lapak

37
ABSTRAK MODUL-4 (Pembiasan dan Pemantulan Gelombang) Wanda Suryadinata (1403010120051) Jurusan Fisika,FMIPA Universitas Padjadjaran Kamis,3 April 2014 Pembiasan (refraksi) merupakan pembengkokan sinar cahaya ketika melewati permukaan antara satu bahan transparan dengan bahan lainnya.Dalam hal ini didapat info berupa nilai panjang gelombang. Pemantulan gelombang (Refleksi) terjadi pada saat sebuah gelombang yang merambat dalam suatu media sampai di bidang batas medium tersebut dengan media lainnya. Dari kedua fenomena tersebut di buat didalam grafik yang menghubungkan semua data yang diperoleh saat praktikum,data tersebut dibuat dalam bentuk grafik panjang gelombang terhadap perioda.Dan di dapat kebenaran yang cukup tinggi dari data yang diperoleh.

Upload: wanda-suryadinata

Post on 24-Nov-2015

30 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

M4

TRANSCRIPT

ABSTRAKMODUL-4 (Pembiasan dan Pemantulan Gelombang)Wanda Suryadinata (1403010120051)Jurusan Fisika,FMIPA Universitas PadjadjaranKamis,3 April 2014Pembiasan (refraksi) merupakan pembengkokan sinar cahaya ketika melewati permukaan antara satu bahan transparan dengan bahan lainnya.Dalam hal ini didapat info berupa nilai panjang gelombang.Pemantulan gelombang (Refleksi)terjadi pada saat sebuah gelombang yang merambat dalam suatu media sampai di bidang batas medium tersebut dengan media lainnya.Dari kedua fenomena tersebut di buat didalam grafik yang menghubungkan semua data yang diperoleh saat praktikum,data tersebut dibuat dalam bentuk grafik panjang gelombang terhadap perioda.Dan di dapat kebenaran yang cukup tinggi dari data yang diperoleh.

Kata kunci: Cahaya,Refraksi,Refleksi,Frekuensi,Panjang Gelombang

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangRefraksi (pembiasan) dalam optika geometris didefinisikan sebagai perubahan arah rambat partikel cahaya akibat terjadinya percepatan,sedangkan refleksi (pemantulan) merupakan perubahan arah rambat cahaya ke arah sisi (medium) asalnya,setelah menumbuk antar muka dua gelombang.Dari dua pengertian sifat gelombang diatas,kita sering melihat fenomena kejadian tersebut.Namun dalam bahasan ini, akan diuji kedua sifat gelombang tadi dengan menggunakan seperangkat alat untuk melihat dan menghitung fenomena refraksi dan refleksi.1.2 Rumusan Masalaha. Memepelajari bagaimana sifat gelombang,refraksi dan refleksi dapat terjadib. Panjang gelombang dan kecepatan gelombang saat terjadinya fenomena refrasi dan refleksi gelombangc. Hubungan dan pengaruh panjang gelombang dan frekuensi dalam bentuk grafik1.3 Tujuan Percobaana. Mempelajari prinsip penjalaran gelombangb. Menghitung kecepatan penjalaran gelombangc. Mengetahui prinsip pembiasan dan pemantulan gelombang

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN3.1 Alat dan Bahan Percobaana. Stroboscope, berfungsi melihat pergerakan siklis menjadi lebih lambatb. Pembangkit gelombang, sebagai alat pemberi gelombangc. Meja air, sebagai alat penampung aird. Kaca cermin, sebagai media untuk memantulkan gelombang dari meja aire. Besi pengetuk, sebagai pemberi ketukan agar terjadi gelombangf. Plat acrylic, sebagai media pemantulan gelombang denga sudut tertentug. Tombol remote, sebagai alat untuk menggerakan pengetukh. Power Supply 12 V DC, sebagai sumber tegangani. Air, sebagai medium gelombang yang akan diamatij. Kertas, sebagai media untuk mengamati dan menggambar gelombang3.2 Prosedur Percobaan

1. PersiapanSebelum menghidupkan Power Supplya) Memposisikan alat percobaan seperti pada gambar dan mempelajari fungsi masing-masing komponen alat.b) Membersihkan dan mengisi meja air (ripple tank) dengan air sampai menutupi permukaan meja setinggi 1 s.d 2 cm (pipa pembuangan air harus dalam kondisi tertutup dengan menggunakan penjepit).c) Memasang besi pengetuk air (single dipper) pada batang besi yang terhubun

d) Menghidupkan power supply lalu mensetting frekuensi gelombang dengan memutar tombol reg. frekuensi pada alat stroboscope.e) Mengetukan besi pengetuk (dipper) pada permukaan air dengan cara menekan tombol remote control satu atau berkali-kali. Mengamati pada layar proyeksi.2. Menentukan Kecepatan Gelombang HarmonikPercobaan 1Menggunakan penggaris pada meja air untuk mengukur panjang gelombang dalam meter, dan membuat catatan besar frekuensi dalam Hz yang terbaca pada lampu strobe. Memilih frekuensi lain dengan cara mengatur tombol reg. frekuensi dan mengulangi pengukuran lambda dan f. Membuat tabel data dengan 5x pengukuran. Mengamati bentuk gelombang dan menggambarnya.a) Menghitung kecepatan gelombang untuk setiap pasang pengukuran. b) Apakah kecepatan konstan ?c) Menghitung kecepatan rata-rata kecepatan gelombang.Percobaan 2Persamaan v=.f bias ditulis sebagai =v.f-1, karena itu sistem koordinat dengan di plot sebagai fungsi f-1 sebagai garis lurus, garis lurus yang dihasilkan berupa v sebagai slope garis.a) Menggambarkan grafik dari data diperoleh, apakah grafik menghasilkan sebuah garis harus yang melalui titik nol (0,0).b) Menemukan kemiringan garis, dan membangdingkan dengan nilai kecepatan rata-rata di percobaan 1 !.Percobaan 3Karena sulit untuk mengukur dengan tepat, adalah ide yang bagus untuk mengulang percobaan dengan mengukur 5 bukan . Melakukan ini sampai 5 set data pengukuran.a) Menghitung dan v untuk setiap set data. Apakah cukup konstan ?b) Menghitung rata-rata kecepatan gelombang ?c) Menggambarkan Grafik seperti percobaan 2, seperti percobaan 2, tetapidengan yang di plot sebagai fungsi dari f-1. Menghitung kemiringan v.d) Membandingkan 4 nilai v yang anda mendapatkan: nilai rata-rata percobaan 1, kemiringan dari percobaan 2, dan nilai rata-rata dan kemiringan dari percobaan 33. Pembiasan dan Pemantulan gelombangPercobaan 1Menyiapkan setting percobaan seperti gambar 5, menggunakan pengetuk sumber gelombang pararel. Menggunakan frekuensi antara 15 Hz dan 30 Hz. Karena kerapatan propagansi lebih rendah di air yang dangkal daripada air yang dalam, gelombang akan dibiaskan di perbatasan antara air dangkal dan dalam. Ini berarti akan berubah. Arah propagansi selalu normal terhadap muka gelombang.

Menempatkan selembar kertas di atas meja dan mengamati batas antara air dangkal dan dalam. Dan mengamati 3-5 gelobang di air dalam dan dangkal.

Analisis Data:Menggunakan gambar untuk menentukan panjang gelombang untuk dangkaldan untuk dalam. Mengukur juga sudut datang (i) gelombang air dan sudut bias (b) dapat diukur sebagai sudut antara muka gelombang dan batas antar muka.Sin (i)/Sin (b) = dangkal / dalamMenurut hukum pembiasan (hukum Snellius).Percobaan 2Ketika gelombang menghantam dinding maka gelombang akan dipantulkan. Dalam hal ini hukum refleksi (pemantulan) berlaku. Hal ini menyatakan secara singkat sebagai berikut: sudut datang sama dengan sudut pantulSangat sulit untuk mengamati gelombang yang terpantul di permukaan air, tetapi dengan menggunakan frekuensi sekitar 40 Hz pantulan dapat teramatiDalam percobaan ini penting untuk menyesuaikan amplitudo sampai pantulan terlihat jelas.Mensetting percobaan seperti yang dilakukan pada percobaan 1 (gambar5), tetapi mengatur tinggi permukaan air sehingga plat Plexiglas tidak tertutup oleh air.Meletakkan lembaran kertas dibawah permukaan air pada meja air (ripple tank), dan menggambar muka gelombang dan permukaan gelombang pantul. Mengkur sudut datang dan sudut pantul, dan mengamati apakah sudut keduanya sama.

BAB IVPEMBAHASAN4.1 Data Percobaana. Menentukan Kecepatan Gelombang Harmonikfrekuensi (Hz) single(cm) double (cm) datar(cm)

151,81,652,2

21,72,2

2,21,852,1

201,61,51,5

1,71,51,9

1,71,41,55

250,951,351,4

1,051,21,3

1,251,31,4

301,11,11

0,9511,1

0,811,1

3510,91

0,91,051,05

0,90,81

400,70,750,8

0,950,70,9

0,80,950,7

450,650,70,9

0,70,80,8

0,750,80,8

500,650,70,6

0,650,650,7

0,70,70,65

550,60,60,5

0,650,50,75

0,60,60,6

b. Menentukan Kecepatan Gelombang Harmonil Dengan 5frekuensi (Hz) Datar (cm)

1511,5

11,5

11,5

256,3

6,2

5,75

354,5

4,25

5

453,3

3,45

3,2

552,95

3,1

2,9

c. Pembiasan dan Pemantulan GelombangDalam

Frekuensi (Hz)

Bias (cm) Pantul (cm) Bias (cm) Pantul (cm)

201,51,51,11,2

1,41,311,1

1,51,511,2

401,21,20,90,95

1,11,21,050,95

1,351,11,051

Dangkal

Frekuensi (Hz)3560

Bias (cm) Pantul (cm) Bias (cm) Pantul (cm)

201,51,31,151,35

1,651,351,11,4

1,71,31,11,1

401,2510,60,9

1,050,90,750,95

1,11,10,851

4.2 Pengoalahan Data Percobaan4.2.1 Menentukan Kecepatan Gelombang Harmonika. Percobaan I15.0,018 = 0,27 m/s/3= (0,27+0,3+0,33)=0,3 m/s

= =0,3144 m/sDengan perhitungan yang sama, maka dapat diperoleh perhitungan untuk data yang lain:1. Singlefrekuensi (Hz) single(cm)v (m/s)v rata (m/s)

151,80,270,3

20,3

2,20,33

201,60,320,3333333

1,70,34

1,70,34

250,950,23750,2708333

1,050,2625

1,250,3125

301,10,330,285

0,950,285

0,80,24

3510,350,3266667

0,90,315

0,90,315

400,70,280,3266667

0,950,38

0,80,32

450,650,29250,315

0,70,315

0,750,3375

500,650,3250,3333333

0,650,325

0,70,35

550,60,330,3391667

0,650,3575

0,60,33

V rata-rata total=0,314444444 m/s2. Doublefrekuensi (Hz) double (cm)v(m/s)v rata (m/s)

151,650,24750,25125

1,70,255

1,850,2775

201,50,30,29333333

1,50,3

1,40,28

251,350,33750,32083333

1,20,3

1,30,325

301,10,330,31

10,3

10,3

350,90,3150,32083333

1,050,3675

0,80,28

400,750,30,32

0,70,28

0,950,38

450,70,3150,345

0,80,36

0,80,36

500,70,350,34166667

0,650,325

0,70,35

550,60,330,31166667

0,50,275

0,60,33

Vrata-rata total= 0,312731481 m/s3. Datarfrekuensi (Hz) datar(cm)v (m/s)v rata(m/s)

152,20,330,325

2,20,33

2,10,315

201,50,30,33

1,90,38

1,550,31

251,40,350,3416667

1,30,325

1,40,35

3010,30,32

1,10,33

1,10,33

3510,350,3558333

1,050,3675

10,35

400,80,320,32

0,90,36

0,70,28

450,90,4050,375

0,80,36

0,80,36

500,60,30,325

0,70,35

0,650,325

550,50,2750,34375

0,750,4125

0,60,33

Vrata-rata total= 0,337361111 m/s

b. Percobaan 2kecepatan gelombang (v)

frekuensi (Hz) single(cm) double (cm) datar(cm)

151,81,652,2

21,72,2

2,21,852,1

201,61,51,5

1,71,51,9

1,71,41,55

250,951,351,4

1,051,21,3

1,251,31,4

301,11,11

0,9511,1

0,811,1

3510,91

0,91,051,05

0,90,81

400,70,750,8

0,950,70,9

0,80,950,7

450,650,70,9

0,70,80,8

0,750,80,8

500,650,70,6

0,650,650,7

0,70,70,65

550,60,60,5

0,650,50,75

0,60,60,6

rata single(m)rata double (m)rata datar(m)

0,020,0173333330,021666667

0,0166666670,0146666670,0165

0,0108333330,0128333330,013666667

0,00950,0103333330,010666667

0,0093333330,0091666670,010166667

0,0081666670,0080,008

0,0070,0076666670,008333333

0,0066666670,0068333330,0065

0,0061666670,0056666670,006166667

4. Grafik Pengetuk Single

5. Grafik Pengetuk Double

6. Grafik Pengetuk Datar

c. Percobaan 3frekuensi (Hz) Datar (cm)v (m/s)v rata (m/s)rata (m)

1511,51,7251,7250,115

11,51,725

11,51,725

256,31,5751,52083330,060833

6,21,55

5,751,4375

354,51,5751,60416670,045833

4,251,4875

51,75

453,31,4851,49250,033167

3,451,5525

3,21,44

552,951,62251,64083330,029833

3,11,705

2,91,595

V rata-rata total= 1,596666667 m/s7. Grafik

Y= 1,7748x-0,0054, gradien menunjukkan nilai kecepatanv rata2 total pros 1v rata2 pros 2v rata2 pros 3v kemiringan pros 3

0,321512345-0,0003333331,5966666671,7748

4.2.2 Pembisan dan Pemantulan Gelombanga. Percobaan IDalam

Frekuensi (Hz)3560

Bias (cm) Pantul (cm) Bias (cm) Pantul (cm)

201,51,51,11,2

1,41,311,1

1,51,511,2

401,21,20,90,95

1,11,21,050,95

1,351,11,051

Dangkal

Frekuensi (Hz)3560

Bias (cm) Pantul (cm) Bias (cm) Pantul (cm)

201,51,31,151,35

1,651,351,11,4

1,71,31,11,1

401,2510,60,9

1,050,90,750,95

1,11,10,851

=

= 0,66077022641,433872Dengan perhitungan yang sama untuk yang pantul dan di bias, maka dapat diperoleh untuk data yang lain:Pantul

3560

sin (b)bsin (b)B

0,66077022641,4338720,7689539150,351466

0,5514576233,5279460,6797003342,89811979

0,66077022641,4338720,9437161670,81388244

0,68720103543,4879130,9131327766,06187922

0,76355670549,8693080,8650731560

0,572667529350,8650731560

Bias

3560

sin (b)bsin (b)b

0,57266753350,827461355,940396

0,4858997229,1243170,786430151,947463

0,5052948830,4061370,786430151,947463

0,5497608333,4112711,2976097#NUM!

0,5999374136,9324731,2111024#NUM!

0,7028192444,7348561,0686198#NUM!

Menghitung Nilai KSRv hitungv grafik

Singledoubledatar singledoubledatar

0,3144444440,3127314810,3373611110,29320,24070,3191

Dengan perhitungan yang sama, diperoleh KSR untuk data yang lain:KSR(%)

SingleDoubledatar

7,24571759929,92585,72269

4.3 Analisa PercobaanPada praktikumn pembiasan dan pemantulan gelombang dilakukan sebanyak 3 kali percobaan yang mana percobaan pertama untuk menentukan kecepatan gelombang dengan 3, setelah itu dengan prosedur yang sama, tetapi dengan 5 dan percobaan terakhir untuk menentukan pembiasan dan pemantulan gelombang dengan dalam dan dangkal.Semua data yang diperoleh dibuat dalam bentuk tabel, setelah itu dicari besaran yang diperlukan.a. Menentukan Kecepatan Gelombang Harmonik1. Percobaan 1 (3)Pada percobaan ini dilakuakn sebanyak 9 variasi frekuensi,dimulai dari 15 Hz sampai 55 Hz dengna interval 5Hz.Pengamatan dilakukan terhadap 3 ketukan, yaitu single,double dan datar.Dari datam diperoleh panjang gelombang dari ketukan datar lebih panjanga dari ketukan single dan double, ini dikarenakan permukaannya yang cukup luas untuk menghasilkan gelombang.Dan secara keseluruhan, seiring penaikan frekuensi, maka nilai panjang gelombang yang di dapat semakin pendek.Ini sesuai dengan persamaan .Dari grafik hubungan panjang gelombang dan perioda,memiliki bentuk linier dengan kerapatan antar data yang berbeda.Sehingga menghasilkan fungsi kecepatan yang besar pada ketukan datar.Ini dikarenakan ketukan datar lebih cepat terdeteksi.Dari ketelitian data, KSR yang diperoleh berkisar 7% buat ketukan single, 29,92% untuk double ketukan serta 5,7% untuk ketukan datar, ini menandakan keakuratan data yang cukup teliti yang diperoleh.Dari pengambilan data,praktikan sedikit kesulitan untuk menentukan panjang gelombang yang akan dihitung,ini dikarenakan gambar yang terdapat kurang jelas,serta rentang antar panjang gelombang yang rapat.Dan ini sedikit mempengaruhi keakuratan data.2. Percobaan 2 (5)Prosedur Pada percobaan ini sama dengan percobaan 1,tetapi yang membedakannya dari variasi frekuensi yang digunakan serta ketukan yang dipakai hanya yang datar.Dari data terlihat penurunan panjang gelombang seiring penaikan nilai frekuensi yang digunakan.Perubahan terbesar terlihat saat frekuensi 15 Hz menuju frekuensi 25 Hz.Tetapi setelah itu penurunan nilai panjang gelombang relatif konstan.Dari grafik yang diperoleh sama dengan grafik pada percobaan pertama, hanya saja gradien yang didapat lebih besar dari percobaan sebelumnya, dikarenakan panjang gelombang yang digunakan sedikit lebih panjang dari percobaan pertama.b. Pembiasan dan Pemantulan Gelombang1. Percobaan 1 untuk dalam dan dangkalPada percobaan ini memakai 2 variasi frekuensi dan sudut.Yang mana setiap sudut divariasikan lagi menjadi pantul dan bias.Setalah melakuakan praktikum, data yang diperoleh antara panjang gelombang bias dan pantul realtif sama.Ini dikarenakan fenomena pembiasan bersamaan dengan fenomena pemantulan.Sama dengan sebelumnya, pertambahan frekuensi mengurangi nilai dari panjang gelombang.Sedangkan dari variasi sudut, sudut yang besar memiliki nilai panjang gelombang yang lebih pendek dari sudut yang benrilai kecil.Pada percobaan ini, praktikan sedikit mengalami kesulitan dalam pengambilan data.Ini dikarenakan bentuk pembiasan dan pemantulan saat praktikum hampir sama.Panjang gelombang pada daerah dangkal lebih pendek dari daerah panjang gelombang dalam.Ini dikarenakan struktur keadaan serta hambatan yang menggaanggu permbatan gelombang tadi.Pada daerah dangkal,relatif lebih pendek panjang gelombangnya dari pada daerah panjang gelombang dalam.Dalam penentuan besarnya sudut antara fenomena pembiasan dan pemantulan, daerah bias pada 60 dengan frekuensi 40 Hz tidak ditemukan sudutnya, ini mungkin dikarenakan kesalahan praktikan dalam pengambilan data.

DAFTAR PUSTAKA[1] Alpen Steel. Gelombang dan Jenisnya. http://www.alpensteel.com/article/52-106-energi-laut-ombakgelombangarus/2928--gelombang-dan-jenisnya.html(30 Maret 2014)[2]Dunia Fisika. 2008. Gelombang.http://alljabbar.wordpress.com/2008/04/25/gelombang/ (Diakses 1April 2014)[3] Proses pembiasan 2014 http://www.zakapedia.com/2013/01/peristiwa-pemantulan-dan-pembiasan.html 30 Maret 2014 pukul 18:40 wib[4] Halliday,Resnick.1997.Fisika Jilid 2.Erlangga:Jakarta

BAB VSIMPULAN5.1 SimpulanSetelah praktikum pembiasan dan pemantulan gelombang,praktikan telah paham tentang hubungan kecepatan,panjang gelomvang dan frekuensi dengan menggunakan alat di Laboratorium Eksperimen Fisika Unpad.Pada dasaarnya gelombang bergerak dengan bentuk fungsi sinusoidal,yang mana terdiri dari satu bukit dan perut.Pada praktikum untuk mengamati penjalaran gelombang, terlihat ketika praktikan mengubah-ubah nilai frekuensinya.Dari sana terlihat pengaruh diberikannya frekuensi terhadap penjalaran gelombang.Dari konsep kecepatan gelombang, dapat dilihat dari persamaan , dimana kecepatan sebanding dengan panjang delombang dan frekuensi.Dalm grafik di plot data hubungan antara panjang gelombang dan perioda,yang mana perioda merupakan pangkat negatif dari frekuensi.Pada grafik menunjukkan arah linier dari hubungan yang mana kecepatan merupakan gradient dari fungsinya.Pada dasarnya refraksi dan refleksi hampir saling berhubungan, yang mana pembiasan merupakan pelurusannya dan pemantulan merupkan pantulannya.Dalam praktikum ini praktikan telah melihat gejala pemantulan dan pembiasan dengan menggunakan seperangkat alat di Laboratorium Eksperimen Fisika Unpad.Dari alat tersebut terlihar perbedaan refraksi dan refleksi,namun sedikit susah untuk menentukan perbedaan antara kedua kejadian tersebut.

5.2 SaranDalam praktikum modul pembiasan dan pemantulan gelombang,praktikan sedikit susah untuk melihat kejadian pembiasan dan pemantulan gelombang,serta dalam penentuan panjang gelombang yang terdapat pada gelombang sedikit susah.Sebaiknya adanya alat yang dapat menghitung panjang gelombang pada praktikum ini,sehingga data yang diperoleh sedikit akurat.

BAB IITEORI DASAR2.1 GelombangSeperti yang sudah diketahui,gelombang merupakan getaran yang merambat disertai dengan perpindahan energi.Bentuk gelombang sendiri,biasanya mengkuti bentuk sinusoidal.Cahaya sendiri dibedakan lagi dalam beberapa sudut tinjaunya, seperti arah rambatan,medium yang diperlukan,serta bentuk gelombangnya.Pembagian ini diuraikan seperti dibawah ini:2.1.1 Berdasarkan Arah Rambatan1.GelombangTransversalGelombang transversal adalah gelombang yang arah getar dari tiap titik partikel dalam medium, tegak lurus dengan arah perambatan gelombang.Contoh ilustrasi pada gelombang ini sebagai berikut:gambar 1Pada kasus gelombang tali, gerakan tangan naik turun mengakibatkan energi pada tali. Energi tersebut menggetarkan daerah di sekitarnya sehingga daerah disekitarnya ikut pula bergetar naik turun, demikian seterusnya sampai ujung tali.gambar 2Ciri yang dimiliki gelombang transversal, terdapat satu bukit gelombang dan lembah gelombang dan satu panjang gelombang (lamda) adalah jarak yang sama dengan satu bukit gelombang dengan satu lembah gelombang.2.Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya searah (paralel) dengan arah rambatannya. Contohnya gelombang pada pegas (slinki) dan gelombang cahaya.Ilustrasinya sebagai berikut:gambar 3Ciri yang dimiliki gelombang longitudinal, terdapat rapatan dan renggangan dan satu panjang gelombang adalah jarak yang sama dengan satu rapatan ditambah satu renggangan. gambar 4 [1]

2.1.2 Berdasarkan medium perambatannya :Gelombang mekanik adalah gelombang dimana yang dirambatkan adalah gelombang mekanik dan untuk perambatannya diperlukan medium. Suara merupakan salah satu contoh gelombang mekanik yang merambat melalui perubahan tekanan udara dalam ruang (rapat-ranggangnya molekul-molekul udaraGelombang elektromagnetik adalah gelombang dimana yang dirambatkan adalah medan listrik magnet, dan tidak diperlukan medium.Tetapi energi yang terpancar di permukaan matahari tidak sama dengan energi yang sampai ke permukaan bumi. 2.1.3 Berdasarkan amplitudonya :1. Gelombang berjalan, gelombang yang amplitudonya tetap pada titik yang dilewatinya.2. Gelombang stasioner, gelombang yang amplitudonya tidak tetap pada titik yang dilewatinya, yang terbentuk dari interferensi dua buah gelombang datang dan pantul yang masing-masing memiliki frekuensi dan amplitudo sama tetapi fasenya berlawanan. Gelombang stasioner terjadi karena interferensi terus menerus antara gelombang datang dan gelombang pantul yang memiliki frekuensi dan amplitudo sama, dan bergerak dengan arah berlawanan.Contohnya pada gelombang ini saat kita mengikat tali pada satu medium, dan satu bagian lagi kitaayunkan, maka akan terjadi bentuk gelombang stationer. [2]2.2 Refraksi

Refraksi(ataupembiasan) dalamoptikageometris didefinisikan sebagai perubahan arah rambatpartikel cahayaakibat terjadinyapercepatan.Padaoptikaeraoptik geometris,refraksicahayayang dijabarkan denganHukum Snellius, terjadi bersamaan denganrefleksigelombang cahayatersebut, seperti yang dijelaskan olehpersamaan Fresnelpada masa transisi menuju eraoptik fisis. Tumbukan antaragelombang cahayadenganantarmukaduamediummenyebabkankecepatan fasegelombang cahayaberubah.Panjang gelombangakan bertambah atau berkurang denganfrekuensiyang sama, karena sifatgelombang cahayayangtransversal(bukanlongitudinal). Pengetahuan ini yang membawa kepada penemuanlensadanrefracting telescope.Refraksidi eraoptik fisisdijabarkan sebagai fenomena perubahan arah rambatgelombangyang tidak saja tergantung pada perubahankecepatan, tetapi juga terjadi karena faktor-faktor lain yang disebutdifraksidandispersi.Pembiasan terjadi karena akibat perbedaan kecepatan rambat cahaya. Pembiasan merupakan pembelokan cahaya akibat merambat melalui 2 medium yang berbeda kerapatan optiknya.Untuk pembiasan diperlukan syarat-syarat, misalnya:1. Cahaya yang datang melalui 2 medium yang berbeda kerapatan optiknya.2. Cahaya yang datang tidak tegak lurus terhadap bidang batas.Dalam pembiasan berlaku Hukum Snellius:1. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada bidang datar,2. Hasil bagi antara sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap dan disebut indeks bias. [3]2.3RefleksiPemantulan gelombang (Refleksi)terjadi pada saat sebuah gelombang yang merambat dalam suatu media sampai di bidang batas medium tersebut dengan media lainnyaHukum pemantulan cahayaterdiri dari dua rumusan pernyataan, yaitu:1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal bertemu pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar yang sama2. Sudut datang sama dengan sudut pantul (i = r).Pemantulan sendiri terbagi atas dua jenis, yaitupemantulan teraturdanpemantulan baur(tidak teratur). Jika berkas cahaya mengenai permukaan bahan-bahan seperti cermin, aluminium, baja maka semua sinar dipantulkan dalam arah yang sama. Ini disebabkan permukaan bahan yang halus (rata), ini masuk dalam peristiwa pamantulan baur. Sedangkan, jika cahaya jatuh pada permukaan yang tidak kasar atau tidak rata, maka cahaya tersebut akan dipantulkan dengan arah sembarang ke segala arah, sehingga terjadi peristiwa pemantulan baur atau diffus (tidak teratur). Peristiwa pemantulan cahaya berbeda-beda sifatnya tergantung dari bidang pantulnya. Bidang pantul yang umum dikaji dalam subtopik fisika adalahcermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung(sifat pantulannya masing-masing akan kita bahas pada tulisan terpisah).Selain peristiwa pemantulan, cahaya juga dapat mengalamiperistiwa pembiasan. Pembiasan ini dapat terjadi jika cahaya melalui dua medium yang berbeda. Dalam peristiwa pembiasan cahaya, terdapat beberapa hukum dasar yang bisa menjelaskan perilaku pembiasan cahaya,hukum ini ditemukan olehSnelliusHukum pembiasan cahayaberbunyi:1. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.2. Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat (n1< n2), sinar akan dibelokkan mendekati garis normal; jika sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat (n1> n2), sinar akan dibelokkan menjauhi garis normal. [4]