learner dan contextual analysis [fixed]

21
Siswa dan Analisis Kontekstual Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dipertimbangkan: Mengapa memperhatikan karakteristik siswa ketika melakukan perencanaan merupakan hal yang penting? Manakah karakteristik-karakteristik yang paling bermanfaat, dan bagaimana cara memperoleh informasi tentang karakteristik tersebut? Keterbatasan karakteristik apa yang mungkin dipertimbangkan dalam desain pengajaran? Faktor-faktor apa dalam lingkungan akan mempengaruhi pengajaran? Andaikan Anda belum pernah mendengar mengenai proses perancangan pengajaran. Anda memulai perkuliahan pertama dan telah berusaha mempersiapkannya sebaik mungkin dengan tujuan perkuliahan Anda memiliki kesan baik di mata siswa. Perkuliahan tersebut mencakup rincian statistik dari penelitian baru-baru ini dan penjelasan kompleks. Ketika perkuliahan berlangsung, Anda menyadari beberapa reaksi, antara lain: beberapa siswa mendengarkan dengan cermat dan membuat catatan dengan cepat, beberapa siswa terlihat bingung, dan beberapa siswa acuh tak acuh. Padahal ini merupakan satu- satunya kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan informasi penting! Apakah ada yang salah? Mungkin, dalam persiapan Anda kurang memperhatikan karakteristik kelompok siswa, tingkat persiapan siswa, jumlah motivasi, atau faktor-faktor lain yang mendorong ketertarikan

Upload: fahruh-juhaevah

Post on 01-Oct-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sdfsf

TRANSCRIPT

Siswa dan Analisis Kontekstual

Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dipertimbangkan:Mengapa memperhatikan karakteristik siswa ketika melakukan perencanaan merupakan hal yang penting?Manakah karakteristik-karakteristik yang paling bermanfaat, dan bagaimana cara memperoleh informasi tentang karakteristik tersebut?Keterbatasan karakteristik apa yang mungkin dipertimbangkan dalam desain pengajaran?Faktor-faktor apa dalam lingkungan akan mempengaruhi pengajaran?

Andaikan Anda belum pernah mendengar mengenai proses perancangan pengajaran. Anda memulai perkuliahan pertama dan telah berusaha mempersiapkannya sebaik mungkin dengan tujuan perkuliahan Anda memiliki kesan baik di mata siswa. Perkuliahan tersebut mencakup rincian statistik dari penelitian baru-baru ini dan penjelasan kompleks. Ketika perkuliahan berlangsung, Anda menyadari beberapa reaksi, antara lain: beberapa siswa mendengarkan dengan cermat dan membuat catatan dengan cepat, beberapa siswa terlihat bingung, dan beberapa siswa acuh tak acuh. Padahal ini merupakan satu-satunya kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan informasi penting! Apakah ada yang salah?Mungkin, dalam persiapan Anda kurang memperhatikan karakteristik kelompok siswa, tingkat persiapan siswa, jumlah motivasi, atau faktor-faktor lain yang mendorong ketertarikan mereka dan keberhasilan mereka dalam belajar. Salah satu unsur utama dalam proses perancangan pengajaran dalam bab 1 adalah perlunya untuk mempertimbangkan siswa, untuk siapa sebuah program perlu dikembangkan. Tingkat keberhasilan dari sebuah rencana pengajaran akan bergantung pada tingkat pembelajaran siswa yang bersangkutan. Populasi siswa terdiri dari berbagai macam jenis, mulai tingkat dasar hingga tingkat menengah dan perguruan tinggi. Oleh karena itu, dalam merancang pengajaran, kita perlu memahami karakteristik dari siswa kita dan bagaimana karakteristik tersebut akan mempengaruhi rancangan kita.Sama seperti bagaimana siswa memiliki keahlian berbeda-beda, mereka juga memiliki cara belajar yang berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut tampak dalam pengalaman-pengalaman yang dibutuhkan dalam belajar. Dalam perencanaan proses, penting untuk memperhatikan karakteristik, kemampuan, dan pengalaman siswa, baik sebagai individu maupun kelompok. Dalam mengajar sebuah kelompok pelatihan atau kelas akademik, perancang harus memiliki informasi mengenai kemampuan, kebutuhan, dan minat siswa. Informasi tersebut seharusnya berpengaruh dalam unsur tertentu dalam perencanaan, seperti pemilihan topik (dan pada tingkat berapa topik tersebut diperkenalkan), pemilihan dan urutan tujuan, kedalaman topik, dan bermacam-macam aktivitas pembelajaran, serta faktor apa dalam lingkungan belajar yang dapat atau akan mempengaruhi rancangan pembelajaran.Ketika merancang sebuah rencana pengajaran, tentukan lebih dahulu tahap rancangan awal, yaitu kenali karakteristik siswa untuk membantu Anda menentukan rancangan pengajaran. Anda menyelesaikan proses perancangan, Anda mungkin akan menemukan tambahan informasi mengenai siswa dan lingkungan belajar.

A. Jenis Karakteristik SiswaDalam memulai menganalisis siswa, tugas penting perancang adalah untuk mengidentifikasi karakteristik yang penting untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Heinich, Molenda, Russell, and Smaldino (1999) menyatakan bahwa perancang mempertimbangkan tiga karakteristik siswa, yaitu: karakteristik umum (general characterictic), karakteristik khusus (keterampilan prasyarat untuk pengajaran), dan gaya belajar. Sebagai tambahan tiga kategori tersebut juga terdapat lima kategori tambahan, yang meliputi: informasi akademik, karakteristik personal dan sosial, siswa-siswa dengan budaya yang beragam, siswa dengan ketidakmampuan, dan siswa dewasa.1. Karakteristik UmumKarakteristik umum meliputi faktor-faktor umum siswa, terdiri dari: jenis kelamin, umur, pengalaman bekerja, pendidikan, dan etnis.

2. Karakteristik Khusus Katakteristik khusus yang dimaksud di sini adalah keterampilan prasyarat atau sikap yang dibutuhkan siswa untuk berhasil dalam pembelajaran. Analisis mengenai kompetensi ini penting dalam proses perancangan. Mengetahui keterampilan, sikap, atau bakat siswa penting dalam menentukan tingkat kesulitan yang sesuai dalam pengajaran. Dalam memilih tingkat kesulitan pengajaran, pilih tingkat kesualitan yang agak lebih tinggi dibandingkan tingkat kesulitan yang dianggap maksimum untuk siswa yang memiliki kemampuan rata-rata. Dengan begitu, pengajaran akan terasa menantang tapi tidak terlalu sulit dicerna oleh sebagian besar siswa dan mendukung siswa yang mengalami kesulitan. Setelah pengajaran dirancang, akan sangat bermanfaat dan penting untuk menyertakan pre-test yang menentukan kesiapan peserta didik.

3. Gaya BelajarGaya belajar adalah karakteristik yang merujuk pada bagaimana invidu melakukan tugas belajar dan memproses informasi. Singkatnya, beberapa siswa menemukan metode-metode pembelajaran tertentu yang dirasa lebih cocok atau menarik daripada yang lain. Dibandingkan menghadiri kuliah dan membaca materi, mungkin beberapa individu akan merasa lebih nyaman untuk belajar dengan pendekatan visual, atau beberapa malah lebih nyaman dengan memanipulasi obyek secara langsung dan sebagainya. Mencoba untuk mengidentifikasi gaya belajar seseorang dapat membantu dalam perencanaan pengajaran untuk kelompok kecil atau mengajar perorangan.Meskipun terdapat banyak literatur mengani gaya belajar, tetap timbul pertanyaan, Sejauh mana gaya belajar tersebut dapat disesuaikan dengan metode pengajaran? Aplikasi mengenai infromasi gaya belajar sangat terbatas. Konteks utama di mana Anda mungkin ingin mempertimbangkan gaya belajar siswa dalam melakukan pengajaran adalah pada pengajaran perorangan, di mana bahan dan strategi pengajaran dapat dengan mudah disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan individu.

4. Informasi AkademikRekaman akademik mungkin adalah informasi yang paling mudah diperoleh dan paling sering digunakan dalam pengajaran. Rekaman akademik meliputi:a. Nilai sekolah atau pelatihan yang pernah diikuti dan mata pelajaran yang telah dipelajari.b. Nilai rata-rata atau nilai huruf dalam pelajaran akademikc. Skor dari tes kecerdasan (standardized achievement test of intelligence) maupun skor untuk keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan matematika.d. Kursus atau pelatihan khusus yang telah diselesaikan yang berhubungan dengan bidang pelatihan yang diambilSebagian besar informasi ini dapat diperoleh dari rekaman siswa yang terdapat di kantor administrasi sekolah. Beberapa diantaranya tercantum dalam lamaran pekerjaan atau arsip pribadi. Ketika melihat rekaman siswa atau individu, hendaknya perlu mengingat pertimbangan kerahasiaan dan etika. Jika Anda memerlukan informasi khusus tentang siswa dan tidak tersedia, tes khusus dapat dilakukan dan diselenggarakan melalui sebuah lembaga khusus atau pribadi. Hal yang erat kaitannya dengan informasi akademik siswa adalah pengetahuan dan keterampilan yang mungkin telah dikuasai siswa dan secara langsung berhubungan dengan isi materi atau keterampilan yang dipelajari. Mengumpulkan informasi keterampilan dan pengetahuan merupakan salah satu tujuan dari unsur pre-test dalam proses perancangan pengajaran (lihat Bab 12) . Oleh karena itu, informasi yang diperoleh tentang karakteristik siswa dengan data yang ingin dicapai dari pretest memiliki hubungan yang dekat.

5. Karakteristik Personal dan SosialAnda harus memperhatikan karakteristik personal dan sosial siswa, kapan karakteristik-karakteristik tersebut akan mempengaruhi rancangan dan penyampaian pengajaran. Biasanya, infromasi mengenai karakateristik-karakteristik sebagai berikut berguna pagi pembuat rancangan pengajaran.a. Usia dan tingkat kedewasaanb. Motivasi dan sikap terhadap materic. Harapan dan aspirasid. Pekerjaan sekarang atau sebelumnya dan pengalaman kerja (jika ada).e. Bakat khusus.f. Keterampilan mekanis atau kemampuan motorik lainnya.g. Kemampuan bekerja dalam berbagai kondisi lingkungan gaduh, berada di luar ruangan selama cuaca buruk, dan sebagainya.Untuk sebagian besar pendidik, motivasi merupakan penentu paling penting untuk keberhasilan. Siswa yang tidak peduli atau lebih parah, tidak suka terhadap pembelajaran tidak akan memberikan respon yang sama dengan siswa yang termotivasi belajar. rancangan strategi belajat yang menciptakan minat dan perhatian akan sesuai untuk pengajaran kelompok.Sikap siswa berbeda dengan motivasi. Contohnya, siswa mungkin tertarik mengambil kelas elektronik dasar, namun dia mungkin saja merasa tidak mampu masuk ke kelas tersebut dikarenakan kemampuannya yang rendah dalam bidang tersebut. Jika ditemukan siswa dengan sikap negatif semacam ini, hendaknya dilakukan strategi khusus untuk membangun kepercayaan dan kemampuan siswa selama pembelajaran (Jonassen 8c Grabowski, 1993). Salah satu kemungkinan adalah untuk memulai instruksi dengan konten sangat mudah dan secara bertahap meningkatkan kesulitan dari waktu ke waktu.Ketangkasan manual dan keterampilan motorik khusus lainnya dari peserta didik dapat menjadi sangat penting dalam program pelatihan tertentu. Seperti dibahas dalam Bab 5, keterampilan motorik menerima sambutan lebih sedikit dan dampaknya kurang praktis dibandingkan dengan kemampuan kognitif dan afektif, namun hal ini mungkin akan berguna.Data bermanfaat mengenai karakteristik personal dan sosial dapat diperoleh melalui pengamatan, interview, dan angket (lihat bab 12 dan 13 untuk diskusi lebih lanjut). Jika kelompok khusus terdiri dari sebagian besar (significant percentage) populasi siswa, karakteristik sosial yang khas untuk setiap kelompok harus dipertimbangkan.

6. Siswa-siswa dengan Beragam BudayaKelompok siswa mungkin dapat meliputi anggota-anggota dari etnik budaya dan kebiasaan yang bervariasi. Selain itu, perancang pengajaran dan instruktur/guru mungkin berbeda latar belakang etniknya dengan anggota dari suatu kelompok siswa. Untuk alasan ini, karakteristik siswa yang beragam secara budaya memerlukan perhatian khusus selama perencanaan.Salah satu permasalahan yang jelas adalah kekurangan dalam penggunaan bahasa dan komunikasi. Perbedaan sosial dan budaya seharusnya diperhatikan karena akan mempengaruhi hal-hal seperti kemampuan bertanggung jawab terhadap pekerjaan individu atau dalam aktivitas lainnya. Lima standar dalam mengajar siswa dengan beragam budaya menurut peneliti (Bradford, 1999; Tharp, 1998) adalah sebagai berikut:a. Melakukan aktivitas produktif bersama, dimana guru dan siswa berkerja sama melakukan proyek bersama.b. Mengembangkan bahasa untuk seluruh kurikulum, di mana perkembangan bahasa terus ditekankan dan dibantu melalui pemodelan, pemunculan, penyelidikan, pengulangan, pengklarifikasian, mempertanyakan, dan penilaian.c. Membuat bermakna, di mana pembelajaran dihubungkan dengan permasalahan sehari-hari siswad. Mengajarkan berpikir kompleks, di mana siswa dikaitkan dalam tugas kompleks, pengajaran bergeser dari kemampuan dasar ke manipulasi kompleks pemecahan masalahe. Mengajar dengan berkomunikasi langsung, di mana siswa terlibat dalam pembelajaran melalui penggunaan bahasa dan dialog, terutama dalam kaitannya dengan tugas-tugas dunia nyata.Informasi tentang kemampuan siswa dalam kelompok etnik dapat diperoleh melalui tes, interview, dan angket, atau mungkin dari literatur. Sebagai tambahan, pertimbangkan untuk memperoleh bantuan dari konselor suatu organisasi atau komunitas yang telah secara langsung berpengalaman dalam bekerja dengan individu-individu dengan latar belakang budaya yang beragam.

7. Siswa dengan KetidakmampuanKategori siswa yang tidak mampu terdiri dari siswa yang tidak mampu secara fisik dan siswa yang tidak mampu seperti kehilangan pendengaran dan penglihatan, penurunan kemampuan berbicara, dan keterbelakangan mental. Setiap tipe dari siswa yang cacat mempunyai keterbatasan yang unik dan membutuhkan pertimbangan khusus. Beberapa orang dengan ketidakmampuan fisik dapat terlibat dalam kelas-kelas reguler meskipun tidak untuk yang lainnya (Friend&Bursuck,2002) Suatu analis yang mendalam dari ketidakmampuan seseorang sebaiknya meliputi observasi, wawancara, dan tes.Banyak siswa dengan ketidakmampuan membutuhkan pelatihan khusus dan perhatian individual. Oleh karena itu suatu program pengajaran memungkinkan membutuhkan modifikasi yang signifikan untuk melayani siswa dengan sewajarnya. Para ahli yang cakap dengan pekerjaan dengan beberapa orang yang memiliki ketidakmampuan seharusnya menjadi suatu bagian dari tim perencanaan pengajaran.

8. Siswa DewasaSuatu faktor penting penurunan kehomogenan dari populasi siswa adalah peningkatan sejumlah siswa dewasa yang telah menjadi siswa dalam keadaan ini: kembali ke sejumlah perguruan tinggi dan universitas, mendaftarkan program pendidikan berjarak, melibatkan dalam komunitas program pendidikan orang dewasa, dan partisipasi dalam pelatihan pekerjaan atau pelatihan untuk kemampuan baru dalam bisnis, industri, kesehatan, lapangan, pelayanan pemerintah, dan militer.Bidang pendidikan orang dewasa, dikenal sebagai androgogy, telah dikaji dalam waktu yang lama. Mereka yang bekerja dalam bidang bendidikan tersebut menggeneralisasikan (Knowles, Holton, and Swanson, 2005) dengan memperhatikan orang dewasa dan akomodasi mereka dalam proses pendidikan, sebagai berikut: Orang dewasa mengikuti sebuah program pelatihan dengan tingkat motivasi belajar yang tinggi. Mereka menghargai sebuah program yang terstruktur secara sistematis dengan tujuan yang secara jelas terperinci. Orang dewasa ingin mengetahui bagaimana yang akan diajarkan akan bermanfaat bagi mereka. Mereka berharap materinya relevan dan mereka dengan cepat memahami kegunaan praktis dari konten. Bagi orang dewasa, waktu adalah pertimbangan penting. Mereka berharap kelas dimulai dan diakhiri sesuai dengan jadwal, dan mereka tidak suka menghabiskan waktu dengan percuma. Orang dewasa menghargai instruktur yang menguasai pengetahuan tentang mata pelajaran dengan baik, dan menyajikannya dengan sempurna. Siswa secara cepat mengenali instruktur yang kurang siap. Orang dewasa membawa pengalaman yang luas dari kehidupan pribadi maupun pekerjaan. Pengalaman-pengalaman ini sebaiknya digunakan sebagai sumber utama dengan cara membantu siswa menghubungkan pengalaman mereka dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan. Kebanyakan orang dewasa mandiri. Ketika sebagian dari mereka kurang percaya diri, mereka akan memilih instruktur mereka sebagai fasilitator untuk membimbing dan membantu daripada sebagai pemimpin yang otoriter. Orang dewasa ingin terlibat dalam pengambilan keputusan. Mereka ingin bekerjasama dengan instruktur dalam penilaian tujuan dan kebutuhan, pemilihan aktivitas, dan penentuan keputusan evaluasi pembelajaran. Orang dewasa mungkin sedikit fleksibel daripada siswa muda. Kebiasaan dan metode kerja mereka telah dikembangkan secara rutin. Mereka tidak suka ditempatkan dalam situasi yang mengejutkan. Sebelum mereka menerima sebuah cara berbeda dalam melakukan sesuatu, mereka ingin memahami keuntungannya terlebih dahulu. Orang dewasa menyukai kerja sama dalam kelompok dan sosial secara bersama-sama. Aktivitas kelompok kecil dan sebuah suasana yang memungkinkan interaksi selama waktu istirahat sangat penting.Bagi orang dewasa, serta bagi siswa lain, kesamaan prinsip-prinsip pembelajaran dan perilaku manusia harus mendasari sebuah program pengajaran. (Prinsip-prinsip ini akan dibahas pada Bab 7). Ada perbedaan-perbedaan dalam tingkat dan spesifikasi sesuai dengan bagaimana prinsip-prinsip tersebut akan diterapkan pada kelompok-kelompok tertentu selama perencanaan, ketika media dirancang, dan ketika kegiatan pengajaran dilaksanakan. Dengan peka dan tanggap terhadap karakteristik kelompok siswa khusus, seorang perancang dapat merencanakan program khusus yang efektif bagi mereka.

B. Analisis KontekstualPenelitian terkait pengetahuan kognitif telah ditemukan yang menempelkan pengajaran dalam suatu konteks yang familiar untuk meningkatkan prestasi dan sikap siswa (Boyd&Jackson, 2004; Ku &Sullivan, 2000; Papadopoulos, Demetriadis, &: Stamelos, 2009; PT3 Group atVanderbilt, 2003).Konteks, misalnya, memainkan suatu peran utama dalam desain dan peningkatan pada pembelajaran berbasis masalah (Barrows 8c Kelson; 1996; Morrison&Lowther, 2002; Spronken-Smith, 2005)dan melabuhkan pengajaran (Bransford, Brown, &Cocking, 1999)Contohnya, mempertimbangkan suatu program keahlian/pelajaran untuk profesional yang sah dalam pencarian database elektronik. Suatu pendekatan yang sangat simpel untuk pengajaran, bagaimana untuk menggunakan suatu database seperti Wesdaw akan menampilkan tampilan pencarian dan bagian dimana untuk memasukkan data dan menutup untuk meng-klik untuk mencari. Ini sesuai dengan presentasi, meningkatkan dengan menempelkan pengajaran dari strategi pencarian yang melibatkan suatu konteks misalkan, pengajaran dapat membuat suatu skenario dalam siswa yang sedang mencari informasi pada sifat yang tidak sesuai untuk menjaga Big Als Super Food Market dari pelanggaran hak milik pada suatu halaman belakang/tanpa sepengetahuan klien. Penyediaan suatu konteks untuk pengajaran strategi pencarian membuat konteks menjadi konkret dan realistik dan tidak hanya membantu siswa mengerti strategi pencarian tetapi juga bagaimana hal itu dapat diaplikasikan pada pekerjaan.Analisis dari pengajaran konteks menyediakan banyak data untuk rancangan contoh dunia nyata dan skenario (Tessmer&Richey, 1997). Kenapa seorang desainer seharusnya memperhatikan dengan lingkungan yang lebih luas ini? Pertama, pengajaran dan pembelajaran tidak berada pada suatu tempat vakum. Konteks mempengaruhi setiap aspek dari pengalaman belajar. Kedua, konteks adalah suatu kumpulan faktor-faktor yang dapat menghambat atau memfasilitasi pengajaran dan pembelajaran. Contohnya, suatu kelas melewati ruang depan dari ruang istirahat mungkin terdapat suara dan gangguan lain dari siswa lain yang dapat mengganggu pengajaran. Akan tetapi, suatu ruang kelas yang melengkapi dengan baik dengan suatu video proyektor dan komputer untuk setiap siswa, misalkan, dapat memfasilitasi pengajaran dalam pembuatan database pertanyaan. Ketiga, kelas tunggal dapat membutuhkan konteks yang ganda. Contohnya suatu ruangan kelas V menggunakan pendekatan pembelajaran yang berbasis masalah mungkin melakukan survei bangunan-bangunan bersejarah pada sekitar sekolah, melakukan penelitian pada lingkungan sejarah, menggunakan komputer lab, dan memimpin pertemuan kelompok kecil di jalan masuk. Siswa ditawarkan kursus geologi populer oleh suatu perusahaan minyak mungkin mengunjungi berbagai jenis situs-situs geologi di Texas dan Grand Canyon serta melakukan perjalanan penyelaman di Carribean, semua unuk mengobservasi perbedaan struktur-struktur geologi. Setiap konteks tersebut menyediakan suatu yang khas dari pembelajaran lingkungan untuk rangkaian pelajaran. Suatu analisis konteks yang cermat menjamin perencanaan pengajaran cocok dengan lingkungan pengajaran. (Hannafin, 2005; Tessmer 8c Harris, 1992).

1. Jenis-jenis konteksTerdapat tiga jenis konteks yang perlu dianalisis oleh perancang ketika mereka akan merancang pengajaran. Konteks yang pertama adalah konteks orientasi (orienting context), yaitu konteks yang memfokukan pada karakteristik siswa (pengetahuan, kemampuan, dan sikap siswa). Kedua, adalah konteks pengajaran, yang menyediakan informasi mengenai lingkungan fisik dan jadwal pelatihan. Ketiga, konteks transfer, yang memperhatikan peluang untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan kedalam situasi baru.a. Konteks orientasi (orienting context).Bagian pertama dari bab ini berfokus pada karakteristik siswa,yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa.Seorang perancang mungkin juga ingin mempertimbangkan tiga variabel lainnya. Pertama, apa tujuan siswa menghadiri pengajaran? Kedua, kegunaan apa yang dirasakan siswa dari pengajaran? Apakah siswa merasa bahwa pengajaran ini memberikan informasi yang bermanfaat baginya? Faktor ketiga yang perlu dipertimbangkan adalah persepsi siswa mengenai rasa tanggung jawab. Apakah siswa merasa bertanggung jawab untuk menguasai isi yang disajikan dalam pengajaran peserta didik?

b. Konteks pengajaran, Strategi sederhana seperti merencanakan penggunaan power point dalam pembelajaran dapat berubah menjadi kacau jika Anda menemukan bahwa ternyata tidak disediakan proyektor di kelas tempat Anda akan mengajar. Beberapa faktor lingkungan umum untuk dipertimbangkan dalam pembelajaran yang dijelaskan dalam Tabel 1 berikut.

FaktorPertimbangan

PencahayaanDapatkah Anda mengontrol cahaya untuk presentasi dengan mematikan lampu di atas layar dan mengurangi intensitas cahaya lain? Apakah kontrol dengan mudah diakses dan berguna? Apakah ada bayangan atau cahaya samar pada jendela?

SuaraApakah ada sumber suara seperti perangkat mekanik (Elevator, mesin) di sekitar kantor, jalan, atau ruang istirahat yang akan mengganggu siswa? Apakah ada cara untuk mengontrol suara?

SuhuDapatkah Anda atau orang lain yang dengan mudah mengatur suhu di ruangan?

Tempat dudukApakah ukuran dan bentuk meja sesuai aktivitas? Dapatkah Anda memindahkan kursi-kursi untuk tugas kelompok kecil? Apakah setiap orang mempunyai pandangan yang jelas dari layar dan penyaji?

AkomodasiApakah ada hotel atau perumahan akomodasi yang dekat? Dapatkah siswa makan pada tempat yang nyaman? Apakah fasilitas atau terdapat hiburan setelah jam belajar/pelatihan?

PerlengkapanApakah ada perlengkapan seperti proyektor, lab komputer, peralatan, bengkel, dan perlengkapan lain atau memungkinkan untuk disewakan?

TransportasiApakah siswa dan instruktur mempunyai akses yang mudah untuk menuju tempat pertemuan dan akomodasi? Apakah Anda membutuhkan untuk mengatur untuk transportasi?

Tabel 1. Analisis Lingkungan Pengajaran

c. Konteks transferTujuan dari pengajaran seharusnya aplikasi dari pengetahuan dan keterampilan berlanjut yan telah diajarkan. Jenis analisis konteks ini berfokus pada pembuatan suatu lingkungan yang memajukan aplikasi dari pengetahuan baru yang telah diajarkan dan keterampilan pada situasi yang berbeda. Siswa lebihcenderungmentransfer pengetahuan jika mereka menganggap bahwa hal itu dapat membantu mereka melakukan pekerjaan mereka. Selain itu,siswa membutuhkan akses ke alat dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menerapkanketerampilan.Dua faktor lain yang dapat menghambat transfer pengetahuan dan keterampilan adalah kesempatan dan dukungan. Jika siswa tidak memiliki kesempatan, maka mereka cenderung tidak akan mentransfer keterampilan untuk situasi baru. Misalkan, jika siswa tidak mempunyai kesempatan yang rutin atau membutuhkan untuk menghitung ROI, maka mereka cenderung tidak akan mentransfer keterampilan untuk situasi baru. Jika guru tidak mendukung penggunaan Excel atau malah menghukum siswa yang menggunakannya, maka mereka akan cenderung mentransfer pengetahuan ke dalam situasi baru.

2. Pelaksanaan Analisis KontekstualPada umumnya cara untuk melaksanakan analisis kontekstual di antaranya survei, observasi, dan wawancara. Dimulai dengan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi rancangan desain pengajaran kita dengan menyediakan kesempatan dan (melihat)keterbatasan. Kemudian tentukan bagaimana untuk mengumpulkan data penting. Kita mungkin perlu untuk memilah analisis kontekstual setelah Anda memulai desain pengajaran (Bab 7) dan ketika Anda memilah strategi penyampaianmu dan strategi pengajaran. Pengumpulan data. Data yang banyak diperlukan untuk menyediakan desainer dengan gambaran yang sesuai dengan lingkungan pengajaran. Survei menggunakan pilihan jawaban (skala tingkat dan pilihan ganda) dan pertanyaan terbuka dapat memberikan suatu gambaran singkat terkait lingkungan (Bab 12 dan 13) Contohnya seorang desainer mungkin mengirim survei pada beberapa tempat untuk mengumpulkan informasi terkait fasilitas ruang pelatihan atau jenis komputer dan software yang tersedia pada lab. Berbagai survei juga dapat digunakan untuk menilai persepsi siswa dan dukungan organisasi untuk pengajaran. Seorang desainer mungkin mengirimkan suatu instrumen untuk dua hal yaitu pendengar target dan pengawas dan atau pemimpin pendengar.Dengan memperhatikan rencana instruksi desainer dengan menggunakan multimedia dalam mengoperasikan catatan pembayaran pada toko grosir. Anda mungkin memulai dengan survei untuk menentukan ketersediaan dan jenis dari komputer pada setiap toko yang telah mendapatkan pelatihan. Kedua Anda mungkin ingin mengetahui apa jenis dari catatan pembayaran pada setiap toko yang digunakan. Dengan pengumpulan dua data tersebut, Anda dapat menentukan angka sebutan senama yang terendah pada komputer yang diberikan instruksi. Jika lebih dari 35% dari toko mempunyai komputer yang berumur 6 tahun, Anda dapat beranggapan awal tentang kapabilitas dari peralatan dan batasan ini termasuk dalam mempertimbangkan ketika mendesain animasi. Jika hasil dari survei mengindikasikan bahwa lebih dari satu jenis catatan pembayaran yang digunakan, instruksi akan memerlukan untuk memasukkan instruksi untuk setiap jenis. Untuk membuat instruksi menjadi lebih efisien, instruksi akan mempunyai suatu makna dari pilihan atau alternatif catatan pembayaran yang tepat untuk pelatihan.Observasi menyediakan perancang instruksi dengan gambaran dari lingkungan. Perancang dapat mengobservasi fasilitas tata ruang untuk menentukan kelayakan untuk beberapa strategi instruksi.Ruangan dengan kursi yang teratur mungkin tidak sesuai dengan kerja kelompok kecil. Memastikan bahwa peralatan yang digunakan siap. Ya, seperti layar besar dan video proyektor. Sayangnya tidak ada jalan untuk menyambungkan laptop ke video proyektor, jendela berbayang dan cahaya pagi matahari pagi menyilaukan wajah presenter. Dengan observasi langsung dapat mengungkap beberapa masalah atau perbaikan.Wawancara dapat menyediakan suatu gambaran potensial siswa pada lingkungan kerja mereka. Mewawancarai sejumlah pendengar target dan pengawas mereka dapat menyediakan sumber data yang banyak terkai informasi kontekstual.Tessmer and Richey (1997) menyarankan penggunaan pertanyaan terbuka yang memenuhi untuk cakupan jawaban potensial yang luas. Wawancara diberikan di tempat kerja, dapat juga memberikan wawasan pada berbagai faktor yang dapat mendukung atau menghambat transfer pembelajaran.Menganalisis data. Data yang dikumpulkan dianalisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang akan mempengaruhi rancangan dan penyampaian instruksi. Analisis ini seharusnya mengidentifikasi faktor-faktor yang menempatkan batasan-batasan pada desain dan penyampaian instruksi, yang memfasilitasi desain dan penyampaian dan yang hal yang hilang dari analisis.