lesson learned - penilaian sistem transportasi yang mengarah pada green transportation di kota...

1
Kota Surakarta atau sering disebut Kota Solo tergolong dalam secondarycity atau kota kelas menengah yang terus berkembang, bahkan tidak lebih dari satu dasawarsa kedepan kota ini akan menjadi kota metropolitan. Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat tersebut telah membawa konsekuensi logis terhadap sistem dan pola transportasi kota serta dampak terhadap lingkungan hidup. Dalam makalah ini membahas analisis green transportation terkait kebijakan, pemilihan moda dan penerapan konsep. Dari analisis kebijakan di Kota Semarang belum ada kebijakan terperinci dan resmi terkait green transportation, namun pengembangan transportasi di Kota Semarang terdapat dalam dokumen-dokumen perencanaan. Meskipun belum terdapat kebijakan resmi, pemerintah Kota Semarang mulai menerapkan konsep-konsep green transportation. Seperti BST (Batik Solo Trans) dengan memperhatikan kriteria accessibility (keterjangkauan), reliability(kehandalan), dan efficiency (efisien). Pengoperasian BST telah mempertimbangkan segala kebutuhan fasilitas pendukung berupa terminalpenumpang awal dan akhir, shelter, rambu-rambu lalu lintas dan RPPJ, marka jalanserta fasilitas pejalan kaki (citywalk). Selain itu untuk mendukung penerapan konsep green transportation, BST di Kota Surakarta sudah menggunakan teknologi EURO 2 dimana standar untuk bahan bakarnya haruslah bahan bakar yang ramah lingkungan salah satunya adalah biosolar. Sesuai dengan klasifikasi sebutan instrument yang digunakan maka penilaian terhadap sistem transportasi di Kota Surakarta yang mengarah pada green transportation dalam mewujudkan green transportation adalah 2,61 sehingga dengan angka tersebut maka pengembangan sistem transportasi dinilai sudah cukup berhasil.

Upload: bella-shintya-ariyani

Post on 10-Feb-2016

233 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

b

TRANSCRIPT

Page 1: Lesson Learned - Penilaian Sistem Transportasi Yang Mengarah Pada Green Transportation Di Kota Surakarta

Kota Surakarta atau sering disebut Kota Solo tergolong dalam secondarycity atau kota kelas menengah yang terus berkembang, bahkan tidak lebih dari satu dasawarsa kedepan kota ini akan menjadi kota metropolitan. Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat tersebut telah membawa konsekuensi logis terhadap sistem dan pola transportasi kota serta dampak terhadap lingkungan hidup. Dalam makalah ini membahas analisis green transportation terkait kebijakan, pemilihan moda dan penerapan konsep.

Dari analisis kebijakan di Kota Semarang belum ada kebijakan terperinci dan resmi terkait green transportation, namun pengembangan transportasi di Kota Semarang terdapat dalam dokumen-dokumen perencanaan.

Meskipun belum terdapat kebijakan resmi, pemerintah Kota Semarang mulai menerapkan konsep-konsep green transportation. Seperti BST (Batik Solo Trans) dengan memperhatikan kriteria accessibility (keterjangkauan), reliability(kehandalan), dan efficiency (efisien). Pengoperasian BST telah mempertimbangkan segala kebutuhan fasilitas pendukung berupa terminalpenumpang awal dan akhir, shelter, rambu-rambu lalu lintas dan RPPJ, marka jalanserta fasilitas pejalan kaki (citywalk).

Selain itu untuk mendukung penerapan konsep green transportation, BST di Kota Surakarta sudah menggunakan teknologi EURO 2 dimana standar untuk bahan bakarnya haruslah bahan bakar yang ramah lingkungan salah satunya adalah biosolar.

Sesuai dengan klasifikasi sebutan instrument yang digunakan maka penilaian terhadap sistem transportasi di Kota Surakarta yang mengarah pada green transportation dalam mewujudkan green transportation adalah 2,61 sehingga dengan angka tersebut maka pengembangan sistem transportasi dinilai sudah cukup berhasil.