kriteria sortasi mentimun yaitu warna tidak cemerlan1
DESCRIPTION
pasca panenTRANSCRIPT
![Page 1: Kriteria Sortasi Mentimun Yaitu Warna Tidak Cemerlan1](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072922/55cf8fc3550346703b9f954f/html5/thumbnails/1.jpg)
Menurut Winarno (1980), blanching adalah pemanasan pendahuluan dalam
pengolahan pangan. Blancing merupakan tahap pra proses pengolahan bahan
pangan yang biasa diakukan dalam proses pengalengan, pengeringan sayuran dan
buah-buahan.
Mulanya proses termal dalam pengolahan merupakan suatu cara untuk
menghilangkan aktivitas biologi yang tidak diinginkan. Keuntungan yang
diperoleh dari proses ini adalah mampu memperpanjang umur simpan bahan
pangan dalam wadah tertutup dan dapat mempertahankan nutrisi dan mampu
mempertahankan mutu yang ada dalam bahan.
Blancing dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1. Blancing dengan menggunakan air panas (Hot Water Blanching). Pada cara ini
bahan kontak langsung dengan air panas sehingga bahan akan banyak
kehilangan komponen-komponen yang bersifat larut dalam air. Suhu yang
digunakan sekitar 75 – 100oC.
2. Blancing dengan menggunakan uap (Steam Blanching). Cara ini lebih baik
dibanding dengan blancing menggunakan air panas yaitu kehilangan
komponen yang bersifat larut dalam air lebih sedikit. Tekanan uap yang
digunakan pada tekanan atmosfer ataupun pada tekanan yang lebih rendah.
3. Blancing dengan mikrowave. Cara ini dilakukan dengan menaruh bahan dan
didiamkan dalam mikrowave. Dengan keadaan bahan yang dikemas dalam
wadah tipis(film bag). Kelebihan dari cara ini adalah dapat menurunkan
kandungan mikroba dan sedikit kehilangan nutrisi, tetapi cara ini sangat mahal
harganya.
Menurut Praptiningsih (1999) blancing bertujuan untuk inaktivasi
enzim, pembersihan bahan-bahan mentah dan mengurangi kadar bakterinya,
membuat jaringan berkerut sehingga membuat pengisian bahan mentah menjadi
mudah, mempertahankan dan memperbaiki warnadan memprbaiki tekstur.
Blanching dapat menyebabkan kerugian pada bahan, yaitu
kehilangan zat gizi yang larut dalam air dan peka terhadap panas, menghambat
![Page 2: Kriteria Sortasi Mentimun Yaitu Warna Tidak Cemerlan1](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072922/55cf8fc3550346703b9f954f/html5/thumbnails/2.jpg)
proses pengeringan bahan-bahan yang mengandung pati menyebabkan kerusakan
tekstur bila waktu blanching terlalu lama.
Beberapa metode blanching diketahui bahwa kecepatan
destruksinya terhadap nutrisi dan enzim yang tahan panas mempunyai respon
yang sama, sehingga menaikkan maupun menurunkan suhu tidak akan merubah
situasi. Sehingga blanching dapat dioptimasi dengan beberapa faktor lain, seperti
hilangnya zat nutrisi yang terlarut, kerusakan akibat oksidasi dan lain-lain.
Berdasarkan hal tersebut proses blanching paling optimum
dilakukan dengan proses High Temperature Short Time dimana blanching
dilakukan dalam waktu yang cepat dengan metode Steam Blanching, karena pada
proses ini pelarutan zat nutrisi yang disebabkan karena bahan yang tidak tahan
terhadap panas dan mudah larut dalam air dapat dikurangi.
Kriteria sortasi mentimun yaitu warna tidak cemerlang, buah liat (Muhtadi, Bonita
A, 1995). Muhtadi, D., Anjarsari, B : “
Meningkatkan Nilai Tambah Komoditas Sayuran ”. Prosiding. Seminar Nasional Komoditas Sayuran. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Fateta IPB, Bogor 1995
Pelilinan sayuran dalam bentuk buah se
perti mentimun, terung, tomat dan buah-
buahan seperti apel dan peaches adalah
umum dilakukan. Lilin alami yang banyak
digunakan adalah shellac dan carnauba at
au beeswax (lilin lebah) yang semuanya
digolongkan sebagai food grade. Pelapisa
n lilin dilakukan adalah untuk mengganti lilin
alami buah yang hilang karena operasi pencucian dan pembersihan,
dan dapat membantu
mengurangi kehilangan air selama penanganan dan pemasaran serta
membantu
memberikan proteksi dari serangan mi
kroorganisme pembusuk. Bila produk dililin,
![Page 3: Kriteria Sortasi Mentimun Yaitu Warna Tidak Cemerlan1](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072922/55cf8fc3550346703b9f954f/html5/thumbnails/3.jpg)
maka pelapisan harus dibiarkan kering sebelum penanganan
berikutnya.
PENANGANAN PASCAPANEN BUAH DAN
SAYURAN
SEGAR 1
Oleh: Ir. I Made S. Utama, MS.,PhD. Makalah dibawakan pada “Forum
Konsultasi Teknol
ogi” Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali,
di Hotel Puri Bali Utama Denpasar Tgl 21 Nopember 2001. 1
Staff Pengajar pada Program Studi Teknologi Pertan
ian dan Staff Ahli pada Pusat Pengkajian Buah-
buahan Tropika, Universitas Udayana, Denpasar, Bali
ada mentimun pencuci an berakibat buah tidak tahan simpan, karena lapisan lilin p ada permukaan buah ikut tercuc i.
Penanganan Pasca Panen Hasil P ertanian * Oleh: Tino Mutiarawati Fakultas Pertanian, Universita s Padjadjaran Disampaikan pada: WORKSHOP PE MANDU LAPANGAN I (PL - 1) SEKOLAH LAPANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN (SL - PPHP). Dep. Pertanian, 2007
![Page 4: Kriteria Sortasi Mentimun Yaitu Warna Tidak Cemerlan1](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072922/55cf8fc3550346703b9f954f/html5/thumbnails/4.jpg)
PERANAN TEKNOLOGI PASCAPANEN UNTUK FRESH PRODUCE RETAILING * I Made Supartha Utama Staff Dosen Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana
PENDAHULUAN Buah dan sayuran pascapanen adalah merupakan produk hidup yang masih aktif
melakukan aktifitas meta
bolismenya.
Hal ini dicirikan dengan adanya proses respirasi
yang masih berjalan seperti halnya sebelum produk tersebut dipanen. Keragaman
akan
laju respirasi pascapanennya sering dijadikan sebagai indicator tingkat laju
kemunduran
dari produk tersebut.
Semakin tinggi tingkat laju respirasinya maka semakin cepat laju
kemunduran dan semakin cepat kematian yang terjadi.