laporan praktikum adsorpsi
TRANSCRIPT
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
Penentuan Isoterm Adsorpsi menurut Freundlich
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
Vanantia Randi Ashari 11030194005
Nur Imama 11030194050
Khoirul Nikmah 11030194208
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PROGRAM STUDI KIMIA
2014
1
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
I. Judul Praktikum :
Menentukan Isotherm Adsorpsi Menurut Freundlich
II. Tanggal Praktikum :
21 April 2014 pukul 12.30 WIB
III. Selesai Praktikum :
21 April 2014 pukul 16.00 WIB
IV. Tujuan Percobaan :
Menentukan isoterm adsorpsi menurut Freundlich pada proses adsorpsi asam
oleh karbon aktif
V. Kajian Pustaka :
Adsorpsi adalah proses pengumpulan molekul-molekul dari satu fase
dan terkonsentrasi di permukaan fase lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan
gaya-gaya pada permukaan tersebut. Singkatnya, adsorpsi adalah akumulasi
partikel pada permukaan (Atkins, 1997). Dalam adsorpsi digunakan istilah
adsorbat dan adsorben, dimana adsorbat adalah substansi yang terjerap atau
substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorben adalah
merupakan suatu media penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon.
Berdasarkan sifatnya, adsorpsi dapat dibedakan menjadi adsorpsi fisik dan
adsorpsi kimia.
Tabel Perbandingan antara Adsorpsi Fisik dan Adsorpsi Kimia
No Adsorpsi Fisik Adsorpsi Kimia
1 Disebabkan gaya van der Waals
intermolekul
Disebabkan pembentukan ikatan
kimia
2 Bergantung pada sifat gas. Gas yang
dapat dicairkan dengan mudah dapat
diadsorbsi dengan cepat.
Jauh lebih spesifik dari adsorpsi
fisika
3 Panas atau kalor dari adsorpsi kecil
(sekitar 5 kcal mol-1)
Panas atau kalor dari adsorpsi besar
(20-100 kcal mol-1)
4 Reversibel Irreversibel
2
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
No Adsorpsi Fisik Adsorpsi Kimia
5 Terjadi secara cepat pada suhu
rendah, berkurang pada saat
temperature dinaikkan
Bertambah pada saat temperature
dinaikkan
6 Kenaikan tekanan menikkan
adsorpsi, berkurangnya tekanan
menyebabkan desorpsi
Perubahan tekanan tidak
memberikan efek
7 Membentuk layar multimolekuler
pada permukaan adsorbent
Membentuk layar unimolekuler
(Arun Bahl dan B. S. Bahl, 2008 dalam Essential of Physical Chemistry)
Proses adsorpsi dalam larutan, jumlah zat teradsorpsi tergantung pada
beberapa faktor, yaitu :
a. Jenis adsorben
Apabila adsorbennya bersifat polar, maka komponen yang bersifat
polar akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan komponen yang kurang
polar.
b. Jenis adsorbat
Bergantung pada bangun molekul zat, kelarutan zat (makin mudah
larut, makin sulit diadsorpsi), taraf ionisasi (zat organik yang tidak
terionisasi lebih mudah diadsorpsi).
c. Luas permukaan adsorben
Ukuran partikel dan luas permukaan merupakan karakteristik
penting karbon aktif sesuai dengan fungsinya sebagai adsorben. Ukuran
partikel karbon mempengaruhi tingkat adsorbsi; tingkat adsorbsi naik
dengan adanya penurunan ukuran partikel.Oleh karena itu adsorbsi
menggunakan karbon PAC (Powdered Acivated Carbon) lebih cepat
dibandingkan dengan menggunakan karbon GAC (Granular Acivated
Carbon). Kapasitas total adsorbsi karbon tergantung pada luas
permukaannya.Ukuran partikel karbon tidak mempengaruhi luas
3
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
permukaanya. Oleh sebab itu GAC atau PAC dengan berat yang sama
memiliki kapasitas adsorbsi yang sama.
d. Konsentrasi zat terlarut
Senyawa terlarut memiliki gaya tarik-menarik yang kuat terhadap
pelarutnya sehingga lebih sulit diadsorbsi dibandingkan senyawa tidak
larut.
e. Temperatur
Tingkat adsorbsi naik diikuti dengan kenaikan temperatur dan turun
diikuti dengan penurunan temperatur.
Mekanisme Adsorpsi
Proses adsorpsi dapat digambarkan sebagai proses dimana molekul
meninggalkan larutan dan menempel pada permukaan zat adsorben akibat
kimia dan fisika (Reynolds,1982).
Pada proses adsorpsi terbagi menjadi 4 tahap yaitu :
1. Transfer molekul-molekul zat terlarut yang teradsorpsi menuju lapisan film
yang mengelilingi adsorben.
4
Gambar 2. Mekanisme adsorpsi
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
2. Difusi zat terlarut yang teradsorpsi melalui lapisan film (film diffusion
process).
3. Difusi zat terlarut yang teradsopsi melalui kapiler/pori dalam adsorben.
4. Adsorpsi zat terlarut yang teradsorpsi pada dinding pori atau permukaan
adsorben (proses adsorpsi sebenarnya) (Reynolds, 1982).
Isoterm Adsorpsi
Adsorpsi gas pada suatu adsorben padatan pada suatu bejana tertutup
merupakan proses reversible.
Gas bebas Gas yang teradsorpsi pada padatan
Jumlah gas yang teradsorpsi bergantung pada kesetimbangan tekanan
(P) dan temperature.
Hubungan antara kesetimbangan tekanan suatu gas dan jumlahnya
teradsorpsi pada padatan adsorben pada beberapa temperature konstan disebut
isoterm adsorpsi (Arun Bahl dan B. S. Bahl, 2008 dalam Essential of Physical
Chemistry).
Isoterm Adsorpsi Freundlich
Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya
lapisan monolayer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben.
Namun pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben
bersifat heterogen. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan
sebagai berikut :
qe = x/m = kf C1/n ...........................................................(1)
dengan x = jumlah zat yang teradsorpsi
m = jumlah adsorben
5
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
kf dan n = tetapan
Persamaan (1) dapat diubah menjadi persamaan linear menjadi,
Log qe = log (x/m) = log x – log m = log kf + 1/n log c..............................(2)
Kurva isoterm adsorpsinya ditunjukkan gambar berikut :
Apabila suatu proses adsorpsi dapat memberikan garis linear bila data-
data eksperimen diplotkan pada grafik log (x/m) vs log C maka dapat
6
Gambar 3. Kurva isoterm adsorpsi P vs x/m
Gambar 4. Kurva isoterm adsorpsi log C vs log (x/m)
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
disimpulkan bahwa peristiwa adsorpsi tersebut mengikuti isoterm Freundlich
(Tim Dosen Kimia Fisika UNESA, 2014).
Karbon aktif
Karbon aktif merupakan senyawa karbon amorph dan berpori yang
mengandung 85-95% karbon yang dihasilkan dari bahan-bahan yang
mengandung karbon (batubara, kulit kelapa, dan sebagainya) atau dari karbon
yang diperlakukan dengan cara khusus baik aktivasi kimia maupun fisika
untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Karbon aktif dapat
mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya
selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan.
Daya serap karbon aktif sangat besar, yaitu 25 sampai dengan 100% terhadap
berat karbon aktif. Karena hal tersebut maka karbon aktif banyak digunakan
oleh kalangan industri, seperti industry minyak, lemak, kimia, dan farmasi.
Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas
permukaan seluas 500-1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap
partikel-partikel yang sangat halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon
aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan
karbon tersebut. Dalam waktu 60 jam biasanya karbon aktif tersebut menjadi
jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu biasanya karbon aktif di kemas
dalam kemasan yang kedap udara. Sampai tahap tertentu beberapa jenis
karbon aktif dapat di reaktivasi kembali, meskipun demikian tidak jarang yang
disarankan untuk sekali pakai.
7
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
Gambar: struktur grafit karbon aktif
VI. Alat dan Bahan :
Alat Ukuran Jumlah
Erlenmeyer 200 mL 7 buah
Buret 50 mL 1 buah
Statif - 1 buah
Klem - 1 buah
Pipet tetes - 7 buah
Gelas ukur 10 mL, 25 mL 1 buah
Aluminium foil - 6 lembar
Bahan Ukuran
HCl 0,1 M
NaOH 0,1 M
Indikator Phenolptalein -
Activated carbon 6 gram
Aquades -
8
ditimbang sebanyak 6 kalidiaktifkan dengan memanaskan dalam oven
1 gram karbon
Karbon aktif
ditambah 100 mL larutan asam 0,125 N
diambil 10 mL
ditambah 100 mL larutan asam 0,25 N
ditambah 100 mL larutan asam 0,0156 N
ditambah 100 mL larutan asam 0,0313 N
ditambah 100 mL larutan asam 0,0625 N
ditambah 100 mL larutan asam 0,5 N
diambil 50 mL
dimasukkan masing-masing ke dalam 6 buah Erlenmeyer bertutup
dikocok secara periodik selama 30 menitdisaring tiap campuran
1 gram karbon aktif
diambil 25 mL
Filtrat 1 1
Filtrat 22
Filtrat 33
Filtrat 44
Filtrat 5Filtrat 6
Campuran 1 Campuran 2 Campuran 3 Campuran 4 Campuran 5 Campuran 6
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
VII. Alur Praktikum :
1. Aktifasi karbon
2. Adsorpsi larutan asam oleh karbon aktif
9
Volum NaOH 0,1N
Dioven selama 15 menit
Dimasukkan kedalam 6 erlenmeyer masing-masing 1 gram
6 gram karbon
Karbon aktif
Karbon aktif
V NaOH
Dititrasi dengan NaOH 0,1 N
Filtrat Residu
Ditambahkan 100 mL HCl 0,5 MDikocok secara periodik selama 30 menitDisaring
Karbon aktif dalam erlenmeyer
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
VIII. Hasil Pengamatan :
No. Alur Kerja Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
1. Aktivasi Karbon Karbon: serbuk berwarna hitam
Larutan HCl: tidak berwarna
Larutan NaOH: tidak berwarna
Larutan HCl + karbon:
campuran berwarna hitam
Setelah disaring:
Filtrat: tidak berwarna
Residu: endapan hitam
Filtrat setelah dititrasi dengan
NaOH: larutan berwarna pink
Konsentrasi HCl (M)
Volume NaOH (mL)
0,5 46,20,25 21,80,125 24,80,0625 20,80,0313 10,40,0156 7,1
Reaksi:
HCl(aq) + NaOH(aq)
NaCl(aq) + H2O(l)
Semakin besar
konsentrasi adsorbat
maka adsorpsi oleh
adsorben semakin besar
Isoterm adsorpsi
Freundlich memenuhi
kurva linier antara log C
vs log x/m
Adsorpsi larutan
HCl oleh karbon
aktif menunjukkan
kurva linier antara
log C vs log x/m
sehingga termasuk
Isoterm Adsorpsi
Freundlich
Persamaan linier
yang diperoleh y=
1,000x +0,562
Dengan Regresi= 1
10
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
11
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
IX. Analisis Data dan Pembahasan:
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan isoterm adsorpsi menurut
Freundlich pada proses adsorpsi asam yaitu larutan HCl oleh karbon aktif.
Proses adsorpsi merupakan peristiwa penyerapan suatu komponen di daerah
antar fasa atau gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada
permukaan zat lain, sebagai akibat dari pada ketidakjenuhan gaya-gaya pada
permukaan tersebut. Pada peristiwa adsorpsi, terdapat dua komponen yang
berperan yaitu komponen yang teradsorpsi yang disebut adsorbat dan
komponen tempat terjadinya penyerapan disebut adsorben.
Apabila adsorben dan adsorbat berinteraksi cukup lama maka akan
terjadi kesetimbangan antara jumlah adsorbat-adsorben dan jumlah adsorbat
di larutan. Hubungan kesetimbangan ini disebut isoterm. Isoterm adsorpsi
dapat digambarkan dengan persamaan empiris yang dikemukakan oleh
Freundlich. Asumsi dari isoterm Freundlich yaitu adsorben mempunyai
permukaan yang heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi penyerapan
yang berbeda-beda. Dalam percobaan ini zat terlarut yang diadsorpsi
(adsorbat) yaitu larutan HCl, dan zat padat yang berfungsi sebagai adsorben
adalah karbon aktif. Karbon aktif akan mengadsorpsi larutan HCl.
Aktifasi Karbon
Langkah pertama yaitu 1 gram karbon (serbuk berwarna hitam)
ditimbang sebanyak 6 kali. Kemudian karbon diaktifkan dengan cara
dipanaskan dalam oven selama ±15 menit. Tujuan pengaktifan karbon adalah
agar karbon dapat menjadi adsorben yang baik karena ketika karbon
dipanaskan, pori-pori pada permukaan karbon akan membuka dan pori-pori
tersebut menjadi aktif sehingga karbon memiliki daya serap maksimal yang
dapat digunakan untuk mengadsorpsi larutan asam HCl secara maksimal.
Selain itu pemanasan juga dilakukan untuk menghilangkan pengotor yang
terutama pengotor yang bersifat volatil yang terdapat pada karbon.
12
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
Adsorpsi larutan HCl oleh karbon aktif
Langkah pertama yang dilakukan yaitu disiapkan 6 buah Erlenmeyer,
lalu dimasukkan 1 gram karbon aktif ke dalam masing-masing Erlenmeyer.
Selanjutnya dimasukkan 100 mL larutan HCl (tidak berwarna) dengan variasi
konsentrasi sebagai berikut: 0,5N; 0,25N; 0,125N; 0,0625N; 0,0313N; dan
0,0156N kemudian ditutup rapat dengan aluminium foil. Lalu dilakukan
pengocokan secara periodik selama 30 menit dan temperatur dijaga konstan
(suhu kamar). Tujuan pengocokan adalah agar campuran dapat tercampur
secara homogen dan proses adsorpsi dapat berlangsung lebih cepat karena
jumlah tumbukan yang terjadi juga meningkat serta menjaga kestabilan
adsorben dalam mengadsorpsi adsorbat pada saat terjadinya reaksi.
Setelah dilakukan pengocokan selama 30 menit, dihasilkan campuran
yang berwarna hitam. Campuran ini disaring dengan menggunakan kertas
saring. Dari penyaringan dihasilkan residu berupa endapan berwarna hitam
dan filtrat berupa larutan tidak berwarna. Filtrat ini akan dititrasi dengan
NaOH 0,1N. Filtrat dari larutan HCl 0,5N dan 0,25N diambil 10 mL, filtrat
dari larutan HCl 0,125 N diambil 25 mL, filtrat dari larutan HCl 0,0625N;
0,0313N; dan 0,0156N diambil 50 mL.
Pada proses titrasi, filtrat bertindak sebagai titer (zat yang dititrasi)
sedangkan larutan NaOH yang berada dalam buret bertindak sebagai titran
(zat untuk menitrasi). Titrasi ini merupakan titrasi netralisasi/penetralan
karena larutan asam kuat HCl dititrasi dengan basa kuat NaOH. Sebelum
dilakukan titrasi, filtrat ditambahkan 2 tetes indikator PP untuk memberikan
indikasi berupa perubahan warna pada saat titik akhir titrasi tercapai. Titik
akhir titrasi ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari filtrat yang tidak
berwarna menjadi merah muda karena sistem sudah melewati titik ekivalen
yaitu berada pada pH>7 (pH basa). Indikator pp mempunyai trayek pH 8,3-10.
Berikut ini adalah reaksi indikator pp jika bereaksi dengan NaOH:
13
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
Dari proses titrasi diperoleh volume larutan NaOH 0,1N yang
diperlukan untuk menetralkan filtrat (larutan HCl). Volume NaOH 0,1N yang
digunakan dalam titrasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Konsentrasi HCl (M)
Volume NaOH (mL)
0,5 46,20,25 21,80,125 24,80,0625 20,80,0313 10,40,0156 7,1
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa semakin rendah
konsentrasi maka semakin kecil volume NaOH yang dibutuhkan. Tapi pada
percobaan yang kami lakukan, filtrat larutan HCl pada konsentrasi 0,25M
lebih membutuhkan volume yang lebih sedikit daripada filtrat larutan HCl
0,125M. Hal ini dikarenakan faktor pengocokan yang tidak konstan dan tidak
merata karena dilakukan oleh orang yang berbeda. Dari volum NaOH yang
didapatkan pada saat titrasi, dapat digunakan untuk menentukan massa HCl
yang teradsorpsi oleh karbon (x) dan konsentrasi HCl sisa (C). Untuk
menentukan konsentrasi akhir, maka harus dihitung milimol yang terlibat,
yaitu milimol awal, milimol akhir, dan milimol sisa. Milimol awal dapat
dihitung dengan rumus berikut :
14
Gambar: Reaksi indikator PP dengan NaOH (basa)
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
Milimol HCl awal = V HCl untuk titrasi × N HCl
Milimol HCl akhir = milimol NaOH untuk menitrasi
Milimol HCl akhir = V NaOH yg dibutuhkan untuk menitrasi × N
NaOH
Milimol sisa = mmol HCl yang teradsorpsi
= mmol HCl awal - mmol HCl akhir
Sehingga dapat ditentukan konsentrasi HCl sisa yaitu HCl yang
teradsorpsi oleh karbon dengan rumus sebagai berikut :
[HCl sisa] = [C] = mmol HCl yg teradsorpsi (sisa)
V HCl
Karena konsentrasi HCl sisa (yang teradsorpsi) sudah diketahui, maka massa
HCl yang teradsorpsi (x) dapat dicari dengan rumus berikut :
x = [C] × Mr HCl × 100/1000
Kemudian dari hasil perhitungan dimasukkan ke dalam persamaan berikut:
logxm
=log k+ 1n
logC
Sehingga dapat diperoleh tabel sebagai berikut:
NoMassa(gram)
mmol HCl C (teradsorpsi)
(M)x/m Log C Log x/mawal akhir sisa
1 1,001 5 4,62 0,38 0,038 0,1386 -1.35654732 -0.765992 1,001 2,5 2,18 0,32 0,032 0,1167 -1.49485002 -0.932933 1,003 3,125 2,48 0,645 0,0258 0,0939 -1.58838029 -1.027334 1,001 3,125 2,08 1,045 0,0209 0,0762 -1.67985371 -1.118055 1,000 1,565 1,04 0,525 0,0105 0,0383 -1.9788107 -1.41686 1,004 0,78 0,71 0,07 0,0014 0,0051 -2.85387196 -2.29243
Dari hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa konsentrasi HCl
sebelum ditambahkan karbon aktif lebih tinggi daripada setelah ditambahkan
karbon aktif. Hal ini karena HCl telah diadsorpsi oleh karbon aktif. HCl
merupakan asam kuat yang dapat dengan mudah melepaskan ion-ionnya di
15
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
dalam air sehingga mudah untuk diadsopsi. Dan dari data hasil perhitungan
dapat diplot dua buah grafik yaitu grafik hubungan antara C versus x/m dan
grafik hubungan antara log C versus log x/m.
Grafik hubungan antara C vs x/m
Grafik hubungan antara Log C vs Log x/m
Dari grafik didapatkan persamaan yaitu y = 1,000x+0,562 dan regresi sebesar
1. Persamaan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus berikut:
log (x/m) = log k + 1/n log C
16
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.040
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
f(x) = 3.64635840230299 x − 2.02817560273627E-05R² = 0.999997519666547
Grafik C vs x/m
x/mLinear (x/m)
C
x/m
-3 -2.8 -2.6 -2.4 -2.2 -2 -1.8 -1.6 -1.4 -1.2
-2.5
-2
-1.5
-1
-0.5
0
f(x) = 1.00018505507932 x + 0.562040876976705R² = 0.999999525192305
Grafik Log C vs Log x/m
log x/mLinear (log x/m)
Log C
log x
/m
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
y = mx + c → y = 1,000x+0,562
dengan : y = log (x/m) ,
mx = 1/n log C,
c = log k
maka :
- 1/n = m
= 1
n = 1/m
= 1/1 = 1
- log k = c
= 0,562
k = anti log (0,562)
= 3,6475
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa harga tetapan k adalah
3,6475 dan n adalah 1. Dan dari grafik log C vs Log x/m memberikan garis
linier, dengan regresi 1 maka hasil percobaan ini menunjukkan bahwa
adsorpsi HCl oleh karbon aktif termasuk isoterm Freundlich.
X. Kesimpulan :
1. Adsorpsi larutan HCl oleh karbon aktif menunjukkan kurva linier antara
log C vs log x/m sehingga termasuk Isoterm Adsorpsi Freundlich.
2. Persamaan linier yang diperoleh y= 1,000x +0,562 dengan regresi= 1.
XI. Daftar Pustaka :
Atkins, PW. 1997. Kimia Fisika. Jilid 2. Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga.
Bahl, Arun dan B. S. Bahl. 2008. Essential of Physical Chemistry. New Delhi:
S. Chand&Company Ltd.
17
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
Castellan, G.W. 1983. Physical Chemistry. New York: Addison Wesley
Publishing Company.
Nasrudin, H, Koestiari, T, Yonata, B. 2014. Panduan Praktikum Mata Kuliah
Kimia Fisika IV. Surabaya: Jurusan Kimia, Fmipa, Unesa.
Sukardjo.1985. Kimia Fisika. Yogyakarta : Bina Aksara.
XII. Tugas
1. Berdasarkan hasil percobaan dan kurva linear, tentukan apakah proses
adsorpsi asam oleh karbon termasuk isoterm Freundlich !
Jawab :
Ya, proses adsorpsi asam oleh karbon dalam percobaan ini termasuk isoterm
Freundlich. Karena dari data-data percobaan lalu diplotkan pada grafik log
(x/m) vs log C memberikan garis linier. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
peristiwa dsorpsi tersebut mengikuti isoterm Freundlich. Berikut
perbandingan grafik isoterm adsorpsi Freundlich secara teori dan hasil
percobaan :
2. Tentukan tetapan k dan n !
Jawab :
Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut :
18
Grafik 1. Grafik isoterm adsorpsi Freundlich secara teori
Grafik 2. Grafik isoterm adsorpsi Freundlich sesuai hasil percobaan
-3 -2.8 -2.6 -2.4 -2.2 -2 -1.8 -1.6 -1.4 -1.2
-2.5
-2
-1.5
-1
-0.5
0
f(x) = 1.00018505507932 x + 0.562040876976705R² = 0.999999525192305
Grafik Log C vs Log x/m
log x/mLinear (log x/m)
Log C
log x/
m
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
Log (x/m) = log k + 1/n log c
sedangkan persamaan grafik Isotherm Adsorpsi Freundlich adalah
y = 1,000x + 0,562
Dari persamaan diatas, maka
y = log (x/m) ,
mx = 1/n log C,
c = log k
Sehingga :
- 1/n = m
= 1
n = 1/m
= 1/1 = 1
- log k = c
= 0,562
k = anti log (0,562)
= 3,6475
3. Apa perbedaan kemisorpsi dan adsorpsi fisik ?
Jawab :
a. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan
merupakan suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat
terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut
dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan
adsorben, tidak melibatkan energi aktivasi.
Contoh : adsorpsi nitrogen pada besi secara fisik nitrogen cair pada -1900C
akan teradsorpsi pada besi
b. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat
terlarut yang teradsorbsi, terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan kimia,
panas adsorbsinya tinggi, melibatkan energi aktivasi.
Contoh : pada suhu 5000C nitrogen teradsorpsi cepat pada permukaan besi.
19
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
Berikut adalah tabel perbedaan antara adsorpsi fisik dengan adsorpsi kimia :
No Adsorpsi Fisik Adsorpsi Kimia
1 Disebabkan gaya van der Waals
intermolekul
Disebabkan pembentukan ikatan
kimia
2 Bergantung pada sifat gas. Gas yang
dapat dicairkan dengan mudah dapat
diadsorbsi dengan cepat.
Jauh lebih spesifik dari adsorpsi
fisika
3 Panas atau kalor dari adsorpsi kecil
(sekitar 5 kcal mol-1)
Panas atau kalor dari adsorpsi besar
(20-100 kcal mol-1)
4 Reversibel Irreversibel
5 Terjadi secara cepat pada suhu
rendah, berkurang pada saat
temperature dinaikkan
Bertambah pada saat temperature
dinaikkan
6 Kenaikan tekanan menikkan
adsorpsi, berkurangnya tekanan
menyebabkan desorpsi
Perubahan tekanan tidak
memberikan efek
7 Membentuk layar multimolekuler
pada permukaan adsorbent
Membentuk layar unimolekuler
20
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
LAMPIRAN FOTO
21
Menimbang 1gram karbon Karbon dioven selama 15 menit
100 mL larutan HCl 0,5 M Karbon dimasukkan ke dalam larutan HCl
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
22
Campuran dikocok periodik selama 30 menit Campuran disaring
10 mL Filtrat dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N
Larutan setelah dititrasi berwarna merah muda
Hasil titrasi larutan HCl dengan 3 konsentrasi yang berbeda
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Diketahui :
- Konsentrasi NaOH = 0,1 N (ekivalen dengan 0,1 M)- Volum asam (HCl) yang digunakan = 100 mL
Menghitung konsentrasi HCl yang teradsorpsi oleh karbon aktif
Larutan HCl 0,5N (0,5N ekivalen dengan 0,5M)
mmol HCl sisa (yang teradsorpsi) :
= mmol HCl awal – mmol HCl akhir
= (V HCl untuk titrasi × N HCl) – (V NaOH yg diperlukan × N NaOH)
= (10 mL × 0,5M) – (46,2 mL × 0,1M)
= 5 mmol – 4,62 mmol
= 0,38 mmol
C = [HCl yang teradsorpsi] = mmol HCl yg teradsorpsi
V HCl
= 0,38 mmol
10 mL = 0,038 M
23
Konsentrasi HCl (N)(Awal)
AkhirVolum HCl yg
dititrasi(mL)
Volum NaOH yg dibutuhkan
(mL)0,5000 10 46,20,2500 10 21,80,1250 25 24,80,0625 50 20,80,0313 50 10,40,0156 50 7,1
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
Larutan HCl 0,25N (0,25N ekivalen dengan 0,25M)
mmol HCl sisa (yang teradsorpsi) :
= mmol HCl awal – mmol HCl akhir
= (V HCl untuk titrasi × N HCl) – (V NaOH yg diperlukan × N NaOH)
= (10 mL × 0,25M) – (21,8 mL × 0,1M)
= 2,5 mmol – 2,18 mmol
= 0,32 mmol
C = [HCl yang teradsorpsi] = mmol HCl yg teradsorpsi
V HCl
= 0,32 mmol
10 mL = 0,032 M
Larutan HCl 0,125N (0,125N ekivalen dengan 0,125M)
mmol HCl sisa (yang teradsorpsi) :
= mmol HCl awal – mmol HCl akhir
= (V HCl untuk titrasi × N HCl) – (V NaOH yg diperlukan × N NaOH)
= (25 mL × 0,125M) – (24,8 mL × 0,1M)
= 3,125 mmol – 2,48 mmol
= 0,645 mmol
C = [HCl yang teradsorpsi] = mmol HCl yg teradsorpsi
V HCl
= 0,645 mmol
25 mL = 0,0258 M
Larutan HCl 0,0625N (0,0625N ekivalen dengan 0,0625M)
mmol HCl sisa (yang teradsorpsi) :
= mmol HCl awal – mmol HCl akhir
= (V HCl untuk titrasi × N HCl) – (V NaOH yg diperlukan × N NaOH)
= (50 mL × 0,0625M) – (20,8 mL × 0,1M)
24
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
= 3,125 mmol – 2,08 mmol
= 1,045 mmol
C = [HCl yang teradsorpsi] = mmol HCl yg teradsorpsi
V HCl
= 1,045 mmol
50 mL = 0,0209 M
Larutan HCl 0,0313N (0,0313N ekivalen dengan 0,0313M)
mmol HCl sisa (yang teradsorpsi) :
= mmol HCl awal – mmol HCl akhir
= (V HCl untuk titrasi × N HCl) – (V NaOH yg diperlukan × N NaOH)
= (50 mL × 0,0313M) – (10,4 mL × 0,1M)
= 1,565 mmol – 1,04 mmol
= 0,525 mmol
C= [HCl yang teradsorpsi] = mmol HCl yg teradsorpsi
V HCl
= 0,525 mmol
50 mL = 0,0105 M
Larutan HCl 0,0156N (0,0156N ekivalen dengan 0,0156M)
mmol HCl sisa (yang teradsorpsi) :
= mmol HCl awal – mmol HCl akhir
= (V HCl untuk titrasi × N HCl) – (V NaOH yg diperlukan × N NaOH)
= (50 mL × 0,0156M) – (7,1 mL × 0,1M)
= 0,78 mmol – 0,71 mmol
= 0,07 mmol
C = [HCl yang teradsorpsi] = mmol HCl yg teradsorpsi
V HCl
25
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
= 0,07 mmol
50 mL = 0,0014 M
26
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
Menghitung jumlah HCl yang teradsorpsi/jumlah adsorben (x/m)
1.xm
= C x Mr HCl xV /1000
m adsorben
= 0,038 mol/ L x36,5 g/mol x 100 L/1000
1,001 g
= 0,1386
2.xm
= C x Mr HCl xV /1000
m adsorben
= 0,032 mol/ L x36,5 g/mol x 100 L/1000
1,001 g
= 0,1167
3.xm
= C x Mr HCl xV /1000
m adsorben
= 0,0258 mol /L x36,5 g/mol x 100 L/1000
1,003 g
= 0,0939
4.xm
= C x Mr HCl xV /1000
m adsorben
= 0,0209 mol/ L x36,5 g/mol x 100 L /1000
1,001 g
= 0,0762
5.xm
= C x Mr HCl xV /1000
m adsorben
= 0,0105 mol /L x36,5 g/mol x 100 L/1000
1,000 g
= 0,0383
6.xm
= C x Mr HCl xV /1000
m adsorben
= 0,0014 mol / L x 36,5 g /mol x100 L/1000
1,003 g
= 0,0051
27
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
28
Laporan Kimia Fisika IV-Isoterm Adsorpsi
Pengolahan Data
NoMassa(gram)
mmol HCl Volum HCl(mL)
C (teradsorpsi)
(M)x/m Log C Log x/mawal akhir sisa
1 1,001 5 4,62 0,38 10 0,038 0,1386 -1.35654732 -0.765992 1,001 2,5 2,18 0,32 10 0,032 0,1167 -1.49485002 -0.932933 1,003 3,125 2,48 0,645 25 0,0258 0,0939 -1.58838029 -1.027334 1,001 3,125 2,08 1,045 50 0,0209 0,0762 -1.67985371 -1.118055 1,000 1,565 1,04 0,525 50 0,0105 0,0383 -1.9788107 -1.41686 1,004 0,78 0,71 0,07 50 0,0014 0,0051 -2.85387196 -2.29243
29
-3 -2.8 -2.6 -2.4 -2.2 -2 -1.8 -1.6 -1.4 -1.2
-2.5
-2
-1.5
-1
-0.5
0
f(x) = 1.00018505507932 x + 0.562040876976705R² = 0.999999525192305
Grafik Log C vs Log x/m
log x/mLinear (log x/m)
Log C
log
x/m
0 0.01 0.02 0.03 0.040
0.020.040.060.08
0.10.120.140.16
f(x) = 3.64635840230299 x − 2.02817560273488E-05R² = 0.999997519666547
Grafik C vs x/m
x/mLinear (x/m)
C
x/m