laporan garam kompleks n rangkap
TRANSCRIPT
-
I. Judul Percobaan : Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap
II. Hari / Tanggal Percobaan : 24 Oktober 2012
III. Tujuan Percobaan
Membuat dan mempelajari sifat sifat garam rangkap kupri amonium sulfat dan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat
IV. Dasar Teori
Garam merupakan hasil reaksi antara asam dan basa, reaksinya ialah reaksi
netralisasi. Sejumlah asam dan basa murni ekuivalen yang dicampur dan larutannya
diuapkan, maka akan terdapat zat kristalin yang tertinggal yang disebut dengan
garam. Garam tidak memiliki ciri-ciri khas suatu asam atau basa, garam terdiri dari
kation dan anion. Kation dan anion tersebut ada yang merupakan ion kompleks
sehingga membentuk senyawa kompleks. Garam-garam yang mengandung ion-ion
kompleks dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks.
Suatu garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah
ekivalen dua atau lebih garam tertentu disebut garam rangkap. Garam rangkap adalah
garam yang dalam kisi kristalnya mengandung dua kation yang berbeda dengan
proporsi tertentu. Sedangkan garam-garam yang mengandung ion-ion kompleks
dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks. Bila suatu kompleks
dilarutkan, akan terjadi pengionan atau disosiasi, sehingga akhirnya terbentuk
kesetimbangan antara kompleks yang tersisa (tidak berdisosiasi).
Senyawa yang mengandung ion kompleks (dapat berupa kation kompleks atau
anion kompleks ). Senyawa tersusun dari ion kompleks atau kation kompleks, dan ion
atau kation kompleks biasa disebut dengan senyawa kompleks (senyawa koordinasi)
atau garam kompleks. Ion kompleks terdiri dari atom pusat (atom logam) dan ligan
yang terikat pada atom pusat melalui ikatan koordinasi, sedangkan garam rangkap
merupakan bila semua gugus H dari asam digantikan oleh ion logam tak senama,
atau semua gugus OH dari basa digantikan oleh ion sisa asam tak senama.
Garam kompleks berbeda dengan garam rangkap, garam rangkap dibentuk
apabila dua garam mengkristal bersama-sama dalam perbandingan molekul tertentu.
Garam-garam itu memiliki struktur sendiri dan tidak harus sama dengan struktur
garam komponennya. Dua contoh garam rangkap yang bisa dijumpai adalah garam
alumina, KAl(SO4)2.12H2O dan farroamonium sulfat, Fe(NH4)2(SO4).6H2O.
-
sedangkan contoh garam kompleks adalah heksamminkobalt (III) klorida
Co(NH3)6Cl3 dan kalium heksasianoferat(III) K3Fe(CN)6.
Tembaga membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +1 dan +2 namun
hanya tembaga (II) yang stabil dan mendominasi dalam larutan air. Dalam larutan air
hampir semua garam tembaga (II) berwarna biru yang karakteristik dari warna ion
kompleks koordinasi 6, [Cu(H2O)6]2-
. Pengecualian yang terkenal yaitu tembaga (II)
klorida yang berwarna kehijauan oleh karena ion kompleks [CuCl4]2-
yang
mempunyai bangun geometri dasar tetrahedral atau bujur sangkar bergantung pada
kation pasangannya. Dalam larutan encer ia menjadi berwarna biru oleh karena
pendesakan ligan Cl- dan ligan H2O.
Jika larutan amonia ditambahkan ke dalam larutan ion Cu2+
, larutan biru
berubah menjadi biru tua karena terjadinya pendesakan ligan air oleh ligan ammonia
menurut reaksi:
[Cu(H2O)6]2+
(aq) + 5 NH2 (aq) [Cu(NH3)4]2+
+ 5 H2O
Biru tua
Logam tembaga merupakan logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan
liat, tembaga dapat melebur pada suhu 1038 oC karena potensial elektrodanya positif
(+0,34 V) utuk pasangan Cu/Cu2+
tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam
encer, meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa larut. Kebanyakan senyawa Cu
(I) sangat mudah teroksida menjadi Cu (II). Namun oksidasi selanjutnya menjadi Cu
(II) adalah sulit. Terdapat kimiawi larutan Cu2+
yang dikenal baik dan sejumlah besar
garam sebagai anion didapatkan banyak diantaranya larut dalam air, menambah
perbendaharaan kompleks sulfat biru, CuSO4 . 5 H2O yang paling dikenal.
Tembaga(II) sulfat pentahidrat akan terdekomposisi sebelum mencair pada 150 C,
akan kehilangan dua molekul airnya pada suhu 63 C, diikuti 2 molekul lagi pada
suhu 109 C dan molekul air terakhir pada suhu 200 C.
(NH4)2SO4 (ammonium sulfat) memiliki sifat-sifat sebagai berikut : padatan
rombus putih, sangat larut dalam air tidak larut dalam etanol. Kristal abu-abu
kecoklatan hingga putih yang larut dalam air, akan tetapi tidak larut dalam aseton /
alkohol. Amonium sulfat dibuat dari reaksi uap-uap amoniak destilasi destruktif
batubara dengan H2SO4 dan dikristalkan. Ammonium sulfat memiliki titik leleh: 513
oC. Dalam percobaan ini akan dipelajari pembuatan garam kompleks tetramintembaga
(II) sulfat monohidrat dan garam rangkap kupri ammonium sulfat dari garam kupri
sulfat dan amonium sulfat dan mempelajari sifat-sifatnya.
-
V. Alat Dan Bahan
a. Alat
2 buah tabung reaksi besar 1 buah gelas ukur 10 ml
1 buah tabung reaksi kecil 2 buah gelas kimia 100 ml
Rak tabung reaksi 2 buah kaca arloji
1 set pompa vakum 1 set pemanas
1 buah gelas ukur 500 ml Spektrofotometer
b. Bahan
Kristal kupri sulfat pentahidrat
Kristal amonium sulfat
Etanol
Larutan amonia pekat
HCl 0,01 M
NaOH 0,01 M
-
VI. Alur Kerja
1. Pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat, CuSO4.(NH4)2SO4.6H2O
2. Pembuatan garam kompleks [Cu(NH4)2]SO4. 5H2O
1,2475 gram CuSO4. 5H2O
dan 1,2475 gram (NH4)2SO4
Larutan
Persen hasil
Kristal
Dilarutkan dalam 5 mL aquadest dalam gelas kimia 100 mL
Dipanaskan perlahan-lahan sampai semua garam larut dengan sempurna
Didinginkan pada suhu kamar
Didinginkan dalam air es (water bath) sampai terbentuk kristal yang cukup banyak
Kristal dipisahkan dengan cara dekantasi
Dikeringkan selama 15 menit dalam oven dengan suhu 60 0C
Ditimbang sampai berat konstan
Dihitung persen hasilnya
2,0 mL NH3 Pekat dan 2,0 mL
aquadest
Larutan
Persen hasil
Kristal
Dimasukkan dalam gelas kimia 100 mL
Ditambahkan dengan x,xxxx gram CuSO4. 5H2O
Diaduk sampai semua kristal larut sempurna
Ditambahkan 4,0 mL etanol melalui dinding gelas kimia secara perlahan-lahan (jangan diaduk atau digoyang)
Ditutup dengan kaca arloji
Didiamkan selama 30 menit
Diaduk pelan-pelan untuk mengendapkan secara sempurna
Kristal dipisahkan dengan cara dekantasi
Dipindahkan dalam kertas saring
Dicuci dengan 3-5 mL campuran NH3 pekat dan etanol dengan perbandingan volume sama
Dicuci dengan etanol 5,0 mL sekali lagi
Disaring dan dikeringkan selama 15 menit dalam oven dengan suhu 60
0C
Ditimbang sampai berat konstan
-
3. Perbandingan beberapa sifat garam rangkap dan garam kompleks
a. Sifat garam rangkap
b. Sifat garam kompleks
Kristal garam rangkap
10 mL larutan 10 mL larutan 10 mL larutan
warna
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Ditambah 4,0 mL aquadest dan dikocok
Ditambahkan 2,0 mL
aquadest
Ditambahkan 2,0 mL
HCl encer
Diamati perubahan warnanya
Dicatat perubahan yang terjadi
Ditambah
kan 2,0
mL NaOH
encer
Kristal garam
kompleks
10 mL larutan 10 mL larutan 10 mL larutan
warna
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Ditambah 4,0 mL aquadest dan dikocok
Ditambahkan 2,0 mL
aquadest
Ditambahkan 2,0 mL
HCl encer
Diamati perubahan warnanya
Dicatat perubahan yang terjadi
Ditambah
kan 2,0
mL NaOH
encer
-
c. Sifat garam rangkap dan kompleks terhadap kertas lakmus dan HCl pekat
d. Titik leleh garam rangkap dan kompleks
Garam rangkap Garam kompleks
Hasil
Dimasukkan tabung
reaksi 1
Dimasukkan tabung
reaksi 2
Dipanaskan pelan-pelan
Dicatat perubahan warnanya
Diamati gas yang keluar
Gas yang keluar diuji dengan kertas lakmus dan spatula kaca yang dibasahi dengan HCl pekat
Diamati perubahannya
Dicatat reaksi yang terjadi
Garam rangkap Garam kompleks
Hasil
Diukur titik lelehnya menggunakan melting block
Dibandingkan titik leleh yang diukur dengan titik leleh secara teori
-
VII. Hasil Pengamatan
1. Pembuatan garam rangkap CuSO4. (NH4)2SO4. 6H2O
Perlakuan Pengamatan Reaksi yang terjadi
Padatan CuSO4. 5H2O +
(NH4)2SO4 + air
- Larutan berwarna biru
- Padatan masih belum
larutan sempurna
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 +
H2O CuSO4. (NH4)2SO4.
6H2O
Setelah dipanaskan - Padatan laruta sempuna
- Larutan berwarna biru
Setelah didinginkan dalam
water bath es selama
- Terbentuk kristal garam
rangkap berwarna biru
muda
- Volume larutan berkurang
Setelah dikeringkan dalam
oven pada suhu 600C
selama 15 menit
- Kristal garam rangkap
berwarna biru muda
- Massa garam rangkap:
m1 = 1, 230 gram
m2 = 1,210 gram
m3 = 1,210 gram
Persen hasil = 60,58 %
2. Pembuatan garam kompleks [Cu(NH4)2]SO4. 5H2O
Perlakuan Pengamatan Reaksi yang terjadi
NH3 + air Larutan jernih tidak berwarna NH3 + H2O NH4OH
NH3 + air + CuSO4. 5H2O Larutan berwarna biru NH3 + H2O + CuSO4.5H2O
Cu(NH3)4SO4. 5H2O
Setelah penambahan etanol Larutan berwarna biru
Setelah dibiarkan 30 menit - Terbentuk kristal garam
kompleks berwarna biru
tua
-
- Volume larutan berkurang
Setelah pencucian dengan
ammonia pekat + etanol
(1:1)
- Kristal garam kompleks
berwarna biru tua (+)
Setelah dikeringkan dalam
oven pada suhu 600C
selama 15 menit
- Kristal garam kompleks
berwarna biru tua (+)
- Massa garam kompleks
yang dihasilkan:
m1 = 1,010 gram
m2 = 1,000 gram
m3 = 1,000 gram
Persen hasil = 80,16%
3. Pengujian garam rangkap dan garam kompleks
No. Perlakuan Pengamatan Reaksi yang terjadi
1. Garam rangkap + air - Larutan berwarna biru
- Kristal garam rangkap
larut sempurna
CuSO4. (NH4)2SO4. 6H2O +
H2O
Garam kompleks + air - Larutan berwarna biru
agak keruh
- Kristal garam
kompleks tidak dapat
larut sempurna
2. Garam rangkap + air + air Larutan berwarna biru
jernih
Garam rangkap + air +
HCl encer
Larutan jernih tidak
berwarna
Garam rangkap + air +
NaOH encer
Larutan biru jernih
terdapat endapan
Garam kompleks + air Larutan jernih tidak
berwarna terdapat
endapan berwarna biru
-
(kristal garam kompleks)
Garam kompleks + air +
HCl encer
- Larutan jernih tidak
berwarna
- Endapan larut
Garam kompleks + air +
NaOH encer
Larutan berwarna biru
jernih terdapat endapan
3. Garam rangkap dipanaskan - Kristal menjadi
berwarna hijau
Pengujian 1 Gas +
lakmus
Pengujian 2 Gas + HCl
pekat
Gas berwarna putih
(NH4Cl)
Garam kompleks
dipanaskan
Pengujian 1 Gas +
lakmus
Pengujian 2 Gas + HCl
pekat
Gas berwarna putih
(NH4Cl)
4. Uji titik leleh garam
rangkap
185 0C
Uji titik leleh garam
kompleks
245 0C
-
VIII. Pembahasan
Percobaan 1 : Pembuatan Garam Rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Pertama yang kami lakukan dalam percobaan ini adalah mencamprkan
1,248 gram garam CuSO4.5H2O dengan 0,66 gram garam (NH4)2SO4. Kemudian,
dilarutkan dengan aquades dan kami panaskan secara perlahan sampai garam larut
sempurna. Lalu, didinginkan pada suhu kamar dan setelah itu, didinginkan dalam air
es agar Kristal yang terbentuk semakin banyak. Waktu yang dibutuhkan mulai Kristal
terbentuk sampai Kristal semakin banyak adalah sekitar 16 menit 47 detik. Kristal
yang terbentuk ini dipisahkan dari larutan dengan cara dekantasi dan diletakkan pada
kertas saring yang sebelumnya telah dioven dan ditimbang, yaitu berat kertas saring =
0,337 gram. Kemudian kita keringkan Kristal pada suhu 50 C. Tujuan pengeringan
adalah untuk menghilangkan sisa air yang terkandung pada Kristal, sehingga
diharapkan diperoleh berat Kristal murni. Pengeringan ini dilakukan sampai diperoleh
berat Kristal yang konstan, yaitu apabila selisih angka terakhir pada desimalnya sama,
atau tidak terlalu jauh. Setelah tiga kali penimbangan, baru diperoleh massa Kristal,
yaitu sekitar 1,230 gram, 1,210 gram, dan 1,210 gram, masing-masing kita timbang
setiap 15 menit sekali. Massa ini tidak sesuai dengan perhitungan secara teori yang
seharusnya diperoleh massa Kristal sekitar 1,9975 gram. Berarti, Kristal belum
terbentuk semua. Karena hasil yang diperoleh dari percobaan < berat teori, maka %
hasil yang didapatkan pun kecil, yaitu hanya sekitar 60,58%. Persentase Kristal masih
< 90% karena masih ada Kristal yang belum terbentuk. (Perhitungan pada lampiran)
Percobaan 2 : Pembuatan Garam Kompleks Cu(NH3)4SO4.5H2O
Pada pembuatan garam kompleks ini yang kami lakukan adalah
mencampurkan NH3 pekat dan aquades terlebih dulu baru garam kupri dimasukkan ke
dalam campuran tersebut dan diaduk sampai larutan homogeny. Kemudian, kita
tambahkan etanol secara perlahan melalui dinding dan tidak diaduk, maupun
digoyang agar Kristal dapat terbentuk, ditutup dengan kaca arloji dan dibiarkan
selama 30 menit. Lalu, diaduk perlahan untuk mengendapkan larutan. Setelah Kristal
terbentuk, sama seperti pembuatan garam rangkap tadi, Kristal juga dipisahkan
dengan cara dekantasi. Kristal tersebut juga kita pindah ke kertas saring yang
sebelumnya telah ditimbang dan dioven pada suhu 50 C. Setelah itu, sisa Kristal yang
-
terdapat di corong kita cuci dengan campuran NH3 pekat dan etanol yang
perbandingan volumenya sama. Kemudian, kami cuci lagi dengan etanol yang
bertujuan untuk mengikat kotoran dan zat lain, terutama air, sehingga diharapkan
benar-benar didapatkan Kristal murni. Kristal ini berwarna biru tua da nada yang bitu
muda di bagian atas, yaitu bagian yang terkena siraman etanol dan NH3 pekat, Kristal
tersebut sudah kami pisahkan, tetapi Kristal yang berwarna biru muda tersebut hilang
pada saat dioven. Kristal tersebut juga kita oven hingga diperoleh beratnya sekitar
1,010, 1,000, dan 1,000 gram, sama dengan percobaan garam rangkap, garam ini juga
kami timbang dengan selisih waktu 15 menit. Massa ini juga tidak sesuai massa
secara teori yang seharusnya berat yang diperoleh ialah sekitar 1,5875 gram, dalam
hal ini berarti juga masih ada Kristal yang belum terbentuk, sehingga % hasil yang
diperoleh pada percobaan ini juga tidak beda jauh dengan pembuatan garam rangkap,
yaitu sekitar 80,16%. Persentase Kristal ini juga masih kurang dari 90% karena masih
ada Kristal yang belum terbentuk. (Perhitungan pada lampiran)
Percobaan 3 : Perbandingan Beberapa Sifat Garam Rangkap dan Garam
Kompleks
Kristal kupri sulfat anhidrat, CuSO4 anhidrat direaksikan dengan aquadest
(H2O) menghasilkan larutan biru (+) jernih, dimana CuSO4 anhidrat merupakan
penyedia atom pusat dan H2O merupakan penyedia ligan. Garam rangkap dilarutkan
dalam H2O menghasilkan larutan biru (+) jernih, lalu diencerkan dengan H2O
menghasilkan larutan biru jernih. Hal ini karena garam rangkap terurai menjadi ion-
ion penyusunnya sehingga menghasilkan warna biru jernih.
Adapun reaksinya:
CuSO4(NH4)2SO4.6H2O + H2O Cu2+
+ 2 SO4 + 2 NH4+ + H2O
Garam kompleks dilarutkan dalam H2O menghasilkan larutan biru (++)
keruh. Lalu diencerkan dengan H2O lagi menghasilkan larutan biru (++) jernih. Hal
ini karena garam kompleks terurai menjadi ion-ion penyusunnya.
Adapun reaksinya:
Cu(NH3)4SO4.H2O + H2O [Cu(NH3)4]2+
+ SO42-
+ 2 H2O
-
Garam rangkap dilarutkan dalam H2O menghasilkan larutan biru (+) jernih,
lalu diencerkan dengan HCl menghasilkan larutan biru jernih. Hal ini karena garam
rangkap dapat larut dengan larutan asam sehingga menghasilkan warna biru jernih.
Garam kompleks dilarutkan dalam H2O menghasilkan larutan biru (++)
keruh. Lalu diencerkan dengan HCl lagi menghasilkan larutan biru (++) jernih. Hal ini
karena garam kompleks dapat larut dengan larutan asam sehingga menghasilkan
warna larutan biru (++) jernih.
Hal ini dapat simpulkan bahwa tingkat kelarutan garam kompleks lebih
tinggi daripada garam rangkap pada larutan asam.
Garam rangkap dilarutkan dalam H2O menghasilkan larutan biru (+) jernih,
lalu diencerkan dengan NaOH menghasilkan larutan biru keruh. Hal ini karena garam
rangkap tidak dapat larut dengan larutan basa sehingga menghasilkan warna larutan
biru keruh.
Garam kompleks dilarutkan dalam H2O menghasilkan larutan biru (++)
keruh. Lalu diencerkan dengan NaOH lagi menghasilkan larutan biru (++) keruh (+).
Hal ini karena garam kompleks dapat tidak dapat larut dengan larutan basa sehingga
menghasilkan warna larutan biru (++) keruh.
Hal ini dapat simpulkan bahwa tingkat kelarutan garam rangkap lebih tinggi
daripada garam kompleks pada larutan basa.
Pada pengujian gas pada kristal garam rangkap dengan cara kristal garam
rangkap dipanaskan melepaskan uap H2O yang tidak menimbulkan bau, sedangkan
kristal garam kompleks ketika dipanaskan menghasilkan gas ammonia (NH3).
Adapun reaksinya:
CuSO4(NH4)2SO4.6H2O CuSO4 + (NH4)2SO4 + 6H2O
Cu(NH3)4SO4.5H2O CuSO4 (s) + 5H2O (l) + NH3 (g)
Pengujian gas dengan menggunakan kertas lakmus pada garam rangkap
dapat merubah kertas lakmus biru menjadi warna merah, hal ini menunjukkan bahwa
garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O bersifat asam. Sedangkan pada pengujian gas
dengan menggunakan kertas lakmus pada garam kompleks dapat merubah kertas
lakmus merah menjadi warna biru, hal ini menunjukkan bahwa garam kompleks
Cu(NH3)4SO4.5H2O bersifat basa.
-
Pengujian warna nyala pada garam rangkap dan garam kompleks dengan
mencelupkan spatula telah dibasahi HCl pekat (berwarna kuning jernih) pada tabung
yang berisikan garam rangkap dan garam kompleks, menghasilkan warna nyala yang
sama yaitu hijau. Hal ini menunjukkan garam rangkap dan garam kompleks yang
mengandung kupri anhidrat dapat menghasilkan warna nyala hijau dan mengeluarkan
asap putih
Pengukuran titik leleh
Titik leleh garam rangkap dihasilkan sebesar 2500C sedangkan titik leleh
garam kompleks dihasilkan sebesar 3000C, Antara garam kompleks dan garam
rangkap titik lelehnya lebih tinggi garam kompleks karena pada garam ini juga
terdapat ikatan ionik, sedangkan pada ikatan rangkap hanya terdapat ikatan kovalen.
Seperti yang kita ketahui ikatan ionik memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih
tinggi daripada ikatan kovalen, sehingga hasil yang kami peroleh ini sudah sesuai
dengan teori tersebut dimana titik leleh garam kompleks lebih besar daripada titik
leleh garam rangkap.
-
IX. Kesimpulan
1. Garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O dapat dibuat dari garam CuSO4.5H2O
dan (NH4)2SO4 dengan berat yang diperoleh sebesar 1,210 gram dan rendemenya
60,58 %.
2. Garam kompleks Cu(NH3)4SO4.5H2O dapat dibuat dari garam CuSO4.5H2O dan
larutan NH4OH dengan berat yang diperoleh 1,000 gram dan rendemen 80,16 %.
3. Garam CuSO4(NH4)2SO4.6H2O terionisasi menjadi Cu2+
, SO42+
, NH4+, dan H2O.
sedangkan garam Cu(NH3)4SO4.5H2O menjadi [Cu(NH3)4]2+
dan SO42+
.
4. Tingkat kelarutan garam kompleks Cu(NH3)4SO4.5H2O lebih tinggi daripada
garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O pada larutan asam.
5. Tingkat kelarutan garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O lebih tinggi daripada
garam kompleks Cu(NH3)4SO4.5H2O pada larutan basa.
6. Garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O bila dipanaskan tidak menghasilkan bau.
Sedangkan garam kompleks Cu(NH3)4SO4.5H2O menghasilkan bau amoniak.
7. Garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O bersifat asam. Sedangkan garam
kompleks Cu(NH3)4SO4.5H2O bersifat basa.
8. Garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O dan garam kompleks Cu(NH3)4SO4.5H2O
tidak dapat larut dalam larutan basa.
9. Garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O dan garam kompleks Cu(NH3)4SO4.5H2O
dapat larut dalam larutan asam.
10. Titik leleh garam rangkap adalah 1850C dan Titik leleh garam kompleks 2450C
-
Daftar Pustaka
Anonim. 2010. Pembuatan Garam Rangkap dan Garam Kompleks. http://annisanfushie.
wordpress.com (diakses pada tanggal 9 Oktober 2012)
Lee, J.D. 1931. Concise Inorganic Chemistry 4 Edition. Chapman and Hall
Tim Kimia Anorganik. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik III Unsur-Unsur
Golongan Transisi. Surabaya : Unesa Press
-
Jawaban Pertanyaan
1. Hitung persen hasil dari percobaan 1 dan 2 !
Pembuatan garam rangkap
n CuSO4.5H2O dan n (NH4)2SO4 = 0,005 mol
Mr CuSO4.5H2O = 249,55 g/mol
Massa CuSO4.5H2O = mol x Mr CuSO4.5H2O
= 0,005 mol x 249,55 g/mol
= 1,2475 gram
Mr (NH4)2SO4 = 132 g/mol
Massa (NH4)2SO4 = mol x Mr (NH4)2SO4
= 0,005 mol x 132 g/mol
= 0,66 gram
air =
1 gram/mL =
massa = 1 gram/mL x 5 mL = 5 gram
Mr H2O = 18 g/mol
n H2O =
=
= 0,28 mol
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 + H2O CuSO4(NH4)2SO4.6 H2O
m 0,005 mol 0,005 mol 0,28 mol
r 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol
s - - 0,255 mol 0,005 mol
Mr CuSO4(NH4)2SO4.6 H2O = 399,5 g/mol
Massa CuSO4(NH4)2SO4.6 H2O = mol x Mr CuSO4(NH4)2SO4.6 H2O
= 0,005 mol x 399,5 g/mol
= 1,9975 gram
Berat praktek = 1,210 gram
% hasil =
=
= 60,58 %
-
Pembuatan garam kompleks
mol CuSO4.5H2O = 0,005 mol
CuSO4.5H2O + 4 NH3 Cu(NH3)4SO4.5H2O + 3 H2O
m 0,005 mol 0,005 mol
r 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol
s - - 0,005 mol 0,005 mol
Mr Cu(NH3)4SO4.5H2O = 249,5 g/mol
4 NH4OH + CuSO4.5H2O + H2O Cu(NH3)4SO4.5H2O + 3 H2O
mol CuSO4.5H2O = 1 mol Cu(NH3)4SO4.5H2O
massa Cu(NH3)4SO4.5H2O = mol x Mr Cu(NH3)4SO4.5H2O
= 0,005 mol x 249,5 g/mol
= 1,2475 gram
berat praktek = 1,000 gram
% hasil =
=
= 80,16 %
2. Tulis persamaan reaksi yang terjadi percobaan 1, 2, dan 3 !
Pembuatan garam rangkap
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 + H2O CuSO4(NH4)2SO4.6 H2O
Pembuatan garam kompleks
4 NH4OH + CuSO4.5H2O + H2O Cu(NH3)4SO4.5H2O + 3 H2O
-
Perbandingan sifat garam rangkap dan garam kompleks
- Penambahan H2O :
CuSO4(NH4)2SO4.6 H2O + H2O Cu2+
+ 2 SO42-
+ 2 NH4+ + H2O
Cu(NH3)4SO4.5H2O + H2O [Cu(NH3)4]2+
+ SO42-
+ 2 H2O
- Pengujian gas :
CuSO4(NH4)2SO4.6 H2O + H2O CuSO4 + (NH4)2SO4 + 6 H2O
Cu(NH3)4SO4.5H2O + H2O CuSO4 (s) + 5 H2O (l) + NH3 (g)
3. Jelaskan perbedaan sifat antara garam rangkap dan garam kompleks berdasarkan
percobaan 3 !
- Kristal kupri sulfat anhidrat, CuSO4 anhidrat direaksikan dengan aquadest (H2O)
menghasilkan larutan biru (+) jernih, dimana CuSO4 anhidrat merupakan penyedia
atom pusat dan H2O merupakan penyedia ligan.
- Garam rangkap dilarutkan dalam H2O menghasilkan larutan biru (+) jernih, lalu
diencerkan dengan H2O menghasilkan larutan biru jernih. Hal ini karena garam
rangkap terurai menjadi ion-ion penyusunnya sehingga menghasilkan warna biru
jernih. Adapun reaksinya:
CuSO4(NH4)2SO4.6 H2O + H2O Cu2+
+ 2 SO42-
+ 2 NH4+ + H2O
Garam kompleks dilarutkan dalam H2O menghasilkan larutan biru (++) keruh.
Lalu diencerkan dengan H2O lagi menghasilkan larutan biru (++) jernih. Hal ini
karena garam kompleks terurai menjadi ion-ion penyusunnya. Adapun reaksinya:
Cu(NH3)4SO4.5H2O + H2O [Cu(NH3)4]2+
+ SO42-
+ 2 H2O
- Garam rangkap dilarutkan dalam H2O menghasilkan larutan biru (+) jernih, lalu
diencerkan dengan HCl menghasilkan larutan biru jernih. Hal ini karena garam
rangkap dapat larut dengan larutan asam sehingga menghasilkan warna biru
jernih.
Garam kompleks dilarutkan dalam H2O menghasilkan larutan biru (++) keruh.
Lalu diencerkan dengan HCl lagi menghasilkan larutan biru (++) jernih. Hal ini
karena garam kompleks dapat larut dengan larutan asam sehingga menghasilkan
warna larutan biru (++) jernih. Hal ini dapat simpulkan bahwa tingkat kelarutan
garam kompleks lebih tinggi daripada garam rangkap pada larutan asam.
-
- Garam rangkap dilarutkan dalam H2O menghasilkan larutan biru (+) jernih, lalu
diencerkan dengan NaOH menghasilkan larutan biru keruh. Hal ini karena garam
rangkap tidak dapat larut dengan larutan basa sehingga menghasilkan warna
larutan biru keruh.
Garam kompleks dilarutkan dalam H2O menghasilkan larutan biru (++) keruh.
Lalu diencerkan dengan NaOH lagi menghasilkan larutan biru (++) keruh (+). Hal
ini karena garam kompleks dapat tidak dapat larut dengan larutan basa sehingga
menghasilkan warna larutan biru (++) keruh. Hal ini dapat simpulkan bahwa
tingkat kelarutan garam rangkap lebih tinggi daripada garam kompleks pada
larutan basa.
- Pada pengujian gas pada kristal garam rangkap dengan cara kristal garam rangkap
dipanaskan melepaskan uap H2O yang tidak menimbulkan bau, sedangkan Kristal
garam kompleks ketika dipanaskan menghasilkan gas ammonia (NH3). Adapun
reaksinya:
CuSO4(NH4)2SO4.6 H2O + H2O CuSO4 + (NH4)2SO4 + 6 H2O
Cu(NH3)4SO4.5H2O + H2O CuSO4 (s) + 5 H2O (l) + NH3 (g)
- Pengujian gas dengan menggunakan kertas lakmus pada garam rangkap dapat
merubah kertas lakmus biru menjadi warna merah, hal ini menunjukkan bahwa
garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O bersifat asam. Sedangkan pada pengujian
gas dengan menggunakan kertas lakmus pada garam kompleks dapat merubah
kertas lakmus merah menjadi warna biru, hal ini menunjukkan bahwa garam
kompleks Cu(NH3)4SO4.5H2O bersifat basa.
- Pengujian warna nyala pada garam rangkap dan garam kompleks dengan
mencelupkan spatula telah dibasahi HCl pekat (berwarna kuning jernih) pada
tabung yang berisikan garam rangkap dan garam kompleks, menghasilkan warna
nyala yang sama yaitu hijau. Hal ini menunjukkan garam rangkap dan garam
kompleks yang mengandung kupri anhidrat dapat menghasilkan warna nyala
hijau.
- Pengukuran titik leleh
Titik leleh garam rangkap dihasilkan sebesar 2500C sedangkan titik leleh garam
kompleks dihasilkan sebesar 3000C, hal ini terbukti bahwa secara teori titik leleh
garam kompleks lebih besar daripada titik leleh garam rangkap.
-
4. Berapakah titik leleh garam rangkap dan garam kompleks hasil sintesis anda?
Bandingkan dengan titik leleh garam rangkap dan garam kompleks secara teori ! jika
berbeda apakah sebabnya? Jelaskan!
Titik leleh garam rangkap dihasilkan sebesar 2500C sedangkan titik leleh garam
kompleks dihasilkan sebesar 3000C, hal ini terbukti bahwa secara teori titik leleh
garam kompleks lebih besar daripada titik leleh garam rangkap.
-
LAMPIRAN
1. Perhitungan pembuatan garam rangkap
Sebelum reaksi: n CuSO4.5H2O dan n(NH4)2.SO4 = 0,005 mol
Mr CuSO4.5H2O = 249,55 g/mol
Massa CuSO4.5H2O = 0,005 mol x Mr CuSO4.5H2O
= 0,005 mol x 249,55 gram/mol
= 1,2475 gram
Mr (NH4)2.SO4 = 132 gram/mol
Massa (NH4)2.SO4 = mol x Mr
= 0,005 mol x 132 gram/mol
= 0,66 gram
air =
1 gram/mL=
m = 1 gram x 5 mL = 5 gram
Mr air = 18 gram/mol
mol air =
=
= 0,28 mol
CuSO4.5H2O + (NH4)2.SO4 + H2O CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
m: 0,005 mol 0,005 mol 0,28 mol
r: 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol
s: - - 0,255 mol 0,005 mol
-
Mr CuSO4(NH4)2SO4.6H2O = 399,5 g/mol
Massa CuSO4(NH4)2SO4.6H2O = mol Mr
= 0,005 mol 399,5 g/mol
= 1,9975 gram
Berat praktik = 1,210 gram
% Hasil =
=
= 60,58 %
2. Perhitungan pembuatan garam kompleks
mol CuSO4.H2O = 0,005 mol
CuSO4.5H2O + 4NH3 Cu (NH3)4SO4.5H2O
m: 0,005 mol 0,005 mol
r: 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol
s: - - 0,005 mol 0,005 mol
Berat praktik = 1,000 gram
Mr Cu(NH3)4SO4.5H2O = 249,5 g/mol
4NH4OH + CuSO4.5H2O + H2O Cu(NH3)4SO4.5H2O + 3H2O
mol CuSO4.5H2O = 1 mol Cu(NH3)4SO4.H2O
Massa Cu(NH3)4SO4.H2O = mol x Mr
= 0,005 mol x 249,5 g/mol
= 1,2475 gram
% Hasil =
-
=
= 80,16 %
-
FOTO
Persiapan
-
Pembuatan garam rangkap
Pembuatan garam kompleks
-
Perbandingan sifat-sifat garam rangkap dan garam kompleks