hmj p2

10
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lemak dan minyak adalah trigliserida yang berarti triester (dari) gliserol. Perbedaan antara suatu lemak adalah pada temperature kamar, lemak akan berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Sebagian besar gliserida pada hewan merupakan lemak yang biasa disebut lemak hewani. Sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak dan disebut sebagai minyak nabati. Pohon jarak (Ricinus communis) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil nonedible oil. Hasil utama dari pohon jarak adalah bijinya, apabila dikeringkan biji jarak akan menghasilkan minyak jarak. Hidrolisa minyak jarak menjadi asam lemak dan gliserol dilakukan dengan cara memanaskan campuran minyak jarak dan sedikit asam sulfat. Asam lemak yang diperoleh dari hidrolisis suatu minyak atau lemak umumnya mempunyai : rantai karbon panjang dan tidak bercabang. Penggunaan langsung minyak jarak terbatas pada industri genteng, obat-obatan, minyak rem, dan minyak lincir. Penggunaan asam lemak pada industri antara lain untuk menghilangkan karat pada industri besi dan baja serta industri lilin sebagai pengeras. Sedangkan gliserol digunakan sebagai bahan tambahan pada industri makanan, kosmetik, polimer dan pelumas. 1.2. Tujuan Percobaan

Upload: susilowati-ncus

Post on 17-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

yess fix

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangLemak dan minyak adalah trigliserida yang berarti triester (dari) gliserol. Perbedaan antara suatu lemak adalah pada temperature kamar, lemak akan berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Sebagian besar gliserida pada hewan merupakan lemak yang biasa disebut lemak hewani. Sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak dan disebut sebagai minyak nabati.Pohon jarak (Ricinus communis) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil nonedible oil. Hasil utama dari pohon jarak adalah bijinya, apabila dikeringkan biji jarak akan menghasilkan minyak jarak. Hidrolisa minyak jarak menjadi asam lemak dan gliserol dilakukan dengan cara memanaskan campuran minyak jarak dan sedikit asam sulfat. Asam lemak yang diperoleh dari hidrolisis suatu minyak atau lemak umumnya mempunyai : rantai karbon panjang dan tidak bercabang. Penggunaan langsung minyak jarak terbatas pada industri genteng, obat-obatan, minyak rem, dan minyak lincir. Penggunaan asam lemak pada industri antara lain untuk menghilangkan karat pada industri besi dan baja serta industri lilin sebagai pengeras. Sedangkan gliserol digunakan sebagai bahan tambahan pada industri makanan, kosmetik, polimer dan pelumas.

1.2. Tujuan PercobaanSetelah melakukan percobaan ini, mahasiswa mampu menjelaskan mengenai beberapa hal berikut:1. Pengaruh variabel konsentrasi katalis terhadap konversi hidrolisa minyak jarak yang dihasilkan.2. Pengaruh variabel konsentrasi katalis terhadap nilai konstanta kecepatan reaksi hidrolisa minyak jarak ( k ).3. Pengaruh konstanta kecepatan reaksi terhadap konversi hidrolisa minyak jarak yang dihasilkan4. Mekanisme kerja katalis

1.3. Manfaat PercobaanSetelah melakukan percobaan ini, mahasiswa memperoleh beberapa manfaat sebagai berikut :1. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh variabel konsentrasi katalis terhadap konversi hidrolisa minyak jarak yang dihasilkan.2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh variabel konsentrasi katalis terhadap nilai konstanta kecepatan reaksi hidrolisa minyak jarak ( k ).3. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh konstanta kecepatan reaksi terhadap konversi hidrolisa minyak jarak yang dihasilkan4. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme kerja katalis

BAB IVHASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil PercobaanTabel 4.1 Data Percobaan Variabel 1 Katalis HCl 0,15 Nt (menit)Volume NaOH (ml)CA HidrolisaCA TerbentukXA

0150,120,0860,1

515,50,260,2260,25

10160,30,2640,29

1516,20,4240,3880,43

Konstanta laju reaksi (k) = 0,028 menit-1

Tabel 4.2 Data Percobaan Variabel 2 Katalis HCl 0,3 Nt (menit)Volume NaOH (ml)CA HidrolisaCA TerbentukXA

070,140,10,11

5190,380,340,37

1021,40,4280,370,41

15240,480,440,48

Konstanta laju reaksi (k) = 0,032 menit-1

Tabel 4.3 Data Percobaan Variabel 3 Katalis HCl 0,45 Nt (menit)Volume NaOH (ml)CA HidrolisaCA TerbentukXA

0200,40,3640,4

524,70,490,450,5

1028,10,560,520,57

15310,620,580,64

Konstanta laju reaksi (k) = 0,036 menit-1

IV.2.3.Hubungan Konstanta Kecepatan Reaksi (k) dengan Konversi Hidrolisa Minyak JarakHubungan antara konsentrasi katalis dengan konstanta kecepatan reaksi ditunjukkan dengan nilai ln (1-XA) seperti pada grafik berikut : Untuk mengetahui pendekatan matematis dari nilai konstanta kecepatan reaksi, bisa dilihat dari persamaan berikut : = k CA = k ln = k tln = k tln (1 XA) = k t dengan pendekatan least square Dari penurunan persamaan tersebut nilai konstanta kecepatan reaksi ditunjukkan dengan slope garis least square pada grafik. Slope merupakan kemiringan dari suatu grafik yang sangat dipengaruhi oleh nilai sumbu y. Pada gambar 4.2, yang menjadi sumbu y adalah -ln(1-XA), sehingga semakin miring garis maka slope semakin besar dimana slope tersebut menunjukan harga k. Semakin besar konstanta kecepatan reaksi (k) maka semakin besar pula konversi yang dihasilkan.Dengan seiring naiknya nilai konstanta kecepatan reaksi (k), maka kecepatan reaksi terbentuknya produk akan semakin besar, sehingga untuk waktu yang sama maka produk yang terbentuk semakin banyak. Dengan semakin banyaknya produk yang terbentuk maka konversi juga akan meningkat. Selain itu dengan adanya k yang besar maka akan menggeser kesetimbangan kearah kanan (produk) sehingga konversi akan meningkat dengan meningkatnya nilai k. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai konstanta kecepatan reaksi maka nilai konversi akan semakin besar(Levenspiel, 1999). Variabel terbaik pada percobaan ini yaitu variabel konsentrasi katalis (HCl) 0,45 N. Hal ini disebabkan karena variabel tersebut konsentrasi katalisnya paling besar diantara variabel yang lain sehingga konstanta kecepatan reaksinya semakin besar dan konversi nya juga semakin besar.

BAB VPENUTUP

V.1 Kesimpulan1. Penambahan konsentrasi katalis akan menambah jumlah ion H+ yang bereaksi dengan trigliserida sehingga makin banyak molekul trigliserida yang teraktifkan dan konversi yang dihasilkan semakin tinggi.2. Semakin besar konsentrasi katalis maka semakin besar penurunan energi aktivasi yang mengakibatkan nilai konstanta kecepatan reaksi bertambah besar.3. Semakin besar konstanta kecepatan reaksi (k) maka semakin cepat terjadinya reaksi antar reaktan yang berubah menjadi produk, sehingga konversinya akan semakin besar.4. Mekanisme kerja katalis yaitu dimana katalis dapat menurunkan energi aktivasi dengan mengubah mekanisme proses dan kecepatannya bertambah. Katalis bergabung dengan substrat dan membentuk suatu zat antara, kemudian membentuk senyawa kompleks lalu menghasilkan produk dan katalis tersebut memisahkan diri kembali.

V.2 Saran1. Suhu operasi dijaga konstan selama hidrolisa berlangsung2. Suhu titrasi dijaga konstan 60oC3. Amati perubahan warna TAT dengan teliti

Agra, S. B. dan Warnijati S. 1972 Hidrolisis Minyak Kelapa Dengan Katalisator Asam. Forum Teknik.2 (1). Hal 31 40.Aziz, I., 2007, Kinetika Reaksi Transesterifikasi Minyak Goreng Bekas, Jurnal Valensi (1) 1. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.Aziz, I., Nurbayti, S., dan Suwandari, J. 2013. Pembuatan Gliserol dengan Reaksi Hidrolisis Minyak Goreng Bekas. Prodi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.Dwi, Ardiana. Kinetika Reaksi Esterifikasi Asam Formiat dengan Etanol pada Varian Suhu dan Konsentrasi KatalisGriflin, R. C. 1927. Technical Method of Analysis. 2nd ed. P. 307 311. Mc Graw Hill Book Company, Inc. New York.Kurniawan, Dhadhang Wahyu. 2012. Katalisis. Laboratorium Farmasetika Universitas Soedirman.Levenspiel. O., 1999, Chemical Reaction Engineering 2nd ed, Mc Graw Hill Book Kogakusha Ltd, Tokyo.Rahayu, S. 1999. Hidrolisis Minyak Jarak Dengan Katalisator Asam Sulfat. Presiding Seminar Nasional Rekayasa Dan Proses.Subarkah. F. 1995. Kinetika Hidrolisis Minyak Inti Sawit Secara Enzimatis Oleh Lipase tanpa Penambahan Emulsifier dan Buffer. Skripsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.Sven, Tj And Chien, T.P. 1941. Reaction Mechanism Of The Acid Hydrolysis Of Fatty Oils. Ind. Eng. Chem, 33.1893.