jhptump a fitriyani 662 1 babi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hidrokuinon merupakan salah satu bahan aktif yang telah terbukti efektif sebagai
pemutih khusus untuk mengatasi masalah hipermelanosis (Wester et al., 1999).Efek dari
hidrokuinon adalah depigmentasi dimana hidrokuinon menghalangi pengeluaran melanin
dari melanosit. Melanin ini berperan dalam penentuan warna kulit, dimana semakin
banyak melanin maka semakin gelap warna kulit (Wasitaatmadja, 1997). Hidrokuinon
tidak hanya bekerja dengan menghambat pembentukan melanin baru, tetapi bahan ini
juga merusak melanin yang telah terbentuk. Hal inilah yang menyebabkan hidrokuinon
efektif sebagai agen pemutih (bleaching) (Stephan, 1970 ).
Hidrokuinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan
berdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian hidrokuinon tanpa pengawasan dokter dapat
menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar juga dapat menyebabkan
kelainan pada ginjal (nephropathy), kanker darah (leukemia), dan kanker sel hati
(hepatocelluler adenoma) (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2007).
Pada tanggal 11 Juni 2009, BPOM telah mengeluarkan peringatan bagi seluruh
masyarakat tentang kosmetika yang mengandung bahan berbahaya atau dilarang.
Berdasarkan hasil pengawasan, sampling, dan pengujian laboratorium sejak
September2008 hingga Mei 2009, Badan POM telah memerintahkan untuk menarik dari
peredaran produk kosmetik yang mengandung bahan berbahaya atau dilarang sebanyak
70 item. Salah satu bahan berbahaya atau dilarang yang dimaksud adalah hidrokuinon
(Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2009).
Berdasarkan uraian, maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya kandungan hidrokuinon beserta kadarnya dalam krim
malam pemutih yang beredar di swalayan Purwokerto agar masyarakat lebih cermat dan
teliti dalam memilih krim pemutih yang akan digunakan.
Berbagai penelitian untuk menganalisis hidrokuinon telah banyak dilakukan
dengan berbagai macam metode. Salah satu metode yang telah dilakukan adalah metode
kolorimetri menggunakan pereaksi floroglusin. Hasil dari penelitian tersebut didapatkan
kecermatan dan keseksamaan yang baikuntuk penetapan kadar hidrokuinon dalam krim
pemucat (Ibrahimdkk., 2004). Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode tesebut
untuk penetapan kadar hidrokuinon dalam sediaan krim malam pemutih yang beredar di
salah satu swalayan di Purwokerto.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hidrokuinon pada sediaan krim malam pemutih yang beredar di
swalayan Purwokerto?
2. Berapa kadar hidrokuinon yang terdapat dalam sediaan krim malam pemutih?
3. Apakah metode Spektrofotometri UV-Vis dengan menggunakan pereaksi
Floroglusinolmemenuhi parameter validasi yang baik untuk penetapan kadar
hidrokuinon dalam sediaan krim malam pemutih?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hidrokuinon dalam krim malam pemutih yang
beredar di salah satu swalayan di Purwokerto.
2. Untuk mengetahui kadar hidrokuinon dalam krim malam pemutih yang beredar di
salah satu swalayan di Purwokerto.
3. Untuk memperoleh parameter validasi yang baik untuk penetapan kadar hidrokuinon
dalam sediaan krim malam pemutih.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai
keberadaan dan kadar hidrokuinon dalam krim malam pemutih yang beredar di swalayan
Purwokerto sehingga masyarakat dapat lebih cermat dan teliti dalam memilih kosmetika
pemutih yang akan digunakan.