laporan skenario 1

Upload: adi-nugroho

Post on 30-Oct-2015

448 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ssdd

TRANSCRIPT

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    1/41

    LAPORAN DK - TUTORIAL

    SKENARIO 1 BLOK 8

    Disusun oleh : Kelompok B

    1. Teguh Budiarto 041010040742. Wahyu Dwi Putra 041010040193. Amira syafuria 041010040644. Dede Wiguna 041010040435. Ameliza 041010040056.

    Dwita Maulidiyah 04101004034

    7. Maisy Aprionasista 041010040048. Neno Kharisma 041010040569. Puji Yuliastri 0410100407310. Isha Arfina Haris 0410100402211. Pratiwi Ramadan 0410100405412. Kana Riska Saputri 0410100402013. Yenita Adetama 04101004030

    Dosen Pembimbing : drg. Melani Cindera Negara

    PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    2012

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    2/41

    PEMICU / SKENARIO 1

    TIU :

    Mahasiswa mampu memahami penyakit gingiva, diagnosis dan tahapan perawatannya.SKENARIO :

    Seorang pasien wanita berusia 22 tahun datang ke praktek dokter gigi. Dia kebingungan

    karena gusinya sering sekali berdarah terutama ketika menyikat gigi. Hal ini mulai

    dirasakannya sejak 6 bulan terakhir. Dari pemeriksaan klinis, terlihat adanya eritema dan

    edema pada seluruh gingiva. Skor OHI-S tergolong buruk, dengan kalkulus supragingiva

    terlihat disemua regio kecuali regio b. Skor PBI 2,8 dan HYG 25% disertai halitosis.

    Setelah mendiagnosis, dokter gigi kemudian melakukan scaling untuk membersihkan

    kalkulus pada gigi pasien dan meresepkan obat kumur.

    I. KLARIFIKASI ISTILAH1. Eritema Kemerahan pada permukaan kulit atau jaringan sebagai respon inflamasi

    tubuh.

    2. Edema Penimbunan cairan yang berlebihan di dalam jaringan.

    3. OHI-S Pemeriksaan gigi dan mulut dengan menjumlahkan : Debris Index (DI) +

    Calculus Index (CI). Indeks yang digunakan adalah 4 gigi posteriordan 2

    gigi anterior.

    4. Halitosis Halitosis berasal dari bahasa latin, yaitu halitus yang artinya nafas dan

    bahasa Yunani, yaitu osis yang artinya keadaan. Jadi, halitosis merupakan

    keadaan dari bau nafas. Umumnya istilah tersebut digunakan untuk

    menunjukkan istilah bau nafas yang tidak sedap (R. Haskell,J.J Gayford).

    5. Kalkulus supragingival

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    3/41

    Kalkulus supragingival adalah kalkulus yang melekat pada permukaanmahkota gigi mulai dari puncak gingival margin dan dapat dilihat.

    6. Regio B Permukaan gigi dari caninus atas kanan sampai kaninus atas kiri.

    7. PBI (Papilla Bleeding Index) Index yang digunakan mencatat intensitas peradangan daerah papillary.

    8. HYG (Interdental Hygiene Index) Index yang digunakan untuk mengukur akumulasi plak interdental dalam

    persentase.

    9. Scaling Salah satu metode untuk merawat gigi dan mulut yang tujuan utamanya

    adalah untuk membersihkan karang gigi (kalkulus).

    II. IDENTIFIKASI MASALAHA. Seorang pasien wanita berusia 22 tahun datang ke dokter gigi dengan

    keluhan gusinya sering berdarah ketika menyikat gigi sejak 6 bulan

    terakhir.

    B. Pemeriksaan klinis menunjukkan adanya eritema dan edema pada seluruhgingiva.

    C. Skor OHI-S yang tergolong buruk dengan kalkulus supragingival padaseluruh regio kecuali regio b.

    D. Setelah mendiagnosis dokter gigi tersebut melakukan scaling danmeresepkan obat kumur kepada pasien.

    III. ANALISIS MASALAHA. 1. Apa yang menyebabkan gusinya berdarah ketika menyikat gigi?

    2. Faktor apa saja yang menyebabkan gusi berdarah?B. 1. Faktor apa saja yang menyebabkan eritema dan edema, serta bagaimanakah

    mekanismenya?

    C. 1. Mengapa kalkulus supragingiva tidak ada pada regio b?2. Apa saja jenis da pembagian dari kalkulus itu sendiri?3. Apa tujuan dan bagaimana cara menghitung skor OHI-S, PBI, dan HYG?4. Apa yang menyebabkan halitosis?

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    4/41

    5. Bagaimana mekanisme terjadinya halitosis?D. 1. Apa diagnosis pada kasus ini?

    2. Bagaimana cara melakukan scaling?3. Apa indikasi dan kontraindikasi dilakukannya scaling?4. Apa jenis-jenis dan fungsi dari obat kumur, indikasi dan kontraindikasinya?5. Apa ada cara lain untuk membersihkan kalkulus selain scaling?

    IV. HIPOTESISSeorang pasien wanita (22 tahun) mengalami gingivitis dan halitosis akibat

    adanya kalkulus sehingga dilakukan perawatan scaling dan pemberian obat

    kumur.

    V. LEARING ISSUEa. Gingivitis dan Halitosis

    o Definisio Klasifikasio Etiologio Mekanismeo Gejalao Perawatan

    b. OHI-S, Pbi dan HYGo Definisio Tujuano Cara penghitungano Interpretasi

    c. Scaling

    o Definisio Indikasio Kontraindikasio Teknik

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    5/41

    d. Obat kumur

    o Indikasi dan kontraindikasio Jeniso Tujuano Kekurangan dan keunggulan

    e. Kalkulus dan Plak

    oDefinisioMikroorganismeoEtiologioKomposisioKlasifikasi

    VI. BELAJAR MANDIRI

    1. GINGIVITISPengertian

    Gingivitis adalah peradangan pada gingival yang menunjukan adanya tanda penyakit atau

    kelainan pada gingival.

    Etiologi

    Gingivitis biasanya disebabkan oleh buruknya kebersihan mulut sehingga

    terbentuk plak atau karang gigi di bagian gigi yang berbatasan dengan tepi gusi. Plak dan

    karang gigi mengandung banyak bakteri yang akan menyebabkan infeksi pada gusi. Bila

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    6/41

    kebersihan mulut tidak diperbaiki, gingivitis akan bertambah parah dan berkembang

    menjadi periodontitis.

    Gingivitis biasanya disebabkan oleh buruknya kebersihan mulut sehingga

    terbentuk plak atau karang gigi di bagian gigi yang berbatasan dengan tepi gusi. Plak dan

    karang gigi mengandung banyak bakteri yang akan menyebabkan infeksi pada gusi. Bila

    kebersihan mulut tidak diperbaiki, gingivitis akan bertambah parah dan berkembang

    menjadi periodontitis.

    Tapi gingivitis juga dapat disebabkan oleh penyakit sistemik. Contohnya pada

    pasien penderita leukemia dan penyakit Wegner yang cenderung lebih mudah terkena

    gingivitis. Pada orang dengan diabetes atau HIV, adanya gangguan pada sistem imunitas

    (kekebalan tubuh) menyebabkan kurangnya kemampuan tubuh untuk melawan infeksi

    bakteri pada gusi.

    Perubahan hormonal pada masa kehamilan, pubertas, dan pada terapi steroid juga

    menyebabkan gusi lebih rentan terhadap infeksi bakteri. Pemakaian obat-obatan pada

    pasien dengan tekanan darah tinggi dan paska transplantasi organ juga dapat menekan

    sistem imunitas sehingga infeksi pada gusi lebih mudah terjadi.

    Mekanisme

    TAHAP I GINGIVITIS : the initial lesion

    Manifestasi pertama perubahan vaskuler dilatasi kapiler dan aliran darah Klinis respon gingiva terhadap plak bakteri

    - Tidak tampak (subclinical gingivitis)

    - ditemukan pada junctional epithelium dan perivascular jaringan ikat,

    - limfosit mulai mengumpul

    Migrasi leukosit mungkin berhubungan dgn aliran gingival fluid - karakteristik dan intensitas host respon menjadi tambah parah atau

    tidak parah tampak infiltrasi makrofag dan sel limposit

    TAHAP II GINGIVITIS : the early lesion

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    7/41

    Klinis : erythema, proliferasi kapiler dan peningkatan pembentukan loop kapilerdiantara rete peg atau ridge

    Probe terjadi perdarahan Kolagen yg rusak (70 %) terhadap perubahan bentuk blood vessel dan vascular

    bed

    PMNs bergerak karena respon terhadap plak Pagositosis mengeluarkan lisosom Fibroblast perubahan cytotoxic dengan menurunnya kapasitas produk kolagen Waktu : 4-7 hari

    TAHAP III GINGIVITIS : the established lesion

    Gingivitis kronis- pembuluh darah terisi penuh

    - kongesti, aliran vena terganggu, aliran darah lambat anoxemia gingiva yang

    terlokalisir,

    - gingiva kebiruan diatas gingiva yang berwarna lebih merah

    - ekstravasasi sel darah merah ke jaringan ikat dan pecahnya hemoglobin

    warna gingiva lebih gelap

    Klinis : - inflamasi gingiva moderat sampai parah- tampak hubungan terbalik antara jumlah ikatan kolagen dan jumlah sel

    radang

    - aktivitas kolagenolitik meningkat pada jaringan yang mengalami

    peradangan karena enzim kolagenase dan alkaline phosphatase

    - radang kronis meningkatkan batas asam -glucuronidase, -

    glucosidase, -galactosidase, esterase, aminopeptidase,

    cytochrome oxidase, elastase, lactic dehydrogenase dan aryl

    sulfatase yg merupakan hasil dari kerusakan jaringan dan sel

    Perluasan dari lesi ini akan menyebabkan kerusakan tulang alveolarTahap IV yaitu

    advanced lesion atau Phase of periodontal breakdown

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    8/41

    Gejala

    Gusi tampak bengkak, kemerahan, lunak, dan mudah berdarah pada saat menyikat gigi

    atau

    penggunaan dental floss. Gingivitis juga dapat menyebabkan bau mulut (halitosis).

    Perawatan

    1. Pembersihan plak dan perbaikan kebersihan mulut adalah kunci utama dalammengatasi gingivitis.

    2. Lakukan sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam harisebelum tidur.

    3. Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk membersihkan plak dan sisa makanandi antara celah gigi.

    4. Pada gingivitis yang parah biasanya membutuhkan penggunaan antibiotik, tapitentunya ini harus dengan resep dari dokter gigi.

    5. Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk melakukancheck up dan pembersihan seluruh gigi-geligi.

    Klasifikasi

    Plak gigi menginduksi penyakit gingiva

    I. Gingivitis berkaitan dengan plak gigiA. Tanpa faktor lokalB. Dengan kontribusi faktor lokal

    II. Penyakit gingiva dimodifikasi dengan faktor sistemikA. Berkaitan dengan sistem endokrin

    1. Gingivitis terkait dengan pubertas2.

    Gingivitis terkait dengan siklus menstruasi3. Berkaitan dengan kehamilana. Gingivitis

    b. Granuloma pirogenik4. Gingivitis terkait dengan diabetes mellitus

    B. Berkaitan dengan diskrasia darah1. Gingivitis terkait dengan leukemia

    2. Lain-lainnya

    III. Penyakit Gingiva dimodifikasi oleh medikasiA. Pengaruh obat pada penyakit gingiva

    1. Pengaruh obat pada pembesaran gingiva

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    9/41

    2. Pengaruh obat pada gingivitisa. Gingivitis terkait dengan kontrasepsi oral

    b. Lain-lainnya

    IV.

    Penyakit gingiva dimodifikasi dengan malnutrisiA. Gingivitis akibat defisiensi asam askorbatB. Lain-lainnya

    Non-plak menginduksi penyakit gingiva

    I. Penyakit gingiva dari bakteri spesifikA.Neisseria gonorrheaB. Treponema pallidumC. Streptococcal speciesD. Lainnya

    II. Penyakit gingiva dari agen viralA. Herpesvirus

    1. Primary herpetic gingivostomatitis2. Reccurent oral herpes3. Varicella zoster

    B. LainnyaIII. Penyakit gingiva berasal dari jamur (fungal)

    A. Infeksi spesies Candida : Generalized gingival candidosisB. Linear gingival erythemaC. HistoplasmosisD. Lainnya

    IV. Lesi gingiva berasal dari genetikA. Fibromastosis gingiva herediterB. Lainnya

    V. Manifestasi gingiva dari kondisi sistemikA. Lesi mucocutaneous1. Liken planus2. Pemfigoid3. Pemphigus vulgaris4. Erythema multiforme5. Lupus erythromatosus6. Induksi obat-obatan

    B. Reaksi alergi1. Material restoratif gigi

    A. Merkuri

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    10/41

    B.NikelC. AkrilikD. Lainnya

    2. Reaksi timbul dari :a.

    Pasta gigi atau odolb. Obat kumur

    c. Zat aditif pada permen karetd. Pewarna dan makan-makanan

    VI. Lesi traumatikA. Injuri kimiawiB. Injuri fisikC. Injuri termal

    2. HALITOSISPengertian

    Halitosis berasal dari bahasa latin halitus (nafas) dan Yunani osis (keadaan). Jadi,

    halitosis merupakan keadaan dari bau nafas. Umumnya istilah ini mengacu pada suatu

    keadaan bau mulut yang berasal dari keadaan metabolic secara sistemik, termasuk saluran

    pencernaan. Halitosis dapat berupa halitosis fisiologis maupun patologis. Halitosis

    fisiologis adalah halitosis yang bersifat sementara dan terjadi bila substansi yangmenimbulkan bau tersebut secara hematologi menuju paru-paru dan biasanya berasal dari

    makanan, seperti bawang dan lobak dan bisa juga berasal dari minuman, seperti teh, kopi,

    serta minuman beralkohol. Halitosis Patologis adalah halitosis yang pada dasarnya terjadi

    dalam suatu mekanisme yang sama dengan halitosis fisiologis, dalam hal ini bahanbahan

    yang secara hematologis menuju paru-paru. Penyebab utama keadaan ini karena adanya

    kelainan yang bersifat local maupun sistemik seperti diabetes mellitus, uremia, gastritis,

    tukak lambung dan hepatitis.

    Etiologi Halitosis

    Halitosis dapat timbul oleh karena beberapa faktor, antara lain :

    a. Makanan dan Minuman

    Makanan-makanan tertentu yang dapat menimbulkan halitosis antara lain bawang

    putih, bawang merah dan lobak sedangkan minuman yang dapat menyebabkan

    halitosis antara lain minuman beralkohol, produk susu dan lain-lain. Pada keadaaan ini,

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    11/41

    permasalahannya bukan diawali pada saat makanan atau minuman berada di dalam

    rongga mulut tetapi terjadi setelah bahan makanan atau minuman ini diserap pada

    pembuluh darah. Bau makanan atau minuman yang tersebut selanjutnya akan

    ditransmisikan ke dalam paru-paru, yang kemudian keluar bersama dengan udara

    pernafasan melalui mulut, dan semua keadaan ini bersifat sementara.

    b. Oral HigieneBila oral hygiene tidak dilakukan dengan baik, sisa-sisa makanan akan

    mengumpul diantara gigi. Cepat atau lambat makanan yang telah mengalami

    pembusukan akan terbentuk, dan hampir keseluruhan dariproduk-produk yang

    disebabkan oleh pembusukan akan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

    c. Penyakit PeriodontalKeadan periodontal mungkin merupakan keadaan patologi yang paling sering

    terlihat dan dapat menimbulkan halitosis. Penyebab utama dari keberadaan penyakit

    ini adalah plak.

    d. XerostomiaMerupakan istilah untuk keadaan mulut yang kering. Xerostomia atau kekeringan

    di dalam rongga mulut dapat pula menyebabkan terjadinya bau mulut atau halitosis.

    e. KebiasaanHalitosis juga dapat disebabkan oleh penggunaan tembakau. Kebiasaan ini

    berkaitan dengan resiko yang besar untuk terjadinya penyakit periodontal dan kanker

    di dalam rongga mulut pada individu yang memiliki kebiasaan ini.

    f. Penyakit SistemikBeberapa penyakit yang dapat menyebabkan halitosis diantaranya: infeksi pada

    saluran nafas, diabetes, permasalahan pada saluran pencernaan, infeksi pada sinus dan

    kelainan hati serta ginjal.

    g. Obat-obatanBeberapa obat dapat menimbulkan halitosis. Obat-obat tertentu dapat juga

    merubah rasa dan bau, obat-obat tertentu tersebut dapatmenimbulkan berkurangnya

    produksi saliva yang menyebabkan terjadinya halitosis.

    Mekanisme Halitosis

    Mekanisme terjadinya halitosis sangat dipengaruhi oleh penyebab yang mendasari

    keadaan tersebut. Pada halitosis yang disebabkan oleh makanan tertentu, bau nafas

    berasal dari makanan yang oleh darah ditransmisikan menuju paru-paru yang selanjutnya

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    12/41

    dikeluarkan melalui pernafasan. Secara khusus, bakteri memiliki peranan yang penting

    pada terjadinya bau mulut yang tak sedap atau halitosis. Bakteri dapat berasal dari rongga

    mulut sendiri seperti plak, bakteri yang berasal dari poket yang dalam dan bakteri yang

    berasal dari lidah memiliki potensi yang sangat besar menimbulkan halitosis.

    VSC (Volatile Sulfur Compounds) merupakan unsure utama penyebab halitosis.

    VPC merupakan hasil produksi dari akrivitas bekteri-bakteri anaerob di dalam mulut yang

    berupa senyawa berbau yang tidak sedap dan mudah menguap sehingga menimbulkan

    bau yang mudah tercium oleh orang lain disekitarnya. Di dalam aktivitasnya di dalam

    mulut, bakteri anaerob bereaksi dengan proteinprotein yang ada, protein di dalam mulut

    dapat diperoleh dari sisa-sisa makanan yang mengandung protein, sel-sel darah yang telah

    mati, bakteri-bakteri yang mati ataupun sel-sel epitel yang terkelupas dari mukosa mulut.

    Seperti yang telah diketahui, di dalam mulut banyak terdapat bakteri baik gram positif

    maupun gram negatif. Kebanyakan bakteri gram positif adalah bakteri sakarolitik artinya

    di dalam aktivitas hidupnya banyak memerlukan karbohidrat, sedangkan kebanyakan

    bakteri gram negatif adalah bakteri proteolitik dimana untuk kelangsungan hidupnya

    banyak memerlukan protein. Protein akan dipecah oleh bakteri menjadi asam-asam

    amino.

    Sebenarnya terdapat beberapa macam VSC serta senyawa yang berbau lainnya di

    dalam rongga mulut, akan tetapi hanya terdapat 3 jenis VSC penting yang merupakan

    penyebab utama halitosis, diantaranya metal mercaptan (CH3SH), dimetil mercaptan

    (CH3)2S, dan hidrogen sulfide (H2S). Ketiga macam VSC tersebut menonjol karena

    jumlahnya cukup banyak dan mudah sekali menguap sehingga menimbulkan bau.

    Sedangkan VSC lain hanya berpengaruh sedikit,seperti skatole, amino, cadaverin dan

    putrescine.

    Klasifikasi Halitosis

    Berdasarkan faktor etiologinya, halitosis dibedakan atasa halitosis sejati,(genuine)

    pseudohalitosis dan halitophobia. Halitosis sejati dibedakan lagi atas fisiologis dan

    patologis . Halitosis fisiologis merupakan bersifat sementara dan tidak membutuhkan

    perawatan, sebaliknya halitosis patologis merupakan halitosis bersifat permanen dan

    tidak dapat diatasi hanya dengan pemeliharaan oral hygiene saja , tetapi membutuhkan

    suatu penanganan dan perawatan sesuai dengan sumber penyebab halitosis.

    (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/131087479.pdf)

    http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/131087479.pdfhttp://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/131087479.pdf
  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    13/41

    1. Genuine Halitosis (halitosis sejati)

    1. Halitosis FisiologisHalitosis fisiologis merupakan halitosis yang bersifat sementara dan tidak

    membutuhkan perawatan. Pada halitosis tipe ini tidak ditemukan adanya kondisi patologis

    yang menyebabkan halitosis. Contohnya adalah morning breath, yaitu bau nafas pada

    waktu bangun pagi. Keadaan ini disebabkan tidak aktifnya otot pipi dan lidah serta

    berkurangnya aliran saliva selama tidur. Bau nafas ini dapat diatasi dengan merangsang

    aliran saliva dan menyingkirkan sisa makanan di dalam mulut dengan mengunyah,

    menyikat gigi atau berkumur.

    2. Halitosis PatologisHalitosis patologis merupakan halitosis yang bersifat permanen dan tidak dapat diatasi

    hanya dengan pemeliharaan oral higiene saja, tetapi membutuhkan suatu penanganan dan

    perawatan sesuai dengan sumber penyebab halitosis. Adanya pertumbuhan bakteri yang

    dikaitkan dengan kondisi oral higiene yang buruk merupakan penyebab halitosis patologis

    intraoral yang paling sering dijumpai. Tongue coating, karies dan penyakit periodontal

    merupakan penyebab utama halitosis berkaitan dengan kondisi tersebut.Infeksi kronis

    pada rongga nasal dan sinus paranasal, infeksi tonsil (tonsilhlith), gangguan pencernaan,

    tukak lambung juga dapat menghasilkan gas berbau. Selain itu, penyakit sistemik seperti

    diabetes ketoasidosir, gagal ginjal, dan gangguan hati juga dapat menimbulkan bau nafas

    yang khas. Penderita diabetes ketoasidosis mengeluartan nafas berbau aseton. Udara

    pernafasan pada penderita kerusakan ginjal berbau amonia dan disertai dengan keluhan

    dysgeusi, sedangkan pada penderita gangguan hati dan kantung empedu seperti sirosis

    hepatis akan tercium bau nafas yang khas, dikenal dengan istilah foetor hepaticus.

    2. Pseudo Halitosis (Halitosis Semu)

    Pada kondisi ini, pasien merasakan dirinya memilki bau nafas yang buruk, namun hal

    ini tidak dirasakan oleh orang lain disekitarnya ataupun tidak dapat terdeteksi dengan tes

    ilmiah. Oleh karena tidak ada masalah pernapasan yang nyata, maka perawatan yang

    perlu diberikan pada pasien berupa konseling untuk memperbaiki kesalahan konsep yang

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    14/41

    ada (menggunakan dukungan literature, pendidikan dan penjelasan hasil pemeriksaan)

    dan mengingatkan perawatan oral hygiene yang sederhana.

    3. Halitophobia

    Pada kondisi ini, walaupun telah berhasil mengikuti perawatan genuine halitosis

    maupun telah mendapat konseling pada kasus pseudo halitosis, pasien masih kuatir dan

    terganggu oleh adanya halitosis. Padahal setelah dilakukan pemeriksaan yang teliti baik

    kesehatan gigi dan mulut maupun kesehatan umumnya ternyata baik dan tidak ditemukan

    suatu kelainan yang berhubungan dengan halitosis, begitu pula dengan tes ilmiah yang

    ada tidak menunjukkan hasil bahwa orang tersebut menderita halitosis. Pasien juga dapat

    menutup diri dari pergaulan sosial, sangat sensitif terhadap komentar dan tingkah lakuorang lain. Maka dari itu, diperlukan pendekatan psikologis untuk mengatasi masalah

    kejiwaan yang melatar belakangi keluhan ini yang biasanya dapat dilakukan oleh seorang

    ahli seperti psikiater ataupun psikolog.

    Perawatan Halitosis

    Pencegahan dan pengananan halitosis tentunya melibatkan suatu usaha untuk

    menghilangkan penyebab dari keadaan yang mendasarinya. Adapun beberapa hal yang

    dapat dilakukan untuk pencegahan dan penanganan halitosis, antara lain :

    a. Oral Hygiene and HealthTindakan-tindakan untuk meningkatkan oral hygiene seperti scaling, polishing, sikat

    gigi dan flossing, khususnya pembersihan lidah dapat mengurangi bau mulut.

    Prosedur-prosedur pemeliharaan oral hygiene pada dasarnya untuk membersihkan

    sehingga mengurangi plak atau sisa-sisa makanan serta mengurangi jumlah bakteri.

    Dengan menjaga oral hygiene secara baik, aktivitas bakteri dapat ditekan sehingga

    halitosis dapat akan berkurang. Apabila ada kerusakan pada gigi atau terdapat

    peradangan pada jaringan penyangga gigi serta jaringan mulut lainnya, maka perlu

    dilakukan perawatan karena hal tersebut juga merupakan penyebab terjadinya

    halitosis.

    b. MaskingMerupakan suatu usaha untuk mengendalikan halitosis dengan cara menutupi bau

    yang ada dengan menggunakan produk penyegar nafas dengan aroma yang enak dan

    wangi. Tetapi hal ini biasanya hanya berhasil untuk waktu yang singkat. Setelah efek

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    15/41

    penyegar nafasnya hilang, keadaan mulut malah akan dirasakan bertambah buruk.

    Dalam hal ini, halitosis hanya dapat ditutupi sementara dengan bau-bauan yang enak,

    tetapi VSC yang merupakan penyebab utama halitosis tidak dihilangkan.

    c. Antiseptic MouthwashMerupakan penggunaan obat kumur mulut dengan bahan antibakteri yang dapat

    mengurangi halitosis dengan cara mengurangi jumlah bakteri serta menghambat

    aktivitas bakteri. Beberapa bahan yang digunakan biasanya mengandung thymol,

    eucalyptus, chlorhexidine, povidone iodine dan sebagainya.

    d. Bahan-bahan Anti Halitosis

    Bahan yang digolongkan dalam golongan ini, biasanya telah diketahui mekanisme

    kerjanya dalam mengurangi bau mulut khususnya reaksinya terhadap VSC, yaitu

    dengan mengubah VSC menjadi senyawa lainnya yang tidak berbau atau tidak

    mudah menguap.

    Bahan-bahan anti halitosis tersebut ada yang mengandung Zn atau Chlorine dioxide,

    dimana kedua bahan tersebut merupakan bahan aktif yang banyak ditemukan dalam

    bahan anti halitosis yang digunakan, seperti dalam bentuk pasta gigi, oral gel, dalam

    bentuk kumur mulut, mouth spray, permen ataupun chewing gum.

    e. Cara-cara TradisionalDisamping menggunakan cara modern, halitosis dapat pula dikurangi dengan

    menggunakan cara tradisional, yaitu dengan penggunaan tomato juice, ekstrak teh,

    mengunyah seledri ataupun kemangi yang dijadikan sebagai lalapan.

    3. OHI-S, PBI, dan HYGOHI-S (ORAL HYGIENE INDEXSIMPLIFIED )

    Pengertian

    Pemeriksaan OHI-S (Simplified Oral Hygiene Index) adalah pemeriksaan gigi dan

    mulut dengan menjumlahkan : Debris Index (DI) + Calculus Index (CI). Indeks ini

    ditemukan oleh Greene dan Vermilion dan mereka menetapkan bahwa indeks yang

    digunakan untuk 4 gigi posterior dan 2 gigi anterior.

    Enam gigi tersebut meliputi permukaan bukal gigi 16, permukaan labial gigi 11,

    permukaan bukal gigi 26, permukaan lingual gigi 36, permukaan labial gigi 31,

    permukaan lingual gigi 46.

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    16/41

    Tujuan pemeriksaan OHI-S

    OHI-S oleh Green dan Vermillion digunakan untuk menilai Oral higiene/ untuk

    mengukur tingkat kebersihan gigi dan mulut dari suatu kelompok individu

    berdasarkan index debris dan indeks kalkulus.

    Cara menghitung indeks OHI-S

    DI-S =jumlah total nilai plak setiap gigiJumlah permukaan yang diperiksa

    CI-S =jumlah total nilai kalkulus setiap gigijumlah permukaan yang diperiksa

    OHI-S = (DI-S) + (CI-S)

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    17/41

    Interpretasi indeks OHI-S

    - Baik, jika OHI-S = 0,0-1,2

    - Sedang, jika OHI-S = 1,3- 3,0

    - Buruk, jika OHI-S = 3,1-6,0

    PBI ( PAPILLA BLEEDING INDEX )

    Pengertian PBI

    Index yang digunakan mencatat intensitas peradangan daerah papillary.

    Tujuan PBI

    Menyadarkan Pasien tentang ditemukannya daerah penyakit dalam mulut.

    Cara menghitung PBI

    Dengan tekanan jari yang ringan dengan probe period tumpul dimasukkan dalam

    sulcus. Probe ditegakkan dari dasar papil sampai ke ujungnya sepanjang aspek

    mesial & distal dari gigi. Seluruh kuadran diperiksa 2030 detik.

    PBI = Jumlah skor perdarahan papil gingival

    Jumlah total papil yang diperiksa

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    18/41

    Interpertasi PBI

    Skor 1 : perdarahan berupa titik

    Skor 2 : perdarahan berupa garis

    Skor 3 : perdarahan berupa segitiga

    Skor 4 : perdarahan spontan

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    19/41

    HYG ( INTERDENTAL HYGIENE INDEX )

    Pengertian

    Indeks yang menghitung area bebas plak berdasarkan persen perhitungan dilakukan

    hanya satu sisi fasial atau lingual.

    Tujuan

    Untuk mengukur akumulasi plak interdental

    Cara menghitung HYG

    Prosedur : pasien diintruksikan berkumur dengan disclosing

    Interpretasi

    (+) = jika pada daerah interdental terdapat warna merah disclosing solution

    (-) = jika tidak terdapat warna merah pada derah interdental

    4. SCALINGDefinisi

    Skeling (scaling) adalah proses penyingkiran kalkulus dan plak dari permukaan gigi, baik

    supragingival maupun subgingival. Penyingkiran kalkulus dan plak yang berada koronal dari

    krista tepi gingiva dinamakan pensklerean supragingival, sedangkan penyingkiran kalkulus dan

    plak yang berada apikal dari krista tepi gingiva dinamakan penskeleran subgingival. Penyerutan

    akar adalah prosdur untuk menyingkirkan sisa kalkulus yang tertinggal dan sebagian sementum

    yang terce mar toksin bakteri sehingga didapatkan permukaan akar gigi yang rata, keras dan

    bersih.

    HYG = Jumlah area bebas plak X 100%

    Jumlah area plak diperiksa

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    20/41

    Tujuan

    Tujuan utama dari scaler dan penyerutan akar adalah untuk mengembalikan kesehatan

    gingiva dengan jalan menyingkirkan dari permukaan gigi unsur-unsur yang dapat menimbulkan

    inflamasi seperti plak, kalkulus dan sementum yang tercemar.

    Periodontal Scaling Instrumen

    Skala periodontal adalah prosedur terapi yang dilakukan oleh dokter gigi atau ahli

    kesehatan gigi untuk menghilangkan semua, deposito mineral mengeras dari permukaan

    gigi. Hal ini dilakukan supra dan subgingivally dan dapat dilakukan dengan menggunakan

    non bedah (tertutup) atau bedah (terbuka) pendekatan.

    A. Berdasarkan desain instrumen, bagaimana mereka digunakan, di mana mereka

    digunakan dan bagaimana mereka bekerja, klasifikasi berikut instrumen skala periodontal

    digunakan.

    Periodontal Scaling Instrumen

    Sickle scaler Universal Kuret Daerah Tertentu Kuret File Ultrasonic / Sonic Instrumen

    B. Dalam kategori bidang tertentu Kuret klasifikasi sub ada.

    Daerah Tertentu Kuret

    Kuret Gracey Visi Kuret Modifikasi Gracey Desain

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    21/41

    a. Setelah seri lima atau diperpanjangb. Mini seric. Langer seri

    Pencabangan seri

    C. Gracey Kuret

    Seri Gracey asli dikembangkan pada tahun 1930 oleh Dr Clayton Gracey, sebuah

    periodontist di University of Michigan. Mereka dirancang untuk memberikan akses yang

    lebih baik pada permukaan akar di deep pocket. Mereka memiliki tangkai panjang dan

    pisau unik, beberapa dengan tikungan meningkatkan akses terhadap morfologi permukaan

    akar kompleks.

    Seri asli berisi 7 instrumen berakhir ganda (1/2; 3/4; 5/6; 7/8; 9/10; 11/12, 13/14).

    Ujung-ujung yang berlawanan dari instrumen berakhir ganda memiliki pisau cermin

    gambar. Pada tahun 1980, 2 instrumen dimodifikasi ditambahkan ke koleksi (15/16,

    17/18). Konsep Dr Gracey adalah bahwa untuk benar mengakses berbagai wilayah

    pertumbuhan gigi tersebut; shank berbeda dan desain pisau yang diperlukan (Area Kuret

    Khusus).

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    22/41

    Kuret Gracey 1/2, 3/4, dan 5/6 digunakan untuk skala permukaan gigi semua

    dalam sekstan anterior. Kuret Gracey 7/8 dan 9/10 digunakan untuk mendaki aspek bukal

    dan lingual gigi di sekstan posterior. The 11/12 dan 15/16 digunakan untuk skala aspek

    mesial gigi di sekstan posterior. Dan 13/14 dan 17/18 digunakan untuk skala aspek distal.

    Kuret Gracey tersedia dalam stainless steel atau baja karbon. Baja karbon

    membutuhkan perawatan lebih karena karat sangat mudah dan juga menipis lebih cepat.

    Instrumen bisa datang dalam bentuk instrumen salah satu bagian padat (biasanya stainless

    steel) atau sebagai instrumen kerucut soket (biasanya baja karbon). Dengan kerucut soket

    shank instrumen, dan pisau dapat membuka tutup dan diganti.

    Yang Gracey juga tersedia dalam berbagai kombinasi logam, beberapa lebih kuatatau lebih kaku daripada yang lain. Aspek lain dalam memilih instrumen adalah ketebalan

    pegangan. Penelitian telah menunjukkan bahwa pegangan tebal lebih mudah pada tangan

    dan pergelangan tangan dari instrumen tipis.

    Desain dari kuret Gracey adalah unik karena setiap ujungnya hanya punya satu

    ujung tombak dan yang dirancang sehingga dapat beradaptasi erat pada permukaan gigi

    khusus untuk yang dimaksudkan.

    Ujung tombak atau pisau bisa digunakan adalah aspek yang lebih rendah luar

    pisau. Ini dapat diidentifikasi dengan memegang batang terminal akhir yang

    bersangkutan, pisau sisi bawah, dalam posisi vertikal dan melihat kepala bagian pisau

    pada. Pisau kuret ini mesin pada sudut derajat 70 dan ujung tombak menunjukkan kurva

    yang lebih panjang atau cembung sehubungan dengan ujung "tidak bekerja".

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    23/41

    Ketika mengadaptasi instrumen Gracey pada gigi untuk melakukan scaling, ujung

    tombak pertama harus diidentifikasi dan ditempatkan terhadap permukaan yang akan

    ditingkatkan dan shank terminal harus sejajar dengan permukaan itu. Dalam posisi ini,

    angulasi kerja yang ideal untuk menghilangkan kalkulus tercapai.

    Sickle scaler

    Para scaler sabit, terutama digunakan untuk menghilangkan kalkulus

    supragingiva, merupakan instrumen yang sangat berguna. Hal ini sering instrumen

    pertama digunakan untuk menghapus besar, deposito berat sehingga meningkatkan akses

    ke daerah subgingiva untuk instrumen lainnya.

    Sejumlah scaler sabit yang berbeda tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran.

    Towner H-15 Jacquette 204 S, 204 SD

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    24/41

    Morse USC - 128

    Mereka semua namun memiliki fitur-fitur umum membuat mereka cocok untuk

    penghapusan deposito kalkulus berat dan bekerja interproximally, di sekitar daerah

    kontak gigi.

    1. Sebuah pisau datar memotong pada sudut 90 derajat ke betis.2. Pemotongan tepi di kedua sisi wajah pisau.3. Wajah pisau adalah segitiga meruncing ke titik, kuat tajam pada jari kaki.4. Wajah pisau mungkin lurus atau melengkung.

    Ini adalah kaki runcing tajam dan 1-2 mm pertama dari tepi tajam lateral yang melakukan

    pekerjaan.

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    25/41

    D. Essentials Instrumentasi.

    Memahami

    Perusahaan tetapi cahaya mengadakan dokter gigi telah di instrumen mereka

    disebut sebagai "pemahaman". Sebuah pemahaman yang tepat memungkinkan dokter

    untuk manuver instrumen sekitar gigi dan benar langsung aplikasi tekanan untuk

    menghilangkan kalkulus tanpa merusak jaringan periodontal.

    Tiga genggam tertentu digunakan. Mereka adalah pegang pena, pegang pena

    dimodifikasi, dan pegang telapak tangan jempol. Pegang pena dimodifikasi adalah yang

    paling berguna.

    Titik penunjang

    Para istirahat jari ketiga pada tindakan intra-situs atau ekstraoral perusahaan

    sebagai titik tumpu. Hal ini meningkatkan kontrol instrumen dan penerapan pasukannya

    pada bekerja melawan gigi.

    Pergelangan tangan dan Motion Arm

    Kompleks instrumen / pergelangan tangan / lengan bawah harus bertindak sebagai

    unit goyang tegas namun lancar pada titik tumpu. Pergelangan tangan memutar atau

    gerakan jari independen harus dihindari. Hal ini akan mengakibatkan rasa sakit, kelelahan

    otot, dan peradangan pada ligamen dan saraf pergelangan tangan.

    Adaptasi

    Hal ini mengacu pada penempatan akhir kerja instrumen dalam hubungan yang

    benar untuk gigi.

    Angulation

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    26/41

    Ini adalah sudut yang dibentuk oleh bidang permukaan gigi dan bidang wajah

    pisau. Angulasi pemotongan efisien adalah antara 45, 90, dan 70 derajat dianggap ideal.

    Kurang dari 45 derajat dianggap "tertutup" dan lebih dari 90 derajat dianggap "terbuka".

    Sisipan

    Untuk menghindari kerusakan jaringan lunak ketika memasuki sulkus dengan alat,

    besar tajam, akhir kerja dimasukkan ke dalam sulcus dengan wajah pisau "tertutup" atau

    diratakan pada permukaan gigi. Setelah di kedalaman saku atau sulkus, pisau dibuka 45-

    90 derajat untuk stroke bekerja.

    Stroke

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    27/41

    Ini adalah aksi akhir bekerja pada instrumen karena dipindahkan di seluruh

    permukaan gigi. Stroke eksplorasi memberikan umpan balik taktil cahaya dari ujung

    instrumen. Stroke Bekerja memberikan tekanan terkontrol terhadap permukaan gigi

    menggunakan angulasi potong yang sesuai. Scaling stroke adalah stroke menarik pendek

    yang dibuat dengan tekanan kuat untuk menghapus kenaikan dari akar dan permukaan

    enamel. Akar stroke perencanaan yang dibuat untuk menghilangkan endapan dan

    menghaluskan permukaan akar. Stroke Bekerja adalah idealnya serangkaian stroke

    tumpang tindih yang menutupi seluruh permukaan gigi.

    5. OBAT KUMURPengertian

    Obat kumur merupakan larutan atau cairan yang digunakan untuk membilas

    rongga mulut dengan sejumlah tujuan antara lain untuk menyingkirkan bakteri perusak,

    bekerja sebagai penciut, untuk menghilangkan bau tak sedap, mempunyai efek terapi dan

    menghilangkan infeksi atau mencegah karies gigi.

    Obat kumur dikemas dalam dua bentuk yakni dalam bentuk kumur dan spray.

    Untuk hampir semua individu obat kumur merupakan metode yang simpel dan dapat

    diterima untuk pengobatan secara topikal dalam rongga mulut.

    Komposisi yang terkandung dalam obat kumur

    Hampir semua obat kumur mengandung lebih dari satu bahan aktif dan hampir

    semua dipromosikan dengan beberapa keuntungan bagi pengguna. Masing-masing obat

    kumur merupakan kombinasi unik dari senyawa-senyawa yang dirancang untuk

    mendukung higiena rongga mulut. Beberapa bahan-bahan aktif beserta fungsinya secara

    umum dapat dijumpai dalam obat kumur, antara lain:

    a) Bahan antibakteri dan antijamur, mengurangi jumlah mikroorganisme dalam

    rongga mulut, contoh: hexylresorcinol, chlorhexidine, thymol, benzethonium,

    cetylpyridinium chloride, boric acid, benzoic acid, hexetidine, hypochlorous acid

    b) Bahan oksigenasi, secara aktif menyerang bakteri anaerob dalam rongga mulut

    dan busanya membantu menyingkirkan jaringan yang tidak sehat, contoh: hidrogen

    peroksida,perborate

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    28/41

    c) Astringents (zat penciut), menyebabkan pembuluh darah lokal berkontraksi

    dengan demikian dapat mengurangi bengkak pada jaringan, contoh: alkohol, seng klorida,

    seng asetat, aluminium, dan asam-asam organik, seperti tannic, asetic, dan asam sitrat

    d) Anodynes, meredakan nyeri dan rasa sakit, contoh: turunan fenol, minyak

    eukaliptol, minyakwatergreen

    e) Bufer, mengurangi keasaman dalam rongga mulut yang dihasilkan dari

    fermentasi sisa makanan, contoh:sodium perborate, sodium bicarbonate

    f) deodorizing agents (bahan penghilang bau), menetralisir bau yang dihasilkan

    dari proses penguraian sisa makanan, contoh: klorofil

    g) deterjen, mengurangi tegangan permukaan dengan demikian menyebabkan

    bahan-bahan yang terkandung menjadi lebih larut, dan juga dapat menghancurkan

    dinding sel bakteri yang menyebabkan bakteri lisis. Di samping itu aksi busa dari deterjen

    membantu mencuci mikroorganisme ke luar rongga mulut, contoh:sodium laurel sulfate

    Beberapa bahan inaktif juga terkandung dalam obat kumur, antara lain:

    a. Air, penyusun persentasi terbesar dari volume larutan

    b. Pemanis, seperti gliserol, sorbitol, karamel dan sakarin

    c. Bahan pewarna

    d.Flavorings agents (bahan pemberi rasa).

    Indikasi

    Pemakain obat kumur tergantung pada tujuan yang ingin dicapai,dimana pada

    awalnya penggunaan obat kumur lebih ditujukan untuk mengatasi halitosis atau bau

    mulut. Namun belakangan ini lebih ditujukan untuk menghambat dan mengurangi

    pembentukan plak bakteri.

    Secara umum, obat kumur digunakan untuk mencegah gingivitis, periodontitis,

    radang tenggorokan, stomatis, mencegah terjadinya plak dan karies gigi sebagai bahan

    prokilaksis sesudah tindakan bedah, perawatan simptomatis lesi aftosa perawatan infeksi

    kandida albikan dan unuk menghilangkan rasa sakit atau ketidaknyaman akibat

    peradangan.

    Kontraindikasi

    Pasien yang sedang hamil pasien hipersensitivitas terhadap Chlorhexidine dan

    orang dengan kondisi mulut yang sehat.

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    29/41

    Tujuan

    1. Membilas gigi dengan obat kumur bisa mencegah timbulnya plak. Terlalu banyakplak bisa menyebabkan gigi berlubang dan penyakit pada gusi. Namun, obat

    kumur tak akan menghilangkan atau mengurangi plak yang sudah ada.

    2. Berkumur dengan obat kumur yang mengandungfluoride bisa membantumencegah gigi berlubang. Bahan ini melindungi gigi dari kerusakan (yang

    mengakibatkan gigi berlubang) atau pembusukan. Untuk itu, cermati label

    kemasannya untuk memastikan obat kumur tersebut dilengkapi denganfluoride.

    3. Obat kumur mampu membantu Anda mengincar plak yang ingin dibasmi. Areadimana terdapat banyak plak akan berubah menjadi kebiruan sehingga Anda dapat

    berfokus pada area tersebut ketika menggosok gigi atau menggunakan dental

    floss.

    Jenis obat kumur

    Chlorhexidine

    Chlorhexidine (CHX) mulai dikenal sejak tahun 1950 sebagai antimikroba denganrumus kimia:

    CHX merupakan antiseptik golongan bisguanida yang mempunyai spektrum yang

    luas dan bersifat bakterisid. CHX menyerang bakteri-bakteri gram positif dan gram

    negatif, bakteri ragi, jamur, protozoa, alga dan virus.

    Keunggulan Chlorhexidine

    CHX juga tidak dilaporkan memiliki bahaya terhadap pembentukan substansi

    karsinogenik. CHX sangat sedikit diserap oleh saluran gastrointestinal, oleh karena itu

    CHX memiliki toksisitas yang rendah.

    Efek sampingChlorhexidine

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    30/41

    Namun demikian, CHX memberikan efek samping berupa rasa yang tidak enak,

    mengganggu sensasi rasa, dan menghasilkan warna coklat pada gigi yang susah

    disingkirkan. Hal ini juga dapat terjadi pada mukosa membran dan lidah yang

    dihubungkan dengan pengendapan faktor diet chromogenic pada gigi dan membran

    mukosa.

    Kekurangan Chlorhexidine

    Penggunaan jangka panjang dari CHX sebaiknya dilarang pada pasien dengan

    keadaan periodontal yang normal. CHX digunakan dalam jangka waktu yang pendek

    hingga dua minggu ketika prosedur higiena oral sukar atau tidak mungkin dilakukan.

    Seperti pada infeksi rongga mulut akut, dan setelah prosedur bedah rongga mulut.

    6. KALKULUS dan PLAKPLAK

    Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri

    atas mikroorganisme yang berkembangbiak dalam suatu matriks interseluler jika

    seseorang melalaikan kebersihan gigi dan mulutnya. Plak gigi tidak dapat dibersihkan

    hanya dengan cara berkumur atau semprotan air dan hanya dapat dibersihkan sempurna

    secara mekanis.

    Klasifikasi Plak Gigi

    1. Plak supragingivalBerada pada atau koronal tepi gingiva.

    2. Plak subgingivalLokasinya apikal dari tepi gingiva, di antara gigi dengan jaringan yang mendindingi

    sulkus gingiva.

    Proses Pembentukan Plak Gigi

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    31/41

    Gambar 3. Mekanisme pembentukan plak gigi

    (Sumber: www.google.com/pembentukanplak)

    Proses pembentukan plak gigi ini terdiri atas tiga tahap.

    1. Tahap pembentukan lapisan acquired pelliclePembentukan pelikel dental pada permukaan gigi merupakan fase awal dari

    pembentukan plak. Pada tahap awal ini permukaan gigi atau restorasi akan dibalut oleh

    pelikel glikoprotein. Pelikel tersebut berasal dari saliva dan cairan sulkus, begitu juga dari

    produk sel bakteri dan pejamu, dan debris. Komponen khas pelikel pada berbagai daerah

    bervariasi komposisinya. Pengamatan terhadap pelikel enamel baru terbentuk (dua jam)

    menunjukkan bahwa komposisi asam aminonya berbeda dari komposisi saliva, hal ini

    berarti bahwa pelikel dibentuk oleh absorpsi makromolekul sekitar secara selektif. Pelikel

    merupakan suatu lapisan organik bebas bakteri dan terbentuk dalam beberapa menit

    setelah permukaan gigi yang bersih berkontak dengan ludah dan pada permukaan gigi dan

    berupa material stain yang terang apabila diwarnai dengan bahan pewarna plak. Pelikel

    berfungsi sebagai penghalang protektif, yang bertindak sebagai pelumas permukaan dan

    mencegah desikasi (pengeringan jaringan). Selain itu pelikel merupakan substrat tempat

    bakteri dari sekitarnya melekat. Selain itu, pelikel bekerja seperti perekat bersisi dua, satusisi melekat ke permukaan gigi, sedangkan permukaan lainnya merupakan sisi yang

    melekatkan bakteri pada permukaan gigi.

    2. Kolonisasi awal pada permukaan gigiSetelah acquired pelicle terbentuk, bakteri mulai berproliferasi disertai dengan

    pembentukan matriks interbakterial yang terdiri atas polisakarida ekstraseluler, yaitu

    levan dan dextran dan juga mengandung protein saliva. Hanya bakteri yang dapat

    membentuk polisakarida ekstraseluler yang dapat tumbuh pada tahap pertama, yaitu

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    32/41

    Streptococcus mutans, Streptococcus bovis, Streptococcus sanguis, Streptococcus

    salivarius sehingga pada 24 jam pertama terbentuklah lapisan tipis yang terdiri atas jenis

    kokus pada tahap awal proliferasi bakteri. Bakteri tidak membentuk lapisan kontinu di

    atas permukaan acquired pellicle melainkan sebagai suatu kelompok-kelompok kecil

    yang terpisah. Suasana lingkungan pada lapisan plak masih bersifat aerob sehingga hanya

    mikroorganisme aerob dan fakultatif yang dapat tumbuh dan berkembang biak. Jadi, pada

    tahap awal ini bakteri yang dapat tumbuh ialah jenis kokus dan basilus yang fakultatif

    (Neiserria, Nocardia, dan Streptococcus). Streptococcus meliputi 50% dari seluruh

    populasi dan yang terbanyak adalah jenis Streptococcus sanguis. Perkembangbiakan

    bakteri membuat lapisan plak bertambah tebal dan karena adanya hasil metabolisme dan

    adhesi dari bakteri-bakteri pada permukaan luar plak, lingkungan di bagian dalam plak

    berubah menjadi anaerob.

    3. Kolonisasi sekunder dan pematangan plakSetelah kolonisasi pertama oleh streptokokus, berbagai jenis mikroorganisme lain

    memasuki plak, hal ini dinamakan Phenomena of succession. Pada keadaan ini dengan

    bertambahnya umur plak, terjadi pergeseran bakteri di dalam plak. Menurut Kresse,

    keadaan ini dapat terjadi karena berkurangnya jumlah makanan di dalam plak sehingga

    terjadi kompetisi di antara bakteri sehingga dapat membatasi pertumbuhan bakteri.

    Terhambatnya pertumbuhan bakteri, selain disebabkan oleh kurangnya bahan makanan,

    juga disebabkan oleh adanya gas-gas sebagai hasil metabolisme bakteri yang bersifat

    toksik bagi bakteri, yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Sementara

    hasil metabolisme yang lain menyebabkan rangsangan terhadap pertumbuhan bakteri

    Veilonella dan hal ini menyebabkan meningkatnya polisakarida ekstraseluler berberat

    molekul tinggi sehingga mempengaruhi tekanan permukaan dan tekanan osmotik di

    dalam plak.

    Jika kebersihan mulut diabaikan, dua sampai empat hari, kokus gram negatif dan

    basilus akan bertambah jumlahnya (dari 7% menjadi 30%), dengan 15% diantaranya

    terdiri atas bacillus yang bersifat anaerob. Pada hari kelima Fusobacterium,

    Aactinomyces, dan Veilonella yang aerob akan bertambah jumlahnya. Dalam tiga hari,

    pengkoloni sekunder yang tidak turut sebagai pengkoloni awal ke permukaaan gigi yang

    bersih, diantaranya Prevotella intermedia, Prevotella loescheii, spesies Capnocyttophaga,

    Fusobakterium nucleatum, dan Porphyromonas gingivalis. Mikroorganisme tersebut

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    33/41

    melekat ke sel bakteri yang telah berada dalam massa plak. Interaksi yang menimbulkan

    perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke bakteri pengkoloni awal dinamakan

    koagregasi. Fase akhir pematangan plak pada hari ke 7 ditandai dengan menurunnya

    jumlah bakteri gram positif dan meningkatnya bakteri gram negatif. Pematangan plak

    pada hari ketujuh ditandai dengan munculnya bakteri jenis Spirochaeta dan Vibrio

    sementara jenis filament terus bertambah, dengan peningkatan paling menonjol pada

    Actiomyces naeslundi. Pada hari kedua puluh delapan dan kedua puluh sembilan,

    streptokokus akan terus berkurang jumlahnya.

    Komposisi Plak Gigi

    1. Komposisi keseluruhanPlak gigi sebagian besar terdiri atas air dan berbagai macam mikroorganisme yang

    berkembang biak dalam suatu matriks interseluler yang terdiri atas polisakarida

    ektraseluler dan protein saliva. Sekitar 80% dari berat plak adalah air dan 20% lainnya

    bentuk padat, sementara jumlah miroorganisme kurang lebih 250 juta per mg berat basah.

    Selain terdiri atas mikroporganisme, juga terdapat sel-sel epitel lepas, leukosit, partikel-

    partikel sisa makanan, garam anorganik yang terutama terdiri atas kalsium, fosfat, dan

    fluor.

    2. Komposisi BakteriBakteri yang terdapat pada permukaan luar, terdiri atas bakteri jenis aerob, sedangkan

    bakteri yang terdapat pada permukaan dalam terdiri dari bakteri anaerob. Bakteri anaerob

    cenderung lebih banyak karena oksigen yang masuk ke dalam hanya sedikit sehingga

    memungkinkan bakteri anaerob tumbuh dengan subur.

    Bakteri di dalam plak tidak sama dengan yang terdapat di rongga mulut, laktobasilus

    hanya hadir dalam jumlah kecil di dalam plak, dan dalam saliva jumlahnya sangat besar.

    Streptococcus yang banyak terdapat dalam plak hanya sedikit terdapat pada saliva.

    Bakteri yang terdapat dalam plak selain dapat menghasilkan asam (asidogenik) dari

    makanan yang mengandung karbohidrat juga dapat bertahan berkembang biak dalam

    suasana asam (aciduric). Berdasarkan hasil penelitian, komposisi bakteri dalam plak

    bervariasi. Komposisi bakteri dalam plak bergantung pada daerah dan region dari gigi,

    juga umur plak.

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    34/41

    Distribusi bakteri di dalam plak sangat variabel, namun umumnya bakteri berada di

    lapisan bagian dalam berkumpul membentuk koloni yang lebih padat serta mempunyai

    dinding yang lebih tebal dan terutama terdiri atas jenis kokus, sedangkan jenis filament

    umumnya tumbuh dengan sumbu panjang sel-selnya tegak lurus pada permukaan gigi,

    pada gambaran secara mikroskopik tampak gambaran palisade atau seperti pagar.

    3. Komposisi matriks plak gigia. Polisakarida ekstraselulerJenis utama bakteri yang mempunyai kemampuan untuk membentuk polisakarida

    ekstraseluler adalah beberapa galur (strain) streptokokus, yaitu Streptococcus mutans,

    Streptococcus bovis, Streptococcus sanguis dan galur streptokokus lainnya. Bakteri ini

    membentuk polisakarida ekstraseluler dari karbohidrat, terutama sukrosa. Polisakarida

    ekstraseluler yang terutama di dalam plak adalah dekstran yang merupakan polimer

    sukrosa dan levan yang merupakan polimer fruktosa.

    Secara biokimia, jalannya sintesa adalah sebagai berikut.

    1. Sukrosa + enzim bakteri (dekstransukrase) >> dekstran + friktosa2. Sukrosa + enzim bakteri (levansukrosa) >> levan + glukosa

    Dekstran merupakan polimer glukosa yang mempunyai berat molekul berbeda dan

    mempunyai sifat tidak larut dalam air, sangat adhesif dan resistan terhadap hidrolisis oleh

    bakteri di dalam plak, dan merupakan senyawa yang stabil.

    Sifat-sifat tersebut memungkinkan dekstran berfungsi sebagai matriks daripada

    plak. Dekstran mempunyai panjang rantai yang berbeda sehingga diusulkan nama umum,

    yaitu glukan bagi golongan polisakarida yang merupakan polimer glukosa. Sukrosa

    merupakan substrat utama bagi pembentukan dekstran, namun penelitian terakhir

    menunjukkan bahwa bakteri dapat membentuk polisakarida lain selain dekstran, dari

    glukosa dan gula-gula lainnya.

    Bakteri-bakteri di dalam plak juga membentuk polimer fruktosa, yaitu levan.

    Levan ini lebih mudah larut dalam air dan dapat dihidrolisis lebih banyak oleh bakteri

    dibandingkan dengan dekstran. Karena tidak begitu stabil, diperkirakan peranan levan

    sebagai komponen matriks dari plak agak terbatas. Namun, para ahli mengakui bahwa

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    35/41

    levan dan polisakarida lain yang serupa juga penting sebagai perantara bagi kolonisasi

    dan perlekatan bakteri di atas permukaan gigi. Perbedaan antara dekstran dan levan ini

    penting dalam hubingannnya dengan retensi plak. Pada permukaan licin gigi, kolonisasi

    bakteri terutama dilakukan oleh jenis-jenis yang mempunyai kemampuan besar untuk

    membentuk dekstran, misalnya Streptococcus mutans, sedangkan pada permukaan akar

    lebih terlindung terhadap tekanan-tekanan mekanis yang melepaskan plak, organisme

    pembentuk levan, seperti Odontomyces viscosus dapat berkoloni dan membentuk plak.

    b. Protein salivaSelain polisakarida ektraseluler, beberapa ahli mengatakan bahwa matriks dari

    plak juga mengandung protein dari saliva. Sisa-sisa sel bakteri yang yang telah

    mengalami lisis dan beberapa mineral.

    Leach dkk, menunjukkan dengan suatu percobaan bahwa jika diet tidak

    mengandung karbohidrat, matriks dari plak yang terbentuk di atas permukaan gigi hampir

    sama sekali tidak mengandung karbohidrat (polisakarida ekstraseluler). Dalam hal ini

    ternyata bahwa matriks dari plak tersebut terdiri atas asam-asam amino yang merupakan

    karakteristik glikoprotein saliva.

    4. Komposisi anorganikPlak mengandung konsentrasi kalsiun dan fosfat yang jauh lebih tinggi daripada di

    dalam saliva. Konsentrasi unsure-unsur ini berbeda pada satu daerah plak dengan daerah

    lainnya, pada satu pasien dengan pasien lainnya. Sebagai contoh, plak di gigi insisif

    rahang bawah mengadung kalsium dan fosfat jauh lebih tinggi daripada plak region lain.

    Jika diet mengandung banyak sukrosa atau gula-gula lain, konsentrasi kalsium dan fosfat

    turun dengan cepat. Ini mungkin disebabkan karena kebutuhan bakteri akan unsur-unsur

    tersebut meningkat sewaktu terjadi metabolisme gula-gula tersebut.

    Selain kalsium dan fosfat, plak juga mengandung fluor dalam konsentrasi kurang

    lebih 80 ppm pada pasien yang meminum air yang telah difluoridisasi (dalam konsentrasi

    1 ppm). Diperkirakan sebagian besar fluor terikat pada protein plak serta bakteri dalam

    plak. Fluor dalam konsentrasi 80n ppm sebenarnya dapat menekan atau menghalangi

    reaksi enzimatik bakteri, termasuk sintesa polisakarida intra- dan ekstraseluler yang

    penting dalam proses pembentukan plak. Akan tetapi untuk dapat berefek demikian,dibutuhkan fluor dalam bentuk bebas, sedangkan jumlah fluor dalam bentuk ion bebas di

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    36/41

    dalam plak ini belum diketahui pasti. Oleh karena itu, belum dapat dipastikan apakah

    fluor di dalam plak tersebut mempunyai efek kariostatik atau tidak.

    Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa plak dapat mengikat

    kalsium dalam jumlah besar dan hal ini mungkin berhubungan dengan perpindahan

    kalsium ke dalam dan keluar email.

    KALKULUS

    Kalkulus adalah suatu massa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan

    melekat erat pada permukaan gigi, dan objek solid lainnya di dalam mulut, misalnya

    restorasi dan gigi geligi tiruan. Kalkulus adalah plak yang terkalsifikasi.

    Klasifikasi Kalkulus

    1. Kalkulus supragingivalKalkulus supragingival adalah kalkulus yang melekat pada permukaan mahkota gigi

    mulai dari puncak gingival margin dan dapat dilihat. Kalkulus ini berwarna putih

    kekuningan, konsistensinya keras, seperti batu tanah liat dan mudah dilepaskan dari

    permukaan gigi dengan scaler. Warna kalkulus dapat dipengaruhi oleh pigmen sisa

    makanan atau dari merokok. Kalkulus supragingival dapat terjadi pada satu gigi,

    sekelompok gigi atau seluruh gigi. Banyak terdapat pada bagian bukal molar rahang atas

    yang berhadapan dengan duktus Stensens, pada bagian lingual gigi depan rahang bawah

    yang berhadapan dengan duktus Whartons. Selain itu, kalkulus juga banyak terdapat

    pada gigi yang sering tidak digunakan.

    2. Kalkulus subgingivalKalkulus subgingival adalah kalkulus yang berada di bawah batas gingival margin,

    biasanya pada daerah saku gusi dan tidak dapat terlihat pada waktu pemeriksaan.

    Konsistensinya biasanya keras dan padat. Warnanya cokelat tua atau hijau kehitam-

    hitaman. Bentuk kalkulus subgingival dapat dibagi menjadi deposit noduler dan spinning

    yang keras, berbentuk cincin atau ledge yang mengelilingi gigi, berbentuk seperti jari

    yang meluas sampai ke dasar saku, bentuk bulat yang terlokalisasi, dan bentuk gabungan.

    Jika gingival mengalami resesi, subgingival kalkulus akan dapat dilihat seperti kalkulus

    supragingival dan mungkin akan ditutupi oleh supragingival yang asli.

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    37/41

    Tabel: Perbedaan Kalkulus Supragingival dan Subgingival

    Kalkulus

    Supragingival

    Kalakulus

    Subgingival

    Lokasi Dari korona ke margin

    gingiva

    Dari apikal ke margin

    gingival, di dalam sulkus

    gingival dan poket

    periodontal

    Distribusi Terdapat dekat kelenjar

    air liur.

    - bagian lingual dati

    insisivus bawah (duktus

    sublingual)

    - bagian bukal dari

    molar kedua atas (duktus

    parotis)

    Tidak bisa diprediksi.

    Lebih sering di bagian

    approksimal dan lingual

    daripada bagian bukal

    Penampilan Putih kekuningan Coklat kehitaman

    Cara mandeteksi Menggunakan air

    drying, dan akan

    memberikan penampilan

    yang pucat atau seperti

    berkapur

    Menggunakan probe

    Formasi Kalsifikasi heterogen Kalsifikasi lebih

    homogen

    Kandungan mineral 37% dari volume

    Berasal dari saliva

    50% dari volume

    Berasal dari cairan

    sirkular gingival

    Komposisi -70-80% material Konsentrasi kalsium,

    magnesium dan fluoride

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    38/41

    anorganik.

    Kalsium, fosfat dan

    sedikit magnesium, sodium,

    karbonat dan fluride.

    Fluoride didistribusikan

    secara teratur.

    -15-20% material

    organic

    Protein 55%, lemak

    10% dan karbohidrat.

    lebih banyak daripada

    kalkulus supragingival.

    Fluoride didistribusikan

    tidak teratur.

    Komposisi Kalkulus

    1. Komponen anorganikBahan anorganik kalkulus supragingival terdiri atas kalsium fosfat (Ca3(PO4)2)

    75,9%; kalsium karbonat (CaCO3) 3,1%; dan magnesium fosfat (Mg3(PO4)2) sertasejumlah ion logam lainnya. Komponen anorganik utamanya adalah kalsium 39%, fosfor

    19%, magnesium 0,8%, karbon dioksida 1,9% dan sejumlsh kecil logam Na, Zn, Sr, Br,

    Cu, An, Al, Si, Fe dan F. sekurang-kurangnya dua pertiga bahan anorganik ini strukturnya

    berupa Kristal. Ada 4 bentuk kristal, yaitu hidroksiapatit (Ca10(OH)2(PO4)2) 58%;

    brushite CaH(PO4)2 20,9%; dan magnesium whitlockite (Ca9(PO4)3XPO4) 21% serta

    oktakalsium fosfat (Ca4H(PO4)3.2H2O) 21%. Biasanya pada setiap sampel kalkulus

    dijumpai dua atau lebih bentuk kristal, dengan hidroksiapatit dan oktakalsium fosfat yang

    paling sering dijumpai. Brushite lebih sering dijumpai pada kalkulus yang terletak di

    regio depan rahang bawah sementara whitlockite pada regio posterior.

    2. Komponen organikKomponen organik kalkulus terdiri atas campuran protein-polisakarida kompleks, sel-

    sel epitel yang mengalami desquamasi, leukosit dan berbagai tipe mikroorganisme.

    Sekitar 1,9 sampai 9,1% komponen organik adalah karbohidrat yang terdiri atas

    galaktosa, glukosa, rhamnosa, mannose, asam glikuronik, galaktosamine, dan kadang-

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    39/41

    kadang arabinase, asam galakturonik serta glukosamin yang semuanya dijumpai pula di

    dalam glikoprotein saliva kecuali arabinosa dan rhamnosa. Protein yang berasal dari

    saliva, sejumlah 5,9-8,2% yang kebanyakan terdiri atas asam amino. Lipid sejumlah 0,2%

    dari komponen organik dalam bentuk lemak netral, asam lemak bebas, kolesterol,

    kolesterol ester, dan fosfat lipid.

    3. Komponen mikroorganismePersentasi organisme filamentous gram positif dan gram negatif lebih tinggi pada

    kalkulus daripada daerah lain rongga mulut. Mikroorganisme pada daerah perifer yang

    predominan adalah bacillus gram negatif dan kokus. Kebanyakan mikroorganisme di

    dalam kalkulus ini mati.

    Proses Pembentukan Kalkulus

    Kalkulus adalah plak bakteri yang termineralisasi, tetapi tidak semua plak

    teremineralisasi. Kalkulus supragingival jarang terlihat pada permukaan bukal molar

    bawah, tetapi sering ditemukan pada permukaan molar atas yang berlawanan dengan

    muara duktus parotis. Mungkin 90% dari kalkulus supragingival yang terdapat pada gigi

    geligi ditemukan pada insisivus bawah yang terpapar langsung dari glandula saliva

    submandibularis dan sublingualis. Presipitasi garam-garam mineral ke dalam plak sudah

    dapat terlihat beberapa jam setelah deposisi plak, tetapi umumnya keadaan ini

    berlangsung 2-14 hari setelah terbentuknya plak. Mineral pada kalkulus supragingival

    berasal dari saliva, sedangkan pada kalkulus subgingival berasal dari eksudat cairan

    gingiva.

    Pada plak yang baru terbentuk, konsentrasi kalsium dan ion fosfornya sangat

    tinggi. Umumnya konsentrasi kalsium pada plak sekitar 20 kali lebih besar daripada di

    saliva, tetapi tidak terlihat karena adanya kristal apatit. Selain itu, terlihat juga bahwa

    kristal hidroksiapatit terbentuk spontan di dalam saliva.

    Proses kalsifikasi mencakup pengikatan ion-ion kalsium ke senyawa karbohidrat-

    protein dari matriks organik, dan pengendapan kristal-kristal garam kalsium posfat.

    Kristal terbentuk pertama kali pada matriks interseluler dan pada permukaan bakteri, dan

    akhirnya diantara bakteri.

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    40/41

    Kalsifikasi kalkulus dimulai sepanjang permukaan dalam plak supragingival dan

    pada komponen melekat dari plak supragingival yang berbatasan dengan gigi membentuk

    fokus-fokus yang terpisah. Fokus-fokus tersebut kemudian membesar dan menyatu

    membentuk massa kalkulus yang padat. Kalsifikasi tersebut dapat diikuti dengan

    perubahan kandungan bakteri dan kualitas pewarnaan plak. Dengan adanya kalsifikasi,

    bakteri berfilamen bertambah jumlahnya. Pada fokus-fokus kalsifikasi terjadi perubahan

    dari basofilia menjadi eosinofilia; intensitas pewarnaan menunjukkan pengurangan reaksi

    periodic acid-schiff positif dan sulfihidril dan grup amino, dan pewarnaan dengan toluidin

    blue yang pada mulanya ortokromatik berubah menjadi metakromatik dan menghilang.

    Kalkulus dibentuk lapis demi lapis, dimana setiap lapis sering dipisahkan oleh kutikula

    yang tipis, yang kemudian tertanam dalam kalkulus dengan berlangsungnya kalsifikasi.

    Inisiasi dan akumulasi dari kalkulus bervariasi pada setiap orang, pada gigi yang

    berbeda dan pada waktu yang berbeda di orang yang sama. Berdasarkan perbedaan

    tersebut, maka dapat dikelompokan menjadi pembentuk kalkulus berat, sedang atau

    sedikit atau sebagai pembentuk non-kalkulus. Pembentukan kalkulus terus berkembang

    sampai kalkulus mencapai berat maksimal kemudian jumlahnya bisa kembali turun.

    Waktu yang diperlukan untuk mencapai tingkat maksimal adalah sepuluh minggu sampai

    enam bulan. Penurunan dari akumulasi kalkulus maksimal disebut sebagai reversalphenomenon (fenomena pembalikan), dapat dijelaskan oleh kerentanan kalkulus terhadap

    gerakan mekanik dari lidah dan bibir.

    Mekanisme mineralisasi kalkulus adalah :

    1. Pengendapan mineral adalah hasil dari kenaikan derajat kejenuhan ion kalsiumdan ion fosfat melalui beberapa cara :

    a. Peningkatan pH saliva menyebabkan pengendapan garam kalsium fosfat dengancara menurunkan pengendapan konstan. pH meningkat karena kehilangan karbon

    dioksida dan pembentukan ammonia oleh plak gigi atau degradasi protein selama

    stagnasi.

    b. Protein koloid di saliva mengikat ion kalsium dan fosfat dan memelihara larutanjenuh berkenaan dengan garam kalsium fosfat. Dengan stagnasi saliva, koloid menetap

    dan fase jenuh tidak lagi dipertahankan, menyebabkan pengendapan garam kalsium

    fosfat.

  • 7/16/2019 laporan skenario 1

    41/41

    c. Fosfat terlepas dari plak gigi, bakteri mengendapkan kalsium fosfat dengan carahidrolisis fosfat organik dalam saliva, sehingga meningkatkan konsentrasi ion fosfat.

    Esterase merupakan enzim lain yang ada pada organisme coccid dan filament, leukositm

    makrofag dan sel-sel epitel pada plak gigi. Esterase memulai kalsifikasi dengan cara

    hidrolisis ester lemak menjadi asam bebas lemak. Asam lemak membentuk sabun dengan

    kalsium dan magnesiu yang kemudian diubah menjadi garam kalsium fosfat yang kurang

    larut.

    2. Menurut teori epitaksis, diduga plak berfungsi sebagai pembiak atau dikatakanplak mengandung tempat-tempat nukleasi yang merupakan tempat pembentukkan

    kristal awal. Setelah nukleasi dari kristalit yang terjadi, maka dengan adanya saliva yang

    sangat jenuh akan garam-garam kalsium fosfat dapat mendukung pertumbuhan nukleat

    tersebut sehingga terbentuk kalkulus gigi.

    MEKANISME TERJADINYA GUSI BERDARAH

    Di akibatkan berkumpulnya pelikel yang berkolonisasi jadi plaque berkolonisasi

    Dengan Bakteri dan bermineralisasi menjadi calculus sehinga terjadi perdangan pada

    jaringan periodontal (gingva) yang merupakan aksi dari system kekebalan tubuh sehingga

    terjadi pembesaran (banyaknya pasokan pembulu drah pada daerah yang terinfeksi )

    sehingga sedikit saja terdapat rangsangan dan stimulus menyebabkan mudahnya terjadiinflamasi

    VII. SINTESISSeorang pasien wanita berusia 22 tahun mengalami Induce plaque gingivitis yang

    bersifat general dan mengalami halitosis. Sehingga dilakukan scaling dan pemberian

    obat kumur yang mengandung chlorohexidine.