laporan pembiayaan kesehatan
DESCRIPTION
pembiayaan kesehatanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit sebagai suatu organisasi sosio-ekonomi, seperti organisasi ekonomi
lainnya,memerlukan pembiayaan untuk dapat menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatannya.
Mengacu kepada hal tersebut maka dapat dipahami di sini bahwa yang dimaksud dengan
pembiayaan sebetulnya adalah pendanaan (financing) untuk kegiatan. Secara umum, di
rumah sakit hal ini biasanya dikaitkan dengan pembiayaan dua kegiatan pokok yaitu:
investasi dan operasional. Dari kedua kegiatan pokok tersebut, pembiayaan kegiatan
operasional umumnya dapat dilakukan dengan menggunakan dana yang berasal dari kegiatan
layanan penderita. Tetapi tidak jarang pula terjadi hal di mana kegiatan operasional rumah
sakit memerlukan pendanaan yang relatif tidak sedikit. Dalam hal ini,pembiayaan kegiatan
biasanya dilakukan dengan menggunakan sumber di luar rumah sakit. Di lain pihak, kegiatan
investasi umumnya memerlukan pembiayaan yang relatif besar dan tidak selalu dapat
ditunjang dari penghasilan operasional. Untuk hal ini jelas dibutuhkan sumber pendanaan dari
luar rumah sakit. Dari bahasan di atas dapat dipahami bahwa pembicaraan mengenai struktur
pembiayaan rumah sakit, baik untuk kegiatan investasi dan operasional, harus dikaitkan
dengan jenis sumber pembiayaan yang ada di dalam dan di luar rumah sakit.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja syarat pembiayaan kesehatan?
2. Apa saja hambatan dan solusi dari pembiayaan kesehatan?
3. Bagaimana kegiatan investasi di Rumah sakit?
4. a.Bagaimana pola pembiayaan kesehatan secara umum?
b.Bagaimana pola pembiayaan di Rumah Sakit?
1
1.3 Tujuan
1. Mampu Mengetahui dan memahami syarat pembiayaan kesehatan.
2. Mampu Mengetahui dan memahami hambatan dan solusi dari pembiayaan kesehatan.
3. Mampu Mengetahui dan memahami kegiatan investasi di Rumah sakit.
4. Mampu Mengetahui dan memahami pola pembiayaan kesehatan secara umum dan
pola pembiayaan di Rumah Sakit.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat (Azrul A, 1996).
Dari pengertian tersebut tampak ada dua sudut pandang ditinjau dari:
a. Penyelenggara pelayanan kesehatan (provider) yaitu besarnya dana untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang berupa dana investasi serta dana
operasional.
b. Pemakai jasa pelayanan yaitu besarnya dana yang dikeluarkan untuk dapat suatu
upaya kesehatan.
Tujuan sistem pembiayaan kesehatan adalah :
1. Tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi.
2. Teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna.
3. Untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Adanya sektor pemerintah dan sektor swasta dalam penyelenggaraan kesehatan sangat
mempengaruhi perhitungan total biaya kesehatan suatu negara.Total biaya dari sektor
pemerintah tidak dihitung dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh pemakai jasa (income
pemerintah), tapi dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh pemerintah (expence) untuk
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.Total biaya kesehatan adalah penjumlahan biaya dari
sektor pemerintah dengan besarnya dana yang dikeluarkan pemakai jasa pelayanan untuk
sektor swasta.
Dalam membicarakan pembiayaan kesehatan yang penting adalah bagaimana
memanfaatkan biaya tersebut secara efektif dan efisien baik ditinjau dari aspek ekonomi
maupun sosial dengan tujuan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan.
Dengan demikian suatu pembiayaan kesehatan dikatakan baik,bila jumlahnya mencukupi
untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dengan penyebaran dana
3
sesuai kebutuhan serta pemanfaatan yang diatur secara seksama, sehingga tidak terjadi
peningkatan biaya yang berlebihan.
Dilihat dari pembagian pelayanan kesehatan, biaya kesehatan dibedakan atas:
a. Biaya pelayanan kedokteran yaitu biaya untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan pelayanan kedokteran, tujuan utamanya lebih ke arah pengobatan dan
pemulihan dengan sumber dana dari sektor pemerintah maupun swasta.
b. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat yaitu biaya untuk menyelenggarakan
dan memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat,tujuan utamanya lebih ke arah
peningkatan kesehatan dan pencegahan dengan sumber dana terutama dari sektor
pemerintah.
Pelayanan kesehatan dibiayai dari berbagai sumber, yaitu:
a. Pemerintah,baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (propinsi dan
kabupaten/kota) dengan dana berasal dari pajak(umum dan penjualan), deficit
financial (pinjaman luar negeri) serta asuransi sosal.
b. Swasta, dengan sumber dana dari perusahaan, asuransi kesehatan swasta,sumbangan
sosial, pengeluaran rumah tangga serta communan self help.
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Syarat pembiayaan kesehatan
Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok yaitu:
1. Jumlah
Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup.
Yang dimaksud cukup adalah dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya
kesehatan yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat yang ingin
memanfaatkannya.
2. Penyebaran
Berupa penyebaran dana yang harus sesuai dengan kebutuhan. Jika dana yang
tersedia tidak dapat dialokasikan dengan baik, niscaya akan menyulitkan
penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
3. Pemanfaatan
Sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika pemanfaatannya tidak
mendapat pengaturan yang optimal, niscaya akan banyak menimbulkan masalah,
yang jika berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan.
Untuk dapat melaksanakan syarat – syarat pokok tersebut perlu dilakukan beberapa hal,
antara lain :
1. Peningkatan efektifitasnya. Peningkatan efektifitas dilakukan dengan mengubah
penyebaran atau alokasi penggunaan sumber dana. Berdasarkan pengalaman yang
dimiliki, maka alokasi tersebut lebih diutamakan pada upaya kesehatan yang
menghasilkan dampak yang lebih besar,misalnya mengutamakan upaya
pencegahan, bukan pengobatan penyakit.
2. Peningkatan efisiensi. Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan
berbagai mekanisme pengawasan dan pengendalian.
5
Mekanisme yang dimaksud untuk peningkatan efisiensi antara lain:
a. Standar minimal pelayanan. Tujuannya adalah menghindari pemborosan. Pada
dasarnya ada dua macam standar minimal yang sering dipergunakan yakni:
i. standar minimal sarana, misalnya standar minimal rumah sakit dan standar
minimal laboratorium.
ii. standar minimal tindakan, misalnya tata cara pengobatan dan perawatan
penderita, dan daftar obat-obat esensial. Dengan adanya standard minimal
pelayanan ini, bukan saja pemborosan dapat dihindari dan dengan demikian
akan ditingkatkan efisiensinya, tetapi juga sekaligus dapat pula dipakai
sebagai pedoman dalam menilai mutu pelayanan.
b. Kerjasama. Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi ialah
memperkenalkan konsep kerjasama antar berbagai sarana pelayanan kesehatan.
Terdapat dua bentuk kerjasama yang dapat dilakukan yakni:
i. Kerjasama institusi, misalnya sepakat secara bersama-sama membeli peralatan
kedokteran yang mahal dan jarang dipergunakan. Dengan pembelian dan
pemakaian bersama ini dapat dihematkan dana yang tersedia serta dapat pula
dihindari penggunaan peralatan yang rendah. Dengan demikian efisiensi juga
akan meningkat.
ii. Kerjasama sistem, misalnya sistem rujukan, yakni adanya hubungan
kerjasama timbal balik antara satu sarana kesehatan dengan sarana kesehatan
lainnya.
3.2 Hambatan dan solusi dari pembiayaan kesehatan
Kecenderungan meningkatnya biaya pemeliharaan kesehatan menyulitkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya. Keadaan ini terjadi terutama
pada keadaan dimana pembiayaannya harus ditanggung sendiri ("out of pocket") dalam sistim
tunai ("fee for service").
Kenaikan biaya kesehatan terjadi akibat penerapan teknologi canggih, karakter supply
induced demand dalam pelayanan kesehatan, pola pembayaran tunai langsung ke pemberi
pelayanan kesehatan, pola penyakit kronik dan degeneratif, serta inflasi. Kenaikan biaya
pemeliharaan kesehatan itu semakin sulit diatasi oleh kemampuan penyediaan dana
6
pemerintah maupun masyarakat. Peningkatan biaya itu mengancam akses dan mutu
pelayanan kesehatan dan karenanya harus dicari solusi untuk mengatasi masalah pembiayaan
kesehatan ini.
Masalah-masalah dan solusi dalam pembiayaan kesehatan diantaranya adalah :
1. Kurangnya dana yang tersedia
Kurangnya dana yang tersedia adalah hambatan yang paling sering terjadi.
Solusinya mengarah pada peningkatan pendanaan kesehatan agar mencukupi
untuk mendukung pembangunan kesehatan sebagai investasi sumber daya
manusia.
Sumber dana dan penggalian dana untuk biaya kesehatan bisa didapatkan dari :
a. Pemerintah
Upaya yang dilakukan disini adalah meningkatkan alokasi biaya kesehatan dalam
anggaran pendapatan dan belanja negara.
b. Badan lain diluar pemerintah
Termasuk dalam kegiatan ini adalah menghimpun dana dari sumber masyarakat
serta dari sumber bantuan luar negeri.
2. Penyebaran dana yang tidak sesuai dengan kebutuhan (equity - fairness)
Penyebaran dana yang tidak sesuai juga akan menimbulkan hambatan dalam
pembiayaan kesehatan walaupun dana yang tersedia sudah mencukupi, seperti dana
yang kebanyakan justru beredar di perkotaan, padahal jika ditinjau dari penyebaran
penduduk di negara berkembang kebanyakan bertempat tinggal di daerah pedesaan.
Solusinya adalah dengan menyempurnakan sistem pelayanan sehingga dana
pelayanan kesehatan dapat tersebar dan termanfaatkan dengan baik.
3. Pemanfaatan yang tidak tepat
Walaupun dana yang tersedia mencukupi dan telah tersebar sesuai porsinya tetapi
jika dalam memanfaatkannya tidak maksimal dan bahkan disalahgunakan oleh
pihak pihak yang tidak bertanggung jawab maka akan terjadi masalah dalam
pembiayaan kesehatan. Solusinya adalah dengan menyempurnakan sistem
pelayanan dan memberikan pelatihan kepada tenaga pengelola sehingga dana
yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik.
7
4. Pengelolaan dana yang belum sempurna
Pengelolaan dana yang belum sempurna menyebabkan pemborosan yang
mengakibatkan masalah pembiayaan. Solusinya adalah dengan memperbaiki
sistem pengelolaan dan meningkatkan SDM dengan cara pembekalan ilmu agar
dapat mengelola dana dengan baik.
5. Biaya kesehatan yang makin meningkat
Kenaikan biaya kesehatan terjadi bisa karena Inflasi dan demand yang meningkat.
Inflasi yang terjadi di masyarakat seperti kenaikan harga otomatis meningkatkan
biaya investasi dan biaya operasional pelayanan kesehatan. Yang kedua adalah
permintaan/demand yang meningkat dikarenakan kuantitas dan kualitas penduduk
juga meningkat. Solusinya salah satunya adalah dengan melakukan peningkatan
efisiensi dalam hal kerjasama seperti pemakaian bersama alat alat canggih dengan
rumah sakit lainnya sehingga tidak perlu membeli peralatan canggih sendirian yang
memerlukan biaya yang sangat besar.
6. Kemajuan IPTEK
Kemajuan IPTEK menyebabkan biaya yang dikeluarkan untuk berobat dan
pembiayaan kesehatan juga semakin tinggi karena alat alat yang digunakan semakin
mahal. Solusinya adalah dengan menggunakan alat- alat yang sederhana tetapi
memiliki kegunaan yang sama atau menggunakan alat canggih hanya jika memang
benar benar dibutuhkan sehingga tidak terjadi pemborosan.
7. Perubahan pola penyakit (triple burden)
Perubahan pola penyakit yang semakin kompleks dan parah menyebabkan
pembiayaan kesehatan yang semakin tinggi. Solusinya adalah dengan peningkatan
efektifitas yaitu memberikan usaha preventif dan promotif untuk menghindari
penyakit yang bertambah parah sehingga biaya kesehatan dapat diminimalisasi.
8. Perubahan pola pelayanan kesehatan (fragmented health services)
Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi oleh Perubahan pola pelayanan
kesehatan. Saat ini sebagai akibat dari berkembangnya spesialisasi dan sub
spesialisasi menyebabkan pelayanan kesehatan menjadi terkotak – kotak dan satu
sama lain tidak berhubungan, akibatnya tidak mengherankan jika sering dilakukan
8
pemeriksaan yang sama secara berulang – ulang yang pada akhirnya membebani
pasien karena biaya pelayanan juga menjadi bertambah. Solusinya adalah dengan cara
efisiensi pemeriksaan yang terfokus pada satu bidang tanpa harus membagi baginya
untuk mengurangi pemborosan.
9. Lemahnya mekanisme pengendalian biaya
Lemahnya mekanisme pengendalian biaya menyebabkan biaya yang tersedia menjadi
boros dan tidak tercapainya tujuan. Maka dari itu solusinya adalah dengan
memberlakukan peraturan sertifikat kebutuhan yang artinya penambahan saran dan
fasilitas kesehatan baru hanya dibenarkan apabila dapat dibuktikan adanya kebutuhan
masyarat terhadap sarana dan fasilitas tersebut sehingga dapat dihindari dibelinya
berbagai saran dan fasilitas yang berlebihan atau tidak dibutuhkan. Selain itu solusi
lainnya adalah dengan pengawasan yang ketat sehingga dapat dihindari pelayanan
kesehatan yang berlebihan.
10. Penyalahgunaan asuransi kesehatan
Asuransi kesehatan yang tidak tepat sasaran akan menimbulkan masalah – masalah
pembiayaan. Solusinya adalah dengan memperketat sistem pengawasan agar tidak
terjadi penyalahgunaan dan pemborosan.
3.3 Kegiatan Investasi di Rumah Sakit
Kegiatan investasi di rumah sakit yang biasanya terjadi dalam bentuk pengadaan alat
kedokteran pada umumnya terkait dengan beberapa hal antara lain :
i. Perluasan spesialisasi tenaga dan peralatan
ii. Obsolesensi alat yang relatif cepat
iii. Penambahan jumlah layanan
iv. Perluasan jenis layanan
Investasi di Rumah sakit bisa digolongkan menjadi 2 yaitu investasi jangka panjang dan
investasi jangka pendek. Investasi jangka pendek seperti bahan ahabis pakai, obat – obatan
dan ATK. Sedangkan jangka panjang seperti gedung, alat medik dan alat non medik.
Kebutuhan pembiayaan terhadap kegiatan investasi akibat dari hal di atas sering
memerlukan dana yang relatif besar. Dana ini harus dicari dari sumber yang tersedia baik di
9
dalam maupun (umumnya) di luar rumah sakit. Terdapat beberapa jenis sumber dana dengan
karakteristiknya yang dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan kegiatan investasi, yaitu :
i. Hutang jangka pendek tanpa bunga
ii. Hutang jangka pendek dengan bunga
iii. Hutang jangka menengah
iv. Hutang jangka panjang
v. Equity
Adanya karakteristik masing-masing itulah yang kemudian akan membuat pimpinan
rumah sakit harus menentukan pilihan pemanfaatan sumber dana yang paling efisien. Untuk
itu, berikut akan diuraikan secara ringkas kelima sumber tersebut.
a. Hutang jangka pendek tanpa bunga
Jenis dana seperti ini biasanya memang tidak menunjukkan secara eksplisit adanya
bunga bila dana ini dimanfaatkan. Sebetulnya dana ini secara implisit tetap
mengandung pengertian ‘bunga’ yaitu dalam bentuk pemahaman terhadap opportunity
cost-nya. Di rumah sakit, jenis dana seperti ini ditemukan dalam bentuk: pembayaran
di muka dari penderita dan pembayaran kredit kepada pemasok (supplier).
Pembayaran di muka dapat berasal dari: uang muka penderita, pembayaran layanan di
muka tanpa potongan dan dengan potongan (discount). Dasar perhitungan dari
efisiensi pemanfaatan dana ini terkait dengan beberapa hal penting yaitu :
– Lamanya hari uang telah diterima atau masih ditahan
– Suku bunga bank yang berlaku pada saat itu
– Besarnya rate of return
b. Hutang jangka pendek dengan bunga
Umumnya didapat dalam bentuk pinjaman dari bank atau lembaga keuangan bukan
bank yang jatuh temponya di bawah satu tahun dengan membebani peminjam dengan
suku bunga yang relatif tinggi. Pada dasarnya pinjaman jangka pendek seperti ini
membutuhkan adanya jaminan atau agunan dalam bentuk yang relatif likuid dan
adanya kepercayaan terhadap debitur.
Dikenal dalam bentuk beberapa antara lain :
10
• Pinjaman rekening koran
• Pinjaman dengan agunan SPK/kontrak kerja
• Pinjaman dengan agunan deposito
• Penjualan surat berharga
c. Hutang jangka menengah
Setiap dana yang tersedia dari hutang dengan tempo selama 1 sampai 10 tahun
biasanya dimasukkan dalam kelompok ini. Hutang jenis ini umumnya memiliki
tingkat suku bunga yang lebih rendah dari hutang jangka pendek dan jenis agunan
yang tingkat likuiditasnya tidak terlalu tinggi. Janis agunan yang dapat diterima antara
lain adalah peralatan, sarana fisik (gedung atau tanah). Kelompok keuangan seperti
bank, asuransi dan yayasan dana pensiun umumnya memberikan kesempatan kepada
rumah sakit yang memerlukan pendanaan untuk investasi jangka pendek. Bentuk lain
yang sering dijumpai adalah leasing yang relative cepat pengadaannya dan biasanya
tidak memberikan beban biaya di muka bagi leasor. Walaupun demikian, kemudahan
cara leasing ini perlu dikaji secara cermat dengan bandingan terhadap cara pendanaan
lainnya yang mirip.
d. Hutang jangka panjang
Hutang jenis ini umumnya dimanfaatkan untuk pembiayaan pembangunan atau sarana
fisik rumah sakit dan alat kedokteran yang relatif canggih. Karena waktu jatuh tempo
yang lebih lama dari 10 tahun dan tingkat suku bunga yang relatif rendah umumnya
hanya bank pemerintah yang dapat menyediakannya. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa jenis dana seperti ini akan wajar bila diprioritaskan bagi rumah sakit
yang dibantu atau secara filantrofis membantu pemerintah dalam pelayanannya.
Adanya struktur pembiayaan kegiatan investasi yang berasal dari hutang-hutang di
atas menimbulkan istilah yang dikenal sebagai financial leverage. Istilah ini pada
dasarnya menjelaskan tentang hubungan antara hutang dengan besarnya keseluruhan
kekayaan di suatu rumah sakit.
e. Equity
Terdapat 3 jenis sumber dana yang berasal dari equity yang dapat digunakan untuk
pembiayaan kegiatan investasi di rumah sakit nirlaba yaitu :
11
a. sumber filantrofis
b. subsidi pemerintah
c. pemasukan rumah sakit
Kedua jenis sumber yang pertama sering diasumsikan sebagai sumber pembiayaan
yang bebas biaya (zero cost), sebetulnya ini merupakan suatu kesalahpahaman. Untuk
mendapatkan dana tersebut ternyata diperlukan biaya administratif yang dalam
perhitungan efisiensi pemanfaatannya tidak bisa diabaikan begitu saja. Untuk rumah
sakit laba, sumber pembiayaan untuk investasi yang berasal equity jelas dapat dilihat
dalam bentuk saham utama dan biasa dari pemilik modal. Perlu diperhatikan di sini
bahwa saham utama memiliki tingkat prioritas yang lebih tinggi dari saham biasa. Hal
ini hanya berlaku untuk penguangan saham tersebut bila terjadi kebangkrutan usaha,
tetapi tidak berlaku dalam pembagian keuntungan.
3.4 Pola Pembiayaan Kesehatan
3.4.1 Pola Pembiayaan Kesehatan secara Sistem umum
a. Penataan Terpadu (managed care)
Merupakan pengurusan pembiayaan kesehatan sekaligus dengan pelayanan
kesehatan. Pada saat ini penataan terpadu telah banyak dilakukan di
masyarakat dengan program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat atau
JPKM. Managed care membuat biaya pelayanan kesehatan yang dikeluarkan
bisa lebih efisien.
Persyaratan agar pelayanan managed care di perusahaan dapat berhasil
baik, antara lain:
1. Para pekerja dan keluarganya yang ditanggung perusahaan harus
sadar bahwa kesehatannya merupakan tanggung jawab masing-
masing atau tanggung jawab individu. Perusahaan akan membantu
upaya untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Hal ini perlu untuk menghidari bahaya moral hazard
2. Para pekerja harus menyadari bahwa managed care menganut sistem
rujukan.
3. Para pekerja harus menyadari bahwa ada pembatasan fasilitas
berobat, misalnya obat yang digunakan adalah obat generik kecuali
bila keadaan tertentu memerlukan life saving.
4. Prinsip kapitasi dan optimalisasi harus dilakukan.
12
b. Reimbursement
Perusahaan membayar biaya pengobatan berdasarkan fee for services. Sistem
ini memungkinkan terjadinya over utilization. Penyelewengan biaya
kesehatan yang dikeluarkan pun dapat terjadi akibat pemalsuan identitas dan
jenis layanan oleh karyawan maupun provider layanan kesehatan.
c. Asuransi
Perusahaan bisa menggunakan modal asuransi kesehatan dalam upaya
melaksanakan pelayanan kesehatan bagi pekerjanya. Dianjurkan agar asuransi
yang diambil adalah asuransi kesehatan yang mencakup seluruh jenis
pelayanan kesehatan (comprehensive), yaitu kuratif dan preventif. Asuransi
tersebut menanggung seluruh biaya kesehatan, atau group health insurance
(namun kepada pekerja dianjurkan agar tidak berobat secara berlebihan).
d. Pemberian Tunjangan Kesehatan
Perusahaan yang enggan dengan kesukaran biasanya memberikan tunjangan
kesehatan atau memberikan lumpsum biaya kesehatan kepada pegawainya
dalam bentuk uang. Sakit maupun tidak sakit tunjangannya sama. Sebaiknya
tunjangan ini digunakan untuk mengikuti asuransi kesehatan (family health
insurance). Tujuannya adalah menghindari pembelanjaan biaya kesehatan
untuk kepentingan lain, misalnya untuk membeli rokok, minuman beralkohol,
dan hal – hal lain yang malah merugikan kesehatannya.
Rumah Sakit Perusahaan.
Perusahaan yang mempunyai pegawai berjumlah besar akan lebih
diuntungkan apabila mengusahakan suatu rumah sakit untuk keperluan
pegawainya dan keluarga pegawai yang ditanggungnya. Dalam praktisnya,
rumah sakit ini bisa juga dimanfaatkan oleh masyarakat bukan pegawai
perusahaan tersebut. Menyangkut kesehatan pegawainya, rumah sakit
perusahaan harus menyiapkan rekam medis khusus, yang lebih lengkap, dan
perlu dievaluasi secara periodik. Perlu diingatkan bahwa pelayanan kesehatan
yang didapat dari rumah sakit perusahaan diupayakan bisa lebih baik bila
dibandingkan jika dilayani oleh rumah sakit lain. Dengan demikian, pegawai
perusahaan yang dirawat akan merasa puas dan bangga terhadap fasilitas yang
13
disediakan. Rasa senang menerima fasilitas kesehatan ini akan membuahkan
semangat bekerja untuk membalas jasa perusahaan yang dinikmatinya.
3.4.2 Cara Pembiayaan Kesehatan
Uang yang dibayarkan untuk pelayanan kesehatan dapat dibayarkan dalam empat
cara:
1. Out of Pocket (OOP)
Pada umumnya ketika melakukan pembayaran untuk layanan kesehatan di
rumah sakit, hanya ada dua pihak yang dilibatkan, yaitu pasien atau keluarga
sebagai penerima layanan dan rumah sakit sebagai pemberi layanan. Yang
mana pihak penerima layanan (pasien) akan membayar langsung kepada
pemberi layanan (rumah sakit). Dengan cara ini pasien membayar langsung
kepada dokter atau pembeli pelayanan kesehatan lainnya untuk pelayanan
kesehatan yang sudah diterima. Aspek positif metoda ini, pasien menjadi
Lebih menghargai nilai ekonomi dari pelayanan kesehatan yang diteima
sehingga menghindari penggunaan pelayanan kesehatan secara berlebihan.
Aspek negatif nya pasien dan keluarga akan sangat rentan untuk mengalami
pengeluaran bencana (catastrophic expenditure), karena harus membayar
biaya kesehatan yang mahal pada suatu saat ketika sakit, sehingga bisa
menyebabkan pasien dan keluarganya jatuh miskin.
2. Asuransi
Terdapat pihak lain yang campur tangan dalam pembayaran pelayanan
kesehatan pasien, yaitu perusahaan asuransi atau pihak lainya.
Pembayaran oleh pihak ketiga bisa melalui cara:
- Pasien membayar dahulu ke rumah sakit, lalu tagihan akan diklaim ke
perusahaan asuransi sehingga biaya yang ikeluarkan pasien akan diganti.
- Rumah sakit langsung menagih biaya pelayanan yang diberikan pada
pasien kepada perusahaan asuransi.
3. Pajak atau taxation
Pemerintah Indonesia telah menarik pajak umum, Pemerintah membayar
sebagian darai biaya pelayanan kesehatan pasien yang diberikan pada fasilitas
kesehatan pemerintah, misalnya Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah
Pusat maupun Daerah. Pasien harus membayar sebagian dari pelayanan
kesehatan yang digunakan, disebut User fee (user charge). Di Indonesia
14
terdapat skema Jamkesmas yang membebaskan semua biaya pelayanan
kesehatan di tingkat primer maupun sekunder yang disediakan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan Pemerintah
4. Medical Saving Account (MSA, personal saving account )
Mengharuskan warga menabung uang untuk membiayai pelayanan kesehatan
sendiri. Sejauh ini hanya Singapore yang menggunakan sistem ini. Sistem
ini memproteksi generasi berikutnya dari biaya-biaya akibat generasi kini.
3.4.3 Unsur pembiayaan Kesehatan
Subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari tiga unsur utama yaitu penggalian
dana, alokasi dana, dan pembelanjaan
1. Penggalian dana adalah kegiatan menghimpun dana yang diperlukan
untuk penyelenggaraan upaya kesehatan dan atau pemeliharaan kesehatan.
Terdapat dua jenis penggalian dana, yaitu:
a. Penggalian dana untuk UKM
Sumber dana untuk UKM (Unit Kesehatan masyarakat) terutama
berasal dari pemerintah baik pusat maupun daerah, melalui pajak
umum, pajak khusus, bantuan dan pinjaman, serta berbagai sumber
lainnya. Sumber dana lain untuk upaya kesehatan masyarakat adalah
swasta serta masyarakat. Sumber dari swasta dihimpun dengan
menerapkan prinsip publik-private partnership yang didukung dengan
pemberian sentif, misalnya keringanan pajak untuk setiap dana yang
disumbangkan.
Sumber dana dari masyarakat dihimpun secara aktif oleh
masyarakat sendiri guna membiayai upaya kesehatan masyarakat
misalnya dalam bentuk dana sehat, atau dilakukan secara pasif, yakni
menambahkan aspek kesehatan dalam rencana pengeluaran dari dana
yang sudah terkumpul dimasyarakam, misalnya dana sosial
keagamaan.
b. Penggalian dana untuk UKP
Sumber dana untuk UKP (Unit Kesehatan Perorangan) berasal dari
masing-masing individu dalam satu kesatuan keluarga. Bagi
masyarakat rentan dan keluarga miskin, sumber dananya berasal dari
pemerintah melalui mekanisme jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.
15
2. Pengalokasian dana adalah penetapan peruntukan pemakaian dana yang
telah berhasil dihimpun, baik yang bersumber dari pemerintah,
masyarakat, maupun swasta. Terdapat dua jenis pengalokasian dana:
a. Alokasi dana dari pemerintah
Alokasi dana yang berasal dari pemerintah untuk UKM dan UKP
dilakukan melalui penyusunan anggaran pendapatan dan belanja, baik
pusat maupun daerah, sekurang-kurangnya 5% dari PDB atau 15% dari
total anggaran pendapatan dan belanja setiap tahunnya.
b. Alokasi dana dari masyarakat
Alokasi dana yang berasal dari masyarakat untuk UKM dilaksanakan
berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan kemampuan.
Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui kepesertaan dalam program
jaminan pemeliharaan kesehatan wajib dan atau sukarela.
3. Pembelanjaan dana adalah pemakaian dana yang telah dialokasikan dalam
anggaran pendapatan dan belanja sesuai dengan peruntukannya dana atau
dilakukan melalui jaminan pemeliharaan kesehatan wajib atau sukarela.
Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan publik-private partnership
digunakan untuk membiayai UKM. Pembiayaan kesehatan yang terkumpul
dari Dana Sehat dan Dana Sosial Keagamaan digunakan untuk membiayai
UKM dan UKP. Pembelanjaan untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat
rentan dan kesehatan keluarga miskin dilaksanakan melalui Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan wajib. Sedangkan pembelanjaan untuk
pemeliharaan kesehatan keluarga mampu dilaksanakan melalui Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan wajib dan atau sukarela. Di masa mendatang,
biaya kesehatan dari pemerintah secara bertahap digunakan seluruhnya
untuk pembiayaan UKM dan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
rentan dan keluarga miskin.
3.4.4 Sumber dana
Sumber dana biaya kesehatan berbeda pada beberapa negara, namun secara garis
besar berasal dari:
16
1. Bersumber dari anggaran pemerintah
Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sepenuhnya
ditanggung oleh pemerintah.Pelayanannya diberikan secara cuma-cuma oleh
pemerintah sehingga sangat jarang penyelenggaraan pelayanan kesehatan disediakan
oleh pihak swasta. Untuk negara yang kondisi keuangannya belum baik, sistem ini
sulit dilaksanakan karena memerlukan dana yang sangat besar.
2. Bersumber dari anggaran masyarakat
Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini mengharapkan agar
masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam penyelenggaraan maupun
pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak adanya pelayanan-pelayanankesehatan
yang dilakukan oleh pihak swasta, dengan fasilitas dan penggunaan alat-alat
berteknologi tinggi disertai peningkatan biaya pemanfaatan atau penggunaannya oleh
pihak pemakai jasa layanan kesehatan tersebut.
3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan penyakit –
penyakit tertentu cukup sering diperoleh dari bantuan biaya pihak lain, misalnya oleh
organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain. Misalnya bantuan dana dari luar
negeri untuk penanganan HIV dan virus H5N1 .
4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat
Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat mengakomodasi
kelemahan – kelemahan yang timbul pada sumber pembiayaan kesehatan
sebelumnya. Tingginya biaya kesehatan yang dibutuhkan ditanggung sebagian oleh
pemerintah dengan menyediakan layanan kesehatan bersubsidi. Sistem ini juga
menuntut peran serta masyarakat dalam memenuhi biaya kesehatan yang dibutuhkan
dengan mengeluarkan biaya tambahan.
3.4.5 Pola Pembiayaan di Rumah Sakit
Sistem Paket ( Budget Sistem )
Sistem paket adalah suatu sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang
dihitung anggaran biaya yang disediakan untuk suatu kelompok pelayanan.
Misalnya biaya perhari rawat inap atau biaya keseluruhan rawat yang diperlukan
oleh suatu rumah sakit dalam melayani pasien/keluarga atau peserta asuransi
untuk periode tertentu.
17
Strategi pentarifan yang dipilih adalah paket hemat atau paket harga.
Paket adalah sejumlah pembiayaan dalam jumlah yang pasti yang merupakan
komponen dari seluruh atau sebagian pembayaran jasa. Jasa yang dimaksud
adalah sarana, obat – obatan dan administrasi.
Kebijaksanaan yang dipilih dalam pentarifan adalah memberikan
pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan bukan keinginan medis, sebenarnya
dalam sistem paket ini dapat bermanfaat bila dalam pentarifan semua tenaga di
kamar operasi dilibatkan mengenai tarif.
18
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Tujuan sistem pembiayaan kesehatan
adalah tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi,teralokasi
secara adil dan termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna dan untuk
menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Syarat pembiayaan kesehatan
a. Jumlah
b. Penyebaran
c. Pemanfaatan
Hambatan atau masalah dalam pembiayaan kesehatan
1. Kurangnya dana yang tersedia
2. Penyebaran dana yang tidak sesuai dengan kebutuhan
3. Pemanfaatan yang tidak tepat
4. Pengelolaan dana yang belum sempurna
5. Biaya kesehatan yang makin meningkat
- Inflasi
- Demand yang meningkat
6. Kemajuan IPTEK
7. Perubahan pola penyakit (triple burden)
8. Perubahan pola pelayanan kesehatan (fragmented health services )
9. Lemahnya mekanisme pengendalian biaya
10. Penyalahgunaan asuransi kesehatan
19
Kegiatan investasi di rumah sakit
Kegiatan investasi yang biasanya terjadi dalam bentuk pengadaan alat kedokteran
pada umumnya terkait dengan beberapa hal antara lain :
i. Perluasan spesialisasi tenaga dan peralatan
ii. Obsolesensi alat yang relatif cepat
iii. Penambahan jumlah layanan
iv. Perluasan jenis layanan
Pola pembiayaan secara umum
a. Penataan Terpadu (managed care)
b. Sistem reimbursement
c. Asuransi
d. Pemberian Tunjangan Kesehatan
e. Rumah Sakit Perusahaan
Cara pembiayaan
a. Out of pocket funding
b. Pajak atau taxation
c. Asuransi
d. Medical saving account
Sumber Pembiayaan :
a. Pemerintah
b. Masyarakat
c. Bntuan dari dalam dan luar negeri
d. Gabungan masyarakat dan pemerintah
Pola pembiayaan di Rumah sakit dengan cara sistem paket yaitu suatu sistem
pembiayaan pelayanan kesehatan yang dihitung anggaran biaya yang disediakan untuk suatu
kelompok pelayanan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Astiena, Dr. Adila Kasni, MARS. 2009. Materi Kuliah Pembiayaan Pelayanan Kesehatan.
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Brotowasisto. 1990. Pembangunan Kesehatan di Indonesia. Prisma, vol. 19,No. 6.
Depkes RI. Sistem Kesehatan Nasional. 2009. Jakarta: Depkes RI.
Lubis, Ade Fatma. 2009. Ekonomi Kesehatan. Medan: USU Press.
Mukti A G. 2000. Berbagai Model Alternatif Sistem Penyelenggaraan
Asuransi Kesehatan di Indonesia. JMPK 03:01
Sulastomo. 2000. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Gramedia Pustaka.
21