lensa kontak

10
I. Alasan Penggunaan Lensa Kontak Lensa kontak adalah yang terkecil, tidak mudah terlihat, dan paling nyaman diantara semua alat untuk memperbaiki kelainan refraksi mata. Menentukan dan memberikan hal yang tepat mengenai lensa kontak telah menjadi bagian terintegrasi bagi tenaga oftalmologi masa kini. Paling banyak masyarakat menggunakan lensa kontak karena alasan kosmetik. Alasan lain menggunakan lensa kontak adalah alasan pekerjaan, olahraga, dan sebagai terapi. 4 Pada saat ini perkembangan dan penggunaan lensa kontak semakin pesat, karena mempunyai banyak keuntungan dibandingkan kacamata. Dengan memakai lensa kontak hanya sedikit efek yang ditimbulkan ketika memakai kacamata (tidak ada bingkai yang mengganggu kacamata, tidak berkabut, lebih terang), mengurangi penyimpangan warna, meningkatkan lapangan pandang mata, mengurangi aniseikonia pada afakia monokular dan anisometropia, memperindah penampilan, dan untuk koreksi yang lebih baik pada kelainan refraksi dengan keratokonus dan astigmatisme ireguler. 4 Epidemiologi yang ditunjukkan berdasarkan penelitian School of Medical Sciences, University of Hyderabad, India , pada 250 responden yaitu alasan kosmetik adalah yang paling tinggi dengan persentase 32,6 % diikuti alasan untuk kenyamanan dan kejelasan 27,8 %. Alasan lainnya

Upload: rahma-hutabarat

Post on 11-Aug-2015

76 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: lensa kontak

I. Alasan Penggunaan Lensa Kontak

Lensa kontak adalah yang terkecil, tidak mudah terlihat, dan paling

nyaman diantara semua alat untuk memperbaiki kelainan refraksi mata.

Menentukan dan memberikan hal yang tepat mengenai lensa kontak telah menjadi

bagian terintegrasi bagi tenaga oftalmologi masa kini. Paling banyak masyarakat

menggunakan lensa kontak karena alasan kosmetik. Alasan lain menggunakan

lensa kontak adalah alasan pekerjaan, olahraga, dan sebagai terapi.4

Pada saat ini perkembangan dan penggunaan lensa kontak semakin pesat,

karena mempunyai banyak keuntungan dibandingkan kacamata. Dengan memakai

lensa kontak hanya sedikit efek yang ditimbulkan ketika memakai kacamata (tidak

ada bingkai yang mengganggu kacamata, tidak berkabut, lebih terang),

mengurangi penyimpangan warna, meningkatkan lapangan pandang mata,

mengurangi aniseikonia pada afakia monokular dan anisometropia, memperindah

penampilan, dan untuk koreksi yang lebih baik pada kelainan refraksi dengan

keratokonus dan astigmatisme ireguler.4

Epidemiologi yang ditunjukkan berdasarkan penelitian School of Medical

Sciences, University of Hyderabad, India, pada 250 responden yaitu alasan

kosmetik adalah yang paling tinggi dengan persentase 32,6 % diikuti alasan untuk

kenyamanan dan kejelasan 27,8 %. Alasan lainnya ialah kerepotan jika

menggunakan kacamata 11,7 %, tidak tertarik memakai kacamata 8,7 %, keadaan

mata 7,6 %, dan sebagai motivasi 6,8 %. Alasan paling rendah yaitu karena

kebutuhan pekerjaan 2,8 % dan ketika kelainan refraktif tidak bisa diterapi

pembedahan 2,0 %.7

Indikasi pemakaian lensa kontak4

1. Optikal : miopia, hipermetropia, astigmatisme, presbiopia, afakia, post

keratoplasti, keratokonus

2. Penggunaan orthoptikal : aniseikonia, anisometropia, ambliopia

3. Penggunaan khusus : albinisme, aniridia, nistagmus disertai kelainan

refraksi, koloboma, simblefaron

4. Penggunaan terapi : keratopati bulosa, ulkus kornea, terapi glaukoma

Page 2: lensa kontak

5. Penggunaan prostetik : kondisi fisik mata, opasitas kornea, leukoma, skar

pada kornea

6. Penggunaan operasi : melindungi kornea selama operasi

Kontraindikasi pemakaian lensa kontak4

1. Terdapat beberapa kontraindikasi diantaranya mata kering, masalah

kelopak seperti blefaritis, kalazion, entropion

2. Konjungtivitis akut dan kronik, abrasi kornea, hifema, paralisis nervus V,

hipopion, uveitis, iritis

3. Beberapa kontraindikasi lebih jarang yaitu alergi, diabetes yang tidak

terkontrol, pterigium

II. Perawatan Lensa Kontak

Perawatan dan pemeliharaan lensa kontak merupakan salah satu aspek

penting dalam pemakaian lensa kontak. Hal ini dapat mempengaruhi keberhasilan

pemakaian dan kepuasan pasien. Perawatan lensa dan prosedur pemeliharaan

terdiri dari 4 tahap (membersihkan, membilas, disinfeksi, penyimpanan lensa).4

Membersihkan

Cairan pembersih sehari-hari biasanya terdiri dari surfaktan dan digunakan untuk

menghilangkan benda-benda asing yang menempel pada lensa termasuk debris,

mukus, lipid, protein, dan mikro organisme. Dengan menggosok dapat

mengurangi jumlah debris dan menambah kefektivitas cairan tersebut.

Membilas

Setelah membersihkan, lensa harus dibilas. Pembilasan membantu menyingkirkan

deposit dan beberapa mikro organisme.

Disinfeksi dan Penyimpanan

Proses disinfeksi membantu membunuh atau menurunkan aktivitas mikro

organisme. Idealnya terdapat dua jenis sistem disinfeksi :

1. Thermal : lensa ditaruh pada wadah dengan larutan saline dan dipanaskan

pada suhu 70-80 derajat celcius selama 10-20 menit.

2. Chemical: larutan yang mengandung hidrogen peroksida digunakan

selama 10-15 menit. Larutan ini juga digunakan untuk penyimpanan.4

Page 3: lensa kontak

Multipurpose solution

Sistem lensa kontak masa kini emnggunakan satu larutan untuk berbagai

fungsi diatas. Demi kemudahan dan kenyamanan pasien, multipurpose solution

telah diformulasikan untuk membersihkan, membilas, merendam, dan disinfeksi

sekaligus.

Untuk menghindari kontaminasi, wadah lensa sebaiknya dibilas setiap

selesai dipakai dan lensa disimpan di larutan yang selalu segar. Untuk perawatan

yang lebih baik, ganti lensa kontak setiap bulan.4

III. Teknik Memasang dan Melepaskan Lensa Kontak

Sebelum memasang dan melepaskan lensa kontak jenis soft contact lens

tangan terlebih dahulu dicuci dengan sabun, keringkan, dan berdiri menghadap

cermin.4

1. Keluarkan lensa kontak dari wadah, bersihkan dan bilas dengan baik

2. Letakkkan lensa kontak pada ujung jari telunjuk

3. Lalu tahan kelopak mata bawah dengan jari tengah dan ketika melihat

keatas, letakkan lensa perlahan-lahan pada bagian bawah mata.

4. Lensa kontak pada jari telunjuk kanan diletakkan tepat di kornea

5. Lepaskan jari dan perlahan-lahan lepaskan kelopak mata

6. Pejamkan mata dan dengan pijat kelopak mata dengan lembut

7. Tutup mata sebelahnya lalu cek apakah sudah fokus dan dapat

memusatkan perhatian

8. Ulangi prosedur yang sama pada mata sebelah yang sebelahnya

9. Ketika melepaskan, lihat keatas dan tahan kelopak mata bawah dengan jari

tengah dan letakkan ujung jari telunjuk pada bagian tepi bawah lensa

kontak.

10. Geser lensa kontak kebawah ke bagian putih mata.

11. Tekan lensa kontak dengan ibu jari dan jari telunjuk agar udara masuk

kedalam lensa kontak. Lepaskan lensa kontak untuk dibersihkan dan

disterilkan.4

Page 4: lensa kontak

IV. Gejala dan Komplikasi yang Timbul Akibat Pemakaian Lensa Kontak

Pasien ditanyakan berdasarkan pengetahuan mereka mengenai komplikasi

yang berhubungan dengan pemakaian kontak lensa. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh The University of Texas Southwestern Medical Center paling

banyak dari komplikasi yang tidak sering sampai yang sering. Kurang dari 5 %

pasien melaporkan komplikasi yang berhubungan dengan lensa kontak sangat

sering; empat pasien tidak tahu. Ketika ditanyakan apakah dapat menyebutkan

komplikasi, 41 % menyebutkan infeksi sebagai komplikasi yang paling sering,

dengan abrasi kornea, hipoksia kornea, neovaskularisasi, dan hilang penglihatan

juga dilaporkan. 42 % menyebutkan yang berhubungan dengan kenyamanan dan

penggunaan, seperti lensa yang retak/rusak, memakai terbalik, pertumbuhan

protein atau debris, atau keduanya pada lensa, kekeringan dan iritasi lensa, mata

tegang/mata lelah, dan hilangnya lensa hingga kebelakang mata dan kepala.

Berdasarkan riwayat komplikasi lensa kontak, 11 % dilaporkan menderita infeksi,

bersaing ketat diikuti 9 % mengalami abrasi kornea sebagai akibat pemakaian

lensa kontak. 15 % mengalami komplikasi yang berhubungan dengan

kenyamanan dan penggunaan lensa kontak seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya. Sebanyak 59 % dilaporkan tidak mengalami komplikasi yang

berhubungan dengan lensa kontak.3

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh School of Optometry and

Vision Science, Australia, sebanyak 12-66 % dari kejadian keratitis mikroba

merupakan pemakai lensa kontak. Setiap tahunnya, insidensi keratitis mikroba

antara 9,3 hingga 20,9 pada pemakaian lensa kontak malam hari dan 2,2 hingga

3,5/10.000 pada pemakaian lensa kontak siang hari. Mata merah akut, ulkus

perifer, dan keratitis infiltraitif merupakan inflamasi yang cukup sering dari

komplikasi pemakaian lensa kontak terkait kontaminasi mikroba, dengan mata

merah akut sebanyak 34 % pasien dari penelitian.6

Untuk persentasi gejala pada corneal infiltrative terkait pemakaian lensa

kontak, berdasarkan penelitian Royal Eye Hospital mata nyeri 69 % merupakan

Page 5: lensa kontak

gejala awal yang paling sering, diikuti dengan mata merah 59 %, lakrimasi 19 %,

fotofobia 9 %, discharge 4 %, penurunan tajam penglihatan 3 %.8

Perubahan patologi pada jaringan mata adalah akibat dari punctate

epithelial keratitis (PEK) dengan atau tanpa blefaritis. Blefaritis juga dilaporkan

berhubungan dengan pemakaian lensa kontak. Penelitian yang dilakukan

berdasarkan British Journal of Ophtalmology prevalensi punctate epithelial

keratitis mencapai 4 %, dengan pertumbuhan yang cepat 27 % setelah tiga bulan

dan 43 % setelah satu tahun. Jika dihubungkan dengan blefaritis 26 % dilaporkan

terjadi bersamaan. Blefaritis sendiri sebanyak 33 % dengan peningkatan yaitu 48

% setelah satu tahun. Corneal microcysts merupakan perubahan kronik dari sel

epitelium superfisial dan terjadi sebanyak 4 % dari pasien; namun lebih dari 30 %

pada tiga bulan pertama dan 26 % setelah satu tahun.5

V. Kepada Siapa Seseorang Berkonsultasi mengenai Penggunaan Lensa

Kontak

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Departement of Ophtalmology

Juntendo University Shizouka Hospital University, 57,1 % mendapat penjelasan

atau petunjuk mengenai membersihkan dan merawat lensa kontak oleh dokter

mata. Namun 24,4 % melaporkan bahwa tidak pernah diberikan instruksi atau

petunjuk dan 18,5 % tidak ingat apakah telah menerima penjelasan.2 Berdasarkan

studi tersebut edukasi terbaik ialah dengan mendapat penjelasan langsung secara

individual dari dokter mata pada saat menentukan atau membeli lensa kontak dan

pada kunjungan follow up berikutnya.2

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: lensa kontak

1. Robertson, Cavanagh. 2011. Non-compliance with contact lens wear and care

practices: a comparative analysis. NIH Public Access. USA.

2. Toshida, Kadota, Suto, et all. 2012. Multipurpose soft contact lens care in

Japan. Clinical Ophtalmology 2012:6 139-144. Japan

3. Bui, Cavanagh, Robertson. 2010. Patient Compliance During Contact Lens

Wear: Perceptions, Awareness, and Behavior. Eye Contact Lens 2010

November;36(6): 334-339. NIH Public Access. USA.

4. Kalaiyarasan, Mr. 2004. Contact Lens Fitting. Aravind Eye Hospital. Madurai.

5. Ruben, Brown, Lobascher, et all. 1976. Clinical manifestations secondary to

soft contact lens wear. Brit J Ophtal (1976) 60, 529. Moorfields Eye Hospital.

United Kingdom.

6. Dutta, Cole, Willcox. 2012. Factors influencing bacterial adhesion to contact

lenses. Molecular Vision; 18:14-21. Australia.

7. Ravipati, Jannitha, Pavan. 2011. Prefential and Non-Prefential Reasons for

Opting Contact Lens. Indian Journal of Fundamental and Applied Life

Sciences Vol.1 (3) July-September, pp.221-225. India.

8. Morgan, Efron, Brennan, et all. 2005. Risk Factors for the Development of

Corneal Infiltrative Events Associated with Contact Lens Wear. Royal Eye

Hospital. United Kingdom.