lp-perilaku kekerasan.doc

14
LAPORAN PENDAHULUAN MENCIDERAI DIRI SENDIRI : PERILAKU KEKERASAN I. MASALAH UTAMA Perilaku kekerasan II. PROSES TERJADINYA MASALAH A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik terhadap diri sendiri maupun orang lain (Towsend, 1982). Tanda Dan Gejala Klien mengatakan benci / kesal dengan seseorang Suka membentak Menyerang orang yang sedang mengusiknya jika sedang kesal atau kesal Mata merah dan wajah agak merah Nada suara tinggi dan keras Bicara menguasai Pandangan tajam Suka merampas barang milik orang lain Ekspresi marah saat memnicarakan orang B. Etiologi

Upload: didith-trygve-xerxes

Post on 10-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUANMENCIDERAI DIRI SENDIRI : PERILAKU KEKERASANI. MASALAH UTAMA

Perilaku kekerasan

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

A. Pengertian

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik terhadap diri sendiri maupun orang lain (Towsend, 1982).Tanda Dan Gejala

Klien mengatakan benci / kesal dengan seseorang

Suka membentak

Menyerang orang yang sedang mengusiknya jika sedang kesal atau kesal

Mata merah dan wajah agak merah

Nada suara tinggi dan keras

Bicara menguasai

Pandangan tajam

Suka merampas barang milik orang lain

Ekspresi marah saat memnicarakan orang

B. Etiologi

Gangguan kosep diri : harga diri rendah

Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tak langsung. (Scultz dan Videback, 1998).Tanda dan gejala harga diri rendah

Ada 10 cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri rendah (Stuart dan Sundeen, 1995)

1. Mengejek dan mengkritik diri sendiri

2. Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri

3. Rasa bersalah atau khawatir

4. Manisfestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan penyalahgunaan zat.

5. Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan

6. Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial

7. Menarik diri dari realitas

8. Merusak diri

9. Merusak atau melukai orang lain

10. Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri.

C. Mekanisme Sebab Akibat

Sebab : Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah

Mekanisme : Harga diri klien yang rendah menyebabkan klien merasa malu, dianggap tidak berharga dan berguna. Klien kesal kemudian marah dan kemarahan tersebut diekspresikan secara tak konstruktif, seperti memukul orang lain, membanting-banting barang atau mencederai diri sendiri.

Akibat : Resiko menciderai diri sendiri orang lain dan lingkungan

Mekanisme : Klien dengan perilaku kekerasan menyebabkan klien

berorientasi pada tindaakan untuk memenuhi secara listrik tuntutan situasi stress, klien akan berperilaku menyerang, merusak diri sendiri, orang lain maupun lingkungan

sekitar.

III. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji

A. Masalah keperawatan:

1). Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

2). Perilaku kekerasan / amuk

3). Gangguan harga diri : harga diri rendah

B. Data yang perlu dikaji:

1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

1). Data Subyektif :

Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.

Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

2). Data Objektif :

Mata merah, wajah agak merah. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri sendiri/orang lain. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam. Merusak dan melempar barangbarang.

2. Perilaku kekerasan / amuk

1). Data Subyektif :

Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.

Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

2). Data Obyektif

Mata merah, wajah agak merah. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam. Merusak dan melempar barangbarang.

3. Gangguan harga diri : harga diri rendah

1). Data subyektif:

Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

2). Data obyektif:

Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.IV. POHON MASALAH

Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan akibat

Perilaku kekerasan core problem

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah penyebab

(Keliat, 1998)

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan : perilaku kekerasan.

VI. FOKUS INTERVENSI

Diagnosa I : Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

SP Ip

1. Mengidentifikasi penyebab PK

2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK

3. Mengidentifikasikan PK yang dilakukan

4. Mengidentifikasi akibat PK

5. Menyebutkan cara mengontrol PK

6. Membantu pasien mempraktekan latihan cara mengontrol PK

7. Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harian

SP IIp

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara fisik II

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP IIIp

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara verbal

3. menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP IVp

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara spiritual

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP Vp

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Melatih pasien mengontrol PK dengan minum obat

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Diagnosa II: Perilaku kekerasan berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah

SP Ip

1. Mengidentifikasi penyebab PK2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK3. Mengidentifikasikan PK yang dilakukan4. Mengidentifikasi akibat PK5. Menyebutkan cara mengontrol PK6. Membantu pasien mempraktekan latihan cara mengontrol PK7. Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harianSP IIp

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara fisik II3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harianSP IIIp

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara verbal3. menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harianSP IVp

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara spiritual3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harianSP Vp

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasienMelatih pasien mengontrol PK dengan minum obat2. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (1996). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.

Johnson, Barbara Schoen, (1997), Adaptation and Growth Psychiatric-Mental Health Nursing, 4th Edition, Lippincot-Raven Publishers, Philadelphia.

Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.

Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. EGC: Jakarta.

Townsend, Mary C, (1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatrik, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Workshop Standar Asuhan & Bimbingan Keperawatan Jiwa.(2007). Departemen Kesehatan Republik Indonesia RS Jiwa. Prof. Dr. Soeroyo Magelang tahun 2007

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

MASALAH PERILAKU KEKERASAN NAMA MAHASISWA: M A H M U RNIM

: 1.1.10459PERTEMUAN KE

: I

A. Proses keperawatan

1. Kondisi:

DO : wajah agak memerah, nada suara tinggi dan keras, pandangan tajam

DS : Kien mengatakan benci dan kesal pada seseorang

2. Diagnosa: Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan b/d

perilaku kekerasan.

3. TUK1: Membina hubungan saling percaya

2: Mendefinisikan penyebab marah

Tindakan keperawatan

1.a.Membina hubungan saling percaya dengan menggunakan prisip

komunikasi teurapetik

b. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.

c. Perkenalkan diri dengan sopan sambil jabat tangan.

d. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.

e. Jelaskan maksud hubungan interaksi.

f. beri rasa aman dan sikap empati.

g. lakukan kontak singkat dan sering.

2.a. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya

b. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel atau kesal

Fase hubungan orientasi :

a. Salam terapeutik :

Selamat pagi, nama saya Mahmur . Saya biasa dipanggil mas Mahmur, kamu namanya siapa ?

Saya akan menemani (nama pasien) disini.

b.Evaluasi/ validasi

Kenapa (nama pasien) sampai dibawa kemari?

c.Kontrak

Topik

: Bagaimana kalau kita bercakap- cakap tentang tentang hal- hal

yang menyebabkan (nama pasien) marah- marah.

Tempat: (nama pasien ) ingin bercakap- cakap dimana ? bagaimana kalau

disini saja?

Waktu

: Mau berapa lama ? bagaimana kalau 10 menit.

Fase kerja

Apa yang membuat (nama pasien) marah- marah dan membanting barang- barang ?

Apakah ada yang membuat (nama pasien) kesal atau punya masalah lain ? coba ceritakan pada saya.

Apakah sebelumnya (nama pasien) pernah marah ? apakah penyebabnya? Apakah sama dengan sebelumnya ?

Fase terminasi

a. Evaluasi subyektif

Bagaimana perasaan (nama pasien) setelah kita bercakap- cakap ?

b. Evaluasi obyektif

Coba sebutkan lagi, apa yang membuat (nama pasien) marah- marah ?

Bagus kalau (nama pasien) tahu.

c. Rencana tindak lanjut

Baiklah waktu kita sudah habis. Nanti coba diingat- ingat lagi penyebab marah yang lain.

d. Kontrak yang akan datang

Topik: Besuk kita akan bicara tentang tanda dan gejala orang yang

marah- marah, atau perasaan (nama pasien) saat marah dan cara

marah yang biasa (nama pasien) lakukan.

Tempat: Mau dimana kita bicara ? bagaimana kalau disini?

Waktu: Besuk kita bertemu jam 09.00 ya. Da sampai besuk. Jangan

lupa.