implementasi literasi ekonomi dan tingkat …eprints.ums.ac.id/67007/13/naspub-3.pdf · antropologi...
TRANSCRIPT
1
IMPLEMENTASI LITERASI EKONOMI DAN TINGKAT
KONSUMTIVITAS MAHASISWA PENDIDIKAN
AKUNTANSI FKIP UMS ANGKATAN 2014
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada
Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
MEI SETYANINGRUM
A210140025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
IMPLEMENTASI LITERASI EKONOMI DAN TINGKAT
KONSUMTIVITAS MAHASISWA PENDIDIKAN
AKUNTANSI FKIP UMS ANGKATAN 2014
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi literasi ekonomi
dan tingkat konsumtivitas mahasiswa FKIP Akuntansi angkatan 2014 di Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini mengangkat permasalah bagaimana
implementasi literasi ekonomi dan tingkat konsumtivitas mahasiswa FKIP Akuntansi
angkatan 2014 di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jenis penelitian ini adalah
kualitatif etnografi dengan teknik analisis data taksonomi dalam situs. Teknik
pengumpulan data yaitu pengamatan, wawancara mendalam dan dokumen. Informan
berjumlah tiga orang mahasiswa FKIP Akuntansi angkatan 2014 di Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa
tingkat literasi ekonomi mahasiswa tidak memiliki pengaruh terhadap konsumtivitas
mahasiswa, mahasiswa masih belum dapat menerapkan literasi ekonomi yang
dimiliki, konsumtivias mahasiswa dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, jumlah
uang saku dan teman sebaya serta kemungkinan literasi ekonomi yang dimiliki
mahasiswa belum mengacu pada penerapan kehidupan nyata mahasiswa sehari-hari.
Kata Kunci: Literasi Ekonomi, Konsumtivitas, Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
Abstract
Purpose of this study was to determine the implementation of the 2014 economic
literacy and student activity levels of FKIP Accounting at Muhammadiyah University
Surakarta. This research raises the problem of how the implementation of economic
literacy and the level of consumer activity of the 2014 FKIP Accounting students at
Surakarta Muhammadiyah University. This type of research is qualitative
ethnography with taxonomic data analysis techniques on the site. Data collection
techniques are observation, in-depth interviews and documents. The informants were
three students of FKIP Accounting 2014 class at Muhammadiyah University
Surakarta. Based on the results of the study it can be seen that the students'
economic literacy affects their consumption, but the family environment, the amount
of pocket money and peers are the main influences of students in consuming, and the
possibility of economic literacy that students have not yet referred to the real-life
application of students everyday. can fully implement the economic literacy that is
owned.
Keywords: Economic Literacy, Consumtivity, Accounting Education Students
1. PENDAHULUAN
Pendidikan sangat penting bagi setiap orang hal ini tertera dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 “Bahwa untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara
2
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 di
atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan penting untuk meningkatkan kualitas diri
individu maupun kemajuan bangsa dan negara. Pengertian pendidikan dijelaskan
dalam Undang-Undang Dasar 1945 No.20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinnya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”.
Menurut Ign Gatut Sasongko dalam bukunya yang berjudul Pendidikan
Karakter Bangsa (2017:30) menyatakan bahwa “Tujuan utama pendidikan nasional
bukanlah semata-mata mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi lebih dari
itu tugas pendidikan adalah mentransfer nilai-nilai luhur bangsa, menanamkan
semangat kebangsaan, menanamkan identitas bangsa, menanamkan semangat
kebangsaan, menanamkan identitas bangsa, dan melestarikan serta mengembangkan
budaya bangsa, terutama pada pendidikan dasar, dan menengah”.
Melalui pendidikan tinggi kualitas diri seseorang dapat meningkat, dari yang
awalnya tidak mengerti menjadi mengerti dan berwawasan luas. Salah satu yang
harus dikuasai yaitu wawasan mengenai literasi ekonomi, literasi ekonomi
merupakan salah satu hal terpenting dalam pendidikan karena dengan pengetahuan
ekonomi yang luas pastinya dapat membantu seseorang dalam menentukan pilihan-
pilihan ekonomi sekarang maupun yang akan datang. Literasi ekonomi dapat
digunakan seseorang untuk merencanakan kegiatan-kegiatan ekonomi yang ingin
dilakukan sekarang maupun untuk masa yang akan datang dengan bijak dengan
mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi.
Tingkat konsumsi yang tinggi dapat menyebabkan seseorang menjadi
konsumtif dan pastinya akan mempengaruhi pengeluarannya yang tidak diimbangi
dengan pemasukan yang cukup, maka dari itu literasi ekonomi sangatlah dibutuhkan
oleh setiap orang dengan tujuan mengatur kegiatan ekonomi sesuai dengan
3
kebutuhannya dan dipilih secara rasional. Pernyataan peneliti tersebut dibuktikan
dengan beberapa penelitian tentang literasi ekonomi yang menyebutkan bahwa
literasi ekonomi itu sangat penting bagi setiap orang berikut adalah penelitian yang
dilakukan oleh Dias Kanserina (2015) dengan judul “Pengaruh Literasi Ekonomi
Dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Ekonomi UNDIKSHA 2015” hasil dari penelitian ini adalah
“Literasi ekonomi berpengaruh negatif (berlawanan arah) dan signifikan terhadap
perilaku konsumtif, hal ini berarti semakin tinggi kemampuan literasi ekonomi
mahasiswa maka tingkat perilaku konsumtif akan semakin menurun. Sebaliknya
jika literasi ekonomi mahasiswa rendah maka tingkat perilaku konsumtif
mahasiswa meningkat. Gaya hidup berpengaruh positif terhadap perilaku
konsumtif dan literasi ekonomi dan gaya hidup berpengaruh terhadap perilaku
konsumtif mahasiswa. Untuk mengantisipasi perilaku konsumtif ini maka
mahasiswa perlu mengetahui ilmu mengatur pendapatan untuk berkonsumsi”.
Juliana (2013) juga melakukan penelitian tentang literasi ekonomi dengan
judul penelitian “Pengaruh Literasi Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumsi
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UNTAN”, Juliana menyatakan hasil
penelitiannya sebagai berikut
“Terdapat pengaruh positif literasi ekonomi terhadap perilaku konsumsi
mahasiswa pendidikan ekonomi FKIP UNTAN, hasil penelitian ini sejalan dengan
pendapat Caplan (Januar Kustiandi 2011:14) yang menyatakan bahwa literasi
ekonomi merupakan pengetahuan tentang ekonomi yang hal ini sangat diperlukan
karena setiap kegiatan manusia tiak lepas dari masalah ekonomi”.
Kusumaningtuti S. Soetiono (2015) menyatakan bahwa berdasarkan
penelitian OJK literasi keuangan pelajar baru sekitar 28% dengan tingkat inklusi
keuangan sekitar 44%, targetnya secara nasional baik literasi maupun inklusi
keuangan pelajar naik 2% dari populasi pelajar yang sudah mencapai 37 juta jiwa
(Ginanjar, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh OJK di atas dapat kita ketahui
bahwa di Indonesia pemahaman literasi ekonomi masih tergolong rendah. Akibat
dari rendahnya literasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi kegiatan ekonominya
yang akan cenderung konsumtif. Nin (2016), dimuat dalam metrotvnews.com
menyebutkan bahwa pesatnya kemajuan teknologi berdampak pada pola perilaku
masyarakat, khususnya dalam hal berbelanja dan merupakan pemicu perilaku
4
konsumtif. Dias Kanserina (2015) remaja memiliki kemampuan berkonsumsi yang
irasional dan cenderung berperilaku konsumtif.
2. METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif menurut Moleong (2013:6)
“Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.
Desain penelitian menggunakan desain etnografi yang akarnya adalah ilmu
antropologi pada dasarnya adalah kegiatan penelitian untuk memahami cara orang-
orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena teramati kehidupan sehari-hari
(Harsono, 2016:19).
Tempat penelitian yaitu di Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan
subyek penelitian adalah mahasiswa FKIP Akuntansi angkaan tahun 2014. Penelitian
dilakukan pada bulan April 2018 sampai dengan bulan Juni 2018. Teknik
pengumpulan data dengan cara pengamatan, wawancara mendalam dan dokumentasi.
Teknik analisis data dalam situs dengan desain taksonomi. Penelitian ini peneliti
menggunakan uji keabsahan data berupa kredibilitas menggunakan trianggulasi
sumber dan konfirmasi.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Peneliti melakukan pengamatan pada tiga orang mahasiswa FKIP akuntansi angkatan
2014. Pengamatan ini bertujuan untuk meyakinkan kepercayaan data yang telah
diperoleh dari hasil wawancara yang telah dilakukan beberapa kali. Hasil
pengamatan menunjukan adanya beberapa kesamaan dengan hasil wawacara namun,
juga ada beberapa perbedaan dengan apa yang telah dikatakan oleh informan pada
saat wawancara. Melalui pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh peneliti,
dapat diketahui setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh informan dalam
memenuhi kebutuhan maupun keinginannya selalu dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor ini nanti yang kemudian membuat mahasiswa dapat berperilaku konsumtif.
5
Dalam pengamatan, peneliti juga mengamati secara tidak langsung yaitu melalui
postingan yang diunggah di media sosial karena hampir setiap kegiatan yang
dilakukan oleh informan tidak akan lepas dari media sosialnya. Melalui pengamatan
tidak langsung ini peneliti dapat mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh
informan walaupun tidak sedang berada pada satu temapat yang sama dengan
informan.
Pengamatan dilakukan selama beberapakali selama proses penelitian, sama
halnya dengan wawancaara yang juga dilakukan beberapa kali untuk memperoleh
kelengkapan data guna menunjang hasil penelitian. Pada pengamatan pertama
peneliti belum dapat menyimpulkan hasil pengamatan karena dari hasil wawancara
informan menyebutkan bahwa tidak setiap hari melakukan belanja namun setiap hari
pasti melakukan kegiatan ekonomi, jadi pengamatan dilakukan selama bertahap
sesuai dengan apa yang ingin dilakukan oleh informan. Selama pengamatan peneliti
melihat bagaimana para informan melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginannya serta kebiasaan yang dilakukan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa telah mengetahui manfaat
dari pentingnya literasi ekonomi adalah untuk mengontrol dan merencanakan
kegiatan ekonomi agar tidak konsumtif. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sina (2012) yaitu bahwa peningkatan literasi ekonomi secara
spesifik berdampak positif pada akumulasi aset, deakumulasi utang, proteksi,
akumulasi menabung dan kecermatan mengelola pengeluaran. Neti Budiwati (2014)
dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa rendahnya literasi ekonomi akan
berdampak pada sikap konsumtif pada konsumen.
Mahasiswa telah menempuh mata kuliah ekonomi, namun untuk menerapkan
dalam kehidupan sehari hari mahasiswa masih belum dapat melakukannya karena
banyak faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Faktor utama yang mempengaruhi mahasiswa dalam melakukan kegiatan ekonomi
adalah faktor dari lingkungan keluarga, jadi mahasiswa akan meniru dan melakukan
apa yang orang tua mereka lakukan sehari-hari dalam kegiatan ekonomi. Seperti
yang diungkapkan oleh Ayuningtyas (2014) pendidikan yang mendasar pada
perubahan tingkah laku dan modernitas memiliki peranan dalam membentuk sikap
6
yang rasional, salah satunya yaitu pada pengambilan keputusan ekonomi yang dalam
hal ini perilaku konsumsi yaitu pada pendidikan ekonomi dalam keluarga. Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh, Risnawati, Sri dan Cipto (2018) menyatakan
bahwa pendidikan ekonomi keluarga berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku
konsumtif, sedangkan gaya hidup, modernitas individu, dan literasi ekonomi
berpengaruh tidak signifikan terhadap perilaku konsumtif.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Afif Iqomudin (2017) juga
menyatakan hasil yang sama yaitu bahwa “Literasi ekonomi tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengambilan keputusan berkonsumsi mahasiswa, hal ini
disebabkan karena banyak faktor salah faktor utamanya yaitu perbedaan proses
pembelajaran dan perbedaan kurikulum selain itu pembelajaran ekonomi yang
dilakukan pada mahasiswa diindikasikan belum mengarah pada kondisi nyata
mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari dan mahasiswa merasa bosan dan sangat
jarang membaca buku mata kuliah. Pendidikan ekonomi dalam keluarga berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan berkonsumsi pada mahasiswa, jadi
pendidikan ekonomi yang diterima mahasiswa dilingkungan keluarga akan
diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya bagaimana cara orang tua berkonsumsi
akan ditiru oleh mahasiswa. Pengaruh latar belakang sosial-ekonomi orang tua
terhadap pengambilan keputusan berkonsumsi mahasiswa terdapat pengaruh positif
dan signifikan, dalam menentukan keputusan berkonsumsi mahasiswa tergantung
dari latar belakang sosial-ekonomi orang tua yang biasanya berpengaruh pada pola
pengasuhan anak atau peendidikan anak”.
Mahasiswa sering memanfaatkan waktu luangnya untuk jalan-jalan yang akan
berujung pada belanja atau shopping, Veblen dalam Deliarnov (2015:147)
menyebutkan bahwa “Conspicious consumption of valuable goods is a means of
reputability to gentlemen of leisure”, ketika penyebaran informasi semakin masif,
dan pasar sering menawarkan berbagai macam produk yang menggiurkan,
menggugah selera dan cita rasa konsumen, maka yang kemudian terjadi adalah
pemanfaatan waktu senggang menjadi suatu yang mereduksi sebagai aktivitas
pleasure, bersenang-senang, hedonis, dan bahkan identik dengan berbelanja.
Konsumen memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang
7
dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok, dalam hal ini Veblen melihatnya
sebagai tindakan yang bermotif bersenang-senang (leisure), sehingga mendorong
seseorang untuk berlomba-lomba membeli barang-barang mewah yang digunakan
untuk pamer, tidak peduli apakah barang tersebut berguna atau tidak dalam
kehidupan sehari-hari (Ai Nur Solihat, 2018).
Sabri (2014), menyimpulkan bahwa pendidikan keuangan dalam keluarga dan
pengetahuan tentang keuangan itu sendiri memberikan efek positif pada sikap anak-
anak dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari mereka, sejalan
dengan temuan (Anastasia & Yunastiti, 2018) yang menyatakan bahwa, ada metode
untuk meningkatkan perilaku keuangan yaitu dengan meningkatkan kualitas
pendidikan keuangan baik dalam keluarga maupun sekolah. Meningkatkan
pendidikan keuangan dalam keluarga dapat dilakukan dengan meninjau kembali
anggota keluarga, karena pendidikan tentang manajemen keuangan pertama kali
datang dalam keluarga sebagai unit sosial terkecil. Keluarga dapat dilakukan dengan
cara melihat kembali pada orang-orang terdekat Anda yang ada di sekitar
lingkungan, lingkungan keluarga sebagai lingkungan terdekat harus memberikan
pola budaya, suasana rumah, pandangan hidup dan pola sosialisasi yang akan
menentukan Anda sikap dan perilaku. Selain itu orang tua dapat mensosialisasikan
dan mendidik anak tentang keuangan dengan memberikan uang saku dapat menjadi
sarana untuk mendidik pengembangan kompetensi manajemen keuangan. Dalam hal
meningkatkan pendidikan keuangan di sekolah, dapat dilakukan dengan
mengevaluasi dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar itu sendiri. Ini
dapat berkisar dari kualitas bahan yang diberikan untuk sosialisasi pendidikan
keuangan dan seminar tentang manajemen keuangan pribadi.
Robert F. Duvall, Presiden dan CEO Dewan Nasional Pendidikan Ekonomi
(NCEE) menyatakan “Melek ekonomi adalah keterampilan penting, sama pentingnya
dengan membaca literasi”, memiliki pengetahuan dasar ekonomi (literasi ekonomi),
siswa dapat mengelola dengan cerdas keuangannya, apalagi siswa masih
mendapatkan uang dari orang tuanya sehingga siswa harus benar-benar memahami
kebutuhan utama yang harus dimiliki sebagai seorang siswa dan mampu bersikap
rasional (Anita dkk, 2017). Menurut Ghina Sarifah (2015:13) “Economic literacy
8
merupakan kemampuan seseorang dalam memiliki pemahaman dasar tentang
bagaimana sebuah perekonomian berkerja baik aktivitas ekonomi maupun kebijakan
yang berkaitan dengan ekonomi tersebut”. Sudah seharusnya mahasiswa dapat
memanfaatkan uang yang diperolehnya dari orang tua dengan bijak agar tidak
menjadi konsumtif.
4. PENUTUP
Mahasiswa telah menyadari akan pentingnya literasi ekonomi untuk kehidupan
sehari-hari namun, dalam prakteknya mahasiswa masih belum dapat menerapkannya.
Alasannya adalah mahasiswa masih belum dapat dengan baik mengatur keuangan
yang mereka peroleh dari orang tua, mudah tergiur dengan barang tersier yang
ternyata tidak menjadi kebutuhannya serta mudah terpengaruh dengan kegiatan
ekonomi yang dilakukan temannya kemudian membuatnya ingin memiliki hal yang
sama dengan temannya.
Dalam berkonsumsi mahasiswa cenderung dipengaruhi oleh lingkungan
keluarga, jumlah uang saku dan teman sebaya. Pendidikan seperti apa yang
mahasiswa terima dalam keluarga akan mahasiswa terapkan dalam kehidupan sehari-
harinya, karena pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan pertama yang
diterima oleh setiap orang. Jumlah uang saku yang diberikan oleh orang tua sangat
berpengaruh terhadap tingkat konsumsi mahasiswa, semakin besar jumlah uang saku
yang diterima mahasiswa maka tingkat konsumsinya juga semakin tinggi. Pengaruh
teman sebaya juga berpengaruh pada tingkat konsumsi mahasiswa yang belum
memiliki kontrol diri dengan baik pada kegiatan ekonominya.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia & Yunastiti. 2018. Financial Literacy, Materialism and Financial
Behavior. Internasional Jurnal Internasional Multikultural dan Multireligius
(IJMMU) Vol. 5, No. 4, Agustus 2018.
Anita, Nuraini & Husni. 2017. Pengaruh Literasi Ekonomi Dan Modernitas
Terhadap Perilaku Konsumsi Siswa Kelas XI Ips Sman 1 Segedong. Karya
Ilmiah (Skripsi), diakses pada tanggal 7 Mei 2018, dari
https://www.neliti.com/id/publications/215098/pengaruh-literasi-ekonomi-
dan-modernitas-terhadap-perilaku-konsumsi-siswa-kelas
9
Ayuningtyas, T. 2014. Pengaruh Pendidikan Ekonomi di Keluarga, Pembelajaran
Ekonomi di Sekolah terhadap Perilaku Konsumsi yang Dimediasi oleh
Prestasi Belajar (Studi pada Siswa SMA Negeri Kelas XI IPS se-Kabupaten
Lumajang). (Tesis tidak diterbitkan). Pascasarjana Universitas Negeri
Malang, Malang.
Deliarnov. 2015. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta : Pt. Raja Grafindo
Persada.
Gatut Sasongko, Ign. 2017. Pendidikan Karakter Bangsa. Yogyakarta: Sinar Baru.
Hambali, Ginanjar. 2017. Literasi Ekonomi di Sekolah, diakses pada tanggal 7 Mei
2018, dari
http://www.drdbanten.org/jurnal/index.php/jurnal/article/download/5/4
Harsono. 2016. Ethnografi Pendidikan: Suatu Desain Penelitian Kualitatif.
Sukoharjo: Jasmine.
Iqomudin, Muhammad Afif. 2017. Pengaruh Literasi Ekonomi, Pendidikan Ekonomi
Dalam Keluarga dan Latar Belakang Sosial-Ekonomi Orang Tua Terhadap
Pengambilan Keputusan Berkonsumsi Pada Mahasiswa Pendidikan IPS
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Karya Ilmiah
(Skripsi) diakses pada 7 Oktober 2017, dari http://etheses.uinmalang.ac.id/6891/1/12130095.pdf
Juliana. 2013. Pengaruh Literasi Ekonmi Terhadap Perlikau Konsumsi Mahasiswa
Pendidikan Ekonomi FKIP UNTAN. Karya Ilmiah (Skripsi), diakses pada 19
Oktober 2017, dari http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/4853
Kanserina, Dias. 2015. Pengaruh Literasi Ekonomi dan Gaya Hidup Terhadap
Perilaku Konsumtif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas
Pendidikan Ganesha Tahun 2015. Karya Ilmiah (Skripsi), diakses pada 19
Oktober 2017, dari https://www.neliti.com/publications/5374/pengaruh-literasi-
ekonomi-dan-gaya-hidup-terhadap-perilaku-konsumtif-mahasiswa-j
Moleong, J. Lexy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Neti Budiwati. 2014. Analisis Literasi Ekonomi dan Perilaku Konsumen. Disertasi.
Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Nin. 2016. Perilaku Konsumtif, Baik Atau Buruk, diakses pada tanggal 11 Mei 2018,
dari http://news.metrotvnews.com/read/2016/03/16/499263/1
Nur Solihat, Ai. 2018. Pengaruh Liteasi Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumtif
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Siliwangi.
Tasikmalaya: Universitas Siliwangi.
10
Peter Garlans Sina.(2012).Analisis Literasi Ekonomi. Artikel:Alumni magister
manajemen UKSW-Salatiga.Universitas Negeri Yogyakarta.Yogyakarta.
Risnawati, Sri & Cipto. 2018. Pengaruh Pendidikan Ekonomi Keluarga, Gaya
Hidup, Modernitas Individu, dan Literasi Ekonomi terhadap Perilaku
Konsumtif Siswa. Karya Ilmiah (Skripsi), diakses pada 30 Mei 2018, dari
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/10732/5231
Sabri, M. F, & Tze Juen, T. 2014. Pengaruh Literasi Keuangan, Menyelamatkan
Perilaku, dan Manajemen Keuangan tentang Kepercayaan Pensiun di kalangan
Perempuan yang Bekerja di Sektor Publik Malaysia. Ilmu Sosial Asia, 10 (14):
40–51.
Sarifah, Ghina. 2015. Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Serta
Implikasinya Terhadap Economic Literacy. Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia.
Soetiono, S. Kusumaningtuti. (2015, Maret) OJK Ciptakan Financial Habit Agar
Pelajar Melek Keuangan. Majalah Edukasi Konsumen, h. 9.
UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional .2003. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.