humas di lembaga pendidikan...

33
- 16 - BAB II HUMAS DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian Humas Sebelum membicarakan tentang humas di lembaga pendidikan Islam, maka terlebih dahulu penulis memaparkan pengertian humas secara umum. Humas adalah suatu fungsi manajemen yang dapat membantu dalam memilih saluran komunikasi bersama, saling pengertian, pengendalian dan kerjasama diantara organisasi dengan publiknya, membicarakan isu-isu pengelolaan, meningkatkan pengetahuan dan tanggap terhadap pendapat umum, serta mengabdi dengan tanggung jawab terhadap kepentingan umum, bertindak untuk memberikan arah kebijaksanaan. 1 Sementara itu menurut The International Public Relations Association (IPRA) sebuah lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan November 1987, “humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.” Jadi, humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkain kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. 2 Humas adalah suatu seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksi setiap kemungkinan konsekuensi dari setiap kegiatanya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, dan mengimplemetasikan program-progam tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan atau kepentingan publik. 3 1 Hamdan Adnan dan Hafied Cangara, Prinsip-Prinsip Humas, (Surabaya: Usaha Nasional, t.th), hlm.21. 2 M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 2. 3 Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, (Jakarta Ghalia: Indonesia,, 2002) hlm. 15.

Upload: phungdat

Post on 06-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

- 16 -

BAB II

HUMAS DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Humas

Sebelum membicarakan tentang humas di lembaga pendidikan Islam,

maka terlebih dahulu penulis memaparkan pengertian humas secara umum.

Humas adalah suatu fungsi manajemen yang dapat membantu dalam memilih

saluran komunikasi bersama, saling pengertian, pengendalian dan kerjasama

diantara organisasi dengan publiknya, membicarakan isu-isu pengelolaan,

meningkatkan pengetahuan dan tanggap terhadap pendapat umum, serta

mengabdi dengan tanggung jawab terhadap kepentingan umum, bertindak

untuk memberikan arah kebijaksanaan.1

Sementara itu menurut The International Public Relations Association

(IPRA) sebuah lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan

November 1987, “humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan

secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan

memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan

segenap khalayaknya.” Jadi, humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang

diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkain kampanye atau program

terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur.2

Humas adalah suatu seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang

menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksi setiap kemungkinan

konsekuensi dari setiap kegiatanya, memberi masukan dan saran-saran kepada

para pemimpin organisasi, dan mengimplemetasikan program-progam

tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan atau

kepentingan publik.3

1Hamdan Adnan dan Hafied Cangara, Prinsip-Prinsip Humas, (Surabaya: Usaha

Nasional, t.th), hlm.21. 2M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 2. 3Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, (Jakarta Ghalia: Indonesia,, 2002) hlm. 15.

17

Meskipun ada perbedaan dalam penekanan pada unsur-unsur

pokoknya dalam setiap definisi humas tetapi banyak kesamaannya, yaitu

unsur-unsur utamanya menyangkut antara lain:

a. Fungsi manajemen yang melekat menggunakan penelitian perencanaan

yang mengikuti standar-standar etis;

b. Suatu proses yang mencakup hubungan timbal balik antara organisasi dan

publiknya;

c. Analisa dan evaluasi melalui penelitian lapangan terhadap sikap, opini dan

kecenderungan sosial serta mengkomunikasikannya kepada pihak

manajemen atau pimpinan;

d. Konseling manajemen agar dapat dipastikan bahwa kebijaksanaan, tata

cara kegiatan dapat dipertanggung jawabkan secara sosial dalam sebuah

konteks demi kepentingan bersama bagi kedua belah pihak.

e. Pelaksanaan atau menindaklanjuti program aktivitas yang terncana,

mengkomunikasikan dan mengevaluasi.

f. Perencanaan dengan i’tikad yang baik, saling pengertian dan penerimaan

dari pihak publikya (internal dan external ) sebagai hasil akhir dari

aktivitas humas.

Dalam Islam istilah humas belum mendapat terminologi secara

spesifik. Hubungan masyarakat masih merupakan bangunan yang belum

mendapat proposi kajian secara menggembirakan, sehingga definisi humas

dalam Islam secara spesifik belum ditemukan. Namun demikian bukan berarti

Islam tidak menyadari pentingnya humas, Islam menyadari bahwa usaha

untuk mencapai kebahagiaan (al Sa’adah) tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi

harus bersama dengan yang lain atas dasar saling menolong (al Ta’awun) dan

saling melengkapi. Kondisi demikian menurut masykawih akan tercipta

apabila sesama manusia saling mencintai (al Tarahum). Setiap pribadi merasa

bahwa kesempurnaan dirinya akan terwujud karena kesempurnaan yang lain.

18

Orang islam adalah seperti sebuah bangunan yang saling

melengkapai.4 Atas dasar itu maka setiap individu menjadi salah satu bagian

dari yang lainya. Manusia menjadi kuat karena kesempurnaan anggota-

anggota badanya. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan kondisi yang

baik dari luar dirinya. Sebaik-baik manusia adalah orang yang berbuat baik

kepada keluarga dan orang-orang yang masih ada kaitan dengannya, mulai

dari saudara, anak yatim atau orang lain yang ada hubunganya.

Dalam konsep Islam lebih dikenal dengan ta’aruf (saling mengenal),

tafahum (saling memahami), tarahum (saling mengasihi), ta’awun (saling

kerjasama), dan tanafi’un (saling memberi manfaat)

Al Qur’an adalah kitab suci yang berisi petunjuk dari Allah bagi umat

manusia, karena itu subjek utamanya adalah pengkajian terhadap manusia

beserta bentuk-bentuk kehidupan sosialnya. Agar petunjuk ini menjadi sukses,

maka suatu hal yang sangat penting ialah bahwa petunjuk itu harus

mengandung pengetahuan yang menyeluruh mengenai masalah-masalah sosial

manusia, wataknya dan sisi tradisi sosial, moral dan agama, nilai-nilai dan

cara hidup mereka. Pendek kata, seluruh sikap hidup dan lapangan kegiatan

terdapat petunjuknya dalam kitab suci Allah Qur’an yang telah mengajarkan

dan menganalisa prinsip-prinsip fundamental yang mengatur, mempengaruhi

dan membentuk manusia menjadi makhluk yang sempurna dan mulia diantara

makhluk-makhluk lainya. Demikian juga ide, nilai, institusi bahkan konse-

konsep moral dan spiritual manusia diuraikan dalam Al Quran.

Dengan demikian, disamping sebagai petunjuk, Al Qur’an juga

memberi pelajaran ilmu pengetahuan sosiologi, yaitu berisi pelajaran dan

bimbingan mengenai hubungan mansia dengan Tuhan Yang Maha Pencipta

(hablum minallah) dan manusia dengan manusia (hablum minannas)

bagaimana tolong-menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran,

kesetiakawanan, egaliter (kesamaan), tenggang rasa dan kebersamaan. Semua

4Jami’us Shohih, (Beirut: Darul Kutub, t.th), Juz IV, hlm.287.

19

itu dimaksudkan untuk keselamatan, perdamaian dan kebahagiaan umat

manusia.5 Firman Allah QS. An Nisa’: 36;

جار ذي القربى واعبدوا الله وال تشرآوا به شيئا وبالوالدين إحسانا وبذي القربى واليتامى والمساآين وال

والجار الجنب والصاحب بالجنب وابن السبيل وما ملكت أيمانكم إن الله ال يحب من آان مختاال فخورا

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada ibu bapak karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hambasahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. ( QS. An Nisa’: 36)

Ayat diatas menunjukan bahwa hubungan antara manusia yang satu

dengan yang lainnya adalah merupakan sunnatullah. Dan manusia berhak

bekerjasama dengan yang lainnya dalam rangka mencapai tujuan hidup yang

dicita-citakan dengan selelu mengharap ridho Allah. Menjalin hubungan yang

baik kepada Sang Maha Pencipta menempati urutan yang pertama dan utama,

baru kemudian orang terdekat lalu orang yang jauh dan alam semesta. Jika

manusia tidak mau menjalin hubungan baik dengan Yang Maha Pencipta dan

ciptaanNya maka yang terjadi adalah kehinaan dan kesengsaraan. Sesuai

dengan firman Allah QS. Ali Imran: 112;

وضربت الله من بغضب وبآؤوا الناس من وحبل الله من بحبل إال ثقفوا ما أين الذلة عليهم ضربت

وآانوا عصوا بما ذلك حق بغير األنبياء ويقتلون الله بآيات يكفرون آانوا بأنهم ذلك المسكنة عليهم

}112 {يعتدون

Ditimpakan atas manusia kehinaan (kesengsaraan) dimana saja mereka berada, kecuali bila mereka selalu mengadakan hubungan dengan Allah dan manusia

Oleh karena itu harus dibudayakan sikap tolong-menolong, saling

membantu, saling menghormati, toleransi dan sikap-sikap yang baik lainya,

5Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 88.

20

sehingga menumbuhkan rasa persaudaraan, kerukunan dan kekompakan. Hal

ini sesuai dengan firman Allah dan tolong-menolonglah dalam hal kebaikan

dan jangan tolong-menolong dalam kejahatan.

Kemudian dalam rangka kerjasama dengan orang banyak dalam suatu

lembaga atau instansi tertentu, agar membuahkan hasil yang memuaskan

perlui diorganisir. Begitu juga dalam lembaga pendidikan Islam bahwa

pengorganisasian hubungan masyarakat sangat penting dalam rangka

mengembangkan lembaga pendidikan.

Dalam rangka menjalin kerjasama yang baik harus selalu dijaga

kekompakan dan tidak boleh bercerai-berai. Firman Allah QS. Ali Imran: 103-

105

قلوبكم بين فألف أعداء آنتم إذ عليكم الله نعمت واذآروا تفرقوا الو جميعا الله بحبل واعتصموا لعلكم آياته لكم الله يبين آذلك منها فأنقذآم النار من حفرة شفا على وآنتم إخوانا بنعمته فأصبحتم هم وأولـئك المنكر عن وينهون بالمعروف ويأمرون الخير إلى يدعون أمة منكم ولتكن}103 {تهتدون

عظيم عذاب لهم وأولـئك البينات ءهمجا ما بعد من واختلفوا تفرقوا آالذين تكونوا وال} 10 {المفلحون}105{

Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai…” Dan hendaklah ada di antar kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebijakan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. “Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah yang beruntung.”

Untuk menuju pada kebersamaan dalam kesatuan kemanusiaan dan

juga pehaman terhadap keberbedaan agar tidak terjadi dinamika, maka

diperlukanlah hubungan antara individu atau kelompok masyarakat melalui

perkenalan (ta’aruf), dengan ini diharapkan muncul pemahaman (tafahum).

Adapun pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu

proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dengan tujuan

21

menambah pengertian warga masyarakat tentang proses, kebutuhan

pendidikan, mendorong minat warga yang inteligent dan kerja sama untuk

meningkatkan mutu sekolah.6

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat dirumuskan bahwa yang

dimaksud hubungan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh

sekolompok orang dari pihak lembaga sekolah meliputi pembicaraan

hubungan masayarakat yang luas yang pesanya berupa masalah-masalah

pendidikan yang di dalamnya melalui proses komunikasi.7 Komunikasi terjadi

secara timbal balik dua arah dari kedua belah pihak agar terjadi saling

pengertian dan hubungan yang harmonis baik antara warga lembaga sekolah

sendiri maupun lembaga sekolah dengan masyarakat umum yaitu wali murid,

lembaga pendidikan lain dan instansi lain baik swasta maupun pemerintah

untuk meningkatkan mutu sekolah.

B. Fungsi Humas di Lembaga Pendidikan Islam

Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat tidak jauh beda dengan

fungsi hubungan masyarakat secara umum. Yaitu menunjang kegiatan

manajemen dalam mencapai tujuan organisasi, bagaiamana membina

hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah

terjadinya rintangan psikologis, baik yang di timbulkan dari pihak organisasi

maupun dari pihak publiknya. 8 Yang juga merupakan fungsi pokok adalah

mengembangkan pemahaman tentang maksud dan sasaran dari sekolah,

menilai program sekolah dalam kata-kata kbutuhan yang terpenuhi,

mengembangkan kesadaran pendidikan di asyarakat, mempersatukan lemen-

elemen yang terlubat dalam lembaga pendidikan, membangun dan memelihara

kepercayaan terhadap sekolah, memberi tahu masyarakat tentang pekerjaan

6Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi, Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1994), cet.1 hlm.233 7Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990),

hlm.99 8Rosady Ruslan, Kiat dan strategi kampanye public relation, (Jakarta: RajaGrafindo,

1991), cet.1. hlm.9

22

sekolah, dan yang paling penting adalah dukungan bagi peningkatan dan

pemeliharaan program sekolah.9

Dikaitkan dengan fungsi Humas dan Manajemen Humas maka dalam

operasionalnya sebagai berikut: (a) fungsi humas adalah melaksanakan

research, planing, coordinating, administration, production, community

participation dan advisory, (b) aktivitas Humas adalah pencarian fakta atau

permasalahan (fact finding), perencanaan (planing), komunikasi

(communication), evaluasi (evaluating).10

Berdasarkan uraian diatas maka hubungan masyarakat di lingkungan

orgnisasi kerja atau pemerintah termasuk juga di bidang pendidikan yang juga

diartikan sebagai “rangkaian kegiatan organisasi instansi untuk menciptakan

hubungan yang harmonis dengan masyarakat atau pihak-pihak tertentu di luar

organisasi tersebut, agar mendapat dukungan terhadap efisiensi dan efektifitas

pelaksanaan kerja secara sukarela.

Fungsi humas yang lain adalah;

1. Mengembangkan pengertian masyarakat tentang semua aspek pelaksanaan

program pendidikan di sekolah.

2. Untuk dapat menetapkan, bagaimana haeapan masyarakat terhadap

sekolah dan apa harapan-harapanya mengenai tujuan pendidikan di

sekolah.

3. Untuk memperoleh bantuan secukupnya dari masyarakat kepeada

sekolahnya, baik finansial, materiil maupun moril.

4. Menimbulkan rasa tanggungjawab yang lebih besar terhadap kualitas

pendidikan.

9Oteng Sutisno, AdministrasiPedidikan, (Bandung: Angkasa, 1986), hlm.145. 10Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi, (Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 2003), Cet.5, hlm.33-35.

23

5. Mengikutsertakan masyarakat secara kooperatif dalam usaha memecahkan

persoalan pendidikan dan meningkatkan kerjasama antara sekolah dengan

masyarakat.11

6. Memperkokoh tujuan serta peningkatan kualitas hidup dan penghidupan

masyarakat

7. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.12

Humas mempunyai fungsi timbal balik keluar dan ke dalam. Keluar

artinya harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran (image)

masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi

atau lembaganya, ke dalam artinya ia berusaha mengenali, mengidentifikasi

hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif dalam

masyarakat sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan dilakukan. Hal ini berarti

ia harus mengetahui dari dekat apa yang terjadi dalam lembaganya, termasuk

ketentuan kebijakan dan perencanaan tindakan. Ia yang berperan membina

hubungan baik antar lembaga dan organisasinya dengan masyarakat dan

dengan media massa. Fungsi pokoknya adalah mengatur informasi internal

dan eksternal dengan memberikan penjelasan seluas mungkin kepada publik

mengenai kebijakan, program serta tindakan-tindakan lembaga atau

organisasi, agar dapat diketahui dan dipahami sehingga memperoleh public

support dan public acceptance. Memang secara ideal humas itu dapat

bertindak sebagai juru bicara organisasinya, di samping juga sebagai

koordinator dari semua informasi dengan masyarakat. Untuk bisa

melaksanakan tugasnya secara sempurna, adalah wajar apabila humas

ditempatkan dalam kedudukan sebagai bagian dari mekanisme pengambilan

keputusan, dan karena itu juga harus dekat dengan pejabat pengambil

keputusan.

11TIM Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Administrasi Pendidikan, (Semarang:

IKIP Semarang Press, 1991), cet.3. hlm. 212 12E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Rosda Karya, 2004), cet.4.

hlm.50.

24

Jadi pada dasarnya dari pengertian fungsi pokok humas yang

disebutkan di atas adalah menarik simpati masyarakat pada umumnya

sehingga dapat meningkatkan relasi serta animo masyarakat terhadap sekolah

tersebut, yang pada ahirnya menambah “income” bagi sekolah yang

bermanfaat bagi bantuan terhadap tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Diluar itu humas mampu merubah citra masyarakat awam terhadap segala

permasalahan dan kebijakan yang berhubungan dengan lembaga juga

menghindarkan prasangka-prasngka yang tidak baik.13

C. Tujuan Humas di Lembaga Pendidikan Islam

Menurut Frida Kusumastuti bahwa tujuan humas adalah terpelihara

dan terbentuknya saling pengertian (aspek kognisi), menjaga dan membentuk

saling percaya (aspek afeksi), memelihara dan menciptakan kerjasama (aspek

psikomotoris).14

Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan

hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan untuk:

(a) Memelihara kelangsungan hidup sekolah,

(b) Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan,

(c) Memperlancar belajar-mengajar

(d) Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan

dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah

Sedangkan ditinjau dari kebutuhan dari masyarakat itu sendiri, tujaun

hubungan dengan sekolah adalah untuk:

(a) Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dalam

bidang mental spiritual;

(b) Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang

dihadapi;

(c) Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat;

13Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 94. 14Frida Kusumastuti, Op.cit.,hlm 20-22

25

(d) Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat

kemampuanya.15

Dengan adanya hubungan masyarakat diharapkan terjadi saling

pengertian, akibatnya memunculkan sikap kerjasama yang baik antara

masyarakat dengan pihak sekolah untuk menaggulangi masalah-masalah

pendidikan yang dihadapi oleh kedua belah pihak.

Sehingga secara lebih kongkret lagi, tujuan diselenggarakannya

hubungan sekolah dengan masyarakat adalah: (a) mencegah kesalahpahaman

(to prevent misunderstanding); (b) Mendapatkan hubungan dan bantuan moral

maupun finansial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah (to secure

financial support); (c) menjalin kejasama dalam pembuatan-pembuatan

kebijaksanaan-kebijaksanaan baru (to secure copparation in policy making).16

Untuk meningkatkan humas, sebuah organisasi harus melalui

pemahaman tentang sifat kemanusiaan, kebutuhan-kebutuhan sosial, dan

psikologis individu, dan disamping itu yang menjadi dasar adalah orang akan

bekerja lebih baik apabila mereka dianggap dan diperlakukan sebagai

manusia. Sebab inti dari pendidikan adalah adanya sebuah interaksi yang

infinitif signifikan dalam memberi kesan dari lembaga pendidikan kepada

masyarakat.17

Jika sekolah-sekolah ingin mempertinggi kapasitas organisasinya

untuk meningkatkan belajar siswa, mereka hendaknya bekerja atas bangunan

suatu masyarakat yang professional, yang bercirikan; adanya kesamaan tujuan,

kegiatan kolaboratif, dan tanggung jawab kolektif diantara staf.18

15Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1995), hlm. 189-190. 16M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), cet.2. hlm.75. 17 Iwa Sukiwa, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, (Bandung: Transito, 1986),

hlm 89. 18 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2003), hlm. 198.

26

D. Macam-Macam Hubungan Masyarakat

1. Humas Internal, adalah unsur-unsur yang ada di dalam sekolah,

dianataranya;

a. Humas antara kepala sekolah dengan guru,

b. Humas antara kepala sekolah dengan murid,

c. Humas antara kepala sekolah dengan TU,

d. Humas antara guru dengan murid,

e. Humas antara guru dengan TU,

f. Humas antara murid dengan TU.

2. Humas Eksternal, adalah unsur-unsur yang ada diluar sekolah

a. Departemen pendidikan dan kebudayaan,

b. Masyarakat umum,

c. Organisasi kemasyarakatan19 Adapun jenis-jenis kelompok organisasi

masyarakat dianataranya; Civics (kewarganegaraan) misalnya Dharma

Wanita, LKMD, RW, RT; kelompok budaya (Cultural) misalnya

kelompok seni; kelompok ekonomi misalnya himpunan pedagang,

himpunan petani; kelompok tokoh agama (religius) dan tokoh

masyarakat misalnya Jam’iyah pengajian, kelompok kepemudaan

(youth) misalnya karang taruna, kesenian pemuda; kelompok ahli

(professional) misalnya pegawai, dokter, farmasi.20

Dengan mengetahui macam-macam masyarakat yang ada disekeliling

kita, maka yang perlu diketahui lebih lanjut adalah karakteristik sebagian

masyarakat, jumlah penduduk, umur dan sebagainya; ekonomi sebagian besar

masyarakat; organisasi-organisasi sosial masyarakat; saluran komunikasi;

kegitan-kegiatan masyarakat terutama yang pendidikan; ketegangan atau

konflik yang ada dalam masyarakat.21 Dan berikut ini adalah beberapa harapan

masyarakat terhadap lembaga pendidikan. Mereka mengharap sekolah

19Suharsimi Arikunto, Op.cit., hlm. 98. 20Abu Ahmadi dan. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm.

33-334. 21Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Administrasi Pendidikan, (Semarang:

IKIP Semarang Press, 1991), hlm. 217.

27

berinisiatif memperbaiki proses belajar mengajar, memastikan kurikulum

cocok dengan kebutuhan, guru harus memotivasi siswa, mengkoordinasikan

pelajarn setiap kali akan mengjar, guru dan para siswa terlibat dalam masalah-

masalah masyarakat, dan harapan khusus adalah prestasi akademik anak-anak

mereka menjadi baik.22

E. Prinsip-Prinsip Humas di Lembaga Pendidikan Islam

Pengertian prinsip adalah hubungan fungsional antar konsep, dengan

demikian mempelajari prinsip berarti mempelajari konsep. Konsep yang

dimaksud adalah gambaran kesimpulan yang ada pada pikiran seseorang

tentang objek nyata atau abstrak (teoritis).23

Untuk mencapai tujuan humas maka Elsbree memberikan beberapa

prinsip sebagai pedoman dalam melaksanakan program hubungan masyarakat.

Delapan prinsip yang diajukan oleh Elsbree sebagai berikut:

1. Ketahuilah apa yang anda yakini

Ini merupakan tugas Kepala Sekolah untuk mengembangkan filsafat

pendidikan yang menjadi dasar dan tujuan pendidikan di sekolahnya, agar

guru-guru dan staf tata usaha sadar dengan apa yang mereka kerjakan

dalam sekolah. Sehingga tidak ada kesimpangsiuran dalam pelaksanaan

pendidikan dan pengajaran itu. Mereka akan tanggung jawab dalam

melakukan tugas dan profesinya.

2. Laksanakan program pendidikan dengan baik dan bersahabat dengan

masyarakat.

Untuk mencapai kerjasama dengan masyarakat, dan memperoleh

bantuan dari masyarakat maka harus membuat program belajar sebaik

mungkin. Sekolah yang dapat menciptakan suasana bahagia dan situasi

belajar yang menggairahkan siswa, tidak akan mengalami kesulitan dalam

memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat.

22Made Pidarta, Peranan Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasa, (Jakarta: Grasindo, 1995),hlm. 138-139.

23Pawit M.Yusup, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 73.

28

3. Ketahuilah masyarakat anda

Sekolah hendaknya benar-benar mengetahui keadaan masyarakat di

daerah itu, baik sifat, latar belakang ekonomi dan problem-problemnya,

maupun sumber-sumber belajar yang ada dalam masyarakat itu. Hal ini

merupakan kunci penting bagi hubungan anatara sekolah dengan

masyarakat.

4. Adakanlah survey mengenai masyarakat di daerah tersebut

Survey ini perlu untuk menghimpun informasi tentang masyarakat

dan kondisi-kondisinya, pengenalan masyarakat melalui survey ini

merupakan bahan dalam penyusunan program belajar siswa agar ia lebih

berfungsi bagi mereka dan dapat mendatangkan kesejahteraan bagi

masyarakat. Hasil-hasil Survey ini membantu siswa dalam mewujudkan

keinginan mereka tentang orang yang ada disana, kejadian-kejadiannya,

tempatnya, masa depan masyarakat, serta membangkitkan minat siswa.

Dengan demikian akan terbuka pintu kerjasama antara sekolah dengan

orang tua atau masyarakat.

5. Bahan-bahan dokumen

Selidiki dan pelajarilah keadaan masyarakat itu melalui dokumen-

dokumen dari sumber-sunber yang ada, seperti kantor sensus, lembaga-

lembaga ilmiah, perdagangan masyarakat dan sebagainya dalam rangka

untuk mendalami pengetahuan tentang masyarakat. Dengan mengenal

masyarakat secara mendalam tentang masyarakat, maka sekolah dapat

menyusun program hubungan masyarakat yang baik dan harmonis.

6. Keanggotaan dalam organisasi masyarakat

Alangkah baiknya bila sekolah tidak hanya mengetahui dari luar,

tetapi juga dari dalam dengan jalan menjadi anggota dari organisasi-

organisasi yang ada di dalam masyarakat; misalnya organisasi keagamaan,

kepemudaan, kebudayaan dan sebagainya. Tujuan masuk organisasi

tersebut bukan untuk menjerumuskan sekolah tetapi sebagai sarana supaya

29

masyarakat mengerti kebijakan (policy) sekolah, program-program sekolah

dan selanjutnya dapat membantu dengan penuh kekompakan dan keihlasan

7. Adakan kunjungan ke rumah

Adakanlah hubungan antara sekolah dengan masyarakat dengan

jalan berkunjung ke perumahan masyarakat (wali murid) dan tokoh-tokoh

masyarakat. Banyak faedah dan tujuan yang diperoleh dari kunjungan ke

rumah-rumah tersebut, baik untuk tujuan proses perkembangan pendidikan

siswa maupun untuk menghimpun informasi tentang masyarakat di daerah

tersebut.

8. Layanilah masyarakat dengan baik.

Sebenarnya sekolah itu merupakan lembaga untuk melayani

masyarakat. Jelasnya sekolah itu melayani anak-anak dari masyarakat

melalui pendidikan dan pengajaran, tetapi lebih jauh lagi sekolah akan

menjadi lebih baik bila ia dijadikan pusat kegiatan masyarakat, tempat

pertemuan dan sebagainya. Pelayanan sekolah juga bisa melalui kampanye

palang merah, baksos, kebersihan lingkungan dan sebagainya.24

Adapun menurut Ameteambun dalam bukunya M. Daryanto

merumuskan program humas yaitu:

a. Perencanaan hubungan sekolah dengan masyarakat haruslah integral

dengan program pendidikan yang bersangkutan;

b. Setiap pejabat atau petugas sekolah terutama para guru haruslah

menganggap dirinya adalah petugas hubungan masyarakat;

c. Program hubungan masyarakat hendaklah didasarkan atas kerja sama

bukanlah sepihak (one way) tetapi adanya timbal balik (two way)

dalam prosesnya.25

Dalam mengatur hubungan masyarakat, Islam mengajarkan

beberapa prinsip pokok, yaitu:

24Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi

Pendidikan, (Malang: IKIP Malang Press, 1989), hlm. 229-230 25M. Daryanto, op.cit., hlm. 76

30

a. Persamaan (al musawah)

Prinsip persamaan ini telah diajarkan oleh Nabi Muhammad

SAW lebih dari seribu tahun sebelum meletusnya revolusi Perancis

yang mengumandangkan semboyan persamaan (egalite). Menurut

ajaran Islam manusia itu pada hakikatnya sama karena sama-sama

keturunan Nabi Adam dan Hawa, yang ditakdirkan oleh Allah SAW

menghuni bumi dengan misi sebagi khalifah.

b. Persaudaraan (ukhuwah)

Semua muslim itu saudara; prinsip ini dengan sendirinya

mengatasi adanya perbedaan bangsa, ras, suku bangsa dan status

sosial. Prinsip persaudaraan ini di dalam hubungan anatar sesama

muslim itu disebut saudara seagama. Sekalipun para muslim itu

berbeda status sosialnya masing-masing, baik yang kaya, miskin,

penguasa, maupun rakyat biasa harus dianggap saudara. Seperti dasar

di bawah;

}10 {ترحمون لعلكم الله واتقوا أخويكم بين فأصلحوا إخوة المؤمنون إنما

Orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara saudaramu dan bertakwalah kepada Allah SWT supaya kamu mendapat rahmat-Nya. (QS Al Hujurat: 10)

Jadi, sekalipun berbeda status sosial masing-masing manusia,

prinsip persaudaraan harus dipegang teguh dalam perilaku sehari-

sehari dalam memberikan penilaian kepada manusia.

c. Cinta Kasih

Cinta kasih yang disebut juga dengan istilah muwadolah atau

marhamah, yaitu saling mencintai atau menyayangi sesama manusia,

manusia yang diciptakan oleh Allah sebagi mahluk yang paling mulia

dan yang paling sempurna dari pada mahlukNya yang lain. oleh karena

31

itu, sepantasnya jika manusia itu saling cinta-mencintai dan saling

memuliakan antar sesama.

الله من بغضب وبآؤوا الناس من وحبل الله من بحبل إال ثقفوا ما أين الذلة عليهم ضربت بما ذلك حق بغير األنبياء ويقتلون الله بآيات فرونيك آانوا بأنهم ذلك المسكنة عليهم وضربت يعتدون وآانوا عصوا

Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada kecuali jika mereka berpegang teguh pada agama Allah dan berpegang pada cinta kasih sesama manusia. (QS Ali Imran: 112)

Oleh karena itu, setiap pemimpin dan setiap manajer, baik di

lembaga pemerintahan maupun di sekolah semua wajib menerapkan

kasih sayang terhadap semua staf dan karyawan yang ada di dalam

instansi tersebut.26

d. Tolong-menolong

Manusia adalah mahluk yang termulia pada sisi Allah,

kekuatan manusia selalu terletak pada akal dan ilmunya. Sekalipun

pintar dan ilmunya luas, seorang manusia tidak akan bisa berbuat

banyak tanpa ada persatuan antar sesama. Sebab manusia adalah

mahluk individu juga mahluk sosial, maka logis kalau wajib tolong

menolong.

الله وآان منها آفل له يكن سيئة شفاعة يشفع ومن منها نصيب له يكن حسنة شفاعة يشفع من

}85 {مقيتا شيء آل على Barang siapa yang memberikan pertolongan yang baik niscaya ia akan memperoleh pahala, dan barang siapa yang memberikan pertolongan yang buruk atau jahat ia akan memikul dosa dari padanya. (An Nisa ayat 85)

Jadi, pada semua aspek kehidupan prinsip ta’awun ini

diterapkan. Demikian juga dalam manajemen, dengan diterapkanya

prinsip ini dalam pelaksanaan manajemen berarti berpijak atas dasar

moral yaitu saling membantu, saling mengisi, dan saling melengkapi.

26Ek. Mochtar Effendy, Manajemen Islam, (Jakarta: Bhratara, 1996), hlm. 185-189.

32

e. Toleransi

Islam agama fitrah karena itu agama Islam harus luwes

(fleksible) dalam menanggapi perubahan sosial, pergeseran nilai-nilai

di dalam masyarakat. Selama nilai-nilai itu baik dan berfaedah dan

wajar.

فاعف حولك من النفضوا القلب غليظ فظا آنت ولو لهم لنت الله من رحمة فبما

المتوآلين يحب الله إن الله على فتوآل عزمت فإذا األمر في وشاورهم لهم واستغفر همعن

Maka dengan rahmat Allah-lah kamu (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar tentu mereka menjauhkan diri dari sisi engkau. Oleh sebab itu maafkanlah mereka, minta ampunkanlah mereka kepada Allah, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. (QS: Ali Imran: 159)

Ayat diatas mengajarkan kita untuk selalu bertoleransi

(tasamuh) tenggang rasa, tidak mau menang sendiri, sanggup

menerima pendapat orang lain jika pendapat orang lain itu benar dan

logis. Jadi, bagaimanapun sebagai pelaku humas dalam lembaga

pendidikan hendaknya toleran dengan batasan-batasan tertentu.27

Dalam surat An Nahl ayat 125 disebutkan:

بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي بالتي وجادلهم الحسنة والموعظة بالحكمة ربك سبيل إلى ادع بالمهتدين أعلم وهو سبيله عن ضل

Ajaklah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah (kebijaksanaan), nasihat atau pelajaran yang baik, dan berdebatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhny© Tuhanmu Dialah yang mengetahui tentang orang yang sesat dijalanNya dan Dia mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk. (An Nahl:125)

f. Bijaksana (al hikmah)

Kata al hikmah memang memiliki makna luas, tetapi yang

lebih sesuai adalah “meletakan sesuatu pada tempatnya,” kadang-

kadang ada ungkapan “hadapi dan selesaikan dengan hikmah” oleh

27Ibid hlm. 190-194

33

karena itu hikmah adalah sebuah sikap atau perkataan yang sesuai

dengan kebenaran atau meletakan kebenaran pada proporsinya atau

kebenaran itu sendiri.

Bilhikmah ini adalah meliputi seluruh manusia, menurut

perkembangan akal, fikiran, dan budidaya. Dapat diterima oleh orang

yang berfikir sederhana, dapat pula mencapai kepada yang lebih tinggi

dan lebih cerdas. Sebab yang dipanggil di samping fikiran adalah

perasaan dan kemauan. Menyampaikan sesuatu dengan hikmat adalah

cara melakukan amar ma’ruf. Dan melakukan bil mau’izhatin

hasanatin ialah cara melakukan nahi munkar,28Bilhikmah itu harus

sesuai dengan ilmu al Quran, bagaimana kita menghadapi audien yang

menjadi sasaran, dan apa materinya. Semua harus jelas.29 Pada

prinsipnya ilmu, keadilan, ketabahan dapat membantu meletakan atau

menempatkan segala sesuatu pada proporsinya yang tepat.

g. Nasihat yang baik (al mau’izhah al hasanah)

Sebagaimana yang dikatakan oleh beberapa penulis modern.

Nasihat yang baik adalah sesuatu yang dapat masuk kedalam kalbu

dengan penuh kasih sayang dan kedalam perasaan dengan penuh

kelembutan, tidak berupa larangan terhadap suatu yang tidak harus

dilarang, tidak menjelek-jelekan atau membongkar kesalahan, sebab

kelemah lembutan dalam menasihati sering kali dapat meluluhkan hati

yang keras dan menjinakkan kalbu yang liar. Bahkan mengutamakan

kebaikan ketimbang larangan dan ancaman.

Lebih dari itu, sesungguhnya kelemahlembutan, pelan-pelan

dan sikap penuh kasih sayang dalam berkomunikasi dapat membuat

seseorang merasa dihargai kemanusiaanya dan membangkitkan

28Hamka, Prinsip dan kebijakan Da’wah Islam, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990), hlm.

245. 29Abi Muhammad Husein Bin Mas’ud al Fara’ al Baghwe, Ma’alimut tanzil, Jilid III,

(Beurut Lebanon: Al Fikr, 1985), hlm.458

34

perasaan seperti itu pula dalam dirinya. Ia akan sangat tersentuh,

karena rasa cinta dan sayang yang diperlihatkan olehnya.

h. Berdebat dengan cara yang lebih baik (mujadalah)

Jika kedua cara berdebat dengan cara yang lebih baik dan

nasihat yang baik dirasa kurang tepat dan harus mengeluarkan

argumentasi yang kuat, maka diperbolehkan berdebat dengan benar

dan baik. Karena tidak semua orang mempunyai pemikiran yang sama

atau keyakinan yang sama, hal demikian adalah suatu yang wajar dan

biasa. Oleh karena itu menyampaikan ide tertentu diperlukan alasan

yang rasional, sehingga Al Quran memperbolehkan berdebat dengan

cara yang baik dan benar. Dengan demikian akan terbentuk pribadi

yang lebih dewasa dan berpandangan luas, tidak emosional, terhindar

dari kesalahpahaman, sehingga terwujud watak yang toleran dan

memperhatikan kondisi orang lain, serta memperhatikan keadaan

psikologis dan intelektual.30

i. Keadilan

Pada prinsip ini menghendaki bahwa seorang pimpinan harus

melayani orang-orang yang dipimpinnya berdasarkan atas keadilan

dan persamaan, dimana tidak membeda-bedakan pelayanan antara

mereka. Semua peluang terbuka siapa saja boleh mendapat pelayanan

baik itu menyangkut hak dan kewajiban tanpa pandang bulu.

يعظكم والبغي والمنكر الفحشاء عن وينهى القربى ذي وإيتاء نواإلحسا بالعدل يأمر الله إن

تذآرون لعلكم

.... Allah memerintahkan keadilan dan ihsan…. (Q.S 16:90)

j. Musyawarah

Prinsip apapun dalam administrasi pasti memerlukan

musyawarah, karena dengan musyawarah akan timbul beberapa

30Hamka, Op.Cit., hlm. 247-248

35

konsep dan latar belakang yang berbeda sehingga dalam mengambil

keputusan akan ada beberapa pertimbangan yang berbeda.31

متوآلينال يحب الله إن الله على فتوآل عزمت فإذا األمر في وشاورهم .

……..mereka bermusyawarah dalam urusan. Jika engkau telah berazam maka bertawakalah kepada Allah. (QS Ali Imron: 59)

Selain beberapa prinsip diatas ada yang berpendapat bahwa

prinsip-prinsi hubungan masayarakat sebagai berikut;

1) Objektif dan resmi; semua informasi yang disampaikan kepada

masyarakat harus merupakan suara resmi dari instansi yang

bersangkutan. Oleh karena itu informasi yang dikeluarkan tidak

boleh bertentangan dengan kebijakan yang dijalankan oleh

pimpinan. Ketelitian dan kontrol dari pimpinan dalam memegang

peranan sangat penting guna menghindari informasi yang tidak

tepat.

2) Orientasi tertib dan berdisiplin; humas hanya berfungsi bilamana

lembaga berjalan secara lancara dan efektif serta memiliki

hubungan kerja kedalam dan keluar.

3) Informasi harus bersifat mendorong timbulnya keinginan untuk

berpartisipasi.

4) Kontinyuitas informasi; humas harus selalu memberikan informasi

secara kontinyu sesuai kebutuhan. Untuk itu informasi lesan dan

tertulis dapat dilakukan secara berkala agar informasi yang

diterima lengkap dan menyeluruh.

5) Memperhatikan opini masyarakat; respon yang timbul dikalangan

masyarakat sebagi feedback dari informasi yang disampaikan harus

mendapat perhatian sepenuhnya. Respon masyarakat dapat

31Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam (Jakarta: Al Husna Zikra, 2000),

hlm.254.

36

berbentuk saran, pendapat, kritik, keluhan, pernyataan dan

sebagainya.32

F. Strategi Humas di Lembaga Pendidikan Islam

1. Pengertian strategi humas di Lembaga Pendidikan Islam

Strategi dalam kamus bahasa Indonesia memiliki arti ilmu siasat

perang, akal (tipu muslihat) untuk mencapai tujuan.33 Strategi bisa

diartikan sebagai rencana menyeluruh dalam mencapai target meskipun

tidak ada jaminan akan keberhasilanya. Strategi banyak dikaitkan dengan

istilah taktik, teknik, dan metode, ketiga istilah ini sebenarnya hanya

masih dalam lingkungan strategi, hanya mempunyai garapan yang lebih

praktis, sempit dan rinci. Misalnya komunikasi dibagi menjadi oral dan

visual, maka komunikasi oral menjadi permasalahan teknik dan taktik.

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen

(management) untuk mencapai suatu tujuan, tetapi untuk mencapai suatu

tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya

menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana

taktik operasionalnya.34

Strategi adalah ide untuk mendapatkan sebuah tujuan atau

perencanaan secara umum dalam pendekatan sebuah masalah.Strategies

are ideas for accomplishing a goals or general plans for approaching

problems.35

Menurut Ahmad S. Adnan Putra dalam Rosady Ruslan, batasan

pengertian tentang strategi humas (public relation) adalah alternatif

optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan humas dalam

32Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung), hlm 75. 33Trisno Yuwono dan Pius Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya:

Arloka, 1994), hlm.395. 34.Pawit M.Yusup, Op.cit .hlm.74. 35Anita E. Woolfalk, Educational Psychology, (United State of America: A Simon and

Schuster Company, 1995) hlm.271.

37

kerangka suatu rencana humas.36 Atau rencana dengan skala besar dan

berorientasi ke masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan

persaingan guna mencapai sasaran.37

Dan berikut ini landasan umum dalam proses penyusunan strategi

humas;

a. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul;

b. Identifikasi unit-unit sasaranya;

c. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak sebagai

sasaranya;

d. Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan unit pada sasaran;

e. Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi humas;

f. Mengidentifikasi dan mengevaluasi terhadap seluruh perubahan

kebijakan atau peraturan yang ada;

g. Langkah terahir adalah menerapkan langkah-langkah program yang

telah direncanakan, mengkomunikasikan dan penilaian hasil kerja.38

Setelah mengetahui beberapa landasan umum maka dalam strategi

juga dipengaruhi oleh unsur-unsur tertentu yang berkaitan dengan

lingkungan, kondisi, visi atau arah, tujuandan sasaran dari suatu pola yang

menjadi ketetapan sebuah instansi

a. Secara makro di pengaruhi oleh unsur kebijakan umum (public policy),

budaya (culture) yang dianut.

b. Secara mikro tergantung dari misi sebuah lembaga tertentu dengan

sumber-sumber yang dimiliki (SDM atau SDA), rencana atau program

yang ada, serta tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.39

Secara tidak langsung strategi humas di lembaga pendidikan

mempunyai kemampuan untuk memahamkan baik secara persepsi, opini

36Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2003), Hlm.110 37Agus Maulana, Manajemen Strategik, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1997), jilid I, hlm.20 38ibid., hlm 39Ibid., hlm.116-117

38

dan sikap tindak dari kedua belah pihak yakni lembaga pendidikan dan

para guru, siswa dan karyawan untuk mengadakan perundingan secara

persuasif, akomodatif dan normatif dengan menghidarkan hal-hal yang

bersifat kotrofersial dan emosional.

2. Strategi operasional humas di lembaga pendidikan Islam.

a. Strategi operasional

Melalui pelaksanaan program humas yang dilakukan dengan

pendekatan kemasyarakatan (social approach), melalui mekanisme

sosial kultural dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, yang jelas

pihak humas harus mutlak bersikap atau berkemampuan untuk

mendengar (listening), dan bukan hanya sekedar mendengar (hearing)

mengenai aspirasi yang ada di dalam masyarakat, baik menngenai

etika moral maupun nilai-nilai yang berkembang dimasyarakat.

b. Pendekatan persuasive dan edukatif

Fungsi humas adalah menciptakan komunikasi dua arah timbal

balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada

masyarakat, baik bersifat mendidik dan memberikan penerangan

maupun dengan melakukan pendekatan persuasif agar tercipta saling

pengertian, menghargai pemahaman, toleransi dan sebagainya.

c. Pendekatan tanggung jawab humas

Menumbuhkan sikap dan tujuan sasaran yang hendak dicapai

tersebut bukan memperoleh keuntungan sepihak dari pihak publik

sasaranya (masyarakat), tetapi memperoleh keuntungan bersama.

d. Pendekatan kerjasama

Berupaya membina hubungan yang harmonis antara lembaga

dengan berbagai kalangan untuk meningkatkan kerjasama. Humas

bertugas memasyarakatkan misi instansi atau lembaga yang

diwakilinya agar dapat diterima dan akhirnya mendapat dukungan

masyarakat (objek). Dalam menyelenggarakan hubungan baik dengan

39

masyarakatnya demi memperoleh opini masyarakat dan perubahan

sikap yang positif bagi kedua belah pihak.

e. Pendekatan Koordinatif dan Integratif

Untuk memperluas peranan humas di masyarakat, maka fungsi

humas dalam arti sempit adalah hanya mewakili lembaga atau

organisasinya, tetapi peranan lebih luas adalah berpartisipasi dalam

menunjang hubungan yang sesuai dengan cita-cita ideal sebuah

instansi.

Berkaitan dengan penjelasan langkah pokok-pokok dari

berbagai aspek pendekatan diatas maka dapat ditarik seuatu pengertian

yang mencakup peranan humas di berbagai kegiatan lapangan, yaitu;

a. Menginformasikan (to inform)

b. Menerangkan (to explain)

c. Menyarankan (to suggest)

d. Membujuk (to persuade)

e. Mengundang (to invite)

f. Meyakinkan (to convice)40

Strategi yang lain menyebutkan;

a. 0menyampaikan fakta dan opini, baik yang bredar di dalam

maupun di luar lembaga pendidikan, bahan-bahan tersebut

diperoleh dari peneleitian, penelusuran serta melakukan wawancara

dari pihak terkait yang dianggap penting dan berkepentingan.

b. Melakukan analisis SWOT(strength/kekuatan,

Weaknesses/kelemahan, opportunities/peluang, dan

treats/ancaman). Meski tidak perlu menganalisis hal-hal yang

berada di luar jangkauanya, paling tidak melakukan analina yang

berbobot dengan analisis SWOT yang dimilikinya. Misalnya

40Ibid., hlm.119-121

40

menyangkut masa depan, citra dan potensi yang dimiliki lembaga

pendidikan.41

c. Interpretasi pendidikan

Seperti halnya publisitas, interpretasi pendidikan lebih di tekankan

bahwa informasi yang telah diberikan kepada masyarakat dapat di

tafsirkan menurut pengetahuan dan pendapat yang ada padanya.

Hal ini cenderung untuk memperkuat sikap dan pendapat yang

telah ada di masyarakat.42

G. Bentuk-Bentuk Humas di Lembaga Pendidikan Islam.

Ada hubungan saling memberi dan menerima antara lembaga

pendidikan dengan masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan merealisasi

apa yang dicita-citakan oleh warga masyarakat tentang pengembangan putra-

putri mereka. Hampir tidak ada orang tua siswa yang mampu membina sendiri

putra-putri mereka untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara total,

integratif, dan optimal seperti yang dicita-citakan bangsa Indonesia. Itulah

sebabnya lembaga-lembaga pendidikan mengambil alih tugas ini. Lembaga

pendidikan memberikan sesuatu yang sangat berharga kepada masyarakat.43

Kepala Sekolah yang baik merupakan salah satu kunci untuk bisa

menciptakan hubungan yang baik antara sekolah dengan masyarakat secara

efektif karena harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada siswa

dan apa yang terjadi pada orang tua siswa.

Beberapa bentuk hubungan masyarakat diantaranya berupa laporan

orang tua murid, buletin bulanan, surat kabar, pameran sekolah, kunjungan ke

rumah murid, penjelasan oleh staf sekolah, radio serta laporan tahunan.44

41Soleh soemirat dan Elbinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2003), cet.3. hlm.91 42M. Daryanto, Op.cit hlm. 73-74. 43Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1998),

hlm.191. 44E.Mulyasa, op.cit., hlm.51.

41

1. Strategi sekolah dalam menjalin hubungan antar warga sendiri (Internal

public)

a. Kegiatan ekstra kurikuler

Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan opini masyarakat

(public opini) dengan melihat beberapa program sekolah yang

mendukung kegiatan siswa, baik program yang menunjang pelajaran

sekolah, juga program yang berkonsentrasi untuk ketrampilan siswa.

Misalnya pramuka, PMR dan sebagainya.

b. Karya Wisata

Anak dibawa ke suatu tempat atau daerah untuk mempelajari

atau menyelidiki sesuatu tergantung materi penelitian. Misalnya di

perkebunan, pabrik, perusahaan, kebun binatang dan lain sebagainya.

c. Kamping sekolah

Anak-anak dibawa langsung ke perkemahan untuk bisa

mengenal langsung dengan keindahan alam dengan tidak

meninggalkan pesan dan nilai-nilai keindahan

d. Kerja atau praktik lapangan

Kerja lapangan atau kerja pengalaman ini memungkinkan siswa

memperoleh pengalaman praktis sebagai persiapan hidup di dalam

masyarakat kelak. Kerja pengalaman dimaksudkna untuk memberikan

kesempatan kepada siswa melakukan aktifitas dalam kondisi actual,

atau dengan kata lain kerja atau praktek lapangan yang dilakukan

siswa untuk memperoleh ketrampilan dan kecakapan khusus.45

e. Melalui penjelasan yang diberikan oleh personil sekolah

Kepala hendaknya berusaha agar semua staf, guru dan

karyawan sekolah mempunyai pengertian yang sama tentang segala

kebijakan yang di tempuh sekolah, sehingga informasi yang di

45Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: RaSAIL, 2005), hlm.119.

42

sampaikan ke masyarakat tidak berbeda dan tidak menimbulkan

kesimpang siuran berita.46

f. Musyawarah dengan para guru dan karyawan.

Face to face communication adalah komunikasi untuk

membina hubungan yang harmonis, memlihara pengertian bersama

dan meningkatkan kepercayaan. Ini bisa dilakukan dengan obrolan

biasa melainkan bisa seluruh guru dan karyawan untuk membahas satu

permaslahan yang berhubungan dengan pendidikan.47

2. Strategi sekolah dalam menjalin hubungan masyarakat luar (External

public)

1. Hubungan masyarakat sekolah dengan orang tua

a) Laporan kepada orang tua

Laporan tentang kemajuan anak yang merupakan hubungan

antara sekolah dengan orang tua murid (masyarakat) secara tertulis,

laporan tersebut diberikan kepada orang tua dalam setiap ahir

semester. Laporan itu hendaknya menjelaskan tentang hasil pekerjaan

anak dengan jelas kepada orang tuanya. Tidak hanya sekedar angka-

angka, tetapi laporan itu harus berfungsi sebagai diagnosa,

memperlihatkan kekuatan-kekuatan anak, memberi saran-saran tentang

prosedur memperbaiki kelemahan-kelemahan anak dan mungkin

termasuk kesan umum tentang anak tersebut.

b) Majalah sekolah

Majalah sekolah ini diusahakan oleh orang tua dan guru-guru

di sekolah yang diterbitkan setiap bulan sekali, seharusnya tidak hanya

mengenai petunjuk-petunjuk pemeliharaan anak dan pendidikan, tetapi

juga didalamnya tercantum penjelasan-penjelasan tentang segala

kegiatan dan keadaan sekolah, kebijakan-kebijakan baru bahkan

46Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, op.cit.hlm 239 47Bambang Siswanto, Humas,( Jakarta: Bumi Aksara, 1992), cet.1. hlm.19.

43

informasi yang berupa iklan komersil demi penambahan biaya

operasional majalah tersebut.48

c) Pameran sekolah

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempertunjukan hasil-hasil

pekerjaan siswa, baik pameran di dalam maupun di luar kelas, seperti

kecakapan khusus, prakarya tangan, hasil kerajinan. Dengan promosi

yang sifatnya ketrampilan maka sebagai siswa lulusan sebuah sekolah

tidak hanya berbekal dengan disiplin ilmu umum, juga dengan bakat

yang berupa ketrampilan.

d) Open House

Program ini merupakan suatu teknik untuk mempersilahkan

masyarakat yang berminat untuk meninjau secara langsung, serta

mengobservasi segala bentuk kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil

pekerjaan siswa di sekolah yang diadakan pada waktu-waktu tertentu.

maksud kegiatan ini ialah agar masyarakat mengetahui keadaan

sekolah, baik fisik sekolah, lingkungan, status, program, hasil-hasil

kreasi siswa dan sebgainya.

e) Kunjungan Sekolah (School Visitation)

Kunjungan ke sekolah oleh orang tua murid yang dilakukan

pada waktu pelajaran diberikan. Kepada orang itu di berikan

kesempatan kepada anaknya untuk melihat anak mereka pada waktu

belajar di kelas, juga melihat laboratorium dan beberapa perlengkapan

yang ada di sekolah. Sehingga mereka memperoleh gambaran yang

jelas tentang segala kehidupan dan aktifitas anak mereka di sekolah

tersebut.

f) Kunjungan ke rumah murid

48Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Ibid., hlm. 232.

44

Kunjungan ini merupakan teknik yang sangat efektif dalam

mengadakan hubungan anatara sekolah dengan orang tua siswa, agar

dapat mengetahui latar belakang hidup siswa. Banyak masalah-

masalah yang dapat di pecahkan dengan teknik ini, misal ketidak

hadiran siswa, pekerjaan rumah, masalah kurang pengertianya orang

tua tentang sekolah dan sebagainya. Sehingga orang tua memperoleh

informasi yang jelas dan benar tentang sekolah tersebut. Selain

kunjungan kerumah-rumah orang tua, tetapi juga ke lembaga-lembaga

di dalam masyarakat yang menaruhminat terhadap pendidikan.

g) Melalui Radio dan TV

Karena sekarang eranya teknologi, maka radio dan TV

dianggap representatife untuk memperkenalkan segala sesuatu yang

berhubungan dengan sekolah. Acara di radio maupun TV bisa

menampilkan kreatifitas siswa, seperti program wawancara, band, olah

raga, karawitan, drama dan sebagainya. Yang jelas program yang di

buat untuk mengisi acara tersebut harus sesuai dengan selera

masyarakat tapa meninggalkan visi, misi dan tujuan sekolah,

h) Organisasi Perkumpulan Alumni Sekolah

Organisasi ini adalah alat yang sangat baik untuk dimanfaatkan

dalam memelihara serta meningkatkan hubungan antara sekolah dan

masyarakat. Karena bagaimanapun sekolah dianggap baik atau buruk,

berkualitas atau tidak sebagian besar di lihat oleh masyarakatnya

melalui lulusan (out put) yang di hasilkan oleh sekolah.49

i) Proyek pelayanan terhadap masyarakat

Service project bererti memberikan pelayanan atau pengabdian

kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan sekolah. Masyarakat

dapat merasakan manfaat, keuntungan tertentu, masyarakat bukan

49Ibid. hlm.237-240

45

hanya memperbaiki dan membantu program sekolah tetapi diperbaiki

dan dibantu oleh sekolah.50

2. Hubungan masyarakat sekolah dengan pihak luar sekolah

a) Case Conference

case conference adalah rapat tentang suatu kasus, biasanya di

ginakan dalam bimbingan dan penyuluhan orang tua, BP dan guru.

b) Badan Pembantu Sekolah

Membantu membantu memelihara sekolah supaya sekolah itu

hidup subur dan lebih sanggup memenuhi tugasnya sebagai tempat

membentuk manusia yang bersusila, yang cakap. Misalnya POMG

(Perkumpulan Orang Tua Murid dan Guru).51

c) Laporan Tahunan

Laporan tahunan ini disusun oleh kepala sekolah, dan laporan

ini diberikan kepada aparat yang lebih atas; misalnya sub rayon ma’rif,

pemerintah. Laporan ini berisi masalah-masalah kegiatan yang

dilakukan sekolah termasuk kurikulum, personalia, anggaran biaya dan

sebaginya. Ini sebagai pembinaan hubungan yang harmonis serta

sebagai usaha menanamkan kepercyaan mayarakat luar terhadap

lembaga pendidikan.52

Ada juga beberapa pendapat lain tentang bentuk humas

1. Proyek Sekolah

Orang tua ikut berperan dalam pembangunan di lembaga

pendidikan, ketika ada sesuatu bisa lebih cepat dikomunikasikan.

Dan bangunan sekolah tersebut bisa langsung dinikmati oleh

semua, juga merupakan kebanggan bersama ketika sukses dalam

sebuah proyek. Sehingga yang muncul ketika ada campur tangan

50Fatah Syukur, op.cit hlm.117 51Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan I, (Padang: Angkasa Raya, 1992), hlm 99-101. 52Bambang, Op.cit.

46

yang lebih “sekolah adalah bagian dari kehidupan social

masyarakat”.

2. Kotak saran

Dengan kotak saran ini keluhan, saran dan berbagai

masukan bisa disampaikan, tanpa harus bertemu dengan pihak

humas sekolah, hanya saja komunikasi yang ada hanya satua arah.

Biasanya ditempatkan di depan madding sekolah. Fasilitas ini bisa

digunakan siapa saja tidak hanya guru, murid melainkan juga

masayarakat umum.

3. Pasrtisipasi dalam setiap aktifitas sekolah

Orang tua ikut andil bagian dalam setiap event di sekolah,

misalnya wisata bersama anak didik, yang jelas kegiatan yang

menunjang pendidikan anak diikuti oleh orang tua atau

masayarakat.

4. Buku Panduan

Buku pegangan sangatlah membantu baik orang tua

ataupun siswa, sebab buku ini sebagai laporan secara tertulis

tentang profil sekolahan, di dalamnya meliputi informasi pusat

informasi, prosedur admisintrasi, prosedur registrasi, kalender

akademik, fasilitas-fasilitas yang dimiliki dan sebagainya.53

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, distorsi dalam

komunikasi terjadi diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu;

1. Misi atau apa yang disampaikan oleh sekolah kepada masyarakat

tidak jelas;

2. Masyarakat memiliki kepentingan-kepentingan tertentu, yang pada

suatu ketika kepentingan-kepentingan masyarakat tersebut, tidak

sama atau bertentangan dengan kepentingan sekolah;

53Eugenia H. Berger, Ph.d., Beyond The Classroom, (London: Mosby Company, 1983), hlm54-56.

47

3. Adanya prasangka atau perkiraan-perkiraan yang negatif dari

masyarakat terhadap sekolah;

4. Masyarakat jelas-jelas atau berterus terang menolak misi yang

disampaikan oleh sekolah.54

Untuk mendapatkan kesan yang baik dalam masyarakat

hendaknya syarat pesan yang diemban sebagai berikut

1. Pesan yang di sebarkan haruslah disusun secara jelas, mantap dan

singkat agar mudah di tangkap. Perlu dipahami bahwa setiap orang

mempunyai daya tangkap yang berbeda, sehingga pesan yang

disampaikan hendaknya bisa ditangkap oleh sebanyak orang atau

sebagaian terbesar orang yang berkepentingan.

2. Ketika harus menggunakan lambang hendaknya yang mudah

dipahami, dapat dimengerti oleh mereka yang menjadi sasaran,

artinya kalau anda menggunakan bahasa gunakanlah bahasa yang

mudah dipahami;

3. Pesan-pesan yang disebarkan hendaknya dapat menimbulkan

minat, perhatian, dan keinginan pada masyarakat untuk melakukan

sesuatu kepada lembaga;

4. Pesan-pesan yang disebarkan hendaknya dapat menimbulkan

rangsangan untuk menerima pengaruh yang positif.55

Anggapan bahwa sekolah sudah tidak dapat lagi menyesuaikan

diri pada perubahan-perubahan social masyarakat, juga sekolah telalu

progresif atau terlalu maju sehingga tidak dapat di mengerti

masyarakat, menjadi anggapan yang kabur. Dengan adanya hubungan

masayarakat segala aktifitas dan kebijakan sekolah masyarakat ikut

andil bagian, produk dan hasil dari sekolah tidak ada yang tak berguna.

Semua pasti bisa diterima oleh masyarakat.56 kegiatan humas bisa

54Wahdjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: RAjaGrafindo Persada,

2002), hlm.342-343. 55Santoso Sastro Poetro, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam

Pembangunan Nasional, (Bandung : Alumni, 1998) hlm.214 56Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Op cit hlm 215.

48

dilihat jika antara masyarakat dan sekolah menjadi kesatuan yang

saling memberi masukan dan saling mempengaruhi, diantaranya selalu

berkoordinasi dalam setiap permasalahan, segala kebijakan yang

diambil sekolah bermuara pada kepentingan sekolah dan masyarakat.57

Dari beberapa penjelasan tersebut mengindikasikan bahwa

segala program dan kegiatan tersebut bertujuan untuk memberi kesan

kepada masyarakat dengan menampilkan beberapa kegiatan yang

disekolah. Banyak jalan yang di tempuh untuk memperkenalkan

keberadaan sekolah kepada masyarakat. Semua ini bertujuan untuk

membuat kerjasama yang baik dan harmonis antara sekolah dengan

masyarakat demi mencapai suatu tujuan. Tidak mungkin sekolah akan

berdiri tanpa ada dukungan sedikitpun dari masyarakat, karena sekolah

adalah lembaga struktural di masyarakat sebagai sistem alternatif yang

selalu terbuka kapanpun dalam mengembangkan kreatifitas manusia.

57Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm.134.