lapkas ptg nadia fitrianti
DESCRIPTION
shikdTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Penyakit Trofoblas Ganas (PTG) adalah suatu tumor ganas yang berasal dari sito
dan sinsiotrofoblas yang menginvasi miometrum, merusak jaringan disekitarnya dan
pembuluh darah sehingga menyebabkan perdarahan. 1
Penyakit PTG dapat didahului oleh proses fertilisasi (mola hidatidosa, kehamilan
biasa, abortus, atau kehamilan ektopik) bahkan dapat merupakan produk langsung yang
tidak didahului oleh kehamilan yakni yang berasal dari tumor sel germinal pada
ovarium.1-2
Penyakit ini sering terjadi pada usa 14-49 tahun. Risiko terjadinya PTG yang non-
metastase 75% didahului oleh mola hidatidosa dan sisanya abortus, kehamlan ektopik dan
kehamilan aterm. Risiko terjadnya PTG yang metastase 50 % didahului oleh mola
hidatidosa, 25 % oleh abortus, 22 % oleh kehamilan aterm dan 3 % oleh kehamilan
ektopik. 2
Secara klinis PTG terdapat dalam dua bentuk yaitu PTG terdapat hanya dalam
uterus dan PTG yang meluas keluar uterus. PTG yang hanya terdapat didalam uterus
adalah suatu tumor atau suatu proses seperti tumor yang menginvas miometrium dengan
hyperplasia trofoblas disertai struktur vili yang menetap. Terminologi lain untuk keadaan
ini yang sudah tidak dipakai lagi ialah malignant mole, mola destruens dan
khorioadenoma destruens. PTG yang meluas keluar dari uterus dibagi lagi menjadi
gestational choriocarcinoma dan nongestational choriocarcinoma yang diklasifikaskan
berdasarkan ada tidaknya hubungan dengan kehamilan. 1-2
Etiologi terjadinya PTG sampai saat ini belum jelas diketahui, namun bentuk
keganasan tumor ini meruakan karsinoma epitel korion meskipun pertumbuhan dan
metastasenya menyerupai sarkoma. Metastase pada PTG dapat terjadi lebih dini dan
biasanya sering melalui pembuluh darah dan jarang yang melalui getah bening. Tempat
metastase yang paling sering adalah paru-paru (75%) dan kemudian vagina (50%). Pada
beberapa kasus metastase dapat terjadi pada vulva, ovarium, hepar, ginjal dan otak. 3
Gejala dan tanda dari PTG ialah perdarahan yang tidak teratur setelah berakhirnya
suatu kehamilan dan terdapat subinvolusio uteri dimana perdarahan dapat berlangsung
terus menerus atau intermiten dengan perdarahan mendadak dan terkadang massif. Pada
pemeriksaan ginekologik dapat ditemukan uterus membesar dan lembek. 1-3
1
Diagnosa kemungkinan PTG bila didapati perdarahan pervagnam yang menetap,
titer βhCG yang tetap atau meninggi setelah terminasi kehamilan, mola atau abortus,
namun demikan masih diperlukan pemeriksaan USG terhadap kasus-kasus PTG oleh
karena masih kurang sensitive dan spesifik adanya peningkatan βhCG. Bila diagnose
telah ditegakkan, foto thorax harus segera dilaksanakan untuk mencari tahu apakah ada
metastase atau tidak. Diagnosa PTG dapat dibuat berdasarkan data klinik dengan atau
tanpa histologi dengan beberapa kriteria diagnostik, yatu : 4
1. Kadar plateau dari βhCG, lebih atau kurang 10% dari data awal kadar βhCG
setelah jangka waktu 3 minggu (diperiksa hari ke-1, 7, 14 dan 21)
2. Kadar βhCG meningkat lebih dari 10% diatas data awal kadar βhCG setelah
jangka waktu 2 minggu.
3. Kadar βhCG yang persisten 6 bulan setelah evakuasi mola.
The International Federation of Gynecology and Obstetric (FIGO) mengadopsi
sstem staging anatomis untuk PTG. Stadium 1 meliput semus pasien dengan titer βhCG
yang tinggi dan tumor yang hanya terbatas pada uterus. Stadium II terdiri dari semua
pasien dengan tumor di luar rahim, tapi hanya di sekitar panggul dan/atau vagina.
Stadium III mencakup semua pasien dengan metastasis paru dengan atau tanpa
keterlibatana uterus, panggul dan vagina. Stadium IV merupakan semua pasien dengan
keterlibatan otak, hati, gginjal, limpa dan/atau saluran pencernaan. 5
Stadium I : Tumor terbatas pada uterus
Stadium II : Tumor meluas ke organ genitalia lainnya
Stadium III : Tumor metastasis ke paru-paru
Stadium IV : Metastasis jauh dengan atau tanpa metastasis paru
Prinsip dasar penanganan PTG adalah kemoterapi dan operasi. Indikasi
kemoterapi adalah : (1) meningginya βhCG setelah evakuasi (2) βhCG tidak turun 4 bulan
setelah evakuasi (3) metastase kebagian organ lain (4) perdarahan vagina yang berat atau
adanya perdarahan gestasional (5) gambaran histologist khorokarsinoma.1-5
WHO menerbitkan sebuah sistem penilaian prognosis yang memprediki potensi
resistensi kemoterapi yang ikut menentukan prognosis dari PTG. Ketika skor prognostic
≥7, pasien dianggap berisiko tinggi dan membutuhkan multi-agen kemoterapi intensif
untuk mencapai hasil yang optimal. 5
2
Berikut akan dibahas laporan kasus mengenai penyakit trofoblas ganas dengan
riwayat mola hidatidosa dan abortus yang dirawat di RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou,
Malalayang.
3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny. Y R.
Umur : 22 tahun
Pekerjaan : IRT
Bangsa : Indonesia
Nama Suami : Tn. D.P.
Pekerjaan Suami : Swasta
Agama : Islam
Tempat lahir : Banggai
Tempat tinggal : Maumbi
Pendidikan Ibu : SLTA
Pendidikan Suami : SLTA
MRS tanggal,jam : 9 Desember 2013
ANAMNESIS
Anamnesis Utama
Anamnesis diberikan oleh penderita.
Keluhan utama : Perdarahan dari jalan lahir
Keluar darah dari jalan lahir dikeluhkan penderita sejak tanggal 26 september
2013. Penderita mengeluhkan keluar darah dari jalan lahir ketika telah selesai dilakukan
keretase pasca abortus. Penderita mengeluh sepulang dari rumah sakit setelah selesai
dilakukan kuret keluar darah dari jalan lahir, darah berwarna merah segar bercampur
dengan gumpalan darah berwarna kehitaman. Darah keluar ± sebanyak ½ gelas aqua.
Setelah itu setiap hari penderita mengeluh keluar darah terus menerus dari jalan lahir tapi
hanya berupa bercak-bercak darah. 6 jam sebelum penderita masuk rumah sakit penderita
mengeluh keluar darah merah segar bercampur gumpalan hitam ± sebanyak 2 gelas aqua,
penderita lalu dibawa berobat ke RSUP. Prof Kandou.
Penderita mengaku pada tahun 2011 pernah dlakukan evakuasi kehamilan anggur
di rumah sakit di Sulawesi tengah. Penderita mengaku setelah selesai dilakukan evakuasi
mola, penderta tidak pernah lagi kontrol ke dokter.
4
Sesak napas, batuk berdarah, kesulitan bernapas, sakit kepala yang berat
disangkal.penurunan berat badan progresif disangkal. Buang air kecil (BAK) dan buang
air besar (BAB) normal.
Anamnesis Ginekologis
Riwayat Perkawinan dan Kehamilan Dahulu
o Perkawinan 1 kali, lama perkawinan 4 tahun
o Kawin pada usia 16 tahun
o Status perkawinan sah
o Banyaknya kehamilan :
Kehamian ke-1 tahun 2011, anak laki-laki BBL 2800 gr di rumah dan dibantu
oleh bidan
Kehamilan ke-2 tahun 2012, mola hidatidosa, dilakukan kuretase di Rumah Sakit
d Sulawesi Tengah
Kehamilan ke-3 tahun 2013, abortus, dilakukan kuretase di RSUP. Prof Kandou,
Malalayang
Riwayat Haid
o Menarche umur 14 tahun
o Siklus teratur
o Lamanya haid 8 sampai 9 hari
o Tanggal hari pertama haid terakhir (penderita tdak bisa memastikan kapan haid
terakhir)
Riwayat Penyakit, Operasi dan Pemeriksaan
o Keputihan (-)
o Infeksi saluran kencing (-)
o Penyakit kelamin (–)
o Kontrasepsi : suntik 3 bulan, berhenti setelah kehamlan anggur dan dilanjutkan
dengan pil
PEMERIKSAAN FISIK
Status Praesens
Keadaan Umum : Tampak Sakit
5
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu badan : 36,6 oC
Mata : Konjungtiva anemis -, sklera ikterus -
Cor/Pulmo : Dalam batas normal
Areola mamme : Hiperpigmentasi (-)
Ekstremitas : Edema (-), akral dingin (-)
Status Lokalis (St.Abdominalis)
Inspeksi : Datar
Palpasi : Lemas, NT (-). Uterus membesar ½ jarak simfisis umbilikus
Perkusi : WD (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (+) normal
Status Ginekologi
Inspeksi : Vulva tidak ada kelainan, fluksus (+).
Inspekulo : Vagina tidak ada kelainan, fluksus (+)
Porsio : licin, erosi (-), livide (-), ostium uteri eksternum tertutup
Periksa Dalam : Vulva/vagina tidak ada kelainan, fluksus (+), flour (-)
Porsio : tebal, kenyal, nyeri goyang (-), ostium uteri eksternum
tertutup
Corpus Uteri : membesar seperti kehamilan 20-24 minggu
Adneksa-Parametrium Bilateral : lemas, massa (-), nyeri (-)
Cavum Douglasi : tidak menonjol
Rectal Tucae : Sfingter ani cekat, mukosa licin, ampula kosong
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : Hb : 9,3 g/dL
Leukosit : 4.900/mm3
Trombosit : 211.000/mm3
6
Tes kehamilan : urine HCG Tes (+)
USG : tampak masa pada rongga uterus
DIAGNOSIS SEMENTARA
G4P1A2 22 tahun dengan suspek penyakit trofoblas ganas
SIKAP
o r/ βhCG
o USG
o Lapor konsulen
RESUME MASUK
G2P1A1, 22 tahun, masuk rumah sakit tanggal 9 desember 2013 , dengan keluhan
utama keluar darah dari jalan lahir berwarna merah segar campur hitam bergumpal
dengan riwayat abortus dan kuretase mola hidatidosa tanpa kontrol teratur.
Status praesens : KU : cukup , Kesadaran : compos mentis
T : 100/60 mmHg, N : 88 x/mnt, R : 18 x/mnt, Sb : 36,6 oC
Status lokalis : Inspeksi : Datar
Palpasi :Lemas, NT (-). Uterus membesar ½ jarak simfisis
umbilikus
Perkusi :WD (-)
Auskultasi :Peristaltik usus (+) normal
Status ginekologis : Inspeksi : Vulva t.a.k, fluksus (+).
Inspekulo : Fluksus (+), v/v: tak
Porsio : licin, erosi (-), livide (-), OUE tertutup
PD : Vulva,vagina t.a.k, Fluksus (+), flour (-)
Porsio : kenyal, nyeri goyang (-), OUE tertutup
C U : membesar seperti kehamilan 20-24 minggu
A/P Bilateral : lemas, masa (-), nyeri (-)
C D : tidak menonjol
7
RT : Sfingter ani cekat, mukosa licin, ampula
kosong
Diagnosis Sermentara : G4P1A2 22 tahun dengan suspek penyakit trofoblas ganas
Sikap : - r/ βhCG
- USG
- Lapor konsulen
Follow up
9 Desember 2013
S : perdarahan (-), mual (+)
O : KU : cukup kes : CM
TD : 100/70 mmHg N: 80 x/m RR : 20 x/m S: 36,5°c
A : P1A2 22 thn + susp. PTG
P : - cek βhCG
- observasi tanda vital
10 Desember 2013
S : nyeri perut (+)
O : KU : cukup kes : CM
TD : 100/60 mmHg N: 84 x/m RR : 22 x/m S: 36,5°c
A : P1A2 22 thn + susp. PTG
P : - tunggu hasil βhCG
- observasi tanda vital
11 Desember 2013
S : -
O : KU : cukup kes : CM
TD : 100/70 mmHg N: 82 x/m RR : 20 x/m S: 36,6°c
A : P1A2 22 thn + susp. PTG
P : - tunggu hasil βhCG
- observasi tanda vital
8
12 Desember 2013
S : perdarahan (+) dari jalan lahir
O : KU : cukup kes : CM
TD : 110/70 mmHg N: 88 x/m RR : 24 x/m S: 36,7°c
A : P1A2 22 thn + susp. PTG
P : - tunggu hasil βhCG
- CxR, lab lengkap
- advis konsulen : r/ evakuasi jaringan
bila abortus, evakuasi cito
13 Desember 2013
S : perdarahan (-) dari jalan lahir
O : KU : cukup kes : CM
TD : 110/70 mmHg N: 88 x/m RR : 20 x/m S: 36,5°c
A : P1A2 22 thn + susp. PTG
P : - tunggu hasil βhCG
- observasi tanda vital dan perdarahan
- bila perdarahan evakuasi cito
14 Desember 2013
S : keluar darah dari jalan lahir
O : KU : cukup kes : CM
TD : 90/70 mmHg N: 92 x/m RR : 23 x/m S: 36,5°c
A : P1A2 22 thn + susp. PTG
P : - tunggu hasil βhCG
- observasi tanda vital dan perdarahan
- bila perdarahan evakuasi cito
15 Desember 2013
S : perdarahan (-)
O : KU : cukup kes : CM
TD : 120/70 mmHg N: 80 x/m RR : 22 x/m S: 36,5°c
A : P1A2 22 thn + susp. PTG
P : - tunggu hasil βhCG
- bila perdarahan evakuasi cito
16 Desember 2013
9
S : -
O : KU : cukup kes : CM
TD : 100/70 mmHg N: 82 x/m RR : 22 x/m S: 36,5°c
A : P1A2 22 thn + susp. PTG
P : - tunggu hasil βhCG
- bila perdarahan evakuasi cito
17 Desember 2013
S : perdarahan (+)
O : KU : cukup kes : CM
TD : 110/80 mmHg N: 82 x/m RR : 24 x/m S: 36,5°c
A : P1A2 22 thn + susp. PTG
P : - tunggu hasil βhCG
- bila perdarahan evakuasi cito
18 Desember 2013
S : -
O : KU : cukup kes : CM
TD : 120/70 mmHg N: 80 x/m RR : 22 x/m S: 36,5°c
A : P1A2 22 thn + susp. PTG
P : - tunggu hasil βhCG
- bila perdarahan evakuasi cito
19 Desember 2013
S : perdarahan (+)
O : KU : cukup kes : CM
TD : 120/70 mmHg N: 80 x/m RR : 22 x/m S: 36,5°c
A : P1A2 22 thn + susp. PTG
P : - tunggu hasil βhCG
- bila perdarahan evakuasi cito
20 Desember 2013
S : perdarahan (+) sedikit
O : KU : cukup kes : CM
TD : 110/70 mmHg N: 82 x/m RR : 20 x/m S: 36,6°c
A : P1A2 22 thn + susp. PTG
10
P : - tunggu hasil βhCG
- bila perdarahan evakuasi cito
21 Desember 2013
S : perdarahan (+) sedikit
O : KU : cukup kes : CM
TD : 110/70 mmHg N: 82 x/m RR : 20 x/m S: 36,6°c
A : P1A2 22 thn + susp. PTG
P : - tunggu hasil βhCG
- bila perdarahan evakuasi cito
22 Desember 2013
S : perdarahan (+) sedikit
O : KU : cukup kes : CM
TD : 110/70 mmHg N: 82 x/m RR : 20 x/m S: 36,6°c
A : P1A2 22 thn + susp. PTG
P : - lapor konsulen hasil βhCG. Advis : - foto thorax PA
Hasil pemeriksaan βhCG : 69.653 mIU/mL
23 Desember 2013
S : perdarahan (-)
O : KU : cukup kes : CM
TD : 120/70 mmHg N: 80 x/m RR : 20 x/m S: 36,3°c
A : P1A2 22 thn + PTG
P : - rencana foto thorax
- rencana kemoterapi tunggl
24 Desember 2013
S : perdarahan (-)
O : KU : cukup kes : CM
TD : 110/80 mmHg N: 80 x/m RR : 18 x/m S: 36,0°c
A : P1A2 22 thn + PTG
P : - tunggu hasil foto thorax
- rencana kemoterapi tunggal
11
25 Desember 2013
S : perdarahan (-)
O : KU : cukup kes : CM
TD : 120/80 mmHg N: 82 x/m RR : 20 x/m S: 36,6°c
A : P1A2 22 thn + PTG
P : - tunggu hasil foto thorax
- rencana kemoterapi tunggal
26 Desember 2013
S : perdarahan (+) sedikit
O : KU : cukup kes : CM
TD : 110/80 mmHg N: 74 x/m RR : 16 x/m S: 36,6°c
A : P1A2 22 thn + PTG
P : - tunggu hasil foto thorax
- rencana kemoterapi tunggal
27 Desember 2013
S : perdarahan (+) sedikit
O : KU : cukup kes : CM
TD : 110/70 mmHg N: 82 x/m RR : 20 x/m S: 36,6°c
A : P1A2 22 thn + PTG
P : - tunggu hasil foto thorax
- rencana kemoterapi tunggal
28 Desember 2013
S : perdarahan (-)
O : KU : cukup kes : CM
TD : 110/70 mmHg N: 82 x/m RR : 20 x/m S: 36,6°c
A : P1A2 22 thn + PTG
P : - tunggu hasil foto thorax
- rencana kemoterapi tunggal
29 Desember 2013
S : perdarahan (-)
O : KU : cukup kes : CM
TD : 110/80 mmHg N: 82 x/m RR : 22 x/m S: 36,6°c
A : P1A2 22 thn + PTG
12
P : - tunggu hasil foto thorax
- rencana kemoterapi tunggal
30 Desember 2013
S : perdarahan (-)
O : KU : cukup kes : CM
TD : 110/70 mmHg N: 86 x/m RR : 20 x/m S: 36,6°c
A : P1A2 22 thn + PTG
P : - tunggu hasil foto thorax
- rencana kemoterapi tunggal
Hasil rontgen foto thorax PA : normal
Acc kemoterapi MTX tunggal
31 Desember 2013
S : perdarahan (-)
O : KU : cukup kes : CM
TD : 120/70 mmHg N: 82 x/m RR : 20 x/m S: 36,6°c
A : P1A2 22 thn + PTG
P : - kemoterap MTX hari ke-1
- asam folat 4x4 tb.
1 Januari 2014
S : perdarahan (-)
O : KU : cukup kes : CM
TD : 120/70 mmHg N: 82 x/m RR : 20 x/m S: 36,6°c
A : P1A2 22 thn + PTG
P : - kemoterapi MTX hari ke-2
- asam folat 4x4 tab
13
DISKUSI
Pada kasus ini akan didiskusikan mengenai dasar diagnosis, penanganan,
komplikasi dan prognosis.
Pada kasus ini, penderita didiagnosis dengan G3P1A1, 22 tahun dengan penyakit
trofoblas ganas post abortus dan mola hidatidosa. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan
keluhan perdarahan dari jalan lahir post kuretase akibat abortus dengan riwayat kehamlan
anggur pada tahun 2012. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menjelaskan mengenai
keluhan yang sering disampaikan pada PTG ialah perdarahan dari jalan lahir. dari
anamnesis juga diperoleh riwayat evakuasi mola hidatidosa pada tahun 2012, hal ini
sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa risiko terjadinya PTG 75 %
didahului oleh kehamilan mola. Keadaan umum, tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik
pasien dalam batas normal. Pada pemerksaan fisik teraba fundus uteri ½ jarak simfisis
umbilicus dan pada pemeriksaan ginekologik korpus uterus teraba membesar seperti
kehamilan 20-22 minggu. Kepustakaan menjelaskan bahwa pada PTG ditemukan
subinvolusi dari uterus. Didukung dengan hasil pemeriksaan penunjang HCG test yang
positif lebih menunjukkan adanya suatu penyakit trofoblas, sesuai dengan kepustakaan
yang menyatakan bahwa perdarahan abnormal setelah terminasi suatu kehamilan dengan
penngkatan kadar βhCG patut dicurigai sebagai suatu penyakit trofoblas ganas. Hal ini
didukung dengan pemeriksaan serum βhCG pasien yaitu 69.653mIU/ml dan pemeriksaan
USG dengan kesan adanya masa dalam kavum uteri, kepustakaan menjelaskan bahwa
diagnosis PTG dapat ditegakkan secara klinis apabila kadar βhCG tetap tinggi 6 bulan
setelah evakuasi mola. Diagnosis pasti dapat dtegakkan dengan pemeriksaan PA yang
berasal dari hasil kuret, biops maupun histerektomi. Akan tetapi tindakan kuretase sangat
tidak danjurkan karena dapat menimbulkan penyulit yang lebih hebat pada penderita. 1-5
Pada pasen ini dilakukan pemeriksaan rontgen foto thorax. Dalam kepustakaan
disebutkan bahwa PTG bermetastase, 60% menyebar ke paru-paru. Pada pasien ini tidak
ada keluhan yang menjurus kearah metastase seperti batuk darah, susah bernapas, muntah
darah, sakit kepala yang berat, hal ini ditunjang dengan pemeriksaan foto thoraks dalam
batas normal sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa belum terjadi metastase PTG
14
pada pasien ini. Berdasarkan hal diatas dapat juga diambl kesimpulan bahwa menurut
pembagian stadium menurut FIGO, pasien ini termasuk dalam stadum 1 yaitu tumor
hanya terbatas pada uterus saja. 5
Penanganan pada pasien ini adalah dilakukan kemoterapi dengan regimen tunggal.
Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa pengobatan pada pasien
dengan PTG diberikan agen kemoterapi sesuai dengan protokol FIGO. Prinsip
pengobatan pasien PTG tergantung pada sistem penilaian FIGO 2000. Penderita dengan
skor ≤ 6 termasuk dalam golongan dengan risiko rendah dan diterapi dengan agen tunggal
MTX dan asam folat selama 5 hari diikuti istirahat lalu diulang 3 minggu kemudan .
Penderita dengan skor ≥ 7 masuk dalam golongan risiko tnggi dan diterapi dengan multi-
agen kemoterapi. Penderita pada laporan kasus ini masuk dalam kategori risiko rendah
sehingga diterapi dengan agen kemoterapi tunggal. Menurut kepustakaan terapi terbaik
untuk PTG adalah operasi dan kemoterap, peran radiasi hanya diberikan pada penderita
yang dianggap kemoterapi atau operasi kurang optimal sepert metastase di otak/vertebra.
Pada pasien ini hanya dlakukan kemoterapi karena pertimbangan fungsi reproduksi pasien
yang mash dibutuhkan, sehingga diputuskan untuk tidak dilakukan histerektomi. 6-8
Prognosis pada pasien ini dubia ad bonam, karena berdasarkan klasifikasi revis
FIGO 2000 menurut prognosis, total skor pasien ini adalah 4 sehingga masuk dalam
kategori risiko rendah. Berdasarkan kepustakaan angka keberhasilan pengobatan untuk
PTG stadium 1 adaah 99,7%. 5
15
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan laporan kasus, dapat disimpulkan:
- Pada pasien ini dapat ditegakkan diagnosis G4P1A2, 22 tahun dengan penyakit
trofoblas ganas dengan riwayat abortus dan mola hidatidosa berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan kebidanan, serta pemeriksaan
penunjang.
- Penanganan pasien ketika di rumah sakit telah tepat, mengingat telah sesuai
dengan indikasi dan protokol rumah sakit.
SARAN
Mengingat pentingnya konseling, informasi dan edukasi pada penyakit trofoblas ganas,
maka disarankan:
1. Meningkatkan kualitas pendidikan, serta keterampilan tenaga-tenaga kesehatan
agar dapat menegakkan diagnosis penyakit trofoblas ganas lebih dini sehingga
diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.
2. Pada setiap ibu hamil diberikan penjelasan tentang gejala-gejala yang timbul
akibat kehamilan yang tidak normal sehingga dapat segera memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas atau rumah sakit terdekat.
3. lbu-ibu yang mempunyai faktor-faktor resiko untuk terjadinya PTG agar waspada
dan selalu memeriksakan kehamilannya kepada tenaga ahli secara teratur.
4. Pentingnya follow-up untuk pasien dengan PTG mengharuskan pasien untuk
datang kontrol teratur ke rumah sakit, sehingga KIE sangat dibutuhkan agar pasien
mengerti pentngnya kontrol teratur.
5. Kontrasepsi yang dianjurkan adalah kontrasepsi nonhormonal, mengingat pekanya
sel-sel trofoblas terhadap hormon khususnya estrogen.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono. 2008 :
264-6
2. Muchtar R. Penyakit Trofoblas. Sinopsis Obstetri jilid 1 edisi 2. Jakarta : EGC.
1998: 238-45
3. http://pathology2.jhu.edu/pathology.of.gestational.trophoblastic-lession.htm .
Diakses tanggal 30 Desember 2013
4. Cuningham FD, dkk. Penyakt dan Kelainan Plasenta. Dalam Hartato Haryanti,
editor. Obstetric Williams volume dua. Edisi ke-21. Jakarta : EGC, 2006 : 939-45
5. FIGO Oncology Committee Report. FIGO Staging for Gestational Trophoblastic
Neoplasia 2000. Int J Gynaecol Obstet 2002; 77: 285-7
6. Crowder S, Coleman RL, Santoso JT. Gestational Throphoblastic Disease. N : JT
Santoso and RL Coleman, Handbook og Gyn Oncology, Mc Graw-Hill, New York,
2000 : 62-72
7. Aziz MF. Buku Acuan Nasional Onkologi dan Ginekologi. Jakarta: Sagung Seto.
2006
8. Leiser AL, Aghajanian C. Evaluation and Management of Gestational Trophoblastc
Disease. Diunduh dari : www.oncologypractice.com/co/journal/articles/0303152.pdf
17