kelompok 1 - pendahuluan fixed
DESCRIPTION
AML2TRANSCRIPT
MAKALAH
AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN
Oleh
Bimo Satryo Nugrohudi ( NIM 2015250959 )
Dimas Indra Respati ( NIM 2015250962 )
Nurul Qamaril Ramadhani ( NIM 2015250972 )
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
2015
Perhitungan biaya merupakan hal yang penting dilakukan oleh perusahaan.
Hal ini disebabkan biaya tidak akan bisa dirubah ke depannya. Apabila terjadi
kesalahan biaya, maka akan terjadi overcharge ataupun undercharge yang akan
mengakibatkan ketidaksesuaian HPP dari suatu produk.Untuk menghitung biaya
dari suatu objek biaya, sistem akuntansi manajemen harus bisa merefleksikan
aliran biaya aktual dalam perusahaan. Yang dimaksud objek biaya disini adalah
apapun yang akan dihitung biayanya. Objek biaya pada antar perusahaan mungkin
saja sama, namun arus biaya akan berbeda untuk setiap jenis perusahaan.
a. Perusahaan manufaktur
Material dalam perusahaan manufaktur didapatkan dari bahan baku seiring
proses produksi dimulai. Biaya bahan baku yang masuk ke dalam produksi
berpindah dari akun bahan baku ke akun persediaan dalam proses. Saat
sistem produksi atas barang tersebut selesai, biaya tersebut ditransfer ke
barang jadi. Apabila barang tersebut dijual, biaya akan berpindah dari
barang jadi ke HPP
b. Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang memiliki biaya utama berupa biaya-biaya untuk
persediaan barang dagang. Saat barang dibeli, biaya-biaya yang
dikeluarkan diakumulasikan ke persediaan barang dagang untuk dilakukan
penyimpanan. Selama penyimpanan, dikeluarkan berbagai macam biaya
overhead. Namun, tidak seperti operasi manufaktur di mana biaya
produksi overhead yang sering mencakup sekitar setengah dari total biaya
untuk memproduksi barang, biaya barang dalam organisasi ritel dapat
melebihi 80% dari total biaya untuk membeli dan menjual barang-barang.
Oleh karena itu, potensi mendistorsi biaya pembelian dan penjualan
produk melalui alokasi yang tidak pantas dari biaya overhead rendah
dalam organisasi ritel dari dalam organisasi manufaktur
c. Perusahaan Jasa
Dalam perusahaan jasa, biaya utama yang umumnya teradi adalah biaya
organisasi. Pada perusahaan jasa, fokus utamanya adalah mencari biaya
untuk satu proyek. Sejak gaji dan upah yang seringkali terdiri 80% atau
lebih dari total biaya proyek yang berhubungan, dan mereka dapat dengan
1
mudah diberikan ke proyek yang berbeda atau jasa, berpotensi distorsi
sistem biaya.
Menghitung Biaya di Perusahaan Manufaktur
Untuk mengetahui seberapa besar biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan,
perlu dipahami dahulu beberapa jenis sumber daya yang digunakan dalam proses
produksi, yaitu consumerable resource dan capacity-related resource.
Consumerable resource merupakan biaya yang yang didasarkan pada jumlah
sumber daya yang digunakan (bersifat variabel), disebut juga variable cost.
Sedangkan capacity-related resource merupakan biaya yang didasarkan pada
sumber daya yang dibeli bukan kapasitasnya (bersifat tetap), disebut juga fixed
cost.
Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan biaya sebagai biaya
langsung atau tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang diatribusikan
untuk sebuah objek biaya. Jika sebuah objek biaya mengonsumsi consumerable
resource, biaya consumerable resource itulah yang menjadi biaya langsung pada
objek biaya tersebut, walaupun tidak selalu. Sebaliknya, mayoritas capacity-
related resources adalah biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung ini
dialokasikan ke objek biaya secara wajar untuk merefleksikan hubungan sebab-
akibat antara penggunaan sumber daya dan biaya-biaya yang terkait. Sedangkan
biaya langsung dapat disertakan langsung ke objek biaya. Alokasi ini
diakumulasikan ke sebuah kelompok biaya yang nantinya akan dialokasikan ke
objek biaya tersebut, biasanya overhead tetap dan overhead variabel.
Selanjutnya, perusahaan dapat membentuk sebuah akun baru yaitu ‘biaya
tidak langsung yang dibebankan (indirect cost applied).’ Akun ini berisi biaya-
biaya yang dialokasikan selama produksi berjalan. Pertimbangan penggunaan
akun ini muncul karena biaya-biaya ini tidak akan diketahui jumlah totalnya
hingga akhir tahun berjalan, padahal perusahaan perlu menghitung biaya sewaktu-
waktu. Selain itu, penggunaan konsep ini juga dapat memberikan pandangan yang
lebih komparatif antar satu periode dan periode lainnya.
Untuk menghitung indirect cost applied daat digunakan suatu tarifyang
ditentukan dari pemicu biayanya. Setelah ditentukan pemicu biayanyanya, lalu
2
perusahaan dapat membagi biaya tidak langsung yang diekspektasikan dengan
jumlah pemicu biaya untuk menentukan tarifnya.
Bagi perusahaan, menentukan bagaimana desain pembebanan biaya tidak
langsung adalah hal yang vital. Desain pembebanan biaya tidak langsung yang
tidak tepat dan mengakibatkan distorsi. Pada beberapa perusahaan, pembebanan
biaya tidak langsung ini dapat menggunakan satu pemicu biaya saja, namun pada
perusahaan lain mungkin tidak bisa. Akibatnya, akan timbul dua atau lebih
kelompok biaya dan lebih kompleks lagi, akan timbul pula pembagian
departemen-departemen dalam suatu perusahaan yang memiliki pemicu biaya
pada overheadnya.
Merekonsiliasikan Biaya Overhead Dibebankan dan Aktual
Disebabkan adanya dua kelompok biaya, aktual dan dibebankan, maka
overhead ini pun harus direkonsiliasikan di akhir tahun. Terdapat beberapa opsi
untuk membebankan perbedaan yang ada antara overhead aktual dan dibebankan,
yaitu:
a. Dibebankan ke harga pokok penjualan
b. Dibebankan secara prorata berdasarkan persentase penyelesaian ke barang
dalam proses, barang jadi dan harga pokok penjualan
c. Dibebankan ke perbedaan antara overhead dibebankan dan dianggarkan serta
perbedaan antara overhead aktual dan dianggarkan. Opsi ini merupakan opsi
yang paling kompleks, namun menghasilkan informasi yang paling berguna
untuk pengambilan keputusan. Semakin rendah perbedaan antara overhead
aktual dan dianggarkan, akan menciptakan efek yang menguntungkan untuk
pendapatan perusahaan karena perbedaan ini akan dibebankan ke HPP.
Semakin rendah perbedaan antara overhead dibebankan dengan anggaran
menggambarkan idle capacity pada peralatan yang digunakan untuk produksi.
Tingkatan Pemicu Biaya
a. Menggunakan Biaya Aktual dan Aktivitas Pemicu Biaya Aktual
Penggunaan cara ini didasarkan pada keyakinan jika biaya yang
diperhitungkan bukan merupakan biaya yang sebenarnya, maka akan
3
membawa distorsi pada laporan keuangan. Sehingga, perhitungan
menggunakan metode ini adalah perhitungan yang membagi antara biaya-
biaya kapasitas aktual dengan tingkatan pemicu biaya aktual.
b. Menggunakan biaya yang direncanakan dan aktivitas pemicu biaya yang
direncanakan.
Pendukung pendekatan ini adalah pihak-pihak yang berargumen pendekatan
ini menyajikan pandangan yang lebih akurat terhadap pembebanan biaya.
Padahal, pada dasarnya tidak ada biaya yang bisa disebut ‘akurat’ atau
‘benar’ karena biaya itu selalu berubah berdasarkan situasinya. Apakah biaya
yang digunakan untuk pelaporan keuangan atau pengambilan keputusan,
sebagian besar pengamat berpendapat bahwa mereka harus mencerminkan
arti ekonomi. Masalah dengan pendekatan ini adalah bahwa diberikan biaya
kapasitas terkait untuk diperbaiki, ketika tingkat perencanaan produksi turun
maka tingkat pemicu biaya akan meningkat, menyebabkan meningkatnya
biaya produk.
Ketika tingkat direncanakan produksi naik, tingkat cost driver akan turun,
menyebabkan biaya produk menurun. Mengingat bahwa biaya capacity
related didorong oleh jumlah kapasitas yang diakuisisi dari apa yang
digunakan, gagasan tentang tingkat pemicu biaya yang bervariasi tidak sejajar
dengan kenyataan bahwa biaya kapasitas yang berhubungan tidak berubah.
Keberatan ketiga untuk pendekatan ini adalah konsekuensi ketika
menggunakan manajemenbiaya-plus pricing. Perhatikan bahwa karena
permintaan diperkirakan turun, tingkat cost driver akan meningkat,
menyebabkan biaya atau harga yang meningkat. Peningkatan harga dalam
menghadapi permintaan yang jatuh bukanlah merupakan strategi yang baik
dan dapat menyebabkan apa yang disebut sebagai spiral kematian.
Meningkatkan harga akan menyebabkan permintaan turun, dimana hal ini
yang menyebabkan kenaikan harga lebih lanjut sebagai tingkat cost driver
dan meningkatkan harga biaya. Pertimbangkan juga situasi di mana kontrak
pemerintah dengan pemasok secara biaya. Tidak ada kontrak pemerintah
yang rasional yang akan pernah setuju untuk peningkatan biaya dan karena
itu, harga didorong oleh kontrak rmenghadapi permintaan yang jatuh untuk
4
kapasitas. Pembebanan biaya dengan cara ini dilakukan dengan membagi
biaya yang direncakan dengan pemicu biaya yang direncanakan.
c. Menggunakan biaya yang direncanakan dan aktivitas rata-rata ( Job-order
Costing dan Proccess Costing )
Pendekatan Job order costing merupakan pendekatan perhitungan biaya yang
memperkirakan biaya untuk tiap konsumen. Pendekatan ini ada karena
permintaan yang ada bervariasi antara satu konsumen dan konsumen lainnya
atau cenderung unik. Tujuan dari pendekatan ini adalah mengakumulasi
biaya karena adanya perbedaan pekerjaan. Setiap pekerjaan akan memiliki
biaya yang dihitung dengan menjumlahkan biaya langsung dan biaya tidak
langsung untuk setiap departemen atau aktivitas yang digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
Pendekatan process cosing digunakan jika semua produk identik.
Perhitungan biaya dilakukan dengan menjumlahkan semua biaya yang
dikeluarkan lalu dibagi dengan jumlah produk untuk menghasilkan biaya produk
per unit.
Tahapan Sistem Akuntansi Perusahaan
Tahap-tahap pengembangan sistem manajemen biaya menurut Robert
Kaplan dijabarkan sebagai berikut:
Tahap 1. Tahap belum sempurna. Tahap ini biasanya terjadi pada
perusahaan yang baru mengembangkan sistem
akuntansinya. Biasanya system akuntansi yang pertama kali
dikembangkan adalah sistem akuntansi keuangan.
Tahap 2. Penekanan pada sistem informasi keuangan. Pada tahap ini
perusahaan susdah memiliki sistem informasi akuntansi
keuangan yang baik dan dapat menghasilkan laporan
keuangan pada pihak eksternal sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Tahap 3. Pemisahan antara sistem akuntansi keuangan dan sistem
akuntansi manajemen.
5
Tahap 4. Tahap integrasi. Dalam tahap ini, sistem akuntansi keuangan
dan akuntansi manajemen disatukan dalam sistem informasi
perusahaan yang terintegrasi seperti dalam konsep
Enterprise Resource Planning (ERP)
Dua tahap pertama dari pengembangan sistem biaya memusatkan
perhatian pada peran akuntan manajemen dalam hal pelaporan dan pengukuran,
sementara pada tahap ketiga sudah bergeser ke arah pengendalian operasional.
Pada tahap keempat. Tahap tujuan utama, akuntan manajemen dipandang sebagai
bagian integral dari manajemen, bukan sebagai pelapor tetapi sebagai mitra bisnis
secara penuh, bekerja tim manajemen untuk mengimplementasikan strategi
perusahaan. Hal ini mengharuskan adanya identifikasi faktor-faktor penentu
kesuksesan dan penggunaan dukungan keputusan analitis yang berpandangan ke
depan. Faktor-faktor penentu penentu kesuksesan (critical success factors-CSF)
adalah ukuran atas seluruh aspek kinerja perusahaan yang penting untuk
memperoleh keunggulan kompetitif, yang merupakan penentu kesuksesan
perusahaan. Dari berbagai faktor penentu kesuksesan tersebut, banyak faktor yang
bersifat keuangan, tetapi banyak pula yang bersifat non-keuangan. Faktor-faktor
penentu kesuksesan suatu perusahaan tergantung pada sifat kompetitif yang
dihadapi oleh perusahaan tersebut.
Relevance Lost
Bagaimana akuntansi manajemen menangani kerugian yang diperlukan?
Permintaan untuk informasi eksternal menyebabkan penekanan bergeser dari
kebutuhan manajemen untuk penilaian persediaan untuk pelaporan eksternal.
Apa yang Anda pikirkan adalah penyebab utama dari masalah yang dibahas dalam
kerugian yang diperlukan, struktur sistem akuntansi, struktur perusahaan yang
terlibat, atau struktur dari sistem ekonomi? Ini adalah pertanyaan kontroversial.
Salah satu pandangan adalah bahwa sistem ekonomi yang salah. Mentalitas
akuntansi keuangan jangka pendek adalah bagian dari sistem pasar modal yang
merupakan subsistem dalam sistem ekonomi individualistik Amerika yang
menekankan pada konsumsi jangka pendek. Pandangan lain adalah bahwa struktur
organisasi yang bersalah. Solusi ditemukan di reorganisasi perusahaan sekitar
6
konsep manajemen berdasarkan aktivitas, just-in-time dan teori kendala konsep.
Konsep-konsep organisasi yang relatif baru dan sistem sedang dikembangkan
dalam sistem ekonomi Amerika yang ada. Pandangan ketiga adalah bahwa profesi
akuntansi yang bersalah. Profesi akuntansi wajib melayani kebutuhan manajemen
terlepas dari struktur organisasi atau sistem ekonomi yang lebih luas. Profesi
akuntansi harus diakui dan dapat memecahkan masalah jauh sebelum hal tersebut
terjadi. Bahkan, manajemen akuntansi seharusnya tidak kehilangan kerugian yang
diperlukan di tempat pertama.
Selama dekade terakhir, Activity-Based Costing (ABC) telah diakui sebagai sarana
untuk memperoleh informasi yang lebih akurat dan relevan dari biaya produk.
Konsultan telah mencoba menggunakan konsep ABC sebagai leverage untuk
proyek-proyek baru, perwakilan dari perusahaan telah menghadiri seminar, dan
artikel telah ditulis pada dasar-dasar teoritis, pembenaran empiris, dan pada
pelaksanaan proses. Namun, sedikit kemajuan tampaknya telah dibuat meskipun
kegiatan ini.
7
Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan
penyiapan laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor,
pemasok, serta pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan
adalah persamaan akuntansi (Aset = Liabilitas + Ekuitas). Akuntansi keuangan
berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau
organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari hasil pencatatan tersebut.
Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan
pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai
pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting dari
akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
merupakan aturan-aturan yang harus digunakan di dalam pengukuran dan
penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal. Dengan demikian,
diharapkan pemakai dan penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi melalui
laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan yang sama yaitu SAK.
SAK ini mulai diterapkan di Indonesia pada 1994, menggantikan Prinsip-prinsip
Akuntansi Indonesia tahun 1984.
Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses
pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya yang berhubungan
dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa. Biaya
didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dan menurut
konvensi diukur dengan satuan mata uang. Penggunaan kata beban adalah pada
saat biaya sudah habis terpakai.
Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya Menurut Beberapa Pakar
Menurut Schaum
Akuntansi biaya adalah suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil
pengukuran dari biaya pembuatan barang atau jasa. Fungsi utama dari Akuntansi
8
Biaya: Melakukan akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan
pendapatan.
Menurut Carter dan Usry
Akuntansi biaya adalah penghitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas
perencanaan dan pengendalian, perbaikkan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan
keputusan yang bersifat rutin maupun strategis.
Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen atau Akuntansi Manajerial adalah sistem akuntansi yang
berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer
atau manajemen dalam suatu organisasi dan untuk memberikan dasar kepada
manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang akan memungkinkan
manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan fungsi kontrol.
Berbeda dengan Informasi Akuntansi keuangan, Informasi Akuntansi manajemen
adalah:
- Sesuatu yang dirancang dan dimaksukan untuk digunakan oleh pihak
manajemen dalam organisasi sedangkan informasi Akuntansi keuangan
dimaksudkan dan dirancang untuk pihak eksternal seperti kreditur dan
para pemegang saham.
- Informasi ini pada umumnya rahasia dan digunakan oleh pihak
manajemen dan bukan untuk laporan publik.
- Informasi akuntanasi manajemen memandang ke depan, bukan sejarah.
- Dihitung dengan mengacu pada kebutuhan manajer, sering menggunakan
sistem informasi manajemen, bukan mengacu pada standar akuntansi
keuangan.
Beberapa hal diatas ini disebabkan karena penekanan yang berbeda yaitu
informasi akuntansi manajemen digunakan dalam sebuah organisasi dan
digunakan untuk pengambilan keputusan.
9
Manajemen Biaya
Manajemen Biaya adalah sistem yang didesain untuk menyediakan informasi bagi
manajemen untuk pengidentifikasian peluang-peluang penyempurnaan,
perencanaan strategi, dan pembuatan keputusan operasional mengenai pengadaan
dan penggunaan suber-sumber yang diperlukan oleh organisasi. Sistem
manajemen biaya terdiri atas semua alat-alat, teknik-teknik, dan metode-metode
yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem manajemen biaya. Sistem
manajemen biaya terintegrasi menunjukkan adanya saling hubungan dengan
elemen-elemen sistem lainnya yaitu :
1. Sistem desain dan pengembangan
2. Sistem pembelian dan produksi
3. Sistem pelayanan konsumen
4. Sistem pemasaran dan distribusi.
Sistem Manajemen Biaya didasarkan atas beberapa konsep dasar yaitu :
1. Konsep Nilai Tambah
Konsep ini menjelaskan bahwa perusahaan harus berusaha melaksanakan
aktivitas-aktivitas bernilai tambah dengan efisiensi bernilai sempurna dan
mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah.
2. Konsep Akuntansi Aktivitas
Konsep ini adalah proses pengumpulan dan pelacakan kinerja keuangan
dan operasional mengenai aktivitas-aktivitas signifikan perusahaan dan
penyediaan umpan balik antara hasil-hasil sesungguhnya dengan yang
direncanakan serta penentuan tindakan koreksi jika diperlukan. Activity-
based costing (ABC) adalah metodologi untuk mengukur biaya dan kinerja
aktivitas, sumber-sumber, dan obyek biaya.
10
3. Konsep Biaya Target
Konsep ini adalah biaya berbasis pasar yang dihitung dengan
menggunakan harga pasar yang diperlukan untuk mencapai pangsa pasar
yang ditentukan terlebih dahulu. Biaya target = Harga pasar untuk
mencapai pangsa pasar – Laba diharapkan. Penentuan biaya target adalah
alat manajemen untuk mengurangi biaya selama daur hidup produk
tertentu.
4. Konsep “different cost for different purpose”
Konsep ini ada karena adanya perbedaan jenis informasi yang dibutuhkan
oleh manajer. Informasi biaya digunakan untuk membantu beberapa
keputusan, dimana keputusan tersebut akan menentukan sifat biaya yang
dibutuhkan, bagaimana biaya tersebut dihitung dan nilai biaya tersebut. Ini
berarti jumlah biaya yang berguna untuk satu keputusan mungkin tidak
berguna atau mungkin berbahaya jika digunakan untuk keputusan lain.
Konsep ini menggolongkan biaya menjadi beberapa golongan.
Penggolongan tersebut diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang
dapat membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Uraian
dari masing-masing penggolongan biaya adalah sebagai berikut:
a. Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan
dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah
bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan
bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”. Contoh penggolongan
biaya atas dasar obyek pengeluaran dalam Perusahaan Kertas adalah
sebagai berikut: biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah,
biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga dan
biaya zat warna.
b. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Perusahaan.
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi
produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh
11
karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
Biaya produksi. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual. Menurut obyek pengeluarannya, secara garis besar biaya
produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik (factory overhead
cost). Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut
pula dengan istilah biaya utama (prime cost), sedangkan biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sering pula
disebut dengan istilah biaya konversi (convertion cost), yang
merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku
menjadi produk jadi.
Biaya pemasaran. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya
iklan; biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke
gudang pembeli; gaji karyawan bagian-bagian yang
melaksanakan kegiatan pemasaran; biaya contoh (sample).
Biaya administrasi dan umum. Merupakan biaya-biaya untuk
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran
produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan Bagian
Keuangan, Akuntansi, Personalia dan Bagian Hubungan
Masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, biaya foto copy.
c. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang
Dibiayai.
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam
hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dikelompokkan
menjadi dua golongan:
Biaya langsung. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang
penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang
dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka
biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya
12
langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang
dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen
(direct departmental cost) adalah semua yang terjadi di dalam
departemen tertentu.
Biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang
terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.
Biaya tidak langsung dalam hubungnnya dengan produk disebut
dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya
overhead pabrik (factory overhead cost). Biaya ini tidak mudah
diidentifikasikan dengan produk tertentu. Dalam hubungannya
dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang
terjadi di suatu departemen.
d. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya
dengan Perubahan Volume Kegiatan.
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya
dapat digolongkan menjadi:
Biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah
totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung.
Biaya semivariabel. Biaya semivariabel adalah biaya yang
berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya
variabel.
Biaya semifixed. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk
tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah
konstan pada volume produksi tertentu.
Biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap
dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh dari biaya tetap
adalah biaya gaji.
13
e. Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya.
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi
dua:
Pengeluaran modal (capital expenditures). Pengeluaran modal
adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode
akuntansi. Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya
dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam
tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara
didepresiasi, diamortisasi atau deplesi.
Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures). Pengeluaran
pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam
periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat
terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai
biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari
pengeluaran biaya tersebut.
14