kesehatan-keluarga-furunkulosis

15
LAPORAN SKILLS LAB BLOK 20 Kesehatan Keluarga Disusun oleh : Puti Leviana 0810312041 Instruktur : Dra. Elly Usman, M.Si, Apt FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

Upload: gustav-faiz-kirchoof

Post on 14-Dec-2014

18 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kesehatan Keluarga

TRANSCRIPT

Page 1: Kesehatan-Keluarga-Furunkulosis

LAPORAN SKILLS LAB

BLOK 20

Kesehatan Keluarga

Disusun oleh :

Puti Leviana

0810312041

Instruktur :

Dra. Elly Usman, M.Si, Apt

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2011

Page 2: Kesehatan-Keluarga-Furunkulosis

MASALAH

Identitas Pasien

• Nama : Ibu Ramani

• Umur : 56 tahun

• Pekerjaan : Ibu rumah tangga

• Alamat : Jalan Malintang No. 70 Cupak Tangah Pauh Padang

• Pendidikan terakhir : SD

• Agama : Islam

• Status : Menikah

No Nama Kedudukan

dalam

keluarga

Gender Umur

(tahun)

Pendidikan Pekerjaan Keterangan

tambahan

1. Jasman Orang Tua L 59 SMP Swasta

2. Ramani Orang tua P 56 SD Ibu Rumah

Tangga

Pasien

3. Erizon Anak L 28 SMA PNS

4. Linda Anak P 26 S2 Guru

5 Ilhamdi Menantu L 29 S2 Dosen

6 Wening Cucu P 2 bulan - -

Data Keluarga

Keluhan Utama

Timbul bisul atau benjolan yang nyeri dan ada matanya pada dagu sejak 1 minggu yang lalu

Page 3: Kesehatan-Keluarga-Furunkulosis

Riwayat P enyakit S ekarang

• timbul bisul atau benjolan pada dagu yang nyeri dan ada matanya sejak 1 minggu

yang lalu

• 3 hari yang lalu bisul pecah dan keluar cairan dari pustulnya yang berwarna

kekuningan

• Jaringan disekitar pustul tampak berbekas kehitaman

• Riwayat Diabetes Melitus disangkal pasien

• Riwayat stress disangkal pasien

Riwayat P enyakit D ahulu

Belum pernah sakit seperti ini sebelumnya

Riwayat P enyakit K eluarga/ A topi

• Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama

• Pasien sering mengalami gatal-gatal, terutama setelah makan udang

• Pasien & keluarga tidak ada riwayat bersin – bersin di pagi hari

• Pasien & keluarga tidak ada riwayat nafas menciut

• Riwayat mata merah, berair, gatal tidak ada

Riwayat Pengobatan

Pasien sudah pernah datang ke puskesmas 5 hari sebelumnya dan diberikan antibiotik oral

(amoxicillin) dan obat topikal

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Suami pasien bekerja menjahit pakaian dan

berladang. Anak-anak pasien juga sudah bekerja. Keluarga pasien termasuk keluarga mampu.

Page 4: Kesehatan-Keluarga-Furunkulosis

Pemeriksaan Status Dermatologikus

• Lokasi : dagu

• Distribusi : terlokalisir

• Bentuk : bulat

• Susunan : soliter

• Batas : tegas

• Ukuran : numular

• Efloresensi : lesi awal berupa infiltrat kecil, membesar membentuk nodul

eritematosa berbentuk kerucut, nyeri, terdapat core (mata bisul), kemudian melunak

menjadi abses, pecah, terbentuk ulkus.

Pemeriksaan P enunjang pada Furunkel

Pewarnaan Gram, kultur dan tes sensitivitas

Tanda Patognomonis Furunkel

• nodul eritematosa berbentuk kerucut

• nyeri

• terdapat core (mata bisul)

Diagnosis

Furunkel

Diagnosis Banding

• Folikulitis

• Karbunkel

Lingkungan Tempat Tinggal

• Kepemilikan rumah : milik sendiri

• Luas rumah : 12.5 x 9m2

• Jumlah orang dalam rumah : 6 orang

• Luas halaman rumah : 3,5 x 3 m2

Page 5: Kesehatan-Keluarga-Furunkulosis

• Bertingkat/tidak bertingkat : tidak bertingkat

• Lantai rumah : keramik

• Dinding rumah : tembok

• Penerangan dalam rumah : listrik, jendela

• Ventilasi, kelembaban : ventilasi di setiap ruangan ( tidak lembab)

• Bantuan ventilasi : cukup

• Kebersihan dalam rumah : baik

• Tata letak barang : rapi

Faktor Resiko Dalam Lingkungan Keluarga :

• Faktor genetik : alergi makanan

• Faktor kontak langsung dengan penderita : tidak ada (karena bukan penyakit menular)

• Faktor resiko lingkungan sekitar :

– Iklim tropis à cuaca panas

Peranan Faktor Resiko Lingkungan Terhadap Kejadian timbulnya penyakit :

Tidak termasuk ke dalam water borne disease, air borne disease dan soil transmitted

disease

Peranan faktor lainnya :

• Kimia : -

• Biologi : Staphylococcus Aureus

• Sosial : -

• Fisik : iklim tropis à cuaca panas

Tatalaksana Komprehensif

Upaya Promotif :

• Menjelaskan tentang kebersihan pribadi

• Menjelaskan tentang gizi yang mempengaruhi daya tahan tubuh

Page 6: Kesehatan-Keluarga-Furunkulosis

Upaya Preventif :

• Menjaga kebersihan pribadi

– Menggunakan sabun anti-bakteri saat mandi

• Menjaga kebersihan lingkungan

• Makan makanan bergizi

• Menghindari alergen

Upaya Kuratif :

R/ Salf Ichthyol 10% No. I

S applic loc dol

Sue

R/ Tab Ciprofloxacin 500 mg No. X

S 2 d d tab 1

R/ Tab Dexametason 0.5 mg No. VI

S 2 d d tab 1

R/ Tab Vitamin C 500 mg No. X

S 3 d d tab 1

• Kompres panas

Upaya Rehabilitatif :

• Makanan yang bergizi

• Menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan

Page 7: Kesehatan-Keluarga-Furunkulosis

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Furunkel adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan yang disekitarnya, yang

disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Apabila furunkelnya lebih dari satu maka disebut

furunkolosis.

Penyebaran

Pioderma merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat. Di bagian Ilmu Penyakit

Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, insidennya menduduki tempat

ketiga, dan berhubungan erat dengan keadaan sosial ekonomi.

Furunkel lebih sering pada musim panas, karena banyak berkeringat. Dari segi umur onsetnya

dapat terjadi pada anak-anak dan juga orang muda. Frekuensinya lebih banyak pada anak

laki-laki.

Etiologi  / Penyebab

Etiologinya kebanyakan oleh  Staphylococcus aureus, merupakan sel-sel berbentuk bola atau

coccus Gram positif yang berpasangan berempat dan berkelompok. Staphylococcus aureus

merupakan bentuk koagulase positif, ini yang membedakannya dari spesies lain, dan

merupakan patogen utama bagi manusia. Pada Staphylococcus koagulase negatif merupakan

flora normal manusia. Staphylococcus menghasilkan katalase yang membedakannya dengan

streptococcus.

Faktor Predisposisi yang mempengaruhi munculnya penyakit ini

Sebenarnya yang mempengaruhi untuk terjadinya pioderma, khususnya furunkel atau

furunkolosis ada tiga faktor yaitu faktor host, agent, dan lingkungan.

Faktor host

1. hygiene yang jelek

Page 8: Kesehatan-Keluarga-Furunkulosis

2. diabetes mellitus

3. kegemukan

4. sindrom hiper Ig E

5. carier kronik S. aureus (hidung)

6. gangguan kemotaktik

7. ada penyakit yang mendasari seperti HIV

8. sebagai komplikasi dari dermatitis atopi, ekscoriasi, scabies atau pedikulosis (adanya

lesi pada kulit atau kulit tidak utuh bisa juga karena garukan atau sering bergesekan)

Agent : Staphylococcus aureus

Lingkungan

1. lingkungan yang kotor atau kebersihannya jelek

2. iklim panas

Patofisiologi, Patogenesis, Patologi

Banyak hal yang mempengaruhi seseorang sampai terjadinya pioderma antara lain faktor

host, agent, dan lingkungan seperti yang telah dipaparkan diatas dimana adanya

ketidakseimbangan antara ketiga faktor tersebut. Staphylococcus mengandung polisakarida

dan protein yang bersifat antigen yang merupakan substansi penting di dalam struktur dinding

sel. Peptidoglikan, suatu polimer polisakarida yang mengandung subunit-subunit yang

terangkai, merupakan eksoskeleton kaku pada dinding sel. Zat yang terkandung dalam

peptidoglikan penting dalam patogenitas infeksi karena zat ini menyebabkan monosit

membuat interleukin-1 (pirogen endogen) dan antibodi opsonik, dan zat ini juga menjadi zat

kimia penarik (kemotraktan) untuk leukosit polimorfonuklear, mempunyai aktifitas mirip

endotoksin, mengaktifkan komplement.

Patologi prototipe lesi staphylococcus adalah furunkel atau abses setempat lainnya.

Kelompok-kelompok S. aureus yang tinggal dalam folikel rambut menimbulkan nekrosis

jaringan. Koagulase dihasilkan dan mengkoagulasi fibrin disekitar lesi dan didalam saluran

getah bening, mengakibatkan pembentukan dinding yang membatasi preses dan diperkuat

oleh penumpukan sel radang dan kemudian jaringan fibrosis. Di tengah-tengah lesi, terjadi

pencairan jaringan nekrotik (dibantu oleh hipersensitivitas tipe lambat) dan abses mengarah

Page 9: Kesehatan-Keluarga-Furunkulosis

pada daerah yang daya tahannya paling kecil, setelah jaringan nekrotik mengalir keluar,

rongga secara perlahan-lahan diisi dengan jaringan granulasi dan akhirnya sembuh.

Gambaran Klinik

Bakteri masuk ke dalam folikel rambut sehingga menimbulkan folikulitis dan perifolikulitis,

tampak sebagai nodus kemerahan dan sangat nyeri. Pada keadaan yang berat dapat disertai

gejala demam, malaise, dll. Setelah 2-4 hari terjadi proses supurasi dan terbentuk abses ini

dapat diketahui dengan adanya fluktuasi. Pada bagian tengah lesi terdapat bintik kekuningan

yang merupakan jaringan nekrotik, dan disebut mata bisul (core). Bila abses pecah inti

jaringan nekrotik tersebut akan keluar. Perawatan khusus ialah pada furunkel maligna yaitu

furunkel yang timbul pada daerah segitiga yang dibatasi oleh bibir atas dan pinggir lateral

kedua mata, oleh karena dapat meluas ke dalam intra kranial. Masalah lain yaitu bisa terjadi

penyebaran bakteri yang lebih dalam atau lebih luas sehingga bisa juga terjadi selulitis atau

bakterimia. Dan apabila higinis penderita jelek atau menderita diebetes militus, furunkel

menjadi sering kambuh. Predileksi penyakit ini biasanya pada daerah yang berambut

misalnya pada wajah, punggung, kepala, ketiak, bokong dan ekstrimitas, dan terutama pada

daerah yang banyak bergesekan.

Efloresensi, lesi awal berupa infiltrat kecil, membesar membentuk nodul eritematosa

berbentuk kerucut, nyeri, terdapat core (mata bisul), kemudian melunak menjadi abses,

pecah, terbentuk ulkus.

Diagnosis

Diagnosis furunkel atau furunkolosis kebanyakan dapat ditegakkan secara klinis mengingat

gambaran klinisnya yang khas yaitu lesi awal berupa infiltrat kecil, membesar membentuk

nodul eritematosa berbentuk kerucut, nyeri, terdapat core (mata bisul), kemudian melunak

menjadi abses, pecah, terbentuk ulkus. Tetapi untuk lebih menegakkan diagnosisnya yaitu

dari segi :

1. anamnesis : timbul bisul atau benjolan yang nyeri dan ada matanya.

2. pemeriksaan fisik khususnya efloresensi nodul eritema berbentuk kerucut, dan

ditengahnya terdapat core

3. pemeriksaan penunjang : pengecatan Gram, kultur dan tes sensitivitas

Page 10: Kesehatan-Keluarga-Furunkulosis

Diagnosis banding

Diagnosis banding furunkolosis adalah folikulitis dan karbunkel. Antara furunkolosis dan

folikulitis dapat dibedakan dari segi efloresensinya kalau pada folikulitis berupa macula

eritematus, papul, pustula, tidak terdapat core dan jaringan disekitarnya tidak meradang.

Antara furunkolosis dengan karbunkel, dapat dibedakan dari segi efloresensinya mirip

dengan furunkel hanya saja ukurannya lebih besar dan mata bisulnya lebih dari satu. Dan

biasanya sering dijumpai pada penderita DM.

Komplikasi

Berikut adalah beberapa komplikasi furunkel:

1. furunkel malignan : yaitu furunkel yang timbul pada daerah segitiga yang dibatasi

oleh bibir atas dan pinggir lateral kedua mata, oleh karena dapat meluas ke dalam

intra kranial melalui vena facialis dan anguular emissary dan juga pada vena tersebut

tidak mempunyai katup sehingga menyebar ke sinus cavernosus yang nantinya bisa

menjadi meningitis.

2. selulitis bisa terjadi apabila furunkel menjadi lebih dalam dan meluas.

3. bakterimia dan hematogen : bakteri berada di dalam darah dapat mengenai katup

jantung, sendi, spine, tulang panjang, organ viseral khususnya ginjal

4. furunkel yang berulang, hal ini disebabkan oleh higine yang buruk

Tentang Penatalaksanaan / Pengobatannya

Adapun penatalaksanaan untuk furunkelatau furunkolosisi adalah sebagai berikut:

1. Topikal

Topical diberikan salep yang mengandung basitrasin dan neomisin, asam fusidat , natrium

fusidat atau yang mengandung mupirosin. Bila terjadi ulkus atau lesi masih eksudatif

dilakukan kompres terbuka dengan larutan permanganas kalikus 1/ 5000, larutan rivanol

0,1% atau povidin iodine 5%-10%.

Page 11: Kesehatan-Keluarga-Furunkulosis

1. Sistemik

Sistemik diberikan antibiotic, seperti

Koksasilin 3 x 500 mg per oral/ hari selama 5-7 hari atau

Sefadroksil 2 x 500 mg peroral/ hari selama 10-14 hari

Bila alergi terhadap penisilin diberikan eritromisin

Pada furunkel maligna diberikan sefotaksim 1 gram intramuskuler per 8 jam selama 10

hari.

Prognosis

Umumnya baik. Asalkan mendapatkan penanganan yang adekuat dan faktor penyebab dapat

dihilangkan, dan prognosis menjadi kurang baik bila terjadi komplikasi.