kelompok 1.rtf

Download KELOMPOK 1.rtf

If you can't read please download the document

Upload: dewirismantaliki

Post on 14-Feb-2016

50 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMPENDAHULUAN1.1 Pengertian SyarafSistem syaraf merupakan sistem yang paling terkemuka karena spesialisasinya lebih tinggi di antara sistem organ yang lain dalam tubuh. Sistem syaraf lebih banyak mengkoordinasi segala aktivitas yang cepat ataupun yang sulit dilakukan ikan dalam lingkungannya. Dengan kata lain, sistem ini (dengan bantuan dari kelenjar-kelenjar buntu) menentukan tingkat balas tubuh untuk mengubah lingkungan dalam dan luar melalui rangsangan dari satu tempat ke tempat lain oleh sel-sel sensoris atau sel-sel syaraf yang lain (Rachman, 2003).Jaringan yang paling rumit dalam tubuh ikan adalah jaringan syaraf. Kerumitan ini berasal dari kemampuan sel-sel syaraf (neuron) untuk berkomunikasi satu sama lain dan dengan jenis sel-sel lain (sel-sel otot, sel kelenjar). Semua sel yang membentuk satu kesatuan kelompok itu berada dalam komunikasi satu sama lain melalui sinyal elektris dan pesan kimiawi yang membantu memelihara kesatuan kelompok sel itu sebagai keseluruhan (Bevelander, 1988).Syaraf adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja sama yang rapi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan syaraf dapat kita mengisap suatu rangsangan dari luar pengendalian pekerja otot (Syaifuddin, 1997). Morfologi dan Gambar IkanCiri-ciri morfologis ikan Nila menurut Sugiarto (1988) dalm Rustidja (1996), adalah bentuk tubuh agak memanjang dan pipih ke samping. Pada tubuh terdapat sepuluh buah garis vertikal berwarna hijau kebiruan, sedangkan pada sirip ekor terdapat delapan buah garis melintang yang ujungnya berwarna kemerah-merahan. Mata tampak menonjol agak besar dan pinggirannya berwarna hijau kebiru-biruan. Letak mulut terminal atau di ujung tubuh. Garis rusuk (linea lateralis) terputus menjadi dua bagian, letaknya memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik pada garis rusuk 34 buah. Tipe sisik adalah stenoid (sisik sisir). Bentuk sirip ekor berpinggiran tegak. Rumus jari-jari sirip sebagai berikut : D.XVIII 13 V.15 A.III 10 dan C.18.Dipandang dari sudut ilmu hayat, ikan (pisces) termasuk ke dalam hewan bertulang belakang dangan ciri-ciri umumnya, yaitu berdarah dingin (poikilotermal), mempunyai sirip, bernafas dengan insang, dan bergantung kepada air sebagai medium hidupnya. Secara faali sebenarnya ikan tidak berdarah dingin, tetapi hanya suhu tubuh ikan tersebut yang berubah-ubah bergantung kepada keadaan suhu sekelilingnya. Jadi, ia tidak dapat mempertahankan suhu tubuhnya secara tetap terhadap suhu di sekitarnya seperti mamalia (hewan menyusui) (Effendie, 1972) Gambar Otak dan Anatomi Otak Ikan Menurut Rachman (1992), otak ikan merupakan perluasan ujung anterior spinal cord. Bagian-bagiannya bergerak pada garis dari daerah otak depan melalui otak tengah dengan pembengkakan (optic lobes), menuju ke arah belakang cerebellum dan medulla), kemudian langsung menuju ke sirip caudal dengan spinal cord. Gambaran bagian-bagian otak adalah sebagai berikut : Bagian EmbrioBagian OtakRongga OtakProsencephalonRhombencephalonTelencephalonDiencephalonMesencephalonMetencephalonMyelencephalonOtak depan (cerebral hemuphere)Tween brain misphereMesencephalonCerebellumMedulla oblongataVentrikel lateral yang berpasanganVentrikel ketiga Midbarin (optic lobes)MetacoelVentrikel keempatMenurut Hibiya (1987), ada lima bagian otak pada ikan : telencephalon, diencephalon, mesencephalon, dan myelencephalon. Telencephalon dibagi menjadi hemisper otak kiri dan hemisper otak kanan. Perluasan dari hemisper disebut indera penciiman. Indera penciuman berisi badan sel yang terdiri dari saraf penciuman dan pusat indera pembau. Bagian diancephalon berisi tiga ventrikel yang terdiri dari epithalamus, talamus dan hipothalamus. Serabut epithalamus terdiri dari chord plexus. Pada bagian depan serabut terbentuk dari kelenjar oineal (epiphysis). Talamus, terdiri dari dinding lataeral dienchepalon, yang berisi tentang fungsi pusat autonom. Hipothalamus adalah dasar dari diencephalon dan termasuk bagian depan dari wilayah preoptik.Mesencephalon merupakan pusat dari indera penglihatan, yang mana merupakan pusat integrasi antara rangsangan yang satu dan rangsangan yang lain. Pada ventrikel dilanjutkan ke mesencephalon yang disebut aqueductus mesencephali atau aquaductus sylvis dan dinding dosal dapat melanjutkan respon ke tectum opticum. Mesencephalon (otak) merupakan pusat integrasi antara indera pendengaran dan bagian linea lateralis.1.4 Fungsi masing-masing Saraf IkanMenurut Yuwono dan Sukardi (2001), pada saat berenang sirip memiliki peranan yang penting. Sirip memberikan kendali terhadap pergerakan dengan mengarahkan dorongan, hantaran ke samping dan bahkan berperan sebagai rem. Ikan harus mengendalikan gerakan baling-baling ke depan, gerakan mengoleng dan harus mengendalikan gerakan menggulung. Hal ini dilakukan dengan bantuan sirip sebagai berikut :- Sirip ekor memberikan dorongan dan mengontrol arah ikan. - Sirip pectoral mengontrol gerakan baling-baling ke depan dan mengoleng juga berperan sebagai rem yang menyebabkan penarikan. - Sirip pelvic, mengontrol gerakan baling-balaing ke depan. - Sirip dorsal dan sirip anal mengontrol gerakan menggulung.Sirip caudal dipertimbangkan mengkontribusikan sekitar 40% dorongan dalam berenang secara normal. Pemotongan sirip caudal, bagaimanapun, tidak benar-benar mengurangi kecepatan berenang: hilanganya ekor disertai oleh perubahan pergerakan alami dari tubuh yang diam, mungkin disebabkan oleh refleksi propioseptif. Sirip ikan umumnya tidak penting dalam gerakan tetap, tetapi digunakan dalam perpindahan pelan, perputaran tajam dan keseimbangan ikan pada saat di air (Scheer, 1984). Fungsi LL, Mata dan Otak pada IkanProyeksi dan linea lateralis nampak suatu organisasi dari cara kerja somatotropik. Pada akson sensori untuk setiap individu terdapat neuromas yang posisi stereotypic pada syaraf linea lateralis. Posisi neuromas pada tubuh ikan terletak pada pusat neuron sensori. Somatotopy ini sama fingsinya dengan proyeksi ronitopic, yaitu digunakan untuk sel rambut koklea pada mamalia. Selain itu, linea lateralis pada zebra fish berfungsi untuk indera pendengaran pada mamalia (Moorman, 2001). Ikan umumnya mempunyai penglihatan ke muka yang jelas daripada penglihatan ke samping. Penglihatan yang ke muka digunakan untuk melihat hal-hal yang detail, seperti untuk menerkam mangsa, menghindarkan tumbukan dengan suatu objek dan menghindarkan diri dari musuhnya. Sedangkan, penglihatan yang ke samping itu tidak menghasilkan bayangan yang jelas, melainkan hanya yang remang-remang saja (Effendie, 1972).Telencephalon adalah otak bagian depan sebagai pusat untuk hal-hal yang berhubungan dengan pembauan. Syaraf utama yang keluar dari daerah ini adalah syaraf nomer satu, yaitu olfactorius yang berhubungan denagn fovea nasalis sebagai penerima rangsang. Diencephalon merupakan komponen otak yang cukup penting terletak di belakang telencephalon. Di bagian dalam diencephalon terdapat thalamus dan hypothalamus, yaitu sebagai organ perantara untuk aktifitas kelenjar endokrin, terutama kelenjar hypophise. Mesencephalon dikatakan juga otak tengah, pada ikan secara relatif merupakan bagian otak yang lain. Yang menonjol dari bagian ini adalah lobus opticus yang terdiri dari dus buah bagian sel-sel yang terdapat di bagian atas lobus opticus dinamakan tectum opticum merupakan organ koordinator yang melayani rangsangan penglihatan. Myelencephalaon atau medulla oblongata sebagian komponen yang utama merupakan pusat untuk menyalurkan rangsangan keluar melalui syaraf-syaraf cranial (Rachman, 2003).1.6 Sistem Syaraf dan Fungsi pada IkanMenurut Yuwono dan Sukardi (2001), jika rangsang mengenai sistem syaraf akan diubah menjadi gelembung elektronika yang ditransmisikan sepanjang sistem syaraf. Dalam berbagai hewan air, misalnya pada cumi-cumi,sistem syaraf tersusun dari sel-sel syaraf yang disebut neuron. Fungsi syaraf telah benyak diteliti dengan menggunakan neuron dari hewan ini karena ukurannya yang cukup besar. Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dikelompokkan menjadi :1. Neuron afferent atau neuron sensory yang berasal dari area reseptor. 2. Neuron efferent atau neuron motor, yaitu yang menuju efektor baik berupa jaringan maupun kelenjar.3. Neuron internancial atau interneuron, yaitu yang menghubungkan antara neuron afferent dan neuron efferent.Jaringan syaraf mempunyai fungsi utama sebagai pembuat pesan kimiawi (penghantar syaraf dan hormon-hormon) dan perkembangan saluran komunikasi untuk koordinasi fungsi-fungsi tubuh. Semua jaringan mencerminkan sejarahnya dengan memperlihatkan berbagai kemampuan untuk penyesuaian diri pada keadaan baru selama hidup mereka. Jaringan syaraf juga menspesialisasikan diri dalam kemampuan seperti ini menuju ke arah fungsi belajar dan ingat yang tidak begitu banyak dipahami (Bevelander, 1988).Abdomen merupakan bagian tubuh antara chepalothorax dan telson. Abdomen tertutup oleh kulit keras dan terdiri dari 5 (lima) segmen. Keseluruhan segmen dikenal dengan pleura yang susunanya kearah telson menyerupai susunan genteng. Pada bagian bawah abdomen mempunyai kaki renang (pleopoda) yang strukturnya berupa selaput tipis dan masing-masing terdiri dari 3 ruas. Selain untuk berenang, pleopoda juga berfungsi sebagai tempat meletakkan telur (Wijoseno, 2007).Susunan syaraf dibagi atas dua bagian penting: (1) susunan saraf pusat atau sistem serebrospinal dan (2) susunan saraf otonom yang mencakup susunan saraf simpatik dan susunan saraf parasimpatik (Pearce, 2002).Dalam kegiatannya, syaraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem syaraf terdiri dari jutaan sel syaraf ( neuron). Fungsi sel syaraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan (Iqbal, 2007).Morfologi dan Gambar Lobster Air TawarUdang adalah crustacea air tawar yang berhubungan dengan lobster. Tubuh udang memiliki 19 segmen atau metamer, tiap kelahiran sepasang apendik. Apendiknya sama satu dengan yang lain. Lima segmen kepala dan 8 segmen thorax berfungsi ke bentuk cephalothorax, yang mana ditutup oleh karapas dan thorax. Bagian karapas menutupi insang, yang mana menyembunyikannya dari dinding tubuh. Abdomen terdiri dari segmen nyata dan piringan terminal tenga. Karapas berproyeksi antara mata, seperti halnya paruh atau rostrum dan ditandai oleh lekukan melintang , yang mana membatasi kepala h yang dikenal dengan telson. Eksoskeleton segmen abdominal terdiri atas tergum dorsal, sternom ventral, dan dua piringan lateral, pleuron, satu di atas masing-masing sisi (Manter and Miller, 1917). http://o-fish.com/Crayfish/biologi.phpKepala terdapat sepasang antena panjang dan antena pendek. Keduanya berfungsi sebagai sensor makanan dan pendeteksi lingkungannya. Bagian kepala juga dilengkapi dengan capit yang besar dan keras. Fungsinya untuk mempertahankan diri. Selain itu, capit pada jantan digunakan untuk menarik perhatian betina. Sedangkan capit yang berukuran kecil yang terletak dekat mulut berfungsi untuk mencacah makanan sebelum dimasukkan ke dalam mulut. Tubuhnya lunak dan memiliki cangkang yang beruas-ruas dan terbuat dari zat kitin. Abdomen lobster air tawar beruas-ruas. Pada abdomen terdapat 4 pasang kaki panjang (kaki jalan) di bagian atas dan 4 pasang kaki pendek (kaki renang) di bagian bawah. Ekor lobster air tawar (uropoda) berbentuk seperti kipas. Lobster bisa berjalan maju maupun mundur, ekornya ditekuk ke arah dalam untuk melindungi telur-telurnya (Jatilaksono, 2008).Gambar dan Anatomi Otak Lobster Air TawarJika reseptor digunakan untuk memeriksa suatu perpindahan atau pergerakan, walaupun reseptor lain juga sangat berpengaruh terhadap beberapa penerima rangsang. Jika otak ganglion diubah, maka pergerakan juga tetap sama, tetapi respon tersebut tidak akan diteruskan (Scheer, 1984).Otak terjadi dari suatu massa badan-badan sel saraf atau ganglion. Maka otak ini disebut juga ganglion otak atau selebral ganglion. Otak ini terletak di bagian atas kepela, di belakang tangkai mata. Dari otak benang-benang saraf menuju ke antena, antenula dan mata. Dari otak keluar pula sepasang urat saraf yang disebut saraf lingkar kerongkongan yang mengapit kerongkongan dan bersatu kembali menjadi simpul saraf yang disebut ganglion bawah kerongkongan. Dari ganglion bawah kerongkongan ini urat-urat saraf menuju ke alat pencernaan, jantung dan alat-alat dalam lainnya. Maka dapatlah dikatakan, bahwa ganglion bawah kerongkongan ini mengkoordinir ganglion-ganglion dari enam ruas tubuh bagian dada. Selanjutnya, dari ganglion bawah kerongkongan ini keluar urat saraf kembar menuju ke ganglion-ganglion dan enem ruas bagian perut. Cabang-cabangnya menuju ke kaki-kaki, otot-otot dan alat-alat tubuh lainnya (Mahardono, et.al., 1982).Nassel and Elofsson, in Gupta, 1987, Arthropod Brain (Wiley)www.science.smith.edu/.../brainlobes.gif Otak arthropoda terdiri dari 3 bagian besar, yaitu anterior protocerebrum, bagian tengah deutocerebrum dan bagian posterior tritocerebrum. Syaraf pada mata melalui protocerebrum mengandung tiga pusat optik (neuropiles) berintegrasi dengan fotoreseptor dan gerakan, serta berpengaruh pada tingkah laku (behaviour). Deutocerebrum mengirim syaraf ke antena pertama pada crustacaea (kalajengking, laba-laba dan kutu) tidak mengandung deutocerebrum. Bagian ketiga dari otak dalah tritocerebrum ynag meningkatkan fungsi syaraf bibir bawah, syaraf pencernaan (stomatogastic nerve), serta berpengaruh juga pada antena kedua dari crustacea (Arfiati, 2003).1.9 Fungsi Otak pada Udang dan GambarSusunan syaraf crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera, yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (faset) yang bertangkai (Jatilaksono, 2007).1.10 Fungsi organ pada udangPada syaraf pleupod, impuls diterima dari stimuli menuju kaki dan pleopod pada sisi yang sama, pleupod yang berlawanan pada segmen yang sama dan kedua uropod. Syaraf uropod menerima impuls dari stimulasi anggota badan.pada tali syaraf abdominal, dan dari uropod dan antena dari kedua sisi (Scheer, 1984).Pelorotan antenula merupakan mekanisme merapatkan rambut-rambut aestetak yang akan memberikan peningkatan ketajaman pengenalan lingkungan kimiawi yang ada di sekelilingnya. Pelurutan antenula ini membantu sirkulasi air di sekitar rambut-rambut aestetor, sehingga mempermudah proses penerimaan rangsang dari kemoatraktan. Fungsi pemutaran antenulia adalah untuk menegakkan rambut-rambut aestetor kedalam arus air.sehingga memudahkan defeksi perubahan air disekeliling rambut-rambut tersebut selama pergerakan, pembersihan antenulia bergungsi untuk memudahkan atau memindahkan bahan-bahan yang terperangkap atau terselip diantara rambut-rambut aestetor pada antenula.Fungsi pergerakan penarikan antenulla adalah untuk mekanisme perlindungan melawan rangsang-rangsang kimiawi yang berbahaya (Yuwono dan Sukardi, 2001).1.11 Sistem syaraf dan fungsi pada udang Neuron sensorik atau neuron afferen adalah sesuatu yang mengkondisikan impuls dan reseptor ke atau terhadap sistem syaraf pusat,dan syaraf motor atau syaraf efferen menghantarkan dari sistem syaraf pudat ke efektor lain. Beberapa syaraf hanya berisi benang-benang sensorik, yang lainya hanyalah benang-benang motor, dan banyak syaraf lain terdiri dari kedua tipe tersebut. Ganglion adalah suatu unit yang mengisi sel tubuh dari sedikit atau banyak neuron, dan ganglia utama pada otak diketahui sebagai pusat (Stores dan Usinger, 1980).Stimulasi dari reseptor sentuhan contohnya buluh atau propioreptor (reseptor yang merespon perpindahan cabang yang distimulasi oleh cabang berliku) menyebabkan perpanjangan pemecahan impuls pada sistem syaraf pusat, menurunkan insensitas dengan menaikkan jarak dari reseptor. Dalam pharingeal comisure, respon dicatat dari stimuli diberikan ke antena, antenula dan uropod diatas kedua sisi dan menuju kaki diatas sisi yang sama (Scheer, 1984).1.12 Mekanisme proses masuknya rangsangan. 1.12.1 PenglihatanCahaya yang masuk kedalam mata setelah melalui cornea, lensa dan cairan bola mata yang baru menyentuh retina yang terdapat pada bagian dalam yang bola mata. Bayangan benda yang terjadi di retina akan dipetakan kedalam tertumopticum yang terdapat di dalam lobus opticum. Cahaya yang masuk kedalam mata setelah menyentuh cairan akan menyentuh serabut saraf optis, sel-sel ganglion, sel-sel berpdar, cone dan rode, serta lapisan sel retina yang berpigmen, dan rone mempunyai pigmen yang dapat menyerap cahaya. Rod yang mempunyai pigmen itu sangat sensitif terhadap cahaya yang remang-remang, sedangkan cone digunakan apabila dalam keadaan cukup cahaya (Effendie, 1972).Menurut Mardiati (1996), bayangan yang jatuh ke retina akan menghasilkan sinyal syaraf dalam mozaik fotoreseptor dibagian lain dari retina. Lalu, retina mengirim bayangan dua dimensi ke otak, untuk dikonstruksi menjadi tiga dimensi. Sinar dalam objek akan melalui sebuah media transparan sebelum sampai ke retina. Media ini membantu retraksi dan konvergensi sinar, sehingga bayangan tepat jatuh di retina. Media ini adalah kornea berbentuk lengkung cembung dengan densitas tinggi. Kemudian humor aqueous, suatu cairan kental dalam kamar depan mata (antara lensa dan kornea). Lensa adalah benda kristal bikonveks menangkap cahaya dari objek sebagai cahaya yang sejajar pada jarak lebih dari 6 m. Cahaya akan dikumpulkan masuk ke dalam titik api yang berjarak normal dalam keadaan istirahat, 16 mm dari lensa. Dari lensa, cahaya diteruskan sepanjang aksis optik ke cairan seperti agar-agar yang disebut humous vitreous. Cairan ini mempertahankan bentuk bola mata iluminasi rendah. Dengan diameter bola mata yang semakin besar, maka datangnya gambar pada suatu objek benda melalui kerja mata menuju ke retina akan semakin cepat karena sudut pembeda terkecil (Minimum Separable Angle, MSA) yang dimiliki semakin kecil (Fitri, 2006).1.12.2 PenciumanTelencephalon adalah otak bagian depan sebagai tempat untuk hal-hal yang berhubungan dengan pembauan. Syaraf utama yang keluar dari daerah ini adalah syaraf no.1 berhubungan dengan hidung sebagai mencari makanan ikan-ikan yang mengutamakan hidung untuk mencari makanannya, otak bagian depanya jadi lebih berkembang (Effendie,1972).Reseptor sensori bau terdapat dalam mukosa organ alfaktori dalam sinus noualis superior. Sel reseptor afaktori adalah neuron bipolar, badan selnya berada di mukosa alfaktori. Dendrit tunggalnya berproyeksi pada permukaan cavume rasale (rongga hidung) berakhir dalam bentuk silia immotil. Sillia, muncul dilapisi mukosa yang basah (karena sekresi kelenjar bowman dan sel penyangganya), disinilah tempat interaksi antara odor dan neuron reseptor (transduksi alfaktori) (Mardiati, 1996).1.12.3 PendengaranTelinga menstransduksi energi gelombang suara ke bentuk impuls syaraf, yang dihantarkan ke sistem ousat pendengaran, dimana suara diterjemahkan. Suara dihasilkan oleh benda yang bergetar dalam medium fisik (udara, air atau benda padat). Suara tidak dapat melelui ruang hampa (Mardiati,1996).Pada ikan, seperti halnya vertebrata lain organ pendengaran dibagi ke sistem reseptor grausti dengan tiga sub bagian dari sistem reseptor akselerasi anguler. Sistem reseptor grausti pada setiap sisi berisi utricula, saccular dan lagenar marular, tiap-tiap yang ditutup otolith. Sistem reseptor akselerasi anguler berisi tiga pembuluh semi sirkuler ortogonal, tiap-tiap yang berisi krista sensorik (Moorman, 2001).1.12.4 PengecapPersepsi pengecapan dan penciuman begantung pada komereseptor yang mendeteksi zat kimia spesifik di lingkungan. Pada hewan terestrial. Pengecapan adalah pendeteksian zat kimia tertentu yang terdapat dalam suatu larutan, dan penciuman adalah pendeteksian zat kimia yang ada di udara. Akan tetapi, kedua indera kimiawi ini umumnya saling berhubungan erat dan sebenarnya tidak ada perbedaan antara keduanya alam lingkungan akuatik (Campbell, 2003).Agar suatu zat terasakan, zat itu haruslah larut dalam kelembaban mulut. Hanya bila ada dalam larutan zat itu baru dapat menstimulasi kuncup rasa secara morfologis (Kimball, 1994).1.12.5 Peraba Kulit juga sepeti organ lain terdapat cabang-cabang syaraf spinal dan permukaan yang terdiri dari syaraf-syaraf sensorik. Ujung syaraf motorik berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat dalam kulit, sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau kulit. Pada kulit, ujung-ujung syaraf sensorik ini membentuk bermacam-macam kegiatan untuk menerima rangsangan (Syaifuddin, 1997).Menurut Rachman (2003), nervous trigeminus merupakan fungsi berhubungan dengan sensitifitas terhadap panas dan tekanan kulit sensorik somatis dan pergerakan. Terdiri atas dua unsur pokok :1. Nervous ophtolmicus profundus/nasatiliaris2. Nervous maxillia/mandibularisPersatuan 2 nervous ini membentuk nervous timphoalis untuk selaput lendir, lidah dan dasar mulut. 2. METODOLOGI2.1. Prosedur Kerja2.1.1. Keseimbangan Tubuh IkanToples - Ikan Nila diisi bagian dari airIkan Nila - Dimasukkan dalam toples - Diadaptasikan 15 menit - Disentuh linea lateralis, kepala, dorsal, ekor - Diamati tingkah laku (kontrol) - Diberi perlakuanKelompok :1 = dipotong semua siripnya2 = dipotong sirip anal3 = ditusuk matanya4 = dipotong sirip ventral5 = dipotong sirip dorsal6 = ditusuk LL7 = dipotong sirip pectoral8 = dipotong sirip caudal - Diamati tingkah lakuHasil2.1.2. Reaksi Syaraf Pada Lobster Air TawarToples LAT- Diisi bagian dengan air - Dimasukkan dalam toples - Diadaptasikan 15 menit - Diberi kejutan - Diamati tingkah laku (kontrol) - Diberi perlakuan kelompok:1 = dipotong matanya2 = dipotong telson3 = dipotong 2 capitnya4 = dipotong antena5 = dipotong kaki jalan6 = dipotong uropad7 = dipotong kaki renang8 = dipotong antenula - Diberi kejutanHasil - Diamati tingkah laku3. DATA HASIL PENGAMATAN3.1. Data Hasil Pengamatan Ikan NilaKeseimbangan Tubuh IkanKelompokSebelumSesudah1disentuh linea lateralis sebelah kiri miring kekanan dan sebaliknya.disentuh kepala dan dorsal ikan menghindar dan sirip dorsal menutup.disentuh ekor sebelah kanan ikan bergerak kekanan dan sebaliknya.disentuh linea lateralis, bergerak tidak beraturandisentuh kepala dan dorsal, ikan menghindar dan tidak bisa mengontrol arah gerakdisentuh ekor, bergerak tidak beraturan2disentuh linea lateralis, kepala dan dorsal, ikan bergerak menghindari rangsang, sirip dorsal menutup, gerakan tidak tenang dan sirip pectoral berkibardisentuh linea lateralis, ikan bergerak berlawanan, sirip dorsal menutup dan ikan kehilangan keseimbangan3disentuh linea lateralis sebelah kiri ikan bergerak ke kanan dan sebaliknya.disentuh kepala, ikan kaget, dorsal mengembang.disentuh ekor ikan bergerak maju.ikan ditusuk mata kanan, ikan jadi miring ke kanan.ditusuk kedua mata, ikan kurang peka terhadap respon dan dorsal tidak mengembang.4disentuh linea lateralis, ikan menjauhi.disentuh kepala, ikan berontak dan berenang mundur.disentuh dorsal sirip dorsal menutup, disentuh ekor, sirip-sirip mengembangdisentuh dorsal, sirip dorsal mengembang dan perlahan-lahan menghindar.5disentuh linea lateralis, gerakan ikan aktif dan sirip dorsal mengembang.disentuh kepala, gerakan ikan mundur dan menjauhi sentuhandisentuh dorsal gerakan ikan menggulung, disentuh ekor gerakannya maju.gerakan lebih aktif, saat disentuh kepala masih bergerak mundur dan disentuh ekor bergerak maju.6disentuh linea lateralis, ikan bergerak meliukdisentuh kepala dan dorsal, bergerak menjauhidisentuh linea lateralis, ikan bergerak menjauhi sentuhan.disentuh dorsal dan ekor, ikan kehilangan keseimbangan7disentuh linea lateralis sebelah kiri ikan bergerak ke kanan dan sebaliknya.disentuh kepala, ikan menjauhi sentuhan dan saat disentuh dorsal sirip dorsalnya mengembang.disentuh bagian ekor ikan menghindar.disentuh linea lateralis ikan tidak menghindar, pergerakannya menjadi lambat, gerakan lebih banyak naik dan turun daripada berbelok8disentuh linea lateralis, sirip pectoral dan dorsal mengembang.disentuh kepala, ikan menjauhi dan saat disentuh dorsal ikan bergerak miringdisentuh bagian ekor ikan menjauhi dan sirip dorsal naik turundisentuh dorsal, ikan bergerak miring, disentuh bagian dorsal, ikan bergerak naik turun.disentuh kepala ikan menghindar dengan cepat3.2. Data Hasil Pengamatan Lobster Air TawarReaksi Syaraf pada Lobster Air TawarKelompokSebelumSesudah1tidak bereaksi tapi masih bergeraktidak bereaksi dan diam saja2antenula bergetar saat diberi rangsang bunyi. antenna dan antenula mengarah kesumber gerakan saat diberi gelombang. saat diberi sentuhan antenna dan antenula merespon.memberi respon saat diberu bunyi-bunyian. Saat diberi gelombang lobster menjauhi sumber gelombang. Dan jika diberi sentuhan menjauhi. 3tidak merespon terhadap bunyi, jika disentuh kepala lobster bergerak ke belakang.Disentuh bagian belakang bergerak kedepandisentuh bagian kepala bergerak ke belakangjika disentuh bagian belakang tidak merespon4tidak merespon bunyi dan menghindar saat disentuh, mencoba melindung diri dengan bergerak naik.Tetap mempertahankan diri, bergerak mundur dan melompat-lompat5Tidak merespon kejutan, jika disentuh kepala maka lobster mundur dan gerakan gesit.Berjalan dengan capit dan tidak merespon kejutan.6Bergerak menghindari rangsang jika disentuh uropodnya, diberi rangsang menaikan capit dan menjauh. Bergerak menjauhi rangsang jika disentuh uropodnya, bila diberi rangsang akan menjauh.7Peka bunyi dan gerakan air, waktu dipegang antenna dan karapaksnya bergerak, disentuh capit maka capit akan menjepitWaktu pertama dimasukkan ke toples gerakkannya mundur, waktu disentuh ekor berjalan miring dan merayap.8Bergerak menghindar, antenna bergerakAntenna bergerak sedikit demi sedikit4.PEMBAHASAN4.1 Analisa Prosedur 4.1.1 Keseimbangan tubuh ikanPada praktikum keseimbangan tubuh ikan ini, langkah-langkah sebagai berikut. Pertama-tama disiapkan toples ukuran 2 liter sebagai wadah air dan ikan nila (Oreocromis niloticus). Dipilih toples, sebab mudah dicari, efisien dan memudahkan dalam pengamatan, serta harganya ekonomis. Setelah itu, toples diisi air sebanyak bagiannya, dengan tujuan agar bagian yang tidak terisi air dapat digunakan sebagai tempat suplai oksigen yang berguna untuk meningkatkan kandungan oksigen pada waktu ikan bernafas. Kemudian, diambil ikan nila (Oreocromis niloticus) dan dimasukkan kedalam toples yang berisi air tadi. Dipilih ikan nila sebab harganya ekonomis,ikan nila juga memiliki kelebihan, yaitu memiliki macam-macam sirip yang lengkap, yaitu sirip dorsal, sirip pectorol, sirip ventral, sirip anal, dan sirip caudal (ekor). Ikan nila di dalam toples diadaptasikan dulu selama 15 menit, sebab waktu 15 menit tersebut diasumsikan merupakan waktu minimal bagi ikan telah beradaptasi dengan lingkunganya, tujuan lainya adalah agar ikan tidak setres. Setelah diadaptasikan, ikan nila disentuh pada bagian linealateris (LL), kepala, dorsal dan ekornya dengan bantuan pinset. Disentuh bagian-bagian tersebut karena bagian-bagian tersebut merupakan temapat respon syaraf. Setelah itu diamati tingkah laku ikan sebagai pembanding antara tingkah laku ikan sebelum dan sesudah diberi perlakuan,dan catat hasil pengamatanya. Setelah itu, barulah diberi perlakuan yang berbeda-beda pada masing-masing kelompok dengan tujuan untuk mengetahui respon apa sajakah yang dihasilkan oleh masing-masing ikan tersebut dan untuk perbandingan. Kedelapan perlakuan tersebut adalah: kelompok 1: dipotong semua siripnya,kelompok 2: dipotong sirip analnya, kelompok 3: ditusuk matanya kelompok 4: dipotong sirip ventralnya, kelompok 5: dipotong sirip dorsalnya, kelompok 6: ditusuk linea lateralisnya (LL), kelompok 7: dipotong sirip pectoralnya dan kelompok 8: dipotong sirip caudalnya, setelah diberi perlakuan, ikan nila disentuh linea lateralisnya lagi untuk mengetahui respon ikan setelah diberi perlakuan dan karena linea lateralis merupakan bagian tubuh ikan yang menjadi tempat respon syaraf yang paling dominan. Kemudian, diamati tingkah laku ikan sebelum dan sesudah diberi perlakuan, dan catat hasilnya. Pada praktikum ini, juga diberikan tiga perlakuan terhadap ikan nila, yaitu diberi bunti-bunyian atau suara, diberi getaran air dan diberi sentuhan terhadap bagian-bagian tubuhnya dengan tujuan untuk mengetahui respon ikan nila terhadap rangsangan luar.4.1.2 Reaksi Saraf pada Lobster Air TawarPada praktikum tentang reaksi syaraf pada lobster air tawar (Procambarus clarki) ini, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama-tama disiapkan toples ukuran 2 liter sebagai wadah air dan lobster air tawar. Dipilih toples, sebab mudah dicari, harganya ekonomis, efisien dan untuk memudahkan dalam pengamatan, serta memudahkan perggerakan ikan. Setelah itu toples diisi air bagiannya.dengan tujuan agar bagian yang tidak terisi air dapat digunakan sebagai tempat suplai oksigen yang berguna untuk meningkatkan kandungan oksigen pada waktu lobster bernapas. Kemudian diambil lobster air tawar (Procambarus clarkii) dan dimasukkan kedalam toples yang diisi air tadi. Digunakan lobster air tawar sebagai pengganti udang galah (Macrobrachium rosenbergii) karena pada waktu itu tidak didapatkan udang galah atau udang galahnya sulit dicari. Selain lobster air tawar juga dipilih sebagai perbandingan dengan ikan dalam pemberian respons terhadap berbagai jenis rangsangan, setelah lobster air tawar dimasukkan ke dalam toples, kemudian diadaptasikan dulu 15 menit, sebab waktu 15 menit tersebut diasumsikan merupakan waktu minimal bagi lobster telah mampu beradaptasi dengan lingkunganya dan tujuan lainya adalah agar lobster tidak stress. Setelah itu barulah lobster air tawar diberi kejutan, yaitu dengan cara memberikan tiga macam kejutan, seperti diberikan bunyi-bunyian atau suara, diberi getaran air dan diberi sentuhan pada bagian tubuhnya. Tujuan lobster diberi kejutan ini adalah untuk mengetahui apa saja respon yang ditimbulkan oleh lobster pada masing-masing kejutan tersebut Kemudian, diamati tingkah laku lobster air tawar tersebut sebagai pembanding respon antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Setelah itu barulah diberi perlakuan sesuai kelompok. Tujuan diadakanya perlakuan yang berbeda-beda ini adalah untuk mengetahui respon apa sajakah yang dihasilkan oleh lobster air tawar pada masing-masing perlakuan tersebut adalah: kelompok 1: dipotong matanya, kelompok 2: dipotong telsonya, kelompok 3: dipotong kedua cupitnya, kelompok 4: dipotong antenanya, kelompok 5: dipotong kaki jalanya, kelompok 6: dipotong uropodnya, kelompok 7: dipotong kaki renangnya dan kelompok 8: dipotong antenulanya. Setelah diberi perlakuan, kemudian lobster air tawar tadi diberi kejutan lagi, baik itu diberi bunyi-bunyian, diberi getaran air, maupun disentuh bagian-bagian tubuhnya untuk mengetahui respon yang ditimbulkan oleh lobster, sebab kejutan-kejutan tersebut mampu memberikan rangsangan syaraf bagi lobster. Kemudian diamati tingkah lakunya sebagai pembanding antara respon lobster sebelum dan sesudah diberi perlakuan, dan catat hasilnya. LAT dapat menggantikan udang galah, sebab organ-organ yang dimiliki oleh udang galah sama seperti yang dimiliki oleh LAT, dan memiliki kelas crustacea untuk membandingkannya dengan ikan. Setelah perlakuan adalah untuk membandingkan respon LAT terhadap rangsangan, antara sebelum perlakuan, yaitu pada waktu organ-organya masih lengkap dan setelah perlakuanya, yaitu pada waktu organ-organya sudah berkurang. 4.2 Analisa Hasil 4.2.1 Keseimbangan tubuh ikan Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh melalui praktikum keseimbangan tubuh ikan ini, mulai dari kelompok 1 sampai 8, diketahui bahwa tingkah laku ikan nila (Oreachromis nilaticus) setelah disentuh pada bagian linea literalis, kepala, dorsal dan ekor atau tingkah laku ikan sebelum perlakuan, yaitu pada kelompok 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 diketahui bahwa apabila disentuh ikan lateralisnya ikan akan bergerak menjauhi sumber rangsangan atau bergerak manjauhi sentuhan, yaitu bila disentuh di sebelah kiri, maka akan bergerak ke kanan dan bila disentuh disebelah kanan, maka akan bergerak ke kiri. Sedangkan pada kelompok 5 dan 8, sentuhan pada linea lateralis menyebabkan ikan bergerak aktif dan sirip dorsolnya mengembang. Sentuhan pada bagian kepala, untuk semua kelompok menyebabkan ikan bergerak menjauhi sentuhan. Sentuhan pada dorsai, pada kelompok 1, 2, 4, dan 8 berakibat ikan menghindari sentuhan dan sentuhan dan sirip dorsalnya menutup. Sedangkan pada kelompok 3, 6 dan 7 dorsalnya naik (mengembang dan menjauhi sentuhan), dan pada kelompok 5 berakibat ikan gerakanya menggulung. Untuk sentuhan pada bagian ekor, pada semua kelompok berakibat ikan menjauhi sentuhan. Sedangkan tingkah laku ikan nila (Oreochromis nilatcus) setelah diberi perlakuan dan disentuh lagi LL nya adalah secara umum menunjukkan bahwa ikan nila kehilangan keseimbangan, sehingga gerakanya tidak aktif dan bergerak cepat untuk menghindari sentuhan atau rangsangan.Untuk hasil pengamatan kelompok 2 dihasilkan data sebagai berikut: Tingkah laku sebelum diberi perlakuan,yaitu saat disentuh linea lateralisnya, maka ikan akan bergerak menghindari sentuhan atau bergerak berlawanan, yaitu apabila disentuh disebelah kiri, maka ikan akan bergerak ke kanan, dan apabila disentuh disebelah kanan maka ikan akan bergerak ke kiri. Saat disentuh kepalanya maka ikan nilaakan menghindari sentuhan, bergerak ke dasar dan sirip pectoralnya melebar.saat disentuh sirip dorsalnya, maka dorsalnya akan menutup, gerakan ikan tidak tenang dan akan menjauhi sentuhan.sedangkan pada waktu disentuh ekornya, maka ikan akan melakukan gerakan berenang,sirip pectoralnya berkibas dan ikan akan menjauhi sentuhan. Sedangkan hasil pengamatan pada kelompok 2 setelah ikan nila diberi perlakuan, yaitu dipotong sirip analnya adalah tingkat keseimbangan ikan berkukrang dan menyebabkan ikan bergerak cepat untuk menjauhi rangsangan atau sentuhan.Adanya tingkah laku ikan apabila diberi sentuhan pada bagian linea lateralis, kepala, dorsal, maupun ekornya menyebabkan ikan akan bergerak menjauhi sentuhan tersebut, sebab tempat.tempat itu merupakan bagian tubuh ikan yang peka terhadap rangsangan dan karena tempat-tempat itu merupakan tempat repon syaraf. Menurut Yuwono dan Sukardi (2001), kebanyakan hewan air bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara berenang dalam badan air.Tetapi, beberapa hewan yang hidup di dasar perairan juga berjalan pada permukaan dasar perairan untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lainya. Pergerakan dilakukan untuk berbagai tujuan termasukmenghindarkan diri dari bahaya. Migrasi dan yang paling umum pergerkan dilakukan untuk mencari pakan.Pada kelompok 2, setelah ikan nila dipotong sirip analnya, maka menyebabkan tingkat keseimbangan ikan berkurang, serta posisi kepala dan ekor tidak sejajar lagi hal ini disebabkan karena sirip mempunyai fungsi dan peranan penting dalam mengatur pergerakan ikan. Menurut Yuwono dan Sukardi (2001), pada saat berenang sirip mempunyai peranan yang paling penting. Sirip memberikan kendali terhadap pergerakan dengan mengarahkan dorongan,hantaran kesamping dan bahkan sebagai rem. Sirip dorsal dan anal mengontrol gerakan menggulung. Kemudian, setelah dipotong sirip analnya dan kemduian disentuh lagi linea lateralisnya. Maka menyebabkan ikan bergerak cepat untuk menjauhi rangsangan atau sentuhan lebih capat dibandingkan dengan sentuhan diberi perlakuan. Menurut Bevelander (1998), semua jaringan mencerminkan sejarahnya dengan memperlihatkan berbagai kemampuan untuk penyesuaian diri terhadap keadaan baru selama hidup mereka, jadi bergerak cepat yang dilakuan oleh ikan nila tadi, bisa diakibatkan karena ikan masih kaget dengan perlakuan yang diberikan dan ikan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan kondisi tubuhnya yang baru dipotong.Mekanisme jalanya impuls syaraf adalah dari: rangsangan-sensorik-motorik-otak-reseptor. Menurut Riyanto (2008), proses depdarisasi berlangsung capat dan berjalan sepanjang neuron. Inilah yang dimaksud dengan impuls syaraf. Setelah impuls berlalu,neuron akan kembali ke keadaan semula (polarisasi). Saat impuls berjalan sampai di terminal sinopsis, impuls akan dibawa oleh neurotransmiter menuju neuron lainya. Begitu seterusnya sampai impuls berjalan menuju otak. Di otak, impuls akan diterjemahkan dan ditanggapi dengan bentuk yang diselesaikan dengan bentuk rangsanganya. Sinopsis meneruskan impuls kesatu neuron keneuron yang lain. Neuron sensorik membawa impuls menuju sumsum tulang belakang. Di sumsum tulang belakang impuls diteruskan keneuron motorik atau melalui neuron penghubung untuk ditanggapi.Pemotongan yang ditanggapi pada sirip-sirip ikan dapat mengimbangi keseimbangan tubuh ikan tersebut. Hal ini disebabkan sirip-sirip ikan berperan penting dalam mengatur pergerakan ikan. Menurut Yuwono dan Sukardi (2001), pada saat berenang sirip mempunyai peranan yang sangat penting Sirip memberikan kendali terhadap pergerakan dengan mengarahkan dorongan, hantaran kesamping dan bahkan sebagai rem ikan harus mengendalikan gerakan baling-baling kedepan,gerakan mengoleng dan gerakan menggulung. Hal ini dilakukan dengan bantuan sirip sebagai berikut, sirip ekor memberikan dorongan dan mengontrol arah ikan.Apabila salah satu sirip ikan dipotong,maka menyebabkan keseimbangan pergerakan tubuh ikan terganggu. Sebab, antara sirip ikan yang satu dengan yang lainya bekerja bersama-sama dalam menciptakan keseimbangan tubuh menurut mahardono (1979), ikan mempunyai sejumlah sirip. Sirip yang berpasangan adalah untuk gerak maju mundur, misalnya sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip belakang. Sirip ekor untuk kemudi, kecuali itu, gerak ikan juga dibantu oleh gerak tubuh ikan yang mampu berlenggak-lenggok, oleh sebab itu pemotongan pada sirip anal, berakibat tingkat keseimbangan ikan berkurang. Sirip anal dipototong maka kontrol gerakan menggulung akan terganggu. Dan apabila dipotong semua siripnya, maka keseimbangan tubuh ikan juga akan terganggu.Pada waktu ikan nila diberi rangsangan atau kejutan, baik itu bunti-bunyian, gerakan air atau sentuhan.ikan nila akan menjauhi asal rangsangan tadi dapat diterima ikan nila sebagai impuls syaraf, yang dihantarkan kesistem pusat pendengaran, dimana suara diterjemahkan. Suara dihasilkan oleh benda yang bergetar dalam medium fisik (udara, air, atau benda padat). Suara tidak dapat melalui ruang hampa.Ikan nila (Oreochromis niloticus) apabila diberi kejutan (rangsangan, baik berupa bunyi-bunyian, getaran air maupun sentuhan maka akan bergerak/merespon dengan menjauhi asal datangnya rangsang tersebut. Rangsangan-rangsangan tersebut dapat direspon oleh ikan karena mampu merambat dalam air maupun udara.Menurut Subekti (2008). Suara/bunyi biasanya merambat melalui udara.Suara/atau bunyi tidak dapat merambat melalui ruang hampa. Suara dapat dihasilkan oleh getaran suatu benda. Selama bergetar, perbedaan tekanan terjadi di udara sekitarnya, contoh suara non periodik :batuk, percikan ombak, dll. 4.2.2 Reaksi syaraf pada Lobster Air TawarMelalui praktikum tentang reaksi syaraf pada lobster air tawar (Procombarus clarkii) diperoleh hasil sebagai berikut,yaitu tungkah laku LAT sebelum diberi perlakuan adalahuntuk kelompok 2, 6, 7 dan 8, pada waktu diberi rangsangan bunyi, LAT memberikan respon berupa antena dan antenulanya bergetar. Sedangkan untuk kelompok 1, 3, 4 dan 5 LAT tidak merespon terhadap rangsangan bunyi. Apabila diberi sentuhan maka pada semua kelompok menunjukkan adanya respon atau tanggapan, baik itu berupa gerakan antena atau antenulanya,gerakan lobster kearah depan atau belakang ,maupun berupa gerakan capit-capitnya,dan apabila diberi gerakan air, maka ikan akan merespons dengan menggerakkan antena dan antenulannya, seperi yang dijumpai pada kelompok 2. Akan tetapi setelah LAT diberi perlakuanyang berbeda pada masing-masing kelompok dan kemudian diberi kejutan lagi, maka diperoleh hasil pengamatan yang berbeda-beda, yaitu pada kelompok 1 LAT tetap tidak bereaksi dan hanya diam, pada kelompok 2 LAT merespons saat diberi kejutan, baik itu berupa bunyi-bunyian, getaran air maupun diberi sentuhan, yaitu dengan cara bergerak menjauhi sumber rangsangan, pada kelompok 3 jika disentuh bagian kepala, maka LAT akan bergerak ke belakang dan jika disentuh bagian belakang, maka LAT tidak merespons, pada kelompok 4 LAT tetap mempertahankan diri, bergerak mundur, dan melompat-lompat, pada kelompok 5 LAT berjalan menggunakan capitnya dan tidak merespons kejutan, pada kelompok 6 LAT bergerak menghindari rangsangan dan jika disentuh pada bagian uropodnya maka akan bergerak manjauhi rangsang, kelompok 7 menunjukkan bahwa LAT gerakannya mundur dan waktu disentuh ekornya, jalanya miring-miring dan merayap, dan pada kelompok 8 menunjukkan hasil bahwa antena bergerak sedikit demi sedikit.Hasil yang diperoleh kelompok 2, menunjukkan tingkah laku LAT (Procambarus clarkii) sebelum diberi perlakuan,yaitu adalah antenula bergetar saat diberi rangsangan bunyi, antena dan antenula mengarah kearah getaran saat diberi getaran gelombang air dan saat diberi sentuhan, antena dan antenulanya merespons. Sedangkan pada waktu setelah dipotong telsonnya dan kemudian diberi kejutan lagi,didapatkan respons, yaitu LAT memeberi respons saat diberi bunyi-bunyian,kemudian saat diberi getaran air, LAT juga akan merespons dengan bergerak manjauhi asal getaran dan apabila diberi sentuhan maka LAT akan bergerak menjauhi asal rangsang.Pada waktu diberikan rangsangan atau kejutan, LAT menunjukkan responnya dengan menggerkan antena dan antenulanya. Hal ini karena antena dan antenula pada LAT berfungsi untuk merespons rangsangan jarak jauh dan jarak dekat. Menurut Jatilaksono (2008), kepala terdapat sepasang antena panjang dan antena pendek, keduannya berfungsi sebagai sensor makanan dan pendeteksi lingkungannya.Setelah LAT dipotong telsolnya, maka LAT menjadi kehilangan keseimbangan dan berusaha untuk menjaga keseimbangan ekornya. Hal ini karena telsol berfungsi sebagai alat atau organ keseimbangan sehingga, apabila dipotong telsolnya, maka gerakan LAT menjadi tidak seimbang. Menurut Wijoseno (2007), telson merupakan bagian paling belakang (ekor) dan tubuh lobster. Bagian ekor terdiri dari dua yaitu satu helai telson dan empat helai ekor kipas (uropoda) keseluruhan bagian telson berfungsi untuk berenang dan bergerak. Dalam keadaan terancam atau kaget, lobster bergerak mundur secara cepat dengan cara menekuk abdomen dan telsol secara cepat kearah peripoda. Hal ini, berarti apabila telson dipotong, maka lobster bergerak tidak seimbang karena telson yang seharusnya dapat ditekuk untuk penyesuaian diri sudah hilang dan akibatnya saat diberi kejutan lagi, LAT langsung menghindar atau menjauhi asal rangsangan.Pemotongan LAT pada matanya berakibat LAT lebih peka dalam merespons rangsangan. Sebab, pada LAT antena dan antenula lebih berperan dalam menanggapi respons dibanding mata. Menurut Suryani (2006), lobster memiliki sepasang antena yang panjang seperti udang-udangan lainnya yang terletak di kepala dan dapat bergerak ke berbagai arah. Orang menyebutnya sungut. Antena atau sungut ini berfungsi untuk mendeteksi segala sesuatu yang ada di wilayah sekeliling tubuhnya. Jika mendapatkan sesuatu yang mengancam keselamatannya, ia akan cepat-cepat bergerak maju atau mundur untuk menghindarinya.Pemotongan pada capit tidak begitu berpengaruh terhadap pergerakan ikan, sebab fungsi capit yang lebih utama adalah untuk menangkap mangsa. Menurut Mahardono (1982), sepasang capit besar melekat pada segmen ke-a0 disebut sela yang berfungsi untuk menangkap mangsanya.LAT yang dipotong pada bagian kaki jalannya, masih dapat bergerak dengan dibantu anggota gerak yang lainnya. Sebab, selain kaki masih ada beberapa anggota gerak pada LAT atau udang-udangan. Menurut Mahardono (1982), dengan anggota gerak dimaksudkan bagian-bagian yang melekat pada tubuh dan dapat bergerak, seperti kaki, tangan, sayap, sirip dan sebagainya. Pada udang, kecuali kaki-kaki, maka antena dan antenula adalah juga merupakan anggota gerak yang mempunyai tugas-tugas khusus dan langsung dikuasai oleh saraf pusat.Pemotongan kaki renang berakibat LAT jalannya miring-miring dan merayap, sebab LAT kehilangan kemampuan untuk berenang, akan tetapi LAT masih dapat bergerak menghindari rangsangan karena masih memiliki kaki jalan. Menurut Mahardono (1982), kaki 4 pasang berfungsi untuk berjalan dan mempunyai susuanan khusus yang memungkinkannya untuk berjalan maju, mundur dan ke samping.LAT yang dipotong antanulanya menyebabkan gerakannya menjadi kurang cepat dan kurang seimbang. Hal ini karena selain berfungsi sebagai pendetyeksi rangsangan, antenula juga berperan dalam menjaga keseimbangan gerakan. Menurut Mahardono (1982), antenula berfungsi sebagai alat peraba dan cita rasa, serta membantu keseimbangan.Pada waktu LAT diberi rangsangan atau kejutan, baik itu bunyi-bunyian, getaran air atau sentuhan, maka LAT akan meresponnya, baik itu dengan bergerak menghindar ataupun denagn melompat-lompat. Menurut Mardiati (1996), telinga menstraduksi energi gelombang suara ke bentuk impuls syaraf yang dihantarkan ke sistem pusat pendengaran, di mana suara diterjemahakan. Suara dihasilkan oleh benda yang bergetar dalam medium fisik (udara, air atau benda padat). Suara tidak dapat melalui ruang hampa.LAT apabila diberi kejutan/rangsangan, baik berupa bunyi-bunyian, getaran air maupun sentuhan, maka akan bergerak/merspons dengan menjauhi asal datangnya rangsang tersebut. Rangsangan-rangsangan tersebut dapat direspon oleh ikan karena mampu merambat dalam air maupun udara. Menurut Subekti (2008), suara/bunyi biasanya merambat melalui udara. Suara/bunyi tidak bisa merambat melalui ruang hampa. Suara dihasilkan oleh getaran suatu benda. Contoh suara non periodik : batuk, percikan ombak, dll.5.KESIMPULAN DAN SARAN5.1 KesimpulanMelalui praktikum syaraf ikan ini,diperoleh bebarapa kesimpulan, yaitu:a. Syaraf adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerjasama yang rapi dalam organisasi dan koordonasi kegiatan tubuh.b. Tempat-tempat respon syaraf pada ikan, diantaranya adalah linea literalis, kepala, dorsal dan ekor. c. Tempat-tempat respon syaraf pada LAT, diantaranya adalah mata, antena dan antenula merupakan bagian yang paling peka terhadap rangsangan. d. Jalanya impuls syaraf, yaitu rangsangan-sensorik-motorik-otak reseptor yang akan membentuk sistem syaraf atau sistem koordinasi.e. Tiga macam kejutan yang merupakan sumber rangasangan adalah bunyi-bunyian getaran air dan sentuhanf. Hasil pengamatan kelompok 2, pada keseimbangan tubuh ikan, sebelum perlakuan adalah LL : menghindari sentuhan dan bergerak menjauhi rangsangan, kepala : menghindari sentuhan dan ikan nila bergerak ke dasar, dorsal : sirip dorsal menutup dan menjauhi sentuhan, serta ekor :menjauhi sentuhan.setelah perlakuan adalah tingkat keseimbangan berkurang dan bergerak menjauhi rangsangan sentuhan.- Impuls syaraf pada ikan dimulai ketika rangsangan mengenai sistem syaraf dan telah diubah menjadi gelombang elektrokimia. Peran neuron sangat penting dalam menghantarkan impuls, diantaranya neuron sensory, neuron motor dan inter neuron.- Impuls syaraf pada udang dihantarkan oleh neuron sensorik atau neuron afferent. Jadi, jalannya impuls yaitu rangsangsensorikmotorissyaraf pusat (otak)-reseptor. 5.2 Saran Melalui praktikum syaraf ikan ini dapat diberikan saran, yaitu:a.Bagi para asistenDiharapkan lebih sabar dan telaten lagi dalam membimbing para prakrtikan dan diharapkan lebih siap dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan para praktikannya.b.Bagi para praktikanDiharapkan agar datang lebih tepat waktu dan lebih aktif dalam bekerja sama selama praktikum berlangsung.DAFTAR PUSTAKAArfiati. 2003. Diklat Avertebrata II. Fakultas Perikanan. Universitas Brawijaya. MalangBevelander. 1988. Dasar-dasar Histologi. Erlangga. JakartaCampbell,et.al. 2003. Biologi. Penerbit Erlangga. JakartaCarl. 2008. Anatomi of Fish. http:www.aquarium-pond-answer.com/2007/09. 27 April 2008. Pukul 20.00 WIB. Malang.Effendie,A. 1972. Biologi Ikan. Fakultas Perikanan. IPB. Bogor. Fitri, A.D.P. 2006. Fisiologi Penglihatan Ikan Selar (Selar crumenopthalmus) dan Apilikasi dalam Proses Penagkapan Ikan dengan Mini Purse Seine. Jurnal Perikanan. Vol 8. No.2.Hibiya. 1987. Fish Histologi .Gustaf Fishcherverlog. Stutgart. NT.Iqbal,M. 2007. Alat indra. http:www.w3.org/TR. 27 April 2008. Pukul 16 :30 WIB. Malang.Jatilaksono, M. 2008. Taksonomi dan Morfologi LAT. http:/www.w3.org/TR/xhtml. 27 April 2008. Pukul 16:30 WIB. Malang.Kimball, O.W. 1087. Biologi. Erlangga. Jakarta.Mahardono, S., Pratignyo dan S. Iskansar. 1979. Anatomi Ikan. PT Internussa. Jakarta.__________________________________. 1982. Anatomi Udang. PT Internussa. Jakarta.Manter, H.W dan Miller. 1917. Introduction to Zoology. Mc Graw Hill. Book Company. New York.Mardiati. 1996. Susunan Saraf Otak Manusia. Jagung Seko. Jakarta.Moorman, S.J. 2001. Development of Sensory Systems in Zebrafish (Danio rerio). ILAR Journal vol.42, November 4. 2001.Pearce, E.C. 2002. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT Gramedia. Jakarta.Purwakusuma, W. 2007. Lobster Air Tawar. http : // www. o-fish.com. 27 April 2008. Pukul : 20.00 WIB. Malang.Rachman, A. 1992. Anatomi dan Morfologi Ikan. Faperik Unibraw. Malang._________. 2003. Sistem Organ Pernafasan, Peredarn Darah, Ekskresi, Reproduksi, Saraf dan Hormon. Faperik Unibraw. Malang.Riyanto. 2008. Proses Jalannya Impuls. http : //biologilover-files.wordpress.com. 23 April 2008. Pukul : 16.30 WIB. Malang.Rustidja. 1996. Masculinisasi Ikan Nila. Faperik Unibraw. Malang.Scheer, B.T. 1984. Comparative Physiology. University of Oregon . London.Stores, T.I dan Usinger, R.L. 1980. General Zoology. Mc Graw Hill Book Comnpany. New York.Subekti. 2008. Suara dan Audio. http://hazky.files.wordpress.com. 29 April 2008. Pukul : 10.00 WIB. Malang.Suryani. 2002. Budidaya Lobster. PT Gramedia. Jakarta.Syaifiuddin, H. 1987. Anatomi Fisiologi. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta.Wijoseno, A.B. 2007. Morfologi LAT. http://rhln3x.wordpress.com. 29 april 2008. Pukul : 17.30 wib. Malang.Yuwono, E. dan Sukardi. 2001. Fisiologi Hewan Air. Jagung Seko. Jakarta.SYARAF IKANAbstrakSyaraf adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja sama yang rapi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Tempat-tempat respon syaraf pada ikan terletak di linea lateralis, kepala, dorsal dan ekor. Sedangkan, tempat-tempat respon syaraf pada lobster air tawar terletak di mata, antena, dan antenula. Antenula merupakan bagian yang paling peka terhadap rangsangan. Jalannya impuls syaraf, yaitu dari rangsangan - sensorik - motorik otak - reseptor yang akan membentuk sistem syaraf atau sistem koordinasi. Beberapa indera pada ikan dan lobster air tawar yang berhubungan dengan sistem syaraf ini, anatara lain adalah : indera penglihatan, indera penciuman, indera pendengaran, indera pengecap dan indera peraba. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode eksperimen, yaitu data diperoleh melalui metode penelitian dengan menggunakan alat dan bahan untuk mendukung prosedur kerja dalam praktikum ini. Melalui praktikum ini dapat dihasilkan data, yaitu ikan dan lobster yang diberi rangsangan, baik berupa diberi kejutan maupun disentuh bagian-bagian tubuhnya akan bergerak menjauhi arah datangnya rangsangan tersebut. Hal ini karena baik ikan maupun lobster peka terhadap rangsangan yang ada.Kata Kunci : syaraf ikan, syaraf lobster air tawar, rangsangan, otak ikan, linea lateralis, sirip ikan, morfologi lobster air tawar.AbstractNervous organs is one of the organs that have functions to do coordinations in organitation and bodies activity. The location of nervous systems in fish are located in linea lateralis, head, dorsals and caudal of fish. Therefore, different from fish, in Cherax quadricarinatus, the nervous systems are located in eyes, antena and antenula. Antenula is one of the part of lobster that most responsif in respons the stimulating. The rute of nervous impuls are stimulating sensory motory brain receptor that can become a nervous systems or coordination systems. Some organs both of fish and lobster concerning with nervous system are vision, smell, hearing, taste and balance.In this observation use experiments of methods because the result of this observation can be gotten from experiment with use the materials and tools to do the work procedures in this observation. The results of this experiments are if the fish and lobster are given a stimulate, both of by reaction or be touched on theirs body, they will move far along the stimulate. Its be occured because both of fish and lobster are reactive of the stimulating.Key Words : fish nervous, Cherax quadricarinatus nervous, stimulating, brain of fish, fin of fish, the morfologi of Cherax quadricarinatus.