isolasi dna dengan metode guanidin
DESCRIPTION
guanidin isotiosianatTRANSCRIPT
![Page 1: Isolasi Dna dengan metode guanidin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022012311/54863e9fb4af9f7d0d8b5087/html5/thumbnails/1.jpg)
I. Judul : Pengambilan Spesimen dan Isolasi DNA Mamalia
dengan Metode Guanidin Isotiosianat
II. Tujuan : Mahasiswa mengetahui jenis spesimen dan dapat
mengisolasi DNA manusia.
III. Latar belakang :
DNA ( asam deoksiribonukleat ) merupakan materi genetik dari sebagian
besar organisme yang mempunyai fungsi sebagai pembawa sifat keturunan.
Setiap kromosom adalah suatu molekul DNA yang sangat panjang. Molekul
kimia penyusun DNA dinamakan nukleotida. Satu nukleotida terdiri dari satu
molekul gula dan satu molekul fosfat yang terikat pada salah satu basa DNA,
yaitu Timin, Adenin, Guanin, dan Sitosin1. Analisa DNA banyak digunakan
untuk menentukan karakteristik sifat genetik pada level molekuler yang
secara langsung mencerminkan sifat genotip yang dimiliki oleh organisme
tertentu. Analisis DNA terdiri dari tiga tahap yaitu ekstraksi / isolasi DNA,
PCR, dan elektroforesis.
Isolasi DNA adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh
DNA murni, yaitu tanpa protein dan RNA dari suatu sel dalam jaringan2.
Metode – metode yang digunakan dalam ekstraksi DNA adalah fenol :
kloroform, salting out, guanidin isotiosianat, dan silika gel. Pada praktikum kali
ini menggunakan metode guanidin isotiosianat, metode ini lebih cepat
dibanding metode fenol : kloroform dan salting out. Tiosianat yang bersifat
toksik berfungsi untuk melisiskan dinding sel, dalam metode ini juga
menggunakan kloroform yang berfungsi untuk mendenaturasi protein3.
Manfaat dari isolasi dna ini adalah untuk analisis genetik, skrining diagnosis,
monitoring obat, dan forensik4.
Hal 1 dari 8
![Page 2: Isolasi Dna dengan metode guanidin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022012311/54863e9fb4af9f7d0d8b5087/html5/thumbnails/2.jpg)
IV. Metode
A. Bahan yang digunakan
Darah, spesies Homo sapiens
Red Blood Cell Lysis Buffer ( RBCLB ) pH 7,4
1550 mM NH4Cl 8,2 gram
100 mM KCO3 1 gram
10 mM EDTA 0,37 gram
Aquadest add 100 mL
Es
SE Buffer pH 8
750 mM NaCl 4,38 gram
250 mM EDTA 9,30 gram
Aquadest add 100 mL
Guanidin isotiosianat 4M
Kloroform
NaCl 6M
Etanol absolut
Etanol 70%
TE Buffer
Tris – HCl 10 mM pH 8
EDTA 1 mM
B. Alat yang digunakan
Spuit injeksi dan jarumnya
Falcon tube
Oven
Ependorf
Mikropipet
Blue tip
Yellow tip
Pipet voume
Sentrifuse
Tissue
Propipet
C. Cara Kerja
Hal 2 dari 8
![Page 3: Isolasi Dna dengan metode guanidin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022012311/54863e9fb4af9f7d0d8b5087/html5/thumbnails/3.jpg)
Hal 3 dari 8
Dihomogenkan cairan tersebut secara hati - hati.
Ditambahkan 400 μL NaCl.
Ditambahkan 700 μL Kloroform.
Ditambahkan 100 μL Guanidin isotiosianat 4 M, dicampur menggunakan pipet.
Dipindahkan larutan pada tabung ependorf 1,5 mL.
Ditambahkan 100 μL SE Buffer ke dalam pelet, dikocok hingga larut.
Dibuang supernatan, dibersihkan dinding tube dengan cara membalik tube ke tissue.
Dilakukan sentrifugasi campuran dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit.
Apabila buffy coat masih berwarna merah, diulangi langkah ke - 2 dan diinkubasikan lagi pada suhu 4°C selama 30 menit.
Dilakukan sentrifugasi campuran dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit.
Ditambahkan 10 mL RBCLB lalu dihomogenkan, kemudian diletakkan pada es selama 20 menit.
Diambil 2 mL darah, dimasukkan dalam Falcon tube.
![Page 4: Isolasi Dna dengan metode guanidin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022012311/54863e9fb4af9f7d0d8b5087/html5/thumbnails/4.jpg)
Hal 4 dari 8
Apabila benang DNA tidak muncul, dilakukan sentrifugasi campuran dengan kecepatan 10000 rpm selama 2 menit. DNA akan terbentuk
sebagai pelet.
Benang DNA yang muncul diambil dengan menggunakan mikropipet 1 mL dan dipindahkan ke tabung ependorf steril dan bersih.
Ditambahkan 1 mL etanol absolut, dicampurkan perlahan dengan membolak - balikkan tabung, DNA akan tampak dalam larutan sebagai
benang - benang atau endapan berkabut.
Dipindahkan lapisan atas ke dalam ependorf 1,5 mL menggunakan pipet, dicatat volume supernatannya.
Setelah sentrifugasi, akan tampak 3 lapisan pada larutan yaitu :Lapisan atas : Transparan mengandung DNALapisan tengah : Berwarna seperti susu mengandung proteinLapisan bawah : Transparan
Dilakukan sentrifugasi campuran dengan kecepatan 10000 rpm selama 10 menit.
![Page 5: Isolasi Dna dengan metode guanidin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022012311/54863e9fb4af9f7d0d8b5087/html5/thumbnails/5.jpg)
V. Hasil dan Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita melakukan pecobaan pengambilan spesimen
dan isolasi DNA mamalia mengunakan metode guanidin isotiosianat. Tujuan
dari percobaan kali ini adalah mahasiswa dapat mengetahui jenis spesimen
biologi molekuler dan dapat mengisolasi DNA manusia.
Tahapan isolasi DNA adalah :
1. Isolasi jaringan
Tahap pertama yang dilakukan adalah mengisolasi jaringan yang
diinginkan. Spesimen biologi molekuler ini dapat diekstaksi dari kultur
sel, jaringan hewan atau tumbuhan, rambut, darah, parafin dan
bakteri6.
2. Pelisisan dinding dan membran sel
Tahap selanjutnya yaitu melisiskan dinding dan membran sel
dengan cara penambahan larutan pelisis sel atau buffer ekstraksi. Inti
sel harus dilisiskan karena substansi gen ( DNA ) yang diinginkan ada Hal 5 dari 8
Disimpan larutan sampel pada suhu -20°C.
Ditambahkan TE Buffer sebanyak 150 μL.
Dikeringkan pelet DNA dalam oven pada suhu 55°C selama 5 menit.
Dibuang supernatan, dibersihkan cairan pada dinding tabung dengan kertas tissue, JANGAN MENYENTUH PELET DNA.
Dilakukan sentrifugasi campuran dengan kecepatan 10000 rpm pada suhu 4°C selama 5 menit.
Dibuang supernatan, ditambahkan etanol 70% sebanyak 500 μL ke dalam pelet. Digojog berlahan.
![Page 6: Isolasi Dna dengan metode guanidin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022012311/54863e9fb4af9f7d0d8b5087/html5/thumbnails/6.jpg)
didalamnya. Penambahan larutan pelisis ini bertujuan untuk melisiskan
sel yang tidak mengandung DNA agar sel yang mengandung DNA
dapat diisolasi atau dipisahkan dari komponen – komponen sel lainnya
yang tidak dibutuhkan. Larutan pelisis yang digunakan adalah Red
Blood Cel Lysis Buffer ( RBCLB ) yang befungsi untuk melisiskan
eritrosit, guanidin isotiosianat yang berfungsi untuk melisiskan
membran sel dan TE buffer5.
3. Pengekstraksian dalam larutan
Selanjutnya supernatan yang terbentuk dibuang dan kemudian
dilakukan ekstraksi di dalam larutan. Hal tersebut bertujuan agar
didapat ekstrak5.
4. Purifikasi
Tahap ini bertujuan untuk membersihkan hasil eksrak dari zat – zat
kimia lainnya. Larutan yang digunakan adalah kloroform yang
berfungsi untuk mendenaturasi protein, protein presipitasi buffer dan
NaCl yang berfungsi untuk membantu pengendapan DNA5.
5. Presipitasi
Tahap terakhir, yaitu presipitasi yang bertujuan untuk
mengendapkan protein histon, sehingga untai – untai DNA tidak lagi
menggulung dan diberikatan dengan protein histon, yang
menyebabkan DNA menjadi terlihat. Tahap presipitasi dilakukan
dengan cara penambahan larutan etanol. Etanol ini juga berfungsi
untuk mencuci DNA. Larutan tersebut kemudian disentrifugasi kembali
selama 5 menit dengan kecepatan 10.000 rpm. Prinsip utama
sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasrkan berat jenis
molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi
yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih
ringan akan terletak di atas5.
Metode – metode yang digunakan dalam ekstraksi DNA adalah :
1. Fenol : kloroform
Metode ini menggunakan senyawa fenol – kloroform – isoamyl
alkohol. Metode ini sudah ditinggalkan karena sifat fenol yang toksik5.
Hal 6 dari 8
![Page 7: Isolasi Dna dengan metode guanidin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022012311/54863e9fb4af9f7d0d8b5087/html5/thumbnails/7.jpg)
2. Salting out
Metode ini menggunakan garam kopnsentrasi tingi ( NaCl 6 M ).
Penambahan Proteinase K pada metode ini bertujuan untuk
mendenaturasi protein5.
3. Guanidin isotiosianat
Metode ini lebih cepat dari metode fenol : kloroform dan salting out.
Penambahan tiosianat pada metode ini bertujuan untuk melisiskan
dinding sel dan penambahan kloroform bertujuan untuk mendenaturasi
protein5.
4. Silika gel
Metode ini menggunakan silika gel yang berfungsi untuk mengikat
DNA dengan perantaraan garam / buffer tertentu. Metode ini cepat
tetapi recovery DNA kurang5.
Dari hasil praktikum dihasilkan cairan berwarna kekuningan dengan
gumpalan – gumpalan berwarna merah. Hasil ini dapat dikatakan belum
berhasil karena tidak terbentuk benang – benang DNA. Tidak terbentuknya
benang – benang DNA dimungkinkan kesalahan pada waktu pemipetan yang
kurang tepat dan tidak hati – hati saat memindahkan sampel atau larutan –
larutan ke dalam tempatnya. Pada saat pemindahan sampel darah dari
mikropipet ke falcon tube dan penggojogan falcon tube yang telah diberi
RBCLB tidak hati – hati mungkin salah satu penyebab sel darah lisis yang
mengakibatkan kegagalan dalam praktikum kali ini.
VI. Kesimpulan
Spesimen biologi molekuler adalah kultur sel, jaringan hewan atau
tumbuhan, rambut, bakteri, darah dan parafin. Hasil dari praktikum dapat
dikatakan belum berhasil karena benang – benang DNA tidak terbentuk.
Hal 7 dari 8
![Page 8: Isolasi Dna dengan metode guanidin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022012311/54863e9fb4af9f7d0d8b5087/html5/thumbnails/8.jpg)
VII. Daftar Pustaka
1. Brookes, M., 1999, Genetics, The Ivy Press, United kingdom, 12.
2. Campbell, NA., Reece, JB., dan Mitchell, LG., 2002, Biologi, Jilid 1,
Erlangga, Jakarta, 115.
3. Surzycki, S., 2000, Basic Techniques in Molecular Biology, Springer –
Verlag Publisher, New York, 216.
4. Hue, NT., Chan, NDH., Phong, PT., Linh, NTT., and Giang NDT., 2012,
Extraction of Human Genomic DNA from Dried Blood Spots and Hair
Roots, International Journal of Bioscience, Biochemistry and
Bioinformatics, 2 ( 1 ), 21 – 26.
5. Wilson, K., and John, W., 2010, Principles and techniques of Biochemistry
and Molecular Biology, Cambridge University Press, New York, 115.
6. Wang, TY., Wang, L., Zhang, JH., and Dong, WH., 2011, A Simplified
Universal Genomic DNA Extraction Protocol Suitable for PCR, Genetics
and Molecular Research, 10 ( 1 ), 519 – 525.
Hal 8 dari 8