gerakan ikhwanul muslimin di mesir

Upload: prasinggar-hafiz-al-suffi

Post on 09-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Gerakan Ikhwanul Muslimin Di Mesir

    1/6

    PERKEMBANGAN GERAKAN IKHWANUL MUSLIMIN DI MESIR

    Pengampu: M. Farchan Mujahidin, S.Ag.,M.Ag

    Oleh:

    Desi Utami (c1010008)

    Jurusan Sastra Arab

    Fakultas Sastra dan Seni Rupa

    Universitas Sebelas Maret Surakarta

    2013

  • 7/22/2019 Gerakan Ikhwanul Muslimin Di Mesir

    2/6

    Gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir

    OlehIvan Sujatmoko

    Ikhwanul Muslimin adalah salah satu jamaah dari umat Islam, mengajak dan menuntut

    ditegakkannya syariat Allah, hidup di bawah naungan Islam, seperti yang diturunkan Allah

    kepada Rasulullah saw, dan diserukan oleh para salafush-shalih, bekerja dengannya dan

    untuknya, keyakinan yang bersih menghujam dalam sanubari, pemahaman yang benar yang

    merasuk dalam akal dan fikrah, syariah yang mengatur al-jawarih (anggota tubuh), perilaku

    dan politik. Di kemudian hari, gerakan Ikhwanul Muslimintersebar ke seluruh dunia.

    Ikhwanul Musliminmerupakan sebuah organisasi Islam berlandaskan ajaran Islam. Ia

    merupakan salah satu jamaah dari beberapa jamaah yang ada pada umat Islam, yang

    memandang bahwa Islam adalah dien yang universal dan menyeluruh, bukan hanya sekedar

    agama yang mengurusi ibadah ritual saja. Ikhwanul Musliminmemiliki kredo berupa:

    1.Allah tujuan kami

    2. Rasulullah teladan kami

    3. Al-Quran landasan hukum kami

    4. Jihad jalan kami

    5. Mati syahid cita-cita kami yang tertinggi

    Walaupun begitu, Ikhwanul Muslimin tetap mengikuti perkembangan teknologi dan tidak

    meninggalkannya. Sebagai organisasi Islam moderat, Ikhwanul Musliminditerima oleh

    segala lapisan dan pergerakan. Ikhwanul Musliminmenekankan adaptasi Islam terhadap era

    globalisasi, bukan berarti umat Islam turut terseret dalam era globalisasi. Ikhwanul

    Musliminmengadopsi sebagian besar ajaran Dawah Salafiyyah.

    A. LAHIRNYA GERAKAN IKHWANUL MUSLIMIN DI MESIR

    Jamaah Ikhwanul Musliminberdiri di kota Ismailiyah, Mesir pada Maret 1928 dengan

    pendiri Hassan al-Banna, bersama keenam tokoh lainnya, yaitu Hafiz Abdul Hamid, Ahmad

    al-Khusairi, Fuad Ibrahim, Abdurrahman Hasbullah, Ismail Izz dan Zaki al-

    Maghribi. Ikhwanul Muslimin pada saat itu dipimpin oleh Hassan al-Banna. Pada tahun

    1930, Anggaran Dasar Ikhwanul Muslimindibuat dan disahkan pada Rapat

    Umum Ikhwanul Musliminpada 24 September 1930. Pada tahun 1932, struktur

    administrasi Ikhwanul Muslimindisusun dan pada tahun itu pula,Ikhwanul

    http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/08/gerakan-ikhwanul-muslimin-di-mesir.htmlhttp://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/08/gerakan-ikhwanul-muslimin-di-mesir.htmlhttps://plus.google.com/115964037148324782918/https://plus.google.com/115964037148324782918/https://plus.google.com/115964037148324782918/http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/08/gerakan-ikhwanul-muslimin-di-mesir.html
  • 7/22/2019 Gerakan Ikhwanul Muslimin Di Mesir

    3/6

    Musliminmembuka cabang di Suez, Abu Soweir dan al-Mahmoudiya. Pada tahun

    1933, Ikhwanul Musliminmenerbitkan majalah mingguan yang dipimpin oleh Muhibuddin

    Khatib.

    Sosok Albana yang cerdas, ikhlas, namun tetap memilih jalan perjuangan dengan

    kesederhanaannya, hal ini banyak menarik hati rakyat Mesir. Siapa pun yang diajaknya bicara

    selalu terkenang dengan kebersihan hati beliau yang memancar dari kedua matanya yang

    jernih dan senyumnya yang tulus. Albana selalu mengajak orang-orang yang ditemuinya

    untuk kembali ke jalan Islam yang lurus, untuk kembali ke jalan dakwah Rasulullah SAW

    yang hanya menggantungkan hidup dan kehidupan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

    Dakwah Ikhwan pun berkembang luas dan merekrut banyak kader di berbagai kota di Mesir.

    Di tahun 1933, kantor Ikhwanul Muslimindipindahkan dari Ismailiyah ke Kairo. Penekanan

    dakwah yang dilakukan Ikhwan adalah memakmurkan masjid-masjid, menghidupkan

    pembinaan (usrah) dalam arti sebenarnya dan hanya untuk menegakkan Islam dalam dada

    para anggotanya, mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, perpustakaan-perpustakaan, dan

    pusat-pusat kegiatan sosial di Mesir. Model dakwah Islam yang dilakukan Ikhwan ini selalu

    membantu dan meringankan kehidupan rakyat Mesir yang saat itu masih banyak yang

    kesusahan dalam arti sebenarnya. Selain menanamkan ruhiyah umat dengan tauhid yang

    benar, wala wal baro yang lurus, Ikhwan lewat Albana juga merintis usaha perekonomian

    kerakyatan yang banyak membantu kesulitan hidup rakyat Mesir kebanyakan. Inilah kiprah

    Albana yang mampu membuat gebrakan baru yang belum pernah dilakukan oleh para ulama

    besar di Al-Azhar saat itu.

    Pada masa itu, banyak orang Mesir di Kairo yang alergi dengan nilai-nilai Islam. Barat

    dengan segala hal yang sesungguhnya merusak dianggap sebagai peradaban yang jauh lebih

    maju ketimbang Islam. Islam dipinggirkan dan dianggap sebagai agama yang jumud. Albana

    dengan Ikhwannya meluruskan anggapan yang keliru ini dengan tulus dan cinta. Umat tidak

    dicekoki dengan materi-materi tarbiyah yang nyeleneh, yang haq dinyatakan haq sedangkan

    yang bathil dikatakan bathil, jadi tidak pernah Ikhwan dan Albana mengusap-usap sesuatu

    yang makruh menjadi al-haq. Ketegasan Ikhwan seperti inilah yang membuatnya beda dan

    menarik hati ratusan ribu hingga jutaan umat Islam yang ada.B. PERKEMBANGAN

    GERAKAN IKHWANUL MUSLIMIN DI MESIR

    -Perkembangan 1930-1948

  • 7/22/2019 Gerakan Ikhwanul Muslimin Di Mesir

    4/6

    Kemudian pada tahun 1934, Ikhwanul Musliminmembentuk divisi Persaudaraan Muslimah.

    Divisi ini ditujukan untuk para wanita yang ingin bergabung ke Ikhwanul Muslimin.

    Walaupun begitu, pada tahun 1941 gerakan Ikhwanul Musliminmasih beranggotakan 100

    orang, hasil seleksi dari Hassan al-Banna. Pada tahun 1948, Ikhwanul Muslimin turut serta

    dalam perang melawan Israel di Palestina. Saat organisasi ini sedang berkembang

    pesat, Ikhwanul Musliminjustru dibekukan oleh Muhammad Fahmi Naqrasyi, Perdana

    Menteri Mesir tahun 1948. Berita penculikan Naqrasyi di media massa tak lama setelah

    pembekuan Ikhwanul Musliminmembuat semua orang curiga pada gerakan Ikhwanul

    Muslimin.

    -Perkembangan tahun 1950-1970Secara misterius, pendiri Ikhwanul Muslimin, Hassan al-

    Banna meninggal dunia karena dibunuh pada 12 Februari 1949. Kemudian, tahun 1950,

    pemerintah Mesir merehabilitasi organisasi Ikhwanul Muslimin. Pada saat itu, parlemen

    Mesir dipimpin oleh Mustafa an-Nuhas Pasha. Parlemen Mesir menganggap bahwa

    pembekuan Ikhwanul Muslimin tidak sah dan inkonstitusional. Ikhwanul Musliminpada

    tahun 1950 dipimpin oleh Hasan al-Hudhaibi. Kemudian, tanggal 23 Juli 1952, Mesir

    dibawah pimpinan Muhammad Najib bekerjasama dengan Ikhwanul Muslimindalam

    rencana menggulingkan kekuasaan monarki Raja Faruk pada Revolusi Juli. Tapi, Ikhwanul

    Musliminmenolak rencana ini, dikarenakan tujuan Revolusi Juli adalah untuk membentukRepublik Mesir yang dikuasai oleh militer sepenuhnya, dan tidak berpihak pada rakyat.

    Karena hal ini, Jamal Abdul Nasir menganggap gerakan Ikhwanul Musliminmenolak

    mandat revolusi. Sejak saat ini, Ikhwanul Musliminkembali dibenci oleh pemerintah.

    -Perkembangan Tahun 1970-Sekarang

    Ketika Anwar Sadat mulai berkuasa, anggota Ikhwanul Muslimin yang dipenjara mulai

    dilepaskan. Menggantikan Hudhaibi yang telah meninggal pada tahun 1973, Umar Tilmisani

    memimpin organisasi Ikhwanul Muslimin. Umar Tilmisani menempuh jalan moderat

    dengan tidak bermusuhan dengan penguasa. Rezim Hosni Mubarak saat ini juga

    menekan Ikhwanul Muslimin, dimana ikhwanul mendududki posisi sebagai oposisi di

    parlemen Mesir.

    C. TUJUAN GERAKAN IKHWANUL MUSLIMIN

    Ikhwanul Musliminadalah salah satu jamaah dari umat Islam, mengajak dan menuntut

    ditegakkannya syariat Allah, hidup di bawah naungan Islam, seperti yang diturunkan Allah

  • 7/22/2019 Gerakan Ikhwanul Muslimin Di Mesir

    5/6

    kepada Rasulullah saw, dan diserukan oleh para salafush-shalih, bekerja dengannya dan

    untuknya, keyakinan yang bersih menghujam dalam sanubari, pemahaman yang benar yang

    merasuk dalam akal dan fikrah, syariah yang mengatur al-jawarih (anggota tubuh), perilaku

    dan politik. Di kemudian hari, gerakan Ikhwanul Muslimintersebar ke seluruh dunia.

    Orientasi gerakan Ikhwanul Muslimindi Mesir ingin mengubah rakyat Mesir yang tadinya

    alergi terhadap Islam dan menderita "minderwaardigheit-complex", perasaan minder karena

    beragama Islam, menjadi umat yang bangga dengan Islam. Strategi awal adalah memberi

    kejernihan dalam makna syahadat yang merupakan gerbang utama dalam berIslam. Tiada

    Tuhan selain Allah SWT, dan Muhammad adalah Rasulullah SAW! Inilah Islam yang sejati.

    Jadi tiada tuhan-tuhan yang lain selain Allah SWT.

    Cita-cita besar gerakan Ikhwan di Mesir adalah mengubah masyarakat Mesir secara

    menyeluruh kepada masyarakat yang semata berlandaskan Syariah Islam. Dengan tegas

    Ikhwan selalu mengatakan memperjuangkan Syariah Islam dan tidak pernah malu-malu atau

    ragu untuk mengatakan hal itu. Dalam waktu singkat, gerakan Ikhwan pun mendapat kader

    yang cukup banyak. Sehingga pada tahun 1936 mendapat perhatian khusus dari penguasa

    Mesir ketika itu. Seperti halnya Rasulullah SAW yang dalam mendakwahkan Islam banyak

    mengirim surat kepada raja-raja di Jazirah Arab untuk menerima Islam secara utuh dan

    membuang tradisi-tradisi yang tidak baik, Hasan Albana pun tanpa ragu dan tetap dengan

    santun namun tegas mengirimkan berbagai surat seruan kepada Raja Faruk dan para

    menterinya untuk sadar dan mau membuang undang-undang Barat yang sekuler dan

    menggantinya dengan Undang-Undang Islam, yakni kitab suci Al-Quran dan Al-Hadist.

    Bukan itu saja, Albana juga menyerukan agar para pemimpin dan pejabat Mesir bisa

    mencontohkan hidup yang baik kepada rakyatnya seperti tidak hidup bermewah-mewahan

    (apalagi atas fasilitas negara yang sebenarnya merupakan uang rakyat) di tengah lautan

    kemiskinan dan kesulitan hidup rakyatnya, mengharamkan pergaulan bebas, mengharamkan

    berjudi dalam segala bentuknya, menghentikan segala acara yang dianggap mubazir dan

    foya-foya seperti yang ditampilkan di berbagai klub malam dan panggung hiburan, dan

    menegakkan sholat (jadi bukan hanya mengerjakan sholat).

    Selain itu, dalam suratnya, Albana juga menyerukan agar para pejabat negara mulai

    membiasakan berbahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran menggantikan bahasa Ingris dan

    Perancis yang saat itu biasa dilakukan para pejabat dalam acara-acara kenegaraan,

    menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah Islam dan tidak memasukkan anak-anak

    Mesir ke sekolah-sekolah Barat yang secara akidah akan bisa sangat merusak. Saat itu, surat

    seruan ini sangat menggemparkan Mesir. Banyak pejabat Mesir yang tidak suka karena

  • 7/22/2019 Gerakan Ikhwanul Muslimin Di Mesir

    6/6

    mereka telah terbiasa hidup mewah dari fasilitas negara, namun rakyat kebanyakan sangat

    mendukung karena menganggap tugas asasi para pejabat negara dan alat-alat negara lainnya

    adalah melayani umat, bukan umat yang harus jadi pelayan atau bahkan sapi perah bagi para

    pejabat tersebut. Politik sesungguhnya adalah cara untuk mengIslamkan negara, bukan

    sebaliknya, Islam dijadikan sekadar alat politik untuk mencapai tujuan-tujuan duniawi yang

    sangat murah dan absurd.

    Salah satu sentral perhatian Ikhwan di Mesir adalah pembinaan terhadap generasi muda.

    Hassan Al-Banna amat menekankan pentingnya sektor ini. Kepada penguasa, tanpa lelah

    Hassan Al-Banna menyerukan agar kurikulum di sekolah-sekolah Mesir direkonstruksi

    kembali, terutama dalam materi keagamaan, moral, dan juga sejarah Dunia Islam. Albana

    juga menegaskan jika materi pengajaran di sekolah-sekolah haruslah dibersihkan dari paham

    materialistik.

    Dakwah Ihkwan di Mesir meluas hingga ke berbagai negara dan benua. Dengan tegas Albana

    berkata: Kita tidak akan berdiam diri dan merasa senang atau berhenti selagi Qur'an belum

    benar-benar menjadi perlembagaan negara. Kita akan hidup untuk mencapai tujuan ini atau

    mati karenanya" Al-Quran adalah undang-undang dalam setiap aspek kehidupan, termasuk

    dalam hal bernegara. Tidak pernah sekali pun prinsip-prinsip Islam dikorbankan demi

    menggapai suatu hal yang bersifat duniawi.