laporan modul 1

46
LAPORAN TUTORIAL MODUL LUMPUH ANGGOTA GERAK SKENARIO 4 SISTEM NEUROPSIKIATRI Tutor : dr. Tirta Prawita Sari, MSc, SpGK Disusun Oleh : Kelompok 12 Angggota : 1. Wahyu Setyawati (2011730113) 2. Wanti Oktarini (2011730114) 3. Willia Putri Erviana (2011730115) 4. Yessy Paramita (2011730116) 5. Zulfa Nurul Fath (2011730117) 6. Dwi Wahyuni (2011730169) 7. M Hafidz Ramadhan (2011730150) 8. Fadhlul Hazmi (2011730132) 9. RA. Anggie Bonita (2008730032) 10. Amyra F. J. (2012737001)

Upload: eza-melinda

Post on 03-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

PUNYA SENIOR

TRANSCRIPT

LAPORAN TUTORIAL

MODUL LUMPUH ANGGOTA GERAKSKENARIO 4SISTEM NEUROPSIKIATRI

Tutor : dr. Tirta Prawita Sari, MSc, SpGK

Disusun Oleh :Kelompok 12Angggota :1. Wahyu Setyawati (2011730113)2. Wanti Oktarini (2011730114)3. Willia Putri Erviana(2011730115)4. Yessy Paramita (2011730116)5. Zulfa Nurul Fath(2011730117)6. Dwi Wahyuni (2011730169)7. M Hafidz Ramadhan(2011730150)8. Fadhlul Hazmi (2011730132)9. RA. Anggie Bonita(2008730032)10. Amyra F. J.(2012737001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KESEHATAN DAN KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA2013-2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan tutorial ini.

Tujuan pembuatan laporan tutorial ini adalah sebagai syarat kelengkapan nilai Sistem Neuropsikiatri semester ini. Selain itu, agar dapat memahami secara mendalam mengenai materi yang telah didiskusikan selama diskusi mandiri.

Dalam laporan ini telah dijelaskan tentang kasus neuropsikiatri yang ada sesuai dengan skenario, karena itu laporan ini sangat berguna untuk pengetahuan penulis. Mungkin laporan ini belum sempurna sebagaimana mestinya, tetapi penulis sudah berusaha dalam menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya. Penulis berharap laporan ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca.

Terima kasih kepada tutor penulis yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini serta kekompakkan anggota kelompok. Dalam membuat laporan ini, penulis mengambil sumber-sumber dari buku ajar, slide dan internet sehingga penulis bisa menjawab dan mendapatkan informasi-informasi yang penulis butuhkan dalam laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Jakarta, Maret 2014

Penyusun

SKENARIO

Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dibawa ibunya ke puskesmas karena tidak bisa berdiri dan berjalan sejak dua hari yang lalu. Sebelumnya anak itu mengalami demam tinggi sekali, sudah diberi penurun panas, dan demamnya sekarang sudah berkurang. Anak rewel, muntah satu kali, sulit makan. Sejak demam, anak hanya terbaring ditempat tidur, setiap kali akan bangun dari tempat tidur dan berjalan selalu terjatuh.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh 37,5C, tonsil hiperemis, reflex tendon menurun.

LANGKAH 1. Terminologi Kata Sulit dan Kalimat Kunci

Kata/kalimat Kunci 1.Anak laki-laki, 3 tahun 2.Tidak bisa berdiri dan berjalan sejak 2 hari 3.Demam tinggi, sudah menurun setelah diberi antipiretik 4.Rewel, muntah satu kali, sulit makan5.Berbaring terus menerus sejak demam 6.PF : Suhu tubuh 37,5C Tonsil hiperemisReflex tendon menurun

LANGKAH 2. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana anatomi dan fisiologi susunan saraf pusat dan perifer?2. Bagaimana histologi susunan saraf pusat dan perifer?3. Bagaimana peranan biokimia pada susunan saraf?4. Apa saja penyakit yang dapat menyebabkan gejala seperti pada skenario dari segi etiologi dan epidemiologi?5. Bagaimana patomekanisme terjadinya gejala pada kasus di skenario?6. Bagaimana anamnesis dan pemerrksaan fisis yang harus dilakukan pada kasus di skenario?7. Bagaimana pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada kasus di skenario?8. Bagaimana penatalaksanaan medika mentosa kasus pada skenario?9. Bagaimana penatalaksanaan non medika mentosa kasus pada skenario?10. Bagaimana komplikasi, pencegahan dan prognosis dari penyakit yang dialami pasien pada kasus di skenario?

LANGKAH 3. Analisis Masalah

1. Anatomi dan Fisiologi Sistem SarafANATOMI SISTEM SARAFSistem saraf dibedakan atas 2 divisi anatomi yaitu :1. Sistem saraf pusat (sentral), terbagi atas:a. Otakb. Sumsum tulang belakang(medula spinalis)2. Sistem saraf perifer (tepi) terdiri atas:a. Divisi Aferen, membawa informasi ke SSP (memberitahu SSP mengenai lingkungan eksternal dan aktivitas-aktivitas internal yg diatur oleh SSPb. Divisi Eferen, informasi dari SSP disalurkan melalui divisi eferen ke organ efektor (otot atau kelenjar yg melaksanakan perintah untuk menimbulkan efek yg diinginkan), terbagi atas:1) Sistem saraf somatik, yg terdiri dari serat-serat neuron motorik yg mempersarafi otot-otot rangka2) Sistem saraf otonom, yg mempersarafi otot polos, otot jantung dan kelenjar, terbagi atas :a) Sistem saraf simpatisb) Sistem saraf Parasimpatis

A. SISTEM SARAF PUSAT

OTAK

Merupakan alat tubuh yang sangat vital karena pusat pengatur untuk seluruh alat tubuh,terletak di dalam rongga tengkorak (Kranium) yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Otak terdiri dari 3 bagian besar yaitu:

1. Otak Besar (serebrum)

Merupakan bagian terluas dan terbesar dari otak ,bentuk telur dan mengisi penuh bagian atas rongga tengkorak. Terdiri atas: Lobus frontalis (depan), sebagai area motorik yg embangkitkan impuls u/ pergerakan volunteer. Area motorik kiri mengatur pergeakan sisi kanan tubuh dan sebalikya. Lobus oksipital (belakang), untuk pusat penglihatan Lobus temporal (samping) untuk pusat pendengaran Lobus parietal (tengah) untuk pusat pengatur kulit dan otot terhadap panas, dingin, sentuhan,tekanan.

2. Batang otak(Truncus serebri)

Terdiri dari :

a. Diensephalon

Merupakan bagian batang otak paling atas,terdapat di antara serebrum dan mesensephalon, Adapun fungsinya yaitu :Vasokonstriksi yaitu mengecilkan pembuluh darahRespiratoriMengontrol kegiatan refleksMembantu pekerjaan jantung.

b. Mesensephalon (Otak tengah)

Terletak diantara pons dan Diensephalon. Di depan otak tengah ada talamus dan hipotalamus,fungsinya:Menjaga tetap tegak dan mempertahankan keseimbanganMembantu pigmen mata dan mengangkat kelopak mataMemutar mata dan pusat pergerakan mata

c. Pons varoli

Terletak antara Medula oblongata dan mesensephalon,Adapun fungsinyaPenghubung antara serebrum dan medula oblongatapencernaan Pusat saraf N.Trigeminus,N.Optalmicus,N.Maxillaris dan N.Mandibularis

d. Medula oblongataMerupakan bagian otak paling bawah,menghubungkan pons varoli dengan medula spinalis,Adapun fungsinya yaitu:Mengontrol kerja jantungVasokonstriksiPusat pernafasanMengontrol kegiatan refleks

3. Otak kecil (Serebelum)

Terletak di bagian bawah dan belakang tengkorak dipisahkan dengan cerebrum,diatas medula oblangata, Adapun fungsinya yaitu :Pusat keseimbanganMengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dgn baikMenghantarkan impuls dari otot-otot bagian kiri dan kanan tubuh.

TalamusPusat pengatur sensoris untuk serabut aferen dari medula spinalis ke serebrum

HipotalamusBerperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yg melakukan fungsi vegetative penting untuk kehidupan seperti pengaturan frekuensi jantung, TD, Suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan dan aktivitas seksualSebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan dan kemarahan.Memproduksi hormone yg mengatur pelepasan atau inhibisi hormion kelenjar hipofisis, sehingga mempengaruhi keseluruhan system endokrin.

Sumsum Tulang Belakang (Medulla spinalis)

Merupakan bagian SSP yang terletak di dalam canalis cervikalis bersama ganglion radix pos yang terdapat pada setiap toramen intervertebralis terletak berpasangan kiri dan kanan.

Fungsi sumsum tulang belakang adalah :1.Penghubung impuls dari dan ke otak2.Memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks3.Organ ini mengurus persyarafan tubuh,anggota badan dan bagian kepala

Cairan serebrospinalTerdapat pd ruang subaraknoid yang mengisi ventrikel dlm otak yg terletak antara araknoid dan piameterLapisan pelindung otak (piameter, araknoid dan durameter)Menyerupai plasma dan cairan interstisial tp tdk mengandung proteinFungsi cairan serebrospinal: Sebagai bantalan untuk jaringan lunak otak dan medulla spinalis Sebagai media pertukaran nutrient dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla spinalis.

B. SISTEM SARAF TEPI (Perifer)

Sistem saraf perifer mempunyai 2 subdivisi fungsional utama yaitu sistem somatik dan otonom. Eferen somatik dipengaruhi oleh kesadaran yang mengatur fungsi-fungsi seperti kontraksi otot untuk memindahkan suatu benda, sedangkan sistem otonom tidak dipengaruhi oleh kesadaran dalam mengatur kebutuhan tubuh sehari-hari,sistem saraf otonom terutama terdiri atas saraf motorik visera (eferen) yang menginversi otot polos organ visera, otot jantung, pembuluh darah dan kelenjar eksokrin.Sistem saraf tepi terdiri dari : 12 pasang saraf serabut otak ( saraf cranial ) yang terdiri dari 3 pasang saraf sensorik, 5 pasang saraf motorik dan 4 pasang saraf gabungan. 31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( saraf spinal ) yang terdiri dari 8 pasang saraf leher,12 pasang saraf punggung,5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul dan 1 pasang saraf ekor.

Sistem saraf otonom Sistem saraf otonom bersama-sama dengan sistem endokrin mengkoordinasi pengaturan dan integrasi fungsi-fungsi tubuh. Sistem saraf mengirimkan sinyal pada jaringan targetnya melalui transmisi impuls listrik secara cepat melalui serabut-serabut saraf yang berakhir pada organ efektor dan efek khusus akan timbul sebagai akibat pelepasan substansi neuromediator(Neurotransmiter)

SSO memiliki 2 devisi yaitu sistem simpatis dan sistem parasimpatis.1. Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medula spinalis,memiliki neurotransmiter norefinefrin/Adrenalin shg disebut juga saraf adrenergik,fungsinya mempertahankan derajat keaktifan(menjaga tonus vaskuler),memberi respon pada situasi stres seperti.trauma,ketakutan,hipoglikemi,kediginanan,latihan.2. Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sakral pada medula spinalis,neurotransmiternya yaitu asetilkolin shg disebut jg saraf kolinergik,fungsinya menjaga fungsi tubuh esensial seperti proses dan pengurangan zat-zat sisa.

FISIOLOGI SISTEM SARAFSistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf.Sistem persarafan merupakan salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerjasama yang rapi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh

Fungsi sistem saraf yaitu :1. Mendeteksi perubahan dan merasakan sensasi2. Menghantarkan informasi dari satu tempat ke tempat yang lain3. Mengolah informasi sehingga dapat digunakan segera atau menyimpannya untuk masa mendatang sehingga menjadi jelas artinya pada pikiran.

Neuron (sel Saraf) Sistem saraf manusia mengandung lebih dari 1010 saraf atau neuron.Neuron merupakan unit structural dan fungsional system sarafSel saraf terdiri dari badan sel yang di dalamnya mempunyai inti sel,nukleus, Mitokondria, Retikulum endoplasma, Badan golgi, di luarnya banyak terdapat dendrit,kemudian bagian yang menjulur yang menempel pada badan sel yang di sebut aksonDendrit menyediakan daerah yg luas untuk hubungan dengan neuron lainnya. Dendrit adalah serabut aferen karena menerima sinyal dari neuron-neuron lain dan meneruskannya ke badan sel.Pada akson terdapat selubung mielin,nodus ranvier,inti sel Schwan,butiran neurotransmiterAkson dengan cabang-cabangnya (kolateral), adalah serabut eferen karena membawa sinyal ke saraf-saraf otot dan sel-sel kelenjar. Akson akan berakhir pada terminal saraf yg berisi vesikel-vesikel yg mengandung neurotransmitter. Terminal inilah yg berhubungan dengan badan sel, dendrit atau akson neuron berikutya.

Sel saraf menurut bentuk dan fungsinya terbagi atas :

1. Sel saraf sensoris (neuron aferen)Bentuknya berbeda dari neuron aferen dan interneuron, di ujung perifernya terdapat reseptor sensorik yang menghasilkan potensial aksi sebagai respon terhadap rangsangan spesifik.Sel saraf ini menghantarkan impuls(pesan) dari reseptor ke sistem saraf pusat,dendritnya berhubungan dengan reseptor(penerima rangsangan ) dan ujung aksonnya berhubungan dengan sel saraf asosiasi.

Klasifikasi reseptor sensoris menurut jenis stimulusnya yaitu :Mekanoreseptor mendeteksi stimulus mekanis seperti nyeri,suara,rabaTermoreseptor mendeteksi perubahan temperatur seperti panas dan dinginNosiseptor mendeteksi kerusakan jaringan baik fisik maupun mekanik seperi nyeriElektromaknetik reseptor mendeteksi cahaya yang masuk ke mata seperti warna,cahayaKhemoreseptor mendeteksi pengecapan,penciuman,kadar O2 dan CO2

2. Sel saraf motorisSel saraf ini mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot/skelet yang hasilnya berupa tanggapan terhadap rangsangan. Badan sel saraf berada di sistem saraf pusat dan dendritnya berhubungan dengan akson sel saraf asosiasi dan aksonnya berhubungan dengan efektor(bagian motoris yang menghantarkan sinyal ke otot/skelet).Aktivitas sistem motoris tergantung dari aktivitas neuron motoris pada medula spinalis. Input yang masuk ke neuron motorik menyebabkan 3 kegiatan dasar motorik yaitu :1.Aktivitas volunter( di bawah kemauan)2.Penyesuaian posisi untuk suatu gerakan tubuh yang stabil3.Koordinasi kerja dari berbagai otot untuk membuat gerakan yang tepat dan mulus.

3. Sel saraf intermedit/Asosiasi (Interneuron)Ditemukan seluruhnya dalam SSP. Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke interneuron lainnya. Beberapa interneuron dalam otak terkait dengan fungsi berfikir, belajar dan mengingat.Sel saraf ini terbagi 2 yaitu :1.Sel saraf ajustor yaitu menghubungkan sel saraf sensoris dan motoris2.Sel saraf konektor yaitu untuk menghubungkan neuron yang satu dengan neuron yang lainnya.

Sel NeuroglialBiasa disebut glia yg merupaka sel penunjang tambahan pada SSP yg berfungsi sebagai jaringan ikat. Sel glial dapat mengalami mitosis selama rentang kehidupannya dan bertanggungjawab atas terjadinya tumor system saraf.

IMPULS SARAFTerjadinya impuls listrik pada saraf sama dengan impuls listrik yg dibangkitkan dalam serabut otot Sebuah neuron yg tdk membawa impuls dikatakan dalam keadaan polarisasi, dimana ion Na+ lebih banyak diluar sel dan ion K+ dan ion negative lain lebih banyak dalam sel. Suatu rangsangan (ex: neurotransmiter) membuat membrane lebih permeable terhadap ion Na+ yang akan masuk ke dalam sel, keadaan ini menyebabkandepolarisasi dimana sis luar akan bermuatan negative dan sisi dalam bermuatan positif.Segera setelah depolarisasi terjadi, membrane neuron menjadi lbih permeable terhadap ion K+, yg akan segera keluar dari sel. Keadaan ini memperbaiki muatan positif diluar sel dan muatan negatif di dalam sel, yg disebut repolarisasi. Kemudian pompa atrium dan kalium mengmbalikan Na+ keluar dan ion K+ ke dalam, dan neuron sekarang siap merespon stimulus lain dan mengahantarkan impuls lain.Sebuah potensial aksi dalam merespon stimulus berlangsung sangat cepat dan dpt di ukur dlm hitungan milidetik. Sebuah neuron tunggal mampu meghantarkan ratusan impuls setiap detik. Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut.

a.Gerak sadar Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang. Bagannya adalah sebagai berikut.

b.Gerak refleksGerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati otak. Bagannya sebagai berikut.

Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut.a.Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatub.Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata. c.Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk. d.Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh. e.Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi

2. Histologi Sistem Saraf

NEURONSel saraf, atau neuron berfungsi intuk menerima, meneruskan, dan memproses stimulus; memicu aktivitas sel tertentu; dan pelepasan neurotransmitter dan molekul informasi lainnya. Kebanyakan neuron terdiri atas 3 bagian; yaitu dendrit yang merupakan cabang panjang, yang dikhususkan untuk menerima stimulus dari lingkungan sel-sel epitel sensorik, atau dari neuron lain; badan sel atau perikarion yang merupakan pusat trofik untuk keseluruhan sel saraf dan juga berfungsi menerima stimulus; dan akson yang merupakan suatu cabang tunggal yang dikhususkan untuk menciptakan atau menghantarkan impuls saraf ke sel-sel lain (sel saraf, sel otot, dan sel kelenjar)Berdasar ukuran dan bentuk cabangnya : Neuron multipolar, memiliki lebih dari satu cabang, yakni satu cabang berupa akson dan cabang lainnya berupa dendrit Neuron bipolar, dengan satu dendrit dan satu akson. Ditemukan di ganglia cochlear dan vestibular, di retina, di mukosa olfaktorius. Neuron pseudounipolar, yang memiliki satu cabang di dekat perikarion dan terbagi menjadi dua cabang. Ditemukan di ganglia spinal dan ganglia kranialis kebanyakan neuron di tubuh adalah neuron multipolar.Berdasar peran fungsinya : Neuron motorik (eferen), mengendalikan organ efektor seperti serabut otot, kelenjar eksokrin dan endokrin. Neuron sensorik (aferen), menerima stimulus sensoris dari lingkungan dan dari dalam tubuh. Interneuron, mengadakan hubungan antar neuron, dan membentuk jaringan fungsional yang kompleks atau sirkuit.

SEL GLIA

Sel glia 10 kali lebih banyak daripada neuron; sel-sel ini mengelilingi badan sel dan cabang-cabang akson serta dendritnya yang terdapat di celah antar neuron. Jaringan saraf hanya memiliki sangat sedikit matriks ekstrasel, dan sel glia melengkapi lingkungan mikro agar cocok bagi aktivitas neuron.

Oligodendrosit Membentuk selubung myelin yang merupakan insulator listrik neuron di susunan saraf pusat. Sel-sel ini memiliki cabang-cabang yang membungkus akson, dan menghasilkan selubung myelin.

AstrositMerupakan sel berbentuk bintang dengan banyak cabang. Sel-sel ini memiliki berkas-berkas filament intermediet, yang terdiri atas protein asam glia berfibril yang memperkuat strukturnya.

Sel ependimMerupakan sel epitel silindris rendah yang melapisi ventirkel otak dan kanalis sentralis di medulla spinalis. Di lokasi tertentu, sel ependim memiliki silia, yang memudahkan pergerakan cairan serebrospinal.

MikrogliaSel kecil yang memanjang dengan cabang-cabang pendek yang tak teratur. Mikroglia terlibat dalam reaksi peradangan dan perbaikan dalam susunan saraf pusat orang dewasa, dan sel-sel ini menghasilkan dan melepaskan protease netral dan radikal oksidatif.

SUSUNAN SARAF PUSAT (SSP)Susunan saraf pusat terdiri atas serebrum, serebelum, dan medulla spinalis. SSP hampir tidak memiliki jaringan ikat dan karenanya, konsistensi organ ini mirip gel, yang relative lunak. Bila diiris, serebrum, serebelum dan medulla spinalis memperlihatkan daerah putih (substansia alba) dan kelabu (substansia grissea). Penyebaran myelin di susuna saraf pusat menyebabkan perbedaan hal berikut ini: unsur utama dari substansia putih adalaha akson bermielin dan oligodendrosit penghasil myelin. Substansia alba tidak mengandung badan sel neuron. Sedangkan substansia grissea mengandung badan sel neuron, dendrit, bagian awal akson tak bermielin, dan sel glia.SUSUNAN SARAF TEPI Dalam sistem saraf perifer ini akan dibahas: Serabut saraf, Ganglion dan akhiran saraf. I. Serabut Saraf Yang dimaksudkan serabut saraf yaitu biasanya axon yang memiliki selubung tipis yaitu : nerolema atau selubung Schwann, yang merupakan lembaran protoplasma sel-sel schwann yang berasal dari crista neuralis. Di bawah selubung schwann terdapat selubung mielin. Pada serabut saraf yang bermialin pada jarak tertentu selubung mengecil membentuk simpul yang dinamakan Nodus Ranvier, di mana nerolema juga mengikutinya Serabut saraf bermialin di perifer agak berbeda dengan yang ada dipusat susunan saraf dalam hal nerolemanya, yaitu diselubungi oleh sel schwann sedang di susunan saraf pusat oleh sel oligodendroglia.Kalau dendrit dibandingkan terhadap axon, maka axon jauh lebih panjang dari pada dendrit. Lagi pula diameter axon relatif tetap sampai ujungnya, sedangkan diameter dendrit akan mengecil apabila menjahui pangkalnya. Ujung axon akan bercabang cabang sebagai pohon dinamakam telodendria. Unsur utama dari axon adalah lanjutan sitopalasma yang dinamakan axoplasma. Sebagai lanjutan sitopalasma dalam axoplasma didapat pula organel : mitokondria, nerofibril dam mikrotubuli namun tidak diketemukan granular endoplasmic reticulum. Sebagai lanjutan dari nerolema axoplasma dibatasi oleh axolema Selubung mielin terdiri atas bahan seperti lemak yang merupakan campuran diantaranya kolesterol, fosfolipid, dan serebrosid. Oleh karena lipid larut selama proses pembuatanya maka didaerah selubung mielin hanya meninggalkan endapan protein sebagai nerokeratin. Sedangkan apabila digunakan asan osmium di daerah selubung mielin terlihat adanya gambaran celah miring sebagai corong yang dinamakan incisura Schmidt lantermann. Dengan pengamatan M.E. selubung mielin menampakan gambaran berlapis-lapis, berikut ini akan menjelaskan bagaimana akan terjadinya selubung tersebut. Terbentuknya selubung mielin didasarkan pada jelly roll hypothesis yang menyatakan bahwa sitoplasma sel schwann yang semula melingkupi axon secara langsung akan berputar berkali-kali dengan axon sebagai sumbunya. Dari terjadinya mielin tersebut nyata bahwa selubung mielin merupakan bagian dari sel schwann, namun secara muda, biasa dikatakan bahwa nerolema adalah badan dari sel schwann dengan inti dan sitoplasma di sekelilingnya, sedangkan selubung mielin berdiri sendiri. Pada saraf perifer, serabut saraf umumnya dikelompokan sebagai berkas-berkas yang dinamakan saraf. Sebelum merupakan sebagai berkas, disebelah luar dari nerolema dilapisi oleh selubung jaringan pengikat yang berasal mesodermal yang dinamakan endoneurium atau selubung Henle. Serabut-serabut saraf bersama endoneuriumnya bergabung menjadi berkas yang diselubungi oleh jaringan pengikat padat yang dinamakam : perinerium. Yang selanjutnya berkas ini diikat lagi menjadi berkas yang lebih besar lagi oleh jaringan padat yang dinamakan : epinerium. Di dalam berkas yang besar tersebut mungkin tidak ditemukan berkas serabut saraf yang tidak bermielin yang disebut juga serabut lemak. Karena tidak bersulubung mielin maka serabut lemak tidak tampak bersegmen-segmen. Nerolema merupakan selubung atau sarung yang terbentuk oleh deretan sel-sel schwann sepanjang serabut saraf hanya terdiri atas sebuah sel schwann. Sitoplasma di daerah tepi yang tipis akan membentuk tonjolan-tonjolan mengelilingi serabut saraf.II. Akhiran Saraf Ujung ujung tonjolan baik sebagai axon ataupun yang berfungsi sebagai dendrit tidak selalu berhubungan dengan saraf lain melainkan berakhir bebas ataupun berhubungan dengan jenis jaringan lain. Ujung-ujung saraf tersebut dapat mempunyai kemampuan menerima rangsangan dari lingkungannya atau membawa pesan dari saraf untuk lingkungan sebagai jawaban atas rangsangan yang datang. Apabila serabut saraf mampu membawa impuls dari ujung saraf penerima rangsangan menuju kearah pusat susunan saraf, maka serabut saraf demikian dinamakan : serabut saraf aferen. Sebaliknya apabila serabut saraf tersebut membawa impuls sebagai pesan dari pusat susunan saraf untuk akhiran saraf jenis kedua, maka serabut saraf demikian di namakan serabut saraf eferen.III.Ganglion Yang dimaksud dengan ganglion adalah kumpulan sel-sel saraf yang terdapat di luar sistem saraf pusat. Apabila kumpulan sel-sel saraf terdapat dalam sistem saraf pusat maka dinamakan Nukleus. Biasanya ganglion berbentuk ovoid kecil yang dibungkus oleh jaringan pengikat padat. Ganglion intramural biasanya terdiri dari berapa sel saraf saja dan berada dalam alat-alat dalam, khususnya dinding saluran pencernaan. Semua ganglion intramural termasuk dalam sistem parasimpatik.

Berdasarkan struktur dan fungsinya dibedakan 2 jenis ganglion saraf : 1. Ganglion kraniospinal, terdapat pada radix dorsalis N. spinalis dan N. cranialis, dan Ganglion otonom, yang merukan bagian dari sistem saraf otonom. Masing-masng badan sel ganglion atau badan sel saraf dikelilingi oleh selapis sel kuboid yang dinamakan sel kapsel setelit dan selapis tipis jaringan pengikat. Ganglion kraniospinal mempunyai sel ganglion yang termasuk tipe pseudounipoler yang mempunyai tonjolan yang berbentuk huruf T. dua percabangan dari tonjolan tersebut disebut axon dan yang lainnya berfungsi sebagai dendrite. Walaupun berfungsi sebagai dendrit namun strukturnya adalah axon., karena diluar ganglion memiliki selubung mielin. Bagian dari ganglion lebih banyak sel-selnya dari pada di bagian tengah di mana lebih banyak serabut-serabut saraf. Pada sedian histologi, badan sel ganglion yang berbentuk pseudounipoler tampak gluber dengan inti terletak di tengah. 2. Ganglion otonom biasanya berbentuk sebagai pembesaran pada serabut otonom. Beberapa dari ganglion otonom ini terdapat dalam dinding saluran pencernaan. Ukuran sel saraf dalam ganglion otonom hampir sama sekitar 20-45 mm mempunyai inti relatif besar sebagai gelembung yang terletak eksentrik. Secara faali ganglion otonom dibedakan dalam ganglion simpatik dan ganglion parasimpatik yang tidak dapat dibedakan secara makrofag.

3. Biokimia Sistem Saraf NEUROTRANSMITTERNeurotransmitter merupakan senyawa kimia pembawa pesan yang meneruskan informasi elektrik dari sebuah neuron ke neuron lain atau sel efektor

Sifat neurotransmitter :1. Disintesis di neuron presinaps1. Disimpan di vesikel dalam neuron presinaps1. Dilepaskan dari neuron di bawah kondisi fisiologis1. Segera dipindahkan dari sinaps melalui uptake atau degradasi1. Berikatan dengan reseptor menghasilkan respon biologis.Tahap tahap neurotransmitter :1. molekul neurotransmitter disintesis dari precursor dengan katalisis enzim.1. Molekul neurotransmitter disimpan di vesikel1. Neurotransmitter yang bocor dari vesikel didegradasi oleh enzim1. Potensial aksi menyebabkan vesikel bergabung dengan membrane presinap dan merupakan neurotransmitter ke sinap.1. Neurotransmitter di lepaskan akan berikatan dengan autoreseptor dan hambat pelepasan neurotransmitter berikutnya 1. Molekul neurotransmitter yang dilepaskan berikatan pada reseptor postsinap.1. Molekul neurotransmitter yang dilepaskan akan dideaktifkan oleh enzim.Berbagai neurotransmitter yang ditemukan di sistem saraf:ExcitatoryInhibitory Acetylcholine- GABA Aspartate- Glycine Dopamine Histamine Norepinephrine Epinephrine Glutamate Serotonin

Asetilkolin ACh beraksi pada sistem saraf otonom di perifer dan di pusat, dan merupakan transmitter utama pada saraf motorik di neuromuscular junction pada vertebrata. Bila Asetil Kolin tidak terbentuk/minim akan terjadi kelumpuhan pada Penyakit Miastenia Gravis, Alzheimers disease

Dopamine, Norepinefrin, Epinefrin

Dopamine ATPNorepinefrin +Adenilil Siklase + Epinefrin cAMP Protein Kinase

FUNGSI PROTEIN KINASE: Pada Hepar Memecah Glikogen Glukosa Pada saluran Napas Bronko Dilatasi Pada Pupil Midriasis Pada Jantung Takikardi Pada Pembuluh Darah Perifer Bronko Kontriksi Pada Pembuluh Darah Koroner Vasodilatasi

Dopamin, norepinefrin, dan epinefrin disintesis dari asam amino yang sama, diklasifikasikan dalam satu kelompok sebagai katekolamin. Fungsi dopamin sebagai neurotransmitter kerja cepat disekresikan oleh neuron neuron subst nigra,terutama berakhir pada regio sriata ganglia basalis.biasany sebagai inhibisi. Dopamin merupakan Transmiter untuk kontraksi Otot yang bersifat Halus seperti: Menulis, Melukis, Menari dsb. Dopamin merupakan neurotransmitter aktif dalam sistem dopaminergik dan berhubungan dengan penyakit neuromotor (Parkinson) dan schizophrenia.

SerotoninSerotonin disintesis dari asam amino triptofan dan merupakan satu-satunya indolamin dalam kelompok itu. Serotonin juga dikenal sebagai 5-hidroksitriptamin (5-HT). Fungsi Utama dari Serotonin (5HT) adalah dalam pengaturan tidur, persepsi nyeri, mengatur status mood dan temperatur tubuh serta berperan dalam perilaku aggresi atau marah dan libido.Dari Otak Serotonin diangkut ke Korpus Pinealis (Epifisis) dan di Epifisis Serotonin diubah menjadi Melatonin terutama pada Malam hari sehingga terjadi Proses Tidur. Kelainan Serotonin (5HT) berimplikasi terhadap beberapa jenis gangguan jiwa yang mencakup ansietas, depresi, psikosis, migren, gangguan fungsi seksual, tidur, kognitif, dan gangguan makan. Banyak tindakan dalam perawatan gangguan jiwa adalah dengan jalan mempengaruhi sistem serotonin tersebut.

GlutamateAsam amino glutamat dan glisisn merupakan neurotransmiter utama di SSP, yang terdistribusi hampir di seluruh otak. Ada 5 reseptor glutamat, yaitu NMDA, kainat, L-AP4, dan ACPD. Bila berlebihan, glutamat bisa menyebabkan neurotoksik. Glutamat merupakan neurotransmitter excitatory utama pada otak dimana hampir tiap area otak berisi glutamate. Glutamat memiliki konsentrasi tinggi di corticostriatal dan di dalam sel cerebellar. Gangguan pada neurotrasmitter ini akan berakibat gangguan atau penyakit bipolar afektif dan epilepsi.

GABAGABA merupakan neurotransmitter yang memegang peranan penting dalam gejala-gejala pada gangguan jiwa. Hampir tiap-tiap area otak berisi neuron-neuron GABA.Pada penderita depresi terdapat penurunan GABA. Stressor khronik dapat mengurangi kadar GABA dan antidepresor dapat meningkatkan regulasi reseptor GABA.Banyak pathway di otak menggunakan GABA dan merupakan Neurotransmitter utama untuk sel Purkinje. GABA dipindahkan dari synaps melalui katabolism oleh GABA transaminase Fungsi Utama adalah menurunkan arousal dan mengurangi agresi, kecemasan dan aktif dalam fungsi eksitasi. Gejala Defisit : Irritabilitas, Hostilitas, Anxietas, Seizure. Gejala Berlebihan : Sedasi dan Gangguan memori

Transmiter molekul kecilSIFATGol.SEKRESISINTESISPENYAKIT

Glutamat EIIIUjung saraf presinaps pada jaras sensorik yang memasuki daerah korteks serebriAsam- keto berlebihan menyebabkan neurotoksik Terganggu : bipolar afektif & epilepsi

Glisin IIIIPada sinap terutama di Medula spinalisAsam- keto-hiperglisin

GABAIIIIUjung saraf yang terdapat di medula spinalis,serebelum, ganglia basalis,korteks.Di otak dari asam glutamat-menurun: depresi-Defisit : irritabilitas, anxietas

Asetil kolin E/iISistem saraf otonom diperifer,dipusat.utama saraf motorik d NMJ vertebraAsetil koenzim A dan kolinGlaukoma, myastenia grafis,alzeimer sindrome,gangguan otat polos

Dopamin , norepinefrin,epinefrinEII-Neuron-neuron berasal dari substansi nigra-Neuron-neuron yang badan somanya di batang otak, hipotalamusAsam amino tirosinParkinson , schizoprenia

serotoninEIINukleus dari rafe median batang otak Asam amino triptofanDepresi,migren, gangguan fungsi seksual, ggn tidur,ggn makan

Histamin EIIMediator utama reaksi inflamasi dan alergi Pengatur fisiologis sekresi asam lambung neotransmiter di SSP. Berperan sebagai pertumbuhan dan perbaikan jaringan.

4. Penyakit penyakit sistem saraf yang bergejala lumpuh yang berkaitan dengan kasus pada skenarioBerdasarkan standar kompetensi dokter Indonesia terdapat 14 penyakit infeksi yang menyerang sistem saraf yaitu :1. Infeksi sitomegalovirus1. Meningitis1. Ensefalitis1. Malaria serebral1. Tetanus1. Tetanus neonatorum1. Toksoplasmosis serebral1. Abses otak1. HIV AIDS tanpa komplikasi1. AIDS dengan komplikasi1. Hidrosefalus1. Poliomielitis1. Rabies1. Spondilitis TB

Sesuai dengan gejala yang terdapat pada skenario , disini saya hanya membahas 5 penyakit yang tersering menyerang anak balita yaitu :Tidak bisa berdiri dan berjalanDemamRewelMuntahSulit menelanTonsil hiperemisReflex tendo menurun

Poliomielitis

Ensefalitis

Tetanus neonatorum

Meningitis

Malaria serebral

I. POLIOMIELITISI.1DEFINISI Penyakit virus dengan penularan cepat dan mengenai sel-sel tanduk anterior medulla spinalis, medulla oblongata, otak kecil dan otak tengah yang menyebabkan kelumpuhan dan atrofi otot.I.2 ETIOLOGI Virus polio (RNA virus dan termasuk family picornavirus dari genus enterovirus. Virus polio adalah virus kecil dengan diameter 20-32nm,bentuk spheris dengan struktur utamanya RNA yang terdiri dari 7.433 nukleutida,tahan pada ph 3-10 sehingga tahan pada asam lambung dan empedu.I.3 EPIDEMIOLOGI :Selama 3 dekade pertama, 80-90 % penderita polio adalah anak balita, kebanyakan dibawah usia 2 tahun. Insiden polio berkisar 3.5 8 /100.000 penduduk. Paralitik rate pada golongan 0-14 tahun dan setiap tahun bertambah 9000 kasus.Namu 10 tahun terakhir terjadi penurunan drastic akibat gencarnya program imunisasiI.4 GEJALA KLINIS : Panas,jarang melebihi 39,5 derajat celcius Sakit tenggorokan mual muntah malaise Faring hiperemi Reflex tendo menurunII. ENSEFALITISII.1 DEFINISIInfeksi pada jaringan otak yang dapat menegenai selaput pembungkus otak dan medulla spinalis yang disebabkan oleh berbagai mikroorganismeII.2 ETIOLOGIBerbagai macam mikroorganisme yang dapat menyebabkan ensefalitik salah satunya bakteri,protozoa,cacing,jamur, spirochaeta .Penyebab lain bisa dikarenakan keracunan arsenic dan reaksi toksin dari thypoid fever, campak dan cacar airII.3 EPIDEMIOLOGIKarena banyak penyebab ensefalitis,maka tidak terdapat pola epidemiologi yang sama. Tetapi sebagian besar kasus yang terjadi pada musimpanas dan musim gugur,mencerminkan adanya virus arbo dan virus entero sebagai etiologi.Ensefalitis yang disebabkan karena virus arbo terjadi dalam bentuk epidemic dengan batas wilayah yang ditentukan oleh batas vector nyamuk serta prevalensi binatang reservoir alamiah.Kasus-kasus ensefalitis yang sporadic dapat terjadi setiap musim (Nelson 1992) Ensefalitis lebih umum atau parah menyerang anak-anak /orang dewasa yg lebih tuaII.4 GEJALA KLINIS Suhu mendadak naik Hiperepireksia Penurunan kesadaran Muntah Kejang-kejang Hemiparesis dengan asimtris reflek tendo dan tanda-tanda Babinski Paresis Paralisis Afasia Kelemahan otot wajah Perubahan perilaku Gelisah Delirium

III. TETANUS NEONATORUMIII.1 DEFINISIPenyakit toksemia akut yang menyerang SSP,oleh karena adanya tetanospamin dari clostridium tetani.Tetanus dikenal juga sebagai lockjaw.III.2 ETIOLOGIClostridium tetani yang bersifat anaerobIII.3 EPIDEMIOLOGIInsiden di Negara maju sudah jarang terjadi dan dinegara berkembang tetanus masih merupakan masalah kesehatan karena sanitasi lingkungan yang kurang baik dan imunisasi aktif yang belum mencapai sasaran. Pertolongan persalinan bagi sebagian masyarakat masih menggunakan dukun atau paraji.Faktor lain adalah sebagian ibu yang melahirkan tidak atau belum mendapat imunisasi tetanus toksoid pada masa kehamilannya.III.4 GEJALA KLINIS Bayi tidak mau menetek secara tiba-tiba Suhu tubuh naik 39 derajat celcius Mulut mencucu seperti ikan karena trismus pada otot-otot mulut Kejang disertai sianosis Kaku kuduk,tubuh epistotonus IV. MENINGITISIV.1 DEFINISIInflamasi dari meningen ( membrane yang mengelilingi otak dan medulla spinalis)IV.2 ETIOLOGI Organisme bakteri atau jamur Tipe dari meningitis terdiri dari meningitis aseptic, septik, tuberculosisMeningitis aseptic Meningitis virus/iritasi meningeal contohnya ensefalitisMeningitis septik Yang disebabkan oleh bakteri contohnya basillus influenzaMeningitis tuberculosis Disebabkan oleh basilus tuberkelIV.3 EPIDEMIOLOGIMeningitis bacterial merupakan bentuk yang paling signifikan , paling umum menyerang adalah Neisseria meningitis ( meningitis moningokokal ) contohnya Haemophilus influenza ( pada anak-anak dan dewasa muda ). Menyerang usia 2 bulan 12 tahun. 95% kasus terjadi antara umur 1 bulan 5 tahun.IV.4 GEJALA KLINIS Demam Anoreksia ISPA Mialgia Antralgia Takikardi Hipotensi Proteksi Nyeri kepala Muntah , diastasis , paralis, dan kejang

V. MALARIA SEREBRALV.1 DEFINISISuatu komplikasi berat dari infeksi Plasmodium falciparum .V.2 ETIOLOGIPlasmodium falciparum , factor manusia, factor vector (nyamuk Anopheles) dan parasiteV.3 EPIDEMIOLOGIMalaria masih merupakan penyakit infeksi yang paling sering dijumpai dinegara tropis dimana dilaporkan 270 juta penderita dengan kematian 1-2,5 juta per tahun. Dari 400 orang yang terkena gigitan nyamuk malaria, 100 orang akan menimbulkan gejala klinis sementara 2 % akan menjadi malaria berat. Mortalitas malaria berat/serebrai di beberapa daerah di Indonesia masih cukup tinggi berkisar 20,9 50 %.V.4 GEJALA KLINISFase prodromal : sakit pinggang myalgia demam hilang timbul sakit kepala mual muntah diare batuk berdarah gangguan kesadaran anemia ikterik

5. Pataofisiologi Gejala pada skenario

Patofisiologi kelumpuhan

Setiap serabut otot yang mengatur gerakan disadari melalui dua kombinasi sel saraf, salah satunya terdapat pada korteks motoric, serabut-serabutnya berada tepat pada traktus piramida yaitu penyilangan traktus piramida, dan serat lainnya berada pada ujung anterior medulla spinalis, serat-seratnya menuju otot. Yang pertama disebut sebagai neuron motoric atas (upper motor neuron) dan yang terakhir disebut neuron motoric bawah (lower motor neuron). Setiap saraf motoric yang menggerakan setiap otot merupakan komposisi gabungan ribuan saraf-saraf motoric bawah. Jaras motoric dari otot ke medulla spinalis dan juga dari serebrum ke batang otot dibentuk oleh UMN. UMN mulai di dalam korteks pada sisi yang berlawanan di otak, menurun melalui kapsul internal, menyilang ke sisi berlawanan didalam batang otak, menurun melalui traktus kortikospinal dan ujungnya berakhir pada sinaps LMN. LMN menerima impuls dibagian ujung saraf posterior dan berjalan menuju sambungan mioneural. Berbeda dengan UMN, LMN berakhir di otot.

-UMN

Kehilangan control volunteer, peningkatan tonus otot, spatisitas otot, tidak ada atropi otot , reflek hiperaktif dan abnormal

-LMN

Kehilangan control volunteer, penurunan tonus otot, paralysis flaksid otot, atropi otot, tidak ada atau penurunan reflek. Rangkaian sel saraf berjalan dari otak melalui batang otak keluar menuju otot yang disebut motor pathaway. Fungsi otot yang normal membutuhkan hubungan yang lengkap disepanjang semua motor pathaway. Adanya kerusakan pada ujungnya menurunkan kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan-pergerakan otot. Hal ini menurunkan efisiensi disebabkan kelemahan dan paralisis tidak absolut. Keadaan yang menyebabkan kelemahan mungkin berkembang menjadi kelumpuhan . pada tangan yang lain. Kekuatan mungkin memperbaiki lumpuhnya anggota badan. Regenerasi saraf untuk tumbuh kembali melalui satu jalan yang manaa kekuatan dapat kembali untuk otot yang lumpuh. Paralisis lebih banyak disebabkan perubahan sifat otot. Lumpuh otot mungkin membuat otot lemah, lembek dan tanpa kesehatan yang cukup, atau mungkin kejang, mengetat, dan tanpa sifat yang normal ketika digerakan.

Hubungan dengan kasus di skenario

Virus ini masuk melalui oro-fekal , dan mulut sebagai port d entry nya, virus masuk kedalam mulut , dan bereplikasi di usus halus, setalah masuk kemulut , virus harus melewati barierr pertama pertahanan tubuh kita yaitu tonsil dan ketika terjadi infeksi tubuh timbulah tonsil yang hiperemis dan tubuh mengkompensasi dengan adanya demam . setelah itu virus masuk kedalam saluran pencernaan dan berreplikasi di dalan usus halus, hal ini membuat adanya iritasi pada saluran pencernaan dan membuat adanya refleks muntah, setelah melewati saluran pencernaan , virus masuk ke aliran darah (viremia) dan menuju sistem saraf pusat, ketika virus ini masuk ke dalam sistem saraf pusat , virus ini dapat merusak neuron motorik ,sedangkan fungsi dari neoran motorik ini adalah untuk mentransmisikan gerak ke otot rangka dan neuron motorik tidak dapat meregenerasi otot yang sudah dirusak, sehingga terjadilah kelumpuhan atau bisa terjadi penurunan refleks tendon.

Mekanisme virus polio menginfeksi sistem syaraf pusat masih belum diketahui secara pasti. Ada 3 hipotesis, yang pertama, virus polio menginfeksi sistem syaraf pusat melalui transport axon (sel syaraf panjang yang menghantarkan signal syaraf) dengan arah yang berlawanan (signal syaraf bergerak dari sistem syaraf pusat ke otot, virus bergerak dari otot ke sistem syaraf pusat). Hipotesis kedua adalah virus menembus sawar darah otak, independen dari keberadaan reseptor seluler untuk virus polio (CD155). Dan hipotesis ketiga, virus polio diimpor ke sistem syaraf pusat melalui sel makrofag (mekanisme kuda Trojan). Sampai saat ini, mayoritas bukti ilmiah mendukung hipotesis yang pertama.

6. Alur diagnosis pada kasus di skenario

Anamnesis pasien pada skenarioBerdasarkan skenario maka akan ditemukan gejala klinis sebagai berikut.

Pemeriksaan FisisBerdasarkan kasus pada skenario, maka pada saat pemeriksaan fisis akan ditemukan tanda tanda sebagai berikut.

7. Pemeriksaan PenunjangPoliomielitisPemeriksaan tinja untuk mencari poliovirus dan pemeriksaan terhadap darah untuk menentukan titer antibodi. Pembiakan virus diambil dari lendir tenggorokan, tinja atau cairan serebrospinal. Pemeriksan rutin terhadap cairan serebrospinal memberikan hasil yang normal atau tekanan, protein serta sel darah putihnya agak meningkat.

8. Farmakologi PoliomielitisTidak ada pengobatan yang spesifik, hanya diberikan obat simptomatis dan suportif.Interferon diberikan sedini mungkin,untuk mencegah terjadinya paralitik progresif pada scenario ini interferon merupakan sitokon yang memiliki efek antivirus,imonomodulator,dan anti proliferative,yang diproduksi oleh tubuh sebagai respon dari berbagai stimulusCara kerja ninterferon itu sendiri adalah dengn cara mengaktifsi jalur transduksi sinyal JAK-STAT, setelah berikatan dengan reseptor selular yang spesifik.menyebabkan translokasi inti kompleks protein seluler yang berikatan dengan interferon spesifik respons element.Efek ntivirus interferon dilngsungkan melalui hambatan penetrasi virus,sintesin mRNA virus,translasi protein virus dan atau assembly dan pengelepasan virus namun beberapa virus juga dapat melawan efek interferon Untuk pencegahan polio 1. Inactivated virus vaccine (salk) merupakan vaksin polio pertama yang dipasarkan tahun 1950,vaksinasi dasar dimulai pada usia 2-3 bulan diberikan 3 kali dengan interval 4-6minggu,dengan dosis yang cukup dapat memberikan imunitas humoral yang baik,IPV terbuat dari virus inactive,sehingga tidak ada hubungannya dengan terjadinya poliomyelitis akibat pemakain vaksin2. Life attenuated virus vaksin (sabin) digunakan sejak 1960,OPV ini telah digunakan Indonesia dalam nprogram imunisasi,keuntungannya lebih efektif dari vaksin salk, imunitas bertahan cukup lama selama 8 tahun,timbul zat anti sangat cepat dan juga merangsang usus dan mencegah penyebaran virus,namun sangat mungkin berhubungan dengan timbulnya poliomyelitis akibat vaksin.imunisasi ini diberikan ketika berusia 2 bulan

Untuk pengobatan spasme ototnya dapat diberikan obat pelemas otot yang bekerja sentral. Contohnya adalah Klorzoksazon (250-750mg), Metaksalon (800mg), Orfenadrin (100mg). Pelemas otot yang bekerja sentral mengurangi nyeri dan menambah batas pergerakan.

9. Terapi pada Poliomielitis

Untuk kepentingan rehabilitasi medisnya dibagi menjadi 3 tahap:1.Tahap akuta; masih panasBiasanya terdapat nyeri otot tungkai, punggung dan leher, karena ariak berbaring dalam posisi tungkai seperti katak. Penanganan ; istirabat di tempat tidur dengan posisi yang benar.2.Tahap penyembuhan ; dari sejak panas turun sampai 18 bulan kemudianPada tahap ini potensi untuk perbaikan fungsi secara spontan. Program rehabiltasi meliputi posisi yang benar, latihan gerak sendi, latihan perenggangan, stimulasi listrik, latihan penguatan otot brace, dan tongkat, aktifitas sehari-hari jangan sampai kelelahan karena dapat memperburuk keadaan, observasi teratur. 3. Tahap kronis dengan gejala sisa: 18 bulan lebih setelah kejadian pada kasus yang terlantar seringkali terjadi komplikasi kontraktur, deformitas karena renggangan yang berlebihan pada sendi keluar dari tempatnya. Penanganan ditujukan untuk mengatasi komplikasi tersebutt disamping upaya-upaya pada tahap ke 2 dilanjutkanTerapi Okupasi Terapi Okupasi berasal dad kata Occupational Thetarpy. Occupational berarti suatu pekerjaan, Theraphi berarti pengobatan. Jadi Terapi Okupasi adalah perpaduan antara seni dan ilmu pengetahuan untuk mengarahkan penderita kepada aktivitas selektif, agar kesehatan dapat ditingkatkan dan dipertahankan, serta mencegah kecacatan melalui kegiatan dan kesibukan kerja untuk penderita cacat mental maupun fisik. (American Occupational Therapist Association).

Tujuan dari pelatihan Terapi Okupasi itu sendiri adalah untuk mengembalikan fungsi penderita semaksimal mungkin, dari kondisi abnormal ke normal yang dikerahkan pada kecacatan fisik maupun mental, dengan memberikan aktivitas yang terencana dengan memperhatikan kondisi penderita, sehingga penderita diharapkan dapat mandiri didalam keluarga maupun masyarakat.

Aktivitas yang diberikan di Bagian Terapi Okupasi adalah :

-Aktivitas kehidupan sehari-hari/ADLAktivitas ini diberikan agar penderita dapat mandiri tanpa tergantung orang lain.

-Aktivitas BermainBermain ini diharapkan untuk dapat memperbaiki konsentrasi, koordinasi, motorik serta menumbuhkan bakat, hobby, minat serta kesenangan.

-Seni dan Hasta KaryaUntuk memberikan kesempatan pada penderita dalam mencapai suatu hasil yang maksimal, yang mengandung unsur-unsur kedewasaan dan kerumah tangga yang disesuaikan dengan kapasitas penderita.

10. Komplikasi, Prognosis dan Pencegahan poliomielitisKomplikasi PoliomielitisKomplikasi yang paling berat adalah kelumpuhan yang menetap. Kelumpuhan terjadi sebanyak kurang dari 1 dari setiap 100 kasus, tetapi kelemahan satu atau beberapa otot, sering ditemukan. Kadang bagian dari otak yang berfungsi mengatur pernafasan terserang polio, sehingga terjadi kelemahan atau kelumpuhan pada otot dada.Beberapa penderita mengalami komplikasi 20-30 tahun setelah terserang polio. Keadaan ini disebut sindroma post-poliomielitis, yang terdiri dari kelemahan otot yang progresif, yang seringkali menyebabkan kelumpuhan.

Pencegahan PoliomielitisVaksin polio merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak.Terdapat 2 jenis vaksin polio: Vaksin Salk, merupakan vaksin virus polio yang tidak aktif Vaksin Sabin, merupakan vaksin virus polio hidup.Yang memberikan kekebalan yang lebih baik (sampai lebih dari 90%) dan yang lebih disukai adalah vaksin Sabin per-oral (melalui mulut).Tetapi pada penderita gangguan sistem kekebalan, vaksin polio hidup bisa menyebabkan polio. Karena itu vaksin ini tidak diberikan kepada penderita gangguan sistem kekebalan atau orang yang berhubungan dekat dengan penderita gangguan sistem kekebalan karean virus yang hidup dikeluarkan melalui tinja.

Dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio dan hendak mengadakan perjalanan ke daerah yang masih sering terjadi polio, sebaiknya menjalani vaksinasi terlebih dahulu.

Prognosis PoliomielitisPrognosis tergantung kepada jenis polio (subklinis, non-paralitik atau paralitik) dan bagian tubuh yang terkena. Jika tidak menyerang otak dan korda spinalis, kemungkinan akan terjadi pemulihan total. Jika menyerang otak atau korda spinalis, merupakan suatu keadaan gawat darurat yang mungkin akan menyebabkan kelumpuhan atau kematian (biasanya akbiat gangguan pernafasan).Pada bentuk paralitik bergantung pada bagian mana yang terkena. Tipe bulber prognosisnya buruk, kematian biasanya karena kegagalan fungsi pusat pernafasan atau infeksi sekunder pada jalan nafas. Otot-otot yang lumpuh dan tidak pulih kembali menunjukkan paralisis tipe flasiddengan atonia (tidak ada kontraksi otot), arefleksi (tidak adanya refleks), dan degenerasi (kemunduran fungsi sel).

LANGKAH 4. SISTEMATIK MASALAH

LANGKAH 5. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan modul ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan bermacam-macam gejala lumpuh anggota gerak yang kemungkinan disertai dengan gangguan kejiawaan yang dapat menyertai , meliputi diagnosis, penanganan, dan rehabilitasi penderita dengan gangguan lumpuh anggota gerak.

LANGKAH 6. BELAJAR MANDIRILANGKAH 7. PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA

Ethel, Sloane. 2004, Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC.Ganiswarna, G sulistia. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Jakarta : Penerbit Fakultas Kedokteran UI.Junqueira, Luiz Carlos. 2007. Histologi dasar: teks dan atlas. Jakarta : EGC.Olson, James. 2003. Belajar Mudah Farmakologi. Jakarta: EGC.Price, A. Sylvia & Wilson, Lorraine M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Prosees-proses penyakit Edisi 6 Volume 2. Alih bahasa: Brahm U. Pendit, et. al. Jakarta: EGC.Tjong, Tan Hoan, dan Kirana Rahardja. 2002. Obat-obat Penting Edisi Kelima. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.Mycek, dkk. -. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2. Jakarta : Widya Medika.Anonim. 2001. Buku Ajar Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : Gajah Mada Press.dr.Setyo Wahyu Wibowo , dkk.2007. Hand out : Rehabilitasi PsikoFisikal. UPIdr. Heru Wijono Sp.Pd ( sindroma pasca polio )