ikm, etik dan metpen

Upload: kania-adhytia

Post on 07-Jan-2016

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Mini seminar STATISTIK

Dr. Muhamad Ibnu SinaTIM UKMPPD FKU MALAHAYATIKONSEPUJI DIAGNOSTIKPOSITIFNEGATIFPOSITIFTRUE POSITIVE

FALSE POSITIVENEGATIFFALSE NEGATIVE

TRUE NEGATIVEGOLD STANDARDALAT UJI BARUABCDA + BC + DA + C B + DNPV =PPV =SENSITIVITYSPECIFICITYADAD

PENGGUNAAN ALAT SKRININGSensitivitas tinggi diperlukan utk deteksi bila :Prevalence kecilPenyakit kronik / kankerPenyakit dengan Case Fatality Rate tinggi

Spesifisitas tinggi diperlukan utk deteksi bila :Prevalence tinggiPenyakit akut

STUDI PROSPEKTIFANGKA INSIDENS TERPAPARANGKA INSIDENS TAK TERPAPARUKURAN RESIKO RELATIF (RR) Ins.Rate klp. terpaparIns.Rate klp. tak terpapar (1+1,96/Chi) RRRR=STUDI RETROSPEKTIFTAK DAPAT MENGUKUR INSIDENSTAK DAPAT MENGUKUR NILAI RRGANTI UKURAN ODDS RATIO (OR) a x d b x cOR = (1+1,96/Chi) ORFAKTOR PENYEBAB

(O)RR > 3Penyebab nyata

3 > (O)RR > 2Penyebab lemah

2 > (O)RR > 1Bukan penyebab

FAKTOR PENCEGAH(O)RR < 0,3Pencegah nyata

0,3 < (O)RR < 0,5Pencegah lemah

0,5 < (O)RR < 1,0Bukan pencegah

Contoh soalBerdasarkan tabel di atas, sensitivitas metode skrining terbaru tersebut adalah A.132/211B.132/63491C.132/1146D.62266/63280E.62266/62345

PenyakitTotal(+)(-)Skrining(+)13210141146(-)796226662345Total2116328063491Suatu penelitian yang didokumentasikan oleh British Medical Journal 2002, dengan menggunakan design prospektif, menyatakan adanya pengaruh makan es krim terhadap terjadinya sakit kepala. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil yang ditampilkan dalam tabel 2x2 sebagai berikut:

Berapa besarnya risiko relatif es krim terhadap terjadinya sakit kepala?A.2,2B.2,9C.4,4D.4,8E.6,8

Sakit KepalaTotal(+)(-)Es Krim(+)205373(-)96372Total29116145RELATIF RISK (RR) & ODDS RATIO (OR)SAKIT - KASUSSEHAT - KONTROLYATIDAKHASIL (OUTCOME)FAKTOR RESIKOABCDHUBUNGAN ASOSIASIRR =OR = KASUS DI KELOMPOK BERISIKO KASUS DI KELOMPOK TANPA RISIKO=A + BA:C + DC KASUS DENGAN RISIKO : KASUS TANPA RISIKO KONTROL DENGAN RISIKO : KONTROL TANPA RISIKOA + CA:A + CCB + DBB + DD:ACBDxx=12Metode SamplingMetode SamplingProbability samplingNon-probability samplingSimple random sampling: mengacak sederhana dengan bantuan tabel/komputerSystematic random sampling: mengacak teratur dan sistematis, 1/n dari nCluster random sampling: mengacak berdasarkan daerah/wialayahStratified random sampling: mengacak berdasarkan strataConsecutive sampling: mengambil subjek sesuai kriteria inklusi/eksklusiConvenient/Accidental/Captive sampling: mengambil subjek sesuai kenyamanan penelitiPurposive/Judgement/Quota sampling: mengambil subjek sesuai dengan pertimbangan subyektif penelitiProbability sampling: setiap subjek dalam penelitian memiliki peluang yang sama untuk dipilihNon-probablity sampling: peluang subjek untuk dipilih tidak samaSnowball sampling: peneliti meminta subjek pertama untuk menunjukkan orang yang dapat dijadikan subjekContoh soalSeorang peneliti akan meneliti hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Menurut referensi yang ada didapatkan informasi bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, peneliti akan mengelompokkan populasi penelitian berdasarkan tingkat pendidikan formal, yaitu rendah, menengah, dan tinggi. Metode sampling yang paling tepat digunakan adalah A.Simple random samplingB.Systematic random samplingC.Cluster random samplingD.Stratified random samplingE.Purposive samplingSeorang peneliti ingin melihat pola pemberian nutrisi ibu kepada anaknya di suatu wilayah. Peneliti memilih ibu yang bisa membaca dan menulis serta bersedia mengisi kuesioner. Jenis pemilihan sampel apa yang digunakan?Purposive samplingConvenience samplingConsecutive samplingSystematic samplingProbability samplingTEKNIK PENGUMPULAN SAMPEL (SAMPLING)PROBABILITYSAMPLINGSIMPLE RANDOM SAMPLINGSYSTEMATIC RANDOM SAMPLINGSTRATIFIED RANDOM SAMPLINGCLUSTER RANDOM SAMPLINGSemua memiliki kesempatan yang samaRadomisasi tabel, pengundian ataupun komputerSyarat: populasi homogenPROBABILITYSAMPLINGNON-PROBABILITYSAMPLINGSetelah di randomisasiDiambil berdasarkan urutan atau pola tertentuDibagi menjadi sub-populasi berdasarkan strata/tingkatan baru di randomisasiCocok pada populasi heterogen Setiap strata dirandomisasiDibagi menjadi sub-populasi (cluster) yang terbagi alami seperti wilayahDari cluster terpilih yang dirandomisasiNON-PROBABILITYSAMPLINGCONVENIENT/ACCIDENTAL SAMPLINGCONSECUTIVE SAMPLINGPURPOSIVE/ JUDGMENTAL SAMPLINGQUOTA SAMPLINGSNOWBALL SAMPLINGTEKNIK PENGUMPULAN SAMPEL (SAMPLING)PROBABILITYSAMPLINGNON-PROBABILITYSAMPLINGMemilih siapa sajah yang kebetulan ada (accesible)First come first chosen subjectSubjek dipilih karena memenuhi karakteristik yang diinginkanJumlah subjek ditentukan sejak awal (quota-based) mis: 50 orang dewasaSubjek dipilih secara berantaiSubjek terpilih selanjutnya memilih subjek berikutDESIGN PENELITIANOBSERVASIONALEKSPERIMENTALADA PERLAKUAN /INTERVENSIDESKRIPTIFANALITIK / ETIOLOGITIDAK ADA PERBANDINGAN ANTAR TIAP KELOMPOKADA PERBANDINGAN ANTAR TIAP KELOMPOKKOHORTCASE-CONTROL CROSS-SECTIONAL/POTONG LINTANGLAPORAN KASUSCASE-SERIES2 jenis kohort:Prospective cohortRetrospective/historical cohortSubjek diikuti untuk periode tertentuSANGAT BAIK menilai KAUSALITASRelatif LAMA dan MAHALMenghitung RELATIF RISK (RR)KOHORT2 KELOMPOK: Kelompok kasus (sakit) dan kelompok kontrol (sehat)Retrospektif, sewaktuDAPAT melihat KAUSALITASUmum digunakan pada KASUS LANGKAMenghitung ODDS RATIO (OR)CASE-CONTROLDeskriptif, sewaktuHUBUNGAN ASOSIASI TIDAK KAUSALITASCEPAT DAN MURAHMenghitung RELATIF RISK (RR)POTONG LINTANGPuskesmas Kecamatan Y tersedia metode kontrasepsi berupa pil, kondom, IUD, dan sebagainya. Pasien bebas memilih metode kontrasepsi yang diinginkan. Subjek penelitian adalah perempuan yang mulai menggunakan metode kontrasepsi sepanjang tahun 2011 dan dilihat hasilnya pada akhir tahun 2012. Jenis penelitian yang sesuai dengan ilustrasi di atas adalah A.Survei B.Cohort C.Uji klinis D.Case control E.Cross sectionalSeorang dokter di Puskesmas Kecamatan X ingin melakukan penelitian mengenai difteri. Dokter tersebut ingin melakukan penelitian tentang jumlah kasus difteri yang ada di wilayah kerjanya. Metode penelitian apa yang tepat digunakan?A.Case seriesB.Case reportC.Cross sectionalD.CohortE.Case control

SKALA UKURNUMERIKKATEGORIKRASIOINTERVALNOMINALORDINALAngka, TIDAK bisa nilai minusContoh: berat badanAngka, BISA nilai minusContoh: suhuDATA, level SEDERAJAT Contoh: genderDATA, BERTINGKATContoh: kadar kolesterol rendah, normal, tinggiVARIABELDEPENDEN / TERGANTUNGINDEPENDEN / BEBASHASIL / OUTCOMEUJI HIPOTESISVARIABELBEBASKATEGORIK/NUMERIKVARIABEL TERGANTUNG2 KELOMPOK > 2 KELOMPOKNUMERIKNOMINALORDINALNUMERIKNOMINALORDINALBERPASANGANTIDAK BERPASANGANX2Mc NemarMann WhitneyWilcoxonT unpairT pairX2CochranKruskall-WallisFriedmanAnovaRelated AnovaKOMPARATIF: MEMBANDINGKAN ANTAR KELOMPOKCONTOH SOALPenelitian terhadap 3 kelompok bumil dengan suplementasi berbeda.Kelompok 1 suplemen besi saja, kelompok 2 suplemen B12 saja, kelompok 3 suplemen besi+B12. Kadar hb diperiksa pada akhir penelitian. Analisis dengan menghitung rerata kadar hb pada 3 kelompok tersebut. UJI YANG TEPAT?VARIABELBEBASSUPLEMENTASIKATEGORIK 3 KELOMPOKVARIABELTERGANTUNGKADAR HBNUMERIKVARIABELBEBASKATEGORIK > 2 KELOMPOKNUMERIKAnovaUJI HIPOTESISVARIABELBEBASNUMERIK/KATEGORIKVARIABEL TERGANTUNGKORELASIREGRESINUMERIKNOMINALNUMERIKORDINALKorelasi SpearmanKorelasi PearsonRegresi logistikRegresi linier (1 variabel)Regresi multipel (Jika variabel bebas >1)KORELASI: BERAPA BESAR HUBUNGAN/KORELASI ANTARA . . . ???REGRESI PREDIKSI HASIL DARI VARIABEL BEBASCONTOH SOALSuatu penelitian ingin menunjukkan bahwa Indeks masa tubuh (IMT) berbanding terbalik dengan kapasitas vital paru (KVP). Untuk mengetahui seberapa besar kenaikkan IMT dapat menurunkan KVP. UJI YANG SESUAI?VARIABELBEBASKVPNUMERIKVARIABELTERGANTUNGIMTNUMERIKVARIABELBEBASNUMERIKREGRESINUMERIKRegresi linier (1 variabel)REGRESI PREDIKSI HASIL DARI VARIABEL BEBASEpidemi adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang meningkat.Pandemi adalah adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) frekuensinya dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang amat luas.

Endemi adalah adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit) frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama. Sporadik adalah adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ada di suatu wilayah tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu.

EpidemiologiKriteria tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/91, tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa.Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenalPeningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.Timbulnya lagi suatu penyakit yang sudah lama tiada. (misal, Difteri)

KLBAdalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang : Data tentang jumlah penderita baru. Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru( Population at Risk). Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam Incidence rateAttack rateSecondary attack rate

InsidensiAdalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang kebal atau penduduk dengan resiko (Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa angka prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni, karena penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan. Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu : Period prevalen ratePoint prevalen ratePrevalensiAdvokasi (Advocacy)Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan at au penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya. Sasaran advokasi adalah para pejabat baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor, yang terkait dengan masalah kesehatan (sasaran tertier)Dukungan Sosial (Social support)Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai (pelaksana program kesehatan) dengan masyarakat (penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi terhadap program kesehatan tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan-pelatihan para toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma, dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sosial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (sasaran sekunder).Strategi promosi kesehatan (WHO, 1994)3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill). Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharan kesehatan mereka, misalnya: terbentuknya dana sehat, terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan semacam ini di masyarakat sering disebut "gerakan masyarakat" untuk kesehatan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat (sasaran primer).

Surveilans pasif, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari laporan bulanan sarana pelayanan di daerah.

Surveilans aktif, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung untuk mempelajari penyakit tertentu dalam waktu yang relatif singkat dan dilakukan oleh petugas kesehatan secara teratur seminggu sekali atau dua minggu sekali untuk mencatat ada atau tidaknya kasus baru penyakit tertentu.

Surveilans menyeluruh, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dalam batas waktu tertentu diberbagai bidang agar dapat mewakili populasi yang diteliti dalam sebuah negara.

Surveilans sentinel, yaitu pengumpulan data yang dilakukan terbatas pada bidang-bidang tertentu. Survei ini tidak dapat digunakan dalam sebuah populasi karena dianggap tidak mewakili sebuah kelompok populasi, akan tetapi dapat digunakan untuk memonitor tren penyakit dan dalam mengumpulkan informasi yang lebih terperinci.

Surveilans berdasarkan kondisi masyarakat, sarana dan prasarana serta laboratorium kesehatan termasuk pelaporan yang dilakukan oleh masyarakat, fasilitas kesehatan dan laboratorium secara berturut-turut.Jenis Surveilans EpidemiologiDenial "I feel fine."; "This can't be happening, not to me."Denial is usually only a temporary defense for the individual. This feeling is generally replaced with heightened awareness of possessions and individuals that will be left behind after death. Denial can be conscious or unconscious refusal to accept facts, information, or the reality of the situation. Denial is a defense mechanism and some people can become locked in this stageAnger "Why me? It's not fair!"; "How can this happen to me?"; '"Who is to blame?"Once in the second stage, the individual recognizes that denial cannot continue. Because of anger, the person is very difficult to care for due to misplaced feelings of rage and envy. Anger can manifest itself in different ways. People can be angry with themselves, or with others, and especially those who are close to them. It is important to remain detached and nonjudgmental when dealing with a person experiencing anger from grief.Bargaining "I'll do anything for a few more years."; "I will give my life savings if..."The third stage involves the hope that the individual can somehow postpone or delay death. Usually, the negotiation for an extended life is made with a higher power in exchange for a reformed lifestyle. Psychologically, the individual is saying, "I understand I will die, but if I could just do something to buy more time..." People facing less serious trauma can bargain or seek to negotiate a compromise. For example "Can we still be friends?.." when facing a break-up. Bargaining rarely provides a sustainable solution, especially if it's a matter of life or death.Depression "I'm so sad, why bother with anything?"; "I'm going to die soon so what's the point?"; "I miss my loved one, why go on?"During the fourth stage, the grieving person begins to understand the certainty of death. Because of this, the individual may become silent, refuse visitors and spend much of the time crying and grieving. This process allows the dying person to disconnect from things of love and affection. It is not recommended to attempt to cheer up an individual who is in this stage. It is an important time for grieving that must be processed. Depression could be referred to as the dress rehearsal for the 'aftermath'. It is a kind of acceptance with emotional attachment. It's natural to feel sadness, regret, fear, and uncertainty when going through this stage. Feeling those emotions shows that the person has begun to accept the situation.Acceptance "It's going to be okay."; "I can't fight it, I may as well prepare for it."In this last stage, individuals begin to come to terms with their mortality, or that of a loved one, or other tragic event. This stage varies according to the person's situation. People dying can enter this stage a long time before the people they leave behind, who must pass through their own individual stages of dealing with the grief.Stages of Grief/Terminal IllnessSasaran primer: biasanya disesuaikan dengan permasalahan kesehatan yang terjadi, seperti kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, remaja putri dan wanita usia subur untuk masalah kesehatan reproduksi, ibu hamil dan menyusui untuk masalah kesehatan ibu dan anak dan anak sekolah untuk kesehatan remaja. Sasaran sekunder: seperti para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat. Tujuan memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok ini yaitu diharapkan mereka menggetoktularkan, memberikan contoh perilaku sehat, kepada masyarakat di sekitarnyaSasaran tersier: meliputi para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah. Kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder) dan masyarakat umum (sasaran primer)Sasarn pada Promosi KesehatanMetode diagnosis komunitas

Mengidentifikasi masalahMenetapkan prioritas masalahMenganalisis penyebab masalahMenentukan alternatif pemecahan masalahMengevaluasi alternatif pemecahan masalahMemilih alternatif pemecahan masalahImplementasiFollow up

Level pencegahanIntervensiPenjelasanPencegahan primer(sebelum penyakit terjadi)Health promotionPada populasi tanpa faktor risiko (co: penyuluhan tidak merokok)Specific protectionPada populasi dengan faktor risiko (co: imunisasi)Pencegahan sekunder(di awal penyakit)Early diagnosis & prompt treatmentPenyakit sudah terjadi, tapi baru tahap awal.(co: skrining hipertensi)Pencegahan tersier(di pertengahan sampai akhir penyakit)Disability limitationMencegah komplikasi. (co: mencegah pasien ulkus DM diamputasi)RehabilitationSudah terjadi komplikasi, tapi berupaya mengembalikan kemampuan fungsionalnya. (co: kaki buatan)1. Care Provider.Memperlakukan pasien secara holistikmemandang Individu sebagai bagian integral dari keluarga dan komunitas.Memberikan pelayanan yang bermutu, menyeluruh, berkelanjutan dan manusiawi.Dilandasi hubungan jangka panjang dan saling percaya.

2. Decision Maker.Kemampuan memilih teknologiPenerapan teknologi penunjang secara etik.Cost Effectiveness3. Communicator.Mampu mempromosikan Gaya Hidup Sehat.Mampu memberikan penjelasan dan edukasi yang efektif.Mampu memberdayakan individu dan kelompok untuk dapat tetap sehat.

4. Community Leader.Dapat menempatkan dirinya sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat.Mampu menemukan kebutuhan kesehatan bersama individu serta masyarakat.Mampu melaksanakan program sesuai dengan kebutuhan masyarakat.5. Manajer.Mampu bekerja sama secara harmonis dengan individu dan organisasi di luar dan di dalam lingkup pelayanan kesehatan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitas.Mampu memanfaatkan data-data kesehatan secara tepat dan berhasil guna.

Keluarga Nuclear family ayah + ibu + anakBlended family orang tua kandung + orang tua tiri + anak kandung + anak tiriExtended family nuclear/blended family + relativeSingle parent family ibu + anak atau ayah + anakComposite family tidak ada

AspekA suransi Kesehatan Sosial(Social Health Insurance)Asuransi Kesehatan Komersial(Commercial/ Private Health Insurance)Asuransi Kesehatan Komersial dengan regulasi(Regulated Health Insurance)1. Kepesertaan

wajib /pokok

Sukarela/ Perorangan/ kelompok

Sukarela/ kelompok

2. Perhitungan premi

group rating/ community rating

Rating by class, sex, age dll

Community rating

3.Santunan /Benefit

Menyeluruh/ komprehensif

Sesuai kontrak

Sesuai kontrak

4. Premi/ iuran

Persentasi gaji

Angka absoluteAngka absolut

5. Kegotong-royongan (solidaritas sosial)

- Kaya - miskin- Sehat - sakit- Tua - muda- High risk - low riskSehat - sakit- Sehat - sakit- High risk - low risk- Tua - muda6. Kenaikan biaya+

+++

++

7. Peran pemerintah

+++

+

++

8. Pengelolaan Not for profit / nirlaba

For profit / laba

For profit /laba

Perbandingan Berbagai Model Asuransi Kesehatan

Posyandu Klasifikasi posyandu: Posyandu pratama (warna merah) Masih belum mantapKegiatannya belum bisa rutin tiap bulanKader aktifnya terbatasPosyandu madya (warna kuning) Kegiatan lebih dari 8 kali per tahunJumlah kader tugas 5 orang atau lebihCakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) masih kurang dari 50%

Posyandu purnama (warna hijau) frekuensinya lebih dari 8 kali pertahunrata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebihcakupan 5 program utamanya lebih dari 50%sudah ada program tambahan seperti dana sehat tetapi masih sederhana Posyandu mandiri (warna biru) Ada program tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK

Cakupan Program PenimbanganK: balita memiliki KARTUS: jumlah SELURUH balita di daerah penimbanganD: jumlah balita yang DITIMBANGN: balita yang BB NAIK saat ditimbang

K/S = cakupan programD/K= kelangsungan program penimbangan, motivasi ortuN/D = status giziN/S = keefektivitasan (pencapaian program)D/S = peran serta masyarakat

PUSKESMASPusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatanPusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatanPusat pelayanan kesehatan tingkat pertamaKesehatan peroranganKesehatan masyarakatUpaya Penyelenggaraan PuskesmasUpaya Kesehatan WajibPromkes KeslingKIA dan KBGiziPencegahan dan Pemberantasan Penyakit MenularPengobatanUpaya Kesehatan PengembanganSekolah Olah ragaKerja Gimul Jiwa Mata Usia lanjutPerawatan kesehatan masyarakatPembinaan pengobatan tradisionalAzas PuskesmasAzas Pertanggungjawaban wilayahMeningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanyaAzas Pemberdayaan MasyarakatMemberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas Azas KeterpaduanUpaya puskesmas haruslah dilaksanakan secara terpadu lintas program atau sectorAzas RujukanMelimpahkan wewenang baik scara vertikal ataupun horizontal

Jenis Rujukan MedisRujukan Pasien penatalaksanaan pasien dari yg strata pelayanan kesehatan kurang mampu ke strata pelayanan yang lebih sempurnaRujukan Ilmu Pengetahuan pengiriman dokter/tenaga kesehatan yg lebih ahli ke strata pelayanan kesehatan yang kurang untuk bimbingan/diskusiRujukan Specimen pengiriman bahan pemeriksaan ke strata pelayanan yang mampu atau sebaliknya

Jenis Rujukan KesehatanRujukan tenaga mengirim tenaga kesehatan ke strata kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan di masyarakatRujukan sarana pengiriman berbagai peralatan medis/nonmedis ke strata kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatanRujukan operasional pelimpahan wewenang tan tanggung jawab penanggulangan masalah kesehatan masyarakat

Pembagian Wewenang dan TanggungjawabCross Reference menyerahkan sepenuhnya pada dokter lain untuk selamanyaSplit Reference menyerahkan penanganan pada beberapa dokter selama jangka waktu tersebut dokter yang merujuk tidak bertanggung jawbCollateral Reference menyerahkan penanganan hanya untuk satu masalah khusus sajaInterval Reference menyerahkan sepenuhnya pada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, selama waktu tersebut dokter yang merujuk tidak bertanggung jawabJenis Laporan Terpadu PuskesmasLaporan harian : kejadian KLB penyakit tertentuLaporan mingguan : kegiatan penyakit yang ditanggulangiLaporan bulanan : kegiatan rutin programLB1: data kesakitanLB2: data kematianLB3: data program gizi, KIA, KBLb4: data obat-obatanPencegahan dlm Masalah KesehatanPrimer Health promotionSpesific protection SekunderEarly diagnosisPrompt treatmentTersier Disability limitationRehabilitation 5 Standar Pelayanan Kedokteran Keluarga

KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER-PASIENKOMUNIKASI EFEKTIF:MENGAJUKAN PERTANYAANMENDENGAR AKTIFMEMBERIKAN INFORMASIMENANGGAPI KLIEN?!!PERTANYAAN TERBUKA Pertanyaan dengan BANYAK kemungkinan jawabanPERTANYAAN TERTUTUP Pertanyaan dengan jawaban YA atau TIDAKREFLEKSI ISI Mengungkapkan kembali inti yang telah dikemukakan pasien. Anda mengatakanREFLEKSI PERASAAN amati & dengarkan PERASAAN pasien. Anda sepertinya bingung?MERANGKUM Mirip refleksi isi, BEDANYA??Merangkum: durasi sudah lama, atau transisi topik atau bahan rumitBAHASA SEDERHANAJUJURBENARLENGKAPDONTVERBALMemotong pembicaraanMencelaAsumsi kesimpulan TANPA didukung bukti dan terlalu diniEvaluasi TIDAK PERCAYA ucapan pasienNON-VERBAL mengernyitkan dahi, reaksi terkejut, senyum melecehkanMemberikan standar pelayanan paripurna atau komprehensif.-Pelayanan medis strata pertama (promotif, preventif dan spesific protection, kuratif dan rehabilitatif).

2.Memberikan standar pelayanan menyeluruh (holistic care).Pasien adalah manusia seutuhnya, bagian dari keluarga dan lingkungannya, serta menggunakan pelayanan yang bersumber dari sekitarnya.

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang kontinyu mulai dari konsepsi sampai mati.-Rekam medis diisi dengan cermat.

PRINSIP PELAYANAN DOKTER KELUARGAMengutamakan pencegahan (4 tingkat pencegahan)Melayani KIA, KB, vaksinasiMendiagnosis dan mengobati penyakit sedini mungkinMengkonsultasikan atau merujuk pasien pada waktunyaMencegah kecacatan

5.Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang koordinatif dan kolaboratifKerjasama profesional dengan semua pengandil agar dicapai pelayanan kesehatan yang bermutu dan mencapai kesembuhan optimalMemanfaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal mungkin untuk penyembuhan.6.Memberikan pelayanan kesehatan individual sebagai bagian integral dari keluarganya.- Titik awal (entry point) pelayanan Dokter Keluarga adalah individu seorang pasien- Unit terkecil yang dilayaninya adalah individu pasien itu sendiri sebagai bagian integral dari keluarganya

Mempertimbangkan keluarga, komunitas, masyarakat dan lingkungan tempat pasien berada.Selalu mempertimbangkan pengaruh keluarga, komunitas, masyarakat dan lingkungannya yang dapat mempengaruhi penyembuhan penyakitnyaMemanfaatkan keluarga, komunitas, masyarakat dan lingkungannya untuk membantu penyembuhan penyakitnya

8.Sadar etika, moral dan hukum

Memberikan pelayanan kesehatan yang sadar biaya dan sadar mutu

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan

Apakah didalam rekam medisnya tercantum genogram, family circle, family apgar dan memuat informasi mengenai Siklus Kehidupan Keluarga (Life Cycle)?Family circle dan family apgar biasanya digunakan untuk kasus-kasus tertentu, tetapi genogram dan Siklus Kehidupan Keluarga harus ada didalam catatan setiap pasienApakah support system dalam keluarga dicatat?Apakah kita mengevaluasi pengaruh penyakit terhadap keluarga dan pengaruh terhadap penyakit pasien?HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN OLEH DOKTER KELUARGAGENOGRAM(Anatomi Keluarga)

Bertujuan :Mengetahui pola kehidupan antar-generasi, pola disfungsi emosional ataupun adanya penyakit yang diturunkan dalam keluargaFAMILY APGAR(Untuk menilai fungsi suatu keluarga)FAMILY LIFE CYCLEFamily genogram dan APGAR

Jenis RujukanAntar InstansiHorizontal: setingkat, misalnya dari dokter A ke dokter B tetapi masih dalama 1 strataVertikal: naik atau turun tingkat, misalnya dari puskesmas ke rumah sakit.

Antar DokterInterval referral: pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pasien sepenuhnya kepada 1 dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut, dokter tersebut tidak ikut menanganinyaSplit referral: pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pasien sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut, dokter tersebut tidak ikut menanganinyaCollateral referral: menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganangan penderita hanya untuk satu masalah penanganan spesialistik sajaCross referral: menyerahkan wewenang dan tanggung jawab pasien kepada dokter lain untuk selamanyaEdgar Dales cone of learning

KAIDAH DASAR MEDIKBeneficence melakukan tindakan untuk kepentingan pasiennya (memberi obat generik, memberi edukasi)Non-Maleficence tidak melakukan suatu perbuatan atau tindakan yang dapat memperburuk pasien (tidak melakukan euthanasia)TURUNAN KAIDAH DASAR BIOETIKAVERACITYBERANI BERKATA JUJUR (TRUTH TELLING)Saat menyerang pasien dengan kejujuran, perlu komunikasi yang baikFIDELITYTEPATI JANJIDo as you say you will do + HORMATI RAHASIA PASIENHati-hati jaga rahasia pasien dapat membatasi kualitas dan efisiensi pelayanan69Autonomy wajib menghormati martabat dan hak manusia, terutama hak untuk menetukan nasibnya sendiri (inform consent)Justice tindakan yang memegang prinsip sama rata (tidak membedakan pelayanan, menyebarkan tenaga kesehatan secara merata)HEALTH ETHICMoral unpreparedness petugas tidak memiliki persiapan pendidikan, psikologis dan emosional yang adekuat dalam menangani masalah moralMoral blindness buta terhadap dimensi etik dari suatu masalah Moral indifference tidak peduli terhadap etika/tidak memandang pasian sebagai makhluk hidupAmorality tiak memiliki moral sama sekaliImmorality paham dengan standar etik namun tidak dijalaniMoral complacency petugas tetap memegang teguh pendiriannya, walaupun dari sudut pandang dan kepercayaan moralnya salahMoral fanaticism petugas kesehatan memegang teguh sudut pandang moral yang ekstrimMoral disagreement ketidaksetujuan beberapa petugas kesehatan mengenai aksi moral mana yang lebih tepat untuk dijalankanMoral dilemma situasi yang melibatkan pengambilan keputusan atas pilihan yang kedua sama burukMoral stress rasa stres yang dialami oleh petugas medis karena menghadapi situasi moral dan tidak tau harus memilih tindakan terbaik yang mnaMALPRAKTEKCivil malpractice tidak melaksanakan kewajiban atau tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakatiAdministrative malpractice bila telah melanggar hukum administrasiCriminal malpractice perbuatan yang memenuhi rumusan delik pidanaPerbuatan tersebut merupakan perbuatan tercelaSengaja (intensional)euthanasia, membuka rahasia jabatan, aborsi tanpa indikasiCeroboh (recklessness)tanpa informed consentLalai (negligence) ommission (seharusnya dilakukan), commission (seharusnya tidak dilakukan)PATIENT SAFETY(169/MENKES/PER/VIII/2011)KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya dilaksanakan. Bukan akibat penyakitKNC (Kejadian Nyaris Cedera) akibat melaksanakan sesuatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan, tetapi cedera serius tidak terjadiKS (Kejadian Sentinel) kejadian yang menyebabkan cedera serius atau kematian

Five Rights of Medication AdminisrtionRight patient (identifikasi pasien yang harus menerima obat)Right medication (pilih obat yang benar)Right dose (dosis yang benar)Right time (tepat waktu)Right route (cara yang benar)Sheet1Alat Skrining Gold StandardSAKITTIDAK SAKITAlat Skrining yang diujiSAKITABA + BTIDAK SAKITCDC + DA + CB + DA + B + C + DSensitivitasA / A + CSpesifisitasD / B + DPPVA / A + BNPVD / C + D

Sheet2SENSITIVITASPersentase hasil uji diagnosis positif bila seseorang benar-benar sakitSPESIFISITASPersentase hasil uji diagnosis negatif bila seseorang benar-benar tidak sakitPPVPersentase kemungkinan seseorang sakit bila hasil skrining positifNPVPersentase kemungkinan seseorang tidak sakit bila hasil skrining negatifv