lampiran surat no. 216/eq.s/iv/2015 tanggal 13 … 1 dari 4 lembaga penilai pengelolaan hutan...
TRANSCRIPT
Lampiran Surat No. 216/EQ.S/IV/2015 tanggal 13 April 2015
PENGUMUMAN HASIL PELAKSANAAN
PENILAIAN KINERJA PHPL
Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilaian Kinerja PHPL (Penilikan
Ketiga), sebagai berikut:
I. Nama LP-PHPL : PT EQUALITY INDONESIA
Nomor Akreditasi : LP-PHPL-013-IDN
Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710
Telp. : +62251 7550722, 7157103
Fax. : +62251 7550724
Email : [email protected]
Website : http://www.equalityindonesia.com
Telah melaksanakan Kegiatan Penilaian Kinerja PHPL (Penilikan Ketiga) Terhadap:
II. Nama IUPHHK-HA : PT SARANA TRI RASA BHAKTI
No. SK IUPHHK-HA : 523/Menhut-II/2009
Luas : ± 35.090 Ha
Lokasi : Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Utara
Alamat Kantor : Jl. Yos Sudarso No.12 Tarakan, Kalimantan Utara
Telp. (0551) 22281
III. Waktu Pelaksanaan : 17 – 23 Maret 2015
IV. Hasil Penilaian : NILAI AKHIR PENILAIAN KINERJA PHPL PREDIKAT
LULUS SEHINGGA PT SARANA TRI RASA BHAKTI
BERHAK MEMPERTAHANKAN SERTIFIKAT PHPL.
Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum.
Bogor, 13 April 2015
PT EQUALITY INDONESIA
a.n Amin Muchakim, S.Hut
Manager Sub Divisi Sertifikasi Hutan
Halaman 1 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Nomor: 004/EQI-KEP.Cert/REV-PHPL/IV/2015
TENTANG
PERUBAHAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN ALAM (IUPHHK-HA)
PT SARANA TRI RASA BHAKTI DI KABUPATEN MALINAU
PROVINSI KALIMANTAN UTARA
SK IUPHHK-HA NOMOR: 523/MENHUT-II/2009 TANGGAL 9 SEPTEMBER 2009
DENGAN LUAS ±35.090 HEKTAR
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Menimbang:
a. bahwa sehubungan dengan terbitnya Perdirjen BUK Nomor: P.14/VI-BPPHH/2015 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015;
b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi
dalam Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PT SARANA TRI RASA BHAKTI sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Laporan (EQI-F090) tanggal 2 April
2015;
c. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar Rekomendasi Nomor: 033/EQI-F037 tanggal 2 April 2015 dan Tinjauan Hasil Pemeriksaan
oleh Pengambil Keputusan Nomor: 033.1/EQI-F039 tanggal 6 April 2015 dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil Keputusan;
d. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PT SARANA TRI RASA
BHAKTI sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut: 118.1 tanggal 6 April 2015 menunjukkan total
nilai kinerja akhir 10 indikator PHPL berpredikat BAIK dan 12 indikator bernilai SEDANG,
tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;
e. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf d, sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal
29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015, kepada PT SARANA
TRI RASA BHAKTI telah memenuhi syarat dalam mempertahankan kelanjutan S-PHPL yang telah diterima sebelumnya untuk diberikan Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
(S-PHPL).
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor: 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor: 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor: 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor: 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang; 2. Peraturan Pemerintah Nomor: 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor: 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor: 3 Tahun 2008 dan Nomor: 16;
4. Peraturan Presiden Nomor: 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik dalam
Kerangka Indonesia National single Window; 5. ISO/IEC Guide 65-1996 (Pedoman BSN 401-2000) Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi
Produk; 6. Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-
2000: Persyaratn Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
7. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party Certification Systems:
Halaman 2 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
8. ISO/IEC 17065:2012 (SNI ISO/IEC 17065:2012): Persyaratan Sertifikasi untuk Lembaga
Produk, Proses dan Jasa. 9. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO-19011-2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen
(Guidelines for Auditing Management Systems);
10. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011): Penilaian Kesesuaian Persyaratan Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;
11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.95/Menhut-II/2014
tanggal 12 Juni 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.43/Menhut-II/2014 tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak;
12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi
Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan; 13. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Tanda
V-Legal; 14. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem Informasi
Verifikasi Legalitas Kayu;
15. Pertauran Menteri Kehutanan Nomor: P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013 tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu
(SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;
16. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.41/Menhut-II/2014
Tanggal 10 Juni 2014 Tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu Yang Berasal Dari
Hutan Alam Pada Hutan Produksi;
17. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.42/Menhut-II/2014
Tanggal 10 Juni 2014 Tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu Yang Berasal Dari
Hutan Tanaman Pada Hutan Produksi; 18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 28/M-DAG/Per/6/2009 tentang Ketentuan
Pelayanan Perijinan Ekspor dan Impor dengan Sistem Elektronik melalui INATRADE dalam
kerangka Indonesia National Single Window; 19. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 97/M-DAG/PER/12/2014 tanggal 24 Desember
2014 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;
20. Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;
21. DPLS 13 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan perubahannya;
22. DPLS 14 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu
dan perubahannya; 23. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor: LPPHPL-013-IDN tanggal 1
September 2009 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan memenuhi ISO/IEC 17021: 2008 Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen yang
diperpanjang pada tanggal 2 September 2010 dengan masa berlaku sampai dengan 1
September 2014 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.5842/Menhut-VI/BPPHH/2010, tanggal 2 September
2010 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-
LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI); 24. Sertifikat Akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor: LVLK-006-IDN tanggal
18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga
Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO Guide 65:1996 General requirement for bodies operating product certification dengan masa berlaku sampai dengan 17 Agustus
2015 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK 6202/Menhut-VI/BPPHH/2011 tanggal 26 Agustus 2011 yang
diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.6067/Menhut-VI/2012
Halaman 3 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);
25. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal
29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan
Verifikasi Legalitas Kayu (VLK); 26. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.5/VI -BPPHH/2013 tanggal
17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman
dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK);
27. Manual EQUALITY Certification beserta Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.
Memperhatikan:
1. Surat PT SARANA TRI RASA BHAKTI melalui No. 017/STB-JKT/III/2014 tanggal 24 Maret 2014 perihal Transfer Sertifikat PHPL an. PT SARANA TRI RASA BHAKTI
2. Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor: 106/EQI-F065/IV/2014 tanggal 8 April 2014
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERUBAHAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN ALAM (IUPHHK-HA) PT SARANA TRI RASA BHAKTI DI
KABUPATEN MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA, SK IUPHHK-HA NOMOR: 523/MENHUT-II/2009 TANGGAL 9 SEPTEMBER 2009 DENGAN LUAS ±35.090 HEKTAR
PERTAMA : PT SARANA TRI RASA BHAKTI (Pemegang Sertifikat) yang telah mendapatkan
Sertifikat Nomor: 021/EQC-PHPL/V/2014 dinyatakan “LULUS” karena tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan terhadap
Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI sesuai Peraturan Direktur
Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor P.8/VI-BPPHH/2012 tanggal 17 Desember 2012.
KEDUA : Pemegang Sertifikat dapat mempertahankan kelanjutan Sertifikat PHPL (S-PHPL) nomor 021/EQC-PHPL/V/2014 yang berlaku mulai 24 Mei 2014
sampai dengan tanggal 1 Maret 2017 selama PT SARANA TRI RASA BHAKTI
(Pemegang Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.8/VI-BPPHH/2012 tanggal
17 Desember 2012.
KETIGA : Sertifikat nomor 021/EQC-PHPL/V/2014 direvisi menjadi nomor 021.1/EQC-PHPL/IV/2015 dengan masa berlaku mulai 6 April 2015 sampai dengan 1
Maret 2017 karena adanya perubahan peraturan baru dari Perdirjen BUK
P.8/VI-BPPHH/2012 tanggal 17 Desember 2012 menjadi Perdirjen BUK P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015
tanggal 16 Januari 2015. KEEMPAT : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat
dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi di
media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan Sistem yang ditetapkan.
KELIMA : PT EQUALITY Indonesia akan memberikan hak/sublisensi penggunaan Tanda
V-Legal kepada Pemegang Sertifikat melalui “Perjanjian Penggunaan Tanda V-Legal”, mencakup kewajiban dan hak PT EQUALITY Indonesia serta kewajiban
dan hak Pemegang Sertifikat. KEENAM : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia apabila
terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem legalitas
Halaman 4 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan, perubahan
struktur atau manajemen Pemegang Sertifikat. KETUJUH : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut
terhadap kondisi sebagaimana Diktum KEENAM melalui Penilikan
(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus). KEDELAPAN : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa
berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.
KESEMBILAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;
dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:
a. Masukan dari Pemantau Independen (PI) berkaitan dengan kinerja
Pemegang Sertifikat; b. Informasi lain yang menunjukkan Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi
persyaratan sesuai standar yang berlaku; c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum
KEENAM;
d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan; e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan
sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.
KESEPULUH : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat
temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana
kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEBELAS : Sertifikat dapat dicabut apabila: a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3
(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;
b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi
Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu ilegal;
c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya
atau izin usahanya dicabut; d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian
Kerja (Kontrak).
KEDUABELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di: Bogor
Pada Tanggal: 6 April 2015 PT EQUALITY Indonesia
Ir. Agustri Warsono
Direktur Utama
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
1. Direktur Utama PT SARANA TRI RASA BHAKTI; 2. Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan u.p. Direktur Bina Usaha Hutan Alam di Jakarta;
3. Sekretaris Direktorat Bina Usaha Kehutanan u.p. Kepala Bagian Program dan Pelaporan.
PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
DENGAN PREDIKAT :
B A I KDITETAPKAN DI BOGOR TANGGAL 24 MEI 2014 BERLAKU SAMPAI DENGAN TANGGAL 1 MARET 2017TANGGAL REVISI : 6 APRIL 2015
Ir. AGUSTRI WARSONODirektur Utama
NOMOR : 021.1/EQC-PHPL/IV/2015
DIBERIKAN KEPADA PEMEGANG IUPHHK-HA
PT SARANA TRI RASA BHAKTI
SK IUPHHK-HA : SK.523/Menhut-II/2009TANGGAL : 9 September 2009LUAS : ± 35.090 HektarLOKASI A. KABUPATEN : MALINAU
B. PROVINSI : KALIMANTAN UTARAALAMAT PERUSAHAAN : Jl. Yos Sudarso No.12 Tarakan, Kalimantan Utara
Telp. (0551) 22281
PENILAIAN KINERJA TELAH DILAKSANAKAN OLEH LEMBAGA PENILAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (LP-PHPL) :
PT EQUALITY INDONESIADINYATAKAN MEMENUHI KRITERIA DAN INDIKATOR PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI:
Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.14/VI-BPPHH/2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tentangStandar dan Pedoman Pelaksanaan Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu, Lampiran 1.1 dan Lampiran 2.1
PT EQUALITY INDONESIA
Jl. Raya Sukaraja No.72, Bogor-16710
Telp : (0251) 7550722; Fax : (0251) 7550724
Website : http://www.equalityindonesia.com
Email : [email protected]
EQI-F084.3.2/20140813
LEMBAGA PENILAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARILP-PHPL – 013 – IDN
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 1 dari 13
(1) Identitas LPPHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA
b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72 Kabupaten Bogor
d. Nomor Telepon : 0251-7550722
Nomor Fax : 0251-7550324
E-mail : [email protected]
e. Direktur : Agustri Warsono
f. Tim Audit : Ir. Jubaedi Nu’man (Lead Auditor/ Auditor Prasyarat)
Gangga S Permana, S. Hut (Auditor Produksi)
Marlan, S. Hut (Auditor Ekologi)
Taryadi, S.P (Auditor Sosial)
Rifan Sudiyono, S. Hut (Auditor VLK)
g. Tim Pengambil Keputusan :
: Ir. Agustri Warsono (Ketua Tim Pengambil Keputusan)
Amin Muchakim, S.Hut (Anggota PK Bidang Produksi)
Ir.Muchlis Hidayat (Anggota PK Bidang Ekologi)
Wiyono, S.Hut, M.Si (Anggota PK Bidang Sosial)
(2) Identitas Auditee :
a. Nama Pemegang Izin : PT SARANA TRI RASA BHAKTI
b. Nomor & Tanggal SK : SK.523/MENHUT-II/2009 Tanggal 9 September 2009
c. Luas dan Lokasi : ± 35.090 Ha di Kabupaten Malinau Provinsi
Kalimantan Utara
d. Alamat kantor : 1. Jl. Yos Sudarso No. 12 Tarakan, Kalimantan Timur
2. Jl. Kebon Sirih no. 67-69 Jakarta Pusat
e. Nomor telepon : (0551) 22281, (021) 39836450
Nomor Fax : (021) 39836451
E-mail :
f. Pengurus :
Dewan Komisaris :
Komisaris Utama : Juanda Lesmana
Komisaris : Soegwanto
RESUME HASIL PENILAIAN KINERJA PHPL
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 2 dari 13
Dewan Direktur :
Direktur Utama : Ir. Gogod D Tujuanto
Direktur Keuangan dan Administrasi : Ir. Hairul Kadri
Direktur Pengelolaan Hutan : Max J. Pantaw
Direktur Pengembangan : Wisnu Ardiansyah, S.Hut
(3) Ringkasan Tahapan:
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Koordinasi dengan Instansi
Kehutanan
10 Maret 2015 Koordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Utara yang diwakili oleh staf Bidang
Hutan Tanaman
Koordinasi bertujuan untuk menyampaikan rencana
Penilikan penilaian kinerja PHPL di PT Sarana
Trirasa Bhakti (Auditee) dan minta masukan terkait
dengan kinerja Auditee selama ini
Pertemuan Pembukaan 17 Maret 2015 Pertemuan dilaksanakan di Kantor PT STB di Camp
Sei Langen
Perkenalan anggota Tim Audit, menyampaikan
tujuan dan ruang lingkup penilaian,
menyampaikanjadwal/rencana kerja penilaian,
menyampaikan metodologi dan prosedur penilaian,
serta mengkonfirmasikan kepada Auditee tentang
tanggal, waktu, tempat, dan peserta pertemuan
penutupan.
Pertemuan pembukaan diakhiri dengan pembuatan
BAP
Verifikasi Dokumen dan
Observasi Lapangan
17-23 Maret 2015 Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan
dokumen Auditee dan menganalisis menggunakan
kriteria dan indikator pada Lampiran 1 dan Lampiran
2.1 Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha
Kehutanan Nomor P.14/VI-BPPHH/2014.
Untuk menguji kebenaran data, Tim Audit
melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik, dan
menganalisis menggunakan kriteria dan indikator
pada Lampiran 1.1 dan Lampiran 2.1Peraturan
Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor
P.14/VI-BPPHH/2014.
Pertemuan Penutupan 22 Maret 2015 Menyampaikan ucapan terima kasih kepada Auditee
atas bantuan dan kerjasamanya selama penilaian.
Menyampaikan Daftar Periksa PHPL.
Memberitahukan temuan observasi dan
ketidaksesuaian.
Membacakan atau memperlihatkan laporan
ringkasan ketidaksesuaian.
Pertemuan Penutupan diakhiri dengan pembuatan
BAP
Koordinasi dengan Instansi
Kehutanan
23 Maret 2015 Koordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Utara yang diwakili oleh staf Bidang
Hutan Tanaman
Koordinasi bertujuan untuk menyampaikan gambar
hasil kegiatan penilikan di PT Sarana Trirasa Bhakti
(Auditee)
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 3 dari 13
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Pengambilan Keputusan 6 April 2014 Rapat Pengambilan Keputusan (PK) menelaah hasil-
hasil dan kesimpulan penilaian yang telah disampaikan
Tim Auditor untuk menjamin bahwa penilaian telah
dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai dengan
Prosedur PT EQUALITY Indonesia serta mengambil
keputusan mengenai predikat kinerja PHPL Auditee.
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
(4) Resume Hasil Penilaian :
Kriteria/Indikator N ilai Ringkasan Justif ikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1 . Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin/Hak Pengelolaan
BAIK (80,00%)
Auditee memiliki dokumen legal dan administrasi
tatabatas TBT No, No. 1213 tahun 1997, No. 1311
Tahun 1998, Berita Acara Tata Batas Kawasan Hutan
Produksi Terbatas Hilir S. Bahau– S. Pujungan tahun
1999 lengkap sesuai dengan tingkat realisasi pelaksanaan tatabatas yang telah dilakukan
Realisasi tatabatas (luar) areal kerja Auditee belum
temu gelang, namun auditee telah melakukan upaya
dengan tersedianya dokumen pedoman tatabatas PT
STB Nomor 02/KUH-2/IUPHHK-HA/2015 yang sudah
disyahkan Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dan bukti lapangan pemeliharaan batas luar walaupun belum dilaporkan ke instansi terkait.
Terdapat pengakuan dari pihak pemerintah dan
masyarakat terhadap eksistensi areal PT STB dan tidak ada konflik batas.
Terdapat perubahan fungsi kawasan sesuai
kepmenhut No. SK 718/Menhut-II/2014 tanggal 29
Agustus 2014 namun revisi RKUPHHK-HA akan
dilaksanakan setelah tatabatas dilaksanakan
mengacu dokumen Rencana Penataan batas Nomor
02/KUH-2/IUPHHK-HA/2015 IUPHHK-HA PT STB yang
telah disyahkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Tidak terdapat penggunaan kawasan di luar sektor
kehutanan di dalam areal kerja Auditee
1.2. Komitmen Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
SEDANG
(77,78%)
Dokumen visi dan misi tersedia, legal dan sesuai
dengan kerangka PHL.
Sosialisasi dilakukan level pemegang izin dan masyarakat setempat serta ada bukti pelaksanaan
Implementasi PHL hanya sebagian yang sesuai dengan visi dan misi PHL.
1.3. Jumlah dan kecukupan
tenaga profesional terlatih dan
tenaga teknis pada seluruh
tingkatan untuk mendukung
pemanfaatan implementasi
penelitian, pendidikan dan
Latihan
SEDANG
(66,67%)
Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di
lapangan tidak tersedia pada setiap bidang kegiatan
pengelolaan hutan tetapi jumlahnya 64% dari ketentuan yang berlaku
Realisasi peningkatan kompetensi SDM 50% dari rencana sesuai kebutuhan
Dokumen ketenagakerjaan tersedia tetapi tidak
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 4 dari 13
Kriteria/Indikator N ilai Ringkasan Justif ikasi
lengkap.
1.4. Kapasitas dan mekanisme
untuk perencanaan
pelaksanaan pemantauan
periodik, evaluasi dan penyajian
umpan balik mengenai
kemajuan pencapaian
(kegiatan) Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan
SEDANG (75,00%)
Tersedia struktur organisasi dan job description yang
sesuai dengan kerangka PHPL dan telah disahkan oleh Direksi
Perangkat SIM dan tenaga pelaksana ada tetapi tidak maksimal dalam pelaksananya
Organisasi SPI/internal auditor ada, tetapi belum
berjalan dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan kegiatan.
Terdapat keterlaksanaan sebagian tindak koreksi dan
pencegahan manajemen berbasis hasil monitoring dan evaluasi.
1.5. Persetujuan tanpa paksaan
berdasarkan informasi yang
lengkap
BAIK
(80,95%)
Kegiatan RKT yang akan mempengaruhi kepentingan
hak-hak masyarakat setempat telah dikonsultasikan
atas dasar informasi awal yang memadai. Auditee
juga telah diberi izin Melaksanakan Operasional dari
Adat Besar Kec. Pujungan pada tahun 2009 untuk
melaksanakan kegiatan pembalakan kayu, membuat
logpond, Jalan, dll selama tidak bertentangan dengan Peraturan Perundangan yang berlaku
Terdapat persetujuan dalam proses tata batas dari para pihak.
Terdapat persetujuan dalam proses dan pelaksanaan CSR/CD dari sebagian para pihak.
Terdapat persetujuan dalam proses penetapan kawasan lindung dari sebagian para pihak
2. Produksi
2.1. Penataan areal kerja jangka
panjang dalam pengelolaan
hutan lestari
BAIK
(88,89 %)
Terdapat dokumen RKUPHHK yang sudah disetujui
olehpejabat yang berwenang dan disusun berdasarkan
hasil IHMB dan tidak dikenai peringatan terkait
pemenuhan kewajiban RKU namun landscaping areal produksi efektif yang realistis
Penataan areal kerja(blok RKT dan petak sesuai dengan RKUPHHK.
Tanda batas blok dan petak kerja hanya sebagian yang terlihat dengan jelas dilapangan
2.2. Tingkat pemanenan lestari
untuk setiap jenis hasil hutan
kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem
SEDANG
(75,00%)
Memiliki data potensi tegakan per tipe ekosistem dari hasil IHMB beserta kelengkapan peta pendukungnya
Hanya memiliki data pengukuran riap tegakan / PUP
untuk sebagian tipe ekosistem yang ada dan belum dianalisis.
Terdapat bukti upaya melakukan analisis data potensi dan riap tegakan selama periode waktu penilaian
2.3. Pelaksanaan penerapan
tahapan sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi hutan
BAIK
(90,48 %)
SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur
tersedia dengan lengkap, dan isinya sesuai dengan pedoman pelaksanaan atau ketentuan teknis.
Terdapat implementasi sebagian SOP tahapan sistem.
Terdapat pohon inti dan pohon yang disisakan (tidak
ditebang) dari jenis-jenis komersial yang tersebar
merata dalam jumlah yang mampu menjamin
terjadinya kelestarian pemanenan hasil pada rotasi ke-2 (≥ 25 batang/Ha).
Terdapat pohon induk jenis komersial yang menjamin
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 5 dari 13
Kriteria/Indikator N ilai Ringkasan Justif ikasi
ketersediaan permudaan tingkat semai dan terdapat
permudaan tingkat tiang dan/atau pancang dari jenis-
jenis komersial yang tersebar merata dalam jumlah
yang mampu menjamin terjadinya kelestarian
pemanenan hasil pada rotasi ke -3 (= 100 batang tiang/Ha.
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi tepat guna
untuk pemanfaatan hutan
BAIK
(85.71 %)
Tersedia SOP pemafaatan/pengelolaan hutan ramah
lingkungan untuk seluruh kegiatan pengelolaan hutan, dan isinya sesuai untuk karakteristik kondisi setempat
Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan pada
1-2 tahapan kegiatan pemanenan hasil atau pengelolaan hutan
Tingkat kerusakan tegakan tinggal rata-rata untuk
semua tingkatan permudaan (semai, pancang, tiang, pohon) = 15 %
Faktor Eksploitasi (FE) = 0,63 – 0,69
2.5. Realisasi penebangan
sesuai dengan rencana kerja
penebangan/ pemanenan/
pemanfaatan pada areal
kerjanya
SEDANG
(71.43% )
Terdapat dokumen RKT 2014 dan 2015 secara
lengkap yang disusun berdasarkan RKU dan disahkan secara self approval
Terdapat peta kerja (Peta RKUPHHK dan Peta RKT)
yang menggambarkan areal yang boleh
ditebang/dipanen/dimanfaatkan / ditanam/dipelihara
beserta areal yang ditetapkan sebagai kawasan
lindung yang disahkan self approval namun kesesuaian
antara peta RKT dengan peta RKU tidak sepenuhnya sesuai
Terdapat implementasi peta kerja berupa penandaan
pada sebagian batas blok tebangan/
dipanen/dimanfaatkan/ ditanam/ dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai kawasan lindung
Realisasi volume tebangan total, kurang dari 70% dari
rencana tebangan tahunan pada lokasi yang sesuai
dengan RKT yang disahkan serta tidak melebihi luas yang direncanakan.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam
pengelolaan hutan,
administrasi, penelitian dan
pengembangan, serta
peningkatan kemampuan
sumber daya manusia
BAIK
(90.48%)
Likuiditas 100- 150%, Solvabilitas 100-150%.
Rentabilitas positif.
Realisasi alokasi dana >80% dari kebutuhan kelola
hutan yang seharusnya berdasarkan laporan
penatausahaan keuangan yang dibuat sesuai dengan
Pedoman Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan Produksi (yang telah diaudit oleh akuntan publik)
Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan kurang proporsional.
Realisasi pendanaan untukkegiatan teknis kehutanan berjalan lancar sesuai dengan tata waktu.
Terealisasi modal untuk kegiatan pembinaan hutan,
perlindungan hutan dan penanaman tanah kosong di areal pemegang izin oleh IUPHHK-HA = 80 %
Realisasi pelaksanaan kegiatan pembinaan hutan (luas dan kualitas tegakan) >80 % dari yang direncanakan.
3. Ekologi
3.1. Keberadaan, kemantapan
dan kondisi kawasan dilindungi
pada setiap tipe hutan
SEDANG
(79,17 %)
Luas total kawasan lindung sesuai dengan kondisi
lapangan dan dokumen AMDAL walaupun rinciannya agak berbeda
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 6 dari 13
Kriteria/Indikator N ilai Ringkasan Justif ikasi
Kawasan lindung yang telah ditata di lapangan mencapai 64 % dari yang seharusnya
Luas kawasan lindung yang berhutan (primer maupun sekunder) lebih dari 95 %
Terdapat pengakuan Kawasan lindung dari sebagian para pihak.
Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan ketentuan terhadap sebagian kawasan lindung
3.2. Perlindungan dan
pengamanan hutan
SEDANG
(76,20%)
Tersedia prosedur perlindungan yang mencakup
seluruh jenis gangguan yang ada
Tersedia sarana denganjenis dan fungsi yang sesuai namun jumlahnya kurang memadai
Tersedia SDM perlindungan hutan yang kualifikasinya memadai namun jumlahnya kurang memadai.
Kegiatan perlindungan hutan diimplementasikan
melalui berbagai tindakan tertentu namun belum
mempertimbangkan jenis gangguan dan belum sepenuhnya mengacu pada SOP
3.3. Pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap
tanah dan air akibat
pemanfaatan hutan
SEDANG
(72,73%)
Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup seluruh
dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan
Tersedia sarana pengelolaan dan pemantauan yang
berfungsi dengan baik tetapi jumlahnya kurang memadai
Tersedia personil/SDM pengelolaan dan pemantauan
dampak terhadap tanah dan air tetapi jumlahnya kurang memadai
Tersedia dokumen perencanaan pengelolaan dampak
namun belum diimplementasikan sesuai dengan ketentuan
Tersedia dokumen perencanaan pemantauan dampak
namun belum diimplementasikan sesuai dengan ketentuan
Terdapat indikasi terjadinya dampak terhadap tanah
dan air tetapi ada upaya untuk mengelola dampak sesuai ketentuan
3.4. Identifikasi spesies flora
dan fauna yang dilindungi
dan/atau langka (endangered),
jarang (rare), terancam punah
(threatened) dan endemik
SEDANG
(66.67%)
Tersedia prosedur identifikasi flora dan fauna tetapi
tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemic yang terdapat di dalam areal kerja
Terdapat implementasi identifikasi tetapi tidak
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemic yang terdapat di dalam areal kerja
3.5. Pengelolaan flora untuk :
a. Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak.
b. Perlindungan terhadap
species flora dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemic
SEDANG (66.67%)
Tersedia prosedur pengelolaan flora tetapi tidak
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemic yang
terdapat di dalam areal kerja
Terdapat implementasi pengelolaan flora tetapi tidak
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemic yang terdapat di dalam areal kerja
Terdapat gangguan terhadap kondisi sebagian flora
yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 7 dari 13
Kriteria/Indikator N ilai Ringkasan Justif ikasi
punah dan endemic yang terdapat di dalam areal kerja.
3.6. Pengelolaan fauna untuk :
a. Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak.
b. Perlindungan terhadap
species fauna dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemik
SEDANG (66.67%)
Tersedia prosedur pengelolaan fauna tetapi tidak
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemic yang
terdapat di dalam areal kerja
Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemic yang terdapat di dalam areal kerja
Terdapat gangguan terhadap kondisi sebagian fauna
yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemic yang terdapat di dalam areal kerja
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi
kawasan operasional
perusahaan/unit manajemen
dengan kawasan masyarakat
hukum adat dan/atau
masyarakat setempat
BAIK
(95,24%)
Auditee telah memiliki dokumen/laporan yang lengkap
tentang pola penguasaan dan pemanfatan SDA/SDH
serta identifikasi hak-hak dasar masyarakat lokal dan rencana pemanfaatan SDH oleh pemegang izin
Auditee telah memiliki mekanisme penataan batas
/rekonstruksi batas kawasan secara partisipatif dan konflik batas kawasan yang disepakati para pihak.
Auditee telah memiliki mekanisme mengenai
pengakuan hak- hak dasar masyarakat hukum adat
dan masyarakat setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH, yang legal, lengkap dan jelas.
Auditee telah memiliki bukti-bukti tentang luas dan
batas kawasan pemegang izin dengan sebagian
(kawasan yang dimiliki) masyarakat hukum
adat/setempat.
Auditee telah memperoleh persetujuan para pihak atas
luas dan batas areal kerja IUPHHK dan konflik
mengenai batas kawasan dapat dikelola dengan baik.
4.2. Implementasi
tanggungjawab sosial
perusahaan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku
BAIK
(93,33%)
Auditee memiliki dokumen yang lengkap menyangkut
tanggung jawab sosial Pemegang izin sesuai dengan peraturan perundangan yang relevan
Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap &
legal tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin terhadap masyarakat
Auditee telah memiliki bukti-bukti pelaksanaan
kegiatan sosialisasi mengenai hak dan kewajibannya
terhadap masyarakat dalam mengelola SDH, namun hanya sebagian.
Auditee telah memiliki bukti yang lengkap tentang
realisasi pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap seluruh masyarakat.
Auditee telah memiliki laporan/dokumen yang lengkap
terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang izin termasuk ganti rugi.
4.3. Ketersediaan mekanisme
dan implementasi distribusi
manfaat yang adil antar para
Pihak
BAIK
(95,24%)
Auditee telah memiliki data dan informasi yang lengkap
& jelas tentang masyarakat hukum adat dan/ atau
masyarakat setempat yang terlibat, tergantung,
terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH.
Auditee memiliki mekanisme mengenai peningkatan
peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat namun
belum lengkap dan jelas.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 8 dari 13
Kriteria/Indikator N ilai Ringkasan Justif ikasi
Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang
izin mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan
aktivitas ekonomi masyarakat yang dilakukan melalui program kelola sosial, yang lengkap dan jelas.
Auditee memiliki bukti implementasi sebagian besar
(100%) kegiatan peran serta dan aktivitas ekonomi
masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat
setempat oleh pemegang izin.
Auditee telah memiliki dokumen / laporan mengenai
pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak
namun belum lengkap & jelas.
4.4. Keberadaan mekanisme
resolusi konflik yang handal
BAIK
(100,00%)
Auditee telah memiliki mekanisme resolusi konflik yang
lengkap dan jelas.
Di areal kerja Auditee terdapat konfik dan auditee
dapat menunjukan peta konflik (peta identifikasi potensi konflik) yang lengkap dan jelas.
Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya
manusia, dan pendanaan yang cukup baik untuk mengelola konflik.
Auditee memililki dokumen/laporan penanganan konflik yang lengkap dan cukup jelas.
4.5. Perlindungan,
pengembangan dan
peningkatan kesejahteraan
tenaga kerja
SEDANG
(75.00%)
Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan
industrial dengan seluruh karyawan
Auditee baru sebagian merealisasikan sebagian besar rencana pengembangan kompetensi.
Auditee telah memiliki dokumen standar jenjang karir
berupa SK Direksi, namun baru sebagian yang telah diimplementasikan.
Auditee telah memiliki dokumen tunjangan
kesejahteraan karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya.
B. Verif ikasi Legalitas Kayu
1.1. Areal unit manajemen
hutan terletak di kawasan hutan
produksi
1.1.1. a. Dokumen legal terkait
perizinan usaha (SK IUPHHK).
Memenuhi Auditee memiliki IUPHHK-HA melalui Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor : SK. 523/MENHUT-II/2009
tanggal 9 September 2009 seluas ± 35.090 hektar di Propinsi Kalimantan Timur (saat ini Kalimantan Utara).
1.1.1.b. Bukti pemenuhan
kewajiban Iuran Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu.
(IIUPHHK).
Memenuhi Auditee memiliki dokumen SPP IIUPHHK-HA Nomor
S.1098/VI-BIKPHH/ 2009 tanggal 26 Oktober 2009
yang dikeluarkan oleh Dirjen Bina produksi Kehutanan
dengan iuran sebesar: ± 35.090 Ha X 45/20X Rp.
30.000 = Rp. 2.368.575.000,00.
Auditee telah membayar IIUPHHK yang dibuktikan
dengan surat No. S.676/ BIKPHH-1/2010 yang
menunjukkan bahwa auditee telah membayar
kewajibannya sesuai dengan SPP IUPHHK sebesar Rp.
2.368.575.000,00 yang dibayarkan 2 tahap
(pembayaran I sebesar Rp. 593.000.000,00 dan pembayaran II sebesar Rp. 1.775.575.000,00).
1.1.1.c. Penggunaan kawasan Not Di areal Auditee tidak terdapat Penggunaan kawasan
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 9 dari 13
Kriteria/Indikator N ilai Ringkasan Justif ikasi
yang sah di luar kegiatan
IUPHHK (jika ada).
Aplicable yang sah di luar kegiatan IUPHHK-HA sehingga verifier
ini tidak dapat diterapkan (Not applicable).
2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki rencana
penebangan pada areal
tebangan yang disahkan oleh
pejabat yang berwenang
2.1.1.a.
Dokumen RKUPHHK/RPKH,
RKT/Bagan Kerja/RTT beserta
lampirannya yang telah
disahkan oleh pejabat yang
berwenang, meliputi :
1) Dokumen RKU PHHK/RPKH
& lampirannya yang disusun
berdasarkan IHMB/risalah
hutan dan dilaksanakan oleh
Ganis PHPL Timber Cruising
dan/atau Canhut.
2) Dokumen RKT/ RTT yang
disusun berdasarkan
RKU/RPKH dan disahkan oleh
pejabat yang berwenang atau
yang disahkan secara self
approval.
3) Peta rencana penataan areal
kerja yang dibuat oleh Ganis
PHPL Canhut.
Memenuhi Dokumen RKUPHHK telah disahkan oleh Menetri
Kehutanan melalui surat Nomor : SK.4/VI-BUHA/2011,
tanggal 10 Januari 2011, tentang Persetujuan
RKUPHHK-HA pada Hutan Produksi Berbasis IHMB
periode Tahun 2010-2019 an. PT. STB Prov. Kaltim.
Dokumen RKT 2014 telah disahkan oleh Direktur
Utama PT STB dengan Nomor 011/DIR-RKT/STB-
JKT/II/2014 tanggal 26 Februari 2014 pada tanggal
26 Februari 2014 berlaku sejak tanggal ditetapkan
s/d 31 Desember 2014.
Dokumen RKT 2015 telah disahkan oleh Direktur
Utama PT STB melalui surat Nomor SK 012/DIR-RKT/
STB-JKT/I/2015 tanggal 5 Januari 2014 tanggal 5
Januari 2015 berlaku sejak tanggal ditetapkan s/d 31
Desember 2015.
2.1.1.b.
Peta areal yang tidak boleh
ditebang pada RKT/Bagan
Kerja dan bukti
implementasinya di lapangan.
Memenuhi Auditee memiliki peta lokasi areal yang tidak boleh
ditebang (kawasan lindung) yang tercantum dalam
RKT 2015.. Peta dibuat oleh GANIS PHPL Perencanaan
Hutan dan telah ditandatangani oleh Direktur Utama
PT STB.
Hasil uji petik menunjukan keberadaan kawasan
lindung terbukti di lapangan.
2.1.1.c
Penandaan lokasi blok
tebangan/blok RKT/petak RTT
yang jelas di peta dan terbukti di
lapangan.
Memenuhi Penandaan lokasi blok RKT dipeta berupa bloking
berwarna merah putih dengan batas pinggir berupa
garis tebal putus-putus berwarna merah.
Hasil uji petik dilapangan menunjukan bahwa Blok
RKT di Peta RKT terbukti di lapangan berupa patok
dan plang RKT sedangkan untuk batas petak berupa
patok warna kuning.
2.2. Adanya Rencana Kerja yang
sah
2.2.1.a Dokumen Rencana
Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu (RKUPHHK) (bisa
dalam proses) dengan lampiran-
lampirannya.
Memenuhi Dokumen RKUPHHK telah disahkan oleh Menetri
Kehutanan melalui surat Nomor : SK.4/VI-BUHA/2011,
tanggal 10 Januari 2011, tentang Persetujuan
RKUPHHK-HA pada Hutan Produksi Berbasis IHMB periode Tahun 2010-2019 an. PT. STB Prov. Kaltim.
2.2.1.b.
Kesesuaian lokasi dan volume
pemanfaatan kayu hutan alam
Not
Applicable
PT STB adalah Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu Dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi, sehingga verifier ini tidak diterapkan. (Not Applicable)
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 10 dari 13
Kriteria/Indikator N ilai Ringkasan Justif ikasi
pada areal penyiapan lahan
yang diizinkan untuk
pembangunan hutan tanaman
industri.
3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menjamin bahwa
semua kayu yang diangkut dari
Tempat Penimbunan Kayu (TPK)
hutan ke TPK Antara dan dari
TPK Antara ke industri primer
hasil hutan(IPHH)/pasar
mempunyai identitas fisik dan
dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang
ditebang/dipanen atau yang
dipanen/dimanfaatkan telah di–
LHP-kan
Memenuhi Dokumen LHP bulan Maret 2014 sd. Pebruari 2015
dibuat oleh Petugas Pembuat LHP, diperiksa dan
disahkan oleh Pejabat Pengesah LHP (P2LHP).
Uji Petik antara LHP dengan Buku Ukur menunjukan
adanya kesesuaian demikian juga dengan uji petik
antara LHP dengan fisik kayu.
3.1.2. Seluruh kayu yang
diangkut keluar areal izin
dilindungi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan
Memenuhi Kayu yang diangkut dari TPn hutan ke TPK Hutan
dilindungi dengan Bond Trip.
Kayu yang diangkut dari TPK hutan ke TPK Antara
dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil hutan
berupa SKSKB. Dan dari TPK Antara menuju industry
dilindungi dengan dokumen angkutan FAKB.
Hasil uji petik persediaan kayu yang tercantum di
LMKB sesuai dengan dokumen surat keterangan sahnya hasil hutan terkait.
3.1.3. Pembuktian asal usul
kayu bulat (KB) dari Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
IUPHHKHA/ IUPHHK-
HT/IUPHHK-RE/Pemegang Hak
Pengelolaan
Memenuhi Penandaan bontos kayu yang diterapkan oleh
auditee adalah berupa:
- Label barcode berwarna Biru yang berisikan
informasi kode barcode,
- Label merah yang merupakan label intern
perusahaan yang berisikan informasi No petak, No LHC, diameter, panjang, dan jenis kayu,
- Penandaan menggunakan cat warna putih
yang berisikan informasi nomor produksi.
Sistem yang diterapkan oleh auditee adalah
dengan melakukan penandaan pada bontos kayu
dengan 3 cara penandaan, yaitu dnegan tanda cat warna putih, label barcode dan label inter
perusahaan warna merah.
3.1.4. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu
membuktikan adanya catatan
angkutan kayu ke luar TPK
Memenuhi Auditee menerbitkan SKKSB dan FAKB yang dilengkapi
dengan Daftar Kayu Bulat (DKB). SKKSB dan FAKB
diterbitkan oleh petugas yang ditetapkan oleh Dinas
Pertanian dan Kehutanan Provinsi Kaltara dan
perusahaan.
Sehubungan dengan Auditee yang sudah
mengimplementasikan Sistem Informasi
Penatausahaan Hasil Hutan (SI-PUHH) Online, maka
untuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP) oleh Pejabat
Penerbit Surat Keterangan Sahnya Kayu Bulat
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 11 dari 13
Kriteria/Indikator N ilai Ringkasan Justif ikasi
(P2SKSKB) tidak dilakukan.
3.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah melunasi
kewajiban pungutan pemerintah
yang terkait dengan kayu
3.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menunjukkan bukti
pelunasan Dana Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi Sumberdaya
Hutan (PSDH)
Memenuhi SPP PSDH dan DR telah di terbitkan oleh Pejabat
Penagih dari Dinas Kehutanan Kabupaten Malinau
Provinsi Kalimantan Utara.
Penerbitan SPP PSDH dan DR didasarkan pada LHP
yang disahkan oleh P2LHP. Dari semua kayu yang telah
di-LHP-kan, auditee wajib membayar PSDH dan DR
atas kayu yang diproduksi selama periode Maret 2014
s/d Februari 2015.
Auditee telah membayar tagihan PSDH dan DR yang
dibuktikan dengan bukti setor yang dikeluarkan oleh
Bank Mandiri cabang Tarakan, setoran dibayarkan
kepada Bendaharawan Penerima Setoran Murni
PSDH/DR Bank Mandiri Cabang Jakarta Gedung Pusat
Kehutanan.
Pembayaran tariff PSDH dan DR sesuai dengan tariff
yang berlaku dan dapat dibuktikan dengan bukti
pembayaran dari Bank yang ditunjukkan oleh auditee.
3.3. Pengangkutan dan
perdagangan antar pulau
3.3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan yang mengirim
kayu bulat antar pulau memiliki
pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar
(PKAPT).
Memenuhi Auditee telah memiliki pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT) yang di terbitkan
oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri,
dengan nomor surat pengakuan PKAPT No.
431/UPP/ PKAPT/Perpanjangan-2/5/2013 Tanggal
13 Mei 2013. Nomer PKAPT 17.09.1.01406 masa
berlaku sampai dengan tanggal 11 Mei 2018
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat
yang menggunakan kapal harus
kapal yang berbendera
Indonesia dan memiliki izin yang
sah
Memenuhi Auditee dapat menunjukkan dokumen tentang
identitas kapal yaitu berupa Surat Persetujuan Berlayar
atau Port Clearance dengan No. t.
55/KP.V/2165/VIII/2014 dan No. Reg.
PPK.29/2165/VIII/ UPP.TSR-2014 dengan nama Kapal
TB. Sungai Ahan bendera kebangsaan Republik
Indonesia nama Nahkoda Andi Nurdin yang bertolak
dari Tanjung selor dengan tujuan Tarakan pada tanggal
27 Agustus 2014 yang menarik TK. Kaltara Wahana.
3.4.1 Implementasi Tanda V-
Legal
Not
Aplicable
Verifier ini tidak dapat diterapkan pada auditee atau
Not Applicable karena pada saat dilakukan penilaian,
auditee masih belum melakukan penebangan kayu
dalam blok RKT dan saat ini masih melakukan tahap
PWH. Sehingga penerapan tanda V-Legal pada kayu
maupun dokumen belum bisa diterapkan di lapangan
4.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
AMDAL/DPPL/UKL dan UPL &
melaksanakan kewajiban yang
dipersyaratkan dalam dokumen
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 12 dari 13
Kriteria/Indikator N ilai Ringkasan Justif ikasi
lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
dokumen AMDAL/DPPL/UKL-
UPL meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan sesuai
peraturan yang berlaku meliputi
seluruh areal kerjanya
Memenuhi Dokumen AMDAL telah mendapatkan persetujuan
dari Komisi Pusat AMDAL dengan Nomor 1757/DJ/VI/PA/92 tanggal 12 Juni 1992.
4.1.2. Pemegang izin memiliki
laporan pelaksanaan RKL
dan RPL yang menunjukkan penerapan tindakan untuk
mengatasi dampak lingkungan dan menyediakan
manfaat sosial.
Memenuhi Dokumen RKL dan RPL yang disusun mengacu
pada dokumen AMDAL dan telah disetujui oleh
Komisi Pusat Amdal Dephut No. 36/DJ-VI/AMDAL/95 tanggal 31 Januari 1995 dan
telah dicap basah/stempel oleh Kemenhut.
Laporan RKL dan RPL dilaksanakan oleh Auditee
sesuai dengan rencana dan dampak penting
yang terjadi di lapangan dan dilaporkan kepada BLH Prov. Kaltara setiap 3 bulan sekali. Bukti
pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
dampak penting Auditee dituangkan dalam dokumen triwulan.
Hasil pmemeriksaan dokumen auditee dapat
menunjukkan laporan triwulan I, Ii, III dan IV selama Tahun 2014 yang telah dilaporkan ke
BLH yang dibuktikan dengan adanya tanda terima dari BLH
5.1. Pemenuhan ketentuan
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan
Implementasi K3
Memenuhi Auditee mempunyai pedoman dan prosedur K3
dengan No. Dokumen STB/PL/447.02 tanggal terbit
15 Mei 2012. Dokumen telah direvisi dengan No.
Terbit/revisi A/1 tanggal revisi 29 September 2014
dan didistribusikan pada tanggal 06 Maret 2014.
Personel yang bertanggung jawab tentang K3 adalah
Ir Prikles Pangaribuan yang ditunjuk berdasarkan SK
Direksi No. 021/SK-DIR/PH/STB -TJS/II/2015 tanggal
10 Februari 2015. Adapun uraian tugas dan tanggung jawab P2K3 dicantumkan dalam SOP K3.
Auditee memiliki peralatan K3 sesuai ketentuan dan
berdasarkan observasi lapangan peralatan dalam kondisi baik.
Auditee secara konsisten membuat catatan
kecelakaan kerja meskipun tidak ada kejadian
kecelakaan kerja (NIHIL). Auditee juga membuat dan
merealisasi program K3 untuk menekan kecelakaan kerja.
5.2. Pemenuhan hak-hak
tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan berserikat
bagi pekerja
Memenuhi Terdapat surat pernyataan tertulis dari auditee
mengenai kebebasaan berserikat berdasarkan surat
keputusan Direksi Nomor 048/SK-DIR/STB-
JKT/XII/2010. pada tanggal 27 Desember 2010
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 13 dari 13
Kriteria/Indikator N ilai Ringkasan Justif ikasi
tentang Pembentukan dan Menjadi Anggota Serikat Pekerja/Buruh PT STB atau kebebasan berserikat.
5.2.2. Adanya Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan (PP)
Memenuhi PP periode 2014-2016 disahkan berdasarkan SK
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Kalimantan Utara No. 32/DSTKT/ SK/X/2014
tanggal 9 Oktober 2014 tentang Pengesahan
peraturan perusahaan masa berlaku sejak tanggal 06
Oktober 2014 s.d. 05 September 2016. SK ini
disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Utara kepada PT
KPP Group melalui surat No. 560/288/DSTKT-PP/X/2014 tanggal 13 Oktober 2014.
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di bawah
umur
Memenuhi Terdapat tenaga kerja yang masih dibawah umur atau
dibawah usia 18 tahun, namun terdapat pernyataan
dari karyawan yang bersangkutan dan surat
pernyataan dari orangtua serta surat keterangan dari
Kepala Desa bahwa tenaga kerja yang bersangkutan
benar-benar membutuhkan pekerjaan untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Hasil verifikasi dokumen terdapat 5 karyawan dibawah umur namun telah memenuhi ketentuan.