kurikulum humanistik

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Suatu kurikulum, apakah kurikulum pendidikan dasar, pendidikan mnenegah atau pendidikan tinggi, kurikulumsekolah umum, kejuruan, dan lain-lain merupakan perwujudan atau penerapan teori-teori kurikulum. Teori- teori tersebut merupakan hasil pengkajian, penelitian dan pengembangan ahli kurikulum. Kumpulan teori-teori kurikulum membentuk suatu ilmu atau bidang studi kurikulum. Menulusuri pendidikan nasional, kita ternyata banyak mengalami malpraktik, jika dilihat dari aspek kurikulumnya. Artinya, implementasi kurikulum di berbagai jenjang pendidikan kurang memperhatikan tujuan akhir pendidikan. Akibatnya, sekolah menjadi terlalu memusatkan diri kepada pencapaian target kurikulum dalam domain kognitif semata. Persoalan sistim nilai, kreativitas, dan kompetensi peserta didik kurang diperhatikan secara proposional. Berangkat dari hal ini para praktisi pendidikan merumuskan sebuah model konsep kurikulum humanistic, yaitu bertujuan untuk mengarahkan dan membina manusia yang utuh bukan saja segi fisik dan intelektual tetapi juga segi social dan afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dll). 1.2. RUMUSAN MASALAH 1

Upload: ali-murfi

Post on 23-Jun-2015

3.977 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Suatu kurikulum, apakah kurikulum pendidikan dasar, pendidikan mnenegah atau

pendidikan tinggi, kurikulumsekolah umum, kejuruan, dan lain-lain merupakan

perwujudan atau penerapan teori-teori kurikulum. Teori-teori tersebut merupakan hasil

pengkajian, penelitian dan pengembangan ahli kurikulum. Kumpulan teori-teori

kurikulum membentuk suatu ilmu atau bidang studi kurikulum.

Menulusuri pendidikan nasional, kita ternyata banyak mengalami malpraktik, jika

dilihat dari aspek kurikulumnya. Artinya, implementasi kurikulum di berbagai jenjang

pendidikan kurang memperhatikan tujuan akhir pendidikan. Akibatnya, sekolah

menjadi terlalu memusatkan diri kepada pencapaian target kurikulum dalam domain

kognitif semata. Persoalan sistim nilai, kreativitas, dan kompetensi peserta didik

kurang diperhatikan secara proposional.

Berangkat dari hal ini para praktisi pendidikan merumuskan sebuah model konsep

kurikulum humanistic, yaitu bertujuan untuk mengarahkan dan membina manusia

yang utuh bukan saja segi fisik dan intelektual tetapi juga segi social dan afektif

(emosi, sikap, perasaan, nilai, dll).

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan hal-hal yang tertulis dalam latar belakang, maka penulis dalam hal ini

akan membatasi permasalahan dalam beberapa pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum, humanistic dan pendidikan ?

2. Bagaimana konsep dasar kurikulum humanistic ?

3. Apa ciri-ciri kurikulum humanistic ?

4. Apa relevansinya antara kurikulum humanistic dengan tujuan pendidikan di

Indonesia ?

1.3. TUJUAN MASALAH

Dengan berdasar kepada poin-poin pertanyaan tersebut di atas, maka penulis

mempunyai tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu :

1. Memahami dan mengerti tentang kurikulum, humanistic dan pendidikan ?

2. Mengetahui dan memahami konsep dasar kurikulum humanistic ?

3. Memahami cirri-ciri kurikulum humanistic ?

4. Mengetahui dan memahami relevansi anatara kurikulum humanistic dengan tujuan

pendidikan di Indonesia ?

1

BAB II

ISI

2.1 PENGERTIAN KURIKULUM, HUMANISTIK, PENDIDIKAN.

2.1.1. KURIKULUM

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.1

2.1.2. HUMANISTIK

Humanistik berasal dari akar kata Humanis yang secara etimologis adalah orang

yg mendambakan dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yg lebih

baik, berdasarkan asas perikemanusiaan; pengabdi kepentingan sesama umat

manusia. Humanis juga didefinisikan sebagai paham yang menganut bahwa

manusia adalah subjek terpenting.2

Dalam kaitanya dengan kurikulum, bahwa yang di maksud dengan kurikulum

humanistic adalah kurikulum yang berorientasikan pada perkembangan

kepribadian, sikap, emosi/perasaan peserta didik.

2.1.3. PENDIDIKAN

Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.3

Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4

1 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 192 Artikata.com3 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 14 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3

2

2.2 KONSEP DASAR KURIKULUM HUMANISTIK

Kurikulum humanistic dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistic. Kurikulum

ini berdasarkan filsafat eksistensialisme (Jean Paul Sartre) dan berdasarkan konsep

aliran pendidikan pribadi yaitu John Dewey dan J.J Rousseau. Aliran ini lebih

memberikan tempat utama kepada peserta didik. Mereka bertolak dari asumsi bahwa

anak atau peserta didik adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. Ia adalah

subjek yang menjadi pusat kegiatan pendidikan. Mereka percaya bahwa peserta didik

mempunyai potensi, punya kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang.para pendidik

humanis juga berpegang pada konsep Gestalt, bahwa individu atau anak merupakan satu

kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan diarahkan membina manusia yang utuh bukan

saja segi fisik dan intelektual tetapi juga segi social dan afektif (emosi, sikap, perasaan,

nilai, dll).5

Pandangan mereka berkembang sebagai reaksi terhadap pendidikan yang lebih

menekankan segi intelektual dengan peran utama dipegang oleh pendidik. Pendidikan

humanistic menekankan peranan peserta didik. Pendidikan merupkan suatu upaya untuk

menciptakan situasi yang permisif, rileks, akrab. Berkat situasi tersebut anak

mengembangkan segala potensi yang dimiliknya. Menurut Mc Neil, tugas Guru adalah

menciptakan situasi yang permisif dan mendorong siswa untuk mencari

danmengembangkan pemecahan sendiri.

Pendidikan mereka lebih menekankan bagaimana mengajar peserta didik (mendorong

peserta didik), dan bagaimana merasakan atau bersikap terhadap sesuatu. Tujuan

pengajaran memperluas kesadran diri sendiri dan mengurangi kerenggangan dan

keterasingan dari lingkungan.

2.3 KARAKTERISTIK KURIKULUM HUMANISTIK

Kurikulum humanistic mempunyai beberapa karakteristik berkenaan tujuan, metode, isi

dan evaluasi.

1. Bagi mereka tujuan pendidikan adalah proses perkembangan pribadi yang dinamis

yang diarahkan pada pertumbuhan, integritas, dan otonomi keperibadian, sikap yang

sehat terhadap diri sendiri, oranglain, dan belajar.

5 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 86-87

3

2. Metode yang baik adalah yang memberikan pengalaman yang akan membantu para

siswa memperluas kesadaran akan dirinya dan orang lain dan dapat mengembangkan

potensi-potensi yang dimilikinya.

3. Isi mencakup seluruh aspek pribadi yang harus dimiliki peserta didik (kognitif,

estetika, maupun moral)

4. Dalam evaluasi, kurikulum humanistic berbeda dengan yang biasa. Lebih

mengutamakan proses daripada hasil. Kalau kurikulum yang biasa terutama subjek

akademis mempunyai criteria pencapaian, maka dalam kurikulum humanistic tidak

ada criteria. Sasaran mereka adalah perkembangan anak supaya menjadi manusia

yang seutuhnya.

2.4. RELEVANSI DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Berbicara tujuan pendidikan Indonesia, maka tidak bisa lepas dari Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 yahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

khusunya pada Bab II pasal 3 yang menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Menulusuri pendidikan nasional, kita ternyata banyak mengalami malpraktik, jika

dilihat dari aspek kurikulumnya. Artinya, implementasi kurikulum di berbagai jenjang

pendidikan kurang memperhatikan tujuan akhir pendidikan. Akibatnya, sekolah menjadi

terlalu memusatkan diri kepada pencapaian target kurikulum dalam domain kognitif

semata. Persoalan sistim nilai, kreativitas, dan kompetensi peserta didik kurang

diperhatikan secara proposional.6 Berangkat dari hal ini para praktisi pendidikan

merumuskan sebuah model konsep kurikulum humanistic, yaitu bertujuan untuk

mengarahkan dan membina manusia yang utuh bukan saja segi fisik dan intelektual

tetapi juga segi social dan afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dll).

Berdasarkan tujuan kurikulum humanistic tersebut maka relevansi konsep pokok

kurikilum humanistic dengan tujuan pendidikan di Indonesia adalah terletak pada nilai

dasar humanisme untuk tidak hanya membina domain kognitif saja tetapi menbina

domain afektif dengan unsure-unsurnya yang pada gilirannya dapat mewujudkan

perilaku, yang mencerminkan tergambarnya kepribadian yang utuh. Hal itu bisa

dijelaskan sebagai:

6 Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan, INSANIA IVOL14INo.3ISep-Des2009I336-447

4

1. Konsep dasar kurikulum humanistic yang bertujuan untuk mengarahkan dan

membina manusia yang utuh bukan saja segi fisik dan intelektual tetapi juga segi

social dan afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dll). Hal ini dapat sebagai jalan

untuk mengantarkan pemikiran dan praksis pendidikan untuk menuju terwujudnya

kepribadian yang utuh, yakni sebagai manusia yang tepat dalam menentukan minat,

sikap, dan apresiasi terhadap nilai-nilai, dan norma kehidupan.

2. Pendidikan humanistic menekankan peranan peserta didik. Pendidikan merupkan

suatu upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks, akrab. Berkat situasi

tersebut anak mengembangkan segala potensi yang dimiliknya. Hal ini dapat

mendorong kearah pemikiran dan praksis pendidikan untuk mengantarkan peserta

didik memiliki sikap disiplin, bertanggung jawab, dan beretos kerja. Pada giliranya

hal itu dapat untuk mewujudkan gambaran manusia yang cerdas, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kepribadian

yang mantap.

5

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

1. Kurikulum humanistik berdasarkan filsafat eksistensialisme (Jean Paul Sartre)

dan berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi yaitu John Dewey dan J.J

Rousseau.

2. Berdasarkan tujuan kurikulum humanistic maka relevansi konsep pokok

kurikilum humanistic dengan tujuan pendidikan di Indonesia adalah terletak

pada nilai dasar humanisme untuk tidak hanya membina domain kognitif saja

tetapi menbina domain afektif dengan unsure-unsurnya yang pada gilirannya

dapat mewujudkan perilaku, yang mencerminkan tergambarnya kepribadian

yang utuh. Hal itu bisa dijelaskan sebagai:

1. Konsep dasar kurikulum humanistic yang bertujuan untuk mengarahkan dan

membina manusia yang utuh bukan saja segi fisik dan intelektual tetapi juga

segi social dan afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dll). Hal ini dapat

sebagai jalan untuk mengantarkan pemikiran dan praksis pendidikan untuk

menuju terwujudnya kepribadian yang utuh, yakni sebagai manusia yang

tepat dalam menentukan minat, sikap, dan apresiasi terhadap nilai-nilai, dan

norma kehidupan.

2. Pendidikan humanistic menekankan peranan peserta didik. Pendidikan

merupkan suatu upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks, akrab.

Berkat situasi tersebut anak mengembangkan segala potensi yang dimiliknya.

Hal ini dapat mendorong kearah pemikiran dan praksis pendidikan untuk

mengantarkan peserta didik memiliki sikap disiplin, bertanggung jawab, dan

beretos kerja. Pada giliranya hal itu dapat untuk mewujudkan gambaran

manusia yang cerdas, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani

dan rohani, serta memiliki kepribadian yang mantap.

6

DAFTAR PUSTAKA

UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan, INSANIA IVOL14INo.3ISep-Des2009I336-447.

artikata.com

7