ikhtisar kapita selekta linguistik iii

2
Nama: Susi Fauziah 0906500002 S2 Linguistik Ikhtisar Kapita Selekta Linguistik Teori Post- Bloomfield Teori post- Bloomfield adalah sejumlah teori yang berlandaskan pada karya Leonard Bloomfield. Sejumlah teori ini memiliki beberapa perbedaan tapi pada intinya masih berkaitan erat antara satu dengan yang lain. Perkembangan teori Post- Bloomfield adalah hasil karya banyak orang semenjak 1930-an. Ikhtisar ini akan membahas sedikit tentang persamaan dan perbedaan antara teori Bloomfield dan teori Post- Bloomfield. Pada dasarnya, jenis data bahasa yang dianalisis oleh Bloomfield dan post- Bloomfield adalah sama. Kedua teori tersebut menganggap bahwa data bahasa terstruktur atau bahwa struktur dapat dibangun dari data bahasa yang ada dan diekspresikan sebagai satu set elemen yang memiliki satu set hubungan yang tetap. Akan tetapi, kedua teori tersebut memiliki cara analisis data (operasi) yang berbeda. Teori Bloomfield dan teori post- Bloomfield memiliki definisi fonem yang berbeda. Menurut teori Bloomfield, sebuah fonem adalah bagian yang beraneka ragam dari properti fonetik- unit minimum dari sebuah karakteristik suara tertentu-, yang ketika diinterpretasikan, menyiratkan satu set elemen tersendiri (berbeda dengan yang lain) secara fonetik. Akan tetapi, menurut teori post- Bloomfield, fonem bukanlah objek fonetik sehingga fonem tidak menyiratkan data apapun. Oleh karena itu, sebuah fonem menunjukkan satu set data fonetik hanya pada saat diinterpretasikan. Teori Bloomfield dan teori post- Bloomfield juga memiliki perbedaan pandangan mengenai morfem. Menurut teori Bloomfield, morfem adalah unit grammar terkecil. Morfem terdiri dari

Upload: susi-fauziah

Post on 18-Jun-2015

337 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

It is about Post Bloomfieldian's theory

TRANSCRIPT

Page 1: Ikhtisar Kapita Selekta Linguistik III

Nama: Susi Fauziah

0906500002

S2 Linguistik

Ikhtisar Kapita Selekta Linguistik

Teori Post- Bloomfield

Teori post- Bloomfield adalah sejumlah teori yang berlandaskan pada karya Leonard Bloomfield. Sejumlah teori ini memiliki beberapa perbedaan tapi pada intinya masih berkaitan erat antara satu dengan yang lain. Perkembangan teori Post- Bloomfield adalah hasil karya banyak orang semenjak 1930-an. Ikhtisar ini akan membahas sedikit tentang persamaan dan perbedaan antara teori Bloomfield dan teori Post- Bloomfield.

Pada dasarnya, jenis data bahasa yang dianalisis oleh Bloomfield dan post- Bloomfield adalah sama. Kedua teori tersebut menganggap bahwa data bahasa terstruktur atau bahwa struktur dapat dibangun dari data bahasa yang ada dan diekspresikan sebagai satu set elemen yang memiliki satu set hubungan yang tetap. Akan tetapi, kedua teori tersebut memiliki cara analisis data (operasi) yang berbeda.

Teori Bloomfield dan teori post- Bloomfield memiliki definisi fonem yang berbeda. Menurut teori Bloomfield, sebuah fonem adalah bagian yang beraneka ragam dari properti fonetik- unit minimum dari sebuah karakteristik suara tertentu-, yang ketika diinterpretasikan, menyiratkan satu set elemen tersendiri (berbeda dengan yang lain) secara fonetik. Akan tetapi, menurut teori post- Bloomfield, fonem bukanlah objek fonetik sehingga fonem tidak menyiratkan data apapun. Oleh karena itu, sebuah fonem menunjukkan satu set data fonetik hanya pada saat diinterpretasikan.

Teori Bloomfield dan teori post- Bloomfield juga memiliki perbedaan pandangan mengenai morfem. Menurut teori Bloomfield, morfem adalah unit grammar terkecil. Morfem terdiri dari serangkaian fonem, dan fonem- fonem tersebut membentuk sebuah representasi – bentuk dasar – morfem tanpa perlu adanya deskripsi dua keunikan. Sebaliknya, menurut teori post- Bloomfield, yang disebut unit grammar terkecil adalah representasinya yang disebut sebagai morfofonem. Oleh karena itu, deskripsi dua- keunikan diperlukan untuk menggambarkan morfofonem tersebut. Sebagai tambahan, teori Bloomfield memperhatikan keberadaan batas kata sedangkan teori post- Bloomfield tidak memperhatikan hal tersebut.

Dalam teori post-bloomfield sendiri, terdapat perbedaan pendapat mengenai penerimaan atau penolakan penggunaan tekhnik kuno, yaitu rekaman stimulus- respon. Pihak yang menolak tekhnik stimulus- respon berargumen bahwa tekhnik stimulus- respon, berbeda dengan fonetik, tidak mampu menghasilkan sebuah segmentasi data yang bersamaan dengan segmen ujaran fonetik dan sama sekali tidak mampu menyediakan informasi mengenai identitas atau non identitas dari pasangan- pasangan yang dihasilkan segmen stimulus- respon.