laporan praktikum fisiologi hewan

12
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Oksigen Lingkungan) Disusun oleh : Aida Fitriah (1110016100006) Musliyadi (1110016100025) Qumillailah (1110016100026) Izkar Sobhah (1110016100027) BIOLOGI VI A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

Upload: izkar-mie-kare

Post on 01-Dec-2015

314 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Fisiologi Hewan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

(Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Oksigen Lingkungan)

Disusun oleh :

Aida Fitriah (1110016100006)

Musliyadi (1110016100025)

Qumillailah (1110016100026)

Izkar Sobhah (1110016100027)

BIOLOGI VI A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012

Page 2: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan

A. Dasar Teori

Oksigen sangat berperan dalam penyesuaian energi yang sangat dibutuhkan untuk proses-

proses kehidupan. Sel-sel organisme memperoleh energi dari reaksi-reaksi enzimatis yang

sebagian besar memerlukan oksigen yang diperoleh lewat respirasi. Respirasi meliputi dua

proses penting yaitu: 1) Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara organisme dan

lingkungan luar (respirasi eksterna) dan 2) Penggunaan oksigen didalam sel untuk metabolisme

molekul organic (respirasi interna). Pada organisme bersel satu petukaran gas dapat secara

langsung lewat permukaan sel, sedang pada organisme tinggi harus melewatisuatu organ khusus

antara lain paru-paru dan insang.

Respirasi eksterna dipengaruhi oleh komposisi gas di dalam lingkungan luar organisme

yang bersangkutan. Di udara (pada permukaan air laut) kandungan oksigen maksimum adalah

20,95% atau 159 Hg. Di dalam air kandungan oksigen sangat dipengaruhi oleh kelaruatan oksige

di dalam air. Secara umum kelarutan oksigen di dalam larutan/air dipengaruhi oleh tekanan

partial oksigen di atas permukaan air (PO2), suhu air dan kandungan garam di dalam air.

Jika kandungan oksigen (PO2) lingkungan berkurang, beberapa golongan hewan

melakukan konformitas dan golongan lain mampu melakukan regulasi konsumsi oksigen

sehingga konsumsi oksigennya kanstan. Jika pada golongan regulator penirunan PO2 (samapi

batas tertentu) tidak menyebabkan berkurangnya konsumsi oksigen. Hal ini di mungkinkan

Page 3: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan

karena terjadi penyeimbangan dua factor yaitu: (1) ekstrasi oksigen dari lingkungan dan (2)

ventilasi.

Kegiatan praktikum ini berdasarkan pada beberapa prinsip yaitu:

a. Kelarutan oksigen di dalam air dipengaruhi oleh suhu air

b. Aktivitas ekspirasi eksterna tercermin pada gerak operkulum

Ikan bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kiri dan kanan kepala. Masing-

masing mempunyai empat buah insang yang ditutup oleh tutup insang (operkulum). Proses

pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup mulut secara bergantian

dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu mulut membuka, air masuk ke dalam

rongga mulut sedangkan tutup insang menutup. Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi

ke dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu menutup, tutup

insang membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya

air melalui insang, karbondioksida dikeluarkan. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi

pada lembaran insang.

Ikan hidup di air rawa, sungai, laut, kolam, danau.Ikan bernafas dengan insang

Pernafasan ikan berlangsung 2 tahap :

Tahap I (Tahap Pemasukan) :

Pada tahap ini mulut ikan membuka dan tutup insang menutup sehingga air masuk

rongga mulut, kemudian menuju lembaran insang, disinilah oksigen yang larut dalam air diambil

oleh darah, selain itu darah juga melepaskan karbondioksida dan uap air.

Tahap II (Tahap Pengeluaran) :

Mulut menutup dan tutup insang membuka sehingga air dari rongga mulut mengalir

keluar melalui insang. Air yang dikeluarkan ini telah bercmpur dengan CO2 dan uap air yang

dilepaskan darah Untuk ikan yang hidup di lumpur seperti ikan lele, gabus, betok, pada

insangnya terdapat banyak lipatan yang disebut labirin.

Ikan juga mempuyai gelembung renang yang berfungsi untuk:

1. menyimpan oksigen

2. membantu gerakan ikan naik turun

Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis

berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare insang berhubungan dengan air,

sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang

Page 4: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan

terdiri dare sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada

filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan OZ

berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup

insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh

operkulum.

Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai

alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.

Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan

membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini

berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan 02.

Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan

cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat

punggung. Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi. Pada

fase inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam insang kemudian 02 diikat oleh kapiler darah untuk

dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan.

Sebaliknya pada fase ekspirasi, C02 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke

insang dan dari insang diekskresikan keluar tubuh. Selain dimiliki oleh ikan, insang juga dimiliki

oleh katak pada fase berudu, yaitu insang luar. Hewan yang memiliki insang luar sepanjang

hidupnya adalah salamander.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan mengamati :

1. Adakah pengaruh kandungan oksigen lingkungan terhadap respirasi ikan?

2. Bagaimana pengaruh kandungan oksigen didalam air terhadap respirasi ikan?

3. Rentang penyesuaian ikan terhadap kandungan oksigen lingkungan.

C. Alat dan bahan

1. Bak plastic

2. Thermometer

3. Timbangan

4. Panci

5. Gelas Kimia

Page 5: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan

6. Pengaduk

7. Alat Penghitung

8. Gelas Ukur

9. Ikan

10. Air panas

11. Es Batu

D. Cara Kerja

1. pengaruh kenaikan suhu medium/air

a. Jerang air dalam panci

b. Isi gelas kimia dengan air suhu kamar, catat suhunya.

c. Masukkan ikan yang akan di gunakan ke dalam gelas kimia yg sudah diisi air dan sudah

ditentukan suhunya. Hitung gerak operculum selama satu menit. Lakukan sebanyak tiga

kali ulangan, ambil rata-ratanya.

Page 6: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan

d. Naikkan suhu air sebesar 3ºC, dengan cara menuangkan air panas ke dalam gelas kimia

sedikit demi sedikit (jangan sampai terkena ikannya) sampai tercapai suhu yang di

kehendaki. Hitung gerak operculum per menit (3 ulangan).

e. Suhu air di naikan terus sampai keseimbangan ikan mulai tidak normal.

2. pengaruh penurunan suhu medium/air

a. Cara kerja seperti pada kegiatan 1

b. Menurunkan suhu dikerjakan dengan cara memasukan es ke dalam gelas kimia sampai

tercapai suhu yang di kehendaki (interval suhu juga 3ºC)

c. Penurunan suhu dihentikan apabila ikan sudah mulai kelihatan tidak seimbang.

Catatan

Pada semua perlakuan volume air di dalam bak harus tetap sama

Page 7: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan

Suhu awal pada kegiatan 1 dan 2 diusahakan sama

Berat kedua ikan yang di gunakan untuk kegiatan 1 dan 2 relatif sama.

E. Hasil dan Pembahasan

a. Suhu Dinaikkan (Panas)

SuhuPerlakuan

Total Rata-rataI II III

28ºC (Normal)

140 140 143 423 141

31ºC 189 173 178 540 180

34ºC 210 182 177 569 189,7

37ºC 194 200 208 602 200,7

b. Suhu Diturunkan (Dingin)

SuhuPerlakuan

Total Rata-rataI II III

28º C (Normal)

148 152 163 463 154,3

25ºC 137 143 141 421 140,3

22ºC 117 101 120 338 112,6

19ºC 108 97 144 319 106,3

16ºC 102 97 90 289 96,3

Berdasarkan tabel di atas hasil dari percobaan yang kami lakukan, maka dapat diketahui

jika semakin panas air maka oksigen yang terlarut di dalam air lebih rendah, gerakan operkulum

semakin cepat dan tingkah laku ikan semakin aktif dan sebaliknya jika semakin dingin air maka

Page 8: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan

oksigen yang terlarut di dalam air semakin sedikit, gerak operkulum semakin lambat dan tingkah

laku semakin pasif.

F. Diagram Hasil Pembahasan

Suhu Dinaikan (Panas)

Tabel Diagram

Suhu Diturunkan (Dingin)

Tabel Diagram

G. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan diatas yang kami sajikan dalam bentuk tabel dapat di tarik

kesimpulan bahwa semakin dinaikan suhunya, ikan semakin bergerak aktif dan juga resperasinya

cepat sehingga gerakan membuka dan menutupnya mulut ikan sangat cepat. Tetapi pada saat

suhu diturunkan, ikan semakin pasif, pergerakan tubuhnya sangat lambat, dan proses respirasinya

juga sangat lambat sehingga gerakan membuka dan menutupnya mulut ikan sangat lambat.

Peristiwa-peristiwa itu disebabkan karena pada saat suhu dinaikkan jumlah kandungan

oksigen yang terlarut didalam air itu sangat sedikit sehingga menyebabkan proses respirasi pada

ikan berlangsung sangat cepat dan pergerakkannya bersifat sangat aktif. Sedangkan, pada saat

suhu diturunkan jumlah kandungan oksigen yang terlarut dalam air itu sangat tinggi sehingga

menyebabkan proses respirasi pada ikan berlangsung sangat lambat dan pergerakkan ikan pun

sangat pasif.

Page 9: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan

DAFTAR PUSTAKA

Solomon, et al. 1993. Biology, 3rd ed. Saunders-College publishing, Fort Worth

Juanegsih, Nengsih. 2008. Modul Pedoman Praktikum Fisiologi Hewan. Jakarta: FITK UIN

Syarif Hidayatullah