lap.lengkap natrium tiosulfat

26
PERCOBAAN III SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT I. TUJUAN Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat-sifat kimianya. II. DASAR TEORI Natrium tiosulfat ( Na 2 S 2 O 3 ) adalah salah satu jenis dari garam terhidrat. Garam terhidrat adalah garam yang terbentuk dari senyawa - senyawa kimia yang dapat mengikat molekul-molekul air pada suhu kamar. Natrium (sodium) adalah logam alkali yang terbesar dibutuhkan untuk keperluan industri. Seperti logam- logam alkali yang lain, natrium tidak ditentukan dalam keadaan murni di alam karena reaktifitasnya yang sangat tinggi. Logam putih keperakan ini diproduksi (dalam pabrik) secara elektrometarulgi menurut proses Downs. Logam natrium digunakan dalam banyak sintesis senyawa natrium, namun terdapat dua kegunaan utama.

Upload: nisa

Post on 23-Dec-2015

142 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

lllll

TRANSCRIPT

Page 1: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat

PERCOBAAN III

SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

I. TUJUAN

Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mempelajari pembuatan

garam natrium tiosulfat dan sifat-sifat kimianya.

II. DASAR TEORI

Natrium tiosulfat ( Na2S2O3) adalah salah satu jenis dari garam terhidrat.

Garam terhidrat adalah garam yang terbentuk dari senyawa - senyawa kimia yang

dapat mengikat molekul-molekul air pada suhu kamar.

Natrium (sodium) adalah logam alkali yang terbesar dibutuhkan untuk

keperluan industri. Seperti logam-logam alkali yang lain, natrium tidak ditentukan

dalam keadaan murni di alam karena reaktifitasnya yang sangat tinggi. Logam

putih keperakan ini diproduksi (dalam pabrik) secara elektrometarulgi menurut

proses Downs.

Logam natrium digunakan dalam banyak sintesis senyawa natrium, namun

terdapat dua kegunaan utama. Pertama yaitu untuk ekstraksi logam-logam yang

lebih sedikit kelimpahannya seperti torium, zirconium, tantalum, dan titanium,

yaitu dengan mereduksi senyawanya dengan logam natrium. Sebagai contoh,

logam titanium dapat diperoleh dari reduksi titanium klorida dengan natrium

menurut persamaan reaksi :

TiCl (l)  +  4Na(s)                     Ti(s)    +  4NaCl(s)

Pencucian dengan air akan melarutkan natrium klorida sehingga dapat diperoleh

logam titanium (Sugiyarto, K.2003 ).

Page 2: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat

Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5oC.

natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan

terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras

dengan air, membentuk natrium hidroksida dan hidrogen :

            2Na   +   2H2O                   2Na+     +   2OH-    +   H2

Dalam garam-garamnya, natrium berada sebagai kation monovalen Na+.

garam-garam ini membentuk larutan tak berwarna kecuali jika anionnya

berwarna; hampir semua garam natrium larut dalam air (Svehla,1990).

            Belerang terdapat dalam kerak bumi sebagai unsurnya,mineral sulfide dan

sulfat, gas H2S dalam gas alam, dan sebagai senyawa belerang organic dalam batu

bara dan minyak. Belerang dapat ditimbang menurut proses Frasih, yaitu

campuran air super panas dan uap air 160oC dan 16 atm dipompakan ke dalam

tanah daerah mineral belerang melalui pipa besar pertama dan mengakibatkan

belerang mencair.

            Alotrop belerang yang terdapat secara alamiah adalah S8. Siklooktasulfur

yang tertata secara zigzag. Alotrop ini mengkristal dalam bentuk jarum diatas

temperature 95oC, tetapi di bawah temperatur ini diperoleh dua macam bentuk

Kristal, monoklin dan rombik. Alotrop lain adalah sikloheksasulfur, bahkan

alotrop siklosulfur dengan anggota 6-20 telah berhasil disentesis, namun yang

paling stabil adalah siklododekasulfur, S12 (Sugiyarto, K. 2004).

Hanya sulfit dari logam alkali dan dari ammonium larut dalam air, sulfit

dari logam alkali larut dalam air ; hydrogen sulfit dari logam alkali tanah hanya

dikenal dalam larutan. Larutan natrium sulfit Na2SO3.7H2O, 0,5 M yang baru saja

dibuat, dapat dipakai untuk mempelajari reaksi-reaksi (Svehla,1990).

Walaupun sesungguhnya asam sulfit sebagaian besar merupakan larutan

belerang dioksida dalam air, garam sulfit maupun hydrogen sulfit benar-benar

ada. Natrium sulfit dapat dipreparisasi dengan mengalirkan gas belerang dioksida

ke dalam larutan natrium hidroksida menurut persamaan reaksi :

2NaOH(aq)    +   SO2(g)                  Na2SO3(aq)    +  H2O(l)

Ion sulfit merupakan agen reduktor, mengalami oksidasi menjadi ion sulfat

menurut persamaan setengah reaksi :

Page 3: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat

SO32-

(aq)     +    3H2O(l)                   SO42-

(aq)    +   2H3O+(aq)   +  

2e

(Sugiyarto, K. 2004).

            Ion tiosulfat memiliki struktur [S-SO3]2- dengan panjang gelombang ikatan

S-S dan S-O, masing-masing 1,99  0,10 dan 1,48  0,06 Ả.panjang

ikatan S-S yang mendekati panjang S-O menunjukkan bahwa dalam ikatan S-S

juga terlibat ikatan π (pi) (Tim Dosen Anorganik, 2013).

Kelarutan, kebanyakan tiosulfat yang pernah dibuat, larut dalam air;

tiosulfat dari timbel, perak, dan barium larut sedikit sekali. Banyak dari tiosulfat

ini larut dalam larutan natrium tiosulfat yang berlebihan, membentuk garam

kompleks (Svehla, 1990).

Tingkat oksidasi bagi atom belerang pusat adalah +5, sedangkan bagi atom

belerang “tambahan” adalah -1. Natrium tiosulfat pentahidrat dapat dipreparasi

dengan mudah dengan mendidihkan belerang dalam larutan sulfit menurut

persamaan reaksi :

SO32-

(aq)    +   S(s)                 S2O32-

(aq)

Ion tiosulfat tidak stabil oleh pemanasan, mengalami disproporsionasi

menjadi tiga spesies dengan tingkat oksidasi belerang yang berbeda-beda yaitu

sulfat, sulfide dan belerang menurut persamaan reaksi :

4Na2S2O3(s)                            3Na2SO4(s)    +  Na2S(s)    +   4S(s)

Tiosulfat bereaksi dengan asam membentuk endapan kuning belerang dan

gas belerang dioksida menurut persamaan reaksi :

S2O32-

(aq)   +   2H3O+(aq)                  H2S2O3(aq)    +   2H2O(l)

H2S2O3(aq)                                      H2O(l)   +  S(s)  +  SO2(g)

Natrium tiosulfat dalam laboratorium berguna untuk titrasi redoks,

misalnya pada iodometri, yaitu untuk menentukan kadar iodine dalam suatu

larutan. Dalam proses titrasi, iodine direduksi menjadi tetrationat, S4O62-, menurut

persamaan reaksi :

2S2O32-

(aq)  +  I2(aq)                 S4O62-

(aq)    +   2I-(aq)

(Sugiyarto, K. 2004).

Page 4: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat

Tiosulfat dengan larutan perak nitrat : endapan putih perak tiosulfat

S2O32-

  +  2Ag+                 Ag2S2O3

Mula-mula tak terjadi endapan, karena terbentuk kompleks ditiosulfatoargentat(I)

yang larut :

S2O32-

   +   Ag+                 [Ag(S2O3)2]3-

Endapan ini tidak stabil, berubah menjadi gelap setelah didiamkan, ketika

mana terbentuk perak sulfide :

Ag2S2O3     +  H2O                  Ag2S      +   2H+    

+   SO42-

Penguraian hidrolitik ini dapat dipercepat dengan memanaskan (Svehla, 1990).

Larutan standar digunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah

natrium tiosulfat. Lazimnya garam ini dibeli sebagai pentahidrat, Na2S2O3.5H2O.

larutan tak boleh distandarkan berdasarkan penimbangan langsung, melainkan

harus distandarkan terhadap suatu standar primer.

Larutan natrium tiosulfat tidak stabil dalam waktu lama. Bakteri yang

memakan belerang akhirnya masuk ke larutan itu, dan proses metaboliknya akan

mengakibatkan pembentukan SO32-, SO4

2- dan belerang kolodial. Belerang ini akan

menyebabkan kekeruhan, bila timbul kekeruhan larutan harus dibuang

(Underwood, 2002).

Natrium tiosulfat merupakan pereduksi yang cukup kuat, sehingga dengan

konsentrasi kecil sudah mampu mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+, seperti pada

penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2004) bahwa pada kondisi pH 4,5

Na2S2O3 11 ppm sudah mampu mereduksi larutan Fe (III) 5 ppm. Ukuran

ketepatan atau kedekatan hasil dari suatu metode analisa dengan harga sebenarnya

dapat ditentukan dengan harga posein recovery (Pitasari, 2009).

Dalam percobaan ini akan dipelajari cara pembuatan garam natrium

tiosulfat dari reaksi antara sulfur dengan natrium sulfit. Struktur molekul sulfur

ada dua jenis yaitu berbentuk rombik dan monoklin. Pada temperature dibawah

96oC stabil dalam bentuk rombik dan diatas temperature tersebut stabil dalam

bentuk monoklin. Dalam dua struktur tersebut molekul sulfur membentuk cincin

yang mengandung 8 atom. Agar sulfur dapat bereaksi maka harus dilakukan

Page 5: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat

pemutusan cincin yang terlebih dahulu. Oleh karena itu, mekanisme reaksi yang

melibatkan sulfur sangat rumit (Tim Dosen Anorganik, 2013).

Natrium sulfit dalam larutan SO32- dapat teroksidasi menjadi SO4

2-.

Reduktor natrium tiosulfat (Na2S2O3) yang memiliki potensial elektroda standar

(Eo) +0,08 V yang merupakan reduktor kuat dan baik (Liyana, 2010).

III. ALAT DAN BAHAN

A. Alat1. Gelas kimia 100 ml

2. Neraca digital

3. Batang pengaduk

4. Labu Erlenmeyer 250 ml

5. Gelas ukur 50 ml

6. Spatula

7. Penangas listrik

8. Cawan penguap

9. Pipet tetes

10. Tabung reaksi

11. Rak tabung reaksi

12. Alat refluks

13. Wadah es batu

B. Bahan1. Padatan Natrium Sulfit

2. Padatan Sulfur

3. Aquades

4. Es batu

5. Larutan Iodin 0.01 N

6. Larutan HCl encer 1 M

7. Padatan Na2S2O3.5 H2O

Page 6: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat

IV. PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

A. Pembuatan natrium tiosulfat

1. Menimbang 20 gram padatan natrium sulfit menggunakan neraca

digital.

2. Melarutkan dalam 40 mL aquades kemudian menambahkan 4 gram

sulfur dan di aduk.

3. Merefluks selama ± 1 jam.

4. Menyaring untuk memindahkan filtrat dan residu.

5. Melakukan proses penguapan dengan memanaskan larutan.

6. Mendinginkan filtrat dengan menggunakan es batu, dan menyaring

kristal.

7. Menimbang kristal yang diperoleh.

B. Pengujian dengan pemanasan

1. Untuk natrium tiosulfat murni

- Memasukkan 1 sendok padatan natrium tiosulfat ke dalam cawan

penguap, kemudian memanaskan dan menghitung waktu yang

dibutuhkan padatan untuk mencair.

2. Untuk natrium tiosulfit sintesis

- Memasukkan 1 sendok natrium tiosulfat kedalam cawan penguap,

kemudian memanaskan dan menghitung waktu yang dibutuhkan

padatan untuk mencair.

C. Pengujian dengan Iodin

1. Untuk padatan natrium tiosulfat murni

- Memasukkan 1 sendok padatan natrium tiosulfat kedalam gelas

kimia kemudian menambahkan aquades dan 2 mL larutan iodin.

2. Untuk padatan natrium tiosulfat sintesis- Memasukkan 1 sendok padatan natrium sulfat kedalam gelas

kimia, kemudian menambahkan aquades dan 2 mL larutan iodin.

D. Pengujian dengan HCl encer

1. Untuk padatan natrium tiosulfat murni

Page 7: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat

- Memasukkan 1 sendok padatan natrium tiosulfat kedalam tabung

reaksi, kemudian memasukkan aquades dan menambahkan 2 mL

larutan HCl 1 M.

E. Untuk padatan natrium tiosulfat sintesis

- Memasukkan 1 gram padatan natrium tiosulfat kedalam tabung

reaksi, kemudian memasukkan aquades dan menambahkan 2 mL

HCl 1 M.

Page 8: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat

V. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

A.Pembuatan Natrium Tiosulfat

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1 20 gram Na2SO3 + 40 ml H2O + 4

gram sulfur (S8)

Larutan heterogen

2 20 gram Na2SO3 + 40 ml H2O + 4

gram sulfur di refluks ± 1 jam

Larutan heterogen

3 Penyaringan Filtrat berwarna bening dan

residu berwarna hijau muda

4 Proses penguapan Pelarut berkurang dan larutan

mengental

5 Proses pendinginan Terdapat endapan kristal putih

6 Massa kristal 14,82 gram

B.Karakteristik Na2SO3 Murni dan sintesis

No Perlakuan Hasil pengamatan

1 Uji pemanasan Kristal mencair

2 Pengujian dengan iodin Larut (warna iodin

menghilang)

3 Pengujian dengan HCl encer Terbentuk endapan

kuning,larutan dan terdapat gas

SO2

VI. PERSAMAAN REAKSI

Page 9: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat

1. Reaksi pembuatan natrium tiosulfat

2. Pengujian dengan pemanasan

3. Pengujian dengan iodin

4. Pengujian dengan HCl encer

VII. PERHITUNGAN

1. mol Na2SO3 = massa Na2 SO 3

Mr Na 2 SO3

= 20 gram

126 gr /mol

= 0,1587 mol

2. mol Sulfur = massa sulfur

Mr sulfur

Page 10: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat

= 4 gram

25 6 gr /mol

= 0,0156 mol

3. massa air = ρ x V

= 1 gr/mL x 50 mL

= 50 gram

mol air = massa air

Mr air

= 50 gram

18 gr /mol

= 2,78 mol

8 Na2SO3(s) + S8(s) + 40H2O(l) → 8 Na2SO3.5H2O(l)

Mula-mula: 0,1587 mol 0,056 2,78 mol -

Rx : 0,1248 0,0156 0,624 0,1248

Sisa 0,0339 - 2,156 0,1248

4. massa teoritis hasil reaksi = mol x Mr

= 0,1248 mol x 248 gr/mol

= 30,9504 gram

Page 11: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat

VIII. PEMBAHASAN

Natrium tiosulfat ( Na2S2O3) adalah salah satu jenis dari garam

terhidrat.Garam terhidrat adalah garam yang terbentuk dari senyawa - senyawa

kimia yang dapat mengikat molekul-molekul air pada suhu kamar.

Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk mempelajari pembuatan garam

natrium tiosulfat dan sifat-sifat kimianya.Dalam percobaan ini langkah-langkah

yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan natrium tiosulfat

    Perlakuan ini diawali dengan menimbang 20 gram padatan natrium sulfit

menggunakan neraca digital.Kemudian melarutkan dalam 40 ml aquades

kemudian menambahkan 4 gram sulfur lalu diaduk.

Natrium tiosulfat, senyawa garam yang lazimnya dijumpai dalam bentuk

pentahidrat yaitu natrium tiosulfat pentahidrat (Na2S2O3.5H2O). natrium tiosulfat

pentahidrat dapat dibuat dengan mereaksikan polisulfur dan natrium sulfit yang

dilarutkan dalam air.

Menurut Sugiyarto, 2004 “natrium tiosulfat pentahidrat dapat dipreparasi

dengan mudah dengan mendidihkan belerang dalam larutan sulfit menurut

persamaan reaksi :

SO32-

(aq)    +   S(s)                     S2O32-

(aq).

Natrium sulfit yang dilarutkan dalam air dan ditambahkan dengan serbuk

belerang akan membentuk suspensi. Suspensi merupakan suatu campuran yang

mengandung zat padat yang tidak larut dan terdispersi dalam fasa cair. Hal ini

disebabkan karena senyawa sulfur dalam suspensi tersebut dalam bentuk

polisulfur yaitu S8 (siklosulfur), dimana siklookta sulfur tersebut membentuk

cincin yang mengandung 8 atom. Cincin ini terbentuk dari bentuk struktur rombik

di bawah temperature 96oC (stabil) dan di atas temperatur tersebut dalam bentuk

monoklin. Sehingga ketika suspensi ini terbentuk maka dilakukan proses refluks,

Page 12: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat

yang gunanya untuk memutuskan cincin tersebut agar sulfur dapat bereaksi

dengan baik. Sehingga nantinya diperoleh Kristal yang lebih murni.

Campuran tersebut direfluks kurang lebih selama 1 jam, hal tersebut

dimaksudkan untuk mengubah struktur sulfur dari rombik menjadi monoklin,

sehingga dapat bereaksi dengan Na2SO3 membentuk Na2S2O3.5H2O. untuk

mengubah rombik menjadi monoklin dibutuhkan suhu yang relatif tinggi.

Belerang rombik terdiri atas 16 lingkar S8 dalam satu unit selnya dan

berubah menjadi belerang monoklinik pada 95,5oC. belerang monoklinik

dipikirkan terdiri dari 6 lingkar S8 dalam satu unit selnya dan meleleh pada 119oC

menghasilkan belerang cair. Belerang cair terdiri atas molekul-molekul S8,

berwarna kuning transparan dan pada 160oC lingkar S8 menjadi terbuka dan saling

bergabung membentuk molekul-molekul rantai spiral (Sugiyarto,K, 2004 : 222).

Sehingga proses refluks sangat penting dilakukan, sebelum direfluks

ditambahkan dengan batu didih untuk mengurangi atau mencegah letupan-letupan

akibat pendidihan saat merefluks. Adapun reaksi yang terjadi adalah :

8 Na2SO3      +    S8    +     40 H2O                          8

Na2S2O3.5H2O

Natrium sulfit       siklooktasulfur    air                                    natrium

tiosulfat pentahidrat

Setelah direfluks, campuran didinginkan dan disaring. Tujuan pendinginan

disini untuk menurunkan suhu, akibat suhu yang sangat tinggi pada saat

merefluks, kemudian proses penyaringan dilakukan sebelum campuran tersebut

terlalu dingin untuk mencegah adanya kristal yang diinginkan ikut tersaring.

Penyaringan ini berfungsi untuk memisahkan filtrat dengan residunya. Filtrat

tersebut merupakan cairan hasil reaksi antara Na2SO3, belerang dan air yang

membentuk Na2S2O3.5H2O (senyawa yang diinginkan). Sementara residunya

merupakan bahan-bahan yang tidak bereaksi, hal ini dimaksudkan pada belerang,

bahwa belerang sulit larut dalam air, sehingga hanya sebagian yang bereaksi.

Kemudian filtrat tersebut diuapkan agar larutan lebih pekat, penguapan ini akan

terjadi proses penguapan air dalam larutan sehingga yang terdapat dalam larutan

hanya 5 mol air, sebagai bentuk Na2S2O3.5H2O, sesuai dengan reaksinya.

Page 13: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat

Filtrat yang telah diuapkan hingga mencapai setengahnya dan sudah mulai

terbentuk Kristal kemudian didinginkan. Fungsi pendinginan ini adalah untuk

mempercepat proses pembentukan kristal Na2S2O3.5H2O. Kristal yang telah

terbentuk kemudian disaring, kemudian kristal yang telah disaring dikeringkan

dengan menjepit kristal dengan menggunakan kertas saring baru. Kertas saring ini

dapat menyerap air yang masih terdapat pada Kristal. Sehingga diperoleh Kristal

yang berwarna putih, dan dibawah mikroskop Kristal Na2S2O3.5H2O berbentuk

hablur yang saling menyatu tak berwarna. Dari hasil analisis data diperoleh persen

rendemen hanya 66 % dengan berat praktek 20,56 gram. Hal ini sangat jauh

dengan teori yang seharusnya berat Kristal yaitu 30,9504 gram. Hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu proses pencampuran sulfur dengan

natrium sulfit tidak bercampur keseluruhan, dan sulfur dalam proses refluks

belum bereaksi seluruhnya dengan Na2SO3. Selain itu, pada saat proses

penyaringan setelah penguapan, banyak Kristal yang lolos dari kertas saring

karena kertas saring tersebut bocr akibat kelalaian praktikan. Sehingga banyak

Kristal yang tidak tersaring. Tetapi Kristal yang diperoleh secara sifat fisik telah

sesuai dengan teori, Na2S2O3 yang berwarna putih, berbentuk hablur dibawah

temperatur 30oC.

2.         Mempelajari sifat-sifat kimia natrium tiosulfat

        a. Pengaruh pemanasan

           Pada percobaan ini, yang ingin diketahui adalah stabilitas termal natrium

tiosulfat. Dengan membandingkan stabilitas termal Na2S2O3.5H2O dengan Na2S2O3

anhidrat. Natrium tiosulfat pentahidrat adalah garam natrium tiosulfat yang

mengikat 5 mol air, sedangkan Na2S2O3 anhidrat, yaitu garam natrium tiosulfat

yang tidak mengikat air. Setelah dipanaskan terlihat bahwa Na2S2O3.5H2O lebih

cepat meleleh, dalam waktu 14 detik kristal ini telah berubah menjadi cairan, atau

meleleh seluruhnya. Sedangkan pada kristal Na2S2O3 anhidrat tidak meleh sampai

waktu 1 menit 12 detik. Adapun reaksi yang terjadi :

Na2S2O3.5H2O(s)     ⟶   Na2S2O3(s)     +     5H2O(l)

Page 14: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat

Kristal anhidrat tidak dapat meleh akibat garam tersebut dalam bentuk

yang stabil, sehingga memutuskan suhu dan waktu yang lebih tinggi dan lama

untuk memutuskan ikatan-ikatannya. Dalam Na2S2O3.5H2O lebih mudah meleleh

akibat adanya 5 molekul air yang diikatnya sehingga mempermudah proses

pelelehannya, tetapi bukan berarti semakin banyak molekul air yang diikat maka

akan semakin cepat pelelehannya, jusru dalam bentuk seperti itu, Na2S2O3 dalam

bentuk jenuh, atau garam natrium tiosulfat yang mengikat molekul air lebih

banyak dari kemampuan maksimalnya. Sehingga dalam perlakuan ini diketahui

Na2S2O3.5H2O lebih cepat meleleh.

          b. Reaksi dengan Iodin

            Natrium tiosulfat dalam laboraterium berguna untuk titrasi redoks,

misalnya pada iodometri, yaitu untuk menentukan kadar iodine dalam suatu

larutan. Dalam proses titrasi, iodin direduksi menjadi iodida dan tiosulfat standar

direduksi menjadi tetrationat, S4O62-

Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan larutan natrium tiosulfat

dengan larutan iod dan menghasilkan larutan bening. Perubahan warna larutan iod

dari cokelat menjadi bening menunjukkan terjadinya reaksi. Iod mengoksidasi

tiosulfat menjadi tetrationat yang bening, dimana Na2S2O3 dapat mereduksi I2

menjadi I-, adapun reaksi yang terjadi :

Reduksi           : I2   +   2e     ⟶     2I-

Oksidasi          : 2S2O32-         ⟶      2I-

2S2O32-  +  I2    ⟶    S4O6

2-    +   2I-

Reaksi lengkap :

2Na2S2O3  + I2    ⟶    2NaI +  Na2S4O6    

(natrium tiosulfat)    (iod)        (natrium iodida)   (natrium

tetrationat)      

Dari reaksi menunjukkan sifat natrium tiosulfat sebagai reduktor,

sedangkan iod bersifat oksidator lemah, sehingga dapat terjadi reaksi redoks

dalam kedua larutan tersebut.

       c.Reaksi dengan Asam encer

Page 15: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat

          Pada percobaan ini, larutan natrium tiosulfat direaksikan dengan asam

klorida menghasilkan larutan keruh dan berbau tengik. Adapun penambahan HCl

adalah untuk menguapkan sulfur dioksida dan mengendapkan sulfur, tetapi dalam

percbaan ini tidak terbentuk endapan dari belerang.

Menurut Sugiyarto (2004) bahwa tiosulfat bereaksi dengan asam

membentuk endapan kuning, belerang dan gas belerang dioksida menurut

persamaan reaksi :

S2O32-

(aq)      +     2H3O+(aq)     ⟶        H2S2O3(aq)    +    2H2O(l)

H2S2O3(aq)          ⟶      H2O(l)    +   S(s)   +   SO2(g)

Adapun reaksi yang terjadi dalam percobaan ini adalah :

Na2S2O3    +    2HCl   ⟶    2NaCl     +   H2S2O3

(natrium tiosulfat)    (asam klorida)          (natrium klorida)   

(asam tiosulfat)

   S2O32-    +    2H+       ⟶         S     +   SO2    +    H2O

Page 16: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat

IX. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Cara pembuatan Na2SO3.5 H2O yaitu dengan metode refluks dan dilakukan

selama 1 jam.Dari percobaan yang dilakukan diperoleh massa Na2SO3.5

H2O adalah 30,9504 gram dan hasil rendemen yang diperoleh adalah 47,88

%.

2. Adapun pengujian sifat-sifat kimia dari Na2SO3.5 H2O yaitu :

a.Pengaruh pemanasan pada Na2SO3.5 H2O murni lebih cepat melebur

daripada Na2SO3.5 H2O hasil sintesis.

b.Pengujian dengan iodin.Pada saat dicampurkan dengan larutan iodin

hilang,larutan tetap berwarna bening dan warna dari larutan iodin

hilang.Dalam hal ini I2 bertindak sebagai oksidator dan Na2S2O3

bertindak sebagai reduktor.

c.Pengujian dengan HCl encer baik Na2SO3.5 H2O murni dan hasil

sintesis,ketika ditambahkan HCl encer maka larutan menjadi berwarna

kuning terbentuk endapan sulfur dan ada gas SO2 yang dihasilkan.

Page 17: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat

DAFTAR PUSTAKA

Liyana, D. A. 2010. Optimasi pH Buffer dan Konsentrasi Larutan Pereduksi

Natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan Timah (II) klorida (SnCl2) dalam Penentuan

Kadar Besi Secara Spektofotometri Uv-Vis. Surabaya : ITS.

Pitasari, A. A. 2009. Studi Gangguan Mn Pada Analisa Abesi Menggunakan

Pengompleks 1-10-fenantrolin pada pH 4,5 dan pH 8,0 secara

Spektrofotometri Uv-Vis. Surabaya : ITS.

Sugiyarto, K. 2003. Kimia Anorganik II. Malang : Universitas Negeri Malang.

Sugiyarto, K. 2004. Kimia Anorganik I. Malang : Universitas Negeri Malang.

Svehla, G. 1990. Analisis anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian I.

Jakarta : Kalman Media Pusaka.

Svehla, G. 1990. Analisis anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian II.

Jakarta : Kalman Media Pusaka.

Tim Dosen Anorganik, 2013. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Makassar :

UNM.

Underwood, Day. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.

Page 18: Lap.lengkap Natrium Tiosulfat