kembali ke uud 1945

24
sMK TI AL-ASIYAH JURUSAN TKJ CIBINONG – BOGOR 2014/2015 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh Dengan segala kerendahan hati, izinkan penulis memanjatkan rasa syukur yang mendalam kepada Allah SWT yang senantiasa membukakan pikiran dan hati untuk terus berjuang dalam menegakakan agama-Nya serta makalah yang membahas tentang “Kembalinya UUD 1945 (5 juli 1959 – 19 oktober 1999) ” dapat penulis selesaikan. Shalawat serta salam tak pernah putus kita sampaikan kepada pimpinan sekaligus guru peradaban dunia Nabi Muhammad SAW yang banyak memberikan keteladanan dalam berfikir dan bertindak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan-rekan yang membantu penulis dalam memberikan masukan dan pendapat terhadap makalah ini.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kepada para pembaca dan para pakar di mohon saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah dan guna meningkatkan kualitas dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, masyarakat dan bangsa. Wasssalamu’alaikum Warohmatullah Wabarakatuh. Bogor,31 januari 2014 Penulis 1

Upload: rizky-pratama

Post on 19-Oct-2015

192 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

CONTOH MAKALAH TENTANG KEMBALINYA UUD 1945

TRANSCRIPT

sMK TI AL-ASIYAH JURUSAN TKJ CIBINONG BOGOR 2014/2015 KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullah WabarokatuhDengan segala kerendahan hati, izinkan penulis memanjatkan rasa syukur yang mendalam kepada Allah SWT yang senantiasa membukakan pikiran dan hati untuk terus berjuang dalam menegakakan agama-Nya serta makalah yang membahas tentang Kembalinya UUD 1945 (5 juli 1959 19 oktober 1999) dapat penulis selesaikan. Shalawat serta salam tak pernah putus kita sampaikan kepada pimpinan sekaligus guru peradaban dunia Nabi Muhammad SAW yang banyak memberikan keteladanan dalam berfikir dan bertindak.Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan-rekan yang membantu penulis dalam memberikan masukan dan pendapat terhadap makalah ini.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kepada para pembaca dan para pakar di mohon saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah dan guna meningkatkan kualitas dari makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, masyarakat dan bangsa.Wasssalamualaikum Warohmatullah Wabarakatuh.

Bogor,31 januari 2014

Penulis

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN JUDUL ................................................................................................IKATA PENGANTAR ..............................................................................................IIDAFTAR ISI ............................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................41.1. Latar Belakang Masalah ....................................................................................4

BAB II UUD 1945 Pasca Dekrit Presiden 5 juli1959................................................52.1.Pasca Dekrit Presiden 5 juli 1959....................................................................................52.2. Periode UUD 1945 masa orde baru (11 Maret 1966 - 21 Mei 1998).........................72.3. Struktur UUD 1945 setelah pemberlakuan kembali........................................................92.4. Apa itu Hukum Darurat Negara......................................................................................102.5. Hasil Perubahan....................................................................................................11PENUTUP ..................................................................................................................14DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................15

BAB I PENDAHULUAN Perubahan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang telah dilakukan sebanyak empat kali telah mempengaruhi secara substansial dan telah mengubah sistem ketatanegaraan Indonesia secara mendasar. Aturan dasar atau yang disebut dengan konstitusi ini, pada hakekatnya merupakan landasan eksistensi suatu negara sebagai organisasi kekuasaan, pembagian dan pembatasan kekuasaan. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, sistem hukum yang berlaku tidak segera mengalami perubahan. Untuk mengatasi agar tidak terjadi situasi tersaebut, maka undang-undang maupun peraturan-peraturan yang ada sebelum kita merdeka tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang Undang Dasar 1945.1 Konstitusi atau Undang Undang Dasar yang disusun dan ditetapkan untuk mencegah adanya kemungkinan menyalahgunakan kekuasaan. Dengan perkataan lain, dalam konstitusi berisi pembatasan kekuasaan dalam negara. Adapun pembatasan kekuasaan tersebut terlihat dengan adanya tiga hal dalam setiap konstitusi, yaitu (a) Bahwa Konstitusi atau Undang Undang Dasar harus menjamin hak-hak manusia atau warga negara; (b) Konstitusi atau Undang Undang Dasar juga harus memuat suatu ketatanegaraan pada suatu negara yang bersifat mendasar; (c) A. Latar Belakang MasalahKonstitusi harus mengatur tugas serta wewenang dalam negara yang juga bersifat mendasar.2 Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, konstitusi yang diberlakukan di Indonesia telah mengalami perubahan-perubahan dan masa berlakunya sejak Orde Lama hingga Orde Reformasi yaitu; UUD 1945 (18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949); Konstitusi RIS (27 Desember 1949 17 Agustus 1950); UUDS 1950 (17 Agustus 1950 5 Juli 1959 19 Oktober 1999); UUD 1945 ( 5 Juli 1959 19 Oktober 1999) UUD 1945 dan Perubahan Pertama ( 19 Oktober 1999 18 Agustus 2000); UUD 1945 dan Perubahan Pertama, dan Kedua ( 18 Agustus 2000 10 November 2001 ); UUD 1945 dan Perubahan Pertama, Kedua dan Ketiga ( 10 November 2001 10 Agustus 2002); dan UUD 1945 dan Perubahan Pertama, Kedua, Ketiga dan Keempat (10 Agustus 2002 sekarang).3 Perubahan Pertama terjadi pada Sidang Umum MPR tanggal 14-21 Oktober 1999, kemudian Perubahan Kedua berlangsung dalam Sidang Tahunan MPR 7-18 Agustus 2000, Perubahan Ketiga berlangsung pada Sidang Tahunan MPR tanggal 1-9 November 2001, dan Perubahan Keempat berlangsung pada Sidang Tahunan MPR dari tanggal 1-11 Agustus 2002.4 Salah satu gejala yang menandai perubahan tersebut 2 PadmoWahjono, Masalah Ketatanegaraan Indonesia, Jakarta, Rajawali, 1984, hal.4 3 Titik Triwulan Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945, Jakarta, Prenada Media Group, 2010 hal. 15 4 Firdaus, Perubahan Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Bandung, Yrama Widya, 2007 hal.56

BAB II

UUD 1945 Pasca Dekrit Presiden 5 juli 1959=== Periode kembalinya ke UUD 1945 (5 Juli 1959 - 1966) ===[[Berkas:Perangko kembali ke UUD 1945 50 sen.jpg|thumb|Perangko "Kembali ke UUD 1945" dengan nominal 50 sen]]UUD 1945 Periode 5 Juli 1959 19 Oktober 1999Praktik penyelenggaraan negara pada masa berlakunyaUUD 1945 sejak 5 Juli 1959- 19 Oktober 1999 ternyatamengalami berbagai pergeseran bahkan terjadinya beberapapenyimpangan. Oleh karena itu, pelaksanaan UUD1945 selama kurun waktu tersebut dapat dipilah menjadidua periode yaitu periode Orde Lama (1959-1966), danperiode Orde Baru (1966-1999).Pada masa pemerintahan Orde Lama, kehidupanpolitik dan pemerintahan sering terjadi penyimpangan yangdilakukan Presiden dan juga MPRS yang justru bertentangandengan Pancasila dan UUD 1945. Artinya, pelaksanaanUUD 1945 pada masa itu belum dilaksanakan sebagaimanamestinya. Hal ini terjadi karena penyelenggaraanpemerintahan terpusat pada kekuasaan seorang Presidendan lemahnya kontrol yang seharusnya dilakukan DPRterhadap kebijakan-kebijakan Presiden.Selain itu muncul pertentangan politik dan kon-flik lainnya yang berkepanjangan sehingga situasi politik,keamanan, dan kehidupan ekonomi semakin memburuk.Puncak dari situasi tersebut adalah munculnya pemberontakanG-30-S/PKI yang sangat membahayakan keselamatanbangsa dan negara.Mengingat keadaan semakin membahayakan, Ir.Soekarno selaku Presiden RI memberikan perintah kepadaLetjen Soeharto melalui Surat Perintah 11 Maret 1966(Supersemar) untuk mengambil segala tindakan yang diperlukanbagi terjaminnya keamanan, ketertiban, dan ketenanganserta kestabilan jalannya pemerintah. LahirnyaSupersemar tersebut dianggap sebagai awal masa OrdeBaru.Semboyan Orde Baru pada masa itu adalahmelaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murnidan konsekuen. Apakah tekad tersebut menjadi suatukenyataan? Ternyata tidak. Dilihat dari prinsip demokrasi,prinsip negara hukum, dan keadilan sosial ternyata masihterdapat banyak hal yang jauh dari harapan. Hampirsama dengan pada masa Orde Lama, sangat dominannyakekuasaan Presiden dan lemahnya kontrol DPR terhadapkebijakan-kebijakan Presiden/pemerintah.Selain itu, kelemahan tersebut terletak pada UUD1945 itu sendiri, yang sifatnya singkat danluwes(fleksibel),sehingga memungkinkan munculnya berbagai penyimpangan.Tuntutan untuk merubah atau menyempurnakanUUD 1945 tidak memperoleh tanggapan, bahkanpemerintahan Orde Baru bertekat untuk mempertahankandan tidak merubah UUD 1945.UUD 1945 Periode 19 Oktober 1999 SekarangSeiring dengan tuntutan reformasidan setelah lengsernyaPresiden Soeharto sebagai penguasaOrde Baru, maka sejaktahun 1999 dilakukan perubahan(amandemen) terhadap UUD 1945.Sampai saat ini, UUD 1945 sudahmengalami empat tahap perubahan,yaitu pada tahun 1999, 2000,2001, dan 2002. Penyebutan UUDsetelah perubahan menjadi lebih lengkap, yaitu : Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Melalui empat tahap perubahan tersebut, UUD 1945telah mengalami perubahan yang cukup mendasar. Perubahanitu menyangkut kelembagaan negara, pemilihanumum pembatasan kekuasaan Presiden dan WakilPresiden, memperkuat kedudukan DPR, pemerintahandaerah, dan ketentuan yang terinci tentang hak-hak asasimanusia.Pertanyaan kita sekarang, apakah UUD 1945 yangtelah diubah tersebut telah dijalankan sebagaimana mestinya?Tentu saja masih harus ditunggu perkembangannya,karena masa berlakunya belum lama dan masih masatransisi. Setidaknya, setelah perubahan UUD 1945, adabeberapa praktik ketatanegaraan yang melibatkan rakyatsecara langsung. Misalnya dalam hal pemilihan Presidendan Wakil Presiden, dan pemilihan Kepala Daerah(Gubernur dan Bupati/Walikota). Hal-hal tersebut tentulebih mempertegas prinsip kedaulatan rakyat yang dianutnegara kita.Perlu kalian ketahui bahwa setelah melalui serangkaianperubahan (amandemen), terdapat lembaga-lembaganegara baru yang dibentuk. Sebaliknya terdapat lembaganegara yang dihapus, yaitu Dewan Pertimbangan Agung(DPA). Lembaga-lembaga negara menurut UUD 1945 sesudahamandemen adalah :UUD Negara RepublikIndonesiaTahun1945. Sumber: SetjenMPRPresidena)Majelis Permusyawaratan Rakyatb)Dewan Perwakilan Rakyatc)Dewan Perwakilan Daerahd)Badan Pemeriksa Keuangane)Mahkamah Agungf)Mahkamah Konstitusig)Komisi Yudisial Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik ulur kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal [[5 Juli]] [[1959]], Presiden [[Sukarno]] mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar, menggantikan [[Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia|Undang-Undang Dasar Sementara 1950]] yang berlaku pada waktu itu. Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, di antaranya:* Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara* MPRS menetapkan [[Soekarno]] sebagai presiden seumur hidup* [[Gerakan 30 September|Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia]]

Pada masa [[Orde Baru]] (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen.

Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", di antara melalui sejumlah peraturan:* Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya* Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.* Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.

Apa alasan pemberlakuan kembali UUD 1945? (1)

*UUDS 1950 dipandang tidak sesuai, sehingga kembali ke konsep Indonesia dalamUUD 1945 sebagai Negara Kesatuan*Badan Konstituante(544 orangyang dipilih dalam Pemilu 1955, dilantik 1956) mulai bekerja sebagai penyusun konstitusi, namun hingga tahun1959 belum mencapai atabulat sebagai UUD.

Apa alasan pemberlakuan kembali UUD 1945? (2)

*Tiadanya bulat kesepakatan UUD lebih disebabkan tiadanya kesepakatan Konstituan tetentang Dasa Filsafat Negara untuk dicantumkan dalam UUD.*Sebagian besar anggota Konstituante menyampaikan pemberitahuan kepada Presiden bahwa mereka tidak akan menghadiri sidang lagiuntuk menyusun UUD (Lubis1997: 16; Considerans Dekrit Presiden 5 Juli 1959 alinea2).

Apa alasan pemberlakuan kembali UUD 1945? (3)

*Pertentangan meluas tidak hanya diKonstituante, namun juga ke DPR, Badan Perwakilan, badan-badan pemerintahan, swasta dan bahkan dikalangan masyarakat(Joeniarto1966: 89).*Tekananmiliter(khususnyaAD) untuk kembali ke UUD 1945 dan sejumlah pemberontakan di daerah (utamanyaDI/TII)

Pandanganlain(Buyung1992: 403- 423)

Perdebatan yang tajam dalam Konstituante sesungguhnya terkait dengan Dasar Negara (ideological conflict), namun sudah banyak yang dicapai secara maju dalam putusan-putusannya, meliputi: KomitmenpadademokrasiKomitmenpadahakasasimanusiaPengakuanatasproblem kekuasaan*KonsepConstitutional Governmentberdasarkanprocedural ethics, serta pengakuan atas pluralisme dan pembatasan kekuasaan*Problem utam kegagalan Konstituante: tentaradanPresiden(Soekarno) menjauhkan diri dari Konstituante, begitu juga tentara yang menjaga jarak dengan Soekarno, meskipun akhirnya keduanya melakukan oposisi terhadap Konstituante (Buyung1992: 414).

Bentuk hukum pemberlakuan kembali UUD 1945 (1)

*Prosesawal: Soekarno menyampaikan amanatnya didepan Konstituante 22 April 1959, memuatanjuran supaya kembali ke UUD 1945. Konstituante merespon dengan beberapa kali sidang, namun tidak pula berhasil menetapkan sikap dan keputusan apakah kembali ke UUD 1945 atau tidak(?) (Considerans Dekrit Presiden 5 Juli1959 alinea1).

*Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dimuat dalam Keputusan Presiden No. 150 Tahun1959, dan dilampiri dengan UUD 1945 lengkap dengan penjelasannya, diundangkan Lembaran Negara RI Tahun1959 No. 75.

BentukhukumpemberlakuankembaliUUD 1945 (2) Dictum Dekrit Presiden 1959:

a.Menetapkan pembubaran Konstituanteb.Menetapkan UUD 1945 berlaku lagi bagise genap bangsa Indonesia terhitung mulai tanggal penetapan dekritituc.Tidak berlakunya lagi UUD Sementarad.Pembentukan MPRS yang terdiri dari anggota-anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-2 dan golongan-2.e.Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara

Bentuk hukum pemberlakuan kembali UUD 1945 (3) Lalu, apa dasar hukumnya Dekrit? * Prof Mr. Muh Yamin: Hukum Darurat/Hukum Darurat Ketatanegaraan * terpaksa menempuh satu-satunya jalan untuk menyelamatkan Negara Proklamasi.. * Memorandum DPRGR mengenai Sumber Tertib Hukum RI dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan RI yang telah diterima MPRS melalui TAP No. XX/MPRS/1966: Hukum Darurat Negara

Struktur UUD 1945 setelah pemberlakuan kembali

UUD 1945 (1945-1949)UUD 1945 pasca Dekrit Presiden 1959 (1959-1999)

Terdiri dari 3 bagian:(1) Pembukaan UUD/4 alinea; (2) Batang TubuhUUD/16 bab37 pasal; (3) Penutup/AturanPeralihan-4 pasal dan Aturan Tambahan-2 ayat

Terdiridari3 bagian: (1) Pembukaan UUD/4 alinea; (2) Batang Tubuh UUD/16 bab37 pasal, Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan; (3) Penjelasan

Sumber: M. Yamin, Naskah Persiapan UUD 1945 (1960: 77), dalam Joeniarto(1966: 31-34)

LN 1959 No. 75, secara teoritik penjelasan berkedudukan sebagai penafsir anotentik

Apa itu Hukum Darurat Negara?

*Staatsnoodrecht: Objektif/KonstitusionalSubjektif/Extra-konstitusional(Joeniarto1966: 107)*Hukum Tata Negara Darurat diterjemahkan staatsnoodrecht, yang membahas mengenai hukum negara darurat atau negara dalam keadaan bahaya (nood) (Asshidiqie2008: 18). *Perkataan nood dalam staatsnoodrecht menunjuk pada keadaan darurat negara, sedangkan nood dalam noodstaatsrecht menunjuk kepada pengertian keadaan hukumnya yang bersifat darurat. *Noodstaatsrecht sama dengan Objectieve Staatsnoodrecht

Praktek Ketatanegaraan Sekitar Dekrit Presiden 1959 (1)

*Demokrasi Parlementer bergeser ke Demokrasi Terpimpin (10 Februari1959, dalam sidang Kabinet Karya, dan melalui Putusan Dewan Menteri Mengenai Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin dalam Rangka Kembali ke UUD 1945, 19 Februari 1959)

Praktek Ketatanegaraan Sekitar Dekrit Presiden 1959 (2)*Manifesto Politik RI (Penemuan Kembali Revolusi Kita) sebagai GBHN oleh Presiden Soekarno (melalui Penetapan Presiden No. 1 Tahun1960: sebelum MPR terbentuk makamanifesto politik RI yang diucapkan pada tanggal 17 Agustus1959 adalah garis-garis besar dari padahaluan Negara) *diperkuat melalui TAP No. I/MPRS/1960/sd.I (sidang pertama setelah MPRS terbentuk)*Mengapa Soekarno tetap menjadi Presiden setelah diberlakukannya kembali UUD 1945 melalui Dekri Presiden 1959 ? Apadasarnya? Peraturan Peralihan Pasa l2 UUD 1945. Soekarno sebagai Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI.

Hasil PerubahanUUD 1945 hasil amandemen yang ada sekarang ini merupakan UUD yangbukan saja isinya lebih baik jika dibandingkan dengan UUD 1945 sebelumdiamandemen melainkan juga prosedur dan proses-prosesnya sudah memadai.Ini penting dikemukakan karena sampai sekarang masih ada yang mengatakanbahwa perubahan UUD 1945 sudah mengkhianati gagasan kontrak sosial yangdipatok oleh para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan ada yangmendorong-dorong Presiden agar mengeluarkan Dekrit untuk kembali ke UUD1945 yang asli.Dekrit Presiden sebagai tindakan inkonstitusional yang kadangkaladikonstitusionalkan atas nama keselamatan rakyat, dapat memancing tindakaninkonstitusional lain yang juga atas nama rakyat. Padahal amandemen UUD yangada sekarang prosedurnya sudah konstitusional, dilakukan sesuai denganketentuan konstitusional itu sendiri yakni Pasal 37 UUD 1945 yang asli.

Yang Asli Sangat BagusHarus diakui bahwa UUD 1945 asli yang disusun oleh para foundingfathers merupakan hasil karya yang sangat luar biasa bagusnya untuk ukuranzamannya. Ia mampu menggambarkan masa lalu dan masa depan Indonesiayang dicitakan. Tetapi, seperti kata KC Wheare, UUD itu tetaplah merupakanresultante atau produk kesepakatan yang terkait dengan keadaan atau situasipoleksosbud saat dibuat. Oleh sebab itu ia bisa berubah jika situasipoleksosbudnya berubah baik karena perubahan tempat maupun karenaperubahan waktu. Yang penting nilai-nilai dasar yang ditanamkan oleh parapendiri negara tetap dipertahankan dengan kukuh dan penuh kesadaran.Sudah Diubah dengan CermatUUD 1945 hasil perubahan yang ada sekarang juga sudah dilakukandengan sangat cermat, tidak ceroboh seperti yang dikatakan oleh sementaraorang. Penggarapannya memakan waktu dua tahun 10 bulan (bandingkandengan UUD 1945 yang asli yang digarap hanya dalam 2 bulan dan tiga minggu);hari sidangnya dapat dikatakan terus-menerus selama 2 tahun 10 bulan(bandingkan dengan hari-hari sidang pembahasan UUD 1945 yang asli yanghanya 12 hari). Sosialisasi gagasannya juga dilakukan secara terus menerusmelalui kunjungan ke berbagai daerah, kampus-kampus dan lembaga-lembaganegara di luar negeri, termasuk juga membuka forum-forum dengar pendapatumum dengan kelompok-kelompok masyarakat yang ingin menyampaikanaspirasinya ke MPR.Kurang baiknya struktur UUD hasil amandemen justru disebabkan sangatbanyaknya aspirasi yang ditampung pada saat sosialisasi yang sangat terbukayang kemudian diakomosasi tanpa penyaringan yang betul-betul ketat.Bahwa UUD 1945 yang sekarang sudah lebih baik dapat dilihat darihubungan kerja antara lembaga negara yang jauh lebih mencerminkan checksanda balances sehingga negara kita menjadi lebih demokratis. Tokoh sekaliberJimmy Carter dan Anwar Ibrahim pernah memuji Indonesia sebagai negara muslim terbesar yang berhasil membangun demokrasi dengan pesat pascareformasi tahun 1998. Presiden dan DPR saat ini sudah diposisikan secarasejajar, tak ada kooptasi atau dominasi dari yang satu terhadap yang lain.Lembaga legislatif tak bisa bermain-main membuat undang-undang karena jikaitu terjadi bisa diuji (dibatalkan) oleh Mahkamah Konstitusi. Untuk menjagaperilaku dan keluhuran martabat, hakim-hakim diawasi oleh Komisi Yudisial, meskipun pada saat ini masih menjadi persoalan karena kewenangannya sudahdipangkas oleh MK karena berbenturan dengan ketentuan-ketentuan lain yangada di dalam UU Kekuasaan Kehakiman dan Mahkamah Agung (bukanberbenturan dengan konstitusi).Masih banyak kemajuan yang dapat dicatat untuk menunjukkan bahwadasar dan kerangka ketatanegaraan kita sudah jauh lebih maju sejakdilakukannya amandemen atas UUD 1945.Tuntutan PerubahanMeskipun begitu UUD 1945 hasil perubahan tetaplah merupakanresultante sesuai dengan sitausi poleksosbudnya sendiri. Sebagai produkresultante ia tak bisa ditutup dari upaya perubahan. Alasannya, mungkin adaperkembangan kebutuhan baru berdasar pengalaman pelaksanaannya dilapangan selama sembilan tahun sejak perubahannya pada tahap pertama(1999). Mungkin juga ada hal-hal yang dulunya terlupakan sehingga sekarangmuncul sebagai masalah yang harus diantisipasi. Kebutuhan akan perubahan itubisa menyangkut susbstansinya dan bisa menyangkut sistematika ataustrukturnya.Di antara hal-hal yang mungkin perlu diperbaiki melalui amandemen,misalnya, penegasan tentang sistem pemerintahan presidensial (fungsi danposisinya yang sering terjepit oleh sistem kepartaian); penguatan DPD sebagaikamar perwakilan rakyat (fungsi legislasi dan pengawasannya); antisipasiterhadap macetnya penggantian Presiden dalam masa jabatannya (Pasal 8 Ayat 3dan tertundanya penyelesaian pemilihan Presiden); penegasan kewenanganKomisi Yudisial (jangkauan subyek yang diawasi dan obyek pengawasannya);penambahan cakupan kewenangan Mahkamah Konstitusi (constitutionalcomplaint, constitutional question); dan pembuangan materi yang tidakproporsional karena terlalu kongkrit dan teknis (sebab UUD itu hanyalahmemuat asas-asas umum).Perlu juga pemikiran dan diskusi mendalam (meskipun akan tetap saja takmungkin disepakati oleh semua orang) mengenai sistematika dan struktur UUDyang tampaknya agak timpang (ketimpangan tersebut disebabkan oleh salah satudari lima kesepakatan dasar) yang dibuat pada awal amandemen tahap pertama(1999).Prosedur PerubahanAda problem teknis prosedural yang harus diselesaikan lebih dulu dalamupaya perubahan UUD 1945. Problem teknis prosedural ini terkait denganpertanyaan siapa yang akan membuat materi perubahan dan cakupan apa sajayang akan dimasukkan dalam perubahan.Pada saat ini ada gagasan agar perubahan kembali UUD 1945 dilakukansecara komprehensif, baik isi maupun strukturnya. Perubahannya perludisiapkan oleh sebuah komisi yang apolitik, bukan oleh para politisi, sedangkanlembaga politik seperti MPR hanya mengambil keputusan apakah hasil kerjakomisi itu akan diterima atau tidak. Ada juga gagasan agar perubahan itudilakukan referendum. Problemnya, ketentuan Pasal 37 tentang cara perubahan UUD 1945menyulitkan kita untuk melakukan perubahan yang komprehensif. Pasal tersebutmenentukan bahwa perubahan hanya dapat dilakukan jika diusulkan olehsekurang-kurangnya 1/3 dari seluruh anggota MPR dengan menunjuk pasal atauayat mana yang perlu diubah disertai alasan dan isi perubahannya itu sendiri.Selanjutnya jika persyaratan itu dipenuhi, MPR bersidang untuk membahas dan keputusannya untuk mengubah harus dilakukan oleh sidang paripurna MPRyang dihadiri oleh minimal dari seluruh anggotanya dan keputusan harusdisetujui oleh sekurang-kurangnya separuh lebih dari seluruh anggota MPR(bukan separuh lebih dari yang hadir).Ketentuan tersebut menyulitkan kita karena dua hal: Pertama, ketentuanprosedural tersebut hampir-hampir menutup peluang untuk dilakukannyaperubahan yang komprehensif (harus tertuju pada pasal dan ayat serta alasanspesifik masing-masing); Kedua, kalangan MPR sendiri cenderung bersikapkonservatif dan mengatakan bahwa menurut UUD 1945 hanya MPR-lah yangdapat melakukan perubahan atas konstitusi, sesuatu yang kerapkalimenimbulkan polemik dan ketegangan politik karena dalam praktiknyacenderung hanya akan diubah oleh MPR sendiri.Oleh sebab itu kalau kita ingin mengubah kembali UUD 1945 dengan baikdan obyektif yang pertama-tama perlu dilakukan adalah mengubah Pasal 37UUD tersebut dengan membuka kemungkinan bagi cara perubahankomprehensif (secara paket) dan lembaga yang menyiapkan serta menetapkanperubahan itu sendiri (apakah oleh sebuah komisi tertentu yang kemudiandiputuskan oleh MPR, apakah melalui referendum, dan sebagainya).Kita tentu setuju bahwa cara perubahan konstitusi harus dibuatsedemikian sulit supaya tidak selalu diubah dan agar ide dasar yang ditanamkanoleh para pendiri tidak ditinggalkan karena persoalan teknis di lapangan. Tetapikarena konstitusi itu di mana pun adalah resultante sesuai denganpoleksosbudnya maka tetap saja upaya menyulitkan cara perubahan itu tidakboleh sampai menutup peluang atau benar-benar menyulitkan untuk melakukanperubahan.Dalam kenyataan sejarah, jika secara prosedural aspirasi rakyat ituditutup, maka aspirasi itu bisa mencari pintu sendiri, kalau perlu dengan operasicaesar sekali pun. Lihatlah pengalaman kita melakukan reformasi danrenungkanlah apa yang sekarang ini sedang terjadi di berbagai negara.

PENUTUPBerdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa politik hukum dalam batang tubuh UUD 1945 terdapat macam, yaitu :1.Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan2.Bentuk Pemerintahan Indonesia adalah berbentuk Republik dengan sistem presidensiil3.Negara Indonesia adalah Negara Hukum4.Struktur Negara Indonesia terdiri dari Pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Adapun kelembagaan pemerintahan pusat terdiri dari lembaga legislative, eksekutif dan yudikatif sesuai dengan teoriseparation of powerdari Trias Politika dan juga prinsipcheck and balancesantar lembaga Negara. Sedangkan struktur lembaga daerah hanya terdiri dari lembaga legislatif dan lembaga eksekutif dengan penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan konsep otonomi dalam bentuk desentralisasi politik (devolusi).5.Sistem Ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi Neo-Sosialisme, yang menghendaki berlakunya mekanisme pasar bebas. Tetapi di sisi lain, Negara masih tetap berkuasa untuk mengatur melalui beberapa produk peraturan perundang-undangan.6.Negara Indonesia mencita-citakan konsep negara demokrasi modern (good environment government, civil societydangood corporate government), yaitu sebagaimana rumusan di dalam ayat (4) Pasal 33 Amandemen keempat UUD 1945.

DAFTAR PUSTAKAAbdul Rosyid Thalib, 2006,Wewenang Mahkamah Konstitusi dan Implikasinya dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, Bandung : PT. Citra Aditya BaktiAdji Samerkto, 2005,Kapitalisme, Modernisme & Kerusakan Lingkungan, Yogyakarta : Pustaka PelajarEdi Santoso dan et. al., 2003,Otonomi Daerah : Cappacity Building da Penguatan Demokrasi Local, Semarang : Puskodak UndipFakhurohman, Dian Aminudin, dan Sarajuddin, 2004,Memahami Keberadan Mahkamah Konstitusi di Indonesia, Bandung : PT. Citra Aditya BaktiIrfan Fachruddin, 2004,Pengawasan Peradilan Administrasi terhadap Tindakan Pemerintah,Bandung : PT. AlumniIsmail Suny, 1982,Mencari Keadilan, Jakarta : Ghalia IndonesiaK.C. Wheare, Konstitusi-Konstitusi Modern, Pustaka Eureka Surabaya, 2003Khudzaifah Dimyati, 2004,Teorisasi Hukum : Stusi tentang Perkembangan Pemikiran Hukum di Indonesia 1945 1990, Surakarta : Muhammadiyah University PressMoh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim,1988,Hukum Tata Negara Indonesia,Jakarta : Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan CV. Sinar BaktiMoh. Mahfud MD,1998,Politik Hukum Di Indonesia, Jakarta : PT Pustaka LP3ESMuhammad Yamin, 1982,Proklamasi dan Konstitusi Indonesia, Jakarta : Ghalia IndonesiaNotohamidjojo, 1970,Makna Negara hukum, Jakarta : Badan Penerbit KristenSri Soemantri, 1987,Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Bandung : Alumni, Disertasi.Sunaryati Hartono, 1976,Apakah The Rule of Law,Bandung : PT. AlumniTitik Triwulan Tutik, 2006, Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta : Prestasi PustakaPhilipus M. Hadjon, 1987,Perlindungan Hukum bagi rakyat di Indonesia, Surabaya : PT. Bina IlmuIndonesia,Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945Indonesia,Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah[1]Khudzaifah Dimyati,Teorisasi Hukum : Stusi tentang Perkembangan Pemikiran Hukum di Indonesia 1945 1990, (Surakarta :Muhammadiyah University Press, 2004), hal. 153[2]Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim,Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta : Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan CV. Sinar Bakti, 1988), hal. 86 - 100[3]Sri Soemantri,Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi,(Bandung : Alumni Bandung), 1987, hal. 511