gambaran motivasi pasien hipertensi dalam …
TRANSCRIPT
i
GAMBARAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI DALAM
PENGENDALIAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA PASIEN JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL
(STUDI KASUS DI KLINIK MAKMUR JAYA TANGERANG SELATAN)
Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
LEMBAR JUDUL
Disusun oleh:
Sarah Azizah
NIM: 11151030000051
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H / 2018
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa;
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya saya yang diajukan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
saya menyalin karya orang lain, maka saya siap untuk menerima sanksi
yang berlaku di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 29 Oktober 2018
Sarah Azizah
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Gambaran Motivasi Pasien Hipertensi dalam Pengendalian Penyakit
Hipertensi pada Pasien Jaminan Kesehatan Nasional
(Studi Kasus di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan)
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh
Sarah Azizah
NIM : 11151030000001
Pembimbing I Pembimbing II
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H / 2018
dr. Risahmawati, Dr. Med. Sc dr. Ayat Rahayu Sp.Rad, M. Kes
NIP 19770913 200604 2 001 NIP 19640909 199603 1 001
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan penelitian berjudul Gambaran Motivasi Pasien Hipertensi dalam
Pengendalian Penyakit Hipertensi pada Pasien Jaminan Kesehatan Nasional
(Studi Kasus di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan) yang diajukan oleh
Sarah Azizah (NIM: 11151030000051), telah diujikan dalam sidang di Fakultas
Kedokteran pada Oktober 2018. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran (S.Ked) pada
Program Studi Kedokteran.
Ciputat, 29 Oktober 2018
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang
PIMPINAN FAKULTAS
Pembimbing 1
dr. Risahmawati, Dr. Med. Sc.
NIP 19770913 200604 2 001
dr. Risahmawati, Dr. Med. Sc.
NIP 19770913 200604 2 001
Pembimbing 2
dr. Ayat Rahayu Sp.Rad, M. Kes.
NIP 19640909 199603 1 001
Penguji 2
dr. Erwin Hermawan, MARS.
NIP 19720109 200501 1 005
Dekan FK UIN Jakarta
dr. Hari Hendarto, Ph.D., Sp.PD-KEMD., FINASIM.
NIP 19651123 200312 1 003
Kaprodi FK UIN Jakarta
dr. Achmad Zaki, M.Epid., Sp.OT.
NIP 19780507 200501 1 005
Penguji 1
dr. Mahesa Paranadipa, MH (Kes).
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan penelitian yang berjudul “Gambaran Motivasi Pasien Hipertensi dalam
Pengendalian Penyakit Hipertensi pada Pasien Jaminan Kesehatan Nasional (Studi
Kasus di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan)”. Shalawat serta salam tak
lupa untuk selalu dipanjatkan kepada Rasulullah SAW. Selama penelitian ini
dilaksanakan dari tahapan persiapan hingga pengolahan data, penulis banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan, dan motivasi berbagai pihak. Untuk itu penulis
ingin mengucapkan kata terimakasih, syukur, serta penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada:
1. dr. Hari Hendarto, Ph.D., Sp.PD-KEMD., FINASIM selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Achmad Zaki, M.Epid., Sp.OT. , selaku Ketua Program Studi Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. drg. Laifa selaku Penanggung Jawab Riset untuk Program Studi Kedokteran
angkatan 2015.
4. dr. Risahmawati, Dr. Med. Sc. dan dr. Ayat Rahayu Sp.Rad, M. Kes selaku
Dosen Pembimbing, yang telah memberi pengarahan dan bantuan dalam
bentuk apapun kepada penulis sehingga penelitian ini dapat terselesaikan
dengan baik. Terima kasih atas pengetahuan, waktu, tenaga dan pemikiran
yang telah dokter berikan untuk kelancaran penelitian ini.
5. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D. selaku Pembimbing Akademik, yang
memberikan dukungannya kepada penulis.
6. Kedua orang tua penulis, ayah penulis Drs. Muhammad Yusuf, MBA. dan ibu
penulis Yunita Rismawati, Bsc., MBA. yang telah membesarkan,
memberikan motivasi, dukungan, arahan, pandangan hidup, inspirasi, kasih
vi
sayang, serta do’a yang tiada henti-hentinya sehingga penulis mendapatkan
banyak kemudahan dalam menyusun penelitian ini.
7. Kakak penulis, Shabrina Lailany yang telah membantu do’a dan memberi
semangat
8. Sahabat penulis, Agung Saputra, Nesya Alifah K, Tsamara Zakiyyah, Farah
Alvi R, dan Allifka Ramadhanti yang selalu ada di saat senang maupun sedih,
tempat keluh kesah, selalu memberi semangat, do’a dan motivasi kepada
penulis.
9. Teman kelompok riset, Fitmika Dewi K dan Nabillah Ulfah yang telah
membantu, mendukung, dan bekerjasama dengan penulis dalam menyusun
dan menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman sejawat FK UIN angkatan 2015 Amigdala yang selalu memberi
motivasi, semangat serta rasa kekeluargaan yang hangat selama menempuh
pendidikan preklinik.
11. Azir Adityo Rahman D, S.Ked yang telah memberikan dukungan dan bantuan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Akhir kata, penulis dengan senang hati menerima kritik serta saran yang
membangun untuk perbaikan penulisan hasil penelitian ini.
Ciputat , 29 Oktober 2018
Sarah Azizah
vii
ABSTRAK
Sarah Azizah. Program Studi Kedokteran. Gambaran Motivasi Pasien
Hipertensi dalam Pengendalian Penyakit Hipertensi pada Pasien Jaminan
Kesehatan Nasional (Studi Kasus di Klinik Makmur Jaya Tanggerang
Selatan).
Hipertensi merupakan penyakit kronis yang termasuk dalam kategori penyakit
tidak menular. Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya
hidup yang buruk dan faktor risiko lainnya. Salah satu upaya untuk mencegah
faktor risiko hipertensi adalah dengan adanya motivasi dari diri seseorang.
Penurunan pravelensi hipertensi dapat dicapai karena era JKN menawarkan
banyak kemudahan bagi pasien hipertensi seperti Prolanis.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motivasi pasien hipertensi dalam
pengendalian penyakit hipertensi pada pasien JKN di Klinik Makmur Jaya
Tanggerang Selatan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kategorik melalui
pendekatat kualitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional.
Penelitian dilakukan di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan. Responden
pada penelitian ini berjumlah 30 responden. Pengambilan data menggunakan
Total Sampling dan dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada
responden.
Sebanyak 21 responden (70%) memiliki pengetahuan penyakit hipertensi yang
baik, 17 responden (56,67%) memiliki kualitas hidup yang baik, 13 responden
(43,33%) memiliki riwayat keluarga yang cukup, 23 responden 76,67%)
melakukan tindakan kuratif hipertensi yang baik, 17 responden (56,67%) memiliki
gaya hidup yang baik, 26 responden (86,67%) memiliki motivasi yang baik, dan
28 responden (93,33%) menyetujui pelayanan di era JKN baik.
Motivasi pengendalian penyakit hipertensi pada pasien JKN di Klinik Makmur
Jaya Tanggerang Selatang adalah baik.
Kata Kunci: Motivasi, Pengendalian Penyakit, Hipertensi, JKN
viii
ABSTRACT
Sarah Azizah. Medical Education. Motivational Description Of Hypertensive
Patients In Controlling Hypertension In The Patients Of JKN
Hypertension is a chronic disease included in the category of non-communicable
diseases. The prevalence of hypertension increases with poor lifestyle changes
and other risk factors. One effort to prevent risk factors for hypertension is the
motivation of a person. A decrease in the prevalence of hypertension can be
achieved because the JKN era offers many conveniences for hypertensive patients
such as Prolanis.
This study was conducted to determine the motivation of hypertensive patients in
controlling hypertension in the JKN era at the Makmur Jaya Clinic in South
Tangerang.
This study used descriptive categorical research method through qualitative
approach using cross sectional research design. The study was conducted in
Makmur Jaya Tanggerang Selatan Clinic. The number of respondents in this
study amounted 30 respondents. T collect the data, This studi used Total Sampling
method by distributing questionnaires to the respondents.
21 respondents (70%) had good knowledge of hypertension, 17 respondents
(56.67%) had a good quality of life, 13 respondents (43.33%) had enough
hypertension history in family, 23 respondents (76.67%) perform good
hypertension curative action, 17 respondents (56.67%) had a good lifestyle, 26
respondents (86.67%) had good motivation, and 28 respondents (93.33%)
approved the service in the era of JKN was good.
Motivation to control hypertension in the JKN patient at Klinik Makmur Jaya
Tanggerang Selatang is good.
Keywords: Motivation, Disease Management, Hypertension, JKN
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .............................................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................................iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xviii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
1.3 Hipotesis ............................................................................................................. 3
1.4 Tujuan ................................................................................................................ 3
1.4.1 Tujuan Umum ............................................................................................. 3
1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................................................ 3
1.5 Manfaat .............................................................................................................. 4
1.5.1 Manfaat bagi penulis ................................................................................... 4
1.5.2 Manfaat bagi institusi .................................................................................. 4
1.5.3 Manfaat bagi tempat penelitian ................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 5
2.1 Hipertensi........................................................................................................... 5
2.1.1 Definisi Hipertensi ...................................................................................... 5
2.1.2 Epidemiologi Hipertensi ............................................................................. 5
2.1.3 Klasifikasi menurut American Heart Assosiation 2017 (AHA 2017) ......... 7
2.1.4 Etiologi Hipertensi ...................................................................................... 8
2.1.5 Jenis dan Etiopatogenesis Hipertensi .......................................................... 9
x
2.1.6 Faktor Risiko Hipertensi .......................................................................... 12
2.1.7 Gejala Klinis Hipertensi ............................................................................ 15
2.1.8 Komplikasi Hipertensi .............................................................................. 15
2.1.9 Diagnosis Hipertensi ................................................................................. 16
2.1.10 Tatalaksana Hipertensi .............................................................................. 18
2.2 Pengendalian Penyakit .................................................................................. 22
2.2.1 Pengendalian Penyakit Tidak Menular ..................................................... 22
2.2.2 Prolanis ..................................................................................................... 22
2.3 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ............................................................. 24
2.3.1 Definisi JKN .............................................................................................. 24
2.3.2 Tujuan dan Manfaat JKN ........................................................................... 24
2.3.3 Pelaku JKN ................................................................................................ 24
2.3.4 Penyakit Hipertensi dalam JKN ................................................................. 26
2.4 Motivasi ............................................................................................................ 26
2.4.1 Definisi Motivasi........................................................................................ 26
2.4.2 Teori-teori Motivasi ................................................................................... 27
2.4.3 Jenis-jenis Motivasi.................................................................................... 28
2.4.4 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi ........................................................ 29
2.5 Klinik ................................................................................................................ 30
2.5.1 Definisi Klinik .......................................................................................... 30
2.6 Kerangka Teori ............................................................................................... 31
2.7 Kerangka Konsep ............................................................................................ 32
2.8 Variabel dan Definisi Operasional ................................................................ 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 35
3.1 Desain Penelitian ............................................................................................. 35
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................... 35
3.3 Populasi Penelitian .......................................................................................... 35
3.4 Sampel Penelitian ............................................................................................ 35
3.4.1 Besar Sampel ............................................................................................ 35
3.4.2 Cara Pengambilan Sampel ........................................................................ 36
3.5 Kriteria Subjek Penelitian.............................................................................. 36
3.5.1 Kriteria Inklusi .......................................................................................... 36
3.5.2 Kriteria Eksklusi ....................................................................................... 37
xi
3.6 Cara Kerja Penelitian ..................................................................................... 37
3.7 Managemen Data ............................................................................................ 38
3.7.1 Tehnik Pengumpulan Data ........................................................................ 38
3.7.2 Sumber Data .............................................................................................. 39
3.7.3 Instrumen Pengumpulan Data ................................................................... 39
3.7.4 Analisa data ............................................................................................... 39
3.7.5 Pengolahan Data ....................................................................................... 39
3.8 Alur Penelitian ................................................................................................ 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 41
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................. 41
4.2 Uji Instrumen Penelitian ................................................................................ 42
4.2.1 Hasil Uji Validitas Data ............................................................................ 43
4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Data ........................................................................ 46
4.3 Hasil .................................................................................................................. 47
4.3.1 Karakteristik Responden ........................................................................... 47
4.3.2 Distribusi Responden ................................................................................ 51
4.3.2.1 Penilaian Pengetahuan Penyakit Hipertensi .......................................... 51
4.3.2.2 Penilaian Kualitas Hidup ...................................................................... 55
4.3.2.3 Penilaian Riwayat Keluarga .................................................................. 59
4.3.2.4 Penilaian Tindakan Kuratif Hipertensi.................................................. 62
4.3.2.5 Penilaian Gaya Hidup ........................................................................... 64
4.3.2.6 Penilaian Motivasi................................................................................. 77
4.3.2.7 Penilaian Pelayanan di Era JKN ........................................................... 81
4.3.2.8 Tekanan Darah Responden ................................................................... 84
4.4 Pembahasan ..................................................................................................... 85
4.4.1 Karakteristik Responden ........................................................................... 85
4.4.2 Pengetahuan Penyakit Hipertensi .............................................................. 87
4.4.3 Kualitas Hidup .......................................................................................... 88
4.4.4 Riwayat Keluarga ...................................................................................... 89
4.4.5 Tindakan Kuratif Hipertensi ..................................................................... 90
4.4.6 Gaya Hidup ............................................................................................... 91
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 96
5.1 Simpulan .......................................................................................................... 96
xii
5.2 Saran ................................................................................................................ 96
BAB VI KERJASAMA PENELITIAN ......................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 99
LAMPIRAN................................................................................................................... 106
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi ……………………………………………….. 7
Tabel 2.2 Krisis Hipertensi: Emergensi dan Urgensi ……………….………….. 7
Table 2.3 Definisi Operasional ………………………………………………… 33
Tabel 4.1 Jumlah Kuesioner …………………………………………………… 42
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Data …………………………………………….. 44
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Data ………………………………………….. 46
Tabel 4.4 Karakteristik Responden ……………………………………………. 47
Tabel 4.5 Pengetahuan Penyakit Hipertensi …………………………………… 51
Tabel 4.6 Penilaian Kualitas Hidup ……………………………………………. 55
Tabel 4.7 Riwayat Keluarga …………………………………………………… 59
Tabel 4.8 Tindakan Kuratif Hipertensi……………………………….…………. 62
Tabel 4.9 Penilaian Gaya Hidup ……………………………………………….. 67
Tabel 4.10 Penilaian Motivasi …………………………………………………. 77
Tabel 4.11 Penilaian Pelayanan di Era JKN……………………………………. 81
Tabel 4.12 Tekanan Darah Responden…………………………………………. 84
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pravelensi Hipertensi di Berbagai Negara………………………… 6
Gambar 2.2 Faktor yang dapat Mencetus terjadinya Hipertensi………………… 8
Gambar 2.3 Sistem Renin Angiotensin……………………….………………… 10
Gambar 2.4 Patogenesis Aterosklerosis ……………………………………….. 11
Gambar 2.5 Jenis Faktor Risiko Hipertensi ………………….………………… 12
Gambar 2.6 Tingkat Kebutuhan Pokok Manusia………………………..……… 27
Gambar 2.7 Skema Motivasi……………………………………………………. 29
Gambar 6.1 Responden yang Mengisi Kuesioner Secara Mandiri……………..112
Gambar 6.2 Kegiatan Prolanis di Klinik Makmur Jaya ……………………….112
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden ……………………………….. 48
Grafik 4.2 Distribusi Usia Responden………………………………………….. 48
Grafik 4.3 Distribusi Pendidikan Terakhir Responden ………………………… 49
Grafik 4.4 Distribusi Agama Responden ………………………………………. 49
Grafik 4.5 Distribusi Pekerjaan Responden …………………………………… 50
Grafik 4.6 Kesadaran Menderita Penyakit Hipertensi Responden …………….. 52
Grafik 4.7 Pengetahuan Responden mengenai Tekanan Darah………………… 52
Grafik 4.8 Pengetahuan Responden terhadap Komplikasi Hipertensi …………. 53
Grafik 4.9 Onset Penyakit Hipertensi pada Responden ……………………….. 53
Grafik 4.10 Pengetahuan Responden terhadap Penyakit Lain yang diderita…… 54
Grafik 4.11 Hipertensi Mengganggu Kualitas Hidup Responden……………… 56
Grafik 4.12 Penyakit Hipertensi Mengganggu Aktivitas ……………………… 56
Grafik 4.13 Keinginan untuk Menjaga Pola Makan Karena Hipertensi ……….. 57
Grafik 4.14 Hambatan Berpergian Jauh Karena Hipertensi pada Responden …. 57
Grafik 4.15 Keikhlasan Responden Menerima Penyakit Hipertensi…………… 58
Grafik 4.16 Keikhlasan Menerima Hipertensi Berpengaruh terhadap Kepatuhan
Minum Obat pada Responden …………………………………….. 58
Grafik 4.17 Responden Berdoa untuk Kesembuhan …………………………… 59
Grafik 4.18 Riwayat Hipertensi pada Keluarga Responden …………………… 60
Grafik 4.19 Riwayat Meninggal Karena Hipertensi pada Keluarga Responden.. 60
Grafik 4.20 Riwayat Meninggal Karena Hipertensi pada Lingkungan Responden
……..…………………………………………………………………………… 61
Grafik 4.21 Motivasi Responden untuk Menambah Pengetahuan Hipertensi
karena Terdapat Keluarga yang Hipertensi………………………… 61
xvi
Grafik 4.22 Kontrol Tekanan Darah Responden……………………………….. 62
Grafik 4.23 Konsumsi Obat Anti-Hipertensi pada Responden ………………… 63
Grafik 4.24 Kepatuhan Minum Obat Anti-Hipertensi pada Responden ……….. 63
Grafik 4.25 Putus Obat Anti-Hipertensi pada Responden……………………… 64
Grafik 4.26 Konsumsi Buah-buahan pada Responden ………………………… 68
Grafik 4.27 Konsumsi Sayur-sayuran pada Responden ……………………….. 68
Grafik 4.28 Konsumsi Makanan yang digoreng pada Responden …………….. 69
Grafik 4.29 Mengurangi Asupan Garam pada Responden …………………….. 69
Grafik 4.30 Konsumsi Masakan Cepat Saji >3 kali/minggu pada Responden…..70
Grafik 4.31 Konsumsi Kopi Responden ……………………………………… 70
Grafik 4.32 Frekuensi Konsumsi Kopi > 2 Cangkir/hari pada Responden ……. 71
Grafik 4.33 Konsumsi Alkohol pada Responden ……………………………… 71
Grafik 4.34 Responden Menjaga Berat Badan ………………………………… 72
Grafik 4.35 Pengetahuan Responden mengenai Pengaruh Berat Badan terhadap
Tekanan Darah …………………………………………………….. 72
Grafik 4.36 Aktivitas Fisik (Kegiatan Rumah) Harian Responden …………… 73
Grafik 4.37 Jenis Aktivitas Fisik atau Olahraga pada Responden……………… 73
Grafik 4.38 Kebiasaan Merokok Sebatang Sehari pada Responden …………… 74
Grafik 4.39 Sebagai Merokok Pasif …………………………………………… 74
Grafik 4.40 Responden Mudah Stress …………………………………………. 75
Grafik 4.41 Kekurangan Tidur Malam Hari pada Responden …………………. 75
Grafik 4.42 Tidak Memaksakan Diri Ketika Responden Lelah dan Cukup
Istirahat …………………………………………………………… 76
Grafik 4.43 Keinginan untuk Sembuh dari Hipertensi dengan Latar Belakang
Keluarga …………………………………………………………… 78
xvii
Grafik 4.44 Keinginan Responden Agar Keturunan Tidak Menderita
Hipertensi ………………………………………………………….. 78
Grafik 4.45 Keinginan Responden untuk Sembuh dan Tidak Minum Obat Anti-
Hipertensi ………………………………………………………….. 79
Grafik 4.46 Responden Mengetahui Prognosis Hipertensi Bila Rutin Kontrol…. 79
Grafik 4.47 Dukungan Keluarga untuk Tindakan Kuratif……………………… 80
Grafik 4.48 Dukungan Sembuh dari Keluarga dan Teman Responden………… 80
Grafik 4.49 Responden Sebagai Peserta JKN ………………………………….. 82
Grafik 4.50 JKN Membuat Responden Lebih Mudah Mengetahui Informasi
Mengenai Hipertensi ………………………………………………. 82
Grafik 4.51 JKN Membuat Responden Merasa Lebih Mudah Memeriksakan
Tekanan Darah ……………………………………………………. 83
Grafik 4.52 Pelayanan JKN Sesuai Harapan Responden……………………….. 83
Grafik 4.53 JKN Mempermudah Biaya Pengobatan Hipertensi Responden…… 84
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Informed Consent ………………………………………………..106
Lampiran 2 Kuesioner…………………………………………………………..107
Lampiran 3 Dokumentasi ……………………………………………………….112
Lampiran 4 Riwayat Penulis …………………………………………………113
xix
DAFTAR SINGKATAN
AHA : American Heart Assosiation
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
CCB : Calcium Channel Blocker
CO : Karbon Monoksida
DASH : Dietary Approaches to Stop Hypertension
GDP : Gula Darah Puasa
GRK-4 : G Protein Coupled Receptor Kinase type 4
Hb : Hemoglobin
HbCO : Karboksihemoglobin
HDL : High Density Lipoproteins
IMT : Indeks Massa Tubuh
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
JVPP : Jugular Venous Pulse and Pressure
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
LDL : Low Density Lipoprotein
OJK : Otoritas Jasa Keuangan
PBI-JKN : Penerima Bantuan Iuran JKN
PHBS : Pola Hidup Bersih dan Sehat
PMI : Palang Merah Indonesia
PTM : Penyakit Tidak Menular
RAA : Renin Angiotensin Aldosteron
RS : Rumah Sakit
SDGs : Sustainable Development Goals
SJSN : Sistem Jaminan Sosial Nasional
TGF-β : Transforming Growth Factor-Beta
WHO : World Health Organization
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang sering
ditemukan dalam praktik kedokteran primer dunia, termasuk di Indonesia. Hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa dari 10 penyebab
kematian tertinggi, 6 diantaranya disebabkan oleh penyakit tidak menular yang
menyebabkan 44 persen kematian.1 World Health Organization (WHO)
mengemukakan hipertensi merupakan salah satu dari 10 penyakit penyebab
kematian tersering di dunia.2 Data WHO tahun 2011 menunjukkan satu milyar
orang di dunia menderita Hipertensi, 2/3 diantaranya berada di negara
berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang.
Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun,
dimana 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara yang 1/3 populasinya
menderita hipertensi. Riskesdas tahun 2013 menunjukan bahwa prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 25,8%, hanya 1/3 diantaranya yang terdiagnosis.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita hipertensi tidak sadar telah
menderita hipertensi ataupun mendapatkan pengobatan yang tepat untuk
penyakitnya.3
Hipertensi disebut sebagai silent killer karena termasuk penyakit yang
mematikan dan penyakit ini sering tidak disertai gejala awal. Perubahan gaya
hidup sosial ekonomi masyarakat diduga menjadi dasar atas prevalensi hipertensi
yang tinggi. Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya
hidup yang buruk dan faktor risiko lainnya.3,4 Banyak faktor risiko dari hipertensi
yang dapat diubah. Salah satu upaya untuk mencegah faktor risiko hipertensi
adalah dengan adanya motivasi dari diri seseorang.5
Motivasi untuk mengendalikan penyakit hipertensi bisa berasal dari dalam
diri maupun dari luar. Motivasi dapat timbul karena adanya pengalaman.
Pengalaman tersebut dapat terjadi pada diri sendiri (internal) maupun pada orang
lain(eksternal).6
2
Sedangkan pengetahuan tentang hipertensi berpengaruh terhadap sikap
seseorang terhadap penyakit hipertensi. Adanya pengetahuan mengenai hipertensi
akan membuat pasien hipertensi peduli dengan kesehatan yang dimilikinya
dengan cara mengikutsertakan diri dalam asuransi kesehatan.7
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah disediakan oleh negara
untuk masyarakat Indonesia. Dalam sebuah studi mengenai asuransi kesehatan,
subjek yang memiliki asuransi lebih mungkin untuk menerima pengobatan anti-
hipertensi, untuk mengendalikan tekanan darah, dan untuk mendapatkan
kunjungan lebih tinggi ke profesional kesehatan dibandingkan dengan subjek
yang tidak diasuransikan. Mereka yang tidak menggunakan asuransi kesehatan
akan cenderung mendapat terapi lebih sedikit, mendapatkan kontrol faktor risiko
yang lebih rendah, dan juga memiliki tekanan darah yang tidak terkontrol.
Penurunan pravelensi hipertensi di Indonesia dapat dicapai dengan program
JKN yang menyadarkan dan membimbing masyarakat dalam menghadapi
hipertensi. Salah satu bentuk implementasi program JKN yang diselenggarakan
oleh Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah
Program pengendalian penyakit kronis (Prolanis) yang terfokus untuk pasien
hipertensi. Diharapkan di era JKN masyarakat menjadi sadar dan termotivasi
untuk mencegah, dan mengendalikan hipertensi sehingga tidak terjadi
komplikasi.7
Dari permasalahan tersebut penulis dapat melihat bahwa terdapat hubungan
timbal balik antara penyakit hipertensi dengan motivasi pasien untuk
mengendalikan penyakit hipertensi. Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan
merupakan salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama yang sudah bekerjasama
dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Oleh karena itu
penulis tertarik menyusun skripsi yang berjudul “Gambaran Motivasi Pasien
Hipertensi dalam Pengendalian Penyakit Hipertensi pada Pasien Jaminan
Kesehatan Nasional” studi kasus yang dilakukan di Klinik Makmur Jaya
Tanggerang Selatan, untuk menggambarkan motivasi pengendalian hipertensi
yang dilakukan pasien hipertensi JKN. Penelitian ini belum pernah diangkat
sebelumnya, membuat penulis tertarik untuk meneliti.
3
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran motivasi pasien hipertensi dalam pengendalian penyakit
hipertensi pada pasien JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan?
1.3 Hipotesis
Gambaran motivasi pasien hipertensi dalam pengendalian penyakit hipertensi
pada pasien JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan adalah baik.
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui gambaran motivasi pasien hipertensi dalam
pengendalian penyakit hipertensi pada pasien JKN di Klinik Makmur
Jaya Tanggerang Selatan.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan pasien hipertensi dalam
mengendalikan penyakit hipertensi di era JKN.
2. Untuk mengetahui gambaran karakteristik responden hipertensi di era
JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan
3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan responden hipertensi di era
JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan
4. Untuk mengetahui gambaran kualitas hidup responden hipertensi di era
JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan
5. Untuk mengetahui gambaran riwayat keluarga responden hipertensi di
era JKN di Klinik MakmurJaya Tanggerang Selatan
6. Untuk mengetahui gambaran tindakan kuratif hipertensi pada
responden hipertensi di era JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang
Selatan
7. Untuk mengetahui gambaran gaya hidup responden hipertensi di era
JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan
4
8. Untuk mengetahui gambaran pelayanan di era JKN pada responden
hipertensi di era JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat bagi penulis
1. Mendapat wawasan dan pengetahuan dibidang kesehatan komunitas.
2. Dapat mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan pasien
hipertensi pengguna JKN di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan
terhadap upaya pengendalian penyakit hipertensi.
1.5.2 Manfaat bagi institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan dan
menjadi referensi untuk peneliti lain dimasa yang akan datang.
1.5.3 Manfaat bagi tempat penelitian
Memberikan informasi penelitian pelayanan kepada klinik dan
BPJS Kesehatan.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hipertensi
2.1.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi atau disebut juga peningkatan tekanan darah, adalah kondisi
dimana telah terjadi peningkatan tekanan pada pembuluh darah yang menetap.
Tekanan darah tercipta dari tekanan yang timbul karena adanya dorongan
darah saat melewati pembuluh darah arteri. Semakin tinggi tekanan dalam
pembuluh darah semakin keras juga jantung harus memompa darah ke seluruh
tubuh.8
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 130 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat.9,10
Tekanan darah yang normal yaitu sistolik 120 mmHg dan diastolik 80
mmHg sangat berpengaruh terhadap efisiensi fungsi dari organ-organ vital,
seperti jantung, otak, dan ginjal.8,11
Hipertensi membutuhkan tatalaksana seumur hidup baik secara
farmakologis dan pengaturan gaya hidup agar tekanan darah terkontrol. Gaya
hidup menurut Kottler (2002) adalah pola hidup seseorang di dunia yang
menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi
dengan lingkungannya.12
2.1.2 Epidemiologi Hipertensi
Pada tahun 2008, kurang lebih 40% orang dengan usia 25 tahun keatas
telah terdiagnosis hipertensi di seluruh dunia. Jumlah pasien dengan
hipertensi melambung tinggi dari 600 juta pada tahun 1980, menjadi
6
satu juta pada tahun 2008. Pravelensi hipertensi tertinggi berada di Afrika,
yaitu 46% orang dengan usia 25 tahun keatas, sementara pravelensi terendah
berada di Amerika yaitu 35% seperti dalam Gambar 2.3 dibawah ini;8
Gambar 2.1 Pravelensi Hipertensi di Berbagai Negara
Sumber: WHO, 2011
Angka pravelensi hiepertensi cenderung lebih tinggi pada negara dengan
pendapatan rendah dan menengah dibanding negara pendapatan tinggi. Hal ini
juga dipengaruhi oleh penduduk pada negara tersebut, lebih banyak orang
yang tinggal pada negara dengan pendapatan rendah dan menengah, dan juga
pada negara ini, sistem kesehatan masih lemah sehingga banyak pula pasien
hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik, tidak mendapat tatalaksana,
bahkan tidak terdiagnosis.8
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, pravelensi hipertensi di Indonesia
mencapai 25,8% dari penduduk dewasa, sebagian besar diantaranya
merupakan penduduk dengan tingkat pendidikan dan ekonomi yang
rendah.13,14 Hipertensi mempengaruhi dan salah satu penyebab peningkatan
morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular. Hipertensi merupakan
faktor risiko yang independen untuk penyakit infark miokardium, gagal ginjal
kronik, iskemia dan stroke hemorargik, gagal jantung, dan kematian prematur.
7
Jika hipertensi tidak terkontrol dan atau tidak diobati dengan benar, makan
hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit gagal ginjal kronik dan
mempercepat onset terjadinya kerusakan vaskular dan ginjal.15
2.1.3 Klasifikasi menurut American Heart Assosiation 2017 (AHA 2017)
Pada tahun-tahun sebelumnya, kondisi hipertensi diklasifikasikan ketika
tekanan darah mencapai 140/90 mm Hg atau lebih tinggi, namun guideline
klasifikasi hipertensi telah diperbaharui. Hipertensi dikatakan bila tekanan
darah mencapai 130/80 mm Hg atau lebih. Dalam guideline terbaru dijelaskan
pula tentang rekomendasi tatalaksana hipertensi yaitu pengobatan dan
modifikasi gaya hidup. Klasifikasi prehipertensi dalam guideline terbaru
dihapuskan dan diganti menjadi elevated atau meningkat. Klasifikasi
hipertensi dapat dilihat dalam Tabel 2.1 dan Tabel 2.2
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistolik
Tekanan Darah
Diastolik
Normal <120 mm Hg Dan <80 mm Hg
Meningkat 120 – 129 mm Hg Dan <80 mm Hg
Hipertensi stage 1 ≥130 – 139 mm Hg Atau 80 - 89 mm Hg
Hipertensi stage 2 ≥140 mm Hg Atau ≥90 mm Hg
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi
Sumber: AHA 2017
Krisis Hipertensi Tekanan
Darah Sistolik
Tekanan Darah
Diastolik
Hipertensi Urgensi >180 mm Hg dan /
atau
>120 mm Hg
Hipertensi
Emergensi
>180 mm Hg dan
Kerusakan organ target
dan /
atau
>120mmHg +
Kerusakan organ
target
Tabel 2.2 Krisis Hipertensi: Emergensi dan Urgensi
Sumber: AHA 2017
8
Berdasarkan tabel di atas, klasifikasi hipertensi meningkat atau elevated
adalah bila tekanan lebih dari 120/80 mmHg, oleh karena itu akan banyak
orang yang masuk kedalam golongan hipertensi, namun pasien yang baru
tergolong hipertensi dapat melakukan tindakan pencegahan seperti
memodifikasi gaya hidup.16
Pasien dengan hipertensi urgensi terkait dengan peningkatan tekanan darah
yang sangat tinggi tetapi tidak melibatkan kerusakan dari organ target
sehingga kondisi stabil. Sementara pasien dengan hipertensi emergensi
mengalami peningkatan tekanan darah yang sangat tinggi dan berhubungan
dengan kerusakan organ target yang baru terjadi maupun yang sudah parah.16
2.1.4 Etiologi Hipertensi
Gambar 2.2 Faktor yang dapat Mencetus terjadinya Hipertensi
Sumber: WHO, 2011
Bagan di atas mengambarkan bahwa hipertensi bisa terjadi karena terdapat
berbagi hal yang mempengaruhi dan perjalanan penyakit hipertensi cukup
panjang untuk itu hipertensi disebut penyakit kronik dan berlangsung persisten
yang pada akhirnya bisa menimbulkan penyakit komplikasi.8
Penyebab hipertensi berdasarkan bagan di atas, diawali oleh faktor
determinan sosial yang buruk seperti globalisasi dan urbanisasi yang tinggi
dan tidak merata, penuaan usia seseorang, pendapatan seseorang dan negara
tempat ia tinggal, edukasi yang rendah, dan lingkungan tempat tinggal
9
termasuk kondisi rumah yang tidak menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dan padat penduduk. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap faktor
perilaku gaya hidup seseorang yang juga akan menjadi buruk seperti diet tidak
sehat seperti mengkonsumsi makanan cepat saji, mengkonsumsi makanan
yang mengandung garam tinggi sering dalam sehari-hari, mengkonsumsi
makanan manis berlebihan, mengkonsumsi alkohol, merokok, dan tidak
melakukan aktivitas fisik. Sehingga hal tersebut mencetus penyakit hipertensi
dan juga penyakit lain seperti obesitas, diabetes, dan hiperkolesterolemia.8
2.1.5 Jenis dan Etiopatogenesis Hipertensi
Tekanan darah tinggi diklasifikasikan menjadi tekanan darah primer
(esensial) dan tekanan darah tinggi sekunder.3,17
1. Hipertensi Primer
Hipertensi primer merupakan penyakit genetik multifaktorial
berupa penurunan gen abnormal yang akan memperbesar
kemungkinan orang tersebut menderita hipertensi. Jenis hipertensi ini
penyebabnya tidak diketahui (idiopatik). Penurunan gen berasal dari
keluarga kandung. Faktor lingkungan dan gaya hidup dapat
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi primer.
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder definisikan sebagai tekanan darah tinggi yang
disebabkan oleh penyakit kronis, diantaranya adalah:
a. Penyakit Ginjal
Berupa penyakit yang terkait dengan vasokonstriksi pada
renovaskular sehingga regulasi cairan terganggu. Hal ini
mengaktifkan sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAA).
Kemudian terjadi pelepasan rennin dari Juxtaglomerular Apparatus
yang membuat Angiotensinogen diubah menjadi Angiotensin I lalu
dengan bantuan Angiotensin Converting Enzymes diubah menjadi
Angiotensin II. Angiotensin II menstimulasi Korteks Adrenal
untuk mensekresi aldosterone yang mengakibatkan retensi natrium
10
dan air sehingga dapat memperberat kerja jantung dapat
menyebabkan hipertensi.18 Untuk menggambarkan proses tersebut,
dapat dilihat pada Gambar 2.5 dibawah ini.19
Gambar 2.3 Sistem Renin Angiotensin
Sumber: Jefri PS, 2015
b. Gangguan Endokrin
Salah satu penyakit pada gangguan sistem endokrin yang paling
erat hubungannya dengan hipertensi adalah penyakit DM. Kadar
kolesrrol Low Density Lipoprotein (LDL) meningkat pada pasien
obesitas dan DM. Low Density Lipoprotein akan teroksidasi sehingga
mudah untuk menempel pada sel edotel pembuluh darah dan menjadi
deposit lipid. Penumpukan ini menyebabkan jejas pada endotel dan
memicu respon inflamasi dan terjadi rekrutmen mediator inflamasi
seperti monosit dan migrasi miosit. Monosit yang berperan sebagai
makrofag akan menempel dan penetrasi menuju lapisan yang lebih
dalam dibawah tunika intima pada endotel pembuluh darah. Low
Density Lipoprotein yang telat teroksidasi dan menjadi deposit lipid di
11
dinding pembuluh darah akan dikenali oleh makrofag melalui receptor
scavenger dan terjadi fagositosis. Hasil dari fagositosis akan
membentuk sel busa atau foam cell dan selanjutnya akan menjadi fatty
streak. Hal ini akan merangsang proliferasi dan migrasi sel-sel otot
polos dari tunika media ke tunika intima dan terjadi akumulasi kolagen
dan elastin sehingga plak membesar dan terbentuk fibrous cap dan
terbentuklah plak aterosklerosis yang membuat lumen pembuluh darah
menyempit dan dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu,
keadaan hiperglikemia pada pasien DM dapat memcu aktivitas protein
kinase C yang akan meningkatkan ekspresi transforming growth
factor-beta (TGF-β) sehingga terjadi kekakuan dan abnormalitas
struktur pembuluh darah.20,21
Gambar 2.4 Patogenesis Aterosklerosis
Sumber: Robbins, 2015
12
2.1.6 Faktor Risiko Hipertensi
Gambar 2.5 Jenis Faktor Risiko Hipertensi
Sumber: AHA, 2017
Secara garis besar faktor risiko hipertensi diklasifikasikan dalam dua
bentuk yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi atau dapat diubah
tergantung dari kebiasaan dan pola hidup keseharian dan yang tidak dapat
dimodifikasi
1. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
a. Merokok
Rokok mengandung nikotin, gas karbon monoksida (CO), dan zat
karsinogenik lainnya. Asap rokok dapat menimbulkan radikal bebas di
dalam tubuh yang dapat mencetuskan terjadinya aterosklerosis
sehingga dapat mengakibatkan hipertensi. Dampak rokok terhadap
sistem metabolic antara lain dengan meningkatkan kadar glukoasa
darah, asam lemak bebas, dan kolestrol LDL. Low Density Lipoprotein
akan masuk ke sel endotel pembuluh darah dan teroksidasi sehingga
mencetus respon inflamasi dan terbentuknya plak aterosklerosis dalam
pembuluh darah. Sementara sifat dari gas CO adalah toksik dan dapat
meningkatkan kadar karboksihemoglobin (HbCO) dalam darah
sehingga kemampuan hemoglobin (Hb) untuk mengangkut oksigen
13
keseluruh tubuh terhambat, jika hal ini berlangsung secara terus
menerus maka akan terjadi penurunan perfusi kejaringan dan otak. Hal
ini akan mencetus kompensasi berupa spasme pembuluh darah
sehingga memperparah penyempitan pembuluh darah dan berujung
pada peningkatan tekanan darah.22,23
b. Kurang Aktivitas Fisik
Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan latihan fisik ringan
hingga sedang mampu menurunkan risiko terjadinya mortalitas akibat
berbagai penyakit kardiovaskular pada pria dan wanita. Olahraga yang
teratur dan efektif dapat menurunkan risiko terjadinya hipertensi dan
membantu menurunkan tekanan darah pasien hipertensi. Olahraga
yang dianjurkan adalah jalan cepat yaitu jalan sejauh 30 meter per jam
setidaknya 30-45 menit setiap harinya secara teratur, bersepeda atau
bekerja di sekitar rumah atau pekarangan.24
c. Obesitas
Peningkatan berat badan meningkatkan risiko terkena penyakit
DM. Keadaan resistensi insulin pada pasien obesitasitas memicu
hidrolisis trigliserida menjadi asam lemak bebas, menurunkan uptake
glukosa pada otot dan menurunkan cadangan glukosa pada hati
sehingga terjadi peningkatan glukosa darah. Hal ini memicu umpan
balik berupa produksi insulin yang tinggi dan terjadi hiperinsulinemia,
hal ini dapat menganggu metabolisme kolestrol sehingga terjadi
peningkatan kadar LDL yang dapat teroksidasi dalam sel endotel
pembuluh darah dan membentuk plat aterosklerosis sehingga terjadi
peningkatan tekanan darah. Hiperinsulinemia juga dapat mengaktivasi
sistem RAA yang berujung pada hipertensi.25
14
d. Pola Makan
a) Asupan Garam Tinggi
Dalam garam terkandung natrium. Konsumsi natrium yang
berlebih dapat meningkatkan konsentrasi natrium ekstraselular
meningkat. Untuk menstabilkannya, terjadi ekstravasasi cairan
dari intraselular sehingga cairan ekstraselular meningkat dan
terjadi hypervolemia yang berujung pada hipertensi.18
b) Konsumsi Alkohol
Peningkatan konsumsi alkohol jangka panjang berpengaruh
pada peningkatakan kadar kortisol dalam darah sehingga
mengaktivitasi dan meningkatkan renin-angiotensin dan
aldosteron, jika sistem RAA meningkat maka terjadi kenaikan
tekanan darah.26
c) Stres
Hipertensi dapat disebabkan karena stres psikologis. Pada
kondisi ini, produksi hormon adrenalin akan meningkat. Pelepasan
hormon adrenalin akan mengaktivasi reseptor beta-adrenergik.
Aktivasi reseptor ini akan meningkatkan influks kalsium ke dalam
sel jantung sehingga dapat meningkatkan denyut jantung dan
berhubungan dengan peningkatan tekanan sistolik. Stress yang
umumnya terjadi adalah karena pekerjaan, ekonomi, dan masalah
internal dalam keluarga.27
2. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
a. Usia
Terjadi perubahan pada sistem kardiovaskular dan tekanan darah
pada proses menua. Semakin bertambahnya umur jumlah kolagen fiber
pada dinding arteri dan arteriole meningkat, menyebabkan dinding
pembuluh darah ini lebih kaku, dan menurunkan tingkat elastisitas
pembuluh darah, hal ini menyebakan peningkatan total peripheral
resistance, yang dapat berujung pada hipertensi.28
15
b. Genetik
Variasi gen yang diturunkan yang mengkodekan sebuah protein
yang disebut G Protein Coupled Receptor Kinase type 4 (GRK-4). Para
peneliti berspekulasi bahwa gen tersebut menyebabkan terjadinya
peningkatan pembentukan angiotensinogen yang dapat menghasilkan
Angiotensin II sebagai vasokonstriktor kuat dan mendorong terjadinya
retensi natrium dan air.18
c. Jenis Kelamin
Dari berbagai penelitian, insidens hipertensi lebih banyak
ditemukan pada pria dibandingkan wanita usia premenopause. Pada
wanita faktor risiko terjadinya hipertensi akan meningkat setelah masa
menopause akibat perubahan aktivitas hormon.29
2.1.7 Gejala Klinis Hipertensi
Hipertensi merupakan silent-killer, atau penyakit yang dapat membunuh
tanpa tanda dan gejala klinis yang jelas. Sangat jarang penyakit hipertensi
menimbulkan gejala khas pada stage awal sehingga banyak orang dengan
hipertensi yang tidak terdiagnosis. Gejala yang paling sering muncul untuk
menandai penyakit hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah sistolik dan
diastolik. Terkadang hipertensi dapat menimbulkan gejala pusing, sakit
kepala, nyeri dada, palpitasi, pemendekan pernapasan, dan perdarahan pada
hidung. Dalam pembuluh darah pasien hipertensi, dapat terbentuk bulges atau
aneurisma karena tingginya tekanan yang terdapat dalam pembuluh darah,
pembuluh darah mudah tersumbat karena terbentuknya clog dan akhirnya bisa
membuat pembuluh darah pecah. Tekanan tinggi pada pembuluh darah juga
dapat menyebabkan kebocoran darah ke otak dan terjadilah stroke.8
2.1.8 Komplikasi Hipertensi
Hipertensi menyebabkan kerusakan pembuluh darah pada arteri.
Terjadinya aterosklerosis pada pembuluh darah coroner dapat menurunkan
16
suplai oksigen ke myocardial sehingga dapat menyebabkan iskemik
miokardial, sementara pada pembuluh darah serebral dapat menyebabkan
stroke iskemik, dan pada aorta dapat mengakibatkan aneurisma. Hipertensi
juga dapat mempengaruhi kekuatan dari pembuluh darah, pda pembuluh darah
serebral dapat mengakibatkan stroke haemorrargic dan cognitive impairment,
pada mata dapat mengakibatkan retinopati, dan pada ginjal dapat
mengakibatjan neprosklerosis dan gagal ginjal.8
2.1.9 Diagnosis Hipertensi
Untuk menegakan diagnosis hipertensi harus meliputi pemeriksaan
tekanan darah, anamnesis lengkap, pemeriksan fisik, skrining untuk
mengetahui risiko terjadinya penyakit kardiovaskular lainnya, skrining untuk
mengetahui penyebab sekunder hipertensi, identifikasi komplikasi dan faktor
komorbid lainnya, dan intervensi yang mungkin diperlukan. Hal-hal yang
perlu dievaluasi dalam mendiagnosis hipertensi adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan tekanan darah
Penilaian tekanan darah yang komprehensif harus meliputi
beberapa kali pengukuran tekanan darah, atau pada dua waktu yang
terpisah atau berbeda, setidaknya dua kali pengukuran. Minimal
dilakukan satu kali atau lebih pada setiap minggu atau secepatnya jika
progresivitas hipertensi semakin parah. Tekanan darah dapat diukur
menggunakan Aneroid Sphygmomanometer atau alat pemeriksa
tekanan darah digital otomatis yang dilakukan oleh pasien (bukan
tenaga ahli kesehatan) maupun tenaga ahli kesehatan. Banyak instansi
kesehatan yang tidak cukup hanya mengetahui tekanan darah sewaktu
yang dilakukan oleh professional kesehatan, tetapi tetap membutuhkan
nilai tekanan darah sebelumnya yang dilakukan dirumah, hal ini
bertujuan untuk mengakuratkan pembacaan nilai tekanan darah pasien
yang akan berpengaruh kepada tatalaksana yang akan diberikan.15,30
17
2. Anamnesis
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Yang harus terkandung adalah pertenyaan mengenai lama
terjadinya hipertensi, tekanan darah sebelumnya yang telah terukur,
riwayat terapi yang sudah pernah dilakukan untuk hipertensi
sebelumnya dan obat yang sedang diminum meliputi nama obat,
kandungan obat, dosis obat, frekuensi penggunaan obat dalam sehari,
respon obat, dan efek samping obat yang dikeluhkan pasien.15,30
b. Riwayat Penyakit Dahulu, Keluarga dan Riwayat Sosial
Pasien hipertensi kebanyakan adalah asimptomatis, akan tetapi
gejala-gejala spesifik yang ditelaah lebih lanjut dapat menjadi indikasi
terjadinya hipertensi sekunder atau hipertensi komplikasi, untuk itu
penting untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu dan riwayat
penyakit keluarga. Riwayat penyakit keluarga meliputi riwayat
penyakit keturunan dan riwayat kesehatan anggota keluarga. Dalam
anamnesis harus disertakan pertanyaan riwayat keluarga yang
menderita hipertensi atau penyakit kardiovaskular lainnya. Pertanyaan
terkait faktor risiko hipertensi seperti berat badan sekarang, merokok,
penyakit lain seperti obesitas, dislipidemia, diabetes mellitus, dan
aktivitas fisik harian harus ada. Pertanyaan mengenai penyakit berat
lain juga diperlukan. Penyakit yang erat kaitannya dengan hipertensi
adalah penyakit dan gejala klinis gagal ginjal, palpitasi, kelemahan
otot, tremor, berkeringat banyak, hipotiroidisme, hipertiroidisme, dan
riwayat penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan tekanan
darah. Tanyakan juga mengenai riwayat sakit kepala yang biasanya
terjadi pada pasien hipertensi menahun. Karakteristik sakit kepala yang
terjadi biasanya pada pagi hari dan terasa berat dibagian oksipital.
Pertanyaan mengenai lingkungan sekitar, masalah personal yang
sedang dihadapi juga diperlukan untuk melihat adakah faktor stress
psikososial dan depresi. Tanyakan pula mengenai riwayat kontrol
untuk penyakit hipertensi dan penyakit berat penyerta lainnya.15,31
18
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan nadi yaitu frekuensi atau
pulsasi, irama, dan isi. Pemeriksaan Jugular Venous Pulse and
Pressure (JVPP), dan pemeriksaan fisik thoraks lengkap meliputi
inspeksi, perkusi, palpasi, dan auskultasi. Untuk melihat faktor risiko
dari obesitas yang dapat mengarah ke DM dapat dilakukan
pemeriksaan antropometri yang meliputi berat badan, tingg badan, dan
menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT), dan dilakukan pengukuran
lingkar pinggang.15
4. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan terakhir untuk
menegakan diagnosis hipertensi dan membantu memprediksi risiko
terjadinya penyakit kardiovaskular. Dapat dilakukan pemeriksaan
Urine Dip Stick for Blood jika terdapat abnormalitas, kirimkan urin
untuk pemeriksaan mikroskopis. Selain itu periksa juga kadar albumin
dan protein dan serum urea serta elektrolit dalam urin. Pemeriksaan
darah lengkap seperti Hb dan hematokrit, Gula Darah Puasa (GDP),
serum puasa kolestrol total, LDL, High Density Lipoproteins (HDL)
kolestrol, dan trigliserida juga harus diperiksa. periksa juga marker
jantung Hba1c, dan ureum serta kreatinin clearance jika diperlukan.
Pemeriksaan EKG dilakukan ntuk mendeteksi atrial fibrilasi, hipertrofi
ventrikel kiri, dan riwayat ischaemic heart disease sebelumnya.15
2.1.10 Tatalaksana Hipertensi
Tatalaksana hipertensi tindakan kuratif atau pengendalian yang dilakukan
pada saat terjadi penyakit yang bertujuan untuk penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit, dan pengendalian penyakit.
Pedoman terbaru yang dikeluarkan oleh AHA untuk mengatasi hipertensi
adalah mengkombinasikan pengobatan farmakologis yaitu dengan obat anti-
hipertensi dan pengobatan non-farmakologis dengan cara modifikasi gaya
hidup yang dapat mempengaruhi tekanan darah.16
19
1. Tatalaksana Non-Farmakologis
Memodifikasi gaya hidup merupakan upaya preventif yang efektif
untuk mencegah onset hipertensi menuju keparahan. Perubahan gaya
hidup dapat menurunkan tekanan darah sistolik sekitar 4 sampai 11
mmHg untuk pasien hipertensi, untuk penurunan tekanan darah yang
lebih signifikan, perlu dilakukan diet khusus dan olahraga.10,15,16
a. Aktivitas Fisik
Berdasarkan data epidemiologis, aktivitas fisik yang dilakukan
secara regular dengan intensitas olahraga kardio dan respirator
menengah hingga tinggi memberikan proteksi untuk hipertensi
bahkan untuk orang yang normotensi agar tercegah dari hipertensi.
Aktivitas fisik dapat dilakukan sekitar 15 hingga 45 menit setiap
harinya atau 1,5 jam hingga 5 jam dalam satu pekan. Aerobik
secara regular, dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar
3,2 mmHg dan diastolik sabesar 2,7 mmHg. Namun untuk
hipertensi di atas Grade 3, latihan dan aktivitas fisik sebaiknya
ditunda apabila tekanan darah sewaktu istirahat tinggi. Aktivitas
fisik dilakukan secara hati-hati dan tidak membahayakan.
Diperlukan pula aktivitas fisik untuk meregangkan otot setidaknya
dilakukan 2 hari sekali.
b. Pemantauan Berat Badan
Pemantauan berat badan dapat dilakukan dengan rutin
memeriksakan berat badan dan tinggi badan yang dapat dilakukan
secara mandiri ataupun di fasilitas kesehatan lalu hitung IMT,
selain itu dapat pula dilakukan pengukuran lingkar pinggang
menggunakan pita ukur. Dikatakan dalam guideline AHA 2017,
setiap satu kilogram penurunan berat badan pada pasien hipertensi
dalam menurunkan tekanan darah sebesar 1 mm Hg.
20
c. Diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH)
Diet DASH merupakan diet yang diperuntukan bagi pasien
hipertensi dan mampu membantu menurunkan tekanan darah.
Dalam diet DASH, makanan yang difokuskan adalah banyak
mengkonsumsi buah, sayur, gandum utuh, dan produk susu rendah
lemak. Hal tersebut dilakukan agar dapat meningkatkan
mikronutrien tertentu seperti potassium, kalsium, magnesium, dan
serat. Telah terbukti, pada pasien baik hipertensi maupun tidak
hipertensi, diet ini dapat menurunkan tekanan darah sistolik
sebesar kurang lebih 3 mmHg hingga 11 mmHg. Perubahan pola
hidup yang dikombinasikan dengan diet DASH, dapat terlihat
hasilnya setelah dilakukan selama 4 sampai 6 bulan.
d. Pengurangan Konsumsi Garam
Penguraman sodium atau garam merupakan tindakan preventif
hipertensi dan dapat menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi terutama pasien hipertensi di atas Grade 3. Pengurangan
konsumsi garam juga dapat mencegah penyakit kardiovaskular.
Jumlah konsumsi garam yang direkomendasikan berdasarkan
Guideline AHA tahun 2017 adalah 1.000 mg per hari atau setara
dengan kurang lebih 2 sendok the per hari. Pasien hipertensi yang
sudah mengkonsumsi obat anti-hipertensi dan mengaplikasikan hal
ini dapat menurunkan tekanan darah sistolik sekitar 3 mmHg.
Penurunan tekanan darah akan lebih signifikan bila dilakukan diet
DASH dan penurunan berat badan.
e. Berhenti Merokok
Dampak dan efek samping dari merokok sudah tidak dapat
ditolerir dan sangat berbahaya, untuk itu dianjurkan untuk benar-
benar berhenti merokok, bisa dilakukan edukasi dan support agar
pasien dapat berubah.
21
f. Pengurangan jumlah konsumsi alkohol
Direkomendasikan oleh AHA, konsumsi alkohol maksimal
untuk pria paling banyak adalah dua standar penyajian setiap hari
nya, dan wanita paling banyak adalah satu standar penyajian setiap
harinya, dan tidak boleh lebih dari 4 standar penyajian dalam satu
waktu meskipun dalam keseharian tidak mengkonsumsi alkohol.
g. Pengurangan konsumsi kopi
Kafein dalam kopi dapat mempengaruhi tekanan darah.
Kandungan kafein pada setiap cangkir kopi adalah 60,4-80,1 mg.
Peningkatan tekanan darah ini terjadi melalui mekanisme biologi
yaitu kafein mengikat reseptor adenosin, mengaktivasi sistem saraf
simpatik dengan meningkatkan katekolamin dalam plasma, dan
menstimulasi kelenjar adrenalin serta meningkatkan produksi
kortisol. Hal ini berdampak pada vasokonstriksi dan meningkatkan
total resistensi perifer, yang akan menyebabkan tekanan darah
naik. AHA 2017 merekomenadasikan maksimal konsumsi kopi
adalah 2 cangkir perhari.10,81
2. Tatalaksana Farmakologis
Dalam guideline AHA tahun 2017 terbaru, tatalaksana hipertensi
mengkombinasikan dua obat anti-hipertensi untuk mencapai tekanan darah
kurang dari 130/80 mmHg dan dispesifikasikan untuk populasi tertentu
dengan alasan orang kulit hitam lebih sering terkena hipertensi dibanding
orang kulit putih. Obat anti-hipertensi diuretik seperti Thiazide dan
Calcium Channel Blocker (CCB) terbukti lebih efektif dalam menurunkan
tekanan darah dibandingkan golongan obat anti-hipertensi lainnya.
Kontrol setiap bulan juga diperlukan untuk melihat respon dari pengobatan
yang telah diberikan.10
22
2.2 Pengendalian Penyakit
2.2.1 Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Penyakit Tidak Menular (PTM) secara global telah mendapat perhatian
serius dengan masuknya PTM sebagai salah satu target dalam Sustainable
Development Goals (SDGs) 2030 khususnya pada Goal 3: Ensure healthy
lives and well-being. Hal ini didasari pada fakta yang terjadi di banyak negara
bahwa perubahan gaya hidup juga diiringi dengan meningkatnya prevalensi
obesitas, kanker, penyakit jantung, diabetes dan penyakit kronis lainnya.32
Berbagai upaya telah dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan
PTM, sejalan dengan pendekatan WHO, ditingkat komunitas telah diinisiasi
pembentukan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM dimana dilakukan
deteksi dini faktor risiko, penyuluhan dan kegiatan bersama komunitas untuk
menuju Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Di tingkat pelayanan kesehatan juga
telah menginisiasi berbagai macam program pengendalian PTM. Di fasilitas
kesehatan tingkat pertama selaku kontak pertama masyarakat ke sistem
kesehatan, terdapat Program Pengendalian Penyakit Kronis (Prolanis) sebagai
salah satu program dari BPJS Kesehatan yang terfokus pada penyakit
hipertensi dan Diabetes Melitus tipe 2 (DM tipe 2).32
2.2.2 Prolanis
Program Pengendalian Penyakit Kronis (Prolanis) merupakan upaya
promotif dan preventif yang dilakukan oleh BPJS kesehatan pada era JKN
berupa sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang
dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas Kesehatan
(Faskes) dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi
peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai
kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif
dan efisien. Kegiatan Prolanis dapat membantu BPJS Kesehatan untuk
mengendalikan PTM.32
23
1. Tujuan Prolanis
Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas
hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung
ke Faskes Tingkat Pertama memiliki hasil “baik” pada pemeriksaan
spesifik terhadap penyakit DM Tipe 2 dan hipertensi sesuai Panduan
Klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi
penyakit. 33 Kualitas hidup yang dimaksud adalah persepsi subjektif
dari individu terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan
dalam kehidupan sehari-hari yang dialami.
2. Sasaran Prolanis
Seluruh Peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakit kronis (DM
tipe 2 dan hipertensi). 33
3. Bentuk Pelaksanaan Prolanis
Aktivitas dalam Prolanis meliputi aktifitas konsultasi medis atau
edukasi, home visit, reminder, aktifitas klub dan pemantauan status
kesehatan. 33
4. Aktivitas Prolanis
a. Konsultasi Medis Peserta Prolanis
Jadwal konsultasi disepakati bersama antara peserta dengan
Faskes Pengelola.
b. Edukasi Kelompok Peserta Prolanis
Edukasi Klub Risiko Tinggi atau Risti adalah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam upaya memulihkan
penyakit dan mencegah timbulnya kembali penyakit serta
meningkatkan status kesehatan bagi peserta Prolanis. 33 Diharapkan
peserta Prolanis juga mengenal dan mengetahui jenis penyakit
sejak tingkat awal dari gejala penyakit yang dirasakan serta
mendapatkan pengobatan dan melakukan tindakan kuratif yang
tepat dan segara.
24
2.3 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
2.3.1 Definisi JKN
JKN dapat diartikan sebagai sebuah program jaminan sosial yang
menjamin biaya pemeliharaan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan dasar
kesehatan yang diselenggarakan nasional secara bergotong-royong wajib
diikutsertakan oleh seluruh penduduk Indonesia dengan membayar iuran
berkala atau iurannya yang dibayarkan oleh Pemerintah kepada BPJS
Kesehatan.34
2.3.2 Tujuan dan Manfaat JKN
Tujuan diadakan JKN untuk memberikan manfaat pemeliharaan kesehatan
dan perlindungan akan pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang
terkandung dalam UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Pasal 19 Ayat
12. Manfaatnya adalah mendapat pelayanan dalam bidang kesehatan secara
perorangan yang komprehensif, mencakup pelayanan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis, hal ini terkandung
dalam UU SJSN Pasal 22 Ayat (1), (2), dan Pasal 23, 24, 25, 26. Manfaat
medis mencakup penyuluhan kesehatan, konsultasi, pemeriksaan penunjang
diagnostik, tindakan medis dan perawatan, tranfusi, obat-obatan, bahan medis
habis pakai, rehabilitasi medis, pelayanan kedokteran forensik, serta
pelayanan jenazah. Sementara manfaat non-medis meliputi akomodasi layanan
rawat inap dan ambulans. Akomodasi layanan rawat inap terbagi atas tiga
kelas ruang perawatan, dari kelas tertinggi ke kelas terendah yaitu kelas 1,
kelas 2, dan kelas 3.34,35
2.3.3 Pelaku JKN
Penyelenggaraan JKN dilaksanakan oleh empat pelaku utama yaitu:34
1. Peserta JKN
Peserta JKN adalah setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Orang asing yang bekerja di
Indonesia paling singkat enam bulan dan telah membayar iuran juga
25
termasuk peserta. Peserta wajib membayar iuran JKN secara teratur dan
terus menerus. Peserta JKN terbagi atas dua kelompok utama, yaitu
Penerima Bantuan Iuran (PBI-JKN) dan Bukan Penerima Bantuan Iuran
(bukan PBI-JKN). PBI-JKN mendapatkan subsidi iuran JKN dari
pemerintah dan bukan PBI wajib membayarkan iuran JKN oleh dirinya
sendiri atau bersama-sama dengan majikannya.
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
3. Fasilitas Kesehatan
BPJS Kesehatan membangun jaringan fasilitas kesehatan dengan cara
bekerja sama dengan fasilitas kesehatan milik pemerintah atau swasta
untuk menyelenggarakan pelayanan kesehataan bagi peserta JKN dan
keluarganya. Jaringan fasilitas kesehatan ini terbagi atas tiga kelompok
utama, yaitu:
a. Fasilitas kesehatan tingkat pertama
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan non-spesialistik. Fasilitas
pertama mencakup puskesmas (atau yang setara), praktek dokter,
praktek dokter gigi, Klinik Pratama (atau yang setara), dan Rumah
Sakit (RS) kelas D-Pratama (atau yang setara).
b. Fasilitas kesehatan tingkat lanjutan
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan spesialistik dan
subspesialistik. Fasilitas kesehatan ini mencakup Klinik Utama (atau
yang setara), RS Umum, RS Khusus.
c. Fasilitas kesehatan pendukung
Melayani pelayanan obat, optik, dan dukungan medis lainnya.
Fasilitas kesehatan ini mencakup Laboratorium, apotik, optik, Unit
Tranfusi Darah atau Palang Merah Indonesia (PMI), Praktek Bidan
atau Perawat yang setara, dll.
26
4. Pemerintah
Berperan dalam penentuan kebijakan (regulator), pembinaan, dan
pengawasan penyelenggaraan program JKN. Pemerintah yang terkait
adalah Dewan Jaminan Sosial Nasional, perumus kebijakan umum
pengawasan BPJS, Kementrian Kesehtaan (Kemenkes), regulator
pelayanan kesehatan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pengawasan BPJS,
kementerian terkait lainnya, Pemerintah Daerah, dan Badan Pemeriksa
Keuangan.
2.3.4 Penyakit Hipertensi dalam JKN
Cakupan penyakit yang di tanggung dalam program JKN sangat banyak,
salah satunya penyakit yang tergolong dalam diagnosa kegawat daruratan.
Sekiranya ada 171 jenis penyakit yang tergolong kategori gawat darurat,
contohnya hipertensi berat, demam beradarah, kejang, stroke, penyakit gawat
darurat yang tergolong dalam Penyakit Dalam salah satunya ada hipertensi
maligna.36
2.4 Motivasi
2.4.1 Definisi Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata latin movere yang artinya menimbulkan
pergerakan. Menurut Haggard motivasi didefinisikan sebagai kekuatan
psikologis yang menggerakan seseorang kearah beberapa jenis tindakan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), motivasi didefinisikan sebagai
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.37 Menurut Uno, motivasi
adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang
diindikasikan dengan adanya hasrat, minat, dorongan, kebutuhan, harapan,
cita-cita, penghargaan, dan penghormatan.38 Menurut Kort motivasi adalah
hasil faktor internal dan faktor eksternal. Motivasi adalah dorongan penggerak
untuk mencapai tujuan tertentu, baik disadari ataupun tidak. Motivasi dapat
timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) atau datang dari
lingkungan (motivasi ekstrinsik) menurut Herzberg.39
27
2.4.2 Teori-teori Motivasi
Maslow mengemukakan teori yang menyatakan bahwa tidak semua
perilaku dimotivasi dan bahwa teori perilaku tidak sama dengan teori
motivasi. Ada banyak determinan perilaku selain motif, dan berbagai motif
dapat terlibat dalam satu perilaku individu. Dengan menggunakan prinsip-
prinsip pada hierarki kebutuhan dasar Maslow, ada keterkaitan antar-
kebutuhan, yang disusun dalam bentuk piramida berdasarkan tingkat potensi
kebutuhan tersebut. Ada individu yang sangat termotivasi, sedangkan individu
lainnya memiliki motivasi yang lemah atau rendah. Jika satu kebutuhan telah
terpenuhi, maka kebutuhan tingkat kedua, ketiga, dan seterusnya sampai
tingkat kelima akan muncul. Maslow berpendapat bahwa dalam diri manusia
terdapat hirarki dari lima kebutuhan pokok seperti dapat dilihat pada gambar
berikut:40
Gambar 2.6 Tingkat Kebutuhan Pokok Manusia
Sumber: Teori Abraham Maslow dalam Ngalim Purwanto, 2009
Aktualisasi
Diri
Kebutuhan Sosial
Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan Rasa Aman dan Perlindungan
Kebutuhan Penghargaan
28
Kelima kebutuhan pokok manusia tersebut yaitu sebagai berikut:41,42,43
1. Kebutuhan fisiologis, yang terdiri dari kebutuhan akan makanan,
minuman dan kebutuhan fisik lainnya.
2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan ingin dilindungi dari bahaya
fisik dan emosional.
3. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan akan rasa kasih sayang, cinta,
keluarga, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan.
4. Kebutuhan penghargaan, baik penghargaan internal yaitu pujian,
respek sesama, kepercayaan diri maupun penghargaan eksternal seperti
upah atau hadiah.
Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan akan petumbuhan, pencapaian potensi
seseorang, pengakuan akan keberhasilan, dan pemenuhan diri sendiri.
2.4.3 Jenis-jenis Motivasi
Secara umum dilihat dari sifatnya, Muhibbin Syah mengatakan motivasi
diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu;
1. Motivasi intrinsik
Motivsai intrinsik berasal dari dalam diri dan dapat mendorong
individu melakukan suatu tindakan. Motivasi ini merupakan motivasi
yang rill atau sebenar-benarnya, yang memiliki nilai-nilai yang
sesungguhnya. Hal ini dapat terjadi karena ada prinsip tertentu yang
mempengaruhi seseorang.44,45
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik berasal dan datang dari luar individu yang
mendorong individu untuk malakukan suatu tindakan. Yang tergolong
klasifikasi ini adalah pujian atau dukungan dari orang lain, dll.46
Menurut Noor, terdapat tiga komponen utama yang terkandung dalam
motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Dorongan adalah kekuatan
mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan atau
pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan dilihat sebagai inti
dari motivasi menurut Noor.46 Menurut Rochman Natawidjaja, motivasi
29
adalah proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah
laku yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan atau untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Berikut skema motivasi menurut Rochman.47
Gambar 2.7 Skema Motivasi
Sumber: Rohman Natawidjadja, 1980
2.4.4 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Taufik, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik
dapat berupa:48
1. Kebutuhan
Kebutuhan atau need yang dimaksud merupakan kebutuhan baik
biologis maupun psikologis yang memotivasi seseorang untuk
melaukan sesuatu. Contohnya seperti makan dan minum maupun
beribadah.
2. Harapan
Seseorang termotivasi dengan adanya harapan keberhasilan yang
akan membuahkan keberhasilan atas apa yang dikerjakan.
Keberhasilan tersebut dan harga diri individu akan meningkat dan
menggerakan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya
harapan untuk sehat setelah minum obat.
3. Minat
Minat merupakan kegemaran atau keinginan terhadap sesuatu yang
timbul dalam diri seseorang tanpa ada yang menyuruh.
MOTIVASI
Dorongan
Kebutuhan
Motif Perbuatan
Tujuan
30
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik menurut
Taufik adalah:48
1. Dorongan Keluarga
Dorongan dan dukungan dari keluarga dapat mempengaruhi
motivasi seseorang karena keluarga merupakan orang terdekat dan
keluarga memiliki peran tanggung jawab terhadap anggota
keluarganya. Contohnya seperti dorongan dari keluarga untuk berobat,
dan adanya dukungan dan peringatan berkala dari keluarga untuk rutin
mengkonsumsi obat agar cepat sembuh.
2. Lingkungan
Selain keluarga, lingkungan berperan besar dalam memotivasi
seseorang dalam bertindak dan mencapai tujuan. Lingkungan
memberikan gambaran atau contoh berbagai macam perilaku dalam
masyarakat yang dapat mencetus motivasi pada individu. Contohnya
seperti memiliki teman yang meninggal karena suatu penyakit karena
pola hidup yang tidak sehat akan membuat seseorang termotivasi
untuk hidup lebih sehat agar tidak bernasib sama seperti orang
tersebut.
2.5 Klinik
2.5.1 Definisi Klinik
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
tahun 2014, klinik didefinisikan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan
pelayanan medis dasar dan / atau spesialistik. Klinik dapat mengkhususkan
pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan cabang atau disiplin ilmu
maupun sistem organ tertentu saja. Kepemilikan klinik bias dari Pemerintah,
Pemerintah Daerah (Pemda), atau milik pribadi (swasta).
Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan dalam bentuk
rawat jalan, rawat inap, pelayanan satu hari (one day care), dan / atau home
care.49
31
2.6 Kerangka Teori
Indonesia
di era
JKN
Peningkatan
Risiko
Hipertensi
Keluarga
Motivasi
Pengendalian
Penyakit
Motivasi
ekstrinsik.17
Motivasi
intrinsik.15,16
hipertensi
primer
hipertensi
sekunder
Komplikasi
Hipertensi
Kegiatan
Prolanis
1.Berhenti merokok
2. Batasi asupan garam max 2 sdt/hari
3. Konsumsi buah dan sayur
4. Mengurangi makanan berlemak
5. Menjaga berat badan
6. Melakukan aktivitas fisik
7. Tidak stress dan cukup tidur.
8. Rutin minum obat anti-hipertensi. 24
Faktor Risiko
1. Merokok
2. Alkohol
3. Konsumsi
garam berlebih
4. Jarang
aktivitas fisik
5. Usia >50
tahun
8. Jenis kelamin
7. Genetik
8. Penyakit
Penyerta
lainnya (DM,
Obesitas, Gagal
ginjal).24
BPJS
Kesehatan
Kualitas hidup
Gaya hidup
Pengetahuan
penyakit
hipertensi
Sikap
Baik Cukup Kurang Tidak
Baik
Tindakan
kuratif
32
2.7 Kerangka Konsep
Pasien
hipertensi
Kegiatan
Prolanis
Era JKN
Gaya hidup Keluarga Tindakan
kuratif
Pengetahuan
penyakit
hipertensi
Kualitas
hidup
Motivasi
Pengendalian
Penyakit
Tidak Baik Kurang Cukup Baik
33
2.8 Variabel dan Definisi Operasional
Tabel 2.3 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur dan
Alat Ukur
Skala Ukur
1 Motivasi Dorongan internal dan eksternal dalam
diri seseorang yang diindikasikan dengan
adanya hasrat, minat, dorongan,
kebutuhan, harapan, cita-cita,
penghargaan, dan penghormatan (Uno
2011)
Pertanyaan
dalam Kuesioner
Ordinal
1.Baik (76-100%)
2.Cukup (50-75%)
3.Kurang baik (40-
49%)
4. Tidak baik (<40%)
2 Pengetahuan Pengetahuan kesehatan dalam upaya
memulihkan penyakit dan mencegah
timbulnya kembali penyakit serta
meningkatkan status kesehatan
Pertanyaan
dalam Kuesioner
Ordinal
1.Baik (76-100%)
2.Cukup (50-75%)
3.Kurang baik (40-
49%)
4. Tidak baik (<40%)
Kualitas
Hidup
Persepsi subjektif dari individu terhadap
kondisi fisik, psikologis, sosial, dan
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari
yang dialami.
Pertanyaan
dalam Kuesioner
Ordinal
1.Baik (76-100%)
2.Cukup (50-75%)
3.Kurang baik (40-
49%)
4. Tidak baik (<40%)
Riwayat
Penyakit
Keluarga
Pertanyaan dalam anamnesis meliputi
riwayat penyakit keturunan dan riwayat
kesehatan anggota keluarga.
Pertanyaan
dalam Kuesioner
Nominal
1.Ada
2.Tidak ada
Tindakan
Kuratif
Pengendalian yang dilakukan pada saat
terjadi penyakit yang bertujuan untuk
penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, dan
pengendalian penyakit.
Pertanyaan
dalam Kuesioner
Ordinal
1.Baik (76-100%)
2.Cukup (50-75%)
3.Kurang baik (40-
49%)
4. Tidak baik (<40%)
34
Gaya Hidup Pola hidup seseorang di dunia yang
menggambarkan seluruh pola seseorang
dalam beraksi dan berinteraksi dengan
lingkungannya. (Kottler, 2002)
Pertanyaan
dalam Kuesioner
Ordinal
1.Baik (76-100%)
2.Cukup (50-75%)
3.Kurang baik (40-
49%)
4. Tidak baik (<40%)
2 Hipertensi Peningkatan tekanan darah sistolik
>130mmHg dan diastolik >90mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat (AHA2017)
Tensi tekanan
darah dengan
Sphygmomanom
eter dan data
sekunder hasil
Prolanis
Nominal
1.Hipertensi
2.Tidak Hipertensi
3 Jaminan
Kesehatan
Nasional
(JKN)
Sebuah program jaminan sosial yang
menjamin biaya pemeliharaan kesehatan
serta pemenuhan kebutuhan dasar
kesehatan yang diselenggarakan nasional
secara bergotong-royong 44
Mengisi
kuesioner
Nominal
1.Peserta JKN
2.Bukan Peserta JKN
4 Peserta
Prolanis
Klinik
Makmur
Jaya
Tanggerang
Selatan
Seseorang yang rutin menghadiri Prolanis
di Klinik Makmur Jaya Tanggerag
Selatan setiap bulan dan terdata minimal
6 bulan sebelum dilakukan pengambilan
data.
Melihat Data
Sekunder
Nominal
1. Pasien Prolanis
yang terdata
2. Bukan peserta
Prolanis yang terdata
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kategorik melalui
pendekatat kualitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional
dengan cara pengambilan data primer pada setiap responden.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan pada
bulan April 2018 – September 2018.
3.3 Populasi Penelitian
Populasi target penelitian ini adalah seluruh pasien Klinik Makmur Jaya,
sementara populasi terjangkau pada penelitisan ini adalah semua pasien yang
menderita hipertensi dan telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional di
Klinik Makmur Jaya Tanggerang Selatan selama periode April 2018 –
September 2018.
3.4 Sampel Penelitian
3.4.1 Besar Sampel
Besar sampel penelitian dihitung menggunakan rumus besar sampel
deskriptif kategorik menurut Sopiyudin (2016) sebagai berikut;52,53
𝑛 = 𝑍 ∝2 × 𝑃 × 𝑄
𝑑2
𝑛 = (1,96)2 × 0,5 × 0,5
(0,1)2
= 0,9604
0,01
= 96,04 ≈ 100
36
Keterangan:
n = jumlah sampel
Zα = nilai standar alpha = 1,96
P = proporsi sampel = 0,5
Q = 1- p = 1 – 0,5 = 0,5
d = presisi penelitian = 10%
Berdasarkan perhitungan dengan rumus di atas, didapatkan jumlah
sampel penelitian sebesar 100 responden. Nilai Zα diambil 1,96 karena
nilai standar kesalahan generalisasi (alpha) diteteapkan sebesar 5%. Nilai
P yang digunakan adalah 0,5 karena tidak terdapat dalam kepustakaan
sebelumnya, hal ini dikarenakan penelitian yang dilakukan adalah
penelitian baru. Presisi penelitian ditetapkan sebesar 10%.
3.4.2 Cara Pengambilan Sampel
Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah consecutive sampling. Pada consecutive sampling merupakan non-
probability sampling, semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria
inklusi dimasukan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang
dibutuhkan terpenuhi. Responden akan diberikan lembar informed
consent, lembar persetjuan, lembar identitas dan data diri, dan kuesioner
penelitian yang harus diisi dan ditanda tangani. Apabila pasien mengalami
kesulitan saat mengisi, peneliti akan membantu dalam pengisian kuesioner
dan data lainnya. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara peneliti
menghadiri kegiatan Prolanis yang diselenggarakan setiap minggu ke-2
setiap bulan mulai dari bulan Mei hingga Agustus 2018.55
3.5 Kriteria Subjek Penelitian
3.5.1 Kriteria Inklusi
a. Usia responden di atas 18 tahun (dewasa).26
37
b. Responden memiliki riwayat hipertensi yaitu tekanan darah
>130/90 mmHg.24
c. Responden merupakan pasien hipertensi dengan atau tanpa
penyakit komorbid (DM, gagal ginjal, penyakit jantung,
hiperkolesterolemia)
d. Responden merupakan pasien Klinik Makmur Jaya Tanggerang
Selatan yang terdata
e. Peserta JKN dan menggunakan kartu BPJS Kesehatan
3.5.2 Kriteria Eksklusi
a. Pasien menderita penyakit immunocompremised
b. Pasien tidak sehat secara mental
c. Pasien hipertensi yang baru pertamakali berobat di Klinik Makmur
Jaya Tanggerang Selatan
3.6 Cara Kerja Penelitian
Cara kerja penelitian merupakan proses yang akan dilakukan oleh
peneliti untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian.
3.6.1 Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan adalah menentukan tema serta
judul lalu menyusun proposal skripsi.
Kemudian peneliti membuat kuseioner dan melakukan uji validitas dan
reliabilitas kepda 30 responden yang merupakan pasien hipertensi pada
bulan April di Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan.
Setelah hasil validtias dan reliabilitas menyatakan kuesioner layak
untuk penelitian, peneliti malakukan survey awal lokasi penelitian pada
bulan April untuk melihat kondisi tempat pengambilan sampel dan
meminta izin untuk melakukan penelitian serta berkenalan dengan tenaga
kerja dan tim medis di Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan.
Kemudian peneliti meminta arsip data pasien hipertensi, arsip data
yang diberikan adalah arsip pasien hipertensi Prolanis.
38
3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data pada kegiatan Prolanis dilakukan pada bulan Mei,
Juli, dan Agustus. Sementara pengambilan data di poli dilakukan pada
bulan Juni, namun tidak mendapatkan responden, dikarenakan pasien di
poli lebih banyak perempuan dan anak yang bukan merupakan pasien
hipertensi dan tidak terdata oleh Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan,
sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan pada saat kegiatan
Prolanis.
3.6.3 Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini, semua data yang diperoleh dari hasil penelitian
dikumpulkan, diperiksa apakah semua responden sudah mengisi informed
consent, persetujuan, data diri, dan kuesioner dengan baik, lalu data
dimasukan kedalam Microsoft Excell dan di coding dengan nilai 1 dan 0.
Kemudian setiap pernyataan dalam kuesioner dihitung totalnya
berdasarkan masing-masing aspek dan dipresentasikan untuk melihat
tingkat motivasi. Kemudia hasil penelitian disimpulkan.
3.7 Managemen Data
3.7.1 Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dengan cara peneliti
menghadiri kegiatan Prolanis yang diselenggarakan setiap hari sabtu pada
minggu ke-2 setiap bulan pada pukul 07:00 sampai selesai. Lembar
kuesioner, informed consent, dan data diri diberikan kepada responden
yang tercatat sebagai pasien hipertensi di Klinik Makmur Jaya Tangerang
Selatan dan merupakan peserta JKN setelah dilakukan pemeriksaan
tekanan darah dengan menggunakan Sphygmomanometer Aneroid yang
dilakukan oleh tim medis Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan dan
telah mengisi absensi. Kemudian kuesioner dikembalikan kepada peneliti
setelah diisi oleh responden. Apabila responden mengalami kesulitan saat
mengisi kuesioner, peneliti dapat membantu pengisian data dan kuesioner
responden.
39
3.7.2 Sumber Data
1. Data Primer
Berupa kuesioner yang diisi langsung oleh responden di Klinik
Makmur Jaya Tangerang Selatan.
2. Data Sekunder
Berupa arsip data Prolanis milik Klinik Makmur Jaya Tangerang
Selatan untuk mengetahui total pasien Prolanis pada Bulan Desember
2017, April 2018, dan Agustus 2018. Data peserta Prolanis di Klinik
Makmur Jaya Tangerang Selatan berupa nama, tekanan darah, dan
berat badan responden didapatkan melalui data sekunder dengan cara
melihat data yang telah terbentuk setelah kegiatan Prolanis selesai
pada hari yang sama dan atau data arsip kegiatan Prolanis yang telah
terlaksanakan pada bulan sebelumnya.
3.7.3 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner dan alat
pengukuran tekanan darah menggunakan Sphygmomanometer Aneroid.
3.7.4 Analisa data
Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat. Analisis
univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran motivasi pengendalian
penyakit hipertensi responden.
3.7.5 Pengolahan Data
Penilaian jawaban pada pernyataan dalam kuesioner adalah 1 untuk
jawaban positif dan 0 untuk jawaban negatif. Tidak selalu nilai 1 adalah
untuk jawaban ya dan 0 untuk jawaban tidak karenakan terdapat bentuk
kalimat positif dan bentuk kalimat negatif dalam pernyataan.
40
Kemudian semua dijumlah berdasarkan masing-masing aspek dan
diklasifikasikan. Klasifikasi berikut mengadaptasi dari kuesioner WEIMS
yang dimodifikasi oleh penulis.55
1. 76-100% = baik
2. 50-75% = cukup
3. 40-49% = kurang baik
4. <40% = tidak baik
3.8 Alur Penelitian
Menentukan
tema penelitian
Perumusan
masalah
Menentukan
tujuan penelitian
Observasi
lokasi
Menentuka judul
penelitian
Permintaan izin
kepada Fasilitas
Kesehatan
Uji validitas
dan
reliabilitas
Kuesioner
Meminta data
jumlah pasien
hipertensi ke
Fasilitas
Kesehatan
Menentukan
jumlah sampel
Membuat
kuesioner
Mengolah hasil
uji validitas dan
reliabilitas
menggunakan
Rasch Model
Memberikan
kuesioner dan
lembar informed
consent di Klinik
Makmur Jaya
Penulisan laporan Pengumpulan
data dan analisis
data
Menentukan
tempat penelitian
Menyusun
tinjauan pustaka
Permintaan izin
kepada fakultas
Pengambilan
Sampel
Meminta
persetujuan
responden
Setuju Tidak setuju
Pengisian
kuesioner
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan yang
beralamat di Jl. W.R. Supratman No.29, Cempala Putih, Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan, Banten 15414.50,51
Klinik Makmur Jaya berdiri pada tahun 2007 oleh Yayasan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Yayasan UIN juga menaungi Rumah Sakit
UIN Syarif Hidayatullah. Yayasan UIN dipimpin langsung oleh rektor UIN yang
kemudian memberikan hak kepada dr. Ayat Rahayu, Sp.Rad, M.Kes. untuk
mendirikan Klinik Makmur Jaya pada bulan Maret 2007.50,51
Pada tanggal 3 Maret 2008, Klinik Makmur Jaya memperoleh izin operasional
sementara, izin tetap didapatkan pada tanggal 15 September 2008 dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor MJ-724.AHA.01.04.
tahun 2008.50,51
Klinik ini tidak memiliki kerjasama dengan Rumah Sakit Umum manapun,
namun Klinik Makmur Jaya memiliki akses ke Rumah Sakit sekitar untuk
menjadi Rumah Sakit (RS) rujukan, seperti RS Syarif Hidayatullah dan RS
Fatmawati.50,51
Klinik ini juga sudah bekerjasama dengan BPJS Keseahatan menjadikan
Klinik Makmur Jaya sebagai salah satu Faskes pertama BPJS Kesehatan yang ada
di wilayah Tanggerang Selatan Kecamatan Ciputat Timur pada tahun 2009.
Klinik Makmur Jaya juga menerima dan melayani peserta BPJS Ketenagakerjaan,
PT ASKES, dan Asuransi Jiwa InHealth. 50,51
Fasilitas penunjang dan jenis pelayanan yang disediakan buka selama 24 jam.
Jenis pelayanan yang tersedia diantaranya yaitu dokter umum, dokter gigi, dokter
42
spesialis radiologi, bidan, dan farmasi. Klinik Makmur Jaya juga merupakan
Rumah Bersalin. 50,51
Program bulanan yang diselenggarakan oleh Klinik Makmur Jaya adalah
Prolanis. Prolanis di Klinik Makmur Jaya diselenggarakan setiap hari Sabtu pada
minggu kedua setiap bulan. Program ini sudah berjalan selama lebih dari 3 tahun.
Rata-rata jumlah pasien hipertensi yang hadir dalam kegiatan Prolanis adalah 15 –
25 pasien. Pasien yang mengikuti Prolanis mayoritas merupakan peserta JKN
non-PBI.50,51
4.2 Uji Instrumen Penelitian
Tabel 4.1 dibawah ini menyajikan jumlah kuesioner yang disebar kepada
responden.
Tabel 4.1 Jumlah Kuesioner
Keterangan Jumlah Presentase
Jumlah kuesioner yang
disebar
33 100%
Jumlah kuesioner yang
tidak kembali
2 6%
Jumlah kuesioner yang
tidak dapat diolah
1 3%
Jumlah kuesioner yang
dapat diolah
30 90%
Sumber: Data primer
Didapatkan kuesioner yang tersebar sebanyak 33, dan kuesioner yang dapat
diolah sebanyak 30. Sedangkan 3 kuesioner tidak dapat diolah, hal tersebut
disebabkan responden mengisi kuesioner lebih dari sekali dan responden tidak
mengisi identitas diri.
43
4.2.1 Hasil Uji Validitas Data
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan dan mengukur
apakah suatu kuesioner dikatakan valid atau tidak. Uji validitas dilakukan
dengan analisis Rasch Model menggunakan program Winsteps. Suatu item
dikatakan valid ketika dia mampu untuk membedakan antara responden yang
mampu dengan yang tidak mampu. Hal yang diperhatikan dalam Rasch
Model adalah tingkat kesesuaian butir (item fit), taraf kesukaran, daya
diskriminasi Rasch, dan fungsi informasi butir. Menurut Boone, Staver, dan
Yale, Kriteria yang digunakan untuk melihat dan menilai item fit adalah nilai
outfit mean-square, outfit z-standard, dan point measure correlation. 56,57
Nilai mean-square digunakan untuk memantau kesesuaian data dengan
model. Nilai mean-square yang diharapkan adalah 1 (satu). Nilai yang lebih
besar dari 1 (satu) mengindikasikan bahwa data yang diobservasi memiliki
variasi lebih banyak daripada yang diprediksi oleh Rasch. Sementara nilai
kurang dari 1 (satu), mengindikasikan bahwa data yang diobservasi memiliki
variasi lebih sedikit daripada yang diprediksi oleh Rasch model. 56,57
Nilai z-standard (ZSTD) pada outfit dapat berupa positif atau negatif.
Nilai ZSTD negatif menunjukkan sedikitnya variasi dibandingkan pada
model. Nilai z yang diharapkan adalah mendekati 0 (nol). Nilai ZSTD yang
terlalu besar (z > +2) atau terlalu rendah (z < -2) menunjukkan bahwa butir
tidak kompatibel dengan model yang diharapkan. 56,57
Point measure correlation (Pt Measure Corr) atau daya diskriminasi
Rasch yang digunakan adalah skor measure. Nilai yang ideal adalah nilai
positif dan tidak mendekati nol. Nilai Pt Measure Corr 1,0 mengindikasikan
bahwa semua peserta tes dengan abilitas rendah menjawab butir dengan salah
dan semua peserta tes dengan abilitas tinggi menjawab butir dengan benar.
Sementara nilai Pt Measure Corr negatif mengindikasikan butir soal
yang menyesatkan karena peserta tes dengan kemampuan rendah mampu
menjawab butir dengan benar dan peserta tes dengan kemampuan tinggi justru
menjawab salah.58
Murut Boone, kriteria yang digunakan untuk memeriksa butir soal yang
sesuai adalah dengan mengacu pada nilai berikut56,57
44
1. Nilai Outfit Mean Square (MNSQ) yang diterima : 0,5 < MNSQ < 1,5
2. Nilai outfit Z-standard (ZSTD) yang diterima: -2,0 < ZSTD < +2,0
3. Nilai Point Measure Correlation yang diterima: 0,4 < pt measure corr
<0,85
Alagumalai, Curtis, dan Hungi, mengklasifikasikan nilai Point Measure
Correlation tersebut menjadi:59
1. Sangat bagus (>0,40)
2. Bagus (0,30–0,39)
3. Cukup (0,20-0,29)
4. Tidak mampu mendiskriminasi (0,00-0,19)
5. Membutuhkan pemeriksaan terhadap butir (<0,00)
Setelah data dimasukkan kedalam Winsteps didapatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Data
Item Outfit means-
square (MNSQ)
Outfit z-standard
(ZSTD)
Point measure
correlation
Keterangan
Q5 1.56 2.40 0.00 Tidak mempu
mendiskriminasi
Q10 1.47 0.8 0.05 Tidak mampu
mendiskriminasi
Q9 1.20 0.8 0.08 Tidak mampu
mendiskriminasi
Q22 1.14 0.9 0.17 Tidak mampu
mendiskriminasi
Q23 1.09 0.4 0.12 Tidak mampu
mendiskriminasi
Q4 1.11 0.7 0.16 Tidak mampu
mendiskriminasi
45
Item Outfit means-
square (MNSQ)
Outfit z-standard
(ZSTD)
Point measure
correlation
Keterangan
Q7 1.13 0.7 0.18 Tidak mampu
mendiskriminasi
Q6 1.09 0.6 0.19 Tidak mampu
mendiskriminasi
Q21 1.09 0.6 0.21 Cukup
Q20 0.94 -0.1 0.24 Cukup
Q13 1.05 0.4 0.24 Cukup
Q8 0.99 0.0 0.33 Bagus
Q11 0.99 0.0 0.35 Bagus
Q12 0.97 -0.2 0.34 Bagus
Q18 0.93 -0.4 0.37 Bagus
Q24 0.93 -0.4 0.38 Bagus
Q3 0.95 0.0 0.35 Bagus
Q2 0.86 -0.5 0.42 Sangat bagus
Q16 0.87 -0.4 0.40 Sangat bagus
Q17 0.91 -0.6 0.43 Sangat bagus
Q14 0.82 -1.2 0.51 Sangat bagus
Q19 0.81 -1.3 0.52 Sangat bagus
Q1 0.78 -0.7 0.51 Sangat bagus
Q15 0.74 -1.3 0.58 Sangat bagus
Q25 0.73 -1.9 0.63 Sangat bagus
Dari hasil data di atas, tidak ada yang mendapat nilai <0.00 pada point
measure correlation. Sementara hanya 1 item yaitu Q5 yang nilai point
measure correlation nya 0.00, nilai Outfit MNSQ nya >0.05 , dan nilai Outfit
ZSTD nya > +2. Tidak terdapat nilai Outfit MNSQ yang <0.05 dan Outfit
ZSTD yang < -2. Sehingga dapat dikatakan seluruh pertanyaan valid dan
layak untuk digunakan dalam penelitian.
46
4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Data
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian. Pada Rasch Model yang diolah melalui program Winsteps,
reliabilitas digambarkan dengan adanya indeks separasi. 56,57
Raliabilitas separasi pada Rasch Model menghasilkan nilai reliabilitas
butir atau item dan reliabilitas orang atau person. Reliabilitas separasi
(reliabilitas butir atauperson) akan tinggi apabila sampel penelitian dan
taraf kesukaran butir memiliki jangkauan luas yaitu butir tersebut memiliki
tingkat kesulitan dari mulai yang paling mudah sampai paling sulit, serta
memproduksi eror pengukuran yang kecil. Hal ini berlaku juga pada
sampel penelitian, ablilitas sampel tersebar luas dari yang paling pandai
hingga paling tidak pandai. Oleh karena itu adanya inkonsistensi jawaban
dari responden (misfit) ataupun pola yang tidak umum (outlier) akan bisa
dideteksi. 56,57
Indeks separasi ini dinyatakan dalam satuan standar eror dengan
formulasi standar deviasi orang dibagi dengan eror pengukuran.
Reliabilitas dikatakan tinggi apabila menghasilkan harga di atas 3,00. 56,57
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Data
Item Reliability Person Reliability
0.73 0.61
Tabel 4.3 menunjukan nilai item reliability adalah 0.73 dan nilai
person reliability adalah 0.61. Kedua hasil nilai tersebut adalah kurang
dari 3.00 yang mengartikan reliabilitas adalah rendah. Hal tersebut
menunjukan taraf kesukaran butir dan sampel penelitian memiliki
jangkauan yang sempit dan kurang mampu untuk memperoleh data yang
konsisten. Apabila pertanyaan yang sama diajukan kembali maka jawaban
mungkin tidak akan sama seperti jawaban sebelumnya. Hal ini dapat
disebabkan karena sedikitnya jumlah sampel pada uji reliabilitas. 56,57
47
4.3 Hasil
4.3.1 Karakteristik Responden
Tabel 4.4 menunjukan karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin, usia, Pendidikan terakhir, agama, dan pekerjaan.
Tabel 4.4 Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Frekuensi Presentase
(%)
Total (n) Total (%)
Jenis Kelamin Laki – laki 9 30 30 100
Perempuan 21 70
Usia (tahun) 45-59 6 20 30 100
60-74 22 73,33
75-90 2 6,67
>90 0 0
Pendidikan
terakhir
SD 4 13,33 30 100
SMP atau
sederajat
5 16,67
SMA atau
sederajat
12 40
S1 atau lebih
tinggi
9 30
Agama Islam 27 90 30 100
Katolik 3 10
Lainnya 0 0
Pekerjaan Tidak Kerja 11 36,67 30 100
Pensiunan 14 46,67
PNS 2 6,67
Wiraswasta 3 10
Sumber: Data primer yang telah diolah
48
Grafik 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan data primer yang telah diolah, didapatkan 9 responden
(30%) berjenis kelamin laki-laki, dan berjenis kelamin perempuan
sebanyak 21 responden (70%)
Grafik 4.2 Distribusi Usia Responden
Didapatkan mayoritas usia responden 60-74 tahun yaitu 22 responden,
dengan modus responden terbanyak adalah usia 63 tahun sebanyak 3
responden.
20,00%
73%
7%0,00%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
45-59 60-74 75-90 >90
Per
senta
se
Usia
Distribusi Usia Responden
30%
70%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Laki-laki Perempuan
Per
senta
se
Jenis Kelamin
Distribusi Jenis Kelamin Responden
49
Grafik 4.3 Distribusi Pendidikan Terakhir Responden
Didapatkan mayoritas pendidikan terakhir responden adalah SMA atau
sederajat yaitu 12 responden (40%), sementara minoritas pendidikan
terakhir responden adalah SD 4 responden (14%).
Grafik 4.4 Distribusi Agama Responden
Didapatkan mayoritas agama responden adalah Islam 27 responden,
sementara agama minoritas responden adalah katolik 3 responden.
13%17%
40%
30%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
SD SMP atausederajat
SMA atausederajat
S1 atau lebihtinggi
Per
senta
se
Pendidikan Terakhir
Distribusi Pendidikan Terakhir Responden
90%
10%
0%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Islam Katolik Lainnya
Per
senta
se
Agama
Distribusi Agama Responden
50
Grafik 4.5 Distribusi Pekerjaan Responden
Didapatkan mayoritas pekerjaan responden laki-laki adalah pensiunan
yaitu 6 responden dari total laki-laki sebanyak 9 responden, dan
perempuan adalah tidak kerja yaitu 11 responden dari total 21 respoden.
0%
20%
6,67%
3,33%
36,67%
26,67%
0%
6,67%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
Tiak Kerja Pensiunan PNS Wirastwasta
Per
senta
se
Distribusi Pekerjaan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki Perempuan
51
4.3.2 Distribusi Responden
4.3.2.1 Penilaian Pengetahuan Penyakit Hipertensi
Tabel 4.5 Pengetahuan Penyakit Hipertensi
No Pernyataan Frekuensi Persentase
(%)
Total
(n)
Total
(%)
1. Saya mengetahui
diri saya menderita
hipertensi (penyakit
darah tinggi)
Ya 25 83,33
30 100 Tidak 5 16,67
2. Saya mengetahui
bahwa hipertensi
adalah penyakit
dengan tekanan
darah > 130/90
mmHg (satuan
tekanan darah)
Ya 25 83,33
30 100
Tidak 5 16,67
3. Saya mengetahui
bahwa hipertensi
menjadi penyebab
munculnya penyakit
lain yang lebih berat
Ya 27 90
30 100
Tidak 3 10
4.
Saya menderita
hipertensi > (lebih
dari ) 5 tahun
Ya 15 50
30
100 Tidak 15 50
5.
Saya memiliki
penyakit kronis
selain hipertensi
(DM, gagal ginjal,
penyakit jantung,
kolestrol tinggi,
retinopati, stroke)
Ya
21 70
30
100 Tidak 9 30
52
Grafik 4.6 Kesadaran Menderita Penyakit Hipertensi Responden
Berdasarkan Grafik 4.6 di atas, didapatkan dari 30 responden ada
sebanyak 83,33% atau 25 orang yang mengetahu dirinya menderita penyakit
hipertensi dan ada 16,67% atau 5 orang yang menjawab tidak mengetahui
dirinya menderita hipertensi.
Grafik 4.7 Pengetahuan Responden mengenai Tekanan Darah
Berdasarkan Grafik 4.7 di atas, dapat dilihat responden yang menjawab ya
yaitu sebanyak 83,33% yaitu setara dengan 25 responden dari 30 responden.
Sementara yang menjawab tidak adalah 16.67% yaitu 5 responden.
83,33%
16,67%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Kesadaran Menderita Penyakit Hipertensi
Responden
83,33%
16,67%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Pengetahuan Responden mengenai Tekanan
Darah
53
Grafik 4.8 Pengetahuan Responden terhadap Komplikasi Hipertensi
Berdasarkan Grafik 4.8, kebanyakan responden menjawab ya yaitu 90% yaitu
27 responden dan yang menjawab tidak adalah 10% yaitu 3 responden dari 30
responden.
Grafik 4.9 Onset Penyakit Hipertensi pada Responden
Grafik 4.9 di atas menunjukan onset penyakit hipertensi pada responden.
Responden yang menderita hipertensi lebih dari 5 tahun adalah 50% atau 15
responden dari 30 responden dan sisanya menjawab tidak.
90%
10%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Ya Tidak
Per
senta
se
Pengetahuan Responden terhadap
Komplikasi Hipertensi
50% 50%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Onset Penyakit Hipertensi
54
Grafik 4.10 Pengetahuan Responden terhadap Penyakit Lain yang diderita
Grafik 4.10 menunjukan terdapat 70% responden atau 21 responden yang
menjawab ya dari 30 responden dan sisanya menjawab tidak.
70%
30%
0%
20%
40%
60%
80%
Ya Tidak
Pre
senta
se
Pengetahuan Responden terhadap Penyakit
Lain yang diderita
55
4.3.2.2 Penilaian Kualitas Hidup
Tabel 4.6 Penilaian Kualitas Hidup
No Pernyatan Frekuensi Persentase
(%)
Total
(n)
Total
(%)
6. Saya merasa terganggu
dengan penyakit hipertensi
Ya 13 43,33 30 100
Tidak 17 56,67
7. Penyakit hipertensi saya
belum mengganggu
aktivitas fisik saya (masih
bekerja seperti seperti
biasa)
Ya 19 63,33
30
100 Tidak 11 36,67
8. Penyakit hipertensi saya
membuat saya ingin lebih
menjaga pola makan
Ya 26 86,67
30
100 Tidak 4 13,33
9.
Penyakit hipertensi
menghalangi saya dari
rencana bepergian jarak
jauh
Ya 5 16,67
30
100 Tidak 25 83,33
10.
Saya ikhlas menerima
penyakit hipertensi
Ya 26 86,67 30
100
Tidak 4 13,33
11.
Saya berdoa agar diberi
kesembuhan
Ya 30 100 30
100
Tidak 0 0
12.
Keikhlasan saya dalam
menerima penyakit
mempengaruhi keteraturan
dalam minum obat
Ya 25 83,33 30
100
Tidak 5 16,67
56
Grafik 4.11 Hipertensi Mengganggu Kualitas Hidup Responden
Grafik 4.11 menunjukan lebih banyak respon yang tidak merasa terganggu
dengan penyakit hipertensi dibuktikan lebih banyak responden yang menjawab
tidak yaitu 56,67% atau 17 responden dari 30 responden dan sisanya menjawab
ya.
Grafik 4.12 Penyakit Hipertensi Mengganggu Aktivitas
Dalam Grafik 4.12 didapatkan mayoritas responden menjawab ya yaitu
sebanyak 63,33% atau 19 responden dari 30 responden sisanya menjawab tidak.
43,33%
56,67%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Hipertensi Mengganggu Kualitas Hidup
Responden
63,33%
36,67%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Penyakit Hipertensi Mengganggu Aktivitas
57
Grafik 4.13 Keinginan untuk Menjaga Pola Makan Karena Hipertensi
Grafik 4.13 menunjukan responden yang menjawab ya sebanyak 86,67% atau
26 responden dari 30 responden dan sisanya menjawab tidak.
Grafik 4.14 Hambatan Berpergian Jauh Karena Hipertensi pada Responden
Berdasarkan Grafik 4.14 didapatkan responden yang menjawab tidak
sebanyak 83,33% atau sebanyak 25 responden dari 30 responden dan sisanya
menjawab ya.
86,67%
13,33%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Keinginan Responden untuk Menjaga Pola
Makan Karena Hipertensi
16,67%
83,33%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Hambatan Berpergian Jauh Karena
Hipertensi pada Responden
58
Grafik 4.15 Keikhlasan Responden Menerima Penyakit Hipertensi
Berdasarkan Grafik 4.15, dapat dilihat mayoritas responden merasa ikhlas
menerima penyakit hipertensi yang diderita karena terdapat 86,67% atau 26
responden dari 30 respoden dan sisanya menjawab tidak.
Grafik 4.16 Keikhlasan Menerima Hipertensi Berpengaruh terhadap
Kepatuhan Minum Obat pada Responden
Berdasarkan Grafik 4.16 di atas, terdapat 83,33% atau 25 responden yang
menjawab ya dari 30 responden, dan sisanya menjawab tidak.
86,67%
13,33%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Keikhlasan Responden Menerima Penyakit
Hipertensi
83,33%
16,67%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Keikhlasan Menerima Hipertensi Berpengaruh
terhadap Kepatuhan Minum Obat pada Responden
59
Grafik 4.17 Responden Berdoa untuk Kesembuhan
Grafik 4.17 menunjukan seluruh responden berdoa untuk kesembuhan
penyakit hipertensinya dibuktikan dari 100% responden atau 30 responden
menjawab ya.
4.3.2.3 Penilaian Riwayat Keluarga
Tabel 4.7 Riwayat Keluarga
No Pernyataan Frekuensi Persentase
(%)
Total
(n)
Total
(%)
13. Di keluarga saya,
ada yang menderita
hipertensi
Ya 23 76,67
30 100 Tidak 7 23,33
14. Di keluarga saya,
ada yang meninggal
karena hipertensi
Ya 10 33,33
30 100 Tidak 20 66,67
15. Di lingkungan
tempat tinggal saya,
ada yang meninggal
karena hipertensi
Ya 16 53,33
30 100 Tidak 14 46,67
16. Saya mencari tahu
lebih dalam tentang
hipertensi karena
keluarga saya ada
yang hipertensi
Ya 24 80
30 100
Tidak 6 20
100%
0%0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Ya Tidak
Per
senta
se
Responden Berdoa untuk Kesembuhan
60
Grafik 4.18 Riwayat Hipertensi pada Keluarga Responden
Berdasarkan Grafik 4.18 di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden memiliki keluarga yang menderita hipertensi juga, dibuktikan dari
responden yang menjawab ya sebanyak 76,67% atau 23 responden dari 30
responden dan sisanya menjawab tidak.
Grafik 4.19 Riwayat Meninggal Karena Hipertensi pada Keluarga
Responden
Berdasarkan Grafik 4.19 di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas responden
menjawab tidak. Terdapat 66,67% atau 20 responden yang menjawab tidak, dan
33,33% atau 10 responden yang menjawab ya dari 30 responden.
76,67%
23,33%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Riwayat Hipertensi pada Keluarga Responden
33,33%
66,67%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Riwayat Meninggal Karena Hipertensi pada
Keluarga Responden
61
Grafik 4.20 Riwayat Meninggal Karena Hipertensi pada Lingkungan
Responden
Grafik 4.20 di atas menunjukan terdapat banyak responden yang menjawab ya
yaitu sebanyak 53,33% atau 16 responden dari 30 responden. Sementara 46,67%
atau 14 responden menjawab tidak.
Grafik 4.21 Motivasi Responden untuk Menambah Pengetahuan Hipertensi
karena Terdapat Keluarga yang Hipertensi
Grafik 4.21 di atas menunjukan dari 30 responden, terdapat 80% atau 24
responden yang menjawab ya, dan 20% atau 6 responden yang menjawab tidak.
53,33%
46,67%
42,00%
44,00%
46,00%
48,00%
50,00%
52,00%
54,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Riwayat Meninggal Karena Hipertensi pada
Lingkungan Responden
80%
20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Ya Tidak
Per
senta
se
Motivasi Responden untuk Menambah
Pengetahuan Hipertensi karena Terdapat
Keluarga yang Hipertensi
62
4.3.2.4 Penilaian Tindakan Kuratif Hipertensi
Tabel 4.8 Tindakan Kuratif Hipertensi
No Pernyataan Frekuensi Persentase
(%)
Total
(n)
Total
(%)
17. Saya rutin
memeriksa tekanan
darah 1 bulan sekali
Ya 29 96,67
30 100 Tidak 1 3,33
18. Saya mengkonsumsi
obat hipertensi
Ya 25 83,33
30
100 Tidak 5 16,67
19. Saya rutin dan patuh
mengkonsumsi obat
sesuai anjuran
dokter
Ya 25 83,33
30
100 Tidak 5 16,67
20.
Saya sudah tidak
mengkonsumsi obat
hipertensi walaupun
masih menderita
hipertensi
Ya 4 13,33 30
100
Tidak 26 86,67
Sumber: Data primer yang sudah diolah
Grafik 4.22 Kontrol Tekanan Darah Responden
Grafik 4.22 menunjukan sebanyak 96,67% atau 29 responden dari 30
responden. dan sisanya menjawab tidak.
96,67%
3.33%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Kontrol Tekanan Darah
63
Grafik 4.23 Konsumsi Obat Anti-Hipertensi pada Responden
Grafik 4.23 menunjukan dari 30 responden, terdapat 83,33% atau 25
responden yang mengkonsumsi obat anti-hipertensi dan 16,67% atau 5 responden
yang tidak.
Grafik 4.24 Kepatuhan Minum Obat Anti-Hipertensi pada Responden
Grafik 4.24 di atas menggambarkan mayoritas responden patuh untuk minum
obat sesuai anjuran dokter yaitu sebanyak 83,33% atau 25 responden dari 30
responden, hanya 16,67% atau 5 responden yang menjawab tidak.
83,33%
16,67%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Konsumsi Obat Anti-Hipertensi pada
Responden
83,33%
16,67%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Kepatuhan Minum Obat Anti-Hipertensi pada
Responden
64
Grafik 4.25 Putus Obat Anti-Hipertensi pada Responden
Grafik 4.25 menyimpulkan bahwa responden mayoritas masih mengkonsumsi
obat anti-hipertensi dibuktikan responden yang menjawab ya pada pernyataan
mengenai sudah tidak mengkonsumsi obat anti-hipertensi meskipun masih
menderita hipertensi hanya 13,33% atau 4 responden. Sementa yang menjawab
tidak 86,67% atau 26 responden dari 30 responden.
4.3.2.5 Penilaian Gaya Hidup
Tabel 4.9 Penilaian Gaya Hidup
No Pernyataan Frekuensi Persentase
(%)
Total
(n)
Total
(%)
21. Saya mengkonsumsi
minimal salah satu
buah (apel, jeruk,
anggur, mangga,
melon, nanas,
pisang, strroberi) 1x
sehari
Ya 23 76,67
30 100
Tidak 7 23,33
22. Saya mengkonsumsi
sayur minimal 1
mangkuk sehari
secara rutin
Ya 21 70 30 100
Tidak 9 30
13,33%
86,67%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Putus Obat Anti-Hipertensi pade Responden
65
No Pernyataan Frekuensi Persentase
(%)
Total
(n)
Total
(%)
23. Saya makan
makanan yang di
goreng dengan
minyak setiap hari
(bakwan,
tahu,tempe, pisang
goreng)
Ya 17 56,67
30 100
Tidak 13 43,33
24. Total garam yang
saya konsumsi
dalam semua
makanan saya <
(kurang dari) 1
sendok teh per hari
Ya 23 76,67 30 100
Tidak 7 23,33
25. Saya membatasi
asupan garam
dengan cara
memasak sendiri
makanan saya di
rumah
Ya 26 86,67
30 100
Tidak 4 13,33
26. Saya mengkonsumsi
makanan cepat saji
lebih dari 3x
seminggu (cth:ayam
goreng tepung,
burger,dll)
Ya 7 23,33
30 100
Tidak 23 76,67
27. Saya minum kopi Ya 9 30 30 100
Tidak 21 70
28. Saya minum kopi >
2 cangkir / hari
Ya 2 6,67 30 100
Tidak 28 93,33
29. Saya mengkonsumsi
alkohol setidaknya 1
gelas dalam
seminggu
Ya 0 0
30 100 Tidak 30 100
66
No Pernyataan Frekuensi Persentase
(%)
Total
(n)
Total
(%)
30. Saya menjaga berat
badan saya agar
tetap dalam kisaran
normal
Ya 25 83,33
30 100 Tidak 5 16,67
31. Saya mengetahui
bahwa berat badan
berlebih dapat
mempengaruhi
tekanan darah
Ya 29 96,67
30 100
Tidak 1 3,33
32. Saya melakukan
aktivitas fisik setiap
hari (cth: berkebun,
menyapu, mencuci,
mengepel lantai
Ya 25 83,33
30 100
Tidak 5 16,67
33. Saya berjalan kaki
setidaknya selama
30 menit dalam satu
hari
Ya 19 63,33
30 100 Tidak 11 36,67
34. Saya berolahraga 3
– 4 kali dalam
seminggu selama 30
menit (lari, jogging,
main bola,
berenang, senam,
bersepeda, dll)
Ya 17 56,67
30 100
Tidak 13 43,33
35. Saya merokok
setidaknya satu
batang per hari
dalam satu bulan
terakhir
Ya 1 3,33
30 100
Tidak 29 96,67
67
No Pernyataan Frekuensi Persentase
(%)
Total
(n)
Total
(%)
36. Saya tinggal
serumah dengan
orang yang merokok
meskipun saya
bukan perokok
Ya 10 33,33
30 100
Tidak 20 66,67
37. Saya memiliki
keluarga yang
merokok dalam
rumah saya
Ya 11 36,67
30 100 Tidak 19 63,33
38. Saya berada di
lingkungan orang
yang merokok,
meskipun saya
bukan perokok
Ya 16 53,33
30 100
Tidak 14 46,67
39. Saya mudah stress Ya 12 40 30 100
Tidak 18 60
40. Saya tidur selama <
(kurang dari) 6 jam
pada malam hari
Ya 18 60 30 100
Tidak 12 40
46. Saya istirahat ketika
saya merasa lelah
Ya 28 93,33 30 100
Tidak 2 6,67
Sumber: Data primer yang sudah diolah
68
Grafik 4.26 Konsumsi Buah-buahan pada Responden
Grafik 4.26 di atas menunjukan responden yang menjawab ya yaitu 76,67%
atau 23 responden dari 30 responden, dan sisanya sebanyak 23,33% atau 7
responden menjawab tidak.
Grafik 4.27 Konsumsi Sayur-sayuran pada Responden
Dapat dilihat dari Grafik 4.27, responden yang menjawab ya adalah 70% atau
21 responden dari 30 responden, dan sisanya menjawab tidak.
76,67%
23,33%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Konsumsi Buah-buahan pada Responden
70%
30%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Ya Tidak
Per
senta
se
Konsumsi Sayur-sayuran pada Responden
69
Grafik 4.28 Konsumsi Makanan yang digoreng pada Responden
Grafik 4.28 di atas menjelaskan bahwa terdapat 54,67% atau 17 responden
yang menjawab ya dari 30 responden dan yang menjawab tidak ada 43,33% atau
13 responden.
Grafik 4.29 Mengurangi Asupan Garam pada Responden
Grafik 4.29 menggambarkan dua pernyataan dalam kuesioner mengenai
mengurangi asupan garam pada respoden. Dapat dilihat bahwa responden yang
mengurangi garam dengan cara membatasi asupan garam total dalam sehari
menjadi < 1 sendok makan yaitu sebanyak 76,67% atau 23 responden dari 30
responden, sementara responden yang mengurangi asupan garam dengan cara
memasak sendiri makanan dirumah sebanyak 86,67% atau 26 responden.
56,67%
43,33%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Konsumsi Makanan yang digoreng pada
Responden
Ya
76,67%
86,67%
23,33%
13,33%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
Asupan garam <1sdt/hari
Memasak sendirimakanan di rumah
Per
senta
se
Mengurangi Asupan Garam pada Responden
Mengurangi Asupan Garam Ya
Mengurangi Asupan Garam Tidak
Ya
Tidak
70
Grafik 4.30 Konsumsi Masakan Cepat Saji >3 kali/minggu pada Responden
Grafik 4.30 di atas menggambarkan bahwa, sebanyak 23,33% atau 7
responden menjawab ya, dan yang menjawab tidak sebnayak 76,67% atau 23
responden dari 30 responden.
Grafik 4.31 Konsumsi Kopi Responden
Grafik 4.31 menggambarkan terdapat 70% atau 21 responden dari 30
responden dan sisanya menjawab ya sebanyak 30% atau 7 responden.
23,33%
76.67%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Konsumsi Masakan Capat Saji >3
kali/minggu pada Responden
30%
70%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Ya Tidak
Per
senta
se
Konsumsi Kopi Responden
71
Grafik 4.32 Frekuensi Konsumsi Kopi > 2 Cangkir/hari pada Responden
Berdasarkan Grafik 4.32, menunjukan responden yang menjawab ya sebanyak
6,67% atau 2 responden, sementara yang menjawab tidak sebanyak 93,33% atau
28 responden dari 30 responden.
Grafik 4.33 Konsumsi Alkohol pada Responden
Grafik 4.33 memperlihatkan bahwa 100% atau 30 responden tidak
mengkonsumsi alkohol.
6,67%
93,33%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Frekuensi Konsumsi Kopi > 2 Cangkir/hari
pada Responden
0%
100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Ya Tidak
Per
senta
se
Konsumsi Alkohol pada Responden
72
Grafik 4.34 Responden Menjaga Berat Badan
Grafik 4.34 menunjukan responden yang menjaga berat badan sebanyak
83,33% atau 25 responden, dan yang tidak sebanyak 16,67 atau 5 responden dari
30 responden.
Grafik 4.35 Pengetahuan Responden mengenai Pengaruh Berat Badan
terhadap Tekanan Darah
Grafik 4.35 menunjukan bahwa responden yang menjawab ya sebanyak
96,67% atau sebanyak 29 responden dan hanya 3,33% atau 1 responden yang
menjawab tidak.
83,33%
16,67%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
sen
tase
Responden Menjaga Berat Badan
96,67%
3,33%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Pengetahuan Responden mengenai Pengaruh
Berat Badan terhadap Tekanan Darah
73
Grafik 4.36 Aktivitas Fisik (Kegiatan Rumah) Harian Responden
Grafik 4.36 menunjukan dari 30 responden terdapat 83,33% atau 25 responden
yang menjawab ya, dan 16,67% atau 5 responden yang menjawab tidak.
Grafik 4.37 Jenis Aktivitas Fisik atau Olahraga pada Responden
Grafik 4.37 menggambarkan dua pernyataan dalam kuesioner. Dari 30
responden, terdapat 63,33% atau 19 responden, dan sisanya menjawab tidak pada
pernyataan mengenai melakukan aktivitas berjalan kaki 30 menit dalam sehari.
Sementara terdapat 56,67% atau 17 responden dari 30 responden yang menjawab
ya pada pernyataan mengenai melakukan olahraga sebanyak 3 – 4 kali dalam
seminggu dan sisanya menjawab tidak.
83,33%
16,67%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
sen
tase
Aktivitas Fisik (Kegiatan Rumah) Harian
Responden
63,33%
56,67%
36,67%
43,33%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
Jalan kaki 30 menit / hari Olahraga 3-4 kali / minggu
Per
senta
se
Jenis Aktivitas Fisik atau Olahraga pada Responden
Jenis Aktivitas Fisik / Olahraga Ya
Jenis Aktivitas Fisik / Olahraga Tidak
Ya
Tidak
74
Grafik 4.38 Kebiasaan Merokok Sebatang Sehari pada Responden
Grafik 4.38 menunjukan bahwa terdapat 3,33% atau 1 responden yang aktif
merokok. Sementara 96,67% atau 29 responden menjawab tidak dari 30
responden.
Grafik 4.39 Sebagai Merokok Pasif
Grafik 4.39 menggambarkan 3 pernyataan dalam kuesioner yang berkaitan
dengan menjadi perokok pasif. Dari 30 responden terdapat 33,33% atau 10
responden yang menjawab ya untuk pernyataan mengenai serumah dengan
perokok, sisanya menjawab tidak. Terdapat 36,67% atau 11 responden dari 30
responden yang menjawab ya untuk pernyataan mengenai memilki keluarga yang
merokok. Dan terdapat 53,33% atau 16 responden dari 30 responden yang
menjawab ya untuk pernyataan terdapat lingkungan yang merokok.
3,33%
96,67%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Kebiasaan Merokok Sebatang Sehari pada
Responden
33,33%36,67%
53,33%
66,67%63,33%
46,67%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
Serumah dengan perokok Keluarga ada yang merokok Lingkungan ada yangmerokok
Per
senta
se
Sebagai Perokok Pasif
Sebagai Perokok Pasif Ya
Sebagai Perokok Pasif Tidak
Ya
Tidak
75
Grafik 4.40 Responden Mudah Stress
Grafik 4.40 menunjukan bahwa dari 30 responden yang menjawab ya
sebanyak 40% atau 12 responden dan yang menjawab tidak lebih banyak yaitu
60% atau 18 responden.
Grafik 4.41 Kekurangan Tidur Malam Hari pada Responden
Berdasarkan Grafik 4.41 di atas, responden yang mengalami kurang tidur
malam lebih banyak yaitu 60% atau 18 responden dari 30 responden, dan sisanya
menjawab tidak sebanyak 40% atau 12 responden.
40%
60%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Ya Tidak
Per
senta
se
Responden Mudah Stress
60%
40%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Ya Tidak
Per
senta
se
Kekurangan Tidur Malam Hari pada
Responden
76
Grafik 4.42 Tidak Memaksakan Diri Ketika Responden Lelah dan Cukup
Istirahat
Grafik 4.42 di atas menunjukan responden yang menjawab ya sebanyak
93,33% atau 28 responden dari 30 responden dan hanya 6,67% atau 2 responden
yang menjawab tidak.
93,33%
6,67%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Tidak Memaksakan Diri Ketika Responden
Lelah dan Cukup Istirahat
77
4.3.2.6 Penilaian Motivasi
Tabel 4.10 Penilaian Motivasi
No Pernyataan Frekuensi Persentase
(%)
Total
(n)
Total
(%)
41. Saya ingin penyakit
hipertensi saya terkontrol
karena keluarga saya ada
yang menderita dan /
meninggal
Ya 22 73,33
30 100
Tidak 8 26,67
42. Saya tidak ingin keturunan
saya ada yang menderita
hipertensi
Ya 27 90
30 100 Tidak 3 10
43. Saya ingin penyakit
hipertensi saya terkontrol
dan hidup sehat
Ya 30 100
30 100 Tidak 0 0
45. Saya tahu bahwa penyakit
saya bisa terkontrol jika
saya mengontrol tekanan
darah saya dan teratur
minum obat
Ya 29 96,67
30 100
Tidak 1 3,33
46. Saya mempunyai keluarga
yang mengingatkan saya
untuk kontrol tekanan
darah dan minum obat
secara rutin
Ya 23 76,67
30 100
Tidak 7 23,33
47. Saya mempunyai keluarga
dan teman yang
mendukung saya
mengontrol penyakit saya
Ya 28 93,33
30 100 Tidak 2 6,67
Sumber: Data primer yang sudah diolah
78
Grafik 4.43 Keinginan Responden untuk Mengontrol Hipertensi dengan
Latar Belakang Keluarga
Grafik 4.43 di atas menunjukan dari 30 responden, sebanyak 73,33% atau 22
responden menjawab ya, dan 26,67% aatau 8 responden menjawab tidak.
Grafik 4.44 Keinginan Responden Agar Keturunan Tidak Menderita
Hipertensi
Berdasarkan Grafik 4.44 di atas, mayoritas responden menjawab ya yaitu
sebanyak 90% atau 27 responden dari total 30 responden, dan yang menjawab
tidak sebanyak 10% atau 3 responden.
73,33%
26,67%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Keinginan Responden untuk Mengontrol
Hipertensi dengan Latar Belakang Keluarga
90%
10%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Ya Tidak
Per
senta
se
Keinginan Responden Agar Keturunan Tidak
Menderita Hipertensi
79
Grafik 4.45 Keinginan Responden untuk Dapat Hidup dan Terkontrol
Hipertensi
Grafik 4.45 di atas menunjukan bahwa seluruh responden sebanyak 30
responden menjawab ya.
Grafik 4.46 Responden Mengetahui Prognosis Hipertensi Bila Rutin Kontrol
Grafik 4.46 menunjukan bahwa mayoritas responden menjawab ya yaitu
sebanyak 96,67% atau 29 responden dari 30 responden. Hanya 3,33% atau 1
responden yang menjawab tidak.
100%
0%0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Ya Tidak
Per
senta
se
Keinginan Responden untuk Dapat Hidup
Sehat dan dan Terkontol Hipertensi
96,67%
3,33%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Responden Mengetahui Prognosis Hipertensi
Bila Rutin Kontrol
80
Grafik 4.47 Keluarga Responden Mengingatkan Kontrol Tekanan Darah
dan Minum Obat
Grafik 4.47 memperlihatkan responden yang menjawab ya sebanyak 76,67%
atau 23 responden dari 30 responden, sisanya menjawab tidak
Grafik 4.48 Dukungan dari Keluarga dan Teman Responden
Grafik 4.48 memperlihatkan mayoritas responden menjawab ya. Dari 30
responden, terdapat 93,33% atau 28 responden yang menjawab ya, dan 6,67%
atau 2 responden yang menjawab tidak.
76,67%
23,33%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Keluarga Resoponden Mengingatkan Kontrol
Tekanan Darah dan Minum Obat
93,33%
6,67%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Dukungan dari Keluarga dan Teman
Responden
81
4.3.2.7 Penilaian Pelayanan di Era JKN
Tabel 4.11 Penilaian Pelayanan di Era JKN
No Pernyataan Frekuensi Persentase
(%)
Total
(n)
Total
(%)
48. Saya menggunakan
JKN (BPJS)
Ya 30 100 30 100
Tidak 0 0
49. Saya merasa lebih
mudah untuk
mendapatkan
informasi mengenai
hipertensi dengan
adanya program
JKN (BPJS)
Ya 29 96,67
30 100
Tidak 1 3,33
50. Saya merasa lebih
mudah untuk
memeriksakan
tekanan darah di
fasilitas kesehatan
Ya 29 96,67
30 100
Tidak 1 3,33
51. Saya merasa
pelayanan
JKN/BPJS sesuai
dengan harapan
saya (fasilitas dan
tenaga medis)
Ya 28 93,33
30 100
Tidak 2 6,67
52. Saya merasa
dimudahkan dalam
biaya karena adanya
program JKN/BPJS
Ya 30 100
30 100 Tidak 0 0
Sumber: Data primer yang telah diolah
82
Grafik 4.49 Responden Sebagai Peserta JKN
Grafik 4.49 di atas menunjukan bahwa seluruh responden sebanyak 30
responden menjawab ya.
Grafik 4.50 JKN Membuat Responden Lebih Mudah Mengetahui Informasi
Mengenai Hipertensi
Grafik 4.50 menunjukan mayoritas responden menjawab ya yaitu 96,67% atau
29 responden dari 30 responden, hanya 1 responden yang menjawab tidak.
100%
0%0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Ya Tidak
Per
senta
se
Responden Sebagai Peserta JKN
96,67%
3,33%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
JKN Membuat Responden Lebih Mudah
Mengetahui Informasi Mengenai Hipertensi
83
Grafik 4.51 JKN Membuat Responden Merasa Lebih Mudah Memeriksakan
Tekanan Darah
Grafik 4.51 menunjukan dari 30 responden, yang menjawab ya sebanyak
96,67% atau 29 responden, yang menjawab tidak adalah 3,33% atau 1 responden.
Grafik 4.52 Pelayanan JKN Sesuai Harapan Responden
Grafik 4.52 menunjukan dari 30 responden, yang menjawab ya sebanyak
93,33% atau 28 responden, yang menjawab tidak adalah 6,67% atau 2 responden.
96,67%
3,33%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
JKN Membuat Responden Lebih Mudah
Memeriksakan Tekanan Darah
93,33%
6,67%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Ya Tidak
Per
senta
se
Pelayanan JKN Sesuai Harapan Responden
84
Grafik 4.53 JKN Mempermudah Biaya Pengobatan Hipertensi Responden
Grafik 4.53 di atas menunjukan bahwa seluruh responden sebanyak 30
responden menjawab ya.
4.3.2.8 Tekanan Darah Responden
Tabel 4.12 Tekanan Darah Responden
Pernyataan Frekuensi Persentase
(%)
Total
(n)
Total
(%)
Tekanan Darah Terkontrol 20 66,67%
30 100 Tidak
Terkontrol
10 33,33%
100%
0%0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Ya Tidak
Per
senta
se
JKN Mempermudah Biaya Pengobatan
Hipertensi Responden
85
4.4 Pembahasan
4.4.1 Karakteristik Responden
Terdapat lima karakteristik responden yang akan dibahas oleh peneliti
yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, agama, dan pekerjaan.
Total responden yang semestinya berjumlah 96 responden berdasarkan
rumus deskriptif kategorik tidak dapat tercapai. Hal ini dikarenakan
keterbatasan penelitian yaitu jumlah pasien hipertensi yang berkunjung di
Klinik Makmur Jaya sedikit dan tidak terdapat data yang lengkap mengenai
jumlah pasien hipertensi, jumlah yang terdata untuk pasien hipertensi Prolanis
sekitar 30 responden. Oleh karena ini, peneliti hanya dapat menggambil
sampel sebanyak 30 responden.
4.4.1.1 Jenis Kelamin
Jumlah jenis kelamin responden lebih banyak perempuan dibandingkan
laki-laki. Menurut Fauzia (2011), risiko hipertensi wanita adalah 5 kali lebih
besar dibandingkan pria.60
Hal ini sesuai dengan penelitian Surwanto, Lestari, dan Rukmini (2007)
bahwa hipertensi lebih besar pada wanita dibandingkan dengan pria meski
selisihnya kecil.64
Hal ini terjadi karena pada perempuan yang bertambah usia dan
memasuki tahap premenopause mengakibatkan kadar estrogen dalam tubuh
mengalami penurunan. Estrogen sendiri dapat mencegah wanita dari
penyakit kardiovaskular karena estrogen berperan dalam meningkatkan
kadar HDL dalam tubuh, dan HDL merupakah faktor pelindung dalam
mencegah terjadinya proses aterosklerosis.61
4.4.1.2 Usia
Pada penelitian ini, usia responden dikelompokan berdasarkankategori
usia lansia WHO menjadi empat, yaitu middle age (45–59 tahun), elderly
(60–74 tahun), old (75–90 tahun) dan very old (> 90 tahun).62
86
Hal ini sesuai dengan penelitian Librianti (2016).63 Pada penelitian ini
didapatkan kelompok usia elderly (60-74 tahun) merupakan usia responden
terbanyak yaitu 22 dari total 30 responden.
Hal ini menujukan responden yang mengikuti Prolanis kebanyakan
adalah usia tua. Menurut peneliti hal ini dikarenakan oleh sifat penyakit
hipertensi yaitu kronik sehingga mayoritas pasien hipertensi adalah usia tua.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Surwanto, Lestari, dan Rukmini
(2007) bahwa hipertensi paling banyak terdapat pada kelompok umur 65
tahun keatas. Hal ini disebabkan karena faktor degeneratif yang menjadikan
elastisitas pembuluh darah berkurang sehingga tahanan perifer meningkat
sehingga tekanan darah juga meningkat.64 Menurut Pohan (2007), pasien
yang lebih tua lebih banyak dibanding pasien muda.66
Hal ini sesuai juga dengan penelitian Ika (2013), menurut Ika,
responden yang mayoritas merupakan lansia yang sudah tidak bekerja,
sehingga mereka lebih banyak waktu luang dirumah, untuk mengatasi rasa
kebosanan, akhirnya lansia menjadi senang berkunjung ke Posyandu Lansia
di Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember karena dapat bertemu dengan
teman sebayanya. Untuk itu mayoritas responden yang menjadi peserta
Prolanis merupakan lansia.66
4.4.1.3 Pendidikan Terakhir
Pada penelitian ini kebanyakan pendidikan terakhir responden adalah
SMA atau sederajat. Pendidikan SMA atau sederajat sudah tergolong baik
jika dilihat mayoritas responden adalah lansia dimana akses pendidikan pada
masa tersebut lebih sulit dibandingkan pada masa sekarang.67
Pendidikan dapat berpengaruh pula terhadap kejadian hipertensi sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Surwanto, Lestari, dan Rukmini
(2007) pravelensi hipertensi yang sedikit meningkat pada orang yang tamat
perguruan tinggi, disebabkan pendidikan seseorang dapat mempengaruhi
kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik yang selanjutnya
akan mempengaruhi pola hidup dan konsumsi makanan seseorang. Namun
hipertensi akan lebih meningkat pada orang yang berpendidikan rendah
87
dihubungkan dengan pengetahuan yang rendah pula mengenai penyakit
hipertensi.64
4.4.1.4 Agama
Penelitian ini menunjukan mayoritas responden beragama Islam, hal ini
sesuai dengan data sensus Badan Pusat Statistik (BPS) 2010 pemeluk agama
Islam pada tahun 2010 sebanyak 207,2 juta jiwa yaitu terbanyak pertama di
Indonesia.68 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Tangerang
Selatan, agama paling banyak di Tangerang Selatan adalah Islam yaitu
1.117.179 atau sebesar 88,87%.69
4.4.1.5 Pekerjaan
Pada penelitian, didapatkan pekerjaan responden yang berjenis kelamin
laki-laki paling banyak adalah sebagai pensiunan. Menurut peneliti, hal ini
berkaitan dengan usia responden yang sudah berusia tua atau lansia dan
responden sudah pensiun dari pekerjaannya. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Pensiun, batas usia pensiun yang ditetapkan adalah pada usia 56
tahun.70
Sementara pekerjaan responden yang berjenis kelamin perempuan paling
banyak adalah sebagai tidak kerja atau ibu rumah tangga. Hal ini sesuai
dengan penelitian Prasetiyo (2013) yaitu pekerjaan paling banyak adalah
sebagai ibu rumah tangga.71
4.4.2 Pengetahuan Penyakit Hipertensi
Pada penelitian ini didapatkan bahwa pengetahuan responden mengenai
penyakit hipertensi termasuk dalam kategori baik yaitu terdapat 21 responden
dari total 30 responden.
Maksimal nilai yang dapat diperoleh adalah 5 untuk aspek pengetauan
penyakit hipertensi, kemudian dikategorikan yaitu baik jika nilai 4-5 (76-
100%), cukup bila nilai 3 (50-75%), kurang bila nilai 2 (40-49%), dan tidak
baik bila nilai 1 (<40%).
88
Tingginya pengetahuan mengenai penyakit hipertensi dapat dikaitkan
dengan tingginya tingkat pendidikan responden yaitu SMA atau sederajat,
Menurut Marwiati (2008), pendidikan dapat mempengaruhi perilaku
seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah
seseorang menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan
yang dimiliki.72
Menurut Puji (2011) Perilaku seseorang ditentukan oleh tiga faktor, yaitu
faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai, karakteristik
individu, dan seterusnya), faktor pemungkin (ketersediaan sarana kesehatan,
akses, hukum pemerintah, ketrampilan terkait kesehatan, dan seterusnya), dan
faktor penguat (keluarga, teman sebaya, guru, tokoh masyarakat, dan
seterusnya).73
Hal ini menunjukan bahwa pada responden yang memiliki tingkat
pengetahuan hipertensi yang baik memiliki motivasi pengendalian penyakit
hipertensi yang baik pula, hal ini dikarenakan pengetahuan hipertensi yang
baik timbul karena adanya riwayat pendidikan yang baik sehingga lebih
mudah bagi responden ntuk menerima informasi dan belajar.
4.4.3 Kualitas Hidup
Pada penelitian ini didapatkan bahwa lebih dari setengah responden yaitu
17 responden dati total 30 responden memiliki kualitas hidup yang baik.
Dari total 30 responden, untuk kategori baik yaitu 17 responden, untuk
kategori cukup terdapat 7 responden, kategori kurang baik terdapat 6
responden, dan 0 responden untuk kategori tidak baik.
Maksimal nilai yang dapat diperoleh adalah 7 untuk aspek kualitas hidup,
kemudian dikategorikan yaitu baik jika nilai 6-7 (76-100%), cukup bila nilai 5
(50-75%), kurang bila nilai 4 (40-49%), dan tidak baik bila nilai 1-3 (<40%).
Kualitas hidup yang masih baik menggambarkan adanya motivasi
responden untuk mengendalikan penyakit hipertensinya sehingga hipertensi
yang diderita terkontrol.
89
Hal ini menunjukan bahwa kualitas hidup yang baik menggambarkan
adanya motivasi yang baik pada responden untuk mengendalikan penyakit
hipertensi di era JKN.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anbarasan
(2015) dengan target populasi usia di atas 60 tahun. Penelitian tersebut
mendapatkan hasil bahwa kualitas hidup lansia dengan hipertensi secara
umum baik.74
Namun penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Marco dkk
(2017) yaitu responden yang menderita hipertensi memiliki kualitas hidup
yang kurang baik.75
4.4.4 Riwayat Keluarga
Pada penelitian ini didapatkan bahwa terdapat riwayat keluarga pada
mayoritas responden.
Pada aspek ini, tidak dapat digunakan penilaian menggunakan kategori
baik (76-100%), cukup (50-75%), kurang (40-49%), dan tidak baik (<40%)
dikarenakan hasil yang diharapkan adalah untuk mengetahui apakah ada atau
tidak riwayat keluarga hipertensi untuk melihat pengaruh terhadap motivasi
pengendalian penyakit hipertensi di era JKN pada responden.
Riwayat keluarga yang dimaksud adalah adanya riwayat keluarga yang
menderita penyakit hipertensi, riwayat keluarga yang meninggal karena
hipertensi, riwayat meninggal karena hipertensi di lingkungan sekitar, dan
motivasi untuk mencari tahu lebih tentang hipertensi akibat terdapat keluarga
yang meninggal karena hipertensi.
Banyak responden yang tidak setuju pada pernyataan mengenai adanya
riwayat penyakit hipertensi pada lingkungan dan riwayat kematian akibat
hipertensi pada keluarga dan lingkungan.
Namun terdapat 24 responden dari 30 responden yang mencari tahu
mengenai hipertensi karena terdapat riwayat hipertensi pada keluarga.
Adanya riwayat hipertensi pada keluarga disetujui oleh 23 responden dari
total 30 responden. Hal ini sesuai dengan teori bahwa hipertensi merupakan
penyakit genetik.3,30
90
Menurut peneliti, adanya keluarga yang menderita hipertensi merupakan
salah satu faktor eksternal yang dapat mencetus motivasi ekstrinsik pada
responden. Hal ini menggambarkan bahwa riwayat keluarga yang menderita
hipertensi dapat menjadi dorongan motivasi untuk responden dalam
mengendalikan penyakit hipertensi dengan cara mencari tahu mengenai
hipertensi.
Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan Taufik (2007), bahwa salah
satu hal yang dapat mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah dorongan
keluarga.19 Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Fauzia (2011) yang menyatakan bahwa riwayat keluarga
dengan hipertensi memberikan risiko 7,9 kali terhadap kejadian hipertensi.60
4.4.5 Tindakan Kuratif Hipertensi
Pada penelitian ini didapatkan bahwa tindakan kuratif hipertensi yang
dilakukan oleh mayoritas responden termasuk dalam kategori baik yaitu
terdapat 23 responden dari total 30 responden.
Maksimal nilai yang dapat diperoleh adalah 3 untuk aspek tindakan kuratif
hipertensi, kemudian dikategorikan yaitu baik jika nilai 3 (76-100%), cukup
bila nilai 2 (50-75%), kurang (40-49%) tidak dapat digunakan dalam penilaian
aspek ini karena tidak terdapat nilai yang korelasi dengan persentase kategori
kurang, dan tidak baik bila nilai 1 (<40%).
Tindakan kuratif hipertensi yang dimaksud adalah rutin kontrol tekanan
darah sebulan sekali dan rutin mengkonsumsi obat Anti-Hipertensi sesuai
anjuran dokter pada responden sudah baik seperti yang terdapat dalam
guideline AHA 2017.24
Menurut peneliti, hal tersebut berhubungan dengan tingginya pendidikan
dan pengetahuan mengenai hipertensi serta tinggginya motivasi ekstrinsik
pada responden seperti yang telah dipaparkan.
Hal ini sesuai dengan teori dalam penelitian yang dilakukan oleh Gendhis
(2012), yaitu faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan pasien dalam
minum obat adalah faktor predisposing meliputi pengetahua dan sikap; faktor
91
enabling meliputi ketersediaan sarana atau fasilitas kesehatan; dan faktor
reinforcing yaitu dukungan keluarga.78
Hal ini menggambarkan bahwa responden dengan tindakan kuratif
hipertensi yang baik menggambarkan motivasi pengendalian penyakit
hipertensi yang baik pula.
4.4.6 Gaya Hidup
Pada penelitian ini didapatkan bahwa lebih dari setengah responden
memiliki gaya hidup yang baik yaitu terdapat 17 responden dari total 30
responden.
Maksimal nilai yang dapat diperoleh adalah 21 untuk aspek gaya hidup,
kemudian dikategorikan yaitu baik jika nilai 16-21 (76-100%), cukup bila
nilai 11-15 (50-75%), kurang bila nilai 10 (40-49%), dan tidak baik bila nilai
<10 (<40%).
Dari total 30 responden, untuk kategori baik yaitu 17 responden, untuk
kategori cukup terdapat 10 responden, dan 3 responden untuk kategori kurang,
dan 0 responden untuk kategori tidak baik.
Dalam penelitian ini, aspek gaya hidup merupakan salah satu faktor
internal sehingga aspek ini mengambil peran cukup besar dalam motivasi
intrinsik pengendalian penyakit hipertensi oleh responden, untuk itu
pernyataan dalam kuesioner mengenai aspek gaya hidup memiliki jumlah
yang paling banyak diantara aspek lainnya yaitu terdapat 21 pernyataan dari
total 52 pernyataan.
Salah satu pernyataan pada aspek gaya hidup yang paling berpengaruh
adalah kebiasaan merokok. Menurut Surwanto, Lestari, dan Rukmini (2007),
pravelensi hipertensi cukup tinggi pada responden yang memiliki kebiasaan
merokok aktif. 24,64
Namun hasil pada penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Surwanto
dkk (2007) karena responden yang merokok lebih sedikit disbanding yang
tidak, peneliti menduga karena mayoritas responden adalah wanita. 24,64
Tidak hanya mengaitkan dengan rokok, dalam penelitian Surwanto dkk
(2007), dibahas juga mengenai faktor risiko hipertensi yang meningkat seiring
92
dengan peningkatan nilai IMT, kenaikan nilai IMT seseorang dipengaruhi oleh
berat badan, untuk itu terdapat pernyataan mengenai berat badan pada aspek
gaya hidup. 24,64
Selain berat badan yang dapat pengaruh, makanan juga berpengaruh
terhadap angka kejadian hipertensi.24,64 Menurut Elvina (2008), makanan
yang dikonsumsi kebanyakan orang hanyalah untuk kepentingan kebutuhan
hidup terlepas dari asupan makanan tersebut baik bagi kesehatan atau tidak.
Setelah penyakit mulai menyerang, orang baru tersadar kalau ada yang salah
dengan gaya hidup terutama pola makan.76
Pernyataan mengenai pola makan dalam kuesioner diwakilkan dengan
pernyataan mengenai kebiasaan makan makanan seperti buah-buahan, sayur-
sayuran, makanan yang digoreng, asupan garam, makanan cepat saji, dan
kebiasaan minum kopi, dan alkohol. Hal ini merujuk pada rekomendasi
modifikasi gaya hidup yang dikeluarkan AHA tahun 2017.24
Tidak hanya pola makan, AHA 2017 juga merekomendasikan aktifitas
fisik dan olahraga untuk pasien hipertensi sehingga terdapat pernyataan
mengenai aktifitas fisik dan olahraga. Berdasarkan penelitian Librianti
(2016), terdapat hubungan yang signifikan antara olahraga dengan kejadian
hipertensi.24,63
Faktor internal lain yang dapat mempengaruhi seperti waktu istirahat, stres
dan frekuensi tidur malam hari juga terdapat dalam kuesioner.25, Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Muhammad (2014) bahwa tingkat rata-rata stres pada
pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang berada pada
tingkat stres sedang berdasarkan interpretasi dari skor Depression Anxiety
Stress Scales (DASS), menandakan terdapat hubungan antara stress dengan
hipertensi.67
Pada Aspek gaya hidup dapat dilihat bahwa responden yang memiliki gaya
hidup yang baik memiliki motivasi pengendalian penyakit hipertensi yang
baik juga. Hal ini menunjukan bahwa aspek gaya hidup responden masih baik
walaupun mendapat nilai paling minimal dalam kategori baik yaitu 16.
93
4.4.7 Motivasi
Pada penelitian ini didapatkan bahwa motivasi responden termasuk dalam
kategori baik yaitu terdapat 26 responden dari total 30 responden.
Maksimal nilai yang dapat diperoleh adalah 6 untuk aspek motivasi,
kemudian dikategorikan yaitu baik jika nilai 5-6 (76-100%), cukup bila nilai
3-4 (50-75%), kurang (40-49%) tidak dapat digunakan dalam penilaian aspek
ini karena tidak terdapat nilai yang korelasi dengan persentase kategori
kurang, dan tidak baik bila nilai 1-2 (<40%).
Motivasi yang dimaksud dalam aspek ini adalah motivasi internal yang
timbul dalam diri responden. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yossi
(2014), bahwa sebagian responden di Puskesmas Talang Kabupaten Solok
tahun 2014 adalah tinggi. Hal tersebut tergambar dari adanya keinginan
dalam diri responden untuk bisa menjalani pengobatan, adanya motivasi dari
dalam diri untuk sehar dan bisa beraktifitas secara baik.78
Hal ini menunjukan bahwa motivasi pengendalian penyakit hipertensi
responden sudah baik. Kategori baik pada aspek lainnya mempengaruhi aspek
motivasi karena pernyataan dalam aspek lainnya juga menggambarkan
bagamaina motivasi responden untuk mengendalikan penyakit hipertensi di
era JKN.
4.4.8 Pelayanan di Era JKN
Pada penelitian ini didapatkan bahwa pelayanan di era JKN menurut
responden peserta JKN termasuk dalam kategori baik yaitu terdapat 28
responden dari total 30 responden yang setuju.
Maksimal nilai yang dapat diperoleh adalah 5 untuk aspek pelayanan di
era JKN, kemudian dikategorikan yaitu baik jika nilai 4-5 (76-100%), cukup
bila nilai 3 (50-75%), kurang bila nilai 2 (40-49%), dan tidak baik bila nilai 1
(<40%).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yogi, Satibi, Chairun (2018), bahwa
kepesertaan responden di fasilitas kesehatan tingkat pertama Kabupaten
Karanganyar yang sudah bergabung menjadi peserta BPJS mendapatkan
pelayanan yang baik sehingga pasien merasa puas. Hal ini menunjukan bahwa
94
pelayanan BPJS di fasilitas kesehatan tingkat pertama sudah memadai serta
optimal dan mendapatkan kemudahan dan keringanan dalam segi pembiayaan
terutama untuk pasien yang kurang mampu akan mendapaykan bantuan dari
pemerintah dan program BPJS berupa biaya kesehatan gratis.79
Hal ini sesuai dengan hasil Indeks Kepuasan Peserta dan Faskes terhadap
BPJS Kesehatan tahun 2014, dari total 17.280 responden masyarakat, sebesar
81% menyatakan puas terhadap BPJS Kesehatan. Angka tersebut merupakan
gabungan dari indeks kepuasan peserta terhadap layanan di Fasilitas kesehatan
tingkat pertama, fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut, kantor cabang, dan
BPJS center.80
Hal ini menunjukan bahwa era JKN saat ini mempengaruhi motivasi
seseorang untuk melakukan tindakan pengendalian penyakit. Prolanis
merupakan salah satu implementasi dari program JKN yang dapat mewadahi
pasien hipertensi untuk melakukan pengendalian penyakit hipertensi serta
menberikan keringanan dalam hal pembiayaan, kemudahan dalam segi
fasiltas, dan kenyamanan.
4.4.9 Tekanan Darah Responden
Pada penelitian ini didapatkan bahwa mayoritas tekanan darah responden
adalah terkontrol yaitu sebanyak 66,67% atau 20 responden dari total 30
responden dan sisanya tidak terkontrol. Hal ini menujukan bahwa adanya
motivasi pengendalian penyakit hipertensi yang baik pada responden berkaitan
dengan tekanan darah responden yang terkontrol.
4.5 Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti merasa memiliki beberapa keterbatasan yaitu:
1. Penelitian hanya melihat gambaran motivasi pengendalian hipertensi oleh
pasien hipertensi yang mengikuti Prolanis
2. Jumlah pasien hipertensi yang sedikit di Klinik Makmur Jaya, membuat
peneliti hanya dapat mengambil sampel pasien hipertensi sebanyak satu
kali setiap bulannya yaitu saat Prolanis diselenggarakan.
95
3. Arsip data pasien hipertensi yang kurang lengkap di Klinik Makmur Jaya
membuat peneliti kesulitan untuk menentukan jumlah sampel penelitian.
4. Waktu penelitian yang singkat, dan diprediksikan tidak terdapat perubahan
kenaikan jumlah responden yang signifikan apabila waktu penelitian
ditambah
4.6 Kelebihan Penelitian
Penelitian ini baru pertamakali dilakukan, sehingga terdapat originalitas
dan ciri khas tersendiri. Penelitian ini juga tidak membutuhkan instrumen
penelitian yang banyak sehingga mudah dilakukan. Penelitian ini juga dapat
menambah daftar penelitian mengenai gambaran motivasi pasien hipertensi
96
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Motivasi pasien hipertensi dalam pengendalian penyakit hipertensi di era
JKN di Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan adalah baik (76-100%).
2. Upaya yang telah dilakukan pasien hipertensi dalam mengendalikan
penyakit hipertensi di era JKN adalah
a. Mengetahui dan mencari pengetahuan mengenai hipertensi
b. Melakukan tindakan kuratif hipertensi seperti minum obat secara
teratur dan rutin kontrol tekanan darah
c. Memiliki gaya hidup yang baik
3. Jenis Kelamin responden mayoritas adalah perempuan sebanyak 21 (70%),
usia mayoritas responden adalah 60-74 tahun yaitu 22 (73%), pendidikan
terakhir mayoritas responden adalah SMA atau sederajat 12 (40%), agama
mayoritas responden adalah islam 27 (90%), pekerjaan mayoritas
responden laki-laki adalah pensiunan 6 (26,67%) dan perempuan tidak
kerja atau ibu rumah tangga 11 (36,67%).
4. Gambaran pengetahuan responden hipertensi di era JKN di Klinik
Makmur Jaya Tangerang Selatan adalah baik.
5. Gambaran kualitas hidup responden hipertensi di era JKN di Klinik
Makmur Jaya Tangerang Selatan adalah baik.
6. Gambaran riwayat keluarga responden hipertensi di era JKN di Klinik
MakmurJaya Tangerang Selatan adalah ada riwayat keluarga hipertensi.
7. Gambaran tindakan kuratif hipertensi pada responden hipertensi di era
JKN di Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan adalah baik.
8. Gambaran gaya hidup responden hipertensi di era JKN di Klinik Makmur
Jaya Tangerang Selatan adalah baik.
9. Gambaran pelayanan di era JKN pada responden hipertensi di era JKN di
Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan adalah baik.
5.2 Saran
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut yang lebih spesifik pada satu aspek
pengendalian penyakit.
97
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan cakupan lokasi pengambilan
data yang lebih luas.
3. Diperlukan lebih lanjut jumlah sampel atau responden yang lebih banyak
agar penelitian lebih bermakna.
4. Diperlukan responden yang lebih beragam yaitu tidak hanya responden
yang mengikuti kegiatan Prolanis saja.
5. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang membandingkan antara motivasi
pengendalian penyakit oleh pasien hipertensi yang menggunakan BPJS
dan tidak menggunakan BPJS.
6. Pendataan pasien lama khususnya pasien hipertensi di fasilitas kesehatan
lebih lengkap.
98
BAB VI
KERJASAMA PENELITIAN
Penelitian ini merupakan bagian kerjasama penelitian mahasiswa dengan
kelompok riset non communicable disease Program Studi Kedokteran Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dibawah bimbingan dr.Risahmawati,
Dr. Med. Sc., dan dr.Ayat Rahayu Sp.Rad, M. Kes.
99
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. Rencana Aksi Kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular tahun 2015-2019. Jakarta: Kemenkes RI; 2016.
2. WHO. Fact sheet: The Top 10 Causes of Death. [Internet]. 2014.
Available from http://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/the-
top-10-causes-of-death
3. Kemenkes RI. Hipertensi. The Silent Killer. [Internet]. 2015. Available
from
http://www.pusdatin.kemkes.go.id/article/view/15080300001/hipertensi-
the-silent-killer.html
4. Dalyoko DAP. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Upaya
Pengendalian Hipertensi pada Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja
Puskesmas Mojosongo Boyolali. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta; 2010.
5. Kemenkes RI. Inash Menyokong Penuh Penanggulangan Hipertensi
[Internet]. 2007. Available from
http://www.depkes.go.id/article/print/896/inash-menyokong-penuh-
penanggulangan-hipertensi.html
6. Hasibuan M. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara;
2013.
7. Suhadi R, Linawati Y, Virginia DM, Setiawan CH. Early Implementation
of Universal Health Coverage among Hypertension Subjects in Sleman
District of Yogyakarta. Acta Med Indones-Indones J Intern Med [Internet].
2015; 602:311–9.
8. A global brief on hypertension – sillent killer. Global Public Health Crisis.
Geneva: WHO; 2013.
9. Kementrian Kesehatan. Infodatin: Hipertensi. [Internet]. 2014. Available
from http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-
info-datin.html
10. Whelton Pk, et al. American Heart Association. 2017 High Blood Presure
Clinical Practice Guideline:
100
ACC/AHA/AAPA/ABC/ACPM/AGS/APhA/ASH/ASPC/NMA/PCNA
Guideline for the prevention, detection, evaluation and management of
high blood pressure in adults [Internet]. 2017;71(6):e13-e115. Available
from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29133356
11. James PA, et al. JAMA. Evidence-based guideline for the management of
high blood pressure in adults. Joint National Committee (JNC) [Internet].
2014;7;311(17):1809. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24352797
12. Kotler, et al. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta. Erlangga; 2012.
13. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI; 2013.
14. Sari DP, Listya MT. Pengaruh Keikutsertaan Pasien pada Program
Jaminan Kesehatan terhadap Keberhasilan Kontrol Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi. 2016;4(2): 125-9.
15. Gabb GM, et al. Guideline for the diagnosis and management of
hypertension in adults. Med J Australia [Internet]. 2016; 18;205(2):85-9.
Available from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27456450
16. Highlights from the 2017 Guideline for the prevention, detection,
evaluation and management of high blood pressure in adults. American
Heart Association [Internet]. 2017. Available from https://targetbp.org/wp-
content/uploads/2017/11/Hypertension_HighlightsTPB.pdf
17. Aaronson, P.I., Ward, J.P.T., Wiener, C.M., Schulman, S.P., Gill, J.S. The
Cardiovascular System At A Glance. UK: Blackwell Science; 2007.
18. Sherwood, L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Ed 8. Jakarta: EGC;
2014.
19. Jefri Pratama S. Konsep Baru Renin Angiotensin System (RAS). CDK-
225/ vol. 42 no. 2. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya;
2015.
20. Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson. Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Ed 6. Jakarta: EGC; 2006.
21. Abbas, A.K. Aster, J.C., dan Kumar, V. Buku Ajar Patologi Robbins.
101
Edisi 9. Singapura: Elsevier Saunders; 2015.
22. Guyton. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta: EGC; 2008.
23. Sitepoe. Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia; 2000.
24. Froelicher, E.S., Oka, R.K., Fletcher, G.F. Physical Activity and Exercise
in Cardiovascular Disease Prevention and Rehabilitation. In: Yusuf, S.,
Cairns, J.A., Camm, A.J., Fallen, E.L., Gersh, B.J., editors. Evidence-
based Cardiology. 2n? ed. UK: British Medical Journal; 2003. p.170-80.
25. Sharma, A.M.,. Obesity. In: Yusuf, S., Cairns, J.A., Camm, A.J., Fallen,
E.L., Gersh, B.J., editors. Evidence-based Cardiology. 2n ? ed. UK: British
Medical Journal; 2003. p.231-43.
26. Gray, et al.,. Hipertensi. Lecturer Notes Kardiologi, ed 4. Jakarta:
Erlangga; 2005.
27. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi IV. Jakarta: Internal Publishing; 2009.
28. Setiati, S., Harimurti, K., Govinda R, A. Proses Menua dan Implikasi
Kliniknya. Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata,
M., Setiati, S., editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. ed 5. Jakarta:
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI; 2009. p.757-67.
29. Mackay J, Mensah GA. The Atlas of Heart Disease and Stroke. Geneva:
WHO; 2004.
30. Kotchen AT. Hypertensive Vascular Disease, Dalam Loscalzo J Harrison
Cardiovascular Medicine. Philadelphia: McGrawHill; 2010.
31. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, et al. Harrison’s Principles of Internal
Medicine. 18th edition. New York: McGraw-Hill; 2008.
32. Direktorat Republik Indonesia. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular. Rencana Aksi Kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular tahun 2015-2019 Revisi I. Jakarta: Direktorat Republik
Indonesia; 2015.
33. BPJS Kesehatan. Panduan Praktis: Prolanis (Program Pengelolaan
Penyakit Kronis) [Internet]. 2015. Available from https://bpjs-
kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf
102
34. Asih EP. Seri Buku Saku – 2 Paham BPJS. Jakarta: Friedrich-Ebert-
Stiftung. [Internet] 2015. Available from
http://www.jamsosindonesia.com/gudanginformasi/detail/buku-saku-
gratis-baca-paham-jkn_38
35. BPJS Kesehatan. Panduan Praktis tentang Kepesertaan dan Pelayanan
Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS kesehatan. 2013; Available
fromhttps://bpjskesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/a9c04aa825ffc12d24ae
ee668747f284.pdf
36. Mardiyanto, SA. Panduan Praktis Advokasi Jaminan Sosial Kesehatan.
2015;Available fromhttp://www.gkiklasisjs.org/web/images/berita/pokja/
Buku-Paduan-BPJS.pdf
37. KBBI. Definisi Motivasi [Internet]. 2018. Availabe from
https://kbbi.web.id/motivasi
38. Uno HB. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis Dibidang
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara; 2011.
39. Luthans, Fred. Organizational Behavior : An Evidence-Based Approach.
New York: McGraw-Hill; 2011.
40. Purwanto MN. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya; 2009.
41. Bastable SB. Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran dan
Pembelajaran. Jakarta: EGC; 2002.
42. Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC; 2004.
43. Hasibuan MSP. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara; 2014.
44. Suhardi. The Science of Motivation (Kitab Motivasi). Jakarta: PT
Gramedia; 2013.
45. Muhibbin S. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu; 1999.
46. Hamalik O. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Exsamedia; 2008.
47. Natawidjaja R. Alat Peraga dan Komunikasi Pendidikan. Jakarta:
Depdikbud; 1980.
48. Taufik. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan dalam Bidang Keperawatan.
Jakarta: CV. Info Medika; 2007.
103
49. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014. Tentang Klinik. [Internet]
Available from http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/permen-
kesehatan-nomor-9-tahun-2014-tentang-klinik.pdf
50. Leaflet Klinik Makmur Jaya Tangerang Selatan; 2018.
51. Rachmania, P. Pola Komunikasi Dokter terhadap Pasien Dalam Proses
Penyembuhan di Klinik Makmur Jaya. Jakarta: Universitas Islam Negri
Syarifhidayatullah; 2011.
52. Sopiyudin Dahlan. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika; 2014.
53. Sopiyudin Dahlan. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 6.
Jakarta: Salemba Medika; 2014.
54. Dahlan S. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2010.
55. Maxime A. Work Extrinsic and Intrinsic Motivation Scale: Its Value for
Organizational Psychology Research. Canada: University of Ottawa; 2009;
Canadian Journal of Behavioral Science; Vol.41 No. 4; p213-36.
56. Bond, T. G., & Fox, C. M. Applying the Rasch Model Fundamental
Measurement in the Human Sciences, 3rd Edition. New York: Routledge;
2015.
57. Linacre, J. M. A User's Guide to WINSTEPS MINISTEP Rasch-Model
Computer Programs; 2016.
58. Smiley, J. Classical test theory or Rasch: A personal account from a
novice user. SHIKEN; 2015. 16-31 p.
59. Alagumalai, S., Curtis, D. D., & Hungi, N. Applied Rasch Measurement: A
Book of Exemplars. Dordrecht: Springer; 2005.
60. Rachman, F. Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi pada Lansia (Studi Kasus di Rumah Sakit Dr.Kariadi
Semarang). Semarang: Universitas Diponogoro; 2011.
61. Yogiantoro, M. Hipertensi Esensial dalam buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II. Ed 6. Jakarta: Internal Publishing; 2014.
62. Sari, Riska Diana. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Nyeri
104
Ekstremitas Bawah Pada Lansia Di Desa Karangrau Kecamatan Sokaraja
Kabupaten Banyumas. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah
Purwokerto; 2013.
63. Putriastuti, L. Analisis Hubungan Antara Kebiasaan Olahraga dengan
Kejadian Hipertensi pada Pasien Usia 45 Tahun Keatas. Surabaya: FKM
Universitas Airlangga; 2016; Jurnal Berkala Epidemiologi; Vol 4 No.2;
h225-36.
64. Surwanto et al. Prevalensi Penyakit Hipertensi Penduduk di Indonesia dan
Faktor yang Berisiko. Jakarta: Buletin Penelitian Kesehatan; 2009; Vol. 12
No.2; h159-61.
65. Pohan, I. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: EGC; 2007.
66. Sulistiyawati, I. Hubungan Antara Pekerjaan, Pendapatan, Pengetahuan
Sikap Lansia Dengan Kunjungan Ke Posyandu Lansia. Jember:
Universitas Jember; 2010.
67. Saleh, M. Hubungan tingkat stres dengan derajat hipertensi pada pasien
hipertensi di wilayah kerja puskesmas andalas padang tahun 2014. Padang:
Universitas Andalas; 2014; Vol 10 No 1: h166-75
68. Badan Pusat Statistik. Tentang Agama Penduduk Indonesia. [Internet].
Available from https://www.bps.go.id/
69. Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. Kota Tangerang Selatan
dalam Angka. Tangerang Selatan: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang
Selatan; 2014.
70. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 45 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Pensiun. 2015. [Internet]. Available from
https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/PERATU
RAN/15122015_104556_PP%2045%20Tahun%202015.pdf
71. Utomo, et al. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan
Upaya Pencegahan Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Desa
Blulukan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2013.
105
72. Marwiati. Hubungan Mekanisme Koping Dengan Terjadinya Depresi Pada
Lansia Di Panti Werdha Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang.
Semarang: POLTEKKES Semarang; 2008.
73. Lestari, P. Beberapa Faktor Yang Berperan Terhadap Keaktifan
Kunjungan Lansia Ke Posyandu Studi Kasus Di Desa Tamantirto
Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Provinsi DIY. Semarang: Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro dan Ikatan Dokter Indonesia Wilayah
Jawa Tengah; 2011.
74. Anbarasan SS. Gambaran Kualitas Hidup Lansia dengan Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Rendang pada Periode 27 Februari-14 Maret
2015. Vol 4 (1): 113-124. 2015.
75. Grivit et al. Hubungan Antara Hipertensi Dengan Kualitas Hidup Pada
Penduduk Di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota
Tomohon. Sulawesi Utara: Universitas Sam Ratulangi; 2017.
76. Dhewi, GI, et al. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Pasien Dan
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tb Paru
Di Bkpm Pati. Semarang: STIKES Muhammadiyah Semarang; 2012.
77. Elvina, N. Social Support and Coronary Heart Diseases (CHD):
Epidemiologic evidence and implications for treatment. 2008.
78. Fitrina, Y. Hubungan Karakteristik Dan Motivasi Pasien Hipertensi
Terhadap Kepatuhan Dalam Menjalani Pengobatan Di Puskesmas Talang
Kabupaten Solok Tahun 2014. Bukit Tinggi: STIKes YARSI SUMBAR
Bukittinggi; 2014.
79. Yogi, BM, et al. Pengaruh Tingkat Kualitas Pelayanan BPJS Dan
Karakteristik Pasien Terhadap Kepuasan Pasien Di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada; 2017
80. BPJS Kesehatan. Indeks Kepuasan dan Faskes terhadap BPJS Kesehatan.
Jakarta: BPJS Kesehatan. 2014; [internet] Available from http://bpjs-
kesehatan.go.id/BPJS/application/modules/post/files/Survey_Kepuasan_Pe
serta.pdf
81. Evi Kurniawaty, et al. Pengaruh Kopi terhadap Hipertensi.Lampung:
Universitas Lampung; 2016; Vol.5 No.2.
106
LAMPIRAN
Lampiran 1
Informed consent
FORMULIR PERSETUJUAN RESPONDEN
Dengan ini,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, memberikan persetujuan dan bersedia untuk
mengisi kuesioner yang diberikan peneliti sampai akhir. Saya mengerti bahwa saya
menjadi bagian dari penelitian ini untuk mengetahui “Motivasi Masyarakat Terhadap
Upaya Pengendalian Penyakit Hipertensi pada Pasien JKN di Puskesmas Ciputat Timur,
Tangerang Selatan”. Saya telah dijelaskan oleh peneliti, bahwa jawaban kuesioner ini
bersifat sukarela dan hanya dipergunakan untuk penelitian dan dijaga kerahasiaannya
oleh peneliti.Oleh karena itu saya bersedia untuk menjadi responden.
Ciputat, 2018
……………………….
( )
107
Lampiran 2
Kuesioner
KUESIONER “MOTIVASI PENGENDALIAN HIPERTENSI / PENYAKIT
DARAH TINGGI PADA PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)”
Assalamualaikum Wr. Wb.
Yth. Bapak/Ibu,
Untuk memenuhi kelengkapan penyusunan skripsi, kami bermaksud mengadakan
penelitian di Puskesmas Ciputat Timur, Tangerang Selatan dengan judul skripsi
“Motivasi Masyarakat Terhadap Upaya Pengendalian Penyakit Hipertensi pada Pasien
JKN di Puskesmas Ciputat Timur”.Maka dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah
kami meminta kesediaan Bapak, Ibu, Saudara/i untuk sedikit meluangkan waktu dalam
mengisi kuesioner yang terlampir. Untuk itu, diharapkan responden dapat memberikan
jawaban yang sebenar-benarnya demi membantu penelitian. Penelitian ini tidak akan
menimbulkan kerugian untuk responden. Kami menjamin kerahasiaan identitas dan
seluruh jawaban responden. Atas waktu dan kesediaannya, kami ucapkan terima kasih,
semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
Hormat kami,
PENGANTAR
Definisi Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
(Infodantin buletin “Hipertensi”, Kemenkes RI)
FORMULIR IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Usia :
Sarah Azizah
11151030000051
108
Alamat :
Jenis Kelamin :
Lingkari salah satu:
Pendidikan Terakhir : Tamat SD / Tamat SMP / Tamat SMA / S1 & lebih tinggi
Agama : Islam / Katolik / Protestan / Hindu / Budha / Konghucu /
Lainnya
Pekerjaan :
a) Wiraswasta
b) PNS (Pegawai Negeri Sipil)
c) Pegawai Swasta
d) TNI/Porli
e) Supir, Petani, Nelayan, Buruh
f) Pensiunan
g) Tidak Kerja
Tekanan Darah saat ini: mmHg
Tekanan Darah sehari-hari / sebelumnya: 1. mmHg / 2. mmHg
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
➢ Beri Tanda Centang (✓) pada kolom YA atau TIDAK sesuai jawaban Anda.
➢ Setiap pertanyaan hanya boleh diisi 1 jawaban.
No Pertanyaan YA TIDAK
PENGETAHUAN HIPERTENSI (PENYAKIT DARAH TINGGI)
1 Saya mengetahui diri saya menderita hipertensi (penyakit darah tinggi)
2 Saya mengetahui bahwa hipertensi adalah penyakit dengan tekanan darah
> 130/90 mmHg (satuan tekanan darah)
3 Saya mengetahui bahwa hipertensi menjadi penyebab munculnya
penyakit lain yang lebih berat
4 Saya menderita hipertensi > (lebih dari ) 5 tahun
5 Saya memiliki penyakit kronis selain hipertensi (*beri tanda ceklist bila
ada, boleh lebih dari 1):
109
Diabetes (sakit gula)
Penyakit ginjal
Gagal ginjal
Penyakit jantung
Kolestrol tinggi
Retinopati
Stroke
KUALITAS HIDUP
6 Saya merasa terganggu dengan penyakit hipertensi
7 Penyakit Hipertensi saya belum mengganggu aktivitas fisik saya (masih
bekerja seperti seperti biasa)
8 Penyakit hipertensi saya membuat saya ingin lebih menjaga pola makan
9 Penyakit hipertensi menghalangi saya dari rencana bepergian jarak jauh
10 Saya ikhlas menerima penyakit hipertensi
11 Saya berdoa (sesuai agama saya) agar diberi kesembuhan
12 Keikhlasan saya dalam menerima penyakit mempengaruhi keteraturan
dalam minum obat
RIWAYAT KELUARGA
13 Di keluarga saya, ada yang menderita hipertensi
14 Di keluarga saya, ada yang meninggal karena hipertensi
15 Di lingkungan tempat tinggal saya, ada yang meninggal karena hipertensi
16 Saya mencari tahu lebih dalam tentang hipertensi karena keluarga saya
ada yang hipertensi
TINDAKAN KURATIF
17 Saya rutin memeriksa tekanan darah 1 bulan sekali
18 Saya mengkonsumsi obat hipertensi
19 Saya rutin dan patuh mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter
20 Saya sudah tidak mengkonsumsi obat hipertensi walaupun masih
menderita hipertensi
GAYA HIDUP
21 Saya mengkonsumsi minimal salah satu buah (apel, jeruk, anggur,
mangga, melon, nanas, pisang, stroberi) 1x sehari
22 Saya mengkonsumsi sayur minimal 1 mangkuk sehari secara rutin
23 Saya makan makanan yang di goreng dengan minyak setiap hari
110
(bakwan, tahu,tempe, pisang goreng)
24 Total garam yang saya konsumsi dalam semua makanan saya < (kurang
dari) 1 sendok teh per hari
25 Saya membatasi asupan garam dengan cara memasak sendiri makanan
saya di rumah
26 Saya mengkonsumsi makanan cepat saji lebih dari 3x seminggu
(mis: ayam goreng tepung, daging sapi panggang, burger,dll)
27 Saya minum kopi
28 Saya minum kopi > (lebih dari) 2 cangkir / hari
29 Saya mengkonsumsi alkohol setidaknya 1 gelas dalam seminggu
30 Saya menjaga berat badan saya agar tetap dalam kisaran normal
31 Saya mengetahui bahwa berat badan berlebih dapat mempengaruhi
tekanan darah
32 Saya melakukan aktivitas fisik setiap hari (cth: berkebun, menyapu,
mencuci, mengepel lantai)
33 Saya berjalan kaki setidaknya selama 30 menit dalam satu hari
34 Saya berolahraga 3 – 4 kali dalam seminggu selama 30 menit (lari,
jogging, main bola, berenang, senam, bersepeda, dll)
35 Saya merokok setidaknya satu batang per hari dalam satu bulan terakhir
36 Saya tinggal serumah dengan orang yang merokok meskipun saya bukan
perokok
37 Saya memiliki keluarga yang merokok dalam rumah saya
38 Saya berada di lingkungan orang yang merokok, meskipun saya bukan
perokok
39 Saya mudah stress
40 Saya tidur selama < (kurang dari) 6 jam pada malam hari
41 Saya istirahat ketika saya merasa lelah
MOTIVASI
42 Saya ingin penyakit hipertensi saya terkontrol karena keluarga saya ada
yang menderita dan / meninggal
43 Saya tidak ingin keturunan saya ada yang menderita hipertensi
44 Saya ingin penyakit hipertensi saya terkontrol dan hidup sehat
45 Saya tahu bahwa penyakit saya bisa terkontrol jika saya mengontrol
tekanan darah saya dan teratur minum obat
111
46 Saya mempunyai keluarga yang mengingatkan saya untuk kontrol
tekanan darah dan minum obat secara rutin
47 Saya mempunyai keluarga dan teman yang mendukung saya untuk
mengntrol penyakit hipertensi saya
Jaminan Kesehatan Nasional / JKN (sama dengan BPJS)
48 Saya menggunakan JKN (BPJS)
49 Saya merasa lebih mudah untuk mendapatkan informasi mengenai
hipertensi dengan adanya program JKN (BPJS)
50
Saya merasa lebih mudah untuk memeriksakan tekanan darah di fasilitas
kesehatan
51 Saya merasa pelayanan JKN/BPJS sesuai dengan harapan saya (fasilitas
dan tenaga medis)
52 Saya merasa dimudahkan dalam biaya karena adanya program JKN/BPJS
Terimakasih atas partisipasi Bapak / Ibu / Saudara/i dalam mengisi lembar kuesioner ini sampai
akhir, jawaban Anda akan sangat kami hargai
112
Lampiran 3
Dokumentasi
Gambar 6.1 Responden yang mengisi kuesioner secara mandiri
Gambar 6.2 Kegiatan Prolanis di Klinik Makmur Jaya
113
Lampiran 4
Riwayat Hidup Penulis
RIWAYAT HIDUP PENULIS
DATA PRIBADI
Nama : Sarah Azizah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat tanggal lahir : Jakarta, 12 September 1997
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Alamat : Komplek Griya Satwika blok C5 no.18
Pisangan Ciputat, Tangerang Selatan
No. Telfon : 08778 140 1117
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 2003 – 2009 : SD Al-Fath, Cirendeu, Tanggereng Selatan
Tahun 2009 – 2012 :SMP Al-Fath, Cirendeu, Tanggereng Selatan
Tahun 2012 – 2015 : SMA Islam Al-Izhar Pondok Labu, Jakarta
Tahun 2015 – sekarang : Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah SMP Al-Fath tahun 2011/2012
2. Sekretaris Karang Taruna IRGAS tahun 2015/2016
3. Ketua departemen Kesejahteraan Sosial Organisasi Himpunan Mahasiswa
Program Studi Kedokteran dan Pendidikan Dokter (HMPSKPD) tahun
2016/2017
4. Anggota Organisasi Centre for Indonesia Medical Students Activities UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015/2016 dan 2016/2017