gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui pada bayi di wilayah kerja puskesmas...
TRANSCRIPT
i
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIKMENYUSUI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MABODO
KABUPATEN MUNA PERIODE JULI 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikandi Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
WA ODE AULIA NURFATULLAHPSW.B.2013.IB.0044
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITEAKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA2016
iv
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Wa Ode Aulia Nurfatullah
2. Nim : 2013. IB. 0044
3. Tempat Tanggal Lahir : Mabodo , 01 November 1994
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Suku/Kebangsaan : Muna/ Indonesia
7. Alamat : Desa Madampi, Kec. Lawa, Kabupaten Muna
Barat
B. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 11 Lawa tamat tahun 2007
2. SMP Negeri 1 Lawa tahun 2010
3. SMA Negeri 1 Lawa tamat tahun 2013
4. Mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya tahun 2016.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini.
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan program DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Teknik Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo’’.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini banyak hambatan dan kesulitan
yang dijumpai namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
Ibu Fikmawati Refu, SST, selaku pembimbing I dan Bapak La Hasariy, SKM, M.Kes
selaku pembimbing II atas kesediaannya berupa waktu, bimbingan, motivasi,
petunjuk, pengarahan dan dorongan moril begitu sangat berharga.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas pula dari bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan
hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
vi
1. Bapak La Ode Muhlisi, S.Kep., M.Kes selaku ketua Yayasan Pendidikan Sowite
Akademi Kebidanan Paramata Raha.
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna.
3. Ibu Wa Ode Siti Asma, S.ST, M.Kes selaku Pudir I Akademi Kebidanan Paramata
Raha Kabupaten Muna dan sekaligus sebagai penguji Karya Tulis Ilmiah.
4. Ibu Yanti, S.ST selaku Pudir III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten
Muna.
5. Seluruh Dosen dan Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, pengetahuan dan
keterampilan yang sangat bermanfaat bagi penulis selama mengikuti pendidikan.
6. Ibu Wa Ode Siti Amzia. S.ST., M.Kes selaku kepala Puskesmas Mabodo
Kabupaten Muna yang telah membantu penulis dalam pengambilan data.
7. Terkhusus kepada ibundaku Wa Ode Sitti Nurhayati Idrus dan ayahandaku La Ode
Mantiri tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, motifasi, doa dan
pengorbanan materi maupun non materi yang diberikan kepadaku selama
mengikuti pendidikan.
8. Untuk adik - adikku tersayang yang selalu memberi dukungan dan selalu
menyayangiku.
9. Untuk rekan-rekan seperjuangan dalam mengikuti pendidikan di Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Angkatan 2013, serta pihak yang
vii
tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas dorongan, semangat dan
kebersamaannya selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberikan imbalan
yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua,
Aamiin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Raha, Juli 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................... i
Lembar Persetujuan.................................................................................................. ii
Lembar Pengesahan ................................................................................................. iii
Riwayat Hidup ........................................................................................... ............. iv
Kata Pengantar ......................................................................................................... v
Daftar Isi................................................................................................................... viii
Daftar Tabel ............................................................................................................. x
Daftar Lampiran ....................................................................................................... xi
Intisari ...................................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
D. Manfaaat Penelitian..................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 8
A. Telaah Pustaka ............................................................................................ 8
B. Landasan Teori............................................................................................ 19
C. Kerangka Konsep ........................................................................................ 23
D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………................... 24
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 25
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................... 25
B. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 25
C. Subyek Penelitian......................................................................................... 25
D. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................................... 25
E. Variabel dan Defenisi Operasional .............................................................. 26
F. Instrumen Penelitian..................................................................................... 27
G. Pengolahan dan Analisis Data...................................................................... 27
ix
H. Jalannya Penelitian....................................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN........................................ 30
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 30
B. Pembahasan………………………………………...............………….….. 35
BAB V KESIMPULAN dan SARAN ................................................................... 44
A. Kesimpulan .................................................................................................. 44
B. Saran............................................................................................................. 45
Daftar Pustaka........................................................................................................ 46
Lampiran-lampiran
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Defnisi Operasional ................................................................................ 26
Tabel 2. Distribusi Tingkat Tahu Ibu Nifas tentang Teknik Menyusui Bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna
Tahun 2016.............................................................................................. 32
Tabel 3. Distribusi Tingkat Memahami Ibu Nifas tentang Teknik Menyusui
Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna
tahun 2016 ............................................................................................... 33
Tabel 4. Distribusi Tingkata Aplikasi Ibu Nifas tentang Teknik Menyusui
Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna
Tahun 2016 ............................................................................................. 34
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 : Persetujuan Responden dan Quisioner Penelitian
Lampiran 3 : Master Tabel
Lampiran 4 : Surat Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 5 : Pernyataan
xii
INTISARI
WAODE AULIA NURFATULLAH. (PSW.B.2013.IB.0044) “Gambaran TingkatPengetahuan Ibu Nifas tentang Teknik Menyusui Pada Bayi di Wilayah KerjaPuskesmas Mabodo Kabupaten Muna Periode Juli 2016.) dibimbing oleh IbuFikmawati Refu dan Bapak La Hasariy.
Latar Belakang : Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di PuskesmasMabodo tentang teknik menyusui terhadap 10 orang ibu nifas terdapat 7 orang caramenyusuinya tidak benar sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ;Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Cara Menyusui Pada Bayi di WilayahKerja Puskesmas Mabodo, Kec.Kontunaga, Kab.Muna Periode Juli 2016.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yangdimaksud untuk mendeskripsikan variabel yang sesuai dengan tujuan penelitiantentang suatu keadaan secara objektif dengan populasi semua ibu nifas yangmenyusui berjumlah 31 orang. Dan pengambilan sampel menggunakan teknik TotalSampling.
Hasil : Ibu nifas yang memiliki tingkat tahu tentang Teknik Menyusui yang baikberjumlah 7 responden (22,60%), yang cukup 11 responden (35,50%), dan yangkurang 13 responden (41,9%). Ditinjau dari tingkat Memahami yang baik berjumlah7 responden (22,60%), yang cukup berjumlah 11 responden (35,50%), dan yangkurang berjumlah 13 responden (41,9%). Dan untuk tingkat Aplikasi yang baikberjumlah 6 responden (19,4%), yang cukup berjumlah 10 responden (32,3%), danyang kurang berjumlah 15 responden (48,4%).
Kesimpulan : Pengetahuan ibu nifas tentang Teknik Menyusui pada bayi ditinjaudari tingkat tahu paling banyak ditemukan pada kategori kurang sebesar (41,9%).Tingkat memahami paling banyak ditemukan pada kategori kurang sebesar (41,9%).Tingkat aplikasi paling banyak ditemukan pada kategori kurang sebesar (48,4%).
Kata Kunci :Teknik Menyusui, Tahu, Memahami, Aplikasi
Daftar Pustaka :15 literatur (2009 - 2015)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. (Ai Yeyeh
Rukiyah, Tahun 2011).
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus
terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang
meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit
yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara
menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu. (Sarwono
Prawirohardjo, Tahun 2009).
Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang
ibu melalui jalan kelahiran normal atau dengan bantuan alat tertentu sampai usia 1
bulan. Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari)
sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berusia 0 (baru lahir) sampai dengan usia
28 hari. Bayi merupakan individu yang berusia 0-12 bulan yang ditandai dengan
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat disertai dengan perubahan dalam
kebutuhan zat gizi. (Sri Rahayu, Tahun 2015).
Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena
mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan
pertama kehidupan bayi. (Dwi Rahmawati, Tahun 2014).
2
Air Susu Ibu Eksklusif adalah Air Susu Ibu yang di berikan kepada bayi
sejak di lahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/ atau mengganti
dengan makanan atau minuman lain. Menurut Lancet 2010, pemberian ASI
eksklusif dapat menurunkan angka kematian bayi sebesar 13% dan dapat
menurunkan prevalensi balita pendek. Ada 5 faktor yang berkaitan dengan
rendahnya pencapaian ASI Eksklusif yaitu : 1) Belum semua fasilitas pelayanan
kesehatan dan tenaga kesehatan melaksanakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan
Menyusui, 2) Bayi yang tidak mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD), 3) Jumlah
konselor menyusui masih sedikit, 4) Promosi susu formula masih gencar, 5)
Belum semua kantor dan fasilitas umum membuat ruang menyusui. (Kemenkes
RI, Tahun 2013).
Menurut WHO, 98% wanita mempunyai kemampuan fisiologis untuk
menyusui, jadi hanya 2% saja yang tidak dapat menyusui dengan alasan
kemampuan fisiologis. Untuk mengatasi bayi yang tidak bisa mendapatkan ASI,
karena berbagai sebab dan pertimbangan, maka perlu diberikan susu formula bayi
sebagai pengganti ASI. Pemberian susu formula kepada bayi hanya dilakukan bila
benar-benar membutuhkan. Bagi sebagian orang yang belum menyadari
keunggulan ASI atau mereka yang tidak mampu menyusui, susu formula bayi
menjadi tumpuan pemenuhan zat-zat gizi bagi bayinya (Warta Gizi & KIA//Edisi
1//Tahun 2014).
Secara nasional cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia pada tahun
2009 mencapai angka 34,3%. Menurut penelitian Rohani (2007) menunjukan
bahwa tingkat pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI
3
Eksklusif, hal ini ditunjukan akan terjadi peningkatan pemberian ASI Eksklusif
jika di sertai dengan peningkatan pengetahuan tentang ASI Eksklusif. (Nova
Rachmaniah, Tahun 2014).
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Menyusui adalah suatu
proses alamiah. Berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa
pernah membaca buku tentang ASI, bahkan ibu yang buta huruf pun dapat
menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian, dalam lingkungan
kebudayaan kita saat ini, melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah.
(Arni H, Tahun 2012).
Praktek cara menyusui yang baik dan benar perlu dipelajari oleh setiap ibu
karena menyusui itu sendiri bukan suatu hal yang reflektif atau instingtif, tetapi
merupakan suatu proses. Proses belajar yang baik bukan hanya untuk ibu yang
pertama kali melahirkan karena biasanya ibu melahirkan anak pertama tidak
memiliki keterampilan menyusui yang benar. Dengan demikian ibu menyusui
memerlukan pengetahuan agar mengetahui cara menyusui yang benar, setelah itu
diperlukan sikap untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar dapat
sukses dalam memberikan yang terbaik bagi bayinya. (Siti Fatimah, Tahun 2014).
Manfaat yang akan didapat pada ibu yang menyusui adalah salah satunya
yaitu dapat mencegah terjadinya kurang darah atau anemia defisiensi zat besi,
karena dengan menyusui bayi secara ekslusif selama enam bulan maka akan
berpengaruh terhadap tubuh ibu salah satunya adalah pengaruh terhadap
4
penundaan haid pada ibu pasca melahirkan (Warta Gizi & KIA//Edisi 1//Tahun
2013).
Menyusui eksklusif penting karena pada usia tersebut sesungguhnya bayi
belum mampu mencerna makanan lain selain ASI. Di samping ginjalnya belum
cukup sempurna untuk mengeluarkan sisa-sisa pembakaran makanan, enzim-
enzim dalam usus juga belum mampu mampu mencerna makanan lain selain ASI
(Kemenkes RI, Tahun 2013).
Mengingat pentingnya cara menyusui yang benar bagi tumbuh kembang
yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian
agar dapat terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah
menyusui secara dini dengan posisi yang benar, teratur, dan eksklusif. Oleh
karena salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana ibu dapat tetap
memberikan ASI kepada bayinya sampai umur 6 (enam) bulan dan dapat
dilanjutkan sampai anak berumur 2 (dua) tahun. Sehubungan dengan hal tersebut
telah ditetapkan dengan Kepmenkes RI No. 450/MENKES/IV/2004 tentang
pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif bagi bayi Indonesia. Dalam proses
menyusui jika posisi ibu salah, maka akan mengakibatkan puting lecet dan terasa
sakit. (Rina Sulistianingsih, Tahun 2012).
Berdasarkan pengambilan data awal untuk Dinkes Kabupaten Muna ibu
nifas 2013 berjumlah 5936 orang. Untuk tahun 2014 ibu nifas berjumlah 5674
orang. Untuk 2015 ibu nifas berjumlah 4276 orang. Kemudian untuk 2016 ibu
nifas dari bulan Januari-Juni berjumlah 2188 orang. (Data Dinkes Kabupaten
Muna ).
5
Untuk data ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo untuk tahun
2013 berjumlah 139 orang, tahun 2014 berjumlah 74 orang, tahun 2015 ibu nifas
berjumlah 153 orang, untuk 2016 ibu nifas dari bulan Juni-Juli berjumlah 31
orang. (Puskesmas Mabodo, Tahun 2016).
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Mabodo
tentang teknik menyusui terhadap 10 orang ibu nifas terdapat 7 orang cara
menyusuinya tidak benar sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ;
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Cara Menyusui di Wilayah Kerja
Puskesmas Mabodo, Kec.Kontunaga, Kab.Muna periode Juli 2016.
B. Rumusan Masalah
“Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu tentang teknik menyusui di
Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo periode Juli 2016 ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang teknik menyusui di
Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo, Kec. Kontunaga, Kab.Muna
2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan gambaran mengenai tingkat tahu ibu tentang teknik
menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo, Kec. Kontunaga,
Kab.Muna.
b. Mendapatkan gambaran mengenai tingkat pemahaman ibu tentang teknik
menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo, Kec. Kontunaga,
Kab.Muna.
6
c. Mendapatkan gambaran mengenai tingkat aplikasi ibu tentang teknik
menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo, Kec. Kontunaga,
Kab.Muna.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi sumber pengetahuan
baru serta memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan
kepustakaan sekaligus dapat dijadikan acuan penelitian yang berhubungan
dengan Teknik Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
Kabupaten Muna periode Juli 2016.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian diharapkan dapt memberikan manfaat
kepada berbagai pihak. Adapun manfaat yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut :
a. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran pengetahuan ibu
tentang teknik menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo, Kec.
Kontunaga, Kab. Muna.
b. Bagi Institusi
Dapat dijadikan sebagai perbendaharaan perpustakaan /
referensi penelitian bagi Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna.
7
c. Bagi Profesi Kebidanan
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap
pengembangan ilmu kebidanan serta merupakan masukan informasi
yang berharga bagi profesi bidan dalam menyusun program pemberian
pendidikan kesehatan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan
kehamilan.
d. Bagi Peneliti
Untuk penerapan ilmu pengetahuan dalam membuat karya tulis
ilmiah sebagai salah satu pengelaman belajar di Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Masa nifas
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. (Ai Yeyeh Rukiyah, Tahun 2011).
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca
persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan
ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta
penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan,
imunisasi, dan nutrisi bagi ibu. (Sarwono Prawirohardjo, Tahun 2009).
2. Bayi
Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim
seorang ibu melalui jalan kelahiran normal atau dengan bantuan alat
tertentu sampai usia 1 bulan. Masa neonatal adalah masa sejak lahir
sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah
bayi berusia 0 (baru lahir) sampai dengan usia 28 hari. Bayi merupakan
individu yang berusia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat
gizi. (Sri Rahayu, Tahun 2015).
9
3. Menyusui
a. Pengertian
Menyusui secara eksklusif merupakan cara pemberian makan
yang alamiah, namun sering kali ibu-ibu kurang mendapat informasi
bahkan sering kali mendapat informasi yang salah tentang manfaat
ASI eksklusif, tentang bagaimana cara menyusui yang benar ada apa
yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui
bayinya.
Menyusui secara murni adalah hanya memberikan ASI saja
(exclusive breastfeeding) selama 4-6 bulan, atau paling tidak 4 bulan.
Sejak lahir sampai bayi berusia 4 bulan, hanya ASI yang seharusnya
diberikan. Dengan demikian, praktik untuk memuaskan bayi baru
lahir dengan memberi air masak, madu, atau air gula tidak di
benarkan. Bayi sebelum usia sampai denagn 4 bulan tidak
dibenarkan memperoleh jenis makanan lain seperti buah, bubur susu,
nasi lumat, gula merah, air gula, madu, dan sebagainya.
Menyiapkan pemberian ASI eksklusif dimulai persiapannya
sejak janin masih dalam kandungan ibunya. Hal ini sangat mendasar
karena kualitas kesehatan janin dalam kandungan akan sangat
menentukan kualitas pertumbuhan dan perkembangan bayi
selanjutnya. (Arini H, 2012).
10
Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui :
1) Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan
Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang
secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.
2) Melatih semua staf pelayanan kesehatan tentang keterampilan
yang di perlukan untuk menerapkan kebijakan tersebut.
3) Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui
dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa
bayi lahir sampai umur 2 tahun, termasuk cara mengatasi
kesulitan menyusui.
4) Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah
melahirkan, yang di lakukan diruang bersalin. Apabila ibu
mengalami operasi Caesar, bayi disusui setelah 30 menit ibu
sadar.
5) Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar, dan cara
mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas
indikasi medis.
6) Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI
kepada bayi baru lahir.
7) Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu
bersama bayi 24 jam sehari.
8) Membantu ibu menyusui semua bayi semau bayi, tanpa
pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui
11
9) Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang di beri
ASI.
10) Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-
ASI) dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari
Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana Pelayanan Kesehatan.
(Kemenkes RI, 2012).
b. Manfaat Menyusui
Manfaat menyusui lebih dari sekedar manfaat memberikan
ASI kepada bayi. Menyusui melindungi kesehatan ibu dengan
beberapa cara dan dapat menguntungkan seluruh keluarga, secara
emosional maupun ekonomi.
Manfaat ASI bagi bayi adalah :
1) ASI mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi dengan tepat.
2) ASI mudah dicernah dan digunakan secara efisien oleh tubuh
bayi.
3) ASI melindungi bayi dari infeksi.
Manfaat lain menyusui adalah :
1) Biayanya lebih murah dari susu formula
2) Membantu ibu dan bayi dalam mengembangkan hubungan kasih
sayang yang erat (bonding)
3) Membantu perkembangan bayi
4) Melindungi kesehatan ibu, antara lain :
a) Membantu rahim kembali ke ukuran semula
12
b) Membantu mengurangi perdarahan, dan mencegah anemia
c) Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan kanker
payudara. (Kemenkes RI, 2012).
c. Teknik menyusui
Kegagalan menyusui sering kali disebabkan oleh kesalahan
memosisikan dan meletakkan bayi. Puting ibu menjadi lecet dan
menimbulkan luka yang terkadang membuatnya menjadi malas
untuk menyusui, menyebabkan produksi ASI berkurang dan pada
akhirnya bayi pun menjadi malas menyusu. Oleh karena itu, sebagai
seorang ibu ingin berhasil dalam menyusui bayinya, dilakukan
beberapa langkah berikut :
1) Memusatkan tubuh bayi, kearah badan ibu supaya dadanya
berhadapan dengan dada ibu. Peganglah dekat dengan leher dan
bahu di dukung dengan tangan ibu sepanjang punggung.
Bawalah bayi ke payudara dan bukannya menggerakan
keseluruh tubuh payudara ibu ke arah bayi.
2) Sentuh mulut bayi secara halus dengan pentil ibu untuk
mendorongnya membuka mulut sebesar mungkin. Lidahnya
harus kebawah kebawah dan depan dalam mulutnya.
3) Bawalah mulutnya kepayudara ibu pastikan agar pentil dan
areola (bagian berwarna sekitar pentil) pentil ibu masuk dalam
mulut bayi dengan benar. Bibirnya akan tampak terbuka (tidak
menggulung ke dalam mulut) dan dagunya akan menyentuh
13
payudara ibu. Ini berarti bahwa hidungnya tdk menyentuh
payudara supaya bayi dpat bernapas.
4) Jika rasanya kurang enak, mungkin sekali ibu tidak menyusui
dengan benar, jadi cobalah lagi. Tidak apa-apa jika ibu meminta
bantuan, seharusnya tidak sakit apabila bayi menyusu dengan
benar. Jika bayi menyusu dengan baik, tidak ada bunyi ceklek.
5) Biarkan bayi mengisap selama ia mau pada sebelah payudara,
kemudian berikan sebelah lagi.
6) Berilah payudara yang satu lagi saat mulai penyusuan
selanjutnya.
7) Untuk mengangkat bayi dari payudara, masukan jari ibu kesudut
mulutnya secara halus supaya tidak terisap lagi (Arini H, 2012).
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI
kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.
Langkah-langkah menyusui yang benar :
1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, dioleskan pada
putting susu dan areola sekitarnya.
2) Bayi diletakan menghadap perut ibu/payudara.
a) Ibu duduk/berbaring santai, bila duduk lebih baik
menggunakan kursi rendah agar kaki ibu tidak tergantung
dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
14
b) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi ditahan pada telapak
tangan.
c) Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi
tertahan pada telapak tangan ibu.
d) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara, jangan hanya kepala bayi yang di belokkan.
e) Telinga dan badan bayi terletak pada satu garis lurus
f) Ibu menatap bayi penuh kasih sayang
3) Payudara di pegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain
menopang di bawah, jangan menekan putting susu atau
areolanya saja.
4) Bayi di beri ransangan untuk membuka mulut dengan cara :
a) Menyentuh pipi bayi dengan puting susu
b) Menyentuh sisi mulut bayi
5) Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu dengan puting susu dan areola
dimasukkan ke mulut bayi.
a) Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam
mulut bayi sehingga putting susu berada dibawah langit-
langit dan lidah bayi akan menekan ASI ke luar.
b) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang
atau di singgahan lagi. (Depmenkes RI, 2009).
15
Lama dan frekuwensi menyusui :
1) Menyusui tidak terjadwal
2) Kedua payudara ditetekan segera bergantian
3) Lama menyusui tergantung bayi
4) Usahakan setiap menyusui sampai payudara kosong dan pindah
ke payudara sebelahnya. (Depmenkes RI, 2009)
Cara mengamati Teknik Menyusui yang benar :
1) Bayi cukup tenang
2) Mulut bayi terbuka lebar
3) Bayi menempel betul pada perut ibu
4) Mulut dan dagu bayi menempel pada payudara ibu
5) Sebagian besar areola di mulut bayi. Areola bagian bawah lebih
masuk ke mulut.
6) Bayi mengisap kuat dengan irama perlahan
7) Puting susu tidak terasa nyeri
8) Telinga dan lengan bayi berada pada satu garis lurus.
9) (DEPMENKES, 2009).
4. Faktor yang berpengaruh terhadap menyusui
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dari maanusia, yang
sekedar menjawab pertanyaan ‘what’, misalnya apa air, apa manusia, apa
alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010 ). Pengetahuan adalah
merupakan hasil dari tahu, dan ini dapat terjadi setelah orang yang
melakukan penginderan terhada suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi
16
melalui panca indra manusia, yakni : indra pengelihtan , penengaan ,
penciuman rasa dan raba. Sehingga sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan ini domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakakan seseorang (over behavior)
(Notoatmodjo, 2007).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengetahuan di artikan
hanyalah sekedar tahu yaitu hasil tahu dari usaha manusia berkenaan
dengan masalah yang ada. Pengetahuan merupakan perpaduan yang cair
dari pengalaman, nilai, informasi, konsektual dan kepakaran yang
memberikan kerangka berpikir untuk menilai dan memadukan pengalaman
dan informasi baru.
Penelitian Roger ( 1974 ) dalam Notoatmodjo (2010),
mengungkapkan bahwa ebelum seseorang mengadaptasi perilaku baru (
berperilaku baru ) didalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan didalam diri orang terseut terjadi proses yang berurutan, yakni :
a. Awarenes ( kesadaran ), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus ( objek ) terlebih dahulu.
b. Interest yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
c. Evalution menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
17
Ada 6 tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain koknitif, yaitu :
a. Tahu ( know )
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (reeall) sesuatu yang spesifik dari
keseluruhan bahan yang dipelajari atau rasangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mengidntifikasikan, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehension )
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan ater tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap obyek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Application )
Artinya kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya (real). Aplikasi
disini dapat juga diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam kontak situasi yang lain.
18
d. Analisis (Analisys )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
pengguanan kata keja, seperti dapat menggambarkan (membuat
bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan
sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis )
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian- bagian dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang. Misalnya dapat menyusu, dapat merencanakan, dapat
meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori
atau rumusan-rumus yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasii atau penelitian terhadap suatu materi atau obyek.
Penelitian-penelitian ini didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
19
B. Landasan Teori
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. (Ai Yeyeh
Rukiyah, Tahun 2011).
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus
terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang
meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit
yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara
menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu. (Sarwono
Prawirohardjo, Tahun 2009).
Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang
ibu melalui jalan kelahiran normal atau dengan bantuan alat tertentu sampai usia 1
bulan. Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari)
sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berusia 0 (baru lahir) sampai dengan usia
28 hari. Bayi merupakan individu yang berusia 0-12 bulan yang ditandai dengan
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat disertai dengan perubahan dalam
kebutuhan zat gizi. (Sri Rahayu, Tahun 2015).
Menyusui secara murni adalah hanya memberikan ASI saja (exclusive
breastfeeding) selama 4-6 bulan, atau paling tidak 4 bulan. Sejak lahir sampai
bayi berusia 4 bulan, hanya ASI yang seharusnya diberikan. Dengan demikian,
praktik untuk memuaskan bayi baru lahir dengan memberi air masak, madu, atau
air gula tidak di benarkan. Bayi sebelum usia sampai denagn 4 bulan tidak
20
dibenarkan memperoleh jenis makanan lain seperti buah, bubur susu, nasi lumat,
gula merah, air gula, madu, dan sebagainya.
Menyiapkan pemberian ASI eksklusif dimulai persiapannya sejak janin
masih dalam kandungan ibunya. Hal ini sangat mendasar karena kualitas
kesehatan janin dalam kandungan akan sangat menentukan kualitas pertumbuhan
dan perkembangan bayi selanjutnya. (Arini H, 2012).
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dari maanusia, yang sekedar
menjawab pertanyaan ‘what’, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2010 ). Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu,
dan ini dapat terjadi setelah orang yang melakukan penginderan terhada suatu
obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra
pengelihtan, penengaan, penciuman rasa dan raba. Sehingga sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan ini domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakakan seseorang (over behavior)
(Notoatmodjo, 2007).
Penelitian Roger ( 1974 ) dalam Notoatmodjo (2010), mengungkapkan
bahwa ebelum seseorang mengadaptasi perilaku baru ( berperilaku baru ) didalam
diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan didalam diri orang terseut terjadi
proses yang berurutan, yakni :
1. Awarenes ( kesadaran ), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus ( objek ) terlebih dahulu.
2. Interest yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
21
3. Evalution menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
Ada 6 tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain koknitif, yaitu :
1. Tahu ( know )
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (reeall) sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari
atau rasangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mengidntifikasikan, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (Comprehension )
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan
ater tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
3. Aplikasi (Application )
Artinya kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi yang sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat juga
diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya dalam kontak situasi yang lain.
22
4. Analisis (Analisys )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari pengguanan kata keja,
seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis )
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian- bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi- formulasi yang. Misalnya dapat menyusu,
dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya
terhadap suatu teori atau rumusan-rumus yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasii atau penelitian terhadap suatu materi atau obyek. Penelitian-
penelitian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
23
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
: variabel independent
: hubungan variabel yang diteliti
: variabel depemdent
Gambar 1 : Kerangka konsep
Tahu
Aplikasi
Memahami
TeknikMenyusui
24
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah gambaran tingkat tahu ibu tentang teknik menyusui di
Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo, Kec. Kontunaga, Kab. Muna periode
Juli 2016 ?
2. Bagaimanakah gambaran tingkat pemahaman ibu tentang teknik menyusui
di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo, Kec. Kontunaga, Kab. Muna periode
Juli 2016 ?
3. Bagaimanakah gambaran tingkat aplikasi ibu tentang teknik menyusui di
Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo, Kec. Kontunaga, Kab. Muna periode
Juli 2016 ?
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang
dimaksud untuk mendeskripsikan variabel yang sesuai dengan tujuan penelitian
tentang suatu keadaan secara objektif (Notoadmodjo, 2009).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Juli sampai 12 Juli 2016,
sedangkan tempat penelitian dilaksakan di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo.
C. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang menyusui yang ada
di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Tahun 2016 yang berjumlah 31 orang.
2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara Total Sampling yaitu
teknik pengambilan sampel sama dengan populasi. Sampel yang di gunakan
adalah seluruh ibu nifas yang menyusui pada periode Juli 2016 .
D. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah Menyusui sedangkan tahu,
memahami, aplikasi menjadi variabel independent dalam penelitian ini.
26
E. Definisi operasinal
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo,
2010).
Tabel 1. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
No
Variabel Devinisi Operasional Kriteria Objektif Alat Ukur Skala
1.DependentMenyusui
Menyusui merupakanmemberikan ASIkepada bayi.
a. Menyusuib. Tidak Menyusui
Kuisioner Nominal
2. IndependentTahu
Adalah kemampuanmengingat suatumateri yang dipelajarisebelumnya yaitupengetahuan yangbenar seorang ibutentang caramenyusui.
a. Baik: apabila skor 76-100% dari total skor (bilajawaban yang benar 8-10dari 10 pertanyaan yangdiberikan).
b. Cukup: apabila skor 56-75% dari total skor (bilajawaban yang benar 6-7dari 10 pertanyaan yangdiberikan).
c. Kurang: apabila skorkurang dari 56% total skor(bila jawaban yang benar1-5 dari 10 pertanyaanyang diberikan).
Kuisioner Ordinal
Pemahaman Pemahaman adalahtingkat mengetahuidengan kemampuanmenjelaskan kembalipengetahuan yangtelah dimiliki
a. Baik: apabila skor 76-100% dari total skor (bilajawaban yang benar 8-10dari 10 pertanyaan yangdiberikan).
b. Cukup: apabila skor 56-75% dari total skor (bilajawaban yang benar 6-7dari 10 pertanyaan yangdiberikan).
c. Kurang:apabila skorkurang dari 55% daritotal skor (bila jawabanyang benar 1-5 dari 10pertanyaan yangdiberikan.
Kuisioner Ordinal
Aplikasi Adalah kemampuanuntuk menggunakanmateri seorang ibu
a. Baik: apabila skor 76-100% dari total skor (bilajawaban yang benar 8-10
Kuisioner Ordinal
27
yang melakuansesuatu yangdidasarkan pada apayang diketahuainyadan di pakainyatentang caramenyusui.
dari 10 pertanyaan yangdiberikan).
b. Cukup: apabila skor 56-75% dari total skor (bilajawaban yang benar 6-7dari 10 pertanyaan yangdiberikan).
c. Kurang:apabila skorkurang dari 56% daritotal skor (bila jawabanyang benar 1-5 dari 10pertanyaan yangdiberikan.
F. Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah menggunakan
kuesioner yang dipersiapkan sebelumnya. Berisi tentang data tingkat pengetahuan
ibu nifas tentang menyusui dengan memberikan pertanyaan secara tertutup
(closed ended) dimana responden tinggal memilih atau menjawab pada jawaban
yang sudah disediakan. Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang dilakukan.
G. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah secara manual dengan menggunakan
kalkulator. Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang
lebih mudah di baca dan diinterprestasikan. Penelitian ini menggunakan analisis
univariat untuk menganalisis tiap- tiap variabel penelitian yang ada secara
deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi untuk memberikan deskriptif
secara umum.
28
Rumus yang digunakan adalah :
P = x 100
Keterangan :
f : Frekuensi
P : Persentase
n : Jumlah sampel
29
H. Jalannya Penelitian
Jalannya penelitian yang telah dilakukan dibagi dalam beberapa tahap yaitu :
1. Tahap Persiapan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan dan mengurus
surat izin penelitian di Akbid Paramata Kabupaten Muna dan melapor pada
Kepala Kesbang Pol dan Linmas kabupaten Muna sebelum melakukan
pengumpulan data di wilayah kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna.
2. Tahap Pelaksanaan
Dengan mengisi lembar kuesioner berdasarkan tingkat tahu, memahami
dan aplikasi di wilayah kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna tahun
2016.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis dan disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
4. Tahap Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Pada tahap ini disusun suatu laporan penelitian karya tulis ilmiah.
5. Tahap Konsultasi dan Perbaikan
Pada tahap ini dilakukan konsultasi dan perbaikan penulisan karya tulis
ilmiah sekaligus meminta saran pebimbing dalam pembuatan karya tulis ini.
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
Puskesmas Mabodo terletak di Kecamatan Kontunaga dengan
Wilayah Kerja 5 (lima) Desa yaitu Desa Bungi, Desa Kontunaga, Desa
Liabalano, Desa Mabodo, Desa Masalili. Adapun batas Wilayah Kerja
Puskesmas Mabodo sebagai berikut : sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Lohia, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Muna
Barat, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Watoputih, sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Kabawo.
b. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan di Puskesmas Mabodo terdiri dari 3 Pustu yang
terdapat di Desa Bungi, Desa Kontunaga dan Desa Liabalano. 6 Poskesdes
terdapat di Desa Liabalano dan Desa Kontunaga, Desa Mabodo, Desa
Bungi, Desa Masalili. dan Puskesmas Mabodo memiliki 11 tempat
Posyandu yang terdiri dari 2 tempat Posyandu di Desa Bungi, 3 tempat
Posyandu di Desa Mabodo, 2 tempat Posyandu di Desa Masalili, 2 tempat
Posyandu di Desa Kontunaga, dan 2 tempat Posyandu di Desa Liabalano.
31
c. Ketenagaan
Jumlah ketenagaan di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo saat ini
adalah 73 orang (terdiri dari 30 orang pegawai negeri, 3 orang bidan PTT
dan 40 orang Honorer.
d. Penduduk
Jumlah penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo adalah
7.551 jiwa yang terdiri atas 1.664 jiwa di Desa Bungi, 1.337 jiwa di Desa
Kontunaga, 1.211 jiwa di Desa Liabalano, 2.057 jiwa di Desa Mabodo,
dan 1.302 jiwa di Desa Masalili.
e. Pekerjaan
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti diwilayah Puskesmas
Mabodo ibu nifas sebagian besar berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga.
2. Analisis Data
Kegiatan penelitian berlangsung dari tanggal 5 Juli sampai tanggal 12
Juli 2016 di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna, Penelitian
ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang Teknik Menyusui pada
Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna. Berdasarkan
data yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna
diperoleh jumlah ibu nifas yaitu 31 orang, jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah 31 orang.
32
Hasil penelitian ini akan disajikan dalam beberapa tabel distribusi
disertai dengan narasi atau penjelasan tabel yang terdiri dari analisis univariat
sebagai berikut :
a. Tahu
Distribusi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui
berdasarkan tingkat tahu di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten
Muna dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
Tabel 2.Distribusi pengetahuan Ibu Nifas tentang Teknik Menyusui berdasarkan
tingkat Tahu di Wilayah Kerja Puskesmas MabodoKabupaten Muna Periode Juli 2016.
Tingkat Tahu Frekuensi Persentase (%)
Baik 7 22,60 %Cukup 11 35,50 %Kurang 13 41,9 %Total 31 100
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 31 responden, ibu nifas yang
memiliki pengetahuan berdasarkan tingkat tahu tentang Teknik Menyusui yang
baik berjumlah 7 responden (22,60%), yang cukup 11 responden (35,50%), dan
yang kurang 13 responden (41,9%).
33
b. Memahami
Distribusi tentang pengetahuan ibu nifas tentang Teknik menyusui
berdasarkan tingkat memahami di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
Kabupaten Muna dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
Tabel 3.Distribusi pengetahuan Ibu Nifas tentang Teknik Menyusui berdasarkan
tingkat Memahami di Wilayah Kerja Puskesmas MabodoKabupaten Muna Periode Juli 2016.
Tingkat Memahami Frekuensi Persentase (%)
Baik 7 22,60%Cukup 11 35,50%Kurang 13 41,9%Total 31 100
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 31 responden, ibu nifas yang
memiliki pengetahuan berdasarkan tingkat memahami tentang Teknik Menyusui
yang baik berjumlah 7 responden (22,60%), yang cukup berjumlah 11 responden
(35,50%), dan yang kurang berjumlah 13 responden (41,9%).
c. Aplikasi
Distribusi tentang pengetahuan ibu nifas tentang Teknik Menyusui
berdasarkan tingkat aplikasi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
Kabupaten Muna dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
34
Tabel 4.Distribusi pengetahuan Ibu Nifas tentang Teknik Menyusui berdasarkan
tingkat Aplikasi di Wilayah Kerja Puskesmas MabodoKabupaten Muna Periode Juli 2016.
Tingkat Aplikasi Frekuensi Persentase (%)
Baik 6 19,4%Cukup 10 32,3%Kurang 15 48,4%Total 3 100
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 31 responden ibu nifas yang
memiliki pengetahuan berdasarkan tingkat aplikasi tentang Teknik Menyusui
yang baik berjumlah 6 responden (19,4%), yang cukup berjumlah 10 responden
(32,3%), dan yang kurang berjumlah 15 responden (48,4%).
35
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu nifas tentang teknik
menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna, data yang
dikumpulkan telah diolah dan akan dibahas berdasarkan tingkat tahu, memahami
dan aplikasi adalah sebagai berikut :
1. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, dengan kata lain mengingat kembali (recall) terhadap spesifikasi
dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2007). Tahu adalah kemampuan mengingat
suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Termasuk didalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap apa yang telah diterima atau
tentang apa yang dipelajari (Ariani, 2014).
Kemampuan seseorang dalam mengingat dapat dipengaruhi oleh dimensi
waktu, sehingga pengetahuan responden yang teramati melalui kuisioner
sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang, hal ini dapat
disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh, dimana pengetahuan
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat pendidikan, usia,
pekerjaan, informasi, pengalaman, lingkungan, social ekonomi, dan social
budaya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 31 responden ibu nifas yang
mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat tahu tentang Tingkat Menyusui
sebagian besar masih kurang yaitu sebanyak 13 orang (41,9%).
36
Pengetahuan yang baik adalah dimana individu memiliki kemampuan
untuk memperjelas fenomena yang terjadi disekitarnya. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh ibu hamil
dan kurangnya mengikuti penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan
sehingga pengetahuan ibu nifas tersebut tidak berubah atau tidak bertambah
bahkan menetap. kesadaran ibu akan pentingnya mengetahui Teknik Menyusui
dipengaruhi oleh lingkungan yang mayoritas kesadarannya kurang, informasi
yang kurang, tingkat pendidikan ibu yang kurang. Untuk meningkatkan
pendidikan ibu lebih baik perlu dilakukan langkah-langkah peningkatan
pengetahuan reponden diantaranya adalah dengan didapat dari penyuluhan,
konseling dan pendidikan.
Sesuai dengan teori yang ada, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
pengetahuan yaitu pendidikan dan keterpaparan informasi. Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin mudah untuk menerima dan memperoleh
informasi. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian oleh Rina Sulitianingsih
yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui
Yang Benar di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Kabupaten
Sragen tahun 2012. Hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan ibu
menyusui tentang cara menyusui tinggi yaitu 46,8% dikarenakan ibu menyusui
sudah mengerti tentang cara menyusui yang benar, yang berpengetahuan cukup
baik yaitu 43,8% dikarenakan ibu sudah mendapatkan informasi tentang cara
menyusui yang benar dari instansi kesehatan terkait, khususnya Posyandu, dan
yang berpengetahuan kurang baik yaitu 9,4% dikarenakan ibu kurang
37
mengetahui tentang cara menyusui yang benar karena ibu kurang memahami
dalam mengisi koesioner yang telah diberikan .
Sedangkan sesuai dengan teori yang ada, semakin rendah tingkat
pendidikan seseorang maka akan sulit untuk menerima dan memperoleh
informasi. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Nikke Yulitama yang berjudul
“ Hubungan Teknik Menyusui dengan Terjadinya Lecet Puting Susu Pada Ibu
Nifas Di Polindes Melati Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto
tahun 2013. Hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu nifas tentang
teknik menyusui kurang yaitu 40,7% dikarenakan sebagian besar responden
mempunyai latar belakang SLTP. Jadi, dari penelitian masih banyak responden
yang pengetahuannya masuk kategori cukup tentang teknik menyusui yang
benar dan juga pengalaman dalam menyusui bayinya, sehingga responden
belum mampu untuk melaksanakan teknik menyusui yang benar.
Hal ini juga disebabkan petugas kesehatan tidak pernah memberikan
penjelasan secara komprehensif tentang teknik menyusui, terungkap dari hasil
wawancara mendalam dengan informan yang sebagian besar menyatakan
belum pernah mendapatkan penjelasan hal demikian. Situasi seperti ini
diperkuat dengan pernyataan beberapa informan kunci (kader dan bidan desa)
dari hasil wawancara mendalam terungkap bahwa mereka memberikan
informasi hanya berupa anjuran makan makanan yang bergizi, banyak
isterahat, mereka tidak melakukan konseling atau semacamnya untuk
memberikan pengetahuan secara utuh tentang manfaat dan istilah dalam teknik
menyusui.
38
Pentingnya pengetahuan dalam membentuk perilaku sangatlah jelas sesuai
dengan pernyataan Rogers (Notoatmodjo, 2005) yang menyatakan, bahwa
pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya
perilaku. Oleh sebab itu diperlukan suatu upaya untuk memberikan stimulus
lebih kepada informan berupa pemberian informasi - informasi yang akan
meningkatkan pengetahuan informan. Peningkatkan pengetahuan informan
tentang teknik menyusui melalui strategi perubahan perilaku, yaitu kegiatan
pemberian informasi - informasi tentang manfaat cara menyusui yang benar.
Hal ini disebabkan oleh faktor sumber informasi, dimana mayoritas
responden bekerja sebagai ibu rumah tangga. Maka menyebabkan responden
mempunyai waktu yang cukup untuk mendapatkan informasi disebabkan
karena hanya melakukan pekerjaan rumah tangga. Responden tidak
mempunyai waktu yang cukup untuk mendapatkan penyuluhan kesehatan dan
konseling dari tenaga kesehatan, memperoleh informasi dari media massa
terutama berkaitan dengan pentingnya mengetahui teknik menyusui yang
benar.
Sehingga pada hasil penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
Kabupaten Muna bahwa tingkat tahu pada Ibu Nifas tentang Teknik Menyusui
yaitu kurang, sejalan dengan penelitian oleh Nikke Yulitama yang berjudul “
Hubungan Teknik Menyusui dengan Terjadinya Lecet Puting Susu Pada Ibu
Nifas di Polindes Melati Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto
tahun 2013 sedangkan pada hasil penelitian oleh Rina Sulitianingsih yang
berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui Yang
39
Benar di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Kabupaten Sragen
tahun 2012 tidak sejalan bahwa tingkat tahu pada ibu nifas yaitu baik.
Sehingga hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Nikke
Yulitama yang berjudul “ Hubungan Teknik Menyusui dengan Terjadinya
Lecet Puting Susu Pada Ibu Nifas di Polindes Melati Desa Sooko Kecamatan
Sooko Kabupaten Mojokerto tahun 2013 (40,7%) dan bertolak belakang
dengan hasil penelitian oleh Rina Sulitianingsih yang berjudul “Tingkat
Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui Yang Benar di Dusun
Lemahbang Plosokerep Karangmalang Kabupaten Sragen tahun 2012 (46,8%).
2. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang dapat diketahui dan dapat menginterpretasikan
informasi tersebut secara benar, maka dari itu meskipun responden pernah
mendapatkan informasi tentang teknik menyusui. Tetapi responden tersebut
tidak melakukan penginderaan dengan baik. Jika seseorang lebih mudah dan
lebih banyak memperoleh informasi, maka ia akan lebih mudah dan cukup
tanggap dalam menerima informasi atau pengetahuan tentang teknik menyusui.
Bagi yang tidak memahami sama sekali, kemungkinan cenderung tidak
tanggap atau tidak mengerti dengan pengetahuan yang diperoleh. Tingkat
kemampuan dalam menerima dan memikirkan suatu hal masih kurang.
Menyebabkan tingkat memahami juga cenderung kurang, sehingga ditemukan
bahwa tentunya tingkat memahami ibu nifas mempengaruhi pemahamannya
tentang teknik menyusui.
40
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 31 responden ibu nifas yang
mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat memahami tentang teknik
menyusui sebagian besar masih kurang yaitu sebanyak 13 orang (41,9%).
Tingkat pengetahuan pada sebagian besar responden dipengaruhi oleh
tingkat pemahaman (komprehension) yang kurang memadai tentang bagaimana
teknik menyusui itu.
Pemahaman yang baik adalah dimana individu memiliki kemampuan
untuk memperjelas fenomena yang terjadi disekitarnya. Hal ini disebabkan
oleh kurangnya pengalaman dari luar mengenai teknik menyusui, dan
keasadaran ibu akan pentingnya teknik menyusui yang benar. Pengaruh
lingkungan yang mayoritas kesadarannya kurang, informasi yang kurang, dan
tingkat pendidikan ibu yang kurang.
Berdasarkan hasil penelitian dari data yang didapat sebagian besar
responden mempunyai pengetahuan kurang. Dimana mayoritas responden
bekerja sebagai ibu rumah tangga. Maka menyebabkan responden mempunyai
waktu yang cukup untuk mendapatkan informasi disebabkan hanya karena
melakukan pekerjaan rumah tangga. Responden mempunyai waktu yang tidak
cukup untuk mendapatkan penyuluhan kesehatan dan konseling dari tenaga
kesehatan, memperoleh informasi dari media massa terutama yang berkaitan
dengan pentingnya Teknik Menyusui.
Pada hasil penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten
Muna bahwa tingkat memahami pada ibu nifas tentang teknik menyusui yaitu
kurang, sejalan dengan penelitian oleh Nikke Yulitama yang berjudul “
41
Hubungan Teknik Menyusui dengan Terjadinya Lecet Puting Susu Pada Ibu
Nifas di Polindes Melati Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto
tahun 2013 sedangkan hasil penelitian oleh Rina Sulitianingsih yang berjudul
“Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui Yang Benar di
Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Kabupaten Sragen tahun 2012
bertolak belakang yaitu baik.
Sehingga hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Nikke
Yulitama yang berjudul “ Hubungan Teknik Menyusui dengan Terjadinya
Lecet Puting Susu Pada Ibu Nifas di Polindes Melati Desa Sooko Kecamatan
Sooko Kabupaten Mojokerto tahun 2013 (40,7%) dan bertolak belakang
dengan hasil penelitian oleh Rina Sulitianingsih yang berjudul “Tingkat
Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui Yang Benar di Dusun
Lemahbang Plosokerep Karangmalang Kabupaten Sragen tahun 2012 (46,8%).
3. Aplikasi
Menurut Notoadmojo (2007) aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya. Dalam konteks atau
kondisi yang lain, aplikasi juga dapat diartikan sebagai suatu kemampuan
untukmelakukan atau menerapkan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menginteprestasikan informasi tersebut secara benar.
42
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 31 responden ibu nifas yang
mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat aplikasi tentang teknik menyusui
sebagian besar masih kurang yaitu sebanyak 15 orang (48,4%).
Tingkat pengetahuan pada sebagian besar responden dipengaruhi oleh
tingkat aplikasi (application) yang kurang memadai tentang bagaimana teknik
menyusui itu.
Aplikasi yang baik dapat dipengaruhi oleh tingkat tahu dan pemahaman
ibu tentang teknik menyusui. Maka dari itu meskipun responden pernah
mendapat informasi, mengetahui, dan memahami tentang teknik menyusui
tetapi responden tersebut tidak melakukan atau mengaplikasikan/menerapkan
dengan baik, sehingga sebagian responden memiliki aplikasi yang kurang.
Pada hasil penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten
Muna bahwa tingkat memahami pada ibu nifas tentang teknik menyusui yaitu
kurang, sejalan dengan penelitian oleh Nikke Yulitama yang berjudul “
Hubungan Teknik Menyusui dengan Terjadinya Lecet Puting Susu Pada Ibu
Nifas di Polindes Melati Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto
tahun 2013 sedangkan hasil penelitian oleh Rina Sulitianingsih yang berjudul
“Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui Yang Benar di
Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Kabupaten Sragen tahun 2012
bertolak belakang yaitu baik.
Sehingga hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Nikke
Yulitama yang berjudul “ Hubungan Teknik Menyusui dengan Terjadinya
Lecet Puting Susu Pada Ibu Nifas di Polindes Melati Desa Sooko Kecamatan
43
Sooko Kabupaten Mojokerto tahun 2013 (40,7%) dan bertolak belakang
dengan hasil penelitian oleh Rina Sulitianingsih yang berjudul “Tingkat
Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui Yang Benar di Dusun
Lemahbang Plosokerep Karangmalang Kabupaten Sragen tahun 2012 (46,8%).
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di paparkan sebelumnya
maka, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengetahuan ibu nifas tentang Teknik Menyusui pada bayi ditinjau dari
tingkat tahu paling banyak ditemukan pada kategori kurang sebesar (41,9%).
2. Pengetahuan ibu nifas tentang Teknik Menyusui pada bayi ditinjau dari
tingkat memahami paling banyak ditemukan pada kategori kurang sebesar
(41,9%).
3. Pengetahuan ibu nifas tentang Teknik Menyusui pada bayi ditinjau dari
tingkat aplikasi paling banyak ditemukan pada kategori kurang sebesar
(48,4%).
45
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, dapat disarankan sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada ibu nifas yang menyusui di wilayah Puskesmas
Mabodo Kabupaten Muna lebih memahami tentang teknik menyusui serta
mengikuti penyuluhan-penyuluhan kesehatan yang diadakan di Posyandu,
Puskesmas, Polindes, dan Institusi Kesehatan Pemerintah yang terkait.
2. Dengan penelitian ini perpustakaan Akbid Paramata Raha dapat
menambah referensi mengenai Teknik Menyusui sehingga memudahkan
peneliti selanjutnya dalam mencari bahan referensi skripsi penelitian.
3. Diharapkan kepada bidan agar tetap mempertahankan memberikan
penyuluhan pada ibu nifas tentang teknik menyusui pada bayi.
4. Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan bahan acuan bagi peneliti lain
untuk melanjutkan penelitian tentang teknik menyusui yang benar untuk
mengembangkan variabel peneliti.
46
DAFTAR PUSTAKA
Arini H. (2012). Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui?. Jogjakarta :Sampangan Gg. Perkutut
Data Puskesmas. (2016). Pemantauan Wilayah Setempat.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Pegangan Fasilitator KelasIbu Balita.
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna. (2013). Data Ibu Nifas
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna. (2014). Data Ibu Nifas
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna. (2015). Data Ibu Nifas
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna. (2016). Data Ibu Nifas
Fatimah Siti. (2014). Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Menyusui tentangCara Menyusui yang Benar di Klinik Utama PKU MuhammadiyahSampangan Surakarta : Jurnal. Diakses tanggal 29 Juli 2016.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Pelatihan KonselingMenyusui. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Pegangan Fasilitator KelasIbu Hamil.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Rencana Aksi AkselerasiPemberian ASI Eksklusif 2012-2014.
Rachmaniah Nova. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASIdengan Tindakan ASI eksklusif. Fakultas Kedokteran UniversitasMuhammadiyah Surakarta. Diakses tanggal 30 Juli 2016.
Rahmawati Dwi. (2014). Hubungan Pengetahuan tentang ASI Eksklusif TerhadapPemberian ASI pada Bayi 0-6 Bulan. Program Studi DIV Bidan PendidikStikes Sari Mulia Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Diakses tanggal 29 Juli2016.
Sulistianingsih Rina. (2012). Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang CaraMenyusui yang Benar. Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Kusuma Husada Surakarta. Diakses tanggal 29 Juli 2016.
Widya Angsoko Dhames. (2009). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang CaraMenyusui dengan Perilaku Menyusui Bayi Usia 0-6 Bulan. Program Studi
47
DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.Diakses tanggal 3 Agustus 2016.
Lampiran II
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian
berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Menyusui
pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna Tahun 2016”
yang dilakukan oleh :
Nama : Wa Ode Aulia Nurfatullah
Nim : 2013.IB.0044
Sesuai dengan prosedur penelitian maka saya akan memberikan jawaban
yang sebenar-benarnya atas pertanyaan yang diberikan dan tidak akan menuntut
terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi dalam penelitian ini.
Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk
digunakan semestinya.
Raha, 2016
Responden
(......................)
LEMBAR KUESIONER
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANGTEKNIK MENYUSUI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MABODO KABUPATEN MUNATAHUN 2016
I. Karakteristik RespondenNama :Umur :Pendidikan :Pekerjaan :Anak ke :No. Kode Responden :
II. Pengetahuan Tentang Teknik MenyusuiPetunjuk Pengisian:- Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan di bawah ini- Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar
1. Air susu ibu merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi.a. Yab. Tidak
2. Air susu ibu eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayisejak di lahirkan selama 6 (enam) bulan.a. Yab. Tidak
3. Cara menyusui bayi yang benar yaitu harus menyusui bergantiandiantara kedua payudara.a. Yab. Tidak
4. Pemberian ASI sangat penting bagi bayi.a. Yab. Tidak
5. ASI dapat melindungi bayi dari suatu penyakit.a. Yab. Tidak
6. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit.c. Yad. Tidak
7. Kepala bayi tidak tertengadah dan bokong bayi tertahan pada telapaktangan ibu.c. Yad. Tidak
8. Pada saat bayi menyusu ibu harus menatap bayi dengan penuh kasihsayang.a. Yab. Tidak
9. Posisi yang nyaman untuk menyusui, jika posisi duduk, punggungbersandar dan kaki di biarkan menggantung.c. Yad. Tidak
10. Pada saat menyusui perut bayi tidak menempel dengan badan ibu.c. Yac. Tidak
III. Pemahaman Tentang Teknik MenyusuiPetunjuk Pengisian:- Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan di bawah ini- Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar
1. Manfaat menyusui adalah memperlambat kembalinya alatkandungan ibu seperti keadaan semula.a. Yab. Tidak
2. Manfaat pemberian ASI yaitu mempererat hubungan antara ibu dananak.a. Yab. Tidak
3. Manfaat menyusui ASI sesering mungkin adalah memperlancarproduksi ASIa. Yab. Tidak
4. Waktu pemberian ASI setelah melahirkan adalah segera setelah lahir.a. Yab. Tidak
5. Frekuensi menyusui bayi yang benar adalalah tidak perlu di jadwal.a. Ya
b. Tidak
6. Sebelum menyusui ASI dioleskan pada puting susu dan areola.a. Yab. Tidak
7. Memilih posisi yang nyaman untuk menyusui, jika posisi duduk,punggung bersandar dan kaki diberi penyangga (tidak bolehmenggantung).a. Yab. Tidak
c. Setelah bayi siap menyusu memasukan puting susu sampai daerahareola mamae masuk ke mulut bayi dan dagu bayi menempel padapayudara ibu.c. Yad. Tidak
d. Pada saat menyusui payudara harus di pegang sampai bayi selesaimenyusu.c. Yad. Tidak
e. Bayi tidak di beri ransangan untuk membuka mulut .c. Yad. Tidak
IV. Aplikasi Tentang Teknik MenyusuiPetunjuk Pengisian:- Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan di bawah ini- Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar
1) Melakukan masase payudara dan mengeluarkan sedikit ASI untukmembasahi puting susu.a. Yab. Tidak
2) Menopang payudara dengan tangan kiri atau tangan kanan dan empatjari menahan bagian bawah areola mamae samapi bayi dapat mengisapdengan benar.a. Yab. Tidak
3) Bayi di beri ransangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuhpipi bayi dengan puting susu.a. Ya
b. Tidak
4) Menyusui bayi selama ia mau dan memberikan ASI secara bergantianpada kedua payudara.a. Yab. Tidak
5) Setelah menyusui, bayi di sendawakan.a. Yab. Tidak
6) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit.a. Yab. Tidak
7) Kepala bayi tidak tertengadah dan bokong bayi tertahan pada telapaktangan ibu.a. Yab. Tidak
8) Pada saat bayi menyusu ibu harus menatap bayi dengan penuh kasihsayang.a. Yab. Tidak
9) Posisi yang nyaman untuk menyusui, jika posisi duduk, punggungbersandar dan kaki di biarkan menggantung.a. Yab. Tidak
10) Pada saat menyusui perut bayi tidak menempel dengan badan ibu.a. Yab. Tidak
Lampiran 3
Master Tabel Penelitian
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK MENYUSUI PADA BAYIDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MABODO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
No.Nama Umur Pekerjaan
Tahu Memahami AplikasiKategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai
1. Ny. Ti 40 tahun IRT Cukup 60 Cukup 70 Cukup 602. Ny. Em 30 tahun IRT Kurang 50 Kurang 50 Cukup 603. Ny. Gh 34 tahun IRT Kurang 60 Kurang 50 Kurang 504. Ny. Saf 30 tahun IRT Kurang 40 Kurang 50 Kurang 505. Ny. Em 35 tahun IRT Baik 80 Baik 80 Baik 806. Ny. Mi 26 tahun IRT Cukup 70 Cukup 60 Cukup 607. Ny. Ka 28 tahun IRT Kurang 50 Kurang 50 Kurang 508. Ny. Ha 27 tahun IRT Cukup 70 Cukup 60 Kurang 509. Ny. Har 28 tahun IRT Kurang 30 Kurang 40 Kurang 40
10. Ny. As 36 tahun PNS Baik 80 Baik 90 Kurang 5011. Ny. Sr 30 tahun IRT Kurang 60 Kurang 70 Cukup 7012. Ny. Muh 36 tahun IRT Baik 90 Baik 80 Baik 8013. Ny. Mi 32 tahun IRT Cukup 70 Cukup 60 Cukup 6014. Ny. Ma 24 tahun IRT Kurang 60 Kurang 50 Kurang 4015. Ny. Run 29 tahun IRT Cukup 70 Cukup 60 Cukup 6016. Ny. Nu 30 tahun IRT Baik 90 Baik 80 Baik 9017. Ny. Sar 33 tahun IRT Kurang 40 Kurang 30 Kurang 3018. Ny. Wa 32 tahun Honorer Baik 80 Baik 80 Baik 9019. Ny. Nur 19 tahun IRT Baik 80 Baik 90 Baik 90
20. Ny. Ng 38 tahun IRT Kurang 40 Kurang 30 Kurang 3021. Ny. Mar 35 tahun IRT Cukup 70 Cukup 60 Cukup 6022. Ny. Sur 30 tahun IRT Cukup 60 Kurang 30 Kurang 3023. Ny. Li 41 tahun IRT Kurang 50 Kurang 50 Cukup 6024. Ny. Te 41 tahun IRT Cukup 40 Kurang 30 Kurang 3025. Ny. Em 25 tahun IRT Cukup 60 Cukup 70 Cukup 7026. Ny. Note 30 tahun IRT Kurang 40 Kurang 30 Kurang 4027. Ny. Sal 20 tahun IRT Cukup 70 Cukup 60 Kurang 5028. Ny. Fi 32 tahun IRT Kurang 50 Kurang 50 Kurang 5029. Ny. Sa 35 tahun IRT Cukup 70 Cukup 60 Cukup 6030. Ny. Ok 24 tahun IRT Baik 80 Baik 80 Baik 8031. Ny. Ran 32 tahun IRT Cukup 60 Cukup 60 Kurang 50
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidakterdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatuperguruan tinggi, disepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atauyang pernah dan ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secaratertulis di acu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Raha, Juli 2016
Wa Ode Aulia Nurfatullah