kpd
DESCRIPTION
ketuban pecah dini (obgyn)TRANSCRIPT
Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa disertai tanda inpartu dan setelah satu jam tetap tidak diikuti dengan proses inpartu sebagaimana mestinya. Sebagian besar pecahnya ketuban secara dini terjadi sekitar usia kehamilan 37 minggu.(Manuaba, 2007)
Penyebab terjadinya KPD sebelum waktunya dapat dijabarkan sebagai berikut (PDT Unair, 2008) :
1. Faktor umum:
Faktor sosial: perokok, peminum, keadaan sosial ekonomi rendah.
Infeksi STD
2. Faktor keturunan
Kelainan genetik
faktor rendahnya vitamin C dan ion Cu dalam serum
3. Faktor obstetrik
overdistensi uterus
kehamilan kembar
hidramnion
faktor obstetrik
serviks inkompeten
serviks konisasi/menjadi pendek
terdapat CPD: Kepala janin belum masuk PAP, kelinan letak janin, sehingga ketuban bagian terendah langsung menerima tekanan intrauterin yang dominan
pendular abdomen
grandemultipara
4. Tidak diketahui penyebabnya
Cara pemeriksaan dan diagnosis:
Bila air ketuban keluar banyak dan mengandung mekonium/verniks maka diagnosis dengan inspeksi muda ditegakkan, tapi bila keluar cairan sedikit, maka diagnosis didasarkan pada:
1. Anamnesis:
kapan keluar cairan?
warna
bau
adakah partikel-partikel didalam cairan (laguno vernix)
2. Inspeksi
keluar cairan pervaginam
3. Inspekulo
bila fundus ditekan atau bagian terendah digoyangkan, keluar dari ostium uteri dan terkumpul pada forniks posterior
4. Pemeriksaan dalam
ada cairan didalam vagina
selaput ketuban sudah tidak ada lagi
5. Pemeriksaan Lab
Kertas lakmus: reaksi basa (lakmus merah berubah jadi biru) > diambil saat pemeriksaan inspekulo
kortikosteroid untuk merangsang maturasi paru (Betametason 12 mg iv 2x selang 24 jam)
Mikroskopik
tampak lanugo, verniks kaseosa (tidak selalu dikerjakan)
6. Pemeriksaan USG untuk mencari (Manuaba, 2007) :
Amniotic fluid index (AFI)
Aktifitas janin
pengukuran BB janin
Detak jantung janin
kelainan kongetnital atau deformitas
7. Membuktikan kebenaran ketuban pecah dengan jalan:
Aspirasi cairan ketuban untuk dilakukan kultur cairan amnion, pemeriksaan interleukin 6 dan Alfa Fetoprotein > Seluruhnya digunakan untuk membuktikan adanya kemungkinan infeksi intrauterin
Bila dengan cara diatas ternyata ketuban sudah pecah, maka diambil ketentuan sebagai berikut:
1. saat ketuban sudah pecah ditentukan berdasrkan anamnesis pasti tentang kapan ketuban pecah
2. kalau anamnesis tidak pasti, makan saat ketuban pecah adalah saat penderita masuk kamar bersalin
Penatalaksaan KPD
Ada tiga kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan pada KPD yaitu:
1. Konservatif
A. Tirah baring untuk mengurangi keluarnya air ketuban sehingga masa kehamilan bisa diperpanjang
B. Tirah baring dapat dikombinasikan dengan pemberian antibiotik untuk menghindari infeksi, antibiotik yang dianjurkan adalah:
ampicillin dosis tinggi untuk infeksi streptococcus beta
eritromisin untuk infeksi Chlamidia trachomatis
Bahaya menunggu terlalu lama adalah kemungkinan infeksi semakin meningkat sehingga terpaksa diakukan terminasi (Manuaba, 2007). Bila saat datang lebih dari 24 jam dan tidak ada tanda-tanda inpartu, maka dilakukan terminasi (PDT Unair, 2008)
2. Tatalaksana aktif
Tindakan untuk memperpnjang usia kehamilan dengan memberikan kombinasi antara: kortikosteroid (betamethason 12 mg iv 2x selang 24 jam) , tokolitik untuk mengurangi dan menghambat kontraksi otot uterus dan antibiotik ampicillin 1gr/hari tiap 6 jam im/iv dan gentamisin 60-80 mg tiap 8-12 jam sehari selama 2 hari
B. Dalam keadaaan terpaksa harus dilakukan terminasi kehailan untuk menyelamatkan bayi atau maternal
C. 5 kriteria dalam upaya menunda proses persalinan:
A. UK bahaya infeksi > dan keadaan oligohidramnion akan menimbulkan masalah pd janin > bayi dgn UK sudah dianggap aterm sehingga dapat lahir hidup dengan selamat
3. Tatalaksana agresif
Tindakan agresif dilakukan jika ada indikasi vital sehingga tidak dapat ditunda karena mengancam kehidupan janin atau maternal. indikasi vital yg dimaksudkan adalah:
infeksi uteri
solusio placenta
gawat janin
prolaps tali pusat
evaluasi DJJ dengan CTG menunjukan hasil gawat janin atau redup
BB janin cukup viabel untuk dapat beradaptasi diluar kandungan
Terminasi persalinan yang dimaksud diatas adalah:
1. Induksi persalinan memakai drip oxytocin (5 U/500 cc D5), bilapersyaratan klinis (USG dan NST) memenuhi
2. SC: bila persyaratan untuk oxytocin drip tidak terpenuhi (ada kontraindikasi), atau drip okxytocin gagal
KPD yang dilakukan induksi:
1. bila 12 jam belum ada tanda-tanda awal persalinan dengan atau belum keluar dar fase laten , induksi dinyatakan gagal dan persalinan diselesaikan dengan SC
2. Bila dengan 2 botol (@ 5 U/500 cc D5%) dengan tetesan maksimal, belum inpartu atau belum keluar dari fase laten , induksi dinyatakan gagal, persalinan diselesaikan dengan SC
Skema Tatalaksana KPD term
Skema Tatalaksana KPD Preterm