konsep ank balita

91
KONSEP BALITA http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/03/konsep-balita.html PENGERTIAN BALITA Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan BB naik 2x BB lahir dan 3x BB lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada masa pra sekolah kenaikan BB kurang lebih 2 kg/ tahun, kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir. (Soetjiningsih, 2001) Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (supartini, 2004) Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai balita, merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari satu sampai dengan lima tahun, atau bisa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 12-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah (Wikipedia, 2009). sebagai berikut : 1. Perkembangan fisik Di awal balita, pertambahan berat badan Balita merupakan singkatan bawah lima tahun, satu periode usia manusia dengan rentang usia dua hingga lima tahun, ada juga yang menyebut dengan periode usia prasekolah. Pada fase ini anak berkembang dengan sangat pesat (Choirunisa, 2009 : 10).

Upload: ambar-sari-dewi

Post on 07-Aug-2015

124 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Ank Balita

KONSEP BALITAhttp://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/03/konsep-balita.html

PENGERTIAN BALITA Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan yakni

pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan BB naik 2x BB lahir dan 3x BB lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada masa pra sekolah kenaikan BB kurang lebih 2 kg/ tahun, kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir. (Soetjiningsih, 2001)

Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (supartini, 2004)

Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai balita, merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari satu sampai dengan lima tahun, atau bisa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 12-60 bulan.

Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah (Wikipedia, 2009). sebagai berikut :

1. Perkembangan fisik Di awal balita, pertambahan berat badan Balita merupakan singkatan bawah lima tahun,

satu periode usia manusia dengan rentang usia dua hingga lima tahun, ada juga yang menyebut dengan periode usia prasekolah. Pada fase ini anak berkembang dengan sangat pesat (Choirunisa, 2009 : 10).

Pada periode ini, balita memiliki ciri khas perkembangan menurun disebabkan banyaknya energi untuk bergerak.

2. Perkembangan Psikologis Dari sisi psikomotor, balita mulai terampil dalam pergerakanya (lokomotion), seperti

berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang atensi.

Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai terlatih seperti meronce, menulis, menggambar, menggunakan gerakan pincer yaitu memegang benda dengan hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis atau mencubit serta memegang sendok dan menyuapkan makanan kemulutnya, mengikat tali sepatu. Dari sisi kognitif, pemahaman tehadap obyek telah lebih ajeg. Kemampuan

Page 2: Konsep Ank Balita

bahasa balita tumbuh dengan pesat. Pada periode awal balita yaitu usia dua tahun kosa kata rata-rata balita adalah 50 kata, pada usia lima tahun telah menjadi diatas 1000 kosa kata. Pada usia tiga tahun balita mulai berbicara dengan kalimat sederhana berisi tiga kata dan mulai mempelajari tata bahasa dari bahasa ibunya (Choirunisa, 2009 : 10).

Komunikasi pada balita Karakteristik anak usia balita (terutama anak usia dibawah 3 tahun atau todler) sangat

egosentris. Selain itu, anak juga mempunyai perasaan takut pada ketidaktahuannya sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa yang akan terjadi pada dirinya.

Aspek bahasa, anak belum mampu berbicara secara fasih, oleh karena itu, saat menjelaskan, gunakan kata yang sederhana, singkat, dan gunakan istilah yang dikenalnya. Posisi tubuh yang baik saat berbicara pada anak adalah jongkok, duduk di kursi kecil, atau berlutut sehingga pandangan mata kita akan sejajar dengannya.

Satu hal yang akan mendorong anak untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi adalah dengan memberikan pujian atas apa yang telah dicapainya atau ditunjukkannya terhadap orang tuanya (Supartini, 2004).

POSYANDU BALITA

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Konsep Posyandu berkaitan erat dengan keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud meliputi keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya. Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (imunisasi, timbang berat badan)

Sebenarnya posyandu adalah garda terdepan dalam pengentasan  persoalan gizi buruk bagi balita dan kesehatan anak, penimbangan yang dilakukan di posyandu sebagai instrumen awal mendeteksi balita itu mengidap gizi buruk atau tidak. Kurang gizi pada anak di bawah umur lima tahun dan ibu hamil sebenarnya dapat dicegah jika mereka rutin memeriksakan diri ke pos pelayanan terpadu

Banyak anak tidak dibawa ke pos pelayanan terpadu (posyandu) karena orangtua tidak tahu manfaatnya. Mereka yang datang ke posyandu juga tidak mendapat layanan lengkap, anak hanya ditimbang berat badannya, tapi tidak ada pendidikan gizi bagi orangtuanya

Dengan menimbang anak secara teratur, status gizinya akan terpantau. Bila ada yang status gizinya di bawah, gizinya bisa dipulihkan melalui  pemberian makan tambahan. Makin sering anak dibawa ke posyandu, makin besar peluangnya untuk berstatus gizi baik. Sudah menjadi standar posyandu, dalam kegiatannya selalu menyertakan makanan tambahan bagi yang datang untuk menimbang.

TENTANG POSYANDU

Page 3: Konsep Ank Balita

A. Pengertian PosyanduAdalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu juga merupakan tempat kegiatan terpadu antara program Keluarga Berencana – Kesehatan di tingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS.

B. Bentuk kegiatan PosyanduBeberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan Posyandu (Panca Krida Posyandu), antara lain:1) Kesehatan Ibu dan Anaka) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolahb) Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineralc) Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinyad) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.2) Keluarga Berencanaa) Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggib) Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya3) ImmunisasiImunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan campak 1x pada bayi.4) Peningkatan gizia) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakatb) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusuic) Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun5) Penanggulangan Diare

Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu:1) Kesehatan Ibu dan Anak2) Keluarga Berencana3) Immunisasi4) Peningkatan gizi5) Penanggulangan Diare6) Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air limbah yang benar, pengolahan makanan dan minuman7) Penyediaan Obat essensial.

Page 4: Konsep Ank Balita

C. Pembentukan PosyanduPosyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti:1) Pos penimbangan balita2) Pos immunisasi3) Pos keluarga berencana desa4) Pos kesehatan5) Pos lainnya yang dibentuk baru.

D. Alasan Pendirian PosyanduPosyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai berikut:1) Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.2) Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana (Effendi, 1998).

E. Penyelenggara Posyandu1) Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas 2) Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut (Effendi, 1998).

F. Lokasi / Letak PosyanduSyarat lokasi/letak yang harus dipenuhi meliputi:1) Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat2) Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri3) Dapat merupakan lokal tersendiri4) Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai rakyat, pos RT/RW atau pos lainnya.

G. Pelayanan Kesehatan Di PosyanduAdapun pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh posyandu meliputi:1) Pemeliharaan kesehatan bayi dan balitaa) Penimbangan bulananb) Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya kurangc) Immunisasi bayi 3-14 buland) Pemberian orlit untuk menanggiulangi diaree) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subura) Pemeriksaan kesehatan umumb) Pemeriksaan kehamilan dan nifasc) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan tablet besid) Immunisasi TT untuk ibu hamile) Penyuluhan kesehatan dan KB

Page 5: Konsep Ank Balita

f) Pemberian alat kontrasespsi KBg) Pemberian oralit pada ibu yang terkena diareh) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertamai) Pertolongan pertama pada kecelakaan (Effendi, 1998).

Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari Puskesmas, seperti pada pelaksanaan pada meja IV, apabila kader menemui masalah kesehatan, kader harus berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada, masalah tersebut dapat berupa:a) Balita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut.b) Balita yang berat badanya di bawah garis merah.c) Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.d) Balita yang mencret.e) Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.f) Balita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan terlambat. g) Ibu yang pucat, sesak nafas, bengkak kaki terutama ibu hamil.h) Ibu hamil yang menderita perdarahan, pusing kepala yang terus menerus (Depkes RI-Unicef, 2000).

Bentuk kegiatan lain yang masih dilokasi Posyandu berupa;1) Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam regester balita sampai terbentuknya balok SKDN.2) Membahas bersama - sama kegiatan lain atas saran petugas.3) Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan seperti penyuluhan.Sedangkan bentuk kegiatan yang dilakukan diluar posyandu berupa:1) Melaksanakan kunjungan rumah.2) Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan UPGK.3) Memanfaatkan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga.4) Membantu petugas dalam pendaftaran, penyuluhan, dan peragaan ketrampilan (Depkes RI-Unicef, 2000).

Apabila kader menjumpai kesulitan dalam menjalankan tugasnya dalam posyandu, maka mereka dapat menghubungi orang-orang berikut sebagai upaya untuk mencari jalan keluar:a) Bidan desa.b) Kepala Desa.c) Tokoh masyarakat / tokoh agama.d) Petugas LKMD, RT, RW.e) Tim Penggerak PKK.f) Petugas PLKB.g) Petugas pertanian ( PPL ).h) Tutor dari P dan K.

H. Dukungan Dari Puskesmas/ Petugas KesehatanMemberikan pelatihan kepada kader yang terdiri dari:1) Aspek komunikasi.2) Tehnik berpidato.3) Kepemimpinan yang mendukung Posyandu.4) Proses pengembangan.

Page 6: Konsep Ank Balita

5) Tehnik pergerakan peranserta masyarakat.6) Memberikan pembinaan pada kader setelah kegiatan Posyandu berupa:a) Cara melakukan pendataan / pencatatan.b) Cara meningkatkan kemampuan kader dalam menyampaikan pesan kesehatan pada masyarakat.7) Memotivasi untuk meningkatkan keaktifan kader dalam kegiatan Posyandu.

I. Dukungan dari Masyarakat / LKMDLKMD mempunyai peranan besar dalam upaya peningkatan tarap kesehatan masyarakat di desa / kelurahan. Dalam hal ini termasuk upaya penurunan angka kematian bayi, anak balita, ibu hamil dan angka kelahiran, khususnya yang diupayakan melalui posyandu dengan kegiatanya.Perananan LKMD dalam pembentukan Posyandu;1) Mengusulkan, mendorong dan membantu kepala desa / kelurahan untuk membentuk posyandu di wilayahnya.2) Memberi tahu masyarakat tentang pentingnya posyandu serta cara pembentukannya.3) Membantu secara aktif pelaksanaan pengumpulan data dan musyawarah masyarakat dalam rangka membentuk Posyandu, penentuan lokasi, jadwal, pemilihan kader dan lain-lainnya.

Peranan LKMD dalam pelaksanaan Posyandu:1. Mengingatkan mendorong dan memberi semangat agar kader selalu melaksanakan tugasnya di Posyandu dengan baik.2. Mengingatkan ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta ibu usia subur agar datang ke Posyandu sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Peranan LKMD dalam pembinaan Posyandu.1. Mengamati apakah penyelenggaraan Posyandu telah dilakukan secara teratur setiap bulan, sesuai jadwal yang telah disepakati.2. Mengamati apakah Posyandu telah melaksanakan pelayanan secara lengkap (KIA, KB, Gizi, Immunisasi dan penanggulangan diare).3. Memberikan saran-saran kepada kepala desa / kelurahan dan kader agar Posyandu dapat berfungsi secara optimal ( agar buka teratur sesuai jadwal, melakukan pelayanan secara lengkap dan dikunjungi ibu hamil, ibu dan anak balita serta ibu usia subur).4. Bila dipandang perlu, membantu mencarikan jalan agar Posyandu dapat melakukan pemberian makanan tambahan kepada bayi dan anak balita secara swadaya.5. Mengingatkan kader untuk melakukan penyuluhan di rumah-rumah ibu (kunjungan rumah) dengan bahan penyuluhan yang tersedia.6. Mencarikan jalan dan memberi saran-saran agar kader dapat bertahan melaksanakan tugas dan perannya (tidak drop out). Misalnya dengan pemberian penghargaan, mengupayakan alat tulis atau bantuan lainya.7. Membahas bersama kepala desa / kelurahan dan tim pembina LKMD Kecamatan cara-cara pemecahan masalah yang dihadapi Posyandu.8. Agar pembinaan Posyandu dan pembinaan kader dilakukan oleh LKMD ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka cara dan pesan-pesan penyuluhan yang berkaitan dengan promosi Posyandu juga perlu dipahami oleh LKMD.

PENGISIAN KMS

Page 7: Konsep Ank Balita

A. Pengertian KMS

Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang sederhana dan

murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak.

Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu

dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan,

termasuk bidan dan dokter.

KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk

memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau

ketidakseimbangan pemberian makan pada anak. KMS-Balita juga dapat dipakai

sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan

yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan,

meningkatkan atau memulihkan kesehatannya.

KMS balita berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan

anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi

kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian

makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/RS. KMS balita juga berisi pesan-pesan

penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan anaknya.

B. Manfaat KMS

Manfaat KMS-Balita adalah :

Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap,

meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare,

pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak pemberian ASI eksklusif, dan Makanan

Pendamping ASI.

Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak.

Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan

dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

KMS - Balita dapat berguna, apabila memperhatikan hal-hal sbb :

Page 8: Konsep Ank Balita

Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan setiap bulan

Semua kolom isian diiisi dengan benar

Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat

Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Balita

Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan

Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan dilakukan

tindakan yang sesuai.

Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak selesai

ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS

KMS - Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap mengunjungi

posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan/dokter.

C. Cara memantau pertumbuhan Balita

Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat

di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan

bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut

membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik,

mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya (Depkes RI, 2000).

a). Balita naik berat badannya bila :

Garis pertumbuhan-nya naik mengikuti salah satu pita warna ,atau

Garis pertumbuhan-nya naik pindah ke pita warna diatasnya

Gambar a. Indikator KMS bila balita naik berat badannya

b). Balita tidak naik berat badannya bila :

Page 9: Konsep Ank Balita

Garis pertumbuhan-nya turun, atau

Garis pertumbuhan-nya mendatar, atau

Garis pertumbuhan-nya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya

Gambar b. Indikator KMS bila balita tidak naik berat badannya

c). Berat badan balita dibawah garis merah :

Artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus,

sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

Gambar c. Indikator KMS bila berat badan balita dibawah garis merah

d). Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak nail (3T), artinya balita mengalami gangguan

pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

e). Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.

Gambar e. Indikator KMS bila berat badan balita naik setiap bulan

f) Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita

warna diatasnya.

D. Cara Pengisian KMS-Balita

Selain terdapat grafik pertumbuhan dan pesan-pesan penyuluhan,

dalam KMS balita terdapat juga kolom-kolom yang harus diisi yaitu tentang

identitas anak, imunisasi, pemberian kapsul vitamin A, kondisi

Page 10: Konsep Ank Balita

infeksi/infestasi cacing/ISPA/Anemia/TBC paru/penyakit lain, pemberian ASI-

eksklusif, MP-ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas.

Agar KMS -Balita dapat dipakai untuk melakukan tindak lanjut

pelayanan kesehatan dan gizi secara tepat, maka KMS harus diisi secara

benar dengan mempertimbangkan beberapa masalah yang sering timbul,

yaitu :

1. Ketidak-akuratan pencatatan umur anak

2. Kesulitan memperoleh informasi tanggal/bulan lahir

3. Kesalahan menimbang

4. Kesalahan penempatan titik berat badan pada grafik

5. Kesulitan memahami arti pita warna pertumbuhan

6. Kesulitan menginterpretasikan grafik pertumbuhan anak

7. Kesulitan melakukan tindakan yang efektif

Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengisi KMS, setiap petugas puskesmas diharapkan dapat

mempelajari secara seksama petunjuk pengisian KMS.

Pada penimbangan pertama

Pada penimbangan pertama, sebelum anak ditimbang, kolom-kolom pada KMS yang berkaitan

dengan identitas anak dan orang tua diisi lebih dahulu, sesuai dengan Langkah pertama, Langkah

kedua, dan Langkah ketiga.

Page 11: Konsep Ank Balita

Langkah pertama : Mengisi nama anak dan nomor

pendaftaran. Pada halaman muka KMS, isilah

nama anak dan nomor pendaftaran sesuai

dengan nomor registrasi yang ada di posyandu.

Langkah kedua : Mengisi kolom identitas yang tersedia

pada halaman dalam KMS Balita

1. Kolom "posyandu" diisi nama posyandu tempat dimana anak didaftar

2. Kolom "Tanggal pendaftaran" diisi tanggal, bulan dan tahun anak didaftar

pertama kali.

3. Kolom "Nama anak" diisi nama jelas anak, sama seperti halaman depan KMS

4. Kolom "Laki-laki" diisi tanda apabila anak tersebut laki-laki dan demikian

pula bila perempuan.

5. Kolom "anak yang ke" diisi nomor urut kelahiran anak dalam keluarga

(termasuk anak yang meninggal).

6. Kolom “Tanggal lahir” diisi bulan dan tahun lahir anak. *)

7. Kolom "Berat Badan Lahir" diisi angka hasil penimbangan berat badan anak

saat dilahirkan, dalam satuan gram. "Berat Badan Lahir" ini kemudian

dicantumkan dalam grafik KMS pada bulan "0".

8. Kolom "Nama ayah" dan "Nama Ibu" beserta pekerjaannya diisi nama dan

pekerjaan ayah dan ibu anak tersebut.

9. Kolom "alamat" diisi alamat anak menetap.

Catatan *)

Bila ada kartu kelahiran, catat bulan lahir anak dari kartu tersebut

Page 12: Konsep Ank Balita

Bila tidak ada kartu kelahiran, tetapi ibu ingat, catat tanggal lahir anak sesuai

jawaban ibu

Bila ibu ingat bulan Hijriah/Jawa, perkirakan bulan nasional / masehi-nya dan

catat.

Bila ibu tidak ingat bulan lahir, tuntun untuk mengingat umur anak (dalam bulan),

kemudian perkirakan bulan lahir anak, dan catat.

Langkah ketiga : Mengisi kolom bulan lahir.

Selanjutnya cantumkan bulan lahir anak pada kolom 0, kemudian isilah semua

kolom bulan secara berurutan

Misalnya : Bulan lahir anak Agustus 2000, maka cantumkan bulan Agustus 2000 di

kolom tersebut. Kemudian isi semua kolom bulan September

2000, Oktober 2000, dan seterusnya.

Langkah keempat : Meletakkan titik berat badan pada

grafik KMS-Balita.

Setelah anak ditimbang, letakkan titik berat badannya pada titik temu garis tegak

(sesuai dengan bulan penimbangan) dan garis datar (berat

badan).

Contoh : Rudi dalam penimbangan bulan Mei 2000 berat badannya 7,5 kg. Karena baru satu kali

ditimbang, maka hanya ada satu titik berat badan dan tidak bisa dibuat.

Langkah kelima : Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan keadaan lainnya.

Catat juga semua kejadian yang dialami anak yang dapat mem-pengaruhi kesehatannya, pada

garis tegak (lihat contoh), sesuai bulan bersangkutan.

Misal :

Anak tidak mau makan

Page 13: Konsep Ank Balita

Anak sakit panas

Anak diare

Anak diberi nasi tim

Ibu meninggal

Ayah di-PHK

Anak dikirim ke Puskesmas

Langkah keenam : Mengisi kolom pemberian imunisasi.

Kolom ini diisi langsung oleh petugas imunisasi setiap kali setelah imunisasi diberikan (lihat

contoh disamping)

Langkah ketujuh : Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi

Kolom ini digunakan oleh kader untuk mencatat tanggal

pemberian kapsul vitamin A yang diberikan kepada bayi 6-11

bulan (warna biru) dan anak 12-59 bulan (warna merah) pada

setiap bulan Februari dan Agustus.

Langkah kedelapan : Mengisi kolom Periode Pemberian ASI Ekslusif

· Kolom-kolom ini terdapat di bawah kolom-kolom nama bulan 0,1,2,3,4.

· Apabila bayi mendapat ASI saja sampai usia 3 bulan, maka kolom 0, 1, 2 dan 3 diisi E0, E1, E2 dan E3. Sedangkan kolom 4 diisi dengan tanda kurang (-), karena anak sudah mulai diberi makan bubur tim lumat.

Page 14: Konsep Ank Balita

Pada pemnimbangan kedua dan seterusnya

1. Lakukan langkah keempat

Jika bulan lalu anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan ini dengan

bulan lalu dalam bentuk garis lurus. Jika jarak antara penimbangan bulan ini

dan penimbangan sebelumnya lebih dari satu bulan, maka titik berat badan

bulan ini tidak dapat dihubungkan dengan titik berat badan sebelumnya.

2. Lakukan langkah kelima

Catat juga semua kejadian yang dialami anak pada garis tegak sesuai

bulan bersangkutan.

Apabila anak mendapat imunisasi, lakukan langkah

keenam.

Apabila anak ditimbang pada bulan kapsul vitamin A

(Februari atau Agustus), maka jika anak diberi kapsul

vitamin A, lakukan langkah ketujuh.

Apabila umur bayi masih dibawah 5 bulan, lakukan

langkah kedelapan.

E. Tindakan berdasarakan catatan dalam KMS

Berdasarkan catatan hasil penimbangan, perkembangan, serta keadaan

kesehatan anak dalam KMS-Balita, kader/petugas kesehatan dapat melakukan

konseling atau dialog dengan ibu balita tentang pertumbuhan anaknya serta

membantu ibu dalam memecahkan masalah pertumbuhan anaknya. Konseling

tersebut dilakukan setelah mencatat hasil penimbangan anak pada KMS-Balita.

Sebelum melakukan konseling, kader/petugas kesehatan dapat menggali

secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan hasil penimbangan bulan

ini, sesuai dengan arah grafik.

Page 15: Konsep Ank Balita

Beberapa kemungkinan dari hasil pencatatan berat badan balita pada KMS adalah:

Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan dengan nafsu makan anak yang

baik/meningkat berarti ibu telah cukup memberikan makanan dengan gizi

seimbang.

Grafik pertumbuhan tidak naik bisa dikaitkan dengan nafsu makan anak

menurun karena sakit, atau karena ibunya sakit (pola asuh tidak baik), atau

sebab lain yang perlu digali dari ibu.

Dengan demikian isi atau pesan-pesan yang diberikan disesuaikan dengan grafik

pertumbuhan anak tersebut dan disesuaikan dengan penjelasan ibunya tentang

keadaan kesehatan anaknya.

ALUR TINDAKAN

BERDASARKAN HASIL PENIMBANGAN

Proaktif

Beri pujian kepada anak & ibunya. Dan dianjurkan agar meneruskan cara pemberian makanan kepada anaknya tapi lebih banyak, agar bulan berikutnya berat badan naik lagi.

Kembali ke keluarga :

- Konseling gizi/kunjungan rumah

- Tata laksana pemberian makanan lokal/RT pasca rawat inap

Page 16: Konsep Ank Balita

Penjelasan : Alur tindakan berdasarkan hasil penimbangan

Setiap anak Balita yang datang ke Posyandu/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

harus ditimbang berat badannya. Selanjutnya hasil penimbangan tersebut dicatat

dalam KMS-Balita,dan membuat garis pertumbuhannya (jika bulan lalu juga

ditimbang). Dengan membandingkan berat badan bulan ini dengan bulan lalu dapat

diketahui hasil penimbangan saat ini garis pertumbuhan naik, tIdak naik atau di

bawah garis merah (BGM).

Setelah diketahui hasil penimbangan anak tersebut, dilakukan tindakan sebagai

berikut:

1. Jika garis pertumbuhan naik, diberikan pujian serta nasehat agar meneruskan

cara pemberian makanan kepada anaknya, namun dianjurkan agar makan

lebih banyak lagi karena anak akan terus tumbuh dan diupayakan berat

badannya bulan depan naik lagi..

2. Jika garis pertumbuhan tidak naik :

a. Timbangan tidak naik 1 kali (1T), tanyakan riwayat makanan dan

penyakitnya, kemudian berikan nasehat makanannya. Berikan motivasi

agar bulan depan naik BB nya.

b. Timbangan tidak naik 2 kali (2T), tanyakan riwayat makanan dan penyakit

kemudian berikan nasehat makanannya. Apabila anak kelihatan sakit

segera dikirim ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain.

c. Timbangan tidak naik 3 kali (3T), anak dirujuk ke puskemas /fasilitas

pelayanan kesehatan lain.

3. Jika garis pertumbuhan di bawah garis merah (BGM), anak harus segera

dirujuk ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain

a. jika tanda klinis (-), berikan Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-

Pemulihan).

Page 17: Konsep Ank Balita

b. Jika tanda klinis (+), lakukan 10 langkah Tata laksana Gizi Buruk dan obati

jika ada penyakit penyerta.

F. Nasehat makan bayi dan anak sesuai hasil penimbangan

Konseling tentang nasehat makanan bayi dan anak dibedakan menurut umur

anak, yaitu 0- 4 bulan, 4 - 6 bulan, 6 -12 bulan, 12 - 24 bulan, 24 bulan ke

atas.

BAYI UMUR 0 – 4 BULAN

1. Berat badan bayi naik

Beri pujian kepada Ibu.

Berikan ASI sesuai keinginan bayi, paling sedikit 8 kali sehari, pagi, siang maupun

malam.

Jangan diberikan makanan atau minuman lain selain ASI.

2. Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)

Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah

terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.

Tanyakan kemungkinan hambatan pembe-rian ASI. Beri nasehat sesuai masalah

ibu.

Berikan ASI kepada bayi setiap hari 3 – 5 kali lebih sering dari biasanya.

Tiap hari ibu perlu makan 1-2 piring makan-an sehat lebih banyak dibanding

sebelum hamil dan menyusui, serta minum 3 kali 2 gelas air putih disamping

jumlah yang biasa diminumnya sehari-hari.

Apabila ada jamu yang manjur untuk melan-carkan ASI, anjurkan ibu

meminumnya.

3. Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)

Page 18: Konsep Ank Balita

Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.

Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya, dan beri nasehat sesuai

masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.

Kalau sudah, beri nasehat agar ibu tiap hari makan 2 piring lebih banyak dari

biasanya.

Jika ada penyakit konsultasikan ke petugas kesehatan/puskesmas.

4. Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Rujuklah ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya untuk pemeriksaan

lebih lanjut.

5. Bayi dibawah garis merah (BGM)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke

Puskesmas/Rumah Sakit.

BAYI UMUR 4 – 6 BULAN

1. Berat badan bayi naik

Beri pujian kepada ibu

Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari (pagi,

siang maupun malam)

Beri Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) 2 kali sehari, tiap kali 2 sendok makan

Pemberian MP-ASI dilakukan secara bergantian sesuai dengan jadwal makan bayi.

Page 19: Konsep Ank Balita

MP-ASI adalah Makanan Pendamping ASI dan bukan Makanan Pengganti ASI, dan

dapat berupa:

Bubur tim lumat ditambah hati ayam/ ikan/tempe/tahu/daging

sapi/wortel/bayam/kacang-hijau/ dan tambahkan sedikit santan/minyak

2. Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)

Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah

terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu

Konsultasikan dengan petugas kesehtan/puskesmas

Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari (pagi,

siang maupun malam).

Beri MP-ASI 3 kali sehari, tiap kali 1 piring sedang.

Pemberian ASI dan MP-ASI dilakukan secara bergantian sesuai dengan jadwal

makan bayi.

3. Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)

Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.

Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya, dan beri nasehat sesuai

masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu, dengan memberikan

kepada anak MP-ASI 3 x sehari, tiap kali satu piring sedang.

Kalau sudah dilaksanakan, berikan MP-ASI 1 piring lebih banyak dari bulan lalu.

Jika anak sakit, segera rujuk ke puskesmas

4. Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Page 20: Konsep Ank Balita

Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit untuk pemeriksaan

kesehatan lebih lanjut.

5. Bayi di bawah garis merah (BGM)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke

Puskesmas/Rumah Sakit.

BAYI UMUR 6 – 12 BULAN

1. Berat badan bayi naik

Beri pujian kepada ibu.

Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan anak.

Berikan nasi lunak ditambah telur/ayam/ikan/tempe/tahu/ daging/

wortel/bayam/kacang-hijau/sedikit santan/minyak

Makanan tersebut diberikan 3 kali sehari.

2. Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)

Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah

terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu.

Konsultasikan dengan petugas kesehatan.

Berikan ASI sesuai keinginan anak.

Berikan MP-ASI 5 kali sehari satu piring sedang.

Berikan 2 kali nasi dengan lauk-pauk yang dihaluskan

3. Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)

Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.

Page 21: Konsep Ank Balita

Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri nasehat sesuai

masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.

Jika sudah dilaksanakan, disamping makanan sehari-hari, anak perlu diberi

tambahan penganan atau kudapan..

Jika masih sakit, konsultasikan dengan petugas kesehatan.

4. Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit untuk pemeriksaan

kesehatan lebih lanjut.

5. Berat badan bayi dibawah garis merah (BGM)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke

Puskesmas/Rumah Sakit.

ANAK UMUR 12 – 24 BULAN

1. Berat badan naik

Berikan ASI sesuai keinginan anak

Anak sudah bisa diberi makanan orang dewasa

Berikan makanan dewasa tersebut 3 x sehari

Berikan juga makanan selingan 2 x sehari di antara waktu makan seperti bubur

kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dsb.

2. Berat badan anak satu bulan tidak naik (1T)

Page 22: Konsep Ank Balita

Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah

terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu.

Konsultasikan ke petugas kesehatan.

Berikan ASI sesuai keinginan anak.

Berikan makanan orang dewasa 5 kali sehari.

3. Berat badan anak dua bulan berturut0turut tidak naik (2T)

Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.

Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri nasehat sesuai

masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.

Jika sudah dilaksanakan, tambah-kan porsi/frekuensi makan, perbaiki nafsu makan

anak dengan jalan mengganti-ganti hidangannya.

Jika sakit, periksakan ke petugas kesehatan/puskesmas

4. Berat badan anak tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit untuk pemeriksaan

kesehatan lebih lanjut.

5. Berat badan anak dibawah garis merah

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke

Puskesmas/Rumah Sakit.

ANAK UMUR 24 BULAN KEATAS

1. Berat badan anak naik ]

Berikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari

Page 23: Konsep Ank Balita

Berikan juga makanan yang bergizi sebagai selingan 2 kali sehari seperti bubur

kacang hijau, biskuit.

Pemberian makanan selingan dilakukan antara waktu makan makanan pokok.

2. Berat badan anal satu bulan tidak naik (1T)

Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah

terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu.

Konsultasikan ke petugas kesehatan.

Berikan makanan setengah bagian dari jumlah yang dimakan ayahnya

3. Berat badan anak dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)

Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.

Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri nasehat sesuai

masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.

Jika sudah dilaksanakan, tambah-kan porsi/frekuensi makan, usahakan sekali

dalam sehari anak makan bersama anak-anak lainnya.

Jika sakit, periksakan ke petugas kesehatan/puskesmas.

4. Berat badan anak tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit untuk pemeriksaan

kesehatan lebih lanjut.

5. Berat badan anak di bawah garis merah (BGM)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke

Puskesmas/Rumah

Page 24: Konsep Ank Balita

G. Nasehat perkembangan anak

1. Gambar-gambar anak di atas grafik pertumbuhan menunjukkan sebagian

kemampuan perkembangan yang harus dicapai semua anak pada rentang umur

yang ada (misalnya "pada umur 3-6 bulan anak dapat mengangkat kepala

dengan tegak, pada posisi telungkup).

2. Yang harus dianjurkan oleh petugas kesehatan kepada ibu balita ialah sebagai

berikut:

a. Umum:

Ibu yang baik adalah ibu yang:

Merasa percaya diri sebagai ibu

Peka dan selalu menanggapi perilaku anak dalam kata-kata dan perasaan

Menyediakan alat mainan sesuai umur dan menyempatkan diri bermain

dengan anaknya

Memperkenalkan lingkungan hidup (orang dan barang) kepada anaknya.

b. Khusus

Bila umur anak yang sesuai kemampuan (seperti gambar) pada KMS, ibu

harus diberi tahu agar melatih anaknya melakukan kemampuan tersebut.

Bila umurnya sudah lewat (misalnya pada umur 6 bulan belum dapat

mengangkat kepala) ibu harus membawa anaknya ke Puskesmas.

KESIMPULAN

Kartu menuju sehat (KMS), sangat diperluakan dan tidak hanya bermanfaat bagi balita,

tetapi juga bagi ibu-ibu, staf kesehata. Dengan KMS kita dapat memantau pertumbuhan balita

dengan baik., bagaimana cara memantau pertumbuhan balita, bagaimana cara mengisi KMS

Page 25: Konsep Ank Balita

balita dengan benar, bagaimana melakukan tindakan segera berdasarkan catatan KMS balita dan

bagaimana cara memberikan nasehat dan pesan-pesan tentang makanan balita sesuai dengan

hasil penimbangan. Makalah ini juga disebutkan pengertian naik (N) yang berarti anak sehat dan

tidak naik (T1, T2, T3) yang berarti anak tidak sehat dan perlu mendapat intervensi langsung dari

kader dan petugas. Selain itu juga jika anak berada di bawah garis merah (BGM) yang perlu

mendapat tindak lanjut dengan segera. Hal itu juga dapat terlihat dan digambarkan di dalam alur

tindakan berdasarkan hasil penimbangan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI;

Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Indonesia. Jakarta, 1999.

2. Departemen Kesehatan RI;

Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita bagi petugas

kesehatan. Jakarta, 1996.

I.              POSYANDU

A.    Pengertian

posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program

lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya

Page 26: Konsep Ank Balita

program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan

masyarakat (BKKBN, 1989). 

Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan

kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk

masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan

keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia

sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia

sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat dari proses

pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :

1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga

kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.

2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina

tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga

kerja tangguh.

3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan kesempatan

berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.

Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan sedikit bantuan dan

pengarahan dari petugas penyelenggara dan pengembangan Posyandu merupakan strategi yang

tepat untuk intervensi ini. Intervensi ke 3 perlu dipersiapkan dengan memperhatikan aspek-aspek

Poleksesbud.

B.       Manfaat Posyandu

1.      Bagi Masyarakat

  Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar

  Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan

  Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu

2.      Bagi Kader, pengurus Posyandudan tokoh Masyarakat

  Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan

  Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan

3.      Bagi Puskesmas

Page 27: Konsep Ank Balita

  Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata 1

  Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan

  Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian pelayanan secara terpadu

4.      Bagi Sektor Lain

  Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

  Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-masing

C. Jenis Posyandu

Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu diperlukan intervensi sebagai berikut :

1.  Posyandu pratama (warna merah)

Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa

rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan ini dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya

adalah pelatihan kader ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan

dasar lagi.

2.  Posyandu madya (warna kuning)

Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun

dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya

(KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian

posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya. Intervensi untuk posyandu madya ada 2

yaitu :

a.   Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang sudah dilengkapi dengan metoda

simulasi.

b.   Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk menentukan masalah dan mencari

penyelesaiannya, termasuk menentukan program tambahan yang sesuai dengan situasi dan

kondisi setempat.

3.  Posyandu purnama (warna hijau)

Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun,

rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA,

Page 28: Konsep Ank Balita

Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada

Dana Sehat yang masih sederhana. Intervensi pada posyandu di tingkat ini adalah :

a.     Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan masyarakat menetukan sendiri

pengembangan program di posyandu

b.     Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat yang kuat dengan cakupan

anggota minimal 50% KK atau lebih.

4.  Posyandu mandiri (warna biru)

Adalah posyandu yang telah melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun dengan jumlah

kader 5 orang atau lebih dimana cakupan ke-5 kegiatan utamanya lebih dari 50% dan dapat

melaksanakan sumber dana dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat. Intervensinya

dilakukan pembinaan program dana sehat, memperbanyak program tambahan sesuai dengan

masalah dan  pendekatan PKMD.

D.                 Dasar Pelaksanaan

Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23 tahun 1985.

21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu yaitu :

1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu dalam lingkup

LKMD dan PKK.

2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi Posyandu serta

meningkatkan peran serta masyarakat dalam program – program pembangunan masyarakat desa

3. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan peranan kader

pembangunan.

4. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah masing-masing dari

melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes dan BKKBN.

5. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara penyelenggaraan dan

pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna.

Page 29: Konsep Ank Balita

E. Tujuan penyelenggara Posyandu.

1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan

nifas)

2. Membudayakan NKKBS.

3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat

sejahtera.

4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan

Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

F.      Pengelola Posyandu.

a. Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan mutu Posyandu ditingkat

desa kelurahan sebagai berikut :

1. Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD  (Kades/Lurah).

2. Penggungjawab operasional, Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)

3. Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua Tim.

                                     Penggerak PKK

4. Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD

5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes.

b. Pokjanal Posyandu

Pokjanal posyandu yang dibentuk disemua tingkatan pemerintahan terdiri dari unsur Instansi dan

Lembaga terkait secara langsung dalam pembinaan Posyandu yaitu :

Page 30: Konsep Ank Balita

1. Tingkat Propinsi : - BKKBN

- PMD (Pembinaan Masyarakat Desa)

- Bappeda

- Tim Penggerak PKK

- d.l.l

2 Tingkat Kab/Kodya :

- Kantor Depkes/Kantor Dinkes

- BKKBN

- PMD

- Bappeda

- d.I.I

3 Tingkat Kecamatan :

• Tingkat Pembina LKMD Kec ( puskesmas, Pembina petugas Lapangan, KB,Kaur Bang

(Kepala Urusan Pembangunan)

• PD (Kader Pembangunan Desa)

4 Pokjanal Posyandu bertugas :

• Menyiapkan data dan kelompok sasaran serta cakupan program.

• Menyiapkan kader.

• Menganalisis masalah dan menetapkan aIternatif pemecahan masalah.

• Menyusunan rencana.

• Melakukan pemantauan dan bimbingan.

• Menginformasikan masalah kepada instansi/lembaga terkait.

• Melaporkan kegiatan kepada Ketua Harian Tim Pembina LKMD.

5. Kegiatan Pokok Posyandu :

  KIA

  KB

  lmunisasi.

  Gizi.

Page 31: Konsep Ank Balita

  Penanggulangan Diare.

 Pembentukan Posyandu.

a. Langkah – langkah pembentukan :

1) Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.

2) Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbinganteknis unsur kesehatan

dan KB .

3) Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri,sarana dan prasarana

posyandu, biaya posyandu

4) Pemilihan kader Posyandu.

5) Pelatihan kader Posyandu.

6) Pembinaan.

b. Kriteria pembentukan Posyandu.

Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan

pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedngkan satu Posyandu melayani 100

balita.

Page 32: Konsep Ank Balita

c. kriteria kader Posyandu :

1) Dapat membaca dan menulis.

2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.

3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.

4) Mempunyai waktu yang cukup.

5) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.

6) Berpenampilan ramah dan simpatik.

7) Diterima masyarakat setempat.

6. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu.

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD, Kader, Tim Penggerak PKK

Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari KB. Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan

masyarakat dengan sistem 5 (lima) meja yaitu :

Meja I : Pendaftaran.

Meja II : Penimbangan

Meja III : Pengisian KMS

Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.

Meja V : Pelayanan KB Kes :

Imunisasi��

Pemberian�� vitamin A Dosis Tinggi berupa obat

tetes�� ke mulut tiap Februari dan Agustus.

Pembagian pil atau kondom            ��

Pengobatan�� ringan.

Kosultasi�� KB-Kes.

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V merupakan meja

pelayanan paramedis (Bidan desa, perawat ).

b. Sasaran Posyandu :

• Bayi/Balita.

• Ibu hamil/ibu menyusui.

Page 33: Konsep Ank Balita

• WUS dan PUS.

Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :

1) Kesehatan ibu dan anak :

• Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

• Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii danAgustus)

• PMT (Pemberian Makanan Tambahan)

• lmunisasi.

• Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat

badan setiap bulan. Keberhasilan program terliat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.

2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.

3) Pemberian Oralit dan pengobatan.

4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh

kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS alita dan ibu hamil. Keberhasilan

Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN

S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.

K : Semua balita yang memiliki KMS.

D : Balita yang ditimbang.

N : Balita yang naik berat badannya

Keberhasila Posyandu berdasarkan :

Petugas pada meja I sampai dengan IV dilaksanakan oleh Kader PKK sedangkan meja V

merupakan meja pelayanan paramedic (Bidan desa, perawat, petugas KB).

c. Dana.

Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan

kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak

mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat.

   G.    SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP)

Page 34: Konsep Ank Balita

Sistem informasi Posyandu adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan informasi

yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu. OLeh

sebab itu Sistem Informasi Posyandu merupakan bagian penting dari pembinaan Posyandu

secara keseluruhan. Konkritnya, pembinaan akan lebih terarah apabila di dasarkan pada

informasi yang lengkap, akurat dan aktual. Dengan kata lain pembinaan merupakan jalan keluar

dari permasalahan yang dihadapi karena didasarkan pada informasi yang tepat, baik dalam

lingkup terbatas maupun lingkup yang lebih luas.

Mekanisme Operagional SIP :

1) Penggung jawab Sistem Informasi Posyandu adalah Pokjanal Posyandu di Propinsi dan Dati II di

tingkat kecamatan adalah Tim Pembina LKMD/Kelurahan berkoordinasi dengan LKMD Seksi

10.

2) Pemerintah Desa bertanggung jawab atas tersediannya data dan informasi Posyandu.

3) Pengumpul data dan informaosi adalah Tim Penggerak PKK dan LKMD dengan menggunakan

instrumen :

a. Catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan nifas oleh ketua kelompok Dasa Wisma (kader PKK) .

b. Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.

c. Register anak balita dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.

d. Register WUS- PUS alam wilayah ketiga Posyandu bulan Januari s/d Desember.

e. Register Ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.

f. Data pengunjung petugas Posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan kematian ibu hamil

melahirkan dan nifas.

g. Data hasil kegiatan Posyandu.

H.  Pembiayaan Posyandu

      1.Sumber Daya

            a. Masyarakat

                        1) Iuran Pengguna Posyandu

                        2) Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat

                        3) Sumbangan dari perorangan atau kelompok masyarakat

                        4. Dana social keagamaa, misalnya zakat, infak dsb

            b. Swasta/ Dunia Usaha

Page 35: Konsep Ank Balita

         Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai anak angkat perusahaan dan bantuannya

dapat berupa dana, prasarana atau tenaga sukarelawan.

c. Hasil Usaha

          Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha dimana hasilnya dapat disumbangkab

untuk pengelolaan Posyandu, contohnya Kelompok Usaha Bersama (KUB) dan Taman Obat

Keluarga (TOGA)

d. Pemerintah

bantuannya berupa dana stimulant atau dalam bentuk sarana dan prasarana Posyandu.

 II.               KMS (Kartu Menuju Sehat)

   1.     Definisi

KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang

dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus

disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu

atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.

KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang

dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus

disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu

atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.

KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi,

penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI

eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/

Rumah Sakit.

KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tenta

ng kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).

2.      Manfaat KMS (Kartu Menuju Sehat)

Page 36: Konsep Ank Balita

a)      Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi :

pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul

vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.

b)      Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak

c)      Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan

dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

(Depkes RI, 2000)

3.      Cara Memantau Pertumbuhan Balita

Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan

dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil

penimbangan bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan

anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan

selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya (Depkes RI, 2000).

a.       Balita naik berat badannya bila :

1)      Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau

2)      Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna diatasnya.

Gambar 2.1. Indikator KMS bila balita naik berat badannya

b.      Balita tidak naik berat badannya bila :

1)      Garis pertumbuhannya turun, atau

2)      Garis pertumbuhannya mendatar, atau

3)      Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya.

Page 37: Konsep Ank Balita

Gambar 2.2. Indikator KMS bila balita tidak naik berat badannya

c.       Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan

pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah

Sakit.

Gambar 2.3. Indikator KMS bila pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu

perhatian khusus

d.      Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita mengalami gangguan

pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

Page 38: Konsep Ank Balita

Gambar 2.4. Indikator KMS bila berat badan balita tidak stabil

e.       Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.

f.       Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke

pita warna diatasnya.

4.      Pengukuran status gizi dengan NCHS

Kriteria keberhasilan nutrisi ditentukan oleh status gizi :

1)      Gizi baik, jika BB menurut umur > 80% standart WHO – NHCS.

2)      Gizi kurang, jika berat badan menurut umur 61% sampai 80% standart WHO – NHCS.

3)      Gizi buruk, jika berat badan menurut umur ≤ 60% standart WHO – NHCS. ( Supariasa, 2002)

  Rumus Antropometri pada anak : ( Soetjiningsih : 1998).

1)      Berat badan

Umur 1 – 6 tahun = ( tahun ) x 2 + 8

2)      Tinggi badan

Umur 1 tahun = 1,5 x tinggi badan lahir

Umur 2 – 12 tahun = umur ( tahun ) x 6 + 77

5.    Manfaat nutrisi

a.       Nutrisi untuk pertumbuhan

Page 39: Konsep Ank Balita

Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ tubuh

dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan rambut terus berganti,

sel – sel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang masak

agar zat makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh.

b.      Makanan sebagai suku cadang

Makanan juga bermanfaat untuk memulihkan badan yang baru sembuh dari sakit.

Selama sakit banyak bagian tubuh yang rusak. Mungkin juga sebagian selnya mati. Selama orang

juga kurang makan sehingga tubuh kekurangan berbagai zat makanan yang dibutuhkannya.

Mungkin juga banyak kehilangan darah sehingga makin lama sakit berlangsung, makin banyak

zat makanan yang harus ditambahkan.

Untuk itu, setelah sakit kita perlu banyak makan makanan bergizi. Begitu juga untuk

yang menjalani operasi atau yang baru melahirkan.

c.       Makanan sebagai bensin tubuh

Makanan juga dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi,

menyapu, juga berkebun. Dalam keadaan tidurpun tubuh tetap membutuhkan tenaga untuk

bernafas, degup jantung, serta tenaga memasak zat makanan dan memakainya. Namun, makanan

perlu diatur agar sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jumlahnya harus memadai, dan mutunya sesuai

dengan kebutuhan sehari-hari (Nadesul, 2001).

Balita naik berat badannya bila :

1)      Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau

2)      Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna diatasnya.

Gambar 2.1. Indikator KMS bila balita naik berat badannya

Page 40: Konsep Ank Balita

Balita tidak naik berat badannya bila :

1)      Garis pertumbuhannya turun, atau

2)      Garis pertumbuhannya mendatar, atau

3)      Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya.

Gambar 2.2. Indikator KMS bila balita tidak naik berat badannya

Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan

pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah

Sakit.

d) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak nail (3T), artinya balita mengalami gangguan

pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

Page 41: Konsep Ank Balita

Gambar 2.4. Indikator KMS bila berat badan balita tidak stabil

e) Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.

f.  Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau

pindah ke pita warna diatasnya.

6.       Pengukuran status gizi dengan NCHS

Kriteria keberhasilan nutrisi ditentukan oleh status gizi :

1) Gizi baik, jika BB menurut umur > 80% standart WHO – NHCS.

2) Gizi kurang, jika berat badan menurut umur 61% sampai 80% standart WHO – NHCS.

3) Gizi buruk, jika berat badan menurut umur ≤ 60% standart WHO – NHCS.

( Supariasa, 2002)

Rumus Antropometri pada anak : ( Soetjiningsih : 1998).

1) Berat badan

Umur 1 – 6 tahun = ( tahun ) x 2 + 8

2) Tinggi badan

Umur 1 tahun = 1,5 x tinggi badan lahir

Umur 2 – 12 tahun = umur ( tahun ) x 6 + 77

7.  Manfaat nutrisi

Page 42: Konsep Ank Balita

a. Nutrisi untuk pertumbuhan

Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ tubuh dapat

berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan rambut terus berganti, sel –

sel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang masak agar

zat makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh.

b. Makanan sebagai suku cadang

Makanan juga bermanfaat untuk memulihkan badan yang baru sembuh dari sakit. Selama

sakit banyak bagian tubuh yang rusak. Mungkin juga sebagian selnya mati. Selama orang juga

kurang makan sehingga tubuh kekurangan berbagai zat makanan yang dibutuhkannya. Mungkin

juga banyak kehilangan darah sehingga makin lama sakit berlangsung, makin banyak zat

makanan yang harus ditambahkan.

Untuk itu, setelah sakit kita perlu banyak makan makanan bergizi. Begitu juga untuk yang

menjalani operasi atau yang baru melahirkan.

c. Makanan sebagai bensin tubuh

Makanan juga dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, menyapu,

juga berkebun. Dalam keadaan tidurpun tubuh tetap membutuhkan tenaga untuk bernafas, degup

jantung, serta tenaga memasak zat makanan dan memakainya. Namun, makanan perlu diatur

agar sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jumlahnya harus memadai, dan mutunya sesuai dengan

kebutuhan sehari-hari (Nadesul, 2001).

8.Contoh KMS

Page 43: Konsep Ank Balita

Kartu Menuju Sehat  yang Dipakai di Indonesia

Bagian-Bagian dari KMS (http://www.dkk-bpp.com)

a. Sumber berat badan; garis tegak lurus yang terdapat pada sisi kiri setiap kelompok usia dalam

KMS

b. Garis berat badan; adalah garis-garis mendatar yang dimulai dari sumber berat badan. Angka-

angka yang terdapat pada ujung garis berat badan setiap kelompok usia dalam kilogram.

c. Garis usia; yakni garis tipis dari atau kebawah dan terakhir pada kolom-kolom bernomor yang

menyatakan usia balita dalam bulan.

d. Kolom bulan; adalah kolom yang berada dibagian bawah KMS pada setiap kelompok usia.

Kolom–kolom ini disediakan untuk menuliskan nama-nama bulan secara berurutan sesudah

bulan kelahiran.

e. Kolom bulan lahir; adalah kolom bulan yang terletak paling kiri dan bergaris tebal. Kolom ini

disediakan untuk diisi dengan bulan lahir balita serta tahunnya.

Pertumbuhan balita yang baik apabila mengikuti arah lengkungan garis pada KMS. Beberapa

kemungkinan dari hasil pencatatan berat badan balita pada KMS adalah sebagai berikut :

a. Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan dengan nafsu makan anak yang baik/ meningkat

berarti ibu telah cukup memberi makanan dengan gizi seimbang.

b. Grafik pertumbuhan anak tidak naik berkaitan dengan nafsu makan anak menurun karena

sakit, atau karena ibunya sakit (pola asuh tidak baik), atau penyebab lain yang perlu digali dari

ibu.

Page 44: Konsep Ank Balita

9.      Cara Mengisi KMS

      Identitas

      Mengisi Berat Badan Lahir

      Tanggal Lahir

      Mengisi bulan dalam KMS

      Memplot Berat Badan: BB diletakkan di garis tegak/ vertical

Terdapat 2 variasi:

1.      Menurut bulan kunjungan. ( tiap kunjungan, 1 titik BB di KMS).

2.      Menurut Umur, dibulatkan kebawah ( umur 2 bulan dan umur 2 bulan lebih 3 minggu ditempat

yang sama).

Tidak harus digaris tegak

Titik garis berat badan jika umurnya tepat di tanggal lahir bulan itu. ( kelebihan 1 minggu berarti

maju ¼ kolom)

      Membuat Grafik

Menghubungkan 2 titik di KMS

Ada 2 pendapat:

1)      Hanya dapat dihubungkan apabila bulan sebelumnya dating ke posyandu menimbang

2)      Arah pertumbuhan/ trend dapat dihubungkan kapan saja.

a.       5 ARAH GARIS PERTUMBUHAN

      Tumbuh kejar atau Catch-Up Growth atau N1(arah garis pertumbuhan melebihi arah garis baku)

      Tumbuh normal atau N2(arah garis pertumbuhan sejajar atau berimpit dengan arah garis baku)

      Growth Faltering atai T1 (arah garis pertumbuhan kurang dari arah garis baku atau pertumbuhan

kurang dari yang diharapkan)

      Flat-Growth atau T2 (arah garis pertumbuhan datar atau berat badan tetap)

      Loss of Growth atau T3 (arah garis pertumbuhan turun dari arah garis baku)

b.    Pengertian tumbuh normal

Page 45: Konsep Ank Balita

Yaitu pertumbuhan normal jika berat badan dan panjang badan tumbuh pada persentil yang

sama.

Dalam aplikasi dengan menggunakan KMS tumbuh normal jika grafik pertumbuhan berat badan

anak sejajar dengan kurva baku.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1.      Posyandu adalah singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu yang mengandung makna: uatu forum

komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang

mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.

2. Tujuan Posyandu untuk menurunkan AKB/AKI, membudayakan NKKBS dan meningkatkan peran

serta masyarakat dalam mengembangkan kegiatan KB-Kes serta kegiatan pembangunan lainnya

untuk mencapai keluafga sejahtera .

3. Kegiatan Pokok Posyandu mencakup Program KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan Penanggulangan

Diare.

4. SIP (Sistem Informasi Posyandu) adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan informasi yang

sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu.

5. Posyandu mandiri merupakan Posyandu percontohan terbaik dengan ciri sebagai berikut :

• Kegiatan secara teratur dan mantap.

• Cakupan program/kegiatan baik.

• Mempunyai program tambahan.

• Memiliki dana sehat dan JPKM yang mantap.

6. Dengan pemantauan pertumbuhan yang benar akan dapat dilakukan deteksi dini hambatan

pertumbuhan.

Page 46: Konsep Ank Balita

7. Penatalaksanaan hambatan pertumbuhan secara komprehensif akan dapat mencegah terjadinya

gagal tumbuh fan malnutrisi

8. Anak dapat tumbuh kembang optimal.

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/bab-i-pendahuluan-latar-belakang.html#ixzz29Yskkn9B

Page 47: Konsep Ank Balita
Page 48: Konsep Ank Balita
Page 49: Konsep Ank Balita
Page 50: Konsep Ank Balita
Page 51: Konsep Ank Balita
Page 52: Konsep Ank Balita
Page 53: Konsep Ank Balita
Page 54: Konsep Ank Balita
Page 55: Konsep Ank Balita
Page 56: Konsep Ank Balita
Page 57: Konsep Ank Balita
Page 58: Konsep Ank Balita
Page 59: Konsep Ank Balita
Page 60: Konsep Ank Balita

2.1  Definisi

Balita adalah anak yang berumur 5 tahun atau masih kecil yang perlu tempat bergantung pada

seorang dewasa yang mempunyai kekuatan untuk mandiri dengan usaha anak balita tumbuh

2.2 Stimulasi Perkembangan balita

Stimulasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan dasar

anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Stimulasi tumbuh kembang anak

dapat dilakukan oleh setiap orang yang berinteraksi dengan anak, mulai dari ibu, ayah, pengasuh

anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-

masing dan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu

diperhatikan, yaitu:

1.      Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.

2.      Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku orang-

orang yang terdekat dengannya.

3.      Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.

4.      Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi, menyenangkan,

tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.

5.      Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap keempat aspek

kemampuan dasar anak.

6.      Gunakan alai bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak.

7.      Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.

8.      Anak Selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.

Page 61: Konsep Ank Balita

2.3  Aspek Yang mempengaruhi perkembangan1.      Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak

melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri,

dan sebagainya.

2.      Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak

melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot

kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjumput,

menulis, dan sebagainya.

3.      Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk

memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan

sebagainya

4.      Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak

(makan sendiri, membereskan mainan setelah bermain), berpisah dengan ibu / pengasuh anak,

bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.

2.4  Faktor Yang Mempengaruhi Tumbang

a.     Peran dalam kelompok/teman sebaya

-      Mempengaruhi terbesar pada perkembangannya.

-      Teman sebaya membolehkan individu untuk mencoba bahkan gagal dalam keterampilan baru,

mengesahkan pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, konsep dan konsep, menerima sambutan dan

dukungan sebagai pribadi yang unik oleh temannya.

-      Sebaliknya teman sebaya bisa menekan individu menjadi tidak bergembira, sehingga

menimbulkan rendah diri.

b.      Kondisi fisik yang sehat

Nutrisi mereka sangat berpengaruh terhadap tumbang anak.

c.      Peran dalam keluarga

Nilai-nilai, norma-norma, ide-ide dalam keluarga akan membentuk kepribadian anak sendiri.

Page 62: Konsep Ank Balita

2.5  Masalah Yang Sering Terjadi Pada Balita

a.      Tumbuh kembang terganggu.

b.     Gizi buruk sedang-berat.

c.      Diare.

2.6  Diagnosa Keperawatan Yang Muncul Pada Kelompok Balita

a.      Kurang gizi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang gizi balita.

b.     Diare berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga tentang perawatan balita dengan diare.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA BALITA

3.1.     Pengkajian

A.      Sejarah

Anak di Kota Bengkulu sudah lama tinggal di Bengkulu karena orang tua dan keluarga besarnya

bertempat tinggal di Bengkulu. Sehingga dia dilahirkan disini. Mereka juga tidak tahu siapa yang

pertama kali tinggal di kota ini. Mereka hanya tahu kalau puyang dan kakeknya juga tinggal

disini.

B.      Demografi

Saat pengkajian mengambil para balita biasanya masih tinggal bersama orang tuanya dan

biasanya penghasilan orang tuanya tersebut dari kota itu sendiri.

C.      Etnisitas

Page 63: Konsep Ank Balita

Kelompok budaya yaitu: bangsa Jawa, Batak, Padang, dll.

D.      Nilai dan Keyakinan

Nilai yang mereka anut adalah kebersamaan dan keyakinan yang mereka anut yang terdiri dari

agama Islam, Kristen, Hindu dan Budha. Tapi kenyataan dari menganut agama Islam terlihat dari

banyaknya bangunan masjid dan masyarakat rajin untuk sholat berjamaah ke masjid bersama

anak-anak.

Subsistem :

-     Lingkungan

Di lingkungan Kota Bengkulu anaknya menurut kepada orang tua dan banyak menghargai orang

yang lebih tua dari mereka, anak-anak Kota Bengkulu mau bersekolah dan belajar hidup sehat

baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.

-     Ekonomi

Di Kota Bengkulu kebanyakan orang tua dari anak-anak balita berekonomi menengah ke atas,

sehingga tidak ada kendala untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

-     Transportasi

Kendaraan di Kota Bengkulu sangat mudah dan banyak, Tetapi anak balita masih diantar oleh

orang tuanya, hal tersebut dilakukan oleh orang tuanya karena mereka tidak mau terjadi apa-apa

dengan anaknya.

-     Politik dan Pemerintah

Di Kota Bengkulu sudah banyak fasilitas kesehatan, sehingga mudah untuk menyelesaikan

masalah tentang kesehatan. Hal ini banyak dirasakan anak balita tentang manfaat kesehatan,

seperti: cuci tangan, gosok gigi, dll.

-     Komunikasi

Page 64: Konsep Ank Balita

Biasanya anak balita kalau ada masalah memberitahukan kepada orang tua nya sehingga

keputusan diserahkan kepada orang tuanya.

-     Pendidikan

Di sekolah anak-anak mendapatkan ilmu pengetahuan yang pasti tetapi harus mendapatkan ilmu

yang berhubungan dengan kesehatan, seperti: mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

tindakan menggosok gigi.

-     Rekreasi

Di Kota Bengkulu banyak terdapat tempat rekreasi seperti: pantai dan bangunan bersejarah

peninggalan Belanda.

B.     Saran

Harapan kepada masyarakat, agar balita tetap menjadi bagian dari masyarakat. Sebab

generasi penerus bangsa tergantung dari proses pertumbuhan dan perkembangan saat usia balita

karena usia balita merupakan golden period. Agar pemberdayaan dapat berhasil maka seluruh

komponen bangsa harus ambil bagian mulai departemen/ kementerian/instansi, organisasi

profesi, yayasan, institusi masyarakat, PKK, Posyandu, Karang Taruna, PAUD dan seluruh

petugas lapangan dari jajaran instansi pemerintah serta anggota masyarakat.

Page 65: Konsep Ank Balita

askep komunitas pada balita

Kasus

Di kelurahan simomulyo posyandu pelangi III terdapat 66 balita yang terdiri diri dari : 0-12 bulan = 21,

13- 36 bulan = 15, 37- 60 bulan = 30 dan berdasarkan informasi dari kader posyandu Balita yang gizi

buruk 3 orang, Balita yang diare karena tidak cocok dengan susu formula 6 orang, Balita yang berat

badannya tidak sesuai dengan umur (Berat badan balita yang berada digaris kuning dan digaris merah )

5 orang. Sebagian besar ibunya bekerja sebagai ibu rumah tangga dan kepala keluarganya sebagian

bekerja di pabrik sebagai buruh pabrik dan sebagian lagi di pemerintahan. Antar rumah saling

berdekatan sehingga jika terjadi kebaran sangat sulit buat petugas pemadam kebakaran untuk

memadamkan api, pembangunan gorong- gorong di sungai, sehingga air di bendung dan tidak mengalir

lancar, selokan di depan rumah warga banyak yang tersumbat, jalan di depan rumah kotor, banyak

kardus basah sisa sampah banjir yang di buang sembarangan, mayoritas warga beragama islam. Di

wilayah ini memiliki 1 masjid, 1 gereja, 1 paud , 1 TK, 1 Atap SDN simomulyo, untuk beraktivitas warga

menggunakan sepeda motor untuk alat transportasi. Biasanya ibu- ibu sering mengajak balitanya naik

mobil aneka warna yang diputarkan lagu- lagu anak untuk berkeliling di sekitar kampung dengan biaya

Rp.1000 untuk 1x putaran, serta setiap minggu pagi, ibu yang memilki balita, sering membawa balitanya

jalan-jalan di pasar pagi dadakan yang ada di sepanjang pintu gerbang jalan tol surabaya – malang dekat

kampung warga.

1. PENGKAJIAN

Di kelurahan simomulyo posyandu pelangi III

A. DATA INTI

Di kelurahan simomulyo posyandu pelangi terdapat 66 balita

Umur : 0-12 bulan = 21

: 13- 36 bulan = 15

Page 66: Konsep Ank Balita

: 37- 60 bulan = 30

Pekerjaan : sebagian besar ibu yang memiliki balita bekerja sebagai ibu rumah tangga sedangkan kepala keluarganya

sebagian bekerja di pabrik sebagai buruh pabrik dan sebagian lagi di pemerintahan

Agama : mayoritas islam

Data statistik: Berdasarkan informasi dari kader setempat

- Balita yang gizi buruk 3 orang,

- Balita yang diare karena tidak cocok dengan susu formula 6 orang

- Balita yang berat badannya tidak sesuai dengan umur (Berat badan balita yang berada digaris kuning

dan digaris merah ) 5 orang

B. DATA SUBSISTEM

1. Lingkungan Fisik

a. Perumahan dan lingkungan: antar rumah berdekatan, tipe rumah permanen, pembangunan gorong-

gorong di sungai sehingga air di bendung dan tidak mengalir lancar, selokan di depan rumah warga

banyak yang tersumbat, jalan di depan rumah kotor, banyak kardus basah sisa sampah banjir yang di

buang sembarangan

b. Lingkungan terbuka : mayoritas tidak mempunyai halaman rumah yang luas

c. Kebiasaan: balita yang berumur 36 – 60 bulan sering mengkonsumsi makanan ringan (snack) yang biasa

di beli di warung- warung terdekat. Serta sering mengkonsumsi mie instant

d. Transportasi: ibu mengantarkan balita ke posyandu dengan jalan kaki sedangkan untuk beraktivitas

biasanya menggunakan sepeda motor

e. Pusat pelayanan: terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas

f. Tempat belanja: dipasar tradisional dan mini market

g. Tempat ibadah: 1 masjid dan 1 gereja

Page 67: Konsep Ank Balita

2. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial

Pelayanan kesehatan terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas.

3. Ekonomi

Berdasarkan hasil wawancara, penghasilan rata- rata kepala keluarga perbulan Rp. 900.000- 1.500.000.

4. Keamanan Dan Transportasi

Bila terjadi kebakaran, mobil pemadam kebakaran kesulitan untuk masuk di pemukiman warga karena

jarak antar rumah berdekatan dan gangnya sangat sempit. Mayoritas warga menggunakan alat

transportasi sepeda motor untuk pergi beraktivitas.

5. Pemerintahan

Posyandu pelangi III merupakan RT 03 dan RW 09 di kelurahan simomulyo.

Kader yang dimiliki sebanyak 5 orang.

6. Politik

Pemerintah sudah memberikan pelatihan kepada kader, untuk mengajarkan kepada ibu balita, agar

segera memberikan oralit pada balitanya yang terkena diare dan lansung di bawa ke puskesmas untuk

tindakan lebih lanjut.

7. Komunikasi

Komunikasi ibu yang dilakukan pada balitanya dengan komuniaksi verbal maupun non verbal. Informasi

dari RT/RW setempat dialkuakn dengan menggunakan pengeras suara melalui siaran di masjid.

8. Pendidikan

Tingkat pendidikan orang tua balita 20 orang lulusan SD,18 orang SMP dan selebihnya SMA/ SMK.

Terdapat 1 TK, 1 Paud, 1 atap SDN simomulyo.

9. Rekreasi

Dari hasil wawancara, ibu sering mengajak balitanya naik mobil aneka warna yang diputarkan lagu- lagu

anak untuk berkeliling di sekitar kampung dengan biaya Rp.1000 untuk 1x putaran, serta setiap minggu

Page 68: Konsep Ank Balita

pagi, ibu yang memilki balita, sering membawa balitanya jalan-jalan di pasar pagi dadakan yang ada di

sepanjang pintu gerbang jalan tol surabaya – malang dekat kampung warga.

TABULASI

Diagram 1.1

Dari diagram 1.1 menunjukkan Balita yang mengalami gizi buruk sebesar 4.5 % , balita yang diare karena

tidak cocok dengan susu formula 9 % dan balita yang berat badannya tidak sesuai dengan umurnya 7.5

% dari jumlah balita yang ada di posyandu pelangi III sebesar 66 orang

ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah

1. - Data dari kader terdapat 6

balita yang diare akibat

Sanitasi lingkungan

yang kurang baik

Gangguan

keseimbangancairan

dan elektrolit pada

Page 69: Konsep Ank Balita

pemberian susu formula.

- pembangunan gorong-

gorong di sungi, sehingga air

di bendung dan tidak

mengalir lancar, selokan di

depan rumah warga banyak

yang ttersumbat, jalan di

depan rumah kotor, banyak

kardus basah sisa sampah

banjir yang di buang

sembarangan.

balita di posyandu

pelangi III

2. Data dari kader terdapat 3

balita yang mengalami gizi

buruk.

Balita yang berumur 36 – 60

bln sering mengkonsumsi

makanan ringan (snack)

yang biasa di beli di warung-

warung terdekat.

Serta sering mengkonsumsi

mie instant

Kurang pengetahuan

ibu tentang menu

seimbang.

Gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan

pada balita di posyandu

pelangi III

3. Antar rumah berdekatan,

tipe rumah permanen,

pembangunan gorong-

gorong di sungi, sehingga air

Sanitasi lingkungan

yang kurang baik

Resiko terjadinya

peningkatan penyakit

diare pada balita di

posyandu pelangi III

Page 70: Konsep Ank Balita

di bendung dan tidak

mengalir lancar, selokan di

depan rumah warga banyak

yang ttersumbat, jalan di

depan rumah kotor, banyak

kardus basah sisa sampah

banjir yang di buang

sembarangan.

Diagnosa keperawatan :

1. Gangguan keseimbangancairan dan elektrolit pada balita di posyandu pelangi III b.d sanitasi

lingkungan yang kurang baik

Ditandai dengan:

Data dari kader terdapat 6 balita yang diare akibat pemberian susu formula. pembangunan gorong-

gorong di sungai, sehingga air di bendung dan tidak mengalir lancar, selokan di depan rumah warga

banyak yang tersumbat, jalan di depan rumah kotor, banyak kardus basah sisa sampah banjir yang di

buang sembarangan.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan pada balita di posyandu pelangi III b. d

Kurang pengetahuan ibu tentang menu seimbang. Ditandai dengan :

Data dari kader terdapat 3 balita yang mengalami gizi buruk.

Balita yang berumur 36 – 60 bln sering mengkonsumsi makanan ringan (snack) yang biasa di beli di

warung- warung terdekat.

Serta sering mengkonsumsi mie instant

3. Resiko terjadinya peningkatan penyakit diare pada balita di posyandu pelangi III b. d Sanitasi lingkungan

yang kurang baik. Ditandai dengan :

Page 71: Konsep Ank Balita

Antar rumah berdekatan, tipe rumah permanen, pembangunan gorong- gorong di sungai, sehingga air di

bendung dan tidak mengalir lancar, selokan di depan rumah warga banyak yang tersumbat, jalan di

depan rumah kotor, banyak kardus basah sisa sampah banjir yang di buang sembarangan.

Diagnosa keperawatan

komunitas

Pentingnya

penyelesaian

masalah

1. rendah

2. sedang

3. tinggi

Perubahan (+)

untuk

penyelesaian

di komunitas

0: tidak ada

1 : rendah

2 : sedang

3 : tinggi

Penyelesaian

untuk

peningkatan

kualitas hidup

0: tidak ada

1 : rendah

2 : sedang

3 : tinggi

Total

score

1.Gangguan

keseimbangan cairan

dan elektrolit pada

balita di posyandu

pelangi III b.d sanitasi

lingkungan yang kurang

baik

2 3 2 7

2.Gangguan

pemenuhan kebutuhan

nutrisi kurang dari

kebutuhan pada balita

di posyandu pelangi III

b.d Kurang

pengetahuan ibu

tentang menu

seimbang.

3 3 2 8

3. Resiko terjadinya 2 2 2 6

Page 72: Konsep Ank Balita

peningkatan penyakit

diare pada balita di

posyandu pelangi III

b.d Sanitasi lingkungan

yang kurang baik