laeutan dan suspensi

Upload: yuyun

Post on 06-Jul-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    1/18

    FORMULASI SEDIAAN CAIR DAN

    SEMI PADAT

    LARUTAN DAN SUSPENSI

     Nama : Yuyun Turisina

     NPM : 1343050092

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

    2015

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    2/18

    LARUTAN

    PENGERTIAN

    Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satuatau lebih zat kimia yang terlarut, misal :

    terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling

     bercampur. (FI IV. Halaman 15)

    Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain,

    sebagai pelarut digunakan air suling.( FI III. Halaman 32)

    Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau lebih dalam pelarut air

    suling kecuali dinyatakan lain, dimaksudkan untuk digunakan sebagai obat dalam, obat luaratau untuk dimasukkan kedalam rongga tubuh. (Moh.Anief. Farmasetika. Halaman 125)

    Larutan ialah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, sedangkan pelarut

    digunakan air suling kecuali dinyatakan lain. (IMO. Halaman 95)

    Larutan didefinisikan sebagai sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang

    dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau

     penggunaanya, tidak dimasukkan kedalam golongan produk lainnya. ( Pengantar Bentuk

    Sediaan Farmasi edisi IV. Halaman 304)

    PEMBAGIAN LARUTAN

    Berdasarkan penggunaannya, larutan dibagi menjadi :

      Larutan steril meliputi : 

    i.  Larutan untuk penggunaan luar sebagai pengobatan luka atau kulit

    terbuka.

    ii.  Larutan iritasi kandung kemih.

    iii. Larutan intraperitoneum.

      Larutan tidak steril meliputi :

    i.  Larutan obat dalam, baik larutan yang langsung diminum atau yang

    harus diramu lebih dahulu.

    ii.  Larutan obat untuk kulit utuh, dan

    iii. 

    Larutan hemodialisa.

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    3/18

    Pada pembuatan larutan supaya dihindari secepat mungkin adanya

    kontaminasi oleh bakteri dan jasad renik yang lain.

      Larutan antiseptik, mudah sekali dicemari hasad renik yang telah resisten.

    Oleh karena itu air yang digunakan harus air suling atau air yang baru

    didihkan, wadahnya harus betul-betul bersih dan tidak menggunakan

    tutuppgabus. Larutan antiseptik tidak boleh digunakan lebih dari satu

    minggu sejak tutup dibuka. Larutan yang digunakan sebagai antiseptikum

    untuk mata yang luka atau dimasukkan kedalam rongga tubuh harus

    disterilkan dahulu. Larutan steril yang didalam wadah tertutup mudah

    dibedakan dengan wadah untuk larutan transfusi termasuk larutan infus.

    Pada etiket harus tertera :  Laruta steril, tidak disuntikkan. ( Moh.Anief.

    Farmasetika. Halaman 127) 

    Kelarutan suatu zat yang tidak diketahui secara pasti dapat dinyatakan dengan istilah berikut :

    Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut yang diperlukan untuk

    melarutkan

    Sangat mudah larut Kurang dari 1Mudah larut 1-10

    Larut 10-30

    Agak sukar larut 10-100

    Sukar larut 100-1000

    Sangat sukar larut 1000-10.000

    Praktis tidak larut Lebih dari 10.000

    Sediaan farmasi lain yang berupa larutan ialah :

    1.  Collutoria ,  adalah larutan pekat dalam air yang mengandung bahan deodoran,

    antiseptika, anestetika lokal atau astringen. Disimpan dalam botol putih, bermulut

    kecil. Etiket harus ditulis : tidak boleh ditelan.

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    4/18

    2.  Collyria, adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas partikel asing, isotonis dan

    digunakan untuk mencuci mata, dapat ditambahkan larutan dapar dan bahan

     pengawet. Wadah yang dipakai dapat wadah gelas atau plastik yang tertutup kedap.

    Dalam etiket dicantumkan :

      Lama masa penggunaan setelah wadah dibuka tutupnya.

      Tertulis : obat cuci mata. Obat cuci mata dengan zat pengawet paling

    lama digunakan untuk 7 hari setelah wadah dibuka sedangkan yang

    tanpa pengawet selama 24 jam.

    3.  Elixir , adalah sediaan berupa larutan obat dengan zat tambahan seperti gula, zat

     pengawet, zat pewarna dan zat pewangi. Eliksir digunakan sebagai obat dalam.

    Pelarut utama dalah etanol 90% dan dapat ditambah gliserol, sorbitol atau

     propilenglikol.

    4.  Gargarisma (obat kumur) , adalah sediaan berupa larutan. Umumnya pekat dan bila

    digunakan diencerkan dahulu. Gargarisma digunakan sebagai pencegah atau

     pengobatan infeksi tenggorokan dan tujuan gargariska ialah agar obatnya dapat

    langsung mengenai selaput lendir yang ada didalam tenggorokan dan bukan sebagai

     pelindung selaput lendir maka tidak digunakan bentuk suspensi dan bahan berlendir

    tidak cocok sebagai obat kumur.

    Dalam etiket harus tertera :

      Hanya untuk kumur, jangan ditelan

      Sebelum digunakan diencerkan

    5.  Potiones  , adalah sediaan yang berupa cairan untuk diminum, dibuat sedemikian rupa

    hingga dapat digunakan sebagai dosis tunggal dalam volume besar, umumnya 50 ml.

    6.  Sirupi  = sirup, adalah larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat pewangi

    dan merupakan larutan jernih berasa manis.

    Ada 3 macam sirup, yaitu :

      Sirup simpleks mengandung 65% gula dalam larutan Nipagin 0,25% b/v.

      Sirup obat, mmengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa

    zat tambahan dan digunakan untuk pengobatan.

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    5/18

      Sirup pewangi, tidak mengandung obat tapi mengandung zat pewangi

    atau zat penyedap lain.

    Penggolongan larutan dapat dibagi mejadi 3, yaitu :

    i. Mikromolekuler

     Larutan mikromolekuler adalah suatu larutan yang mengandung keseluruhannya

    mikro unit yang terdiri baik sebagai molekul atau ion, seperti alkohol, sukrosa,

    gliserin, ion natrium dan ion klorida dengan ukuran partikel 1-10A◦.

    ii. Miseler

     Larutan miseler . solut terdiri dari agregat (misel) dari molekul atau ion. Solut

    adalah zat yang terlarut.

    iii. Makromolekuler

     Larutan makromolekuler adalah sistem dimana solutnya merupakan dispersi

    molekuler seperti pada larutan mikro-molekuler. Perbedaanya hanya satu aspek yang

     penting, yaitu BM dan ukuran dari makromolekul adalah besar hingga sistem

    mempunyai sifat-sifat yang unik.

    Bila suatu zat A dilarutkan dalam air atau pelarut lainakan terjadi bermacam-macam tipe

    larutan, sebagai berikut :

    a.  Larutan encer  adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang terlarut.

     b.  Larutan pekat  adalah larutan yang mengandung fraksi yang besar dari zat A.

    c.  Larutan jenuh   adalah larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang

    dapat larut dalam air pada tekanan dan temperatur tertentu.

    d.  Larutan lewat jenuh  adalah larutan yang mengandung jumlah zat A yang terlarut

    melebihi batas kelarutannya di dalam air pada temperatur tertentu. (Moh. Anief.

    Farmasetika. Halaman 128 -130)

    FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI KELARUTAN

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan, yaitu :

     

    Polaritas

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    6/18

    Aturan yang terkenal yaitu like dissolves like  berdasarkan pada observasi bahwa

    molekul-molekul dengan distribusi muatan yang sama dapat larut timbal-balik, yaitu

    molekul polar, akan larut dalam media serupa yaitu polar, sedangkan molekul non

     polar akan larut dalam media non polar.

      Co-solvency

    Campuran pelarut untuk melarutkan zat tertentu banyak digunakan untuk membuat

    larutan obat. Co-solvency dapat dipandang sebagai modifikasi polaritas dari sistem

     pelarut terhadap zat terlarut atau terbentuknya pelarut baru yang terjadinya interaksi

    tidak mudah diduga dari individu pelarut masing-masing dalam sistem campuran.

      Suhu

    Kebanyakan senyawa farmasetis pada kenaikan suhu akan naik kelarutannya, kecuali

    senyawa Metilselulosa dan Kalsium Hidroksida.

      Salting out

    Peristiwa pengendapan zat terlarut (biasanya zat organik) disebabkan oleh

     penambahan jumlah besar garam yang sangat mudah larut pada larutan air dari

    senyawa organik.peristiwa ini merupakan kompetisi antara garam dan senyawa

    organik terhadap molekul pelarut yaitu air.

      Salting-in

    Ialah peristiwa bertambahnya kelarutan dari suatu senyawa organik dengan

     penambahan suatu garam dalam larutannya.

     

    Hidrotopi

    Ialah peristiwa bertambahnya kelarutan suatu senyawa yang tidak larut atau sukar

    larut dengan penambahan suatu senyawa lain yang bukan zat surfaktan.

      Pembentukkan kompeks

    Ialah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut

    dengan membentuk senyawa kompleks yang larut.

      Ukuran partikel

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    7/18

    Semakin kecil ukuran partikel akan semakin luas permukaan yang kontak dengan

     pelarut sehingga makin cepat proses melarut.

      Pengadukan

    Semakin kuat pengadukan akan semakin banyak pelarut tak jenuh yang bersentuhan

    dengan obat, sehingga makin cepat terbentuk larutan.

      Berat molekul

    Kelarutan dalam air berkurang dengan naiknya berat molekul.

      PH pelarut

    Asam lemah atau basah lemah bereaksi dengan baik dengan asam kuat maupun basa

    kuat membentuk garam yang dapat larut dengan air.

    Syarat  –  Syarat Larutan:

    1.  Zat terlarut harus larut sempurna dalam pelarutnya

    2.  Zat harus stabil, baik pada suhu kamar dan pada penyimpanan

    3.  Jernih

    4. 

    Tidak ada endapan

    5.  Komponen berupa cairan,padatan gas

    6. 

    Pelarut berupa cairan

    7.  Zat terlarut harus dapat larut dalam pelarutnya

    PENGUJIAN MUTU FISIK LARUTAN

      Pemeriksaan organoleptis

    Organoleptik merupakan suatu metode yang digunakan untuk menguji kualitas suatu

     bahan atau produk menggunakan panca indra manusia. Jadi dalam hal ini aspek yang diuji

    dapat berupa warna, rasa, bau, dan tekstur. Organoleptik merupakan salah satu komponen

    yang sangat penting dalam menganalisis kualitas dan mutu produk.

     Pemeriksaan homogenitas

    Bertujuan untuk melihat dan mengetahui tercampurnya bahan-bahan sediaan eliksir,

    sehingga setiap kali eliksir itu digunakan dosisnya sama. Faktor utama mengetahui

    homogenitas adalah saat pelarutan zat dalam pembuatan eliksir.

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    8/18

     Pemeriksan Ph

    Bertujuan untuk mengetahui keamanan sediaan saturasi saat digunakan sehingga obat

    tersebut dapat memberikan efek terapi. Pemeriksaan pH dapat dilakukan dengan pH meter

    atau pH universal.

       pH meter : prinsip uji derajat keasaman (pH) yakni berdasarkan pengukuran

    aktivitas ion hydrogen secara potensiometri/elektrometri dengan menggunakan

     pH meter.

       pH universal : indicator pH universal adalah campuran dari beberapa indicator

    yang memiliki perubahan warna berbeda sehingga semua perubahan warna itu

    menyatu dan sebagai hasilnya indicator universal ini memiliki perubahan dari

    merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila ungu.

    Cara penggunaan indicator universal bentuk kertas adalah dengan cara mencelupkan kertas

    tersebut dalam larutan yang hendak kita ketahui pHnya.

     Pemeriksaan viskositas

    Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk

    mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara

     berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar lain dalam kondisi

    mapan tertentu bila ruang di antara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang ditentukan

    kekentalannya.

     Berat jenis

    Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat terhadap air dengan volume yang

    sama ditimbang di udara pada suhu yang sama atau dapat diartikan sebagai hasil yang

    diperoleh dengan membagi bobot zat dengan bobot air dalam piknometer.

     Kejernihan

    Dilakukan dengan cara mengamati dengan mata sediaan larutan elixir, apakah ada

     partikelnya atau tidak bila tidak berarti larutan tersebut sudah jernih.

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    9/18

    HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBUATAN LARUTAN

    Untuk mempercepat melarutnya obat dapat digunakan beberapapa cara seperti

    menggunakan panas, mengecilkan ukuran partikel zat, menggunakan pelarut pembantu

    mapun membantu kelarutan dengan melakukan pengadukan.

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat larutan:

    i.  Kelarutan zat aktif harus jelas dan bisa larut

    ii.  Kestabilan zat aktif dalam larutan/pelarut maupun kosolven harus baik

    iii.  Dosis takaran tepat

    iv.  Penyimpanan yang sesuai

    KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BENTUK LARUTAN

    Keuntungan :

      Merupakan campuran homogen

      Dosis dapat mudah diubah-ubah dalam pembuatan

      Dapat diberikan dalam larutan encer, kapsul atau tablet lambunng, sedangakn bilada

    dalam bentuk kapsul atau tablet sulit diencerkan

      Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diabsorpsi

     

    Mudah diberi pemanis, bau-bauan dan warna, dan hal ini cocok untuk pemberian obat

     pada anak-anak

      Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan

    Kerugian :

      Volume bentuk larutan lebih besar

      Ada pbat yang tidak stabil dalam larutan

     

    Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan

    (Moh.Anief. Farmasetika. Halaman : 136)

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    10/18

    SUSPENSI

    PENGERTIAN

    Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi

    dalam fase cair. (FI IV. Halaman : 17)

    Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak

    larut, terdispersi dalam cairan pembawa. (FI III. Halaman 32)

    Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersikan

    sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk

    halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan

     pembawa yang ditetapkan. Yang pertama berupa suspensi jadi, sedangkan yang kedua 

     berupa serbuk untuk suspensi yang harus disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan.

    (Fornas Edisi 2. Th. 1978. Halaman 333 )

    Suspensi farmasi adalah dispersi kasar, diamana partikel padat yang tidak larut

    terdispersidalam medium cair. (Moh.Anief. Farmasetik. Halaman : 141)

    MACAM-MACAM SUSPENSI

    Berdasarkan penggunaan: (FI IV, 1995, hal 18)

    1.  Suspensi oral, sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam

     pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk

     penggunaan oral.

    2.  Suspensi topikal, sediaan cair mengandung partikel-partikel padat yang terdispersi

    dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan kulit.

    3.  Suspensi tetes telinga, sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang

    ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.

    4.  Suspensi optalmik , sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang

    terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.

    Syarat suspensi optalmik (hal 14):

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    11/18

      Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak

    menimbulkan iritasi dan atau goresan pada kornea.

      Suspensi obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras

    atau penggumpalan.

    Berdasarkan Istilah :

    1.  Susu, untuk suspensi dalam pembawa yang mengandung air yang ditujukan untuk

     pemakaian oral. (contoh : Susu Magnesia)

    2.  Magma, suspensi zat padat anorganik dalam air seperti lumpur, jika zat padatnya

    mempunyai kecenderungan terhidrasi dan teragregasi kuat yang menghasilkan

    konsistensi seperti gel dan sifat reologi tiksotropik. (contoh : Magma Bentonit).

    3.  Lotio, untuk golongan suspensi topikal dan emulsi untuk pemakaian pada kulit

    (contoh : Lotio Kalamin).

    Berdasarkan Sifat : (Diktat kuliah Likuida dan Semisolida, hal 102-104)

    1.  Suspensi Deflokulasi 

      Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri dan apabila kecepatan

    sedimentasi bergantung daripada ukuran partikel tiap unit, maka kecepatannya

    akan lambat.

      Gaya tolak-menolak di antara 2 partikel menyebabkan masing-masing partikel

    menyelip diantara sesamanya pada waktu mengendap.

      Supernatan sistem deflokulasi keruh dan setelah pengocokan kecepatan

    sedimentasi partikel yang halus sangat lambat.

      Keunggulannya : sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif

    homogen pada waktu yang lama karena kecepatan sedimentasinya yang

    lambat.

      Kekurangannya : apabila sudah terjadi endapan sukar sekali diredispersi

    karena terbentuk masa yang kompak.

      Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi

    tidak dapat dipastikan apakah sistem akan tetap homogen pada waktu paronya.

    2.  Suspensi Flokulasi 

      Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat mempercepat terjadinya

    sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel dibentuk olehkelompok partikel sehingga ukurang agregat relatif besar.

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    12/18

      Cairan supernatan pada sistem deflokulasi cepat sekali bening yang

    disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali mengendap dengan

    ukuran yang bermacam-macam.

      Keunggulannya :sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah

    diredispersi.

      Kekurangannya : dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karena kecepatan

    sedimentasinya tinggi.

    Flokulasi dapat dikendalikan dengan :

      Kombinasi ukuran partikel

     

    Penggunaan elektrolit untuk kontrol potensial zeta.

      Penambahan polimer mempengaruhi hubungan/ struktur partikel dalam

    suspensi.

    SYARAT SUSPENSI

    a.  Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara iv dan intratekal

     b.  Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung

    zat antimikroba

    c.  Suspensi harus dikocok sebelum digunakan

    d.  Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat

    e. 

    Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mngendap

    f.  Jika dikocok harus segera terdipersi kembali

    g.  Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi

    h. 

    Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan

    dituang

    i.  Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari

    suspensoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan

    STABILITAS SUSPENSI

    Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah :

      Ukuran partikel

    Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta dayatekan keatas dari cairan suspensiitu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    13/18

     perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antara luas penampang

    dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran

     partikel semakin kecil luas penampangnya. Sedangkan semakin besar luas penampang

     paetikel daya tekan keats cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk

    mengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan

    memperkecil ukuran partikel.

      Kekentalan (viskositas)

    Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut,

    makin kental suatu cairan kecepatan alirannya semakin turun (kecil). Kecepatan aliran

    dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula gerakan turunnya partikel yang terdapat

    didalamnya.

      Jumlah partikel (konsentrasi)

    Semakin besar konsentrasi partikel, semakin besar kemungkinan terjadinya endapan

     partikel dalam waktu yang singkat.

    HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM SUSPENSI (Lachman Practice,

    479-491)

    1.  Kecepatan sedimentasi (Hk. Stokes) 

    Untuk sediaan farmasi tidak mutlak berlaku, tetapi dapat dipakai sebagai pegangan

    supaya suspensi stabil, tidak cepat mengendap, maka : 

    a.  Perbedaan antara fase terdispersi dan fase pendispersi harus kecil, dapat

    menggunakan sorbitol atau sukrosa. BJ medium meningkat. 

     b.  Diameter partikel diperkecil, dapat dihaluskan dengan blender / koloid mill. 

    c. 

    Memperbesar viskositas dengan menambah suspending agent. 

    2.  Pembasahan serbuk  

    Untuk menurunkan tegangan permukaan, dipakai wetting agent atau surfaktan, misal :

    span dan tween.

    3.  Floatasi (terapung), disebabkan oleh : 

    a. 

    Perbedaan densitas 

     b.  Partikel padat hanya sebagian terbasahi dan tetap pada permukaan 

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    14/18

    c.  Adanya adsorpsi gas pada permukaan zat padat. Hal ini dapat diatasi

    dengan penambahan humektan. 

    Humektan  ialah zat yang digunakan untuk membasahi zat padat. Mekanisme humektan :

    mengganti lapisan udara yang ada di permukaan partikel sehingga zat mudah terbasahi.

    Contoh : gliserin, propilenglikol

    4.  Pertumbuhan kristal

    Larutan air suatu suspensi sebenarnya merupakan larutan jenuh. Bila terjadi perubahan

    suhu dapat terjadi pertumbuhan kristal. Ini dapat dihalangi dengan penambahan

    surfaktan. Adanya polimorfisme dapat mempercepat pertumbuhan kristal.

    Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kristalisasi (Disperse system, Vol. I, 158)

     gunakan partikel dengan range ukuran yang sempit

      pilih bentuk kristal obat yang stabil

     cegah penggunaan alat yang membutuhkan energi besar untuk pengecilan

    ukuran partikel

     gunakan pembasah

     gunakan colloidal pelindung seperti gelatin, gums, dan lain-lain yang akan

    membentuk lapisan pelindung pada partikel

     viskositas ditingkatkan

     cegah perubahan suhu yang ekstrim

    Hal-hal yang memicu terbentuknya kristal (Disperse system, Vol. I, 158)

      keadaan super jenuh

       pendinginan yang ekstrim dan pengadukan yang cepat

      sifat aliran pelarut yang dapat mengkristalkan zat aktif, dalam ukuran dan

     bentuk yang bervariasi

      keberadaan cosolutes, cosolvent, dan absorbent

      kondisi saat proses pembuatan.

    5. 

    Pengaruh gula (sukrosa)

    a.  Suspending agent dengan larutan gula : viskositas akan naik

     b.  Adanya batas konsentrasi gula dalam campuran dengan suspending agent.

    Bila batas ini dilalui polimer akan menurun.

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    15/18

    c.  Konsentrasi gula yang besar juga dapat menyebabkan kristalisasi yang

    cepat.

    d. 

    Gula cair 25 % mudah ditumbuhi bakteri, perlu pengawet. (tidak lebih dari

    30 %; hati-hati cap locking).

    e.  Hati-hati jika ada alkohol dalam suspensi.

    6.  Metode dispersi : Deflokulasi dan Flokulasi

    7.  Pengaruh alat-alat pendispersi, menyebabkan :

    a.  Variasi pada ukuran partikel berhubungan dengan RPM Shearing Force 

     b. 

    Variasi pada sifat-sifat suspensi

    c.  Variasi pada viskositas pembawa, berhubungan dengan hidratasi

    suspending agen.

    CARA MENGERJAKAN OBAT DALAM SUSPENSI

      Metode dispersi

    Perlu diketahui bahwa kadang-kadang terjadi kesuka-ran pada saat mendispersi serbukdalam vehicle, hal tersebut karena adanya udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk.

    Serbuk yang sangat halus mudah kemasukan udara sehingga sukar dibasahi. Mudah dan

    sukarnya serbuk terbasahi tergantung besarnya sudut kontak antara zat terdispers dengan

    medium. Bila sudut kontak   90o  serbuk akan mengambang diatas cairan. Serbuk yang

    demikian disebut memiliki sifat hidrofob. Untuk menurunkan tegangan antar muka antara

     partikel zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat pembasah atau wetting agent.

     

    Metode presipitasi

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    16/18

    Zat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik yang hendak

    dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik diencer- kan dengan larutan

     pensuspensi dalam air. Akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan

     pensuspensi. Cairan organik tersebut adalah : etanol, propilenglikol, dan polietilenglikol.

    KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN SEDIAAN SUSPENSI (RPS ed. 18, vol 3, 1538-

    1539)

    Keuntungan : 

    1. 

    Baik digunakan untuk pasien sukar menerima tablet/kapsul, terutama anak-anak

    2.  Homogenitas lebih tinggi

    3. 

    Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet/kapsul (karena luas permukaan kontak

    antara zat aktif & saluran cerna meningkat)

    4.  Dapat menutupi rasa tidak enak atau pahit

    5.  Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air

    Kerugian :

    1.  Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal, degradasi dll)

    2.  Jika membentuk “

    caking” akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnyaturun

    3.  Alirannya. Menyebabkan sukar dituang

    4.  Ketepatan dosis lebih rendah daripada sediaan larutan

    5.  Pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan sistem disperse, terutama

     jika terjadi fluktuasi / perubahan temperatur

    6.  Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh yang diinginkan

    PENGGUNAAN SUSPENSI DALAM FARMASI

      Beberapa orang terutama anak-anak sukar menelan obat yang berbentuk tablet / zat

     padat. Oleh karena itu diusahakan dalam bentuk larutan. Kalau zat berkhasiat

    tidak larut dalam air, maka bentuk suspensi-dimana zat aktif tidak larut-terdispersi

    dalam medium cair merupakan suatu alternatif. 

      Mengurangi proses penguraian zat aktif didalam air. Untuk zat yang sangat mudah

    terurai dalam air, dibuat bentuk yang tidak larut. Dengan demikian, penguraian

    dapat dicegah. Contoh : untuk menstabilkan Oxytetrasiklin HCl  di dalam

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    17/18

    sediaan cair, dipakai dipakai garam Ca karena sifat Oxytetrasiklin yang mudah

    sekali terhidrolisis di dalam air. 

      Kontak zat padat dengan medium pendispersi dapat dipersingkat dengan

    mengencerkan zat padat medium dispersi pada saat akan digunakan. Contoh :

    Ampisilin dikemas dalam bentuk granul, kemudian pada saat akan dipakai

    disuspensikan dahulu dalam medim pendispersi. Dengan demikian maka stabilitas

    ampisilin untuk 7 hari pada temperatur kamar masih dapat dipenuhi. 

      Apabila zat aktif sangat tidak stabil dalam air, maka digunakan medium non-air

    sebagai medium pendispersi. Contoh : Injeksi Penisilin dalam minyak dan

    Phenoxy penisilin dalam minyak kelapa untuk oral. 

      Sediaan suspensi yang terdiri dari partikel halus yang terdispersi dapat menaikkan

    luas permukaan di dalam saluran pencernaan, sehingga dapat mengabsorpsi toksin-

    toksin atau menetralkan asam yang diproduksi oleh lambung. Contoh Kaolin, Mg-

    Karbonat, Mg-Trisilikat. (antasida/Clays) 

      Sifat adsorpsi daripada serbuk halus yang terdispersi dapat digunakan untuk

    sediaan yang berbentuk inhalasi. Zat yang mudah menguap seperti mentol, Ol.

    Eucaliptus, ditahan dengan menambah Mg-Karbonat yang dapat mengadsorpsi

    tersebut. 

     

    Dapat menutup rasa zat berkhasiat yang tidak enak atau pahit dengan lebih baik

    dibandingkan dalam bentuk larutan. Untuk suspensi Kloramfenikol dipakai

    Kloramfenikol Palmitas yang rasanya tidak pahit. 

      Suspensi BaSO4 untuk kontras dalam pemeriksaan X-Ray. 

      Suspensi untuk sediaan bentuk aerosol. 

  • 8/18/2019 laeutan dan suspensi

    18/18