isu strategis

15
IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS Setelah melakukan analisis SWOT dapat indentifikasi terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal organisasi, akan ditemukan banyak isu dengan tingkat kestrategisan yang berbeda. Sehingga dikatakan identifikasi isu strategis merupakan inti dari proses perencanaan strategis, karena kesalahan dalam mengenali dan mempormulasikan isu strategis dapat mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan formulasi strategi yang diambil dan diprioritaskan. Alat analisis yang akan dipakai dalam menganalisis isu strategis pada organisasi BKD adalah dengan menggunakan critical analisys dan menggunakan litmus test. Berikut ini akan diuraikan secara satu persatu dari kedua pendekatan yang digunakan, untuk selanjutnya dibandingkan satu dengan yang lain. Sehingga dengan demikian diharapkan, akan diperoleh hasil berupa isu strategis yang benar-benar valid karena dilakukan dengan dua cara atau pendekatan. A. Pendekatan critical analisys Pendekatan ini dipakai untuk mendapatkan isu yang benar- benar strategis dan menjawab pertanyaan mengapa isu-isu tersebut lebih strategis dari isu-isu yang lain. 1. Pendekatan critical analisys terhadap kekuatan dan kelemahan internal Dengan memperhatikan begitu pentingnya kedudukan aspek kekuatan dan kelemahan internal, maka untuk menjaga akurasi dan melihat tingkat strategis tidaknya aspek

Upload: syaifullah-noer

Post on 02-Dec-2015

162 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isu Strategis

IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS

Setelah melakukan analisis SWOT dapat indentifikasi terhadap lingkungan internal

dan lingkungan eksternal organisasi, akan ditemukan banyak isu dengan tingkat kestrategisan

yang berbeda. Sehingga dikatakan identifikasi isu strategis merupakan inti dari proses

perencanaan strategis, karena kesalahan dalam mengenali dan mempormulasikan isu strategis

dapat mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan formulasi strategi yang diambil dan

diprioritaskan.

Alat analisis yang akan dipakai dalam menganalisis isu strategis pada organisasi

BKD adalah dengan menggunakan critical analisys dan menggunakan litmus test.

Berikut ini akan diuraikan secara satu persatu dari kedua pendekatan yang

digunakan, untuk selanjutnya dibandingkan satu dengan yang lain. Sehingga dengan

demikian diharapkan, akan diperoleh hasil berupa isu strategis yang benar-benar valid karena

dilakukan dengan dua cara atau pendekatan.

A. Pendekatan critical analisys

Pendekatan ini dipakai untuk mendapatkan isu yang benar-benar strategis dan menjawab

pertanyaan mengapa isu-isu tersebut lebih strategis dari isu-isu yang lain.

1. Pendekatan critical analisys terhadap kekuatan dan kelemahan internal

Dengan memperhatikan begitu pentingnya kedudukan aspek kekuatan dan kelemahan internal, maka untuk menjaga akurasi dan melihat tingkat strategis tidaknya aspek kekuatan dan kelemahan internal, perlu dilihat kembali determinasi aspek-aspek tersebut.

Dalam mencermati tingkat strategis kekuatan dan kelemahan internal, dilakukan dua cara yakni :

a. Menyatakan kekuatan mana yang strategis ditentukan dengan melihat apakah

pemanfaatan kekuatan tersebut memerlukan perencanaan strategis. Jika itu cukup

dikelola dengan proses perencanaan rutin, maka kekuatan itu tidak bernilai

strategis

b. Mengetahui kelemahan mana yang strategis, ditentukan dengan melihat apakah

kelemahan tersebut benar-benar merupakan masalah inti (core problem). Jika

semata-mata merupakan imbas atau akibat dari masalah inti, maka kelemahan itu

tidak strategis.

Page 2: Isu Strategis

Dengan menggunakan pendekatan tersebut, maka dari 9 aspek kekuatan internal,

yakni : ???????????????

Dari 9 kekuatan internal tersebut maka dapat diambill kekuatan yang merupakan

isu strategis yaitu : ??????????????

DARIIIII hal tersebut yang dijadikan isu kekuatan strategis dari organisasi BKD,

karena suatu organisasi dalam menjalankan tugasnya pertama harus mempunyai

pegawai yang cukup dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi dan pegawai yang

cukup tersebut juga harus dibagi dalam tugas-tugas yang jelas sesuai dengan struktur

organisasi yang telah ditetapkan. Selanjutnya organisasi baru akan dapat berjalan

dengan baik apabila organisasi tersebut ditunjang dengan alokasi dana yang cukup

dalam melaksanakan tugasnya.

Sedangkan kekuatan internal yang lainnya bukan merupakan isu kekuatan yang

strategis karena sifatnya hanya mendukung kegiatan organisasi dalam pencapaian visi

dan misinya.

Demikian juga halnya dengan 10 kelemahan internal dari organisasi BKD,

yakni : ???????????????

Dari sepuluh kelemahan internal yang dimiliki oleh organisasi BKD, maka yang

merupakan isu strategis kelemahan internal adalah : ???????????????????

Sedangkan delapan isu yang lainnya merupakan kelemahan yang bukan termasuk

dalam isu strategis karena isu tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja

organisasi dalam mencapai visi dan misinya. Dan juga ada juga kelemahan yang tidak

bisa diintervensi oleh BKD karena menyangkut kebijakan pimpinan tingkat atas,

seperti masih kecilnya wewenang BKD dalam mengadakan mutasi jabatan, promosi

jabatan maupun demosi, karena masih kuatnya campur tangan Gubernur dan Sekda

dalam hal tersebut.

2. Pendekatan critical analisys terhadap peluang dan ancaman eksternal.

Setelah melakukan critical analisys terhadap kekuatan dan kelemahan, hal yang

sama juga akan dilakukan terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal,

sehingga akan diketahui apa yang benar-benar menjadi isu strategis yang harus

mendapat penanganan khusus.

Page 3: Isu Strategis

Sebagaimana telah diungkapkan pada bab terdahulu bahwa terdapat beberapa

peluang yang berasal dari lingkungan eksternal organisasi, yaitu : ????????

Dari tujuh peluang yang dimiliki oleh organisasi BKD, maka dapat dijelaskan

bahwa yang menjadi isu strategis yang benar-benar berpengaruh dalam pencapaian

visi dan misi organisasi adalah : ???????????????

DARIII hal tersebut adalah isu yang sangat strategis dibanding yang lainnya.

Karena dalam pencapaian misi ketiga hal tersebut cukup berpengaruh.

Selanjutnya analisisi isu strategis terhadap ancaman yang paling berpengaruh

organisasi, dan sebagaimana yang telah diketahui bahwa ada ancaman eksternal

terhadap organisasi, yaitu antara lain : ??????????????

Dari ancaman tersebut, maka yang menjadi isu strategis yang patut diperhatikan

ada satu hal, yakni : ????????????????

Lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai ide dari Pemerintah Pusat

yang merevisi Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 , dengan lahirnya Undang-

undang tersebut maka otonomi daerah yang selama ini telah berjalan selama lebih

kurang dua tahun akan ditinjau kembali dan akan terjadi resentralisasi, hal ini

merupakan isu strategis tetapi karena sifatnya adalah kebijakan nasional organisasi

BKD tidak mampu untuk mengintervensinya dan tidak mampu untuk

mempengaruhi kebijakan tersebut, jadi isu ini tidak bisa dimasukkan menjadi isu yang

strategis. Sedangkan ancaman pencurian data dengan kecanggihan teknologi

komputer belum menjadi isu strategis karena pencurian data yang merupakan data

publik belum banyak terjadi, dan kebanyakan data pemerintah memang harus dibuat

transparan untuk diketahui oleh masyarakat.

B. Litmus Test

Setelah didapat isu-isu strategis dengan menggunakan critical analisys, maka untuk

mengetahui isu mana yang paling strategis dibanding dengan isu yang lain selanjutnya

digunakan pendekatan Litmus Tes agar dapat ditentukan isu-isu mana yang benar-benar

strategis yang nantinya akan dirangking dari yang paling strategis ke yang strategis.

Page 4: Isu Strategis

Secara teknis tes litmus terdiri dari 14 pertanyaan yang harus dijawab berkaitan

dengan isu strategis yang ditentukan. Jawaban yang diperoleh kemudian diberi skor 1 sampai

dengan 3, dimana semakin tinggi total nilai skor suatu isu maka akan semakin strategis isu

tersebut, sebaliknya semakin rendah total nilai skor suatu isu akan semakin tidak strategis isu

tersebut, yang artinya itu hanya bersifat operasional yang dapat dipecahkan melalui kegiatan

rutin.

Sesuai pertanyaan pada tes litmus, isu strategis yang dipilih, kemudian ditetapkan

scoring sesuai jawaban yang diberikan, untuk setiap pertanyaan pada daftar tes litmus

tersebut. Kemudian skor yang diperoleh dijumlahkan di mana akan diperoleh total nilai skor

14 untuk setiap isu yang mendapat nilai skor 1 dan tertinggi sebesar 42 untuk setiap isu yang

mendapat nilai skor 3 untuk setiap pertanyaan. Selanjutnya total nilai skor masing-masing isu

strategis tersebut dibagi dengan jumlah pertanyaan yang dijawab, yang berjumlah 14

pertanyaan untuk memperoleh nilai skor rata-rata.

Untuk melakukan penilaian terhadap isu strategis yang diuji, maka ditentukan interval

nilai dari tiap-tiap kelompok berdasarkan kisaran total nilai skor jawaban yang diperoleh

dengan jalan skor tertinggi dikurangi skor terendah dibagi jumlah kategori yakni : (1) Nilai

skor rata-rata < 1,6 berarti merupakan kelompok isu tidak strategis, (2) Nilai skor rata-rata

1,61 – 2,20 berarti merupakan kelompok isu strategis dan (3) Nilai skor rata-rata > 2,20

berarti merupakan kelompok isu sangat strategis.

Menurut John Bryson (1995:184-185) Test ini minimal memuat beberapa pertanyaan

penting yang harus dijawab.

1. Apakah isu tersebut menjadi agenda policy makers dari pimpinan puncak di

organisasi?

2. Kapan isu strategis tersebut menjadi tantangan atau peluang bagi organisasi?

3. Seberapa luas isu tersebut membawa dampak atau pengaruh langsung terhadap

pencapaian visi dan misi organisasi?

4. Berapa besar resiko finansial bagi organisasi?

5. Apakah strategi bagi pemecahan isu mensyaratkan :

a. Pengembangan tujuan dan program baru?

b. Significant dengan perubahan organisasi?

c. Significant dengan peratruran yang ada?

d. Pengetahuan dan pendalaman mengenai misi yang akan dicapai organisasi?

e. Penambahan staf yang signifikan?

Page 5: Isu Strategis

6. Tingkat manajemen terendah manakah yang dapat mengambil keputusan

pemecahannya?

7. Bagaimana pendalaman mengenai kewenangan yang dimiliki organisasi?

8. Konsekuensi apakah yang mungkin terjadi bila isu tidak dilaksanakan?

9. Seberapa banyak pengaruhnya terhadap peraturan yang berlaku?

10. Seberapa sensitifkah isu tersebut dikaitkan dengan kondisi organisasi?

Skore dari pertanyaan ini bisa diamati dari tabel berikut .

Dari hasil inventarisasi dapat diketahui bahwa kekuatan

(strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang (opportuinities), dan

ancaman/tantangan (treats) adalah sebagai berikut :

Kekuatan (Strenghts)

1. Tersedianya SDM yang memadai, meliputi :

a. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD)

b. Pejabat/pegawai yang telah bersertifikat AMDAL

c. Tersedianya sarana dan prasarana yang cukup memadai

d. ADANYA PERATURAN PERUNDANGAN di bidang lingkungan

hidup baik ditingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota

e. Dukungan kebijakan dan regulasi dibidang Lingkungan Hidup

baik dari pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota

f. ADANYA ORGANISASI BLH dengan struktur dan instrumen

yang cukup lengkap untuk mendukung pelaksanaan dan

kegiatan

g. Tersedianya laboratorium lingkungan sebagai instrumen

pengawasan terhadap\pelakupencemaran

h.

Kelemahan (Weaknesses)

1. Keterbatasan APBD Kabupaten Wonogiri

2. Belum lengkapnya sistem informasi SDA dan LH beserta

sarana/prasarana pendukung

Page 6: Isu Strategis

3. Belum adanya standar baku pelayanan investasi bidang

pertambangan

4. Masih kurangnya koordinasi, Kerjasama, singkronisasi program

serta adanya kecenderungan berpola fikir lama bahwa

pelaksanaan program kegiatan hanya sebagai saran untuk

mempercepat penyerapan anggaran bukan pelaksanaan

program sebagai sarana pendukung pelaksanaan pembangunan

yang berkelanjutan (sustainable development)

5. Masih kurangnya sinergi anatara stakeholder terkait dalam

memberikan hal-hal yang bersifat inofatif, komunikatif,

sosialisasi, dan komitmen yang terus menerus sebagai usaha

untuk memberikan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya

fungsi lingkungan hidup

6. Keterbatasan kualitas Sumber daya Manusia

Peluang (Opportunities)

1. Adanya kelompok peduli Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Hidup

2. Adanya tanaman hutan unggulan

3. Masih luasnya lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal

4. Perkembangan iptek dan teknologi informasi

5. Dukungan dari instansi vertical

6. Adanaya UU PPLH (UU No. 32/09) sebagai pengganti UU No. 23

tahun 1997. (UU baru ini lebih mengedepankan aspek dan

pelestarian fungsi lingkungan yang semakin jelas)

7. Meningkatnya kesadaran masyarakat atas haknya untuk

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat

8. Tersedianya instrumen yang dapat meningkatkan kinerja

lingkungan industri dan masyarakat seperti program : PROPER,

ADIPURA, ADIWIYATA, KALPATARU, REED

9. ADANYA SEKTOR perbankan yang dapat mendukung program

pengendalian pecemaeran lingkungan seperti : adanaya bunga

Lunak dan pembebasana biaya bea cukai untuk import peralatan

Page 7: Isu Strategis

pengendalian pencemaran serta pengendalian pengeluaran

kredit terhadap industri yang tidak ramah lingkungan

10. Tersedianya akedemisi dari berbagai perguruan tinggi yang

dapat memberikan solusi ilmiah untuk mengatasi permasalahan

pencemaran lingkungan

11. Adanaya tuntutan GLOBAL terhadapa pelaku usaha untuk

menerapkan teknologi ramah lingkungan

12. Adanya standar international dan standar Nasional di bidang

pengelolaan lingkungan Sepeerti : REDD.

ISU-ISU STRATEGIS PELUANG BAPEDALD A :

1. Dengan disahkannya Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup yang disahkan DPR RI, sebagai pengganti Undang-Undang

Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 23 Tahun 1997, maka harapan

untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan ( sustainable development )

yang lebih mengedepankan aspek dan pelestarian fungsi lingkungan akan

semakin menjadi jelas. Sebagaimana kita ketahui sebelumnya UU No.23/1997

meskipun telah bermanfaat bagi upaya pengelolaan lingkungan hidup

diIndonesia, tetapi efektifitas implementasinya belum dapat mencapai

tujuanyang diharapkan karena adanya persoalan pada masalah substansial,

struktural maupun kultural. Dengan lahirnya UU PPLH yang baru ini kedepan

resiko bencana ekologi yang semakin masif dan tak terkendali sebagai akibat

tingkah laku manusia yang selalu mengedepankan fungsi ekonomi sebagai tolak

ukur pembangunan akan dapat diminimalisir dan ditekan.

2.  Dengan peran BLH yang semakin dinamis dan terbuka, maka BLH akan semakin

berpeluang untuk selalu didukung masyarakat yang mulai memahami dan

peduli terhadap usaha pengelolaan lingkungan hidup. Kondisi ini sejalan dengan

makin meningkatnya pengetahuan masyarakat. Dengan kehidupan

bermasyarakat yang makin demokratis, transparan dan berani,memberikan

dukungan kuat bagi inisiatif masyarakat untuk kontrol dan claim  bagi pelaku-

pelaku perusakan lingkungan hidup, serta bagi prakarsa danpartisipasi dalam

pemeliharaan lingkungan hidup

3. Dengan adanya tuntutan global bagi para pelaku usaha untuk

lebihmeningkatkan kualitas produksi dengan penggunaan teknologi yang

Page 8: Isu Strategis

ramahlingkungan serta semakin ketatnya standar yang diterapkan dalam

usahapengelolaan lingkungan hidup, maka BLH berpeluang untuk

mendapatkandana dari pihak ketiga. Hal ini akan semakin meningkatkan

performankinerjanya dengan menyusun rencana strategi program kegiatan yang

lebihmenguntungkan bagi masyarakat untuk mendapatkan kualitas hidup

sehatyang lebih baik tanpa mengorbankan kepentingan pelaku usaha

dalammenjalankan roda ekonominya dalam pembangunan

Ancaman/Tantangan (Threats)

1. Kekeringan dan lahan kritis

2. Erosi dan Sedimentasi pada daerah tangkapan Waduk Gajah Mungkur

Wonogiri

3. Kerusakan Hutan, lahan, green belt Waduk Gajah Mungkur Wonogiri,

dan lahan bekas penambangan

4. Kerusakan Ekosistem Sub DAS Solo Hulu, Wuryantoro, Keduang,

Temon, Alanggunggahan, Wiroko.

5. Laju kerusakan dan pencemaran lingkungan yang terjadi tidak sebanding

dengan usaha pencegahan, pemulihan dan pengelolaan lingkungan yang

dilakukan

6. Adanya pola pemikiran (mindset) dari sebgaian masyarakat baik dari

kalangan industri maupun masyarakat umum untuk tetap menghalalkan

segala cara serta mengabaikan aturan pengelolaan lingkungan hidup

karena alasan desakan atau motif keuangan ekonomi yang lebih besar.

7. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kewajibannya untuk menjaga

dan melestarikan fungsi lingkungan hidup.

8. Dinamikan penduduk yang semakin meningkat, memicu peningkatan

pencemaran dari sumber domestik dan emisi kendaraan bermortor

9. Jumlah beban pencemaran dari industri dan kegiatan usaha lain baik

skala besar, menengah, maupun kecil.

ISU-ISU STRATEGIS ANCAMAN BAPEDALDA :

1. Titik Jenuh/Waktu Kritis Kemampuan Alam :

Kemampuan Alam dalam menerima kondisi kerusakan yang dialaminya

padatitik tertentu akan memiliki titik jenuh/waktu kritis dimana Alam sukar atau

Page 9: Isu Strategis

hampirmustahil untuk dipulihkan ke kondisi semula meskipun dengan waktu

pemulihan yangsangat panjang. Hal ini bisa terjadi apabila laju kerusakan

yang terjadi tidak sebanding dengan usaha pemulihan yang dilakukan. Dengan

semakin banyaknya sertamenyebarnya lokasi bencana ekologi yang ditimbulkan

oleh ulah-polah manusiasedangkan dana yang dibutuhkan untuk mewujudkan

rencana program pemulihanyang sangat terbatas, maka dibeberapa tempat lokasi

bencana ekologis yang belumsempat tertangani akan semakin parah menuju titik

kritisnya. Hal ini kedepan akansemakin menyulitkan BLH dalam menentukan

kebijakan dalam penanganannya, dilainpihak dana yang dibutuhkan tentu akan

semakin besar.

2. Paradigma Pembangunan yang Sempit

Sebagian Kepala Daerah ataupun pejabat di daerah tidak jarang

masihmemandang bahwa otonomi adalah kesempatan pemanfaatan sumber-

sumber daerahuntuk dikelola semaksimal mungkin dan digunakan oleh

daerahnya sendiri denganmengabaikan faktor lingkungan sebagai pertimbangan

utama. Egoisme yang berlatarbelakang ekonomi tersebut dapat berakibat

diabaikannya prinsif holistik pengelolaanlingkungan hidup. Dilain pihak ada

pula dari sebagian masyarakat baik dari kalanganindustri maupun masyarakat

umum untuk tetap menghalalkan segala cara sertamengabaikan aturan

pengelolaan lingkungan hidup karena alasan desakan atau motif keuntungan

ekonomi yang lebih besar

Paradigma atau pemikiran-pemikiran yang keliru seperti ini meskipun

dalamprosentase yang kecil dari kebijakan pemimpin daerah ataupun pelaku

usaha sedikitbanyak akan memberikan dampak yang tidak bisa diremehkan

dalam kelancaranpelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Padahal dalam

mewujudkan pelaksanaanpembangunan berkelanjutan tersebut semua aspek

dan parameter pendukung sepertipeningkatan kesadaran masyarakat, kerjasama

antar sektor terkait, kebijakan danaturan yang harus diterapkan harus didukung

secara bulat oleh semua pihak yangberkepentingan.

Berdasarkan hasil analisis lingkungan strategis maka ditetapkan 4 strategi Pengelolaan

Lingkungan Hidup Sebagai berikut :

Page 10: Isu Strategis

1. Pro Cooperation :

Pemerintah, Swasta, Masyarakat dan Akedimisi bersatu padu mengatasi permasalahan

Lingkungan

2. Pro Green Development

Mengedepanakn pembangunan yang berwawasan lingkungan di semua sektor

3. Pro Green Law Enforcement

Penegakan hukum yang berpihak pada lingkungan hidup melalui penguatan jejaring

aparatur penegak hukum lingkungan hidup

4. Green Regulation & Budgeting

Kebijakan dan pendanaan yang pro lingkungan