hubungan organizational citizenship behavior€¦ · bank rakyat indonesia (persero) tbk . cabang...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR
DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN
PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK
CABANG KOTA POSO
Oleh:
MAGDALENA DWI RATIH
802013104
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan
untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR
DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN
PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK
CABANG KOTA POSO
Magdalena Dwi Ratih
Sutarto Wijono
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
i
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Organizational Citizenship
Behavior dengan Komitmen Organisasi pada karyawan PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Cabang Kota Poso. Sampel dalam penelitian ini adalah
karyawan Bank BRI cabang Kota Poso yang berjumlah 50 karyawan. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan Skala Psikologi. Ada dua
Skala Psikologi yang disebarkan yakni organizational commitment scale (Meyer
& Allen 1990 dalam Ansel, 2013), dan organizational citizenship behavior scale
(Dewi, 2015). Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji korelasi
oleh Spearman’s rho melalui program SPSS statistics 16.0 for windows. Hasil
yang diperoleh adalah ada hubungan yang signifikan antara organizational
citizenship behavior dengan komitmen organisasi pada karyawan di PT. Bank
Rakyat Indonesia (persero) Tbk Cabang Kota Poso dengan (r) = 0,708 dengan
signifikansi 0,000 (p < 0,05).
Kata kunci: organizational citizenship behavior, komitmen organisasi
ii
Abstract
This research aims to identify the relationship of Organizational Citizenship
Behavior with organizational commitment on employee PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Branch city of Poso. The sample in this study are
employees of the Bank BRI branch city of Poso that add up to 50 employees.
Engineering data collection done by disseminating Psychological Scale. There
are two Psychological Scale distributed i.e. organizational commitment scale
(Meyer & Allen of Ansel, 2013), and organizational citizenship behavior scale
(Dewi, 2015). The data collected are analyzed by using the test correlation by
Spearman's through the program SPSS statistics rho 16.0 for windows. The
results obtained (showed) that there is a significant relationship between
organizational citizenship behavior with organizational commitment on employee
at PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk Branch city of Poso with (r) = 0.708
with significance 0.000 (p < 0.05).
Keywords: organizational citizenship behavior, organizational
commitment
1
PENDAHULUAN
Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama dalam
struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu
(Griffin, 2002). Untuk mencapai tujuan organisasi dapat menggunakan sumber
daya yang ada di lingkungan. Di antaranya sumber daya finansial, fisik, informasi
dan sumber daya manusia (SDM). SDM merupakan aset terpenting dan menjadi
vital dalam organisasi untuk mencapai suatu keberhasilan organisasi. Tanpa
adanya sumber daya manusia organisasi tidak dapat berjalan dengan optimal.
Perbankan merupakan salah satu jenis organisasi profit. Menurut Undang-
Undang Negara RI Nomor 10 Tahun 1998 (dalam Riadi, 2013) tentang
perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah salah satu Bank milik
pemerintah yang terbesar di Indonesia dalam bidang perbankan dan telah
mendirikan kantor cabang dan kantor unit di Seluruh Indonesia. Salah satunya PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kantor cabang Poso yang bertempat di Jl.
Jenderal Sudirman No. 10 Poso. Sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia tetap
konsisten memfokuskan pada pelayanan dan kepuasan kepada nasabah yang dapat
dilihat dari visi dan misi BRI dan didukung oleh sumber daya manusia yang
profesional dan teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan
manajemen risiko serta praktek Good Corporate Governance (GCG) yang sangat
baik.
2
Allen & Meyer (1990) menjelaskan bahwa komitmen organisasi
merupakan suatu keadaan psikologis yang mengikat kuat individu dalam
organisasi. Selanjutnya Allen & Meyer menyajikan tiga aspek dari komitmen
organisasi. Yang pertama, Komitmen afektif merupakan suatu keadaan secara
emosional terhadap organisasi dimana kekuatan komitmen anggota
diidentifikasikan dengan keterlibatan dan kenyamanan anggota organisasi
tersebut. Kedua, Komitmen berkelanjutan adalah suatu keadaan dimana anggota
organisasi menyadari suatu kondisi yang didasarkan akan kebutuhan rasional,
pertimbangan untung dan rugi bila ia meninggalkan organisasi. Ketiga, Komitmen
normatif adalah komitmen yang menekankan kepatuhan untuk setia kepada
organisasi karena kompensasi yang diterima sehingga membuat anggota tersebut
merasa wajib untuk membalasnya.
Fenomena yang terkait dengan komitmen organisasi dari hasil wawancara
pada tanggal 1 September 2016 di Poso dengan 3 karyawan, data empiris
menunjukkan bahwa aspek-aspek dalam komitmen organisasi merupakan
fenomena yang mengikat karyawan untuk bekerja secara serius. Dimana seorang
karyawan yang memiliki keseriusan dalam bekerja artinya memiliki komitmen
organisasi yang tinggi terhadap tempat ia bekerja. Dari hasil wawancara tersebut
terdapat tiga aspek yang pertama yaitu komitmen normatif, karyawan merasa
bahwa dengan bekerja di Bank BRI dan mendapatkan kompensasi seperti gaji,
tunjangan, dan sebagainya karyawan tersebut merasa wajib untuk membalasnya
dengan loyalitas dan kesetiaannya pada tempatnya bekerja. Kedua adalah
komitmen afektif, sebagian karyawan mengungkapkan bahwa dirinya merasa
nyaman karena dirinya sudah lama bekerja dan bergabung dengan organisasi
3
tersebut. Namun ada yang kurang merasa senang karena sistem rotasi yang
diterapkan oleh Bank BRI mengharuskan karyawan untuk berpindah tempat atau
kota. Yang ketiga komitmen berkelanjutan, ada yang mengatakan bahwa ketika
mereka diterima di Bank BRI mereka menetapkan komitmennya di tempat itu dan
bertanggung jawab terhadap organisasi tersebut. Selain itu dengan pertimbangan
bahwa jika mereka meninggalkan Bank mereka mungkin tidak akan mendapatkan
tempat kerja yang lebih baik dari Bank tersebut.
Namun masih ada beberapa karyawan yang bekerja kurang serius dimana
masih ada karyawan yang datang terlambat, absen, mendapat komplain dari
nasabah dan masalah teknis lainnya, sehingga punishment yang didapat adalah
karyawan tidak mendapatkan bonus dan mendapatkan surat peringatan karena
lalai dan sulit untuk naik jabatan. Atas dasar fenomena ini muncul masalah
mengenai fenomena komitmen karyawan dalam organisasi. Oleh sebab itu, OCB
penting diteliti untuk meningkatkan komitmen karyawan dalam mencapai
keberhasilan organisasi.
Hasil penelitian sebelumnya oleh Devi & Adnyani (2015) mengatakan
komitmen yang dimiliki karyawan PT. Maharani Prema sakti Denpasar masih
tergolong tinggi berdasarkan keinginan sendiri, alasan rasional dan rasa tanggung
jawab terhadap kelanjutan organisasi. Selain itu, Orang-orang yang berkomitmen
untuk organisasi menunjukkan lebih berkorban, bijaksana dan setia (Hasani,
Boroujerdi & Sheikhesmaeili, 2013). Selanjutnya hasil penelitian Suyanto (2005)
pada karyawan PT. Super Star Indonesia masih tergolong tinggi. Aspek komitmen
normatif dan komitmen berkelanjutan memiliki sumbangan yang besar sedangkan
komitmen afektif yang rendah. Dengan kata lain karyawan memiliki komitmen
4
organisasi bukan karena karyawan tersebut menginginkannya tetapi karena
karyawan merasa adanya suatu kewajiban untuk berkomitmen dan hal ini tidak
didasarkan karena karyawan merasa senang dengan PT. Super Star Indonesia.
Karyawan pun memperhitungkan untung rugi bila meninggalkan perusahaan
tersebut.
Karyawan dengan komitmen organisasi yang tinggi memiliki perbedaan
sikap dibandingkan yang berkomitmen rendah. Komitmen organisasi yang tinggi
menghasilkan tingginya performa kerja, rendahnya tingkat absen, dan rendahnya
tingkat keluar-masuk (turnover) karyawan. Sebaliknya, komitmen karyawan yang
rendah memiliki dampak negatif. Karyawan dengan komitmen yang rendah tidak
akan memberikan yang terbaik kepada organisasi dan dengan mudahnya keluar
dari organisasi (Riady, 2003).
Hasil penelitian oleh Devi & Adnyani (2015) mengungkapkan komitmen
karyawan yang besar akan lebih sering berbicara secara postif tentang
perusahaannya, membantu individu lain, dan jauh melebihi harapan normal dalam
pekerjaan mereka, selain itu karyawan melakukan pekerjaan dilandasi keinginan
sendiri atau tanpa paksaan. Selanjutnya KILIC (2013) mengungkapkan Karyawan
dengan komitmen organisasi yang rendah akan cenderung meninggalkan
organisasi ketika mereka mencari pekerjaan baru. Situasi ini membawa tambahan
biaya, terutama untuk organisasi, menyebabkan kehilangan waktu dan secara
negatif mempengaruhi produktivitas. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh
Ardi dan Sudarma (2015) pada perawat inap Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang dengan sampel sebanyak 160 responden menunjukkan hasil yang
positif terhadap komitmen organisasi ditunjukkan dalam bentuk periaku
5
membantu teman kerja, taat akan peraturan yang berlaku, ikut aktif dalam melihat
perkembangan rumah sakit serta turut andil dalam memberikan saran masukan
bagi pihak rumah sakit.
Luthans (dalam Teresia & Tommy, 2008) mengemukakan bahwa
komitmen organisasi dipengaruhi oleh faktor pribadi karyawan dan faktor
organisasi. Faktor pribadi karyawan meliputi jenis kelamin, usia, lama bekerja,
tingkat pendidikan (Cherrington, 1994), kepemilikan dalam organisasi dan karir
(Luthans, 2008). Faktor organisasi yang mempengaruhi komitmen organisasi ada
tiga yakni karakteristik kerja, karakteristik struktur, dan pengalaman kerja yang
dimiliki oleh karyawan. Ditambahkan oleh Luthans (2008) faktor organisasi
seperti desain pekerjaan, nilai-nilai, dukungan dan gaya kepemimpinan pengawas.
Bahkan faktor non-organisasi, seperti ketersediaan alternatif setelah membuat
pilihan awal untuk bergabung dengan sebuah organisasi, akan mempengaruhi
komitmen selanjutnya. Faktor penting lainnya yang mempengaruhi komitmen
organisasi adalah OCB.
Organ, Podsakoff, dan MacKenzie (2006) mengatakan organizational
citizenship behavior (OCB) adalah kebebasan perilaku individu, yang secara tidak
langsung atau eksplisit diakui oleh sistem reward, dan memberi kontribusi pada
keefektifan dan keefisienan fungsi organisasi (Kusumajati, 2014). Organizational
citizenship behavior terbagi dalam 5 dimensi yakni altruism, merupakan perilaku
karyawan dalam menolong rekan kerjanya yang mengalami kesulitan baik
mengenai tugas dalam organisasi maupun masalah pribadi orang lain;
Conscientiousness adalah perilaku yang ditunjukkan dengan berusaha melebihi
yang diharapkan perusahaan; Sportsmanship adalah perilaku yang memberikan
6
toleransi terhadap keadaan yang kurang ideal dalam organisasi tanpa mengajukan
keberatan–keberatan; Courtesy adalah menjaga hubungan baik dengan rekan
kerjanya agar terhindar dari masalah interpersonal dan; Civic virtue merupakan
perilaku yang mengindikasikan tanggung jawab pada kehidupan organisasi.
Menurut Organ (dalam Devi & Adnyani, 2015) karyawan yang memiliki
komitmen organisasional yang tinggi akan melakukan tidak hanya tugas-tugas
yang telah menjadi kewajibannya, tetapi dengan sukarela akan mengerjakan hal-
hal yang dapat digolongkan sebagai usaha-usaha ekstra (extra effort). OCB
penting diteliti untuk meningkatkan komitmen organisasi. Ditambahkan oleh
Hasani (2013) Peningkatan OCB meningkatkan komitmen organisasi karyawan,
yang umumnya akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan organisasi.
Karyawan yang setia untuk tetap menjadi anggota organisasi didasarkan pada
tujuan dan nilai-nilai organisasi dan bersedia untuk melampaui tugas-tugas yang
diperlukan yang dapat menjadi faktor penting untuk efektivitas organisasi.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gautam, Van &
Upadhyay (2005); Hasani (2013); Mukhtar (2012); Hamdi & Moradi Dulama
(dalam Pourgaz, Naruei & Jenaabadi 2015), menunjukkan hasil bahwa ada
hubungan signifikan yang positif antara OCB dan komitmen organisasi. Hasil ini
berbeda dari peneliti Moorman, Niehoff & Organ (1993) didukung oleh hasil
penelitian dalam studi (Fenton 2004; Mercan 2006 dalam Özdem, 2012),
menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara OCB dan komitmen
organisasi.
Dengan adanya berbagai hasil penelitian yang bertentangan tersebut.
Peneliti masih menganggap bahwa penelitian tentang Organizational Citizenship
7
Behavior dan komitmen organisasi dapat diteliti kembali. Dengan alasan,
penelitian ini berbeda dari segi teknik sampling dan belum pernah ada yang
meneliti di BRI cabang Kota Poso.
Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini
“Ada hubungan Organizational Citizenship Behavior dengan Komitmen
Organisasi pada karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang
Kota Poso”.
8
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif asosiatif. Dalam penelitian ini akan dilihat hubungan Organizational
Citizenship Behavior dengan Komitmen Organisasi pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (persero) Tbk Cabang Kota Poso.
Variabel Penelitian
Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas (X) : Organizational Citizenship Behavior (OCB)
2. Variabel terikat (Y) : Komitmen organisasi
Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk cabang Kota Poso yang berjumlah 65 karyawan.
Seharusnya Sampel yang digunakan adalah seluruh populasi yang ada. Namun
dikarenakan dari 65 karyawan yang dibagikan angket dan yang kembali hanya 50
angket jadi sampel yang digunakan sebanyak 50 karyawan.
Alat Ukur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala. Skala
yang pertama Organizational Commitment Scale (OCS) mengacu pada alat ukur
yang dikembangkan oleh Meyer & Allen (1990) yang diadaptasi dari Ansel
(2013) dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,899 berisi 24 aitem kemudian diadopsi
dan dimodifikasi oleh penulis agar sesuai dengan tujuan penelitian. Alat ukur ini
terdiri atas 3 aspek, yakni komitmen afektif, komitmen berkelanjutan dan
9
komitmen normatif. Jumlah keseluruhan aitem adalah 30 aitem. Skala kedua,
Organizational Citizenship Behavior Scale yang dirancang oleh Dewi (2015)
terdiri atas 34 aitem dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,923 yang kemudian
diadopsi oleh penulis agar sesuai dengan tujuan penelitian. Skala ini mengukur
kelima dimensi OCB dari Organ, Podsakof, dan Mackenzie (2006) (dalam
Kusumajati, 2014).
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode kuisioner atau angket. Konsep dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan Skala likert (dalam Azwar, 2012).
Dalam skala likert, responden dapat memilih empat kemungkinan jawaban, yaitu:
sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Semua aitem dalam angket tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
favourable dan unfavourable. Aitem yang bersifat favourable diberi nilai 4 untuk
pilihan jawaban sangat setuju, nilai 3 untuk pilihan jawaban setuju, nilai 2 untuk
pilihan jawaban tidak setuju dan nilai 1 untuk pilihan jawaban sangat tidak setuju.
Aitem yang bersifat unfavourable diberi nilai 1 untuk pilihan jawaban sangat
setuju, nilai 2 untuk pilihan jawaban setuju, nilai 3 untuk pilihan jawaban tidak
setuju dan nilai 4 untuk pilihan jawaban sangat tidak setuju.
Sebelumnya peneliti menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan
data dan keterangan yang menunjang analisis dalam penelitian. Studi kepustakaan
juga digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dari perusahaan, landasan
teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam pemilihan subjek
peneliti menggunakan teknik sample random sampling.
10
Analisa Data
Teknik yang digunakan adalah uji korelasi oleh Spearman’s rho.
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan cronbach alpha.
Keseluruhan analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan SPSS
Statistics 16.0 for windows.
11
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas pada item
“Organizational Citizenship Behavior” yang digunakan sebesar 0,923. Hal ini
menunjukkan bahwa item yang digunakan adalah reliabel. Untuk uji validitas
korelasi item berada diantara 0,306 – 0,759. Pada tingkat reliabilitas “Komitmen
Organisasi” yang digunakan sebesar 0,894. Hal ini berarti bahwa item yang
dipakai adalah reliabel dengan uji validitas korelasi item berada diantara 0,338 –
0,822.
Analisis Deskriptif
Tabel 1.1
Kriteria Skor Organizational Citizenship Behavior
No Interval Kategori Frekuensi % Mean
1 71 ≤ x < 80,6 Sangat Rendah 3 6
95,3
2 80,6 ≤ x < 90,2 Rendah 12 24
3 90,2 ≤ x < 99,8 Sedang 24 48
4 99,8 ≤ x <
109,4
Tinggi 2 4
5 109,4 ≤ x ≤ 119 Sangat Tinggi 9 18
Jumlah 50 100 %
SD = 10,422 Max = 119 Min = 71
Data diatas menunjukkan tingkat organizational citizenship behavior yang
diperoleh dari 50 karyawan dari tingkat yang sangat rendah hingga yang sangat
tinggi. Pada kategori sangat rendah didapat persentase sebesar 6 %, kategori
rendah sebesar 24 %, kategori sedang sebesar 48 %, kategori tinggi sebesar 4 %,
dan kategori sangat tinggi sebesar 18 %. Hasil analisis organizational citizenship
behavior mendapatkan nilai minimum yakni sebesar 71, nilai maksimum sebesar
12
119 dengan rata-rata 95,3 dan standar deviasi 10,422. Berdasarkan hasil yang
didapat bahwa tingkat organizational citizenship behavior pada karyawan di Bank
BRI cabang Poso berada pada tingkat yang sedang.
Tabel 1.2
Kriteria Skor Komitmen Organisasi
No Interval Kategori Frekuensi % Mean
1 39 ≤ x < 43,8 Sangat Rendah 11 22
49,08
2 43,8 ≤ x < 48,6 Rendah 14 28
3 48,6 ≤ x < 53,4 Sedang 15 30
4 53,4 ≤ x < 58,2 Tinggi 4 8
5 58,2 ≤ x ≤ 63 Sangat Tinggi 6 12
Jumlah 50 100 %
SD = 6,317 Max = 63 Min = 39
Data diatas menunjukkan tingkat komitmen organisasi yang diperoleh dari
50 subjek dari tingkat yang sangat rendah hingga yang sangat tinggi. Pada
kategori sangat rendah didapat persentase sebesar 22 %, kategori rendah sebesar
28 %, kategori sedang sebesar 30 %, kategori tinggi sebesar 8 %, dan kategori
sangat tinggi sebesar 12 %. Hasil analisis komitmen organisasi mendapatkan nilai
minimum yakni sebesar 39, nilai maksimum sebesar 63 dengan rata-rata 49,08
dan standar deviasi 6,317. Berdasarkan seleksi item dari uji reliabilitas terdapat 14
item yang dinyatakan gugur dan 16 item yang digunakan untuk penelitian.
Berdasarkan hasil yang didapat bahwa tingkat komitmen organisasi pada
karyawan di Bank BRI cabang Poso berada pada tingkat yang sedang.
13
Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas, hanya satu variabel yang memiliki
signifikansi p > 0,05. Variabel organizational citizenship behavior memiliki nilai
K-S-Z sebesar 1,431 dengan signifikansi sebesar 0,033. Sehingga variabel
tersebut dapat dikatakan bahwa tidak memiliki distribusi normal (p < 0,05).
Sedangkan pada variabel komitmen organisasi memiliki nilai K-S-Z sebesar 1,000
dengan signifikansi sebesar 0,270 (p > 0,05). Dengan demikian data komitmen
organisasi dapat dikatakan berdistribusi normal.
Uji Linearitas
Dari uji linearitas, maka diperoleh nilai F sebesar 1,555 (p > 0,05) dengan
signifikansi 0,141 yang menunjukkan Organizational Citizenship Behavior
dengan Komitmen Organisasi berhubungan secara linear.
Uji Korelasi
Tabel 1.3
Hasil Uji Korelasi antara Organizational Citizenship Behavior dengan
Komitmen Organisasi
OCB KO
Spearman's rho OCB Correlation Coefficient 1.000 .708**
Sig. (1-tailed) . .000
N 50 50
KO Correlation Coefficient .708**
1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
14
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan uji korelasi Spearman’s
rho diperoleh koefisien korelasi antara Organizational Citizenship Behavior
dengan Komitmen Organisasi sebesar 0,708 dengan sig. = 0,000 (p < 0,05) yang
berarti ada hubungan yang positif signifikan antara Organizational Citizenship
Behavior dengan Komitmen Organisasi.
15
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian uji korelasi Spearman’s rho diketahui
koefisien korelasi (r) = 0,708 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,05), yang berarti
ada hubungan yang positif signifikan antara Organizational Citizenship Behavior
dengan Komitmen Organisasi pada karyawan di Bank BRI cabang kota Poso. Hal
ini menunjukkan bahwa Organizational Citizenship Behavior cukup mampu
untuk meningkatkan komitmen organisasi pada karyawan di Bank BRI cabang
kota Poso. Hal ini berarti semakin tinggi Organizational Citizenship Behavior
(OCB) maka semakin tinggi pula komitmen organisasi karyawan. Sebaliknya
apabila OCB kurang diterapkan dalam suatu organisasi maka karyawan akan
kurang memiliki komitmen terhadap organisasi.
Ada beberapa kemungkinan terjadi, pertama sebagian karyawan
mengungkapkan bahwa mereka dalam menyelesaikan tugas dan tanggung
jawabnya melalui perilaku OCB telah terwujud dalam kehidupan mereka.
Sebagian besar karyawan di Bank BRI cabang Kota Poso memiliki rasa saling
membantu satu sama lain jika ada yang membutuhkan pertolongan. Hal tersebut
dapat mendukung terciptanya komitmen organisasi. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Devi & Adnyani (2015) yang mengungkapkan
komitmen karyawan yang besar akan lebih sering berbicara secara positif tentang
perusahaannya, membantu individu lain, dan jauh melebihi harapan normal dalam
pekerjaan mereka, selain itu karyawan melakukan pekerjaan dilandasi keinginan
sendiri atau tanpa paksaan.
Kedua, OCB merupakan bagian dalam kehidupan karyawan di Bank BRI
cabang Kota Poso untuk menjalankan tugas dan pekerjaannya sehingga hal
16
tersebut meningkatkan komitmen organisasi pada karyawan. Pada dasarnya OCB
tidak dapat dilepaskan dari komitmen karyawan terhadap organisasi, karena
bagaimanapun prestasi kerja yang melebihi apa yang seharusnya, banyak
ditentukan oleh kuat tidaknya komitmen karyawan terhadap organisasi menurut
Smith (dalam Prita, 2010). Studi empiris yang dilakukan Morrison (dalam Prita,
2010) mendukung hubungan yang terjadi antara komitmen organisasional dengan
OCB. Pada penelitian yang pernah dilakukan, komitmen organisasional
dinyatakan merupakan anteseden dari pro-social extra-role performance. Pada
penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara komponen
komitmen organisasi dengan OCB.
Triyanto & santosa (2009) mengungkapkan bahwa karyawan yang
memiliki OCB akan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap organisasi tempatnya
bekerja, dan dengan sendirinya akan merasa nyaman dan aman terhadap
pekerjaannya. Dalam penelitian ini, OCB pada karyawan Bank BRI di Kota Poso
masuk dalam kategori sedang. Begitu pula dengan komitmen organisasi karyawan
termasuk dalam kategori sedang. Terdapat hasil penelitian yang mendukung
pernyataan ini yang dilakukan oleh Hasani (2013) menyimpulkan bahwa
karyawan yang setia dan bersedia untuk tetap menjadi suatu anggota organisasi
yang didasarkan pada tujuan dan nilai-nilai organisasi dan bersedia untuk
melampaui tugas-tugas yang diperlukan akan menjadi faktor penting untuk suatu
efektivitas organisasi. Keberadaan seperti ini dalam organisasi akan meningkatkan
kinerja dan mengurangi keluar masuknya karyawan, penundaan dalam pekerjaan,
meningkatkan komitmen organisasi menyebabkan lebih banyak pertumbuhan dan
pengembangan organisasi.
17
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Ticoalu (2013) yang menemukan bahwa OCB berpengaruh terhadap
komitmen organisasi pada karyawan. Dalam penelitian tersebut, mengatakan
bahwa jika seseorang memiliki OCB yang tinggi maka juga akan memiliki tingkat
komitmen organisasi yang tinggi pula. OCB yang tinggi dapat meningkatkan
komitmen organisasi karyawan, yang umumnya akan meningkatkan efektivitas
dan efisiensi kegiatan organisasi. Karyawan dengan komitmen organisasi yang
tinggi memiliki perbedaan sikap dibandingkan yang berkomitmen rendah.
Komitmen organisasi yang tinggi menghasilkan tingginya performa kerja,
rendahnya tingkat absen, dan rendahnya tingkat keluar-masuk (turnover)
karyawan. Karyawan yang berkomitmen tinggi akan memiliki produktivitas tinggi
(Luthans, 2002). Komitmen organisasi mendorong karyawan untuk
mempertahankan pekerjaannya dan menunjukkan hasil yang seharusnya
(Greenberg, 1996).
18
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara
variabel Organizational Citizenship Behavior dengan variabel komitmen
organisasi pada karyawan di Bank BRI cabang Kota Poso. Sumbangan efektif
OCB terhadap komitmen organisasi sebesar 50,12%, sedangkan 49,88% sisanya
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang sudah dijelaskan maka
penulis memiliki saran sebagai berikut:
Bagi Bank BRI cabang kota Poso
Pimpinan BRI dapat memberi kesempatan kepada setiap karyawan dalam
meningkatkan OCB dalam bentuk pelayanan melalui perilaku yang positif dalam
melakukan tugas dan pekerjaan untuk mendukung setiap karyawan yang
mengalami kendala dalam bekerja. Hal tersebut bisa dilakukan melalui tindakan
langsung untuk membantu dan memberikan solusi dari kendala yang dihadapi
oleh karyawan sehingga hal tersebut dapat meningkatkan komitmen organisasi.
Bagi Karyawan
Setiap karyawan diharapkan dapat meningkatkan OCB dalam mendukung
tugas-tugas dan pekerjaan mereka melalui tindakan membantu teman kerja, ikut
berpartisipasi dalam berbagai aktivitas yang diadakan oleh perusahaan,
mengedepankan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi dan
menumbuhkan rasa bangga dan keinginan yang kuat untuk menjadi bagian dari
19
perusahaan dan menunjukkan perilaku positif lainnya sehingga dengan begitu
akan meningkatkan komitmen organisasi.
Bagi Peneliti Lain
Dapat mengungkap lebih dalam dengan meningkatkan kualitas hasil
penelitian dengan lebih memperluas populasi, melengkapi dengan teknik
pengumpulan data yang lain atau menyertakan variabel dari faktor-faktor lain
yang mempengaruhi komitmen organisasi seperti jenis kelamin, usia, lama
bekerja, tingkat pendidikan dan karir sehingga penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan referensi untuk pengembangan bagi penelitian selanjutnya terutama
yang berkaitan dengan OCB dan komitmen organisasi.
20
DAFTAR PUSTAKA
Allen, N. J., & Meyer J.P. (1990). Measurement of antecendents of affective
continuance and normative commitment to organizational. Journal of
Occupational Psychology, 63,1-8.
Ansel, M. F. (2013). Pengaruh keterlibatan kerja dan kepuasan kerja terhadap
komitmen organisasi polisi di kepolisian Resor (Polres) Ende. Salatiga:
Tesis. Program Studi Magister Sains Psikologi Universitas Kristen Satya
Wacana.
Ardi, R. T. B., & Sudarma, K. (2015). Pengaruh persepsi dukungan dan keadilan
organisasi terhadap organizational citizenship behavior dengan komitmen
organizational sebagai variabel intervening. Management Analysis
Journal. 4, 142-152.
Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Cherrington, D. J. (1994). Organizational behavior: the management of
individual and organizational performance (2nd ed.). Needham Heights,
MA: Allyn and Bacon.
___________________Copyright (2012). PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk: All Rights Reserved. Diakses Agustus 23, 2016 dari:
http://www.bri.co.id/articles/9.
Devi, A. (2015). Pengaruh kepuasan kerja karyawan terhadap komitmen
organisasional dan organizational citizenship behaviour (OCB) pada PT.
Maharani Prema Sakti Denpasar. E-Jurnal Manajemen Unud. 4, 4105-
4134.
Dewi, P. L. (2015). Pengaruh kepuasan kerja terhadap organizational citizenship
behavior pada pegawai di pusat pengembangan pendidikan anak usia dini,
non formal, dan informal regional II Semarang. Semarang: Skripsi.
Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Gautam, T., Van D, R., Wagner, U., Upadhyay, N., & Davis, A. J. (2005).
Organizational citizenship behavior and organizational commitment in
Nepal. Asian Journal of Social Psychology, 8, 305–314.
Greenberg, J. (1996). Managing behavior in organization. New Jersey: Prentice-
Hall, Inc.
Griffin, J. (2002). Customer loyalty how to earn it, how to keep it. Kentucky:
McGraw-Hill.
21
Hasani., Boroujerdi., & Sheikhesmaeili, S. (2013). The effect of organizational
citizenship behavior on organizational commitment. International Network
of Business and Management, 1, 452–470.
KILIÇ, E. (2013). The relationship among organizational commitment and
organizational citizenship behavior: a research study on call center
employees. Industrial Relations and Human Resources Journal, 15, 83-93.
Kusumajati, D. A. (2014). Organizational citizenship behavior (OCB) karyawan
pada perusahaan. HUMANIORA, 5, 62-70.
Luthans, F. (2002). Organizational behavior. New York: McGraw-Hill.
Luthans, F. (2008). Organizational behavior. International edition. New York:
McGraw-Hill Irwin.
Moorman, R. H., Niehoff, BP., & Organ, D. W. (1993). Treating employees fairly
and organizational citizenship behaviors: sorting the effects of job
satisfaction, organizational commitment and procedural justice. Employee
Responsibilities and Rights Journal. 6, 209-225.
Mukhtar, A., Sial M. A., Imran, A., & Jilani, S. M. Ahmed. (2012). Impact of HR
practices on organizational citizenship behavior and mediating effect of
organizational commitment in NGOs of Pakistan. World Applied Sciences
Journal, 18, 901-908.
ÖZDEM, G. (2012). The relationship between the organizational citizenship
behaviors and the organizational and professional commitments of
secondary school teachers. Journal of Global Strategic Management, 6,
47-64.
Pourgaz, W. A., Naruei, G. A., Jenaabadi, H. (2015). Examining the relationship
of organizational citizenship behavior with organizational commitment
and equity perception of secondary school administrators. Psychology. 6,
800-807.
Prita, S. K. (2010). Hubungan komitmen terhadap organisasi dengan
organizational citizenship behavior (OCB) pada pegawai negeri sipil di
biro organisasi dan kepegawaian setda provinsi Jawa Tengah. Semarang:
Skripsi. Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Katholik
Soegijapranata Semarang.
Riadi, M. (2013). Pengertian dan fungsi perbankan. Diakses pada September 19,
2016, dari: http://www.kajianpustaka.com/2013/01/pengertian-dan-fungsi-
perbankan.html.
Riady, H. (2003). Faktor determinan komitmen karyawan di Indonesia. Jurnal
Ekonomi Perusahaan, 10, 19-30.
22
Suyanto, K. E. (2005). Hubungan antara stres kerja dengan komitmen organisasi
pada karyawan bagian produksi di PT. Super Star Indonesia. Salatiga:
Skripsi Diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana.
Teresia., Natalia., P., Tommy Y. S., & Suyasa. (2008). Komitmen organisasi dan
organizational citizenship behavior pada karyawan Call Centre di PT. X.
Phronesis Jurnal Ilmiah Psikologi Industri dan Organisasi, 10, 154-169.
Ticoalu, K. L. (2013). Organizational citizenship behavior (OCB) dan komitmen
organisasi pengaruhnya terhadap kinerja karyawan. Jurnal EMBA, 1, 782-
790.
Triyanto, A., & Santosa T. E. C. (2009). Organizational citizenship behavior
(OCB) dan pengaruhnya terhadap keinginan keluar dan kepuasan kerja
karyawan. Jurnal Manajemen, 7, 1-13.