jurnal tpb derry
TRANSCRIPT
-
1 Derry Rahma Yoda/1106069960/Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Effect of Rolling Process on the Microstructure and Mechanical Properties of Low
Carbon V-N Steel
1. Introduction
Percobaan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
dari proses canai terhadap mikrostruktur dan sifat mekanik dari baja V-N karbon
rendah. Mengapa proses canai? Hal ini dikarenakan proses canai dengan
metode TMCP (Thermo-mechanical control process) mempengaruhi nilai
kekuatan dan perubahan mikrostruktur dari baja V-N karbon rendah. Dimana,
pengaruh parameter proses canai pada mikrostruktur dan sifat mekanik dalam
baja V-N yang terdiri dari (V: 0,1-0,12% dan N: 100-200 ppm) telah dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh kondisi TMCP optimal pada baja.
2. Experimental Procedure
Tiga jenis baja V-N karbon rendah dengan kadar karbon yang berbeda
digunakan dalam percobaan ini. Proses TMCP dilakukan pada laboratorium two-
roller rolling mill dengan kecepatan rotasi (180 mm). Dimana, 3 kelompok
sampel (H20B40L200 mm) dipanaskan dalam furnace dengan suhu 1500 selama 30 menit. Setelah itu, masing-masing sampel di roll dengan temperatur
awal 1100 , dan temperatur akhir pengerolan 950 dan 900 . Persen Reduksi pengerolan dari masing-masing sampel di kontrol sebesar 30%, 40 %,
dan 50 %. Dimana persen reduksi pengerolan tiap passing sengaja dibuat
melebihi 20% dengan tujuan untuk menghindari deformasi kritis dan
memastikan terbentuknya butir austenit yang halus. Setelah rolling, kemudian
sampel di dinginkan di udara.
Selanjutnya, masing-masing sampel di uji tarik menggunakan universal
testing machine. Pengamatan metalografi juga dilakukan dengan poles mekanik
dan sampel di etsa dengan larutan alkohol nitric acid 4%. Setelah dietsa, sampel
diamati dengan menggunakan mikroskop Neophot 2 optical.
3. Results and Discusses
3.1 Rolling parameter optimization for the TMCP process
Sifat mekanik dari 3 jenis logam yang mengalami proses rolling berbeda
ditunjukan oleh gambar 1. Dapat dilihat bahwa untuk sampel dengan kadar
karbon yang tinggi (No.1), parameter pengerolan yang optimal adalah
temperatur akhir pengerolan harus lebih tinggi dan persen reduksi harus lebih
-
2 Derry Rahma Yoda/1106069960/Departemen Teknik Metalurgi dan Material
besar agar didapatkan sifat mekanik yang terbaik. Sedangkan, parameter
pengerolan yang optimal untuk sampel dengan kadar karbon yang rendah (No.2
dan 3) adalah pada temperatur akhir pengerolan yang lebih rendah dan persen
reduksi yang lebih besar agar didapatkan sifat mekanik yang terbaik.
3.2 Effect of the rolling parameter on final microstructure
Mikrostruktur hasil proses ditunjukan oleh gambar 2. Dapat dilihat
bahwa mikrostruktur yang terbentuk dari kondisi pengerolan yang berbeda-
beda kebanyakan disusun oleh butir ferrite dan pearlite. Butir ferrit yang paling
halus ditunjukan oleh sampel no.1 dengan kondisi temperatur akhir pengerolan
yang tinggi dan jumlah persen deformasi yang besar. Persentase pearlite juga
banyak terlihat dalam sampel no.1. Selain itu, struktur butir campuran juga
ditemukan. Hal ini manandakan bahwa butir yang mengalami rekristalisasi
setelah deformasi adalah lebih halus dibandingkan butir yang tidak mengalami
rekristalisasi.
Sementara itu, mikrostruktur yang tidak homogen terlihat pada baja
no.2. Pada gambar 2 (c), ferrit bands dapat dengan jelas terlihat dengan fraksi
yang besar. Temperatur akhir yang lebih rendah dan deformasi yang besar
menyebabkan banyaknya deformasi austenit bands terbentuk dan setelah itu
butir ferrit terbentuk di tempat bekas austente bands dengan morfologi yang
mirip. Hal ini yang menyebabkan ketidakseragaman dalam mikrostruktur baja
no2.
4. Kesimpulan
Dengan meningkatnya deformasi pengerolan akan didapatkan ukuran butir yang
lebih kecil, butir ferrit menjadi lebih halus dan yield strengthpun meningkat
Dengan meningkatnya kadar karbon dan persen reduksi pengerolan,
mikrostruktur menjadi lebih halus dengan ukuran butir butir yang lebih kecil dan
meningkatnya persentase pearlite serta meningkatnya kekuatan
Parameter pengerolan terbaik untuk baja karbon tinggi adalah temperatur akhir
pengerolan yang lebih tinggi dan rasio persen reduksi yang lebih besar.
Sedangkan, untuk baja karbon rendah adalah temperatur akhir pengerolan yang
lebih rendah dan rasio persen reduksi yang lebih besar.