suspensi applap
DESCRIPTION
suspensiTRANSCRIPT
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 1/32
Setitik HaTi BerKunCup
Selasa, 18 Februari 2014
Laporan suspensi
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR DAN SEMIPADAT
SUSPENSI
OLEH :
KELOMPOK I
Annette theresia Meyke M.thalib
Djayana Paifti Herin Onan
Crhistiani M.O. Sinour Pratiwi Rosalia Maliki
Herlina Heni S. Albertus Waode Suci Rahmawati
Khatimatul Khairiah Wiwit Zurianti Uno
Markus Molan purap Yuliana Phsyoksa Putri
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2014
2014 (16)
Agustus (1)
Juli (14)
Februari (1)
Laporan suspensi
2013 (5)
2012 (3)
Arsip Blog
Micc
Cheriah
CinnamomumIkuti 24
Ceria,Imut,
ramah
Lihat profil
lengkapku
MengenaiSaya
0 Lainnya Blog Berikut» [email protected] Dasbor Keluar
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 2/32
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dalam bidang industri farmasi, perkembangan tekhnologi farmasi
sangat berperan aktif dalam peningkatan kualitas produksi obat-obatan. Hal
ini banyak ditunjukan dengan banyaknya sediaan obat-obatan yang
disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan
penigkatan kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa
harus mengurangi atau mengganggu dari efek farmakologis zat aktif obat.
Sekarang ini banyak bentuk sediaan obat yang kita jumpai dipasaran
salah satunya adalah suspensi.Suspensi adalah sistem terdispersi dimana
bahan obat yang tidak larut terdispersi dalam cairan pembawa. Dan sebagai
pembawa dari suspensi yaitu berupa air dan minyak. Alasan bahan obat
diformulasikan dalam bentuk sediaan suspensi yaitu bahan obat mempunyai
kelarutan yang kecil atau tidak larut dalam air, tetapi diperlukan dalam
bentuk sediaan cair, mudah diberikan kepada pasien yang mengalami
kesulitan untuk menelan, diberikan pada anak-anak, untuk menutupi rasa
pahit atau aroma yang tidak enak pada bahan obat (RPS 18th :1539)
Sehingga dalam dunia farmasi seharusnya mengetahui formulasi obat
yang baik dan benar sehingga sediaan obat yang baik dapat dipilih.Dengan
keahliannya farmasis mudah memformulasi bentuk sediaan obat.Oleh karena
itu, pada percobaan ini dilakukan formulasi dalam sediaan suspensi.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara pembuatan suspensi yang baik
dan benar.
I.2.2 Tujuan praktikum
Menentukan formulasi yang tepat dari pembuatan dari
pembuatan sediaan suspensi
I.3 Prinsip Percobaan
Pada praktikum ini dibuat sediaan suspensi trisulfa dan pyrantel
pamoat. Suspensi trisulfa dibuat dengan menggunakan kombinasi dari
sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfadimidin. Sediaan suspensi ini dibuat tipe
flokulasi dengan pemflok Aluminium klorida. Sedangkan pada suspensi
pyrantel pamoat dibuat dengan tipe deflokulasi dengan pembasah
propilenglikol.
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 3/32
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1. Pengertian
Menurut Lachman, Suspensi adalah sistem heterogen dari 2 fase. Fase
kontinyu atau eksternal biasanya berupa cairan atau semipadat dan fase
terdispersi atau internal terdiri dari bahan partikulat yang tidak larut tetapi
terdispersi dalam fase kontinyu, bahan tidak larut dapat ditujukan untuk
absorbsi fisiologis atau fungsi penyalutan internal atau eksternal.
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, Suspensi adalah sediaan cair
yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase
cair.
Menurut Farmakope Indonesia edisi III, Suspensi adalah sediaan
yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut,
terdispersi dalam cairan pembawa.
Menurut DOM Marthin, Suspensi adalah proses penyiapan bahan
homogen yang terdiri dari fase terdispersi atau fase internal yaitu padatan
dan fase kontinyu yaitu cairan.
Menurut RPS 18th, Fisika kimia mendefinisikan kata “suspensi”
sebagai sistem dua fase yang terdiri dari serbuk terbagi halus yang
didispersikan dalam padatan, cairan atau gas.
Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat
tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Beberapa suspensi dapat
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 4/32
langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran padat yang
harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera
sebelum digunakan .
Suspensi merupakan termodinamika tidak stabil, dimana terdapat
padatan yang tidak larut dari suspensi yang menyebabkan adanya tegangan
antarmuka dan memerlukan energi bebas permukaan untuk
menstabilkannya sehingga energi besas permukaan tidak sama dengan nol (∆
F≠0).
II.2 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Suspensi
II.2.1 Keuntungan sediaan suspensi
Keuntungan sediaan suspensi, antara lain :
1. Bisa digunakan untuk partikel / bahan obat yang tidak larut
2.
Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan
dapat dibuat dalam sediaan suspensi.
3.
Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan
dalam larutan, karena rasa obat yang tergantung kelarutannya.
4. Stabil secara kimia karena suspensi tidak mengalami perubahan
secara kimia karena bahan aktifnya tidak larut sehingga tidak
berinteraksi dengan pelarutnya.
5. Kerjanya lebih cepat dibandingkan sediaan padat.
II.2.2 Kerugian sediaan suspensi
Kerugian bentuk suspensi antara lain sebagai berikut
1. Tidak praktis dibawah bila dibandingkan dalam bentuk sediaan
lain, misalnya pulveres, tablet, dan kapsul.
2. Keseragaman dan keakuratan dosis tidak dapat dibandingkan
dengan sediaan tablet
3. Efektifitas formulasi sulit dicapai karena dalam pembuatannya lebih
sulit dibandngkan tablet.
4. Terjadinya sedimentasi zat atau bahan obat yang tidak terlarut.
II.3 Suspensi disebut termodinamika tidak stabil (Physical Pharmacy : 478)
Kerja harus dilakukan untuk megurangi padatan menjadi partikel
kecil dan mendispersikannya dalam suatu pembawa. Besarnya luas
permukaan partikel yang diakibatkan oleh mengecilnya zat padat
berhubungan dengan energi bebas permukaan yang membuat sistem tersebut
tidak stabil secara termodinamik., dimana dimaksudkan di sini bahwa
partikel-partikel tersebut berenergi tinggi dan cenderung untuk mengelompok
kembali untuk mengurangi luas permukaan total dan memperkecil energi
bebas permukaan. Oleh karena itu partikel-partikel dalam suspensi cair
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 5/32
cenderung untuk berflokulasi yakni membentuk suatu gumpalan yang lunak
dan ringan yang bersatu karena gaya van der Walls yang lemah. Pada
keadaan tertentu misalnya dalam suatu lempeng padat partikel tersebut dapat
melekat dengan gaya yang lebih kuat membentuk suatu gumpalan
(aggregates). Pembentukan setiap jenis gumpalan (agglomerates), apakah itu
flokulat atau aggregat dianggap sebagai suatu ukuran dari suatu sistem utnuk
mencapai keadaan yang lebih stabil secara termodinamik. Kenaikan dalam
kerja W atau energi bebas permukaan total ∆ F diperoleh dengan membagi
zat padat menjadi partikel yang lebih kecil dan mengakibatkan meningkatnya
luas permukaan total ∆A yang digambarkan dengan :
∆ F = γSL . ∆A
dimana γSL adalah tegangan antar muka antara medium cair dan partikel
padat. Agar mencapai suatu keadaan stabil, sistem tersebut cenderung untuk
mengurangi energi bebas permukaan: keseimbangan dicapai bila ∆F = 0
keadaan ini dapat dicapai dengan pengurangan tegangan permukaan atau
mungkin dapat didekati dengan pengurangan luas antar muka. Kemungkinan
terakhir ini, mengakibatkan flokulasi atau agregasi yang diinginkan atau tak
diinginkan dalam suatu suspensi farmasi seperti yang dipertimbangkan dalam
bagian terakhir. Tegangan antar muka dapat dikurangi dengan penambahan
suatu surfaktan , tapi biasanya mempunyai suatu tegangan antar muka positif
tertentu dan partikel-partikel tersebut cenderung untuk berflokulasi.
II.4 Ukuran partikel suspensi
a.
RPS 18th : 1538
Batas terendah dari ukuran partikel mendekati 0,1 µm
b. Parrot : 344
Ukuran partikel suspensi 1-50 µm
c. Scoville’s : 299
Partikel padat sekecil 1 µm dalam diameter mengandung lebih dari 100
juta molekul setiapnya.
d. Lachman Industry : 479
Juga telah didiskusikan untuk suspensi memiliki diameter lebih dari 0,2
mikron, kira-kira lebih rendah dari batas resolusi mikroskop optical.
II.5 Stabilitas Suspensi (Lachman,2008)
Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi
adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas
dari pertikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga
stabilitas suspensi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi, diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Ukuran Partikel
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 6/32
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel
tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu.Hubungan antara
ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas
penampangnya.Sedangkan antar luas penampang dengan daya tekan
keatas merupakan hubungan linier.Artinya semakin besar ukuran partikel
maka semakin kecil luas penampangnya (Lachman,2008).
2. Kekentalan / Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari
cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin
turun (kecil). Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum ” STOKES”
Keterangan :
V = Kecepatan Aliran
d = Diameter Dari Partikel
p = Berat Jenis Dari Partikel
p0 = Berat Jenis Cairan
g = Gravitasi
ŋ = Viskositas Cairan (Lachman,2008)
3.
Jumlah Partikel / Konsentrasi
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar,
maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena
sering terjadi benturan antara partikel tersebut (Lachman,2008)
Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat
tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar
kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4.
Sifat / Muatan Partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa
macam campuran bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan
demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang
menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut.Karena sifat
bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat
mempengruhi (Lachman,2008)
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan
mixer, homogeniser, colloid mill dan mortir.Sedangkan viskositas fase
eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat
larut kedalam cairan tersebut.Bahan-bahan pengental ini sering disebut
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 7/32
sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya besifat mudah
berkembang dalam air (hidrokoloid).
Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu:
a. Bahan pensuspensi dari alam (Schoville’s,1967).
Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan adalah
jenis gom / hidrokoloid.Gom dapat larut atau mengembang atau
mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau
lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut
bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan
mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, PH, dan proses fermentasi
bakteri.
Termasuk golongan gom (Schoville’s,1967)
Contonya : Acasia ( Pulvis gummi arabici), Chondrus, Tragacanth ,
Algin
Golongan bukan gom (Schoville’s,1957)
Contohnya : Bentonit, Hectorit dan Veegum.
b. Bahan pensuspensi sintesis (Schoville’s,1967)
Derivat Selulosa
Contohnya : Metil selulosa, karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi
metil selulosa.
Golongan organk polimer
Contohnya : Carbaphol 934.
II. 6. Kriteria suspensi yang baik
Menurut RPS 18th ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi dalam
formulasi suspensi yang baik :
1.
Partikel yang terdispersi harus memiliki ukuran yang sama dimana
partikel ini tidak mengendap dengan cepat dalam wadah.
2. Bagaimana juga, dalam peristiwa terjadinya sedimentasi, sediment harus
tidak membentuk endapan yang keras. Endapan tersebut harus dapat
terdispersi kembali dengan usaha yang minimum dari pasien.
3.
Produk harus mudah untuk dituang, memiliki rasa yang menyenangkan
dan tahan terhadap serangan mikroba.
Menurut pdf. Liberman, Suspensi yang ideal atau suspensi yang
diinginkan harusnya memiliki :
1.
Idealnya bahan-bahan terdispersi harus tidak mengendap dengan cepat
pada dasar wadah. Bagaimanapun juga dikatakan termodinamika
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 8/32
tidak stabil sebagai cenderung mengendap. Oleh karena itu, seharusnya
siap didispersikan kembali membentuk campuran yang seragam
dengan penggocokan sedang dan tidak membentuk cake.
2. Sifat fisika seperti ukuran partikel dan viskositasnya tetap harus tetap
konstan selama penyimpanan produk.
3. Viskositasnya memungkinkan untuk mudah mengalir dari wadah
(mudah dituang). Untuk penggunaan luar, produk harus cukup cair
tersebar secara luas melalui daerah yang diinginkan dan tidak boleh
terlalu bergerak.
4. Suspensi untuk pemakaian luar sebaiknya cepat kering dan memberi
lapisan pelindung yang elastis dan tidak cepat hilang.
5. Harus aman, efektif, stabil, elegan secara farmasetik selama
penyimpanan.
6. Suspensi kembalinya harus menghasilkan campuiran yang homogen
dari partikel obat yang sama yang dipindahkan secara berulang-ulang.
II. 7. Perbedaan deflokulasi dan flokulasi (RPS18th, 2000)
Deflokulasi
Flokulasi
1. Partikel berada dalam suspensi
dalam wujud yang memisah
2. Laju pengendapan lambat
karena partikel mengendap
terpisah dan ukuran partikel
minimum.
3. Endapan yang terbentuk
lambat
4.
Endapan biasanya menjadi
sangat padat karena berat dari
lapisan atas dari bahan
endapan yang mengalami gaya
tolak menolak antara partikel
dan cake yang keras terbentuk
dimana merupakan kesulitan
jika mungkin didispersi
kembali.
5. Suspensi penampilan menarik
1. Partikel membentuk agregat
bebas
2. Laju pengendapan tinggi
karena partikel mengendap
sehingga flokulasi yang
merupakan komposisi partikel.
3. Endapan yang terbentuk cepat
4. Partikel tidak mengikat kuat
dan keras satu sama lain tidak
terbentuk lempeng. Endapan
mudah untuk didispersikan
kembali dalam bentuk suspensi
aslinya.
5. Suspensi menjadi keruh karena
pengemasannya yang optimal
dan supernatannya jernih. Hal
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 9/32
karena tersuspensi untuk
waktu yang lama
supernatannya juga keruh
bahkan ketika pengendapan
terjadi.
ini dapat dikurangi jika volume
endapan dibuat besar, idealnya
volume endapan harus meliputi
volume suspensi.
II. 8. Cara formulasi suspensi ( Ansel,1989 : 362)
Formulasi suspense yang mempunyai stabilitas fisika yang optimal tergantung
pada partikel dalam suspensi, apakah menjadi flokulasi atau deflokulasi. Salah
satu yang biasa digunakan adalah pembawa yang berstruktur untuk menjaga
deflokulasi partikel dalam suspense.Yang kedua bergantung pada flokulasi
terkontrol yang berarti mencegah pembentukan cake, yang ketiga kombinasi dari
dua metode sebelumnya.Hasilnya adalah produk dengan stabilitas yang optimum.
II. 9. Komposisi Suspensi (Lachman,2008)
1.
Sistem suspensi
a. Pembasah : surfaktan non ionic, propilenglikol, tween
b.
Pendispersi/deflokulasi : lecithin
c. Bahan pengflokulasi : untuk flok yang mudah pecah dan
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 10/32
terdispersi kembali. misalnya, garam-garam
kalsium (NaCl/KCl), aluminium sulfat, sitrat
dan fosfat
d. Bahan pengental : derivat selulosa (Na. CMC, HPMC)
2. Pembawa suspensi
a. Buffer/pengontrol pH : NH4
Cl
b. Bahan osmotik dan penstabil : untuk mempertahankan osmotik
agar sama di dalam sel dan luar sel.
Misalnya, destrose, manitol, sorbitol,
NaCl (bahan osmotik), dinatrium
edefet (penstabil).
c.
Pewarna : tatrazine
d. Pengaroma : orange oil
e.
Pengawet : metil paraben, propil paraben, asam
benzoate, benzyl lakohol, fenil etanol,
garam ammonium guartena.
f. Cairan pembawa : air.
II. 10. Mekanisme pembasah
Gambar 2 : Mekanisme pembasahan
Tahap pertama dalam pembasahan suatu serbuk adalah
pembasahan adhesional dimana permukaan padat berhubungan
dengan permukaan cairan. Tahap ini ekiuvalen dengan perubahan
tahap A ke tahap B dalam gambar. Paertikel ini kemudia di tekan ke
bawah permukaan cairan ketika pembasahan pencelupan terjadi (B ke
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 11/32
C) selama tahap ini trebentuk antar muka padat-cair dan antar muka
padat-udara hilang.Akhirnya cairan menyebar ke seluruh permukaan
zat padat apabila pembasahan penyebaran terjadi. Kerja pembahasan
penyebaran sama dengan kerja untuk membentuk antar muka padat-
cair dan cair-gas di kurangi hilangnya antar muka padat-gas
(RPS18th, 2000).
II. 11. Sudut kontak
Gambar 3 : Sudut kontak
Sudut kontak adalah sudut yang meliputi cairan pada titik dimana tetesan dan
zat padat bertemu.Makin kecil sudut kontak, makin mudah zat padat/partikel di
basahi, sebaliknya makin besar sudut kontak, makin sulit zat padat/ partikel di
basahi (Lachman,2008).
0o : terbashi sempurna, mudah terbasahi
90o : sebagian terbasahi
< 90o : sebagain besar terbasahi
>90o : sebagian kecil terbasahi
180o : tidak terbasahi.
II. 12. Lapisan Listrik Ganda (RPS18th, 2000)
Gambar 4 : Lapisan listrik ganda
Lapisan listrik ganda adalah lapisan yang menghalangi berikatannya
partikel padat dengan pembawanya.
a-a’ : adanya daya tarik menarik kation (+) dan anion (-), merupakan
daerah ikatan kuat dimana lapisan listrik yang terjadi dan
jumlah besar.
b-b’ : merupakan daerah terikat lemah dimana jumlah antara kation
(+) dan anion (-) tidak seimbang, maka ditambahakn anion
agar sma jumlahnya.
c-c’ : daerah netral dimana jumlah kation (+) dan anion (-) sama
besar
d-d’ : dan saling berikatan, berpasangan satu sama lain dan saling
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 12/32
tarik-menarik.
- Jika daerah netral meningkat, maka partikel yang terflokulasi
makin besar
- Jika gaya tarik-menarik meningkat, maka daerah netral makin
besar, potensial zeta menurun dan membentuk flok
- Jika gaya tarik-menarik meningkat, maka daerah netral menurun,
potensial zeta meningkat dan membentuk deflok.
II. 13. Evaluasi suspensi (RPS18th, 2000)
1.
Volume sedimentasi adalah perbandingan antara volume
sedimenatsi akhir (Vu) terhadap volume mula-mula suspensi (Vo)
sebelum mengendap
2. Derajat flokulasi adalah pembandingan antara volume sedimen
akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume sedimen akhir
suspensi deflokulasi (Voc)
3. Metode reologi
Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redisperstabilitas,
membantu menentukan perilaku pengendapan, mengatur pembawa
dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan.
4. Perubahan ukuran partikel
Digunakan cara freeze-thow cycling, yaitu temperature diturunkan
sampai titik beku,lalu dinaikkan sampai mencair kembali. dengan
cara ini dapat dilihat pertumbuhan Kristal, yang pada pokoknya
menjaga agar tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat
Kristal.
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 13/32
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III. 1. Formula 1
III. 1. 1. Formula Asli
R/ Suspensi Trisulfa
III. 1. 2. Rancangan Formula
Tiap 15 ml suspensi :
Sulfadiazin 167 mg
Sulfamerazin 167 mg
Sulfadimidin 167 mg
HPMC 0,5%
AlCl3 0,5%
Na.Sakarin 0,045%
Metil Paraben 0,001%
Aquadest ad 15 ml
III. 1. 3. Master Formula
Nama Produk : ETASULFA® SUSPENSI
Jumlah Produk : 1 botol @100 ml
Tanggal Produksi : November 2013
No. Registrasi : DKL 1300300333 A1
No. Batch : J100302
PT. Farma-
one
ETASULFA® SUSPENSI
Tanggal
Formulasi
Tanggal
ProduksiDibuat oleh Disetujui oleh
November
2013November 2013 Kelompok I Asisten
Kode Bahan Nama Bahan Fungsi Bahan Per dosis Per batch
SZ – 001
SM – 002
SD – 003
HP – 004
AC – 005
NS – 006
Sulfadiazin
Sulfamerazin
Sulfadimidin
HPMC
AlCl3
Na.Sakarin
Zat aktif
Zat aktif
Zat aktif
Agen
pensuspensi
Pemflok
167 mg
167 mg
167 mg
0,5%
0,5%
0,045%
2204 mg
2204 mg
2204 mg
990 mg
990 mg
0,0198 mg
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 14/32
MP – 007
CE –009
AQ – 010
Metil paraben
Coklat Essens
Aquadest
Pemanis
Pengawet
Pengaroma
Pembawa
0,1%
0,001
ad 15 ml
198 mg
89 mg
ad 180 ml
III. 1. 4. Alasan Pembuatan Sediaan (Anonim,2009)
Kombinasi dari sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfadimidin dibuat
sediaan suspensi karena kelarutannya yang sukar larut dalam air,
namun masih dikehendaki penggunaannya dalam bentuk cair yakni
dibuat suspensi.
III. 1. 5. Alasan Penambahan Bahan
1. Trisulfa
Trisulfa adalah kombinasi dari tiga sulfonamida biasanya
sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfadimidin dalam perbandingan yang
sama. Karena dosis setiap obat hanya sepertga dari dosis biasanya dan
daya larutnya masing-masing tidak saling dipengaruhi, maka bahaya
kristaluria sangat diperkecil. Pemberian bikarbonat tidak diperlukan
lagi, cukup dengan minum lebih dari 1,5 liter air sehari selama
pengobatan (OOP:139)
a.
Sulfadiazin mudah diserap dari saluran pencernaan, konsentrasi
dalam puncak yang mencapai 3 – 6 jam setelah dosis tunggal
hingga 40% dari sulfadiazin dalam darah sebagai derivat,
karena itu kelarutannya rendah dan derivat asetilnya terdapat
dalam urin , kristal urin lebih banyak ditemui setelah
penggunaan sulfadiazin daripada sulfamethaxazol (Martindale :
336)
b.
Sulfamerazin adalah sulfonamida kerja pendek atau singkat
yang komponennya mirip sulfamethaxazol. Baiasanya diberikan
bersama sulfonamida lain atau trimetoprim. Sulfamerazin
adalah derivat metil sulfonamida dengan khasiat sama. Efek
sampingnya lebih sering terjadi begitu pula bahaya kristaluria
lebih besar dan sering dilaporkan kasusu perusakan ginjal. Pada
penggunaan sulfamerazin digunakan 4 dd 1 g. Namun lebih
sering digunakan dengan kombinasi bersama sulfadiazin dengan
dosis yang sama antara ketiganya yaitu 167 mg (Martindale :
339)
c. Sulfadimidin adalah sulfonamida kerja pendek yang
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 15/32
komponennya mirip sulfamethaxazol. Diserap baik pada saluran
intertisinal dan sekitar 80-90% terikat pada protein plasma.
Sulfadimidin telah diberikan bersama sulfonamida secara
partikular dengan sulfadiazin dan sulfamerazin (Martindale
:338)
2.
HPMC
HPMC atau propilenglikol eter dari metil selulosa merupakan
serbuk putih sampai kekuningan secara kimia inerzt, tidak bereaksi
dengan bahan obat, viskositas larutan rendah. HPMC merupakan
polimer alam yang telah dimodifikasi sebagai bahan eksipien di
dalam sediaan topikal maupun oral.
Dibandingkan dengan metil selulosa, HPMC menghasilkan cairan
jernih. HPMC juga digunakan sebagai zat pengemulsi, agen
pensuspensi dan agen penstabil di dalam sediaan oral, topikal dan
gel. Umumnya digunakan pada konsentrasi 0,3% - 1% pada
penggunaan formulasi larutan (Skripsi Evaluasi pengaruh gelling
agent terhadap stabilitas fisik atau propil difusi sediaan gel minyak
biji jintan hitam : 2010) (Martindale : 2007).
3.
AlCl3
AlCl3 digunakan sebagai pemflok pada sediaan ini karena zat aktif
bermuatan negatif (golongan sulfonamida) maka digunakan zat
pemflokulasi yang bermuatan positif yaitu AlCl3 lalu minum
trichlorida ( RPS : 319 )
Merupakan suatu elektrolik yang digunakan sebagai pemflokulasi
secara luas, elektrolik ini bekerja mengurangi gaya listrik tolak
menolak antara partikel membentuk flok bebas yang menjaga
karasteristik dari suspensi.
4.
Na. Sakarin
Sakarin merupakan pemanis buatan yang biasanya terdapat dalam
bentuk garamnya yaitu berupa garam natrium sakarin atau kalsium
sakarin. Sakarin digunakan sebagai pemanis dalam sediaan ini
karena mempunyai sifat yang stabil dan nilai kalorinya rendah.
Na. Sakarin adalah agent pemanis intens digunakan pada produk
minuman, sediaan tablet salut dan formulasi farmasetika seperti
tablet, serbuk gel, suspensi, larutan dan mouth wash juga digunakan
dalam komponen vitamin (Excipient : 608)
5. Metil Paraben
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 16/32
Metil paraben digunakan sebagai pangawet dengan konsentrasi 0,05
– 0,25% (RPS :1172)
Metil paraben menunjukkan aktivitas antimikroba pada range luas
sampai 9,8 (Excipient : 442)
6.
Aquadest
Digunakan sebagai pelarut, pembawa dalam bentuk obat dan
sediaan farmasi (Excipient : 338)
Air adalah cairan fisiologi dalam tubuh, merupakan pembawa pada
kebanyakan larutan obat (Parrot : 170).
III. 1. 6. Uraian Bahan
1.
Sulfadiazin (FI Edisi III Hal 579)
Nama Resmi : SULFADIAZINUM
Pemerian : Serbuk putih, putih kekuningan atau putih merah
jambu, hampir tidak berbau dan tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut
dalam etanol (95)% dan dalam aseton P, mudah
larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan
alkali hidroksida
RM/BM : C10H10N4O2S /250,27
Incompabilitas : -
Khasiat : Antibakteri
Dosis Max : 2 g – 8 g
Dosis Min : 1 g – 6 gram
2. Sulfamerazin (FI Edisi III Hal 584)
Nama Resmi : SULFAMERAZINUM
Pemerian : Serbuk atau hablur putih agak kekuningan, tidak
berbau atau hampir tidak berbau, rasa agak pahit,
mantap di udara kalau kena cahaya langsung
lambat laun warna menjadi tua.
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, dalam kloroform
dan dalam eter, sukar larut dalam etanol (90%)
agak sukar larut dalam aseton P, mudah larut
dalam asam mineralencer dan larutan alkali
hidroksida.
RM/BM : C11H12N4O2S /264,31
Inkompabilias : -
Khasiat : Antibakteri
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 17/32
3. Sulfadimidin (FI Edisi III Hal 580)
Nama Resmi : SULFADIMIDINUM
Pemerian : Hablur atau serbuk putih, putih kuning gading,
tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa agak
pahit.
Kelarutan : sukar larut dalam air, dalam 120 bagian etanol oil
(95%), praktis tidak larut dalam eter, larut dalam
aseton, dalam minyak mineral dalam larutan
alkali hidroksida dan dalam larutan alkali
karbonat
RM/BM : C12H14N4O4S/310,30
Inkompabilitas : -
Kegunaan : Antibakteri
4. HPMC (Martindale : 2007)
Nama Resmi : HYDROXYPROPILMETHYL CELLULOSA
Pemerian : Serbuk putih atau hablur putih
Kelarutan : Kelarutan Hydroxyethylmethyl selulosa praktis
tidak larut dalam air panas (di atas 608C), aseton,
etanol (95%), eter, dan toluena. Larut dalam air
dingin untuk membentuk larutan koloid.
Inkompabilitas : -
Keamanan : Hydroxyethylmethyl selulosa digunakan sebagai
eksipien dalam berbagai lisan dan sediaan farmasi
topikal, dan umumnya dianggap sebagai bahan
dasarnya tidak beracun dan nonirritant.
Kegunaan : Coating agent, pensuspensi, pengikat tablet, agen
penebalan, agen peningkat viskositas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya.
5. AlCl3 ( RPS : 319 )
Nama Resmi : ALUMINIUM CHLORIDA
Pemerian : Putih atau putih kekuningan, serbuk kristal, rasa
manis, rasa astrigen, larutan yang asam pada
lakmus
Kelarutan : 1 gram dalam 0,9ml atai 1 ml alkohol, larut dalam
gliserin
Khasiat : Pemflok
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 18/32
6. Na. Sakarin ( Excipients :608)
Nama Resmi : SACCHARINUM NATRIUM
Pemerian : Serbuk hablur tidak berbau, putih atau agak
aromatis, sangat manis.
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air dan dalam 50 bagian
etanol (91%). Mudah dilarutkan oleh solusi
amonia encer , alkalisolusi hidroksida , atau solusi
alkali karbonat (dengan evolusi karbon dioksida)
Stabilitas : Stabil di bawah kisaran normal kondisi
dipekerjakandalam formulasi . Dalam bentuk
curah itu menunjukkan tidak
terdeteksidekomposisi dan hanya jika terkena
suhu tinggi(125oC) pada pH rendah (pH 2) selama
lebih dari 1 jam tidak signifikandekomposisi
terjadi . Produk dekomposisi yang terbentuk
adalah(amonium - o - sulfo) asam benzoat , yang
tidak manis . (4)stabilitas berair sakarin sangat
baik .Sakarin harus disimpan dalam wadah
tertutup baik di tempat yang tempat kering.
Inkompabilitas : Dapat bereaksi dengan molekul besar , sehingga
endapanyang terbentuk, memiliki kontroversi
yang cukup tentang keselamatansakarin , yang
telah menyebabkan studi ekstensif sejak
pertengahan 1970-an .
Konsentrasi : 0.075–0.6 %
Kegunaan : Pemanis
7.
Metil Paraben (FI ed. III, 378)
Nama Resmi : METHYLIS PARABEN
Nama Lain : Nipagin
Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau,
tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar
diikuti rasa tebal.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air
mendidih, ian etanol (95%) dan alam 3 bagian
aseton, mudah larut dalam eter dan dalam larutan
alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol
panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati
panas, jika diinginkan larutan tetap jernih.
Inkompabilitas : Aktivitas antimikroba Methylparaben dan
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 19/32
paraben lainnya adalahsangat berkurang dengan
adanya surfaktan nonionik, sepertisebagai
polisorbat 80, sebagai akibat dari micellization.
Namun, propilenglikol telah ditunjukkan untuk
mempotensiasiaktivitas antimikroba dari paraben
di hadapan nonioniksurfaktan dan mencegah
interaksi antara methylparaben dan polisorbat
80.Tidak kompatibel dengan bahan lain, seperti
bentonit, magnesium trisilikat, bedak, tragacanth,
natrium alginat, minyak esensial, sorbitol, dan
atropin, telah dilaporkan. itujuga bereaksi dengan
berbagai gula dan gula alkohol terkait.Penyerapan
methylparaben dengan plastik juga telah
dilaporkan ;jumlah yang diserap tergantung pada
jenis plastik dankendaraan. Telah menyatakan
bahwa low-density dan high-densitybotol
polyethylene tidak menyerap
methylparaben.Methylparaben berubah warna
dengan adanya besi dantunduk pada hidrolisis
oleh basa lemah dan asam kuat .
Keamanan : Methylparaben dan paraben lainnya secara luas
digunakan sebagai antimikrobapengawet dalam
kosmetik dan farmasi oral dan
topikalformulasi.Meskipun paraben juga telah
digunakan sebagai pengawetdalam suntikan dan
persiapan mata, mereka sekarangumumnya
dianggap tidak cocok untuk jenis formulasi karena
potensi iritasi dari paraben.inipengalaman
mungkin tergantung pada respon kebal terhadap
enzimatismetabolit yang terbentuk dari paraben di
kulit.Parabens adalah nonmutagenic,
nonteratogenic, dan Nonkarsinogenik.Sensitisasi
terhadap paraben jarang terjadi, dan senyawa ini
dilakukantidak menunjukkan tingkat signifikan
sensitisasi photocontact atauphototoxicity.Reaksi
hipersensitivitas terhadap paraben, umumnya
tertundajenis dan muncul sebagai dermatitis
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 20/32
kontak, telah dilaporkan.Namun, mengingat
meluasnya penggunaan paraben sebagai
pengawet,reaksi seperti itu relatif jarang,
klasifikasi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan, Zat pengawet antimikroba
8.
Aquadest (FI Edisi III hal 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air Suling
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak mempunyai rasa
Kegunaan : Pembawa
III. 1. 7. Perhitungan Dosis
1. Sulfadiazin : - DL: 1 g – 6 g
- DM: 2 g – 8 g
2.
Sulfamerazin : DL: 1 g – 6 g
3. Sulfadimidin : DL: 1 g – 6 g
III.
1. 8. Perhitungan bahan
Untuk 180 ml dilebihkan 10%= 198 ml
1.
Sulfadiazin x 167 mg = 2,204 gram
2. Sulfamerazin x 167 mg = 2,204 gram
3. Sulfadimidin x 167 mg = 2,204 gram
4. HPMC x 198 ml = 1,1 gram
5. AlCl3 x 198 ml = 110 mg
6.
Na.Sakarin x 198 ml = 0,0891 gram
7.
Metil Paraben x 198 ml = 0,198 gram
8.
Coklat essens x 198 ml = 0,0198 gram
9.
Aquadest 180 ml
III.
1. 9. Aturan Pakai
Dewasa : Setiap 6 jam 1 cth
III.
1. 10. Cara Kerja Formula
1. Disiapkan alat dan bahan
2.
Dikalibrasi botol 180 ml
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 21/32
3. Ditimbang bahan satu per satu berdasarkan perhitungan bahan
4. Sulfadiazin, Sulfamerazin, Sulfadimidin digerus sampai homogen
(campuran I)
5.
Na. Sakarin dan AlCl3 dilarutkan dalam air (campuran II)
6. Dimasukkan campuran I ke dalam botol, kemudian masukkan
campuran II
7. HPMC dilarutkan dalam air dan masukkan dalam botol
8.
Masukkan metil paraben ke dalam botol dan tambahkan aquadest
samapai batas kalibrasi
9.
Beri etiket dan masukkan dalam kemasan.
III. 2. Formula 2
III.2.1 FORMULA ASLI
R/ Suspensi obat cacing
III.2.2 RANCANGAN FORMULA
Tiap 5 ml suspensi mengandung:
Pyrantel Pamoat 125 mg
HPMC 0,5%
Propilenglikol 15%
Metil Paraben 0,1%
Na. Sakarin 0,045%
Ol. Citri 0,01%
Tartrazine 0,001%
Aquadest ad 5 ml
III.2.3 MASTER FORMULA
Nama Produk : Combi-one®
Jumlah Produksi : 1 botol @10 ml
No. Registrasi : DKL 1301010933 A1
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 22/32
No. Batch : D110403
PT. Farma-
One
Makassar-
Indonesia
Dibuat Oleh: Disetujui Oleh:
Kelompok I Wahdaniah
Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Perdosis Perbatch
PP - 001 Pyrantel Pamoat Antelmintik 125 mg 275 mg
HP – 002 Hydroxy Propil
Methyl Cellulosa
Pembawa
berstruktur
0,5% 0,055 g
PG – 003 Propylenglikol Pembasah 15% 1,65 g
MP – 004 Methyl Paraben Pengawet 0,1% 0,011 g
NS – 005 Natrium
Sacharine
Pemanis 0,04% 0,00495 g
TZ – 006 Tartrazin Pewarna 0,001% 0,0005 g
OC – 007 Oleum Citri Pengaroma 0,001% 0,0005 g
AQ – 008 Aquadest Pelarut 100% 1l ml
III.2.4 Alasan Penambahan Bahan
1. Pyrantel Pamoat (OOP:204)
a. Sebagai zat aktif.
b. Sangat efektif sebagai antelmintik khususnya ascari – askariasis.
c. Dapat diberikan sebagai dosis tunggal sehingga lebih praktis dan lebih
disukai.
d. Tidak bermuatan.
e.
Dapat dijadikan sebagai pilihan pertama ketika terinfeksi cacing.
2. HPMC (Martindale : 2007).
a.
Merupakan pembawa berstruktur.
b. Tidak bermuatan (nonionik).
c.
HPMC bekerja dengan baik pada kisaran pH 3-11
d. Konsentrasi sebagai pengental 0,3 – 1%.
e. Menjaga partikel deflokulasi
3. Metil Paraben
a. Metil paraben digunakan sebagai pengawet dalam kosmetik, makanan
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 23/32
dan sediaan farmasi.
b.
Konsentrasi dalam suspensi sebagai pengawet yaitu 0,05 – 0,25%.
c. Metil paraben menunjukkan aktifitas anti bakteri pada rentan pH 4 – 8
(Spektrum luas).
d. Metil Paraben menurun dengan adanya nonionik surfaktan, seperti
polisorbat 80, inkompabilitas berionik, magnesium, tragakan, sorbitol,
minyak essensial, juga bereaksi dengan gula dan berbagai gula alkohol.
(exp, 448).
e. Tidak toksik, tidak mensensitasi, larut dengan memadai, dan bercampur
dengan komponen – komponen formulasi dan dapat diterima, dapat
dilihat dari basa dan bau pada konsentrasi 0,05 – 0,25%. (Rps 18 th:
1172).
4. Na. Sakarin
a. Na. sakarin adalah pemanis buatan yang dapat digunakan sebagai
pemanis dalam makanan, minuman, dan sediaan farmasi.
b. Rasa manis sakarin 300 kali lipat rasa manis pada gula.
c.
Konsentrasi Na. sakarin sebagai pemanis dalam suspensi 0,04% (
Excipients :608)
5.
Oleum Citri ( Excipients :408)
a. Sebagai pewarna dengan konsentrasi dalam sediaan oral 0,2 – 1%
b.
Pilihan yang cocok dengan pewarna.
6. Tartrazin
a. Konsentrasi pewarna dalam sediaan cairan biasanya berada dalam range
0,0005 – 0,001% (Rps 1289).
b. Sebagai pewarna kuning setara dengan oleum citri dalam sediaan obat.
c.
Digunakan sebagai pewarna dalam makanan, minuman, dan sediaan
farmasi.
7. Propilenglikol
a. Konsentrasi propilenglikol adalah 15%.
b.
Ditambahkan sebagai pembasah dalam suspensi untuk membantu
kelarutan zat aktif yaitu pirantel pamoat.
c.
Untuk ditambahkan/ digunakan dalam formulasi dan sifat materialnya
relative tidak toksik.
d. Secara kimia propilenglikol stabil ketika bercampur dengan air. (Exp. 592
– 593).
8. Aquadest ( Excipients :6)
a. Digunakan sebagai pelarut/ pembawa dalam pembuatan obat dan sediaan
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 24/32
obat.
b. Air adalah cairan fisiologis dalam tubuh manusia maka tidak
mengherankan jika digunakan sebagai pembawa dalam larutan obat.
III.2.5 Uraian Bahan
1. PYRANTEL PAMOAT ( FI ed. IV,1995 : 719)
Nama Resmi : PYRANTEL PAMOAT
Nama Lain : Pirantel Pamoat
RM/ BM : C11H14S. C23H6O6 / 594,58
Pemerian : Padatan kuning, hingga coklat
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam
methanol, larut dalam dimetil sulfoksida, sukar
larut dalam dimetil termomida.
penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
kegunaan : Antelmintik
2.
HPMC (Martindale : 2007)
Nama Resmi : HYDROXY PROPYL METHYL
CELLULOSA
Nama Lain : HPMC
Pemerian : Bentuk granul, putih, ringan
Kelarutan : Larut dalam air, tidak larut dalam minyak
penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
kegunaan : Pembawa berstruktur
Saran Pemakaian
:
1 – 2 %
Konsentrasi : 0,3 – 1 %
3. PROPILENGLIKOL ( FI ed. III,1979 : 534)
Nama Resmi : PROPYLENGLYCOLUM
Nama Lain : Propilenglikol
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, rasa agak manis higroskopik
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol
95% dan dengan kloroform p, larut dalam 6
bagian air, tidak dapat bercampur dengan
eter, minyak tanah dan minyak lemak
penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
kegunaan : Sebagai pembasah
4. NA. SAKARIN ( Excipients :608)
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 25/32
Nama Resmi : SACHARINUM NATRIUM
Nama Lain : Natrium Sakarin
Pemerian : Serbuk hablur, putih tidak berbau atau agak
aromatik, sangat manis.
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air dan dalam 30
bagian etanol
penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
kegunaan : Pemanis
5.
OLEUM CITRI ( FI ed. III,1979 : 455)
Nama Resmi : OLEUM CITRI
Nama Lain : Minyak Jeruk
Pemerian : Cairan kuning pucat atau kuning kehijauan,
bau khas, rasa pedas agak pahit
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol 95% p
penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
kegunaan : Sebagai pengaroma
6. METIL PARABEN ( FI ed. III,1979 : 379)
Nama Resmi : METIL PARABEN
Nama Lain : Metil Paraben, Nipagin
Pemerian : Serbuk hablur putih, halus, tidak beraroma,
hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa
kemudian agak membakar dilidah, rasa tebal
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian
air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol dan
dalam 3 bagian aseton p, mudah larut dalam
eter p, dan dalam larutan alkali hidroksida,
larut dalam 60 bagian gliserol p
penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
kegunaan : Pengawet
7.
TARTRAZINE (Martindale,2007 : 569)
Nama Resmi : TARTRAZINE
Nama Lain : Tartrazin
Pemerian : Serbuk kuning jingga
Kelarutan : 1 gram dalam 6 ml air, memberikan larutan
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 26/32
kuning emas agak larut dalam etanol, tidak
larut dalam minyak nabati, tidak
depengaruhi oleh asam atau basa dalam
larutan netral
penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
kegunaan : Pewarna
8. AQUADEST ( FI ed. III,1979 : 96)
Nama Resmi : AQUADEST
Nama Lain : Air Suling
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
kegunaan : Pelarut
III.2.6 Perhitungan Bahan Dibuat 10 ml suspensi
Dilebihkan 10% : x 10 = 11 ml
1.
Pirantel Pamoat : x 11 ml = 275 mg
2.
HPMC : x 11 ml = 0,053 gram
3.
Propilenglikol : x 11 ml = 1,65 gram
4.
Na. Sakarin : x 11 ml = 0,00495 gram
5.
Metil Paraben : x 11 ml = 0,011 gram
6. Oleum Citri : x 11 ml = 0,0005 gram
7. Tartrazin : x 11 ml = 0,0005 gram
8. Aquadest ad 10 ml
III.2.7 Perhitungan Dosis
Berdasarkan MIMS dan ISO
Anak 2 - 6 tahun = 125 mg – 250 mg, maka
Anak 2 - 4 tahun = 125 mg/ 5 ml suspensi
Anak 4 - 6 tahun = 250 mg/ 5 ml suspensi
3 tahun = 14, 97 kg
7 tahun = 22,68 kg
10 tahun = 29,94 kg
12 tahun = 35,52 kg
14 tahun = 45,36 kg
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 27/32
16 tahun = 54, 43 kg
Perhitungan dosis berdasarkan berat badan, dosis pyrantel pamoat
10 mg/kg BB. Berat badan anak 1-5 tahun (7,85 – 14,3 kg), 6-10
tahun (16-24,3 kg), 11-15 tahun (27,6 – 42,9 kg).
DL = 10 mg/kg BB
1 cth = 5 ml
1 cth = x 275 mg = 125 mg
Untuk anak 1-5 tahun = x 1 cth
= x 1 cth
= 0,6908 cth – 1,2584 cth
Untuk anak 6-10 tahun = x 1 cth
= x 1 cth
= 1,408 cth – 2,1384 cth
Untuk anak 11-15 tahun = x 1 cth
= x 1 cth
= 2,4332 cth – 3,772 cth
III.2.8 Cara kerja
1.
Alat dan bahan disiapkan
2. Botol dikalibrasi .
3.
Pyrantel pamoat dibasahkan dengan propilenglikol dan
ditambahkan air (campuran I).
4. Metil paraben dilarutkan dalam air panas (campuran II).
5. HPMC ditambahkan hingga mengembang (Campuran III).
6. Natrium sakarin dimasukkan dalam campuran I, II, dan III.
7. Masukkan kedalam wadah.
8. Volumenya dicukupkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan
Berdasarkan percobaan diperoleh hasil sebagai berikut:
Suspensi Pengocokan ringan Purability Keterangan
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 28/32
Suspensi Trisulfa
180 ml
Terdispersi
kembali
Baik Memenuhi syarat
Suspensi Pirantel
pamoat 100ml
Terdispersi
kembali
Baik Memenuhi Syarat
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Pembahasan Formula 1
Pada percobaan ini dibuat dua sediaan suspensi yaitu suspensi
Trisulfa dan suspensi pirantel pamoat. Pada suspensi trisulfa yang
merupakan kombinasi dari sulfadiazine, sulfamerazin dan sulfadimidin
dalam perbandingan dosis yang sama. Dibuat trisulfa dengan
pertimbangan bahaya kristaluria dari dosis sulfadiazine saat diberikan
sendiri dapat diperkecil. Pemberian bikarbonat untuk mengurangi efek
kristaluria dari sulfadiazine tidak diperlukan lagi, cukup dengan
minum lebih dari 1,5 liter air sehari selama pengobatan.
Berdasarkan literatur untuk sulfadiazine, sulfamerazin dan
sulfadimidin ini mempunyai sudut kontak kurang dari 90o yaitu 71o,
61o dan 48o sehingga tidak memerlukan pembasah untuk menurunkan
sudut kontak. Pembuatan suspensi sulfadiazine dibuat 180 ml
dilakukan dengan mencampurkan zat aktif terlebih dahulu hingga
homogen sebagai campuran 1. Kemudian natrium sakarin dan AlCl3
dilarutkan dalam air (campuran ke 2). Lalu dimasukkan campuran
pertama dan kedua dalam botol dan dimasukkan HPMC yang telah
dilarutkan dalam air. Ditambahkan metil paraben dan aquadest.
Suspensi yang dihasilkan merupakan suspensi yang baik dan
dilakukan uji organoleptik, partikel-partikel tersebar secara merata,
dan dengan pengocokan yang rendah endapan yang terbentuk, mudah
untuk terdispersi kembali.
Namun kendala yang dihadapi dalam praktikum pembuatan
suspensi sulfadiazin ini adalah suspensi yang dihasilkan viskositasnya
rendah, hal ini kemungkinan diakibatkan oleh konsentrasi HPMC-nya
yang rendah dan saat pembuatan mucilagonya kurang bagus.
IV.2.1 Pembahasan Formula 2
Pada pembuatan suspensi pirantel pamoat dimana kelarutan
dari zat aktif yaitu pirantel pamoat yang praktis tidak larut dalam air
sehingga dibuat sediaan suspensi.Pirantel pamoat memiliki sudut
kontak lebih dari 90o sehingga harus digunakan pembasah untuk
menurunkan sudut kontak, dalam formula ini pembasah yang
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 29/32
digunakan adalah propilenglikol. Pembuatan suspensi pirantel pamoat
dibuat dengan membasahi terlebih dahulu dengan propilenglikol lalu
ditambahkan AlCl3. Ditambahkan lagi musilago HPMC dan
selanjutnya metil paraben, natrium sakarin dan pengaroma olleum
citri, kemudian dimasukkan kedalam botol dan ditambahkan aquadest
hingga volume 10 ml.
Berdasarkan uji organoleptik didapatkan bahwa suspensi yang
dihasilkan merupakan suspensi yang cukup baik. Namun kendala
ditemui yang sama yang ditemui pada vormula suspensi trisulfa yaitu
supensi yang dihasilkkan memiliki viskositas yang rendah, yang
mungkin diakibatkan karena pembuatan mucilago HPMCnya yang
kurang baik dan konsentrasi HPMC yang digunakan rendah.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari praktek di atas dapat di simpulkan bahwa:
Suspensi Pengocokan ringan Purability Keterangan
Suspensi Trisulfa
180 ml
Terdispersi
kembali
Baik Memenuhi syarat
Suspensi Pirantel
pamoat 10ml
Terdispersi
kembali
Baik Memenuhi Syarat
V.2. Saran
Alat dan bahan dalam praktikum harus disiapkan dengan baik agar proses
praktikum dapat berlangsung dengan lancar.
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 30/32
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009. Farmakologi dan Terapi Edisi V. Depertemen
Farmakologi dan Teraupetik Fakultas Kedokterran
Universitas Indonesia :Jakarta
Ansel,H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.
Diterjemahkan oleh Farida Ibrahim. US press : Jakarta
Dirjen, Pom. 1979 . Farmakope Indonesia edisi III. Departemen
Kesehatan Republik Indosnesia : Jakarta
Dirjen, Pom . 1975. Farmakope Indonesia Edisi IV . Departemen
Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
Lachman, dkk . 2008. Teori Dan Praktek Farmasi Industri Edisi III ,
Universitas Indonesia : Jakarta
Martinn . 1971. Dispensing of medication ,solvent edition , mack
publishing company
Parrot . EL. 1979. Pharmaceutical Techknology, Universitas Of Lowa ,
Hana
R.gerard , alfonso. 1990. Remington Pharmaceutical Science, 18 th edition.
Mack Publishing company. Easton, Peanyslavania
Scoville’s . 1957 . The Art Of Compounding, Ninth Edition, USA
Martin, A, et al. 1983. Phycicial Pharmacy. Lea febiges Philadelphia
LAMPIRAN
Etiket dan brosur
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 31/32
Kemasan Sirup Cacing
Suspensi Trisulfa
7/17/2019 suspensi applap
http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 32/32
Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda
Langganan: Entri (Atom)
Diposkan oleh Micc Cheriah Cinnamomum di 16.59
Tidak ada komentar:
Etike dan brosur
Kemasan suspensi Trisulfa
Rekomendasikan ini di Google
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.