karsinoma nasofaring
TRANSCRIPT
![Page 1: KARSINOMA NASOFARING](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082417/55cf9ba7550346d033a6dfde/html5/thumbnails/1.jpg)
Satuan Acara Penyuluhan
A. Tema
Karsinoma Nasofaring (NPC)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang NPC, keluarga dapat mengerti dan
mengetahui penyakit NPC.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta :
a. Menyebutkan pengertian tentang NPC.
b. Menyebutkan penyebab NPC.
c. Menyebutkan tanda dan gejala NPC.
d. Menyebutkan terapi NPC.
e. Mengerti perawatan NPC.
C. Sasaran
Pasien TBC yang dirawat di Ruang RA3 RSUP H. Adam Malik Medan
D. Isi Materi
Konsep dasar penyakit :
a. Pengertian.
b. Penyebab
c. Tanda dan gejala
d. Diagnosis
e. Terapi
f. Perawatan
![Page 2: KARSINOMA NASOFARING](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082417/55cf9ba7550346d033a6dfde/html5/thumbnails/2.jpg)
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
F. Media
1. Leafleat
2. Materi SAP
G. Strategi Pelaksanaan
Hari/Tgl : Sabtu, 12 Oktober 2013
Pukul : 09.00
Tempat : Ruangan RA5 RSUP H.Adam Malik Medan
H. Pengorganisasian
Ketua : Desi
Penyaji : Trisna
Fasilitator : Desi dan Trisna
I. Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan Uraian Kegiatan Respon Peserta
Pembukaan
(5 menit)
- Memberikan salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan kegiatan
- Menjawab salam
Inti
(30 menit)
- Penyampaian isi materi tentang :
f. Menyebutkan pengertian tentang NPC.
g. Menyebutkan penyebab NPC.
h. Menyebutkan tanda dan gejala NPC.
i. Menyebutkan terapi NPC.
j. Mengerti perawatan NPC.
- - Memberikan kesempatan peserta untuk
- Menjawab pertanyaan
- Menyimak
- Menyimak
- Menyebutkan tanda dan
gejala TBC
![Page 3: KARSINOMA NASOFARING](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082417/55cf9ba7550346d033a6dfde/html5/thumbnails/3.jpg)
bertanya - Bertanya
Penutup
(10 menit)
- Menyimpulkan materi penyuluhan
- Mengevaluasi peserta secara lisan
- Menutup kegiatan
- pembagian leflet
- pengucapan salam
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab salam
J. Evaluasi
KRITERIA EVALUASI
1. Menyebutkan pengertian tentang NPC.
2. Menyebutkan penyebab NPC.
3. Menyebutkan tanda dan gejala NPC.
4. Menyebutkan terapi NPC.
5. Mengerti perawatan NPC.
![Page 4: KARSINOMA NASOFARING](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082417/55cf9ba7550346d033a6dfde/html5/thumbnails/4.jpg)
KARSINOMA NASOFARING (NPC)
A. DEFINISI
Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas yang tumbuh didaerah nasofaring dengan predileksi di
fosa Rossenmuller dan atap nasofaring. Kanker nasofaring adalah kanker yang berasal dari sel
epitel nasofaring di rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Karsinoma
nasofaring merupakan tumor ganas yang sering ditemukan pada pria berusia lebih dari 40 tahun.
Tumor ini tumbuh dari epitel yang meliputi jaringan limfoid. Tumor primer dapat kecil, akan
tetapi telah menimbulkan metastasis pada kelenjar limfe regional, biasanya pada leher.
B. PENYEBAB
Penyebab kanker nasofaring masih belum dapat diketahui dengan pasti dan merupakan
multifaktor, seperti virus Epstein-Bar (VEB), genetik, diet, lingkungan, dan merokok. Virus
Epstein-Bar ini juga terdapat pada penyakit lain yang bukan kanker.
Tapi sudah hampir dipastikan bahwa penyebab dari kanker nasofaring adalah infeksi virus
Epstein Barr, karena pada semua pasien nasofaring didapatkan kadar antivirus Virus Epstein
Barr didapatkan cukup tinggi. Faktor lain yang mempengaruhi adalah letak geografis yang sudah
disebutkan diatas, penyakit ini lebih sering ditemukan pada laki-laki walaupun alasannya belum
dapat dibuktikan hingga saat ini. Faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor lingkungan
seperti iritasi oleh bahan kimia, asap, bumbu masakan, bahan pengawet, masakan yang terlalu
panas, air yang memiliki kadar nikel yang cukup tinggi, dan kebiasaan seperti orang Eskimo
yang mengawetkan ikannya dengan menggunakan nitrosamine. Tentang faktor keturunan sudah
banyak diteliti tetapi hingga sekarang belum dapat ditarik kesimpulan. Satu hal lagi yang
penting diketahui adalah bahwa penyakit ini seringkali menyerang masyarakat dengan golongan
sosial yang rendah, hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan dan lingkungan hidup di sekitar
orang-orang tersebut
Faktor risiko timbulnya kanker nasofaring, yakni:
1. Bahan makanan yang menggunakan bahan pengawet, baik yang diawetkan dengan cara
diasinkan atau diasap.
2. Makanan panas atau bersifat merangsang selaput lendir, seperti alkohol, asap rokok, asap
minyak tanah, asap kayu bakar, asap obat nyamuk, atau asap candu.
3. Udara yang penuh asap di lingkungan kerja atau di rumah.
![Page 5: KARSINOMA NASOFARING](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082417/55cf9ba7550346d033a6dfde/html5/thumbnails/5.jpg)
C. Manifestasi Klinis
Karsinoma nasofaring menimbulkan :
1. Gejala setempat, yaitu gejala hidung berupa pilek dari satu atau kedua lubang hidung
yangterus menerus. Lendir dapat bercampur darah atau nanah yang berbau. Epistaksis dapat
sedikit atau banyak dan berulang, dapatjuga hanya berupa riak campur darah. Obstruksi nasi
unilateral atau bilateral terjadi jika tumor tumbuh secara elsofitik. Gejala telinga misalkan kurang
pendengaran tinnitus atau otitis media purulenta.
2. gejala karena tumbuh dan menyebarnya tumor bersifat ekspansif, ke muka tumor tumbuh ke
depan mengisi nasofaring dan menutup koane sehingga timbul gejala obstruksi nasi. Ke bawah
tumor mendesak palatum mole sehingga terjadi bombans palatum mole.
Bersifat infiltrative, ke atas melalui foramen ovale masuk ke endokranium, mengenai dura dan
timbul sefalgia hebat, kemudian akan mengenai N.VI terjadi diplopia dan strabismus.
Ke samping tumor masuk spasium parafaring, merusak N.IX , N.X sehingga terjadi paresis
palatum mole, faring dan laring dengan gejala regurgitasi makanan – makanan ke kavum nasi,
rinolalia aperta, dan suara parau. Jika mengenai N.XII terjadi deviasi lidah ke samping atau
gangguan menelan.
3. gejala karena metastasis melalui aliran getah bening akan menyebabkan terjadinya
pembesaran kelenjar leher (tumor colli) yang terletak di bawah ujung planum mastoid, di
belakang angulus mandibula, medial dari ujung bagian atas M. Sternokleidomastoideus bisa
unilateral dan bilateral.
4. Gejala karena metastasis melalui aliran darah meskipun jarang, akan menyebabkan metastasi
jauh yaitu ke hati, paru – paru, ginjal, limpa, tulang dan sebagainya.
D. Diagnosis
Diagnosis karsinoma nasofaring ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang ditemukan, baik
gejala dini maupun lanjut. Pemeriksaan rinoskopi anterior dan posterior menunjukkan tumor
pada nasofaring. Selanjutnya untuk menentukan jenis tumor perlu dilakukan biopsy dan
pemeriksaa patologi. Foto rontgen kepala dan CT-scan jika perlu dibuat untuk melihat metastase
ke intracranial.
![Page 6: KARSINOMA NASOFARING](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082417/55cf9ba7550346d033a6dfde/html5/thumbnails/6.jpg)
E. Terapi
Radioterapi masih merupakan pengobatan utama dan ditekankan pada penggunaan megavoltage
dan pengaturan dengan computer. Pengobatan tambahan yang diberikan dapat berupa diseksi
leher, pemberian tetrasiklin, faktor transfer, interferon, kemoterapi, seroterapi, vaksin dan anti
virus.
Semua pengobatan tambahan ini masih dalam pengembangan, sedangkan kemoterapi masih tetap
terbaik sebagai terpai adjuvant (tambahan). Bebagai macam kombinasi diebangkan, yang trbaik
sampai saat ini adalah kombinasi dengan Cis-platinum sebagai inti.
Pemberian adjuvant kemoterapi Cis-platinum, bleomycin dan 5-fluorouracil saat ini sedang
dikembangkan dengan hasil sementara yang cukup memuaskan. Demikian pula telah dilakukan
penelitian pemberian kemoterapi praradiasi dengan epirubicin dan cis-platinum, meskipun ada
efek samping yang cukup berat, tetapi memberikan harapan kesembuhan yang lebih baik.
Kombinasi kemoterapi dengan mitomycin C dan 5-fluorouracil oral setiap hari sebelum
diberikan radiasi yang bersifat radiosensitizer memperlihatkan hasil yang memberi harapan akan
kesembuhan total pasien karsinoma nasofaring.
Pengobatan pembedahan diseksi leher radikal dilakukan terhadap benjolan di leher yang tidak
menghilang pada penyinaran (residu) atau timbul kembali setelah penyinaran selesai, tetapi
dengan syarat tumor induknya sudah hilang yang dibuktikan dengan pemeriksaan radiologi dan
serologi. Operasi tumor induk sisa (residu) atau kambuh (residif) diindikasikan, tetapi sering
timbul komplikasi yang berat akibat operasi.
F. Perawatan
Perhatian pertama harus diberikan pada pasien dengan pengobatan radiasi. Mulut rasa kering
disebakan oleh keusakan kelenjar liur mayor maupun minor sewaktu penyinaran. Tidak banyak
yang dilakukan selain menasihatkan pasien untuk makan dengan banyak kuah, membawa
minuman kemanapun pergi dan mencoba memakan dan mengunyah bahan yang rasa asam
sehingga merangsang keluarnya air liur. Gangguan lain adalah mukositis rongga mulut karena
jamur, rasa kaku di daerah leher karena fibrosis jaringan akibat penyinaran, sakit kepala,
kehilangan nafsu makan dan kadang-kadang muntah atau rasa mual.
Kesulitan yang timbul pada perawatan pasien pasca pengobatan lengkap dimana tumor tetap ada
(residu) akan kambuh kembali (residif). Dapat pula timbul metastasis jauh pasca pengobatan
![Page 7: KARSINOMA NASOFARING](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082417/55cf9ba7550346d033a6dfde/html5/thumbnails/7.jpg)
seperti ke tulang, paru, hati, otak. Pada kedua keadaan tersebut diatastidak banyak tindakan
medis yang dapat diberikan selain pengobatan simtomatis untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien. Paisen akhirnya meninggal dalam keadaan umum yang buruk , perdarahan dari hidung
dan nasofaring yang tidak dapat dihentikan dan terganggunya fungsi alat-lata vital akibat
metastasis tumor.
![Page 8: KARSINOMA NASOFARING](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082417/55cf9ba7550346d033a6dfde/html5/thumbnails/8.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Harrison. 1999. Prinsip – Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC.
Herawati, Sri & Rukmini, Sri. 2004. Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok. Jakarta : EGC.