issn : 2620-6692 volume 02 no. 02 juli-desember 2019
TRANSCRIPT
ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 136
ASPEK IMPLIKATIF PENGGUNAAN METODE LABORATORY
PADA PENGAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR
DAN LINGKARAN DI KELAS V SD NEGERI 164327 TEBING TINGGI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Horas Maulianta Purba
Guru SD Negeri 164327 Tebing Tinggi
Abstrak. Peningkatan mutu pendidikan bisa dilakukan dengan menerapkan suatu sistem belajar yang
dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga siswa dapat secara tuntas menguasai materi pembelajaran. Namun
kenyataannya, dilapangan menunjukkan bahwa tidak semua proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang
optimal. Sebagai pengajar, guru perlu memiliki beberapa hal sebagai syarat mengajar yang baik, agar tujuan
pendidikan dapat tercapai. Tagas utama seorang guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan disekolah adalah
mengembangkan metode belajar mengajar yang efektif. Metode merupakan cara yang sistematik yang
digunakan untuk mencapai tujuan. Didalam penelitian ini peneliti ingin mengangkat masalah rendahnya minat
pada siswa Kelas V SD Negeri 164327 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam pembelajaran
matematika. Dan Menggunakan model pembelajaran Laboratory sebagai upaya meningkatkan hasil prestasi
belajar siswa. Dari berbagai kajian pustaka yang telah diutarakan peneliti melakukan hipotesis dugaan untuk
melakukan tindakan lebih lanjut yaitu dengan diterapkan metode laboratory dalam pembelajaran matematika
dapat meningkatkan minat belajar siswa Kelas V SD Negeri 164327 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2019/2020
dalam belajar matematika. Kegiatan membaca soal dalam pembelajaran Matematika di Kelas V SD Negeri
164327 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2019/2020 tentang materi penghitungan ruang bangun lingkaran.
Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari satu siklus ke siklus berikutnya.
Keberhasilan tersebut dapat diukur atau dilihat dari peningkatan jumlah siswa yang menjawab benar dalam
hitungan pada akhir siklus III. Prosentasi rata-rata siswa yang menjawab benar dalam hitungan rata-rata
mencapai 93,41% dari jumlah populasi penelitian. Tolak ukur lain adalah peningkatan hasil ulangan harian dari
ulangan harian pertama, kedua dan ketiga.
Kata kunci: Metode Laboratory, Meningkatkan Minat Belajar.
PENDAHULUAN
Peningkatan mutu pendidikan bisa
dilakukan dengan menerapkan suatu sistem
belajar yang dilaksanakan sedemikian rupa,
sehingga siswa dapat secara tuntas
menguasai materi pembelajaran. Namun
kenyataannya, dilapangan menunjukkan
bahwa tidak semua proses pembelajaran
dapat mencapai hasil yang optimal.
Sebagai pengajar, guru perlu
memiliki beberapa hal sebagai syarat
mengajar yang baik, agar tujuan pendidikan
dapat tercapai. Tagas utama seorang guru
dalam mewujudkan tujuan pendidikan
disekolah adalah mengembangkan metode
belajar mengajar yang efektif. Metode
merupakan cara yang sistematik yang
digunakan untuk mencapai tujuan. Cara
sistematik ini merupakan bentuk konkrit
daripada terapan petunjuk-petunjuk umum
pengajaran. Sehingga metode bisa
dijadikan sebagai indikator keberhasilan
tujuan pendidikan sebab berhasil tidaknya
tujuan yang akan dicapai tergantung pada
penggunaan metode.
Pengembangan metode
dimaksudkan sebagai upaya untuk
menciptakan keadaan yang dapat
mempengaruhi kehidupan peserta didik,
ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 137
sehingga mereka dapat belajar dengan
menyenangkan dan dapat meraih prestasi
belajar dengan menyenangkan dan dapat
meraih prestasi belajar yang memuaskan.
Tetapi kebanyakan dikelas, penyampaian
materi pelajaran lebih mengutamakan aspek
kognitif, sehingga anak hanya bisa
memahami saja. Selain itu guru juga
kurang memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk berpikir kritis dan
kreatif, serta melakukan kegiatan yang
menantang dan membutuhkan daya pikir
yang sesuai dengan materi pelajaran,
sehingga anak tidak cepat bosan dan
mampu berfikir kreatif dan kritis. Oleh
karena itu, guru diharapkan dapat
menggunakan metode dalam
menyampaikan materi yang dapat
menciptakan interaksi belajar yang aktif
yang dapat mendorong minat peserta didik
untuk belajar dengan baik.
Didalam penelitian ini peneliti ingin
mengangkat masalah rendahnya minat
pada siswa Kelas V SD Negeri 164327
Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2019/2020
dalam pembelajaran matematika. Dan
Menggunakan model pembelajaran
Laboratory sebagai upaya meningkatkan
hasil prestasi belajar siswa.
Salah satu hal yang menunjukkan
keberhasilan suatu proses belajar mengajar
adalah adanya minat peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran. Adapun
salah satu faktor yang mempengaruhi minat
tersebut adalah penggunaan metode yang
menarik bagi peserta didik. Atas dasar hal
tersebut, maka permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini adalah : apakah dengan
diterapkannya metode laboratory dalam
pembelajaran matematika dapat
meningkatkan minat belajar peserta didik.
Minat Belajar
Sebagai seorang pengajar, seorang
guru perlu mengetahui minat yang dimiliki
oleh peserta didik dalam proses belajar
mengajar. Minat menjadi faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam
pembelajaran suatu materi pelajaran sebab
minat terhadap suatu yang dipelajari akan
mempengaruhi belajar yang selanjutnya
dan mempengaruhi penerimaan minat-
minat yang baru. Minat merupakan suatu
rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat menunjukkan suatu
penerimaan akan hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Apabila
semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
maka semakin besar minatnya.
Suatu minat dapat diekspresikan
melalui suatu pernyataan dengan kata-kata
dan dapat pula dimanifestasikan melalui
partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa
yang mempunyai minat terhadap subyek
tertentu cenderung untuk memberikan
ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 138
perhatian lebih besar terhadap subyek
tersebut.
Teori Kependidikan
Guru sebagai pendidikan
profesional harus mempunyai kompetensi
yang tinggi dalam meningkatkan layanan,
memberi arahan dan dorongan kepada anak
didik. Yoesoef (1997) menyatakan :
“Secara garis besar ada tiga aspek yang
penting mengenai kompetensi guru, yaitu
(1) memiliki kemampuan pribadi berupa
kemampuan menguasai materi pelajaran
yang akan diajarkan sesuai konsep dasar
keilmuan dan terlatih sebagai tenaga
profesional yang selalu bertolak dari
pertimbangan objektif dan berwawasan
luas, (2) memiliki kemampuan profesional
berupa penguasaan perangkat akademik
dan keterampilan penerapannya dalam
usaha meningkatkan proses belajar
mengajar, (3) memiliki kemampuan
kemasyarakatan dalam bentuk partisipasi
sosial.
Adapun substansi yang berkenaan
dengan kompetensi guru yang relefan
dengan kebutuhan dan konteks di suatu
daerah senantiasa berbeda, dimana peranan
kompetensi guru dituntut sebagai
administrator, pengelolaan kelas (learning
managers), mediator dan fasilitator serta
sebagai evaluator. Oleh karena itu, banyak
usaha yang dilakukan dalam rangka
peningkatan kompetensi guru baik secara
formal yang melalui kegiatan penataran,
lokakarya, seminar atau kegiatan ilmiah
lainnya, ataupun secara informal melalui
media massa.
Pembelajaran Matematika
Menurut teori Tahap perkembangan
pikiran J. Piaget, anak usia (7 – 12 tahun)
termasuk dalam tahap operasi kongkrit
dimana diperlukan benda-benda konkrit
untuk memudahkan dalam pembelajaran,
sehingga dalam pembelajaran matematika
agar berhasil harus dimulai dari operasi
konkrit atau kerja praktek dilanjutkan ke
operasi semi konkrit kemudian ke semi
abstrak dan terakhir ke operasi abstrak.
Dalam pembelajaran matematika
tugas pendidikan bukan hanya memberikan
pengetahuan kepada anak didik tentang
konsep matematika baik penjumlahan,
pengurangan, pembagian atau perkalian
dan pemberian soal agar siswa mampu
mengerjakan evaluasi dengan benar dan
mendapat nilai bagus, tetapi seorang
pendidik haruslah dapat mencarikan,
menunjukkan dan memberikan
pengembangan atau cara dalam
memberikan suatu konsep matematika
tersebut. Dengan menggunakan metode
atau cara pendekatan agar menjadi efektif
dan efisien.
Selain prinsip-prinsip, dalam
pembelajaran matematika juga diperlukan
metode mengajar. Menerapkan metode
ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 139
mengajar matematika harus dapat
memanfaatkan pengalaman-pengalaman
alamiah peserta didik guna
mengembangkan konsep-konsep
matematika. Dengan demikian anak akan
menyenangi matematika karena relevan
dengan kehidupan sehari-hari.
Metode pembelajaran matematika
agar dapat terlaksana dengan baik jika
materi yang diajarkan dirancang terlebih
dahulu yaitu dengan menyusun strategi
belajar mengajar kemudian ditentukan
metode mengajar atau teknik mengajar dan
akhirnya dipilih alat peraga atau media
pelajaran sebagai pendukung materi
pelajaran yang akan diajarkan. Disamping
itu metode pengajaran dimaksudkan agar
pembelajaran matematika yang dipahami
dapat merangsang minat dan untuk
menghidari rasa ketidaktahuan peserta
didik terhadap materi yang diajarkan.
Metode Laboratory
Metode merupakan cara yang
sistematik yan digunakan untuk mencapai
tujuan. Metode dipilih untuk menimbulkan
minat karena titik permulaan dalam semua
pembelajaran ialah menimbulkan minat
atau hasrat untuk belajar. Salah satu dari
sekian banyak metode yang digunakan guru
dalam pembelajaran yang dapat
menciptakan suasana peserta didik untuk
berpikir kritis dan kreatif serta mampu
menimbulkan minat peserta didik adalah
metode laboratory. Guru yang berhasil
harus berusaha untuk membangkitkan
reaksi murid terhadap pelajaran didasarkan
atas mencoba membawa pikiran murid-
muridnya secara aktif untuk berpikir kritis
dan kreatif terhadap apa yang sedang
disajikan.
Penggunaan Metode Laboratory Dalam
Pembelajaran Matematika
Metode laboratory tidak hanya
untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam saja tetapi dapat juga diterapkan
dalam pembelajaran matematika yang
melibatkan peserta didik secara aktif
dengan mengalami dan membuktikan
sendiri dan hasil percobaan. Selama ini
dalam pembelajaran matematika dalam
penyampaian konsep materi pembelajaran
dilakukan secara ceramah atau pemahaman
konsep. Dengan metode laboratory siswa
secara langsung ikut aktif dengan
melakukan penelitian dan percobaan.
Metode laboratory bisajuga disebut dengan
kerja praktek untuk memudahkan dalam
pemahaman.
Hipotesis Tindakan
Dari berbagai kajian pustaka yang
telah diutarakan peneliti melakukan
hipotesis dugaan untuk melakukan tindakan
lebih lanjut yaitu dengan diterapkan metode
laboratory dalam pembelajaran matematika
dapat meningkatkan minat belajar siswa
Kelas V SD Negeri 164327 Tebing Tinggi
ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 140
Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam belajar
matematika.
METODE PENELITIAN
Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, subyek
penelitiannya adalah siswa-siswa Kelas V
SD Negeri 164327 Tebing Tinggi Tahun
Pelajaran 2019/2020 yang kurang berminat
terhadap pelajaran matematika yang
disebabkan karena kurang variatifnya
penggunaan metode dalam pembelajaran.
Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh
peneliti di sebuah SD tempat peneliti
mengajar yang lokasi nya di jln Syech
Baringin Kecamatan Padang Hilir Kota
Tebing Tinggi. Penelitian Ini Dilaksanakan
pada Bulan Agustus s/d Oktober 2019.
Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini instrument
yang digunakan adalah wawancara.
Wawancara dilakukan peneliti kepada guru
kelas dan sebagian siswa. Wawancara
digunakan untuk mendapatkan inforamasi
tentang pembelajaran matematika dikelas
dan minat siswa dalam belajar matematika.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah menggunakan teknik
kwalitatif yaitu pengumpulan data
berdasarkan wawancara. Hasil dari
wawancara dibuat pernyataan-pernyataan
kemudian dibuat kesimpulan. Dari
kesimpulan data digunakan dalam tindakan
upaya meningkatkan minat siswa dalam
pembelajaran matematika.
HASIL PENELITIAN
Hasil Tindakan Siklus I
Kegiatan pembelajaran memahami
siswa harus selalu dibibing oleh guru
bidang studi matematika. Sedangkan setiap
kali pertemuan siswa ditugasi membawa
perlengkapan seperti busur, jangka, plong
bangun ruang. Kegiatan dimulai dengan
membuat lingkaran dan disetiap pertemuan
diterapkan teknik menggunakan jangka
dan busur yang sudah disediakan oleh
siswa atau menggunakan sarana belajar dari
sekolah.
Berdasarkan data tampak sebagian
besar siswa dapat menjawab dengan benar
dalam mengerjakan tugas melalui LKS
yang rata-rata mencapai 32,4% dari jumlah
siswa meskipun belum optimal. Aspek
yang belum dikuasai dengan baik oleh
siswa dalam membuat dan mengitung
ruang bangun lingkaran yaitu rata-rata
hanya 26,3% dari jumlah siswa yang dapat
menjawab dengan benar. Hal ini
dikarenakan siswa belum memahami
tentang simbol-simbol ruang bangun. Dan
atlas yang dimiliki oleh siswa kurang
lengkap. Aspek lain yang belum dikuasai
dengan baik oleh siswa adalah menentukan
ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 141
hasil diameter rata-rata mencapai 42,6%
siswa yang menjawab benar, ini lebih baik
dari pemahaman terhadap ruang bangun
lingkaran.
Hasil yang diperoleh, penelitian
mengadakan diskusi refleksi dengan teman
sejawat yang menjadi tim penilitian, untuk
membahas, melengkapi terhadap hal-hal
yang dirasa kurang pada pelaksanaan
tindakan siklus I, sebagai upaya
penyempurnaan. Upaya-upaya yang
dilakukan yaitu menjelaskan simbol-simbol
ruang bangun terutama simbol Yunani
serta menyempurnakan LKS dengan
mencantumkan simbol atau arsiran
mengenai diameter lingkaran.
Hasil Tindakan Siklus II
Secara kuantitatif, tindakan pada
siklus II setelah diadakan perbaikan dan
menyempurnaan terhadap hal-hal yang
belum optimal yang di hasilkan siswa,
membuat hasil yang lebih baik jika
dibandingkan dengan hasil siklus I.
Berdasarkan data pada data selanjutnya
tampak adanya peningkatan tentang
pemahaman karakteristik satu ruang
bangun , hal ini terlihat adanya peningkatan
rata-rata jumlah siswa yang menjawab
benar dalam membaca soal bila
dibandingkan dengan siklus I peningkatan
rata-rata siswa yang menjawab benar
sebesar 14,92% .
Keadaan ini menggambarkan bahwa
upaya penyempurnaan yang dilakukan
menunjukkan adanya keberhasilan. Apabila
dilihat dari masing-masing aspek, pada
siklus II ini menunjukkan terjadinya
peningkatan yang baik.
Dari hasil yang diperoleh pada
siklus II ini, secara umum menunjukkan
hasil yang baik. Sehubungan dengan itu
peneliti berkesimpulan, bahwa untuk
memahami suatu bentuk ruang bangun
melalui kegiatan laboratory masih
memungkinkan untuk ditingkatkan. Untuk
tindakan kelas akan dilanjutkan pada siklus
III dengan lebih mengoptimalkan siswa
dalam penghitungan dan dengan model
pembelajaran yang direncanakan.
Hasil Tindakan Siklus III
Melalui optimalisasi pembelajaran
memahami karakteristik suatu bangun
ruang lingkaran pada siklus III ini
menghasilkan seperti apa yang diharapkan,
data jumlah siswa yang menjawab benar
dalam mengerjakan tugas melalui LKS
dihimpun dalam tabel berikut ini.
Berdasarkan data pada silkus 3 di atas
tampak adanya peningkatan tentang
penghitungan ruang bangun lingkaran , hal
ini telihat adanya peningkatan rata-rata
jumlah siswa yang menjawab benar bila
dibandingkann dengan siklus II
peningkatan rata-rata siswa yang menjawab
benar pada siklus III sebesar 84%,
ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 142
Keadaan ini menggambarkan bahwa
upaya menyempurnaan yang dilakukan
menunjukkan adanya keberhasilan.
Dari hasil yang diperoleh pada
siklus III ini, secara umum menunjukkan
hasil yang baik. Sehubungan dengan itu
peneliti berkesimpulan, bahwa untuk
memahami suatu ruang bangun melalui
kegiatan laboratory.
Dimana pada siklus I tergadap 81%
siswa menyatakan sangat senang, dan
16,2% senang serta 2,8% siswa
menyatakan kurang senang. Pada siklus II
sudah menunjukkan hasil yang
memuaskan yaitu terjadi peningkatan
menjadi 88,9% dan ini berarti telah terjadi
peningkatan sebesar 9,75% yang
menyatakan sangat senang. Dan pada siklus
III meningkat menjadi 96,8% siswa yang
menyatakan sangat senang dan 3,2%
menyatakan senang.
Penilaian terhadap kemampuan
guru dalam mengajar, pada siklus I
mencapai 86,3% menyatakan baik, pada
siklus II naik 6,72% menjadi 92,1%
walaupun sudah ada peningkatan,
guru/penliti terus berusaha untuk lebih baik
dan terbukti pada siklus III terhadap
peningkatan 5,53% menjadi 97,2% siswa
menyatakan kemampuan guru dalam
meyajikan materi baik.
Mengenai soal yang disajika guru,
sebagian siswa menilai sangat menarik
walupun pada siklus I terdapat 4,3% siwa
menyatakan biasa. Berdasarkan pada
kenyataan tersebut para guru berusaha
membuat soal dan kartu soal sejelas-
jalasnya untuk mudah dimengerti oleh
siswa. Tindakan yang dilakukan ternyata
membawa hasil sehingga pada siklus III
siswa yang dulunya menyatakan
penampilan guru biasa saja berubah
menjadi menarik.
Mengenai kemampuan guru dalam
menginterprestasikan pengajaran yang
berarti dari siklus I ke siklus II dan sampai
siklus III. Hal ini juga dipengaruhi oleh
seringnya guru dalam menghitung rumus .
Pada siklus I 92,5% siswa menyatakan guru
sangat baik dalam mengiterprestasi model
pembelajaran yang cukup baik, dan pada
siklus II menjadi 96,8% atau meningkat
sebesar 4,6%. Sedangkan pada siklus III
meningkat sebesar 2,16% dibandingkan
dengan siklus II.
Mengenai keterlibatan siswa oleh
guru pada siklus I 91,5% siswa menyatakan
sangat sering dan pada siklus II menjadi
95,8% atau meningkat sebesar 7,04% dan
pada siklus III terjadi peningkatan sebesar
2,19% dibanding dengan siklus II.
Peningkatan ini terjadi karena siswa sudah
berani dan mampu mengutarakan
pendapatnya, hal ini menunjukkan bahwa
antusiasme siswa terhadap pelajaran
matematika makin meningkat.
ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 143
Apakah dengan metode laboratory
dapat memudahkan siswa dalam menerima
pelajaran terdapat 92,5% siswa menyatakan
“Ya”. Karena dapat melihat dan
membandingkan simbol/warna yang
terdapat pada soal sehingga akan lebih
mudah dimengerti. Walaupun terjadi
peningkatan sampai pada siklus III, namun
masih ada 1,1% siswa yang menyatakan
“Tidak”, alasannya karena terlalu banyak
yang dipelajari dalam satu semester, terlalu
cepat, cara mengajar kurang jelas dan
materi yang disampaikan kurang
mendalam. Kurang mendalamnya
penyampaian materi oleh guru disebabkan
karena dalam kegiatan penelitian tindakan
kelas ini menuntut keaktifan siswa.
Mengenai pemberian waktu dalam
mengerjakan tugas mendapat pesisi paling
kecil, pada siklus I 20% siswa mengatakan
lebih dari cukup, dan 74,8% menyatakan
cukup, 5,2% siswa menyatakan kurang. Hal
ini disebabkan siswa terbiasa dengan
metode pembelajaran sebeluamnya.
Sedangkan pada siklus II siswa
sudah bisa menggunakan waktu yang
tersedia dengan baik, sehingga tidak ada
lagi yang merasa waktunya kurang. Bahkan
siswa yang menyatakan waktunya lebih
dalam siklus II mencapai 24% dan diikuti
lagi kenaikan pada siklus III menjadi
33,3%.
Mengenai tugas rumah pada siklus I
terdapat 85,9% siswa yang menyatakan
sering mendapat tugas rumah membuat
rumus bangun ruang lingkaran dasar dan
merangkum untuk materi pertemuan yang
akan datang. Pada siklus II mengalami
peningkatan sebesar 2,33% yaitu menjadi
87,9% siswa yang menyatakan sering
mendapat tugas rumah dan pada siklus III
meningkat sebesar 1,82% dibanding
dengan siklus II atau menjadi 89,5% siswa
yang menyatakan sering mendapat tugas
rumah.
Secara kuantitatif sebagaimana
tercantum dalam tabel di atas pada akhir
tendakan siklus III, 90,6% siswa
menyatakan sangat bisa, dan 9,4% bisa
menghitung rumus . Hal ini menunjukkan
peningkatan sebesar 1,79% dari siklus I.
Peningkatan ini tak lain karena kemantapan
dalam pemberian konsep dasar tentang
menghitung rumus , dan pada setiap awal
kegiatan belajar mengajar guru selalu
mengingatkan tentang cara-cara
menghitung rumus.
Terhadap hasil yang diperoleh,
peneliti mengadakan diskusi dengan teman
sejawat untuk membahas, dan mengkaji
masalah-masalah atau hal-hal yang dirasa
kurang pada masing-masing siklus. Diskusi
memutuskan untuk lebih mengoptimalkan
tindakan, mengoptimalkan kegiatan
pembelajaran dan memberi waktu yang
ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 144
cukup mengerjakan menghitung rumus
dan mengerjakan penilian proses secara
tertulis.
Setelah selesai kegiatan
pembelajaran kolaborator wawancara
terhadap 8 siswa secara bergantian. Setiap
kelas melakukan hal yang sama dalam
setiap pertemuan (siklus kecil). Dalam
siklus I terdiri dari 5 siklus kecil dan pada
siklus II terdiri dari 2 siklus kecil dan siklus
III terdiri dari 2 siklus kecil.
Pada kegiatan inti siklus I rata-rata
skor adalah 72,61% dan siklus II telah
terjadi kemajuan atau peningkatan menjadi
rata-rata 80,61% atau meningkat sebesar
11,02% dibanding siklus I. Sedangkan pada
siklus III meningkat lagi 11,58% dari siklus
II. Peningkatan ini sangatlah berarti, hal ini
menunjukkan bahwa guru telah berusaha
melaksanakan proses pembelajaran dengan
baik. Dalam kegiatan penutup dari siklus I
ke siklus II terjadi peningkatan sebesar
7,39% yang rata-rata skor pada siklus I
77,78 menjadi 83,53 pada siklus II. Dan
pada siklus III meningkat sebesar 7,48%
dari siklus II, yaitu pada siklus II rata-rata
skor 83,53% menjadi 89,78% pada siklus
III.
Pembahasan Atas Hasil Tindakan
Kegiatan membaca soal dalam
pembelajaran Matematika di Kelas V SD
Negeri 164327 Tebing Tinggi Tahun
Pelajaran 2019/2020 tentang materi
penghitungan ruang bangun lingkaran.
Prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan yang signifikan dari satu siklus
ke siklus berikutnya. Keberhasilan tersebut
dapat diukur atau dilihat dari peningkatan
jumlah siswa yang menjawab benar dalam
hitungan pada akhir siklus III. Prosentasi
rata-rata siswa yang menjawab benar
dalam hitungan rata-rata mencapai 93,41%
dari jumlah populasi penelitian. Tolak ukur
lain adalah peningkatan hasil ulangan
harian dari ulangan harian pertama, kedua
dan ketiga.
Berdasarkan uraian di atas dan
sesuai dengan hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini dapat diterima dan
dibuktikan yaitu :
Jika kemampuan dan ketrampilan siswa
dalam menghitung ruang bangun dengan
laboratory ditingkatkan, maka pemahaman
siswa terhadap materi tentang ruang
bangun lingkaran
Jika kemampuan dan ketrampilan siswa
dalam penghitungan ruang bangun
lingkaran dengan laboratory ditingkatkan
dan disertai penjelasan terhadap simbol-
simbol rumus akan meningkat.
Jika kemampuan dan ketrampilan dalam
penghitungan ruang bangun akan
meningkat.
KESIMPULAN
ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 145
Berdasarkan hasil pembahasan
dalam penelitian tindakan kelas (PTK)
yang berlangsung selama tiga siklus,
peneliti mengemukakan bahwa
Pembelajaran matematika di Kelas V SD
Negeri 164327 Tebing Tinggi Tahun
Pelajaran 2019/2020 mengenai pemahaman
terhadap ruang bangun datar dan lingkaran
dengan mengoptimalkan siswa dalam
kegiatan melalui laboratory dapat
meningkatkan pemahaman dan ketrampilan
siswa dalam:
a. Menentukan Rumus ruang bangun
b. Menentukan validitas penghitungan
ruang bangun
c. Menentukan hasil kebenaran hitungan
ruang bangun
SARAN
Pembelajaran matematika di Kelas
V SD Negeri 164327 Tebing Tinggi Tahun
Pelajaran 2019/2020 tentang pemahaman
suatu ruang bangun dengan teknik
laboratory berhasil dengan baik jika guru
merencanakan sebelum kegiatan belajar
mengajar, rancana pembelajaran yang
inovatif, menyiapkan lembar kegiatan
siswa dan soal dasar sebagai sarana
penunjang siswa dalam
mengkomunikasikan hasil pekerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Kasihani Kasbolah E.S, 1998/1999.
Penelitian Tindakan Kelas Dirjen
Pendidikan Tinggi. Proyek
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Jakarta.
Lisnawaty Simanjutak, dkk. 2003. Metode
Laboratory Mengajar Matematika.
Rineka Cipta Jakarta.
Moedjiono dan Moh. Dimyati, 1992/1993.
Strategi Belajar Mengajar.
Depdikbud Ditjen Pendidikan Tinggi
Proyek Pembinaan Tenaga
Pendidikan. Jakarta.
Muchtar A. Karim dkk, 1996/1997.
Pendidikan Matematika I. Dirjen
Pendidikan Bagian Pengembangan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Jakarta.
Mudjito. 1994. Manajemen Sekolah Dasar.
Jakarta.
Mulyani Sumantri dan Johan Permana,
1998/1999. Strategi Belajar
Mengajar. Depdikbud Ditjen
Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
------------. 2001. Strategi Belajar
Mengajar. CV. Maulana Bandung.
Mulyono Abdurrahman, 2003. Pendidikan
Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Rineka Cipta. Jakarta.
Nana Sudjono. 2003. Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar. Sinar Baru
Algesindo. Jakarta.
ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 146
Ngalim Purwanto. 1998. Psikologi
Pendidikan. PT Remaja
RoSMAakarya. Bandung.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor
Yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta. Jakarta.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain.
1993. Strategi Belajar Mengajar.
Rineka Cipta. Jakarta.
Vembrianto. ST 1987. Sosiologi
Pendidikan Yayasan Pendidikan.
“PARAMITA” Yogyakarta.