konflik yang terjadi antara orang tua dengan anaknya
TRANSCRIPT
KONFLIK YANG TERJADI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAKNYA
Sebagai seseorang yang pernah menjadi seorang remaja, saya tahu dengan persis bahwa
masa remaja adalah masa dimana saya sering mengalami konflik dengan orangtua saya.
Masalahnya ada aja. Dari masalah belum bersihin kamar sampai masalah pacar. Dari masalah
kecil sampai besar. Pokoknya kita selalu salah dan enggak pernah benar. Orangtua sepertinya
enggak memahami kita dan segala kebutuhan kita.
Orangtua yang memiliki anak remaja juga mungkin tahu apa yang saya bicarakan. Anak
mulai sering melawan atau membangkang ketika dinasehati. Anak sepertinya sudah tidak butuh
kita lagi dan justru kita dianggap “mengganggu”. Mereka lebih memilih cerita dan bepergian
bersama teman-teman mereka. Mereka juga sudah mulai berargumen dan mulai berani
menyatakan ketidaksetujuan mereka. Konflik pun sering sulit dihindari. Rasanya sebagai
orangtua kita selalu salah.
Konflik antara remaja dan orangtua memang sangat lumrah terjadi. Dibandingkan fase
kehidupan lain, fase remaja adalah masa yang paling sering terjadi konflik dengan orangtua.
Mengapa begitu?
1. Perkembangan Remaja
Faktor utama adalah karena masa remaja adalah masa dimana seorang anak mengalami
perkembangan fisik, pemikiran dan dalam kehidupan sosial mereka. Perkembangan ini membuat
remaja menjadi individu dengan karakteristik khusus, berbeda dengan sewaktu mereka masih
kanak-kanak.
Perkembangan yang berperan paling besar terhadap munculnya konflik adalah perubahan
dalam aspek kognitif atau cara berpikir mereka. Anak remaja sudah mulai masuk di fase dimana
mereka mulai menyadari bahwa mereka sudah bisa berargumentasi, mereka tidak selalu harus
setuju dengan perkataan orangtua. Mereka kritis terhadap pemikiran orangtua mereka. Mereka
sudah mulai melihat bahwa orangtua juga memiliki kelemahan dan bisa salah. Mereka juga
mulai sadar bahwa mereka sudah mampu membuat suatu keputusan. Dengan kemampuan
mereka yang baru mereka rasakan ini, remaja sudah mulai mempertanyakan dan meminta
penjelasan atas tuntutan-tuntutan orangtua mereka.
Selain itu, remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Dari anak-
anak yang merasa bergantung kepada orang tua mereka, remaja secara perlahan berubah menjadi
orang dewasa yang independen, yang bebas. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka bisa
melakukan segala sesuatu sendiri. Remaja ingin diperlakukan seperti orang dewasa.
Namun, seperti halnya anak yang baru bisa jalan, segala kemampuan tersebut belum
mereka kuasai sepenuhnya. Mereka sering salah dalam dalam berargumen atau salah dalam
membuat keputusan. Orangtua yang melihat ini bermaksud membantu dengan menasihati,
memarahi atau bahkan membuat keputusan untuk remajanya. Tetapi remaja melihat ini sebagai
bentuk ketidakpercayaan orangtua terhadap mereka. Maka konflik pun terjadi.
2. Krisis Otoritas Pada Orangtua
Hal lain yang berpengaruh terhadap konflik antara remaja dan orangtua adalah kecenderungan
orangtua yang sulit melepas otoritas mereka terhadap anak. Hal ini adalah hal yang lumrah,
karena orangtua terbiasa dengan anaknya yang bergantung sepenuhnya dengan mereka. Padahal
anak mereka butuh untuk kebebasan dalam berpendapat dan membuat keputusan. Akibatnya
konflik pun terjadi.
3. Perubahan Norma sosial
Jaman sudah berubah. Orangtua dan anak remajanya hidup dalam jaman berbeda. Orangtua
masih hidup dalam norma hasil didikan orangtua mereka, sedangkan remaja hidup dalam norma
yang berbeda. Di Indonesia, orangtua mengharapkan anak untuk selalu patuh dan nurut. Tetapi
anak remaja sekarang menginginkan kebebasan dan kemandirian. Orangtua dan remaja, masing-
masing merasa bahwa norma yang mereka anutlah yang benar, akibatnya konflik pun terjadi.
4. Perbedaan Kepribadian remaja dan orangtua
Pada dasarnya, “sifat” orangtua dan anak remaja itu berbeda. Orangtua cenderung berhati-hati,
realisti dan memegang erat norma yang mereka anut. Sedangkan remaja cenderung berani,
memiliki jiwa berpetualang, optimis, idealis dan lebih fleksibel dalam menerima norma baru.
Sifat yang bertolak belakang ini tentunya berkontribusi dalam munculnya konflik diantara kedua
pihak.
KONFLIK ORANG TUA DENGAN ANAK
Keluarga dengan karakterisitik orang tua sibuk atau bekerja merupakan hal yang umum
terjadi di Indonesia. Tidak laki - laki saja yang bekerja, tetapi perempuan juga.Dengan kesibukan
yang dimiliki oleh orangtuanya, membuat komunikasi terbatas untuk dapat berkomunikasi
dengan anak. komunikasi dengan anak yang perlu dilakukan oleh orang tua kepada anaknya,
untuk masa depannya. dari penelitian yang terdapat di Indonesia terhadap orang tuanya memiliki
latar belakang yang berbeda, yang dapat mempengaruhi suatu proses komunikasi. Dalam
komunikasi dapat terganggu antara orang tua dengan anak, yaitu terbatasnya waktu, media yang
tidak berfungsi dengan baik, perbedaan usia, perbedaan emosi dan pendengaran yang evaluatif,
yang dapat menghambat proses komunikasi tersebut.
Faktor Faktor Penyebab Konflik Tersebut :
a. perbedaan kepentingan
b. perbedaan indivudu
c. perbedaan latar belakang.
Situasi Pemicu Konflik Adalah Sebagai Berikut :
a. orang tua yang selalu memaksa terhadap anak anaknya dengan cara yang menurut
anaknya tidak pantas untuk meniru tersebut.
b. komunikasi anak dengan orang tua harus menjalin dengan baik. karena itu berdampak
terhadap perilaku anak ketika sudah dewasa kelak.
c. orang tua yang sibuk. dengan kesibukan tersebut orang tua tak bisa mengawasi ataupun
anak tidak bisa bertukar pikiran dengan orang tua. dan akhirnya anaknya melewati batas
larangan orang tua.
d. orang tua yang tidak peduli dengan kesehatan anak. karena dia lebih mementingkan
kesehatan sendiri. sehingga sebagian anak dari Indonesia mengalami gizi buruk.
e. orang tua yang tidak berdiskusi terlebih dahulu dan mengambil keputusan yang
seharusnya tidak boleh dilakukan. karena orang tua tersebut sedang mengalami krisis
ekonomi, sehingga anak mereka dijual / diberikan kepada orang lain.
dampak dampak dari konflik :
1. Anak menjadi terkengkang, sering menyendiri, dan anak tersebut tidak pernah
bermain dengan teman sepermainannya.
2. Karena tidak ada komunikasi antara anak dan orang tuanya sehingga anak salah
memilih pergaulan. dan akhirnya terjadilah pergaulan bebas
3. Karena orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya. sehingga anaknya keseharian
dengan dunia maya. dan akhirnya anak tersebut mau diajak main dengan temannya di
dunia maya. dan akhirnya terjadilah pergaulan bebas. karena kecerobohan orang tua
terhadap anaknya.
4. Karena orang tua yang tidak peduli dengan kesehatan anak. banyak terjadi gizi buruk
yang terdapat anak anak.
5. Orang tua yang menjual anaknya kepada orang lain karena krisis ekonomi bisa
berdampak terhadap anak. anak bisa menjadi budak terhadap orang dewasa tanpa
dibayar. dan anak sering dipikul bosnya karena tidak mendapatkan uang banyak yang
akan diberikan kepada bosnya