konflik yang terjadi antara orang tua dengan anaknya

5
KONFLIK YANG TERJADI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAKNYA Sebagai seseorang yang pernah menjadi seorang remaja, saya tahu dengan persis bahwa masa remaja adalah masa dimana saya sering mengalami konflik dengan orangtua saya. Masalahnya ada aja. Dari masalah belum bersihin kamar sampai masalah pacar. Dari masalah kecil sampai besar. Pokoknya kita selalu salah dan enggak pernah benar. Orangtua sepertinya enggak memahami kita dan segala kebutuhan kita. Orangtua yang memiliki anak remaja juga mungkin tahu apa yang saya bicarakan. Anak mulai sering melawan atau membangkang ketika dinasehati. Anak sepertinya sudah tidak butuh kita lagi dan justru kita dianggap “mengganggu”. Mereka lebih memilih cerita dan bepergian bersama teman-teman mereka. Mereka juga sudah mulai berargumen dan mulai berani menyatakan ketidaksetujuan mereka. Konflik pun sering sulit dihindari. Rasanya sebagai orangtua kita selalu salah. Konflik antara remaja dan orangtua memang sangat lumrah terjadi. Dibandingkan fase kehidupan lain, fase remaja adalah masa yang paling sering terjadi konflik dengan orangtua. Mengapa begitu? 1. Perkembangan Remaja Faktor utama adalah karena masa remaja adalah masa dimana seorang anak mengalami perkembangan fisik, pemikiran dan dalam kehidupan sosial mereka. Perkembangan ini membuat remaja menjadi individu dengan karakteristik khusus, berbeda dengan sewaktu mereka masih kanak-kanak. Perkembangan yang berperan paling besar terhadap munculnya konflik adalah perubahan dalam aspek kognitif atau cara berpikir mereka. Anak remaja sudah mulai masuk di fase dimana mereka mulai

Upload: arya-d-ningrat

Post on 24-Jul-2015

288 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konflik Yang Terjadi Antara Orang Tua Dengan Anaknya

KONFLIK YANG TERJADI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAKNYA

Sebagai seseorang yang pernah menjadi seorang remaja, saya tahu dengan persis bahwa

masa remaja adalah masa dimana saya sering mengalami konflik dengan orangtua saya.

Masalahnya ada aja. Dari masalah belum bersihin kamar sampai masalah pacar. Dari masalah

kecil sampai besar. Pokoknya kita selalu salah dan enggak pernah benar. Orangtua sepertinya

enggak memahami kita dan segala kebutuhan kita.

 

Orangtua yang memiliki anak remaja juga mungkin tahu apa yang saya bicarakan. Anak

mulai sering melawan atau membangkang ketika dinasehati. Anak sepertinya sudah tidak butuh

kita lagi dan justru kita dianggap “mengganggu”. Mereka lebih memilih cerita dan bepergian

bersama teman-teman mereka. Mereka juga sudah mulai berargumen dan mulai berani

menyatakan ketidaksetujuan mereka. Konflik pun sering sulit dihindari. Rasanya sebagai

orangtua kita selalu salah.

 

Konflik antara remaja dan orangtua memang sangat lumrah terjadi. Dibandingkan fase

kehidupan lain, fase remaja adalah masa yang paling sering terjadi konflik dengan orangtua.

Mengapa begitu?

1.    Perkembangan Remaja

Faktor utama adalah karena masa remaja adalah masa dimana seorang anak mengalami

perkembangan fisik, pemikiran dan dalam kehidupan sosial mereka. Perkembangan ini membuat

remaja menjadi individu dengan karakteristik khusus, berbeda dengan sewaktu mereka masih

kanak-kanak.

 

Perkembangan yang berperan paling besar terhadap munculnya konflik adalah perubahan

dalam aspek kognitif atau cara berpikir mereka. Anak remaja sudah mulai masuk di fase dimana

mereka mulai menyadari bahwa mereka sudah bisa berargumentasi, mereka tidak selalu harus

setuju dengan perkataan orangtua. Mereka kritis terhadap pemikiran orangtua mereka. Mereka

sudah mulai melihat bahwa orangtua juga memiliki kelemahan dan bisa salah. Mereka juga

mulai sadar bahwa mereka sudah mampu membuat suatu keputusan. Dengan kemampuan

mereka yang baru mereka rasakan ini, remaja sudah mulai mempertanyakan dan meminta

penjelasan atas tuntutan-tuntutan orangtua mereka.

 

Selain itu, remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Dari anak-

anak yang merasa bergantung kepada orang tua mereka, remaja secara perlahan berubah menjadi

orang dewasa yang independen, yang bebas. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka bisa

melakukan segala sesuatu sendiri. Remaja ingin diperlakukan seperti orang dewasa.

 

Page 2: Konflik Yang Terjadi Antara Orang Tua Dengan Anaknya

Namun, seperti halnya anak yang baru bisa jalan, segala kemampuan tersebut belum

mereka kuasai sepenuhnya. Mereka sering salah dalam dalam berargumen atau salah dalam

membuat keputusan. Orangtua yang melihat ini bermaksud membantu dengan menasihati,

memarahi atau bahkan membuat keputusan untuk remajanya. Tetapi remaja melihat ini sebagai

bentuk ketidakpercayaan orangtua terhadap mereka. Maka konflik pun terjadi.

 

2.    Krisis Otoritas Pada Orangtua

Hal lain yang berpengaruh terhadap konflik antara remaja dan orangtua adalah kecenderungan

orangtua yang sulit melepas otoritas mereka terhadap anak. Hal ini adalah hal yang lumrah,

karena orangtua terbiasa dengan anaknya yang bergantung sepenuhnya dengan mereka. Padahal

anak mereka butuh untuk kebebasan dalam berpendapat dan membuat keputusan. Akibatnya

konflik pun terjadi.

 

3.    Perubahan Norma sosial

Jaman sudah berubah. Orangtua dan anak remajanya hidup dalam jaman berbeda. Orangtua

masih hidup dalam norma hasil didikan orangtua mereka, sedangkan remaja hidup dalam norma

yang berbeda. Di Indonesia, orangtua mengharapkan anak untuk selalu patuh dan nurut. Tetapi

anak remaja sekarang menginginkan kebebasan dan kemandirian. Orangtua dan remaja, masing-

masing merasa bahwa norma yang mereka anutlah yang benar, akibatnya konflik pun terjadi.

 

4.    Perbedaan Kepribadian remaja dan orangtua

Pada dasarnya, “sifat” orangtua dan anak remaja itu berbeda. Orangtua cenderung berhati-hati,

realisti dan memegang erat norma yang mereka anut. Sedangkan remaja cenderung berani,

memiliki jiwa berpetualang, optimis, idealis dan lebih fleksibel dalam menerima norma baru.

Sifat yang bertolak belakang ini tentunya berkontribusi dalam munculnya konflik diantara kedua

pihak.

 

Page 3: Konflik Yang Terjadi Antara Orang Tua Dengan Anaknya

KONFLIK ORANG TUA DENGAN ANAK

Keluarga dengan karakterisitik orang tua sibuk atau bekerja merupakan hal yang umum

terjadi di Indonesia. Tidak laki - laki saja yang bekerja, tetapi perempuan juga.Dengan kesibukan

yang dimiliki oleh orangtuanya, membuat komunikasi terbatas untuk dapat berkomunikasi

dengan anak. komunikasi dengan anak yang perlu dilakukan oleh orang tua kepada anaknya,

untuk masa depannya. dari penelitian yang terdapat di Indonesia terhadap orang tuanya memiliki

latar belakang yang berbeda, yang dapat mempengaruhi suatu proses komunikasi. Dalam

komunikasi dapat terganggu antara orang tua dengan anak, yaitu terbatasnya waktu, media yang

tidak berfungsi dengan baik, perbedaan usia, perbedaan emosi dan pendengaran yang evaluatif,

yang dapat menghambat proses komunikasi tersebut.

Faktor Faktor Penyebab Konflik Tersebut :

a. perbedaan kepentingan

b. perbedaan indivudu

c. perbedaan latar belakang.

Situasi Pemicu Konflik Adalah Sebagai Berikut :

a. orang tua yang selalu memaksa terhadap anak anaknya dengan cara yang menurut

anaknya tidak pantas untuk meniru tersebut.

b. komunikasi anak dengan orang tua harus menjalin dengan baik. karena itu berdampak

terhadap perilaku anak ketika sudah dewasa kelak.

c. orang tua yang sibuk. dengan kesibukan tersebut orang tua tak bisa mengawasi ataupun

anak tidak bisa bertukar pikiran dengan orang tua. dan akhirnya anaknya melewati batas

larangan orang tua.

d. orang tua yang tidak peduli dengan kesehatan anak. karena dia lebih mementingkan

kesehatan  sendiri. sehingga sebagian anak dari Indonesia mengalami gizi buruk.

e. orang tua yang tidak berdiskusi terlebih dahulu dan mengambil keputusan yang

seharusnya tidak boleh dilakukan. karena orang tua tersebut sedang mengalami krisis

ekonomi, sehingga anak mereka dijual / diberikan kepada orang lain.

dampak dampak dari konflik :

1. Anak menjadi terkengkang,  sering menyendiri, dan anak tersebut  tidak pernah

bermain dengan teman sepermainannya.

2. Karena tidak ada komunikasi antara anak dan orang tuanya sehingga anak salah

memilih pergaulan. dan akhirnya terjadilah pergaulan bebas

3. Karena orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya. sehingga anaknya keseharian

dengan dunia maya. dan akhirnya anak tersebut mau diajak main dengan temannya di

Page 4: Konflik Yang Terjadi Antara Orang Tua Dengan Anaknya

dunia maya. dan akhirnya terjadilah pergaulan bebas. karena kecerobohan orang tua

terhadap anaknya.

4. Karena orang tua yang tidak peduli dengan kesehatan anak. banyak terjadi gizi buruk

yang terdapat anak anak.

5. Orang tua yang menjual anaknya kepada orang lain karena krisis ekonomi bisa

berdampak terhadap anak. anak bisa menjadi budak terhadap orang dewasa tanpa

dibayar. dan anak sering dipikul bosnya karena tidak mendapatkan uang banyak yang

akan diberikan kepada bosnya