kebutuhan data rfmo
TRANSCRIPT
Syahril Abd Raup, S.T, M.Si
Koordinator Kelompok Pemantauan dan Analisis PSDI
Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
©2020
Kebutuhan Data RFMO
2
1 Dukungan Data RFMO
3
Dasar Hukum : Tuna dan Sejenisnya Wajib Dimanfaatkan Mengikuti Aturan Internasional
• UNCLOS 1982 (Pasal 64), diratifikasi oleh UU No. 17/1984
• UNIA 1995 (Pasal 17: Ayat 2), diratifikasi oleh UU No. 21/2009
• UU Perikanan 30/2004 diubah oleh UU 45/2009 (Pasal 10 Ayat 2)
ATURAN DASAR
Menekankan bahwa pemanfaatan dan konservasi tuna di wilayah ZEE dan Laut Lepas harus dilakukan melalui kerjasama internasional (RFMO)
Negara bukan anggota RFMO tidak boleh memanfaatkan tuna dan sejenisnya sebagaimana diatur oleh Resolusi atau CMM RFMO
Menggaris bawahi agar Indonesia berpartisipasi aktif pada kerjasama internasional (termasuk RFMO)
• Dasar Operasional di RFMO
IOTC Perpres No. 9/2007, tgl. 5 Maret 2007 CCSBT Perpres No. 109/2007, tgl. 6 Des 2007 WCPFC Perpres No. 61/2013, tgl. 28 Agst 2013 Persetujuan IAATC sbg CNM, mulai Juni 2013, harus
diperbaharui setiap tahun
• Kepmen KP No. 107/2015
• Permen KP No. 30/2012 jo. 26/2013 jo. 26/2015
ATURAN PELAKSANA
Tuna, Skipjack and Neritic Tuna Fishery Management Plan: arah dan panduan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam melakukan pengelolaan pemanfaatan dan konservasi stok tuna, cakalang dan tongkol (revisi setiap 5 tahunan)
Mengatur tentang Usaha Penangkapan Ikan (Perizinan, DSS: Semua Hasil Tangkapan wajib didaratkan di Pelabuhan
• CCRF, FAO 1995
Ayat 3 in Relation with other Int. Instrument: ( ayat 3.2) pengelolaan dan pemanfaatan stok tuna harus konsisten dg UNCLOS 1982 General Principles: Ayat 6.2: Negara harus menjamin keberlanjutan stok dari ekosistem yg sama
• Permen KP No. 12/2012
Mengatur usaha penangkapan ikan di Laut Lepas
• Permen KP No. 26/2014
Pengaturan tentang Rumpon
• Permen KP terkait lainnya, a.l.:
Permen KP yg mengatur ttg VMS Permen KP yg mengatur ttg Logbook Permen KP yg mengantur ttg Observer on Board Moratorium di Laut Banda Pelarangan Transhipment
Pemerintah Indonesia telah meratifikasi dan
mengadopsi aturan Internasional kedalam hukum nasional terkait dengan Pemanfaatan Tuna dan Sejenisnya
4
Status Keanggotaan Indonesia di RFMOs
Indian Ocean Tuna Commission (IOTC)
Status keanggotaan: Anggota Penuh, Ratifikasi Konvensi IOTC melalui Perpres. No 9/2007, tanggal 5 Maret 2007 Negara Anggota Penuh/Contracting Party: 31 Negara Australia, China, Comoros, Eritrea, European Union, France, India, Indonesia, Iran, Japan, Kenya, Korea, Madagascar, Malaysia, Maldives, Mauritius, Mozambique, Oman, Pakistan, Philippines, Seychelles, Sierra Leone, Somalia, Sri Lanka, South Africa, Sudan, Tanzania, Thailand, United Kingdom, Yemen, Bangladesh Anggota Tidak Penuh/Cooperating Non-Contracting Parties: 2 Negara Liberia, Senegal
Archipelagic Tuna (WPP 713, 714, 715)
Western Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC)
Status Keanggotaan: Anggota Penuh, Ratifikasi Agrrement melalui Perpres No 61/2013, tanggal 28 Agustus 2013 Negara Anggota: 26 Negara Australia, China, Canada, Cook Islands, European Union, Federated States of Micronesia, Fiji, France, Indonesia, Japan, Kiribati, Republic of Korea, Republic of Marshall Islands, Nauru, New Zealand, Niue, Palau, Papua New Guinea, Philippines, Samoa, Solomon Islands, Chinese Taipei, Tonga, Tuvalu, United States of America, Vanuatu Participating Territories: 7 Teritori American Samoa, Commonwealth of the Northern Mariana Islands, French Polynesia, Guam, New Caledonia, Tokelau, Wallis and Futuna Anggota Tidak Penuh/Cooperating Non-Members: 7 Negara Ecuador, El Salvador, Mexico, Panama, Liberia, Thailand, Vietnam
Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT)
Status Keanggotaan: Anggota Penuh Ratifikai melalui Perpres No 109/2007 Tanggal 6 Desember 2007 Negara Anggota: 8 Negara Australia, the European Union, the Fishing Entity of Taiwan, Indonesia, Japan, Republic of Korea, New Zealand and South Africa
Inter-Atlantic Tropical Tuna Commission (IATTC)
Negara Anggota: 21 Negara Cooperating Non-Members: 4 Negara termasuk Indonesia sejak Juni 2013 (status keanggotaan harus diperbaharui setiap tahun)
5
Gambaran Kondisi Pemanfaatn Tuna di Wilayah RFMOs Saat Ini
Total quota SBT 2018: 1.023 ton Hasil Tangkapan 2018: 1.087 ton
Jumlah Kapal di P Teritorial & ZEE (4 Nov 2019): Pusat : 1.327 unit (beroperasi di ZEE) Daerah : 683.448 unit (One Data Tahun 2018) Jumlah Kapal terdaftar di IOTC: 424 unit Status Stok: Fully Exploited, YFT over kuota Peluang Investasi: • Peningkatan Ekspor : 30.000 Ton • Nilai: 2,4 Trilyun Rupiah, (Rp. 80 Rb/Kg) • Catatan: Ekspor saat saat ini < 20% Total Produksi
nasional
Jumlah Kapal Terdaftar di CCSBT: 167 unit Peluang Investasi: • Peningkatan Kuota di 2021: 500-1.000 ton dari 3.000 ton
yang akan didistribusikan pada tahun 2020 • Nilai 50-100 Milyar Rupiah (Rp. 100.000/kg)
Rata-rata Hasil Tankapan 2005-2018: 157.723 Ton
Hasil Tangkapan 2018: 149.942 Ton
WPP-NRI : 571, 572 & 573
Jumlah Kapal di P. Teritorial & ZEE (4 Nov 2019): Pusat : 116 unit (beroperasi di ZEE) Daerah : 33.273 unit (One Data Tahun 2018) Jumlah Kapal Terdaftar di WCPFC: 22 unit Status Stok: Peluang tangkapan Indonesia di Laut Lepas belum termanfaatkan
Peluang Investasi: • Penangkapan Tuna di Laut Lepas : 13.000 Ton (4.500 ton BET, 5.000 ton YFT, 3.500 ton ALB) • Nilai: 1,04 Trilyun Rupiah, (Rp. 80 Rb/Kg) • Penambahan Armada Kapal Longline: 30 Kapal size 200 GT atau 10
Kapal size 700 GT
Rata-rata Hasil Tangkapan 2005-2018: 111.558 Ton
Western Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC)
Archipelagic Tuna (WPP 713, 714, 715)
Rata-rata Hasil Tangkapan 2005-2018: 298.586 Ton Hasil Tangkapan 2018: 398.353 Ton Jumlah Kapal di P. Teritorial & ZEE (4 Nov 2019) : Pusat : 439 unit (beroperasi di ZEE) Daerah : 304.383 unit (One Data Tahun 2018) Status Stok: Jumlah Hasil Tangkapan Sedikit di atas Limit Reference Point (Fully Exploited)
Peluang Investasi: • Peningkatan Ekspor : 50.000 Ton • Nilai: 4 Trilyun Rupiah, (Rp. 80 Rb/Kg)
• Perlu Strategi Peningkatan Nilai & Kualitas Hasil Tangkapan Nelayan, khususnya Skala Kecil (60-70% total tangkapan)
Indian Ocean Tuna Commission (IOTC)
CCSBT Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT)
WPP-NRI: 716 & 717
IOTC
6
Tingkat Kepatuhan Indonesia di RFMO
TAHUN NILAI
KEPATUHAN
2016 68 %
2017 73 %
2018 77 %
CCSBT WCPFC
Status kepatuhan Indonesia yaitu sekitar 80% aturan telah dipatuhi (compliant)
Hal ini berdasarkan hasil pertemuan Finalisasi Compliance Monitoring Report (CMR) oleh TCC15 pada tahun 2019
Indonesia telah memenuhi 26 CMMs dari 36 CMMs yang berlaku di WCPFC
Status kepatuhan Indonesia yaitu sekitar 80% aturan telah dipatuhi (compliant)
Hal ini berdasarkan hasil
pertemuan Compliance Committee pada tahun 2019
Salah satu capaian kepatuhan
yaitu Indonesia telah menerapkan sistem aplikasi CDS secara elektronik
Sumber : IOTC-2019-CoC16-11 [E]
Isu kepatuhan terkait data yang dihadapi Indonesia yaitu data operasional penangkapan ERS; komposisi
ukuran hasil tangkapan; catch and effort; catch estimate; pemisahan hasil tangkapan dari perairan kepulauan, laut
teritorial, ZEEI, dan laut lepas yang belum semuanya dapat dilaporkan serta observer coverage yang masih rendah
7
Arah dan Fokus Kebijakan Pengelolaan Perikanan TCT
Perbaikan Data Tuna, (Monitoring dan Pelaporan) • ONE DATA: Integrasi Seluruh Data dalam 1
Database KKP • Peningkatan Jumlah & Validitas Logbook • Peningkatan pelaksanaan E-Logbook • Peningkatan Observer on board Coverage • Pelaporan ke RFMOs untuk TCT (CDS, E-
Monitoring and E-Reporting) • Data Sharing System • eBRPL (Pusriskan) • eMITRA SDI (LSM dan Asosiasi)
Cara Penangkapan Ikan yang Baik (CPIB) & Proses Serifikasi (Catch Certification) • Implementasi CPIB (400
kapal/tahun) • Wajib CDS untuk seluruh
SBT yang tertangkap (No CDS = No Trade)
• Implementasi STELINA • Fisheries Improvement
Program (FIP), a.l. untuk memperoleh sertifikat MSC
• Fair Trade (Kapal < 10 GT)
Implementasi Harvest Strategy untuk tuna di P. Kepulauan • Penyusunan & Implementasi
Framework for Harvest Strategy for Tropical Tuna in Archipelagic Waters (Trial Target Reference Point, Data Monitoring, Operating Models, Management Procedure and Harvest Control Rules)
Pengendalian Rumpon (FAD) • Revisi Permen KP ttg
Rumpon • Penertiban Penempatan
Rumpon (FAD)
Perbaikan Sistem Pendaftaran Kapal • Pengembangan database kapal tuna
melalui Database of Indonesian Vessels Authorised to Fish for Tuna (DIVA-TUNA)
Implementasi RPP Tuna Cakalang dan Tongkol (TCT) • Penyusunan &
Implementasi RPP TCT 2020-2024
Partisipasi Indonesia dalam forum Internasional • Penyelenggaraan Bali Tuna
Conference (BTC) dan International Coastal Tuna Bussiness Forum (ICTBF)
• Menghadiri pertemuan rutin RFMO
Pemanfaatan Peluang Penangkapan Ikan Tuna di ZEE dan Laut Lepas
8
2 Kewajiban Penyampaian Data ke RFMO
Res 18/01
PS Served by Supply Vessel
Res 10/08, 14/05, 19/07
1.List of Active Vessel
2.List of Foreign Vessel Licensed in EEZ
3.Particular of Charter Agreement
Res 18/03
List of IUU Vessel
Questionnaire on COMPLIANCE.
Res 01/06
2nd Semester Report – BET Import
Report of IMPLEMENTATION.
Res 18/03
Comment and Info IUU Listed Vessel
Res 12/04, 12/06, 13/04, 13/05. 15/01, 15/02, 15/03, 17/05, 18/05, 18/08 Marine Turtles
Seabirds
Cetacean
Whale Sharks
Catch Data
Catch Data of Billfishes
Data on FAD Fisheries
9
IOTC Timeline
Data Submission and Reporting to IOTC
Res 05/03
List of Foreign Fishing Vessels Landing in Port
Res 18/06
List of LSTLVs
Res 01/06
1st Semester Report – BET Import
SCIENTIFIC REPORT
NATIONAL SCIENTIFIC REPORT
Res 15/02
Final Fisheries Statistic for LL
10
IOTC Timeline
Data Submission and Reporting to IOTC
11
CCSBT Timeline
Maret
ERS National Report
April
Age and Size Composition
Raised Total Catch
Number of Boat Fishing by Fleet and Gear
Recreational Catch
July
1.Catch and Effort
2.Non Retained Catch
3.ERS data
Agustus
Scientific National Report
September
Compliance Report
Data Submission and Reporting to CCSBT
12
WCPFC Timeline
April
Scientific Data Provision (late April)
Juni
1.Fished/Not Fished - Record of Fishing Vessel A Year Prior (before July)
Juli
Annual Report Part 1 (30 days before SC on August):
https://www.wcpfc.int/doc/sc-01/annual-report-commission-part-1-information-fisheries-research-and-statistics-revised
Annual Report Part 2: https://intra.wcpfc.int
Data Submission and Reporting to WCPFC
13
Data ke RFMO
TIPE DATA
1. Estimasi Hasil Tangkapan
2. Jumlah kapal aktif
3. Data operasional Catch & Effort
4. Data agregat Catch & Effort
5. Data komposisi ukuran hasil tangkapan
*Data mencakup per spesies dan per alat tangkap
PENGGUNAAN DATA OLEH
RFMO (SCIENTIFIC COMMITTEE
• Menentukan status stok ikan yang dikelola RFMO, dan
• Menyediakan rekomendasi ilmiah kepada negara anggota RFMO untuk pengelolaan stok ikan yang dikelola RFMO
14
Mekanisme Pelaporan Data ke RFMO
RFMO (IOTC, CCSBT, WCPFC) RFMO (IOTC, CCSBT, WCPFC)
ONE DATA
(PUSDATIN)
ONE DATA
(PUSDATIN)
DJPT
(SUBDIT ZEEI & LL, DIT PSDI)
DJPT
(SUBDIT ZEEI & LL, DIT PSDI)
PUSRISKAN /
BRPL & BBRSE
PUSRISKAN /
BRPL & BBRSE
SUBDIT PAPSDI
(LOG BOOK &
OBSERVER)
PSDKP
(VMS)
PSDKP
(VMS)
PRL
(Ecologically Related
Species)
PRL
(Ecologically Related
Species)
PDSDKP /
EXPORT-IMPORT
PDSDKP /
EXPORT-IMPORT
MITRA SDI
WWF, MDI, TNC,
ASOSIAI DLL...
MITRA SDI
WWF, MDI, TNC,
ASOSIAI DLL...
DIT PP
(DATA LANDING)
DIT PP
(DATA LANDING)
DIT PDK
(PERIZINAN)
DIT PDK
(PERIZINAN)
KEBUTUHAN DATA
RFMO
TERSTANDARD
& TERVALIDASI
3 Data Logbook Penangkapan Ikan
16
Logbook Penangkapan Ikan
• Laporan harian (daily report) tertulis nakhoda mengenai kegiatan penangkapan ikan.
• Logbook merupakan landing declaration dari nakhoda, atau surat pernyataan nakhoda mengenai aktivitas penangkapan dan hasil tangkapan ikan di laut yang didaratkan di pelabuhan perikanan.
Hasil tangkapan utama (main target)
Hasil tangkapan yang dibuang (discard)
Hasil tangkapan sampingan (by catch) Ecological
Related Species (ERS) Koordinat daerah
penangkapan (Fishing
Ground by area)
Data Hook Rate and CPUE
Jenis alat penangkapan ikan (by gear type)
Perkembangan Logbook Penangkapan Ikan
17
Sistem Logbook
Penangkapan Ikan
(SILOPI) dalam
proses pembangunan
Ujicoba Penggunaan LBPI,
1. menggunakan Form
Kertas;
2. proses input kedalam
SILOPI dilakukan secara
manual oleh operator di
pelabuhan;
3. 1.140 Unit Kapal
menyampaikan data LBPI
Penerapan LBPI mengalami
peningkatan di setiap tahunnya dengan
uraian sebagai berikut,
1. 3.272 Unit Kapal di Tahun 2013;
2. 3.730 Unit Kapal di Tahun 2014;
3. 3.909 Unit Kapal di Tahun 2015;
4. 4.231 Unit Kapal di Tahun 2016;
5. 3.917 Unit Kapal di Tahun 2017.
Evaluasi pelaksanaan LBPI:
1. Kuantitas dan kualitas data
perlu diperbaiki;
2. Nelayan mengalami kesulitan
dalam melaporkan data LBPI;
3. Operator di Pelabuhan
kesulitan untuk menginput data
ke dalam SILOPI.
Proses transformasi eLogbook
dan diimplementasikan pada bulan
November 2018 serta Revisi Juknis
LBPI (Perdirjen PT Nomor 11/2018)
5.852 Unit Kapal menyampaikan data LBPI
(didominasi melalui eLogbook);
Proses Revisi Permen KP Nomor 48/2014 ttg
Logbook Penangkapan Ikan
5.993 Unit Kapal
menyampaikan data
LBPI per Triwulan III
18
Tahapan Perbaikan Logbook Penangkapan Ikan
Membentuk tim pokja logbook
penangkapan ikan
Menyusun Naskah/Kajian
Akademik Logbook
Menyusun dan menetapkan juknis
Logbook
Pelaksanaan Perbaikan sistem logbook perikanan
Menerapkan sistem reward dan punishment kepada syahbandar/pelabuhan
perikanan dalam penerapan logbook
Rekomendasi pembekuan/penca
butan SIPI bagi kapal yang tidak
menerapkan/menyampaikan logbook
Penambahan jumlah pelabuhan yang
terkoneksi dengan Sistem SILOPI
Penyempurnaan aplikasi SILOPI, selama ini walaupun logbook tdk di isi dgn lengkap
tetap dapat terkirim, dlm penyempurnaan nantinya hanya logbook yg terisi
lengkap yg dapat terkirim datanya
Pelatihan untuk petugas entry dan verifikasi
logbook di pelabuhan
Sosialisasi pengisian
logbook kepada nelayan/pelaku
usaha
Kerjasama dgn NGO/LSM dlm
kegiatan pendampingan logbook kepada nelayan kecil (<10 GT) dan ujicoba penerapan e-logbook
Analisis logbook dan perumusan
kebijakan per WPP
Re-Design
Logbook
Penangkapan
Ikan
19
Review Implementasi Permen KP 48/2014 :
1. Logbook Wajib Diserahkan oleh nakhoda
pada Saat Kapal mendarat; dan
2. Sanksi terhadap Kapal yang tidak
menyerahkan Logbook Penangkapan Ikan
(Untuk Meningkatkan Kepatuhan)
1. Validasi akurasi data logbok dengan
menggunakan APLIKASI Database
Sharing System; dan
2. Penempatan Observer untuk
Memvalidasi Akurasi Data Logbook
Penangkapan.
1. Logbook = Data Pendaratan Ikan = Data LKU/LKP;
2. Penyempurnaan silopi dan pelaksanaan e-logbook;
3. Dukungan pelaksanaan logbook untuk pelaksanaan
Perdirjen PT No. 1/PER-DJPT/2016 (Kapal Penyangga);
dan
4. Peningkatan tingkat kepatuhan terhadap aturan RFMO
(Pelaporan Data ke RFMO).
20
Mengapa Sampai pada eLogbook Penangkapan Ikan
Menghabiskan banyak kertas, karena pengumpulan data yang masih bersifat manual;
Penyampaian data log book yang tidak langsung pada saat operasi penangkapan, dikarenakan masih menggunakan kertas;
Kepatuhan nelayan/pelaku usaha yang masih rendah;
Data yang disampaikan belum tersaji secara akurat dan objektif;
Format laporan logbook untuk nelayan kecil yang tidak sederhana; dan
Belum adanya mekanisme verifikasi dan validasi data log bok yang mudah dan cepat.
Konsep eLogbook Penangkapan Ikan
a. Identitas Registrasi Kapal;
b. Statistik perjalanan kapal; dan
c. Informasi rekap data tangkapan.
a. Daftar data tangkapan yang telah dientry
(dan status pelaporan / upload); dan
b. Data tangkapan dilengkapi informasi waktu
& koordinat lokasi entry data.
Input data tangkapan :
a. Nelayan memilih waktu tangkap (dalam 21 jam
terakhir) yang akan dimasukkan datanya;
b. Pilihan waktu tangkap dideteksi secara otomatis
oleh sistem bila kapal berhenti >15 menit; dan
c. Nelayan memasukkan data tangkapan (kilogram &
jumlah ekor) untuk setiap jenis ikan.
a. Zoom peta : 1 (paling sempit), 2 (default),
3, 4 (paling luas);
b. Mode Navigasi menampilkan fishing
ground; dan
c. Mode History menampilkan lokasi tangkap
dan tracking pergerakan kapal.
22
Alur Proses Logbook Penangkapan Ikan
23
Kelebihan eLogbook Penangkapan Ikan
24
Aktivasi Elektronik Logbook Penangkapan Ikan
60 Lokasi
Pelabuhan
Perikanan
9.433 Unit Kapal Penangkap
Ikan telah Mengaktivasi
25
219 266 260 174 343 422
208 242 423 518
641
1114
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
Jan Feb Maret April Mei Jun
Perbandingan Pelaporan LBPI melalui e-Logbook dan Manual Semester I Tahun 2020
Manual e-Logbook
Belum validasi, 4.22%
Kepatuhan, 76.32%
Pelanggaran, 19.46%
Komposisi Kepatuhan Data LBPI Semester I Tahun 2020
Pelaksanaan Logbook Penangkapan Ikan Semester 1 (2020)
Catatan: Data dengan tingkat kepatuhan tinggi menjadi
standar untuk dapat dianalisa lebih lanjut
25 Jenis Alat
PenangkapIkan
4.830 Unit Kapal
Penangkap Ikan
26
Analisa Data LBPI Kapal Long Line_ATLI Semester I Tahun 2020
100 trip yang dilaporkan
91 trip valid 78 trip melakukan
penangkapan di Tahun 2020
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Tuna Sir ip Biru Selatan
Tuna Sir ip Kuning
Albakora
Hiu
Tuna Mata Besar
Ikan Pedang
Setuhuk Biru
Ikan Setan
Gindara
Opah
Layaran
Setuhuk Hitam
Tenggiri
Ikan lainnya
Persentase Berat
Komposisi Hasil Tangkapan
0.00% 0.10% 0.20% 0.30% 0.40% 0.50% 0.60%
Setuhuk Loreng
Lemadang
Bawal
Cakalang
Barakuda
Kuwe
Ikan Lainnya
Cucut
Persentase Berat
Komposisi Ikan Lainnya
27
Analisa Data LBPI Kapal Long Line_ATLI Semester I Tahun 2020
0.00
0.02
0.04
0.06
0.08
0.10
0.12
0.14
0.16
0.18
Jan Feb Mar Apr Mei
CP
UE
(kg/
Ho
ok)
CPUE SBT CPUE YFT
28
4 Pemantauan Observer di Atas Kapal Perikanan
29
Kegiatan Observer on Board
Pemantauan Observer di Atas Kapal Perikanan Dilakukan untuk:
1. Mencatat dan melaporkan kegiatan penangkapan serta verifikasi
posisi kapal.
2. Mengamati dan memperkirakan hasil tangkapan termasuk
komposisi hasil tangkapan dan memonitor discards, by-catches dan
size frequency.
3. Mencatat data dan informasi alat tangkap dan peralatan yang
dipergunakan oleh fishing master.
4. Mengumpulkan informasi dalam rangka melakukan crosscheck
dengan data yang terdapat dalam log book penangkapan ikan
(seperti jumlah dan komposisi jenis ikan, berat hasil tangkapan
yang diolah dan hidup, lokasi penangkapan, dll).
5. Melakukan pekerjaan ilmiah seperti pengumpulan sampel, jika
diminta oleh Komisi Ilmiah RFMO.
30
Kegiatan Observer on Board
Kewajiban Penempatan Observer Sesuai dengan PermenKP No.1/2013
1. Kapal penangkap ikan yang beroperasi di WPP-NRI (>30 GT):
a) Kelompok pancing (seperti longline)
b) Kelompok jaring lingkar (seperti purse seine), jaring angkat, dan jaring
insang.
2. Kapal pengangkut ikan yang beroperasi WPP-NRI (saat melakukan
pemindahan hasil tangkapan di laut).
Jumlah Observer
Observer Nasional Reguler = 70 Orang
Target Penempatan Observer Tahun 2020
20.000 Hari Layar dilakukan revisi menjadi 6.667 Hari Layar
31
Hasil Analisa Data Observer
WPPNRI 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
WPP 571 - 1 - - - 9 5 9
WPP 572 - 1 9 - 11 24 23 23
WPP 573 8 2 8 24 35 79 58
WPP 711 - 5 - - - 10 3 5
WPP 712 - - - - 1 5 10 39
WPP 713 - - - - - 1 6 12
WPP 714 - - - - 20 41 70 57
WPP 715 - 3 6 10 51 27 52 92
WPP 716 - 4 3 - 6 27 6 30
WPP 717 - 8 8 - 6 1 - 13
WPP 718 - 1 10 - 7 1 - 8
Laut Lepas 1 - 6 - 11 - - 1
JUMLAH 9 25 50 10 137 161 254 347
Rekapitulasi Penempatan Observer
32
Hasil Analisa Data Observer
No. Jenis Alat Tangkap Jumlah1 Cast Net 1
2 Gillnet 13
3 Handline 41
4 Longline 5
5 Pole and Line 49
6 Purse Seine 200
7 Troll Net 1
310Grand Total
Sebanyak 37 Unit Kapal Pengangkut Ikan telah dilakukan observasi, selain itu terdapat 310 Unit
Kapal Penangkap Ikan yang terdiri dari:
33
Hasil Analisa Data Observer
34
Sebaran Daerah Penangkapan Ikan
35
Sebaran Daerah Penangkapan Ikan
68%
16%
10%
2%
Purse Seine Pole and Line Handline Longline Tonda Bouke Ami Bagan Gillnet
Armada pukat cincin (purse seine) merupakan armada yang paling banyak diikuti observer dengan persentase
68%, selanjutnya armada huhate (pole and line) dengan persentase sebesar 16%, disusul handline 10% dan
armada rawai tuna (tuna longline) dengan persentase sebesar 2%, terakhir armada pancing tonda, bouke ami,
bagan perahu dan jaring insang (gillnets) dengan jumlah masing masing sebanyak 1%
36
Alat tangkap Lokasi Pemantauan (WPP) Jumlah
kapal
Total hari
layar
Jumlah
setting
Rawai tuna 573, 716 3 74 48
Pancing tonda 715 1 15 8
Pukat cincin 571, 572, 573, 712, 713,
714, 715, 716, 717, 718 111 872 413
Jaring insang 712 1 4 5
Huhate 573,714, 715, 716 26 288 317
Handline 572, 573, 715, 716, 718 17 78 106
Bagan perahu 712 1 5 16
Bouke ami 711 1 18 31
Jumlah 161 1354 944
Sebaran Daerah Penangkapan Ikan
37
Hasil Pengolahan Data Observer di WPP-NRI 572
ID (Nama
Kapal) Nama API GT Hari laut
Jumlah
setting Pelabuhan Keberangkatan
KP201904 Purse Seine 85 11 7 PPN Sibolga
KP201907 Purse Seine 30 3 3 PPS Lampulo
KP2019110 Purse Seine 19 1 1 PPS Lampulo
KP2019111 Purse Seine 48 12 6 PPS Lampulo
KP2019112 Purse Seine 19 2 1 PPS Lampulo
KP201926 Purse Seine 18 3 2 PPS Lampulo
KP201927 Purse Seine 23 3 3 PPS Lampulo
KP201951 Purse Seine 33 3 5 PPS Lampulo
KP201954 Purse Seine 30 4 2 PPS Lampulo
KP201962 Purse Seine 18 3 1 PPS Lampulo
KP201994 Purse Seine 96 19 9 PPN Sibolga
38
Hasil Pengolahan Data Observer di WPP-NRI 572
39
Hasil Pengolahan Data Observer di WPP-NRI 572
Nama lokal Famili Spesies Kode FAO
Albakora Scombridae Thunnus alalunga ALB
Madidihang Scombridae Thunnus albacares YFT
Tuna mata besar Scombridae Thunnus obesus BET
Cakalang Scombridae Katsuwonus pelamis SKJ
Tongkol krai Scombridae Auxis Thazard FRI
Tongkol komo Scombridae Euthynnus affinis KAW
Lemuru Clupeidae Sardinella spp SIX
Ikan kembung Scombridae Rastrelliger spp RAG
Layang Anggur Carangidae Decapterus kurroides DCK
layang benggol Carangidae Decapterus russelli RUS
Selar Kuning Carangidae Selaroides leptolepis TRY
Talang-talang Carangidae Scomberoides tala TAL
Tembang Clupeidae Sardinella spp SIX
Cumi-cumi Ommastrephidae Todarodes spp. UNK
Kurisi Nemipteridae Nemipterus japonicus NNJ
Swanggi Priacanthidae Priacanthus tayenus PQY
Ikan kacangan Carangidae Megalaspis cordyla HAS
Sunglir Carangidae Elagatis bipinnulata RRU
Lemadang Coryphaenidae Coryphaena hippurus DOL
Siro Clupeidae Amblygaster sirm CLUP
40
Hasil Pengolahan Data Observer di WPP-NRI 572
0 5 10 15 20 25 30 35 40
FRI
DCC
SKJ
BET
YFT
ALB
SIX
Cumi
RAX
CLUP
RRU
DCK
MSD
TRY
DOL
HAS
SDX
PQY
KAW
RUS
GBA
NNJ
Persentase (kg)
Sp
es
ies
ko
de
Tongkol Krai merupakan ikan paling banyak tertangkap di
WPP 572 dengan nilai 35.96%, disusul Layang Abu-Abu
(23.01%), Cakalang (22.19%) dan Tuna Mata Besar
(8.42%), sedangkan jenis lainnya tertangkap di bawah 5%
dari total volume berat ikan hasil tangkapan.
41
Hasil Pengolahan Data Observer di WPP-NRI 572
Nilai nominal laju tangkap lima
armada purse sein rata-rata 1,216
kg/setting dari 40 kali setting,
dimana terdapat zero catch
sebanyak 15 kali setting.
Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
©2020