lpj paud stimulsi (repaired)

71
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PROGRAM KARYA NYATA MAHASISWA PAUD STIMULSI (PEMBERDAYAAN PAUD SEBAGAI SARANA PEMBERIAN STIMULASI DAN EDUKASI TUMBUH KEMBANG BALITA) Oleh Kelompok 27: Nama Ketua : Fikri Alam Riza P Nama Anggota : 1. Ajeng Nawangwulan 2. Keryasta Becik K 3. Ray Asaf Hexa Pandia 4. Latifah Fitriani R 5. Afifah Ratih Rosavina 6. Raden Joddy Sutama Putra 7. Glaveria Galuh Giriananda 8. Ayu Antika Putri 9. Devinda Febrianti 10. Maulana Rahmat H 11. Youshian Elmy 12. Henky Indra Laksono 13. Siti Sulaicha

Upload: kelompokpknm27

Post on 22-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

,mbv,bzdvzjvnvdn vajdhfkjehfkjehfhkjfhakjhfkjahfkjahkjfhakjfhakjfhkahfkjahfkjdhfdhfuHDAfahfhaa

TRANSCRIPT

Page 1: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

PROGRAM KARYA NYATA MAHASISWA

PAUD STIMULSI (PEMBERDAYAAN PAUD SEBAGAI SARANA PEMBERIAN

STIMULASI DAN EDUKASI TUMBUH KEMBANG BALITA)

Oleh Kelompok 27:

Nama Ketua : Fikri Alam Riza P

Nama Anggota : 1. Ajeng Nawangwulan

2. Keryasta Becik K

3. Ray Asaf Hexa Pandia

4. Latifah Fitriani R

5. Afifah Ratih Rosavina

6. Raden Joddy Sutama Putra

7. Glaveria Galuh Giriananda

8. Ayu Antika Putri

9. Devinda Febrianti

10. Maulana Rahmat H

11. Youshian Elmy

12. Henky Indra Laksono

13. Siti Sulaicha

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JANUARI 2015

Page 2: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Kegiatan : PAUD STIMULSI (Pemberdayaan PAUD Sebagai Sarana Pemberian

Stimulasi dan Edukasi Tumbuh Kembang Balita).

Ketua Pelaksana : Nama : Fikri Alam Riza P

NIM : 115070100111057

Jurusan : Pendidikan Dokter

No.HP : 082245399112

Anggota Pelaksana :

- Anggota 1 : Ajeng Nawangwulan

- Anggota 2 : Ray Asaf Hexa Pandia

- Anggota 3 : Keryasta Becik K

- Anggota 4 : Latifah Fitriani R

- Anggota 5 : Afifah Ratih Rosavina

- Anggota 6 : Raden Joddy Sutama P

- Anggota 7 : Glaveria Galuh G

- Anggota 8 : Ayu Antika Putri

- Anggota 9 : Devinda Febrianti

- Anggota 10 : Maulana Rahmat H

- Anggota 11 : Youshian Elmy

- Anggota 12 : Henky Indra Laksono

- Anggota 13 : Siti Sulaicha

Lokasi Kegiatan : Dusun Tegal Pasangan, Desa Pakis Kembar Kecamatan Pakis, Kabupaten

Malang

Lama Kegiatan : 19-31 Januari 2015

Malang, 28 Januari 2015

Mengetahui,

Pembimbing

Inggita Kusumastuty, S.Gz, M. BiomedNIP. 198204022006042001

Ketua Pelaksana

Fikri Alam Riza P NIM. 115070100111057

Menyetujui,

Ketua PKNM 2014/2015

Dr. Hikmawan W SNIP. 198604092012121004

Page 3: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Judul Kegiatan

PAUD STIMULSI (Pemberdayaan PAUD Sebagai Sarana Pemberian Stimulasi dan

Edukasi Tumbuh Kembang Balita).

1.2 Pendahuluan

Periode penting dalam tumbuh kembang balita adalah masa balita. Karena pada

masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan

balita selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,

kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat, dan merupakan

landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian

juga dibentuk pada masa ini.

Orangtua adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anak. Pendidik yang

pertama, karena orangtualah yang pertama kali melakukan kegiatan pendidikan untuk

memberikan pengaruh positif maupun negatif, bahkan semenjak dalam kandungan.

Sebagai pendidik yang utama karena anak menjalin hubungan yang sangat kuat dalam

waktu yang panjang dan dalam ikatan hubungan emosional yang kuat dengan

orangtuanya.Untuk itu, orangtua yang menginginkan masa depan anak-anaknya sukses,

bermanfaat bagi sesamanya, berakhlak mulia, dan bahagia perlu belajar cara bergaul dan

melayani anak dengan benar. Sayangnya, banyak orangtua malah melakukan hal yang

seharus tidak dilakukan kepada anaknya sehingga merugikan perkembangan anak.

Sebaliknya, mereka tidak melakukan hal-hal yang sebenarnya sangat dibutuhkan anak-

anak agar mereka tumbuh dan berkembang optimal. Akibatnya, pertumbuhan dan

perkembangan anak-anak menjadi tidak maksimal.

1.3 Analisis Situasi

1.3.1 Geografi

Desa Pakis mempunyai 5 dusun, 8 RT, dan 5 RW. Untuk transportasi dapat

ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat.

Adapun batas wilayah sebagai berikut:

1) Utara: Desa Pakis Jajar Kec. Pakis,

2) Selatan: Desa Pucangsongo Kec. Pakis,

Page 4: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

2

3) Timur: Desa Sumberpasir, Kec. Pakis, dan

4) Barat: Desa Bunut Wetan dan Desa Sumberkradenan Kec. Pakis.

1.3.2 Demografi

Desa Pakis Kembar memiliki jumlah penduduk 9.404 laki-laki sebanyak 4.791

orang dan jumlah penduduk wanita sebanyak 4.613 orang. Sedangkan usia 0-3 tahun

sebanyak 417 jiwa dan 4-6 410.

Tabel 1. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 2. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No. Pendidikan Jumlah

1. PNS 37 orang

2. ABRI/POLISI 9 orang

3. PEGAWAI SWASTA 247

orang

4. PEDAGANG 1480

orang

5. PERBENGKELAN 10 orang

6. TANI 540

orang

PERTUKANGAN 102

No. Pendidikan Jumlah

3. SD/MI 1.521

orang

4. SMP/MTs 1.315

orang

5. SMA/MA 247

orang

6. AKADEMI (D1-D3) 254

orang

SARJANA (S1-S3) 359

orang

Total 3.696

orang

Page 5: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

3

orang

BURUH TANI 128

1orang

PENSIUNAN 29 orang

JASA 161orang

PENJAHIT 30 orang

Total 3.926 orang

1.3.3 Keadaan Khusus

Sarana Kesehatan

Puskesmas 1

Balai Pengobatan (BP) 1

Rumah Bersalin 1

Jumlah Pemberi Pelayanan Kesehatan

Dokter Praktek

umum 2

gigi 1

syaraf 1

Bidan Praktek 1

Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UK3M)

Posyandu 8

Jumlah Kader Kesehatan 9/posyandu

Jumlah PAUD

Terdapat 1 PAUD

1.3.4 Kondisi Umum Kesehatan

Permasalahan utama balita di Desa Pakis Kembar adalah masih ada balita yang

tumbuh kembangnya belum optimal, masih banyak yang suka jajan sembarangan.

Selain itu berdasarkan observasi dan hasil wawancara bidan desa, PAUD di desa

tersebut belum pernah melakukan tes tumbuh kembang untuk balita yang berada di

PAUD dan belum adanya media yang dapat menstimulasi tumbuh kembang balita,

sedangkan idealnya di suatu PAUD satu bulan sekali wajib melakukan pemeriksaan

tumbuh kembang dengan menggunakan denver atau kpsp yang bertujuan untuk

mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pada anak balita, agar mencegah

terjadinya keterlambatan tumbuh kembang, sehingga orang tua dan walimurid dapat

merangang tumbuh kembang balita. Selain kurangnya media stimulasi tumbuh

Page 6: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

4

kembang balita, kesadaran ibu akan pemberian ASI eksklusif dan tata cara

pemberian MP-ASI yang tepat dari usia setelah kelahiran hingga balita masih kurang

walaupun sudah pernah mendapatkan informasi terkait permasalahan tersebut.

Berdasarkan pengamatan di PAUD juga dapat dilihat kondisi permainan outdor yang

sudah tidak bisa untuk dipakai lagi karena cat dan besinya nampak sudah terkelupas

dan berubah warna menjadi coklat (berkarat), jika keadaan permainan yang seperti

itu masih digunakan oleh anak anak balita untuk bermain makah secara tidak

langsung dapat mempengaruhi kondisi kesehatan dan tumbuh kembang balita yang

berada di PAUD, karena pada dasarnya permainan yang harus digunakan oleh anak

balita adalah permainan yang terlindungi dengan lapisan cat yang tidak berbahaya.

1.4 Perumusan Masalah

Apakah intervensi tepat sasaran yang harus dilakukan berkaitan dengan

optimalisasi kesehatan melalui pemberdayaan PAUD dalam upaya peningkatan tumbuh

kembang balita?

1.5 Tujuan Kegiatan

1.5.1 Tujuan Umum

Memberikan intervensi tepat sasaran melalui pemberdayaan PAUD dalam

upaya peningkatan tumbuh kembang balita.

1.5.2 Tujuan Khusus

1) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pemberian stimulus tumbuh

kembang balita

2) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu terkait pentingnya memberikan

stimulus dan pemeriksaan tumbuh kembang balita

3) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu tentang tahap-tahap tumbuh

kembang balita

4) Meningkatkan pengetahuan ibu tentang faktor-faktor yang memperngaruhi tumbuh

kembang balita

5) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu tentang hal-hal yang dibutuhkan

untuk tumbuh kembang balita

6) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu tuntuk melakukan pemantauan dan

pemeriksaan tumbuh kembang balita

Page 7: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

5

1.6 Manfaat Kegiatan

1) Ketersediaan sarana dan prasarana pemberian stimulus tumbuh kembang balita

meningkat

2) Pengetahuan dan kesadaran ibu terkait dengan pentingnya memberikan stimulus

dan pemeriksaan tumbuh kembang balita meningkat

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan

2.1.1 Definisi Kesehatan

Kesehatan menurut Undang-undang nomor 23 Tahun 1992 adalah

kesejahteraan dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomis. Secara holistik, manusia sehat dilihat dari ketiga

unsur tersebut yaitu badan, jiwa dan sosial. Kesehatan manusia bergerak maju atau

mundur dalam kontinuitas tertentu, dimana jarak menentukan apakah seorang

dikatakan sehat atau sakit. Kesehatan tidak pernah konstan (Effendy, 1998).

Pendidikan kesehatan adalah proses membantu seseorang, dengan bertindak

secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan

pengetahuan mengenai hal-hal yang mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang

lain (George et. al., 2003). Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry

Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah

kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela

terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan (George et. al., 2003).

2.1.2 Tujuan Pembangunan Kesehatan

Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat

kesehatan masyarakat yang optimal dengan terciptanya masyarakat, bangsa, dan

Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk hidup dalam lingkungan dan perilaku

Page 8: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

6

sehat, mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2004).

Untuk jangka panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk

tercapainya tujuan utama sebagai berikut :

1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang

kesehatan.

2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.

3. Peningkatan status gizi masyarakat.

4. Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).

5. Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma keluarga

kecil yang bahagia dan sejahtera (Suprihatin, 1993).

2.1.3 Kesadaran Masyarakat Terhadap Kesehatan

Kesadaran adalah keadaan mengerti, hal yang dirasakan atau dialami oleh

sesorang. Kesadaran dalam bentuk lain adalah pemahaman atau pengetahuan

seseorang tentang dirinya dan keberadaan dirinya. Kesadaran merupakan unsure

dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak menyikapi

terhadap realitas (Halawa, 2007).

Cara mengembangkan kesadaran diri dapat dilakukan dengan cara analisis diri,

dimana merefleksikan diri (pikiran dan perasaan), meliputi perilaku, kepribadian,

sikap dan persepsi.

Kesadaran masyarakat dapat dikembangkan melalui tahapan yang sama,

diawali dari perilaku yaitu member motivasi, mengarahkan dan mengubah pola pikir,

pola tindakan dan pola interaksi, menyesuaikan dengan kondisi masyarakat, baik dari

faktor budaya maupun lingkungan, kemudian mengevaluasi sikap dan persepsi

masyarakat terhadap suatu masalah kesehatan.

2.2 Tumbuh Kembang Bayi dan Balita

2.2.1 Gambaran Umum

Masa lima tahun pertama kehidupan anak (balita), merupakan masa yang

sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak

dapat diulang lagi, maka masa baltia disebut sebagai “masa keemasan” (golden

period), “jendela kesempatan” (window of opportunity) dan “masa kritis” (critical

period). Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas yang

dilakukan melalui kegiatan stimulasi/rangsangan, deteksi dan intervensi dini

Page 9: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

7

penyimpangan tumbuh kembang balita dilakukan pada “masa kritis” tersebut di atas.

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran jumlah sel serta jaringan interselular,

bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian/keseluruhan, dapat diukur

dengan satuan panjang dan berat. Stimulasi/rangsangan adalah kegiatan merangsang

kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara

optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi/rangsangan rutin sedini mungkin dan

terus menerus pada setiap kesempatan. Perkembangan adalah bertambahnya struktur

dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus,

bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian (Kementerian Kesehatan RI,

2010).

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,

ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan

ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan

keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Sedangkan

perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi

tubuh yang lebih komples dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil

dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel

tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian

rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga

perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak

terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi

organ / individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada

setiap individu (Soetjiningsih, 2012).

2.2.2 Ciri- Ciri Tumbuh Kembang

Hidayat (2008) menyatakan bahwa seseorang dikatakan mengalami

pertumbuhan bila terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik,

seperti berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan,

lingkar dada, perubahan proporsi yang terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia

yang muncul mulai dari masa konsepsi sampai dewasa, terdapat ciri baru yang secara

perlahan mengikuti proses kematangan seperti adanya rambut pada daerah aksila,

pubis atau dada, hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan seperti

hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks tertentu.

2.2.3 Parameter Pertumbuhan Bayi

Page 10: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

8

Parameter untuk mengukur kemajuan pertumbuhan biasanya yang

dipergunakan adalah berat badan dan panjang badan (Hidayat, 2008).

1) Berat Badan

Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau

penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak,

organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau

tumbuh kembang anak (Hidayat, 2008). Selain itu, berat badan juga dapat

digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam

tindakan pengobatan (Supariasa, 2001).

Pada usia beberapa hari, berat badan bayi mengalami penurunan yang

sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari berat badan waktu lahir. Hal ini disebabkan

karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum diimbangi dengan asupan

yang mencukupi, misalnya produksi ASI yang belum lancar dan berat badan akan

kembali pada hari kesepuluh (Nursalam dkk, 2005).

Pertumbuhan berat badan bayi usia 0-6 bulan mengalami penambahan 150-

210 gram/minggu dan berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh

National Center for Health Statistics (NCHS), berat badan bayi akan meningkat

dua kali lipat dari berat lahir pada akhir usia 4-7 bulan (Wong dkk, 2008). Berat

badan lahir normal bayi sekitar 2.500-3.500 gram, apabila kurang dari 2.500 gram

dikatakan bayi memiliki berat badan lahir rendah (BBLR), sedangkan bila lebih

dari 3.500 gram dikatakan makrosomia. Pada masa bayi-balita, berat badan

digunakan untuk mengetahui pertumbuhan fisik dan status gizi. Status gizi erat

kaitannya dengan pertumbuhan, sehingga untuk mengetahui pertumbuhan bayi,

status gizi diperhatikan (Susilowati, 2008).Di Indonesia, baku rujukan yang

digunakan sebagai pembanding penilaian satus gizi dan pertumbuhan perorangan

maupun masyarakat adalah baku rujukan WHO-NCHS (Supariasa, 2001). Baku

rujukan WHO-NCHS ini membedakan antara laki-laki dan perempuan, agar

diperoleh perbedaan yang lebih mendasar. Pembagiannya dikategorikan menjadi

gizi baik, kurang, buruk, dan lebih (Soekirman, 2000).

2) Panjang Badan

Istilah panjang dinyatakan sebagai pengukuran yang dilakukan ketika anak

telentang (Wong dkk, 2008). Pengukuran panjang badan digunakan untuk menilai

status perbaikan gizi. Selain itu, panjang badan merupakan indikator yang baik

untuk pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting) dan untuk perbandingan

Page 11: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

9

terhadap perubahan relatif, seperti nilai berat badan dan lingkar lengan atas

(Nursalam dkk, 2005).

Pengukuran panjang badan dapat dilakukan dengan sangat mudah untuk

menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Panjang badan bayi baru

lahir normal adalah 45-50 cm dan berdasarkan kurva pertumbuhan yang

diterbitkan oleh National Center for Health Statistics (NCHS), bayi akan

mengalami penambahan panjang badan sekitar 2,5 cm setiap bulannya (Wong dkk,

2008). Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9

tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun dan penambahan ini akan berhenti pada usia

18-20 tahun (Nursalam dkk., 2005).

Kategori untuk panjang badan, dapat dibedakan menjadi kategori sangat

pendek, pendek, normal dan tinggi (Depkes RI, 2007).

Pertumbuhan pada Anak

(Berham,200; Narendra,2002; Soetjiningsih,1998, Wong 2004)

Aspek Usia Keterangan

Berat Badan 0-6 bulan Penambahan setiap minggu 140-200 gr, BB 2x lipat dari

berat lahir

6-12 bulan Penambahan perminggu 25-40 gram, dan pada akhhir bulan

ke-12 penambahann 3x lipat berat lahir

Masa bermain Penambahan sekita 4x lipat berat lahir pada usia ± 2,5 tahun

, penambahan pertahun 2-3 kg

Masa prasekolah Penambahan tiap tahun ± 2-3 kg

Tinggi Badan 0-6 bulan Penambahan TB sekitar 2,5 cm tiap bulan

6-12 bulan Penambhan 1,25 / bulan

Akhir tahun pertama kira-kira penambahan 50% dari Tb

lahir

Masa bermain Penambahan TB sekitar 12 cm tiap tahun, penambhan tahun

ketiga rata-rata 4-6 cm

Masa Prasekolah Khusus akhir usia 4 tahun pemnambahan rata-rata 2 kali

lipat TB waktu lahir , penambahan /tahun ± 6-8 cm

Masa sekolah Setelah usia 6 tahun TB bertambah rata-rata 5 cm/tahun ,

kemudian pada usia 13 tahun bertambah rata-rata 3 kali

lipat dari TB waktu lahir

LiKa 0-6 bulan 35-43 cm

Page 12: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

10

1 tahun ± 46.5 cm

2 tahun ± 49 cmbertamabh 1 cm samapi dengan usia 3 tahun dan

bertambah lagi kurang lebih 5 cm sampai dengan usia

remaja

Gigi Rahang

atas

8-12 bulan Gigi insisi sentral

9-13 bulan Gigi insisi lateral

16-22 bulan Gigi taring

13-19 bulan Molar pertama anak laki-laki

14-18 bulan Molar pertama anak perempuan

25-33 bulan Molar kedua anak perempua

Gigi rahang

bawah

6-10 bulan Gigi insisi sentral

10-16 bulan Gigi insisi lateral

17-23 bulan Gigi taring

14-18 bulan Molar pertama

24-30 bulan Molar kedua anak perempuan

29-31 bulan Molar kedua anak laki-laki

Penanggalan

gigi bagian

rahang bawah

6 tahun Gigi insisi pertama

7 tahun Gigi insis kedua

10 tahun Gigi taring

9 tahun Gigi molar pertama

10 tahun Gigi molar kedua

Organ

Penglihatan

Saat Lahir Terjadi perkembangan ketajaman penglihatan antara

20/100,adanya reflex pupil dan kornea,emmiliki

kemampuan fiksasi pada objek yang bergerak dalam

rentang 45 derajat

1 bulan Adanya kemampuan melihat untuk mengikuti gerakan

dalam rentang 90 derajat,dapat melihat orang secara terus-

menerus,dan kelenjar airmata sudah mulai berfungsi.

2-3 bulan Memiliki penglihatan perifer hingga 180 derajat

4-5 bulan Kemampuan bayi untuk memfiksasi sudah mulai pada

hambatan 1,25 cm,dapat mengenali botol susu,melihat

tangan saat duduk atau berbaring,melihat bayangan di

Page 13: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

11

cermin,dan mampu mengakonodasi objek

5-7 bulan Dapat menyesuaikan postur untuk melihat objek, mampu

mengembangkan warna kesukaan kuning dan

merah,menyukai rangsangan visual kompleks,serta

mengembangkan koordinasi mata dan tangan.

7-11 bulan Mampu memfiksasi objek yang sangat kecil

11-12 bulan Ketajaman penglihatan mendekati 20/20,dapat mengikuti

objek yang dapat bergerak

12-14 bulan Mampu mengidentifikasi bentuk geometric

18-24 bulan Mampu berakomodasi dengan baik

Organ

Pendengaran

Setelah lahir Sudah dapat berespon terhadap bunyi yang keras dengan

reflex

2-3 bulan Mampu memalingkan kepala ke samping bila bunyi dibuat

setinggi telinga

3-4 bulan Memilki kemampuan dalam melokalisasi bunyi dan

memalingkan kepala kea rah bunyi

4-6 bulan Kemampuan melokalisasi bunyi semakin kuat dan mulai

mampu membuat bunyi tiruan

6-8 bulan Mampu berespon pada nama sendiri

10-12 bulan Mampu mengenal beberapa kata dan artinya

18 bulan Mulai dapat membedakan bunyi

36 bulan Mampu membedakan bunyi halus dalam bicara

48 bulan Mulai membedakan bunyi yang serupa dan mampu

mendengarkan yang lebih halus

2.3 Tahap-tahap tumbuh kembang balita

Perkembangan anak-anak dapat dibagi menjadi 5 area sebagai berikut : (Nursalam,

2002)

2.3.1 Perkembangan Kognitif

Perkembangan kemampuan anak untuk mempelajari dan memecahkan

masalah. Misalnya :

- bayi usia 2 bulan yang menjelajahi lingkungannya dengan menggunakan tangan

atau matanya

- anak usia 5 tahun yang belajar memecahkan persoalan matematika sederhana

Page 14: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

12

2.3.2 Perkembangan Sosial dan Emosional

Perkembangan kemanpuan anak untuk berinteraksi dengan orang lain termasuk

upayanya untuk mengendalikan diri. Misalnya :

- bayi usia 6 minggu belajar tersenyum

- bayi usia 10 bulan belajar untuk melambai

- anak usia 5 tahun belajar untuk menentukan gilirannya dalam bermain bersama

2.3.3 Perkembangan Berbicara dan Berbahasa

Perkembangan kemampuan anak untuk memhami dan menggunakan bahasa:

- bayi usia 12 bulan mengucapkan kata pertamanya

- anak usia 2 tahun menyebutkan nama anggota tubuhnya

- anak usia 5 tahun mulaimenggunakan istilah banyak, sedikit, tinggi, dan lain-lain

2.3.4 Perkembangan Motorik Halus

Perkembangan kemampuan anak untuk menggunakan otot halusnya terutama

tangan dan jarinya. Misalnya : mengambil mainan, memegang sendok, membalikkan

halaman buku, menggunakan crayon untuk menggambar.

2.3.5 Perkembangan Motorik Kasar

Perkembangan kemampuan anak untuk menggunakan otot kasarnya, misalnya:

- bayi usia 6 bulan belajar untuk bangkit dari posisi terlentang

- bayi usia 12 bulan belajar berdiri dengan berpegangan pada kursi

- anak usia 5 tahun belajar melakukan lompat tali

Tahap-Tahap Perkembangan Anak

(Berham,200; Narendra,2002; Soetjiningsih,1998, Wong 2004)

Perkembangan

Motorik Halus 0-28 hari Masa

Neonatus

Adanya kemampuan untuk mengikuti garis tengah

bila kita memberikan respon terhadap gerakan jari

atau tangan

1-4 bulan Dapat melakukan hal-hal seperti memegang suatu

objek,mengikuti objek dari sisi ke sisi,mencoba

memegang dan memasukkan benda ke dalam

mulut,memegang benda tapi terlepas,memerhatikan

tangan dan kaki,memegang benda dengan kedua

tnagan,serta menahan benda di tangan walaupun

Page 15: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

13

hanya sebentar

4- 8 bulan Sudah mulai mengamati benda,menggunakan ibu jari

dan jari telunjuk untuk memegang,mengeksplorasi

benda yang sedang dipegang,emngambil objek

dengan tangan tertangkup,mampu menahan kedua

benda dikedua tangan secara simultan,menggunakan

bahu dan tangan sebagai satu kesatuan,serta

memindahkan objek dari satu tangan ke tangan lain.

8-12 bulan Mencari atau meraih benda kecil;bila diberi kubus

mampu emmindahkan ,mengambil,memegang

dengan telunjuk dan ibu jari ,membenturkannya,serta

meletakkan benda atau kubus ke tempatnya.

1-2 tahun Adanya kemampuan dalam mencoba menyusun atau

membuat menara pada kubus

Masa prasekolah Memiiki kemampuan menggoyang-goyangkan jari-

jari kaki,menggambar 2 atau 3 bagian,emmilih garis

yang lebih panjang dan menggambar orang,melepas

objek dengan jari lurus,mampu menjepit

benda,melambaikan tangan,menggunakan tangannya

untuk bermain,emnempatkan objek ke dalam

wadah,makan sendiri,minum dari cangkir dengan

bantuan,menggunakan sendok dengan bantuan,makan

dengan ajri,serta membuat coretan diatas kertas

Motorik Kasar 0-28 hari Masa

Neonatus

Tanda gerakan seimbang pada tubuh dan mulai

mengangkat kepala

1-4 bulan Kemampuan mengangkat kepala saat

tengkurap,mencoba dudk sebentar dengan

ditopang,mampu duduk dengan kepala tegak,jatuh

terduduk dipangkuan ketika disokong pada posisi

berdiri,control kepala sempurna,mengangkat kepala

sambil berbaring terlentang,berguling dari telentang

ke miring,posisi lengan dan tungkai kurang fleksi dan

berusaha untuk merangkak

Page 16: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

14

4-8 bulan Dilihat pada perubahan dalam aktivitas,seperti posisi

telungkup pada alas dan sudah mulai mengangkat

kepala dengan melakukan gerakan menekan kedua

tangannya. Pada bulan ke4 sudah mampu

memalingkan kepala ke kanan dank e kiri;duduk

denga kepala tegak;membalikkan badan;bangkit

dengan kepala tegak;menumpu beban pada kaki

dengan lengan berayun ke depan dank e

belakang;berguling dari telentang ke tengkurap;serta

duduk dengan bantuan dalam waktu singkat.

8-12 bulan Diawali dengan duduk tanpa pegangan,berdiri

dengan pegangan,bangkit lalu berdiri,berdiri 2

detik,dan berdiri sendiri.

1-2 tahun Sudah mampu melangkah dan berjalan tegak. Sekitar

usia 18 bulan anak mampu menaiki tangga dengan

cara satu tangan dipegang. Pada akhir tahun kedua

sudah mampu berlari-lari kecil , menendang bola,dan

mulai mencoba melompat.

Masa prasekolah Kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama

1-5 detik,melompat dengan satu kaki,berjalan dengan

tumit ke jari kaki,menjelajal,membuat posisi

merangkak,dan berjalan dengan bantuan.

Bahasa 0-28 hari Masa

Neonatus

Adanya kemampuan bersuara (menangis) dan

bereaksi terhadap suara atau bel

1-4 bulan Adanya kemampuan bersuara dan

tersenyum,mengucapkan huruf

hidup,berceloteh,mengucapkan kata

“ooh/ahh”,tertawa dan berteriak,mengoceh

spontan,serta bereaksi dengan mengoceh.

4-8 bulan Dapat menirukan bunyi atau kata-kata , menoleh kea

rah suara atau sumber bunyi ,

tertawa,menjerit,menggunakan vokalisasi semakin

banyak ,serta menggunakan kata yang terdiri atas dua

suku kata dan dapat membuat dua bunyi vocal yang

Page 17: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

15

bersamaan seperti “ba-ba”

8-12 bulan Mampu mengucapkan kata “papa” dan “mama” yang

belum spesifik,emngoceh hingga mengatakannya

secara spesifik serta dapat mengucapkan 1-2 kata

1-2 tahun Ditandai dengan anak mampu memiliki sepuluh

perbendaharaan kata;tingginya kemampuan

meniru,mengenal,dan responsive terhadap orang

lain;mampu menunjukkan dua gambar;mampu

mengombinasikan kata-kata;serta mulai mampu

menunjukkan lambaian anggota badan.

Masa prasekolah Adanya kemampuan menyebutkan hingga empat

gambar;menyebutkan satu hingga dua

warna;menyebutkan kegunaan

benda;menghitung;mengartikan dua kata;mengerti

empat kata depan;mengerti beberapa kata sifat dan

jenis kata lainnya;menggunakan bunyi untuk

emngidentifikasi objek,orang,aktivitas;menirukan

berbagai bunyi kata;memahami arti larangan ;serta

merespon panggilan orang dan anggota keluarga

dekat.

Perilaku/adaptasi

sosial

0-28 hari Masa

Neonatus

Tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk

mengenali seseorang

1-4 bulan Kemampuan mengamati tangannya,tersenyum

spontan dan membalas senyum bila diajak

tersenyum,mengenal ibunya dengan

penglihatan,penciuman,pendengaran,dan

kontak;tersenyum pada wajah manusia,waktu tidur

dalam sehari lebih sedikit daripada waktu terjaga,

membentuk siklus tidur bangun, menangis bila terjadi

sesuatu yang aneh, membedakan wajah yang dikenal

dan tidak dikenal,senang menatap wajah yang

dikenalnya,serta terdiam bila ada orang yang tak

dikenal.

4-8 bulan Anak merasa takut dan terganggu dengan keberadaan

Page 18: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

16

orang asing,mulai bermain dengan mainan,mudah

frustasi,serta memukul-mukul lengan dan kaki jika

sedang kesal.

8-12 bulan Kemampuan bertepuk tangan,menyatakan

keinginan,sudah mulai minum dengan

cangkir,menirukan kegiatan orang,bermain bola atau

lainnya dengan orang lain.

1-2 tahun Adanya kemampuan membantu kegiatan

dirumah,menyuapi boneka,mulai menggosok

gigi,serta mencoba mengenakan baju sendiri

Masa prasekolah Adanya kemampuan bermain dengan permainan

sederhana ,menagis jika dimarahi,membuat

permainan sederhana dengan gaya

tubuh,menunjukkan peningkatan kecemasan terhadap

perpisahan ,serta mengenali anggota keluarga

2.4 Faktor yang Mempengaruhi

Tumbuh kembang anak merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor

lingkungan, baik lingkungan sebelum anak dilahirkan maupun lingkungan setelah anak itu

lahir.

1) Faktor pralahir

- Gizi ibu pada waktu hamil

- Penyakit pada ibu

2) Faktor pada saat lahir

Persalinan yang berjalan mulus tanpa komplikasi pada bayinya akan memberi

dampak yang baik bagi tumbuh kembang anak di kemudian hari. Karena berbagai

komplikasi persalinan seperti anak tidak segera menangis saat lahir (asfiksia), trauma

lahir, dapat mengakibatkan kelainan tumbuh kembang. Oleh karena itu perawatan

pralahir sangat penting, dengan perawatan pralahir yang baik, akan dapat dilakukan

tindakan secara lebih awal sehingga bayi lahir dengan selamat.

3) Faktor setelah lahir

- Gizi anak

- Kesehatan anak

- Imunisasi

Page 19: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

17

- Stimulasi (perangsangan) menggunakan APE

- Perumahan

- Sanitasi lingkungan

- Keluarga

Menurut (Soetjiningsih, 2012) secara umum terdapat dua faktor yang berpengaruh

terhadap tumbuh kembang anak, yaitu :

a. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses

tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur

yang telah dibuahi, dapat menenentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Hal itu

ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan

terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Contoh

faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik,

jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya

dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir

yang optimal.

b. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai atau tidaknya potensi

bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi

bawaan. Sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini

merupakan lingkungan “bio-fisio-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap

hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.

Soetjiningsih (2012) menyebutkan, faktor lingkungan ini dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam

kandungan (faktor pranatal)

Faktor lingkungan pranatal yang berpegaruh terhadap tumbuh kembang janin

mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain adalah :

Gizi ibu pada waktu hamil

Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu

sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (Berat Badan Lahir

Rendah) atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan.

Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin,

anemia pada BBL (Bayi Baru Lahir), BBL mudah terkena infeksi, abortus,

dan sebagainya. Anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup di

Page 20: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

18

lingkungan miskin maka akan mengalami kurang gizi juga dan mudah

terkena infeksi dan selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa yang

berat dan tinggi badannya kurang pula. Keadaan ini merupakan lingkaran

setan yang berulang dari generasi ke generasi selama kemiskinan tersebut

tidak ditanggulangi.

Mekanisme

Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan

bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin

pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis

kongenital, palsi fasialis, atau kranio tabes

Toksin/zat kimia

Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat

teratogenik. Misalnya obat-obatan seperti thalidomide, methadion, obat-

obatan anti kanker, dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan

bawaan. Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat/peminum

alkohol kronis sering melahirkan BBLR, lahir mati, cacat, atau retardasi

mental. Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya karena makan

ikan yang terkontaminasi merkuri dapat menyebabkan mikrosefali dan

palsi serebralis, seperti di Jepang yang dikenal dengan penyakit Minamata.

Endokrin

Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah

somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida—

peptida lain dengan aktivitas mirip insulin (Insulin-like growth

factors/IGFs).

Radiasi

Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat

menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat

bawaan lainnya. Efek radiasi pada orang laki-laki dapat menyebabkan

cacat bawaan pada anaknya.

Infeksi

Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH

(Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex). Sedangkan

infeksi lain yang juga dapatmenyebabkan penyakit pada janin adalah

varisella, Coxsackie, Echovirus, malaria, lues, HIV (Human

Page 21: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

19

Immunodeficiency Virus), polio, campak, listerosis, leptospira

mikoplasma, virus influensa, dan virus hepatitis. Diduga setiap

hiperpireksia pada ibu hamil dapat merusak janin.

Stres

Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh

kembang janin, anatara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan, dan lain-

lain.

Imunitas

Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops

fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.

Anoksia Embrio

Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali

pusat, menyebabkan BBLR.

2) Faktor Lingkungan Post-Natal

Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang

teratur yang sebagian besar bergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu

sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme

homoeostatik bayi itu sendiri.

Faktor lingkungan post-natal yaitu faktor lingkungan yang mempengaruhi

tumbuh kembang anak setelah lahir, antara lain

a) Lingkungan biologis, antara lain : ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan

kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi

metabolisme yang saling terkait satu dengan yang lainnya, dan hormon

b) Faktor fisik, antara lain : cuaca, sanitasi, keadaan rumah, dan radiasi

c) Faktor psikososial, antara lain : stimulasi, motivasi belajar, ganjaran

ataupun hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan

kasih sayang, serta kualitas interaksi anak-orang tua

d) Faktor keluarga dan adat istiadat, antara lain : pekerjaan atau pendapatan

keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam

keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat,

norma-norma, tabu-tabu, agama, urbanisasi

Page 22: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

20

Menurut Soetjiningsih (2012), perbedaan lingkungan sebelum dan sesudah

anak lahir dapat dilihat pada tabel.

Sebelum lahir Sesudah lahir1. Lingkungan fisik

2. Suhu luar

3. stimulasi sensorik

4. Gizi

5. Penyediaan oksigen

6. Pengeluaran hasil metabolisme

Cairan

Pada umumnya tetap

Terutama kinestik atau vibrasi

Tergantung pada zat-zat gizi yang terdapat dalam darah ibu

Berasal dari ibu ke janin melalui plasenta

Dikeluarkan ke sistem peredaran darah ibu

Udara

Berubah-ubah

Bermacam-macam stimulasi

Tergantung pada tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna

Berasal dari paru-paru ke pembuluh darah paru-paru

Dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal, dan saluran pencernaan

2.5 Gizi Bayi dan Balita

Makanan memegang peranan amat penting dalam tumbuh kembang anak, karena

anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa. Pemberian

ASI sangat penting bagi bayi karena selain nilai gizinya yang tinggi, terdapat zat-zat

kekebalan yang melindungi anak dari berbagai macam infeksi. Disamping itu dengan

menyusui akan mendekatkan hubungan anak-ibu. Sentuhan serta belaian ibu saat bayi

berada dalam dekapannya memberikan rasa aman sehingga menenangkan bayi. ASI

adalah makanan terbaik yang dapat memenuhi kebutuhan gizi untuk tumbuh kembang

bayi dibulan-bulan pertama kehidupannya. Dianjurkan pemberian ASI saja tanpa makanan

apapun pada bayi sampai 6 bulan (ASI ekslusif). Bila kondisi ASI ibu (jumlah dan

kualitasnya) tidak memenuhi kebutuhan gizi bayi, yang ditandai dengan kenaikan berat

badan yang tidak adekuat, maka perlu diberikan pengganti ASI (PASI) untuk bayi usia

dibawah 4 bulan, dan makanan pendamping ASI (M-PASI) untuk bayi usia diatas 4 bulan.

Pengaturan makanan selanjutnya harus disesuaikan dengan usia anak. Makanan harus

mengandung energi dan semua zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral)

yang dibutuhkan pada tingkat usianya. Pemberian makanan pendamping harus bertahap

Page 23: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

21

dan bervariasi dari mulai bentuk bubur cair ke bentuk bubur kental, sari buah, buah segar,

makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat. Pada usia 1-2 tahun perlu

diperkenalkan pola makanan dewasa secara bertahap dengan menu seimbang (Kania,

2010).

2.6 Kebutuhan untuk Tumbuh Kembang Balita

Kebutuhan dasar perkembangan mrliputi : (Soetjiningsih, 1998; Departemen

Kesehatan RI, IDAI, 2005)

1. Kebutuhan fisik biomedis (asuh) yang terdiri dari nutrisi, perawatan kesehatandasar,

pemukiman yang layak, hygiene perorangan, sanitasi lingkungan,sandang, kesegaran

jasmani, rekreasi, bermain, dsb

2. Kebutuhan emosi atau kasih sayang (asih) yaitu meliputi perhatian, kasih sayang, rasa

aman, dilindungi, dibantu dan dihargai yang akan menciptakan ikatan yang erat dan

kepercayaan dasar

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (asah) meliputi stimulasi dini pada semua indera

(pendengaran, penglihatan, sentuhan, pembau, pengecap) system motorik kasar dan

halus komunikasi, emosi social dan rangsangan untuk berpikir. Stimulasi mental ini

merupakan cikal bakal dalam proses belajar pada anak yang berpengaruh terhadap

perkembangan kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian

social, moral – etika, produktivitas, dsb

2.7 Cara Menstimulasi Tumbuh Kembang

Berikut ini adalah berbagai stimulasi perkembangan anak berdasarkan dari Depkes

RI (2006) yang dilakukan untuk anak usia prasekolah :

1. Stimulasi pada anak usia 48-60 bulan

a. Mendorong anak main bola, berlari, melompat dengan satu kaki, jalan di atas papan

sempit, berayun-ayun dan memanjat.

b. Lomba karung yaitu menggunakan karung atau sarung yang lebar untuk menutup

bagian bawah tubuh dan kedua kaki anak. Tunjukkan kepada anak bagaimana cara

menggunakan dan cara melompat, ajak anak berlomba bersama teman-temannya.

c. Bermain engklek yaitu dengan cara menggambarkan kotak-kotak permainan

engklek di lantai. Ajari anak cara bermain engklek.

Page 24: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

22

d. Melompat talu yaitu pada waktu anak bermain dengan teman sebayanya, tunjuk dua

anak untuk memegang tali rafia, atur jarak dari tanah, jangan terlalu tinggi.

Tunjukkan kepada anak cara melompat tali

2. Stimulasi pada anak usia 60-72 bulan

a. Mendorong anak bermain bola, permainan menjaga keseimbangan tubuh, berlari,

melompat dengan satu kaki dan lompat jauh

b. Mengajari anak naik sepeda atau bermain sepatu roda

Stimulasi Perkembangan Motorik Halus

1. Stimulasi pada anak usia 48-60 bulan

a. Mengajak anak bermain puzzle, menggambar, menghitung, memilih dan

mengelompokkan, memotong dan menempelkan gambar

b. Konsep tentang separuh atau satu, yaitu bila anak sudah dapat menyusun puzzle

ajak anak untuk menggambar lingkaran dan segiempat dari kertas/karton, gunting

menjadi dua bagian kemudian tunjukkan pada anak bagaimana menyatukan dua

bagian tersebut menjadi satu bagian

c. Ketika anak sedang menggambar, minta anak melengkapi gambarnya, misalnya

memberi baju pada gambar orang

d. Mencocokkan dan menghitung yaitu dengan membuat satu set kartu yang

bertuliskan angka 1-10. Letakkan kartu tersebut berurutan di atas meja. Minta anak

menghitung benda-benda kecil yang ada di rumah seperti batu kerikil, kacang hijau,

biji sawo dan lain-lain sesuai jumlah angka yang tertera pada kartu. Kemudian

minta anak meletakkan benda-benda tersebut pada kartu angka yang cocok.

e. Menggunting yaitu dengan menggunakan gunting yang tumpul, ajari anak untuk

menggunting kertas yang suda dilipat-lipat, membuat suatu bentuk seperti rumbai-

rumbai, orang, binatang, dan sebagainya

f. Membandingkan besar/kecil, sedikit/banyak, berat/ringan yaitu dengan cara

mengajak anak bermain menyusun gelas berdasarkan urutan banyaknya isi air di

dalamnya

g. Percobaan ilmiah yaitu dengan menyediakan 3 gelas air, pada gelas pertama

memasukkan gula, gelas kedua masukkan gabus, gelas ketiga masukkan kelereng,

kemudian bantu anak untuk mengaduknya dan diskusikan hasilnya

h. Berkebun yaitu dengan menanam biji kacang tanah/kacang hijau, bantu anak

menyirami dan diskusikan dengan anak bagaimana pertumbuhan setiap hari

Page 25: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

23

2. Stimulasi pada anak usia 60-72 bulan

a. Membuat anak menuliskan namanya, kata-kata pendek serta angka

b. Membantu anak menggambar, mengelompokkan, menggunting dan bermain puzzle

c. Membantu anak mengerti urutan kegiatan yang sederhana seperti mencuci tangan,

menyiapkan makan dan sebagainya

d. Membuat sesuatu dari tanah liat/lilin, misalnya membuat binatang, gelas, mangkuk

e. Mengajak anak belajar memasak resep masakan yang mudah

f. Mengajak anak menggambar benda dari berbagai sudut pandang

g. Mengajak anak mengukur panjang/lebar suatu benda dengan penggaris ataupun

pita, menuliskan hasil pengukuran dan mendiskusikan hasilnya bersama anak

Stimulasi Perkembangan Bicara dan Bahasa

1. Stimulasi pada anak usia 48-60 bulan

a. Mendorong anak agar mau bercerita mengenai apa saja yang dilihat dan didengar

b. Membantu anak memilih acara televisi, batasi waktu menonton maksimal 2 jam dan

dampingi anak selama menonton

c. Mengenalkan huruf dan simbol yaitu dengan menempelkan nama benda-benda

d. Menempelkan angka yaitu dengan cara mengajak anak bermain kartu yang berisi

angka-angka

e. Membaca majalah yaitu dengan membacakan dan mengajak anak melihat majalah

tersebut

f. Mengenalkan musim yaitu dengan membantu anak mengenal musim hujan dan

kemarau serta membicarakan efeknya pada binatang, tanaman, dan alam sekitarnya

g. Membuat buku kegiatan keluarga yaitu mengajak anak mengumpulkan foro/gambar

anggota keluarga dari berbagai tempat yang pernah dikunjungi

h. Mengunjungi perpustakaan yaitu dengan mengajak anak sesering mungkin untuk

mengunjungi dan meminjam buku yang menarik

i. Melengkapi kalimat yaitu dengan meminta anak untuk menyelesaikan kalimat

mengenai apa yang telah dilakukan oleh anak, misalnya setelah makan bakso,

“makanan kesukaan adik adalah...”.

j. Bercerita mengenai masa kecil ibu dan minta anak untuk mencertakan masa

kecilnya pula

k. Melibatkan anak dalm pekerjaan di dapur yaitu dengan mengangkatnya sebagai

asisten. Minta anak untuk membantu memotong sayuran, menyiapkan dan

Page 26: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

24

membersihkan meja makan. Buat anak mau menceritakan apa yang sedang

dilakukan, kemudian akatakan padanya betapa menyenangkan dapat membantu

sesama dan mengerjakan sesuatu yang baik

2. Stimulasi pada anak usia 60-72 bulan

a. Membacakan buku bersama anak

b. Mengenalkan benda yang serupa dan berbeda

c. Bermain tebak-tebakan nama-nama benda

d. Mengajarkan anak menjawab pertanyaan “mengapa”

e. Mengenalkan rambu-rambu lalu lintas

f. Mengenalkan uang logam dan minta anak menyebutkan nilainya

g. Mengajak anak mengamati keadaan sekitar kemudian menanyakan kepada anak

mengenai situasi yang dilihat

Stimulasi Perkembangan Sosial dan Kemandirian

1. Stimulasi pada anak usia 48-60 bulan

a. Memberikan tugas rutin pada anak dalam kegiatan rumah

b. Mendorong anak agar bermain dengan teman sebayanya

c. Ajak anak berbicara mengenai apa yang dirasakannya

d. Membentuk kemandirian yaitu dengan cara memberi kesempatan kepada anak

untuk mengunjungi tetangga dekat, teman, atau saudara tanpa ditemani, kemudian

minta anak untuk menceritakan kunjungannya

e. Membuat boneka dari kertas dan memainkannya

f. Menggambarkan orang sambil menceritakan ibu sedang menggambarkan apa

g. Mengikuti aturan permainan yaitu dengan mengajak anak mengikuti perintah dalam

permainan misalnya beri perintah pada anak untuk, “Berjalan 3 langkah besar ke

depan kemudian mundur 5 langkah jinjit”. Setiap anak melakukannya, minta anak

untuk mengatakan, “Bolehkah saya memulainya?” lakukan bergantian dengan anak

h. Ajak teman-teman dari anak untuk bermain bersama di rumah

i. Bermain berjualan dan berbelanja yaitu dengan berpura-pura menjadi barang yang

dijual

2. Stimulasi pada anak usia 60-72 bulan

a. Mendorong anak berpakaian sendiri, membereskan sendiri mainannya dan

membantu pekerjaan rumah tangga yang ringan

Page 27: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

25

b. Memberi kesempatan kepada anak untuk mengunjungi kerabat tanpa ditemani oleh

orang tua

c. Membantu anak untuk memilih acara televisi serta mendampingi anak menonton

televisi maksimal dua jam dalam sehari

d. Meluangkan waktu untuk bercakap-cakap dengan anak setiap hari. Mendengarkan

anak dan tunjukkan bahwa ibu mengerti dengan mengulangi apa yang diceritakan

anak. Pada saat ini jangan menggurui, menyalahkan ataupun mencaci maki anak

e. Memberi kesempatan kepada anak untuk bergaul dengan teman-teman sebayanya

dan mengajarkan anak untuk menyelesaikan masalah dengan kata-kata, bukan

dengan memukul atau mendorong

f. Menyertakan anak dalam diskusi mengenai peraturan keluarga dan mengajarkan

anak untuk memenuhi peraturan tersebut

Stimulasi Kecerdasan Multiple (Multiple Inteligence)

1. Verbal-linguistic (Kecerdasan berbahasa verbal)

Kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat-kalimat, diskusi, tulisan.

Kemampuan ini dapat berkembang bila distimulasi melalui kegiatan bercerita,

membaca, menulis, berdiskusi, atau bermain dengan kata-kata

a. Diajak bercakap-cakap

b. Dibacakan buku cerita berulang-ulang

c. Menyanyikan lagu anak-anak

d. Dirangsang untuk berbicara dan bercerita

2. Logical-mathematical (Kecerdasan logika-matematika)

Kemampuan menggunakan logika-matematika dalam memecahkan berbagai

masalah. Kemampuan ini dapat distimulasi melalui kegiatan berhitung, membedakan

bentuk, menganalisis data. Mereka dapat diajak bermain dengan benda-benda.

a. Menyusun balok

b. Merangkai

c. Menghitung mainan

d. Main puzzle

3. Visual spatial (Kecerdasan Visual)

Kemampuan berpikir tiga dimensi. Kemampuan ini dapat distimulasi melalui

kertas warna-warni, balok-balok, puzzle, menggambar, melukis, menonton film.

Dengan ini, anak-anak bermain dengan imajinasi.

Page 28: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

26

a. Mengamati gambar dan foto

b. Belajar melipat dan menggambar

c. Bermain rumha-rumahan

4. Bodily-kinesthetic (Kecerdasan gerak tubuh)

Keterampilan gerak, menari, dan olahraga. Kemampuan ini dapat distimulasi

dengan mengajak anak bermain musik dan bunyi.

a. Belajar berdiri satu kaki

b. Melatih jongkok dan membungkuk

c. Belajar melompat, berlari, melempar, menangkap, dan menari

d. Mengajak anak pada olahraga permainan

e. Mengajak kegiatan menari, atletik, bergerak, dan pantomim

5. Musical (Kecerdasan musikal)

Kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi, nada, melodi, dan irama.

Kemampuan ini dapat distimulasi melalui bunyi-bunyian, nada, instrumen musik, dan

tepuk tangan. Anak-anak diajak bermain musik dan bunyi.

a. Mengajak anak mendengarkan musik

b. Mengajak anak bernyanyi

c. Memainkan alat musik

d. Melatih anak mengikuti nada dan irama

6. Interpersonal (kecerdasan emosi interpersonal)

Kemampuan memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain.

Kemampuan ini dapat distimulasi melalui kegiatan-kegiatan kelompok, kerja sama

peran, dan stimulasi konflik. Mereka diajak bermain dengan individu lain.

a. Mengajak anak bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan muda

b. Melatih anak untuk meminjamkan mainan

c. Mengajak anak untuk bekerja sama membuat sesuatu

7. Intrapersonal (kecerdasan emosi intrapersonal)

Kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri. Kemampuan ini

dapat distimulasi melalui kerja mandiri dan membaca dalam hati. Mereka diajak

bermain dengan pikiran dan perasaannya sendiri.

a. Mengajak anak untuk menceritakan perasaannya

b. Melatih anak untuk belajar mengungkapkan keinginannya

c. Mengajak ngobrol anak mengenai cita-cita

Page 29: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

27

8. Naturalist (kecerdasan natural)

Kemampuan memahami dan memanfaat kan lingkungan. Kemampuan ini

dapat distimulasi melalui mengajak bermain dengan tumbuhan, hewan, dan fenomena

alam.

a. Mengajak anak untuk memelihara tanaman di pot

b. Memelihara binatang

c. Wisata ke hutan, pantai, sungai, dan gunung

d. Mengamati bulan, langit, dan bintang

e. Mengajak anak kegiatan observasi lingkungan, bercocok tanam, dan memelihara

binatang

Deteksi dini tumbuh kembang balita adalah kegiatan/pemeriksaan untuk

menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita. Terdapat

3 jenis deteksi dini tumbuh kembang balita yang dapat dikerjakan oleh tenaga

kesehatan, berupa:

1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status

gizi kurang/buruk dan mikro/makrosefali.

Dilakukan di semua tingkat pelayanan

Di keluarga/masyarakat pelaksananya: orangtua, kader kesehatan, petugas

PADU, TPA, guru TK.

Pengukuran BB terhadap TB

Untuk menentukan status gizi balita: normal, kurus, kurus sekali, gemuk

Jadwal pengukuran sesuai jadwal Deteksi Dini tumbuh kembang balita

Pengukuran Lingkar Kepala Balita (LIKA)

Untuk mengetahui dalam batas normal atau diluar batas normal

Jadwal disesuaikan umur balita. Umur 0-11 bulan setiap 3 bulan sekali,

umur 12-27 bulan setiap 6 bulan sekali

2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan

perkembangan balita (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.

DDST

KPSP

TDD, TDL

KMEE

GPPH

Page 30: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

28

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Tujuan: untuk mengetahui

perkembangan balita normal atau ada penyimpangan.

Jadwal rutin adalah pada umur: 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60,

66, dan 72 bulan.

3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya

masalah mental emosional, autism, gangguan pemusatan perhatian dan

hiperaktivitas.Kegiatan pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah

mental emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada

balita agar dapat dilakukan tindakan intervensi.

Jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi

a. KMEE : Kuesioner Masalah Mental Emosional. Umur 36-72 bulan

Mendeteksi adanya penyimpangan atau masalah mental emosional pada balita

pra sekolah

Jadwal deteksi : setiap 6 bulan pada balita umur 36-72 bulan

Terdiri dari 12 pertanyaan

b. Deteksi Dini Autis

Mendeteksi secara dini adanya autis pada usia 18-36 bulan

Jadwal deteksi dini dilakukan atas indikasi bila ada laporan dari ibu, guru,

PUD, TPA, atau bila ada kecurigaan dari tenaga kesehatan. Keluhan

tersebut berupa:

o Keterlambatan berbicara

o Gangguan komunikasi/interaksi sosial

o Perilaku yang berulang-ulang

c. Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

Mendeteksi secara dini adanya GPPH pada balita usia 36 bulan ke atas

Jadwal deteksi dilakukan atas indikasi bila ada laporan dari ibu, guru PUD,

TPA, atau ada kecurigaan dari tenaga kesehatan. Keluhan tersebut berupa:

o Balita tidak bisa duduk tenang

o Balita selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak kenal lelah

o Perubahan suasana hati yang mendadak

Page 31: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

Pengetahuan terkait tumbuh kembang balita kurang

Pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI kurang tepat

Tidak tersedianya alat permainan edukatif

Pemenuhan gizi kurang Pemberian stimulasi kurang

Tumbuh kembang balita kurang optimal

Intervensi

Promosi Kesehatan

Edukasi terkait tumbuh kembang balita

Perbaikan dan Penyediaan Alat Permainan Edukatif

(APE)

29

BAB III

KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Page 32: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

30

BAB IV

METODE KEGIATAN

4.1 Waktu

Kegiatan ini akan dilaksanakan 2 hari yaitu pada tanggal 21 dan 27 Januari 2015

4.2 Lokasi Kegiatan

Kegiatan ini bertempat di PAUD Dusun Tegal Pasangan, Desa Pakis Kembar

Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.

4.3 Khalayak Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah Ibu balita, balita, dan guru pengajar PAUD

4.4 Metode

Metode yang digunakan pada kegiatan ini yaitu

Tabel Metode Pelaksanaan Kegiatan

No. Kegiatan Metode

1. Mengoptimalkan dan penyediaan

sarana prasarana Alat Permainan

Edukatif (APE) di PAUD

Memperbaiki cat permainan

outdor yang dapat

mempengaruhi kesehatan

balita

Memberikan poster poster

yang dapat meningkatkan

pengetahuan serta tumbuh

kembang balita

Memberikan tambahan

fasilitas atau sarana

permainan yang belum ada

pada PAUD

2. Edukasi tentang pentingnya tumbuh

kembang dan cara memberikan

stimulus tumbuh kembang pada balita

Pemaparan tentang

pentingnya tumbuh kembang

dari segi gizi dan stimulus

tumbuh kembang

menggunakan APE kepada

ibu balita dan guru dengan

menggunakan menampilkan

Page 33: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

31

materi dan contoh APE

melalui ppt,poster dan leaflet

3. Edukasi kesehatan balita yang

meliputi Pemberian :

pengetahuan tentang memilih

makanan (jajanan) yang benar

Pengetahuan tentang pentingnya

menjaga kesehatan gigi dan cara

menggosok gigi yang benar

Pengetahuan tentang ASI eksklusif

MP-ASI dan atau PMT

Menampilkan gambar gambar

akibat salah memilih jajanan,

memberikan tips jajan yang

benar dan sehat

Menampilkan gambar dan

materi gigi, dan mengajarkan

sekaligus dipraktekkan oleh

balita cara menggosok gigi

yang benar dengan

memberikan sikat gigi dan

pasta gigi

Menampilkan materi dengan

menggunakan ppt,poster dan

leaflet

4. Melakukan tes tumbuh kembang

balita pada PAUD

Tes ini menggunakan denver

atau KPSP yang di dampingi

orang tua

Tes ini meliputi tes

antopometri dan tes tumbuh

kembang dengan cara

bermain yang sesuai dengan

usia anak balita

Memberitahu hasil

pemeriksaan dan memberikan

KIE kepada ibu sesuai

dengan hasil yang didapat

pada tes tumbuh kembang.

4.4 Rancangan Evaluasi

Kegiatan Indikator Cara Mengukur Indikator

Page 34: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

32

Keberhasilan

1. Mengoptimalkan

dan penyediaan

sarana prasarana

Alat Permainan

Edukatif (APE) di

PAUD

Jumlah APE yang

disediakan dan

diberikan masih

utuh dan digunakan

untuk bermain anak

balita pada hari

setelah diberikannya

edukasi.

Observasi dan

menghitung alat

permainan yang ada saat

balita datang ke PAUD di

hari selanjutnya

Observasi dan

menghitung sarana yang

digunakan oleh balita

2. Edukasi tentang

pentingnya tumbuh

kembang dan cara

memberikan

stimulus tumbuh

kembang pada balita

80% ibu dapat

menjawab

pertanyaan dengan

benar

Memberikan pertanyaan

atau post test yang bisa

menjawab diberikan

dorprice

3. Edukasi kesehatan

balita yang meliputi

Pemberian :

Pengetahuan tentang

memilih makanan

(jajanan) yang benar,

Pengetahuan tentang

pentingnya menjaga

kesehatan gigi dan cara

menggosok gigi yang

benar Pengetahuan

tentang ASI eksklusif

MP-ASI dan atau PMT

80% ibu balita dan

ibu guru dapat

menjawab

pertanyaan dengan

benar

80% balita dapat

menirukan

menggosok gigi

dengan benar

Pertanyaan dengan diberi

hadiah atau dengan

menggunakan post test

Praktek menggosok gigi

bersama sama

4. Mengadakan tes

tumbuh kembang

balita

Seluruh balita dapat

dilakukan tes

tumbuh kembang

Ibu guru dapat

memahami prosedur

pemeriksaan tes

Jumlah kartu denver

sesuai dengan jumlah

murid di PAUD

Survey di PAUD setelah

kegiatan ini berlangsung

Page 35: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

33

tumbuh kembang

Guru PAUD dapat

melakukan tes

tumbuh kembang

anak minimal satu

bulan sekali

4.5 Pembagian Jobdesk Tiap Program Studi

Setiap kegiatan yang diselenggarakan berdasarkan pada skill masing-masing

program studi. Meskipun demikian, seluruh rangkaian kegiatan tetap dilaksanakan dengan

menerapkan prinsip Interprofesional Education (IPE). Berikut ini pembagian jobdesk

untuk setiap program studi :

No Program Studi Kegiatan Penanggung Jawab

1 Ilmu Keperawatan a. Pengukuran tumbuh

kembang

berdasarkan tinggi

badan dan berat

badan

b. PDDM dan

dokumentasi

c. Teknis mengecat

dan perlengkapan

a. Siti Zulaicha

b. Elmy

c. Maulana, Henky

2 Gizi Kesehatan a. Penyuluhan terkait

makanan sehat

untuk balita

b. Pemyuluhan terkait

ASI dan MP-ASI

a. Ayu

b. Glaveria

3 Kebidanan a. Pengukuran tumbuh

kembang

menggunakan

Denver dan

pelatihan kepada bu

guru PAUD

a. Devinda

Page 36: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

34

4 Pendidikan

Dokter

a. Pengukuran tumbuh

kembang

menggunakan

Denver

a. Asaf, Fikri, Ajeng

5 Farmasi a. Teknis mengecat

dan transportasi

a. Joddy

6 Pendidikan

Dokter Gigi

a. Penyuluhan tentang

cara menyikat gigi

yang baik dan benar

b. Pemeriksaan DEF-T

a. Afifah

b. Latifah

4.6 Kemitraan Kegiatan

Kegiatan ini dilakukan bermitra dengan perangkat Desa Pakis Kembar dusun

Tegal Pasangan melalui metode pendekatan personal dengan perangkat desa, bidan desa,

ibu guru PAUD, dan kader posyandu.

BAB V

JADWAL KEGIATAN

Page 37: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

35

Tanggal Kegiatan Target Peserta Indikator

21-01-2015 Memperbaiki cat

permainan di PAUD,

menambah sarana dan

prasaranan PAUD,

menata dan

memperindah keadaan

ruangan PAUD

Permainan outdor

PAUD sudah layak

pakai

Tersedianya atau

menambahnya sarana

prasarana PAUD

Suasana kelas PAUD

menjadi baru dan

kondusif untuk tempat

belajar balita

27-01-2015 Memberikan edukasi

tentang pentingnya

tumbuh kembang ,

pemilihan makanan atau

jajanan sehat, asi

eksklusif, mp-asi dan

memberikan praktik

cara perwatan gigin

yang baik dan benar.

Melakukan tes tumbuh

kembang anak.

Seluruh balita yang

sekolah di PAUD,

Seluruh ibu balita

PAUD

Seluruh ibu guru PAUD

Semua balita PAUD

datang dengan ibunya

dan mengikuti kegiatan

sampai selesai

Dapat menjawab dan

mengulang materi yang

diberikan

Dapat melakukan gosok

gigi dengan benar yang

telah dipraktekkan

bersama

Semua ibu guru, ibu

balita dapat mengetahui

cara tes tumbuh

kembang dan semua

balita dapat diperiksa

tumbuh kembangnya.

BAB VI

HASIL, PEMBAHASAN, DAN EVALUASI

No Kegiatan Indikator Hasil Cara Mengukur

Page 38: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

S (Strength)Bu guru PAUD turut membantu dan memberikan masukan untuk APE dan warna cat PAUD

Para warga sekitar turut membantu mengecat PAUD

W (Weakness)Akses listrik minimal sehingga alat elektronik seperti vacum cleaner tidak dapat digunakan

O (Opportunity)Balita sangat antusias mengetahui ada permainan baru di PAUD-nya, dan berkomentar, “Sekolahe apik (sekolahnya bagus)”

Bu guru sangat tertarik dengan perbaikan di PAUDnya

T (Threat)Cuaca yang hujan menghambat proses mengecat dan pengeringan cat di permainan outdoor

36

Keberhasilan Pencapaian Indikator

1 Mengoptimalkan dan

penyediaan sarana

prasarana Alat

Permainan Edukatif

(APE) di PAUD

Jumlah APE

yang diberikan

masih utuh dan

digunakan

untuk bermain

anak balita pada

hari setelah

diberikannya

edukasi.

Jumlah APE

yang diberikan

masih utuh pada

hari setelah

edukasi

Observasi dan

menghitung alat

permainan yang

ada saat balita

datang ke PAUD

di hari selanjutnya

Observasi dan

menghitung sarana

yang digunakan

2 Edukasi tentang

pentingnya tumbuh

kembang dan cara

memberikan stimulus

tumbuh kembang pada

balita

80% ibu dapat

menjawab

pertanyaan

dengan benar

80% ibu dapat

menjawab

pertanyaan

dengan benar

ketika ditanya

oleh mahasiswa

Memberikan

pertanyaan atau

post test yang bisa

menjawab

diberikan

doorprice

3 Edukasi kesehatan balita

yang meliputi pemberian:

Pengetahuan tentang

memilih makanan

80% ibu balita

dan ibu guru

dapat menjawab

pertanyaan

80% ibu dapat

menjawab

pertanyaan

dengan benar

Pertanyaan dengan

diberi hadiah atau

dengan

menggunakan post

Page 39: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

S (Strength)Penyuluh komunikatif dalam menyampaikan materi, media yang dibuat menarik

Alat untuk penyuluhan kesehatan gigi sangat menarik

W (Weakness)Tidak dapat memberikan pretest dan posttest secara tertulis, hanya lisan saja

Balita rewel sehingga ada yang tidak demo sikat gigi

O (Opportunity)Ibu-ibu antusias dalam mendengarkan penyuluhan, ketersediaan sound system (mic) sehingga suara penyuluh dapat terdengar dengan jelas.

Balita sangat antusias mengikuti demo sikat gigi karena ada boneka

T (Threat)Ruangannya cukup sempit sehingga peserta duduk berjubel

Tidak ada wastafel untuk sikat gigi sehingga demo sikat gigi outdoor

37

(jajanan) yang benar,

Pengetahuan tentang

pentingnya menjaga

kesehatan gigi dan cara

menggosok gigi yang

benar Pengetahuan

tentang ASI eksklusif

MP-ASI dan atau PMT

dengan benar

80% balita

dapat

menirukan

menggosok gigi

dengan benar

ketika ditanya

oleh

mahasiswa

90% balita

dapat

melakukan

sikat gigi yang

baik dan benar

test

Praktek

menggosok gigi

bersama sama

4 Mengadakan tes tumbuh

kembang balita

50% balita

dapat dilakukan

tes tumbuh

kembang

Ibu guru dapat

memahami

prosedur

pemeriksaan tes

tumbuh

kembang

65% balita

(dari total 38

siswa) dapat

dilakukan tes

tumbuh

kembang

Ibu guru

antusias

terhadap

pemeriksaan

tes tumbuh

Jumlah kartu

denver sesuai

dengan jumlah

murid di PAUD

Survey di PAUD

setelah kegiatan

ini berlangsung

Page 40: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

S (Strength)Bu guru PAUD turut membantu mengarahkan balita untuk melakukan tes tumbuh kembang

Para ibu-ibu turut membantu menemani anaknya melakukan tes tumbuh kembang

W (Weakness)Pemeriksaan tumbuh kembang menggunakan Denver membutuhkan waktu yang cukup lama

O (Opportunity)Bu guru tertarik dan sangat antusias untuk dapat melakukan tes tumbuh kembang sehingga diindikasikan tes pemeriksaan rutin tiap bulan dapat dilakukan

T (Threat)Waktu yang sedikit dan anak mulai rewel karena antri dan ingin segera bermain

38

Guru PAUD

dapat

melakukan tes

tumbuh

kembang anak

minimal satu

bulan sekali

kembang

Mahasiswa

telah

memberikan

buku tes

tumbuh

kembang

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

1. Dari hasil evaluasi didapatkan 90% ibu guru, walimurid dan anak anak dapat

memahami hal-hal yang berkaitan dengan cara gosok gigi yang baik dan benar,

memilih makanan, cara menstimulus tumbuh kembang dan pentingnya ASI dan

MPASI

2. Dari 38 siswa di PAUD anyelir dsn tegal pasangan desa pakis kembar, terdapat 33

siswa yang datang dengan orang tuanya, 21 anak berhasil dilakukan tes tumbuh

kembang dengan hasil 10 siswa (normal), 5 orang (Suspect), 6 orang (Unstable). 24

anak berhasil dilakukan pemeriksaan gigi, berat badan dan tinggi badan. Dimana hasil

Page 41: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

39

pemeriksaan gigi dapat disimpulkan bahwa hampir semua balita di dsn tegal pasangan

mengalami gigi berlubang,dan hanya ada satu anak yang mempunyai gigi hilang.

Pada pemeriksaan berat badan, tinggi badan, didapatkan hasil yang cukup memuaskan

dimana berat badan dan tinggi badan anak sudah memenuhi kriteria standart pada

masa balita.

3. Program pembinaan PKNM ini bermanfaat bagi balita, ibu, dan ibu guru di PAUD

Anyelir Merdeka.

4. Program pembinaan PKNM ini dapat meningkatkan motivasi ibu dan ibu guru untuk

memperhatikan tumbuh kembang anak dan kebersihan PAUD.

5. Pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik.

7.2 Saran

1. Dibutuhkan monitoring dan follow up secara rutin untuk memantau pelaksanaan tes

tumbuh kembang oleh ibu PAUD disetiap bulan.

2. Perlu dilakukan aktivitas lain seperti pemeriksaan gigi, pembangungan sarana sanitasi

yang baik di PAUD, dan evaluasi yang berkelanjutan supaya intervensi yang

bdiberikan dapat berjalan terus-menerus dan berkesinambungan.

3. Perlu diberikan alat peraga gosok gigi agar anak-anak lebih mengerti mengenai cara

gosok gigi yang baik dan benar

BAB VIII

REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA

8.1 Pemasukan:

Kas kelompok 175.000 x 14 Rp 2.450.000,00

8.2 Pengeluaran:

INTERVENSI 1

Pohon Rp 160.000,00 Wallpaper Rp 112.000,00 Makan Rp 150.000,00 Poster Rp 5.000,00 Presiden Rp 55.000,00

Page 42: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

40

Buku cerita Rp 123.000,00 Perlengkapan cat Rp 297.000,00 Isolasi Rp 24.000 ,00

TOTAL Rp 926.000,00

INTERVENSI 2

PENGELUARAN 24 Januari 2015

Brownies Amanda Yayasan dan Bidan Rp 96.000,00 Hadiah permainan Rp 215.000,00 Sikat gigi Rp 79.200,00 Dorprise Rp 84.000,00 Cetak poster Rp 152.000 ,00

TOTAL Rp 626.200,00

PENGELUARAN 25 Januari 2015

Brownis citra Bu Lurah Rp 28.000,00 Vandel DP Rp 50.000,00 Kado Rp 17.500,00 Jilid Rp 180.000 ,00

TOTAL Rp 275.500,00

PENGELUARAN 26 Januari 2015

Print spanduk dan struktur Rp 136.000,00 Vandel Rp 90.000,00 Aqua 3 dus Rp 68.000,00 DP konsumsi Rp 100.000,00 Ular tangga Rp 20.000,00 LCD Rp 50.000,00 Ganti kertas Asaf dan Ria Rp 25.000,00 Pasta Gigi Rp 13.500,00 Konsumsi Rp 198.000 ,00

TOTAL Rp 700.500,00

TOTAL PENGELUARAN

INTERVENSI 1 Rp 926.000,00

INTERVENSI 2 : Rp 626.200,00

Page 43: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

41

Rp 275.500,00

Rp 700.500 ,00

TOTAL PENGELUARAN INTERVENSI 1 DAN 2 Rp 2.528.200,00

DAFTAR PUSTAKA

Behrman,R.E.dkk. 2000. Ilmu Kesehatan anak Nelson. Volume 1 . diterjemahkan oleh

A.Samik Wahab,Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan RI. (2007). Pedoman Pemberian Makanan Bayi dan Anak dalam

Situasi Darurat bagi Petugas Lapangan, Jakarta

Depkes RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta : Depkes RI.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC

George, Pickett & John J. Hanlon.2003. "Kesehatan Masyararat Administrasi dan praktik",

EGC, 9794488054, 9789794488058.

Halawa, Erniwati. (2007). Prediksi Konsentrat Zat Pencemar Udara Menggunakan Metoda

ANFIS.

Hidayat, Aziz Alimul. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan,

Jakarta: Salemba Medika

Pemasukan Rp 2.450.000

Pengeluaran Rp 2.528.200

Page 44: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

42

Kania, Nia. 2010. Upaya Peningkatan Kualitas Tumbuh Kembang Anak. http://pustaka.

unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/upaya_peningkatan_tumbuh_

kembang_anak.pdf

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak.

http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2011/01/Buku-Kader-

Seri-Kesehatan-Anak.pdf

Narendra, et al. (2008). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Jakarta: Sagung Seto

Nursalam, et al. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan Bidan,

Jakarta: Salemba Medika

Nursalam, et al. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan Bidan,

Jakarta: Salemba Medika

Soetjiningsih, 2002. Tumbuh Kembang Anak, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Soekirman.,2000. Ilmu Gizi dan Aplikasina Untuk Keluarga dan Masyarakat , Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasiona. Jakarta.

Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Bumi Aksara, Jakarta.

Suprihatin, Guhardja. 1993. BPK Gunung Mulia, PT, Institut Pertanian Bogor. Pusat Antar

Universitas Pangan dan Gizi, "Pengembangan sumber daya keluarga: bahan

pengajaran", BPK Gunung Mulia, , 9794150142, 9789794150146.

Wong, et al. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik ed.6 volume1, Jakarta: EGC

Lampiran I

HASIL PEMERIKSAAN TB, BB, GIGI, DAN TUMBUH KEMBANG PAUD PKK ANYELIR MERDEKA 27 JANUARI 2015

KELOMPOK PKNM 27 FKUB

NO NAMA LENGKAP ANAK

HASIL PEMERIKSAAN

BB TB

GIGI

TUKEMDecay

(gigi

berlubang)

Exofiliation

(gigi

hilang)

Filling

(gigi

ditambal)

1 CITRA HILYA AS-SYAFA13 102,7 8 - -

NORMAL

2 ACHMAD HAFIZH ZULKARNAEN17 111 2 - -

UNSTABLE

Page 45: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

43

3 M.IBNU SYAFA RIZQI13 100,4 1 - -

NORMAL

4 ROIHANA PUJI DANIATI23 106 20 - -

UNSTABLE

5 WIFAQO BELLA VAIROSSA12 88,9 12 - -

NORMAL

6 GEISHA PUTRI13 97,4 2 - -

SUSPECT

7 PUTRI AULIA13 97 5 - -

UNSTABLE

8 AISYAH NURUL FAIZAH16 97,7 11 - -

NORMAL

9 GILANG RAMADAN CONDRO P- - - - -

NORMAL

10 MOCH FAIZ AZZAKY MAULIDANI14 92,4 2 - -

NORMAL

11 M FAJAR KURNIA RAMADANI18 106,5 5 - -

UNSTABLE

12 KENYO LIREN LISTAHAYU11 87,1 4 - -

SUSPECT

13 DEFINA ZAHIRA FAHRANI14 100,4 8 - -

SUSPECT

14 PRISILIA KUSUMA WANDANI14 98,5 5 - -

NORMAL

15 SYAFA 'ATUN NAZWA12 94,1 13 - -

NORMAL

16 YESSY14 101,1 10 - -

SUSPECT

17 AZZA ILFIANA15 100,5 18 2 -

NORMAL

18 DAFA HAFIDZ30 106,2 5 - -

NORMAL

19 REIHAN24 113 12 - -

UNSTABLE

20 FELINDA11 90,5 5 - -

UNSTABLE

Page 46: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

44

21 GALIH PUTRA ARIYANTO15 102,9 4 - -

SUSPECT

22 ARJU NAYLA11 105 1 - - -

23 NAHL ASY SYIFA REIVELI YR13 97,5 0 - - -

24 YOLANDA16 107 5 - - -

25 MOCH OKTA AJI GALANG15 99,2 7 - - -

RUMUS YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGHITUNG DEF-T :

DEF-T rata-rata = Jumlah D + E + F Jumlah orang yang diperiksa

Berdasarkan hasil pemeriksaan indeks karies (gigi berlubang) DEF-T, indeks karies PAUD Anyelir Merdeka adalah 6,958 (SANGAT TINGGI)Kategori DEF-T menurut WHO :0,0 – 1,1 = sangat rendah1,2 – 2,6 = rendah2,7 – 4,4 = sedang4,5 – 6,5 = tinggi6,6 > = sangat tinggi (6,958)

Keterangan Hasil Pemeriksaan Tumbuh Kembang

O = F (Fail / Gagal) Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik. Ibu atau pengasuh

memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukan tugas dengan baik. M = R ( Refusal / Menolak)

Anak menolak untuk melakukan uji coba à faktor sesaat (lelah, menangis, sakit, ngantuk dll).

V = P ( Pass / Lewat )Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik. Ibu atau pengasuh

memberi laporan (L) tepat atau dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukan dengan baik.

No = No OpportunityApabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena

ada hambatan à kasus Retardasi Mental dan Down Syndrome.

Intepretasi Penilaian Tumbuh Kembang

Page 47: Lpj Paud Stimulsi (Repaired)

45

AdvancedApabila anak dapat melaksanakan tugas pada item di sebelah kanan garis

umur. Lulus kurang dari 25% anak yang lebih tua dari usia tersebut. Ok/berhasil

Apabila anak gagal / menolak tugas pada item di sebelah kanan garis umur . Apabila anak lulus, gagal/menolak tugas dimana garis umur berada diantara 25 % – 75 % (warna putih).

CautionApabila anak gagal atau menolak tugas pada item dimana garis umur berada

diantara 75 % – 90 % (warna hijau). Delay

Apabila anak gagal atau menolak tugas pada item yang berada di sebelah kiri garis umur. Delay menjadi perhatian, penolakan pada satu item dapat menjadi alasan delay.

Interpretasi Hasil Test (4 Sektor)

NORMAL : Bila tidak ada delay, Paling banyak satu caution, Lakukan ulangan pemeriksaan berikutnya

SUSPECT : Bila didapatkan 2 atau lebih caution atau bila didapatkan 1 atau lebih delay. Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu à untuk menghilangkan faktor sesaat (takut, sakit, lelah, tidak nyaman dll).

UNSTABLE (TIDAK STABIL): Bila ada skor menolak satu atau lebih item di sebelah kiri garis umur, Bila menolak satu item pada area 75 % – 90 % (warna hijau pada grs usia).