan pemeriksaan laboratorium khusus (protein urin, HIV, hepatitis).

Berikut gambaran hasil observasi pemeriksaan, intervensi dan

implementasi yang dilaksanakan oleh bidan terhadap ibu hamil di

Puskesmas Pagedangan.

Tabel 5. 10 Pemeriksaan, Intervensi dan Implementasi Pelayanan Antenatal pada

Trimester Kedua

No Item yang

diamati

Hasil Pengamatan

U-2 U-3 U-4 U-5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Timbang

berat

badan

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 Suhu

tubuh - - - - - - - - - - - -

3 Tekanan

darah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 Tinggi

fundus

uteri

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 Presentasi

janin √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6 Denyut

jantung

janin

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7 Skrining

imunisasi

TT dan

berikan

imunisasi

bila perlu

- √ - - - - - - - √ - -

8 Beri

suplemen

gizi (Fe

dan asam

folat)

- √ - - √ - - - - √ - √

9 Pemeriksa

an lab

(rutin dan

khusus)

√ - √ √ - √ √ √ √ - - -

Page 90: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

74

SKOR (%) 66.

7 77.8 66.7 66.7 66.7 66.7 66.7 66.7 66.7 77.8 55.5 66.7

Rata – rata 62.6

Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa skor bidan terendah yaitu

sebesar 55.5 % dan skor tertinggi sebesat 77.8%. Diketahui skor rata-rata

bidan dalam melaksanakan pelayanan antenatal pada trimester kedua

sebesar 62.6%. Semua bidan juga tidak melakukan pengukuran suhu badan

kepada ibu hamil. Beberapa bidan juga tidak melakukan skrining dan

imunisasi TT, pemberian tablet gizi, serta pemeriksaan laboratorium kepada

beberapa ibu hamil.

5.4.2.3. Pelayanan Trimester Ketiga

Pemeriksaan umum dan kehamilan serta intervensi dan implementasi

pada trimester ketiga sama seperti pemeriksaan pada pelayanan trimester

kedua, meliputi timbang berat badan, suhu tubuh, tekanan darah, berat

badan, tinggi fundus uteri, presentasi janin, denyut jantung janin, skrining

imunisasi TT, pemberian suplemen gizi (tablet Fe, asam folat, dan kalsium),

dan pemeriksaan laboratorium khusus (protein urin, HIV, hepatitis).

Berikut gambaran hasil observasi pemeriksaan, intervensi dan

implementasi yang dilaksanakan oleh bidan terhadap ibu hamil trimester

ketiga di Puskesmas Pagedangan tahun 2017:

Page 91: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

75

Tabel 5. 11 Pemeriksaan, Intervensi dan Implementasi Pelayanan Antenatal

pada Trimester Ketiga

No Item yang

diamati

Hasil Pengamatan

U-3 U-4 U-5 U-6

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Timbang

berat badan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 Suhu tubuh

- - - - - - - - - - - -

3 Tekanan

darah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 Tinggi

fundus uteri √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 Presentasi

janin √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6

Denyut

jantung

janin

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7

Skrining

imunisasi

TT dan

imunisasi

bila perlu

- - - - √ √ √ √ - - √ -

8

Beri

suplemen

gizi (Fe dan

asam folat)

√ √ √ - - √ √ - - - √ √

9

Pemeriksaan

lab (rutin

dan khusus)

- - √ √ - √ √ √ - - - -

SKOR (%) 66.7 66.7 77.8 66.7 66.7 88.9 88.9 77.8 55.5 62.5 77.8 66.7

Rata – rata (%) 71.9

Berdasarkan hasil observasi pemeriksaan antenatal pada pelayanan

trimester ketiga pada tabel 5.11 diketahui bahwa skor terendah pelayanan yang

dilaksanakan oleh bidan sebesar 55.5% dan tertinggi sebesar 88.9% dengan rata

– rata skor bidan yaitu sebesar 71.9%. Pengukuran suhu badan tidak diukur oleh

semua bidan kepada ibu hamil. Beberapa bidan juga tidak melaksanakan

skrining dan pemberian imunisasi TT, memberikan tablet gizi, serta

pemeriksaan laboratorium kepada beberapa ibu hamil saat pemeriksaan.

Page 92: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

76

5.4.3. Pencatatan hasil pemeriksaan antenatal

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama didapatkan

informasi bahwa semua bidan melakukan pencatatan dalam pelaksanaan

pelayanan antenatal kepada ibu hamil. Berikut kutipan wawancara dengan bidan

Puskesmas.

“iya, banyak pencatatan. Apalagi kalau akreditasi, sistemnya

pencatatan tidak boleh lupa. Harus. Langsung dicatat saat ibu hamil

lagi periksa” (U-2)

“Iya harus dicatat, kalau di KIA pasti diisi, terus kita punya

kohort juga, namanya kartu ibu itu harus diisi. Makannya kadang-

kadang kita melayani pasien satu agak lama. Jadi hasil pemeriksaan

kita pake SOAP gitu. Jadi, di buku rekam mediknya kita tulis sesuai

SOAP, tapi nanti di kartu KIA nya kita tulis semuanya itu anamnesa,

penyuluhan itu ditulis di buku KIA, di registernya kita biasa mengisi

untuk menilai dia itu K1, K2, kunjungan nya dia itu sudah sesuai sama

yang ditetapkan tidak” (U-3)

“Oh iya harus di catat, kalau tidak itu apalagi di puskesmas, di

puskesmas banyak pencatatannya, ada kartu ibu, register karena kita

mau akreditasi juga jadi memang harus punya, harus diadakan.

Catatnya saat itu juga, pasien diperiksa, sambil ditanya. Hari itu juga,

tidak bisa pasien dulu dilayani, terus terakhir catatnya, nanti lupa,

karena pasiennya banyak.” (U-4)

“..iya kita catat di register kartu ibu, semuanya dicatat karena

itu buat akreditasi juga” (U-5)

Selain melakukan wawancara mendalam terhadap tenaga bidan, peneliti

juga melakukan pengamatan kepada bidan selama pemeriksaan antenatal di

Puskesmas Pagedangan. Berikut hasil pengamatan gambaran pencatatan hasil

pemeriksaan pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan:

6.3.2.1. Pelayanan Trimester Pertama

Item pengamatan yang diamati oleh peneliti yaitu mencakup

tenaga bidan melakukan pencatatan di register ibu, kohort ibu, kartu

Page 93: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

77

ibu dan buku KIA. Berikut gambaran hasil pencatatan pemeriksaan

pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan:

Tabel 5. 12 Pencatatan Hasil Pemeriksaan Pelayanan Antenatal pada Trimester

Pertama

No Item

Hasil Pengamatan

U-2 U-3 U-4 U-5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Register

ibu √ √ √ √ √ √ √

2 Kohort

ibu √ √ √ √ √ √ √

3 Kartu ibu √ √ √ √ √ √ √

4 Buku

KIA √ √ √ √ √ √ √

Skor (%) 100 100 100 100 100 100 100

Rata – rata (%) 100

Berdasarkan tabel 5.12 diketahui bahwa semua bidan mendapatkan skor

100% dalam melakukan pencatatan hasil pelayanan antenatal di register ibu,

kohort ibu, kartu ibu serta buku KIA ibu hamil.

6.3.2.2. Pelayanan Trimester Kedua

Item yang diamati pada trimester kedua sama halnya degan

trimester pertama yaitu bidan melakukan pencatatan pada register ibu,

kohort ibu, kartu ibu serta buku KIA yang dibawa ibu hamil saat

pemeriksaan pelayanan antenatal. Berikut gambaran pencatatan hasil

pemeriksaan pelayanan antenatal pada ibu hamil trimester kedua di

Puskesmas Pagedangan:

Page 94: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

78

Tabel 5. 13 Pencatatan Hasil Pemeriksaan Pelayanan Antenatal pada Trimester Kedua

No Item

Hasil Pengamatan

U-2 U-3 U-4 U-5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Register

ibu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 Kohort

ibu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 Kartu

ibu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 Buku

KIA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Skor (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Rata -rata (%) 100

Berdasarkan tabel 5.13 diketahui bahwa semua bidan

mendapatkan skor 100% dan rata – rata skor 100% dalam melakukan

pencatatan hasil pelayanan antenatal di register ibu, kohort ibu, kartu ibu

serta buku KIA ibu hamil.

6.3.2.3. Pelayanan Trimester Ketiga

Berikut gambaran pencatatan hasil pemeriksaan pelayanan

antenatal pada ibu hamil trimester ketiga di Puskesmas Pagedangan

meliputi register ibu, kohort ibu, kartu ibu dan buku KIA:

Tabel 5. 14 Pencatatan Hasil Pemeriksaan Pelayanan Antenatal pada Trimester Ketiga

No Item

Hasil Pengamatan

U-2 U-3 U-4 U-5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Page 95: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

79

1 Register

ibu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 Kohort

ibu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 Kartu ibu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 Buku KIA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Skor (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Rata – rata (%) 100

Berdasarkan tabel 5.14 diketahui bahwa semua bidan mendapatkan skor

100% dalam melakukan pencatatan hasil pelayanan antenatal di register ibu,

kohort ibu, kartu ibu serta buku KIA ibu hamil.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan terhadap

bidan dapat disimpulkan bahwa semua bidan melakukan pencatatan hasil

pemeriksaan di register ibu, kohort ibu dan kartu ibu.

5.4.4. Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)

Konseling komunikasi, informasi, dan edukasi yang efektif merupakan

bagian dari pelayanan antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak pertama

untuk membantu ibu hamil dalam mengatasi masalahnya. Tujuan pemberian

konseling kesehatan reproduksi yaitu membantu pasien untuk memahami

peristiwa kehamilan, persalinan, nifas dan risiko yang mungkin dihadapi

sehingga dapat dilakukan upaya pencegahannya, membantu pasien dan

keluarganya untuk menentukan kebutuhan asuhan kehamilan, pertolongan

persalinan yang bersih dan aman, untuk membuat pilihan salah satu metode

Page 96: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

80

kontrasepsi, serta membantu mengenali gejala atau tanda – tanda suatu risiko

reproduksi dan fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai (Saifuddin et al., 2009).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap informan

diketahui bahwa pelaksanaan konseling KIE oleh bidan tidak semua materi

diberikan pada ibu hamil, namun melihat usia kehamilan pada ibu hamil.

Berikut hasil wawancara dengan bidan:

“…kalau konseling dilihat dulu dia datang di usia hamil ke

berapa, misal hamil muda berarti kita penyuluhan tentang keluhan

hamil muda, sudah ada tertera, kita sampaikan sekilas nanti kita suruh

ibunya baca di buku KIA, kemarin saat pertemuan di Dinas Kesehatan

disuruh dikasih tanda rumput sama ibunya, jadi ibu baca atau tidak,

kalau sudah baca diberikan tanda rumput di bukunya, nanti evaluasi

bulan depan, ibunya mengerti atau tidak, lihat usia kehamilan juga

kalau penyuluhan, kalau misal dia usianya masih muda kita tidak kasih

tentang persiapan persalinan, ya melihat usia kehamilan juga.” (U-4)

“…kita kalau misal untuk penyuluhan selalu diarahkan, misal

mendekati lahiran kita arahkan kelahiran bagaimana persiapannya.

Kita tidak penyuluhan semua, kita lihat trimesternya, untuk trimester 1

apa, trimester 2 apa, trimester 3 kita apa, kalau trimester 3 kan otomatis

persiapan persalinan, KB, IMD, ASI eksklusif.” (U-5)

Adapun temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan

antenatal yang meliputi: persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi

komplikasi meliputi tanda – tanda bahaya dalam kehamilan, persalinan dan

nifas, tubulin, tempat persalinan, transportasi rujukan, penolong persalinan,

calon donor darah, pendamping persalinan dan suami SIAGA (siap antar jaga),

inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif meliputi skin to skin contact untuk IMD,

kolostrum, ASI saja selama 6 bulan, tidak diberi susu formula, keinginan untuk

menyusui, penjelasan pentingnya ASI dan perawatan putting susu, KB paska

persalinan, masalah gizi meliputi suplementasi tablet besi, mengkonsumsi

garam beryodium, mengkonsumsi makanan padat kalauri dan kaya zat besi,

Page 97: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

81

pentingnya imunisasi TT pada ibu hamil, masalah penyakit kronis dan penyakit

menular yang meliputi upaya pencegahan, menerapkan PHBS, mengenali gejala

penyakit dan kepatuhan minum obat, kelas ibu meliputi setiap ibu hamil

menggunakan buku KIA, bertukar pengalaman diantara ibu hamil, brain

booster meliputi berkomunikasi dengan janin, musik untuk menstimulasi janin,

dan nutrisi gizi seimbang bagi ibu hamil, informasi tentang definisi, cara

penularan HIV/AIDS dan IMS dan pentingnya tes HIV serta informasi

Kekerasan terhadap perempuan (KtP).

5.4.4.1. Pelayanan Antenatal Trimester Pertama

Berikut gambaran hasil pengamatan KIE yang dilakukan bidan saat

melaksanakan pelayanan antenatal pada trimester pertama dalam tabel

5.15:

Tabel 5. 15 Komunikasi, Informasi dan Edukasi Pelayanan Antenatal pada

Trimester Pertama

No Item yang diamati

Hasil Pengamatan

U-2 U-3 U-4 U-5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

Persiapan persalinan dan

kesiagaan menghadapi

komplikasi

- - - - - - -

2 Inisiasi menyusu dini dan ASI

Eksklusif - - - - - - -

3 KB paska persalinan - - - - - - -

4 Masalah gizi √ √ √ - - √ -

5 Imunisasi TT pada ibu hamil - - - - - - -

6 Masalah penyakit kronis dan

penyakit menular √ - √ √ √ - √

7 Kelas ibu - - - - - - -

Page 98: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

82

8 Brain booster - - - - - - -

9 Informasi HIV/AIDS dan IMS - - - - - - -

10 Informasi KtP - - - - - - -

SKOR (%) 20 10 10 10 10 10 10

Rata – rata (%) 11.4

Berdasarkan tabel 5.15 Diketahui bahwa tenaga bidan hanya

menyampaikan sedikit konseling materi KIE pelayanan antenatal kepada ibu

hamil dengan rata-rata skor sebesar 11.4% ssaja. Diketahui hanya satu atau

dua materi saja yang diberikan kepada ibu hamil yang meliputi masalah gizi

dan masalah penyakit kronis dan penyakit menular.

5.4.4.2. Pelayanan Antenatal Trimester Kedua

Gambaran hasil pengamatan KIE yang dilakukan bidan saat

melaksanakan pelayanan antenatal pada trimester kedua dalam tabel

5.16 sebagai berikut:

Tabel 5. 16 Komunikasi, Informasi dan Edukasi Pelayanan Antenatal

pada Trimester Kedua

No Item yang diamati

Hasil Pengamatan

U-2 U-3 U-4 U-5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

Persiapan persalinan dan

kesiagaan menghadapi

komplikasi

- - - √ - √ √ - - - - -

Page 99: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

83

2 Inisiasi menyusu dini dan

ASI Eksklusif - - - - - - - - - - - √

3 KB paska persalinan - - - - - - - - - - - -

4 Masalah gizi √ - √ √ √ √ √ - - √ - -

5 Imunisasi TT pada ibu hamil - - - - √ - - - - - - -

6 Masalah penyakit kronis dan

penyakit menular √ √ √ - √ - √ - - - √ -

7 Kelas ibu - - - - - - - - - - - -

8 Brain booster - - - - - - - - - - - -

9 Informasi HIV/AIDS dan

IMS - - - - - - - - - - - -

10 Informasi KtP - - - - - - - - - - - -

SKOR (%) 20 10 20 20 30 20 30 0 0 10 10 10

Rata – rata 15

Berdasarkan tabel 5.16 diketahui bahwa skor terendah yaitu 0%

dan tertinggi yaitu 30% dengan rata-rata bidan menyampaikan materi

KIE kepada ibu hamil sebesar 15%. Materi yang paling banyak

disampaikan adalah materi tentang masalah gizi dan masalah penyakit

kronis dan penyakit menular seputar PHBS ibu hamil serta persiapan

kehamilan dan kewaspadaan komplikasi.

5.4.4.3. Pelayanan Antenatal Trimester Ketiga

Berikut gambaran hasil pengamatan KIE yang dilakukan oleh

bidan saat melaksanakan pelayanan antenatal pada trimester ketiga

dalam tabel 5.17 sebagai berikut:

Page 100: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

84

Tabel 5. 17 Komunikasi, Informasi dan Edukasi Pelayanan Antenatal pada Trimester

Ketiga

No Item yang diamati

Hasil Pengamatan

U-3 U-4 U-5 U-6

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Persiapan persalinan dan kesiagaan

menghadapi komplikasi - √ √ - - - - - √ - - √

2 Inisiasi menyusu dini dan ASI

Eksklusif - - - - - - - - √ - - -

3 KB paska persalinan - - - - - - - √ - - - -

4 Masalah gizi √ √ - √ - - √ √ - √ √ √

5 Imunisasi TT pada ibu hamil - - - - - - - - - - - -

6 Masalah penyakit kronis dan

penyakit menular √ - - √ - √ √ - - - - √

7 Kelas ibu - - - - - - - - - - - -

8 Brain booster - - - - - - - - - - - -

9 Informasi HIV/AIDS dan IMS - - - - - - - - - - - -

10 Informasi KtP - - - - - - - - - - - -

SKOR (%) 20 20 10 20 0 10 20 20 20 10 10 30

Rata – rata (%) 15.8

Berdasarkan tabel 5.17 diketahui bahwa pemberian konseling

KIE pelayanan antenatal oleh bidan masih sangat rendah dengan skor

rata-rata bidan yaitu 15.8%. Materi yang paling sering diberikan kepada

ibu hamil oleh bidan yaitu masalah gizi, masalah penyakit kronis dan

penyakit menular seputar PHBS ibu hamil, persiapan persalinan dan

kesiagaan menghadapi komplikasi, serta satu kali penyampaian materi

KB paska hamil kepada satu ibu hamil. Selain materi tersebut, materi

tidak disampaikan oleh bidan saat pelayanan antenatal.

Page 101: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

85

5.5 Gambaran Output Pelayanan Antenatal Puskesmas Pagedangan

5.5.1. Kepatuhan Bidan

Kepatuhan bidan merupakan output yang menunjukkan kualitas

pelayanan antenatal di Puskesmas. Kepatuhan bidan dalam penelitian ini

mencakup proses yang dilakukan oleh bidan dalam melaksanakan pelayanan

antenatal yaitu anamnesa, pemeriksaan umum dan kehamilan, intervensi dan

implementasi, pemberian konseling KIE serta pencatatan pelayanan antenatal

oleh bidan. Berdasarkan hasil wawancara kepada Kepala Puskesmas diketahui

bahwa kepatuhan bidan di Puskesmas Pagedangan masih rendah. Berikut hasil

wawancara dengan informan P-1:

“Nah ini saya juga permasalahkan terkait kepatuhan bidan

terhadap 10Tnya, kalau pemeriksaan di luar juga. Seperti pemeriksaan

laboratorium salah satunya, harus ambil darah di masyakarat, di

posyandu, itu yang biasanya tidak dilakukan, padahal itu bisa

diendapkan. Kita juga terbentur kemarin tidak menganggarkan tabung

yang bisa dibawa di masyarakat. Jadi kalo di masyakarakat agak sulit

lab yang HBSAg sama HIV.” (P-1)

Selain wawancara kepada Kepala Puskesmas, dilakukan skoring hasil

penilaian pada komponen proses pelayanan antenatal. Berikut hasil kepatuhan

bidan terhadap pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan:

Tabel 5. 18 Kepatuhan Bidan Dalam Melaksanakan Pelayanan Antenatal

No Uraian Tugas Rata – rata skor nilai (%)

1 Anamnesa 98.4

2 Pemeriksaan, intervensi dan implementasi 68.6

3 Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) 14.1

4 Pencatatan Pelayanan 100

5 Rata-rata nilai 70.3

Sumber: Data Primer Terolah 2017

Page 102: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

86

Rata – rata skor nilai didapat dari penjulahan rata – rata skor item uraian

tugas dari pelayanan pada trimester pertama, trimester kedua dan trimester

ketiga. Berdasarkan tabel 5.18 diketahui bahwa kepatuhan bidan dalam

melakukan anamnesa sudah baik yaitu sebesar 98.4 % dan semua bidan patuh

dalam melakukan pencatatan hasil pemeriksaan kehamilan dengan nilai 100%.

Dalam melaksanakan pemeriksaan, intervensi dan implementasi kepatuhan

bidan masih tergolong rendah yaitu 68.6%, begitu juga dengan kepatuhan bidan

dalam memberikan konseling KIE hanya sebesar 14.1%.

5.5.2. Status Kesehatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan U-1 diketahui bahwa

kategori risiko tinggi yang biasa dialami oleh ibu hamil di Puskesmas

Pagedangan meliputi anemia, kekurangan energi kronik (KEK), multigravida,

riwayat SC, kelahiran prematur, pre-eklampsia, abortus, dan riwayat Kepala

Panggul Disproporsi (KPD).

Berikut dapat dilihat pada tabel 6.1 tentang kasus risiko tinggi yang

terdeteksi di Puskesmas Pagedangan sampai Agustus 2017:

Tabel 6. 1 Kasus Risiko pada Ibu Hamil di Puskesmas Pagedangan Sampai

Agustus 2017

Kasus Jumlah Kasus

Anemia 368

KEK 120

Pre Eklampsia 68

Gula darah > 140g/dl 2

HBSAg positif 2

Sumber: Laporan ANC Puskesmas Pagedangan Agustus 2017

Page 103: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

87

Berdasarkan tabel 6.1 diketahui bahwa terdapat 368 kasus anemia, 120

kasus KEK, 68 kasus pre-eklampsia, 2 kasus gula darah >140g/dl, serta 2 kasus

hepatitis B pada ibu hamil. Hal tersebut merupakan hasil deteksi risiko yang

ditemukan pada pelaksanaan pelayanan antenatal oleh bidan di Puskesmas

Pagedangan sampai dengan bulan Agustus 2017.

Berdasarkan hasil telaah dokumen pelayanan antenatal Puskesmas

Pagedangan diketahui bahwa cakupan deteksi risiko kehamilan sampai bulan

Agustus 2017 sebanyak 341 ibu hamil dari 1757 ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Pagedangan. Terdapat perbedaan jumlah

deteksi risiko ibu hamil dengan jumlah kasus di Puskesmas Pagedangan

disebabkan oleh kemungkinan ibu hamil mendapat dua risiko atau lebih dalam

penemuan kasus. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan utama 1:

“Iya itu lebih banyak kasusnya dapat dari hasil laboratorium.

Kalau kasus memang banyak tetapi yang dideteksi itu yang sudah

ditemukan oleh petugas kesehatan dan sudah dapat penanganan. Ada

ibu yang KEK dan anemia, jadi satu ibu ada dua kasus” (U-1)

Sampai dengan bulan Agustus 2017, pencapaian K1 di Puskesmas

Pagedangan sebanyak 1757 (63,8%) dan K4 sebanyak 1580 (54,5%). Risiko

yang terdeteksi oleh tenaga bidan di Puskesmas Pagedangan selanjutnya

ditangani oleh bidan atau di rujuk jika Puskesmas tidak dapat menangani pasien

ibu hamil tersebut. Adapun jumlah kasus komplikasi maternal yang ditangani

(PK) yaitu sebanyak 324 kasus dan sebanyak 302 kasus di rujuk ke Rumah Sakit

terdekat.

Page 104: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

88

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak lepas dari faktor keterbatasan dan kelemahan. Adapun

faktor keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data dalam komponen proses dilakukan dengan teknik wawancara

dan pengamatan bidan dalam melakukan pelayanan, namun pengamatan yang

dilakukan pada trimester pertama tidak lengkap dikarenakan ibu hamil usia

trimester pertama hanya sedikit yang berkunjung ke Puskesmas.

2. Telaah dokumen untuk melihat sumber penganggaran pelayanan antenatal tidak

dapat dilakukan dikarenakan data di Puskesmas masih belum terdokumentasikan

dengan rapih. Selain itu untuk melihat DPA bersifat terbatas yang dapat melihat

nya.

6.2. Struktur Pelayanan Antenatal di Puskesmas Pagedangan

Struktur pelayanan antenatal meliputi sumber daya manusia, penganggaran

untuk pelayanan antenatal, fasilitas dan sarana dalam menunjang pelayanan antenatal

serta pedoman pelayanan antenatal.

6.2.1. Sumber Daya Manusia di Puskesmas Pagedangan

A. Jumlah tenaga bidan di Puskesmas Pagedangan

Salah satu unsur yang harus ada dalam melaksanakan pelayanan

antenatal adalah tenaga kesehatan. Berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun

2014 tentang Puskesmas disebutkan bahwa standar ketenagaan bidan di

puskesmas untuk Puskesmas kawasan perkotaan non rawat inap yaitu

Page 105: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

89

minimal 4 bidan tetap Puskesmas. Standar tersebut belum termasuk tenaga

bidan di Puskesmas Pembantu dan bidan desa. Standar tersebut merupakan

kondisi minimal yang diharapkan agar Puskesmas dapat terselenggara

dengan baik (Kementerian Kesehatan RI, 2014b).

Puskesmas Pagedangan merupakan Puskesmas PONED. Tenaga

kesehatan yang bertugas dalam pelayanan antenatal di Puskesmas

Pagedangan adalah tenaga bidan. Setelah dilakukan wawancara dengan

informan utama dan telaah dokumen data petugas kesehatan di Puskesmas

Pagedangan, tenaga kesehatan bidan yang dimiliki Puskesmas Pagedangan

sudah memenuhi standar tenaga kesehatan berdasarkan Permenkes Nomor

75 Tahun 2015 tentang Puskesmas yaitu minimal empat orang bidan dan

berdasarkan pedoman Puskesmas PONED yaitu tenaga bidan minimal lima

orang bidan dengan Pendidikan minimal DIII.

B. Kompetensi Tenaga Bidan di Puskemas Pagedangan

Pembangunan dan Kesuksesan pelayanan antenatal tergantung kepada

kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada di Puskesmas. Adam Smith

(1776) dalam (Konradus, 2012) mengatakan keterampilan masyarakat

sebagai unsur modal yang tetap. Robert Owen memandang SDM sebagai

mesin vital, sehingga investasi terbaik adalah investasi pada SDM.

Dalam pelayanan antenatal, tenaga bidan harus dapat memastikan

bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan

penyakit yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara adekuat

sehingga ibu hamil siap untuk menjalani persalinan normal. Setiap

perkembangan kehamilan, ibu hamil mempunyai risiko mengalami penyulit

Page 106: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

90

atau komplikasi. Oleh karena itu, agar dapat mendeteksi dini dan memastikan

ibu hamil sehat selama masa kehamilannya, pelayanan antenatal harus

dilakukan oleh tenaga bidan yang berkompeten.

Pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan sudah

dilakukan oleh tenaga bidan yang memiliki kompetensi Pendidikan minimal

yaitu DIII. Hal ini sesuai dengan pedoman Puskesmas PONED yang

mewajibkan bidan memiliki Pendidikan minimal DIII. Selain itu tenaga

kesehatan bidan Puskesmas wajib memiliki Surat Izin Kerja Bidan (SIKB)

dan Surat Tanda Registrasi sebagai salah satu syarat bekerja melaksanakan

pelayanan antenatal dan sebagai salah satu bukti bahwa bidan tersebut

memiliki kompetensi yang baik.

Tenaga bidan di Puskesmas Pagedangan telah melakukan pelatihan

ANC untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi bidan dalam

memberikan pelayanan antenatal, salah satunya yaitu pelatihan APN kepada

bidan.

6.2.2. Penganggaran Program Pelayanan Antenatal

Fungsi penganggaran untuk pelayanan antenatal sangat vital fungsinya

dalam penyelenggaraan pelayanan antenatal di Puskesmas. Sumber dana yang

digunakan oleh Puskesmas Pagedangan dalam melaksanakan pelayanan

antenatal yaitu dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan JKN serta

bantuan pemerintah kabupaten Tangerang dalam pemberian tes hepatitis dan

HIV/AIDS.

Berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas

diketahui bahwa terdapat tiga sumber pendanaan di Puskesmas, antara lain:

Page 107: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

91

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD); Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN); dan sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Hal ini sesuai dengan Puskesmas Pagedangan yang memiliki sumber dana dari

APBD berasal dari pemerintah Kabupaten Tangerang untuk tes laboratorium

Hepatitis dan HIV/AIDS, dana BOK dari APBN, dan JKN dari sumber-sumber

lain yang sah dan tidak mengikat.

Terdapat lima pendekatan yang luas untuk menghasilkan sumber dana

menurut (Green, 2007) yaitu: user fees (biaya pengguna didapatkan dari

pembayaran pasien saat menerima pelayanan); asuransi swasta; asuransi sosial;

pajak serta; pembayaran berbasis kelompok. Di banyak negara yang

menerapkan sistem user fees, kelompok populasi miskin sering kali memiliki

akses yang rendah dalam pelayanan KIA (WHO, 2006).

Ketersediaan sumber dana di Puskesmas sangat penting guna

mendukung pelayanan antenatal secara berkualitas. Dana yang ada di

Puskesmas Pagedangan digunakan untuk melaksanakan pelayanan antenatal

seperti pengadaan tablet Fe untuk diberikan ke ibu hamil guna mencegah

anemia pada ibu hamil, tes laboratorium guna mendeteksi risiko yang mungkin

diderita oleh ibu hamil. Selain itu dana yang tersedia juga diberikan untuk

memberikan insentif kepada bidan desa. Dengan begitu pelayanan antenatal

yang diberikan oleh bidan kepada ibu hamil dapat berjalan secara optimal dan

sesuai standar 10T.

Studi yang dilakukan oleh (Ubra, 2006) menunjukkan korelasi antara

variabel sistem imbalan dengan kinerja bidan. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 108: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

92

apabila sistem imbalan semakin baik maka kinerja bidan akan semakin tinggi,

demikian sebaliknya.

6.2.3. Fasilitas dan Sarana Pelayanan Antenatal

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/ atau tempat yang

digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan, baik promotif, preventif,

kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,

dan/atau masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Fasilitas yang ada di

Puskesmas Pagedangan sudah mencukupi dan layak digunakan dalam

menunjang pelayanan antenatal. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas dan

sarana merupakan suatu faktor yang harus dipenuhi oleh setiap pemberi

pelayanan jasa kesehatan. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas dan sarana

dapat memberikan suatu pelayanan secara maksimal dan terlaksana dengan baik.

Menurut (Goddard, 2009) terdapat empat kebijakan yang dapat

meningkatkan akses masyarakat ke pelayanan kesehatan yang diterapkan di

Inggris yaitu meningkatkan persediaan pada pelayanan, perubahan organisasi

pelayanan, desain target untuk memperbaiki akses, serta pemberdayaan

masyarakat. Menurut (Mcintyre and Birch S, 2009) berpendapat bahwa akses

merupakan konsep multidimensi yang berdasarkan pada 3 dimensi akses, yaitu

ketersediaan (akses fisik); keterjangkauan (akses finansial) serta akseptibilitas

(akses budaya).

Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas dan sarana memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap pelayanan antenatal. Puskesmas Pagedangan memiliki

nilai skor 100% sudah terpenuhi terkait fasilitas dan prasarana ruangan.

Puskesmas Pagedangan memiliki ruangan praktek dengan ventilasi dan

Page 109: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

93

pencahayaan yang cukup, langit-langit berwarna terang, msudah dibersihkan

dan terlihat tanpa sambungan, dinding yang keras dan msudah dibersihkan serta

lantai dengan permukaan rata, tidak licin, berwarna terang dan msudah

dibersihkan.

Ketersediaan alat-alat dalam menunjang pelayanan antenatal mendapat

skor sebesar 88.2% memenuhi kriteria yang ada. Terdapat alat yang tidak

tersedia di poli KIA dan KB, yaitu termometer dan fetoskop. Tidak tersedianya

termometer di poli KIA dan KB menyebabkan semua bidan tidak melakukan

pemeriksaan suhu tubuh kepada ibu hamil di Puskesmas Pagedangan.

Sedangkan penggunaan fetoskop digantikan dengan doppler yang berfungsi

sama hal nya dengan fetoskop yaitu untuk mengetahui detak jantung janin. Hal

ini tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan

bahwa dalam poli KIA dan KB harus memiliki minimal masing-masing satu

buah termometer dan fetoskop. Upaya yang dilakukan saat tidak ada

termometer yaitu tenaga bidan meminjam alat tersebut ke poli lain seperti poli

umum dan poli anak.

Ketiadaan alat pelayanan antenatal terkait pemeriksaan suhu tubuh dan

detak janin dapat menjadi salah satu faktor hambatan dalam menegakkan

diagnosis dan deteksi dini pada ibu hamil di Puskesmas Pagedangan. Ketiadaan

termometer mengakibatkan bidan tidak melakukan pemeriksaan suhu tubuh

kepada seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal di Puskesmas

Pagedangan. Hal tersebut selaras dengan penelitian (Mikrajab and Rachmawati,

2015) yang menyatakan bahwa ketiadaan alat pendukung pelayanan antenatal

dapat menghambat dalam penegakkan diagnosis dan sistem rujukan untuk

Page 110: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

94

deteksi dini kasus kehamilan di Puskesmas. Ketidaktersediaan alat termometer

juga menyebabkan kinerja kepatuhan bidan rendah. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh (Ubra, 2006) menunjukkan bahwa kinerja bidan

dalam melakukan pelayanan antenatal meningkat diikuti dengan ketersediaan

alat yang ada.

6.2.4. Pedoman Pelayanan Antenatal

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama dan informan

pendukung dapat disimpulkan bahwa puskesmas Pagedangan belum

mendokumentasikan SOP (Standar Operasional Prosedur) terkait pelaksanaan

pelayanan antenatal. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi KIA yang

dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang diketahui bahwa SOP

yang dimiliki Puskesmas belum sesuai dengan yang seharusnya.

Belum terdokumentasikannya SOP di Puskesmas Pagedangan

menyebabkan pelaksanaan pemeriksaan pelayanan antenatal yang dilakukan

oleh bidan belum sesuai dengan standar karena masih ada beberapa item yang

tidak dilaksanakan saat pemeriksaan intervensi dan implementasi kepada ibu

hamil, seperti pemeriksaan suhu tubuh, skrining status imunisasi TT dan

pemberian imunisasi TT, pemberian tablet Fe serta pemeriksaan laboratorium

rutin maupun khusus.

Puskesmas Pagedangan menggunakan pedoman antenatal terpadu dari

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai acuan untuk bidan dalam

melaksanakan pelayanan antenatal sesuai standar. Selain prosedur tetap

diharapkan Puskesmas juga memiliki buku-buku standar pelayanan antenatal

Page 111: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

95

terbaru yang dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam melaksanakan

pelayanan antenatal.

6.3. Proses Pelayanan Antenatal di Puskesmas Pagedangan

Proses pelayanan antenatal merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas

dalam pelayanan antenatal mulai dari anamnesa ibu hamil, pemeriksaan ibu hamil,

intervensi dan implementasi, pencatatan hasil pemeriksaan, dan komunikasi, informasi

dan edukasi oleh bidan.

6.3.1. Pelayanan Anamnesa

Pada setiap kunjungan antenatal, tenaga bidan wajib mengumpulkan dan

menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis (Saifuddin et al.,

2009). Berdasarkan buku acuan nasional pelayanan maternal dan neonatal,

anamnesis yang dilakukan oleh tenaga bidan kepada ibu hamil meliputi riwayat

kehamilan, riwayat obstetri lalu, riwayat penyakit serta riwayat sosial ekonomi.

Setiap ibu hamil, pada kunjungan pertama juga diinformasikan bahwa

pelayanan antenatal selama kehamilan minimal 4 kali (Kementerian Kesehatan

RI, 2014c).

Pelayanan anamnesa yang dilakukan oleh bidan di Puskesmas

Pagedangan sudah 100% dilaksanakan dan sesuai dengan standar dari

Permenkes Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Kehamilan.

Dalam memberikan pelayanan antenatal, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan ketika melakukan anamnesa, yaitu menanyakan keluhan yang

dirasakan oleh ibu, menanyakan tanda-tanda penting terkait kehamilan, status

kunjungan, riwayat kehamilan, status imunisasi TT ibu hamil, jumlah tablet Fe

Page 112: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

96

dan obat-obat yang dikonsumsi, pola makan serta kesiapan menghadapi

kehamilan (Kemenkes RI, 2013b).

6.3.2. Pemeriksaan, Intervensi, dan Implementasi Pelayanan Antenatal

Pada setiap kunjungan antenatal, semua pelayanan yang meliputi

anamnesa, pemeriksaan dan penanganan yang diberikan serta rencana tindak-

lanjutnya harus diinformasikan kepada ibu hamil dan suaminya. Pemeriksaan

umum dan pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh bidan setiap kali ibu hamil

berkunjung. Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus

memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar. Pemeriksaan ini

bertujuan untuk menentukan pelayanan yang efektif, memastikan bahwa

kehamilan berlangsung normal, mendeteksi dini masalah dan penyakit yang

dialami ibu hamil, menyiapkan ibu hamil untuk menjalani persalinan normal.

6.3.2.1. Pelayanan Trimester Pertama

Pasien ibu hamil dengan usia kehamilan trimester pertama Pada

pemeriksaan kehamilan trimester pertama, semua bidan tidak melakukan

pengukuran suhu badan ibu hamil. Hal ini disebabkan oleh tidak tersedianya

alat termometer di poli KIA dan bukan merupakan standar 10T dan prioritas

pemeriksaan pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan.

Semua bidan tidak mengukur suhu badan ibu hamil dikarenakan

pengukuran suhu tubuh hanya diukur jika ada indikasi dan tidak memiliki

alat termometer di poli KIA. Berikut hasil wawancara

“…kalau suhu badan itu kendalanya. Kita tidak punya termometer,

kalau ada indikasi saja baru diukur” (U-2)

Page 113: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

97

Berdasarkan pedoman pelayanan antenatal, suhu tubuh wajib diukur

setiap pemeriksaan. Suhu tubuh termasuk pemeriksaan vital bagi ibu hamil

(Saifuddin et al., 2009).

Beberapa bidan juga tidak mengukur tinggi badan dan menilai status

LiLA dikarenakan sudah pernah diukur pada pemeriksaan pertama kali ibu

hamil dan sudah tercatat di buku KIA ibu. Selain itu, pelaksanaan skrining

imunisasi TT juga tidak dilakukan. Pelaksanaan skrining dan imunisasi TT

tidak dilakukan karena hasil skrining dan imunisasi sudah dilakukan oleh

bidan kepada beberapa ibu hamil saat pemeriksaan sebelumnya di posyandu

atau bidan swasta.

“ … kalau sudah di imunisasi, kita tidak imunisasi lagi. Biasanya

sudah diimunisasi ibu hamilnya saat periksa di posyandu atau periksa

ke klinik bidan” (U-2)

Pemeriksaan laboratorium (khusus dan rutin) juga tidak dilakukan. Hal

ini disebabkan oleh sudah tutupnya pelayanan laboratorium. Jadwal

pelayanan laboratorium hanya sampai pukul 12.00 saja sedangkan

terkadang tenaga bidan belum selesai melakukan pelayanan antenatal

kepada ibu hamil melebihi pukul 12.00. Pemeriksaan laboratorium pada ibu

hamil sangat penting dilakukan karena dapat mendeteksi dini masalah,

penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan (Kemenkes RI, 2013b)

sehingga masalah tersebut dapat ditangani atau dirujuk dengan cepat dan

tepat.

6.3.2.2. Pelayanan Trimester Kedua

Pada pemeriksaan kehamilan trimester kedua, semua bidan juga tidak

melakukan pengukuran suhu tubuh ibu hamil. Hal ini juga dikarenakan

pengukuran suhu tubuh bukan menjadi prioritas dan poli KIA tidak

Page 114: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

98

memiliki alat termometer. Selain itu tidak dilakukan skirining status

imunisasi TT pada ibu hamil oleh beberapa bidan. Skrining imunisasi TT

bertujuan untuk mengetahui status imunisasi TT pada ibu hamil, dengan

begitu bidan dapat memberikan imunisasi TT kepada ibu hamil dengan

status belum imunisasi TT atau hanya TT1 guna mencegah terjadinya

tetanus neonatorum. Pelaksanaan skrining dan imunisasi TT tidak dilakukan

karena pada saat itu, ruangan imunisasi dikunci dan pemegang kunci juga

sedang bertugas imunisasi MR di sekolah – sekolah. Pelaksanaan imunisasi

juga terbatas pada jadwal hanya pada hari selasa. Selain itu, tenaga bidan

ada yang lupa dalam melaksanakan skrining imunisasi TT dan pemberian

imunisasi TT. Berikut kutipan wawancara:

“…kalau skrining imunisasi TT sebenernya di skrining, tapi

tidak diimunisasi, soalnya hari selasa kalau untuk lab rutin…” (U-5)

“ …oh iya saya lupa mas hehe, soalnya ruangan imunisasinya

juga dikunci, yang bertugas jaga sedang imunisasi MR di luar jadi kita

juga tidak bisa imunisasi ibunya..” (U-2)

6.3.2.3. Pelayanan Trimester Ketiga

Pada pemeriksaan kehamilan trimester ketiga pemeriksaan suhu badan

ibu hamil tidak diperiksa oleh semua bidan. Hal ini tidak sejalan dengan

intruksi Kementerian Kesehatan yaitu pemeriksaan suhu termasuk item

yang harus diperiksa saat melakukan pelayanan antenatal (Kementerian

Kesehatan RI, 2014c). Ketersediaan alat pendukung antenatal sangat

menghambat penegakkan diagnosis dan pemeriksaan ibu hamil.

Selain itu, beberapa bidan tidak melakukan skrining status imunisasi TT

pada beberapa ibu hamil. Hal ini dikarenakan beberapa bidan lupa saat

Page 115: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

99

pemeriksaan antenatal dan ruangan imunisasi terkunci dikarenakan

pemegang kunci ruangan sedang melakukan kegiatan lapangan.

Berdasarkan pedoman pelayanan antenatal terpadu, ibu hamil harus

mendapatkan imunisasi TT pada saat pemeriksaan untuk mencegah

terjadinya tetanus neonatorum. Pada saat kontak pertama, ibu hamil

diskrining status imunisasi T-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil,

disesuaikan dengan status imunisasi T ibu saat ini. Ibu hamil minimal

memiliki status imunisasi T2 agar mendapatkan perlindungan terhadap

infeksi tetanus selama 3 tahun. Ibu hamil dengan status imunisasi T5 (TT

Long Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi.

Studi yang dilakukan oleh (Djaja and Soemantri, 2003) menunjukkan

bahwa kematian neonatal 8 hari – 28 hari lebih banyak disebabkan karena

infeksi tetanus (31,4%) dengan jumlah kematian neonatal sebanyak 26

kematian dialami oleh ibu yang melakukan imunisasi TT satu kali, sebanyak

96 kematian neonatal dialami oleh ibu yang melakukan imunisasi TT dua

kali dan sebanyak 59 kematian neonatal dialami oleh ibu yang tidak pernah

melakukan imunisasi TT sama sekali.

Beberapa ibu hamil juga tidak diberikan tablet Fe dari Puskesmas. Hal

ini dikarenakan ibu hamil masih memiliki tablet Fe, asam folat dan atau

kalsium dari bidan pada saat pemeriksaan sebelumnya dan tidak

mengkonsumsinya. Hal ini dipengaruhi oleh pemberian konseling tentang

pemberian tablet Fe yang penting bagi ibu hamil oleh bidan. Pemberian

materi konseling antenatal sangat rendah di Puskesmas Pagedangan. Oleh

karena itu masih ada ibu hamil yang tidak meminum asupan Fe. Pemberian

Page 116: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

100

tablet Fe kepada ibu hamil penting untuk meningkatkan sel darah ibu dan

untuk darah janin.

Setelah persalinan dan perdarahan ibu akan kehilangan zat besi sekitar

900 mgr. Saat laktasi, ibu masih memerlukan kesehatab jasmani yang

optimal sehingga dapat menyiapkan ASI untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi. Dalam keadaan anemia, laktasi tidak mungkin dapat

dilaksanakan dengan baik (Manuaba, 1998).

6.3.3. Pencatatan Pemeriksaan

Pada setiap kunjungan, tenaga bidan di Puskesmas melakukan

pencatatan di kartu ibu, rekam medis dan buku KIA. Hal ini sesuai dengan

pedoman pelayanan antenatal terpadu yang mewajibkan tenaga kesehatan untuk

mencatat hasilnya pada rekam medis, kartu ibu dan buku KIA. Pencatatan hasil

pemeriksaan pelayanan antenatal penting dilakukan agar data-data yang ada

dapat dianalisa untuk peningkatan kualitas pelayanan antenatal. Dengan

menerapkan pencatatan sebagai bagian dari standar pelayanan, maka kualitas

pelayanan antenatal dapat ditingkatkan (Kemenkes RI, 2013b).

Pencatatan di register ibu, kohort ibu, serta buku KIA ibu sangat penting

agar data yang ada dapat diolah dan dianalisis. Selain itu ibu hamil juga bisa

membaca hasil pemeriksaan dalam buku KIA yang telah dicatat oleh bidan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Baequni and Nakamura, 2012)

menunjukkan bahwa penggunaan buku KIA memiliki dampak yang signifikan

terhadap pengetahuan ibu akan kunjungan antenatal dan berkaitan dengan

pelaksanaan imunisasi TT selama kehamilan

Page 117: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

101

6.3.4. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

Pada setiap kunjungan antenatal, tenaga bidan diwajibkan untuk

memberikan konseling komunikasi, informasi dan edukasi terkait masalah

kehamilan yang mungkin dialami oleh ibu hamil. Penyampaian konseling

merupakan salah satu standar 10T yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

Dari 10 materi KIE yang ada, hanya sedikit item yang melakukan konseling

kepada ibu hamil oleh bidan.

Pada trimester pertama hanya terdapat beberapa ibu hamil yang

mendapatkan konseling terkait masalah gizi. Pelayanan konseling yang tidak

dilakukan meliputi materi persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi

komplikasi, inisiasi menyusui dini dan ASI eksklusif, KB paska persalinan,

masalah penyakit kronis dan penyakit menular, kelas ibu, brain booster,

informasi HIV/AIDS dan IMS, serta informasi KtP. Tenaga bidan di Puskesmas

menyatakan bahwa tidak semua materi KIE pelayanan antenatal disampaikan,

penyampaian konseling KIE hanya disampaikan sesuai usia kehamilan ibu

hamil.

Pada pelayanan trimester kedua hanya sedikit materi yang disampaikan

oleh bidan kepada ibu hamil dalam pemeriksaan antenatal. Begitu juga dengan

pelayanan pada trimester ketiga. Hal ini mengakibatkan masih ada beberapa ibu

hamil yang tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe, mengkonsumsi

makanan yang tidak bergizi bagi ibu hamil. Ibu hamil perlu diberikan informasi

konseling terkait kehamilan agar pengetahuan ibu meningkat. Menurut

(Purbowati, 2016) dalam penelitiannya terkait pengaruh konseling terhadap

kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe menyatakan bahwa terdapat

Page 118: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

102

hubungan antara pemberian konseling dengan kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet besi. Hal ini juga sesuai dengan penelitian (Solihah et al.,

2010) menyatakan bahwa faktor pengetahuan ibu menjadi salah satu faktor

dominan yang berpengaruh pada ibu dalam pemberian ASI dalam 1 jam kepada

bayinya.

Materi KIE dalam pelayanan antenatal sangat penting untuk diberikan

kepada ibu hamil untuk membantu mengatasi masalah yang dialami atau akan

dialami ibu hamil (Kemenkes RI, 2013b), contohnya pemberian materi kelas

ibu hamil. Penelitian yang dilakukan oleh (Natsir et al., 2017) menunjukkan

bahwa kelas ibu hamil dapat meningkatkan pengetahuan dan pelaksanaan

perawatan bayi baru lahir dan memperkuat interaksi antara ibu dengan penyedia

pelayanan kesehatan.

6.4. Output Pelayanan Antenatal di Puskesmas Pagedangan

6.4.1. Kepatuhan Bidan

Dalam melaksanakan pelayanan antenatal, tenaga bidan wajib

melakukannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan di pedoman maupun

peraturan perundang-undangan. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu

yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan

konsensus semua pihak yang terkait dalam memperhatikan syarat-syarat

keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu

pegetahuan dan teknologi (Presiden Republik Indonesia, 2000). Dalam

melaksanakan pelayanan sesuai standar diharapkan mutu pelayanan kesehatan

dapat meningkat.

Page 119: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

103

Dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas tentu tidak

terlepas dari peran tenaga bidan yang ada. Tenaga kesehatan, dalam hal ini

bidan wajib memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar

(Kementerian Kesehatan RI, 2014c). Standar dalam melaksanakan pelayanan

antenatal sudah diatur dalam pedoman pelayanan antenatal terpadu, tenaga

kesehatan wajib melaksanakan kegiatan sesuai standar dimulai dari

melaksanakan anamnesa, pemeriksaan umum dan kehamilan sesuai standar tiap

trimester, penanganan dan tindak lanjut kasus, pencatatan hasil pemeriksaan

antenatal serta pemberian konseling KIE yang efektif kepada ibu hamil sesuai

dengan standar yang telah ditentukan.

Kepatuhan bidan di Puskesmas Pagedangan yang sudah sesuai dengan

standar yaitu komponen pencatatan hasil pemeriksaan pelayanan antenatal

terpadu. Pencatatan menjadi penting sebagai panduan bagi bidan maupun ibu

hamil dan dapat berdampak positif bagi ibu hamil. Studi yang dilakukan oleh

(Baequni et al., 2016) menunjukkan bahwa dampak dari pencatatan berbasis

rumah yaitu ibu hamil yang menggunakan buku KIA lebih mengetahui tentang

kehamilannya dan lebih baik dalam pelaksanaan selama kehamilan, kelahiran

serta pelayanan anak.

Pelayanan kesehatan antenatal harus dilakukan secara sistematis

meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan obstetrik sesuai standar

(Saifuddin et al., 2009). Tenaga bidan dalam melaksanakan pelayanan antenatal

yang belum sesuai standar adalah dalam pelaksanaan yaitu anamnesa,

pemeriksaan, intervensi dan implementasi serta pemberian konseling KIE.

Page 120: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

104

Rata- rata kepatuhan bidan yang diperoleh yaitu 70,3%. Tingkat

kepatuhan bidan di Puskesmas Pagedangan masih dibawah standar minimal

yang ditetapkan yaitu 80% (Guspianto, 2012). Tingkat kepatuhan bidan yang

rendah akan mempengaruhi penemuan deteksi risiko tinggi pada ibu hamil

karena terdapat beberapa pelayanan yang tidak dilaksanakan oleh bidan seperti

pengukuran suhu tubuh, skrining status imunisasi, dan pemeriksaan

laboratorium. Hal ini sama dengan hasil penelitian sebelumnya yang

menemukan tingkat kepatuhan bidan dalam menerapkan pelayanan antenatal

sesuai standar masih rendah yaitu 74,28% (Guspianto, 2012) dan 65,85%

(Ariyanti, 2010).

Rendahnya tingkat kepatuhan bidan juga menggambarkan bahwa

kemampuan teknis bidan di Puskesmas Pagedangan dalam pelayanan antenatal

masih rendah sedangkan kemampuan teknis tenaga kesehatan dalam

memberikan pelayanan merupakan salah satu bagian dari dimensi mutu

pelayanan (Imbalo, 2006).

6.4.2. Status Kesehatan

Pelayanan antenatal yang berkualitas dapat mendeteksi gejala dan tanda

risiko bahaya yang berkembang selama kehamilan. Dalam pelayanan antenatal,

tenaga kesehatan harus dapat memastikan bahwa kehamilan berlangsung

normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil,

melakukan intervensi secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani

persalinan normal. Setiap kehamilan, dalam perkembangannya mempunyai

risiko mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan

Page 121: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

105

antenatal harus dilakukan secara ruti, sesuai standar dan terpadu untuk

pelayanan antenatal yang berkualitas (Kemenkes RI, 2013b).

Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

laboratorium/ penunjang lainnya, dokter menetidakkan diagnosa kerja atau

diagnosa banding, sedangkan bidan/ perawat dapat mengenali keadaan normal

dan keadaan bermasalah/tidak normal pada ibu hamil (Kemenkes RI, 2013b).

Penelitian yang dilakukan oleh menunjukkan bahwa semua bidan mengetahui

apa saja faktor risiko yang dapat membahayakan kehamilan.

Pelayanan antenatal yang berkualitas dapat meningkatkan deteksi dini

risiko tinggi kehamilan pada ibu hamil dan mencegah bahaya risiko atau

komplikasi terjadi pada ibu. Hal ini sejalan dengan penelitian (Novitasari, 2017)

yang menyatakan kinerja deteksi dini risiko tinggi kehamilan melalui

pelaksanaan pelayanan antenatal memberikan kontribusi besar dalam upaya

penurunan AKI secara signifikan di Puskesmas Imogiri I Yogyakarta.

Tingkat deteksi risiko kehamilan yang tinggi dapat membantu

penanganan secara tepat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Ketika ibu hamil

memiliki risiko tinggi anemia, maka penanganan yang harus dilakukan yaitu

rujuk ibu hamil untuk penanganan anemia sesuai standar serta memberikan

konseling gizi serta diet makanan kaya zat besi dan protein (pemberian tablet

Fe). Cakupan komplikasi yang ditangani di Puskesmas Pagedangan sampai

dengan bulan Agustus 2017 masih belum memenuhi target yang ditetapkan

yaitu 60% sampai bulan Agustus.

Terdapat beberapa item pelayanan yang tidak dilaksanakan oleh bidan

dalam melaksanakan pelayanan antenatal kepada ibu hamil di Puskesmas

Pagedangan seperti LiLA, suhu tubuh, tes laboratorium (tes HIV, tes HBSAg,

Page 122: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

106

tes protein urin, tes Hb, tes gula darah, tes golongan darah). Hal ini dapat

menyebabkan deteksi risiko kehamilan rendah dan tidak mencapai target yang

telah ditetapkan. Studi yang dilakukan oleh (Marniyati et al., 2016)

menunjukkan pemberian pelayanan antenatal yang sesuai standar oleh bidan

akan berdampak terhadap peningkatan deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil.

Pelayanan antenatal yang diberikan sesuai dengan standar asuhan

kebidanan sangat mempengaruhi kondisi ibu dan janin, baik pada masa

kehamilan, persalinan, maupun masa nifas dan neonatus. Pemeriksaan antenatal

yang dilakukan tidak sesuai standar dapat mengakibatkan rendahnya deteksi

faktor risiko sehingga penanganan dan tindak lanjut tidak dapat dilakukan

secara dini. Faktor risiko dapat terdeteksi apabila pelayanan antenatal diberikan

sesuai dengan standar yang ditetapkan sehingga penanganan dan rujukan dapat

dilakukan sedini mungkin (USAID and Kementerian Kesehatan RI, 2012).

Pre-eklampsia dan eklampsia menjadi tiga besar penyebab kematian

menurut hasil Riskesdas 2007 dan Surkesnas 2001 (Djaja and Afifah, 2011).

Sedangkan ibu hamil yang menderita KEK dan anemia mempunyai risiko

kesakitan yang lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya

mereka mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat

bayi lahir rendah (BBLR), kematian saat persalinan, perdarahan (Depkes RI,

1996) padahal perdarahan juga menjadi salah satu dari tiga besar penyebab

kematian maternal (Djaja and Afifah, 2011). Hal ini dapat dicegah apabila ibu

hamil diperiksa kehamilan sesuai standar dan dirujuk ke fasilitas kesehatan yang

lebih tinggi seperti RS sehingga faktor risiko tersebut dapat ditemukan dan

ditangani sedini mungkin.

Page 123: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

107

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

1. Pelayanan antenatal yang dilaksanakan oleh bidan di Puskesmas Pagedangan masih

belum dilakukan sesuai standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia dan tergolong berkualitas rendah dengan tingkat kepatuhan

bidan dalam melaksanakan pelayanan antenatal sebesar 70,3% dan masih dibawah

standar yaitu 80%.

2. Jumlah tenaga bidan dan kompetensi bidan, anggaran untuk pelayanan antenatal

sudah sesuai dengan Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 dan

Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 97 tahun 2014.

3. Masih terdapat kekurangan dalam ketersediaan alat untuk menunjang pelayanan

antenatal, yaitu termometer dan fetoskop menyebabkan semua bidan tidak

melakukan pemeriksaan suhu badan pada ibu hamil. Hal ini tidak sesuai dengan

standar yang ditetapkan dalam Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 bahwa poli KIA

minimal memiliki masing-masing satu buah termometer dan fetoskop.

4. Puskesmas Pagedangan masih belum mendokumentasikan SOP secara tertulis

dalam pelayanan antenatal, namun Puskesmas Pagedangan menggunakan buku

pedoman antenatal terpadu 2013 milik Kementerian Kesehatan. Hal ini

menyebabkan pelaksanaan pemeriksaan pelayanan antenatal yang dilakukan oleh

bidan belum sesuai dengan standar pelayanan antenatal.

5. Pelaksanaan pemeriksaan, intervensi dan implementasi oleh bidan di Puskesmas

Pagedangan masih rendah. Skor yang diperoleh pada pelayanan trimester pertama

Page 124: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

108

yaitu 71,4%, pada trimester kedua sebesar 62,6% serta pada trimester ketiga sebesar

71,9%.

6. Pelaksanaan KIE kepada ibu hamil oleh bidan masih sangat rendah dalam

pelayanan antenatal di Puskesmas Pagedangan dengan skor rata-rata sebesar 14,1%.

Hal ini tidak sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan

RI dalam pedoman pelayanan antenatal yang mewajibkan tenaga bidan

memberikan 10 materi konseling antenatal kepada ibu hamil.

7. Tingkat kepatuhan bidan diperoleh skor rata – rata sebesar 70,3% dan masih

dibawah standar yaitu 80%. Cakupan deteksi risiko ibu hamil juga masih rendah,

hanya 62%, cakupan komplikasi yang ditangani sebesar 58% dan dibawah target

yang ditetapkan untuk bulan Agustus 2017 yaitu 60%.

7.2.Saran

1. Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang sebaiknya melakukan konfirmasi

setelah dilakukannya monitoring dan evaluasi KIA agar tahu perkembangan

Puskesmas setelah dilakukan monitoring dan evaluasi.

2. Pihak puskesmas sebaiknya melakukan penganggaran untuk pembelian alat

termometer dan fetoskop agar ketersediaan alat pelayanan antenatal sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan.

3. Pihak puskesmas sebaiknya membuat SOP secara rinci dan tepat agar tenaga bidan

memiliki acuan yang jelas dalam melaksanakan pelayanan antenatal di Puskesmas

Pagedangan dengan cara mengikuti pelatihan pembuatan SOP dan meminta saran

dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang sehingga dapat meningkatkan

kualitas pelayanan antenatal dan meningkatkan kepatuhan bidan dalam

melaksanakan pelayanan antenatal.

Page 125: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

109

DAFTAR PUSTAKA

A., U., Kristin, E., Dwiprahasto, I., Hendrartini, Y., Trisnantoro, L., 1999. Jaminan Mutu

Pelayanan Kesehatan: Teori, Strategi dan Aplikasi. Direktorat Jendral Pengawasan

Obat dan Makanan, Jakarta.

Ariyanti, D.F., 2010. Analisis Kualitas Pelayanan Antenatal oleh Bidan di Puskesmas di

Kabupaten Purbalingga.

Azwar, A., 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan, ketiga. ed. Binarupa Aksara, Jakarta.

Azwar, A., 1996. Sikap Manusia. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Baequni, Nakamura, Y., 2012. Is Maternal and Child Health Handbook effective? : Meta-

Analysis of the Effect of MCH Handbook. J. Int. Health 27, 121–127.

Baequni, Nakamura, Y., Badriah, F., 2016. The Effect of Home-Based Records on Maternal

and Child Health Knowledge and Practices in Indonesia: Meta-analysis from the

Indonesian Demographic and Health Surveys. J. Int. Health 31.

Borkowski, N., 2011. Organizational Behavior In Health Care, 2nd ed. Jones and Barlett

Learning, Miami, Florida.

Crosby, P.B., 1980. Quality is Free : The Art of Making Quality Certain. McGraw- Hill Higher

Education, New York.

Depkes RI, 1996. Pedoman Penanggulangan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis. Direktorat

Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Dinas Kesehatan Kab. Tangerang, 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang 2015.

Dinas Kesehatan Provinsi Banten, 2011. Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011. Banten.

Djaja, S., Afifah, T., 2011. Pencapaian dan Tantangan Status Kesehatan Maternal di Indonesia.

J. Ekol. Kesehat. 10, 10–20.

Page 126: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

110

Djaja, S., Soemantri, S., 2003. Penyebab Kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal) dan Sistem

Pelayanan Kesehatan yang Berkaitan di Indonesia Survey Kesehatan Rumah Tangga

(SKRT) 2001. Bul. Penelit. Kesehat. 31, 155–165.

Donabedian, A., 1980. Exploration in Quality Assesment and Monitoring: The Definition of

Quality and Approaches to Its Management. Health Administration Press, Ann Arbor,

Michigan.

Fitrayeni, Suryati, Faranti, R.M., 2015. Penyebab Rendahnya Kelengkapan Kunjungan

Antenatal Care Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pegambiran. J. Kesehat. Masy.

Andalas.

Goddard, M., 2009. Access to Health Care Services-an English Policy Perspective, 2nd ed.

Health Economics.

Graham, N.O., 1995. Quality in Health Care: Theory, Application, and Evolution. Aspen

Publishers, Gaithersburg, Maryland.

Green, A., 2007. An Introduction to Health Planning for Developing Health Systems, 3rd ed.

Oxford University Press, Oxford.

Guspianto, 2012. Determinan Kepatuhan Bidan di Desa terhadap Standar Antenatal Care. J.

Kesehat. Masy. Nas. 7, 69–75.

Imbalo, P.S., 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. EGC, Jakarta.

Iskandar, D., 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif: Aplikasi untuk Penelitian Pendidikan,

Hukum, Ekonomi & Manajemen, Sosial, Humaniora, Politik, Agama dan Filsafat. GP

Press, Jakarta.

Juran, J.M., Godfrey, A.B., 1998. Jurans’s Quality Handbook, fifth. ed. McGraw- Hill Higher

Education.

Kemenkes RI, 2013a. Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Mampu PONED.

Page 127: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

111

Kemenkes RI, 2013b. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU, kedua. ed.

Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI, 2015. Permenkes Nomor 54 Tahun 2015 tentang Kalibrasi Alat

Kesehatan.

Kementerian Kesehatan RI, 2014a. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI, 2014b. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.

Kementerian Kesehatan RI, 2014c. Permenkes Nomor 97 tentang Pelayanan Kesehatan

Kehamilan.

Kementerian Kesehatan RI, 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan

Dasar dan Rujukan (Pedoman bagi Tenaga Kesehatan), 1st ed. Kementerian Kesehatan

RI, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI, 2002. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan

Anak.

Konradus, D., 2012. Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Membangun SDM Pekerja Yang Sehat,

Produktif dan Kompetitif, kedua. ed. Bangka Adinatha Mulia, Jakarta.

Lisa, R., Maschandra, Iskandar, R., 2010. Analisis Data Kualitatif Model Miles dan Huberman

(Sebuah Rangkuman dari Buku Analisis Data Qualitatif, Mathew B. Miles dan A.

Michael Huberman). Universitas Negeri Padang, Padang.

Manuaba, I.B., 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk pendidikan Bidan.

EGC, Jakarta.

Marniyati, L., Saleh, I., Soebyakto, B.B., 2016. Pelayanan Antenatal Berkualitas dalam

Meningkatkan Deteksi Risiko Tinggi pada Ibu Hamil oleh Tenaga Kesehatan di

Puskesmas Sako, Sosial, Sei Baung dan Sei Selincah di Kota Palembang. J. Kedokt.

Dan Kesehat. 3, 8.

Page 128: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

112

Mcintyre, T.M., Birch S, 2009. Access as a Policy-Relevant Concept in Low-and Middle

Income Countries. pp. 179–193.

Mikrajab, M.A., Rachmawati, T., 2015. Analisis Kebijakan Implementasi Antenatal Care

Terpadu Puskesmas di Kota Blitar. Bul. Penelit. Sist. Kesehat. 19, 41–53.

Mufdilah, 2009. ANC Pemeriksaan Kehamilan Fokus. Mulia Medika, Jakarta.

Naariyong, S., Poudel, K.C., Rahman, M., Yasuoka, J., Otsuka, K., Jimba, M., 2012. Quality

of Antenatal Care Services in the Birim North District of Ghana: Contribution of the

Community-Based Health Planning and Services Program. Matern. Child Health J.

doi:10.1007/s10995-011-0880-z

Naskah Pelatihan Manajerial SPMK, 2003.

Natsir, N.M., Amran, Y., Nakamura, Y., 2017. Changing Knowledge and Practices of Mothers

on Newborn Care through Mother Class: An Intervention Study in Indonesia. Oxf. Univ.

Press.

Novitasari, R., 2017. Analisis Pelaksanaan ANC Terpadu dalam Ketepatan Deteksi Dini

Penyakit Penyerta Kehamilan di Puskesmas Imogiri 1 Bantul Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Patilima, H., 2007. Metode Penelitian Kualitatif, kedua. ed. Alfabeta, Bandung.

Pawito, 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. PT LKiS Pelangi Aksara., Yogyakarta.

Presiden Republik Indonesia, 2000. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 102

Tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional.

Purbowati, N., 2016. Pengaruh Konseling Menggunakan Lembar Balik dan Leaflet Terhadap

Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi. Tunas-Tunas Ris. Kesehat. VI.

Saifuddin, A.B., Adriaansz, G., Wiknjosastro, G.H., Waspodo, D., 2009. Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal, 1st ed. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Page 129: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

113

Solang, S.L., P, A., Atik, 2012. Hubungan Kepuasan Pelayanan Antenatal Care Dengan

Frekuensi Kunjungan Ibu Hamil Di Puskesmas Kombos Kecamatan Singkil Kota

Manado. GIZIDO 4, 349–357.

Solihah, I., Lindawati, Miradwiyana, B., Taufiqurrahman, Suryati, B., Suryani, Widagdo, W.,

Nurhaeni, H., 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Dalam

Satu Jam Pertama Setelah Lahir di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Media

Litbang Kesehat. XX, 79–90.

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.

Ubra, M., 2006. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Bidan Puskesmas

Kabupaten Fakfak Dalam Memberikan Pelayanan Antenatal. Airlangga Univ Press.

UNDP, 2016. SDG’s [WWW Document]. SustainableDevelopmentKnowledgePlatform. URL

https://sustainabledevelopment.un.org/sdg3

USAID, Kementerian Kesehatan RI, 2012. Petunjuk Kerja Pelayanan Antenatal Terpadu,

Persalinan, dan Paska Persalinan Terpadu. Maternal and Child Health Integrated

Program-USAID.

WHO, 2006. World Health Report 2006 - Working Together for Health. Geneva.

Wijono, D., 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan: Teori, Strategi dan Aplikasi.

Airlangga Univ Press, Surabaya.

Yulaikhah, L., 2006. Kehamilan: Seri Asuhan Kebidanan. EGC, Jakarta.

Zeithaml, V.A., Parasuraman, A., Berry, L.L., 1990. Delivering Quality Service: Balancing

Costumer Perceptions and Expectations. The Free Press, New York.

Zeithaml, V.A., Parasuraman, A., Berry, L.L., 1988. Communication and Control Processes in

the Delivery of Service Quality. Journal of Marketing, American Marketing

Association, New York.

Page 130: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

114

LAMPIRAN

Page 131: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

PEDOMAN WAWANCARA

GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL DI PUSKESMAS

PAGEDANGAN TAHUN 2017

Assalamu’allaiku.Wr.Wb.

Saya, Achmad Fauzan Maulana , Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Peminatan

Manajemen Pelayanan Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta akan melakukan penelitian dengan judul “Gambaran

Kualitas Pelayanan Antenatal di Puskesmas Pagedangan Tahun 2017”.

Kerahasiaan dan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan

penelitian. Oleh karena itu, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjawab

pertanyaan wawancara dengan objektif sesuai fakta yang ada, peneliti juga memohon untuk

diperkenenkan merekam pembicaraan selama proses wawancara berlangsung.

Bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i akan sangat membantu dan besar manfaatnya dalam penelitian

ini. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i dalam menjawab pertanyaan wawancara, saya

ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum. Wr.Wb.

Tangerang, 2017

(……………………………)

Page 132: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

INFORM CONCENT

No :

Nama Informan :

Jenis Kelamin :

Umur :

Jabatan/Pekerjaan :

Hari/Tanggal :

Dengan ini saya bersedia menjadi informan dalam penelitian mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Gambaran Kualitas Pelayanan Antenatal di

Puskesmas Pagedangan Tahun 2017”.

Tangerang, 2017

(...........................................)

Page 133: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Daftar pertanyaan yang akan diajukan ke Kepala Puskesmas

1. Structure (masukan)

a. Sumber daya manusia pelayanan antenatal

a. Menurut Ibu/Bapak, bagaimana sumber daya manusia yang

tersedia dalam melakukan pelayanan antenatal di Puskesmas

mulai dari awal pelayanan sampai akhir pelayanan? (Probing:

siapa saja yang terlibat dalam melakukan pelayanan, kompetensi

dan kemampuan yang dimiliki mendukung atau belum

mendukung. Jika belum, upaya apa yang sudah atau akan

dilakukan).

b. Pendanaan program pelayanan antenatal

a. Menurut Ibu/Bapak, sebagai puskesmas mampu PONED,

bagaimana dengan sumber dana dalam melaksanakan pelayanan

antenatal di Puskesmas? (probing: sumber dana dari mana saja,

siapa yang mengelola, berapa jumlah dananya, penggunaannya

untuk apa saja. Apakah dana tersebut cukup untuk melaksanakan

pelayanan antenatal di Puskesmas. Jika tidak cukup, upaya apa

yang sudah atau akan dilakukan).

c. Sarana dan Fasilitas dalam melaksanakan pelayanan antenatal

a. Menurut Ibu/Bapak, sebagai Puskesmas mampu PONED

bagaimana sarana dan fasilitas di Puskesmas? (Probing: sarana

dan fasilitas sudah mendukung atau belum untuk melaksanakan

Page 134: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

pelayanan antenatal di Puskesmas. Jika belum, upaya apa yang

sudah dan akan dilakukan).

d. Pedoman dalam melaksanakan pelayanan antenatal

a. Menurut Ibu/Bapak, Bagaimana pedoman yang digunakan di

Puskesmas PONED untuk melaksanakan pelayanan antenatal?

(apa saja pedoman yang digunakan untuk melaksanakan

pelayanan antenatal. Jika tidak ada yang tertulis, apakah ada

pedoman tidak tertulisnya. Apakah pedoman tersebut

dilaksanakan setiap bidan dalam melakukan pelayanan antenatal)

b. Menurut Ibu/ Bapak, apa saja tujuan pedoman tersebut di

Puskesmas PONED dalam melakukan pelayanan antenatal?

2. Process

a. Menurut Ibu/ Bapak, bagaimana pelaksanaan pelayanan antenatal yang

dilaksanakan di Puskesmas dimana Puskesmas ini sebagai Puskesmas

PONED? (Probing: apakah jadwal buka dan tutup pelayanan sudah tepat

waktu. Jika belum, apa yang sudah dan akan dilakukan? Keramahan

bidan dalam memberikan pelayanan? kepatuhan bidan dalam

melakukan pelayanan antenatal (anamnesa, 10T) sesuai pedoman? Jika

belum, upaya apa yang sudah dan akan dilakukan?).

3. Output

a. Bagaimana dengan kepatuhan bidan di Puskesmas Pagedangan?

(Probing: pelaksanaan pelayanan antenatal nya seperti apa?)

Page 135: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
Page 136: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Daftar Pertanyaan yang akan diajukan kepada Pemegang Program KIA di Puskesmas

1. Structure (masukan)

a. SDM

a. Bagaimana SDM yang tersedia di Puskesmas dalam melaksanakan pelayanan

KIA? (Probing: apakah sudah sesuai pedoman? Apakah sumber daya hanya

menjadi pemegang program KIA saja?)

b. Bagaimana kompetensi SDM di Puskesmas? (Probing: Bagaimana mengetahui

kompetensi tersebut? Apakah Dinas Kesehatan menyelenggarakan pelatihan

terkait pelayanan KIA? Pelatihan apa saja yang diberikan?)

b. Pendanaan

a. Bagaimana dukungan dana yang diberikan untuk melaksanakan pelayanan KIA?

(Probing: Apakah sudah cukup untuk melaksanakan pelayanan antenatal? Kalau

belum, upaya apa yang sudah dan akan dilakukan?)

c. Sarana dan Fasilitas

a. Bagaimana sarana dan fasilitas dalam mendukung pelayanan antenatal di

Puskesmas PONED? (Probing: Apa saja fasilitas yang dibutuhkan? Apakah

tersedia? Kalau belum tersedia, mengapa dan upaya apa yang sudah dan akan

dilakukan?)

b. Bagaimana peran Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dalam memenuhi sarana

dan fasilitas untuk pelayanan antenatal? (Probing: Apakah termasuk dalam

membimbing pembuatan prosedur, tata laksana, dan alur pelayanan? Apakah

membantu dalam distribusi sarana dan fasilitas untuk pelayanan antenatal?)

Page 137: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

d. Pedoman

a. Apakah sudah ada pedoman untuk pelayanan antenatal? (Probing: Jika belum ada,

mengapa?)

b. Apakah pedoman tersebut sudah dilaksanakan setiap bidan dalam melaksanakan

pelayanan antenatal? (Probing: Jika belum, mengapa? Dan upaya apa yang sudah

atau akan dilakukan?)

c. Bagaimana peran Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dalam pembuatan

pedoman pelayanan? (Probing: apakah Dinas Kesehatan membantu dalam

membimbing pembuatan pedoman pelayanan? Seperti apa cara Dinas Kesehatan

membimbing? Apakah termasuk dalam mendistribusikan dan mensosialisasikan

pedoman pelayanan antenatal? Seperti apa cara yang dilakukan dalam

medistribusi dan sosialisasi pedoman?)

2. Proses

a. Bagaimana pelaksanaan pelayanan antenatal yang dilakukan? (Probing: Kapan

jadwal pelayanan antenatal buka dan tutup? Apakah bidan melakukan semua tata

laksana pelayanan antenatal mulai dari anamnesa sampai pemeberian pelayanan

standar 10T?

b. Bagaimana sikap bidan dalam menangani pasien? (apakah selalu senyum dan ramah

dalam menangani pasien? Apakah bicara dengan lemah lembut?)

3. Output

a. Bagaimana dengan capaian deteksi risiko pada ibu hamil? (Probing: jumlah kasus

dan jumlah cakupan deteksi risiko?)

b. Bagaimana dengan capaian komplikasi yang ditangani? (Probing: apakah semua

tertangani? Berapa jumlah kasus yang dirujuk oleh Puskesmas? Kasus seperti apa

yang perlu dirujuk?)

Page 138: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Daftar pertanyaan yang diajukan kepada Seksi Kesga

1. Structure (masukan)

a. SDM

a. Adakah SDM yang menjadi pemegang program KIA (pelayanan antenatal)

di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang?

(Probing: Berapa jumlah pemegang program di masing-masing Puskesmas?

Apakah dia hanya memegang 1 program atau juga memegang program lain?

Ada SK? Siapa yang memberikan SK tersebut?)

b. Bagaimana kompetensi SDM yang ada dalam melaksanakan pelayanan

antenatal? (Probing: bagaimana mengetahui kompetensi tersebut?)

c. Apakah Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang menyelenggarakan

pelatihan untuk SDM terkait pelayanan antenatal?(Probing: Pelatihan apa

saja? Apakah termasuk bimbingan untuk puskesmas? Kapan saja

dilaksanakan pelatihan?)

b. Pendanaan

a. Apakah Dinas Kesehatan menganggarkan dana untuk Puskesmas dalam

membantu pelayanan antenatal? (Probing: berapa jumlah yang disediakan?

Apakah sudah mencukupi untuk setiap Puskesmas yang ada?)

b. Bagaimana Dinas Kesehatan mengawasi dana tersebut agar penggunaannya

sesuai untuk pelayanan antenatal? ((Probing: adakah monitoring dan

evaluasi terkait dana? Jika tidak, upaya apa yang sudah dan akan dilakukan

Dinas Kesehatan?)

Page 139: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

c. Sarana dan fasilitas

a. Apa saja fasilitas dan sarana yang dibutuhkan dalam melaksanakan

pelayanan antenatal?

b. Apakah Puskesmas sudah menyediakan fasilitas dan sarana tersebut?

(Probing: Jika belum, mengapa? Puskesmas apa saja yang sudah dan

belum?)

c. Bagaimana Dinas Kesehatan memberikan dukungan sarana dan fasilitas

untuk Puskesmas dalam melakukan pelayanan antenatal? (Probing: apakah

memberikan sarana dan fasilitas untuk Puskesmas? seperti apa cara

pendistribusiannya? Sarana dan fasilitas apa saja yang diberikan oleh Dinas

Kesehatan kepada Puskesmas?)

d. Pedoman

a. Bagaimana dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dalam

memberikan atau membimbing Puskesmas dalam menyediakan pedoman

antenatal? (Probing: apakah Dinas Kesehatan membantu dalam perumusan

pedoman? Apakah Dinas Kesehatan membantu dalam sosialisasi

pedoman?)

b. Bagaimana peran Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dalam

mengawasai pedoman yang ada di Puskesmas sudah dilaksanakan?

(Probing: upaya apa saja yang dilakukan Dinas Kesehatan? Kapan upaya

tersebut dilakukan?)

2. Proses

a. Bagaimana Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang membantu dalam pelayanan

antenatal di Puskesmas? (Probing: Apakah membantu dalam menyediakan

Page 140: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

pedoman? Apakah membantu dalam penyediaan kebutuhan lainnya, apa saja? Jika

belum, mengapa dan upaya apa yang akan dilakukan?)

Page 141: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Daftar pertanyaan yang diajukan kepada Bidan Puskesmas

1. Structure

a. SDM

a. Menurut ibu, bagaimana jumlah bidan yang bekerja untuk pelayanan

antenatal di Puskesmas Pagedangan? (Probing: Kurang atau cukup? Jika

kurang, upaya apa yang akan dan telah dilakukan?)

b. Menurut ibu, bagaimana kompetensi setiap bidan untuk melaksanakan

pelayanan antenatal? (Probing: Apakah Pendidikan terakhir bidan? Apakah

pernah dilakukan pelatihan? Jika pernah, pelatihan apa saja dan siapa

penyelenggaranya?)

b. SOP

a. Adakah SOP untuk pelayanan antenatal di pkm? (probing: kalau tidak ada,

apa acuan bidan untuk melaksanakan pelayanan? Sudahkah diberikan

sosialisasi jika SOP sedang dibuat?)

b. Menurut Ibu, jika SOP belum ada apakah berpengaruh dalam memberikan

pelayanan antenatal?

c. Sarana dan Fasilitas

a. Menurut Ibu, bagaimana dengan kondisi ruangan pelayanan antenatal saat

ini?

b. Menurut Ibu, bagaimana dengan kondisi alat-alat untuk pelayanan antenatal

saat ini di Puskesmas? (Probing: Jika kondisi kurang bagus, apa upaya yang

akan / sudah dilakukan?)

Page 142: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

2. Proses

a. Apakah berat badan dan tinggi badan ibu ditimbang setiap pemeriksaan? (Probing:

Jika tidak, mengapa?)

b. Apakah tekanan darah ibu rutin diperiksa setiap pemeriksaan? (Probing: Jika tidak,

mengapa?)

c. Apakah status gizi (lingkar lengan antas) ibu dukur setiap pemeriksaan? (Probing:

Jika tidak, mengapa?)

d. Apakah dilakukan pengukuran tinggi fundus uteri setiap pemeriksaan dengan

meteran? (Probing: Jika tidak, kenapa?)

e. Apakah pada saat usia kehamilan 36 minggu ibu dan keluarga dilakukan presentasi

janin (keadaan janin, letak janin dan denyut jantung janin setiap pemeriksaan?

( Probing: Jika tidak, mengapa?)

f. Apakah setiap pemeriksaan dilakukan skrining status imunisasi TT dan pemberian

imunisasi TT? (Probing: Jika tidak, mengapa?)

g. Apakah ibu hamil dilakukan pemeriksaan lab rutin maupun khusus selama

kehamilan? (Probing: Jika tidak, mengapa?)

h. Apakah ibu hamil dilakukan pemeriksaan Hb? (Probing: Jika tidak, mengapa? Jika

ya, apakah ibu hamil diberikan tablet Fe?)

i. Apakah dilakukan pemeriksaan penyakit infeksi HIV/AIDS, sifilis, TBC,

hipertensi DM?

j. Apakah setiap pemeriksaan kehamilan diberikan penjelasan tentang persiapan

persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi, ASI ekslusif dan menyusu dini,

masalah gizi, KB paska persalinan, imunisasi TT, masalah penyakit kronis dan

Page 143: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

penyakit menular, kelas ibu, brain booster, informasi HIV/AIDS, serta informasi

KtP? ( Probing: Jika tidak, mengapa?)

k. Apakah ibu selalu melakukan pencatatan? (Probing: kalau ya, apa saja? Kalau

tidak, kenapa?)

Page 144: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

LEMBAR OBSERVASI ALAT

No. Alat Ketersediaan Kecukupan Kelayakan

Ada Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 Kartu pencatatan hasil pemeriksaan

a. Register kohort ibu

b. Buku KIA

2 Surat rujukan

3 Sphygmomanometer (tensimeter)

4 Thermometer

5 Stetoskop

6 Fetoskop

7 Reflek hamer

8 Timbangan dewasa

9 Hb meter

10 Stetoskop janin (Doppler)

11 Metline/meteran

12 Alat cuci tangan

a. Sabun

b. Handuk/tissue

Page 145: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

13 Gestogram (diagram untuk

menghitung usia kehamilan)

14 Sarung tangan sekali pakai

Page 146: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

PEDOMAN OBSERVASI PROSES PELAYANAN ANTENATAL

DI PUSKESMAS PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG

Nama bidan :

Waktu :

Nama pasien :

TRIMESTER I

Proses

Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1) Timbang berat badan dan ukur

tinggi badan

2) Ukur (Tekanan) darah

3) Nilai status Gizi (Ukur lingkar

lengan atas/LiLA)

4) Ukur Suhu tubuh

5) Skrining status imuninasi

tetanus dan berikan imunisasi

Tetanus Toksoid (TT) bila

diperlukan

6) Beri tablet tambah darah dan

asam folat (tablet besi)

Page 147: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

7) Periksa laboratorium (rutin dan

khusus)

8) Tatalaksana/penanganan kasus

9) Temu wicara (konseling)

a. Persiapan persalinan dan

kesiagaan menghadapi

komplikasi

b. Inisiasi menyusu dini dan ASI

Eksklusif

c. KB paska persalinan

d. Masalah gizi

e. Imunisasi TT pada ibu hamil

f. Masalah penyakit kronis dan

penyakit menular

g. Kelas ibu

h. Brain booster

i. Informasi HIV/AIDS dan

IMS

j. Informasi KtP

Page 148: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

PEDOMAN OBSERVASI PROSES PELAYANAN ANTENATAL DI

PUSKESMAS PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG

Nama bidan :

Waktu :

Nama pasien :

TRIMESTER II

Proses

Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1) Timbang berat badan

2) Ukur (Tekanan) darah

3) Ukur (Tinggi) fundus uteri

4) Tentukan presentasi janin dan

denyut jantung janin (DJJ)

5) Ukur Suhu tubuh

6) Beri tablet tambah darah dan

asam folat (tablet besi)

7) Periksa laboratorium (rutin dan

khusus)

8) Tatalaksana/penanganan kasus

9) Temu wicara (konseling)

Page 149: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

a. Persiapan persalinan dan

kesiagaan menghadapi

komplikasi

b. Inisiasi menyusu dini dan ASI

Eksklusif

c. KB paska persalinan

d. Masalah gizi

e. Imunisasi TT pada ibu hamil

f. Masalah penyakit kronis dan

penyakit menular

g. Kelas ibu

h. Brain booster

i. Informasi HIV/AIDS dan

IMS

j. Informasi KtP

Page 150: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

PEDOMAN OBSERVASI PROSES PELAYANAN ANTENATAL

DI PUSKESMAS PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG

Nama bidan :

Waktu :

Nama pasien :

TRIMESTER III

Proses

Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1) Timbang berat badan

2) Ukur (Tekanan) darah

3) Ukur (Tinggi) fundus uteri

4) Tentukan presentasi janin dan

denyut jantung janin (DJJ)

5) Ukur Suhu tubuh

6) Beri tablet tambah darah dan

asam folat (tablet besi)

7) Periksa laboratorium (rutin dan

khusus)

8) Tatalaksana/penanganan kasus

9) Temu wicara (konseling)

Page 151: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

a. Persiapan persalinan dan

kesiagaan menghadapi

komplikasi

b. Inisiasi menyusu dini dan ASI

Eksklusif

c. KB paska persalinan

d. Masalah gizi

e. Imunisasi TT pada ibu hamil

f. Masalah penyakit kronis dan

penyakit menular

g. Kelas ibu

h. Brain booster

i. Informasi HIV/AIDS dan

IMS

j. Informasi KtP

Page 152: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lembar Observasi Fasilitas Dan Sarana

No Fasilitas Ketersediaan Kecukupan Kelayakan

Ada Tidak Cukup Tidak Layak Tidak

1 Tempat praktik

c. Dinding terbuat dari tembok

d. Lantai dari ubin/plester

e. Atap melindungi

f. Pencahayaan

g. Ventilasi

2 Area tempat tunggu

a. Kursi

b. Meja pendaftaran

c. Fasilitas cuci tangan

i. Air

ii. Sabun

iii. Tissue

3 Kamar kecil

a. Air mengalir

b. Handuk kecil/tissue

c. Jamban (WC)

d. Tempat sampah

Page 153: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

e. Bak air, ember

penampung

4 Tempat obat

a. Bersih

b. Kering

c. Ventilasi udara

5 Ruang konseling

a. Meja

b. Tempat duduk pasien

c. Tempat duduk Pengantar

d. Tempat duduk bidan

6 Ruang pemeriksaan

a. Meja

b. Tempat duduk

c. Tempat tidur pasien

Page 154: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

No Domain

Jawaban

Kesimpulan

P-1 U-1 U-2 U-3 U-4 U-5 P-2

Sumber Daya Manusia (SDM)

1 Jumlah

tenaga

kesehatan

(bidan)

Kalau kami

sekarang ada bidan

desa berjumlah 11

bidan, bidan PNS

nya ada 10 bidan

ditambah 3 bidan

penguatan

PONED, tapi

untuk bidan PNS

yang aktif itu

Cuma 8, karena

yang satu sakit,

yang satu lagi

sudah masuk masa

purna karena

sudah mau

pensiun. Ada

penambahan sih

dari yang dulu,

“Kalo jumlah

sih cukup,

udah sesuai

kan kalo

menurut

standar

akreditasi

sudah

melebihi”

Kalo jumlah

sih cukup,

kalo bidan

disini banyak

mas, sudah

diatas standar

minimalnya.

Kita banyak

bidannya

karena kan

banyak

desanya. Jadi

kalau bidan

sendiri gak

pegang desa

ada 12 bidan,

selebihnya

bidan desa

ada 11.

Iya bidan

disini udah

banyak si ya,

nah kalau

untuk

jadwalnya

juga

menurut

saya sih ga

berat ya

karena kan

emang udah

dibagi-bagi,

gak ada yang

terbentur sih

jadwalnya.

Kalo untuk

SDM

sebenernya

mencukupi

ya, cuman

kadang kita

kan ada

jadwal di luar

dugaan, kan

kayak MR

jadi kadang

kita susah

untuk nyari

yang jaga.

Kalo misal

yang jaga di

ANC sedikit,

kita yang di

PONED

Ada. Jumlahnya tiap

puskesmas bervariasi

tetapi yang wajib ada,

yang pasti ya ada bidan

koordinator,

penanggungjawab ibu,

kemudian bidan

pelaksana di puskesmas

dan bidan desa. SDM

Dinas kesehatan juga

memenuhi kebutuhan

bidan antara lain di 2014

kita ada rekrutmen waktu

itu ada bidan desa kosong,

ya kita harus penuhi.

Tahun 2016, dinas

kesehatan juga rekrutmen

lagi bidan PTT karna

masih ada bidan desa

Jumlah

SDM di

puskesmas

Pagedangan

sudah

mencukupi

dan melebihi

standar yang

diberikan

oleh

Kementerian

Kesehatan

RI

Page 155: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

kalau dulu bidan

desanya ada

Sembilan.

bantu kalo

gak ada

pasien.

Saling bantu

aja.

kosong dan untuk

menguatkan puskesmas

mampu PONED jadi dari

sisi ketenagaan dinas

kesehatan sudah

memenuhi ya.

Kompetensi

bidan

Kalo kita sih,

untuk

pemeriksaan

ANC sudah

dilakukan oleh

bidan, jadi gak

ada yang bukan

bidan yang

ngelakuin

ANC. Jadi

memang sudah

kompeten lah.

Kalau untuk

pelatihan bidan

itu tiap tahun

ada tapi belum

tentu kita

kebagian

Bidan-bidan

kompetensinya

baik, sudah ikut

banyak pelatihan.

Kayak kemarin nih

pelatihan PONED,

terus sekarang ada

bidan saya lagi

pelatihan KB. Jadi

dalam setahun itu

bisa 4 kali atau 5

kali. Kalau untuk

antenatal itu

sendiri sudah 2 kali

sih kita, terakhir

bulan Mei oleh

Dinas.

“kalo

kompeten,

udah

kompeten

semua lah,

udah punya

STR”

Oh, menurut

saya sudah

bagus ya.

Kalo

kompetensi si

in sya allah

sudah bagus.

Kalo

menurut

saya sih

hampir rata-

rata udah

mulai

kompeten

sih, mungkin

ada beberapa

aja bidan

karena

emang

mungkin

baru. Untuk

saat ini sih

hampir

semua bidan

bisa

Kalo untuk

kompetensi

udah bagus

sih, udah

punya semua

STR-nya.

satu, untuk kompetensi

melaksanakan antenatal

care sesuai standard

seorang bidan pada saat

dia lulus harusnya

kompeten. Kemudian

sekarang setelah menjadi

staff di Puskesmas, Dinas

Kesehatan berkali-kali

sudah sosialisasi terkait

apa itu antenatal care yang

sesuai standard,

bagaimana melakukan

antenatal care yang sesuai

standard, antenatal care

yang berkualitas. setahun

sekali kita ada namanya

bimtek, bimbingan

tekhnis. Kita share kan itu,

kita sosialisasikan itu,

kemudian buku, buku

terkait pelaksanaan

antenatal care sudah kita

Kompetensi

yang

dimiliki oleh

bidan di

Puskemas

Pagedangan

sudah baik

Page 156: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

karena kan di

Kabupaten

Tangerang ada

44 puskesmas,

jadi belum tentu

kita kebagian,

tergantung

anggaran di

Dinas.

melakukan

pelayanan

sesuai

standar.

Kalo saya

terakhir

pelatihan

terakhir

tahun

2012an deh

ya.

berikan semua puskesmas.

Jadi kalo dari sisi

kompetensi seharusnya

sudah ada.

Anggaran

Kita nih

antenatal di

BOK ada

promotive dan

preventif.

Dananya

dipake untuk

transport bidan

desa, stik

protein urin.

Kalau untuk

“Sumber dana nya

dari JKN kayak

kita tadi

penjaringan ibu

hamil, kita cek

golongan darah,

periksa Hb, tes air

kencing. Kalo dari

provinsi itu kasih

rapid test untuk

HIV/AIDS, HBS

ANC ada 10T, dari 10T itu

tentu tidak semua

memerlukan biaya, yang di

dinas kesehatan support

adalah di laboratorium dan

pemberian Fe, terutama

pemberian Fe, kita

support. Jadi pemberian Fe

eee ada, tapi bukan di saya,

di farmasi kerjasama sama

temen-temen gizi untuk

Sumber

anggaran

yang ada di

Puskesmas

Pagedangan

yaitu berasal

dari BOK,

Dinas

Kesehatan

dan JKN.

Page 157: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

pemeriksaan

HIV/AIDS

sama HBSAg

itu anggarannya

dari dinas.

Dana yang ada

agak kurang lah

ya sedikit, tapi

bisa ketutup

kalo dinas

ngasih.

Ag, terus Fe. Terus

kalau ANC itu kan

kayak leaflet

leaflet bahaya

kehamilan, kayak

buku-buku ANC

dari mereka. Itu

kan dari provinsi

turun ke Dinas

terus turun ke kita.

JKN itu untuk

biaya sendiri di

Puskesmas,

pembelian-

pembelian bahan

habis pakai. Kalau

Dinkes itu ngasih

kayak buku KIA,

poster-poster,

rapid-rapid.”

hitungan kebutuhan tablet

Fe-nya, pengadaan di

bagian farmasi, seperti itu.

Itu untuk eee tablet Fe.

Yang kedua untuk

laboratorium. Untuk

laboratorium mungkin ee

karena memang bukan di

saya pengadaan seperti

rapid tes HIV itu ada di

P2P yang memang

digunakan untuk selain ibu

hamil juga untuk pasien

umum. Dan saya rasa

jumlahnya tidak akan

memenuhi seluruh sasaran

ibu hamil. Sasaran ibu

hamil di Kabupaten

Tangerang 70an ribu,

saangat banyak. Jadi, P2p

tetap menyediakan, Dinas

kesehatan menyediakan

walaupun gak sesuai

dengan ee target yang

Page 158: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

seharusnya karena sangat

banyak, itu untuk rapid.

Untuk Hb sendiri tahun

2017 ini dinkes tidak ada.

Puskesmas banyak

menganggarkan sendiri

memakai dana JKN ya.

Untuk proteinuria, tahun

kemarin ada, di farmasi

cek untuk proteinurin jadi

DPA Kabupaten

Tangerang ada. Saat ini

saya gatau

ketersediaannya, tapi

tahun ini ga ada lagi

penganggaran,

dikembalikan ke

puskesmas, membeli

sendiri dari dana APBD a

dana JKN, kebanyakan ya,

itu untuk proteinurin.

Golongan darah juga sama

ee puskesmas mengadakan

sendiri, baru nanti di tahun

Page 159: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

2018 saya si sudah

mengajukan ya untuk

kebutuhan.. sebenernya

setiap tahun mengajukan

kebutuhan untuk ANC itu,

cuman kan ga selalu

diakomodir dilihat

ketersediaan anggaran

Pedoman “Kita kan lagi

nyusun SOP

SOP akreditasi

ya, salah

satunya SOP

ANC, kayaknya

si udah ada kali

ya tapi saya

belum tanda

tangan, itu kan

di SK-kan

akhirnya ntar si

SOP itu.

Kayaknya

belom ada yang

“Kalau untuk SOP

kita lagi buat nih

kan lagi akreditasi,

kalo selama ini kita

pake SOP

puskesmas masih

dibuat. Puskesmas

membuat sendiri

sih tanpa bantuan

Dinkes. Sekarang

kita dikerjain

semua sekarang,

setelah nanti itu

baru

diimplementasikan

semua. Mbak

sudah ada di buku, sudah

kita berikan. Jadi SOP

yang dilakukan ee anak-

anak kami di lapangan

berdasarkan buku yang

diberikan. Itu udah ada di

situ.

Pedoman di

Puskesmas

Pagedangan

masih dalam

proses

penyusunan

Page 160: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

konsul udah

jadi ke saya.”

Prima lagi diajarin

cara buat SOP

seperti apa di Jalan

Emas.”

Fasilitas

dan sarana

Kita selain dari

dinas kita juga

ada beli

kemaren beli

doppler,

terusnya itu

dianggarkan

juga lah, tapi

yang murah-

murah ya. Tapi

kalo itu mahal

misal sekarang

butuh kita

anggarkan di

tahun

berikutnya.

Kemarin sih

temen-temen

butuh USG,

tapi saya balik

“Udah mencukupi

sih, kalo tahun-

taun kemaren sih

kita masih punya

kendala di

prasarananya. Tapi

kalo tahun ini sih

smeuanya sudah

terpenuhi, kayak

sterilisator kita

udah punya. Kalo

tahun kemarin

mungkin bukan

kendala juga sih,

dari kitanya

petugas yang

kurang memberi

masukan untuk

usulan anggaran.

Karena kan kalo

Dina situ kan

begitu, kalo

mereka mau

menganggarkan

anggaran itu

mendadak. Jadi

“Kalo

ruangan sini

ya sesuai,

tempat tidur

ada, kursi

ada, meja

ada. Semua

cukup, “baik

kondisinya,

kalo menurut

Permenkes

75 sih masih

ada yang

kurang, tapi

kalo standar

di Puskesmas

sudah”

“Kalo kata

saya si

karena ini

kan

dibarengin

dengn

pelayanan

KB, kadang-

kaadng kita

kekurangan

tempat tidur,

kalo

ruangannya

sendiri si

sebenernya

udah cukup

ya, sarana

dan

prasarananya

udah

bagus.cuman

kalo pas

pelayanan

KB tuh,

kadang kan

ada yang

“Kalo

ruangan

sebenernya

si enaknya

misah ya,

kayak

puskesmas

lain kan

misah.

Cuman kalo

pagedangan

ini kan

masih nyatu

sama poli

KB, jadi

agak kurang

nyaman

menurut

saya. Kayak

ini kan

digabung

berdasarkan

tirai aja,

kalo

seharusnya

kan misah,

“Kalo

ruangan

sebenernya si

sebenernya

udah

memenuhi

semuanya,

alat-alat

juga.”

melalui monitoring

evaluasi ee saya dan tim

sudah memastikan untuk

alat standar minimal

terkait pelaksanaan

antenatal care yang sesuai

standard sudah ada di

puskesmas tinggal

biasanya yang menjadi

kendala adalah

ketersediaan jumlah, dari

sisi jumlah reagen itu tadi,

golongan darah, Hb, ee

proteinurin, ee kemudian

ee rapid tes itu ga semua

puskesmas jumlahnya dari

sisi kuantitasnya banyak

itu berbeda-beda

variasinya… Kemudian

dari sarana prasarana yang

Fasilitas dan

sarana yang

ada di

Puskesmas

Pagedangan

dalam

menunjang

pelayanan

antenatal

sudah

cukup.

Page 161: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

nanya apakah

kompeten bidan

meriksa USG,

kalo cuman

ngeliat itu aja

katanya boleh,

jadi kita

anggarkan itu

tahun 2018.

Yang lain-lain

si udah lengkap

ya karena kan

programnya

udah tua ya,

jadi fokus

kesitu lah ya.

Kalo ruangan

KIA sama KB

digabung, anak

dipisah,

imunisasi

dipisah.”

bendahara kami

itu belum sempat

nanya-nanya kami

di bawah apasih

yang kurang di

unit ni, jadi belum

sempat mereka

jadi langsung

dikirim ke dinas.

Tapi kalau

sekarang karena

kita sudah punya

dana JKN di

Puskesmas ini jadi

udah terpenuhi si.

Kalau untuk

pemeliharaan kita

kan punya kayak

rekanan gitu, kita

tinggal lapor,

mereka datang

diberesin gitu.

Kalo teorinya kan

kayak AC 3 bulan

sekali Cuma kan

tergantung

anggaran. Jadi

bendahara punya

protap nya mereka

kayak ini AC

berpa kali, kalo

perawatan kayak

pasang

implant,

spiral, kalo

ada yang

periksa hamil

juga, kadang-

kadang kita

kekurangan

tempat tidur.

Kalo dilihat

si saya

inginnya

ruangannya

misah ya

antara KIA

sama KB,

tapi kita udah

ga ada

ruangannya

lagi. Ini kan

gedungnya

baru 2015

dibuatnya

sama

pemerintah,

jadi kita

gabisa bikin

sesuai

kemauan

kita.”

KB sendiri,

KIA sendiri

cuman ga

masalah

banget si

karena

emang

ruangannya

juga besar

ya, kalo saat

ini ga

bermasalah

banget si,

kalo ”

lain, untuk ANC ini

dibutuhkan antara lain

buku KIA, buku KIA kita

mendapatkan droping full

dari kementerian

kesehatan sesuai dengan

jumlah ibu hamil yang ada

di kabupaten Tangerang,

sesuai dengan jumlah

sasaran, kita dapatkan

penuh dari… dan kita

distribusikan ke

puskesmas sesuai dengan

sasaran yang ada di

Puskesmas. Jadi ya

harusnya semua ibu hamil

mendapatkan buku KIA,

dari sarana itu sudah kita

berikan. Kemudian untuk

pelaksanaan yang lain,

yang 10T. kalo yang lain

itukan gak perlu dana dan

prasarana, Cuma kemauan,

ya gak? Berat badan, tinggi

Page 162: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

sterilisator, atau

alat-alat lain

berapa kali harus

di kalibrasi. Kalo

untuk saat ini

cukup ya fasilitas,

kalo kemaren kita

ke Balaraja

mereka kan KIA

tersendiri, KB

tersendiri, kalo

kita kan gabung

KIA sama KB

nya. Karena

memang yang

bangun kan Pemda

jadi sesuai

rancangan mereka,

bukan rancangan

kita. Maunya

puskesmas itu

maunya

PONEDnya

tersendiri,

Nifasnya

tersendiri, KIA

nya tersendiri.

Terus ada ruangan

yang bener-bener

kita itu nyaman

disitu jadi

seumpama gak ada

badan di puskesmas sudah

ada lah, gak mungkin kita

setiap tahun memberikan.

Page 163: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

pasien kita bisa

ngerjain gitu kan

karena itu adalah

ruangan kita.

Kayak saya nih,

saya kan

pemegang

program ibu

ruangan ku kan

disini, tapi kalo

ada pasien setiap

hari kan saya gak

bisa disini. Itu

doang sih

kendalanya.”

Proses “Nah ini dia

yang saya juga

agak ini ya kalo

kepatuhan

terkait 10Tnya,

kalo dia dateng

ke klinik saya

yakin bisa 10T,

tapi kalo yang

di luar nih yang

enggak. Kayak

misal

pemeriksaan

lab salah

satunya, kayak

kemaren pas

“Kalau bidan

sebetulnya sudah.

Yakan datang

timbang berat

badan, kalau

tinggi kan sekali

saja kan karena

dia pemeriksaan

pertama kan awal

kan, kalau berat

badan iya, tensi

iya, terus untuk

lab nya juga iya,

kan diliat sama

bidannya apa si

yang belum yak

“Ya sesuai

10T lah, kalo

disini kalo

datang selalu

ditimbang

lah, tinggi

badan, tensi,

terus diukur,

setelah itu

lab dan

wawancara,

“Ya kayak

tadi, kadang-

kadang ada

aja yang

kelewat satu

atau dua kalo

lagi rame ya.

Kayak tadi

imunisasi gak

ada atau lab

nya tutup

atau

“iya selalu

ditimbang,

tensi, tinggi

badan pas di

ANC,

gamungkin

kan tinggi

badan tiap

bulan

nambah, trus

juga berat

badan, tinggi

fundus uteri

kita ukur di

umur 24

minggu ke

“iya selalu

ditimbang

berat

badannya,

ukur tekanan

darah, kalo

untuk LiLA

kita ukur ya,

kalo misalkan

udah

beberapa kali

kesini sih

Page 164: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

evaluasi kan

harus ambil

darah ya di

masyakarat

kayak di

posyandu, itu

yang suka gak

dilakukan,

padahal itu bisa

diendapkan.

Nah kita juga

terbentur

kemarin gak

menganggarkan

tabung yang

bisa dibawa di

masyarakat.

Jadi kemarin

udah masukin

usulan, baru

kita tahu

ternyata boleh

diperiksa di

masyarakat,

selama ini tuh

pasien disuruh

kesini untuk

periksa lab nya.

Jadi kalo di

masyakarakat

agak sulit lab

an, terus konseling

juga iya, jadi

memang

dilakukan.

Makannya kalo di

KIA itu meriksa

pasien 1 dengan di

BP umum beda,

lebih lama kita

kan karena kita

masih ada

konseling.”

skrining

imunisasi

juga.

“Biasanya si

kalo

konseling

satu per satu,

suruh baca

buku KIA

nya, tanda

bahaya

kehamilan,

kalo udah

bulannya

disuruh baca

bukunya,

“Kalo suhu

badan itu

kendalanya.

Kita nggak

punya

thermometer,

analisnya ga

masuk, jadi

gabisa

lengkap 10T,

biasanya kita

bikin janji

lagi sama

pasiennya

ya,kita si

buka kan

senen sampe

sabtu, kayak

misal ni kan

hari ini sabtu,

trus kita

suruh dateng

lagi senin

atau selasa.

Tapi pasti

diperiksa,

paling tidak

kan trimester

pertama

diperiksa

atas ya

dengan

pengukur,

Cuma kalo

umur 0-24

minggu kita

palpasi aja,

di buku

biasanya

jarang

ditulis Cuma

kalo umur

24 minggu

baru bisa

ditulis. Kalo

skrining

sama

imunisasi

juga

dilakukan

karena kan

itu selalu

masuk

standar 10T,

jadi sekalian

kita

wawancara,

kita

anamneses,

kita tanya

nih

skriningnya,

udah nggak,

kalo fundus

uteri juga

diukur, kalo

skrining

imunisasi TT

si sebenernya

di skrining,

tapi ga

diimunisasi,

soalnya kan

hari selasa,

kalo untuk

lab rutin, kalo

sekarang tadi

cek Hb gak

ya soalnya

bagian labnya

tutup. Tadi

karena lab

nya kan

tutup, jadi ga

di cek lab sih.

Kita kalo

Page 165: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

yang HBSAg

sama HIV.”

kalo ada

indikasi aja

baru diukur,

…oh iya saya

lupa mas hehe,

ya abis

soalnya kan

ruangan

imunisasinya

juga dikunci,

yang jaga lagi

MR di luar

jadi kita juga

gabisa

imunisasi

ibunya..”

Hbnya

dengan

trimester

ketiga.

Trimester

kedua periksa

protein, kalo

trimester

ketiga kalo

ada bengkak,

ada keluhan

pusing kita

cek protein

kita cek Hb

juga. Kan

sekarang ada

program

Hepatitis ya,

pemeriksaan

HbSAg jadi

ibu hamil

disini wajib

diperiksa

hepatitis

itu pasti lah,

kalo

misalnya itu

gak

dilaksanakan

itu berarti

10Tnya

ilang dong

jadi 9T. kalo

suhu badan

kita ga

setiap

periksa sih,

kecuali

dalam

keadaan

kalo pasien

ngerasa

panas,

dingin, ya

kalo dalam

keadaan

khusus aja

karena juga

pengukur

suhu ga

dalam 10T,

kita yang

penting 10T

itu kita

laksanakan.

Kalo

misal untuk

penyuluhan

selalu

diarahkan,

missal

mendekati

lahiran kita

arahkan

kelahiran

gimana

persiapannya.

Kita gak

penyuluhn

semua, kita

liat

trimesternya,

untuk

trimester 1

apa, trimester

2 apa,

trimester 3

kita apa, kalo

trimester 3

kan otomatis

Page 166: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

karena

kebetulan

kita daerah

dekat dengan

Legok daerah

pandemik

hepatitis jadi

karena

berdekatan

jadi kita

wajib ibu

hamil

diperiksa

HbSAg sama

HIV karena

kita

kebetulan

kita di

pagedangan

ada ibu hamil

yang

teridentifikasi

HIV, jadi

kasusnya ada.

konseling

dilihat dulu

dia datang di

usia hamil

ke berapa,

misal hamil

muda berarti

kita

penyuluhan

tentang

keluhan

hamil

muda,kan

udah ada

tertera, kita

sampaikan

sekilas ntar

kita suruh

ibunya baca

di buku

KIA, kalo

sekarang sih

kita kemaren

pas

pertemuan

di Dinas

Kesehatan

disuruh

dikasih

tanda

rumput ya

sama

persiapan

persalinan,

KB, terus

kayak IMD,

ASI

eksklusif.”

Page 167: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Tapi kalo

suhu badan si

kan gamasuk

10T ya, ini

kita ga, di

ANC kita

ada, tapi kita

ga semua

laksanain,

tergantung

kondisi. Kalo

pasiennya

ada keluhan

demam, atau

kita pegang

badannya

panas, baru

kita periksa

suhunya. Jadi

suhu mah

bukan

wajib.”

ibunya, jadi

ibunya baca

ga nih, kalo

udah baca

dikasih

rumput di

bukunya,

ntar evaluasi

bulan depan,

ibunya

ngerti nggak

sih, lihat

usia

kehamilan

juga kalo

penyuluhan,

kalo missal

dia usianya

masih muda

kita gak

kasih

tentang

persiapan

persalinan,

ya liat-liat

usia

kehamilan

juga.”

Page 168: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Pencatatan “iya, banyak

pencatatan

banyak.

Apalagi kalo

akre,

sistemnya

pencatatan

gak boleh

lupa. Harus.

Langsung

dicatet pas

ibu hamil

lagi periksa

“Oh iya

harus, kalo

di KIA pasti

diisi, terus

kita punya

kohort juga,

namanya

kartu ibu itu

harus diisi.

Makannya

kadang-

kadang kita

melayani

pasien satu

itu agak

lama.

Nyatetnya

pas saat itu

juga, kalo

ntar-ntar

nanti kita

lupa. Jadi

“Oh iya

harus di…

kalo gak itu

mah

apalagi di

puskesmas,

di

puskesmas

kan banyak

tuh, ada

kartu ibu,

register

karena kan

kita mau

akreditasi

juga nih

jadi emang

harus

punya,

harus

diadain.

Catetnya

Page 169: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

hasil

pemeriksaan

kita kan

pake SOAP

gitu ya, jadi

di buku

rekam

mediknya

kita tulis

sesuai

SOAP, tapi

nanti di

kartu KIA

nya kita tulis

semuanya

itu

anamnesa,

penyuluhan

itu ditulis di

buku KIA,

di

registernya

saat itu

juga, pasien

diperiksa,

sembari

ditanya,

SOP. Hari

itu juga,

gabisa

pasien dulu

nih

dilayanin,

terus

terakhir

catetnya,

nanti lupa,

kan

pasiennya

banyak.”

Page 170: GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36734/1/Achmad... · Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

kita biasa

ngisi untuk

menilai dia

itu K1, K2,

kunjungan

nya dia itu

udah sesuai

sama yang

ditetapin

gak. Kan

kita k4 ya.”