lp post natal

22
POSTNATAL CARE A. Definisi Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak disebut puerperium, yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi. Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu: 1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan 2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital 3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hami atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun. B. Tujuan Asuhan Masa Nifas Tujuan dari perawatan nifas ini adalah: 1. Memulihkan kesehatan umum penderita a. Menyediakan makanan sesuai kebutuhan b. Mengatasi anemia c. Mencegah infeksi dengan memberikan kebersihan dan sterilisasi d. Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot untuk memperlancar peredaran darah 2. Mempertahankan kesehatan psikologis 3. Mencegah infeksi dan komplikasi 4. Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI) 5. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal

Upload: zulaicha-mumarridzoh

Post on 02-Feb-2016

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

postpartum

TRANSCRIPT

Page 1: LP Post Natal

POSTNATAL CARE

A. Definisi

Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak disebut puerperium, yaitu

dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Puerperium berarti masa setelah

melahirkan bayi. Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6

minggu berikutnya

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga

alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Nifas dibagi

dalam tiga periode, yaitu:

1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan

2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital

3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama

bila selama hami atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna

mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun.

B. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Tujuan dari perawatan nifas ini adalah:

1. Memulihkan kesehatan umum penderita

a. Menyediakan makanan sesuai kebutuhan

b. Mengatasi anemia

c. Mencegah infeksi dengan memberikan kebersihan dan sterilisasi

d. Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot untuk memperlancar peredaran

darah

2. Mempertahankan kesehatan psikologis

3. Mencegah infeksi dan komplikasi

4. Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI)

5. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selesai dan

memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang normal

C. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Paling sedikit empat kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk mencegah, mendeteksi, dan

menangani masalah yang terjadi

Kunjungan Waktu Tujuan

I 6-8 jam

setelah

persalinan

1. Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri

2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk

jika perdarahan berlanjut

3. Member konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

mengenai cara mencegah perdarahan masa nifas akibat

atonia uteri

Page 2: LP Post Natal

4. Pemberian ASI awal

5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

6. Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermia

7. Petugas kesehatan yang menolong persalinan harus

mendampingi ibu dan bayi lahir selama 2 jam pertama setelah

kelahiran/sampai ibu dan bayi stabil

II 6 hari

setelah

persalinan

1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus

berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdaraha

abnormal, tidak ada bau

2. Menilai adanya demam

3. Memastikan agar ibu mendapatkan cukup makanan, cairan

dan istirahat

4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda penyulit

5. Member konseling apda ibu tentang asuhan pada bayi,

perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan

perawtaan bayi sehari-hari

III 2 minggu

setelah

persalinan

1. Sama dengan 6 hari setelah persalinan

IV 6 minggu

setelah

persalinan

1. Mengkaji tentaang kemungkinan penyulit pada ibu

2. Member konseling keluarga berencana

D. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

1. Uterus

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali

seperti sebelum hamil.

Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

Uri lahir 2 jari di bawah pusat 750 gram

1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram

2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gam

6 minggu Bertambah kecil 50 gram

8 minggu Sebesar normal 30 gram

Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:

a) Iskemia miometrium

Page 3: LP Post Natal

Disebabkan oleh retraksi dan kontraksi terus-menerus dari uterus setelah

pengeluaran sisa plasenta membuat uterus relative anemi dan menyebabkan serat otot

atrofi.

b) Autolysis

Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot

uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah sempat

mengendur hingga 10x panjangnya dari semula dan 5x lebar dari semula selama

kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai pengrusakan secara langsung jaringan

hipertropi yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan

progesteron.

c) Efek oksitosin

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan

menekan pembuluh darah yang akan mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke

uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta

serta mengurangi perdarahan.

2. Serviks

Setelah persalinan, bentuk serviks agak mengganggu seperti corong berwarna merah

kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil.

Setelah bayi lahir, tangan masih bias masuk rongga rahim; setelah 2 jam dapat dilalui oleh

2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari (Mochtar, 1998).

3. Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar

selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses

tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan

vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-

angsur akan muncul kembali sementara labia manjadi lebih menonjol.

4. Lochea

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina selama masa

nifas. Total jumlah rata-rata pembuangan lochea sekitar 240 ml-270 ml. Menurut Mochtar

(1998) dan Universitas Sumatera Utara (2010) jenis dari lochea adalah sebagai berikut :

a) Lochea rubra (cruenta) : terdiri atas sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks

kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari pasca persalinan

b) Lochea sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lender; hari ke 3-7

pasca persalinan

c) Lochea serosa: berwarna kuning, cairan ini tidak berdarah lagi; pada hari ke 7-14 pasca

persalinan

d) Lokhea alba : cairan putih, setelah 2 minggu

5. Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang

oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-5, perineum sudah

Page 4: LP Post Natal

mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada

keadaan sebelum melahirkan.

6. Payudara

Perubahan pada payudara dapat meliputi :

Penurunan kadar progesteron secara cepat dengan peningkatan hormon prolaktin

setelah persalinan.

Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi Asi terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3

setelah persalinan.

Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi

7. Sistem Perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama, kemungkinan terdapat spasme

sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala

janin dan tulang pubis selama persalinan.

Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah

melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone estrogen yang bersifat menahan air

akan memgalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter

yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.

8. Sistem Gastrointestinal

Seringkali diperlukan waktu 3 – 4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun

kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami

penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah

sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum

dapat menghalangi keinginan ke belakang.

9. Sistem Hematologi

Penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil.

Jumlah sel darah merah dan hemoglobin kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar

estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya

masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan

dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan

penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini.

10. Sistem Endokrin

Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum. Progesteron

turun pada hari ke 3 post partum.

11. Sistem Musculosceletal

Ambulasi pada umumnya dimulai 4 – 8 jam post partum. Ambulasi dini sangat

membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.

12. Sistem Integumen

Penurunan melanin umumnya setelah persalinan menyebabkan berkurangnya

hyperpigmentasi kulit. Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena

kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen menurun.

Page 5: LP Post Natal

E. Perubahan Psikologis Masa Nifas

Menurut Rubin (1997) yang dikutip oleh Bahiyatun (2009) perubahan psikologis pada masa nifas

dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Taking in

a) Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu pada umumnya pasif dan tergantung,

perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya karena jahitan pada perineum,

afterpain, haemorroid, kelelahan setelah persalinan

b) Ibu akan mengulang-ulang pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan

c) Memilih dibantu perawat untuk aktivitas dan membuat keputusan daripada dilakukan

sendiri

d) Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mencegah gangguan tidur

e) Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya bertambah.

Nafsu makan yang kurang menandakan proses pengembalian kondisi ibu tidak

berlangsung normal.

2. Taking hold

a) Berlangsung 2-4 hari postpartum. Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi

orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi

b) Perhatian terhadap fungsi-fungsi tubuh

c) Bisa menerima demonstrasi perawatan bayi dan perawatan dir

d) Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan untuk merawat bayi, misalnya

menggendong dan menyusui. Ibu agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam melakukan

hal tersebut sehingga cenderung menerima nasehat dari tenaga kesehatan karena ia

terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi.

3. Letting go

Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian

yang diberikan oleh keluarga.

Hal-hal yang terjadi pada fase letting go, yaitu :

a) Bisa mendefinisikan perannya yang baru

b) Berhenti dari fantasinya tentang anak dan menerima kenyataan

c) Berhenti dari peran tanpa anak/ibu beberapa anak sebelumnya

d) Phase ini berlanjut sampai anak berusia beberapa tahun

e) Ibu yang bisa melewati fase ini akan baik dalam menjalani perannya yang baru

f) Perkembangan parental yang positif

Selama hamil ibu biasanya khawatir tentang kemampuannya menjadi ibu yang baik

dan kekhawatiran ini tidak dengan segera hilang setelah melahirkan karena parental love

hanya sebagian yang merupakan instinct. Porsi terbanyak berkembang melalui atau

dalam beberapa tahap yaitu : merencanakan kehamilan, mendengar konfirmasi

kehamilan, merasakan gerakan jannin, melahirkan, melihat bayinya, menyentuh bayi dan

merawat anak.

Page 6: LP Post Natal

Symptoms of Postpartum Ilness from Cleveland Clinic (2004) and National Mental Health

Association (2003), dalam Roswiyani P. Zahra, menyimpulkan beberapa tanda gejala dalam

ketiga jenis depresi post partum sebagai berikut:

Babyblues Postpartum DepressionPostpartum

Psychosis

Simtom fisik Kurang tidur

Hilang tenaga

Hilang nafsu makan

atau sangat

bernafsu untuk

makan

Merasa lelah setelah

bangun tidur

Cepat lelah

Gangguan tidur

Selera makan menurun

Sakit kepala

Sakit dada

Jantung berdebar-debar

Sesak nafas

Mual muntah

Menolak makan

Tidak mampu

menghentikan

aktifitas

Kebingungan akan

kelebihan energi

Simtom

emosional

Cemas dan khawatir

berlebihan

Bingung

Mencemaskan

kondisi fisik secara

berlebihan

Tidak percaya diri

Sedih

Perasaan diabaikan

Mudah tersinggung

Hilang harapan

Merasa tidak berdaya

Mood swings

Perasaan tidak adekuat

sebagai ibu

Hilang minat

Pemikiran bunuh diri

Ingin menyakiti orang lain

(termasuk bayi, diri sendiri,

dan suami)

Perasaan bersalah

Sangat bingung

Hilang ingatan

Tidak koheren

Halusinasi

Simtom

perilaku

Sering menangis

Hiperaktif atau

senang berlebihan

Terlalu sensitive

Perasaan mudah

tersinggung

Tidak peduli

terhadap bayi

Panik

Kurang mampu merawat

diri sendiri

Enggan melakukan

aktivitas menyenangkan

Motivasi menurun

Enggan bersosialisasi

Tidak peduli pada bayi

Terlalu peduli terhadap

perkembangan bayi

Sulit mengendalikan

perasaan

Sulit mengambil

Curiga

Tidak rasional

Preokupasi

terhadap hal-hal

kecil

Page 7: LP Post Natal

keputusan

F. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

1. Mobilisasi.

Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Ibu harus istirahat , tidur terlentang selama

8 jam pasca persalinan kemudian boleh miring-miring kekiri dan kekanan untuk mencegah

adanya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2 diperbolehkan duduk dan latihan-latihan

senam, hari ke-3 jalan-jalan, hari ke-4 atau 5 boleh dipulangkan. Mobolisasi diatas mempunyai

variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.

2. Diet

Makanan harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan-makanan yang

mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.

3. Miksi

Berkemih harus secepatnya dapat dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita mengalami sulit

kencing karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m.sphincter ani

selama persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama

persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan

kateterisasi.

4. Defekasi

Dorong air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar

dan terjadi obstipasi apalagi berak merah dapat diberikan obat laksans per oral atau per rectal.

Bila masih belum bisa dilakukan klisma.

5. Perawatan Mammae

Kedua mammae harus sudah dirawat selama kehamilan, areolam mammae dan putting susu

dicuci teratur dengan sabun dan diberi minyak atau cream, agar tetap lemas, jangan sampai

mudah lecet atau pecah-pecah sebelum menyusui mamae harus dibuat lemas dengan

melakukan massage secara menyeluruh. Setelah areola mammae dan putting susu

dibersihkan, barulah bayi dususui, bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :

Pembalutan mammae sampai tertekan, Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti

tablet lynoral dan periodel, etomocryptin sehingga pengeluaran LH berlebihan.

6. Latihan Senam Nifas

a. Pengertian senam nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap

hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan

untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu. Tujuan senam nifas

b. Tujuan dilakukannya senam nifas pada ibu setelah melahirkan adalah:

1) Membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu

2) Mempercepat proses involusi dan pemulihan fungsi alat kandungan

3) Membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan otot-otot panggul, perut dan

pirenium terutama otot yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan

Page 8: LP Post Natal

4) Memperlancar pengeluaran lochea

5) Membantu mengurangi rasa sakiit pada otot-otot setelah melahirkan

6) Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan persalinan

7) Meminimalisir timbulnya kelainan dan komplikasi nifas, misalnya emboli, trombosia

dan lain-lain.

G. Tanda Bahaya Masa Nifas

1. Demam

Suhu tubuh ibu yang baru saja melahirkan biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suhu

normal, khususnya jika cuaca sangat panas, namun jika suhu ibu lebih dari 380C dalam 2

hari lebih itu kemungkinan terjadi infeksi. Penanganan awal yaitu (Prawirohardjo, 2002) :

a. Istirahat, berbaring

b. Perbanyak minum

c. Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu

d. Jika ada syok, segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala syok, harus

waspada untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat memburuk dengan cepat.

2. Perdarahan Aktif

Setelah melahirkan, normal bagi wanita untuk mengalami perdarahan yang sama

banyaknya seperti ketika menstruasi. Darah yang keluar seharusnya tampak seperti

darah menstruasi, berwarna tua dan gelap. Darah merembes sedikit-sedikit saat rahim

berkontraksi atau ketika ibu batuk, bergerak atau berdiri.

Perdarahan setelah persalinan dibagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut :

a. Perdarahan primer, yaitu terjadinya dalam 24 jam pertama pasca persalinan

b. Perdarahan sekunder, yaitu terjadinya setelah 24 jam pertama pasca persalinan

Perdarahan yang perlahan dan berlanjut atau perdarahan tiba-tiba merupakan

suatu kegawatdaruratan, segeralah bawa ibu ke fasilitas kesehatan.

3. Keluar banyak bekuan darah

Jika ibu mengalami perdarahan lebih dari gumpalan dalam satu jam, ibu bisa

mengalami perdarahan yang hebat. Ingatkan ibu untuk menggosok rahimnya untuk

membantu berkontraksi dan segera bawa ibu ke rumah sakit.

4. Bau busuk dari vagina

Bau busuk dari vagina dapat disebabkan karena infeksi vagina. Tanda-tanda

awal adalah :

a. Ibu akan merasa sakit di daerah vagina,

b. Keluar nanah dan bau tidak sedap,

c. Kulit vagina yang membengkak dan memerah.

d. Keluarnya cairan dari vagina

e. Disertai dengan demam hingga 380 C

Page 9: LP Post Natal

Penanganan awalnya yaitu jagalah selalu kebersihan vagina dengan baik, jika

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan anjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke tenaga

kesehatan.

5. Pusing yang terus-menerus

6. Lemas luar biasa

Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, di mana keadaan

lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu

kelihatan pucat, tekanan darah rendah. Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi

ASI.

Penanganan awalnya yaitu :

a. Makan dengan diit berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin

yang cukup.

b. Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

7. Keadaan Abnormal Pada Payudara

Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah:

a. Bendungan ASI

Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae bengkak,

keras, dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.

b. Mastitis dan Abses Mamae

Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae, pemadatan mamae dan

terjadi perubahan warna kulit mamae.

8. Nyeri panggul atau perut yang lebih hebat dari nyeri kontraksi biasa.

9. Keadaan Abnormal Pada Psikologis

a. Psikologi Pada Masa Nifas

Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai bentuk dan variasi.

Kondisi ini akan berangsur-angsur normal sampai pada minggu ke 12 setelah

melahirkan. Pada 0-3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada pada puncak

kegelisahan setelah melahirkan karena rasa sakit pada saat melahirkan sangat

terasa yang berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu mengalami kekurangan

istirahat pada siang hari dan sulit tidur di malam hari.

Pada 3-10 hari setelah melahirkan, Postnatal blues biasanya muncul biasanya

disebut dengan 3th day blues. Tapi pada kenyataanya berdasarkan riset yang

dilakukan paling banyak muncul pada hari ke lima. Postnatal blues adalah suatu

kondisi di mana ibu memiliki perasaan khawatir yang berlebihan terhadap kondisinya

dan kondisi bayinya sehingga ibu mudah panik dengan sedikit saja perubahan pada

kondisi dirinya atau bayinya.

Pada 1-12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai membaik dan  menuju

pada tahap normal. Pengembalian kondisi ibu ini sangat dipengaruhi oleh kondisi

lingkungannya, misalnya perhatian dari anggota keluarga terdekat. Semakin baik

Page 10: LP Post Natal

perhatian yang diberikan maka semakin cepat emosi ibu kembali pada keadaan

normal.

b. Depresi Pada Masa Nifas

Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan dan

10%-nya saja yang tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini berlangsung

antara 3-6 bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama

kehidupan bayi. Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang

muncul saat melahirkan dan karena sebab-sebab yang kompleks lainnya.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan menunjukan faktor-faktor penyebab

depresi adalah terhambatnya karir ibu karena harus melahirkan, kurangnya

perhatian orang orang terdekat terutama suami dan perubahan struktur keluarga

karena hadirnya bayi, terutama pada ibu primipara.

H. Manajemen Laktasi

1. Pengertian

a. Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu

ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap ibu

dalam 3 tahap, yaitu pada masa kehamilan (antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan

sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan pada masa menyusui selanjutnya sampai

anak berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia, 2007).

b. Manajemen laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh ibu, ayah, dan keluarga

untuk menunjang keberhasilan menyusui (Prasetyono, 2009).

2. Langkah-langkah Kegiatan Manajemen Laktasi

a. Masa Kehamilan (Antenatal).

1) Memberikan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai manfaat dan

keunggulan ASI, manfaat menyusui bagi ibu, bayi dan keluarga serta cara

pelaksanaan management laktasi.

2) Menyakinkan ibu hamil agar ibu mau dan mampu menyusui bayinya.

3) Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara. Di samping itu,

perlu pula dipantau kenaikan berat badan ibu hamil selama kehamilan.

4) Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan sehari-hari termasuk mencegah

kekurangan zat besi. Jumlah makanan sehari-hari perlu ditambah mulai kehamilan

trimester ke-2 (minggu ke 13-26) menjadi 1-2 kali porsi dari jumlah makanan pada

saat sebelum hamil untuk kebutuhan gizi ibu hamil.

5) Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Penting pula perhatian

keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan

dukungan dan membesarkan hatinya bahwa kehamilan merupakan anugerah dan

tugas yang mulia.

b. Saat segera setelah bayi lahir.

Page 11: LP Post Natal

1) Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, ibu dibantu dan dimotivasi agar

mulai kontak dengan bayi (skin to skin contact) dan mulai menyusui bayi.

Karena saat ini bayi dalam keadaan paling peka terhadap rangsangan,

selanjutnya bayi akan mencari payudara ibu secara naluriah.

2) Membantu kontak langsung ibu-bayi sedini mungkin untuk memberikan rasa

aman dan kehangatan.

c. Masa Neonatus

1) Bayi hanya diberi ASI saja atau ASI Eksklusif tanpa diberi minum apapun.

2) Ibu selalu dekat dengan bayi atau di rawat gabung.

3) Menyusui tanpa dijadwal atau setiap kali bayi meminta (on demand).

4) Melaksanakan cara menyusui (meletakan dan melekatkan) yang baik dan

benar.

5) Bila bayi terpaksa dipisah dari ibu karena indikasi medik, bayi harus tetap

mendapat ASI dengan cara memerah ASI untuk mempertahankan agar

produksi ASI tetap lancar.

6) Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) dalam waktu kurang

dari 30 hari setelah melahirkan.

d. Masa menyusui selanjutnya (post neonatal).

1) Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia bayi,

yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan atau minuman lainnya.

2) Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan ibu menyusui sehari-hari. Ibu

menyusui perlu makan 1½ kali lebih banyak dari biasanya (4-6 piring) dan

minum minimal 10 gelas sehari.

3) Cukup istirahat (tidur siang/berbaring 1-2 jam), menjaga ketenangan pikiran

dan menghindari kelelahan fisik yang berlebihan agar produksi ASI tidak

terhambat.

4) Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang

keberhasilan menyusui.

5) Mengatasi bila ada masalah menyusui (payudara bengkak, bayi tidak mau

menyusu, puting lecet, dll ).

6) Memperhatikan kecukupan gizi makanan bayi, terutama setelah bayi berumur

6 bulan; selain ASI, berikan MP-ASI yang cukup, baik kualitas maupun

kuantitasnya secara bertahap.

3. Manfaat Pemberian ASI

a. Manfaat ASI bagi bayi

1) Komposisi sesuai kebutuhan

2) Mudah dicerna dan diserap, mengandung enzim pencernaan (maka sering

merasa lapar)

3) Mengandung zat penangkal penyakit

4) Selalu berada dalam suhu yang tepat

Page 12: LP Post Natal

5) Tidak menyebabkan alergi

6) Mencegah maloklusi / kerusakan gigi

7) Mengoptimalkan perkembangan

8) Meningkatkan hubungan ibu dan bayi

9) Menjadi orang yang percaya diri

10) Mengurangi kemungkinan berbagai penyakit kronik di kemudian hari (DM,

jantung, penyakit keganasan)

b. Manfaat ASI bagi ibu

1) Mencegah perdarahan pasca persalinan

2) Mempercepat involusi uterus

3) Mengurangi anemia

4) Mengurangi resiko Ca Ovarium & payudara

5) Memberikan rasa dibutuhkan

6) Mempercepat kembali ke berat semula

7) Sebagai metode KB sementara

Syarat :

a) Bayi berusia belum 6 bulan dan

b) Ibu belum haid kembali dan

c) Bayi diberi ASI eksklusif

c. Manfaat ASI bagi Keluarga

1) Menghemat biaya

2) Anak sehat, jarang sakit

3) Mudah pemberiannya

4. Jenis-jenis ASI

Air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling baik dan tepat untuk

pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi bayi (Soetjiningsih, 1997). Menurut

waktu pengeluarannya, ASI pada masa laktasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu

kolostrum, Air Susu Peralihan dan Air Susu Matur:

a. ASI Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara

dari hari pertama sampai hari keempat (Purwanti, 2004). Cairan sifatnya kental dan

berwarna kekuningan karena mengandung beta karoten dan dibutuhkan oleh bayi baru

lahir (Bobak, 2000). Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya

komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus

bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir

segera bersih dan siap menerima ASI (Bobak, 2000). Hal ini menyebabkan bayi yang

mendapat ASI pada minggu pertama sering defekasi dan feces berwarna hitam.

Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi yang siap melindungi

bayi ketika kondisi bayi masih sangat lemah.  Kandungan protein dalam kolostrum lebih

tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam susu matur. Jenis protein

Page 13: LP Post Natal

globulin membuat konsistensi Kolostrum menjadi  pekat ataupun padat sehingga bayi

lebih lama merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum.

b. ASI Peralihan

ASI peralihan diproduksi pada hari keempat sampai hari kesepuluh.

Komposisi ASI Peralihan memiliki protein makin rendah, sedangkan lemak dan hidrat

arang makin tinggi, dan jumlah  volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan

pemenuhan terhadap aktvitas bayi yang mulai aktif karena bayi sudah beradaptasi

terhadap lingkungan. Pada masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga kondisi

fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara sudah berkurang. Oleh karena itu, yang perlu

ditingkatkan adalah kandungan protein dan kalsium dalam makanan ibu.

c. ASI Matur

Air susu matur disekresi dari hari kesepuluh sampai seterusnya. Air Susu

Matur merupakan nutrisi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi

sampai berumur  6 bulan. Air Susu Matur  merupakan cairan yang berwarna kekuning-

kuningan yang diakibatkan warna garam dan kalsium caseinat, riboflavin dan  karoten.

Air Susu Matur ini mengandung antibodi, enzim, hormon dan memiliki sifat biokimia

yang khas yaitu kapasitas buffer yang rendah dan adanya faktor bifidus.

A. Asuhan keperawatan 

1. Pengkajian 

a. Aktivitas/istirahat

Insomnia mungkin teramati.

b. Sirkulasi

Perhatikan riwayat masalah jantung, udema pulmonal, penyakit vaskuler perifer atau

statis vaskuler (peningkatan resiko pembentukan thrombus). Episode diaforetik lebih

sering terjadi pada malam hari.

c. Integritas ego 

Peka rangsang, takut/menangis ( “postpartum blues” sering terlihat kira-kira 3 hari setelah

melahirkan. Dengan tanda-tanda tidak dapat beristirahat, peningkatan ketegangan, dan

stimulasi simpatis.

d. Eliminasi

Diuresis diantara hari kedua dan kelima 

e. Makanan/cairan 

Kaji kondisi malnutrisi, membrane mukosa yang kering. Lakukan pembatasan pra operasi

insuisiensi pancreas atau DM karena merupakan predisposisi untuk terjadi

hipoglikemia/ketoasidosis. Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira hari

ketiga 

Page 14: LP Post Natal

f. Nyeri/ketidaknyamanan

Kaji adanya alergi atau sensitive terhadap obat, makanan, plester dan larutan, defisiensi

imun, munculnya kanker atau adanya terapi kanker, riwayat keluarga tentang hipertermia

malignan/reaksi anestesi, riwayat penyakit hepatic, riwayat transfusi darah, dan tanda

munculnya proses infeksi. Nyeri tekan payudara/pembesaran dapat terjadi diantara hari 3

sampai ke-5 pascapartum.

g. Seksualitas 

Uterus 1 cm diatas umbilicus pada 12 jam setelah kelahiran menurun kira-kira 1 lebar jari

setiap harinya. Lokhea rubra berlanjut sampai hari ke2 – 3 , berlanjut menjadi lokhea

serosa dengan aliran tergantung pada posisi (mis, rekumben versus ambulasi berdiri)

dan aktivitas ( mis, menyusui ). Payudara : produksi kolostrum 48 jam pertama, berlanjut

pada susu matur, biasanya pada hari ke 3; mungkin lebih didini, tergantung kapan

menyusui dimulai.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnose keperawatan yang muncul pada klien postpartum :

a. Ansietas b.d. pengalaman pembedahan dan hasil tidak

dapat diperkirakan

b. Resti infeksi b.d. destruksi pertahanan tubuh terhadap

bakteri

c. Nyeri akut b.d. insisi, flatus, dan mobilitas.

d. Resti perubahan nutrisi b.d. peningkatan kebutuhan untuk

penyembuhan luka, penurunan masukan (sekunder akibat nyeri, mual, muntah)

MK Tujuan Intervensi Rasional

Ansietas b.d

pengalaman

pembedahan dan

hasil tidak dapat

diperkirakan

Ansietas berkurang setelah

dilakukan perawatan dengan

KH:

Tid

ak menunjukkan traumatik

pada saat membicarakan

pembedahan

Tid

ak tampak gelisah

Tid

ak merasa takut untuk

dilakukan pembedahan

yang sama.

Pas

ien merasa tenang

Lakuk

an pendekatan diri pada

pasien supaya pasien

merasa nyaman.

Yakin

kan bahwa pembedahan

merupakan jalan terbaik

yang harus ditempuh untuk

menyelamatkan bayi dan

ibu.

rasa nyaman akan

menumbuhkan

rasa tenang, tidak

cemas serta

kepercayaan

terhadap perawat.

Page 15: LP Post Natal

Resti infeksi b.d.

destruksi

pertahanan tubuh

terhadap bakteri

infeksi tidak terjadi setelah

dilakukan tindakan

keperawatan dengan KH:

Tan

da-tanda vital normal

Jum

lah sel darah putih normal

Luk

a operasi kering

Tid

ak ada pus pada luka

Cuci

tangan sebelum dan

sesudah kontak dengan

pasien.

Monit

or tanda-tanda vital.

Monit

or tanda-tanda infeksi pada

luka.

Anjur

kan klien untuk menjaga

kebersihan luka.

Lakuk

an ganti balut pada hari ke

tiga post operasi.

Lakuk

an angkat jahit sebagian

pada hari ke lima post

operasi.

Berik

an antibiotika sesuai advis

dokter.

Mencegah

timbulnya infeksi

silang

(nosokomial)

Nyeri akut b.d.

insisi, flatus, dan

mobilitas

Nyeri dapat berkurang setelah

perawatan 24 jam pertama

dengan KH:

Eks

presi wajah tenang

Pas

ien tidak mengeluk nyeri

atau mengatakan bahwa

nyeri sudah berkurang

Pas

ien mengatakan skala

nyeri berkurang

Kaji

tingkat nyeri

Jelas

kan sebab-sebab nyeri

Ajark

an managemen nyeri

dengan relaksasi (tarik nafas

dalam) dan pengalihan

perhatian.

Berik

an posisi yang nyaman.

Berik

an obat analgetik sesuai

advis dokter.

nyeri, untuk

menentukan

efektivitas

terapi dan

pilihan

intervensi

pemahaman

tentang nyeri

Resti perubahan

nutrisi b.d.

peningkatan

Nutrisi dapat terpenuhi,

dengan kriteria hasil :

Me

Evalu

asi kemampuan makan

Timba

Mengkaji

pemasukan

makanan yang

Page 16: LP Post Natal

kebutuhan untuk

penyembuhan luka,

penurunan

masukan (sekunder

akibat nyeri, mual,

muntah)

nunjukkan pemahaman

kebutuhan diet individu.

Klie

n terlihat tidak lemah.

Me

nunjukkan peningkatan

berat badan.

ng berat badan sesuai

indikasi

Catat

masukan oral bila / saat

boleh makan lagi.

Berik

an makanan sesuai diit klien.

adekuat

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marlinn E.2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta : EGC

Helen Farrer, 1996. Perawatan Maternitas. Jkarta : EGC

Ida Bagus Gde Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk 

Pendidikan Bidan : Jakarta EGC 

Judi Januadi Endjun.2002. Persalinan Sehat. Puspa Swara

Mansjoer, Arief. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III Jilid I. Jakarta : Media 

Sudi Amus (08095)

NANDA Intl. 2012. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2002-2014. Jakarta. EGC.

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria

Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.

Yunitasari, Esty. Asuhan Keperawatan Postpartum. http://ners.unair.ac.id/materikuliah/ASUHAN

%20KEPERAWATAN%20POST%20PARTUM.pdf. Diakses tanggal 8 Desember 2010. Pukul

8.46 WIB.

Zahra, Roswiyani P. 2010. Depresi Pasca Melahirkan (Postpartum Depression).

http://www.psikologi.tarumanagara.ac.id/s2/wp-content/uploads/2010/09/39-postpartum-

depression-roswiyani-p-zahra-mpsi.pdf. Diakses tanggal 8 Desember 2010. Pukul 8.44 WIB.