laeutan dan suspensi
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
1/18
FORMULASI SEDIAAN CAIR DAN
SEMI PADAT
LARUTAN DAN SUSPENSI
Nama : Yuyun Turisina
NPM : 1343050092
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
2015
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
2/18
LARUTAN
PENGERTIAN
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satuatau lebih zat kimia yang terlarut, misal :
terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur. (FI IV. Halaman 15)
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain,
sebagai pelarut digunakan air suling.( FI III. Halaman 32)
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau lebih dalam pelarut air
suling kecuali dinyatakan lain, dimaksudkan untuk digunakan sebagai obat dalam, obat luaratau untuk dimasukkan kedalam rongga tubuh. (Moh.Anief. Farmasetika. Halaman 125)
Larutan ialah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, sedangkan pelarut
digunakan air suling kecuali dinyatakan lain. (IMO. Halaman 95)
Larutan didefinisikan sebagai sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau
penggunaanya, tidak dimasukkan kedalam golongan produk lainnya. ( Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi edisi IV. Halaman 304)
PEMBAGIAN LARUTAN
Berdasarkan penggunaannya, larutan dibagi menjadi :
Larutan steril meliputi :
i. Larutan untuk penggunaan luar sebagai pengobatan luka atau kulit
terbuka.
ii. Larutan iritasi kandung kemih.
iii. Larutan intraperitoneum.
Larutan tidak steril meliputi :
i. Larutan obat dalam, baik larutan yang langsung diminum atau yang
harus diramu lebih dahulu.
ii. Larutan obat untuk kulit utuh, dan
iii.
Larutan hemodialisa.
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
3/18
Pada pembuatan larutan supaya dihindari secepat mungkin adanya
kontaminasi oleh bakteri dan jasad renik yang lain.
Larutan antiseptik, mudah sekali dicemari hasad renik yang telah resisten.
Oleh karena itu air yang digunakan harus air suling atau air yang baru
didihkan, wadahnya harus betul-betul bersih dan tidak menggunakan
tutuppgabus. Larutan antiseptik tidak boleh digunakan lebih dari satu
minggu sejak tutup dibuka. Larutan yang digunakan sebagai antiseptikum
untuk mata yang luka atau dimasukkan kedalam rongga tubuh harus
disterilkan dahulu. Larutan steril yang didalam wadah tertutup mudah
dibedakan dengan wadah untuk larutan transfusi termasuk larutan infus.
Pada etiket harus tertera : Laruta steril, tidak disuntikkan. ( Moh.Anief.
Farmasetika. Halaman 127)
Kelarutan suatu zat yang tidak diketahui secara pasti dapat dinyatakan dengan istilah berikut :
Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut yang diperlukan untuk
melarutkan
Sangat mudah larut Kurang dari 1Mudah larut 1-10
Larut 10-30
Agak sukar larut 10-100
Sukar larut 100-1000
Sangat sukar larut 1000-10.000
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000
Sediaan farmasi lain yang berupa larutan ialah :
1. Collutoria , adalah larutan pekat dalam air yang mengandung bahan deodoran,
antiseptika, anestetika lokal atau astringen. Disimpan dalam botol putih, bermulut
kecil. Etiket harus ditulis : tidak boleh ditelan.
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
4/18
2. Collyria, adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas partikel asing, isotonis dan
digunakan untuk mencuci mata, dapat ditambahkan larutan dapar dan bahan
pengawet. Wadah yang dipakai dapat wadah gelas atau plastik yang tertutup kedap.
Dalam etiket dicantumkan :
Lama masa penggunaan setelah wadah dibuka tutupnya.
Tertulis : obat cuci mata. Obat cuci mata dengan zat pengawet paling
lama digunakan untuk 7 hari setelah wadah dibuka sedangkan yang
tanpa pengawet selama 24 jam.
3. Elixir , adalah sediaan berupa larutan obat dengan zat tambahan seperti gula, zat
pengawet, zat pewarna dan zat pewangi. Eliksir digunakan sebagai obat dalam.
Pelarut utama dalah etanol 90% dan dapat ditambah gliserol, sorbitol atau
propilenglikol.
4. Gargarisma (obat kumur) , adalah sediaan berupa larutan. Umumnya pekat dan bila
digunakan diencerkan dahulu. Gargarisma digunakan sebagai pencegah atau
pengobatan infeksi tenggorokan dan tujuan gargariska ialah agar obatnya dapat
langsung mengenai selaput lendir yang ada didalam tenggorokan dan bukan sebagai
pelindung selaput lendir maka tidak digunakan bentuk suspensi dan bahan berlendir
tidak cocok sebagai obat kumur.
Dalam etiket harus tertera :
Hanya untuk kumur, jangan ditelan
Sebelum digunakan diencerkan
5. Potiones , adalah sediaan yang berupa cairan untuk diminum, dibuat sedemikian rupa
hingga dapat digunakan sebagai dosis tunggal dalam volume besar, umumnya 50 ml.
6. Sirupi = sirup, adalah larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat pewangi
dan merupakan larutan jernih berasa manis.
Ada 3 macam sirup, yaitu :
Sirup simpleks mengandung 65% gula dalam larutan Nipagin 0,25% b/v.
Sirup obat, mmengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa
zat tambahan dan digunakan untuk pengobatan.
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
5/18
Sirup pewangi, tidak mengandung obat tapi mengandung zat pewangi
atau zat penyedap lain.
Penggolongan larutan dapat dibagi mejadi 3, yaitu :
i. Mikromolekuler
Larutan mikromolekuler adalah suatu larutan yang mengandung keseluruhannya
mikro unit yang terdiri baik sebagai molekul atau ion, seperti alkohol, sukrosa,
gliserin, ion natrium dan ion klorida dengan ukuran partikel 1-10A◦.
ii. Miseler
Larutan miseler . solut terdiri dari agregat (misel) dari molekul atau ion. Solut
adalah zat yang terlarut.
iii. Makromolekuler
Larutan makromolekuler adalah sistem dimana solutnya merupakan dispersi
molekuler seperti pada larutan mikro-molekuler. Perbedaanya hanya satu aspek yang
penting, yaitu BM dan ukuran dari makromolekul adalah besar hingga sistem
mempunyai sifat-sifat yang unik.
Bila suatu zat A dilarutkan dalam air atau pelarut lainakan terjadi bermacam-macam tipe
larutan, sebagai berikut :
a. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang terlarut.
b. Larutan pekat adalah larutan yang mengandung fraksi yang besar dari zat A.
c. Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang
dapat larut dalam air pada tekanan dan temperatur tertentu.
d. Larutan lewat jenuh adalah larutan yang mengandung jumlah zat A yang terlarut
melebihi batas kelarutannya di dalam air pada temperatur tertentu. (Moh. Anief.
Farmasetika. Halaman 128 -130)
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI KELARUTAN
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan, yaitu :
Polaritas
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
6/18
Aturan yang terkenal yaitu like dissolves like berdasarkan pada observasi bahwa
molekul-molekul dengan distribusi muatan yang sama dapat larut timbal-balik, yaitu
molekul polar, akan larut dalam media serupa yaitu polar, sedangkan molekul non
polar akan larut dalam media non polar.
Co-solvency
Campuran pelarut untuk melarutkan zat tertentu banyak digunakan untuk membuat
larutan obat. Co-solvency dapat dipandang sebagai modifikasi polaritas dari sistem
pelarut terhadap zat terlarut atau terbentuknya pelarut baru yang terjadinya interaksi
tidak mudah diduga dari individu pelarut masing-masing dalam sistem campuran.
Suhu
Kebanyakan senyawa farmasetis pada kenaikan suhu akan naik kelarutannya, kecuali
senyawa Metilselulosa dan Kalsium Hidroksida.
Salting out
Peristiwa pengendapan zat terlarut (biasanya zat organik) disebabkan oleh
penambahan jumlah besar garam yang sangat mudah larut pada larutan air dari
senyawa organik.peristiwa ini merupakan kompetisi antara garam dan senyawa
organik terhadap molekul pelarut yaitu air.
Salting-in
Ialah peristiwa bertambahnya kelarutan dari suatu senyawa organik dengan
penambahan suatu garam dalam larutannya.
Hidrotopi
Ialah peristiwa bertambahnya kelarutan suatu senyawa yang tidak larut atau sukar
larut dengan penambahan suatu senyawa lain yang bukan zat surfaktan.
Pembentukkan kompeks
Ialah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut
dengan membentuk senyawa kompleks yang larut.
Ukuran partikel
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
7/18
Semakin kecil ukuran partikel akan semakin luas permukaan yang kontak dengan
pelarut sehingga makin cepat proses melarut.
Pengadukan
Semakin kuat pengadukan akan semakin banyak pelarut tak jenuh yang bersentuhan
dengan obat, sehingga makin cepat terbentuk larutan.
Berat molekul
Kelarutan dalam air berkurang dengan naiknya berat molekul.
PH pelarut
Asam lemah atau basah lemah bereaksi dengan baik dengan asam kuat maupun basa
kuat membentuk garam yang dapat larut dengan air.
Syarat – Syarat Larutan:
1. Zat terlarut harus larut sempurna dalam pelarutnya
2. Zat harus stabil, baik pada suhu kamar dan pada penyimpanan
3. Jernih
4.
Tidak ada endapan
5. Komponen berupa cairan,padatan gas
6.
Pelarut berupa cairan
7. Zat terlarut harus dapat larut dalam pelarutnya
PENGUJIAN MUTU FISIK LARUTAN
Pemeriksaan organoleptis
Organoleptik merupakan suatu metode yang digunakan untuk menguji kualitas suatu
bahan atau produk menggunakan panca indra manusia. Jadi dalam hal ini aspek yang diuji
dapat berupa warna, rasa, bau, dan tekstur. Organoleptik merupakan salah satu komponen
yang sangat penting dalam menganalisis kualitas dan mutu produk.
Pemeriksaan homogenitas
Bertujuan untuk melihat dan mengetahui tercampurnya bahan-bahan sediaan eliksir,
sehingga setiap kali eliksir itu digunakan dosisnya sama. Faktor utama mengetahui
homogenitas adalah saat pelarutan zat dalam pembuatan eliksir.
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
8/18
Pemeriksan Ph
Bertujuan untuk mengetahui keamanan sediaan saturasi saat digunakan sehingga obat
tersebut dapat memberikan efek terapi. Pemeriksaan pH dapat dilakukan dengan pH meter
atau pH universal.
pH meter : prinsip uji derajat keasaman (pH) yakni berdasarkan pengukuran
aktivitas ion hydrogen secara potensiometri/elektrometri dengan menggunakan
pH meter.
pH universal : indicator pH universal adalah campuran dari beberapa indicator
yang memiliki perubahan warna berbeda sehingga semua perubahan warna itu
menyatu dan sebagai hasilnya indicator universal ini memiliki perubahan dari
merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila ungu.
Cara penggunaan indicator universal bentuk kertas adalah dengan cara mencelupkan kertas
tersebut dalam larutan yang hendak kita ketahui pHnya.
Pemeriksaan viskositas
Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk
mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara
berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar lain dalam kondisi
mapan tertentu bila ruang di antara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang ditentukan
kekentalannya.
Berat jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat terhadap air dengan volume yang
sama ditimbang di udara pada suhu yang sama atau dapat diartikan sebagai hasil yang
diperoleh dengan membagi bobot zat dengan bobot air dalam piknometer.
Kejernihan
Dilakukan dengan cara mengamati dengan mata sediaan larutan elixir, apakah ada
partikelnya atau tidak bila tidak berarti larutan tersebut sudah jernih.
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
9/18
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBUATAN LARUTAN
Untuk mempercepat melarutnya obat dapat digunakan beberapapa cara seperti
menggunakan panas, mengecilkan ukuran partikel zat, menggunakan pelarut pembantu
mapun membantu kelarutan dengan melakukan pengadukan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat larutan:
i. Kelarutan zat aktif harus jelas dan bisa larut
ii. Kestabilan zat aktif dalam larutan/pelarut maupun kosolven harus baik
iii. Dosis takaran tepat
iv. Penyimpanan yang sesuai
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BENTUK LARUTAN
Keuntungan :
Merupakan campuran homogen
Dosis dapat mudah diubah-ubah dalam pembuatan
Dapat diberikan dalam larutan encer, kapsul atau tablet lambunng, sedangakn bilada
dalam bentuk kapsul atau tablet sulit diencerkan
Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diabsorpsi
Mudah diberi pemanis, bau-bauan dan warna, dan hal ini cocok untuk pemberian obat
pada anak-anak
Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan
Kerugian :
Volume bentuk larutan lebih besar
Ada pbat yang tidak stabil dalam larutan
Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan
(Moh.Anief. Farmasetika. Halaman : 136)
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
10/18
SUSPENSI
PENGERTIAN
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi
dalam fase cair. (FI IV. Halaman : 17)
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak
larut, terdispersi dalam cairan pembawa. (FI III. Halaman 32)
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersikan
sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk
halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan
pembawa yang ditetapkan. Yang pertama berupa suspensi jadi, sedangkan yang kedua
berupa serbuk untuk suspensi yang harus disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan.
(Fornas Edisi 2. Th. 1978. Halaman 333 )
Suspensi farmasi adalah dispersi kasar, diamana partikel padat yang tidak larut
terdispersidalam medium cair. (Moh.Anief. Farmasetik. Halaman : 141)
MACAM-MACAM SUSPENSI
Berdasarkan penggunaan: (FI IV, 1995, hal 18)
1. Suspensi oral, sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam
pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk
penggunaan oral.
2. Suspensi topikal, sediaan cair mengandung partikel-partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan kulit.
3. Suspensi tetes telinga, sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang
ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
4. Suspensi optalmik , sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang
terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.
Syarat suspensi optalmik (hal 14):
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
11/18
Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak
menimbulkan iritasi dan atau goresan pada kornea.
Suspensi obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras
atau penggumpalan.
Berdasarkan Istilah :
1. Susu, untuk suspensi dalam pembawa yang mengandung air yang ditujukan untuk
pemakaian oral. (contoh : Susu Magnesia)
2. Magma, suspensi zat padat anorganik dalam air seperti lumpur, jika zat padatnya
mempunyai kecenderungan terhidrasi dan teragregasi kuat yang menghasilkan
konsistensi seperti gel dan sifat reologi tiksotropik. (contoh : Magma Bentonit).
3. Lotio, untuk golongan suspensi topikal dan emulsi untuk pemakaian pada kulit
(contoh : Lotio Kalamin).
Berdasarkan Sifat : (Diktat kuliah Likuida dan Semisolida, hal 102-104)
1. Suspensi Deflokulasi
Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri dan apabila kecepatan
sedimentasi bergantung daripada ukuran partikel tiap unit, maka kecepatannya
akan lambat.
Gaya tolak-menolak di antara 2 partikel menyebabkan masing-masing partikel
menyelip diantara sesamanya pada waktu mengendap.
Supernatan sistem deflokulasi keruh dan setelah pengocokan kecepatan
sedimentasi partikel yang halus sangat lambat.
Keunggulannya : sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif
homogen pada waktu yang lama karena kecepatan sedimentasinya yang
lambat.
Kekurangannya : apabila sudah terjadi endapan sukar sekali diredispersi
karena terbentuk masa yang kompak.
Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi
tidak dapat dipastikan apakah sistem akan tetap homogen pada waktu paronya.
2. Suspensi Flokulasi
Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat mempercepat terjadinya
sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel dibentuk olehkelompok partikel sehingga ukurang agregat relatif besar.
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
12/18
Cairan supernatan pada sistem deflokulasi cepat sekali bening yang
disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali mengendap dengan
ukuran yang bermacam-macam.
Keunggulannya :sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah
diredispersi.
Kekurangannya : dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karena kecepatan
sedimentasinya tinggi.
Flokulasi dapat dikendalikan dengan :
Kombinasi ukuran partikel
Penggunaan elektrolit untuk kontrol potensial zeta.
Penambahan polimer mempengaruhi hubungan/ struktur partikel dalam
suspensi.
SYARAT SUSPENSI
a. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara iv dan intratekal
b. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung
zat antimikroba
c. Suspensi harus dikocok sebelum digunakan
d. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat
e.
Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mngendap
f. Jika dikocok harus segera terdipersi kembali
g. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi
h.
Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan
dituang
i. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari
suspensoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan
STABILITAS SUSPENSI
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah :
Ukuran partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta dayatekan keatas dari cairan suspensiitu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
13/18
perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antara luas penampang
dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran
partikel semakin kecil luas penampangnya. Sedangkan semakin besar luas penampang
paetikel daya tekan keats cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk
mengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan
memperkecil ukuran partikel.
Kekentalan (viskositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut,
makin kental suatu cairan kecepatan alirannya semakin turun (kecil). Kecepatan aliran
dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula gerakan turunnya partikel yang terdapat
didalamnya.
Jumlah partikel (konsentrasi)
Semakin besar konsentrasi partikel, semakin besar kemungkinan terjadinya endapan
partikel dalam waktu yang singkat.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM SUSPENSI (Lachman Practice,
479-491)
1. Kecepatan sedimentasi (Hk. Stokes)
Untuk sediaan farmasi tidak mutlak berlaku, tetapi dapat dipakai sebagai pegangan
supaya suspensi stabil, tidak cepat mengendap, maka :
a. Perbedaan antara fase terdispersi dan fase pendispersi harus kecil, dapat
menggunakan sorbitol atau sukrosa. BJ medium meningkat.
b. Diameter partikel diperkecil, dapat dihaluskan dengan blender / koloid mill.
c.
Memperbesar viskositas dengan menambah suspending agent.
2. Pembasahan serbuk
Untuk menurunkan tegangan permukaan, dipakai wetting agent atau surfaktan, misal :
span dan tween.
3. Floatasi (terapung), disebabkan oleh :
a.
Perbedaan densitas
b. Partikel padat hanya sebagian terbasahi dan tetap pada permukaan
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
14/18
c. Adanya adsorpsi gas pada permukaan zat padat. Hal ini dapat diatasi
dengan penambahan humektan.
Humektan ialah zat yang digunakan untuk membasahi zat padat. Mekanisme humektan :
mengganti lapisan udara yang ada di permukaan partikel sehingga zat mudah terbasahi.
Contoh : gliserin, propilenglikol
4. Pertumbuhan kristal
Larutan air suatu suspensi sebenarnya merupakan larutan jenuh. Bila terjadi perubahan
suhu dapat terjadi pertumbuhan kristal. Ini dapat dihalangi dengan penambahan
surfaktan. Adanya polimorfisme dapat mempercepat pertumbuhan kristal.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kristalisasi (Disperse system, Vol. I, 158)
gunakan partikel dengan range ukuran yang sempit
pilih bentuk kristal obat yang stabil
cegah penggunaan alat yang membutuhkan energi besar untuk pengecilan
ukuran partikel
gunakan pembasah
gunakan colloidal pelindung seperti gelatin, gums, dan lain-lain yang akan
membentuk lapisan pelindung pada partikel
viskositas ditingkatkan
cegah perubahan suhu yang ekstrim
Hal-hal yang memicu terbentuknya kristal (Disperse system, Vol. I, 158)
keadaan super jenuh
pendinginan yang ekstrim dan pengadukan yang cepat
sifat aliran pelarut yang dapat mengkristalkan zat aktif, dalam ukuran dan
bentuk yang bervariasi
keberadaan cosolutes, cosolvent, dan absorbent
kondisi saat proses pembuatan.
5.
Pengaruh gula (sukrosa)
a. Suspending agent dengan larutan gula : viskositas akan naik
b. Adanya batas konsentrasi gula dalam campuran dengan suspending agent.
Bila batas ini dilalui polimer akan menurun.
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
15/18
c. Konsentrasi gula yang besar juga dapat menyebabkan kristalisasi yang
cepat.
d.
Gula cair 25 % mudah ditumbuhi bakteri, perlu pengawet. (tidak lebih dari
30 %; hati-hati cap locking).
e. Hati-hati jika ada alkohol dalam suspensi.
6. Metode dispersi : Deflokulasi dan Flokulasi
7. Pengaruh alat-alat pendispersi, menyebabkan :
a. Variasi pada ukuran partikel berhubungan dengan RPM Shearing Force
b.
Variasi pada sifat-sifat suspensi
c. Variasi pada viskositas pembawa, berhubungan dengan hidratasi
suspending agen.
CARA MENGERJAKAN OBAT DALAM SUSPENSI
Metode dispersi
Perlu diketahui bahwa kadang-kadang terjadi kesuka-ran pada saat mendispersi serbukdalam vehicle, hal tersebut karena adanya udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk.
Serbuk yang sangat halus mudah kemasukan udara sehingga sukar dibasahi. Mudah dan
sukarnya serbuk terbasahi tergantung besarnya sudut kontak antara zat terdispers dengan
medium. Bila sudut kontak 90o serbuk akan mengambang diatas cairan. Serbuk yang
demikian disebut memiliki sifat hidrofob. Untuk menurunkan tegangan antar muka antara
partikel zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat pembasah atau wetting agent.
Metode presipitasi
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
16/18
Zat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik yang hendak
dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik diencer- kan dengan larutan
pensuspensi dalam air. Akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan
pensuspensi. Cairan organik tersebut adalah : etanol, propilenglikol, dan polietilenglikol.
KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN SEDIAAN SUSPENSI (RPS ed. 18, vol 3, 1538-
1539)
Keuntungan :
1.
Baik digunakan untuk pasien sukar menerima tablet/kapsul, terutama anak-anak
2. Homogenitas lebih tinggi
3.
Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet/kapsul (karena luas permukaan kontak
antara zat aktif & saluran cerna meningkat)
4. Dapat menutupi rasa tidak enak atau pahit
5. Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air
Kerugian :
1. Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal, degradasi dll)
2. Jika membentuk “
caking” akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnyaturun
3. Alirannya. Menyebabkan sukar dituang
4. Ketepatan dosis lebih rendah daripada sediaan larutan
5. Pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan sistem disperse, terutama
jika terjadi fluktuasi / perubahan temperatur
6. Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh yang diinginkan
PENGGUNAAN SUSPENSI DALAM FARMASI
Beberapa orang terutama anak-anak sukar menelan obat yang berbentuk tablet / zat
padat. Oleh karena itu diusahakan dalam bentuk larutan. Kalau zat berkhasiat
tidak larut dalam air, maka bentuk suspensi-dimana zat aktif tidak larut-terdispersi
dalam medium cair merupakan suatu alternatif.
Mengurangi proses penguraian zat aktif didalam air. Untuk zat yang sangat mudah
terurai dalam air, dibuat bentuk yang tidak larut. Dengan demikian, penguraian
dapat dicegah. Contoh : untuk menstabilkan Oxytetrasiklin HCl di dalam
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
17/18
sediaan cair, dipakai dipakai garam Ca karena sifat Oxytetrasiklin yang mudah
sekali terhidrolisis di dalam air.
Kontak zat padat dengan medium pendispersi dapat dipersingkat dengan
mengencerkan zat padat medium dispersi pada saat akan digunakan. Contoh :
Ampisilin dikemas dalam bentuk granul, kemudian pada saat akan dipakai
disuspensikan dahulu dalam medim pendispersi. Dengan demikian maka stabilitas
ampisilin untuk 7 hari pada temperatur kamar masih dapat dipenuhi.
Apabila zat aktif sangat tidak stabil dalam air, maka digunakan medium non-air
sebagai medium pendispersi. Contoh : Injeksi Penisilin dalam minyak dan
Phenoxy penisilin dalam minyak kelapa untuk oral.
Sediaan suspensi yang terdiri dari partikel halus yang terdispersi dapat menaikkan
luas permukaan di dalam saluran pencernaan, sehingga dapat mengabsorpsi toksin-
toksin atau menetralkan asam yang diproduksi oleh lambung. Contoh Kaolin, Mg-
Karbonat, Mg-Trisilikat. (antasida/Clays)
Sifat adsorpsi daripada serbuk halus yang terdispersi dapat digunakan untuk
sediaan yang berbentuk inhalasi. Zat yang mudah menguap seperti mentol, Ol.
Eucaliptus, ditahan dengan menambah Mg-Karbonat yang dapat mengadsorpsi
tersebut.
Dapat menutup rasa zat berkhasiat yang tidak enak atau pahit dengan lebih baik
dibandingkan dalam bentuk larutan. Untuk suspensi Kloramfenikol dipakai
Kloramfenikol Palmitas yang rasanya tidak pahit.
Suspensi BaSO4 untuk kontras dalam pemeriksaan X-Ray.
Suspensi untuk sediaan bentuk aerosol.
-
8/18/2019 laeutan dan suspensi
18/18