geometri peledakan

8
Geometri Peledakan Geometri peledakan adalah meliputi kegiatan pengukuran yang berhubungan dengan pencapaian target produksi. Geometri peledakan yang diterapkan harus sesuai dengan parameter batuan, parameter bahan peledak dan kondisi tempat kerja. Geometri peledakan merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam peledakan yang terdiri dari : Burden Spacing Stemming Subdrilling Kedalaman lubang bor Tinggi jenjang Panjang bahan peledak 1. Burden (B) Burden merupakan dimensi yang terpenting dalam peledakan, burden yang dimaksud disini adalah jarak dari mutan "charges" tegak lurus terhadap bidang "free face" terdekat dengan arah dimana pemindahan akan terjadi. Besarnya harga burden sangat dipengaruhi oleh density bahan peledak dan density batuan yang diledakan.

Upload: zola1st

Post on 24-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Geometri Peledakan

Geometri Peledakan

Geometri peledakan adalah meliputi kegiatan pengukuran yang berhubungan dengan pencapaian target produksi. Geometri peledakan yang diterapkan harus sesuai dengan parameter batuan, parameter bahan peledak dan kondisi tempat kerja. Geometri peledakan merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam peledakan yang terdiri dari :

Burden

Spacing

Stemming

Subdrilling

Kedalaman lubang bor

Tinggi jenjang

Panjang bahan peledak

1. Burden (B)

Burden merupakan dimensi yang terpenting dalam peledakan, burden yang dimaksud disini adalah jarak dari mutan "charges" tegak lurus terhadap bidang "free face" terdekat dengan arah dimana pemindahan akan terjadi. Besarnya harga burden sangat dipengaruhi oleh density bahan peledak dan density batuan yang diledakan.

Penentuan jarak burden ada beberapa faktor yang harus diperhitungkan seperti diameter lubang tembak, densitas batuan dan struktur geologi dari batuan tersebut. Dimana semakin besar diameter lubang tembak, maka akan semakin besar jarak burdennya, karena dengan diameter lubang tembak yang semakin besar maka bahan peledak yang digunakan akan semakin banyak pada tiap lubangnya, sehingga akan menghasilkan energi ledakan yang semakin besar. Sedangkan struktur geologi batuan akan digunakan sebagai fakto koreksi pada penentuan burden.

Dalam penentuan ukuran burden digunakan rumus sebagai berikut :

KB =

Dimana : KB

= nisbah burden

B = burden dalam feet

De = diameter dalam peledakan (inci)

Sedangkan pada perhitungan koreksi burden digunakan rumusan sebagai berikut :

B2 = Kd x Ks x B1

Dimana : B1 : Burden awal

B2 : Burden terkoreksi

Kd : Faktor koreksi berdasarkan struktur geologi batuan

Ks : Faktor koreksi berdsarkan orientasi perlapisan2. Spacing (S)

Spacing adalah jarak antara lubang bor dirangkai dalam satu row dan diukur sejajar "Pit wall". Besarnya harga spacing tergantung pada :

Kedalaman lubang bor

Letak primer

Arah struktur bidang batuan

Fragmentasi material yang terbongkar

Besarnya ratio spacing (Ks) menurut waktu delay yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

Long interval delay

Ks = 1, S = B

Apabila lubang bor dalam satu row diledakan secara "sequence delay".

Short periode delay

Ks = 1 - 2

Apabila lubang bor dalam satu row diledakan secara simultan.

Normal

Ks = 1,2 - 1,8

Apabila dalam satu "multiple row" lubang-lubang dalam satu row diledakan secara simultan tetapi antara row yang satu dengan row yang lainnya di delay, maka harus digunakan "stagred pattern"

Untuk memperoleh jarak spasi, maka digunakan rumus sebagai berikut :

S = Ks x B

Dimana :

B : Burden

Ks : Koreksi spasing (antara 1 - 1,4 dari jarak burden)3. Stemming (T)

Stemming disebut juga "collar" yang artinya bagian dari lubang bor yang tidak diisi oleh bahan peledak akan tetapi diisi dengan menggunakan material serbuk bor (cutting). Stemming berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan energi akibat peledakan dan pengurung gas yang timbul.

Secara sistematis ukuran dari stemming tergantung kepada besarnya harga stemming ratio (kt = 0,7) mempunyai persamaan :

T = Kt x B

Dimana :

T : stemming

Kt : stemming ratio

B : Burden

4. Subdrilling (J)

Subdrilling adalah perbandingan antara subdrilling ratio dengan burden. Subdrilling disini dimaksudkan agar batuan meledak secara full face sesuai dengan yang diinginkan, lantai yang tidak merata disebabkan oleh adanya tonjolan-tonjolan yang terjadi setelah dilakukan peledakan sehingga mengakibatkan kesulitan pada peledakan selanjutnya. Untuk menghitung subdrilling, maka dipakai persamaan sebagai berikut :

J =

Dimana :

J : Subdrilling

Kj : Subdrilling ratio

B : Burden

Besarnya Kj tergantung pada struktur, jenis batuan dan arah lubang bor. Pada lubang bor yang miring Kj yang dibutuhkan lebih kecil. Pada umumnya Kj tidak boleh lebih kecil dari 0,2 biasanya harga Kj = 0,3 - 0,5.

5. Kedalaman Lubang Bor (H)

Kedalaman lubang bor adalah perbandingan antara "hole depth ratio" dengan burden. Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari harga burden, hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya "over break" atau "cratering". Dalam menentukan kedalaman lubang tembak dipakai rumus :

Kh =

Dimana :

Kh : Hole depth ratio

H : Kedalaman lubang bor

B : Burden6. Panjang Bahan Peledak (PC)

Panjang bahan peledak yang digunakan dengan diameter lubang bor 3,5 inchi.

PC = H T

Dimana :

PC : Panjang bahan peledak

H : Kedalaman lubanga tembak

T : Stemming

Contoh Sebuah perusahan mendapatkan peroyek untuk memotong tebing yang akan digunakan jalan raya. Tingga jenjang maksimum 30 ft. karena alat yang digunakan kecil, maka fregmentasi harus sesuai dengan ukuran peralatan tersebut. Terdapat 2 unit alat bor yang masing masing bisa membuat lubang ledak berdiameter 5 inchi dan 7 inchi. Dengan kemampuan jangkauan alat muat 12 m hitunglah parameter peledakannya.

Penyelesaian = 3, dengan H = 30 ft diperoleh B = 30/3 = 10 ft

Denngan menggunakan rumus B = 3,15 x de x diperoleh

Bahan peledak, 10 ft = 3,15 x de x

de = = 4,73 inci 4,75 inci

Tinggi jenjang (H) dapat ditambah 1 m, karena tumpukkan fragmentasi hasil peledakan yang akan digali alat muat akan lebih rendah hingga berkurang sekitar 1 m, jadi H = 12 + 1 = 13 m

Burden (B) = 25d 40d

Misalnya diambil 30d, maka B = 30 x 4,75 = 142,5 inci = 3,6 m

Spasi (S) = 1B 1,5B

Misalnya diambil 1B, maka S = 1 x 3,6 = 3,6 m

Subdrilling (J) = 8d 12d

Misalnya diambil 9d, maka J = 9 x 4,75 = 42,75 inci = 1 m

Steeming (T) = 20d 30d

Misalnya diambil 25d, maka T = 25 x 4,75 = 118,75 = 3,0 m

Kedalaman kolom lubang ledak (L) = H + J = 13 + 1 = 14 m

Panjang isi utama (PC) = L T = 14 3 = 11 m_1255347041.unknown

_1255348377.unknown

_1255348550.unknown

_1255348581.unknown

_1255348587.unknown

_1255348486.unknown

_1255347995.unknown

_1233868741.unknown

_1233868827.unknown

_1233868678.unknown