lakip - kementerian pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakip kh 2012 full.pdfakuntabilitas...
TRANSCRIPT
LAKIPPusat Karantina Hewan
dan Keamanan Hayati HewaniTA 2012
Badan Karantina Pertanian2012
2012
Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja i
KATA PENGANTAR
Penerapan Sistem Akuntabnilitas Kinerja Instansi Pemeintah (SAKIP) mengacu
pada ketetapan MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang
bersih dan bebas dari korupsi dan nepotisme; Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah; Keputusan Kepala LAN RI Nomor
239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah terdapat siklus
Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, EvaluasiKinerja dan kembali lagi ke Perencanaan Kinerja tahun berikutnya. Dalam
Perencanaan Kinerja keberadaan dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) unit
kerja sangat penting sebagai acuan kinerja. Renstra diturunkan setiap tahunnya
dalam bentuk Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan dirangkum dalam suatu bentuk
Penetapan Kinerja (PK). Dalam Pengukuran Kinerja sudah harus ditetapkan
indikator-indikator kinerja yang tepat (SMART = Specific, Measurable, Attainable,
Relevan, Time bound, Trackable).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan bagian dari
siklus SAKIP yaitu Pelaporan Kinerja untuk menginformasikan pencapaian sasaran,
informasi kinerja yang telah diperjajikan, kemajuan pencapaian target jangka
menengah, evaluasi dan analisis capaian kinerja, pembandingan data kinerja,
informasi keuangan yang terkait pencapaian kinerja, permasalahan/hambatan yang
dihadapi dalam rangka pencapaian kinerja.
Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dinilai dengan memperhatikan beberapa
dokumen yang menjadi acuan kinerja organisasi yaitu Rencana Strategis, Rencana
Kinerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK), dan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP).
2012
Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja ii
Berdasarkan Permentan Nomor: 49/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Indikator
Kinerja Utama Di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, bahwa
Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani (Pusat KHKehani) memiliki
Sasaran berupa Kebijakan Teknis yang Efektif dalam Operasional Pencegahan
Masuk, Menyebar dan Keluarnya HPHK, Pangan Hewani yang Tidak Aman serta
Media Lain yang Mengancam Kelestarian Sumberdaya Hayati Hewani dan
Kesehatan Pangan Hewani. Pencapaian sasaran tersebut dilakukan dengan
menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang telah ditandatangani dan ditetapkan dalam
kontrak kinerja antara Kepala Pusat KHKehani dengan Kepala Badan Karantina
Pertanian dalam bentuk Penetapan Kinerja (PK). Keberhasilan Pusat KHKehani
dalam mencapai PK sesuai indikator kinerja yang telah ditetapkan menunjukkan
performa kinerja dari seluruh jajaran Pusat KHKehani. Adapun Indikator Kinerja
Utama Pusat KHKehani adalah Kebijakan teknis operasional karantina hewandan keamanan hayati hewani yang dihasilkan /disempurnakan dan dapatberimplementasi
Melalui LAKIP ini kami berharap pihak terkait dapat mengetahui dan atau menilai
kinerja Pusat KHKehani dan menjadi media pertanggungjawaban kinerja serta
digunakan sebagai bahan evaluasi untuk peningkatan kinerja di tahun yang akan
datang.
Jakarta, Januari 2013
Kepala Pusat Karantina Hewan
dan Keamanan Hayati Hewani
SujarwantoNIP. 1960.0301.1989.02.1.001
2012
Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja iii
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................
i
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
........................................................................................
iv
I. PENDAHULUAN.........................................................................................
1. Organisasi dan Tata Kerja.......................................................................
2. Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas....................................................
3. Tugas Pokok dan Fungsi.........................................................................
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN
KINERJA..............................................
1. Visi dan Misi............................................................................................
2. Tujuan dan Sasaran Strategis.................................................................
3. Penetapan Kinerja Tahun 2011...............................................................
III. AKUNTABILITAS KINERJA.........................................................................
1. Pengukuran Kinerja.................................................................................
2. Analisis Akuntabilitas Kinerja...................................................................
3. Perbandingan Kinerja Tahunan……………………………………………..
4. Matrik Pengukuran Kinerja…………………………………………………..
IV PENUTUP....................................................................................................
2012
Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja iv
IKHTISAR EKSEKUTIF
Puji syukur Kehadirat Allah SWT atas berkah dan karunia-Nya sehingga Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Karantina Hewan dan
Keamanan Hayati Hewani (Pusat KHKehani), Badan Karantina Pertanian TA. 2012
selesai disusun. Laporan akuntabilitas kinerja adalah laporan kinerja tahunan yang
berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran
strategis instansi.
Pusat KHKehani memiliki Tugas dan Fungsi (Tusi) yaitu Melaksanakanpenyusunan kebijakan teknis perkarantinaan hewan dan pengawasankeamanan hayati hewani. Sebagai upaya untuk menjalankan tugas tersebut,
Pusat KHKehani menjalnakan fungsi yaitu:
a. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan,
serta evaluasi di bidang perkarantinaan hewan hidup;
b. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan,
serta evaluasi di bidang perkarantinaan produk hewan;
c. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan,
serta evaluasi di bidang pengawasan invasive alien species, agensia hayati,
produk rekayasa genetika, benda lain dan media pembawa lain impor, ekspor
serta antar area.
Berdasarkan Rencana Strategis Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati
Hewani 2010-2014 dan Permentan Permentan Nomor:
49/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Indikator Kinerja Utama Di Lingkungan
Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, Pusat KHKehani telah menetapkan
sasaran pada tahun 2012 yaitu : ‘Kebijakan teknis yang efektif dalamoperasional pencegahan masuk, menyebar dan keluarnya HPHK, panganhewani yang tidak aman serta media lain yang mengancam kelestariansumberdaya hayati hewani dan kesehatan pangan hewani’. Selanjutnya telah
dilakukan kontrak kinerja antara Kepala Pusat KHKehani dengan Kepala Badan
2012
Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja v
Karantina Pertanian dengan Indikator Kinerja dalam mencapai sasaran tersebut
adalah Kebijakan teknis operasional karantina hewan dan keamanan hayatihewani yang dihasilkan /disempurnakan dan dapat berimplementasi.Penetapan Kinerja Pusat KHKehani tahun 2012 adalah sebagai berikut:
2012
Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja i
Tabel 1. Kebijakan teknis operasional karantina hewan yang telah dihasilkan/ disempurnakan pada tahun 2012 dan dinilai
dapat berimplementasi.
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Kegiatan Capaian Out Put
Kebijakan teknis yang
efektif dalam
operasional pencegahan
masuk, menyebar dan
keluarnya HPHK,
pangan hewani yang
tidak aman serta media
lain yang mengancam
kelestarian sumberdaya
hayati hewani dan
kesehatan pangan
hewani
Kebijakan teknis
operasional
karantina hewan
dan keamanan
hayati hewani
yang
dihasilkan/dise
mpurnakan dan
dapat
berimplementasi
6 Kebijakan Teknis Operasional
dengan Kualitas Baik:
1. Pedoman Biosafety
Laboratorium;
2. Pedoman Pengawasan
Tindakan Karantina di Negara
Asal;
3. Pedoman Persyaratan dan Tata
Cara Pelaksanaan Tindakan
Karantina terhadap MBM;
6 Kegiatan:
1. 100%
2. 100%
3. 100%
Kualitas dari 6
Kebijakan yang
dihasilkan:
1. Keputusan
KaBarantan Nomor:
997/KPTS/OT.210/
L/7/2012 (100%).2. Nota Dinas kepada
Setban Tgl 30
November 2012
(75%)
3. Nota Dinas kepada
Setban Tgl ….
(75%)
2012
Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja ii
4. Pedoman Persyaratan dan Tata
Cara Tindakan Karantina
Terhadap Susu dan Produk
Susu;
5. Pengawasan dan Tindakan
Karantina Terhadap Pemasukan
dan Pengeluaran Bahan
Patogen dan/atau Obat Hewan;
6. Tindakan Karantina terhadap
Pemasukan dan Pengeluaran
Pakan dan/atau Bahan Pakan
4. 100%
5. 100%
6. 100%
4. Nota Dinas kepada
Setban Tgl…(75%)
5. Nota Dinas kepada
Setban Tgl 2 Juli
2012; Notifikasi ke
WTO dengan
nomor notifikasi
G/SPS/N/IND/57,
Tanggal 19
Nopember 2012.
(75%)6. Nota Dinas kepada
Setban Tgl 30
Oktober 2012
(75%)
2012
Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja i
Keberhasilan dan ketidakberhasilan pencapaian target PK ditentukandengan persentase yang telah ditetapkan dengan klasifikasi sebagaiberikut:
A. SANGAT BAIK : 96-100%B. BAIK : 76-95%C. CUKUP : 61-75%D. KURANG BAIK : ≤ 60%
Berdasarkan tabel 1, capaian target Pusat KHKehani dapat dihitung
sebagai berikut:
Rata-rata nilai realisasi kegiatan: 100%
Rata-rata nilai capain out put: 79,2%
Rerata capaian target: 89,6%
Setelah dilakukan perhitungan, capaian target PK Pusat KHKehani adalah
89,6% sehingga masuk dalam klasifikasi BAIK.
Beberapa hal yang menjadi hambatan dalam mencapai target yang telah
ditetapkan dengan mengacu pada indikator dapat dirangkum sebagai
berikut:
1. Keputusan Menteri Nomor: 617/Kpts/HK.060/12/2003 tentang
Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan di Lingkungan
Departemen Pertanian belum terimplementasikan dengan baik,
sehingga mengakibatkan keberagaman struktur anggaran
pelaksanaan kegiatan penyusunan kebijakan. Hal tersebut
berpengaruh pada capaian target kinerja karena dalam beberapa
kegiatan terdapat tahapan yang kurang sehingga capaiannya tidak
optimal.
2. Terdapat beberapa permasalahan operasional kebijakan yang
diangkat ke ranah hukum dan cukup menyita waktu dan pemikiran,
sehingga berpengaruh terhadap capaian target kinerja.
3. Tim penyusun pada Pusat KHKehani berasal dari pejabat fungsional
Medik Veteriner Karantina Hewan. Mengingat banyaknya jumlah
rancangan kebijakan yang disusun, dalam pelaksanaan tahapan
2012
Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja ii
kegiatannya terjadi kekurangan tim penyusun sehingga
kekurangannya diatasi dengan melibatkan petugas dari Unit Pelaksana
Teknis Karantina Pertanian sebagai tim penyusun. Hal tersebut
mengakibatkan capain target kinerja menjadi kurnag optimal karena
tim penyusun menjadi tidak fokus untuk memprioritaskan rancangan
kebijakan apa yang harus diselesaikan.
4. Out put kebijakan dalam bentuk Rancangan Peraturan/Keputusan
Menteri Pertanian cenderung membutuhkan tahapan yang sangat
panjang, terutama pada saat Notifikasi ke World Trade Organization
(WTO) dengan waktu notifikasi 60 hari. Pada perkembangannya,
terdapat rancangan yang diperpanjang masa notifikasinya menjadi 90
hari berdasarkan permintaan dari Negara Amerika Serikat.
5. Kegiatan Pusat KHKehani yang bukan menjadi PK juga membutuhkan
penyelesaian dalam rentang waktu yang sama dengan pencapaian
target PK, hal ini cukup berpengaruh terhadap capaian target PK.
6. Terdapat kegiatan PK yang belum selesai dasar hukumnya dalam
bentuk Peraturan/Keputusan Menteri, sehingga PK dalam bentuk
Keputusan Kepala Badan menjadi terhambat penetapannya.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 1
BAB IPENDAHULUAN
1. Organisasi dan Tata Kerja
Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani (Pusat KHKehani)
dipimpin oleh Kepala Pusat dengan tingkat Jabatan Eselon 2A yang
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Karantina Pertanian.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Kepala Pusat KHKehani selama
tahun 2012 dibantu oleh Bidang Karantina Hewan Hidup; Bidang
Karantina Produk Hewan; Bidang Keamanan Hayati Hewani; dan
Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat KHKehani
2. Landasan Hukum Pelaksanaan Tugasa) Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan nepotisme
(lembaran negara tahun 1999 Nomor 75 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3851);
b) Undang-undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan,
Ikan dan Tumbuhan;
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 2
c) Undang-undang Nomor 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan;
d) Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2000 tentang Karantina
Hewan;
e) Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementrian Pertanian.
Pusat KHKehani memiiliki total jumlah pegawai sebanyak 41 orang.
Distribusi pegawai sesuai struktur organisasi sebagaimana tercantum
pada Tabel 2.
Berdasarkan analisis beban operasional saat ini Pusat KHKehani belum
memiliki tingkat kesesuaian yang memadai antara jumlah distribusi dan
kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap kebutuhan organisasi
sesuai tugas dan fungsi. Idealnya pada setiap Sub Bidang pada Pusat
KHKehani terdiri masing-masing minimal 3 orang Dokter Hewan, sehingga
dalam 1 Bidang terdapat minimal 6 orang Dokter Hewan. Kondisi pada
saat ini, pada Bidang Karantina Hewan Hidup jumlah Dokter Hewan selain
pejabat eselon 4 hanya ada 3 orang, adapun pada Bidang Karantina
Produk Hewan jumlah Dokter Hewan selain pejabat eselon 4 hanya ada 1
orang. Jumlah Dokter Hewan yang memadai kebutuhan minimal adalah
Bidang Keamanan Hayati Hewani yaitu terdapat 5 orang. Beberapa hal
tersebut turut dipengaruhi oleh permasalahan mendasar dibidang SDM
antara lain adalah:
1. Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam penyediaan pegawai
baru;
2. Sistem rekruitmen dan penempatan pegawai belum memperhatikan
spesifikasi kebutuhan SDM karantina hewan;
3. Nilai-nilai Budaya Kerja belum terimplementasi dengan baik.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 3
Tabel 2. Distribusi SDM Berdasarkan Organisasi Unit Kerja
NO. UNIT ORGANISASIJUMLAH(Orang)
1. PUSAT KHKEHANI 11.1. Bidang Karantina Hewan Hidup 121.2. Bidang Karantina Produk Hewan 91.3. Bidang Keamanan Hayati Hewani 101.4 Kelompok Jabatan Fungsional 9
Jumlah 41
3. Tugas Pokok dan FungsiBerdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsí, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia jo. Peraturan Presiden R.I Nomor
10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian
Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden R.I Nomor 15 Tahun 2005 serta Peraturan Menteri Pertanian No.
61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, menyatakan bahwa
tugas pokok Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani
adalah Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis perkarantinaanhewan dan pengawasan keamanan hayati hewani. Struktur organisasi
Pusat KHKehani sebagaimana tercantum pada Gambar 1.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/
10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Pertanian
menyatakan bahwa Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Pusat Karantina
Hewan dan Keamanan Hayati Hewani adalah sebagai berikut:
a. Tugas Pokoka) Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis perkarantinaan hewan
dan pengawasan keamanan hayati hewani;
b) Bidang Karantina Hewan Hidup mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan
pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan hewan hidup;
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 4
c) Bidang Karantina Produk Hewan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis,
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan perkarantinaan produk
hewan;
d) Bidang Keamanan Hayati Hewani mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan
pemantauan, serta evaluasi di bidang pengawasan invasive alien
species, agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan
media pembawa lain impor, ekspor serta antar area;
e) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan
kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
b. FungsiDalam melaksanakan tugas Pusat Karantina Hewan dan Keamanan
Hayati Hewani menyelenggarakan fungsi:
a) penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan
pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan hewan hidup;
b) penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan
pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan produk
hewan; dan
c) penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan
pemantauan, serta evaluasi di bidang pengawasan invasive alien
species, agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan
media pembawa lain impor, ekspor serta antar area.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Karantina Hewan Hidup
menyelenggarakan fungsi:
a) penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis,
dan pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan dan
laboratorium, serta analisis risiko hama penyakit hewan karantina
hewan hidup impor; dan
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 5
b) penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis,
dan pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan serta analisis
risiko hama penyakit hewan karantina hewan ekspor dan antar area.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Karantina Produk Hewan
menyelenggarakan fungsi :
a) penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis
dan evaluasi pelaksanaan perkarantinaan, serta analisis risiko hama
penyakit hewan karantina produk hewan impor; dan
b) penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis
dan evaluasi pelaksanaan perkarantinaan, serta analisis risiko hama
penyakit hewan karantina produk hewan ekspor dan antar area.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Keamanan Hayati Hewani
menyelenggarakan fungsi:
a) penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis,
dan pemantauan, serta evaluasi di bidang pengawasan invasive alien
species, agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan
media pembawa lain impor; dan
b) penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan
teknis, dan pemantauan, serta evaluasi di bidang pengawasan invasive
alien species, agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan
media pembawa lain ekspor dan antar area.
Implementasi operasional kebijakan yang telah dihasilkan Pusat,
berdasarkan Permentan No. 22/Permentan/OT.140/4/2008 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja UPT Karantina Pertanian ditetapkan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian dilaksanakan oleh UPTKP
yang terdiri dari:
1. Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian;
2. Balai Besar Karantina Pertanian, (5 UPT);
3. Balai Karantina Pertanian Kelas I (15 UPT);
4. Balai Karantina Pertanian Kelas II (11 UPT);
5. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I (14 UPT), dan
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 6
6. Stasiun Karantina Pertanian Kelas II, (5 UPT).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
49/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Indikator Kinerja Utama di
Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, Pusat KHKehani
memiliki Sasaran dan Indikator Kinerja Utama sebagai berikut:
a) Sasaran yaitu Kebijakan teknis yang efektif dalam operasional
pencegahan masuk, menyebar dan keluarnya HPHK, Pangan Hewani
yang tidak aman serta media lain yang mengancam kelestarian
sumberdaya hayati hewani dan kesehatan pangan hewani;
b) Indikator Kinerja Utama yaitu Kebijakan teknis operasional karantina
hewan dan keamanan hayati hewani yang dihasilkan/disempurnakan
dan dapat berimplementasi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntablitas Kinerja Instansi
Pemerintah, bahwa dokumen Penetapan Kinerja (PK) merupakan suatu
dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara
atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu
berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Dalam
menyusun dokumen PK, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: a.
Kontrak kinerja antara Presiden dengan Menteri; b. Dokumen
perencanaan jangka menengah; c. Dokumen perencanaan kinerja
tahunan; d. Dokumen penganggaran dan atau pelaksanaan anggaran.
Adapun LAKIP adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung
jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis
instansi. Instansi yang wajib menyusun laporan akuntabilitas kinerja
adalah: a). Kementerian/Lembaga; b). Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota; c). Unit Organisasi Eselon I pada
Kementerian/Lembaga; d). Satuan Kerja Perangkat Daerah; dan e). Unit
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 7
kerja mandiri yaitu unit kerja yang mengelola anggaran tersendiri dan/atau
unit yang ditentukan oleh pimpinan instansi masing-masing.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berisi uraian
pencapaian sasaran strategis sebagaimana yang ditetapkan dalam
dokumen PK dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut
sekurang-kurangnya menyajikan informasi mengenai: a). pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi; b). realisasi pencapaian indikator kinerja
utama organisasi; c). penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja;
dan d). pembandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun
berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan.
Fokus pelaporan kinerja di dalam LAKIP adalah: (1).
Kementerian/Lembaga /Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota melaporkan
pencapaian tujuan/sasaran strategis yang bersifat hasil (outcome); (2).
Unit kerja organisasi eselon I pada Kementerian/Lembaga dan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melaporkan pencapaian tujuan/sasaran
strategis yang bersifat hasil (outcome) dan atau keluaran (output) penting;
(3). Unit kerja mandiri lainnya melaporkan pencapaian sasaran strategis
yang bersifat keluaran (output) penting dan atau keluaran (output) lainnya.
Dengan demikian, mengingat Pusat Karantina Hewan dan Keamanan
Hayati Hewani (Pusat KHKehani) diangap sebagai suatu Unit Kerja
Mandiri, maka fokus yang dilaporkan adalah pencapaian sasaran strategis
yang bersidat keluaran (output) penting dan atau keluaran (output)
lainnya.
Melalui penyusunan LAKIP Pusat KHKehani yang sesuai dengan
pedoman, diharapkan dapat diperoleh manfaat yaitu sebagai: a). Bahan
evaluasi akuntabilitas kinerja Pusat KHKehani bagi pihak yang
membutuhkan; b). Penyempurnaan dokumen perencanaan Pusat
KHKehani untuk periode yang akan datang; c). Penyempurnaan
pelaksanaan program dan kegiatan Pusat KHKehani yang akan datang;
d). Penyempurnaan berbagai kebijakan Pusat KHKehani yang diperlukan.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 8
BAB IIPERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
1. Visi dan MisiPusat KHKehani memiliki visi dan misi yaitu sebagai berikut:
Visi“Menjadi Pusat Teknis yang Tangguh dan Terpercaya’
dalam Penyusunan Kebijakan Perlindungan Kelestarian
Sumberdaya Alam Hayati Hewani, Lingkungan dan
Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan
Hewani”
MisiDengan mempertimbangkan tugas Pokok dan Fungsi, Prioritas Nasional
dan Kebijakan Kementerian Pertanian, dan Kebijakan Barantan, serta
untuk menjabarkan visi, maka Pusat KHKehani mempunyai misi yaitu:
1. Mewujudkan kebijakan perlindungan kelestarian sumberdaya
alam hayati hewan dari serangan hama dan penyakit hewan
karantina (HPHK);
2. Mewujudkan kebijakan keamanan pangan hewani;
3. Mewujudkan kebijakan fasilitasi perdagangan dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas
hewan dan produk hewan;
4. Meningkatkan Citra dan Kualitas Layanan Publik.
2. Tujuan dan Sasaran Strategisa. TujuanVisi dan Misi memiliki sifat yang relatif sulit diukur secara langsung, oleh
karena itu perlu diturunkan/diderivasi menjadi tujuan dan sasaran
strategis. Tujuan merupakan pernyataan tentang apa yang ingin dicapai
oleh Pusat KHKehani dalam kurun 5 tahun kedepan. Pusat KHKehani
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 9
memiliki Tupoksi melaksanakan penyusunan kebijakan teknisperkarantinaan hewan dan pengawasan keamanan hayati hewani,dengan demikian, hasil yang diharapkan adalah tingkat efektifitas
penyelenggaraannya. Oleh karena itu, Pusat KHKehani menetapkan
tujuan utama sebagai berikut:
1. Melaksanakan dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyusunan
kebijakan perkarantinaan hewan dan pengawasan keamanan hayati
hewani.
Mengingat penyusunan kebijakan perkarantinaan hewan dan
pengawasan keamanan hayati akan berpengaruh terhadap pelayanan
kepada publik dan merupakan salah satu instansi yang menggunakan
sumberdaya Pemerintah termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN), maka perlu menetapkan tujuan yang berkaitan dengan
prinsip pelayanan publik dan penyelenggaraan kepemerintahan,
sehingga tujuan berikutnya adalah:
2. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya dan Implementasi Prinsip Tata
Pemerintahan yang Baik
Untuk dapat mengukur keberhasilan visi dan misi maka tujuan harus
memiliki indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan tujuan diukur
dari:
a. Tingkat kepatuhan dan kepuasan aparatur dan pengguna jasa
karantina, terhadap kebijakan karantina hewan dan pengawasan
keamanan hayati hewani;
b. Tingkat efektifitas pengendalian ancaman risiko yang berhubungan
dengan masuk dan menyebarnya HPHK, serta bahan pangan
hewani yang tidak sesuai dengan standar keamanan pangan
nasional;
c. Tingkat efektifitas dukungan ekspor terhadap komoditas hewan dan
produk hewan serta produk tertentu yang dipersyaratkan.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 10
b. Sasaran StrategisSasaran strategis merupakan penjabaran dari tujuan dengan arah yang
lebih terukur. Sasaran Strategis Pusat KHKehani menterjemahkan
pencapaian misi sehingga berorientasi pada proses internal utama yang
berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundangan, dan berkontribusi langsung pada pencapaian
tujuan utama. Pusat KHKehani menetapkan sasaran strategis berupa
“Peningkatan Kualitas Kebijakan Karantina Hewan dan Pengawasan
Keamanan Hayati Hewani”.
Pencapaian Sasaran Strategis tersebut dijabarkan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 3. Rencana tindak jangka menengah Pusat KHKehani 2010-2014
NOPROGRAM/KEGIATANPRIORITAS
SASARAN INDIKATORTARGET
ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATANPRIORITAS(Milyar Rp)
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
12.
1
Peningkatan
Sitem
Karantina
Hewan dan
Keamanan
Hayati Hewani
(Prioritas
Bidang)
Peningkatan
Kualitas
kebijakan
karantina
Hewan dan
Pengawasan
Keamanan
Hayati
Hewani.
Kebijakan
karantina
hewan dan
pengawasan
keamanan
hayati hewani
yang efektif
3 6 6 6 6 4.71 8.00 9.60 11.52 13.82
Jenis-jenis kegiatan anggaran yang diselenggarakan pada tahun 2012
selanjutnya mengacu pada Renstra Pusat KHKehani.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 11
3. Penetapan Kinerja Tahun 2011Dalam rangka merealisasikan Renstra Pusat KHKehani, telah dijabarkan
dalam bentuk Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2011 sebagai berikut:
Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan 2012
No. Rencana Kegiatan TargetRealisasi
RencanaAnggaran
(Rp)Peningkatan Sistem KarantinaHewan dan Keamanan HayatiHewani
1. Rumusan Kebijakan, Rekomendasidan Evaluasi di BidangPerkarantinaan Hewan danKeamanan Hayati Hewani
17 Dokumen 7.540.472.000
1) Penyusunan Pedoman BiosafetyLaboratorium;
2) Penyusunan PedomanPengawasan TKH di NegaraAsal;
3) Penyusunan Analisis RisikoMedia Pembawa HPHK berupaHewan;
4) Penyusunan Analisis RisikoMedia Pembawa HPHK berupaProduk Hewan;
5) Pedoman Persyaratan dan TataCara Pelaksanaan TindakanKarantina terhadap MediaPembawa Produk Hewan MBM,Daging, Kulit Industri, Susu danTelur;
6) Penyusunan Kebijakan TindakanKarantina terhadap MediaPembawa Anthrax;
7) Penyusunan PedomanPemantauan HPHK dan UjiCoba;
8) Penyusunan Status dan SituasiHPHK di Wilayah RI;
9) Review Peraturan tentangPengawasan dan TindakanKarantina thd Bahan Patogen,Sediaan Biologik, serta ObatHewan golongan Farmasetik dan
84.024.000
181.172.000
38.012.000
476.628.000
368.858.000
268.814.000
763.912.000
1.218.360.000
487.010.000
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 12
Premix;
10) Kegiatan Penyusunan KajianAkademis tentang KeamananPakan, Bahan Baku Pakan,dan Insecta (Vektor);
11) Penyusunan JuklakPengawasan PRG;
12) Penyusunan danPenyempurnaan PedomanPengawasan IAS;
13) Penyusunan Sistem KarantinaHewan dan Kajian PulauKarantina;
14) Pedoman Persyaratan danPenetapan IKH;
15) Penyempurnaan PedomanPersyaratan dan Tata CaraPelaksanaan TindakanKarantina Terhadap MediaPembawa Sarang BurungWalet;
16) Review Laboratorium KarantinaHewan;
17) Penyusunan juklak/juknisterhadap HPR.
537.010.000
173.530.000
570.590.000
1.600.000.000
67.562.000
256.340.000
387.608.000
61.042.000
Selanjutnya dengan mengacu RKT dan anggaran yang telah ditetapkan,
Pusat KHKehani telah menentukan Penetapan Kinerja (PK) tahun 2012
dengan menetapkan 6 target capaian kebijakan sebagai berikut:
1. Pedoman Pengawasan Tindakan Karantina di Negara Asal;
2. Pedoman Biosafety Laboratorium;
3. Pedoman Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan Tindakan Karantina
terhadap MBM, Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur;
4. Penyempurnaan Pedoman Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan
Tindakan Karantina Terhadap Media Pembawa Sarang Burung Walet;
5. Pengawasan dan Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan dan
Pengeluaran Bahan Patogen dan/atau Obat Hewan;
6. Tindakan Karantina terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pakan
dan/atau Bahan Pakan.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 13
Jumlah anggaran yang diperlukan untuk mencapai Penetapan Kinerja
tersebut adalah Rp. 1.913.254.000,-
Keberhasilan dalam mencapai keenam target PK yang telah ditetapkan,
selanjutnya diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dengan
menggunakan rumus perhitungan yang telah disepakati di Badan
Karantina Pertanian. Pusat KHKehani merupakan Unit Kerja Eselon II,
dengan demikian pelaporan terhadap capaian Penetapan Kinerja
mengacu pada Pasal 17 ayat (3) Peraturan Menteri Pendayagunan
Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2000 yaitu bahwa substansi yang
dilaporkan adalah pencapaian sasaran strategis yang bersifat keluaran(output) penting dan atau keluaran (output) lainnya.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 14
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
1. PENGUKURAN KINERJAPengukuran kinerja pada Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati
Hewani Tahun 2012 dilakukan dengan cara membandingkan antara target
Penetapan Kinerja (PK) dengan capaian kinerja serta
memperhitungkannya dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan.
Keberhasilan dan ketidakberhasilan pencapaian target PK ditentukan
dengan persentase yang telah ditetapkan dengan klasifikasi sebagai
berikut:
A. SANGAT BAIK : 96-100%
B. BAIK : 76-95%
C. CUKUP : 61-75%
D. KURANG BAIK : ≤ 60%
Capaian target Pusat KHKehani selanjutnya dinilai dengan menghitung
nilai rerata capaian target dan mencocokkan dengan klasifikasi
persentase kualitas kebijakan yang telah disepakati.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 15
Penetapan Kinerja Pusat KHKehani Tahun 2012 adalah sebagai berikut:
PENETAPAN KINERJABADAN KARANTINA PERTANIAN 2012
Unit Organisasi Eselon II : Pusat Karantina Hewan dan KeamananHayati Hewani
Tahun Anggaran : 2012
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Kebijakan teknis yangefektif dalam operasionalpencegahan masuk,menyebar dan keluarnyaHPHK, Pangan hewaniyang tidak aman sertamedia lain yangmengancam kelestariansumberdaya hayati hewanidan kesehatan panganhewani.
Kebijakan teknis operasional karantinahewan dan keamanan hayati hewaniyang dihasilkan/disempurnakan dandapat berimplementasi
6KebijakandenganKualitas
BAIK
Jumlah Anggaran :Peningkatan Sistem Karantina Hewan dan Keamanan Hayati HewaniRp 10.909.772.000,-
Dari total anggaran Pusat KHKehani sebesar RP. 10.909.772.000,
selanjutnya terjadi penghematan anggaran sehingga total anggarannya
menjadi 10.697.253.000.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 16
Dalam menentukan keberhasilan capaian PK, sesuai dengan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor: 49/Permentan/OT.140/8/2012 digunakan
Indikator Kinerja Utama Pusat KHKehani yang digunakan yaitu “Kebijakan
teknis operasional karantina hewan dan keamanan hayati hewani yang
dihasilkan/disempurnakan dan dapat berimplementasi”.
2. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJAAnalisis akuntabilitas kinerja dilakukan dengan memberikan bobot kualitas
terhadap capaian yang telah dihasilkan oleh Pusat KHKehani. Penilaian
bobot kualitas mengacu pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Klasifikasi kualitas capaian
No. Bobot Nilai Keterangan1. 100% Kebijakan telah ditetapkan dengan
terbitnya Surat Keputusan.
2. 75% Kebijakan belum ditetapkan dan
sudah disampaikan kepada
Sekretariat Badan Karantina
Pertanian melalui Nota Dinas agar
dapat diproses lebih lanjut.
3. 50% Kebijakan belum ditetapkan, naskah
belum terselesaikan, dan belum
disampaikan kepada Sekretariat
Badan Karantina Pertanian melalui
Nota Dinas.
Setelah dilakukan pembobotan selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai
dengan rumus.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 17
Analisis terhadap capaian PK Pusat KHKehani diuraikan sebagai berikut:
1) Pedoman Biosafety LaboratoriumLaboratorium karantina hewan yang kompeten dan terakreditasi sangat
diperlukan dalam menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi
perkarantinaan hewan saat ini dan yang akan datang. Sarana, prasarana
dan sumber daya laboratorium harus memenuhi syarat dalam
melaksanakan kegiatan pengujian sehingga hasil diperoleh dalam waktu
singkat dengan hasil validasi dan akurasi tinggi. Disamping itu
keselamatan kerja petugas yang bekerja di laboratorium mikrobiologi juga
perlu mendapatkan perhatian dan prioritas.Kebijakan ini disusun dengan
pertimbangan bahwa keselamatan hayati (Biosafety) dalam bekerja di
Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedis (Biosafety in Microbiological and
Biomedical Laboratory/BMBL) telah menjadi tuntutan. Pedoman BMBL
diarahkan pada penanganan bahan mikrobiologi khususnya yang terkait
dengan agen infeksius berbahaya yang dapat ditangani secara aman di
dalam ruangan atau containment. Selama ini penyelenggaraan
laboratorium karantina hewan lingkup Badan Karantina Pertanian belum
memiliki acuan yang mengikat dalam bentuk pedoman, sehingga hal
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya keberagaman persepsi dan
aktivitas dalam penyelenggaraan laboratorium khususnya terhadap aspek
keselamatan.
Pencapaian PK berupa Pedoman Biosafety Laboratorium dilaksanakan
dalam 2 tahapan kegiatan yaitu: 1) Kegiatan Penyusunan Pedoman
Biosafety Laboratorium, dan 2) Kegiatan Pembahasan Pedoman Biosafety
Laboratorium. Rapat persiapan dilaksanakan 1 (satu) kali sebelum
kegiatan penyusunan dilakukan. Rapat persiapan dilaksanakan dengan
pertemuan tim penyusun untuk menginventarisir hal-hal yang perlu
dibahas didalam draft pedoman, mengumpulkan dan menyiapkan bahan-
bahan materi sebagai bahan penyusunan draft awal.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 18
Setelah rapat persiapan, tahap tahap pertama adalah kegiatan
penyusunan pedoman dengan out put berupa draft awal kebijakan.
Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan kegiatan pembahasan pedoman
dengan out put berupa draft akhir kebijakan.
Hasil kegiatan berupa draft Pedoman Biosafety Laboratorium selanjutnya
ditindaklanjuti dengan penyampaian kepada Sekretariat Badan Karantina
Pertanian untuk diproses penetapannya. Selanjutnya draft tersebut telah
disetujui oleh Kepala Badan Karantina Pertanian dengan diterbitkannya
Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor:
997/KPTS/OT.210/L/7/2012 tentang Pedoman Biosafety Laboratorium.
Kegiatan penyusunan dan pembahasan Pedoman Biosafety Laboratorium
dengan keluaran berupa Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian
telah selesai dilaksanakan, dengan demikian PK dari kegiatan ini telah
berhasil dicapai dengan bobot kualitas 100%.
Evaluasi Pencapaian Kinerja
Pelaksanaan kegiatan penyusunan dan pembahasan Pedoman Biosafety
Laboratorium dinilai tidak menemui kendala yang berarti dan output yang
diharapkan telah berhasil dicapai.
Analisis Pencapaian KinerjaAkuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan
dalam PK. Indikator kinerja untuk PK tahun 2012 adalah “Kebijakan teknis
operasional karantina hewan dan keamanan hayati hewani yang
dihasilkan/disempurnakan dan dapat berimplementasi”.
Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Kebijakan Teknis
Operasional Karantina Hewan yang dihasilkan tersebut dinilai dapat
berimplementasi dalam operasional pelayanan dan pengawasan. Sebagai
upaya untuk mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 19
dan/atau pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi
permasalahan yang sedang dihadapi dan kebutuhan operasional yang
perlu diterbtkan pedomannya. Dalam setiap tahapan pelaksanaan
kegiatan menghadirkan narasumber yang kompeten yaitu: 1) Dr. Drh. RM.
Abdul Adjid; 2) Dr. Drh. Diah Iskandriati; 3) Dr. Drh. M. Haryadi Wibowo,
MP; 4) Dr. Drh. Indrawati Sendow; dan 5) Dr. Drh. Fajar Sumping, serta
melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang berasal beberapa UPTKP
yaitu Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUSKP), Balai Besar
Karantina Pertanian (BBKP) Tanjung Priok, dan Balai Uji Terap Teknik
dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP). Narasumber, peserta
dan/atau tim penyusun dinilai sudah merupakan representasi
UPTKP/laboratorium veteriner yang mempunyai keterkaitan dengan
kebijakan yang akan dihasilkan. Dengan demikian, seluruh peserta
dan/atau tim penyusun telah membahas dan menyepakati kebijakan yang
dihasilkan sehingga Pedoman Biosafety Laboratorium dinilai dapat
berimplementasi.
Pedoman Biosafety Laboratorium juga telah diapresiasikan kepada
UPTKP dengan peserta sejumlah 60 orang baik dari UPTKP maupun dari
Pusat KHKehani. Anggaran yang dipergunakan untuk pelaksanaan
kegiatan apresiasi pedoman tersebut adalah Rp. 368.970.000.
Total anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan
penyusunan dan pembahasan Pedoman Biosafety Laboratorium adalah
sebesar Rp. 84.024.000 dan realisasi penyerapan anggarannya
adalah Rp. 72.799.500 atau 86,62 %.
2). Pedoman Pengawasan Tindakan Karantina Hewan di Negara AsalKebijakan ini disusun dengan pertimbangan bahwa tindakan karantina
dalam rangka pelaksanaan pencegahan masuk dan tersebarnya hama
dan penyakit hewan tersebut dapat dilakukan di Negara atau area asal
(pre-border), ditempat-tempat pemasukan/pengeluaran (border) dan
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 20
paska masuk (post border) sebagaimana yang diamanahkan dalam
peraturan perundang-undangan dibidang karantina hewan. Kondisi saat
ini, fokus pelaksanaan pengawasan dan tindakan karantina masih
terbatas dilakukan pada tempat-tempat pemasukan/pengeluaran baik di
areal pelabuhan maupun didalam instalasi karantina hewan. Sementara
untuk kegiatan pre-border sama sekali belum dilakukan, padahal upaya
pencegahan masuknya HPHK dari luar negeri akan lebih efektif apabila
pengawasan dan tindakan karantina dapat dilakukan di Negara asal.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka dianggap penting untuk
dilakukan penyusunan draft Pedoman Pengawasan Tindakan Karantina di
Negara Asal.
Pencapaian PK berupa Pedoman Pengawasan Tindakan Karantina di
Negara Asal dilaksanakan dalam 2 tahapan kegiatan yaitu: 1) Kegiatan
Pembahasan Bahan Kajian, dan 2) Kegiatan Workshop Penyusunan
Rancangan Pedoman Pengawasan Tindakan Karantina Hewan di Negara
Asal. Rapat persiapan dilaksanakan 1 (satu) kali sebelum kegiatan
penyusunan dilakukan. Rapat persiapan dilaksanakan dengan pertemuan
tim penyusun untuk menginventarisir hal-hal yang perlu dibahas didalam
draft pedoman, mengumpulkan dan menyiapkan bahan-bahan materi
sebagai bahan penyusunan draft awal.
Setelah rapat persiapan, tahap tahap pertama adalah kegiatan
pembahasan bahan kajian dengan out put berupa draft awal kebijakan.
Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan kegiatan workshop dengan out
put berupa draft akhir kebijakan.
Hasil kegiatan berupa draft Pedoman Biosafety Laboratorium selanjutnya
ditindaklanjuti dengan penyampaian kepada Sekretariat Badan Karantina
Pertanian untuk diproses penetapannya melalui Nota Dinas Kepala Pusat
Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Tanggal 30 November
2012. Selanjutnya draft tersebut belum dapat ditetapkan karena belum
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 21
ada Peraturan Menteri sebagai menjadi payung hukum yang lebih tinggi.
Dengan demikian diperlukan penyesuaian legal drafting secara lebih teliti
agar penetapan pedoman dalam bentuk Keputusan Kepala Badan
tersebut tidak bertentangan dengan kaidah penyusunan peraturan
perundangan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Nomor:
617/Kpts/HK.060/12/2003 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan
Perundang-Undangan di Lingkungan Departemen Pertanian.
Kegiatan pembahasan dan workshop terhadap Pedoman Pengawasan
Tindakan Karantina di Negara Asal dengan keluaran berupa Keputusan
Kepala Badan Karantina Pertanian telah selesai dilaksanakan namun
belum ditetapkan, dengan demikian PK dari kegiatan ini telah dicapai
dengan bobot kualitas 75%.
Evaluasi Pencapaian KinerjaPelaksanaan kegiatan Pedoman Pengawasan Tindakan Karantina di
Negara Asal terhambat oleh belum adanya paying hukum yang lebih tinggi
dalam bentuk Peraturan/Keputusan Menteri. Sehubungan dengan hal
tersebut dalam setiap penyusunan kebijakan ke depan, perlu dicermati
kaidah penyusunan peraturan perundangan dengan mengacu pada
Keputusan Menteri Nomor: 617/Kpts/HK.060/12/2003 tentang Pedoman
Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan di Lingkungan Departemen
Pertanian.
Analisis Pencapaian KinerjaAkuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan
dalam PK. Indikator kinerja untuk PK tahun 2012 adalah “Kebijakan teknis
operasional karantina hewan dan keamanan hayati hewani yang
dihasilkan/disempurnakan dan dapat berimplementasi”.
Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Kebijakan Teknis
Operasional Karantina Hewan yang dihasilkan tersebut dinilai dapat
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 22
berimplementasi dalam operasional pelayanan dan pengawasan. Sebagai
upaya untuk mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan
dan/atau pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi
permasalahan yang sedang dihadapi dan kebutuhan operasional yang
perlu diterbtkan pedomannya. Dalam setiap tahapan pelaksanaan
kegiatan menghadirkan Narasumber yang kompeten yaitu: 1) drh. Kurnia
Achjadi, M.Si; 2) Ir. Esti Anelia; dan drh. Muchtar A. Baraniah, serta
melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang berasal beberapa UPTKP
yaitu BBKP Tanjung Priok, BBUSKP, BKP Kelas Kupang, BKP Kelas I
Pekanbaru, BKP Kelas II Tanjung Pinang, SKP Kelas I Parepare, dan
SKP Kelas I Cilacap. Peserta dari luar yaitu pengguna jasa antara lain
adalah dari Direktorat Perbibitan dan Asosiasi Pengusaha Feedloter
Indonesia (APFINDO). Peserta dan/atau tim penyusun dinilai sudah
merupakan representasi UPTKP yang mempunyai keterkaitan dengan
kebijakan yang akan dihasilkan. Dengan demikian, seluruh peserta
dan/atau tim penyusun telah membahas dan menyepakati substansi
kebijakan yang dihasilkan sehingga Pedoman Pengawasan Tindakan
Karantina di Negara Asal dinilai dapat berimplementasi.
Total anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan
penyusunan dan pembahasan Pedoman Pengawasan Tindakan Karantina
di Negara Asal adalah sebesar Rp. 181.172.000 dan realisasi penyerapan
anggarannya adalah Rp. 163.154.700 atau 90,06 %.
3). Pedoman Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan TindakanKarantina terhadap Produk Hewan MBM, Daging, Kulit Industri,Susu dan Telur;
Penetapan Kinerja terhadap Rumusan Penyusunan Pedoman
Persyaratan dan Tatacara Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan
terhadap MBM, Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur selanjutnya
ditindaklanjuti dengan kegiatan Penyusunan Pedoman dengan tahapan
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 23
pelaksanaan yaitu: a. Persiapan; b. Pengumpulan Bahan; c. Pembahasan;
d. Penyempurnaan Kajian. Masing-masing tahapan kegiatan tersebut
telah menghasilkan out put sesuai penekanannya, dan hasil akhir berupa
Rancangan Pedoman Persyaratan dan Tatacara Pelaksanaan Tindakan
Karantina Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur.
Pencapaian Sasarana. Kegiatan PersiapanKegiatan Persiapan Penyusunan Pedoman Persyaratan dan Tatacara
Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit
Industri, Susu dan Telur dilakukan dengan melibatkan tim penyusun dan
struktural dalam Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani,
dalam menentukan arah dan kebijakan yang akan diambil dan dituangkan
dalam pedoman yang sedang disusun. Hal yang dilakukan adalah
penentuan dan pembagian tugas untuk setiap tim penyusun dan juga
panitia.
b. Kegiatan Pengumpulan BahanKegiatan Pengumpulan Bahan dilaksanakan dengan melibatkan tim dan
seluruh struktural Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani
guna mendapatkan bahan dalam rangka penyusunan pedoman. Kegiatan
pengumpulan ini dilaksanakan menggunakan teknik mendapatkan
masukan dari Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, dengan
mendapatkan masukan berupa tindakan karantina hewan yang selama ini
telah dilaksanakan di lapangan dengan menggunakan kuesioner terhadap
pelaksanaan tindakan karantina yang dilakukan oleh masing-masing Unit
Pelaksana Teknis Karantina Pertanian. Tim penyusun juga melakukan
pengumpulan bahan yang terdapat dalam literatur dan sumber-sumber
lain yang mendukung baik berupa kajian ilmiah maupun dalam segi
peraturan perundangan.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 24
c. Kegiatan PembahasanKegiatan Pembahasan Penyusunan Pedoman Persyaratan dan Tatacara
Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit
Industri, Susu dan Telur dilaksanakan dengan melibatkan Pusat Karantina
Hewan dan Keamanan Hayati Hewani dengan Unit Pelaksana Teknis
Karantina Pertanian beserta Narasumber dari Komisi Ahli Karantina
Hewan yaitu Prof. DR. Drh. Bambang Pontjo dan DR. Drh. Hadri Latif,
M.Sc. Pembahasan konsep pedoman ini menggunakan metoda
pemaparan dan diskusi. Pemaparan konsep dilaksanakan oleh tim
penyusun sesuai dengan pembagian tugas yang telah dilakukan, dengan
diperkaya dari hasil pelaksanaan pengumpulan bahan di Unit Pelaksana
Teknis Karantina Pertanian antara lain: BBKP Belawan, BKP I Semarang,
BBKP Surabaya, BBKP Makassar, BKP I Pontianak, untuk dapat
dirumuskan dalam sebuah konsep yang lebih matang. Diskusi
dilaksanakan guna mendapatkan masukan dari Perguruan Tinggi, Bagian
Hukum dan Humas Sekretariat Badan Karantina Pertanian, dan Komisi
Ahli Karantina Hewan. Masukan yang didapatkan dari diskusi tersebut
dapat digunakan untuk menyempurnakan konsep kajian yang ada.
Kajian yang telah dibahas pada tahap ini kemudian ditransformasikan
dalam bentuk konsep peraturan dengan ruang lingkup berupa:
Persyaratan Karantina Hewan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran
MBM, Tatacara Tindakan Karantina Hewan terhadap Pemasukan dan
atau Pengeluaran MBM, Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur, Ketentuan
Pelarangan dan Pungutan Jasa Karantina.
d. PenyempurnaanKegiatan penyempurnaan merupakan kegiatan dalam rangka
menyempurnakan konsep hingga legal drafting yang berupa pasal-pasal
yang memudahkan Bagian Hukum dan Humas Barantan dalam menyusun
konsep peraturan menteri ini.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 25
Setelah kegiatan selesai, naskah/konsep peraturan ini disampaikan oleh
Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani kepada Sekretariat
Badan Karantina Pertanian cq. Bagian Hukum dan Humas, melalui Nota
Dinas Kepala Pusat Karantina Hewan dan Kemanan Hayati Hewani untuk
diproses lebih lanjut.
Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan Penyusunan
Pedoman Persyaratan dan Tatacara Pelaksanaan Tindakan Karantina
Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur, dengan
hasil akhir berupa Naskah Rancangan Pedoman Persyaratan dan
Tatacara Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan terhadap MBM,
Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur yang telah disampaikan kepada
Sekretariat Badan Karantina Pertanian, maka Rumusan Pedoman ini akan
ditindaklanjuti oleh Bagian Hukum dan Humas Barantan untuk diproses
lebih lanjut.
Evaluasi Pencapaian KinerjaSeluruh tahapan kegiatan telah dilaksanakan, namun dalam tiap
kelanjutan pelaksanaan dari tahap satu ke tahap berikutnya tidak
dilakukan secara langsung, namun diseling dengan kegiatan-kegiatan
lainnya. Hal tersebut dikhawatirkan dapat berpengaruh terhadap intensitas
dan kontinuitas pembahasan dari tiap tahapan kegiatan. Ke depan,
diharapkan agar setiap tahapan dari seluruh rangkaian kegiatan
disamping dilakukan secara berurutan dan langsung tanpa disela oleh
kegiatan lainnya.
Pelaksanaan setiap tahapan dari seluruh rangkaian kegiatan Penyusunan
Pedoman Persyaratan dan Tatacara Pelaksanaan Tindakan Karantina
Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur
dilaksanakan dengan melibatkan pihak-pihak terkait, dalam rangka
melakukan harmonisasi dalam pembuatan peraturan sehingga tidak
terjadi tumpang tindih dalam pengaturan. Hal ini akan memberikan sinergi
dalam implementasi peraturan ini kelak.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 26
Analisis Pencapaian KinerjaAkuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan
dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja untuk Penetapan Kinerja tahun
2012 adalah “Jumlah Rumusan Kebijakan teknis operasional karantina
hewan dan keamanan hayati hewani yang dihasilkan/disempurnakan dan
dapat berimplementasi dalam operasional pelayanan dan pengawasan”.
Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani telah menetapkan
Pedoman Persyaratan dan Tatacara Pelaksanaan Tindakan Karantina
Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur sebagai
salah satu dari 6 (enam) Penetapan Kinerja. Sesuai dengan indikator yang
telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional Karantina
Hewan telah berhasil dicapai salah satunya melalui pelaksanaan seluruh
rangkaian pelaksanaan kegiatan Penyusunan Pedoman Persyaratan dan
Tatacara Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan terhadap MBM,
Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur yang telah menghasilkan
Rancangan Peraturan Menteri Pertanian Persyaratan dan Tatacara
Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit
Industri, Susu dan Telur. Rancangan tersebut telah disampaikan kepada
Sekretariat Badan Karantina Pertanian untuk ditindaklanjuti proses
penetapannya melalui Memo Dinas Kapus Karantina Hewan dan
Keamanan Hayati Hewani.
Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan
Teknis Operasional Karantina Hewan yang dihasilkan dapat
berimplementasi dalam operasional pelayanan dan pengawasan. Sebagai
upaya untuk mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan
dan/atau pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi
permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan pelaksanaan
kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang terdiri dari
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 27
pejabat fungsional Pusat Karantina Hewan dan Kemanan Hayati Hewani
yang mempunyai kompetensi dalam membuat konsep kebijakan yang
akan dihasilkan. Seluruh peserta dan/atau tim penyusun telah membahas
dan menyepakati kebijakan yang dihasilkan. Sehingga Rancangan
Peraturan Menteri Pertanian tentang Persyaratan dan Tatacara
Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit
Industri, Susu dan Telur dinilai dapat berimplementasi dalam operasional
tindakan karantina di UPTKP.
Total anggaran yang digunakan untuk melaksanakan dan/atau
mendukung kegiatan Penyusunan Pedoman Persyaratan dan Tatacara
Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit
Industri, Susu dan Telur adalah sebesar Rp. 368.858.000 dan realisasi
penyerapan anggarannya adalah Rp. 253.241.000, atau sebesar 68,66 %
4). Penyempurnaan Pedoman Persyaratan dan Tata CaraPelaksanaan Tindakan Karantina Terhadap Media PembawaSarang Burung Walet;
Kegiatan Penyempurnaan Pedoman Persyaratan dan Tata Cara
Pelaksanaan Tindakan Karantina Terhadap Media Pembawa Sarang
Burung Walet memiliki 3 tahapan yaitu: a. Penyusunan penyempurnaan
pedoman, b. finalisasi penyempurnaan pedoman, dan c. perjalanan dinas
untuk melakukan verifikasi pemenuhan persyaratan
Pencapaian Sasarana. Penyusunan penyempurnaan pedomanKegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan tim penyusun yang terdiri
dari pejabat fungsional pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati
Hewani, narasumber dari Komisi Ahli Karantina Hewan, dengan bentuk
berupa pemaparan dari tim penyusun kemudian dilakukan diskusi untuk
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 28
mendapatkan masukan dan tambahan terhadap konsep yang sedang
dibahas.
b. Finalisasi penyempurnaan pedomanKegiatan ini dilaksanakan berupa pemaparan kerangka pikir
penyempurnaan rancangan pedoman persyaratan dan tatacara
pelaksanaan tindakan karantina terhadap media pembawa sarang burung
walet oleh tim penyusun dihadapan narsumber dari komisi ahli Karantina
Hewan, pejabat Struktural Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati
Hewani, serta beberapa peserta dari BBUSKP, BKP I Balikpapan, BBKP
Soekarno Hatta, BBKP Surabaya, BKP Semarang, BKP II Medan, dan
asosiasi peternak walet guna mendapatkan masukan dan informasi dalam
penyempurnaan pedoman tersebut.
c. Perjalanan verifikasi persyaratanDilakukan perjalanan dinas guna memverifikasi kelengkapan prasyarat
pemenuhan ekspor ke Cina. Hal ini dilaksanakan sekaligus menghadiri
workshop yang dilaksanakan oleh pihak Cina yang dilaksanakan oleh
instansi yang bertanggung jawab dalam peredaran sarang burung walet di
Cina. Pihak Cina juga menyampaikan kesanggupan dalam hal fasilitasi
terhadap harmonisasi peraturan impor sarang burung walet ke Cina. Hal
ini dapat dijadikan masukan sebagai bahan pengayaan dalam
Penyempurnaan Pedoman Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan
Tindakan Karantina Terhadap Media Pembawa Sarang Burung Walet ini.
Evaluasi Pencapaian KinerjaPelaksanaan kegiatan Penyempurnaan Pedoman Persyaratan dan Tata
Cara Pelaksanaan Tindakan Karantina Terhadap Media Pembawa Sarang
Burung Walet, dan hasil akhir berupa Naskah Rancangan Peraturan
Menteri tentang Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan Tindakan
Karantina Terhadap Media Pembawa Sarang Burung Walet dinilai tidak
ada kendala yang berarti namun perlu dijadikan perhatian bahwa dalam
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 29
proses penetapan menjadi peraturan menteri melibatkan instansi yang
berkaitan dalam pembentukan peraturan menteri seperti Biro Hukum dan
Informasi Publik Kementerian Pertanian. Sehingga diharapkan tidak
terdapat kendala dalam pembahasan lebih lanjut.
Analisis Pencapaian KinerjaAkuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan
dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja untuk Penetapan Kinerja tahun
2012 adalah “Kebijakan teknis operasional karantina hewan dan
keamanan hayati hewani yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat
berimplementasi”.
Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan teknis
operasional karantina hewan dan keamanan hayati hewani yang
dihasilkan/disempurnakan dan dapat berimplementasi sebagai upaya
untuk mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan dan/atau
pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi
permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan pelaksanaan
kegiatan melibatkan tim penyusun dan narasumber yang mempunyai
keterkaitan dengan kebijakan yang akan dihasilkan. Dengan demikian,
seluruh peserta dan/atau tim penyusun telah membahas dan menyepakati
kebijakan yang dihasilkan sehingga Naskah Rancangan Peraturan
Menteri tentang Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan Tindakan
Karantina Terhadap Media Pembawa Sarang Burung Walet dinilai dapat
berimplementasi dalam operasional tindakan karantina di UPTKP.
Total anggaran yang digunakan untuk melaksanakan dan/atau
mendukung kegiatan Penyempurnaan Pedoman Persyaratan dan Tata
Cara Pelaksanaan Tindakan Karantina Terhadap Media Pembawa Sarang
Burung Walet adalah sebesar Rp 256.340.000 dan realisasi penyerapan
anggarannya adalah Rp 221.522.150 atau sebesar 86%
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 30
5). Pengawasan dan Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan danPengeluaran Bahan Patogen dan/atau Obat Hewan;
Penyusunan Review Peraturan tentang pengawasan dan tindakan
karantina terhadap bahan patogen dan/atau obat hewan golongan
sediaan biologik dimaksudkan untuk menjamin bahan patogen dan obat
hewan yang dilalu lintaskan aman, legal, sesuai dengan identitas dan
peruntukkannya, sehingga risiko masuknya HPHK dapat diminimalisir.
Saat ini dalam melakukan pengawasan terhadap bahan patogen dan obat
hewan, Badan Karantina Pertanian merujuk pada Permentan No.
62/Permentan/OT/140/12/ 2006 tentang Pengawasan dan Tindakan
Karantina terhadap Bahan Patogen dan/atau Obat Hewan golongan
Sediaan Biologik, namun sesuai dengan judulnya, Permentan ini hanya
mengatur bahan patogen dan obat hewan golongan sediaan biologik.
Namun demikian kondisi saat ini banyak terdapat lalu lintas obat hewan
terutama obat hewan golongan farmasetik, premix, obat alami dan
lainnya. Disamping itu dengan adanya kemajuan bioteknologi, juga telah
dihasilkan produk-produk obat hewan kategori produk rekayasa genetika
Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 tahun 1973 tentang Pembuatan,
Peredaran, Persediaan Dan Pemakaian Vaksin, Sera Dan Bahan-Bahan
Diagnostika Biologis Untuk Hewan, hanya mengatur sebagian obat hewan
yaitu berupa golongan sediaan biologik. PP ini kemudian disempurnakan
melalui Peraturan Pemerintah No.78 tahun 1992 tentang obat hewan yang
memperluas pengertian obat hewan meliputi sediaan biologik, farmasetik
dan premix dan sediaan alami.
Hal ini diperkuat Dengan disahkannya peraturan baru yaitu Undang-
Undang No. 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan,
Pasal 54 mengamanatkan bahwa pemasukan obat hewan untuk
diedarkan harus memenuhi peraturan perundangan d bidang karantina,
juga mengadopsi pengertian obat hewan sesuai dengan PP ini. Adapun
pengaturan mengenai pengeluaran bahan patogen dan obat hewan belum
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 31
tercantum dalam Permentan No. 62/2006 oleh pengawasan yang
dilakukan Badan Karantina Pertanian akan dapat memberikan jaminan
keamanan obat hewan yang akan diekspor ke luar negeri, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan negara pengimpor dan
meningkatkan nilai ekspor obat hewan Indonesia ke manca negara.
Pencapaian Penetapan Kinerja dengan output berupa Pengawasan dan
Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Bahan
Patogen dan/atau obat Hewan dilakukan melalui rangkaian kegiatan yaitu
: Persiapan Penyusunan, Pembahasan Rancangan, Penyelenggaraan
Workshop, Pembahasan Hasil Penyelenggaraan Workshop dan
Penyempurnaan Rancangan.
Pencapaian Sasarand. Rapat Persiapan PenyusunanRapat persiapan penyusunan dihadiri oleh 17 peserta yaitu lingkup Pusat
Karantian Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Kepala BBKP Tj. Priok,
dan Kabid Karantina Hewan BBKP Soekarno Hatta.
Rapat ini merupakan rapat persiapan penyusunan dalam rangka kegiatan
review Permentan no 62 tahun 2006 tentang pengawasan dan tindakan
karantina terhadap pemasukan bahan patogen dan/atau obat hewan
golongan sediaan biologik, Rapat persiapan penyusunan dilaksanakan 3
(tiga) kali dalam rangka pemantapan kerangka pikir dan substansi yang
akan diatur dalam konsep kajian peraturan yang disusun oleh tim
penyususn yang telah ditetapkan dalam keputusan Kepala Pusat
Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani
b. Rapat Pembahasan RancanganRapat pembahasan hari pertama Review Permentan no. 62 tahun 2006
tentang bahan patogen dan/atau obat hewan golongan sediaan biologik
dihadiri oleh 26 orang peserta yang berasal dari tim penyusun, ASOHI,
Dirkeswan, Stake holder (PT. Kimia Farma (Persero), Dirkeswan,
BBPOM, BPMSOH, FKH-IPB, Stake holder serta Unit Pelaksana Teknis
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 32
Karantina Pertanian (UPT KP). Dasar peraturan yang perlu dipahami yaitu
pengertian mengenai media pembawa yang tergolong benda lain. Media
pembawa benda lain dalam dalam UU nomor 16 tahun 1992 tentang
Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan pada pasal 1 angka (6)
menyatakan bahwa Media pembawa hama dari penyakit hewan karantina,
hama dari penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu,
tumbuhan karantina adalah hewan, bahan asal hewan, hasil bahan atas
hewan, ikan, tumbuhan dan bagian-bagiannya dan/atau benda lain yang
dapat membawa hama dari penyakit hewan karantina, hama dari penyakit
ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina.
Sedangkan dalam penjelasannya dikatakan bahwa termasuk pengertian
benda lain diantaranya bahan patogenik, bahan biologik, makanan ikan,
bahan pembuat makanan ternak dan/ atau ikan, sarana pengendalian
hayati, biakan organisme, tanah, kompos atau media pertumbuhan
tumbuhan lainnya, dan vektor. Sedangkan Peraturan pemerintah nomor
82 tahun 2000 tentang Karantina Hewan pada pasal 1 angka (5)
menerangkan bahwa Benda lain adalah media pembawa yang bukan
tergolong hewan, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan yang
mempunyai potensi penyebaran penyakit hama dan penyakit hewan
karantina.
Dengan demikian, perlu adanya pemahaman mendalam mengenai media
pembawa mana saja yang termasuk dalam golongan benda lain agar tidak
terjadi kesimpang siuran dengan golongan bahan asal hewan (BAH) dan
hasil bahan asal hewan (HBAH). Hal ini karena darah, serum dan lain-lain
merupakan media yang berasal dari hewan, namun untuk keperluan
pengujian.
Dalam hal ini juga dibahas mengenai persyaratan karantina, tindakan
karantina jasa tindakan karantina pada bahan patogen dan obat hewan,
Selain itu, dibahas mengenai ketentuan dengan tujuan khusus seperti
pameran, perlombaan, kepentingan nasional dan lain-lain.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 33
c. Penyelenggaraan WorkshopKegiatan Workshop dihadiri oleh 75 orang peserta dengan melibatkan tim
penyusun, Stake holder, Dirkeswan, ASOHI, BPMSOH, dan peserta dari
UPTKP yang melalulintaskan bahan patogen dan/atau obat hewan
golongan sediaan biologik serta narasumber berasal dari pakar obat
hewan IPB, BPMSOH, Ditkeswan dan ASOHI.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membahas dan mengkaji
rancangan permentan tentang Pengawasan dan Tindakan Karantina
Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Patogen dan/atau Obat
Hewan.
d.Pembahasan Hasil Penyelenggaraan WorkshopRapat ini merupakan rapat yang membahas hasil workshop dalam rangka
untuk perbaikan rancangan permentan yang telah disusun sebelumnya
dengan menambahkan masukan dan diskusi dari peserta pada saat
penyelenggaraan workshop.
e. Penyempurnaan Rancangan.
Rapat kegiatan penyempurnaan rancangan dalam rangka review
peraturan tentang pengawasan dan tindakan karantina terhadap bahan
patogen, sediaan biologik serta obat hewan dihadiri oleh 25 orang tim
penyusun dari UPTKP: BBKP Tanjung Priok dan BBKP Soekarno Hatta,
dan BBUS-KP. Selain itu juga dihadiri oleh Kepala Bagian Obat Hewan
Direktorat Jenderal Peternakan, Balai Besar Penelitian Veteriner, Badan
Pengawas Obat dan Makanan dan perwakilan dari Asosiasi Obat Hewan
Indonesia (ASOHI). Hadir sebagai narasumber yaitu Suharyanto, SH
Kepala Biro Hukum dan Informasi Publik, Kementrian Pertanian dan Dr.
drh. Enuh Raharjo Djusa, Kepala Balai Besar Pengujian Mutu dan
Sertifikasi Obat Hewan. Dalam rapat pembahasan ini dibahas draft pasal
demi pasal, baik bahasa maupun substansi teknis terkait pengaturan,
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 34
mulai dari maksud dan tujuan, kegiatan pengawasan, persyaratan
karantina, tindakan karantina, sampai dengan pelaporan.
Untuk melengkapi bahan dalam penyempurnaan review Peraturan
tentang Pengawasan dan Tindakan Karantina terhadap bahan patogen
dan/atau obat hewan golongan sediaan biologik melaksanakan perjalanan
dalam rangka Pemantauan dan Evaluasi beberapa UPTKP yang banyak
terdapat lalu lintas bahan patogen dan obat hewan yaitu: BBKP Soekarno
Hatta, BBKP Surabaya, BKP Kls I Semarang, BKP Kelas I Manado,SKP
Kelas I Bandung, BKP Kelas II Yogyakarta, BKP Kelas II Cilegon.
Setelah penyempurnaan rancangan dilaksanakan yang memperoleh hasil
Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengawasan dan Tindakan
Karantina Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Patogen
dan/atau Obat Hewan. Rancangan tersebut selanjutnya disampaikan oleh
Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani kepada
Sekretaris Badan Karantina Pertanian, melalui Nota Dinas Kepala Pusat
Karantina Pertanian tanggal 2 Juli 2012 untuk diproses lebih lanjut
penetapannya.
Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengawasan dan Tindakan
Karantina Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Patogen
dan/atau Obat Hewan telah disampaikan dari Sekretaris Badan Karantina
Pertanian Kepada Kepala Pusat KKIP perihal Notifikasi rancangan
Permentan Bidang Karantoina Hewan Tanggal 11 Oktober 2012 dan
telah dinotifikasi dengan nomor : G/SPS/N/IND/57, Tanggal 19November 2012.
Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan Review
Peraturan tentang pengawasan dan tindakan karantina terhadap bahan
patogen dan/atau obat hewan golongan sediaan biologik dan hasil akhir
berupa Naskah Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengawasandan Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan dan PengeluaranBahan Patogen dan/atau Obat Hewan yang telah disampaikan kepada
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 35
Sekretariat Badan Karantina Pertanian, maka review peraturan tentang
pengawasan dan tindakan karantina terhadap bahan patogen dan/atau
obat hewan golongan sediaan biologik telah berhasil dicapai.
Evaluasi Pencapaian KinerjaPelaksanaan kegiatan review peraturan tentang pengawasan dan
tindakan karantina terhadap bahan patogen dan/atau obat hewan
golongan sediaan biologik, dan hasil akhir berupa Naskah RancanganPeraturan Menteri tentang Pengawasan dan Tindakan KarantinaTerhadap Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Patogen dan/atauObat Hewan dinilain tidak menemukan kendala yang berarti dan output
yang diharapkan dapat dihasilkan. Setelah dilakukan notifikasi selama 60
hari, Pemerintah Amerika Serikat meminta agar masa notifikasi dapat
diperpanjang. Selanjutnya permintaan tersebut dipenuhi dan masa
notifikasi diperpanjang 30 hari sehingga pada bulan Februari 2013 masa
notifikasi berakhir.
Analisis Pencapaian KinerjaAkuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan
dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja untuk Penetapan Kinerja tahun
2012 adalah “Kebijakan teknis operasional karantina hewan dan
keamanan hayati hewani yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat
berimplementasi”.
Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan teknis
operasional karantina hewan dan keamanan hayati hewani yang
dihasilkan/disempurnakan dan dapat berimplementasi sebagai upaya
untuk mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan dan/atau
pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi
permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan pelaksanaan
kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang berasal
beberapa UPTKP. Peserta dan/atau tim penyusun dinilai sudah
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 36
merupakan representasi UPTKP yang mempunyai keterkaitan dengan
kebijakan yang akan dihasilkan. Dengan demikian, seluruh peserta
dan/atau tim penyusun telah membahas dan menyepakati kebijakan yang
dihasilkan. Dengan demikian, seluruh peserta dan/atau tim penyusun
telah membahas dan/atau menyepakati konsep yang dihasilkan sehingga
Naskah Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengawasan dan
Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Bahan
Patogen dan/atau Obat Hewan dinilai dapat berimplementasi dalam
operasional tindakan karantina di UPT KP.
Total anggaran yang digunakan untuk melaksanakan dan/atau
mendukung kegiatan Naskah Rancangan Peraturan Menteri tentang
Pengawasan dan Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan dan
Pengeluaran Bahan Patogen dan/atau Obat Hewan adalah
Rp. 486.850.000 dan realisasi penyerapan anggarannya adalah
Rp. 373.830.300 atau 76,79%.
6). Tindakan Karantina terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pakandan/atau Bahan Pakan
Penyusunan Kajian Akademis tentang Keamanan Pakan, Bahan Baku
Pakan dimaksudkan untuk menjamin agar pakan dan bahan baku pakan
yang dimasukkan dan dikeluarkan ke dalam dan dari wilayah Republik
Indonesia aman, dan bebas dari penyakit hewan serta cemaran
berbahaya yang dapat menular melalui pakan dan bahan pakan.
Pakan merupakan faktor terpenting untuk menunjang budidaya ternak
terutama pengaruhnya pada peningkatan berat badan dan performa
ternak yang diinginkan. Dalam upanya mensukseskan program
swasembada daging maka ketersediaan pakan ternak yang cukup dan
aman sangat dibutuhkan. Peningkatan populasi, produksi daging, susu
dan telur sebagai hasil ternak sangat tergantung dari penyediaan pakan
yang baik dan berkualitas. Pakan yang dibuat untuk konsumsi ternak juga
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 37
harus memperhatikan aspek keamanan pangan. Aspek kesehatan hewan
dan keamanan pakan perlu diperhatikan karena pada kondisi sekarang
banyak ditemukan penyakit hewan yang dapat ditularkan oleh pakan.
Penyakit BSE (Bovine Spongioform Encephalopaty) misalnya adalah
penyakit yang ditimbulkan akibat sapi mengonsumsi pakan berasal dari
campuran tepung daging tulang (MBM), tepung ikan dan tepung darah.
Sehingga penetapan standar pakan yang baik dan tidak berbahaya bagi
kesehatan ternak harus ditaati dan menjadi acuan penyusunan formulasi
ransum ternak. Selain berasal dari hewan, bahan baku pakan dapat
berasal dari tumbuhan misalnya bungkil jagung, sawit, maupun kacang
tanah. Bahan baku ini bila diolah atau disimpan dalam kondisi lembab
dapat menyebabkan tumbuhnya jamur yang akan memproduksi toksin
yang dapat membahayakan kesehatan ternak dan pada akhirnya akan
membahayakan manusia yang mengkonsumsinya, misalnya Aflatoksin,
Okratoksin dan zearalenon.
Penggunaan senyawa kimia, biologi pada pakan tidak boleh
membahayakan kesehatan ternak dan konsumen produk ternak.
Penggunaan hormon atau antibiotika yang berbahaya sebagai feed
additive juga harus dilarang karena dapat menjadi residu pada bahan
pangan hasil ternak, misalnya avoparsin, vancomycin, spiramycin dan
virginiamycin. Dengan mempertimbangkan hal tersebut perlu dibuat
peraturan untuk mengawasi pemasukan dan pengeluaran pakan yang
mencakup aspek keamanan pakan, kesehatan ternak, dan keamanan
pangan.
Pencapaian Penetapan Kinerja dengan output berupa Pengawasan dan
Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Bahan
Pakan dan/atau Bahan Pakan dilakukan melalui rangkaian kegiatan yaitu
: Persiapan Penyusunan, Pembahasan Rancangan, Penyelenggaraan
Workshop, Pembahasan Hasil Penyelenggaraan Workshop dan
Penyempurnaan Rancangan.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 38
Pencapaian Sasarana. Persiapan PenyusunanRapat ini merupakan rapat persiapan penyusunan dalam rangka kegiatan
Penyusunan Kajian Akademis Tentang Keamanan Pakan, Bahan Baku
Pakan, Rapat persiapan penyusunan dilaksanakan 3 (tiga) kali dalam
rangka pemantapan kerangka pikir dan substansi yang akan diatur dalam
konsep kajian peraturan yang disusun oleh 13 tim penyusun yang yang
terdiri dari UPT karantina, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan, Balai Besar Penelitian Veteriner dan pejabat fungsional lingkup
Badan karantina Pertanian yang telah ditetapkan dalam keputusan Kepala
Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani.
b. Pembahasan RancanganRapat pembahasan rancangan dan dihadiri oleh 18 orang tim penyusun
dari UPT karantina terutama yang memiliki lalu lintas pakan yaitu: BBKP
Tanjung Priok, BBKP Belawan, BBKP Surabaya, BKP Semarang, BKP
Cilegon, BBKP Soekarno Hatta, dan BBUS-KP. Selain itu juga dihadiri
oleh penelili dari Balai Besar Penelitian Veteriner, dan Balai Penelitian
Ternak. Hadir sebagai narasumber yaitu Dr. Ir. Heri Ahmad Sukria, MSc,
Dosen Fakultas Peternakan IPB dan Ir. Juraida, Kepala Balai Besar
Pengujian Mutu Pakan Ternak.
Dalam pengaturan draft permentan tentang pakan ini yang perlu
diperhatikan adalah objek yang akan diatur, yaitu pakan dan bahan pakan.
Keduanya merupakan media pembawa hama penyakit karantina. Dilihat
dari jenisnya maka dapat dikategorikan sebagai hewan, bahan asal hewan
dan hasil bahan asal hewan. Ada pula yang berupa bahan asal tumbuhan.
Dari jenis-jenis pakan ini perlu dikaji lebih lanjut berdasarkan tingkat
risikonya, dimana ada yang bersifat risiko rendah, sedang dan tinggi.
Untuk tiap kategori risiko ini tentu saja perlu dibedakan persyaratan
antara lain: persyaratan negara asal, persyaratan tindakan karantina di
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 39
negara asal, dan persyaratan pemasukan ke Indonesia. Yang semuanya
akan menentukan bagaimana tindakan karantina yang akan dilakukan di
tempat pemasukan/pengeluaran.
Ketentuan khusus, yaitu pengaturan untuk pemasukan dan pengeluaran
selain untuk kepentingan perdagangan antara lain untuk keperluan
sendiri, keperluan penelitian, dan pengiriman melalui pos.
c. Penyelenggaraan WorkshopKegiatan Workshop dihadiri oleh 75 peserta dengan melibatkan tim
penyusun, dari UPTKP terutama yang memiliki lalu lintas pakan yaitu:
BBKP Tanjung Priok, BBKP Belawan, BBKP Surabaya, BKP Semarang,
BKP Cilegon, BBKP Soekarno Hatta, dan BBUS-KP. Selain itu juga
dihadiri oleh Stake holder, penelili dari Balai Besar Penelitian Veteriner,
dan Balai Penelitian Ternak. Hadir sebagai narasumber yaitu Dr. Ir. Heri
Ahmad Sukria, MSc, Dosen Fakultas Peternakan IPB dan Ir. Juraida,
Kepala Balai Besar Pengujian Mutu Pakan Ternak dan dari Direktorat
Pakan Ternak
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membahas dan mengkaji draf
rancangan permentan tentang Pengawasan dan Tindakan Karantina
Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pakan dan/atau Bahan Baku
Pakan.
d.Pembahasan Hasil Penyelenggaraan WorkshopRapat ini merupakan rapat yang membahas hasil workshop dalam rangka
untuk perbaikan draf rancangan permentan yang telah disusun
sebelumnya dengan menambahkan masukan dan diskusi dari peserta
pada saat penyelenggaraan workshop.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 40
e. Penyempurnaan Rancangan.
Rapat kegiatan penyempurnaan rancangan dalam rangka Penyusunan
Kajian Akademis Tentang Keamanan Pakan, Bahan Baku Pakan dihadiri
oleh 27 orang peserta dengan melibatkan tim penyusun, dari UPTKP
terutama yang memiliki lalu lintas pakan yaitu: BBKP Tanjung Priok, BBKP
Belawan, BBKP Surabaya, BKP Semarang, BKP Cilegon, BBKP
Soekarno Hatta, dan BBUS-KP. Selain itu juga dihadiri oleh Stake holder,
penelili dari Balai Besar Penelitian Veteriner, dan Balai Penelitian Ternak.
Hadir sebagai narasumber yaitu Dr. Ir. Heri Ahmad Sukria, MSc, Dosen
Fakultas Peternakan IPB dan Ir. Juraida, Kepala Balai Besar Pengujian
Mutu Pakan Ternak dan dari Direktorat Pakan Ternak
Untuk melengkapi bahan dalam penyempurnaan penyusunan Kajian
Akademis Tentang Keamanan Pakan, Bahan Baku Pakan melaksanakan
perjalanan dalam rangka Pemantauan dan Evaluasi beberapa UPTKP
yang banyak terdapat lalu lintas pakan dan bahan pakan yaitu: BBKP
Soekarno-Hatta, BKP Kelas I Cilegon, BBKP Surabaya, BKP Kelas II
Tanjung Pinang, BKP Kelas I Semarang,BKP Kelas I Pekanbaru,BBKP
Belawan,BKP Kelas I Palembang,SKP Kelas I Bandung, BKP Kelas II
Palu.
Setelah penyempurnaan rancangan dilaksanakan yang memperoleh hasil
Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengawasan dan Tindakan
Karantina Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pakan dan/atau Bahan
Baku Bahan. Rancangan tersebut selanjutnya disampaikan oleh Kepala
Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani kepada Sekretaris
Badan Karantina Pertanian, melalui Nota Dinas Kepala Pusat Karantina
Pertanian tanggal 30 Oktober 2012 untuk diproses lebih lanjut
penetapannya.
Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan Penyusunan
Kajian Akademis Tentang Keamanan Pakan, Bahan Baku Pakan, dan
hasil akhir berupa Naskah Rancangan Peraturan Menteri tentang
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 41
Pengawasan dan Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan danPengeluaran Pakan dan/atau Bahan Pakan,yang telah disampaikan
kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian, maka Kajian Akademis
tentang Keamanan Pakan, telah berhasil dicapai.
Evaluasi Pencapaian KinerjaSetelah pelaksanaan kegiatan Penyusunan Kajian Akademis Tentang
Keamanan Pakan, Bahan Baku Pakan, dan hasil akhir berupa Naskah
Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengawasan dan Tindakan
Karantina Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pakan dan/atau Bahan
Pakan mendapat kendala setelah dibahas di Biro Hukum dan Informasi
Publik karena dianggap substansi yang akan diatur oleh Badan Karantina
Pertanian sama dengan yang diatur di konsep Peraturan Menteri tentang
Syarat dan Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Pakan konsep
dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, sehingga
disarankan konsep yang ada dari Badan Karantina Pertanian digabungkan
dengan konsep Permentan yang ada di Direktorat Jenderal Peternakan
dalam Bab tersendiri.
Analisis Pencapaian KinerjaAkuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan
dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja untuk Penetapan Kinerja tahun
2012 adalah “Kebijakan teknis operasional karantina hewan dan
keamanan hayati hewani yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat
berimplementasi”.
Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan teknis
operasional karantina hewan dan keamanan hayati hewani yang
dihasilkan/disempurnakan dan dapat berimplementasi sebagai upaya
untuk mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan dan/atau
pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi
permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan pelaksanaan
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 42
kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang berasal
beberapa UPTKP. Peserta dan/atau tim penyusun dinilai sudah
merupakan representasi UPTKP yang mempunyai keterkaitan dengan
kebijakan yang akan dihasilkan. Dengan demikian, seluruh peserta
dan/atau tim penyusun telah membahas dan menyepakati kebijakan yang
dihasilkan. Dengan demikian, seluruh peserta dan/atau tim penyusun
telah membahas dan/atau menyepakati konsep yang dihasilkan sehingga
Naskah Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengawasan dan
Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pakan
dan/atau Bahan Pakan dinilai dapat berimplementasi dalam operasional
tindakan karantina di UPTKP.
Total anggaran yang digunakan untuk melaksanakan dan/atau
mendukung kegiatan Naskah Rancangan Peraturan Menteri tentang
Pengawasan dan Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan dan
Pengeluaran Bahan Patogen dan/atau Obat Hewan adalah
Rp. 537.010.000 dan realisasi penyerapan anggarannya adalah Rp.339.536.000 atau 63,23%.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 43
3. MATRIK PENGUKURAN KINERJAPusat KHKehani telah menghasilkan 6 (enam) kebijakan yang menjadi target PK tahun 2012 sebagai berikut:
Tabel 5. Kebijakan teknis operasional karantina hewan yang telah dihasilkan/ disempurnakan pada tahun 2012 dan dinilai
dapat berimplementasi.
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Kegiatan Capaian Out Put
Kebijakan teknis yang
efektif dalam
operasional pencegahan
masuk, menyebar dan
keluarnya HPHK,
pangan hewani yang
tidak aman serta media
lain yang mengancam
kelestarian sumberdaya
hayati hewani dan
kesehatan pangan
hewani
Kebijakan teknis
operasional
karantina hewan
dan keamanan
hayati hewani
yang
dihasilkan/dise
mpurnakan dan
dapat
berimplementasi
6 Kebijakan Teknis Operasional
dengan Kualitas Baik:
1. Pedoman Biosafety
Laboratorium;
2. Pedoman Pengawasan
Tindakan Karantina di Negara
Asal;
6 Kegiatan:
1. 100%
2. 100%
Kualitas dari 6
Kebijakan yang
dihasilkan:
1. Keputusan
KaBarantan Nomor:
997/KPTS/OT.210/
L/7/2012 (100%)2. Nota Dinas kepada
Setban Tgl 30
November 2012
(75%)
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 44
3. Pedoman Persyaratan dan Tata
Cara Pelaksanaan Tindakan
Karantina terhadap MBM;
4. Pedoman Persyaratan dan Tata
Cara Tindakan Karantina
Terhadap Susu dan Produk
Susu;
5. Pengawasan dan Tindakan
Karantina Terhadap Pemasukan
dan Pengeluaran Bahan
Patogen dan/atau Obat Hewan
3. 100%
4. 100%
5. 100%
3. Nota Dinas kepada
Setban Tgl …
(75%)
4. Nota Dinas kepada
Setban Tgl…(75%)
5. Nota Dinas kepada
Setban Tgl 2 Juli
2012; Notifikasi ke
WTO dengan
nomor notifikasi
G/SPS/N/IND/57,
Tanggal 19
Nopember 2012
(75%)
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 45
6. Tindakan Karantina terhadap
Pemasukan dan Pengeluaran
Pakan dan/atau Bahan Pakan
6. 100% 6. Nota Dinas kepada
Setban Tgl 30
Oktober 2012
(75%)
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 46
Berdasarkan tabel 4, capaian target Pusat KHKehani dapat dihitung
sebagai berikut:
Rata-rata nilai realisasi kegiatan: 100%
Rata-rata nilai capain out put: 79,2%
Rerata capaian target: 89,6%Setelah dilakukan perhitungan, capaian target PK Pusat KHKehani
memperoleh nilai 89,6% sehingga masuk dalam klasifikasi BAIK.
Berdasarkan UU No 10 Tahun 2004 yang telah diubah menjadi UU No 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang
mana pada Pasal 5 huruf d bahwa dalam membentuk peraturan
perundang-undangan harus dilakukan berdasarkan pada azas peraturan
perundang-undangan yang baik, salah satunya adalah dapatdilaksanakan, yang artinya bahwa harus memperhitungkan efektifitas
peraturan perundangan tersebut di dalam masyarakat baik secara
filosofis, sosiologis maupun yuridis. Dengan demikian Pusat KHKehani
dalam menghasilkan 6 (enam) Kebijakan tersebut dinilai dapatberimplementasi dalam operasional pelayanan dan pengawasan karena:
a. Dalam pengumpulan dan/atau pembahasan bahan telah
memperhatikan permasalahan teknis operasional yang sedang
dihadapi;
b. Setiap tahapan pembahasannya telah melibatkan UPTKP dan/atau
stakeholders terkait;
c. Telah mengacu pada Renstra dan kebijakan Pimpinan;
Total jumlah anggaran kegiatan Penetapan Kinerja tahun 2012 adalah
Rp. 1.913.254.000 dengan realisasi sebesar ……………….%.
Adapun total jumlah anggaran seluruh kegiatan Pusat KHKehani adalahRp. 10.697.253.000 dengan realisasi Rp. 8.645.470.436 atau 80,82%.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 47
4. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2011, 2012, dan Tindak Lanjutpada 2013
Pada tahun 2011, terdapat 6 kebijakan sebagai target PK dan seluruhnya
telah diselesaikaan Pusat KHKehani. Dari keenam target PK tersebut, 3
diantaranya telah ditetapkan dalam bentuk Surat Keputusan. Adapun
pada tahun 2012, juga terdapat 6 kebijakan sebagai target PK yang
seluruhnya telah diselesaikan, dan dari keenam target PK tersebut, 1
diantaranya ditetapkan dalam bentuk Surat Keputusan. Setelah
membandingkan capaian kinerja tahun 2011 dan tahun 2012 dapat
dinyatakan bahwa capaian kinerja tahun 2011 cenderung lebih baik
daripada capaian kinerja pada tahun 2012. Hal tersebut dapat diakibatkan
oleh beberapa hal diantaranya terdapat beberapa permasalahan
operasional kebijakan karantina hewan di UPTKP yang diselesaikan
secara hukum yang cukup menyita waktu dan pemikiran, sehingga
penyelesaian PK dan kegiatan lainnya menjadi kurang optimal.
Penetapan kinerja tahun 2012 yang telah dicapai selanjutnya
ditindaklanjuti pada tahun 2013 dengan PK dan kegiatan sebagai berikut:
1) Pedoman Biosafety Laboratorium telah diapresiasikan pada tahun
2012 sehingga pada tahun 2013 ditindaklanjuti dengan melakukan
monitoring dan evaluasi.
2) Sebagai penguat Pedoman Pengawasan TIndakan Karantina di
Negara Asal, maka disusun Kebijakan Tindakan Karantina Hewan di
Luar Tempat Pemasukan dan di Luar Tempat Pengeluaran.
3) Setelah pada tahun 2012 dilakukan penyusunan kebijakan terhadap
BAH dan HBAH non konsumsi dan pada susu dan produk susu, pada
tahun 2013 penyusunan kebijakan diarahkan kepada BAH dan HBAH
konsumi lainnya.
4) Pada tahun 2012, kebijakan Pengawasan dan Tindakan Karantina
Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Patogen dan/atau Obat
Hewan yang penetapannya dilakukan oleh Menteri, telah diselesaikan,
sehingga pada tahun 2013 ditindaklanjuti dengan melakukan
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 48
penyusunan terhadap Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan dan
Tindakan Karantina terhadap Bahan Patogen dan Obat Hewan, yang
ditetapkan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian.
5) Setelah kebijakan tindakan karantina terhadap pakan dan/atau bahan
baku pakan disusun pada tahun 2012, untuk tahun 2013 dilanjutkan
dengan melakukan penyusunan kebijakan Pengawasan dan Tata Cara
Pengawasan Media Pembawa Lain.
2012
Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 49
BAB IVPENUTUP
Berdasarkan uraian mengenai target, indikator kinerja utama dan analisis
capaian kinerja Pusat KHKehani Tahun 2012, dapat disimpulkan bahwa
seluruh PK yang terdiri dari 6 (enam) Kebijakan yang dapat
berimplementasi telah dicapai dengan nilai 89,6% sehingga masuk dalam
klasifikasi BAIK. Dalam upaya pencapaian tersebut, hambatan utama
yang dihadapi adalah mengenai keberagaman struktur anggaran dan
tahapan kegiatan dalam kegiatan penyusunan kebijakan. Sehubungan
dengan hal tersebut, kedepan diharapkan perencanaan untuk kegiatan
penyusunan kebijakan operasional mengikuti ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
617/Kpts/HK.060/12/2003 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan
Perundang-Undangan di Lingkungan Departemen Pertanian sehingga
struktur anggaran dan tahapan kegiatan penyusunan kebijakan
operasional dapat memadai dan seragam.