isi jadi

42
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor wilms atau nefroblastoma merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional primitive di ginjal. Makroskopis ginjal akan tampak membesar dan keras sedangkan gambaran histopatologisnya menunjukkan gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan gambaran otot polos, otot serat lintang, tulang rawan dan tulang. Tumor ginjal (nefhroblastorna) juga merupakan tumor urogenitalia terbanyak setelah tumor prostat dan tumor kandung kemih. Ginjal terdiri atas parenkim ginjal dan sistem saluran ginjal yaitu sistem pelvikalises. Kedua bagian ginjal ini dapat terserang turnor jinak rnaupun turnor ganas, dengan garnbaran klinik dan prognosis yang berbeda-beda. Tumor ini dapat berasal dari tumor primer di ginjal ataupun merupakan tumor sekunder yang berasal dari metastase keganasan di tempat lain. Tumor ginjal pirner ini dapat mengenai parenkim ginjal ataupun mengenai sistem saluran ginjal tersebut. Tumor wilrns merupakan tumor ganas ginjal atau kanker ginjal yang terdapat pada anak-anak yang berumur kurang dari 4-5 tahun, paling sering pada umur 3-4 tahun, tetapi kadang diternukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa. Turnor ini biasanya unilateral dari berkembang pesat dan diikuti dengan perubahan epitel dan sel mesodermal. Mula- 1

Upload: siskamarsiska

Post on 11-Aug-2015

77 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISI JADI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumor wilms atau nefroblastoma merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari sel

embrional primitive di ginjal. Makroskopis ginjal akan tampak membesar dan keras

sedangkan gambaran histopatologisnya menunjukkan gabungan dari pembentukan abortif

glomerulus dan gambaran otot polos, otot serat lintang, tulang rawan dan tulang. Tumor

ginjal (nefhroblastorna) juga merupakan tumor urogenitalia terbanyak setelah tumor

prostat dan tumor kandung kemih. Ginjal terdiri atas parenkim ginjal dan sistem saluran

ginjal yaitu sistem pelvikalises. Kedua bagian ginjal ini dapat terserang turnor jinak

rnaupun turnor ganas, dengan garnbaran klinik dan prognosis yang berbeda-beda. Tumor

ini dapat berasal dari tumor primer di ginjal ataupun merupakan tumor sekunder yang

berasal dari metastase keganasan di tempat lain. Tumor ginjal pirner ini dapat mengenai

parenkim ginjal ataupun mengenai sistem saluran ginjal tersebut. 

Tumor wilrns merupakan tumor ganas ginjal atau kanker ginjal yang terdapat pada

anak-anak yang berumur kurang dari 4-5  tahun, paling sering pada umur 3-4 tahun,

tetapi kadang diternukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa. Turnor ini

biasanya unilateral dari berkembang pesat dan diikuti dengan perubahan epitel dan sel

mesodermal. Mula-mula asimtornatik, kemudian nyeri lokal, muntah, apati dan demam,

pucat, berat badan .menurun, distensi perut dan hipertensi. 

Secara histologis, tumor wilms dikategorikan menjadi 2 pola yang berbeda yaitu

favorable dan unfavorable. Dari gambaran klinis pasien, adanya massa pada daerah

abdomen merupakan gambaran khas tumor wilms dan dapat diraba pada lebih dari 90%

pasien.

B. Tujuan Penulisan

1.   Tujuan Umum

Untuk mengetahui mengenai asuhan keperawatan Tumor wilms (Tumor Ginjal )

1

Page 2: ISI JADI

2.  Tujuan Khusus

a.Untuk mengetahui tentang pengertian Tumor wilms

b. Untuk menjelaskan tentang etiologi Tumor wilms

c.Untuk merumuskan tentang manifestasi klinis Tumor wilms

d. Untuk merumuskan tentang klasifikasi Tumor wilms

e. Untuk menjelaskan tentang komplikasi Tumor wilms

f. Untuk merumuskan tentang patofisiologi Tumor wilms

g. Untuk menjelaskan tentang penatalaksanaan medis Tumor wilms

h. Untuk menjelaskan tentang pemeriksaan diagnostik Tumor wilms

i. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan penunjang Tumor wilms

j. Untuk merumuskan asuhan keperawatan teori Tumor wilms

k. Untuk merusumuskan asuhan keperawatan pada kasus Tumor wilms

C. Pembatasan Masalah

Mengingat terbatasnya waktu yang disediakan, maka pada makalah ini penulis hanya

membicarakan tentang asuhan keperawatan Klien dengan tumor wilms

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan tersebut masalah yang dapat kita rumuskan adalah :

- Apa yang yang di maksud dengan Tumor Wilms ?

- Apa saja faktor yang menyebabkan Tumor wilms?

- Apa tanda dan gejala Tumor wilms?

- Apa klasifikasi Tumor wilms?

- Bagaimana proses perjalanan penyakit ( patofisiologi ) Tumor wilms

- Apa saja penatalaksanaan medis yang di lakukan pada penderita Tumor wilms ?

- Apa saja pemeriksaan diagnostik yang di lakukan pada penderita Tumor wilms ?

- Apa saja pemeriksaan penunjang yang di lakukan pada penderita Tumor wilms ?

- Bagaimana asuhan keperawatan menurut teori tentang Tumor wilms ?

2

Page 3: ISI JADI

- Bagaimana asuhan keperawatan menurut kasus tentang Tumor wilms ?

E. Metode Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini, kami memperoleh bahan atau sumber-sumber pembahasan

dari berbagai media yang ada, antara lain seperti internet dan beberapa buku cetak yang ada.

F. Sistematika Penulisan

Pada penyajian makalah ini akan kami sajikan terdiri dari tiga bagian.

Bab I Pendahuluan.

Bab I terdiri dari latar belakang , Tujuan penulisan , pembatasan masalah , rumusan masalah

, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II Pembahasan.

Bab II terdiri dari pengertian , etiologi , manifestasi klinis, klasifikasi , komplikasi ,

patofisiologi , penatalaksanaan medis, pemeriksaan penunjang , dan askep teori Tumor

wilms

Bab III Tinjauan Kasus

Bab III terdiri dari Data fokus , analisa data , diagnosakeperawatan dan intervensi

keperawatan sesuai kasus dengan diagnose medis Tumor wilms

Bab VI

Bab VI terdiri dari kesimpulan dan saran

3

Page 4: ISI JADI

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TUMOR WILMS

Tumor Wilms adalah tumor abdomen yang sering ditemukan pada masa kanak-kanak

(biasa dikenal dengan ”Nefroblastoma” ) dan biasanya mengenai parenkim ginjal.

(Sue Hinchliff , 1999 : 465-466)

Tumor wilms adalah tumor padat intraabdomen yang paling sering dijumpai pada

anak. Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal, biasanya muncul

sebagai massa asimtomatik di abdomen atas atau pinggang. Tumor sering ditemukan

saat orang tua memandikan atau mengenakan baju anaknya atau saat dokter

melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak yang tampak sehat. Tumor ini sering

timbul pada usia antara 1 dan 3 tahun.

Tumor Wilms merupakan keganasan genitourinarius yang paling sering pada anak-

anak, tumor ini adalah neoplasma embryonal triphasic yang mengandung berbagai

proporsi dari blastema, stroma dan epithelium. Nama wilms diambil dari nama

penemunya yaitu Dr. Max Wilms pada tahun 1899

B. ETIOLOGI TUMOR WILMS

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor wilms

berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti :

a) Etiologi tumor ini pada dasarnya belum diketahui

b) Kelainan saluran kemih

c) Aniridia (tidak memiliki iris)

d) Hemihipertrofi ( pembesaran separuh bagian tubuh )

Tumor bisa tumbuh cukup besar, tetapi biasanya tetap berada dalam kapsulnya.

Tumor bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Tumor Wilms bersifat kongenital. Satu persen dari tumor wilms ditemukan

familial dan diturunkan secara dominan autosomal. Onkogen tumor wilms telah

berlokasi pada kromosom 11 p13. Timbul dalam parenkim ginjal, mungkin dari sisa-

4

Page 5: ISI JADI

sisa blastoma nefrogen dan biasanya dari fokus tunggal, kadang-kadang lebih dari 1

area. Tumor Wilms dapat muncul dalam 3 gambaran klinik. Gambaran klinik tersebut

antara lain

Ada 3 hipotesis yang diajukan sebagai etiologi tumor wilms yaitu:

a) Tumor wilms terjadi sporadic, tidak diketahui penyebabnya sebagai kelainan

kongenital yang dihubungkan dengan kelainan metanefrik blastema.

b) Berhubungan dengan syndrome malformasi genetik lainnya seperti Beckwith-

Wiedemann syndrome (makroglosi, gigantisme, dan hernia umbilikal), 20% aniridia

kongenital WAGR syndrome (Wilm’s Tumor, Aniridia, Genitourinary malformation,

Mental retardation), 30% Denys-Drash syndrome (Wilms tumor,

pseudohermaphroditism, glomerulopathy), 1% Mutasi trisomi 18, Perlman’s

syndrome, Simpson-Golabi-Behmel syndrome.

c) Familial

Gen WT1 (kromosom 11p13) diduga sebagai onkogen dominant terjadinya

tumorwilms, gen spesifik jaringan dari sel blastemal ginjal. Gen WT2 (kromosom

11p15). Hilangnya heterozygositas kromosom 1p dan 16q meningkatkan mortalitas

dan relaps tumor wilms. Tumor lokus FWT 1 dan FWT2 (kromosom 17q dan 19q).

Alterasi p53 pada kromosom 17p anaplastik.

C. MANIFESTASI KLINIS TUMOR WILMS

a) Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)

b) Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks

c) Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-

pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang

akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan renin

d) Anemia

e) Penurunan berat badan

f) Infeksi saluran kencing

g) Demam

h) Malaise

i) Anoreksia

5

Page 6: ISI JADI

j) Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam saluran

kencing

k) Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya, seperti

aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi mental

D. KLASIFIKASI TUMOR WILMS

Berdasarkan Stadium Penyakit

Stadium tumor wilms ditentukan oleh hasil-hasil pemeriksaan pencitraan, dan hasil-

hasil operatif dan patologis yang didapatkan saat nefrektomi. Stadium penyakit

adalah sama, baik untuk tumor dengan histologi baik dan histologi anaplastik,

sehingga diagnosis harus menyebutkan kedua kriteria klasifikasi (misalnya: stadium

II, dengan histologi baik, atau stadium II dengan histologi anaplastik). Sistem

klasifikasi berdasarkan stadium penyakit ini dibuat oleh National Wilms’ Tumor

Study Group yang ke-V (NWTSG-V), sebagai berikut

a. Stage I (43% pasien)

Untuk tumor wilms Stage I, harus didapatkan satu atau lebih kriteria di bawah

ini:

a) Tumor terbatas pada ginjal dan telah dieksisi seluruhnya

b) Permukaan capsula renalis intak

c) Tumor tidak ruptur atau telah dibiopsi (biopsi terbuka atau biopsi jarum)

sebelum pengangkatan

d) Tidak ada keterlibatan pembuluh-pembuluh darah sinus renalis

e) Tidak ada sisa tumor yang terlihat dibelakang batas-batas eksisi

b. Stage II (23% pasien)

Untuk tumor wilms Stage II, harus didapatkan satu atau lebih kriteria di

bawah ini:

a) Tumor meluas ke belakang ginjal tetapi telah dieksisi seluruhnya

b) Terdapat ekstensi regional tumor (misalnya penetrasi ke kapsula renalis

atau invasi ekstensif ke sinus renalis)

6

Page 7: ISI JADI

c) Pembuluh-pembuluh darah sinus renalis dan/atau di luar parenkim ginjal

mengandung tumor

d) Tumor sudah pernah dibiopsi sebelum pengangkatan atau terdapat bagian

tumor yang pecah selama operasi yang mengalir ke pinggang, tetapi tidak

melibatkan peritoneum.

e) Tidak ada tumor pada atau dibelakang batas-batas reseksi.

c. Stage III (23% pasien)

Terdapat tumor residual non hematogen dan melibatkan abdomen. Satu atau lebih

kriteria di bawah ini dapat ditemukan:

a.) Tumor primer tidak dapat direseksi karena infiltrasi lokal ke struktur-

struktur vital.

b.) Metastasis ke kelenjar getah bening abdominal atau pelvis (hilus renalis,

paraaorta, atau dibelakangnya)

c.) Tumor telah berpenetrasi ke permukaan peritoneum

d.) Dapat ditemukan implan-implan tumor di permukaan peritoneum

e.) Pasca operasi tetap ditemukan tumor baik secara makroskopis maupun

mikroskopis.

f.) Pecahnya tumor yang melibatkan permukaan peritoneum baik sebelum

atau saat operasi, atau trombus tumor yang transeksi

d. Stage IV (10% pasien)

Tumor wilms Stage IV didefinisikan sebagai adanya metastasis hematogen (paru-

paru, hepar, tulang atau otak), atau metastasis kelenjar getah bening di luar regio

abdomenopelvis.

e.Stage V (5% pasien)

Tumor wilms Stage V didefinisikan sebagai keterlibatan ginjal bilateral saat

dibuatnya diagnosis yang pertama kali. Untuk pasien-pasien dengan tumor Wilms

bilateral, harus ditentukan stadium untuk masing-masing ginjal sesuai dengan

7

Page 8: ISI JADI

kriteria diatas (Stage I – III) berdasarkan luasnya penyakit sebelum biopsi

dilakukan.

Setelah keluar dari kapsul ginjal tumor akan mengadakan invasi ke organ di sekitarnya

dan menyebar secara limfogen melalui kelenjar limfe para aorta. Penyebaran secara

hematogen melalui vena renalis ke vena kava kemudian mengadakan metastasis ke paru

(85%), hati (10%) dan bahkan pada stadium lanjut menyebar ke ginjal kontralateral.

Stadium penyebaran tumor menurut TNM

a) T Tumor primer

b) T1 Tumor <7 cm terbatas pada ginjal

c) T2 Tumor >7 cm terbatas pada ginjal

d) T3 Tumor meluas sampai vena mayor, adrenal atau lemak perirenal

e) T3a Tumor menginvasi adrenal atau lemak perirenal tetapi masih dalam fascia gerota

f) T3b Tumor sampai vena renal atau vena cava

g) T3c Tumor mencapai vena cava abdomen diafragma

h) T4 Tumor menginvasi fascia Gerota

i) N Metastasis limf

j) N0 Tidak ditemukan metastasis

k) N1 Ada metastasis limf

l) M Metastasis jauh

m) M0 Tidak ditemukan

8

Page 9: ISI JADI

n) M+ Ada metastasis jauh.

E. KOMPLIKASI TUMOR WILMS

a. Metastasis ke paru-paru, sum-sum tulang belakang, hati, otak.

b. Sesak nafas.

c. Efek samping dari kemoterapi dan terapi radiasi (mual, muntah ,suhu tubuh

meningkat, kerontokan rambut).

d. Komplikasi pembedahan (atelektasis, pneumonia, hemoragis). ( Charette Jane :

2003)

F. PATOFISIOLOGI

Tumor wilms atau di sebut juga dengan tumor ginjal pada umumnya belum di ketahui

penyebab pastinya namun da hipotesis yang kebanyakan tumor wilms di sebabkan oleh

factor genetic , di sana melibatkan kromsom 11 P pita 13 Pada Gen tumor , akibat adanya

sel tumor dilamam tubuh , dan tumbuh /berkembang menyerang ginjal , dan

mengakibatkan tubuli dan glomelurus tidak berdifusi dengan baik pada kehamilan , sel

tumor lama kelamaan terus berkembang ke dalam ginjal , pada umumnya pembentukan

ginjal dapat terjadi pada bayi di dalam kandungan , terjadi pada umur kehamilan 8-34

minggu , yang harusnya tumbuh secara sempurna namun karena ada sel tumor

mengakibatkan perkembangan ginjal di dalam tubuh terganggu dan mengakibatkan adanya

tumor wilms , pada tahap awal tumor belum menembus kapsul ginjal , namunterus

bediferensiasi (berkembang) , Dan tumor masuk ke kapsul ginjal , hilus dan vena renal ,

dari situlah mengakibatkan disfungsi ginjal , lalu mengakibatkan terjadi gangguan

diglomelurus , glomelurus tidak dapat menampung cairan yang ada di dalam glomelurus

mengakibtkan cairan banyak kluar, dan dapat di ambil masalah keperawatannya yaitu

resiko kekurangan cairan , karena terjadi gangguan filtrasi mengakibatkan hematuria

(adanya sel darah merah di dalam urin) dan dapat di ambil masalah keperawatannya juga

resiko kekurangan cairan.

9

Page 10: ISI JADI

Dan karena ada gangguan di glomelurus terjadi gangguan eritropoisis mengakibatkan

eritrosit keluar dari urin , lalu eritrosit dalam darah turun , hb turun dandapat di tarik

masalah keperawatan intoleransi aktifitas , akibat disfungsi ginjal , mengakibtkan teradinya

gangguan asam basa , karena fungsi ginjal juga sebagai pengatur asam basa , akibat adanya

sel tumor mengakibtkan keasaaman darah berlebih atau di sebut juga asidosis metabolik,

karena keadaaan asam tinggi mengakibatkan mual muntah , nafsu makan berkurang dan

dapat di ambil masalah keperawatannya adalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh .

Tumor menembus kapsul ginjal , perrineal , hilus dan vena renal mengakibtakan

terjadinya atau terbentuknya gumpalan di luar pembuluh darah(hematoma), gumpalan

darah menyebaar ke abdomen mengakibatkan kakeksia , yaitu suatu kondisi buruk yang

menggambaran perubahan bentuk tubuh menjadi kurus. Dan dapat terlihat perubahannya

(hemihipertrofi)Karena adanya hematoma , lama kelamaan menyebar juga di paru-paru dan

mengakibtkan sesak nafas dan dapat di angkat masalah keperawatannya adalah pola nafas

tidak efektif .

Penatalaksanna medis nya adalah tindakan operasi , apabila sebelum dilakukan tindakan

opreasi (pre op) biasanya anak ataupun klurga kurang mengerti atau memahami tentang

tindakan yang akan di lakukan dan fungsinya di lakukan tindakan tersebut , dan dapat di

rumuskan masalah keperawtannya adalah ansietas atau kecemasan yang terjadi pada anak

maupun orang tua. ,

Dan apabila tindakan operasi sudah dilakukan (post op) dapat inkontuinitas jaringan , lalu

biasanya setelah itu klien akan nyeri , lalu akibat inkontuinitas jaringan , adanya laserasi

(luka stelah proses pembedahan ) dan dapat di ambil masalah keperawatannya adalah resiko

infeksi .

10

Page 11: ISI JADI

PATHWAY TUMOR GINJAL

11

Genetika

Poliferasi Patologik Blastema

Tubuli dan Glomerulus tdk berdifusi baik pada kehamilan

Blastema Renalis di janin

Tumor Wilms

Tumor belum menembus kapsul Ginjal

Berdiferensiasi

Tumor menembus Kapsul Ginjal Perrineal,Hilus,Vena renal

Disfungsi Ginjal

Gg. Glomerulus

Disfungsi Filtrasi

Gg. Keseimbangan Asam dan Basa

Asidosis Metabolik

Mual & Muntah

Hematoma

Menyebar ke abdomen

Kakeksia

Hemi Hipertrofi

Paru-paru

Sesak Nafas

Tindakan Operasi

Pre Operasi

Kurang Pengetahuan

Ansietas Anak

Keluarga

Post Operasi

Inkontinuitas Jaringan

MK :NYer

Laserasi

MK: Resiko Infeksi

Gg eritropoisisis

Eritrosit keluar dari urin

Eritrosit dalam darah

Ideopatik

Mk : pola nafas tidak

Page 12: ISI JADI

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

Tujuan pengobatan tumor Wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan komplikasi

dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi pembedahan, radioterapi

dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat diharapkan hasil yang memuaskan. Jika

secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di sebelah kontra lateral

normal, dilakukan nefrektomi radikal.

Ukuran tumor pada saat datang menentukan cara pengobatan. masing-masing jenis

ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya adalah menyingkirkan tumor dan memberikan

kemoterapi atau terapi radiasi yang sesuai. Apabila tumor besar maka pembedahan definitive

mungkin harus di tunda sampai kemoterapi atau radiasi selesai. Kemoterapi dapat

memperkecil tumor dan memungkinkan reaksi yang lebih akurat dan aman.

a. Farmakologi

a.) Kemoterapi

Tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obat kemoterapi. Prinsip

dasar kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat sitostatika yang berkhasiat

12

hematuria

MK : Resiko Kekurangan Cairan

Cairan bnyak yg Keluar

Nafsu makan berkurang

MK : Perubahan Nutrisi Krang dari kebutuhan tubuh

Nutrisi tubuh berkurang

Gg. Metabolisme

Kelelahan

MK : Intoleransi Aktifitas

Hb

MK intoleransi aktifitas

Page 13: ISI JADI

sitotoksik tinggi terhadap sel ganas dan mempunyai efek samping yang rendah

terhadap sel yang normal.

Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah didasarkan penelitian

sekitar 16-32% dari tumor yang mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah

selama 4 – 8 minggu. Jadi tujuan pemberian terapi adalah untuk menurunkan resiko

ruptur intraoperatif dan mengecilkan massa tumor sehingga lebih midah direseksi

total.

Ada lima macam obat sitostatika yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor

Wilms, yaitu Aktinomisin D, Vinkristin, Adriamisin, Cisplatin dan siklofosfamid.

Mekanisme kerja obat tersebut adalah menghambat sintesa DNA sehingga

pembentukan protein tidak terjadi akibat tidak terbentuknya sintesa RNA di

sitoplasma kanker, sehingga pembelahan sel-sel kanker tidak terjadi.

1) Aktinomisin D

Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan lima hari

berturut-turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena. Dosis total tidak

melebihi 500 mikrogram. Aktinomisin D bersama dengan vinkristin selalu digunakan

sebagai terapi prabedah.

2) Vinkristin

Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan dalam satu

dosis 1,5 mg/m2 setiap minggu secara intravena (tidak lebih dari 2 mg/m2). Bila

melebihi dosis dapat menimbulkan neurotoksis, bersifat iritatif, hindarkan agar tidak

terjadi ekstravasasi pada waktu pemberian secara intravena. Vinkristin dapat

dikombinasi dengan obat lain karena jarang menyebabkan depresi hematologi,

sedangkan bila digunakan sebagai obat tunggal dapat menyebab relaps.

3) Adriamisin

Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari streptomyces pencetius, diberikan

secara intravena dengan dosis 20 mg/m2/hari selama tiga hari berturut-turut. Dosis

maksimal 250 mg/m2. obat ini tidak dapat melewati sawar otak dapat menimbulkan

toksisitas pada miokard bila melebihi dosis. Dapat dikombinasi dengan Aktinomisin

D.

13

Page 14: ISI JADI

4) Cisplatin

Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20 mg/m2/hari selama

lima hari berturut-turut.

5) Siklofosfamid

Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 – 1800 mg/m2/hari secara

intravena dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-300 mg/m2/hari.

b. Non Farmakologi

a.) Pembedahan

keperawatan perioperatif

Karena banyak anak dengan tumor wilms mungkin mendapat obat kemoterapi

kardiotoksik, maka mereka harus diperiksa oleh ahli onkologi dan di izinkan untuk

menjalani operasi. Mereka perlu menjalani pemeriksaan jantung yang menyeluruh

untuk menentukan status fungsi jantung. Tumor wilms jangan di palpasi untuk

menghindari rupture dan pecahnya sel-sel tumor. Pasien di letakkan dalam posisi

telentang dengan sebuah gulungan di bawah sisi yang terkena. Seluruh abdomen dan

dada di bersihkan.

Hasil akhir pada pasien pascaoperatif

Pasien tumor wilms menerima kemoterapi dan terapi radiasi yang sesuai dengan

lesi. Gambaran histologik lesi merupakan suatu indicator penting untuk prognosis,

karena gambaran tersebut menentukan derajat anaplasia. Anak yan histologiknya

relative baik. Maka memiliki prognosis baik. Sedangkan anak yang gambaran

histologiknya buruk, maka memilii prognosis buruk. Terapi dibuat sespesifik

mungkinuntuk masing-masing anak, karena terapi yang lebih sedikit menghasilkan

kualitas hidup yang lebih baik dengan lebih sedikit efek sampingnya.

Nefrektomi radikal dilakukan bila tumor belum melewati garis tengah dan belum

menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe retroperitoneal total tidak

perlu dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah hilus dan paraaorta sebaiknya

dilakukan. Pada pembedahan perlu diperhatikan ginjal kontralateral karena

14

Page 15: ISI JADI

kemungkinan lesi bilateral cukup tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena

kava, tumor tersebut harus diangkat.

b.) Radioterapi

Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi radioterapi dapat

mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung, hati dan paru.

Karena itu radioterapi hanya diberikan pada penderita dengan tumor yang termasuk

golongan patologi prognosis buruk atau stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca

bedah juga diberikan radioterapi. Radioterapi dapat juga digunakan untuk metastase

ke paru, otak, hepar serta tulang

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Arteografi ginjal masih merupakan langkah diagnostik yang penting pada persangkaan

adanya tumor ganas ginjal.

b. IVU- bayangan tumor atau jaringan lunak pada film control dan nefrogam; mungkin

tampak kalsifikasi pada daerah ginjal.

c. USG- membedakan lesi kistik dari seloid

d. Ronsen thorak- menentukan adanya metastasias

e. CT SCAN- memberi batasan lebih jelas mengenai tumornya.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Foto polos abdomen

Tampak massa jaringan lunak dan jarang ditemukan klasifikasi di dalamnya.

Memperlihatkan suatu ginjal yang membesar dan ireguler.

b. Pemeriksaan pielogravi intravena

Memperlihatkan gambaran distorsi , penekanan dan pemajangan susunan pelvis.

c. Renoarteiogram

Gambaran arteri yang memasuki masa tumor.

d. Pemeriksaan foto toraks

Melihat ada tidaknya metastasis ke paru-paru.

e. Pemeriksaan laboratorium darah untuk menilai fungsi hepar dan ginjal.

15

Page 16: ISI JADI

f. Pemeriksaan urine

Dapat dijumpai adanya hematuria.

J. ASKEP TEORI TUMOR WILMS

Pengkajian

1. Identitas Klien

2. Riwayat penyakit sekarang : Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging,

bengkak sekitar mata dan seluruh tubuh. Tidak nafsu makan, mual , muntah dan diare.

Badan panas hanya sutu hari pertama sakit.

3. Pengkajian fisik

a. Keadaan umum

b. Berat badan

c. Pengkajian Head To Toe

d. TTV

e. Kaji pola nutrisi

f. Adanya nyeri tekan pada bagian abdomen

g. Periksa adanya benjolan pada perut

h. Adanya perdarahan per uretra

4. Pengkajian Perpola

a. Pola nutrisi dan metabolik:

Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan

beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada sekitar mata

dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi sistem

imun. Adanya mual , muntah dananoreksia menyebabkan intake nutrisi yang

tidak adekuat. BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat

terjadi karena uremia.

b. Pola eliminasi :

Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada glumerulus

menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi penyerapan

16

Page 17: ISI JADI

kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak mengalami gangguan yang

menyebabkan oliguria sampai anuria ,proteinuri, hematuria.

c. Pola Aktifitas dan latihan :

Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus

karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien perlu istirahat karena

adanya kelainan jantung dan dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan

mobilisasi duduk dimulai bila tekanan ddarah sudah normal selama 1

minggu. Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada,

pengggunaan otot bantu napas, teraba , auskultasi terdengar rales dan krekels ,

pasien mengeluh sesak, frekuensi napas.

Kelebihan beban sirkulasi dapat menyebabkan pemmbesaran jantung [ Dispnea,

ortopnea dan pasien terlihat lemah] , anemia dan hipertensi yang juga disebabkan

oleh spasme pembuluh darah. Hipertensi yang menetap dapat menyebabkan

gagal jantung. Hipertensi ensefalopati merupakan gejala serebrum karena

hipertensi dengan gejala penglihatan kabur, pusing, muntah, dan kejang-kejang.

GNA munculnya tiba-tiba orang tua tidak mengetahui penyebab dan penanganan

penyakit ini.

d. Pola tidur dan istirahat :

Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremia.

keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus

Kognitif & perseptual :

Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa gatal.

Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi.

Hipertemi terjadi pada hari pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi karena

inumnitas yang menurun.

e. Persepsi diri :

Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan edema

dan perawatan yang lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti semula

17

Page 18: ISI JADI

f. Hubungan peran :

Anak tidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauh dan lingkungan

perawatann yang baru serta kondisi kritis menyebabkan anak banyak diam.

5. Pemeriksaan penunjang :

Pemeriksaan labolatorium tidak banyak membantu, hanya dapat ditemukan laju

endap darah yang meninggi dan kadang kadang ditemukan hematuria. Bila kedua

kelainan labolatorium ini ditemukan, maka prognosis diagnosa buruk

Pada foto polos abdomen akan tampak masa jaringan lunak dan jarang

ditemukan klsifikasi didalamnya

Pemeriksaan pielografi intravena dapat memperlihatkan gambaran distori,

penekanan dan pemanjangan susunan pelvis dan kalises. Dari pemeriksaan

renoarteriogram didaptkan gambaran arteri yang memasuki masa tumor. Foto thoraks

dibuat untuk mencari metastasi kedalam paru-paru.

Diagnosa Keperawatan

a) Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan dengan akumulasi cairan dalam

jaringan dan ruang ketiga

b) Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan

metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.

c) Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan kehilangan

protein dan cairan

d) Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia

e) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan

f) Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita

penyakit yang mengancam kehidupan.

Rencana Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan dengan akumulasi cairan dalam

jaringan dan ruang ketiga.

18

Page 19: ISI JADI

Tujuan :

Pasien tidak menunjukan bukti-bukti akumulasi cairan atau

akumulasi cairan yang ditujukan pasien minimum

Pasien mendapat volume cairan yang tepat

Intervensi Rasional

Catat intake dan output secara

akurat

Kaji perubahan edema

dan Pembesaran abdomensetiap

hari

Timbang BB tiap hari dalam

skala yang sama

Uji urin untuk berat jenis,

albumin

Atur masukan cairan dengan

cermat

Berikan diuretik sesuai

order dari tim medis

Evaluasi harian keberhasilan

terapi dan dasar penentuan

tindakan

Indikator akumulasi cairan

dijaringan dan dirung ketiga

BJ Urine dan

albuminnuria menjadi indikator

regimen terapi

Sehingga anak tidak

mendapatkan lebih dari jumlah

yang ditentukan

Pengurangan cairan

ekstravaskuler sangat

diperlukan dalam mengurangi

oedema

2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan

kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.

Tujuan : Kebutuhan Nutrisi tubuh terpenuhi

Intervensi Rasional

Catat intake dan output

makanan secara akurat

Kaji adanya tanda-tanda

Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh

Gangguan nutrisi dapat terjadi secara

berlahan. Diare sebagai reaksi oedema

19

Page 20: ISI JADI

perubahannutrisi :

Anoreksi, Letargi,

hipoproteinemia.

Beri diet yang bergizi

Beri makanan dalam porsi

kecil tapi sering

Beri suplemen vitamin dan

besi sesuai instruksi

intestine dapat memperburuk status

nutrisi

Mencegah status nutrisi menjadi lebih

buruk

Membantu dalam proses metabolisme.

3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan

kehilangan protein dan cairan

Tujuan : kehilangan cairan intravaskuler atau syok hipovolemik yang

ditujukan pasien minimum atau tidak ada

Intervensi Rasional

Pantau tanda vital setiap 4

jam

Laporkan adanya

penyimpangan dari normal

Berikan albumin bergaram

rendah sesui indikasi

Bukti fisik defisit cairan.

Sehingga pengobatan segra dilakukan

Meningkatkan tekanan osmotik koloid

sehingga mempertahangkan cairan dalam

vaskuler

4. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia

Tujuan : Paien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat

yang dapat diterima anak.

Intervensi Rasional

Kaji tingkat nyeri

Lakukan tehnik

pengurangan nyeri

Menentukan tindakan selanjutnya

Sebagai analgesik tambahan

20

Page 21: ISI JADI

nonfarmakologis

Berikan analgesik sesuai

ketentuan

Berikan obat dengan

jadwal preventif

Hindari aspirin atau

senyawanya

Mengurangi rasa sakit

Untuk mencegah kambuhnya nyeri

Karena aspirin meningkatkan

kecenderungan pendarahan

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan

Tujuan : Pasien mendapat istrahat yang adekut

Intervensi Rasional

Pertahangkan tirah baring

bilah terjadi edema berat

Seimbangkan istrahat dan

aktivitas bila ambulasi

Intrusikan pada anak

untuk istrahat bila ia

merasa lelah

Mengurangi pengeluaran energi.

Mengurangi kelelahan pada pasien

Untuk mmenghemat energi

6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita

penyakit yang mengancam kehidupan

Tujuan : Pasien (keluarga) menunjukan pengetahuan tentang prosedur

diagnostik/terapi

Intervensi Rasional

Jelaskan alasan setiap tes

dan prosedur

Jelaskan prosedur operatif

dengan jujur

Jelaskan tentang proses

Memberikan pengertian pada keluarga

Memberikan pengetahuan pada keluarga

Memberikan pengetahuan pada keluarga

Meringangkan beban pada keluarganya

21

Page 22: ISI JADI

penyakit

Bantu keluarga

merencanakan masa depan

khususnya dalam

membatu anak menjalani

kehidupan yang normal

BAB III

22

Page 23: ISI JADI

TUNJAUAN KASUS

DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

1. Orang tua klien mengatakan teraba

mass padat pada perut anaknya

2. Orang tua klien mengatakan BAK

terdapat darah (hematuria)

3. Terdapat demam, malaise, anoreksia

4. Orang tua klien mengaku cemas

anaknya harus dioperasi

5. Orang tua klien bunging pengobatan

selanjutnya

1. BB : 22 Kg

2. TD : 110/75

Suhu : 38o C

Nadi : 100 x / menit

3. Konjungtiva anemis

4. HB : 9 gr/dl, urin : eritrosit banyak

5. CT-Scan Abdomen dengan konsentrasi

kesan : Pembesaran ginjal, infiltrasi

Tumor ke jaringan sekitar

6. USG kesan : tumor solid / padat

7. Hasil rontgen BNO – IVP : gambaran

distorsi, penekanan dan pemanjangan

susunan pelvis & kalises

8. Hasil Renoarteriogram : gambaran

arteri memasuki daerah tumor

ANALISA DATA

23

Page 24: ISI JADI

DATA PROBLEM ETIOLOGI

DS :

1. Orang tua klien

mengatakan BAK

terdapat darah

(hematuria)

2. Orang tua klien

mengatakan teraba

mass padat pada perut

anaknya

DO :

1. HB : 9 gr/dl, urin :

eritrosit banyak

2. Hasil rontgen BNO –

IVP : gambaran

distorsi, penekanan

dan pemanjangan

susunan pelvis &

kalises

3. USG kesan : tumor

solid / padat

4. CT-Scan Abdomen

dengan konsentrasi

kesan : Pembesaran

ginjal, infiltrasi Tumor

ke jaringan sekitar

Gangguan pemenuhan

eliminasi urine

efek sekunder dari obstruksi

saluran kemih dari tumor

ginjal

DS :

1. Terdapat malaise

Intoleransi aktivitas Kelelahan

24

Page 25: ISI JADI

DO :

1. TD : 110/75

2. Hasil

Renoarteriogram :

gambaran arteri

memasuki daerah

tumor

3. HB : 9 gr/dl, urin :

eritrosit banyak

4. Konjungtiva anemis

DS :

1. Anoreksia

DO :

1. BB : 22 Kg

Resiko perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

Anoreksia

DS:

1. Orang tua klien

mengaku cemas

anaknya harus

dioperasi

Kecemasan Proses pembedahan

DS:

1. Orang tua klien

mengeluh bingung

akan pengobatan

selanjutnya

Kurang pengetahuan Proses penyakit dan rencana

pengobatan

25

Page 26: ISI JADI

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan pemenuhan eliminasi urine b.d efek sekunder dari obstruksi saluran kemih dari tumor ginjal

2. Intoleransi aktivitas b.d kelelahan

3. Resiko perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia

4. Kecemasan b.d proses pembedahan

5. Kurang pengetahuan b.d proses penyakit dan rencana pengobatan

INTERVENSI KEPERAWATAN

Hipertermi b.d proses infeksi

TUJUAN:

1. Pengeluaran urine normal.

2. Mengosongkan kandung kemih secara teratur dan tuntas.

KRITERIA HASIL:

1. Mampu mengosongkan kandung kemih.

2. Mampu mengontrol pengeluaran urine.

INTERVENSI :

1. Observasi dan catat jumlah/frekuensi berkemih.

2. Lakukan palpasi terhadap adanya distensi kandung kemih.

3. Tingkatkan pemberian cairan.

4. Berikan stimulasi terhadap pengosongan urine dengan mengalirkan air, letakkan air

hangat dan dingin secara bergantian pada daerah suprapubis, letakkan tangan dalam

air hangat sesuai kebutuhan.

2. Intoleransi aktivitas b.d kelelahan

TUJUAN : Pasien mendapat istrahat yang adekuat

KRITERIA HASIL :

26

Page 27: ISI JADI

1. Klien tidak terlihat kelelahan

2. Klien tidak terlihat lemas

3. Klien dapat beraktivitas kembali

INTERVENSI :

4. Pertahankan tirah baring bilah terjadi edema berat

5. Seimbangkan istrahat dan aktivitas bila ambulasi

6. 3. Intrusikan pada anak untuk istrahat bila ia merasa lelah

3. Resiko perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia

TUJUAN : Kebutuhan Nutrisi tubuh terpenuhi

KRITERIA HASIL :

1. Nafsu makan klien kembali normal

2. Klien menghabiskan 1 porsi makanannya

3. Berat badan klien naik

INTERVENSI :

1. Catat intake dan output makanan secara akurat

2. Kaji adanya tanda-tanda perubahan nutrisi : Anoreksi, Letargi, hipoproteinemia.

3. Beri diet yang bergizi

4. Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering

5. Beri suplemen vitamin dan besi sesuai instruksi

4. Kecemasan b.d proses pembedahan

TUJUAN :

1. Berkurangnya kecemasan

2. Klien dapat memehami penyakitn

KRITERIA HASIL :

1. Orang tua klien tidak menunjukkan tanda kecemasan lagi

2. Orang tua klien merasa aman dan tidak khawatir

INTERVENSI

1. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan

2. Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan

perasaan atau menolak untuk berbicara.

27

Page 28: ISI JADI

3. Bantu pasien/orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut untuk

memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa takut ini.

4. Dorong dan kembangkan interaksi pasien dengan system pendukung

5. Kurang pengetahuan b.d proses penyakit dan rencana pengobatan

TUJUAN :

1. Klien akan mengatakan pemahaman tentang proses penyakit dan pengobatan

2. Klien akan berpartisipasi dalam program pengobatan.

KRITERIA HASIL :

1. Orang tua klien mengerti akan proses penyakit anaknya

2. Orang tua klien tidak bingung akan rencana pengobatan selanjutnya

INTERVENSI :

1. Tinjau ulang dengan pasien/orang terdekat pemahaman diagnosa khusus, alternative

pengobatan, dan sifat harapan.

2. Beri tahu kebutuhan perawatan khusus di rumah

3. Lakukan `evaluasi sebelum pulang ke rumah sesuai indikasi

4. Tinjau ulang pasien/orang terdekatnya pentingnya mempertahankan status nutrisi

yang optimal.

28

Page 29: ISI JADI

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tumor Wilms adalah semacam tumor ganas pada ginjal yang menyerang anak-anak,

penyebabnya adalah kelainan genetika artinya penyakit ini adalah penyakit bawaan.

Tumor Wilms sporadik berkaitan dengan 10% kasus dengan hemihipertrofi yang

terisolasi atau malformasi genitourinarius seperti hipospadia, kriptorkismus, dan fusi

ginjal. umurnya tumor ini berasal dari tubulus ginjal dan dapat menyebar ke paru- paru,

tulang dan hati . mungkin saja penderita baru menyadari adanya tumor ini setelah timbul

keluhan dan penyebarannya itu, tumor ini dapat juga menghasilkan hormon kelamin,

hormon glukagon(anti insulin) sehingga merusak keseinbangan tubuh hematurin adalah

tanda utama pada penyakit ini dan tampa disertai nyeri,akan tetapi hermaturi biasanya

terjadi pada usia lanjut.

B. Saran

Dalam melakukan tindakan keperawatan seperti dalam pengkajian dan pemeriksaan

perawat harus lebih memperhatikan klien dan keluarganya karena klienya adalah anak-

anak. Karena selain Sifat klien anak-anak berbeda dengan klien yang dewasa klien anak

juga melibatkan keluarganya karean kemandirian dari anak-anak masih rendah

29