issn : 2620-6692 volume 02 no. 02 juli-desember 2019

11
ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019 Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 136 ASPEK IMPLIKATIF PENGGUNAAN METODE LABORATORY PADA PENGAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR DAN LINGKARAN DI KELAS V SD NEGERI 164327 TEBING TINGGI TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Horas Maulianta Purba Guru SD Negeri 164327 Tebing Tinggi Abstrak. Peningkatan mutu pendidikan bisa dilakukan dengan menerapkan suatu sistem belajar yang dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga siswa dapat secara tuntas menguasai materi pembelajaran. Namun kenyataannya, dilapangan menunjukkan bahwa tidak semua proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal. Sebagai pengajar, guru perlu memiliki beberapa hal sebagai syarat mengajar yang baik, agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Tagas utama seorang guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan disekolah adalah mengembangkan metode belajar mengajar yang efektif. Metode merupakan cara yang sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Didalam penelitian ini peneliti ingin mengangkat masalah rendahnya minat pada siswa Kelas V SD Negeri 164327 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam pembelajaran matematika. Dan Menggunakan model pembelajaran Laboratory sebagai upaya meningkatkan hasil prestasi belajar siswa. Dari berbagai kajian pustaka yang telah diutarakan peneliti melakukan hipotesis dugaan untuk melakukan tindakan lebih lanjut yaitu dengan diterapkan metode laboratory dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan minat belajar siswa Kelas V SD Negeri 164327 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam belajar matematika. Kegiatan membaca soal dalam pembelajaran Matematika di Kelas V SD Negeri 164327 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2019/2020 tentang materi penghitungan ruang bangun lingkaran. Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari satu siklus ke siklus berikutnya. Keberhasilan tersebut dapat diukur atau dilihat dari peningkatan jumlah siswa yang menjawab benar dalam hitungan pada akhir siklus III. Prosentasi rata-rata siswa yang menjawab benar dalam hitungan rata-rata mencapai 93,41% dari jumlah populasi penelitian. Tolak ukur lain adalah peningkatan hasil ulangan harian dari ulangan harian pertama, kedua dan ketiga. Kata kunci: Metode Laboratory, Meningkatkan Minat Belajar. PENDAHULUAN Peningkatan mutu pendidikan bisa dilakukan dengan menerapkan suatu sistem belajar yang dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga siswa dapat secara tuntas menguasai materi pembelajaran. Namun kenyataannya, dilapangan menunjukkan bahwa tidak semua proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal. Sebagai pengajar, guru perlu memiliki beberapa hal sebagai syarat mengajar yang baik, agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Tagas utama seorang guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan disekolah adalah mengembangkan metode belajar mengajar yang efektif. Metode merupakan cara yang sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Cara sistematik ini merupakan bentuk konkrit daripada terapan petunjuk-petunjuk umum pengajaran. Sehingga metode bisa dijadikan sebagai indikator keberhasilan tujuan pendidikan sebab berhasil tidaknya tujuan yang akan dicapai tergantung pada penggunaan metode. Pengembangan metode dimaksudkan sebagai upaya untuk menciptakan keadaan yang dapat mempengaruhi kehidupan peserta didik,

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 136

ASPEK IMPLIKATIF PENGGUNAAN METODE LABORATORY

PADA PENGAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR

DAN LINGKARAN DI KELAS V SD NEGERI 164327 TEBING TINGGI

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Horas Maulianta Purba

Guru SD Negeri 164327 Tebing Tinggi

Abstrak. Peningkatan mutu pendidikan bisa dilakukan dengan menerapkan suatu sistem belajar yang

dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga siswa dapat secara tuntas menguasai materi pembelajaran. Namun

kenyataannya, dilapangan menunjukkan bahwa tidak semua proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang

optimal. Sebagai pengajar, guru perlu memiliki beberapa hal sebagai syarat mengajar yang baik, agar tujuan

pendidikan dapat tercapai. Tagas utama seorang guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan disekolah adalah

mengembangkan metode belajar mengajar yang efektif. Metode merupakan cara yang sistematik yang

digunakan untuk mencapai tujuan. Didalam penelitian ini peneliti ingin mengangkat masalah rendahnya minat

pada siswa Kelas V SD Negeri 164327 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam pembelajaran

matematika. Dan Menggunakan model pembelajaran Laboratory sebagai upaya meningkatkan hasil prestasi

belajar siswa. Dari berbagai kajian pustaka yang telah diutarakan peneliti melakukan hipotesis dugaan untuk

melakukan tindakan lebih lanjut yaitu dengan diterapkan metode laboratory dalam pembelajaran matematika

dapat meningkatkan minat belajar siswa Kelas V SD Negeri 164327 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2019/2020

dalam belajar matematika. Kegiatan membaca soal dalam pembelajaran Matematika di Kelas V SD Negeri

164327 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2019/2020 tentang materi penghitungan ruang bangun lingkaran.

Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari satu siklus ke siklus berikutnya.

Keberhasilan tersebut dapat diukur atau dilihat dari peningkatan jumlah siswa yang menjawab benar dalam

hitungan pada akhir siklus III. Prosentasi rata-rata siswa yang menjawab benar dalam hitungan rata-rata

mencapai 93,41% dari jumlah populasi penelitian. Tolak ukur lain adalah peningkatan hasil ulangan harian dari

ulangan harian pertama, kedua dan ketiga.

Kata kunci: Metode Laboratory, Meningkatkan Minat Belajar.

PENDAHULUAN

Peningkatan mutu pendidikan bisa

dilakukan dengan menerapkan suatu sistem

belajar yang dilaksanakan sedemikian rupa,

sehingga siswa dapat secara tuntas

menguasai materi pembelajaran. Namun

kenyataannya, dilapangan menunjukkan

bahwa tidak semua proses pembelajaran

dapat mencapai hasil yang optimal.

Sebagai pengajar, guru perlu

memiliki beberapa hal sebagai syarat

mengajar yang baik, agar tujuan pendidikan

dapat tercapai. Tagas utama seorang guru

dalam mewujudkan tujuan pendidikan

disekolah adalah mengembangkan metode

belajar mengajar yang efektif. Metode

merupakan cara yang sistematik yang

digunakan untuk mencapai tujuan. Cara

sistematik ini merupakan bentuk konkrit

daripada terapan petunjuk-petunjuk umum

pengajaran. Sehingga metode bisa

dijadikan sebagai indikator keberhasilan

tujuan pendidikan sebab berhasil tidaknya

tujuan yang akan dicapai tergantung pada

penggunaan metode.

Pengembangan metode

dimaksudkan sebagai upaya untuk

menciptakan keadaan yang dapat

mempengaruhi kehidupan peserta didik,

Page 2: ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 137

sehingga mereka dapat belajar dengan

menyenangkan dan dapat meraih prestasi

belajar dengan menyenangkan dan dapat

meraih prestasi belajar yang memuaskan.

Tetapi kebanyakan dikelas, penyampaian

materi pelajaran lebih mengutamakan aspek

kognitif, sehingga anak hanya bisa

memahami saja. Selain itu guru juga

kurang memberikan kesempatan pada

peserta didik untuk berpikir kritis dan

kreatif, serta melakukan kegiatan yang

menantang dan membutuhkan daya pikir

yang sesuai dengan materi pelajaran,

sehingga anak tidak cepat bosan dan

mampu berfikir kreatif dan kritis. Oleh

karena itu, guru diharapkan dapat

menggunakan metode dalam

menyampaikan materi yang dapat

menciptakan interaksi belajar yang aktif

yang dapat mendorong minat peserta didik

untuk belajar dengan baik.

Didalam penelitian ini peneliti ingin

mengangkat masalah rendahnya minat

pada siswa Kelas V SD Negeri 164327

Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2019/2020

dalam pembelajaran matematika. Dan

Menggunakan model pembelajaran

Laboratory sebagai upaya meningkatkan

hasil prestasi belajar siswa.

Salah satu hal yang menunjukkan

keberhasilan suatu proses belajar mengajar

adalah adanya minat peserta didik dalam

mengikuti proses pembelajaran. Adapun

salah satu faktor yang mempengaruhi minat

tersebut adalah penggunaan metode yang

menarik bagi peserta didik. Atas dasar hal

tersebut, maka permasalahan yang diangkat

dalam penelitian ini adalah : apakah dengan

diterapkannya metode laboratory dalam

pembelajaran matematika dapat

meningkatkan minat belajar peserta didik.

Minat Belajar

Sebagai seorang pengajar, seorang

guru perlu mengetahui minat yang dimiliki

oleh peserta didik dalam proses belajar

mengajar. Minat menjadi faktor yang dapat

mempengaruhi keberhasilan dalam

pembelajaran suatu materi pelajaran sebab

minat terhadap suatu yang dipelajari akan

mempengaruhi belajar yang selanjutnya

dan mempengaruhi penerimaan minat-

minat yang baru. Minat merupakan suatu

rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada

suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh. Minat menunjukkan suatu

penerimaan akan hubungan antara diri

sendiri dengan sesuatu di luar diri. Apabila

semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,

maka semakin besar minatnya.

Suatu minat dapat diekspresikan

melalui suatu pernyataan dengan kata-kata

dan dapat pula dimanifestasikan melalui

partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa

yang mempunyai minat terhadap subyek

tertentu cenderung untuk memberikan

Page 3: ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 138

perhatian lebih besar terhadap subyek

tersebut.

Teori Kependidikan

Guru sebagai pendidikan

profesional harus mempunyai kompetensi

yang tinggi dalam meningkatkan layanan,

memberi arahan dan dorongan kepada anak

didik. Yoesoef (1997) menyatakan :

“Secara garis besar ada tiga aspek yang

penting mengenai kompetensi guru, yaitu

(1) memiliki kemampuan pribadi berupa

kemampuan menguasai materi pelajaran

yang akan diajarkan sesuai konsep dasar

keilmuan dan terlatih sebagai tenaga

profesional yang selalu bertolak dari

pertimbangan objektif dan berwawasan

luas, (2) memiliki kemampuan profesional

berupa penguasaan perangkat akademik

dan keterampilan penerapannya dalam

usaha meningkatkan proses belajar

mengajar, (3) memiliki kemampuan

kemasyarakatan dalam bentuk partisipasi

sosial.

Adapun substansi yang berkenaan

dengan kompetensi guru yang relefan

dengan kebutuhan dan konteks di suatu

daerah senantiasa berbeda, dimana peranan

kompetensi guru dituntut sebagai

administrator, pengelolaan kelas (learning

managers), mediator dan fasilitator serta

sebagai evaluator. Oleh karena itu, banyak

usaha yang dilakukan dalam rangka

peningkatan kompetensi guru baik secara

formal yang melalui kegiatan penataran,

lokakarya, seminar atau kegiatan ilmiah

lainnya, ataupun secara informal melalui

media massa.

Pembelajaran Matematika

Menurut teori Tahap perkembangan

pikiran J. Piaget, anak usia (7 – 12 tahun)

termasuk dalam tahap operasi kongkrit

dimana diperlukan benda-benda konkrit

untuk memudahkan dalam pembelajaran,

sehingga dalam pembelajaran matematika

agar berhasil harus dimulai dari operasi

konkrit atau kerja praktek dilanjutkan ke

operasi semi konkrit kemudian ke semi

abstrak dan terakhir ke operasi abstrak.

Dalam pembelajaran matematika

tugas pendidikan bukan hanya memberikan

pengetahuan kepada anak didik tentang

konsep matematika baik penjumlahan,

pengurangan, pembagian atau perkalian

dan pemberian soal agar siswa mampu

mengerjakan evaluasi dengan benar dan

mendapat nilai bagus, tetapi seorang

pendidik haruslah dapat mencarikan,

menunjukkan dan memberikan

pengembangan atau cara dalam

memberikan suatu konsep matematika

tersebut. Dengan menggunakan metode

atau cara pendekatan agar menjadi efektif

dan efisien.

Selain prinsip-prinsip, dalam

pembelajaran matematika juga diperlukan

metode mengajar. Menerapkan metode

Page 4: ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 139

mengajar matematika harus dapat

memanfaatkan pengalaman-pengalaman

alamiah peserta didik guna

mengembangkan konsep-konsep

matematika. Dengan demikian anak akan

menyenangi matematika karena relevan

dengan kehidupan sehari-hari.

Metode pembelajaran matematika

agar dapat terlaksana dengan baik jika

materi yang diajarkan dirancang terlebih

dahulu yaitu dengan menyusun strategi

belajar mengajar kemudian ditentukan

metode mengajar atau teknik mengajar dan

akhirnya dipilih alat peraga atau media

pelajaran sebagai pendukung materi

pelajaran yang akan diajarkan. Disamping

itu metode pengajaran dimaksudkan agar

pembelajaran matematika yang dipahami

dapat merangsang minat dan untuk

menghidari rasa ketidaktahuan peserta

didik terhadap materi yang diajarkan.

Metode Laboratory

Metode merupakan cara yang

sistematik yan digunakan untuk mencapai

tujuan. Metode dipilih untuk menimbulkan

minat karena titik permulaan dalam semua

pembelajaran ialah menimbulkan minat

atau hasrat untuk belajar. Salah satu dari

sekian banyak metode yang digunakan guru

dalam pembelajaran yang dapat

menciptakan suasana peserta didik untuk

berpikir kritis dan kreatif serta mampu

menimbulkan minat peserta didik adalah

metode laboratory. Guru yang berhasil

harus berusaha untuk membangkitkan

reaksi murid terhadap pelajaran didasarkan

atas mencoba membawa pikiran murid-

muridnya secara aktif untuk berpikir kritis

dan kreatif terhadap apa yang sedang

disajikan.

Penggunaan Metode Laboratory Dalam

Pembelajaran Matematika

Metode laboratory tidak hanya

untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam saja tetapi dapat juga diterapkan

dalam pembelajaran matematika yang

melibatkan peserta didik secara aktif

dengan mengalami dan membuktikan

sendiri dan hasil percobaan. Selama ini

dalam pembelajaran matematika dalam

penyampaian konsep materi pembelajaran

dilakukan secara ceramah atau pemahaman

konsep. Dengan metode laboratory siswa

secara langsung ikut aktif dengan

melakukan penelitian dan percobaan.

Metode laboratory bisajuga disebut dengan

kerja praktek untuk memudahkan dalam

pemahaman.

Hipotesis Tindakan

Dari berbagai kajian pustaka yang

telah diutarakan peneliti melakukan

hipotesis dugaan untuk melakukan tindakan

lebih lanjut yaitu dengan diterapkan metode

laboratory dalam pembelajaran matematika

dapat meningkatkan minat belajar siswa

Kelas V SD Negeri 164327 Tebing Tinggi

Page 5: ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 140

Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam belajar

matematika.

METODE PENELITIAN

Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini, subyek

penelitiannya adalah siswa-siswa Kelas V

SD Negeri 164327 Tebing Tinggi Tahun

Pelajaran 2019/2020 yang kurang berminat

terhadap pelajaran matematika yang

disebabkan karena kurang variatifnya

penggunaan metode dalam pembelajaran.

Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh

peneliti di sebuah SD tempat peneliti

mengajar yang lokasi nya di jln Syech

Baringin Kecamatan Padang Hilir Kota

Tebing Tinggi. Penelitian Ini Dilaksanakan

pada Bulan Agustus s/d Oktober 2019.

Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini instrument

yang digunakan adalah wawancara.

Wawancara dilakukan peneliti kepada guru

kelas dan sebagian siswa. Wawancara

digunakan untuk mendapatkan inforamasi

tentang pembelajaran matematika dikelas

dan minat siswa dalam belajar matematika.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam

penelitian ini adalah menggunakan teknik

kwalitatif yaitu pengumpulan data

berdasarkan wawancara. Hasil dari

wawancara dibuat pernyataan-pernyataan

kemudian dibuat kesimpulan. Dari

kesimpulan data digunakan dalam tindakan

upaya meningkatkan minat siswa dalam

pembelajaran matematika.

HASIL PENELITIAN

Hasil Tindakan Siklus I

Kegiatan pembelajaran memahami

siswa harus selalu dibibing oleh guru

bidang studi matematika. Sedangkan setiap

kali pertemuan siswa ditugasi membawa

perlengkapan seperti busur, jangka, plong

bangun ruang. Kegiatan dimulai dengan

membuat lingkaran dan disetiap pertemuan

diterapkan teknik menggunakan jangka

dan busur yang sudah disediakan oleh

siswa atau menggunakan sarana belajar dari

sekolah.

Berdasarkan data tampak sebagian

besar siswa dapat menjawab dengan benar

dalam mengerjakan tugas melalui LKS

yang rata-rata mencapai 32,4% dari jumlah

siswa meskipun belum optimal. Aspek

yang belum dikuasai dengan baik oleh

siswa dalam membuat dan mengitung

ruang bangun lingkaran yaitu rata-rata

hanya 26,3% dari jumlah siswa yang dapat

menjawab dengan benar. Hal ini

dikarenakan siswa belum memahami

tentang simbol-simbol ruang bangun. Dan

atlas yang dimiliki oleh siswa kurang

lengkap. Aspek lain yang belum dikuasai

dengan baik oleh siswa adalah menentukan

Page 6: ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 141

hasil diameter rata-rata mencapai 42,6%

siswa yang menjawab benar, ini lebih baik

dari pemahaman terhadap ruang bangun

lingkaran.

Hasil yang diperoleh, penelitian

mengadakan diskusi refleksi dengan teman

sejawat yang menjadi tim penilitian, untuk

membahas, melengkapi terhadap hal-hal

yang dirasa kurang pada pelaksanaan

tindakan siklus I, sebagai upaya

penyempurnaan. Upaya-upaya yang

dilakukan yaitu menjelaskan simbol-simbol

ruang bangun terutama simbol Yunani

serta menyempurnakan LKS dengan

mencantumkan simbol atau arsiran

mengenai diameter lingkaran.

Hasil Tindakan Siklus II

Secara kuantitatif, tindakan pada

siklus II setelah diadakan perbaikan dan

menyempurnaan terhadap hal-hal yang

belum optimal yang di hasilkan siswa,

membuat hasil yang lebih baik jika

dibandingkan dengan hasil siklus I.

Berdasarkan data pada data selanjutnya

tampak adanya peningkatan tentang

pemahaman karakteristik satu ruang

bangun , hal ini terlihat adanya peningkatan

rata-rata jumlah siswa yang menjawab

benar dalam membaca soal bila

dibandingkan dengan siklus I peningkatan

rata-rata siswa yang menjawab benar

sebesar 14,92% .

Keadaan ini menggambarkan bahwa

upaya penyempurnaan yang dilakukan

menunjukkan adanya keberhasilan. Apabila

dilihat dari masing-masing aspek, pada

siklus II ini menunjukkan terjadinya

peningkatan yang baik.

Dari hasil yang diperoleh pada

siklus II ini, secara umum menunjukkan

hasil yang baik. Sehubungan dengan itu

peneliti berkesimpulan, bahwa untuk

memahami suatu bentuk ruang bangun

melalui kegiatan laboratory masih

memungkinkan untuk ditingkatkan. Untuk

tindakan kelas akan dilanjutkan pada siklus

III dengan lebih mengoptimalkan siswa

dalam penghitungan dan dengan model

pembelajaran yang direncanakan.

Hasil Tindakan Siklus III

Melalui optimalisasi pembelajaran

memahami karakteristik suatu bangun

ruang lingkaran pada siklus III ini

menghasilkan seperti apa yang diharapkan,

data jumlah siswa yang menjawab benar

dalam mengerjakan tugas melalui LKS

dihimpun dalam tabel berikut ini.

Berdasarkan data pada silkus 3 di atas

tampak adanya peningkatan tentang

penghitungan ruang bangun lingkaran , hal

ini telihat adanya peningkatan rata-rata

jumlah siswa yang menjawab benar bila

dibandingkann dengan siklus II

peningkatan rata-rata siswa yang menjawab

benar pada siklus III sebesar 84%,

Page 7: ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 142

Keadaan ini menggambarkan bahwa

upaya menyempurnaan yang dilakukan

menunjukkan adanya keberhasilan.

Dari hasil yang diperoleh pada

siklus III ini, secara umum menunjukkan

hasil yang baik. Sehubungan dengan itu

peneliti berkesimpulan, bahwa untuk

memahami suatu ruang bangun melalui

kegiatan laboratory.

Dimana pada siklus I tergadap 81%

siswa menyatakan sangat senang, dan

16,2% senang serta 2,8% siswa

menyatakan kurang senang. Pada siklus II

sudah menunjukkan hasil yang

memuaskan yaitu terjadi peningkatan

menjadi 88,9% dan ini berarti telah terjadi

peningkatan sebesar 9,75% yang

menyatakan sangat senang. Dan pada siklus

III meningkat menjadi 96,8% siswa yang

menyatakan sangat senang dan 3,2%

menyatakan senang.

Penilaian terhadap kemampuan

guru dalam mengajar, pada siklus I

mencapai 86,3% menyatakan baik, pada

siklus II naik 6,72% menjadi 92,1%

walaupun sudah ada peningkatan,

guru/penliti terus berusaha untuk lebih baik

dan terbukti pada siklus III terhadap

peningkatan 5,53% menjadi 97,2% siswa

menyatakan kemampuan guru dalam

meyajikan materi baik.

Mengenai soal yang disajika guru,

sebagian siswa menilai sangat menarik

walupun pada siklus I terdapat 4,3% siwa

menyatakan biasa. Berdasarkan pada

kenyataan tersebut para guru berusaha

membuat soal dan kartu soal sejelas-

jalasnya untuk mudah dimengerti oleh

siswa. Tindakan yang dilakukan ternyata

membawa hasil sehingga pada siklus III

siswa yang dulunya menyatakan

penampilan guru biasa saja berubah

menjadi menarik.

Mengenai kemampuan guru dalam

menginterprestasikan pengajaran yang

berarti dari siklus I ke siklus II dan sampai

siklus III. Hal ini juga dipengaruhi oleh

seringnya guru dalam menghitung rumus .

Pada siklus I 92,5% siswa menyatakan guru

sangat baik dalam mengiterprestasi model

pembelajaran yang cukup baik, dan pada

siklus II menjadi 96,8% atau meningkat

sebesar 4,6%. Sedangkan pada siklus III

meningkat sebesar 2,16% dibandingkan

dengan siklus II.

Mengenai keterlibatan siswa oleh

guru pada siklus I 91,5% siswa menyatakan

sangat sering dan pada siklus II menjadi

95,8% atau meningkat sebesar 7,04% dan

pada siklus III terjadi peningkatan sebesar

2,19% dibanding dengan siklus II.

Peningkatan ini terjadi karena siswa sudah

berani dan mampu mengutarakan

pendapatnya, hal ini menunjukkan bahwa

antusiasme siswa terhadap pelajaran

matematika makin meningkat.

Page 8: ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 143

Apakah dengan metode laboratory

dapat memudahkan siswa dalam menerima

pelajaran terdapat 92,5% siswa menyatakan

“Ya”. Karena dapat melihat dan

membandingkan simbol/warna yang

terdapat pada soal sehingga akan lebih

mudah dimengerti. Walaupun terjadi

peningkatan sampai pada siklus III, namun

masih ada 1,1% siswa yang menyatakan

“Tidak”, alasannya karena terlalu banyak

yang dipelajari dalam satu semester, terlalu

cepat, cara mengajar kurang jelas dan

materi yang disampaikan kurang

mendalam. Kurang mendalamnya

penyampaian materi oleh guru disebabkan

karena dalam kegiatan penelitian tindakan

kelas ini menuntut keaktifan siswa.

Mengenai pemberian waktu dalam

mengerjakan tugas mendapat pesisi paling

kecil, pada siklus I 20% siswa mengatakan

lebih dari cukup, dan 74,8% menyatakan

cukup, 5,2% siswa menyatakan kurang. Hal

ini disebabkan siswa terbiasa dengan

metode pembelajaran sebeluamnya.

Sedangkan pada siklus II siswa

sudah bisa menggunakan waktu yang

tersedia dengan baik, sehingga tidak ada

lagi yang merasa waktunya kurang. Bahkan

siswa yang menyatakan waktunya lebih

dalam siklus II mencapai 24% dan diikuti

lagi kenaikan pada siklus III menjadi

33,3%.

Mengenai tugas rumah pada siklus I

terdapat 85,9% siswa yang menyatakan

sering mendapat tugas rumah membuat

rumus bangun ruang lingkaran dasar dan

merangkum untuk materi pertemuan yang

akan datang. Pada siklus II mengalami

peningkatan sebesar 2,33% yaitu menjadi

87,9% siswa yang menyatakan sering

mendapat tugas rumah dan pada siklus III

meningkat sebesar 1,82% dibanding

dengan siklus II atau menjadi 89,5% siswa

yang menyatakan sering mendapat tugas

rumah.

Secara kuantitatif sebagaimana

tercantum dalam tabel di atas pada akhir

tendakan siklus III, 90,6% siswa

menyatakan sangat bisa, dan 9,4% bisa

menghitung rumus . Hal ini menunjukkan

peningkatan sebesar 1,79% dari siklus I.

Peningkatan ini tak lain karena kemantapan

dalam pemberian konsep dasar tentang

menghitung rumus , dan pada setiap awal

kegiatan belajar mengajar guru selalu

mengingatkan tentang cara-cara

menghitung rumus.

Terhadap hasil yang diperoleh,

peneliti mengadakan diskusi dengan teman

sejawat untuk membahas, dan mengkaji

masalah-masalah atau hal-hal yang dirasa

kurang pada masing-masing siklus. Diskusi

memutuskan untuk lebih mengoptimalkan

tindakan, mengoptimalkan kegiatan

pembelajaran dan memberi waktu yang

Page 9: ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 144

cukup mengerjakan menghitung rumus

dan mengerjakan penilian proses secara

tertulis.

Setelah selesai kegiatan

pembelajaran kolaborator wawancara

terhadap 8 siswa secara bergantian. Setiap

kelas melakukan hal yang sama dalam

setiap pertemuan (siklus kecil). Dalam

siklus I terdiri dari 5 siklus kecil dan pada

siklus II terdiri dari 2 siklus kecil dan siklus

III terdiri dari 2 siklus kecil.

Pada kegiatan inti siklus I rata-rata

skor adalah 72,61% dan siklus II telah

terjadi kemajuan atau peningkatan menjadi

rata-rata 80,61% atau meningkat sebesar

11,02% dibanding siklus I. Sedangkan pada

siklus III meningkat lagi 11,58% dari siklus

II. Peningkatan ini sangatlah berarti, hal ini

menunjukkan bahwa guru telah berusaha

melaksanakan proses pembelajaran dengan

baik. Dalam kegiatan penutup dari siklus I

ke siklus II terjadi peningkatan sebesar

7,39% yang rata-rata skor pada siklus I

77,78 menjadi 83,53 pada siklus II. Dan

pada siklus III meningkat sebesar 7,48%

dari siklus II, yaitu pada siklus II rata-rata

skor 83,53% menjadi 89,78% pada siklus

III.

Pembahasan Atas Hasil Tindakan

Kegiatan membaca soal dalam

pembelajaran Matematika di Kelas V SD

Negeri 164327 Tebing Tinggi Tahun

Pelajaran 2019/2020 tentang materi

penghitungan ruang bangun lingkaran.

Prestasi belajar siswa mengalami

peningkatan yang signifikan dari satu siklus

ke siklus berikutnya. Keberhasilan tersebut

dapat diukur atau dilihat dari peningkatan

jumlah siswa yang menjawab benar dalam

hitungan pada akhir siklus III. Prosentasi

rata-rata siswa yang menjawab benar

dalam hitungan rata-rata mencapai 93,41%

dari jumlah populasi penelitian. Tolak ukur

lain adalah peningkatan hasil ulangan

harian dari ulangan harian pertama, kedua

dan ketiga.

Berdasarkan uraian di atas dan

sesuai dengan hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini dapat diterima dan

dibuktikan yaitu :

Jika kemampuan dan ketrampilan siswa

dalam menghitung ruang bangun dengan

laboratory ditingkatkan, maka pemahaman

siswa terhadap materi tentang ruang

bangun lingkaran

Jika kemampuan dan ketrampilan siswa

dalam penghitungan ruang bangun

lingkaran dengan laboratory ditingkatkan

dan disertai penjelasan terhadap simbol-

simbol rumus akan meningkat.

Jika kemampuan dan ketrampilan dalam

penghitungan ruang bangun akan

meningkat.

KESIMPULAN

Page 10: ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 145

Berdasarkan hasil pembahasan

dalam penelitian tindakan kelas (PTK)

yang berlangsung selama tiga siklus,

peneliti mengemukakan bahwa

Pembelajaran matematika di Kelas V SD

Negeri 164327 Tebing Tinggi Tahun

Pelajaran 2019/2020 mengenai pemahaman

terhadap ruang bangun datar dan lingkaran

dengan mengoptimalkan siswa dalam

kegiatan melalui laboratory dapat

meningkatkan pemahaman dan ketrampilan

siswa dalam:

a. Menentukan Rumus ruang bangun

b. Menentukan validitas penghitungan

ruang bangun

c. Menentukan hasil kebenaran hitungan

ruang bangun

SARAN

Pembelajaran matematika di Kelas

V SD Negeri 164327 Tebing Tinggi Tahun

Pelajaran 2019/2020 tentang pemahaman

suatu ruang bangun dengan teknik

laboratory berhasil dengan baik jika guru

merencanakan sebelum kegiatan belajar

mengajar, rancana pembelajaran yang

inovatif, menyiapkan lembar kegiatan

siswa dan soal dasar sebagai sarana

penunjang siswa dalam

mengkomunikasikan hasil pekerjaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Kasihani Kasbolah E.S, 1998/1999.

Penelitian Tindakan Kelas Dirjen

Pendidikan Tinggi. Proyek

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Jakarta.

Lisnawaty Simanjutak, dkk. 2003. Metode

Laboratory Mengajar Matematika.

Rineka Cipta Jakarta.

Moedjiono dan Moh. Dimyati, 1992/1993.

Strategi Belajar Mengajar.

Depdikbud Ditjen Pendidikan Tinggi

Proyek Pembinaan Tenaga

Pendidikan. Jakarta.

Muchtar A. Karim dkk, 1996/1997.

Pendidikan Matematika I. Dirjen

Pendidikan Bagian Pengembangan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Jakarta.

Mudjito. 1994. Manajemen Sekolah Dasar.

Jakarta.

Mulyani Sumantri dan Johan Permana,

1998/1999. Strategi Belajar

Mengajar. Depdikbud Ditjen

Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan

Guru Sekolah Dasar.

------------. 2001. Strategi Belajar

Mengajar. CV. Maulana Bandung.

Mulyono Abdurrahman, 2003. Pendidikan

Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Rineka Cipta. Jakarta.

Nana Sudjono. 2003. Dasar-dasar Proses

Belajar Mengajar. Sinar Baru

Algesindo. Jakarta.

Page 11: ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

ISSN : 2620-6692 Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 146

Ngalim Purwanto. 1998. Psikologi

Pendidikan. PT Remaja

RoSMAakarya. Bandung.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor

Yang Mempengaruhinya. Rineka

Cipta. Jakarta.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain.

1993. Strategi Belajar Mengajar.

Rineka Cipta. Jakarta.

Vembrianto. ST 1987. Sosiologi

Pendidikan Yayasan Pendidikan.

“PARAMITA” Yogyakarta.