kd v_anatomi dan fisiologi sistem perkemihan
DESCRIPTION
dea_EKSTENSI14 UITRANSCRIPT
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN
Oleh Klp. V :
Agustina Modok
Dea Nanda Arshani M.
Dhining Ayu Oktavia
M. Dwi Anggara
OUTLINE
●Struktur anatomi sistem perkemihan.●Peredaran darah/sirkulasi sistem perkemihan.●Persyarafan sistem perkemihan.●Jelaskan fungsi perkemihan dalam mempertahankan
homeostasis.●Proses pembentukan urin.●Karakteristik urin normal.
Anatomi Ginjal
LetakGinjal terletak secara retroperitoneal, pada bagian posterior abdomen, pada kedua sisi kolumna vertebra dan terletak antara vertebra toraks keduabelas dan lumbal ketiga. Ginjal kiri biasanya terletak sedikit lebih tinggi dari ginjal kanan karena letak hatiUkuranGinjal orang dewasa secara rata-rata memiliki panjang 11 cm, lebar 5-7,5 cm, dan ketebalan 2,5 cm
Hal yang menahan ginjal tetap pada posisinya di belakang peritoneum parietal adalah sebuah
massa lemak peritoneum (kapsul adiposa) dan jaringan penghubung yang disebut fasia gerota
(subserosa)
• hsbxhksbkhsbc
Anatomi Ginjal
Tiap ginjal dibagi menjadi tiga bagian utama, korteks, medulla, dan pelvis
(Sloane, 2004; Tortora & Derrickson, 2012) .
a. Korteks (bagian luar)
Di dalamnya terdapat jutaan nefron Nefron terdiri dari glomerulus yang
diselubungi kapsula bowman dan tubulus (saluran) yang terdiri dari tubulus
kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
b. Medulla (sumsum ginjal)
Terdiri dari beberapa badan berbentuk kerucut (piramida). Di sini terdapat
lengkung henle yang menghubungkan tubulus kontortus proksimal dan tubulus
kontortus distal.
c. Pelvis renalis (rongga ginjal)
Pelvis ginjal merupakan struktur berongga yang berfungsi
untuk mengumpulkan urine yang terletak di bagian dalam sisi
medial di pusat kedua ginjal yang akan dialirkan menuju
kandung kemih melalui ureter dan dikeluarkan dari tubuh
melalui uretra
• Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang merentang sampai kandung kemih. Panjang ureter anatara 25–30 cm dan berdiameter 4 – 6 mm.
• Dinding ureter terdiri dari tiga lapisan jaringan, jaringan terluar adalah lapisan fibrosa, ditengah adalah muskularis longitudinal ke arah dalam dan otot polos ke arah luar, dan lapisan terdalam adalah epitelium mukosa yang mensekresi selaput mucus pelindung.
• Lapisan otot memiliki aktivitas peristaltic intrinsic
Anatomi Ureter
• Vesica urinaria atau disebut kandung kemih adalah organ muscular berongga yang berfungsi sebagai kontainer penyimpanan urine.
• Lokasi kandung kemih pada pria terletak tepat dibelakang simfisis pubis dan di depan rectum. Pada perempuan, organ ini terletak agak dibawah uterus di depan vagina.
• Ukuran organ ini sebesar kacang kenari dan terletak di pelvis saat kosong, organ berbentuk seperti buah pir dan mencapai umbilicus dalam rongga abdominopelvis jika penuh terisi urine. Struktur kandung kemih ditopang dalam rongga pelvis dengan lipatan-lipatan peritoneum dan kondesasi fasia (Sloane, 2004).
Anatomi Vesica Urinaria (Kandung Kemih)
• Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuangan baik pada sistem kemih atau eksresi dan sistem seksual. Pada pria berfungsi juga sebagai saluran pengeluaran air mani.
Anatomi Uretra
• Pada laki-laki uretra berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis.
• Panjangnya ± 20 cm. • Uretra pada laki-laki terdiri dari: Uretra prostatica, Uretra membranosa, Uretra
kavernosa. • Lapisan uretra laki-laki terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa. • Uretra mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria sampai orifisium
eksterna. • Pada penis panjangnya 17,5-20 cm
Anatomi Uretra Laki-laki
Bagian-bagian Uretra Laki-laki
• Uretra prostatika merupakan saluran terlebar panjangnya 3 cm, berjalan hampir vertikulum melalui glandula prostat , mulai dari basis sampai ke apaks dan lebih dekat ke permukaan anterior.
• Uretra pars membranosa ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara apaks glandula prostata dan bulbus uretra. Pars membranesea menembus diagfragma urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, di belakang simfisis pubis.
• Uretra pars kavernosa merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars membranasea sampai ke orifisium dari diafragma urogenitalis.
• Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah atas, panjangnya ± 3-4 cm.
• lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
• Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. • uretra ini menembus fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna
langsung di depan permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. • Glandula uretra bermuara ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah
glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi
Anatomi Uretra Wanita
SIRKULASI SISTEM PERKEMIHAN
Setelah proses filtrasi di glomerulus, darah
akan meninggalkan glomerulus dan mengalir
ke dalam arteriola eferen, kemudian masuk
ke dalam susunan kapiler kedua, yaitu kapiler
peritubulus yang mengitari tubulus. Pada
nefron jukstamedularis kapiler peritulus
panjang yang turun ke medula disebut vasa
rekta. Akhirnya kapiler renalis bergabung
membentuk venula dan vena kecil yang
membawa darah keluar dari ginjal menuju
vena renalis (Silverthorn, 2013).
PERSARAFAN SISTEM PERKEMIHAN(WEIN, 2002)
● Persarafan pada ginjal : Saraf preganglionik simpatis berasal dari toraks kedelapan melalui segmen tulang belakang lumbar pertama dan kemudian berjalan ke celiac dan ganglia aorticorenal.
● Persarafan pada ureter : Pada dasarnya, peristaltik ureter yang normal tidak memerlukan masukan dari saraf otonom, melainkan berasal dan disebarkan dari pacemaker otot polos intrinsik yang terletak di kaliks minor dari sistem pengumpul ginjal.
● Persarafan pada kandung kemih : Serat aferen otonom keluar dari bagian anterior dari pleksus panggul (pleksus vesikalis) melewatkan ligamen lateral dan posterior untuk mensarafi kandung kemih.
HOMEOSTASIS
Pemeliharaan lingkungan internal yang relatif stabil (Sherwood, 2012).
“Ginjal merupakan organ utama dalam sistem perkemihan. Ginjal berperan lebih besar dalam homeostasis dibandingkan dengan organ lain. ”
Ginjal berperan dalam homeostasis melalui cara-cara spesifik berikut :
Fungsi regulasi Fungsi ekskresi Fungsi hormon Fungsi metabolik
Fungsi Regulasi
Mengatur komposisi elektrolit, volume, osmolaritas, konsentrasi, dan pH lingkungan internal. Ginjal melaksanakan fungsi regulatorik ini dengan mengeluarkan bahanbahan yang tidak diperlukan tubuh, misalnya zat sisa metabolik dan kelebihan garam atau air yang masuk, sembari menahan bahanbahan yang bermanfaat.
Fungsi Ekskresi
Ginjal mengeluarkan semua produk sisa metabolisme tubuh kecuali karbondioksida yang dikeluarkan oleh sistem pernapasan.
Fungsi Hormon
Ginjal menghasilkan eritropoietin, hormon yang merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah. Efek ini berperan dalam homeostasis dengan membantu mempertahankan kandungan optimal oksigen darah. Lebih dari 98% oksigen di darah terikat ke hemoglobin di dalam sel darah merah.
Ginjal juga menghasilkan renin, hormon yang memicu jalur renin-angiotensin-aldosteron untuk mengontrol reabsorpsi Na+ di tubulus ginjal yang penting dalam pemeliharaan jangka panjang volume plasma dan tekanan darah arteri.
Fungsi Metabolik
Ginjal membantu mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya. Vitamin D esensial untuk menyerap Ca2+ dari saluran cerna. Kalsium sebaliknya memiliki beragam fungsi homeostatik.
Karakteristik Urin Normal
• Jumlah output harian 1.5 liter.
• Warna kuning
• Jernih dan tidak keruh
• Bau khas amoniak
• Tingkat gravitasi spesifik/ BJ urine (1.003 sampai 1.030)
• pH 6.5 atau dapat juga antara 5–7.5
9/16/15
Sumber :
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (J. Mulyanto, Yudhistira, A. P. Tunggono, N. H. Setiyawan, R. Martanti, Natalia, Y. Wibowo, L. Rujito, E. Sulistyoningrum & S. Candrawati, Trans. 8 ed.). Singapore: Elsevier.
Saladin. (2003). Anatomy and physiology: the unity of form and function. (3rd ed.). The McGraw-Hill Companies.
Sloane, E. (2004). Anatomi dan Fisiologi: Untuk Pemula (Widyastuti, Trans.). Jakarta: EGC.
Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). Principles of Anatomy & Physiology (13 ed.).
USA: John Wiley & Son, Inc.
9/16/15
Despopoulos, A., Silbernagl, S. (2003). Color atlas of physiology. New York :
Thieme
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. (2014). Medical
surgical nursing : assessment and management of clinical problem. St. Louis,
Missouri : Elsevier Mosby
O’Callaghan, C. A. (2009). At a glance sistem ginjal. (dr. Elizabeth Yasmine :
Penerjemah). Jakarta : Erlangga
Wein, A J.., Kavoussi, L. R. (2002). Campbell-Walsh urology. 9th Ed. Vol. 1. St.
Louis, Missouri : Elsevier Mosby
9/16/15
Mader, Sylvia S. (2012). Human Biology. 12th Ed. New York : Yhe McGraw-Hill Companies Inc.
Sherwood, Lauralee. (2012). Human Physiology : From Cells to Systems.
6th Ed. Singapore : Cengage Learning.
Sherwood, Lauralee. (2012). Fundamentals of Human Physiology. 4th Ed.
USA : Cengage Learning.
9/16/15
Silverthorn, D. U. (2013). Human physiology : An integrated approach, 6th Ed.
(Alih bahasa : Staf pengajar departemen fisiologi kedokteran FKUI). Jakarta :
EGC
Pramanik. D. (2007). Principles of physiology, 2nd Ed. Kolkata : B. K. Dhur of
Academic Publisher
Mundt, L. A. & Shanahan, K. (2011). Graff’s textbook of routine urinalysis and
body fluids, 2nd Ed. New York : Lippincott Williams & Wilkins
Jones, B. D. (2015). Comprehensive medical terminology, 5th Ed. USA :
Cengange Learning
TERIMAKASIH^_^