suspensi applap

32
Setitik HaTi BerKunCup Selasa, 18 Februari 2014 Laporan suspensi LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR DAN SEMIPADAT SUSPENSI  OLEH : KELOMPOK I Annette theresia Meyke M.thalib Djayana Paifti Herin Onan Crhistiani M.O. Sinour Pratiwi Rosalia Maliki Herlina Heni S. Albertus Waode Suci Rahmawati Khatimatul Khairiah Wiwit Zurianti Uno Markus Molan purap Yuliana Phsyoksa Putri  SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR 2014 2014 (16) Agustus (1) Juli (14) Februari (1) Laporan suspensi 2013 (5) 2012 (3)  Arsip Blog Micc Cheriah Cinnamomum Ikuti 24  Ceria,Imut, ramah Lihat profil lengkapku Mengenai Saya 0  Lainnya Blog Berikut»  [email protected] Dasbor  Keluar 

Upload: anggafitriyantoro

Post on 07-Jan-2016

417 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

suspensi

TRANSCRIPT

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 1/32

Setitik HaTi BerKunCup

Selasa, 18 Februari 2014

Laporan suspensi

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR DAN SEMIPADAT

SUSPENSI

OLEH :

KELOMPOK I

Annette theresia Meyke M.thalib

Djayana Paifti Herin Onan

Crhistiani M.O. Sinour Pratiwi Rosalia Maliki

Herlina Heni S. Albertus Waode Suci Rahmawati

Khatimatul Khairiah Wiwit Zurianti Uno

Markus Molan purap Yuliana Phsyoksa Putri

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR

2014

2014 (16)

Agustus (1)

Juli (14)

Februari (1)

Laporan suspensi

2013 (5)

2012 (3)

Arsip Blog

Micc

Cheriah

CinnamomumIkuti 24

Ceria,Imut,

ramah

Lihat profil

lengkapku

MengenaiSaya

0 Lainnya Blog Berikut» [email protected] Dasbor Keluar

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 2/32

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Dalam bidang industri farmasi, perkembangan tekhnologi farmasi

sangat berperan aktif dalam peningkatan kualitas produksi obat-obatan. Hal

ini banyak ditunjukan dengan banyaknya sediaan obat-obatan yang

disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan

penigkatan kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa

harus mengurangi atau mengganggu dari efek farmakologis zat aktif obat.

Sekarang ini banyak bentuk sediaan obat yang kita jumpai dipasaran

salah satunya adalah suspensi.Suspensi adalah sistem terdispersi dimana

bahan obat yang tidak larut terdispersi dalam cairan pembawa. Dan sebagai

pembawa dari suspensi yaitu berupa air dan minyak. Alasan bahan obat

diformulasikan dalam bentuk sediaan suspensi yaitu bahan obat mempunyai

kelarutan yang kecil atau tidak larut dalam air, tetapi diperlukan dalam

bentuk sediaan cair, mudah diberikan kepada pasien yang mengalami

kesulitan untuk menelan, diberikan pada anak-anak, untuk menutupi rasa

pahit atau aroma yang tidak enak pada bahan obat (RPS 18th :1539)

Sehingga dalam dunia farmasi seharusnya mengetahui formulasi obat

yang baik dan benar sehingga sediaan obat yang baik dapat dipilih.Dengan

keahliannya farmasis mudah memformulasi bentuk sediaan obat.Oleh karena

itu, pada percobaan ini dilakukan formulasi dalam sediaan suspensi.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara pembuatan suspensi yang baik

dan benar.

I.2.2 Tujuan praktikum

Menentukan formulasi yang tepat dari pembuatan dari

pembuatan sediaan suspensi

I.3 Prinsip Percobaan

Pada praktikum ini dibuat sediaan suspensi trisulfa dan pyrantel

pamoat. Suspensi trisulfa dibuat dengan menggunakan kombinasi dari

sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfadimidin. Sediaan suspensi ini dibuat tipe

flokulasi dengan pemflok Aluminium klorida. Sedangkan pada suspensi

pyrantel pamoat dibuat dengan tipe deflokulasi dengan pembasah

propilenglikol.

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 3/32

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Pengertian

Menurut Lachman, Suspensi adalah sistem heterogen dari 2 fase. Fase

kontinyu atau eksternal biasanya berupa cairan atau semipadat dan fase

terdispersi atau internal terdiri dari bahan partikulat yang tidak larut tetapi

terdispersi dalam fase kontinyu, bahan tidak larut dapat ditujukan untuk

absorbsi fisiologis atau fungsi penyalutan internal atau eksternal.

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, Suspensi adalah sediaan cair

yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase

cair.

Menurut Farmakope Indonesia edisi III, Suspensi adalah sediaan

yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut,

terdispersi dalam cairan pembawa.

Menurut DOM Marthin, Suspensi adalah proses penyiapan bahan

homogen yang terdiri dari fase terdispersi atau fase internal yaitu padatan

dan fase kontinyu yaitu cairan.

Menurut RPS 18th, Fisika kimia mendefinisikan kata “suspensi”

sebagai sistem dua fase yang terdiri dari serbuk terbagi halus yang

didispersikan dalam padatan, cairan atau gas.

Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat

tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Beberapa suspensi dapat

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 4/32

langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran padat yang

harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera

sebelum digunakan .

Suspensi merupakan termodinamika tidak stabil, dimana terdapat

padatan yang tidak larut dari suspensi yang menyebabkan adanya tegangan

antarmuka dan memerlukan energi bebas permukaan untuk

menstabilkannya sehingga energi besas permukaan tidak sama dengan nol (∆

F≠0).

II.2 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Suspensi

II.2.1 Keuntungan sediaan suspensi

Keuntungan sediaan suspensi, antara lain :

1. Bisa digunakan untuk partikel / bahan obat yang tidak larut

2.

Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan

dapat dibuat dalam sediaan suspensi.

3.

Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan

dalam larutan, karena rasa obat yang tergantung kelarutannya.

4. Stabil secara kimia karena suspensi tidak mengalami perubahan

secara kimia karena bahan aktifnya tidak larut sehingga tidak

berinteraksi dengan pelarutnya.

5. Kerjanya lebih cepat dibandingkan sediaan padat.

II.2.2 Kerugian sediaan suspensi

Kerugian bentuk suspensi antara lain sebagai berikut

1. Tidak praktis dibawah bila dibandingkan dalam bentuk sediaan

lain, misalnya pulveres, tablet, dan kapsul.

2. Keseragaman dan keakuratan dosis tidak dapat dibandingkan

dengan sediaan tablet

3. Efektifitas formulasi sulit dicapai karena dalam pembuatannya lebih

sulit dibandngkan tablet.

4. Terjadinya sedimentasi zat atau bahan obat yang tidak terlarut.

II.3 Suspensi disebut termodinamika tidak stabil (Physical Pharmacy : 478)

Kerja harus dilakukan untuk megurangi padatan menjadi partikel

kecil dan mendispersikannya dalam suatu pembawa. Besarnya luas

permukaan partikel yang diakibatkan oleh mengecilnya zat padat

berhubungan dengan energi bebas permukaan yang membuat sistem tersebut

tidak stabil secara termodinamik., dimana dimaksudkan di sini bahwa

partikel-partikel tersebut berenergi tinggi dan cenderung untuk mengelompok

kembali untuk mengurangi luas permukaan total dan memperkecil energi

bebas permukaan. Oleh karena itu partikel-partikel dalam suspensi cair

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 5/32

cenderung untuk berflokulasi yakni membentuk suatu gumpalan yang lunak

dan ringan yang bersatu karena gaya van der Walls yang lemah. Pada

keadaan tertentu misalnya dalam suatu lempeng padat partikel tersebut dapat

melekat dengan gaya yang lebih kuat membentuk suatu gumpalan

(aggregates). Pembentukan setiap jenis gumpalan (agglomerates), apakah itu

flokulat atau aggregat dianggap sebagai suatu ukuran dari suatu sistem utnuk

mencapai keadaan yang lebih stabil secara termodinamik. Kenaikan dalam

kerja W atau energi bebas permukaan total ∆ F diperoleh dengan membagi

zat padat menjadi partikel yang lebih kecil dan mengakibatkan meningkatnya

luas permukaan total ∆A yang digambarkan dengan :

∆ F = γSL . ∆A

dimana γSL adalah tegangan antar muka antara medium cair dan partikel

padat. Agar mencapai suatu keadaan stabil, sistem tersebut cenderung untuk

mengurangi energi bebas permukaan: keseimbangan dicapai bila ∆F = 0

keadaan ini dapat dicapai dengan pengurangan tegangan permukaan atau

mungkin dapat didekati dengan pengurangan luas antar muka. Kemungkinan

terakhir ini, mengakibatkan flokulasi atau agregasi yang diinginkan atau tak

diinginkan dalam suatu suspensi farmasi seperti yang dipertimbangkan dalam

bagian terakhir. Tegangan antar muka dapat dikurangi dengan penambahan

suatu surfaktan , tapi biasanya mempunyai suatu tegangan antar muka positif

tertentu dan partikel-partikel tersebut cenderung untuk berflokulasi.

II.4 Ukuran partikel suspensi

a.

RPS 18th : 1538

Batas terendah dari ukuran partikel mendekati 0,1 µm

b. Parrot : 344

Ukuran partikel suspensi 1-50 µm

c. Scoville’s : 299

Partikel padat sekecil 1 µm dalam diameter mengandung lebih dari 100

juta molekul setiapnya.

d. Lachman Industry : 479

Juga telah didiskusikan untuk suspensi memiliki diameter lebih dari 0,2

mikron, kira-kira lebih rendah dari batas resolusi mikroskop optical.

II.5 Stabilitas Suspensi (Lachman,2008)

Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi

adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas

dari pertikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga

stabilitas suspensi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi, diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Ukuran Partikel

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 6/32

Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel

tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu.Hubungan antara

ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas

penampangnya.Sedangkan antar luas penampang dengan daya tekan

keatas merupakan hubungan linier.Artinya semakin besar ukuran partikel

maka semakin kecil luas penampangnya (Lachman,2008).

2. Kekentalan / Viskositas

Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari

cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin

turun (kecil). Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum ” STOKES”

Keterangan :

V = Kecepatan Aliran

d = Diameter Dari Partikel

p = Berat Jenis Dari Partikel

p0 = Berat Jenis Cairan

g = Gravitasi

ŋ = Viskositas Cairan (Lachman,2008)

3.

Jumlah Partikel / Konsentrasi

Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar,

maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena

sering terjadi benturan antara partikel tersebut (Lachman,2008)

Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat

tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar

kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.

4.

Sifat / Muatan Partikel

Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa

macam campuran bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan

demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang

menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut.Karena sifat

bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat

mempengruhi (Lachman,2008)

Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan

mixer, homogeniser, colloid mill dan mortir.Sedangkan viskositas fase

eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat

larut kedalam cairan tersebut.Bahan-bahan pengental ini sering disebut

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 7/32

sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya besifat mudah

berkembang dalam air (hidrokoloid).

Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokan

menjadi dua, yaitu:

a. Bahan pensuspensi dari alam (Schoville’s,1967).

Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan adalah

jenis gom / hidrokoloid.Gom dapat larut atau mengembang atau

mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau

lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut

bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan

mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, PH, dan proses fermentasi

bakteri.

Termasuk golongan gom (Schoville’s,1967)

Contonya : Acasia ( Pulvis gummi arabici), Chondrus, Tragacanth ,

Algin

Golongan bukan gom (Schoville’s,1957)

Contohnya : Bentonit, Hectorit dan Veegum.

b. Bahan pensuspensi sintesis (Schoville’s,1967)

Derivat Selulosa

Contohnya : Metil selulosa, karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi

metil selulosa.

Golongan organk polimer

Contohnya : Carbaphol 934.

II. 6. Kriteria suspensi yang baik

Menurut RPS 18th ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi dalam

formulasi suspensi yang baik :

1.

Partikel yang terdispersi harus memiliki ukuran yang sama dimana

partikel ini tidak mengendap dengan cepat dalam wadah.

2. Bagaimana juga, dalam peristiwa terjadinya sedimentasi, sediment harus

tidak membentuk endapan yang keras. Endapan tersebut harus dapat

terdispersi kembali dengan usaha yang minimum dari pasien.

3.

Produk harus mudah untuk dituang, memiliki rasa yang menyenangkan

dan tahan terhadap serangan mikroba.

Menurut pdf. Liberman, Suspensi yang ideal atau suspensi yang

diinginkan harusnya memiliki :

1.

Idealnya bahan-bahan terdispersi harus tidak mengendap dengan cepat

pada dasar wadah. Bagaimanapun juga dikatakan termodinamika

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 8/32

tidak stabil sebagai cenderung mengendap. Oleh karena itu, seharusnya

siap didispersikan kembali membentuk campuran yang seragam

dengan penggocokan sedang dan tidak membentuk cake.

2. Sifat fisika seperti ukuran partikel dan viskositasnya tetap harus tetap

konstan selama penyimpanan produk.

3. Viskositasnya memungkinkan untuk mudah mengalir dari wadah

(mudah dituang). Untuk penggunaan luar, produk harus cukup cair

tersebar secara luas melalui daerah yang diinginkan dan tidak boleh

terlalu bergerak.

4. Suspensi untuk pemakaian luar sebaiknya cepat kering dan memberi

lapisan pelindung yang elastis dan tidak cepat hilang.

5. Harus aman, efektif, stabil, elegan secara farmasetik selama

penyimpanan.

6. Suspensi kembalinya harus menghasilkan campuiran yang homogen

dari partikel obat yang sama yang dipindahkan secara berulang-ulang.

II. 7. Perbedaan deflokulasi dan flokulasi (RPS18th, 2000)

Deflokulasi

Flokulasi

1. Partikel berada dalam suspensi

dalam wujud yang memisah

2. Laju pengendapan lambat

karena partikel mengendap

terpisah dan ukuran partikel

minimum.

3. Endapan yang terbentuk

lambat

4.

Endapan biasanya menjadi

sangat padat karena berat dari

lapisan atas dari bahan

endapan yang mengalami gaya

tolak menolak antara partikel

dan cake yang keras terbentuk

dimana merupakan kesulitan

jika mungkin didispersi

kembali.

5. Suspensi penampilan menarik

1. Partikel membentuk agregat

bebas

2. Laju pengendapan tinggi

karena partikel mengendap

sehingga flokulasi yang

merupakan komposisi partikel.

3. Endapan yang terbentuk cepat

4. Partikel tidak mengikat kuat

dan keras satu sama lain tidak

terbentuk lempeng. Endapan

mudah untuk didispersikan

kembali dalam bentuk suspensi

aslinya.

5. Suspensi menjadi keruh karena

pengemasannya yang optimal

dan supernatannya jernih. Hal

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 9/32

karena tersuspensi untuk

waktu yang lama

supernatannya juga keruh

bahkan ketika pengendapan

terjadi.

ini dapat dikurangi jika volume

endapan dibuat besar, idealnya

volume endapan harus meliputi

volume suspensi.

II. 8. Cara formulasi suspensi ( Ansel,1989 : 362)

Formulasi suspense yang mempunyai stabilitas fisika yang optimal tergantung

pada partikel dalam suspensi, apakah menjadi flokulasi atau deflokulasi. Salah

satu yang biasa digunakan adalah pembawa yang berstruktur untuk menjaga

deflokulasi partikel dalam suspense.Yang kedua bergantung pada flokulasi

terkontrol yang berarti mencegah pembentukan cake, yang ketiga kombinasi dari

dua metode sebelumnya.Hasilnya adalah produk dengan stabilitas yang optimum.

II. 9. Komposisi Suspensi (Lachman,2008)

1.

Sistem suspensi

a. Pembasah : surfaktan non ionic, propilenglikol, tween

b.

Pendispersi/deflokulasi : lecithin

c. Bahan pengflokulasi : untuk flok yang mudah pecah dan

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 10/32

terdispersi kembali. misalnya, garam-garam

kalsium (NaCl/KCl), aluminium sulfat, sitrat

dan fosfat

d. Bahan pengental : derivat selulosa (Na. CMC, HPMC)

2. Pembawa suspensi

a. Buffer/pengontrol pH : NH4

Cl

b. Bahan osmotik dan penstabil : untuk mempertahankan osmotik

agar sama di dalam sel dan luar sel.

Misalnya, destrose, manitol, sorbitol,

NaCl (bahan osmotik), dinatrium

edefet (penstabil).

c.

Pewarna : tatrazine

d. Pengaroma : orange oil

e.

Pengawet : metil paraben, propil paraben, asam

benzoate, benzyl lakohol, fenil etanol,

garam ammonium guartena.

f. Cairan pembawa : air.

II. 10. Mekanisme pembasah

Gambar 2 : Mekanisme pembasahan

Tahap pertama dalam pembasahan suatu serbuk adalah

pembasahan adhesional dimana permukaan padat berhubungan

dengan permukaan cairan. Tahap ini ekiuvalen dengan perubahan

tahap A ke tahap B dalam gambar. Paertikel ini kemudia di tekan ke

bawah permukaan cairan ketika pembasahan pencelupan terjadi (B ke

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 11/32

C) selama tahap ini trebentuk antar muka padat-cair dan antar muka

padat-udara hilang.Akhirnya cairan menyebar ke seluruh permukaan

zat padat apabila pembasahan penyebaran terjadi. Kerja pembahasan

penyebaran sama dengan kerja untuk membentuk antar muka padat-

cair dan cair-gas di kurangi hilangnya antar muka padat-gas

(RPS18th, 2000).

II. 11. Sudut kontak

Gambar 3 : Sudut kontak

Sudut kontak adalah sudut yang meliputi cairan pada titik dimana tetesan dan

zat padat bertemu.Makin kecil sudut kontak, makin mudah zat padat/partikel di

basahi, sebaliknya makin besar sudut kontak, makin sulit zat padat/ partikel di

basahi (Lachman,2008).

0o : terbashi sempurna, mudah terbasahi

90o : sebagian terbasahi

< 90o : sebagain besar terbasahi

>90o : sebagian kecil terbasahi

180o : tidak terbasahi.

II. 12. Lapisan Listrik Ganda (RPS18th, 2000)

Gambar 4 : Lapisan listrik ganda

Lapisan listrik ganda adalah lapisan yang menghalangi berikatannya

partikel padat dengan pembawanya.

a-a’ : adanya daya tarik menarik kation (+) dan anion (-), merupakan

daerah ikatan kuat dimana lapisan listrik yang terjadi dan

jumlah besar.

b-b’ : merupakan daerah terikat lemah dimana jumlah antara kation

(+) dan anion (-) tidak seimbang, maka ditambahakn anion

agar sma jumlahnya.

c-c’ : daerah netral dimana jumlah kation (+) dan anion (-) sama

besar

d-d’ : dan saling berikatan, berpasangan satu sama lain dan saling

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 12/32

tarik-menarik.

- Jika daerah netral meningkat, maka partikel yang terflokulasi

makin besar

- Jika gaya tarik-menarik meningkat, maka daerah netral makin

besar, potensial zeta menurun dan membentuk flok

- Jika gaya tarik-menarik meningkat, maka daerah netral menurun,

potensial zeta meningkat dan membentuk deflok.

II. 13. Evaluasi suspensi (RPS18th, 2000)

1.

Volume sedimentasi adalah perbandingan antara volume

sedimenatsi akhir (Vu) terhadap volume mula-mula suspensi (Vo)

sebelum mengendap

2. Derajat flokulasi adalah pembandingan antara volume sedimen

akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume sedimen akhir

suspensi deflokulasi (Voc)

3. Metode reologi

Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redisperstabilitas,

membantu menentukan perilaku pengendapan, mengatur pembawa

dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan.

4. Perubahan ukuran partikel

Digunakan cara freeze-thow cycling, yaitu temperature diturunkan

sampai titik beku,lalu dinaikkan sampai mencair kembali. dengan

cara ini dapat dilihat pertumbuhan Kristal, yang pada pokoknya

menjaga agar tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat

Kristal.

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 13/32

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III. 1. Formula 1

III. 1. 1. Formula Asli

R/ Suspensi Trisulfa

III. 1. 2. Rancangan Formula

Tiap 15 ml suspensi :

Sulfadiazin 167 mg

Sulfamerazin 167 mg

Sulfadimidin 167 mg

HPMC 0,5%

AlCl3 0,5%

Na.Sakarin 0,045%

Metil Paraben 0,001%

Aquadest ad 15 ml

III. 1. 3. Master Formula

Nama Produk : ETASULFA® SUSPENSI

Jumlah Produk : 1 botol @100 ml

Tanggal Produksi : November 2013

No. Registrasi : DKL 1300300333 A1

No. Batch : J100302

PT. Farma-

one

ETASULFA® SUSPENSI

Tanggal

Formulasi

Tanggal

ProduksiDibuat oleh Disetujui oleh

November

2013November 2013 Kelompok I Asisten

Kode Bahan Nama Bahan Fungsi Bahan Per dosis Per batch

SZ – 001

SM – 002

SD – 003

HP – 004

AC – 005

NS – 006

Sulfadiazin

Sulfamerazin

Sulfadimidin

HPMC

AlCl3

Na.Sakarin

Zat aktif

Zat aktif

Zat aktif

Agen

pensuspensi

Pemflok

167 mg

167 mg

167 mg

0,5%

0,5%

0,045%

2204 mg

2204 mg

2204 mg

990 mg

990 mg

0,0198 mg

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 14/32

MP – 007

CE –009

AQ – 010

Metil paraben

Coklat Essens

Aquadest

Pemanis

Pengawet

Pengaroma

Pembawa

0,1%

0,001

ad 15 ml

198 mg

89 mg

ad 180 ml

III. 1. 4. Alasan Pembuatan Sediaan (Anonim,2009)

Kombinasi dari sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfadimidin dibuat

sediaan suspensi karena kelarutannya yang sukar larut dalam air,

namun masih dikehendaki penggunaannya dalam bentuk cair yakni

dibuat suspensi.

III. 1. 5. Alasan Penambahan Bahan

1. Trisulfa

Trisulfa adalah kombinasi dari tiga sulfonamida biasanya

sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfadimidin dalam perbandingan yang

sama. Karena dosis setiap obat hanya sepertga dari dosis biasanya dan

daya larutnya masing-masing tidak saling dipengaruhi, maka bahaya

kristaluria sangat diperkecil. Pemberian bikarbonat tidak diperlukan

lagi, cukup dengan minum lebih dari 1,5 liter air sehari selama

pengobatan (OOP:139)

a.

Sulfadiazin mudah diserap dari saluran pencernaan, konsentrasi

dalam puncak yang mencapai 3 – 6 jam setelah dosis tunggal

hingga 40% dari sulfadiazin dalam darah sebagai derivat,

karena itu kelarutannya rendah dan derivat asetilnya terdapat

dalam urin , kristal urin lebih banyak ditemui setelah

penggunaan sulfadiazin daripada sulfamethaxazol (Martindale :

336)

b.

Sulfamerazin adalah sulfonamida kerja pendek atau singkat

yang komponennya mirip sulfamethaxazol. Baiasanya diberikan

bersama sulfonamida lain atau trimetoprim. Sulfamerazin

adalah derivat metil sulfonamida dengan khasiat sama. Efek

sampingnya lebih sering terjadi begitu pula bahaya kristaluria

lebih besar dan sering dilaporkan kasusu perusakan ginjal. Pada

penggunaan sulfamerazin digunakan 4 dd 1 g. Namun lebih

sering digunakan dengan kombinasi bersama sulfadiazin dengan

dosis yang sama antara ketiganya yaitu 167 mg (Martindale :

339)

c. Sulfadimidin adalah sulfonamida kerja pendek yang

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 15/32

komponennya mirip sulfamethaxazol. Diserap baik pada saluran

intertisinal dan sekitar 80-90% terikat pada protein plasma.

Sulfadimidin telah diberikan bersama sulfonamida secara

partikular dengan sulfadiazin dan sulfamerazin (Martindale

:338)

2.

HPMC

HPMC atau propilenglikol eter dari metil selulosa merupakan

serbuk putih sampai kekuningan secara kimia inerzt, tidak bereaksi

dengan bahan obat, viskositas larutan rendah. HPMC merupakan

polimer alam yang telah dimodifikasi sebagai bahan eksipien di

dalam sediaan topikal maupun oral.

Dibandingkan dengan metil selulosa, HPMC menghasilkan cairan

jernih. HPMC juga digunakan sebagai zat pengemulsi, agen

pensuspensi dan agen penstabil di dalam sediaan oral, topikal dan

gel. Umumnya digunakan pada konsentrasi 0,3% - 1% pada

penggunaan formulasi larutan (Skripsi Evaluasi pengaruh gelling

agent terhadap stabilitas fisik atau propil difusi sediaan gel minyak

biji jintan hitam : 2010) (Martindale : 2007).

3.

AlCl3

AlCl3 digunakan sebagai pemflok pada sediaan ini karena zat aktif

bermuatan negatif (golongan sulfonamida) maka digunakan zat

pemflokulasi yang bermuatan positif yaitu AlCl3 lalu minum

trichlorida ( RPS : 319 )

Merupakan suatu elektrolik yang digunakan sebagai pemflokulasi

secara luas, elektrolik ini bekerja mengurangi gaya listrik tolak

menolak antara partikel membentuk flok bebas yang menjaga

karasteristik dari suspensi.

4.

Na. Sakarin

Sakarin merupakan pemanis buatan yang biasanya terdapat dalam

bentuk garamnya yaitu berupa garam natrium sakarin atau kalsium

sakarin. Sakarin digunakan sebagai pemanis dalam sediaan ini

karena mempunyai sifat yang stabil dan nilai kalorinya rendah.

Na. Sakarin adalah agent pemanis intens digunakan pada produk

minuman, sediaan tablet salut dan formulasi farmasetika seperti

tablet, serbuk gel, suspensi, larutan dan mouth wash juga digunakan

dalam komponen vitamin (Excipient : 608)

5. Metil Paraben

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 16/32

Metil paraben digunakan sebagai pangawet dengan konsentrasi 0,05

– 0,25% (RPS :1172)

Metil paraben menunjukkan aktivitas antimikroba pada range luas

sampai 9,8 (Excipient : 442)

6.

Aquadest

Digunakan sebagai pelarut, pembawa dalam bentuk obat dan

sediaan farmasi (Excipient : 338)

Air adalah cairan fisiologi dalam tubuh, merupakan pembawa pada

kebanyakan larutan obat (Parrot : 170).

III. 1. 6. Uraian Bahan

1.

Sulfadiazin (FI Edisi III Hal 579)

Nama Resmi : SULFADIAZINUM

Pemerian : Serbuk putih, putih kekuningan atau putih merah

jambu, hampir tidak berbau dan tidak berasa

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut

dalam etanol (95)% dan dalam aseton P, mudah

larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan

alkali hidroksida

RM/BM : C10H10N4O2S /250,27

Incompabilitas : -

Khasiat : Antibakteri

Dosis Max : 2 g – 8 g

Dosis Min : 1 g – 6 gram

2. Sulfamerazin (FI Edisi III Hal 584)

Nama Resmi : SULFAMERAZINUM

Pemerian : Serbuk atau hablur putih agak kekuningan, tidak

berbau atau hampir tidak berbau, rasa agak pahit,

mantap di udara kalau kena cahaya langsung

lambat laun warna menjadi tua.

Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, dalam kloroform

dan dalam eter, sukar larut dalam etanol (90%)

agak sukar larut dalam aseton P, mudah larut

dalam asam mineralencer dan larutan alkali

hidroksida.

RM/BM : C11H12N4O2S /264,31

Inkompabilias : -

Khasiat : Antibakteri

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 17/32

3. Sulfadimidin (FI Edisi III Hal 580)

Nama Resmi : SULFADIMIDINUM

Pemerian : Hablur atau serbuk putih, putih kuning gading,

tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa agak

pahit.

Kelarutan : sukar larut dalam air, dalam 120 bagian etanol oil

(95%), praktis tidak larut dalam eter, larut dalam

aseton, dalam minyak mineral dalam larutan

alkali hidroksida dan dalam larutan alkali

karbonat

RM/BM : C12H14N4O4S/310,30

Inkompabilitas : -

Kegunaan : Antibakteri

4. HPMC (Martindale : 2007)

Nama Resmi : HYDROXYPROPILMETHYL CELLULOSA

Pemerian : Serbuk putih atau hablur putih

Kelarutan : Kelarutan Hydroxyethylmethyl selulosa praktis

tidak larut dalam air panas (di atas 608C), aseton,

etanol (95%), eter, dan toluena. Larut dalam air

dingin untuk membentuk larutan koloid.

Inkompabilitas : -

Keamanan : Hydroxyethylmethyl selulosa digunakan sebagai

eksipien dalam berbagai lisan dan sediaan farmasi

topikal, dan umumnya dianggap sebagai bahan

dasarnya tidak beracun dan nonirritant.

Kegunaan : Coating agent, pensuspensi, pengikat tablet, agen

penebalan, agen peningkat viskositas.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari

cahaya.

5. AlCl3 ( RPS : 319 )

Nama Resmi : ALUMINIUM CHLORIDA

Pemerian : Putih atau putih kekuningan, serbuk kristal, rasa

manis, rasa astrigen, larutan yang asam pada

lakmus

Kelarutan : 1 gram dalam 0,9ml atai 1 ml alkohol, larut dalam

gliserin

Khasiat : Pemflok

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 18/32

6. Na. Sakarin ( Excipients :608)

Nama Resmi : SACCHARINUM NATRIUM

Pemerian : Serbuk hablur tidak berbau, putih atau agak

aromatis, sangat manis.

Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air dan dalam 50 bagian

etanol (91%). Mudah dilarutkan oleh solusi

amonia encer , alkalisolusi hidroksida , atau solusi

alkali karbonat (dengan evolusi karbon dioksida)

Stabilitas : Stabil di bawah kisaran normal kondisi

dipekerjakandalam formulasi . Dalam bentuk

curah itu menunjukkan tidak

terdeteksidekomposisi dan hanya jika terkena

suhu tinggi(125oC) pada pH rendah (pH 2) selama

lebih dari 1 jam tidak signifikandekomposisi

terjadi . Produk dekomposisi yang terbentuk

adalah(amonium - o - sulfo) asam benzoat , yang

tidak manis . (4)stabilitas berair sakarin sangat

baik .Sakarin harus disimpan dalam wadah

tertutup baik di tempat yang tempat kering.

Inkompabilitas : Dapat bereaksi dengan molekul besar , sehingga

endapanyang terbentuk, memiliki kontroversi

yang cukup tentang keselamatansakarin , yang

telah menyebabkan studi ekstensif sejak

pertengahan 1970-an .

Konsentrasi : 0.075–0.6 %

Kegunaan : Pemanis

7.

Metil Paraben (FI ed. III, 378)

Nama Resmi : METHYLIS PARABEN

Nama Lain : Nipagin

Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau,

tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar

diikuti rasa tebal.

Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air

mendidih, ian etanol (95%) dan alam 3 bagian

aseton, mudah larut dalam eter dan dalam larutan

alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol

panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati

panas, jika diinginkan larutan tetap jernih.

Inkompabilitas : Aktivitas antimikroba Methylparaben dan

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 19/32

paraben lainnya adalahsangat berkurang dengan

adanya surfaktan nonionik, sepertisebagai

polisorbat 80, sebagai akibat dari micellization.

Namun, propilenglikol telah ditunjukkan untuk

mempotensiasiaktivitas antimikroba dari paraben

di hadapan nonioniksurfaktan dan mencegah

interaksi antara methylparaben dan polisorbat

80.Tidak kompatibel dengan bahan lain, seperti

bentonit, magnesium trisilikat, bedak, tragacanth,

natrium alginat, minyak esensial, sorbitol, dan

atropin, telah dilaporkan. itujuga bereaksi dengan

berbagai gula dan gula alkohol terkait.Penyerapan

methylparaben dengan plastik juga telah

dilaporkan ;jumlah yang diserap tergantung pada

jenis plastik dankendaraan. Telah menyatakan

bahwa low-density dan high-densitybotol

polyethylene tidak menyerap

methylparaben.Methylparaben berubah warna

dengan adanya besi dantunduk pada hidrolisis

oleh basa lemah dan asam kuat .

Keamanan : Methylparaben dan paraben lainnya secara luas

digunakan sebagai antimikrobapengawet dalam

kosmetik dan farmasi oral dan

topikalformulasi.Meskipun paraben juga telah

digunakan sebagai pengawetdalam suntikan dan

persiapan mata, mereka sekarangumumnya

dianggap tidak cocok untuk jenis formulasi karena

potensi iritasi dari paraben.inipengalaman

mungkin tergantung pada respon kebal terhadap

enzimatismetabolit yang terbentuk dari paraben di

kulit.Parabens adalah nonmutagenic,

nonteratogenic, dan Nonkarsinogenik.Sensitisasi

terhadap paraben jarang terjadi, dan senyawa ini

dilakukantidak menunjukkan tingkat signifikan

sensitisasi photocontact atauphototoxicity.Reaksi

hipersensitivitas terhadap paraben, umumnya

tertundajenis dan muncul sebagai dermatitis

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 20/32

kontak, telah dilaporkan.Namun, mengingat

meluasnya penggunaan paraben sebagai

pengawet,reaksi seperti itu relatif jarang,

klasifikasi

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Zat tambahan, Zat pengawet antimikroba

8.

Aquadest (FI Edisi III hal 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air Suling

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan

tidak mempunyai rasa

Kegunaan : Pembawa

III. 1. 7. Perhitungan Dosis

1. Sulfadiazin : - DL: 1 g – 6 g

- DM: 2 g – 8 g

2.

Sulfamerazin : DL: 1 g – 6 g

3. Sulfadimidin : DL: 1 g – 6 g

III.

1. 8. Perhitungan bahan

Untuk 180 ml dilebihkan 10%= 198 ml

1.

Sulfadiazin x 167 mg = 2,204 gram

2. Sulfamerazin x 167 mg = 2,204 gram

3. Sulfadimidin x 167 mg = 2,204 gram

4. HPMC x 198 ml = 1,1 gram

5. AlCl3 x 198 ml = 110 mg

6.

Na.Sakarin x 198 ml = 0,0891 gram

7.

Metil Paraben x 198 ml = 0,198 gram

8.

Coklat essens x 198 ml = 0,0198 gram

9.

Aquadest 180 ml

III.

1. 9. Aturan Pakai

Dewasa : Setiap 6 jam 1 cth

III.

1. 10. Cara Kerja Formula

1. Disiapkan alat dan bahan

2.

Dikalibrasi botol 180 ml

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 21/32

3. Ditimbang bahan satu per satu berdasarkan perhitungan bahan

4. Sulfadiazin, Sulfamerazin, Sulfadimidin digerus sampai homogen

(campuran I)

5.

Na. Sakarin dan AlCl3 dilarutkan dalam air (campuran II)

6. Dimasukkan campuran I ke dalam botol, kemudian masukkan

campuran II

7. HPMC dilarutkan dalam air dan masukkan dalam botol

8.

Masukkan metil paraben ke dalam botol dan tambahkan aquadest

samapai batas kalibrasi

9.

Beri etiket dan masukkan dalam kemasan.

III. 2. Formula 2

III.2.1 FORMULA ASLI

R/ Suspensi obat cacing

III.2.2 RANCANGAN FORMULA

Tiap 5 ml suspensi mengandung:

Pyrantel Pamoat 125 mg

HPMC 0,5%

Propilenglikol 15%

Metil Paraben 0,1%

Na. Sakarin 0,045%

Ol. Citri 0,01%

Tartrazine 0,001%

Aquadest ad 5 ml

III.2.3 MASTER FORMULA

Nama Produk : Combi-one®

Jumlah Produksi : 1 botol @10 ml

No. Registrasi : DKL 1301010933 A1

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 22/32

No. Batch : D110403

PT. Farma-

One

Makassar-

Indonesia

Dibuat Oleh: Disetujui Oleh:

Kelompok I Wahdaniah

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Perdosis Perbatch

PP - 001 Pyrantel Pamoat Antelmintik 125 mg 275 mg

HP – 002 Hydroxy Propil

Methyl Cellulosa

Pembawa

berstruktur

0,5% 0,055 g

PG – 003 Propylenglikol Pembasah 15% 1,65 g

MP – 004 Methyl Paraben Pengawet 0,1% 0,011 g

NS – 005 Natrium

Sacharine

Pemanis 0,04% 0,00495 g

TZ – 006 Tartrazin Pewarna 0,001% 0,0005 g

OC – 007 Oleum Citri Pengaroma 0,001% 0,0005 g

AQ – 008 Aquadest Pelarut 100% 1l ml

III.2.4 Alasan Penambahan Bahan

1. Pyrantel Pamoat (OOP:204)

a. Sebagai zat aktif.

b. Sangat efektif sebagai antelmintik khususnya ascari – askariasis.

c. Dapat diberikan sebagai dosis tunggal sehingga lebih praktis dan lebih

disukai.

d. Tidak bermuatan.

e.

Dapat dijadikan sebagai pilihan pertama ketika terinfeksi cacing.

2. HPMC (Martindale : 2007).

a.

Merupakan pembawa berstruktur.

b. Tidak bermuatan (nonionik).

c.

HPMC bekerja dengan baik pada kisaran pH 3-11

d. Konsentrasi sebagai pengental 0,3 – 1%.

e. Menjaga partikel deflokulasi

3. Metil Paraben

a. Metil paraben digunakan sebagai pengawet dalam kosmetik, makanan

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 23/32

dan sediaan farmasi.

b.

Konsentrasi dalam suspensi sebagai pengawet yaitu 0,05 – 0,25%.

c. Metil paraben menunjukkan aktifitas anti bakteri pada rentan pH 4 – 8

(Spektrum luas).

d. Metil Paraben menurun dengan adanya nonionik surfaktan, seperti

polisorbat 80, inkompabilitas berionik, magnesium, tragakan, sorbitol,

minyak essensial, juga bereaksi dengan gula dan berbagai gula alkohol.

(exp, 448).

e. Tidak toksik, tidak mensensitasi, larut dengan memadai, dan bercampur

dengan komponen – komponen formulasi dan dapat diterima, dapat

dilihat dari basa dan bau pada konsentrasi 0,05 – 0,25%. (Rps 18 th:

1172).

4. Na. Sakarin

a. Na. sakarin adalah pemanis buatan yang dapat digunakan sebagai

pemanis dalam makanan, minuman, dan sediaan farmasi.

b. Rasa manis sakarin 300 kali lipat rasa manis pada gula.

c.

Konsentrasi Na. sakarin sebagai pemanis dalam suspensi 0,04% (

Excipients :608)

5.

Oleum Citri ( Excipients :408)

a. Sebagai pewarna dengan konsentrasi dalam sediaan oral 0,2 – 1%

b.

Pilihan yang cocok dengan pewarna.

6. Tartrazin

a. Konsentrasi pewarna dalam sediaan cairan biasanya berada dalam range

0,0005 – 0,001% (Rps 1289).

b. Sebagai pewarna kuning setara dengan oleum citri dalam sediaan obat.

c.

Digunakan sebagai pewarna dalam makanan, minuman, dan sediaan

farmasi.

7. Propilenglikol

a. Konsentrasi propilenglikol adalah 15%.

b.

Ditambahkan sebagai pembasah dalam suspensi untuk membantu

kelarutan zat aktif yaitu pirantel pamoat.

c.

Untuk ditambahkan/ digunakan dalam formulasi dan sifat materialnya

relative tidak toksik.

d. Secara kimia propilenglikol stabil ketika bercampur dengan air. (Exp. 592

– 593).

8. Aquadest ( Excipients :6)

a. Digunakan sebagai pelarut/ pembawa dalam pembuatan obat dan sediaan

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 24/32

obat.

b. Air adalah cairan fisiologis dalam tubuh manusia maka tidak

mengherankan jika digunakan sebagai pembawa dalam larutan obat.

III.2.5 Uraian Bahan

1. PYRANTEL PAMOAT ( FI ed. IV,1995 : 719)

Nama Resmi : PYRANTEL PAMOAT

Nama Lain : Pirantel Pamoat

RM/ BM : C11H14S. C23H6O6 / 594,58

Pemerian : Padatan kuning, hingga coklat

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam

methanol, larut dalam dimetil sulfoksida, sukar

larut dalam dimetil termomida.

penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

kegunaan : Antelmintik

2.

HPMC (Martindale : 2007)

Nama Resmi : HYDROXY PROPYL METHYL

CELLULOSA

Nama Lain : HPMC

Pemerian : Bentuk granul, putih, ringan

Kelarutan : Larut dalam air, tidak larut dalam minyak

penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

kegunaan : Pembawa berstruktur

Saran Pemakaian

:

1 – 2 %

Konsentrasi : 0,3 – 1 %

3. PROPILENGLIKOL ( FI ed. III,1979 : 534)

Nama Resmi : PROPYLENGLYCOLUM

Nama Lain : Propilenglikol

Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak

berbau, rasa agak manis higroskopik

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol

95% dan dengan kloroform p, larut dalam 6

bagian air, tidak dapat bercampur dengan

eter, minyak tanah dan minyak lemak

penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

kegunaan : Sebagai pembasah

4. NA. SAKARIN ( Excipients :608)

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 25/32

Nama Resmi : SACHARINUM NATRIUM

Nama Lain : Natrium Sakarin

Pemerian : Serbuk hablur, putih tidak berbau atau agak

aromatik, sangat manis.

Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air dan dalam 30

bagian etanol

penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

kegunaan : Pemanis

5.

OLEUM CITRI ( FI ed. III,1979 : 455)

Nama Resmi : OLEUM CITRI

Nama Lain : Minyak Jeruk

Pemerian : Cairan kuning pucat atau kuning kehijauan,

bau khas, rasa pedas agak pahit

Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol 95% p

penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

kegunaan : Sebagai pengaroma

6. METIL PARABEN ( FI ed. III,1979 : 379)

Nama Resmi : METIL PARABEN

Nama Lain : Metil Paraben, Nipagin

Pemerian : Serbuk hablur putih, halus, tidak beraroma,

hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa

kemudian agak membakar dilidah, rasa tebal

Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian

air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol dan

dalam 3 bagian aseton p, mudah larut dalam

eter p, dan dalam larutan alkali hidroksida,

larut dalam 60 bagian gliserol p

penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

kegunaan : Pengawet

7.

TARTRAZINE (Martindale,2007 : 569)

Nama Resmi : TARTRAZINE

Nama Lain : Tartrazin

Pemerian : Serbuk kuning jingga

Kelarutan : 1 gram dalam 6 ml air, memberikan larutan

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 26/32

kuning emas agak larut dalam etanol, tidak

larut dalam minyak nabati, tidak

depengaruhi oleh asam atau basa dalam

larutan netral

penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

kegunaan : Pewarna

8. AQUADEST ( FI ed. III,1979 : 96)

Nama Resmi : AQUADEST

Nama Lain : Air Suling

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak mempunyai rasa

penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

kegunaan : Pelarut

III.2.6 Perhitungan Bahan Dibuat 10 ml suspensi

Dilebihkan 10% : x 10 = 11 ml

1.

Pirantel Pamoat : x 11 ml = 275 mg

2.

HPMC : x 11 ml = 0,053 gram

3.

Propilenglikol : x 11 ml = 1,65 gram

4.

Na. Sakarin : x 11 ml = 0,00495 gram

5.

Metil Paraben : x 11 ml = 0,011 gram

6. Oleum Citri : x 11 ml = 0,0005 gram

7. Tartrazin : x 11 ml = 0,0005 gram

8. Aquadest ad 10 ml

III.2.7 Perhitungan Dosis

Berdasarkan MIMS dan ISO

Anak 2 - 6 tahun = 125 mg – 250 mg, maka

Anak 2 - 4 tahun = 125 mg/ 5 ml suspensi

Anak 4 - 6 tahun = 250 mg/ 5 ml suspensi

3 tahun = 14, 97 kg

7 tahun = 22,68 kg

10 tahun = 29,94 kg

12 tahun = 35,52 kg

14 tahun = 45,36 kg

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 27/32

16 tahun = 54, 43 kg

Perhitungan dosis berdasarkan berat badan, dosis pyrantel pamoat

10 mg/kg BB. Berat badan anak 1-5 tahun (7,85 – 14,3 kg), 6-10

tahun (16-24,3 kg), 11-15 tahun (27,6 – 42,9 kg).

DL = 10 mg/kg BB

1 cth = 5 ml

1 cth = x 275 mg = 125 mg

Untuk anak 1-5 tahun = x 1 cth

= x 1 cth

= 0,6908 cth – 1,2584 cth

Untuk anak 6-10 tahun = x 1 cth

= x 1 cth

= 1,408 cth – 2,1384 cth

Untuk anak 11-15 tahun = x 1 cth

= x 1 cth

= 2,4332 cth – 3,772 cth

III.2.8 Cara kerja

1.

Alat dan bahan disiapkan

2. Botol dikalibrasi .

3.

Pyrantel pamoat dibasahkan dengan propilenglikol dan

ditambahkan air (campuran I).

4. Metil paraben dilarutkan dalam air panas (campuran II).

5. HPMC ditambahkan hingga mengembang (Campuran III).

6. Natrium sakarin dimasukkan dalam campuran I, II, dan III.

7. Masukkan kedalam wadah.

8. Volumenya dicukupkan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan

Berdasarkan percobaan diperoleh hasil sebagai berikut:

Suspensi Pengocokan ringan Purability Keterangan

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 28/32

Suspensi Trisulfa

180 ml

Terdispersi

kembali

Baik Memenuhi syarat

Suspensi Pirantel

pamoat 100ml

Terdispersi

kembali

Baik Memenuhi Syarat

IV.2 Pembahasan

IV.2.1 Pembahasan Formula 1

Pada percobaan ini dibuat dua sediaan suspensi yaitu suspensi

Trisulfa dan suspensi pirantel pamoat. Pada suspensi trisulfa yang

merupakan kombinasi dari sulfadiazine, sulfamerazin dan sulfadimidin

dalam perbandingan dosis yang sama. Dibuat trisulfa dengan

pertimbangan bahaya kristaluria dari dosis sulfadiazine saat diberikan

sendiri dapat diperkecil. Pemberian bikarbonat untuk mengurangi efek

kristaluria dari sulfadiazine tidak diperlukan lagi, cukup dengan

minum lebih dari 1,5 liter air sehari selama pengobatan.

Berdasarkan literatur untuk sulfadiazine, sulfamerazin dan

sulfadimidin ini mempunyai sudut kontak kurang dari 90o yaitu 71o,

61o dan 48o sehingga tidak memerlukan pembasah untuk menurunkan

sudut kontak. Pembuatan suspensi sulfadiazine dibuat 180 ml

dilakukan dengan mencampurkan zat aktif terlebih dahulu hingga

homogen sebagai campuran 1. Kemudian natrium sakarin dan AlCl3

dilarutkan dalam air (campuran ke 2). Lalu dimasukkan campuran

pertama dan kedua dalam botol dan dimasukkan HPMC yang telah

dilarutkan dalam air. Ditambahkan metil paraben dan aquadest.

Suspensi yang dihasilkan merupakan suspensi yang baik dan

dilakukan uji organoleptik, partikel-partikel tersebar secara merata,

dan dengan pengocokan yang rendah endapan yang terbentuk, mudah

untuk terdispersi kembali.

Namun kendala yang dihadapi dalam praktikum pembuatan

suspensi sulfadiazin ini adalah suspensi yang dihasilkan viskositasnya

rendah, hal ini kemungkinan diakibatkan oleh konsentrasi HPMC-nya

yang rendah dan saat pembuatan mucilagonya kurang bagus.

IV.2.1 Pembahasan Formula 2

Pada pembuatan suspensi pirantel pamoat dimana kelarutan

dari zat aktif yaitu pirantel pamoat yang praktis tidak larut dalam air

sehingga dibuat sediaan suspensi.Pirantel pamoat memiliki sudut

kontak lebih dari 90o sehingga harus digunakan pembasah untuk

menurunkan sudut kontak, dalam formula ini pembasah yang

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 29/32

digunakan adalah propilenglikol. Pembuatan suspensi pirantel pamoat

dibuat dengan membasahi terlebih dahulu dengan propilenglikol lalu

ditambahkan AlCl3. Ditambahkan lagi musilago HPMC dan

selanjutnya metil paraben, natrium sakarin dan pengaroma olleum

citri, kemudian dimasukkan kedalam botol dan ditambahkan aquadest

hingga volume 10 ml.

Berdasarkan uji organoleptik didapatkan bahwa suspensi yang

dihasilkan merupakan suspensi yang cukup baik. Namun kendala

ditemui yang sama yang ditemui pada vormula suspensi trisulfa yaitu

supensi yang dihasilkkan memiliki viskositas yang rendah, yang

mungkin diakibatkan karena pembuatan mucilago HPMCnya yang

kurang baik dan konsentrasi HPMC yang digunakan rendah.

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari praktek di atas dapat di simpulkan bahwa:

Suspensi Pengocokan ringan Purability Keterangan

Suspensi Trisulfa

180 ml

Terdispersi

kembali

Baik Memenuhi syarat

Suspensi Pirantel

pamoat 10ml

Terdispersi

kembali

Baik Memenuhi Syarat

V.2. Saran

Alat dan bahan dalam praktikum harus disiapkan dengan baik agar proses

praktikum dapat berlangsung dengan lancar.

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 30/32

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2009. Farmakologi dan Terapi Edisi V. Depertemen

Farmakologi dan Teraupetik Fakultas Kedokterran

Universitas Indonesia :Jakarta

Ansel,H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.

Diterjemahkan oleh Farida Ibrahim. US press : Jakarta

Dirjen, Pom. 1979 . Farmakope Indonesia edisi III. Departemen

Kesehatan Republik Indosnesia : Jakarta

Dirjen, Pom . 1975. Farmakope Indonesia Edisi IV . Departemen

Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta

Lachman, dkk . 2008. Teori Dan Praktek Farmasi Industri Edisi III ,

Universitas Indonesia : Jakarta

Martinn . 1971. Dispensing of medication ,solvent edition , mack

publishing company

Parrot . EL. 1979. Pharmaceutical Techknology, Universitas Of Lowa ,

Hana

R.gerard , alfonso. 1990. Remington Pharmaceutical Science, 18 th edition.

Mack Publishing company. Easton, Peanyslavania

Scoville’s . 1957 . The Art Of Compounding, Ninth Edition, USA

Martin, A, et al. 1983. Phycicial Pharmacy. Lea febiges Philadelphia

LAMPIRAN

Etiket dan brosur

7/17/2019 suspensi applap

http://slidepdf.com/reader/full/suspensi-applap 31/32

Kemasan Sirup Cacing

Suspensi Trisulfa