kel.1._klasifikasi kemampuan lahan.docx
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah penduduk di muka bumi ini kian hari akan semakin
bertambah, hal ini akan berbanding lurus dengan kebutuhan masyarakat itu
sendiri dalam hal untuk memenuhi kebutuhannya untuk hidup. Tanah
merupakan salah satu bagian penting yang dibutuhkan manusia untuk
hidup. Yang akan digunakan sebagai tempat tinggal ataupun sebagai
tempat untuk melakukan suatu aktivitas yang dapat menghasilkan
pendapatan bagi masyarakat itu sendiri, seperti contoh membangun di atas
tanah yang dimiliki untuk suatu usaha dalam hal pemenuhan kebutuhan
hidupnya.
Tanah yang kita butuhkan disini merupakan lahan yang saat ini
sudah banyak yang beralih fungsi sesuai dengan perkembang jaman,
padahal dalam alih fungsi ini banyak hal yang harus dipertimbangkan,
terutama dalam hal ini adalah kemampuan lahannya. Tidak semua
perubahan fungsi atau alih fungsi dapat berjalan dengan baik karena
banyak faktor yang harus diperhatikan terutama dalam hal kemampuan
lahannya. Kemampuan lahan disini harus disesuaikan dengan penyesuai
lahan itu sendiri, karena jika tidak memperhatikan kemampuan lahan
dalam melakukan pengolahannya maka akan menimbulkan atau
mengakibatkan kerusakan lingkungan yang nantinya akan berdampak
yang lebih besar lagi
B. Rumusan masalah
Dilihat dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari kemampuan lahan dan klasikfikasi
kemampuan lahan?
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan
2
2. Apakah yang harus diperhatikan dalam menyusun kelas kemampuan
lahan?
3. Bagaimana klasifikasi lahan menurut kelas kemampuan lahan dan sub
kelas kemampuan lahan
C. Tujan Penulisan
Dilihat dari rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui arti dari kemampuan lahan dan klasifikasi kemampuan
lahan
2. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun kelas
kemampuan lahan.
3. Mengetahui klasifikasi kelas kemampuan lahan dan sub kelas
kemapuan lahan
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kemampuam Lahan dan Klasifikasi Kemampuan Lahan
Lahan mengandung makna lebih luas dari tanah. Kata tanah atau lahan
dapat dipergunakan dalam makna setara Land. Lahan adalahLingkungan
fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang
diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan.
Sifat-sifat lahan adalah atribut atau keadaan unsur-unsur lahan yang
dapat diukur/diperhatikan struktur, tekstur tanah, kedalaman tanah, jumlah
curah hujan, distribusi hujan, temperatur, drainase tanah, jenis vegetasi dan
sebagainya.
Tipe penggunaan lahan yaitu Pertaniandan bukan pertanian. Pertanian,
contohnya adalah tegalan, sawah, kebun, hutan produksi, alang-alang, padang
rumput, hutan lindung, cagar alam, dan sebagainya. sedangkan bukan
pertanian, contohnya adalah kota atau desa, industri, rekreasi,pertambangan
dan sebaginya.
Kemampuan lahan adalah kemampuan suatu lahan yang digunakan untuk
usaha pertanian yang paling intensif termasuk penentuan tindakan
pengelolaannya, tanpa menyebabkan lahan tersebut menjadi rusak dalam
jangka waktu yang terbatas. Lahan yang mempunyai kemampuan yang baik
memiliki sifat fisik dan kimia yang sesuai dengan kebutuhan tanaman
sehingga akan mampu mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman secara
optimal dan berkesinambungan.
Klasifikasi kemampuan lahan adalah pengelompokkan lahan kedalam
satuan- satuan- satuan khusus menurut kemampuannya untuk penggunaan
intensif untuk perlakuan yang diperlukan untuk dapat digunakan secara terus-
menerus. Dengan kata lain, klasifikasi ini akan menetapkan jenis penggunaan
yang sesuai dan jenis perlakuan yang diperlukan untuk dapat digunakan bagi
produksi tanaman secara lestari. Klasifikasi kemampuan lahan ditujukan
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan
4
kepada pencegahan erosi, pengawetan tanah, mempertahankan dan
memperbaiki kesuburan tanah.
Klasifikasi kemampuan lahan untuk keperluan penggunaan lahan,
pertama kali dibuat secaraeksplisit oleh USDA (the United States Department
of Agriculture). Dalam klasifikasi kemampuan lahan menggunakan sitem
USDA. Dalam Sistem ini mengenal tiga kategori, yaitu
1. Kelas, penggolongan ke dalam kelas didasarkan atas intensitas faktor
pembatas yang permanen atau sulit dirubah,
2. Sub kelas, didasarkan atas jenis faktor pembatas tersebut dan satuan
kemampuanmerupakan paket usaha dan perlakuan yang diperlukan atau
disarankan
3. Satuan kemampuan
Sedangkan hierarki klasifikasi kempuan lahan menurut stlling dapat dilihat
dalam gambar berikut :
B. Beberapa Hal Yang Diperhatikan Dalam Menyusun Kelas Kemampuan
Lahan
Kegiatan klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan dapat dilakukan
dengan mudah secara manual dengan mencocokkan sifat-sifat fisik lahan
yang ada di lapangan dan hasil analisis laboratotium dengan kriteria
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan
5
kemampuan lahan maupun kesesuaian lahan untuk jenis tanaman tertentu.
Namun demikian bila kegiatan ini meliputi skala yang luas dan tersebar maka
di perlukan sistem yang dapat mempermudah kegiatan analisa klasifikasi.
Tanah dan komponen lahan lainya seperti bentuk lahan, hidrologi dan
iklim dalam hubunganya dengan pengunaan lahan, pengelolaan dan
produktivitas lahan adalah dasar dalam pengelompokan kelas kemampuan.
Kelas kemampuan didasarkan atas derajat atau intensitas dan jumlah faktor
pembatas atau penghambat atau ancaman kerusakan yang mempengaruhi
jenis penggunaan lahan. Resiko kerusakan jika salah kelola keperluan
pengelolaan tanah dan resiko kegagalan tanaman.
Adapun beberapa asumsi atau pertimbangan dalam menyusun klasifikasi
kemampuan lahan yaitu :
1. Klasifikasi kemampuan lahan.
2. Tanah-tanah di dalam suatu kelas kemampuan adalah sama.
3. Suatu nisbah keluar terhadap masukan yang layak adalah sesuai untuk
digunakan bagi usaha penanaman tanaman semusim/rumput/hutan.
4. Tingkat pengelolaan yang tinggi.
5. Intensitas hambatan
6. Adanya air lebih di permukaan / di dalam tanah
7. Klasifikasi lahan disesuaikan dengan pembatas atau ancaman atau
keduanya setelah perbaikan dilakukan.
8. Tanah yang telah diperbaiki diklasifikasi menurut hambatandan
ancaman kerusakan
9. Kelas kemampuan lahan berubah jika reklamasi besar dilakukan
secara permanen.
10. Pengelompokan kemampuan dapat berubah jika didapatkan informasi
baru tentang perilaku dan keragaan lahan.
11. Hal-hal yang tidak termasuk kriteria klasifikasi, contoh : jarak ke
pasar, ukuran dan bentuk areal, letak di lapangan, sumberdaya
penggarap lahan.
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan
6
12. Lahan dengan hambatan fisikàtanaman hanya ditanam, dipelihara,
dipanen dengan tangan, shg tidak bisa masuk kelas I-IV.
13. Lahan tanaman semusim seperti rumput,padang penggembalaan,
hutan, suaka alam.
14. Data hasil penelitian dipergunakan untuk menempatkan lahan dalam
satuan kemampuan, sub kelas dan kelas.
Faktor pembatas untuk kategori kelas kemampuan lahan merupakan
faktor penghambat yang bersifat tetap dan sulit dirubah yaitu :
1. Tekstur Tanah
2. Lereng, Erosi
3. Drainase
4. Kedalaman efektif
5. Permeabilitas
6. Iklim
7. Faktor-faktor khusus ( bahan kasar di lapisan tanah atas, batuan di
permukaan tanah, bahaya banjir )
Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tekstur tanah (t)
Penting dalam mempengaruhi kapasitas tanah untuk menahan air
dan permeabilitas tanah serta berbagai sifat fisik dan kimia tanah
lainnya.
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan
7
Klasifikasi tekstur tanah
Klasifikasi kemampuan lahan tekstur lapisan atas dan lapisan
bawah:
t1 = tekstur halus : tekstur liat berpasir, liat berdebu dan liat.
t2 = tekstur agak halus : tekstur lempung liat berpasir, lempung
berliat dan lempung liat berdebu.
t3 = tekstur agak kasar : tekstur lampung berpasir, lempung
berpasir halus dan lempung berpasir sangat halus.
t4 = tekstur kasar : tekstur pasir berlempung dan pasir
2. Lereng, ancaman erosi, dan erosi yang telah terjadi
Kerusakan oleh erosi berpengaruh thd penggunaan tanah. Cara
pengelolaan tanah disebabkan karena alasan:
a. Suatu kedalaman tanah yang cukup harus dipelihara agar
produktivitas tanaman sedang-tinggi.
b. Kehilangan lapisan tanah oleh erosi mengurangi hasil tanaman.
c. Kehilangan unsur hara oleh tanaman.
d. Kehilangan lapisan permukaan tanah.
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan
8
e. Kehilangan tanah oleh erosi
f. Bangunan-bangunan pengendali tanah dapat rusak oleh sedimen
yang berasal dari erosi.
g. Jika terbentuk parit/erosi gully, maka akan lebih sulit pemulihan
tanah untuk menjadi produktif kembali.
Kecuraman lereng dikelompokkan sbb:
A = 0 – 3% (datar)
B = >3 sampai 8% (landai atau bermabak)
C = >8 sampai 15% (agak miring atau bergelombang)
D = >15 sampai 30% (miring atau berbukit)
E = >30 sampai 45% (agak curam atau bergunung)
F = >45 sampai 65% (curam)
G = >65% (sangat curam)
Kepekaan erosi tanah (K) dikelompokkan sebagai berikut:
KE1 = 0,00 – 0,10 (sangat rendah)
KE2 = 0,11 – 0,20 (rendah)
KE3 = 0,21 – 0,32 (sedang)
KE4 = 0,33 – 0,43 (agak tinggi)
KE5 = 0,44 – 0,55 (tinggi)
KE6 = 0,56 – 0,64 (sangat tinggi)
Kerusakan erosi yang telah terjadi dikelompokkan sebagai
berikut:
e0 = tidak ada erosi
e1 = ringan, <25% lapisan atas hilang
e2 = sedang, 25-75% lapisan atas hilang
e3 = agak berat, >75% lap.atas sampai <25% lap. Bawah hilang
e4 = berat, >25% lap.bawah hilang
e5 = sangat berat : erosi parit
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan
9
3. Drainase
Drainase tanah diklasifikasikan sebagai berikut :
d0 = berlebihan .
Air segera keluar dari tanah, sehingga tanaman akan mengalami
kekurangan air
d1 = baik
Tanah mempunyai peredaran udara baik, profil tanah berwarna
terang, seragam, tidak terdapat bercak
d2 = agak baik
Tanah mempunyai peredaran udara baik di daerah perakaran,
tidak terdapat bercak.
d3 = agak buruk
Lapisan tanah atas mempunyai peredaran udara baik, tidak
terdapat bercak. Pada lapisan bawah terdapat bercak.
d4 = buruk
Bagian bawah lapisan atas terdapat bercak.
d5 = sangat buruk
Seluruh lapisan sampai permukaan tanah berwarna kelabu yang
terdapat bercak, terdapat air yang mennggenang di permukaan
tanah dalam waktu yang lama.
4. Kedalaman Efektif
Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang baik bagi
pertumbuhan akar tanaman. Klasifikasi kedalaman tanah yang efektif:
ko = >90 cm (dalam)
k1 = 90 – 50 cm (sedang)
k2 = 50 – 25 cm (dangkal)
k3 = <25 cm (sangat dangkal)
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan
10
5. Permeabilitas
Dikelompokkan sebagai berikut:
P1 = lambat : 0,5 cm/jam
P2 = agak lambat : 0,5 – 2 cm/jam
P3 = sedang : 2 – 6,25 cm/jam
P4 = agak cepat : 6,25 – 12,5 cm/jam
P5 = cepat : >12,5 cm/jam
6. Iklim
Dua komponen yang paling berpengaruh: temperatur dan hujan.
Udara bebas bergerak turun temperaturnya dengan 1oC setiap 100
m naik di atas permukaan laut. Namun di Jawa sebesar 0,61 oC.
Sehingga besarnya temperatur di suatu tempat dapat diduga dengan
persamaan berikut:
T = 26,3oC – 0,61 h
Dimana T : temperture(oC), 26,3 oC : temperature rata2 pada
permukaan laut, h:ketinggian (hm). Penyediaan air alami (curah
hujan) mempengaruhi kemamupan tanah. Sehingga pengaruh interaksi
antara iklim-tanah harus diperhitungkan.
7. Faktor-faktor khusus
Faktor-faktor penghambat lain yang mungkin terdapat adalah
batu-batuan dan kerikil, bahaya banjir dan salinitas.
Contoh klasifikasi kerikil di dalam lapisan 20 cm permukaan
tanah dikelompokkan sbb:
b0 = Tidak ada atau sedikit : 0 – 15% volume tanah
b1 = sedang 15 – 50 % volume tanah
b2 = banyak 50 – 90 % volume tanah
b3 = sangat banyak >90% volume tanah
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan
11
Klasifikasi ancaman banjir/genangan (O)
O0 = tidak pernah : dalam 1 th tanah tidak pernah tertutup banjir
untuk waktu >24 jam
O1 = kadang-kadang : banjir menutupi tanah >24 jam, tidak
teratur dalam periode <1 bln
O2 = Selama 1 bln dalam 1 th teratur tertutupi banjir yang
>24 jam
O3 = Selama 2-5 bulan dalam 1 th dilanda banjir >24 jam
O4 = Selama waktu > 6 bln tanah dilanda banjir yang teratur
>24 jam
Klasifikasi Salinitas
Salinitas tanah dinyatakan dalam kandungan garam terlarut atau
hambatan listrik ekstrak tanah sbb:
g0 = bebas = 0 – 0,15% garam larut; 0 – 4 (EC x 103) mmhos/cm
pada suhu 250C.
g1 = terpengaruh sedikit = 0,15 – 0,35% garam larut; 4 – 8 (EC x 103)
mmhos/cm pada suhu 250C.
g2 = terpengaruh sedang = 0,35 – 0,65% garam larut; 8 – 15 (EC x
103) mmhos/cm pada suhu 250C.
g3 = terpengaruh hebat = lebih dari 0,65% garam larut; lebih dari
15 (EC x 103) mmhos/cm pada suhu 250C.
C. Klasifikasi Kemampuan Lahan
1. Kelas Kemampuan Lahan
Pengelompokan di dalam kelas didasarkan atas intensitas faktor
penghambat. Jadi kelas kemampuan adalah kelompok unit lahan yang
memiliki tingkat pembatas atau penghambat (degree of limitation) yang
sama jika digunakan untuk pertanian yang umum.
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan
12
Kelas merupakan tingkat yang tertinggi dan bersifat luas dalam
struktur kemampuan lahan. Penggolangan kedalam kelas didasarkan pada
intensitas faktor- faktor penghambat yang permanen atau sulit diubah.
Pengelompokkan tanah di dalam kelas terbagi dalam 8 kelas yang
ditandai dengan huruf romawi I sampai VIII. Ancaman kerusakan atau
penghambat meningkat berturut- turut dari kelas I sampai VIII. Pada
kelas I samapai IV dengan pengelolaan yang baik mampu menghasilkan
untuk tanaman semusim dan tanaman tahunan. Namun untuk kelas V
samapi VIII tidak sesuai untuk usaha pertanian dan pengelolaannya perlu
biaya yang tinggi.
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan
13
Klasifikasi kelas kemampuan lahan dilihat pada tabel dibawa ini
No kelas Ciri pembatasnya Jenis penggunaanya
1 I -Dataran datar
-Tingkat erosi rendah
- Drainase baik
- Tanah mudah diolah
- Kapasitas menahan air baik
- Tidak terancam banjir
penggunaan pertanian, mulai
dari tanaman semusim (dan
tanaman pertanian pada
umumnya), tanaman rumput,
padang rumputm hutan
produksi, dan cagar alam.
2 II -Dataran landai (>3 % – 8 %),
-Ancaman erosi lebih besar
-Struktur tanah kurang baik
-Terancam banjir
penggunaan tanaman
semusim, tanaman rumput,
padang penggembalaan, hutan
produksi dan cagar alam.
III -Lereng miring/ berbukit (>8 –
15%),
-Peka terhadap erosi
-Kapasitas menahan air rendah
-Drainase kurang baik
tanaman semusim dan
tanaman yang memerlukan
pengolahan tanah, tanaman
rumput, padang rumput, hutan
produksi, hutan lindung dan
suaka marga satwa. namun
perlu perhatian serius dan
upaya konservasi yang baik
karena resiko erosi cukup
besar
IV -Lereng miring (> 15% – 30%)
-Peka terhadap erosi
-Kapasitas menahan air kurang
baik
-Sering banjir
untuk tanaman semusim dan
tanaman pertanian dan pada
umumnyabisauntukpertanian
terbatas dan harus disertai
upaya konservasi tanah yang
intensif
.tanamanrumput,hutanproduks
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan
14
i,padangpenggembalaan,hutan
lindung dan cagar alam
V -Topografi datar
-Tidak sesuai untuk pertanian
-Tergenang air
-Tanah berbatu
untuk tanaman rumput,padang
penggembalaan, hutan
produksi atau hutan lindung
dan cagar alam.
VI -Lereng agak curam (>30% –
45%),
-Ancaman erosi berat
-Tanah berbatu
tanah-tanah ini tidak sesuai
untuk pengunaan pertanian.
Penggunaannya terbatas untuk
tanaman rumput atau padang
penggembalaan, hutan
produksi, hutan lindung, atau
cagar alam.
VII -Lereng curam (>45 % – 65%),
-Erosi sangat kuat
-Baik untuk padang rumput
tidak sesuai untuk budidaya
pertanian, Jika digunakan
untuk padanag rumput atau
hutan produksi harus
dilakukan dengan usaha
pencegahan erosi yang berat
VIII -Lereng sangat curam(>65%),
-Berbatu
-Kapasitas menahan air rendah
-Harus dihutankan
tidak sesuai untuk budidaya
pertanian, tetapi lebih sesuai
untuk dibiarkan dalam
keadaan alami namun
bermanfaat sebagai hutan
lindung, tempat rekreasi atau
cagar alam.
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan
15
2. Klasifikasi Sub Kelas Kemampuan Lahan
Sub kelas adalah pembagian lebih lanjut dari kelas berdasarkan
atas jenis faktor pembatas yang sama. Faktor-faktor tersebut dapat
dikelompokkan kedalam empat jenis, yaitu :
a. ancaman erosi (e),
b. keadaan drainase atau kelebihanair atau ancaman banjir (w),
c. hambatan daerah perakaran (s) dan
d. hambatan iklim(c).
Suripin (2002) menjelaskan sub kelas klasifikasi kemampuan lahan
adalahsebagai berikut :
a. Subkelas e
Terdapat pada lahan yang menunjukkan erosi atau tingkat
erosiyang telah terjadi merupakan masalah utama yang di dapatkan
darikecuraman lereng dan kepekaan erosi tanah.
b. Subkelas w
Terdapat pada lahan dimana kelebihan air merupakan faktor
penghambat utama yang timbul akibat drainase buruk, air tanah
yangdangkal atau tinggi dan bahaya banjir yang merusak tanaman.
c. Subkelas s
Meliputi lahan yang lapisan tanahnya dangkal, banyak terdapat
batuan di permukaan, kapasitas menahan air rendah, kesuburan
rendah yangsulit diperbaiki, sifat-sifat kimia sulit diperbaiki
misalnya salinitas dankandungan garam natrium atau senyawa-
senyawa kimia yang lain yangmenghambat pertumbuhan tanaman
atau tidak praktis dihilangkan.
d. Subkelas c
meliputi lahan dimana iklim (suhu dan curah hujan) merupakan
pembatas penggunaan lahan.a.Satuan KemampuanKemampuan
lahan dalam tingkat satuan kemampuan memberikanketerangan
yang lebih spesifik dan detail dari pada sub kelas. Tanah
yangtermaksud dalam satuan kemampuan lahan mempunyai
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan
16
kemampuan danmemerlukan cara pengolahan (pemupukan dan lain
sebagainya) yang samauntuk pertumbuhan tanaman. Lahan dalam
satuan kemampuan yang sama harusseragam dalam produksi
tanaman pertanian atau rumput di bawah tindakan pengolahaan
yang sama, kebutuhan akan tindakan konservasi dan
pengelolaanyang sama di bawah vegetasi penutup yang sama dan
mempunyai produksi.
3. Satuan Kemampuan
Pengelompokan lahan yang sama/hampir sama kesesuaiannya bagi
tanaman dan memerlukan pengelolaan yang sama atau memberikan
tanggapan yang sama terhadap masukan pengelolaan yang diberikan.
D. Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan
Manfaat adanya kriteria klasifikasi lahan yaitu membantu
klasifikasi kategori lahan. Kriteria disusun dengan anggapan suatu lahan yang
memiliki iklim yang sama. Harus tersedia informasi tentang tanggapan setiap
tanah terhadap pengelolaan dan pengaruh tanah dan yang lainnya terhadap
pertumbuhan tanaman.
Pengelompokan tanah ke satuan kemampuan, sub kelas, kelas
didasarkan atas evaluasi dari kombinasi faktor-faktor berikut:
1. Kemampuan tanah untuk memungkinkan tanaman memberikan tanggapan
terhadap suatu penggunaan dan pengelolaan.
2. Tekstur dan struktur tanah
3. Kepekaan terhadap erosi
4. Penjenuhan / kelebihan air pada tanah yang terus-menerus
5. Kedalaman tanah
6. Garam yang merupakan racun bagi tanaman
7. Hambatan fisik seperti bantuan, erosi parit dalam dan lain-lain
8. Iklim
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan
17
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai akhir dari makalah ini penulis dapat menyimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Kemampuan lahan adalah kemampuan suatu lahan yang digunakan untuk
usaha pertanian yang paling intensif termasuk penentuan tindakan
pengelolaannya, tanpa menyebabkan lahan tersebut menjadi rusak dalam
jangka waktu yang terbatas. Sedangkan Klasifikasi kemampuan lahan
adalah pengelompokkan lahan kedalam satuan- satuan- satuan khusus
menurut kemampuannya untuk penggunaan intensif untuk perlakuan yang
diperlukan untuk dapat digunakan secara terus- menerus.
2. Klasifikasi kemampuan lahan dibedakan menjadi : Kelas Kemampuan
Lahan (penggolongan ke dalam kelas didasarkan atas intensitas faktor
pembatas yang permanen atau sulit dirubah) , Sub Kelas Kemampuan
Lahan (didasarkan atas jenis faktor pembatas tersebut dan satuan
kemampuanmerupakan paket usaha dan perlakuan yang diperlukan atau
disarankan) dan satuan kemampuan
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan mengenai Sistem Klasifikasi
Kemampuan Lahan adalah sebagai berikut :
1. Perlu mengetahui jenis klasifikasi kemampuan lahan yang ada sebelum
memutuskan untuk menggunakan dan memanfaatkan lahan yang ada.
2. Penggunaan dan pemanfaatan lahan yang ada sebaiknya disesuaikan
dengan jenis klasifikasi kemampuan lahan yang ada agar penggunaan
dan pemanfaatannya lebih maksimal.
Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan